BAB II UPAYA LEGALISASI GANJA DI DUNIA 2.1 Selayang ...eprints.umm.ac.id/55266/39/BAB II.pdf27 BAB...
Transcript of BAB II UPAYA LEGALISASI GANJA DI DUNIA 2.1 Selayang ...eprints.umm.ac.id/55266/39/BAB II.pdf27 BAB...
27
BAB II
UPAYA LEGALISASI GANJA DI DUNIA
Pada bab ini penulis akan menyajikan data terkait upaya yang dilakukan
beberapa Negara dalam melegalkan ganja di Negaranya beserta alasannya,
rasionalitas apa yang digunakan dalam mengambil keputusan, serta bagaimana
dinamika yang telah ditempuh Negara-Negara tersebut.
2.1 Selayang Pandang Tanamann Ganja
Ganja atau yang dalam dunia internasional sering dikenal cannabis sedang
hangat diperbincangkan oleh para cendekiawan saat ini dikarenakan
pemanfaatannya yang masih kontroversi, beberapa negara di dunia kini
memandang tumbuhan herbal tersebut bukan lagi sebagai suatu tumbuhan yang
terlarang melainkan sebagai tumbuhan yang menguntungkan berkat manfaat yang
dihasilkan baik dari segi industri maupun medis.
Sejak zaman nenek moyang kita tepatnya 12.000 tahun sebelum masehi23
ganja sudah masif digunakan di berbagai belahan dunia, dan pemberdayaannya pun
berkembang seiring kebutuhan zaman, baik sebagai jamu pengobatan, tekstil, bahan
racik masakan maupun alat-alat perlengkapan lainnya seperti tali, fiber plastik, dan
lain sebagainya.24 Salah satu fakta sejarah menyebutkan bahwasannya tumbuhan
ganja memiliki kaitan yang erat dengan beragam agama yang ada di berbagai
belahan dunia, seperti Taoisme di Cina, Hinduisme di India, Buddisme di Tibet,
Rastafarianisme di Jamaika, Budaya kuno Scythia and Assyria di Yunani, agama
23Tim LGN. Hikayat Pohon Ganja, 12000 Tahun Menyuburkan Peradaban manusia, Pt Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2011. 24Alpine Wellness, Marijuana Facts & History, diakses dalam
http://www.telluridegreentours.com/pdf/History.pdf
28
Yahudi dan Kristiani dan mungkin masih banyak lagi lainnya.25 Selain itu,
keberadaan tumbuhan ganja juga tidak bisa dipisahkan dari sektor pelayaran,26 tali
pada jangkar kapal untuk berlabuh yang terbuat dari serat ganja maupun kayu-kayu
pada dek kapal yang menggunakan ganja sebagai media perekat tidak menafikkan
konstribusi tumbuhan ini dalam sejarah peradaban, sebagaimana diketahui
peradaban pada masa prasejarah yang masih menggunakan jalur laut dalam
menjelajahi dunia.
Sebelum melangkah lebih jauh, perlu diketahui bersama bahwa family
tumbuhan ganja terbagi menjadi 2 jenis, yakni Hemp dan Marijuana. Kedua
tanaman tersebut sepenuhnya memiliki perbedaan dari penanaman hingga
penggunaan maupun pemanfaatan. Kandungan kimia dari kedua tanaman ini
mempengaruhi fungsi dari tanaman tersebut. Ganja jenis Hemp merupakan jenis
ganja yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan body kit mobil, alat kecantikan, tekstil,
konstruksi, makanan, plastik, dan lain-lain. Sedangkan Marijuana merupakan jenis
ganja yang biasa digunakan dalam dunia pengobatan maupun rekreasional,
disebutkan bahwa Marijuana merupakan jenis narkoba teraman kedua setelah
Psilocybin/ Magic Mushroom.27
25Sara Dilley, A Gift From the Gods: The History of Cannabis and Religion, diakses dalam
https://www.leafly.com/news/cannabis-101/cannabis-a-gift-from-the-ancient-gods (15/01/2019, 10:44 WIB)
26Dikarenakan ganja dijadikan bahan utama yang digunakan untuk merakit kapal, untuk jelasnya baca sejarah tali, akses http://www.marshalpolymers.com/history-rope/
27David Niel, Scientists Rank 9 Recreational Drugs From Safest to Most Dangerous, diakses dalam https://www.sciencealert.com/researchers-rank-recreational-drugs-based-on-how-dangerous-they-are
29
Terdapat dua zat dalam tumbuhan ganja yang disebut CBD yakni zat yang
kerap dimanfaatkan untuk pengobatan dan minim efek samping, serta THC yakni
zat psychoactive yang dapat mempengaruhi fungsi otak, zat inilah yang
menyebabkan pemakainya mengalami high. Zat THC bisa ditemui pada ganja jenis
Marijuana dengan kadar 5-35%, sedangkan pada jenis Hemp hanya di bawah
0,3%.28 Namun tetap saja, hukum internasional memukul rata semua jenis
tumbuhan ganja sebagai narkoba tingkat I29 dan harus berada dibawah payung
hukum CSA (the Controlled Substances Act)30.
Secara global, ganja mulai diilegalkan semenjak konvensi tunggal PBB
tentang narkotika tahun 1961. Bermula dari perdebatan panjang antar Negara sejak
tahun 1911 terkait regulasi opium, lambat laun menjalar ke permasalahan ganja atas
usulan dari Mesir, Afrika Selatan, dan Turki agar ganja juga turut diatur dalam
Undang-undang pengaturan dan pelarangan. Pada tanggal 14 Februari 1925
Konvensi opium Internasional ke-2 mengesahkan larangan terhadap tanaman ganja.
