BAB II.doc

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah salah satu program dari Departemen Kesehatan di Indonesia untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehatdi seluruh bidang kesehatan di semua bidang kehidupan agar terwujudnya pribadi dan lingkungan yang sehat demi mencapai derajat kesehatan optimal dan kesejahteraan bangsa sesuai yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 (bad and good habit, nur farida). 2.2. Epidemiologi PHBS di Sekolah Dalam blog resmi Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengadakan survey cepat mengenai perilaku siswa menerapkan kebiasaan PHBS di sekolah. Siswa – siswa tersebut merupakan cakupan dari anak Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan kebiasaan mencuci tangan, menggunakan jamban sekolah, kebiasaan jajan sehat di kantin sekolah, mengikuti kegiatan olahraga dan aktifitas fisik, pemberantasan jentik nyamuk, kebiasaan merokok, menimbang berat badan dan tinggi badan serta membuang sampah pada tempatnya. Hasil survei tersebut yaitu Kebiasaan mencuci tangan, Hampir seluruh responden menyatakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. (SD = 98%, SMP = 100%,SMU = 99%) ,sebagian besar responden juga menyatakan selalu mencuci tangan

Transcript of BAB II.doc

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Definisi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah salah satu program dari Departemen Kesehatan di Indonesia untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehatdi seluruh bidang kesehatan di semua bidang kehidupan agar terwujudnya pribadi dan lingkungan yang sehat demi mencapai derajat kesehatan optimal dan kesejahteraan bangsa sesuai yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 (bad and good habit, nur farida). 2.2. Epidemiologi PHBS di SekolahDalam blog resmi Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali mengadakan survey cepat mengenai perilaku siswa menerapkan kebiasaan PHBS di sekolah. Siswa siswa tersebut merupakan cakupan dari anak Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan kebiasaan mencuci tangan, menggunakan jamban sekolah, kebiasaan jajan sehat di kantin sekolah, mengikuti kegiatan olahraga dan aktifitas fisik, pemberantasan jentik nyamuk, kebiasaan merokok, menimbang berat badan dan tinggi badan serta membuang sampah pada tempatnya. Hasil survei tersebut yaitu Kebiasaan mencuci tangan, Hampir seluruh responden menyatakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. (SD = 98%, SMP = 100%,SMU = 99%) ,sebagian besar responden juga menyatakan selalu mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air kecil (SD = 89%, SMP = 90%,SMU = 84%), demikian juga dengan pernyataan responden tentang mencuci tangan setelah memegang hewan peliharaan (SD = 90%, SMP = 93%,SMU = 85%) dan selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun (SD = 94%, SMP = 98%,SMU = 95%). Menggunakan jamban di sekolah, hampir seluruh responden selalu menggunakan jamban sekolah untuk buang air kecil maupun buang air besar (SD = 90%, SMP = 98%, SMU = 98%).Jajan di warung/ kantin sekolah, sebagian siswa menyatakan hampir setiap hari/ selalu jajan di kantin sekolah(SD = 62%, SMP = 78%, SMU = 65%), jajan di warung/ kantin sekolah 2 4 kali seminggu (SD = 36%, SMP = 20%, SMU = 31%) dan sisanya yang menyatakan tidak pernah jajan di warung/kantin sekolah (SD = 2%,SMP = 2%, SMU = 5%). Mengikuti kegiatan olahraga dan aktifitas fisik, sebagian besar siswa melaksanakan kegiatan olahraga dan aktifitas fisik 1 -3 kali/minggu (SD = 70,5%, SMP = 73%, SMU = 72%). Siswa yang melakukan olahraga dan aktifitas fisik > 3 kali seminggu untuk siswa SD = 24.5%, SMP = 23% dan siswa SMU = 23%. Pemberantasan Jentik Nyamuk, sebagian besar siswa SD (73%), SMP (63%)menyatakan melakukan upaya pemberantasan jentik nyamuk minimal seminggu sekali. Kebalikan dengan 61% siswa SMU yang menyakan tidak pernah melakukan upaya pemberantasan jentik nyamuk. Sedangkan siswa SD yang menyatakan tidak pernah melakukan pemberantasan jentik nyamuk sebesar 11% dan untuk siswa SMP sebesar 32%. Kebiasaan Merokok, merokok pada anak sekolah ternyata masih merupakan masalah yang harus diwaspadai. Hal ini dapat dilihat dari jumlah murid SMP yang menyatakan merokok < 1 bungkus sehari sebanyak 6 orang (0,78%), siswa SMU yang menyatakan merokok < 1 bungkus sehari sebanyak 68 orang (8%)dan siswa SMU yang menyatakan merokok > 1 bungkus sehari sebanyak 12 orang (1%) dari seluruh responden siswa SMU. Menimbang Berat Badan dan Tinggi Badan, sebagian besar siswa SD (75%) menyatakan menimbang berat badan dan tinggi badan secara teratur setiap bulan dan sebanyak 10% menyatakan tidak pernah menimbang berat badan dan tinggi badan. Pada siswa SMP, sebagian siswa (49%) menyatakan menimbang berat badan secara teraturdan 17 % menyatakan tidak pernah menimbang berat badan dan tinggi badan. Sedangkan siswa SMU yang selalu menimbang berat badan dan tinggi badan secara teratur setiap bulannya hanya sebesar 34%, yang tidak pernah menimbang berat badan dan tinggi badan sebesar 24%. Membuang Sampah Pada Tempatnya, Sebagian besar siswa SD (98%),SMP (99%) dan SMU (97%) menyatakan telah membuang sampah pada tempatnya. Hanya sebagian kecil saja siswa yang menyatakan tidak membuang sampah pada tempatnya(SD = 2%, SMP = 1%, SMU = 3%). (blog Dinkes).

