BAB II.doc

38
BAB II LANDASAN TEORI A. Teori yang Relevan 1.Pengertian Belajar dan Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang di emban oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas institusional tersebut, guru menempatkan kedudukan sebagai figur sentral, karena di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Sehubungan dengan tugas tersebut, para guru selaku pendidik hendaknya benar- benar memahami arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya. Karena berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika berada di 12

Transcript of BAB II.doc

BAB II

PAGE 35

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori yang Relevan

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Kegiatan belajar mengajar merupakan fungsi pokok dan usaha yang paling strategis guna mewujudkan tujuan institusional yang di emban oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugas institusional tersebut, guru menempatkan kedudukan sebagai figur sentral, karena di tangan para gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Sehubungan dengan tugas tersebut, para guru selaku pendidik hendaknya benar-benar memahami arti belajar dengan segala aspek, bentuk dan manifestasinya. Karena berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

Banyak orang yang beranggapan bahwasannya belajar adalah mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang terdapat dalam materi yang disampaikan, selain itu ada juga yang memandang belajar sebagai suatu latihan seperti yang sering di lakukan pada latihan membaca dan menulis. Dari persepsi yang dikemukakan di atas, biasanya orang-orang tersebut akan merasa puas ketika mereka telah mampu memperlihatkan keterampilan jasmaniah tertentu walaupun tanpa pengetahuan mengenai arti, hakikat, dan tujuan keterampilan tersebut.

Untuk menghindari ketidaklengkapan anggapan dan persepsi tersebut, maka berikut ini akan diuraikan definisi belajar menurut beberapa ahli:

Selanjutnya Gulu (dalam Taufik, 2008:16) menambahkan bahwa belajar adalah aktivitas manusia di mana semua potensi manusia dikerahkan. Kemudian Subana dan Sunarti dalam bukunya yang berjudul Srategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia menjelaskan belajar berarti suatu proses perubahan tingkah laku pada siswa akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman dan latihan.

Menurut penganut paham Ilmu Jiwa Asosiasi yang lebih jauh lagi: paham Empirisme, yang dipelopori oleh John Locke Inggris dan Herbart Swiss (dalam Abin Syamsuddin Makmun, 2000:159) Menyatakan bahwa:

belajar merupakan perkayaan materi pengetahuan material dan atau perkayaan pola-pola sambutan (responses) perilaku baru (behaviour). Lebih jauh lagi Skinner yang dikutip Barlow (dalam Muhibbin Syah, 2002:90) menyatakan bahwa:

belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progesif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya, bahwa belajar adalah ... a process of progressive behavior adaptation.

Hintzman (dalam Muhibbin Syah, 2002:90) mengemukakan:

learning is a change in organism due to experience which can affect the organisms behavior. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.

Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2002:92) yang dimaksud dengan belajar adalah :tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Tahapan perubahan tingkah laku tersebut dijelaskan secara lebih rinci oleh Abin Syamsuddin Makmun (2000:159) bahwa :perubahan dalam konteks belajar itu dapat bersifat fungsional atau struktural, material dan behavioral, serta keseluruhan pribadi (gestalt atau sekurang-kurangnya multidimensional).Dari beberapa definisi belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan belajar adalah proses perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku atau tingkah laku individu dengan cara mengerahkan semua potensi yang ada untuk melakukan interaksi antara individu dengan lingkungannya dengan cara pengalaman atau pelatihan. Perubahan tersebut merupakan hasil yang didapatkan dari perlakuan secara normal dalam konteks pembelajaran, artinya perubahan tersebut bukan karena diakibatkan oleh kematangan individu, keadaan gila, mabuk, lelah, jenuh dan sebagainya.