Konvensi ini berlangsung setelah adanya afirmasi dari WHO pada 1954 bahwa
olahan ganja sama sekali tidak memiliki manfaat untuk medis, WHO mendapatkan
mandat tugas dari komisi Obat-obatan Narkotika PBB untuk meneliti pengaruh
mental dan fisik dari ganja. Lahirlah penyatuan berbagai perjanjian internasional
mengenai narkotika dimana ganja masuk dalam narkotika golongan I bersama
opium, heroin, morfin dan kokain pada saat itu.31 Kemudian konvensi ini
28Baca Hemp vs Marijuana, akses https://ministryofhemp.com/hemp/not-marijuana/ 29Jenis narkoba yang tidak boleh dimanfaatkan selain keperluan keilmuan/ penelitian 30L. Anderson, PharmD, CSA Schedules, diakses dalam https://www.drugs.com/csa-schedule.html 31Tim LGN. Hikayat Pohon Ganja, 12000 Tahun Menyuburkan Peradaban manusia, Pt Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2011. Hal.295-296
30
diamandemen pada tahun 1971-1978 agar sistem pelarangan ganja dapat
diimplementasikan di berbagai Negara seluruh dunia hingga saat ini, termasuk di
Yunani dan Indonesia.
Semenjak keluarnya konvensi tunggal PBB32 pada tahun 1961 munculah
pandangan dunia terhadap ganja, konvensi yang berisikan tentang regulasi yang
begitu ketat terhadap tumbuhan kaya manfaat tersebut ditambah lagi maraknya
peran media melalui film-film yang berisikan dampak negatif penggunaan ganja
berhasil menciptakan stigma masyarakat, dimana ganja dipandang lebih berbahaya
dibandingkan rokok dan minuman beralkohol bahkan dikategorikan dalam
kelompok narkoba tingkat I. Meskipun demikian, beberapa Negara pemegang hak
veto PBB seperti Amerika, Inggris dan Tiongkok justru memanfaatkan tanaman ini
secara penuh di negaranya.33
Tanaman ganja banyak diberdayakan manfaatnya di negara-negara maju,
berbeda dengan negara berkembang yang masih disibukkan oleh berbagai macam
permasalahan isu sosial sehingga untuk melakukan riset/ penelitian mendalam pun
akhirnya sedikit tertinggal, seperti halnya yang terjadi di Indonesia.34 Selain 3
negara maju diatas, hingga saat ini telah banyak beberapa negara lain yang secara
konstitusi diperbolehkan memanfaatkan ganja di negaranya seperti Belanda,
32Berisikan tentang regulasi narkoba dimana ganja juga termasuk di dalamnya, konvensi ini muncul
tanpa didahului perdebatan riset ilmiah terkait manfaat medis dari tanaman ganja. Akses https://www.slideshare.net/INDOGANJA/konvensi-tunggal-pbb-1961
33Berdasarkan riset beberapa berita online: https://sport.tempo.co/read/1047326/sensasional-mike-tyson-kini-jadi-petani-ganja-di-california ; https://inews.co.uk/news/cannabis-huge-profits/ ;http://www.scmp.com/news/china/society/article/2108347/green-gold-how-china-quietly-grew-cannabis-superpower
34Elena Silvestrini, Injection, Ingestion, & Misconception: Drug Use & Rehabilitation in Indonesia
31
Jerman, Argentina, Siprus, Ekuador, Meksiko, Peru, Swiss, Spanyol, Portugal,
Finlandia, Belgia, Republik Ceko, Brazil, Chili, Paraguay, Australia, Kolombia,
Uruguay dan beberapa Negara lagi, termasuk Yunani.35
Di era modern ini, komoditas ganja tentunya menjadi sorotan utama dalam
upaya perubahan kebijakan narkoba di banyak Negara. Ganja yang telah terbukti
secara penelitian memiliki banyak manfaat serta minim menimbulkan efek buruk
dibandingkan alkohol dan tembakau36 seharusnya dijadikan komoditas yang
berdaya guna, selain itu komoditas ganja yang dikriminalisasi pada faktanya
semakin memperburuk keadaan, seperti maraknya peredaran narkoba yang
berujung pada jumlah tahanan di penjara yang tidak terkontrol adanya.
Komoditas yang ketersediaannya melimpah dan merupakan golongan
narkoba yang paling diminati oleh masyarakat di dunia, namun dikarenakan
kriminalisasi tersebut pada akhirnya komoditas ganja mesti dipasarkan secara
sembunyi-sembunyi dalam skala yang besar oleh mafia ataupun kartel, dimana
dalam pemasaran (pasar gelap) si mafia atau kartel tersebut tidak hanya
menyediakan ganja melainkan zat-zat lain yang sangat berbahaya.37 Fenomena
pasar gelap narkoba yang mendunia ini menggambarkan, bagaimana ganja seolah
35Silahkan baca artikel di homepage LGN, akses www.lgn.or.id 36Tassos Crommys, Drug-Based Policies Based on Scientific Data, diakses dalam:
http://www.ecogreens-gr.org/cms/index.php?option=com_content&view=article&id=2183:2011-05-30-07-12-43&catid=104:articles&Itemid=99
37Dhira Narayana of Lingkar Ganja Nusantara, diproduksi oleh Fresher Globe. Dapat diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=f0igOTCjCsE&t=392s
32
senantiasa menjembatani masyarakat awam untuk dapat mengenal zat-zat lain dari
narkoba yang memiliki efek lebih berbahaya.
Oleh sebab itu tidak heran ketika di masa sekarang, Negara maju tidak lagi
memerangi narkoba khususnya ganja. Sebab perang terhadap obat-obatan terlarang
selama ini terbukti gagal, salah sasaran dan tidak pernah dimenangkan. Selain itu
perang terhadap narkoba telah menguras anggaran belanja Negara dengan nominal
yang tidak kecil, sehingga reformasi kebijakan narkoba pun menjadi solusinya.
