BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter...

29
BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORI Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Teori berguna menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau menyoroti masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan, memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis (Effendy, 2004: 224). Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang digunakan adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Televisi sebagai Media Massa, Teori S–O–R, dan Motivasi Diri. II.1.1. KOMUNIKASI Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingn berhubungan dengan manusia yang lain. Oleh karenanya perlu dilakukan komunikasi agar mereka dapat saling berhubungan satu sama lain. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi 9 Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter...

Page 1: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. KERANGKA TEORI

Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam

mengaplikasikan pola berpikirnya dalam menyusun secara sistematis teori-teori

yang mendukung permasalahan penelitian. Menurut Kerlinger, teori adalah

himpunan konstruk (konsep), defenisi, dan proposisi yang mengemukakan

pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel,

untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004: 6). Teori

berguna menjadi titik tolak atau landasan berpikir dalam memecahkan atau

menyoroti masalah. Fungsi teori sendiri adalah untuk menerangkan, meramalkan,

memprediksi, dan menemukan keterpautan fakta-fakta yang ada secara sistematis

(Effendy, 2004: 224).

Untuk memberi kejelasan pada penelitian ini, penulis mengemukakan

beberapa kerangka teori yang berkaitan dengan penelitian. Teori teori yang

digunakan adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Televisi sebagai Media

Massa, Teori S–O–R, dan Motivasi Diri.

II.1.1. KOMUNIKASI

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingn berhubungan dengan

manusia yang lain. Oleh karenanya perlu dilakukan komunikasi agar mereka dapat

saling berhubungan satu sama lain. Banyak pakar menilai bahwa komunikasi

9

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

adalah kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup

bermasyarakat.

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang

artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang

atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico

yang artinya membagi (Cangara, 2000: 18). Maka secara etimologi, komunikasi

berasal dari bahasa latin yakni communis yang berarti “sama”, communico,

communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make

common), atau dalam bahasa inggris communication. Menurut Harold Laswell

cara yang baik dalam menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan berikut: who (siapa), says what (mengatakan apa), in which

channel (dengan saluran apa), to whom (kepada siapa), with what effect (dengan

pengaruh bagaimana) (Mulyana, 2005: 62).

Lain halnya dengan Steven, Ia mengajukan sebuah defenisi yang lebih

luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu orgamisme memberi reaksi

terhadap suatu objek atau stimuli. Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi

Pedesaan Amerika membuat defenisi bahwa komunikasi adalah proses dimana

suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud

untuk mengubah tingkah laku mereka. Oleh karena itu, komunikasi adalah

bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator dapat

menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan (Effendy, 2004: 6).

Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah suatu usaha yang

sistematisuntuk merumuskan secara tegas azas-azas dan atas azas tersebut

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

disampaikan informasi serta dibentuk pendapat dan sikap (Amir Purba, 2006: 29-

30). Maksudnya adalah subjek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian

informasi, melainkan pembentukan pendapat umum dan sikap publik yang dalam

kehidupan sosial dan politik memainkan peranan penting.

A. RUANG LINGKUP KOMUNIKASI

• Bidang Komunikasi

Berdasarkan bidangnya (Amir Purba, 2006: 38), komunikasi meliputi

jenis-jenis sebagai berikut:

1. Komunikasi sosial (social communication)

2. Komunikasi organisasi / manajemen (organization / management

communication)

3. Komunikasi bisnis (business communication)

4. Komunikasi politik (political communication)

5. Komunikasi internasional (international communication)

6. Komunikasi pembangunan (development communication)

7. Komunikasi antar budaya (intercultural communication)

8. Komunikasi tradisional (traditional communication)

9. Komunikasi lingkungan (environmental communication)

• Unsur-Unsur Komunikasi

Dalam proses komunikasi terdapat beberapa unsur-unsur yang mendukung

proses komunikasi. Awal tahun 1960-an David K.Berlo membuat formula

yang dikenal dengan “SMCR” yakni: Source (sumber), Massage (pesan),

Channel (saluran-media), dan Receiver (penerima). De Fleur menambah

lagi unsur efek dan umpan balik (feedback) sebagai pelengkap dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

membangun komunikasi yang sempurna. Perkembangan terakhir adalah

pandangan dari Joseph de Vito, K.Sereno dan Erika Vora yang menilai

faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam

mendukung terjadinya proses komunikasi. Hal ini dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 2.1

Unsur-unsur Komunikasi

Lingkungan

Penjelasan mengenai unsur-unsur dalam proses komunikasi diatas adalah

sebagai berikut:

1. Sumber (suource) adalah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi. Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.

