BAB II UGD

download BAB II UGD

of 39

description

UGD

Transcript of BAB II UGD

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    1/39

    2.1 Persiapan

    Persiapan pasien berlangsung dalam 2 fase yaitu fase pre rumah sakit dan

    fase rumah sakit. Pada fase pra rumah sakit:

    - RS diinformasikan sebelum penderita dibawa dari tempat kejadian

    - Penjagaan airway, kotrol perdarahan, imobilisasi penderita dan pengiriman ke

    RS terdekat

    - Mengumpulkan keterangan: waktu kejadian, sebab dan riwayat penderita,

    mekanisme kejadian.

    Fase kedua adalah fase rumah sakit dimana dilakukan persiapan untuk

    menerima pasien, persiapan ruangan resusitasi, perlengkapan airway, perlengkapan

    monitoring serta persiapkan tenaga medik tambahan, tenaga lab dan radiologi,

    sehingga dapat dilakukan penanganan dalam waktu epat.

    2.2 Triase

    !riase adalah suatu proses pemilahan atau proses mengatur prioritas dalam

    pengelolaan korban yang jumlahnya banyak. Memilah ialah menentukan pasien mana

    yang dikelola terlebih dahulu didasarkan pada kebutuhan terapi dan tersedianya

    sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tersebut berpedoman pada prioritas "#$%.

    Saat pra rumahsakit, pemilahan bertujuan untuk menentukan pasien mana yang

    die&akuasi terlebih dahulu serta kemana dirujuknya. %i rumah sakit pemilahan

    bertujuan untuk menentukan pasien mana yang ditolong terlebih dahulu.

    %ua jenis keadaan triase dapat terjadi yaitu:

    a. Multiple Casualitiesyaitu musibah masal dengan jumlah pasien dan beratnya

    edera tidak melampaui kemampuan rumah sakit. %alam keadaan ini pasien

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    2/39

    dengan masalah yang menganam jiwa dan multi trauma akan dilayani terlebih

    dahulu.

    b.Mass Casualitiesyaitu musibah masal dengan jumlah pasien dan beratnya luka

    melampaui kemampuan rumah sakit. %alam keadaan ini yang akan dilayani

    terlebih dahulu adalah pasien dengan kemungkinan sur&i&al terbesar, serta

    membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga paling sedikit.

    #erikut ini adalah prinsip dasar triase :

    a. %erajat "naman 'iwa "kibat $edera ("#$%) Pelayanan *orban !rauma+

    %erajat anaman jiwa akibat suatu edera ditentukan dengan mempertimbangkan

    uruturutan prioritas pada sur&ei primer tiaptiap penderita dan menerapkan prinsip

    yang sama itu pada kelompokkelompok penderita. %engan sistem ini penderita

    yang teranam jalan nafas atau pernafasannya lebih diprioritaskan daripada

    penderita yang terganggu sirkulasi atau neurologinya.

    b. #eratnya $edera

    #eratnya edera pada keseluruhan seorang penderita mungkin bukan hanya

    berhubungan dengan tiaptiap edera, tetapi juga dengan beratnya ederaedera

    serta bagaimana respon penderita terhadap ederanya. Sebagai ontoh, fraktur pada

    satu tulang mungkin prioritasnya lebih rendah. !etapi bila disertai perdarahan

    hebat, maka tingkat prioritasnya pada proses triase akan meningkat.

    . *emungkinan !erselamatkan

    Penderita yang paling hebat ederanya atau paling teranam jiwanya tidak selalu

    menduduki prioritas tertinggi pada skenarioskenario penderita yang jumlahnya

    banyak. -arus dipertimbangkan kemungkinan penderita akan bertahan hidup atau

    tidak. %alam sistem ini, penderita yang paling keil kemungkinannya untuk

    bertahan hidup karena ederanya paling parah, sering dimasukkan ke dalam

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    3/39

    prioritas rendah, dan ditolong setelah penderita yang dianggap lebih mungkin

    terselamatkan.

    d. Sumber %aya, termasuk *emampuan Personel dan Peralatan

    Penderita yang kebutuhannya melampaui kapabilitas sumber daya, mendapatkan

    prioritas rendah samapi kebutuhan sumber daya tersebut terpenuhi.

    e. aktu, 'arak, /ingkungan

    $edera yang dapat dikelola amat epat, meskipun beratnya edera tergolong ringan

    dan anamannya minimal terhadap jiwa, mungkin mendapat prioritas tinggi karena

    pendeknya waktu yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang telah

    teridentifikasi. 'arak perjalanan membawa penderita ke tempat terapi definitif dan

    faktor lingkungan yang lain juga perlu dipertimbangkan saat menentukan prioritas

    pengelolaan pada skenarioskenario penderita yang jumlahnya banyak.

    "da bermaam triase, salah satunya adalah S!"R! (Simple Triage and

    Rapid Treatment+ yang dilakukan selama 01 menit atau kurang pada seorang

    pasien dengan menge&aluasi respirasi, perfusi dan status mental pasien.

    Prinsipnya adalah mengatasi anaman nyawa, jalan napas yang tersumbat dan

    perdarahan. Sistem ini membagi kelompok :

    *elompok hijau : pasien sadar dan dapat berjalan, pasien dipisahkan dari

    pasien lain (walking wounded). *elompok ini dapat ditransport dengan ambulane

    transport3bus3truk ke RS umum, namun tetap diawasi oleh paramedis dan

    dilakukan triase ulang.

    *elompok kuning (delayed+ : pasien dengan luka tidak berbahaya misalnya

    fraktur tulang pendek. Rujuk pasien ke RS yang mampu menanggulanginya.

    *elompok merah (immediate+ (41215+ : semua pasien yang ada gangguan

    "#$%). %ilakukan tindakan advance trauma life support.

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    4/39

    -itam : tidak bernapas atau tidak memperlihatkan pernapasan setelah

    pembersihan jalan napas

    Gambar Algoritma START (Simple Triage and Rapid Treatment)

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    5/39

    2.3 Primary survey

    Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis perlukaan,

    tandatanda &ital, dan mekanisme trauma. Pada penderita yang terluka parah, terapi

    diberikan berdasarkan prioritas. !anda &ital penderita harus dinilai seara epat dan

    efisien. Pengelolaan penderita berupa primary sur&ey yang epat dan kemudian

    resusitasi, seondary sur&ey dan akhirnya terapi definiti&e. #erusaha untuk mengenali

    keadaan yang menganam nyawa terlebih dahulu, dengan berpatokan pada urutasn

    berikut:

    ": airway, menjaga airway dengan ontrol ser&ikal

    #: breathing, memjaga pernafasan dengan &entilasi

    $: irulation dengan ontrol perdarahan

    %: disability dengan status neurologi

    ): e6posure dengan membuka baju pasien, tetapi egah hipotermia

    Selama primary sur&ey, keadaan yang menganam nyawa harus dikenali, dan

    resusitasinya dilakukan pada saat itu juga. !indakan primary sur&ey di atas adalah

    dalam bentuk berurutan (sekuensial+, sesuai prioritas dan agar lebih jelas, namun

    dalam praktek halhal di atas sering dilakukan bersamaan (simultan+.