Diskriminalisasi maupun legalisasi komoditas ganja akan sangat bermanfaat bagi
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, mengurangi angka kriminalitas yang
berarti pembiayaan penjara pun tidak lagi berlebihan, menambah pemasukan atas
biaya pajak yang dihasilkan, memangkas peredaran narkoba sebab pasar semakin
sempit atas adanya legalitas ganja, dan masih banyak lagi lainnya.
2.2 Negara-Negara Yang Melegalkan Ganja
Beberapa Negara pendahulu yang memperoleh sumbangsih ekonomi dari
pemanfaatan tumbuhan ganja seperti halnya Kanada, Kolorado, Uruguay, dan lain-
lain telah membuktikan nilai guna dari tumbuhan tersebut dalam perekonomian dan
hal ini tentunya bisa menjadi rujukan kebijakan suatu Negara perihal ekonomi.
Kondisi perekonomian Yunani yang sedang dalam masa krisis tentu membutuhkan
inovasi ekonomi dari Pemerintah terlepas dari citra buruk komoditas aset itu
sendiri.
Pemanfaatan ganja di tiap-tiap Negara tak elaknya memiliki regulasi yang
ketat dan beraneka ragam menyesuaikan kondisi budaya sosial ekonomi yang ada,
33
di Yunani misalnya yang belum lama ini mengeluarkan kebijakan baru yakni
memperbolehkan penggunaan ganja namun hanya sebatas keperluan medis,
berbeda halnya dengan Kanada yang tidak hanya memperbolehkan Dokter
meresepkan ganja medis kepada pasien namun juga telah memproduksi secara
massal (industri) obat-obatan berbahan dasar ganja serta mengekspornya ke
Negara-negara yang membutuhkan. Beberapa Negara juga ada yang menyediakan
dispensary/ apotek ganja di beberapa titik wilayah sebagai pusat pembelian
tanaman ganja seperti Uruguay salah satunya, sedangkan di Belanda disediakan
tempat khusus semacam coffeeshop yang tidak hanya menyediakan secangkir
kopiuntuk dinikmati melainkan ada juga lintingan daun ganja yang siap menemani,
tentu dengan takaran yang sudah ditentukan oleh Pemerintah, dan masih banyak
lagi aneka ragam regulasi yang ada di berbagai belahan dunia ini.
Terdaftar ada 26 Negara di dunia yang kini telah melegalkan pemanfaatan
tumbuhan ganja,38 meskipun resistensi dari pelegalan ini cukup besar baik dari
sistem internasional seperti PBB, WHO maupun masyarakat awam namun adanya
aktor-aktor sosial juga memiliki perannya sendiri dalam mensukseskan legalisasi di
berbagai Negara. Berikut penulis paparkan beberapa Negara yang berhasil
melegalkan tumbuhan ganja melalui advokasi dari aktor/ kelompok transnasional
di berbagai Negara, antara lain:
38Kastalia Medrano, The Best Countries Around the World to Smoke Weed, diakses dalam
https://www.thrillist.com/vice/30-places-where-weed-is-legal-cities-and-countries-with-decriminalized-marijuana
34
Belanda
Belanda merupakan salah satu Negara yang sejak abad ke 20 sudah
memanfaatkan obat-obatan tradisional dalam pengobatan, yakni opium. Bermula
dari opium/ candu pada tahun 1912 diadakanlah konvensi Den Haag yang untuk
pertama kalinya membahas tentang regulasi produksi dan penjualan opium dalam
lingkup pengobatan di tiap Negara, hingga pembentukan perundang-undangan
opium atau Opium Law/ Opium Act.
Seiring dengan perkembangan undang-undang opium serta semakin
banyaknya varian jenis obat-obatan yang mulai nampak beredar seperti LSD
maupun ganja, pada tahun 1976 di bawah payung hukum opium dilakukan
penelitian mendalam terhadap obat-obatan terlarang guna pengklasifikasian tingkat
obat berdasarkan dampak/ pengaruh addiktif maupun perusakan terhadap pemakai
(hard drugs dan soft drugs)39, di Indonesia sering dikenal sebagai narkoba tingkat
1 dan 2.
Di tahun yang sama, Pemerintah Belanda secara eksplisit melegalkan
penggunaan ganja yakni dengan keluarnya kebijakan untuk menghentikan atau
mentolerir hukuman (pada kondisi tertentu) terhadap pelaku kriminal ganja40
selama si pelaku tidak berkaitan dengan obat-obatan terlarang tingkat 1 dan ganja
yang dipergunakan masih dalam dosis yang telah ditentukan. Belanda mengizinkan
39Biju Panicker, Legalization of Marijuana and the Conflict with International Drug Control Treaties,
Independent Study, 2015. 40Baca Robert Mac Coun and Peter Reuter, Interpreting Dutch Cannabis Policy: Reasoning by
Analogy in the Legalization Debate
35
warganya untuk menikmati ganja rekreasional di tempat-tempat yang sudah
ditetapkan sejak tahun 1996 yaitu di Coffee Shop, Pemerintah Belanda tidak tau-
menau dari mana stok ganja para pemilik Coffe Shop tersebut diperoleh namun
penyuplaiannya masih tetap dianggap sebagai tindakan kriminal.