2. Pesan (massage) adalah sesuatu yang disampaikan oleh pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Pesan disampaikan terlebih dahulu melalui proses penyandian (encoding), yaitu suatu proses internal yang ada dalam diri pengirim pesan dimana perasaan

SUMBER PESAN MEDIA PENERIMA

EFEK

UMPAN BALIK

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

dirubah kedalam bentuk sandi/lambang/simbol yang dapat diterima oleh penerima, seperti melalui suara, gerakan maupun tulisan. Pada saat pesan sampai pada diri penerima pesan, sandi/lambang/simbol tersebut akan disandi kembali (decoding) sehingga pesan yang disampaikan memiliki makna bagi penerima.

3. Media atau saluran (channel) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi, panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi seperti, telepon,. surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi.

4. Penerima (receiver) adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima yang bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai, atau masyarakat. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat dari adanya sumber. Tidak ada penerima apabila tidak ada sumber.

5. Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh juga bisa diartikan sebagai perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerima pesan.

6. Umpan balik (feedback). Terdapat beberapa anggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meskipun pesan belum sampai pada penerima. Misalnya adalah gangguan pada saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebelum pesan sampai kepada penerima. Hal ini menjadi umpan balik yang diterima oleh sumber.

7. Lingkungan atau situasi, adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.

- Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak dapat rintangan fisik, misalkan rintangan geografis. Komunikasi seringkali sulit dilakukan karena faktor yang begitu jauh, dimana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.

- Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi, dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial.

- Dimensi atau lingkungan psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain,

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini bisa disebut dimensi interval.

- Dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat untuk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. (Cangara, 2006:23-27).

Setiap unsur komunikasi diatas saling bergantung satu sama lainnya.

Tanpa ada salah satu unsur, akan mempengaruhi jalannya komunikasi secara

keseluruhan.

• Sifat Komunikasi

Ditinjau dari sifatnya (Amir Purba, 2006: 36), komunikasi diklasifikasikan

sebagai berikut:

1. Komunikasi verbal (verbal communication)

a. Komunikasi lisan (oral communication)

b. Komunikasi tulisan (written communication)

2. Komunikasi non verbal (non verbal communication)

a. Komunikasi kial (gestural/body communication)

b. Komunikasi gambar (pictorial communication)

3. Komunikasi tatap muka (face to face communication)

4. Komunikasi bermedia (mediated communication)

• Tatanan Komunikasi

Bentuk atau tatanan komunikasi dapat ditinjau dari jumlah komunikannya

(Effendy, 2003:53), yaitu:

1. Komunikasi Pribadi (personal communication)

2. Komunikasi Kelompok (group communication)

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

3. Komunikasi Massa (mass communication)

4. Komunikasi Media (media communication)

• Tujuan Komunikasi

Ada empat tujuan seseorang melakukan komunikasi (Effendy, 2003: 55),

yaitu:

1. Untuk mengubah sikap (to change attitude)

2. Untuk mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

3. Untuk mengubah perilaku (to change the behaviour)

4. Untuk mengubah masyarakat (to change the society)

• Fungsi Komunikasi

Adapun fungsi dari komunikasi (Amir Purba, 2006:37), yaitu:

1. Menyiarkan informasi (to inform)

2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Membujuk (to prosuade)

• Metode Komunikasi

Metode komunikasi (Effendy, 2003:56) meliputi kegiatan-kegiatan yang

terorganisasi sebagai berikut:

1. Jurnalisme/jurnalistik (journalism)

a. Jurnalisme cetak (printed journalism), yaitu surat kabar, majalah,

dan lainnya.

b. Jurnalisme elektronik (electronic journalism), yaitu radio dan

televisi.

2. Hubungan masyarakat (public relation)

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

3. Periklanan (advertising)

4. Propaganda

5. Perang urat syaraf (psychological warfare)

6. Perpustakaan (library)

7. Lain-lain

Komunikasi merupakan suatu proses yang berawal dari seorang komunikator

yang menyampaikan pesan kepada seorang komunikan melalui media atau saluran

dan menimbulkan efek tertentu.

• Efek Komunikasi

Efek komunikasi adalah tanggapan, respon, atau reaksi dari komunikan

ketika mereka menerima pesan dari komunikator. Jadi efek adalah akibat

dari proses komunikasi (Effendy, 1989:16).

Efek dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1. Efek Kognitif (Cognitive Effect)

Terjadi apabila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau

dipersepsikan oleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi

pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi, misalnya

terjadi peningkatan pengetahuan, kemampuan, intelektual yang

semakin baik, wawasan yang semakin luas, meningkatnya kemampuan

menganalisis atau melakukan evaluasi dan sebagainya.

2. Efek Afektif (Affective Effect)

Timbul apabila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau

dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap atau

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

nilai. Dengan kata lain efek dikatagorikan sebagai efek afektif jika

menyangkut perasaan seseorang sesuai dengan ajakan atas himbauan

dalam pesan yang diterima misalnya jika sebelumnya seseorang

memiliki sikap tertutup (overt) dan prejudice interpersonal terhadap

orang lain yang berasal dari luar system sosialnya berubah menjadi

seseorang yang lebih terbuka dan berfikir positif dan tidak menaruh

curiga setelah berkomunikasi dengan orang lain misalnya opinion

leader-nya.

