BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH...

29
5 BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

Transcript of BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH...

Page 1: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

5

BAB II

UNIT INSTALASI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

(IPAL)

Page 2: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

6

2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah

Instalasi pengolahan air limbah PT. Kinocare Era

Kosmetindo terdiri dari unit pemisah lemak 2 ruang, unit equalisasi

yang dilengkapi dengan sekat dan pompa air limbah, unit pengendap

awal, unit bioreaktor/bak anaerobik dua tingkat yang diisi dengan

media tipe sarang tawon, unit reaktor aerobik yang terdiri dari ruang

aerasi dan ruang biofilter aerob, unit pengendap akhir yang

dilengkapi dengan pompa sirkulasi air limbah, dan unit bak

penampung efluent yang dilengkapi dengan pompa efluent dan flow

meter.

2.2. Unit Perpipaan Dari Plant menuju ke IPAL

Air limbah yang dialirkan ke IPAL adalah air limbah dari 7

plant, air limbah domestik dari perkantoran dan air limbah domestik

dari dapur, kantin dan air limbah dari laundry. Seluruh air limbah dari

kantor dialirkan ke bak Pengumpul yang ada di belakang kantor. Dari

bak pengumpul dipompa dengan pompa celup (submersible) menuju

ke saluran perpipaan utama air limbah dan selanjutnya ke IPAL.

Perpompaan dilakukan mengingat saluran pembuangan air limbah

kantor yang sudah terlalu rendah. Jaringan perpipaan dari bak

pengumpul ke saluran perpipaan utama menggunakan pipa PVC 1 ¼

inchi.

Air limbah dari plant, kantin, dan dari sumber-sumber lain

disalurkan ke IPAL menggunakan pipa PVC 4 in mengikuti saluran

drainase air hujan. Untuk menghindari sumbatan dan tekanan pipa

yang tinggi maka pada tempat-tempat tertentu dibuat bak kontrol.

Semua bak kontrol dilengkapi dengan saringan.

Page 3: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

7

2.3. Kriteria Disain

2.3.1. Sumber Air Limbah

Air limbah yang diolah merupakan gabungan dari 3 jenis

sumber yang berbeda, yaitu:

1. Air limbah produksi kosmetik = 45 m3/hari

(BOD =765 mg/l, COD = 1978 mg/l)

2. Air Limbah produksi pewarna rambut = 5 m3/hari

3. Air limbah domestik dan kantin = 25 m3/hari

(BOD 200 mg/l, COD = 500 mg/l)

Untuk keamanan, IPAL dirancang dengan konsentrasi polutan air

limbah di atas polutan air limbah gabungan seperti berikut:

BOD = 800 mg/l

COD = 2000 mg/l

pH = 5,6

SS = 200 mg/l

2.4. Standar Efluent Air Limbah Produksi Kosmetik

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

Nomor : KEP-58/MNLH/12/1995 tentang baku mutu limbah cair bagi

kegiatan industri yang tidak spesifik tercantum dalam Keputusan

Menteri tersebut seperti halnya industri kosmetik, baku mutu limbah

cair mengikuti Tabel 2.1. berikut :

