BAB II vana Fvfef

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hak Asasi Manusia (HAM) 1.1 Pengertian HAM Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Sifat HAM adalah universal, artinya berlaku untuk semua manusia tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, dan bangsa (etnis). HAM harus ditegakkan demi menjamin martabat manusia seutuhnya di seluruh dunia. Hal itu tercermin dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada segi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut. a. HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang berasal dari kebutuhan- kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia. (David Beetham dan Kevin Boyle) 6

description

dgeg

Transcript of BAB II vana Fvfef

Page 1: BAB II vana Fvfef

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hak Asasi Manusia (HAM)

1.1 Pengertian HAM

Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat

hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung

tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi

kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Sifat HAM adalah universal, artinya berlaku untuk semua manusia tanpa

membeda-bedakan suku, ras, agama, dan bangsa (etnis). HAM harus ditegakkan

demi menjamin martabat manusia seutuhnya di seluruh dunia. Hal itu tercermin

dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.

Ada berbagai versi definisi mengenai HAM. Setiap definisi menekankan pada

segi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut.

a. HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual

yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.

(David Beetham dan Kevin Boyle)

b. HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan

manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh

negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

perlindungan harkat dan martabat manusia. (Pasal 1 butir 1 UU No. 39

tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan Pasal 1 butir 1 UU No. 26

tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia)

c. HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia.

Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun

miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja

dilanggar, tetapi tidak pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak

6

Page 2: BAB II vana Fvfef

hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi

manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak negara

di dunia. (C. de Rover)

d. HAM adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas

dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah. (Austin-

Ranney)

e. HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala masa

dan di segala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia.

(A.J.M. Milne)

f. HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan

kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang

berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia

memilikinya karena ia manusia. (Franz Magnis- Suseno)

1.2 Ciri khusus hak asasi manusia

Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hak-

hak yang lain. Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut.

Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan

atau diserahkan.

Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak,

apakah hak sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.

Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia

yang sudah ada sejak lahir.

Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa

memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya.

Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang

mendasar.

Selain memiliki hak asasi, tiap manusia juga memiliki kewajiban lain yakni

kewajiban asasi. Kewajiban asasi manusia ialah dengan menghormati, menjamin,

dan melindungi hak asasi manusia lainnya. Hak untuk hidup, kebebasan, dan

7

Page 3: BAB II vana Fvfef

kebahagiaan manusia dapat terjamin dan terlindungi, apabila ia sendiri menjamin

dan melindungi hak hidup, kebebasan dan kebahagiaan orang lain.

Jika hal tersebut tidak mampu terwujud, maka secara perlahan atau cepat akan

terjadi pelanggaran HAM. Dengan itu, secara sederhana bahwa Pelanggaran Hak

Asasi Manusia itu merupakan pelanggaran terhadap kewajiban asasi yang

dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang kepada orang lain.

Secara yuridis, dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang dimaksud dengan

pelanggaran hak asasi manusiaadalah :

‘Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik

disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum

mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia

seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak

mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum

yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.”

Dan dengan demikian, maka Pelanggaran HAM adalah tindakan pelanggaran

kemanusiaan baik dilakukan oleh inividu maupun institusi negara atau institusi

lainnya terhadap hak asasi manusia.

B. Pancasila

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila merupakan

rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam

pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masing-masing sila

tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan. Hal ini sesuai

dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti bahwa kelima

sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang bertingkat-

tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam rangkaian

susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Adapun Butir-Butir

Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

8

Page 4: BAB II vana Fvfef

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama anatra

pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa 

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah

yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha

Esa.

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah

yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha

Esa.

Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan

ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing masing

Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa kepada orang lain.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap

manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan,

jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

9

Page 5: BAB II vana Fvfef

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

Berani membela kebenaran dan keadilan.

Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan

bangsa lain.

3. Persatuan Indonesia

Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan

keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila

diperlukan.

Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air

Indonesia.

Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/Perwakilan

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia

mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.

Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk

kepentingan bersama.

Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

kekeluargaan.

Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai

sebagai hasil musyawarah.

10

Page 6: BAB II vana Fvfef

Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan

hasil keputusan musyawarah.

Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas

kepentingan pribadi dan golongan.

Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani

yang luhur.

Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral

kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat

manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan

kesatuan demi kepentingan bersama.

Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk

melaksanakan pemusyawaratan.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan

suasana kekeluargaan dan  kegotongroyongan.

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Menghormati hak orang lain.

Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan

terhadap orang lain

Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan

gaya hidup mewah.

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan

kepentingan umum.

Suka bekerja keras.

Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan

dan kesejahteraan bersama.

Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan

berkeadilan sosial.

11

Page 7: BAB II vana Fvfef

C. Pembunuhan Anak Sendiri (Infanticide)

3.1. Definisi dan Batasan Pengertian Pembunuhan Anak Sendiri

Pembunuhan anak sendiri (infanticide) yaitu pembunuhan yang dilakukan

oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak lama kemudian

karena takut ketahuan telah melahirkan anak. Dengan demikian berdasarkan

pengertian di atas, persyaratan yang harus dipenuhi dalam kasus pembunuhan

anak (infanticide) yaitu:

1. Pelaku adalah ibu kandung

2. Korban adalah anak kandung

3. Alasan melakukan tindakan tersebut yaitu takut ketahuan telah

melahirkan anak

4. Waktu pembunuhan yaitu tepat pada waktu melahirkan atau beberapa

saat setelah melahirkan.

Untuk itu dengan adanya batasan yang tegas tersebut maka suatu

pembunuhan yang tidak memenuhi salah satu kriteria di atas tidak dapat disebut

sebagai pembunuhan anak (infanticide), malainkan suatu pembunuhan biasa

(Apuranto, H. dan Hoediyanto, 2007).

3.2. Dasar Hukum Menyangkut Pembunuhan Anak Sendiri

Dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri tercantum di dalam bab

kejahatan terhadap nyawa orang. Adapun bunyi pasalnya yaitu:

Pasal 341. Seorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak

pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas

nyawa anaknya, diancam karena membunuh anak sendiri dengan pidana penjara

paling lama tujuh tahun.

Pasal 342. Seorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan

karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak, pada saat anak

dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anak sendiri dengan

rencana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.

12

Page 8: BAB II vana Fvfef

Pasal 343. Bagi orang lain yang turut serta melakukan kejahatan yang

diterangkan dalam pasal 342 KUHP diartikan sebagai pembunuhan atau

pembunuhan berencana.

Berdasarkan undang-undang tersebut kita dapat melihat adanya tiga faktor

penting yaitu:

Ibu yaitu hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan

pembunuhan anak sendiri. Tidak dipersoalkan apakah ibu telah menikah

atau tidak, sedangkan bagi orang lain yang melakukan atau turut

membunuh anak tersebut dihukum karena pembunuhan atau pembunuhan

berencana, dengan hukuman yang lebih berat yaitu 15 tahun penjara (pasal

338 pembunuhan tanpa rencana), atau 20 tahun, seumur hidup/hukuman

mati ( pasal 339 dan 340, pembunuhan dengan rencana).

Waktu yaitu dalam undang-undang tidak disebutkan batasan waktu

yang tepat, tetapi hanya dinyatakan “ pada saat dilahirkan atau tidak lama

kemudian “. Sehingga boleh dianggap pada saat belum timbul rasa kasih

sayang seorang ibu terhadap anaknya. Bila rasa kasih sayang sudah timbul

maka ibu tersebut akan merawat dan bukan membunuh anaknya.

Psikis yaitu ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa

ketakutan akan diketahui orang lain telah melahirkan anak itu, biasanya

anak yang dilahirkan tersebut didapatkan dari hubungan tidak sah.

Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya, misalnya

tempat sampah, got, sungai dan sebagainya, maka bayi tersebut mungkin adalah

korban pembunuhan anak sendiri (pasal 341, 342) pembunuhan (pasal 338, 339,

340, 343), lahir mati kemudian dibuang (pasal 181) atau bayi yang ditelantarkan

sampai mati (pasal 308) (Budiyanto et al.,1997).