PHBS merupakan kegiatan yang sangat penting dilakukan oleh seseorang sebagai upaya menjadi sehat baik jasmani, rohani, mental. Beberapa penelitian telah dilakukan mengenai PHBS terutama PHBS pada sekolah dasar.

Pada penelitian yang dilakukan Zul Salasa Akbar Lubis, Didapatkan rata rata hasil sebelum menerima ceramah dan diskusi mengenai PHBS siswa SD pada SDN 065014 yaitu pengetahuannya sebesar 17,5 sedangkan sikapnya 11,63 setelah melakukan ceramah dan diskusi mengenai PHBS mendapatkan peningkatan yang baik yaitu pada pengetahuan 22,47 sedangkan sikap sebesar 14,00.

Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novia Luthviatin dkk, presentase siswa yang memiliki perilaku hidup bersih dan sehat, sebagian besar dari siswa yang memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu sebesar 33,33%. Hal ini berbeda dengan siswa yang memiliki tingkat pengetahuan yang rendah atau sebesar 0%.2.3. Sasaran PHBSAda 5 tatanan PHBS yaitu Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan dan Tempat Tempat Umum. Tatanan adalah tempat dimana sekumpulan orang hidup, bekerja, bermain, berinteraksi dan lain-lain.

2.3.1.Rumah TanggaSasaran tatanan PHBS di Rumah tangga dibagi menjadi 3 yaitu sasaran primer adalah anggota rumah yang memiliki masalah kesehatan terutama ibu, bayi, dan balita. Sasaran Sekunder adalah KK, orang tua, mertua, kader, Toma/toga, LSM, Petugas kesehatan. Sasaran Tersier yaitu Ketua RT/RW dan Kepala Desa.