Page 4: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

8

Tabel 2.1. Baku Mutu Limbah Cair

NO PARAMETER SATUAN GOLONGAN BAKU

MUTU LUMBAH CAIR

FISIKA

1 Temperatur oC 38 40

2 Zat padat larut mg/L 2000 4000

3 Zat padat tersuspensi mg/L 200 400

KIMIA

1 pH 6,0 sampai

9,0

2 Besi terlarut (Fe) mg/L 5 10

3 Mangan terlarut (Mn) mg/L 2 5

4 Barium (Ba) mg/L 2 3

5 Tembaga (Cu) mg/L 2 3

6 Seng (Zn) mg/L 5 10

7 Krom Heksavalen (Cr+6)

mg/L 0,1 0,5

8 Krom Total (Cr) mg/L 0,5 1

9 Cadmium (Cd) mg/L 0,05 0,1

10 Air Raksa (Hg) mg/L 0,002 0,005

11 Timbal (Pb) mg/L 0,1 1

12 Stanum mg/L 2 3

13 Arsen mg/L 0,1 0,5 14 Selenum mg/L 0,05 0,5

15 Nikel (Ni) mg/L 0,2 0,5

16 Kobalt (Co) mg/L 0,4 0,6

17 Sianida (CN) mg/L 0,05 0,5

18 Sulfida (H2S) mg/L 0,05 0,1

19 Fluorida (F) mg/L 2 3

20 Klorin bebas (Cl2) mg/L 1 2

21 Amonia bebas (NH3-N) mg/L 1 5

22 Nitrat (NO3-N) mg/L 20 30 23 Nitrit (NO2N) mg/L 1 3

24 BOD5 mg/L 50 150

25 COD mg/L 100 300

26 Senyawa aktif biru metilen

mg/L 5 10

27 Fenol mg/L 0,5 1

28 Minyak Nabati mg/L 5 10 29 Minyak Mineral mg/L 10 50

30 Radioaktivitas **) - -

Page 5: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

9

Catatan :

*) Untuk memenuhi baku mutu limbah cair tersebut, kadar parameter limbah tidak diperbolehkan dicapai dengan cara pengenceran dengan air secara langsung diambil dari sumber air. Kadar parameter limbah tersebut adalah limbah maksimum yang diperbolehkan.

**) Kadar radioaktivitas mengikuti peraturan yang berlaku.

2.5. Kapasitas dan Disain IPAL

Air limbah yang diolah dengan IPAL adalah air limbah

campuran dari proses produksi kosmetik, proses pembuatan

pewarna rambut dan air limbah domestik dari kamar mandi, toilet dan

kantin.

Kapasitas IPAL : + 75 M3 per Hari

BOD Air Limbah rata-rata : 800 mg/l

COD Air Limbah rata-rata : 2000

Konsentrasi Suspeded Solid : 200 mg/l

Total Efisiensi Pengolahan : 95-97 %

BOD Air olahan : 50 mg/l

COD Air olahan : 100 mg/l

Suspended Solid Air 0lahan : 50 mg/l

2.6. Proses Pengolahan Air Limbah

PT. Kinocare Era Kosmetindo, dalam merancang instalasi

pengolahan air limbah (IPAL)nya selain air limbah domestik, juga

memasukkan air limbah dari produksi pewarna rambut untuk diolah

ke unit pengolah air limbah. Polutan utama dalam air limbah ini

adalah bahan-bahan kimia penyusun warna yang sukar diolah secara

Page 6: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

10

konvensional. Sehingga total waktu tinggal di proses pengolahan

lebih lama bila dibandingkan dengan proses pengolahan air limbah

domestik. Waktu tinggal yang dibutuhkan adalah 3 hari dari mulai bak

equalisasi sampai bak pengendapan akhir.

IPAL PT. Kinocare Era Kosmetindo telah dirancang dengan

produk air olahan dapat digunakan kembali (re-use) pada

kegiatan-kegiatan pencucian dan penyiraman tanaman di areal

pabrik. Unit re-use ini mampu mendaur ulang sebesar 50% dari

jumlah air limbah yang diolah. Diagram alir proses pengolahan air

limbah PT. Kinocare Era Kosmetindo adalah seperti pada gambar 1.

Page 7: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

11

Gambar 2.1. Flow Diagram Instalasi Pengolahan Air Limbah

PT. Kinocare Era Kosmetindo

Page 8: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

12

Air limbah dari unit produksi kosmetik (pewarna rambut), dari

restoran (kantin) dan dari sumber domestik karyawan (toilet, kamar

mandi) semuanya melalui saringan kasar (bar screen) untuk

menyaring sampah yang berukuran besar seperti daun, kertas,

plastik digabung dengan air limbah proses pewarna rambut yang

telah di pre-treatment. Setelah itu dialirkan ke unit pemisah minyak

dan lemak (oil & grease trap). Unit ini berfungsi berfungsi untuk

memisahkan minyak dan lemak berasal dari kegiatan produksi dan

dapur. Disamping itu juga berfungsi untuk mengendapkan kotoran

pasir, tanah atau senyawa padatan yang tak dapat terurai secara

biologis. Air limpasan bak pemisah minyak dan lemak dialirkan ke

bak ekualisasi (Sum Pit) yang berfungsi sebagai bak penampung

sementara dan bak untuk homogenisasi air limbah yang masuk. Dari

bak ekualisasi selanjutnya air limbah dipompa ke unit IPAL untuk

diolah.