    Prioritas pada penderita anak, pada dasarnya sama dengan orang dewasa.

    alaupun jumlah darah orang dewasa. alaupun jumlah darah, airan obat, ukuran

    anak, kehilangan panas, dan pola perlukaan dapat berbeda, namun prioritas penilaian

    dan resusitasi adalah sama seperti pada orang dewasa.

    Prioritas pada orang hamil sama seoerti tidak hamil, akan tetapi perubahan

    anatomis dan fisiologis dalam kehamilan dapat mengubah respon penderita hamil

    terhadap trauma. Penting untuk sur&i&al ibu dan anak adalah pengenalan dini adanya

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    6/39

    kehamilan yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium (-$7+,

    dan penilaian dini terhadap janin.

    Resusitasi pada usia tua memerlukan perhatian khusus, karena adangan

    fisiologis penderita berkurang sebanding pertambahan umur. *emampuan

    bertahannya orang tua terhadap trauma akan berkurang karena adanya penyakit

    jantung, paruparu, dan metabolik yang kronis. Penyakit penyerta seperti diabetes

    mellitus, penyakit paru obstruktif kronis, penyakit koroner, koagulopati, penyakit hati

    dan ganggguan &asular akan ditemukan lebih sering, dan akan memperberat keadaan.

    Pemakaian jangka panjang dari obatobatan mungkin mengubah respon terhadap

    trauma.

    A. Airway

    Pertama yang harus dinilai adalah kelanaran jalan nafas. 8ni meliputi

    pemeriksaan adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur

    tulang wajah, fraktur mandibula atau maksila, fraktur laring atau trakea. 9saha untuk

    membebaskan jalan nafas harus melindungi &ertebra ser&ikal. %alam hal ini dapat

    dimulai dengan melakukan hin lift atau jaw thrust. Penderita yang dapat berbara,

    dapat dianggap bahwa jalan nafas bersih, walaupun demikian penilaian ulang

    terhadap jalan nafas harus tetap dilakukan.

    Penderita dengan gangguan kesadaran atau 7lasgow $oma Sale (7$S+ sama

    atau kurang dari biasanya memerlukan pemasangan airway definitif. "danya

    gerakan motorik yang tidak bertujuan, mengindikasikan perlunya airway definitif.

    4. Penilaian

    %alam penilaian airway yang harus dialakukan adalah:

    a. Mengenal patensi airway

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    7/39

    b. Penilaian epat akan adanya obstruksi

    Penilaian dilakukan dengan look: ada sumbatan airway atau tidak; listen:

    apakah ada suara napas tambahan; feel: hembusan napas pasien. #unyi suara

    tambahan menandakan adanya obstruksi parsial.

    2. Pengelolaan airway

    #ila penderita mengalami penurunan tingkat kesadaran, maka kemungkinan lidah

    jatuh ke belakang dan menyumbat laring. #entuk sumbatan seperti itu dapat

    diperbaiki dengan chin lift atau jaw thrust, lalu selanjutnya dapat dipertahankan

    dengan oropharyngealatau nasopharyngeal airway.

    a. Melakukan chin liftataujaw thrust

    chin lift dilakukan dengan jari jemari salah satu tangan diletakkan di

    bawah rahang yang kemudian seara hatihati diangkat ke atas untuk

    membawa dagu kea rah depan. 8bu jari tangan yang sama dengan ringan

    menekan bibir bawah untuk membuka mulut. 8bu jari dapat juga diletakkan

    di belakang gigi seri (incisor+ bawah dan seara bersamaan, dagu dengan

    hatihati diangkat.

    Jaw thrustdilakukan dengan ara memegang sudut rahang bawah (angulus

    mandibula+ kiri dan kanan dan mendorong rahang bawah ke depan. #ila

    ara ini dilakukan sambil menggunakan masker dari alat bag valve dapat

    diapai kerapatan yang baik dan &entilasi yang adekuat.4,2

    b. Membersihkan airway dari benda asing, bila perlu lakukansuctioningjika ada

    suaragurgling.

    - #uka mulut dengan menggunakan beberapa manu&er, seperti crossed

    finger manuver! figer behind teeth manuver! tongue jaw lift manuver"

    Sapukan ujung alat sution ke dalam mulut dan faring

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    8/39

    - Suction pada setiap lubang hidung jika sumbatan ada di lubang

    hidung. 7unakan sution yang lebih lembut dengan pelumas untuk daerah

    perabangan trakeobronkial dan nasofaring.

    . Memasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal

    $ara pemasangan:

    - Prosedur ini digunakan untuk &entilasi sementara pada penderita yang

    tidak sadar sementara intubasi penderita sedang dipersiapkan.

    - Pilih pipa airway yang ukup ukurannya. 9kuran yang ook sesuai

    dengan jarak sudut mulut penderita sampai kanalis austius eksterna.

    - #uka mulut penderita dengan menggunakan ross finger manu&er.

    Masukan tube melalui atas lidah dengan bagian melengkung

    mengarah ke bawah dan putar sehingga lengkungan mengarah ke atas.

    d. Memasang airway definitif :

    Pada airway definitif ada pipa di dalam trakea dengan balon (cuff+ yang

    dikembangkan, pipa tersebut dihubungkan dengan suatu alat bantu pernapasan

    yang diperkaya dengan oksigen, dan airway tersebut dipertahankan di

    tempatnya dengan plester. !erdapat tiga maam airway definitif, yaitu: pipa

    orotrakeal, pipa nasotrakeal dan airway surgical (krikotiroidotomi atau

    trakeostomi+.

    !abel 4 8ndikasi "irway %efinitif

    *ebutuhan untuk perlindungan airway *ebutuhan untuk &entilasi

    !idak sadar "pnea

    < Paralisis neuromuskuler

    < !idak sadar

    Fraktur maksilofasial 9saha nafas yang tidak adekuat

    < !akipnea

    < -ipoksia

    < -iperkarbia

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    9/39

    < Sianosis

    #ahaya aspirasi

    < Perdarahan

    < Muntah = muntah

    $edera kepala tertutup berat yang

    membutuhkan hiper&entilasi singkat, jadi

    penurunan keadaan neurologis

    #ahaya sumbatan

    < -ematoma leher

    < $edera laring, trakea

    < Stridor

    e. Melakukan jet insufflations dari airwaydan mengetahui bahwa tindakan ini

    bersifat sementara.

    >. Menjaga leher dalam posisi netral, bila perlu seara manual, bila melakukan

    tindakan untuk membebaskan airway .

    . Fiksasi leher dengan berbagai ara setelah memasang airway.