2.3.2.SekolahSasaran pada tatanan di Sekolah yaitu pada sasaran primer adalah siswa dan mahasiwa. Sasaran sekunder adalah guru, karyawan, BP, Organisasi siswa/mahasiswa. Sasaran Tersier adalah kepala sekolah dan pemilik sekolah

2.3.3.Tempat KerjaSasaran pada tatanan di tempat kerja yaitu pada sasaran primer adalah karyawan, manager, serikat kerja. Sasaran sekunder adalah karyawan, manager/ pengelola. Sasaran Tersier adalah direktur, pemilik/pemimpin perusahaan

2.3.4.Sarana / Institusi Kesehatan Sasaran pada tatanan di saran kesehatan yaitu pada sasaran primer adalah Pasien, pengantar, keluarga pasien. Sasaran Tersier adalah pemimpin/direktur, Ka. Daerah, Bappeda, DPRD

2.3.5.Tempat UmumSasaran pada tatanan di tempat umum yaitu pada sasaran primer adalah pengunjung, pengguna jasa, masyarakat. Sasaran sekunder adalah petugas kesehatan. Sasaran Tersier adalah kepala daerah dan direksi2.4. PHBS di Sekolah

Salah satu tatanan PHBS yaitu PHBS di sekolah. Munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak sekolah pada umur 6 10 tahun yang berkaitan dengan PHBS di sekolah. PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah, sehingga mandiri, mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (pengaruh penyuluhan, yoni hermawan).Indikator PHBS di sekolah meliputi cuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun, mengkonsumsi jajanan sehat kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, olahraga yang teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok disekolah, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan, membuang sampah pada tempatnya. (pesan kesehatan).

Sasaran dalam PHBS di sekolah adalah siswa, mahasiswa, guru, karyawan, BP, Organisasi siswa/ mahasiswa dan kepala sekolah. Program yang diprioritaskan yaitu kesehatan lingkungan, gaya hidup, gizi, dan JPKM. Dalam sekolah telah dilaksanakannya suatu kegiatan yang mencakup program program tersebut yaitu Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) UKS merupakan Usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan serta perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh dan terpadu. Dalam UU Nomer 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, ditegaskan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalan lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan setinggi tingginya sehingga diharapkan dapat menjadi sumberdaya yang berkualitas. (suplemen)2.5. Masalah Kesehatan yang Dipengaruhi Oleh PHBSPada anak usia sekolah terutama anak pada jenjang sekolah dasar (SD) merupakan jenjang yang sangat rentan mengalami suatu penyakit. Hal tersebut dikarenakan pada usia menginjak 6 -11 tahun merupakan anak dalam fase pertumbuhan dan perkembangan dengan aktifitas yang sangat aktif. Apalagi selama 5-6 hari anak SD yang berangkat menuju sekolah melalui lalu lintas dengan polusi. Sekolah merupakan lingkungan paling banyak mudah menjadi sarana perpindahan penyakit karena dalam sekolah anak mengalami saling kontak dengan anak anak yang lainnya, alat alat sekolah yang digunakan bersamaan dengan tingkat kebersihan yang tidak dapat diketahui jaminan kebersihannya. Sehingga anak anak SD sangat mudah terserang penyakit. Beberapa penyakit yang dapat dipengaruhi oleh perilaku hidup bersih dan sehat yang buruk. Penyakit tersebut seperti diare dan cacingan.

2.5.1 Diare

Diare merupakan penyakit ke 13 yang menyebabkan kematian. Diare ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar lebih dari 3x sehari (pesan). Prevalensi Diare Klinis adalah 9,0% (rentang : 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi NAD (18,9% dan terendah di DI Yogyakarta (4,2%). Beberapa mempunyai diare klinis >9% (NAD, Sumatra Barat, Riau, Jawa barat, Riau, Jawa Tengah, Banten, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Selasa Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat, dan Papua. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 prevalensi diare menurut pekerjaan, angka kejadian diare disekolah 7,6%.

2.5.2 Cacingan

Indonesia merupakan salah satu daerah endemis untuk cacing cenis STH, terutama pada anak sekolahan dan didapatkan prevalensinya adalah 60%-90%. Pada penelitian Marleta, Harijani dan Marwoto di beberapa wilayah menunjukkan prevalensi yang tertinggi pada anak SD yaitu 90-100% karena pengaruh hygine.