Di dalam unit-unit IPAL, pertama air limbah dialirkan masuk

ke bak pengendap awal untuk mengendapkan partikel kasar seperti

lumpur, pasir yang terikut dan polutan organik yang tersuspensi

dalam air limbah. Selain itu bak ini juga berfungsi sebagai bak

penampung lumpur. Air limpasan dari bak pengendap awal

selanjutnya mengalir ke bioreaktor anaerob (biofilter anaerob)

dengan arah aliran dari atas ke bawah. Bioreaktor anaerob diisi

dengan media khusus dari bahan plastik tipe sarang tawon. Media

isian ini berfungsi sebagai tempat melekat, tumbuh dan berkembang

biak mikroba pengurai limbah. Jumlah bak kontaktor anaerob terdiri

dari dua buah ruangan. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam

air limbah dilakukan oleh mikroba bersifat anaerob atau fakultatif

Page 9: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

13

aerobik menjadi senyawa yang lebih sederhana dan stabil. Setelah

beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh

lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan

menguraikan zat organik yang ada dalam limbah. Air limbah dari

bioreaktor (biofilter) anaerob selanjutnya dialirkan kedalam bioreaktor

aerob. Bioreaktor aerob ini juga diisi dengan media khusus dari

bahan pasltik tipe sarang tawon untuk tempat berbiak mikroba.

Spesifikasi Media Biofilter Tipe Sarang Tawon

Tipe

: Sarang Tawon, cross flow.

Material : PVC Ukuran Modul : 30

cm x 25

cm x 30

cm

Ukuran Lubang : 2 cm x 2 cm Ketebalan : 0,5 mm Luas Spesifik : 150 - 225 m

2/m

3

Berat : 30-35 kg/m3

Porositas Ronga : 0,98 Warna : bening transparan atau

Hitam

Gambar 2. Media biofilter tipe sarang tawon

Page 10: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

14

Disini yang bekerja adalah mikroba bersifat aerob yang

memerlukan udara untuk aktifitasnya. Udara disuplai dari blower.

Sambil diaerasi atau dihembus dengan udara, mikroba aerob akan

menguraikan polutan-polutan organik yang belum sempat terurai

pada bioreaktor anaerob. Dengan adanya media sarang tawon ini, air

limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang tersuspensi

dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang

mana hal tersebut akan meningkatkan efisiensi penguraian polutan

organik. Disamping itu media ini dapat mempercepat proses

penguraian senyawa-senyawa ammonia (nitrifikasi), sehingga

efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini juga

sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration).

Dari bak aerasi, air limbah yang telah diolah dialirkan ke bak

pengendap akhir. Mikroba yang ikut mengalir kedalam bak ini

diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan

pompa sirkulasi lumpur untuk mempertahankan konsentrasi mikroba

dalam bioreaktor tetap tinggi.

Air limpasan (over flow) dari bak pengendap akhir mengalir

ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah

dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh

mikro-organisme yang bersifat patogen. Air olahan, yakni air yang

keluar setelah proses khlorinasi sudah dapat langsung dibuang ke

sungai atau saluran umum.

Sebagian (sekitar 50%) air olahan dari kolam khlorinasi

diolah lebih lanjut pada unit sand filter dan activated carbon filter

untuk menyaring partikel-partikel halus yang terikut serta

menghilangkan warna. Air yang keluar dari unit penyaring ini dapat

Page 11: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

15

digunakan lagi (re-use) untuk berbagai keperluan di lingkungan

pabrik seperti untuk pencucian dan penyiraman tanaman serta

rumput.