D. Hubungan HAM dengan Infanticide

Hak asasi manusia adalah sebagai mana yang kita ketahui bahwa salah

satu dari pengertian ham adalah hak yang melekat pada hakikat keberadaan

manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya

13

Page 9: BAB II vana Fvfef

yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,

pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan

martabat manusia. (Pasal 1 butir 1 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi

Manusia dan Pasal 1 butir 1 UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi

Manusia) selain itu HAM juga merupakan hak-hak yang dimiliki manusia bukan

karena diberikan kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif

yang berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia

memilikinya karena ia manusia. (Franz Magnis- Suseno). Dalam ciri khusus hak

asasi manusia juga disebutkan hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat

manusia yang sudah ada sejak lahir, yang disebut dengan hakiki, selain itu juga

hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku

bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari ide-ide

hak asasi manusia yang mendasar, ini yang disebut sebagai ciri universal.

Selain memiliki hak asasi, tiap manusia juga memiliki kewajiban lain yakni

kewajiban asasi. Kewajiban asasi manusia ialah dengan menghormati, menjamin,

dan melindungi hak asasi manusia lainnya. Hak untuk hidup, kebebasan, dan

kebahagiaan manusia dapat terjamin dan terlindungi, apabila ia sendiri menjamin

dan melindungi hak hidup, kebebasan dan kebahagiaan orang lain.

Infanticide ataupun pembunuhan anak sendiri itu adalah suatu pembunuhan

yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya pada saat lahir atau tidak

lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan anak.

Dari penjelasan tersebut dapat kita simpulkan bahwa hidup atau mati

merupakan hak janin sejak dia berada di dalam kandungan maupun setelah keluar

dari kandungan ibunya, karena janin juga merupakan manusia yang wajib di

hormati, dijamin dan dilindungi hak asasi menusianya. Jika hal tersebut tidak

mampu terwujud, seperti misalnya pada kasus infanticide, maka si ibu telah

melanggaran HAM anaknya unhtuk hidup. Dimana sudah diatur secara yuridis,

dalam Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun

1999 tentang Hak Asasi Manusia dan dalam KUHP, pembunuhan anak sendiri

tercantum di dalam bab kejahatan terhadap nyawa orang Pasal 341-343.

14

Page 10: BAB II vana Fvfef

E. Hubungan Sila ke-2 Pancasila dengan Infanticide

Sila ke-2 Pancasila berbunyi “kemanusiaan yang adil dan beradab” dengan

butir-butir pancasil sebagai berikut:

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan

martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap

manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan,

jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.

Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.

Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.

Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

Berani membela kebenaran dan keadilan.

Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat

manusia.

Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan

bangsa lain.

Dari butir pertama didapatkan bahwa sebagai warga Indonesia kita harus

mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Adapun infanticide itu sendiri

merupakan pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anak kandungnya

pada saat lahir atau tidak lama kemudian karena takut ketahuan telah melahirkan

anak. Dengan melakukan pembunuhan maka berarti kita tidak mengakui dan

memperlakukan bayi atau anak tersebut sesuai dengan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa, setiap makhluknya memiliki hak untuk di akui dan diperlakukan

sebagaimana mestinya.

15

Page 11: BAB II vana Fvfef

Pembunuhan terhadap anak sendiri berarti kita tidak mengakui adanya

persamaan derajad, persamaan hak setiap manusia, tanpa membeda-bedakan

keturunan, jenis kelamin, dan sebagainya.

Dengan melakukan pembunuhan terhadap anak sendiri, ini mencerminkan

bahwa orang tersebut tidak mencintai sesama manusia yang berarti orang tersebut

melanggar butir ketiga dari sila kedua Pancasila.

Butir kelima menyatakan bahwa setiap manusia Indonesia harus

mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Pembunuhan

terhadap anak sendiri mencerminkan sikap yang bertentangan terhadap isi butir

tersebut.

Butir keenam menyatakan bahwa menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan merupakan salah satu kewajiban manusia Indonesia. Dengan ini kita

menjadi saling menghargai satu sama lain. Pembunuhan yang dilakukan oleh ibu

terhadap anaknya yang baru dilahirkan mencerminkan bahwa ibu tersebut tidak

menunjung tinggi niai kemanusiaan.

Hal-hal tersebut di atas mencerminkan adanya pertentangan antara

infanticide dan isi dari sila ke-2 Pancasila dengan adanya pelanggaran dari butir-

butir sila tersebut. Dengan ini maka tidak sepantasnya infanticide terjadi karena

berarti dengan melakukan pembunuhan terhadap anak sendiri maka seorang ibu

tidak memilki jiwa kemanusiaan.

16