Dalam kegiatan belajar, tentunya tidak akan terlepas dari proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dimaksud merupakan tindak lanjut dari kegiatan belajar, dengan kata lain kegiatan belajar dan pembelajaran ini merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, karena pembelajaran yang dimaksud merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya.Oemar Hamalik (2004:57) mengungkapkan bahwa :pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan. Sedangkan Arifin (dalam T. Rahmat, 2003:6) menyatakan: pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut pembelajar yang direncanakan guru untuk dialami pembelajar selama kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan beberapa pernyataan tentang konsep pembelajaran di atas, maka penulis menyimpulkan pembelajaran sebagai suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan oleh guru dengan sebaik-baiknya dengan cara mengkombinasikan unsur-unsur pembelajaran yang ada guna mencapai tujuan pembelajaran.2. Tujuan Pembelajaran

Menurut Peter Kliene dalam Gordon Dryden dan Dr. Jeannette Vos (2002:22):

belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana menyenangkan. Maka, perlu diciptakan suasana dan sistem (kondisi) belajar yang kondusif, disamping faktor lainnya yang akan menentukan hasil belajar siswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor pengajar. Oleh sebab itu mengajar, yang diartikan sebagai sebagai suatu usaha menciptakan system lingkungan, harus memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang fun and enjoy.

Pada masa ini, tampak jelas bahwa pendidikan diarahkan untuk kepentingan politik Negara, yaitu untuk membangun nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa, serta dalam rangka penggalangan kekuatan bangsa. Dalam konteks inilah tujuan pendidikan lebih diarahkan untuk menolak segala pengaruh asing, tidak ada kebebasan berfikir, dan semua diarahkan pada kepentingan politik negara.

Sedangkan Rogers (dalam Theo Riyanto, 2002:5) menyatakan :

sangat menekankan pentingnya relasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Sebab menurut mereka, pendidikan berfaedah besar, apabila dapat menumbuh kembangkan kepribadian manusia.

Berkaitan hal-hal di atas, serta mencermati perkembangan dunia sekarang, tujuan pendidikan yang humanistic adalah mengembangkan strategi dan teknologi yang lebih manusiawi dalam rangka menciptakan ketahanan dan keterampilan manusia guna menghadapi kehidupan yang secara terus-menerus berubah. Oleh sebab itu, pembelajaran harus mampu menjawab kebutuhan peserta didik, untuk merencanakan tujuan hidup, bagaimana memilih nilai-nilai, bagaimana membangun identitas diri, bagaimana membentuk ketangguhan diri, dan bagaimana mengupayakan relasi dan komunikasi pribadi yang efektif dengan sesama dan lingkungannya.

Maka penulis menyimpulkan bahwa secara umum ada tiga tujuan pembelajaran, yaitu:

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

b. Untuk menanamkan konsep dan pengetahuan

c. Untuk membentuk sikap atau kepribadian.

Dalam pembentukan sikap mental, perilaku, dan pribadi siswa, seorang guru perlu bijaksana dan berhati-hati dalam pendekatannya. Sangat dibutuhkan kecakapan guru untuk memberikan, mengarahkan, serta memelihara motivasi siswa. Pembentukan sikap dan perilaku siswa tidak lepas dari persoalan penanaman nilai-nilai (transfer of values). Dengan dilandasi nilai-nilai positif itu, diharapkan akan tumbuh kesadaran dan kemauan dari siswa untuk mengoptimalkan segala sesuatu yang telah dipelajarinya.B. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiyah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara khusus, menurut R. Angkowo dan A. Kosasih (2007:10)

pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Jadi secara umum media adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan.

Sedangkan menurut Arief S Sadiman (2006:7) bahwa:

media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan-pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Berdasarkan beberapa pernyataan tentang pengertian media pembelajaran di atas, maka penulis menyimpulkan apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.1. Ciri-Ciri Media Pembelajaran

Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad (2006:12) mengungkapkan:

tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media di gunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya.Ketiga ciri-ciri Media Pembelajaran yaitu:

a. Ciri Fiksatif

b. Ciri Manipulatif

c. Ciri Distributif

Secara lebih jelasnya dapat penulis uraikan sebagai berikut:

1) Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

2) Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut.3) Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau suatu kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian itu.