    Selama memeriksa dan memperbaiki airway, harus diperhatikan bahwa tidak

    boleh dilakukan ekstensi, fleksi atau rotasi dari leher. *eurigaan adanya kelainan

    &ertebra ser&ikalis didasarkan pada riwayat perlukaan, pemeriksaan neurologis tidak

    sepenuhnya dapat menyingkirkan.

    %alam keadaan keurigaan fraktur ser&ikal, harus dipakai alat imobilisasi. #ila

    alat imobilisasi ini harus dibuka untuk sementara, maka terhadap kepala harus

    dilakukan imobilisasi manual. "lat imobilisasi ini harus dipakai sampai kemungkinan

    fraktur ser&ikal dapat disingkirkan.

    -arus dilakukan segala usaha untuk menjaga jalan nafas dan memasang

    airway definiti&e bila diperlukan. !idak kalah penting adalah mengenali kemungkinan

    gangguan airway yang dapat terjadi kemudian, dan ini hanya dapat dikenali dengan

    ree&aluasi berulang terhadap airway ini.

    B. Breating !an "entilasi

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    10/39

    "irway yang baik tidak menjamin &entilasi yang baik. Pertukaran gas yang

    terjadi pada saat bernafas mutlak untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan $?2

    dari tubuh. @entilasi yan baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada dan

    diafragma.

    4. Penilaian

    a. #uka leher dan dada sambil imobilisasi leher dan kepala

    b. !entukan laju dan dalamnya pernafasan

    . 8nspeksi dan palpasi leher dan toraks untuk adanya de&iasi trakea, ekspansi

    toraks simetris atau tidak simetris, pemakaian otot tambahan dan tandatanda

    edera lainnya.

    d. Perkusi toraks unutk menentukan redup atau hipersonor

    e. "uskultasi toraks bilateral

    2. Pengelolaan

    a. Pemberian oksigen konsentrasi tinggi

    b. @entilasi dengan alat bag&al&emask

    - Pilih ukuran masker yang ook dengan wajah penderita.

    - -ubungkan selang oksigen dengan alat bag&al&emask, dan atur aliran

    oksigen sampai 42 /3menit. Pastikan airway penderita terbuka dan

    dipertahankan dengan teknikteknik yang telah dijelaskan sebelumnya.

    - ?rang pertama memegang masker pada wajah penderita, dan menjaga

    kerapatan dengan kedua tangan.

    - ?rang kedua memberikan &entilasi dengan memompa kantong dengan

    dua tangan. *eukupan &entilasi dinilai dengan memperhatikan

    gerakan dada penderita. Penderita diberi &entilasi dengan ara seperti ini

    tiap A detik.

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    11/39

    . Menghilangkan tension pneumothoraks

    d. Menutup open pneumothoraks

    e. Memasang sensor $?2 dari kapnograf pada )!!

    f. Memasang pulse o6imeter

    #. #ir$ulation !engan $ontrol per!araan

    Perdarahan merupakan sebab utama kematian pasa bedah yang mungkin

    dapat diatasi dengan terapi yang epat dan tepat di rumah sakit. Suatu keadaan

    hipotensi pada penderita trauma harus dianggap disebabkan oleh hipo&olemia, sampai

    terbukti sebaliknya.

    "da > penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

    informasi mengenai keadaan hemodinamik, yaitu tingkat kesadaran, warna kulit dan

    nadi. !ingkat kesadaran, bila &olume darah menurun, perfusi otak dapat berkurang,

    yang akan mengakibatkan penurunan kesadaran. arna kulit, dapat membantu

    diagnosis hipo&olemia. ajah puat keabuabuan dan kulit ekstremitas yang puat

    merupakan tanda hipo&olemia. Badi, periksa nadi besar seperti a. femoralis atau a.

    karotis untuk kekuatan nadi, keepatan dan irama. Badi epat dan keil merupakan

    tanda hipo&olemia. Badi yang tidak teratur biasanya merupakan tanda gangguan

    jantung. !idak ditemukan pulsasi dari artei besar merupakan tanda diperlukan

    resusitasi segera.

    4. Penilaian

    a. %apat mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal

    b. Mengetahui sumber perdarahan internal

    . Badi: keepatan, kualitas, keteraturan, pulsus parado6us

    d. arna kulit

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    12/39

    e. !ekanan darah (bila ada waktu+

    2. Pengelolaan

    a. !ekanan langsung pada tempat perdarahan eksternal

    b. Mengenal adanya perdarahan internal, kebutuhan unutk inter&ensi bedah, serta

    konsultasi bedah

    . Memasang 2 kateter 8@ ukuran besar

    d. Mengambil sampel darah unutk pemeriksaan darah rutin, analisis kimia, tes

    kehamilan golongan darah dan rossmath dan analisis gas darah

    e. Memberikan airan dengan airan R/ yang dihangatkan dan pemberian darah

    f. Memasang pneumati antishok garment atau bidai pneumati unutk ontrol

    perdarahan

    g. $egah hipotermia

    %. %isability

    %ilakukan e&aluasi terhadap keadaan neurologis seara epat, yang dinilai

    adalah tingkat kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, tandatanda lateralisasi dan tingkat

    edera spinal

    4. !entukan tingkat kesadaran memakai skor 7$S

    2. Bilai pupil untuk besarnya, isokor dan reaksi

    !abel Skoring Penilaian 7$S

    'enis Pemeriksaan Bilai

    Respon bu&a mata (Eye opening, ')

    Spontan

    !erhadap suara

    !erhadap nyeri

    !idak ada

    >

    2

    4

    Respon motori& ()

    8kut perintah

    Melokalisir nyeri

    0

    A

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    13/39

    Fleksi normal (menarik anggota tubuh yang dirangsang+

    Fleksi abnormal (dekortikasi+

    )kstensi normal (deserebrasi+

    !idak ada (flasid+

    >

    2

    4

    Respon verbal (")#erorientasi baik

    #erbiara mengaau (bingung+

    *atakata tidak teratur

    Suara tidak jelas

    !idak ada

    A

    >

    2

    4

    Semakin rendah skor yang diperoleh, maka kesadaran semakin jelek. Penentuan

    diagnosis berdasarkana 7$S yaitu edera kepala ringan (44A+, edera kepala sedang

    (C4>+, dan edera kepala berat (>+.

    '. '&sposure

    Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya, sering dengan ara

    menggunting, untuk memeriksa dan e&aluasi penderita. Setelah pakaian dibuka,

    penderita diselimuti agar tidak kedinginan. -arus dipakaikan selimut hangat dan

    ruangan yang ukup hangat.

    2.Secondary Assessment / Secondary survey

    Sur&ey sekunder merupakan pemeriksaan seara lengkap yang dilakukan

    seara head to toe, dari depan hingga belakang. Seondary sur&ey hanya dilakukan

    setelah kondisi pasien mulai stabil, dalam artian tidak mengalami syok atau tanda

    tanda syok telah mulai membaik.