2.7. Keunggulan Proses IPAL dengan Biofilter Anaerob Aerob

Pengolahan air limbah dengan proses biofilter Anaerob-Aerob

mempunyai beberapa keunggulan antara lain :

a. Pengoperasiannya mudah

Di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem biofilm,

mikroba yang disirkulasi sedikit, tidak terjadi masalah penggumpalan

(bulking) seperti pada proses lumpur aktif konvensional (Activated

sludge process). Oleh karena itu pengelolaaanya sangat mudah.

b. Lumpur yang dihasilkan sedikit

Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, lumpur yang

dihasilkan pada proses biofilm relatif lebih kecil. Di dalam proses

lumpur aktif antara 30–60 % dari BOD yang dihilangkan (removal

BOD) diubah menjadi lumpur aktif (biomasa) sedangkan pada proses

biofilm hanya sekitar 10-30 %. Hal ini disebabkan karena pada

proses biofilm rantai makanan lebih panjang dan melibatkan aktifitas

mikroorganisme dengan orde yang lebih tinggi dibandingkan pada

proses lumpur aktif.

c. Dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dengan

konsentrasi rendah maupun konsentrasi tinggi

Oleh karena di dalam proses pengolahan air limbah dengan sistem

biofilm mikroorganisme atau mikroba melekat pada permukaan

Page 12: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

16

medium penyangga maka pengontrolan terhadap mikroorganisme

atau mikroba lebih mudah. Proses biofilm tersebut cocok digunakan

untuk mengolah air limbah dengan konsentrasi rendah maupun

konsentrasi tinggi.

d. Tahan terhadap fluktuasi jumlah air limbah maupun fluktuasi

konsentrasi

Di dalam proses biofilter mikro-organisme melekat pada permukaan

unggun media, akibatnya konsentrasi biomasa mikro-organisme per

satuan volume relatif besar sehingga relatif tahan terhadap fluktuasi

beban organik maupun fluktuasi beban hidrolik.

e. Pengaruh fluktuasi suhu terhadap efisiensi pengolahan kecil

Jika suhu air limbah turun maka aktifitas mikroorganisme juga

berkurang, tetapi oleh karena di dalam proses biofilm substrat

maupun enzim dapat terdifusi sampai ke bagian dalam lapisan biofilm

dan juga lapisan biofilm bertambah tebal maka pengaruh penurunan

suhu (suhu rendah) tidak begitu besar.

2.8. Luas Lahan yang Diperlukan

Luas lahan yang diperlukan untuk pembangunan IPAL

adalah sebagai berikut seluas 100 m2. Bangunan IPAL diletakkan di

bawah tanah sedikit menonjol di atas permukaan tanah.

Page 13: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

17

Gambar 2.2. Perpipaan air limbah menyusuri saluran drainase

Gambar 2.3. Bak Kontrol pada perpipaan air limbah

Page 14: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

18

Gambar 2.4. Model sambungan pipa air limbah dari plant ke saluran

utama menuju IPAL

Gambar 2.5. Saringan sampah padat model dop di bak kontrol

perpipaan air limbah

Page 15: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

19

Gambar 2.6. Saringan sampah padat model screen di bak kontrol

perpipaan air limbah

2.9. Unit-unit Instalasi Pengolahan Air Limbah

Secara umum instalasi pengolahan air limbah yang dibangun

terdiri dari beberapa unit yaitu :

2.9.1. Unit Bak Pemisah Lemak

Unit bak Pemisah Lemak terdiri dari 2 ruangan yang masing masing

ruangan dilengkapi dengan sekat. Spesifikasi sebagai berikut :

Panjang = 2,0 m; Lebar = 1,0 m

Kedalam air = 1,0 m; Ruang Bebas = 0,5 m

Volume efektif = 2 m3

Dinding = Beton K225; Tebal dinding = 15 cm

Page 16: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

20

Gambar 2.7. Bak Pemisah Lemak di IPAL yang dilengkapi keranjang

penahan sampah

2.9.2. Unit Bak Equalisasi

Karena fluktuasi debit air limbah dari plant yang menuju ke IPAL

tinggi, maka bak equalisasi dibuat waktu tinggalnya lama yaitu 18 jam.

Bentuk detilnya bak equalisasi dapat dilihat pada gambar disain.

Spesifikasi bak equalisasi adalah sebagai berikut :

Volume = 56 m3

Kedalaman bak = 2,0 m

Lebar bak = 4,0 m

Panjang bak = 7,0 m

Tinggi Ruang Bebas = 0,5 m

Material = Beton K225

Tebal beton dinding = 20 cm

Tebal dinding sekat = 15 cm

Page 17: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

21

2.9.3. Unit Bak Pengendap Awal

Bak pengendap awal dirancang dengan waktu tinggal air limbah

sekitar 4 jam. Waktu 4 jam ini diharapkan semua padatan yang

berasal dari equalisasi dapat mengendap.