Sedangkan R. Angkowo dan Kosasih (2007:10) mengungkapkan bahwa secara umum ciri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh panca indera.Berdasarkan beberapa pernyataan tentang ciri-ciri media pembelajaran maka penulis menyimpulkan harus mempunyai ciri fiksatif, manipulatif, distributif yang dapat diterima oleh panca indera.2. Jenis-Jenis Media PembelajaranAda beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pengajaran menurut Harjanto (2005:237) dalam buku perencanaan pengajaran:

a. Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster, kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis sering juga media dua dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

b. Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, Mock up, diorama, dan lain-lain

c. Media Proyeksi seperti slide, filmstrip, penggunaan OHP, dan lain-lain.

d. Penggunaan lingkungan sebagai media pandidikan.Menurut Heinich, Molenda, dan Russel dalam R. Angkowa dan A. kosasih (2007:12) jenis media yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain: media non proyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.

C. Kegunaan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar

1. Fungsi Media Pembelajaran.

Menurut Arief S Sadiman (2006:17) secara umum media mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik

d. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulumdan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri

Secara lebih jelasnya dapat penulis uraikan sebagai berikut:a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

1) objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model.

2) objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.

3) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high speed photography.

4) kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.

5) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat di sajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.

6) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

c. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk :

1) menimbulkan gairah belajar

2) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan

3) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya

d. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa di tambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus di atasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat di atasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam :

1) memberikan perangsang yang sama

2) mempersamakan pengalaman

3) menimbulkan persepsi yang sama

Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. AECT (Association for Education and Communicatian Technology) dalam Harsoyo (2002) memaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memaknai media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut Briggs berpendapat bahwa media harus didukung sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar, yang mendefinisikan media sebagai wahana fisik yang mengandung materi instruksional. Wilbur Schramm mencermati pemanfaatan media sebagai suatu teknik untuk menyampaikan pesan, di mana ia mendefinisikan media sebagai teknologi pembawa informasi/pesan instruksional. Yusuf hadi Miarso memandang media secara luas/makro dalam sistem pendidikan sehingga mendefinisikan media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar pada diri peserta didikHarsoyo (2002) menyatakan bahwa: banyak orang membedakan pengertian media dan alat peraga. Namun tidak sedikit yang menggunakan kedua istilah itu secara bergantian untuk menunjuk alat atau benda yang sama (interchangeable). Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelajaran saja; dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan pembelajaran dan ada semacam pembagian tanggungjawab antara guru di satu sisi dan sumber lain (media) di sisi lain. Pembahasan pada pelatihan ini istilah media dan alat peraga digunakan untuk menyebut sumber atau hal atau benda yang sama dan tidak dibedakan secara substansial.

. Hal ini berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk:

1. memotivasi belajar peserta didik2. memperjelas informasi/pesan pengajaran3. memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting

4. memberi variasi pengajaran

5. memperjelas struktur pengajaran.Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu :

1. Memperjelas, memudahkan dan membuat menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah bila dibantu dengan sarana visual, di mana 11% dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83% lewat indera penglihatan. Di samping itu dikemukakan bahwa kita hanya dapat mengingat 20% dari apa yang kita dengar, namun dapat mengingat 50% dari apa yang dilihat dan didengar.2. Kemampuan media sebagai alat bantu kegiatan pembelajaran

Dalam pembelajaran, media memiliki banyak fungsi/ kegunaan, antara lain untuk mengatasi berbagai hambatan proses komunikasi, sikap pasif siswa dalam belajar, dan mengatasi keterbatasan fisik kelas. Kegunaan media dalam mengatasi hambatan proses komunikasi antara lain untuk mengatasi verbalisme (ketergantungan untuk menggunakan kata-kata lisan dalam memberikan penjelasan), artinya dengan kata-kata lisan yang mungkin abstrak dapat digambarkan dan dibantu dengan penggunaan media sehingga verbalisme dapat diminimalkan atau bahkan ditiadakan, seperti pepatah yang mengatakan a picture worth a thousand words (satu gambar senilai dengan seribu kata) .Berkaitan dengan keterbatasan fisik kelas, media memiliki kegunaan untuk memperkecil objek yang terlalu besar (dapat dibantu dengan mikroproyektor, gambar, atau film), menyederhanakan objek yang terlalu rumit (dapat dibantu dengan diagram, bagan), dan menggambarkan objek yang terlalu luas, misalnya gempa bumi, atau iklim (dapat dibantu dengan media film, gambar).Dalam mengatasi sikap pasif siswa, media pembelajaran juga memiliki berbagai kegunaan, antara lain menimbulkan kegairahan belajar, memfokuskan/ menarik perhatian, memungkinkan atau setidaknya mendekatkan interaksi langsung dengan lingkungan nyata, memberikan perangsang yang sama untuk mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Sumber belajar tersebut dapat berupa pesan, bahan, alat, orang, teknik dan lingkungan. Proses belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal seperti sikap, pandangan hidup, perasaan senang dan tidak senang, kebiasaan dan pengalaman pada diri peserta didik. Bila peserta didik apatis, tidak senang, atau menganggap buang waktu maka sulit untuk mengalami proses belajar.