3. Efek Konatif/Behavioral (Conative Behavioral Effect)

Efek ini merujuk pada prilaku nyata yang dapat diamati meliputi pola-

pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan prilaku sebagai dampak atau

pengaruh dari sebuah proses komunikasi yang ditandai adanya

perubahan atau bertambahnya keterampilan yang dimiliki seseorang

misalnya kemampuan verbal seseorang seperti meningkatnya

keterampilan berbahasa inggris, dan sebagainya.

Efek komunikasi yang timbul pada diri komunikan belum tentu sama pada

setiap orang. Efek komunikasi yang timbul pada diri komunikan biasanya

dipengaruhi oleh kerangka referensi (Frame of Reference) dan kerangka

pengalaman (Frame of Experience).

II.1.2. KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa dapat didefenisikan sebagai proses komunikasi yang

berlangsung dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada

khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara, 2000: 36). Komunikasi massa (mass

communication) bisa juga diartikan komunikasi yang menggunakan media massa,

baik cetak (surat kabar, majalah, tabloid) maupun elektronik (radio, televisi) yang

dikelolah suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada

sejumlah besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim dan hetrogen.

Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara tepat, serentak dan selintas,

khususnya media elektronik (Mulyana, 2005: 75).

A. CIRI-CIRI KOMUNIKASI MASSA

Dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lain, komunikasi

massa memiliki ciri tersendiri, yakni :

a. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa bukan satu orang tetapi kumpulan

orang. Artinya, gabungan antar berbagai macam unsur dan bekerja satu

sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini

menyerupai sistem.

b. Komunikan Bersifat Heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam.

Artinya, khalayaknya beragam dari segi pendidikan, umur, jenis kelamin,

status sosial ekonomi, jabatan, maupun agama atau kepercayaan.

c. Pesannya bersifat umum

Pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau

satu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu pesan yang

dikemukakan tidak boleh bersifat khusus.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

d. Komunikasinya berlangsung satu arah

Komunikasi hanya berlangsung satu arah, yakni dari media massa ke

komunikasn dan tidak terjadi sebaliknya. Komunikan tidak bisa langsung

memberikan respons atau umpan balik (feedback) kepada komunikatornya,

kalaupun bisa sifatnya tertunda (delayed feedback). Hal ini sangat berbeda

ketika kita melakukan komunikasi tatap muka.

e. Komunikasi Massa menimbulkan Keserempakan

Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran

pesan-pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media

massa tersebut hampir bersamaan.

f. Mengandalkan Peralatan Teknis

Dalam hal ini peralatan teknis bersifat mutlak atau harus dikarenakan

tanpa adanya peralatan teknis dalam hal ini komunikasi massa akan sulit

terjadi. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar (televisi, radio,

dll), SCJJ (surat kabar), jaringan internet, dll.

g. Dikontrol oleh Gatekeeper

Gatekeeper atau sering disebut penjaga gawang/ penapis informasi adalah

orang yang berperan penting dalam mengemas sebuah pesan atau

informasi yang disebarkan menjadi lebih mudah dipahami. Begitu pula

tentang baik dan buruknya dampak pesan yang disebarkan tergantung pada

peran gatekeeping dalam menapis informasi. Gatekeeper yang dimaksud

antara lain reporter, editor, kameramen, sutradara, lembaga sensor, dan

semua yang terjun dalam pengemasan informasi pada sebuah media massa

(Nurudin, 2007: 19).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

Dalam Cangara (2000: 37), Sifat penyebaran pesan media massa

berlangsung cepat, serempak dan luas, dapat menguasai jarak dan waktu, serta

tahan lama bila didokumentasikan. Meskipun biaya produksi cukup mahal dan

memerlukan tenaga kerja relatif banyak untuk mengelolahnya

Membahas komunikasi tidak terlepas dari media massa sebagai media

utama dalam proses komunikasi itu sendiri. Salah satu media dalam komunikasi

massa adalah televisi.

B. PROSES KOMUNIKASI MASSA

Proses komunikasi dapat dipahami dengan menjawab pertanyaan sebagai

berikut: Siapa (Who), Berkata Apa (Says What), Melalui Saluran Apa (In Which

Channel), Kepada Siapa (To Whom), dan Dengan Efek Apa (With What Effect?).

Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang dikenal dengan formula Laswell

ini, meskipun sedeerhana telah membantu mengorganisasikan dan memberikan

struktur pada kajian komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen

dalam proses komunikasi massa, Laswell menggunakan formula ini untuk

membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Adapun penerapan formula

Laswell dalam komunikasi massa pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.2

Proses Komunikasi Massa Laswell

Siapa

Komunikator

Berkata

Apa

Pesan

Melalui

Saluran

Apa

Media

Kepada

Siapa

Penerima

Dengan

Efek

Apa

Efek

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

C. FUNGSI KOMUNIKASI MASSA

Fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut (Bungin, 2009: 79-81) :

a. Fungsi Pengawasan

Media massa merupakan sebuah medium dimana dapat digunakan

untuk pengawasan terhadap aktivitas masyarakat pada umumnya.

Fungsi pengawasan ini berupa peringatan dan kontrol sosial maupun

kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan

untuk aktifitas preventif mencegah terjadinya hal-hal yang tidak di

inginkan.

b. Fungsi Social Learning

Fungsi utama dalam komunikasi massa melalui media massa adalah

melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat.

Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan

kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

Komunikasi massa dimaksudkan agar proses pencerahan itu

berlangsung efektif dan efisien dan menyebar secara bersamaan di

masyarakat luas.

c. Fungsi Penyampaian Informasi

Komunikasi massa yang mengandalkan media massa, memiliki fungsi

utama, yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada

masyarakat luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari

institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan

singkat.

d. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa sebagaimana sifat-sifat budaya massa, maka yang

terpenting adalah komunikai massa menjadi proses transformasi

budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen

komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa. Fungsi

ini lebih kepada tugasnya yang besar sebagai bagian dari budaya

global.

e. Fungsi Hiburan

Fungsi lain dari komunikasi massa adalah hiburan. Hal ini dikarenakan

komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi hiburan

pada media massa merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

II.1.3. MEDIA MASSA TELEVISI

Saat ini, televisi telah mendominasi disela kegiatan setiap orang. Sebuah

penelitian yang dilakukan pada masyarakat dibenua Amerika ditemukan hampir

setiap orang dibenua tersebut menghabiskan waktunya antara 6-7 jam per minggu

didepan televisi terlebih lagi pada saat musim dingin. Di indonesia sendiri,

penggunaan televisi dikalangan anak-anak meningkat saat hari libur bisa melebihi

8 jam per hari.

Teknologi televisi tumbuh pesat pada akhir 1940. Sebelumnya,

perkembangan teknologi televisi tersebut sempat terhenti akibat Perang Dunia II.

Televisi begitu menarik perhatian masyarakat tanpa mengenal usia, pekerjaan, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

pendidikan. Hal ini karena televisi memiliki beberapa kelebihan terutama

penyatuan audio dan visual, dengan tampilan penuh warna. Penonton bebas

menentukan saluran yang mereka senangi. Selain itu, televisi mampu mengatasi

jarak dan waktu. Dengan kata lain, televisi mendekatkan dunia yang jauh kedepan

mata tanpa harus membuang waktu dan uang untuk mengunjungi tempat-tempat

tersebut.

Di indonesia sendiri munculnya stasiun televisi untuk pertama kali tahun

1962, dengan nama Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang merupakan stasiun

televisi milik pemerintah dengan siaran perdana adalah siaran langsung Upacara

pembukaan Asian Games di Stadion Glora Bung Karno yang saat itu Indonesia

menjadi tuan rumah untuk Asian Games IV. Sejak saat itu mulai bermunculan

stasiun-stasiun televisi swasta nasional baru dengan berbagai program hiburannya

yang saat ini banyak disaksikan oleh masyarakat Indonesia.

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 2004: 192).

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih

kompleks dan melibatkan banyak orang. Televisi di Indonesia, umumnya lebih

banyak memberikan informasi berbentuk hiburan terhadap khalayak. Selain

memiliki kelebihan ternyata televisi juga memiliki kekurangan, diantaranya yakni:

biaya produksi yang mahal, pesan yang disampaikan hanya selintas dan tidak

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

dapat disimpan oleh khalayak, dan juga tidak dapat melakukan kritik sosial dan

pengawasan sosial secara langsung seperti media cetak.

Menurut Prof.DR.R. Mar’at, acara televisi umumnya mempengaruhi sikap,

pandangan, persepsi dan perasaan menonton sebab salah saru pengaruh psikologis

dari televisi seakan-akan menghipnotis penonton sehingga terhanyut dalam sajian-

sajian yang ditampilkan televisi (Effendi, 2004 : 122).

Program-program yang disajikan televisi juga beraneka ragam mulai dari

berita, infotaiment, talkshow, entertainment, dan masih banyak lagi. Sehingga

audience leluasa memilih program acara yang mereka sukai. Acara Golden Ways

yang ditayangkan di Metro TV termasuk kedalam program entertainment. Yaitu

tayangan softnews yang berisikan informasi dan hiburan.