    1. Anamnesis

    Pemeriksaan data subyektif didapatkan dari anamnesis riwayat pasien yang

    merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. Riwayat pasien meliputi

    keluhan utama, riwayat masalah kesehatan sekarang, riwayat medis, riwayat

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    14/39

    keluarga, sosial, dan sistem.D Pengkajian riwayat pasien seara optimal harus

    diperoleh langsung dari pasien, jika berkaitan dengan bahasa, budaya, usia, dan

    aat atau kondisi pasien yang terganggu, konsultasikan dengan anggota keluarga,

    orang terdekat, atau orang yang pertama kali melihat kejadian. "namnesis yang

    dilakukan harus lengkap karena akan memberikan gambaran mengenai edera

    yang mungkin diderita. #eberapa ontoh:

    a. !abrakan frontal seorang pengemudi mobil tanpa sabuk pengaman: edera

    wajah, maksilofasial, ser&ikal. !oraks, abdomen dan tungkai bawah.

    b. 'atuh dari pohon setinggi 0 meter perdarahan intrakranial, fraktur ser&ikal

    atau &ertebra lain, fraktur ekstremitas.

    . !erbakar dalam ruangan tertutup: edera inhalasi, keraunan $?.

    "namnesis juga harus meliputi riwayat "MP/) yang bisa didapat dari pasien dan

    keluarga:D

    " : "lergi (adakah alergi pada pasien, seperti obatobatan, plester, makanan+

    M : Medikasi3obatobatan (obatobatan yang diminum seperti sedang

    menjalani

    pengobatan hipertensi, kening manis, jantung, dosis, atau

    penyalahgunaan obat

    P : #ertinent medical history (riwayat medis pasien seperti penyakit yang

    pernah

    diderita, obatnya apa, berapa dosisnya, penggunaan obatobatan herbal+

    / : $ast meal (obat atau makanan yang baru saja dikonsumsi, dikonsumsi

    berapa

    jam sebelum kejadian, selain itu juga periode menstruasi termasuk dalam

    komponen ini+

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    15/39

    ) : %vents, halhal yang bersangkutan dengan sebab edera (kejadian yang

    menyebabkan adanya keluhan utama+

    "da beberapa ara lain untuk mengkaji riwayat pasien yang disesuaikan dengan

    kondisi pasien. Pada pasien dengan keenderungan konsumsi alkohol, dapat

    digunakan beberapa pertanyaan di bawah ini :D

    C" have you ever felt should Cutdown your drinking&

    '" have peopleAnnoyed you by critici(ing your drinking&

    " have you ever felt bad or Guilty about your drinking&

    %" have you ever had a drink first think in the morning to steady your

    nerves or get rid of a hangover *Eyeopener)

    'awaban Ea pada beberapa kategori sangat berhubungan dengan masalah

    konsumsi alkohol.

    Pada kasus kekerasan dalam rumah tangga akronim -8!S dapat digunakan dalam

    proses pengkajian. #eberapa pertanyaan yang diajukan antara lain: dalam

    setahun terakhir ini seberapa sering pasanganmuG :0,D

    +urt you physically&

    ,nsulted or talked down to you&

    Threathened you with physical harm&

    Screamed or cursed you&

    "kronim PHRS! ini digunakan untuk mengkaji keluhan nyeri pada pasien yang

    meliputi :

    #rovokes-palliates : apa yang menyebabkan nyeriI "pa yang membuat

    nyerinya lebih baikI apa yang menyebabkan nyerinya lebih burukI apa

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    16/39

    yang anda lakukan saat nyeriI apakah rasa nyeri itu membuat anda

    terbangun saat tidurI

    .uality: bisakah anda menggambarkan rasa nyerinyaIapakah seperti diiris,

    tajam, ditekan, ditusuk tusuk, rasa terbakar, kram, kolik, diremasI (biarkan

    pasien mengatakan dengan katakatanya sendiri.

    Radiates: apakah nyerinya menyebarI Menyebar kemanaI "pakah nyeri

    terlokalisasi di satu titik atau bergerakI

    Severity: seberapa parah nyerinyaI %ari rentang skala 141 dengan 1 tidak

    ada nyeri dan 41 adalah nyeri hebat

    Time: kapan nyeri itu timbulI, apakah onsetnya epat atau lambatI #erapa

    lama nyeri itu timbulI "pakah terus menerus atau hilang timbulIapakah

    pernah merasakan nyeri ini sebelumnyaIapakah nyerinya sama dengan

    nyeri sebelumnya atau berbedaI

    Setelah dilakukan anamnesis, maka langkah berikutnya adalah pemeriksaan

    tandatanda &ital. !anda tanda &ital meliputi suhu, nadi, frekuensi nafas, saturasi

    oksigen, tekanan darah, berat badan, dan skala nyeri.

    #erikut ini adalah ringkasan tandatanda &ital untuk pasien dewasa menurutD

    *omponen +ilai normal *eterangan

    Suhu >0,A>D,A %apat di ukur melalui oral, aksila, dan

    retal. 9ntuk mengukur suhu inti

    menggunakan kateter arteri pulmonal,

    kateter urin, esophageal probe, ataumonitor tekanan intraranial dengan

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    17/39

    pengukur suhu. Suhu dipengaruhi oleh

    akti&itas, pengaruh lingkungan, kondisi

    penyakit, infeksi dan injury.

    Badi 0141163menit %alam pemeriksaan nadi perlu die&aluais

    irama jantung, frekuensi, kualitas dan

    kesamaan.Respirasi 422163menit )&aluasi dari repirasi meliputi frekuensi,

    auskultasi suara nafas, dan inspeksi dari

    usaha bernafas. !ada dari peningkatan

    usah abernafas adalah adanya pernafasan

    uping hidung, retraksi interkostal, tidak

    mampu menguapkan 4 kalimat penuh.

    Saturasi oksigen JCA5 Saturasi oksigen di monitor melalui

    oksimetri nadi, dan hal ini penting bagi

    pasien dengan gangguan respirasi,

    penurunan kesadaran, penyakit serius dan

    tanda &ital yang abnormal. Pengukurna

    dapat dilakukan di jari tangan atau kaki.

    !ekanan darah 42131mm-g !ekana darah mewakili dari gambaran

    kontraktilitas jantung, frekuensi jantung,

    &olume sirkulasi, dan tahanan &askuler

    perifer. !ekanan sistolik menunjukkan

    ardia output, seberapa besar dan

    seberapa kuat darah itu dipompakan.

    !ekanan diastoli menunjukkan fungsi

    tahanan &askuler perifer.

    #erat badan #erat badan penting diketahui di 97%karena berhubungan dengan keakuratan

    dosis atau ukuran. Misalnya dalam

    pemberian antikoagulan, &asopressor, dan

    medikasi lain yang tergantung dengan

    berat badan.