Spesifikasi bak Pengendap Awal adalah sebagai berikut:

Volume bak = 12,5 m3

Lebar = 4,0 m

Kedalaman air efektif = 2,0 m

Panjang = 1,6 m

Tinggi ruang bebas = 0,4 m

Material = Beton K225

Tebal beton dinding = 20 cm

Gambar 2.8. Bak Pemisah Lemak dan bak equalisasi

Page 18: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

22

2.9.4. Unit Bioreaktor Anaerobik

Bioreaktor anaerobik berfungsi untuk menguraikan polutan organik

dalam air limbah dengan mikroba anaerobik. Dalam disain IPAL

kinocare, proses pengolahan secara anaerobik dibuat 2 tahap. Ini

dimaksudkan agar supaya senyawa yang menimbulkan busa dapat

semaksimal mungkin terurai pada unit ini. Spesifikasi bioreaktor

anaerobik adalah sebagai berikut:

Lebar = 4.0 m

Kedalaman air efektif = 2,0 m

Panjang efektif = 10.5 m

Tinggi ruang bebas = 0,4 m

Volume efektif = 84 m3

Jumlah ruang = Di bagi menjadi 2 ruangan

Tipe aliran = Down Flow

Material = Beton K225

Tebal beton dinding = 20 cm

Media Isian = Media tipe sarang tawon dari PVC

Volume media = 34 m3

2.9.5. Unit Media Isian Bioreaktor

Media isian bioreaktor berupa media bentuk sarang tawon yang

terbuat dari PVC. Media ini berfungsi sebagai tempat melekatnya

bakteri pengolah air limbah. Media Tipe sarang tawon dipilih karena

luas permukaannya yang relatif besar dibanding media lain. Semakin

besar luas permukan media, maka bakteri yang akan menempel di

media akan semakin banyak. Dengan demikian banyaknya jumlah

bakteri akan membuat efisiensi pengolahan air limbah besar.

Page 19: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

23

Spesifikasi media sarang tawon seperti berikut ini :

Tipe : Sarang Tawon, cross flow.

Material : PVC

Ukuran Modul : 30cm x 25cm x 30cm Ukuran Lubang : 3 cm x 3 cm

Ketebalan : 0,5 mm

Luas Spesifik : 150 m2/m

3

Berat : 30-35 kg/m3

Porositas Rongga : 0,98

Warna : bening transparan atau Hitam

2.9.6. Unit Bioreaktor Aerobik

Bioreaktor aerobik berfungsi untuk menguraikan polutan organik

dalam air limbah menjadi gas karbon dioksida, air, amonia dan

lumpur mikroba. Peruraian secara aerobik memerlukan udara yang

disuplai dari blower. Spesifikasi bioreaktor aerobik adalah sebagai

berikut:

Ruang Aerasi :

Lebar = 4,0 m

Kedalaman air efektif = 2,0 m

Panjang = 3,0 m

Tinggi ruang bebas = 0,4 m

Ruang Bed Media :

Lebar = 4,0 m

Kedalaman air efektif = 2,0 m

Panjang = 5,0 m

Tinggi ruang bebas = 0,4 m

Page 20: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

24

Dinding :

Material = Beton K225

Tebal dinding = 20 cm

Tebal sekat = 15 cm

2.9.7. Unit Bak Pengendap Akhir

Bak pengendap akhir berfungsi untuk mengendapkan padatan

tersuspensi bakteri agar supaya tidak terikut di efluent IPAL.