Hingga saat ini Belanda belum melegalkan ganja, hanya saja kebijakan
toleransi yang digaungkan oleh Pemerintah menjembatani warga untuk menikmati
tanaman tersebut. Toleransi atau yang sering digunakan oleh Pemerintah Belanda
gedogen sudah menjadi karakteristik dari politik pemerintahan Belanda sendiri, bila
Indonesia kerap dikenal sebagai politik bebas aktif maka belanda memiliki
toleransi. Sikap toleransi yang demikian tentunya bertolak belakang dengan
pandangan pada umumnya dimana hukum seharusnya ditegakkan dan berlaku
untuk siapa saja. Salah satu faktor penyebab mengapa karakter itu terbentuk karena
adanya keinginan Pemerintahan Belanda untuk mencapai keseimbangan antara
kebebasan aktualisasi diri masyarakat tanpa harus menciderai keamanan dan
persatuan individu dengan kelompok.41
Penggunaan ganja mulai dipermasalahkan ketika transaksi penjualan dari
konsumen yang berasal dari luar Belanda semakin meningkat. Berdasarkan data
yang ada, untuk 14 kedai kopi saja dalam waktu sehari mampu menerima 10000
transaksi jual-beli ganja, dan 70% diantaranya bukanlah penduduk asli Belanda
melainkan para turis dari Negeri tetangga.42 Dari fenomena tersebut muncullah
41Wendy Barendregt, BSc: Gedogen the psychological aspects of Dutch tolerance. 42Lihat Press Release, The Prohibition On The Admission Of Non-Residents To Netherlands ‘Coffee-
Shops’ Complies With European Union Law, akses https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ve
36
kebijakan baru Belanda bahwasannya penjualan ganja di kedai kopi diperuntukkan
hanya kepada warga Belanda, namun Marc Josemans sebagai salah satu pemilik
kedai kopi Maastrich Belanda serta Presiden dari Official Association Coffeeshops
in Maastricht (VOCM) dan national Coffeeshops platform (LOC), menampikkan
kebijakan tersebut lantas membawa isunya di pengadilan Belanda.
Dibantu bersama Groelinks atau Green Party Belanda43 serta anggota
Parlemen Eropa Dennis De Jong44 yang merupakan delegasi Partai Sosialis Belanda
merupakan beberapa kelompok yang berupaya untuk melegalkan ganja di Belanda.
Partai hijau yang telah berhasil masuk dalam parlemen Belanda maupun parlemen
Eropa ini kerap merancang serta memberi dukungan terhadap undang-undang
pelegalan ganja, yakni terkait regulasi budidaya dan dekriminalisasi
penggunaannya di Belanda.45 Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil, pada
bulan Juni kemarin Pemerintah Belanda memberikan lampu hijau untuk melakukan
budidaya tanaman ganja, beberapa pihak seperti kementerian, kepolisian, serta
d=2ahUKEwit87Lw0-3jAhV-4XMBHfNcAU8QFjAAegQIARAC&url=http%3A%2F%2Feuropa.eu%2Frapid%2Fpress-release_CJE-10-121_en.pdf&usg=AOvVaw0o_Ng556x6rjx3AAnQxfmj
43Lihat homepage, akses https://translate.google.com/translate?hl=en&sl=nl&u=https://www.cannabis-kieswijzer.nl/verkiezingen/verkiezingen-2017/278-groenlinks.html%3Fshowall%3D1%26limitstart%3D&prev=search
44Drugtext Press Service, EU Parliament member Dennis de Jong on Dutch cannabis policy, diakses dalam https://abuse-drug.com/lib/press/eu-parliament-member-dennis-de-jong-on-dutch-cannabis-policy.html
45Society, Dutch MPs vote in favour of regulated marijuana cultivation, diakses dalam https://www.dutchnews.nl/news/2017/02/dutch-mps-vote-in-favour-of-regulated-marijuana-cultivation/
37
lembaga-lembaga lain akan ditugaskan dalam perancangan undang-undang baru
terkait budidaya ini.46
Kolorado
Tahun 2012 menjadi tahun yang berharga bagi warga Kolorado atas
dilegalkannya ganja rekreasional melalui amandemen Kolorado 64 yang sudah
disepakati, amandemen Negara bagian Kolorado tersebut berisikan regulasi tentang
hal-hal yang berkaitan dengan ganja, mulai dari legalitas, labelling, penjualan,
penggunaan, kepemilikan, syarat-syarat konsumen, hingga produksi budidaya
tanamannya, dan masih banyak lagi.47 Lebih sederhananya, berkat adanya
amandemen 64 yang sukses disepakati oleh mayoritas warga Kolorado maka
tanaman ganja bisa diperlakukan atau digunakan seperti komoditas alkohol atau
tembakau di berbagai Negara pada umumnya. Amandemen ini disepakati pada 6
November 2012, namun peraturan baru dijalankan sesuai dengan regulasi yang
ditegakkan mulai dari 1 Januari 2014.
Tercapainya kesepakatan amandemen 64 Kolorado dilalui dengan penuh
usaha, sebelum mencapai amandemen 64 sudah pernah diusulkan beberapa
amandemen yang berkaitan dengan legalitas tanaman ganja di salah satu Negara
bagian Amerika tersebut. Pada tahun 2000 ganja medis Kolorado (pihak kesehatan
46Radion Netherlands World, Soft drugs in the Netherlands, diakses dalam
https://www.expatica.com/nl/about/culture-history/faq-soft-drugs-in-the-netherlands-101970/
47Lebih lengkapnya baca Amendment 64 Use and Regulation of Marijuana, akses https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&ved=2ahUKEwjgpvrgtZHdAhWWT30KHYTcC_cQFjACegQIChAC&url=https%3A%2F%2Fwww.fcgov.com%2Fmmj%2Fpdf%2Famendment64.pdf&usg=AOvVaw0vME1WnilfAZ88NkitsGy0
38
di Kolorado diizinkan untuk memberikan resep obat ganja terhadap pasien) sepakat
untuk dilegalkan, melalui amandemen 20 Kolorado yang diadakan menjelang
pemilu kemudian dimenangkan dengan hampir 54% suara pemilih.48
Berlanjut dengan amandemen 44 Kolorado yang berisiskan regulasi ganja
rekreasional pada tahun 2006, namun kalah dalam perolehan suara, kekalahan ini
disebabkan adanya kesalahan dalam menafsirkan isi dari amandemen dimana dalam
modul amandemen disebutkan bahwa ganja juga bisa dimiliki oleh anak di usia 15
tahun keatas.49 Penyalahartian ini tentunya mempengaruhi warga Kolorado dalam
menyikapi isu dan sangat merugikan si pemrakarsa amandemen. Barulah ketika
keluar amandemen 64 yang disepakati warga Kolorado dengan isu yang sama
dengan amandemen 44, legalisasi ganja rekreasional akhirnya bisa terealisasikan di
Negara bagian Kolorado.