    2. Pemeri&saan ,isi&

    a. *ulit &epala

    Seluruh kulit kepala diperiksa. Sering terjadi pada penderita yang

    datang dengan edera ringan, tibatiba keluar darah yang berasal dari bagian

    belakang kepala penderita. /akukan inspeksi dan palpasi seluruh kepala dan

    wajah untuk adanya pigmentasi, laserasi, massa, kontusio, fraktur dan luka

    termal, ruam, perdarahan, nyeri tekan serta adanya sakit kepala.

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    18/39

    b. -aa

    8ngat prinsip looklistenfeel" 8nspeksi adanya kesimterisan kanan dan

    kiri. "pabila terdapat edera di sekitar mata, jangan lalai memeriksa mata,

    karena pembengkakan di mata akan menyebabkan pemeriksaan mata

    selanjutnya menjadi sulit. Re e&aluasi tingkat kesadaran dengan skor 7$S.

    4+ Mata :periksa kornea ada edera atau tidak, ukuran pupil

    apakah isokor atau anisokor serta bagaimana refle6

    ahayanya, pupil mengalami miosis atau midriasis,

    ikterus, ketajaman mata (macies visus dan acies

    campus+, konjungti&anya anemis atau kemerahan, rasa

    nyeri, gatalgatal, ptosis, e6ophthalmus, perdarahan

    subonjunti&al, serta diplopia.

    2+ -idung :periksa adanya perdarahan, perasaan nyeri,

    penyumbatan

    peniuman, deformitas (pembengkokan+.

    >+ !elinga :periksa adanya nyeri, tinitus, pembengkakan,

    penurunan

    atau hilangnya pendengaran, periksa dengan senter

    mengenai keutuhan membrane timpani atau adanya

    hemotimpanum.

    + Rahang atas : periksa stabilitas rahang atas

    A+ Rahang bawah : periksa akan adanya fraktur

    0+ Mulut dan faring : inspeksi pada bagian mukosa terhadap tekstur, warna,

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    19/39

    kelembaban, dan adanya lesi; amati lidah tekstur,

    warna, kelembaban, lesi, apakah tosil meradang,

    pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan apa

    ada massa3 tumor, pembengkakkan dan nyeri, amati

    adanya tonsil meradang atau tidak

    (tonsillitis3amandel+.

    Pada skenario pasien mengalami luka di frontal de6tra, depressed fracture!

    racoon eyes! dan epistaksis. %ari hasil pemeriksaan dengan menggunakan

    7$S, didapatkan bahwa skor 7$S pasien adalah (edera kepala berat+. Pada

    skenario diketahui bahwa kepala pasien membentur bingkai kaa depan, selain

    bisa menyebabkan terjadinya fraktur ranium, hal tersebut juga bisa

    menyebabkan terjadinya fraktur nasal yang berpengaruh terhadap peahnya

    ple6us kiessel bah, sehingga terjadi epistaksis. !erjadinya fraktur ranium

    menyebabkan terjadinya kebooran /$S dan mempengaruhi os. Spenoid yang

    menyebabkan ekimosis periorbital (racoon eyes+.

    $. "ertebra servi&alis !an leer

    Pada saat memeriksa leher, periksa adanya deformitas tulang atau

    krepitasi, edema, ruam, lesi, dan massa , kaji adanya keluhan disfagia

    (kesulitan menelan+ dan suara serak harus diperhatikan, edera tumpul atau

    tajam, de&iasi trakea, dan pemakaian otot tambahan. Palpasi akan adanya

    nyeri, deformitas, pembekakan, emfisema subkutan, de&iasi trakea, kekakuan

    pada leher dan simetris pulsasi. !etap jaga imobilisasi segaris dan proteksi

    ser&ikal. 'aga airway, pernafasan, dan oksigenasi. *ontrol perdarahan, egah

    kerusakan otak sekunder.

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    20/39

    !. Tora&s

    8nspeksi : 8nspeksi dinding dada bagian depan, samping dan belakang

    untuk adanya trauma tumpul3tajam,luka, leet, memar, ruam ,

    ekimosiss, bekas luka, frekuensi dan kedalaman pernafsan,

    kesimetrisan e6pansi dinding dada, penggunaan otot

    pernafasan tambahan dan ekspansi toraks bilateral, apakah

    terpasang pae maker, frekuensi dan irama denyut jantung,

    (lombardo, 211A+

    Palpasi : seluruh dinding dada untuk adanya trauma tajam3tumpul,

    emfisema subkutan, nyeri tekan dan krepitasi.

    Perkusi : untuk mengetahui kemungkinan hipersonor dan keredupan

    "uskultasi : suara nafas tambahan (apakah ada ronki, wheeKing, rales+ dan

    bunyi jantung (murmur, gallop, frition rub+

    Penilaian !horaks pada kasus:

    Pada skenario diketahui bahwa hasil pemeriksaan thoraks yaitu gerakan

    hemitoraks kanan tertinggal, '@P meningkat, trakea terdorong ke kiri,

    hipersonor thoraks kanan, @#S kanan hilang, bunyi jantung murni reguler.

    Pada pasien ini terjadi !ension Pneumotoraks %e6tra.

    Penanganannya adalah dengan needle thorakosentesis di 8$S 2 berpotongan

    dengan linea midla&iularis, lakukan pemasangan hest tube no 4 di 8$S A,

    sambungkan dengan S%.

    e. Ab!omen

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    21/39

    $edera intraabdomen kadangkadang luput terdiagnosis, misalnya

    pada keadaan edera kepala dengan penurunan kesadaran, fraktur &ertebra

    dengan kelumpuhan (penderita tidak sadar akan nyeri perutnya dan gejala

    defans otot dan nyeri tekan3lepas tidak ada+. 8nspeksi abdomen bagian depan

    dan belakang, untuk adanya trauma tajam, tumpul dan adanya perdarahan

    internal, adakah distensi abdomen, asites, luka, leet, memar, ruam, massa,

    denyutan, benda tertusuk, ehymosis, bekas luka , dan stoma. "uskultasi

    bising usus, perkusi abdomen, untuk mendapatkan, nyeri lepas (ringan+.