II.1.4. MOTIVASI DIRI

Manusia bertindak dikarenakan adanya dorongan untuk memenuhi

sesuatu. Atau dengan kata lain diperlukan motivasi agar manusia dapat melakukan

sesuatu sesuai keinginannya. Banyak istilah yang digunakan dalam psikologi

untuk menyebutkan istilah motivasi, ada yang menggunakan istilah motif,

kebutuhan (need), desakan (usage), keinginan (wish), dan dorongan (drive)

(Rismawaty, 2008: 49).

Istilah motivasi berasal dari kata motif, untuk itu sebelum mengacu pada

pengertian motivasi, terlebih dahulu kita menelaah pengidentifikasian kata motif

dan kata motivasi. Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas tertentu, demi mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian,

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha

mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhannya (Hamzah, 2006: 3).

Secara etimologis, istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin,

yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Diserap dalam bahasa inggris

menjadi motivation berarti pemberian motif, penimbulan motif atau hal yang

menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Selanjutnya

Winardi (2002) mengemukakan, motivasi seseorang tergantung kepada kekuatan

motifnya. Motivasi yang rendah akan mengalihkan perhatian, sedangkan motivasi

yang tinggi akan membatasi fleksibilitas.

Menurut David C. Mc Cleland (1976), hakekat motivasi merupakan daya

dorong yang mempengaruhi setiap orang. Daya dorong itu bisa datang dari dalam

maupun dari luar diri seseorang. Di samping itu ada sebagian orang terdorong

untuk melakukan pekerjaan karena faktor kebutuhan, baik kebutuhan yang

disadari maupun yang tidak disadari, baik kebutuhan fisik maupun non fisik. Oleh

sebab itu motivasi dapat dikatakan faktor pendorong yang akan mempengaruhi

manusia untuk bertindak sesuai dengan keinginannya yang akan dituju. Faktor

pendorong tersebut bisa datang dari dalam (faktor intrinsik) maupun dari luar

(faktor ekstrinsik) diri manusia itu sendiri.

(http://katamotivasicinta.blogspot.com/2010/01/motivasi-diri-definisi-dan

arti.html)

Terbentuknya motivasi berasal dari dua jenis, yaitu berasal dari diri sendiri

(interinsik) dan juga berasal dari lingkungan (ekstrinsik). Motivasi interinsik

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

adalah motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa ada faktor luar yang

mempengaruhi. Motivasi ini lebih menekankan nilai dari kegiatan itu sendiri dari

pada penghargaan dari luar. Motivasi interinsik masih dibagi lagi menjadi dua

yaitu, determinasi diri dan pilihan personal. Determinasi disini maksudnya adalah

kita melakukan sesuatu karena kita mau melakukannya bukan karena paksaan atau

imbalan. Sedangkan pilihan personal adalah kita melakukan sesuatu karena kita

merasakan perasaan bahagia dan menyenangkan, kita merasakan kepuasan

tersendiri ketika selesai melakukan sesuatu. Motivasi yang muncul dari dalam diri

misalnya, kita melakukan suatu pekerjaan karena kita ingin mengembangkan diri

dalam bidang pekerjaan tersebut bukan karena faktor luar seperti hukuman dan

imbalan. Berbeda dengan motivasi ekterinsik yaitu motivasi yang muncul karena

dorongan dari luar baik itu berupa hal yang positif seperti imbalan, reward,

hadiah, penghargaan dan lain-lain maupun hal yang negatif seperti, hukuman,

paksaan dll. Contohnya kita bekerja karena gaji yang akan kita dapatkan setiap

bulannya. Motivasi yang paling kuat adalah motivasi yang berasal dari dalam diri

seseorang, sebab kita dengan sadar ingin melakukan sesuatu bukan karena

imbalan, pujian, hukuman dan lain-lain tetapi karena kita memang

menginginkannya. (http://www.psikologizone.com/cara-membangkitkan-motivasi-

diri/065111012)

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang didorong oleh sesuatu kekuatan dari dalam diri orang tersebut; kekuatan pendorong inilah yang disebut motivasi. Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya.

Para psikologi menyetujui bahwa motivasi dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

a. Motivasi fisiologi, yang merupakan motivasi ilmiah (biologi), seperti rasa lapar, haus, dan seks.

b. Motivasi psikologi, dapat dikelompokkan dalam tiga kategori dasar yaitu : - Motivasi kasih sayang (affectional motivation); untuk menciptakan dan

memelihara kehangatan, keharmonisan dan kepuasan batinlah (emosional) dalam berhubungan dengan orang lain.

- Motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation); motivasi untuk melindungi kepribadian, menghindari luka fisik dan psikologis, menghindari untuk tidak ditertawakan dan kehilangan muka, mempertahankan prestise dan mendapatkan kebanggaaan diri.