Amandemen yang dikeluarkan oleh salah satu Negara bagian dari Amerika
ini ditujukan untuk mengakomodir kebutuhan ataupun tuntutan dari masyarakat
Kolorado sendiri, perlu diketahui bersama bagaimana hukum ataupun konstitusi di
Amerika tidak hanya dibuat oleh para legislatif melainkan masyarakat juga bisa
secara mandiri membuat hukum untuk Negaranya.50 Hal ini memberi kekuatan
48Lihat Amandemen 20 Kolorado, akses https://www.nationalfamilies.org/guide/colorado20-
full.html 49Lihat Analysis Of The 2006 Ballot Proposals, hal. 14. Akses
https://web.archive.org/web/20070206074459/http://www.state.co.us/gov_dir/leg_dir/lcsstaff/Bluebook/BlueBook2006.pdf
50Lihat panduan "The Initiative Process" akses: https://www.youtube.com/watch?v=8xBh6PxIxtE&t=322s
39
tersendiri kepada organisasi-organisasi non Pemerintah dalam berkonstribusi
terhadap Negara.
Adapun beberapa kelompok organisasi atau lembaga yang beperan dalam
isu legalisasi ganja di Kolorado seperti SAFER (Safer Alternative For Enjoyable
Recreation)51, SSDP (Students for Sensible Drug Policy)52, NORML (The National
Organization for the Reform of Marijuana Laws),53 dan masih ada beberapa lagi.
Keberadaan para kelompok tersebut tidak hanya sebatas penguatan massa, diluar
itu juga sebagai pemicu awal isu legalisasi ganja yang dilanjutkan dengan
penelitian, edukasi, advokasi, pembuatan amandemen, hingga akhirnya
dikembalikan kembali kepada masyarakat perihal disetujui atau tidaknya
amandemen tersebut oleh warga Negara.54
Kanada
Hingga detik ini Kanada telah melegalkan tanaman ganja secara penuh, baik
untuk pemanfaat medis maupun rekreasional. Perdana Mentri Kanada Justin
Trudeau pada 17 Oktober 2018 mendatang.55 Namun ganja medis sudah legal di
Kanada sejak tahun 2001, ganja medis merupakan alternatif pengobatan yang
efektif tetapi memiliki efek samping yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan
obat-obatan lain seperti morfin, amfetamin, opium, dan lain-lain.
51Fanpage SAFER, akses https://www.facebook.com/SAFERchoice/ 52Homepage ssdp, akses https://ssdp.org/ 53Homepage NORML, akses http://norml.org/ 54Rob Kampia, 10 Langkah Sukses Kemenangan Legalisasi Ganja di Colorado, diakses dalam
http://www.lgn.or.id/10-langkah-sukses-kemenangan-legalisasi-ganja-di-colorado/ 55Ian Austen, Legal Marijuana Is Coming to Canada. Investors Catch the Buzz, diakses dalam
https://www.nytimes.com/2018/07/08/world/canada/canada-marijuana-businesses.html
40
Legalisasi ganja medis di Kanada pada 2001 belum cukup mengurangi
pengguna ilegal (di luar medis) untuk setidaknya mengurangi jumlah kriminalitas
di Kanada, adanya pelarangan serta sikap Negara untuk memerangi ganja pun
menjadi tidak relevan mengingat data dari Department of Justice canada
bahwasannya antara tahun 2008-2011 Kanada telah menghabiskan dana sekitar
$311 juta namun penggunaan obat terlarang masih tidak berkurang.
Setelah dilakukannya analisis terkait rekomendasi dari Komite Khusus
Senat Kanada tahun 2002 tentang Obat-Obatan dan memperhatikan contoh-contoh
strategi yang digunakan oleh beberapa Negara di Eropa, Green Party Kanada56
membuat kesimpulan dimana legalisasi ganja untuk orang dewasa memang
diperlukan di Kanada. Legalisasi dapat meningkatkan penerimaan pajak melalui
pajak yang dikenakan pada produk ganja sebagaimana tembakau dan alkohol,
kemudian Pemerintah juga dapat menghemat anggaran dana yang saat ini
digunakan untuk penegakan hukum larangan terhadap tanaman ganja. Selain itu,
legalisasi ganja juga dapat mengurangi kriminalitas yang bersumber dari pasar
gelap peredaran narkoba di Kanada.
Ketidakefektifan sistem pelarangan di Kanada terkait masalah legalisasi dan
dekriminalisasi ganja telah menarik perhatian politik dan media secara signifikan,
hasil dari jajak pendapat publik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
mayoritas warga Kanada semakin setuju dengan dekriminalisasi atau legalisasi
56Keberadaan Green Party Kanada pada dasarnya telah mendapatkan perhatian public semenjak
memperoleh panggung perdebatan politik tahun 2008 yang kemudian berujung pada keberhasilannya memenangkan suara dan bergabung sebagai anggota House Of Common (parlemen Kanada) sebagai Green Member of Parliament di tahun 2011.
41
ganja. Misalnya, jajak pendapat yang dilakukan pada tahun 2015 oleh Forum
Research menunjukkan bahwa 68% dari penduduk Kanada mendukung regulasi
ganja di Kanada.57
Hal ini memberi tekanan pada legislatif dan Pemerintah untuk mengubah
undang-undang yang sudah ketinggalan zaman terkait penggunaan narkoba.