    Palpasi abdomen untuk mengetahui adakah kekakuan atau nyeri tekan,

    hepatomegali,splenomegali,defans muskuler,, nyeri lepas yang jelas atau

    uterus yang hamil. #ila ragu akan adanya perdarahan intra abdominal, dapat

    dilakukan pemeriksaan %P/ */iagnostic peritoneal lavage! ataupun 0S

    *0ltra Sonography)" Pada perforasi organ berlumen misalnya usus halus gejala

    mungkin tidak akan nampak dengan segera karena itu memerlukan ree&aluasi

    berulang kali. Pengelolaannya dengan transfer penderita ke ruang operasi bila

    diperlukan.C

    ,. Pelvis (perineum/re$tum/vagina)

    $edera pada pel&is yang berat akan nampak pada pemeriksaan fisik

    (pel&is menjadi stabil+, pada edera berat ini kemungkinan penderita akan

    masuk dalam keadaan syok, yang harus segera diatasi. #ila ada indikasi

    pasang P"S73 gurita untuk mengontrol perdarahan dari fraktur pel&is .C

    Pel&is dan perineum diperiksa akan adanya luka, laserasi , ruam, lesi,

    edema, atau kontusio, hematoma, dan perdarahan uretra. $olok dubur harus

    dilakukan sebelum memasang kateter uretra. -arus diteliti akan kemungkinan

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    22/39

    adanya darah dari lumen retum, prostat letak tinggi, adanya fraktur pel&is,

    utuh tidaknya retum dan tonus musulo sfinkter ani. Pada wanita,

    pemeriksaan olok &agina dapat menentukan adanya darah dalam &agina atau

    laserasi, jika terdapat perdarahan &agina diatat, karakter dan jumlah

    kehilangan darah harus dilaporkan (pada tampon yang penuh memegang 21

    sampai >1 m/ darah+. 'uga harus dilakuakn tes kehamilan pada semua wanita

    usia subur. Permasalahan yang ada adalah ketika terjadi kerusakan uretra

    pada wanita, walaupun jarang dapat terjadi pada fraktur pel&is dan straddle

    injury. #ila terjadi, kelainan ini sulit dikenali, jika pasien hamil, denyut

    jantung janin (pertama kali mendengar dengan %oppler ultrasonografi pada

    sekitar 41 sampai 42 kehamilan minggu+ yang dinilai untuk frekuensi, lokasi,

    dan tempat. Pasien dengan keluhan kemih harus ditanya tentang rasa sakit atau

    terbakar dengan buang air keil, frekuensi, hematuria, kening berkurang,

    Sebuah sampel urin harus diperoleh untuk analisis.

    41

    g. '&tremitas

    Pemeriksaan dilakukan dengan lookfeelmove. Pada saat inspeksi,

    jangan lupa untuk memeriksa adanya luka dekat daerah fraktur (fraktur

    terbuka+, pada saat palpasi jangan lupa untuk memeriksa denyut nadi distal

    dari fraktur pada saat menggerakan, jangan dipaksakan bila jelas fraktur.

    Sindroma kompartemen mungkin luput terdiagnosis pada penderita dengan

    penurunan kesadaran atau kelumpuhan.C 8nspeksi pula adanya kemerahan,

    edema, ruam, lesi, gerakan, dan sensasi. Paralisis, atropi3hipertropi otot,

    kontraktur diperiksa. 'arijari harus diperiksa untuk mendeteksi adanya

    lubbing finger serta adanya nyeri tekan, periksa juga Capillary Refill Time

    ($R!+.

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    23/39

    Penilaian pulsasi dapat menetukan adanya gangguan &askular.

    Perlukaan berat pada ekstremitas dapat terjadi tanpa disertai fraktur.

    *erusakan ligament dapat menyebabakan sendi menjadi tidak stabil, keruskan

    otottendon akan mengganggu pergerakan. 7angguan sensasi dan3atau

    hilangnya kemampuan kontraksi otot dapat disebabkan oleh saraf perifer atau

    iskemia. "danya fraktur torako lumbal dapat diketahui pada pemeriksaan fisik

    dan riwayat trauma. Perlukaan bagian lain mungkin menghilangkan gejala

    fraktur torako lumbal, dan dalam keadaan ini hanya dapat didiagnosa dengan

    foto rongent. Pemeriksaan muskuloskletal tidak lengkap bila belum dilakukan

    pemeriksaan punggung penderita. Permasalahan yang munul adalah:

    4+ Perdarahan dari fraktur pel&is dapat berat dan sulit dikontrol, sehingga

    terjadi syok yang dpat berakibat fatal

    2+ Fraktur pada tangan dan kaki sering tidak dikenal apa lagi penderita dalam

    keadaan tidak sada. "pabila kemudian kesadaran pulih kembali barulah

    kelainan ini dikenali.

    >+ *erusakan jaringan lunak sekitar sendi seringkali baru dikenal setelah

    penderita mulai sadar kembali41

    Pada skenario, pasien mengalami fraktur terbuka femur de6tra 43> tengah dan

    terdapat displaed.Prinsip terapi fraktur adalah: rekognisi atau pengenalan,

    reduksi (pemilihan keselarasan anatomi untuk tulang fraktur, reposisi+,

    imobilisasi dan rehabilitasi. Penatalaksaan fraktur terbuka adalah :

    %ebridement

    Pemberian tetanus toksoid

    Pemeriksaan kultur jaringan

    Pemberian rawat luka dengan kompres terbuka

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    24/39

    Pemberian antibioti

    Pemantauan gejala infeksi

    Menutup luka dengan memastikan tidak adanya infeksi

    8mobilisasi pada ekstrimitas yang patah.

    . Bagian punggung

    Memeriksa punggung dilakukan dilakukan dengan log roll

    (memiringkan penderita dengan tetap menjaga kesegarisan tubuh+.C Periksa

    adanya perdarahan, leet, luka, hematoma, ehymosis, ruam, lesi, dan edema

    serta nyeri. #egitu pula pada kolumna &ertebralis, periksa adanya deformitas.

    i. +eurologis

    Pemeriksaan neurologis yang diteliti meliputi pemeriksaan tingkat

    kesadaran, ukuran dan reaksi pupil, pemeriksaan motorik dan sensorik.

    Peubahan dalam status neurologis dapat menggunakan 7$S. "danya paralisis

    dapat disebabakan oleh kerusakan kolumna &ertebralis atau saraf perifer.

    8mobilisasi penderita dengan short atau long spine board, kolar ser&ikal, dan

    alat imobilisasi dilakukan sampai terbukti tidak ada fraktur ser&ikal.

    *esalahan yang sering dilakukan adalah untuk melakukan fiksasai terbatas

    kepada kepala dan leher saja, sehingga penderita masih dapat bergerak dengan

    leher sebagai sumbu. 'elsalah bahwa seluruh tubuh penderita memerlukan

    imobilisasi. #ila ada trauma kepala, diperlukan konsultasi neurologis. -arus

    dipantau tingkat kesadaran penderita, karena merupakan gambaran perlukaan

    intra kranial. #ila terjadi penurunan kesadaran akibat gangguan neurologis,

    harus diteliti ulang perfusi oksigenasi, dan &entilasi ("#$+. Perlu adanya

    tindakan bila ada perdarahan epidural subdural atau fraktur kompresi yang

    ditentukan ahli bedah syaraf .41

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    25/39

    Pada pemeriksaan neurologis, inspeksi adanya kejang, twitching,

    parese, hemiplegi atau hemiparese (ganggguan pergerakan+, distaksia

    ( kesukaran dalam mengkoordinasi otot+, kelainan rangsang meningeal,

    adanya &ertigo dan kelainan respon sensori.