- Motivasi memperkuat diri (ego-bolstering motivation); motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi, menaikkan prestasi dan mendapatkan pengakuan orang lain, memuaskan diri dengan penguasanya terhadap orang lain. (Rismawaty, 2008: 49-50)

Berbicara tentang motivasi tidak terlepas dari tokoh Abraham Maslow,

seorang tokoh psikologi yang mengembangkan sebuah teori motivasi manusia

yang sangat terkenal pada tahun 1943. Dimana teorinya menjelaskan hirarki

kebutuhan (hierarchy of needs) yang menunjukkan ada lima tingkatan keinginan

dan kebutuhan manusia. Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang

untuk mendapatkan kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan yang

lebih rendah terpenuhi. Hal ini dapat kita lihat pada bagan berikut ini :

Gambar 2.3

Hirarki Kebutuhan Menurut Maslow

Kebutuhan Sosial

Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan Aktualisasi diri

Kebutuhan Keamanan

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

- Kebutuhan fisiologis (physiological needs), yaitu kebutuhan seperti rasa lapar, haus, seks, perumahan, tidur, dsb.

- Kebutuhan keamanan (safety needs), yaitu kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya, ancaman dan pemerasan, dsb.

- Kebutuhan sosial (social needs), yaitu kebutuhan akan rasa cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam suatu kelompok, rasa kekeluargaan, persahabatan dan kasih sayang.

- Kebutuhan penghargaan (esteem needs), yaitu kebutuhan akan status atau kedudukan, kehormatan diri, reputasi, dan prestasi.

- Kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization needs), yaitu kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi diri, pengembangan diri semaksimal mungkin. Kreativitas ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri. (Hamzah, 2006:56)

Dalam hal ini hal-hal yang mencakup motivasi diri adalah :

a. Kognitif, yang merujuk pada pengayaan pengasahan otak agar kita menjadi melek berpikir, melek teknologi yang merupakan substansial dalam kehidupan kita kini dan masa mendatang; dalam hal ini berarti pengembangan pengetahuan.

b. Afektif, merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan berpikir kreatif, motivasi, disiplin, kepercayaan diri, meminimalkan / mengendalikan rasa takut dan khawatir, mengelolah stres, ketangguhan diri, aktualisasi diri, tanggung jawab nilai, norma yang kalau semuanya itu direkatkan pada diri kita maka akan memberi kontribusi yang amat bermakna; dalam hal ini berarti pengembangan keterampilan.

c. Psikomotorik, merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan, keterampilan motorik; dalam hal ini berarti pengembangan kemampuan.

d. Interaktif, merujuk pada pengayaan, pengasahan kemampuan beradaptasi dalam segala situasi, kemampuan berkomunikasi, negosiasi yang amat dituntut dalam kegiatan-kegiatan bisnis serta kegiatan jasa lainnya. (Rismawaty, 2008: 37-38).

Oleh sebab itu dalam penelitian ini akan dibatasi hanya kepada motivasi

diri. Hal ini berdasarkan kepada tayangan Mario Teguh The Golden Ways yang

menyampaikan informasi berupa motivasi kepada audiencenya.

II.1.5. Teori S-O-R

Teori S-O-R ini muncul pada masa Perang Dunia II di Jerman yang saat

itu dipimpin oleh Hietler. Dimana dari hasil pengamatan bahwa kekuatan

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

penguasa dalam melancarkan propaganda, sangat ampuh untuk mendapatkan

dukungan rakyat luas untuk mendukung pemerintah Nazi Jerman dalam

mengobarkan Perang Dunia II. Hal inilah yang menjadi awal munculnya teori

Stimulus – Respons.

Proses berjalannya pesan dari sumber kepada pihak penerima pesan atau

komunikan bersifat linier atau satu arah. Teori ini menggambarkan proses

komunikasi secara sederhana yang melibatkan media massa dan penerima pesan,

yaitu khalayak. Dimana, media massa mengeluarkan stimulus dan khalayak

menanggapinya dengan menunjukkan respons sehingga dinamakan teori S-O-R.

Gambar 2.4

Model Komunikasi S-O-R

Stimulus

Respons

Pada tahun 1930-an dan 1940-an, apa saja yang disajikan media massa

secara langsung dan kuat memberi rangsangan yang berdampak kuat pada diri

audience yang dianggap mempunyai ciri khusus yang seragam dan dimotivasi

oleh faktor biologis dan lingkungan serta mmiliki sedikit control. Artinya, pesan

yang jelas dan sederhana akan direspons dengan jelas dan sederhana pula. Jadi,

pesan disampaikan secara langsung oleh komunikator kepada komunikan tanpa

Media Massa

Publik

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

ada perantara. Dalam komunikasi massa ini disebut dengan istilah teori jarum

hipodermik (hypodermic needle theory) atau teori peluru (bullet theory).

Teori ini pada awalnya dikenal sebagai model Stimulus–Respon, suatu

prinsip belajar sederhana yang merupakan dasar dari teori jarum hipodermik

(Bullet Theory). Dimana, seseorang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara

pesan-pesan media dan reaksi audience. McQuaill (1994: 234) mengatakan

elemen utama dari teori ini adalah Stimulus (pesan), Organisme (penerima atau

Receiver), dan Respons (efek) (Bungin, 2006: 277).