Faktor eksternal merupakan rangsangan dari luar diri peserta didik melalui indera yang dimilikinya, terutama pendengaran dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai faktor eksternal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar. Contohnya, (a) menghadirkan obyek langka: koleksi mata uang kuno, (b) konsep yang abstrak menjadi konkrit: pasar, bursa, (c) mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak: siaran radio atau televisi pendidikan, (d) menyajikan ulangan informasi secara benar dan taat asas tanpa pernah jemu: buku teks, modul, program video atau film pendidikan,. (e) memberikan suasana belajar yang santai, menarik, dan mengurangi formalitas.

Hal ini tidaklah berlebihan karena sebuah durian monthong atau gambarnya akan lebih menjelaskan barangnya (atau pengertiannya) daripada definisi atau penjelasan dengan seribu kata kepada orang yang belum pernah mengenalnya. Salah satu dari sarana visual yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar tersebut adalah OHT atau overhead transparency. Sarana visual seperti OHT ini bila digarap dengan baik dan benar. Di samping dapat mempermudah pemahaman konsep dan daya serap belajar siswa, juga membantu pengajar untuk menyajikan materi secara terarah, bersistem dan menarik sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Inilah manfaat yang harus dioptimalkan dalam pembuatan rancangan media seperti OHT ini.2. Jenis-jenis mediaSecara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi pembelajaran, media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Memperhatikan begitu banyak media yang dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran, beberapa ahli mencoba mengidentifikasi dan membuat klasifikasi media. Sebagai contoh, Schramm mengklasifikasikan media menjadi dua jenis, yaitu media sederhana (papan tulis, gambar, poster, peta) dan media canggih (radio. film, televisi, komputer). Lain lagi dengan Bretz yang mengklasifikasikan media berdasarkan tiga unsur, yaitu suara, bentuk, dan gerak. Bretz diantaranya menggolongkan media ke dalam kelompok media cetak, media audio, media visual diam, media visual gerak, media audiovisual diam, dan media audiovisual gerak. Selain itu Tosti dan Bell juga menyusun pengelompokan menjadi enam kelompok media penyaji, yaitu a) kelompok kesatu : grafis, bahan cetak, dan bahan cetak, dan gambar diam, b) kelompok kedua : media proyeksi diam, c) kelompok ketiga : media audio, d) kelompok keempat : media gambar hidup/ film, e) kelompok kelima : media televise, f) kelompok keenam : multimedia.Penggunaan media dalam proses pembelajaran cukup penting. Hal ini dapat membantu para siswa dalam mengembangkan imajinasi dan daya pikir serta kreatifitasnya. Informasi yang disampaikan guru akan diterima langsung oleh siswa langsung oleh siswa melalui sel saraf dan dibawa ke otak. Dari situlah siswa mulai bergerak dengan cara menanyakan sesuatu yang dipahami, sehingga proses komunikasi dalam pembelajaran mulai efektif.