    2.0 Focused Assessment

    1ocused assessment atau pengakajian terfokus adalah tahap pengkajian

    pada area keperawatan gawat darurat yang dilakukan setelah primary survey!

    secondary survey! anamnesis riwayat pasien *pemeriksaan subyektif) dan

    pemeriksaan obyektif (+ead to toe). %i beberapa negara bagian "ustralia

    mengembangkan focused assessment ini dalam pelayanan di %mergency

    /epartment, tetapi di beberapa Begara seperti 9S" dan beberapa Begara )ropa

    tidak menggunakan istilah 1ocused 'ssessment tetapi dengan istilah /efinitive

    'ssessment.

    2

    1ocused assessment untuk melengkapi data seondary assessment bisa

    dilakukan sesuai masalah yang ditemukan atau tempat dimana injury ditemukan.

    Eang paling banyak dilakukan dalam tahap ini adalah beberapa pemeriksaan

    penunjang diagnostik atau bahkan dilakukan pemeriksaan ulangan dengan tujuan

    segera dapat dilakukan tindakan definitif.

    3. Reassessment

    #eberapa komponen yang perlu untuk dilakukan pengkajian kembali

    (reassessment+ yang penting untuk melengkapi primary survey pada pasien di

    gawat darurat adalah :

    *omponen Pertimbangan

    'irway Pastikan bahwa peralatan airway : 2ro #haryngeal 'irway!

    $aryngeal Mask 'irway, maupun%ndotracheal Tube(salah satudari peralatan airway+ tetap efektif untuk menjamin kelanaran jalan

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    26/39

    napas. Pertimbangkan penggunaaan peralatan dengan manfaat yang

    optimal dengan risiko yang minimal.

    3reathing Pastikan oksigenasi sesuai dengan kebutuhan pasien :

    Pemeriksaan definiti&e rongga dada dengan rontgen foto

    thoraks, untuk meyakinkan ada tidaknya masalah seperti!ension pneumothoraks, hematotoraks atau trauma thoraks

    yang lain yang bisa mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat

    Penggunaan &entilator mekanik

    Circulation Pastikan bahwa dukungan sirkulasi menjamin perfusi jaringan

    khususnya organ &ital tetap terjaga, hemodinamik tetap termonitor

    serta menjamin tidak terjadi o&er hidrasi pada saat penanganan

    resusitasiairan.

    Pemasangan ateter &ena entral

    Pemeriksaan analisa gas darah

    #alane airan Pemasangan kateter urin

    /isability Setelah pemeriksaan 7$S pada primary sur&ey, perlu didukung

    dengan :

    Pemeriksaan spesifik neurologi yang lain seperti refle6

    patologis, defiit neurologi, pemeriksaan persepsi sensori

    dan pemeriksaan yang lainnya.

    $! san kepala, atau MR8

    %4posure *onfirmasi hasil data primary sur&ey dengan Rontgen foto pada daerah yang mungkin diurigai trauma

    atau fraktur

    9S7 abdomen atau pel&is

    . Pemeri&saan %iagnosti&

    Pemeriksaan lanjutan hanya dilakukan setelah &entilasi dan hemodinamika

    penderita dalam keadaan stabil (%iklat RS9P %r. M.%jamil, 2110+. %alam

    melakukan secondary survey, mungkin akan dilakukan pemeriksaan diagnostik

    yang lebih spesifik seperti :

    1) 'n!os&opi

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    27/39

    Pemeriksaan penunjang endoskopi bisa dilakukan pada pasien dengan

    perdarahan dalam. %engan melakukan pemeriksaan endoskopi kita bisa

    mngethaui perdarahan yang terjadi organ dalam. Pemeriksaan endoskopi dapat

    mendeteksi lebih dari CA5 pasien dengan hemetemesis, melena atau

    hematemesis melena dapat ditentukan lokasi perdarahan dan penyebab

    perdarahannya. /okasi dan sumber perdarahan yaitu:

    a. )sofagus :@arises,erosi,ulkus,tumor

    b. 7aster :)rosi, ulkus, tumor,

    polip, angio displasia, %ilafeuy, &arises

    gastropati kongestif

    . %uodenum :9lkus, erosi,

    9ntuk kepentingan klinik biasanya dibedakan perdarahan karena ruptur

    &arises dan perdarahan bukan karena ruptur &arises.44

    2) Bron&os&opi

    #ronkoskopi adalah tindakan yang dilakukan untuk melihat keadaan intra

    bronkus dengan menggunakan alat bronkoskop. Prosedur diagnostik dengan

    bronkoskop ini dapat menilai lebih baik pada mukosa saluran napas normal,

    hiperemis atau lesi infiltrat yang memperlihatkan mukosa yang ompang

    amping. !eknik ini juga dapat menilai penyempitan atau obstruksi akibat

    kompresi dari luar atau massa intrabronkial, tumor intra bronkus. Prosedur ini

    juga dapat menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar getah bening, yaitu dengan

    menilai karina yang terlihat tumpul akibat pembesaran kelenjar getah bening

    subkarina atau intra bronkus.2A

    3) #T S$an

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    28/39

    $!san merupakan alat penitraan yang di pakai pada kasuskasus emergensi

    seperti emboli paru, diseksi aorta, akut abdomen, semua jenis trauma dan

    menentukan tingkatan dalam stroke. Pada kasus stroke, $!san dapat

    menentukan dan memisahkan antara jaringan otak yang infark dan daerah

    penumbra. Selain itu, alat ini bagus juga untuk menilai kalsifikasi jaringan.