Gambar 2.9. Ventilasi udara pada bioreaktor aerobik

Endapan bakteri dan sebagian air limbah di pengendap

akhir disirkulasi ke bak pengendap awal. Sirkulasi ini bertujuan untuk

menjaga konsentrasi bakteri pada bioreaktor anaerobik maupun

aerobik, mempertinggi aliran air limbah di bioreaktor anaerobik dan

aerobik sehingga mengurangi risiko kebuntuan, serta untuk

Page 21: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

25

melangsungkan proses denitrifikasi. Spesifikasi bak pengendap akhir

adalah sebagai berikut:

Dimensi :

Lebar = 4,0 m

Kedalaman air efektif = 2,0 m

Panjang = 1,6 m

Tinggi ruang bebas = 0,4 m

Dinding :

Material = Beton K225

Tebal dinding = 20 cm

Tebal sekat = 15 cm

2.9.8. Unit Bak Penampung Outlet

Bak penampung effluent digunakan untuk menampung air hasil

olahan IPAL sebelum dibuang ke saluran luar. Bak penampung

efluent ini dilengkapi dengan pompa submersible.

Spesifikasi bak penampung efluent ini adalah sebagai berikut :

Volume = 4,8 m3

Panjang = 1,2 m

Lebar = 4 m

Kedalaman = 1 m

Tinggi Ruang Bebas = 0,4 m

Dinding :

Material = Beton K225

Tebal dinding = 20 cm

Tebal sekat = 15 cm

Page 22: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

26

2.9.9. Unit Peralatan dan Mesin/Listrik

Unit peralatan dan mesin ataupun kelistrikan terdiri dari beberapa

item antara lain :

a. Pompa Air Limbah di Bak Equalisasi

Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air limbah dari

equalisasi menuju ke IPAL. Spesifikasi pompa ini adalah sebagai

berikut:

Tipe : Pompa Submersible/Celup

Merek : Pedrollo Top 3

Kapsitas : 100-150 liter per menit

Total Head : 8 meter

Jumlah : 1 buah

Listrik : 350 watt, 220-240 volt,

Gambar 2.10. Pompa pedrollo untuk pompa limbah dan sirkulasi

Page 23: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

27

b. Pompa Sirkulasi di Bak Pengendap Akhir

Pompa sirkulasi berfungsi untuk mensirkulasi air limbah di

bak pengendap akhir ke bak pengendap awal. Spesifikasi pompa ini

adalah sebagai berikut :

Tipe : Pompa Submersible (Celup)

Merek : Pedrollo Top 3

Kapsitas : 100-150 liter per menit

Total Head : 8 meter

Jumlah : 1 buah

Listrik : 350 watt, 220-240 volt,

c. Pompa Efluent Air Limbah

Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air limbah dari bak

penampung efluent ke pembuangan. Spesifikasi dari pompa ini

adalah sebagai berikut:

Tipe : Pompa monoblock submersible

Merek : Pedrollo Sumo 2

Kapsitas : 120 liter per menit

Total Head : 24meter

Jumlah : 1 buah

Listrik : 220-240 volt,

Casing : Stainless steell

d. Pompa Blower Udara

Pompa blower udara berfungsi untuk mensuplai udara ke

bioreaktor aerobik. Udara ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk

mendegradasi polutan organik dalam air limbah.

Page 24: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

28

Spesifikasi pompa blower ini adalah sebagai berikut:

Tipe : Ring Blower

Kapasitas Total Blower : 3.500 liter/menit

Max. Discharge Pressure : 2.200 mm-aqua

Jumlah : 2 unit

Merek : Shoufu RB 332 /532,

Listrik : 1 phase, 1,1 Kw

Kelengkapan : diffuser udara

Gambar 2.11. Blower udara yang diperasikan bergantian

Page 25: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

29

e. Kelistrikan

Kelistrikan IPAL PT. Kinocare Era Kosmetindo digerakkan

melalui satu panel yang berada di atas IPAL.

Gambar 2.12. Panel Listrik IPAL

Page 26: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

30

Tabel 2.2. Spesifikasi peralatan kelistrikan

Page 27: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

31

Gambar 2.13. Wiring Diagram IPAL P.T. Kinocare Era Kosmetindo

Page 28: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

32

Gambar 2.14. Tampak Atas IPAL PT. Kinocare Era Kosmetindo

Page 29: BAB II UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)kelair.bppt.go.id/Publikasi/BukuSOPIPALKinocare/Bab2-UnitInstalasi... · 6 2.1. Unit Instalasi Pengolahan Air Limbah Instalasi pengolahan

33

Gambar 2.15. Diagram aliran air limbah dari sumber menuju IPAL