Dengan adanya dukungan publik beserta media yang cukup besar, tidak
mengherankan melihat sebagian besar kampanye pemilihan Liberal berpusat pada
masalah legalisasi ganja. Akibatnya, Pemerintah Liberal yang baru terpilih secara
resmi mengumumkan bahwa Kanada akan memperkenalkan undang-undang pada
musim semi 2017 untuk memulai legalisasi dan mengatur ganja58 yang kemudian
baru benar-benar terealisasi pada pertengahan bulan Oktober.
Sikap Partai Liberal tersebut pada dasarnya telah memperoleh dukungan oleh
kelompok dengan tendensi serupa sejak tahun 2012,59 yakni Partai Hijau Kanada.
Kedekatan kedua Partai mulai terlihat dari tahun 2008.60 Elizabeth May selaku
ketua dari Partai Hijau pada saat itu terkejut dengan platform yang dimiliki Partai
Liberal disebabkan karena banyaknya kesamaan visi yang diusung oleh Partai
57Hajizadeh M., Legalizing And Regulating Marijuana In Canada: Review Of Potential Economic,
Social, and Health Impacts. Int J Health Policy Manag. 2016;5(8):453–456.doi:10.15171/ijhpm.2016.63, akses: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4968247/
58Ibid. 59Rebecca Harrison, Greens Welcome New Liberal Marijuana Policy, diakses dalam
https://www.greenparty.ca/en/media-release/2012-01-17/greens-welcome-new-liberal-marijuana-policy (14/08/2019, 11:38 WIB)
60Elizabeth May, The Green Coalition, diakses dalam https://www.greenparty.ca/en/node/5532(14/08/2019, 14:59 WIB)
42
Liberal.Hubungan kedua Partai terus membaik hingga pada akhirnya Elizabeth
May tergabung dalam kursi Parlemen Justin Trudeau di tahun 2015.
2.3 Sejarah dan Posisi Politik Yunani Terhadap Legalisasi Ganja
Pada masa prasejarah, Yunani juga dikenal sebagai salah satu Negara yang
memanfaatkan tanaman ganja.61 Hingga pada tahun 1890, budidaya penanaman,
import, dan penggunaan ganja dilarang di Yunani.62 Di masa kediktatoran Yunani
Ioannis Metaxas, meskipun perokok ganja ditindak secara hukum namun ganja
terus digunakan secara luas, dan Yunani tetap menjadi penyelundup ganja yang
signifikan ke wilayah Turki, Mesir dan India hingga tahun 1945-an.63
Pada tahun 1967 Yunani kembali dikuasai kedikatoran rezim militer, hingga
pada tahun 1974 dikarenakan krisis ekonomi global yang melanda dan dibarengi
dengan pergolakan perebutan wilayah Siprus oleh Turki, pada akhirnya rezim
militer pun berakhir.64 Lengsernya rezim ini menandai lahirnya demokrasi di
Yunani, namun ekonomi Negara yang tengah mengalami masa krisis disertai
61Tim LGN. Hikayat Pohon Ganja, 12000 Tahun Menyuburkan Peradaban manusia, Pt Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2011. Hal. 89 62Stefanis, C. Ballas, C. and Madianou, D. (1975). Socioculturaland Epidemiological Aspects of
Hashish Use in Greece, dalam Transnational Institute, Global Drug Policy Observatory (GDPO), The Rise And Decline Of Cannabis Prohibition; The History Of Cannabis In The UN Drug Control System And Options For Reform
63Lihat Alpine Wellness, Marijuana Facts & History, akses https://www.google.com/search?q=Alpine+Wellness%2C+Marijuana+Facts+%26+History&oq=Alpine+Wellness%2C+Marijuana+Facts+%26+History&aqs=chrome..69i57.1507j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
64Constantine P. Danopoulos, The Greek Military Regime (1967-1974) and the Cyprus Question — Origins and Goals, San Jose State University, [email protected]
43
korupsi yang merajalela mengakibatkan lambannya perkembangan demokrasi di
Yunani65.
Dua partai besar di Yunani yaitu PASOK (kiri) dan New Democracy
(kanan) pun memperoleh imbas atas krisis yang dialami.66 PASOK atau Panhellenic
Socialist Movement meskipun memiliki program penghematan dana pada saat
memenangi pemilihan umum, namun karena tidak adanya menejerial yang baik
program ini pun tidak dapat berjalan dengan efektif. Begitu pula dengan New
Democracy, adanya warisan berbagai permasalahan ekonomi yang tidak
terselesaikan dari waktu ke waktu belum juga mendapati resolusi meskipun sudah
melalui berbagai perundingan panjang dengan IMF terkait dana bantuan.67
Kurang maksimalnya peran kedua partai besar Yunani dalam mewujudkan
cita-cita Negara pada pertengahan abad ke-20 menyebabkan lahirnya beragam
gerakan-gerakan baru yang berangkat dari individu maupun kelompok untuk
mengkritisi kinerja pemerintah, hal ini tentunya dapat membantu pemerintah dalam
perbaikan kinerja guna menciptakan langkah kebijakan yang evaluatif dan solutif.
Di Eropa sendiri terdapat beberapa gerakan kelompok baru civil society yang
bermunculan seperti aktivis gerakan feminis, lingkungan, mahasiswa, serta
perdamaian,68 sama halnya di Yunani pada saat itu yang juga melahirkan kelompok
65Meskipun terdapat partai-partai yang lain namun kontestasi demokrasi di dominasi oleh 2 partai
saja, bisa dikatakan demikian sebab sejak tahun 1974 hanya kedua partai tersebut yang berhasil memenangi Pemilu
66Nick Malkoutzis, The Greek Crisis and the Politics of Uncertainty, November 2011 67Ibid. 68Asteris Huliaras, The Dynamics of Civil Society In Greece: Creating Civic Engagement From Top,
2004, The Jean Monnet Papers On Political Economy.