Teori ini menjelaskan bagaimana media menyajikan stimuli perkasa yang

secara seragam diperhatikan oleh massa. Stimuli ini membangkitkan desakan,

emosi, atau proses lain yang hampir tidak terkontrol oleh individu. Setiap individu

dalam hal ini disebut Organisme akan memberikan respons yang sama pada

stimuli yang datang dari media massa. Karena teori ini mengasumsikan organisme

tidak berdaya ditembaki oleh stimuli dari media massa (Rakhmat, 2004: 197).

Efek yang ditimbulkan dalam penjelasan S–O–R adalah bahwa organisme

menghasilkan prilaku tertentu, jika ada stimulus tertentu pula (Rakhmat, 2004:

198).

Pada hakikatnya teori S–O–R menjelaskan tentang sebuah proses belajar

dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul karena stimulus tertentu.

Artinya orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan

yang disampaikan melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam

diri penerima akibat pesan yang disampaikan.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah :

a. Pesan (stimulus, S)

b. Komunikan (Organisme, O)

c. Efek (Response, R) (Amir Purba, dkk, 2006: 255)

II.2. KERANGKA KONSEP

Kerangka sebagai hasil dari pemikiran yang rasional merupakan uraian

bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai.

Sedangkan konsep sebenarnya adalah generalisasi dari sekelompok fenomena

tertentu yang dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama

(Bungin, 2001: 73).

Menurut Kerlinger, konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan

mengeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, kerangka konsep adalah hasil pemikiran

rasional yang merupakan uraian bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan

hasil penelitian yang dapat dicapai dan menghantarkan penelitian pada rumusan

hipotesa (Nawawi, 2004: 40).

Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka harus

dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah :

a. Variabel bebas (X), yaitu variabel yang diduga sebagai penyebab variabel

yang lain (Rakhmat, 2004: 12). variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah

Tayangan The Golden Ways di Metro TV.

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

b. Variabel terikat (Y), yaitu variabel yang diduga sebagai akibat atau yang

dipengaruhi oleh veriabel yang mendahuluinya (Rakhmat, 2004: 12). Maka

variabel (Y) dalam penelitian ini adalah Motivasi Diri.

c. Variabel antara (Z) atau Intervening Variable adalah sejumlah gejala dengan

berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang tidak dapat dikontrol, akan tetapi

dapat diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas (Nawawi, 2004: 44 ).

Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden.

II.3. VARIABEL OPERASIONAL

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah dikemukakan,

maka untuk memudahkan dalam memecahkan masalah dibuatlah operasional

variabel penelitian ini, yaitu:

Tabel 2.1

Operasional Variabel

NO VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Variabel Bebas (X) Tayangan The Golden Ways

1. Host/Pembawa Acara a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis suara

2. Narasumber/Pembicara a. Kapabilitas b. Kredibilitas c. Akseptabilitas

3. Materi Acara a. Tema/topik Pembahasan b. Aktualisasi Topik

4. Perangkat Acara a. Kerjasama Tim b. Komunikasi Antara Perangkat

Acara 5. Waktu Tayang

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

a. Frekuensi Penayangan b. Durasi Penayangan

2. Variabel Terikat (Y) Motivasi Diri

1. Aspek kognitif - Peningkatan pengetahuan - Peningkatan pemahaman - Peningkatan pengertian

2. Aspek afektif - Berpikir kreatif - Motivasi - Disiplin - Kepercayaan diri - Mengendalikan rasa takut dan

khawatir - Mengolah stres - Ketangguhan diri - Aktualisasi diri - Tanggung jawab - Pengembangan keterampilan

3. Aspek psikomotorik - Pengembangan kemampuan - Pengasahan keterampilan motorik

4. Aspek interaktif - Kemampuan beradaptasi - Kemampuan berkomunikasi

3 Karakteristik Responden 1. Jenis kelamin 2. Stambuk 3. Frekuensi Menonton Tayangan

II.4. DEFENISI OPERASIONAL

Definisi Operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep

yang telah dikelompokkan dalam rangka konsep. Dengan kata lain, definisi

operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur

suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai

berikut:

1. Variabel Bebas (X) tentang tayang The Golden Ways :

1.1 Host/pemandu Acara adalah seseorang yang bertugas membawa acara

dalam program acara The Golden Ways di Metro TV.

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

a. Penampilan. yaitu visualisasi menarik yang ditunjukkan oleh

pembawa acara The Golden Ways di Metro Tv sesuai dengan tema

tayangan.

b. Kecerdasan, yaitu kemampuan pemandu acara menguasai materi

pembahasan dalam tayangan The Golden Ways.

c. Keramahan, yaitu sikap pemandu acara The Golden Ways yang

ramah dalam menyapa penonton.

d. Jenis suara, yaitu intonasi, artikulasi suara dan gaya bicara khas

yang dimiliki oleh pemandu acara The Golden Ways.