Media pendidikan merupakan alat bantu yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara siswa dengan guru. Adapun yang termasuk ke dalam media pendidikan yaitu gambar-gambar, diagram yang berhubungan dengan pembelajaran IPA. Guru sebagai tenaga pendidik hendaknya mampu memilih media yang tepat dalam proses pengajaran. Pengatahuan dan pemahaman yang cukup dalam memilih media, yang sesuai materi pelajaran akan menciptakan komunikasi yang seimbang antara siswa dengan guru. Media sebagai alat bantu dalam mengajar, peranannya cukup penting apabila guru memanfaatkannya dalam proses pembelajaran. Akan timbul berbagai pertanyaan mengenai manfaat media. Yaitu media apa yang dimanfaatkan oleh guru?, kapan, dimana dan bagaimana media itu dimanfaatkan?.Untuk mencapai tujuan pembelajaran tidak mesti menggunakan media yang mahal, tetapai bagaimana guru itu pandai memanfaatkan media yang sederhana dan sudah tersedia di sekolah. Media yang kita kenal dewasa ini sudah banyak macamnya, mulai dari jenis, daya liput dan bahan serta cara pembuatannya. Sehubungan dengan klasifikasi media, Asnawir dan Usman (2002: 29) membagi jenis media pengajaran kepada:1. Media asli dan tiruan;2. Media bentuk papan;3. Media bagan dan grafis;4. Media proyeksi;5. Media dengar (audio)6. Media cetak atau printed materialsDari beberapa pendapat di atas, secara garis besar terbagi menjadi 3 bagian, yaitu media audio, media visual dan media audio visual. D. Macam-macam Media PendidikanBagian ini akan menguraikan mengenai mecam-macam media yang umumnya didengar dan dilihat oleh masyarakat. Media-media tersebut meliputi:1. Media Audio

Media audio merupakan alat bantu yang digunakan dengan hanya bisa mendengar saja. Media ini membantu para siswa agar dapat berfikir dengan baik, menumbuhkan daya ingat serta mempertajam pendengaran.Dalam proses pembelajaran, media tersebut diajarkan ke siswa berupa pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. Sehingga proses pembelajaran dapat terprogram dengan baik. Media ini merupakan bentuk pembelajaran yang murah dan terjangkau. Materi yang disapaikan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Audio dapat memberikan pesan yang menarik dan memotivasi siswa.Di samping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk:a. Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar;

b. Mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi;

c. Menjadikan modal yang akan ditirukan oleh siswa

d. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai pokok bahasan. Azhar Arsyad (2005: 149).

Untuk lebih dapat memotivasi siswa, seyogyanya dibuat program yang lebih menarik dari segi bahasa. Program audio menjadi lebih indah karena dapat menimbulkan daya fantasi pada para siswa. Program ini akan lebih efektif apabila bunyi dan suaranya dapat merangsang para siswa untuk dapat menggunakan daya imajinasinya. Sehingga ia dapat memvisualkan pesan-pesan yang kitam sampaikan. Jenis media audio dapat dikelompokkan antara lain radio, alat perekam pita magnetik dan laboratorium kelas.2. Media Gambar atau Grafis

Media ini digunakan dalam proses pembelajaran hanya melibatkan indra penglihatan. Melalui media ini seseorang akan tahu yang sebenarnya. Misalnya siswa tahu akan kucing, setelah diberi gambar maka akan tahu bahwa kucing memiliki empat mata, ekornya panjang serta hewan yang lucu.Dalam proses pembelajaran media ini sangat dibutuhkan oleh para siswa, keberadaannya akan membantu mempercepat proses pemahaman dan memperkuat ingatan. Sehingga tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan materi pelajaran, seperti yang dikatakan Azhar Arsyad (2005: 91) bahwa visual dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Menurut Sadiman (2003: 28) secara khusus grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghias fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Media gambar mempunyai jenis yang bermacam-macam, diantaranya:a. BaganBagan adalah suatu media pengajaran yang penyajiannya secara diagramatik dengan menggunakan lambang-lambang visual, untuk mendapatkan sejumlah informasi yang menunjukkan perkembangan ide, objek, lembaga, orang, keluarga ditinjau dari sudut waktu dan ruang (Asnawir dan Usman, 2002: 33).b. Grafik

Grafik merupakan gambar sederhana yang penggunaanya mengandung sejumlah ide, objek, simbol dan keterangan-keterangan serta memiliki fungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, sesuai dengan objek yang diamati.