44
gerakan baru seperti gerakan feminist dan ekologist sebagai wujud ketidakpuasan
masyarakat terhadap pemerintah.69
Memasuki abad ke-21 meskipun Yunani telah berhasil bergabung dengan
Uni Eropa tepatnya pada tahun 2001, namun bantuan dari Bank Sentral Uni Eropa
masih saja tidak menyelesaikan permasalahan ekonomi Yunani. Sebaliknya, tidak
sedikit Negara anggota Uni Eropa yang lain juga ikut terancam atas dampak dana
piutang yang tak kunjung terbayarkan. Guna meminimalisir dampak kerugian yang
dialami anggota Uni Eropa yang lain, kebijakan-kebijakan ekonomi baru atas
campur tangan Bank Sentral Uni Eropa maupun IMF terhadap Yunani pun tak
terelakkan. Bersamaan dengan semakin banyaknya hutang Yunani yang tidak
kunjung terbayarkan serta permasalahan sosial lain seperti isu lingkungan, para
kelompok pergerakan semakin masif melakukan unjuk rasa atas kebijakan
penghematan yang hendak diberlakukan oleh pemerintah Yunani.70
Melihat ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja Pemerintah dalam
menyelesaikan berbagai isu permasalahan di Yunani, kelompok-kelompok gerakan
sosial menjadi harapan baru bagi warga Yunani atas inovasi kreatif yang diusung.
Hingga pada tahun 2007 setelah terjadi kebakaran hutan yang melanda Yunani71,
pandangan masyarakat telah mengarah terhadap kelompok partai yang memiliki
69Marilena Simitis, New Social Movements In Greece: Aspects Of The Feminist And Ecological
Projects, Thesis, The London School Of Economics And Political Science. 70Marilena Simiti, Rage and Protest: The case of the Greek Indignant movement, GreeSE Paper No.
82, Hellenic Observatory Papers on Greece and Southeast Europe. 71Greek forest fire close to Athens, diakses dalam http://news.bbc.co.uk/2/hi/europe/6252676.stm
45
kepedulian dan dukungan terhadap kelestaran lingkungan yakni Syriza dan
Ecologist Greens.72
Syriza merupakan koalisi partai sayap kiri radikal yang senantiasa
menentang sistem yang ada, salah satunya langkah-langkah penghematan yang
seharusnya diterapkan atas hutang-hutang Yunani terhadap institusi global IMF
maupun EU.73 Kemudian Ecologist Greens74 yang merupakan partai hijau dengan
10 cita-cita besarnya dimana kepedulian terhadap lingkungan, perekonomian
kreatif, keadilan dan kesetaraan sosial menjadi bagian dari nilai dasar perjuangan
yang diusung partai ini.
Mengetahui kondisi Yunani yang rapuh atas kekecewaan rakyat dan
diperparah dengan adanya krisis ekonomi, diperlukan adanya kebijakan baru yang
dapat menopang harapan masyarakat Yunani. Partai Ecologist Greens, merupakan
satu diantara banyak Partai yang menawarkan solusi alternatif kebijakan, yakni
pemanfaatan serat tanaman ganja sebagaimana yang diterapkan Green Party di
Negara-naegara lain. Isu legalisasi ganja Yunani mulai masif sejak konferensi
Eropa pada 23 Februari 2010 di Brussel, konferensi Konsultasi Publik tentang
Kebijakan Narkoba Yang Adil dan Efektif.
Michalis Theodoropoulos merupakan aktor penting dalam mengenalkan
tumbuhan ganja di Yunani, disosialisasikannya tumbuhan kaya manfaat tersebut
melalui perayaan festival ganja di Yunani sejak 2005, perayaan festival yang
72Pavlos Vasilopoulos and Nicolas Demertzis, The Greek Green Voter: Environmentalism or Protest? 73Panos Petrou, The making of SYRIZA 74Lihat homepage Partai Ecologist Greens, akses https://ecogreens.gr/
46
dikenal dengan protestival ini selain dilakukan sebagai acara ganja global tahunan
namun juga ditujukan untuk mengedukasi masyarakat Yunani akan manfaat ganja
serta kegagalan kebijakan yang diterapkan melalui fakta-fakta yang ada. Pada
perayaan Protestival yang pertama mencoba untuk membedah kebijakan narkoba
yang manusiawi dan efektif, festival diadakan di Athens Bar Association dengan
pemutaran film dokumenter S. Kouloglou dan diskusi dengan G. Economopoulos
(dokter Farmasi Obat Ketergantungan), E. Kazalti (Wartawan), Karanasopoulou
(Pengacara). Dilanjutkan oleh sebuah pesta di Freedom Park dengan partisipasi
beberapa band dan DJ. Protestival juga diadakan di beberapa titik seperti Serres,
Thessaloniki, Samothraki, dan konser di Athena.75
Pada acara protestival di tahun berikutnya Theodoropoulos bersinergi
dengan kelompok eko-politik tertua di Yunani, Ecological Movement of
Thessaloniki atau Oikologiki Kinisi Thessalonikis.76 Merupakan organisasi hijau
yang berdiri sejak 1982 dan salah satu pelopor terbentuknya Partai Ecologist
Greens, Michalis tremopoulos merupakan salah satu kader Ecological Movement
of Thessaloniki yang mana juga terlibat aktif di parlemen Eropa dalam
memperjuangkan legalitas ganja di Yunani.