1.2 Narasumber adalah sang motivator yang menjadi sumber informasi

berdasarkan topik pembahasan dalam tayangan The Golden Ways.

a. Kapabilitas, yaitu kemampuan dalam bidang akademis maupun

pengalaman yang dimiliki narasumber.

b. Kredibilitas, yaitu kualitas yang dimiliki narasumber sesuai dengan

bidang / profesinya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan

penonton.

c. Akseptabilitas, yaitu kesesuaian latar belakang pribadi maupun

profesi narasumber berdasarkan tujuan serta topik yang

dibicarakan dalam tayangan The Golden Ways.

1.3 Materi Acara adalah materi-materi acara yang dibawakan dalam setiap

tayangan The Golden Ways.

a. Topik Pembahasan; topik yang diangkat dalam tayangan

merupakan masalah yang menarik untuk dibahas.

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

b. Aktualisasi topik; topik yang dibahas dalam tayangan merupakan

masalah yang aktual.

1.4 Perangkat Acara adalah seluruh pelaku yang terlibat dalam tayangan

The Golden Ways di Metro TV.

a. Kerjasama tim, yaitu keselarasan komunikasi antara pelaku yang

terlibat dalam tayangan The Golden Ways di Metro TV.

b. Komunikasi antara perangkat acara, yaitu kekompakkan antara

pemandu acara dan perangkat acara yang lain.

1.5 Waktu tayang; waktu penayangan The Golden Ways di Metro TV.

a. Frekuensi penayangan, yaitu frekuensi penayangan The Golden

Ways di Metro TV dalam satu minggu.

b. Durasi penayangan, yaitu durasi penayangan The Golden Ways di

Metro TV dalam sekali tayang.

2. Variabel Terikat (Y) Motivasi Diri :

a. Aspek Kognitif : merujuk pada peningkatan pengetahuan mahasiswa.

- Pengembangan pengetahuan : terdapat peningkatan pengetahuan dari

proses berpikir

b. Aspek Afektif : merujuk pada peningkatan keterampilan mahasiswa.

- Berpikir kreatif : mampu menciptakan sesuatu yang berguna bagi

orang lain

- Motivasi : dorongan atau hasrat dalam melakukan sesuatu setelah

menonton

- Disiplin : mempengaruhi disiplin diri menjadi taat pada aturan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

- Kepercayaan diri : percaya diri meningkat setelah mendapat motivasi

dari menonton tayangan

- Mengendalikan rasa takut dan khawatir : mampu mengontrol rasa takut

dan khawatir yang dirasakan

- Mengolah stres : mampu mengolah stres yang dialami setelah

menonton tayangan

- Ketangguhan diri : mempengaruhi ketangguhan diri setelah menonton

- Aktualisasi diri : meningkatkan aktualisasikan diri

- Tanggung jawab ; sadar akan tanggung jawab

c. Aspek Psikomotorik : merujuk pada peningkatan kemampuan.

d. Aspek interaktif : merujuk pada kemampuan beradaptasi dan

berkomunikasi dengan lingkungan sekitar

- Kemampuan beradaptasi : dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitar

- Kemampuan berkomunikasi : dapat berkomunikasi dengan baik

terhadap orang lain.

3. Karakteristik Responden meliputi :

a. Jenis kelamin, yaitu kelamin dari responden Pria/wanita

b. Stambuk, yaitu tahun dimana mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa

di Universitas

c. Frekuensi menonton tayangan, yaitu seberapa sering responden

menonton cara The Golden Ways di Metro TV.

II.5. HIPOTESIS

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. KERANGKA TEORIrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34979/4/Chapter II.pdf · Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti dalam mengaplikasikan

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu fenomena dan atau

pertanyaan peneliti yang dirumuskan setelah mengkaji suatu teori. Penelitian

terhadap suatu objek hendaknya dilakukan dengan berpedoman pada suatu

hipotesis sebagai pegangan atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan

kebenarannya dalam kenyataan (empirical verification), percobaan

(experimentation), atau praktek (implementation). Oleh karena itu, hipotesis harus

dalam bentuk pertanyaan ilmiah atau proposisi, yaitu mengandung hubungan dua

variabel atau lebih (Sudjana, 2000: 11). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho: Tidak terdapat hubungan antara pengaruh tayangan program acara The

Golden Ways di Metro TV terhadap Motivasi Diri Mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Medan Area stambuk 2009-2011.

Ha: Terdapat hubungan antara pengaruh tayangan program acara The

Golden Ways di Metro TV terhadap Motivasi Diri Mahasiswa

Fakultas Psikologi Universitas Medan Area stambuk 2009-2011.

Universitas Sumatera Utara