c. DiagramDiagram merupakan susunan garis-garis yang saling berhubungan. Berfungsi untuk memperjelas hubungan yang ada antar komponen yang terkait atau sifat-sifat proses yang ada didalamnya. d. PosterPoster merupakan gabungan antar gambar dan tulisan untuk menarik masyarakat agar berminat terhadap poster tersebut. Pesan yang disampaikan melalui gambar dan tulisan hendaknya dibuat dekoratif dan kalimat yang menarik serta singkat dan jelas.e. Karikatur dan KartunKarikatur dan kartun merupakan garis yang dicoret dengan spontan yang menekankan kepada hal-hal yang dianggap penting, bedanya dengan poster dan karikatur terletak pada karikatur kadang-kadang lebih menggigit dan kritis. Asnawir dan Usman (2002: 47)Terdapat media gambar lain yaitu media gambar dua dimensi. Media ini menyajikan rangsangan-rangsangan visual dan penggunaanya memerlukan aliran listrik. Perbedaan yang jelas di antara keduanya yaitu bila pada media visual dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi. Pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran, terlebih dahulu (Sadiman, 2003: 56). Adapun jenis dari media visual dua dimensi antara lain:a. Transparan OHP, Media ini alat untuk memproyeksikan obyek menggunakan bahan transparan. Alat ini dirancang sedemikian rupa sehngga dalam memproyeksikan dapat melewati atas kepala. Sebagai sarana pembelajaran, OHP memiliki kelebihan dan kekurangan, diantaranya:

1) Kelebihan

Dapat menyajikan proeses dalam urutan sistematis;

Hanya memerlukan peralatan proyeksi yang sederhana;

Program penyajian dapat dikontrol oleh pemakai;

Persipan cepat dan mudah, tidak memerlukan ruangan yang gelap;

Memungkinkan pencatatan selama penyajian;

Sangat sesuai untuk kelompok belajar yang relatif besar;

Dapat dipakai berbagai teknik penyajian.2) Kelemahannya Memerlukan keterampilan dan peralatan khusus untuk teknik penyajian yang istimewa; Susunan urutan mudah kacau;b. Bingkai FilmBingkai film adalah media komunikasi yang menggunakan satu seri gambar diam dalam film positif yang disajikan dengan memproyeksikan satu persatu secara berurutan dengan pesan-pesan audio melalui rekaman pada pita suatu ataukaset.

Kelebihan dari alat, yaitu: Hanya memerlukan pemotretan dengan kamera 35 mm; Pengembangan mounting cukup diserahkan ke laboratorium;

Mudah direvisi dan di update; Mudah disimpan dan diatur kembali untuk keperluan lain; Dapat digabungkan dengan rekaman narasi untuk meningkatkan efektivitas.

Kelemahan alat, yaitu: Memerlukan keterampilan fotografi; Memerlukan peralatan khusus untuk pengambilan close-up dan meng-kopi;Media visual dua dimensi selain tersebut di atas, terdapat jenis lainnya yaitu bingkai film rangkai. Proyektor opaque, atchitoscope, microprojection dengan microfilm. Penggunaan alat bantu visual dalam proses pembelajaran akan memperkenalkan, memperkaya, membentuk serta memperjelas makna-makna yang tidak dipahami siswa, mengembangkan sikap keingintahuan serta mendorong kegiatan siswa lebih lanjut.Seorang yang telah belajar dengan media gambar memiliki modalitas yaitu mengakases citra visual yang diciptakan maupun diingat. Warna, hubungan, ruang, potret mental dan gambar menonjol dalam modalitas ini. Seorang yang berkarakter visual mempunyai ciri, yaitu:2. Teratur; memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan.

3. Mengingat dengan gambar; lebih suka membaca daripada membacakan.4. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dengan menangkap detail, mengingat apa yang dilihat. (Bobbi de Potter, 2004: 85).E. Gambar sebagai Media PembelajaranPenggunaan gambar sebagai media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting, yakni memiliki kemampuan dalam menciptakan minat belajar para siswa serta membantu siswa dalam mempermudah mengingat materi pelajaran yang dipelajarinya.Menurut Caine dan Caine (dalamDePorter,dkk, 2000:21),Perasaan dan sikap siswa akan berpengaruh sangat kuat terhadap proses belajarnya, (2000:22),tanpa keterlibatan emosi, kegiatan saraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. Sedangkan seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia menyukai apa yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat di dalamnya, dalam DePorter, dkk, 2000:23).