Eksistensi tumbuhan ganja yang terus disuarakan semakin marak dari waktu
ke waktu, menarik perhatian baik individu maupun kelompok untuk turut bergerak
dan menyuarakan isu ganja di Yunani, termasuk jaringan Iliosporoi yang juga mulai
75Local Action, diakses dalam http://iliosporoi.net/τοπικές-δράσεις/ (23/04/2019, 11:45 WIB) 76Untuk lebih jelas, lihat homepage Ecology Salonika, akses http://www.ecology-
salonika.org/english/history.html
47
memberikan perhatian. Aksi Protestival memperoleh perhatian semakin banyak
dari tahun ke tahun, dari yang hanya 2.500 demonstran di tahun 2005, pada 2008
meningkat menjadi 15.000 demonstran dan didukung oleh beberapa kelompok
nasional maupun internasional seperti, jaringan Iliosporoi, Partai EG, elefsyna, void
network, natural high family, creative space, Empty Network, Friends of the
Human, Liberation League, New Greens, Immediate Artistic Action, Rastavibe, ash
in art.77
Pada Protestival 2010 diadakan lebih efektif, yakni dengan menyusun
kerangka kerja Aliansi Kebijakan Obat-obatan yang didukung oleh sejumlah aktor
dari dunia ilmiah, seni dan politik negara, serta ribuan warga negara lainnya. Aliansi
telah mengirim surat kepada Perdana Menteri, sementara perwakilannya (G.
Paraskevopoulos dan G. Economopoulos) sudah bertemu dengan Sekertaris
Jenderal. Pada bulan Februari, para kelompok jaringan menyelenggarakan
konsultasi publik di Parlemen Eropa di bawah perlindungan Kelompok Hijau.
Hasil-hasil dari konsultasi publik ini nantinya akan dijadikan proposal dan
diajukan ke Parlemen Eropa sebagai pertimbangan dalam menyikapi masalah
peredaran narkoba yang tak kunjung terselesaikan di Eropa maupun global.
Konsultasi publik ini bekerja sama dengan ENCOD dan dihadiri sekitar 40
perwakilan organisasi masyarakat sipil dan LSM dari 15 negara berbeda. Michalis
Tremopoulos dari Ecologist Greens Yunani bersama EMCDDA bekerjasama
dengan beberapa aktor dalam penyusunan proposal tersebut, seperti Komisi
77Op.Cit (23/04/2019, 14:45 WIB)
48
Kebijakan Narkoba, ENCOD, anggota parlemen sayap kiri Rui Tavares (Portugal)
dan Dennis De Jong (Belanda), serta perwakilan masyarakat sipil, antara lain aktivis
ganja Spanyol terkemuka Martin Barriuso, wakil Uni Coffee Shops Belanda, Marc
Josemans, dan Richard Cowan, mantan direktur NORML, organisasi terbesar untuk
pelegalan ganja di AS.78
Di dalam konsultasi publik tersebut, Anggota Parlemen Eropa Michalis
Tremopoulos yang merupakan delegasi dari Ecologist Greens Yunani memaparkan
serta memberikan pandangan terkait hasil Laporan Penelitian Reuter dan
Trautman79 tentang pasar obat ilegal global tahun 1998-2007, yang menyimpulkan
bahwasannya kebijakan Uni Eropa saat ini gagal memenuhi tujuan utama mereka
untuk mengurangi permintaan dan pasokan obat/zat terlarang, sementara pada saat
yang sama zat/obat tersebut merupakan komoditas yangsangat berbahaya bagi
pengguna baik individu maupun masyarakat, serta perekonomian.80 Michalis
Tremopoulus menilai adanya ketidakrasionalan ketika Negara yang tengah
mengalami krisis moneter harus menggelontorkan lagi dana yang sangat banyak
untuk memerangi sesuatu yang tidak akan pernah dimenangkan81. Sehingga perlu
adanya sudut pandang baru dalam menyikapi narkoba guna melahirkan alternatif
kebijakan baru yang lebih dapat dibenarkan.
78The EU Is Open To Changing Drug Policy, diakses dalam https://chrysogelos.gr/index.php/2012-
01-26-17-13-36-593/imerides/item/2279-ανοικτή-η-εε-σε-αλλαγή-πολιτικής-για-τα-ναρκωτικά 79Lihat Laporan Reuter dan Trautman, akses
http://www.emcdda.europa.eu/attachements.cfm/att_78752_EN_2-Trautmann.pps https://www.tni.org/files/publication-downloads/global-illicit-markets-short.pdf
80Lihat Public Consultation: Reforming drug policies: a way out of the crisis?, Akses https://chrysogelos.gr/index.php/2013-11-08-13-32-37/ektheseis/item/402-2010-12-07-10-33-35
81Mengacu pada hasil laporan Reuter dan Trautman
49
Salah satu keinginan yang coba disampaikan dalam Konsultasi Publik
Kebijakan Narkoba dengan Parlemen Eropa tersebut antara lain mendekriminalisasi
penggunaan dan mengurangi arus perdagangan narkoba, melalui pemisahan zat
yang beracun dan tidak beracun (narkotika keras - lunak).82 Dengan demikian perlu
adanya dekriminalisasi dan legalisasi terhadap beberapa zat dalam golongan
narkoba yang memiliki dampak buruk paling minimal terhadap masyarakat sebagai
contoh mushroom dan ganja.
Pada 09 Desember 2010, Konsultasi Publik pun mencapai keberhasilan,
delegasi Ecologist Greens Michalis Tremopoulos memenangkan sidang terbuka di
Parlemen Eropa tentang kebijakan narkoba. Sidang Terbuka berujung pada satu
keputusan bahwa Uni Eropa tidak akan menghalangi Negara-Negara anggota untuk
membuat inisiatif kebijakan hukum terkait pasar gelap narkoba,83 Ini berarti
Negara-Negara anggota Uni Eropa diberikan tanggung jawab penuh dalam
mengatur peredaran narkoba yang ada di Negaranya.
82Op. Cit. 83The EU Is Open To Changing Drug Policy, diakses dalam https://chrysogelos.gr/index.php/2012-
01-26-17-13-36-593/imerides/item/2279-ανοικτή-η-εε-σε-αλλαγή-πολιτικής-για-τα-ναρκωτικά