Jadi gambar merupakan media alternatif yang tepat untuk pembelajaran, karena keterlibatan emosi pembacanya akan sangat mempengaruhi memori dan daya ingat akan materi pelajaran yang di dapat, hal tersebut adalah ungkapan dari seorang ilmuan saraf terkemuka, DePorter, dkk, 2000:23). Apalagi pada saat usia sekolah kebanyakan siswa masih memiliki gaya belajar visual yang lebih cenderung mengaktifkan ingatannya melalui gambar yang ditangkap oleh mata (DePorter dan Hernacki, dalam Ali, 2003:25).

Dampak positif dari gambar juga adalah kemampuan menyediakan asosiasi yang diperlukan otak untuk memicu daya ingat yang timbul karena adanya gambar-gambar pada gambar tersebut. DePorter, Reardon, dan Nourie menjelaskan,

sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika anda menggunakan alat peraga atau media dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan. Bukan hanya mengawali proses belajar dengan cara merangsang modalitas visual, alat peraga atau media juga secara harfiah menyalakan jalur saraf seperti kembang api di malam lebaran. Beribu-ribu asosiasi tiba-tiba dimunculkan ke dalam kesadaran. Kaitan ini menyediakan konteks yang kaya untuk pembelajaran yang baru (DePorter, dkk, 2000:67).

, dalam DePorter, dkk, 2000:186) yang menjelaskan bahwa:

membuat asosiasi adalah alat bantu yang luar biasa, hanya di batasi imajinasi. Penelitian tentang otak menunjukan bahwa mengaitkan informasi dengan persepsi inderawi yang kuat akan jauh lebih mudah diingat. Dengan melebih-lebihkan citra indera, dapat menghasilkan cara mengingat yang tak mudah terlupakan. Bahkan emosi yang kuat dapat membantu kita mengingat informasi dengan mudah.

Dari hal-hal tersebut di atas, maka terbesit pemikiran bahwa begitu menyenangkan dan begitu mudah bila suatu mata pelajaran disajikan kedalam bentuk gambar. Memang pendapat ini barangkali tidak akan diterima begitu saja oleh beberapa pihak, akan tetapi apabila kita memahami tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan informasi/pesan, maka gambar menjadi alternatif media yang sangat efektif. Dengan bentuknya yang berupa gambar, kondisi pembelajaran akan begitu menyenangkan sehingga mudah dimengerti dan dipahami. Sebut saja gambar karya-karya Art Huffman, Bilal, Moebius, dan Jodorovskiyang begitu terkenal di kalangan masyarakat Perancis bahkan diakui oleh masyarakat gambar dunia. Dan masih banyak lagi sekolah atau perguruan tinggi di negara-negara maju seperti Amerika dan Jepang yang sudah menggunakan gambar sebagai buku referensi pelajaran.

Dengan media pembelajaran berupa gambar, maka biologi yang sebelumnya dianggap pelajaran yang tidak menarik dan membosankan kini menjadi sebuah pelajaran yang begitu menyenangkan. Sehingga kesan yang sebelumnya negatif berubah menjadi kesan positif bahwasanya, biologi adalah pelajaran yang sangat menyenangkan.

Dengan demikian sebuah konsep yang mendasari penggunaan media gambar biologi dalam penelitian ini adalah:

1. Media p gambar biologi dapat melatih keterbacaan visual siswa.

2. Media gambar biologi dapat meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran.

3. Media gambar biologi menjadi pilihan karena melihat adanya kecenderungan banyak siswa lebih menyenangi bacaan media hiburan seperti gambar dibandingkan dengan menggunakan waktu mereka untuk belajar atsu mengerjakan tugas rumah.

4. Media gambar biologi melatih siswa untuk dapat belajar secara mandiri.

5. Media gambar biologi dapat digunakan sebagai sarana menghibur sekaligus mendidik.

6. Media gambar biologi dapat melatih kreatifitas dan imajinasi siswa dalam berfikir.

7. Media gambar biologi menjadikan siswa berpandangan positif terhadap Mata Pelajaran Biologi.

12PAGE