    #erdasarkan beberapa studi terakhir, $!san dapat mendeteksi lebih dari C1 5

    kasus stroke iskemik, dan menjadi baku emas dalam diagnosis stroke.>1

    Pemeriksaaan $!. san juga dapat mendeteksi kelainankelainan seerti

    perdarahan diotak, tumor otak, kelainankelainan tulang dan kelainan dirongga

    dada dan rongga perur dan khususnya kelainan pembuluh darah, jantung

    (koroner+, dan pembuluh darah umumnya (seperti penyempitan darah dan

    ginjal.4

    ) SG

    9ltrasonografi (9S7+ adalah alat diagnostik non in&asif menggunakan

    gelombang suara dengan frekuensi tinggi diatas 21.111 hertK ( J21 kilohertK+

    untuk menghasilkan gambaran struktur organ di dalam tubuh.Manusia dapat

    mendengar gelombang suara 2121.111 hertK .7elombang suara antara 2,A

    sampai dengan 4 kilohertK digunakan untuk diagnostik. 7elombang suara

    dikirim melalui suatu alat yang disebut transduer atau probe. ?byek didalam

    tubuh akan memantulkan kembali gelombang suara yang kemudian akan

    ditangkap oleh suatu sensor, gelombang pantul tersebut akan direkam, dianalisis

    dan ditayangkan di layar. %aerah yang terakup tergantung dari ranangan

    alatnya. 9ltrasonografi yang terbaru dapat menayangkan suatu obyek dengan

    gambaran tiga dimensi, empat dimensi dan berwarna. 9S7 bisa dilakukan pada

    abdomen, thorak.21

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    29/39

    0) Ra!iologi

    Radiologi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan di

    ruang gawat darurat. Radiologi merupakan bagian dari spetrum elektromagnetik

    yang dipanarkan akibat pengeboman anoda wolfram oleh eletronelektron

    bebas dari suatu katoda. Film polos dihasilkan oleh pergerakan eletronelektron

    tersebut melintasi pasien dan menampilkan film radiologi. !ulang dapat

    menyerap sebagian besar radiasi menyebabkan pajanan pada film paling sedikit,

    sehingga film yang dihasilkan tampak berwarna putih. 9dara paling sedikit

    menyerap radiasi, meyebabakan pejanan pada film maksimal sehingga film

    nampak berwarna hitam. %iantara kedua keadaan ekstrem ini, penyerapan

    jaringan sangat berbedabeda menghasilkan itra dalam skala abuabu. Radiologi

    bermanfaat untuk dada, abdoment, sistem tulang: trauma, tulang belakang, sendi

    penyakit degenerati&e, metaboli dan metastatik (tumor+. Pemeriksaan radiologi

    penggunaannya dalam membantu diagnosis meningkat. Sebagian kegiatan

    seharian di departemen radiologi adalah pemeriksaan foto toraks. -al ini

    menunjukkan betapa pentingnya pemeriksaan ini. 8ni karena pemeriksaan ini

    relatif lebih epat, lebih murah dan mudah dilakukan berbanding pemeriksaan

    lain yang lebih anggih dan akurat.4

    ) R (Magnetic Resonance Imaging

    Seara umum lebih sensiti&e dibandingkan $! San. MR8 juga dapat

    digunakan pada kompresi spinal. *elemahan alat ini adalah tidak dapat

    mendeteksi adanya emboli paru, udara bebas dalam peritoneum dan faktor.

    *elemahan lainnya adalah prosedur pemeriksaan yang lebih rumit dan lebih

    lama, hanya sedikit sekali rumah sakit yang memiliki, harga pemeriksaan yang

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    30/39

    sangat mahal serta tidak dapat diapaki pada pasien yang memakai alat paemaker

    jantung dan alat bantu pendengaran.>1

    Pengkajian kegawatdaruratan pada orang dewasa akan berbeda dengan

    pengkajian yang dilakukan pada anakanak dan lanjut usia yang membutuhkan

    kekhususan dalam pengkajian maupun penanganannya. Menurut Pedoman The

    5ational ,nstitue for +ealth and Clinical %4cellence (211D+ 2Dmenyatakan orang

    dewasa berusia sekitar 40 tahun atau lebih. -asil sur&ey tahun 211D dan 2141

    menunjukkan bahwa 215 orang dewasa (40 tahun+ di "merika Serikat

    menggunakan unit gawat darurat (97%+ dan 42 bulan terakhir sekitar 00,15 orang

    dewasa memiliki alasan mengunjungi 97% karena mengalami masalah medis yang

    serius.4A

    9nit gawat darurat harus selalu dalam keadaan siap siaga. Perawat gawat

    darurat harus siap mengenali adanya abnormalitas pada sistem dan berpartisipasi

    dalam penatalaksanaan pasien dengan tepat. #erbagai kondisi bisa saja terjadi,

    sehingga tidak ada alasan bagi perawat yang tidak dapat mengkaji pasiennya dengan

    tepat. Mengikuti pendekatan pengkajian terorganisasi merupakan hal yang sangat

    penting, tetapi yang paling penting adalah gagasan bahwa setiap perawat harus

    membuat dan menggunakan seara konsisten pendekatan yang bermakna bagi setiap

    indi&idu.

    "rea pengkajian pertama harus selalu pengkajian sistem kardio&askuler dan

    respirasi. Pengkajian tersebut merupakan pengkajian utama yang dimandatkan pada

    semua perawat gawat darurat untuk dilakukan pada semua pasien. !anda &ital

    merupakan indikator yang signifikan dari kondisi saat ini dan kondisi berikutnya.

    !ubuh memiliki mekanisme luar biasa, dan tanda &ital berperan sebagai indikator

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    31/39

    yang menunjukkan fungsi nmekanisme kompensasi tersebut. Pengukuran tanda &ital

    menjadi tren (diulang dari waktu ke waktu+ dan sering direkomendasikan di

    lingkungan gawat darurat sehingga dapat menggambarkan status pasien seara akurat

    dan dapat memperkirakan hasil seara efektif.24 Pada pasien injury diperlukan

    penatalaksanaan yang agak berbeda dimana pengkajian, diagnose, dan tindakan

    dilakukan seara bersamaan .4> Pada pengkajian awal pada pasien dengan trauma,

    apabila terdapat multiple injury maka dilakukan pemeriksaan head to toe seara

    epat, akan tetapi jika jika tidak multiple maka segera lakukan foused assesment,

    Pemeriksaan umum dapat dilakukan seara bersamaan dengan pemeriksaan

    utama, seperti tingkat kesadaran, kualitas biara, organisasi pikiran, dan tampilan

    umum. Satu aspek yang penting dari pengkajian adalah pembentukan hubungan

    terapeutik. Perawat harus memberikan pri&asi ketika berbiara dengan pasien, dan ia

    harus menggunakan sentuhan dan penjelasan &erbal untuk meyakinkan pasien

    sebelum melakukan pemeriksaan dan prosedur.

    Perawat !riase atau staf )MS mengirim pasien ke area pengobatan perawat

    utama yang bertanggung jawab untuk perawatan indi&idu selama berada di 97%.

    Eang harus dimasukkan dalam perawatan dan harus dilakukan oleh perawat utama

    adalah pengkajian pasien yang tepat waktu dan penetapan bukti tertulis pengkajian

    fisik lengkap pada setiap pasien. !etapi, hal ini tidak berarti bahwa perawat harus

    melakukan pengkajian fisik lengkap pada pasien. )ksplorasi patofisiologi terkait dan

    riwayat sebelumnya, selanjutnya dokumentasikan juga keluhan utama dan pengkajian

    tanda &ital.

    Prioritas pengkajian lainnya berkenaan dengan pasien trauma. Pemeriksaan

    utama "#$% (airway! breathing! circulation! disability) harus dikaji dan

    didokumentasikan pada saat kedatangan sebagai data dasar dan harus menerminkan

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    32/39

    konsistensi di semua pengkajian medis dan keperawatan. Pengkajian mekanisme

    edera juga merupakan hal yang sangat penting. %alam hal ini petugas )MS juga

    sangat membantu. 8nformasi ini akan sangat menghemat waktu dan menyelamatkan

    kehidupan dengan mengarahkan fokus klinis ke struktur internal dan sistem tubuh

    yang paling rentan terhadap jenis edera tertentu.24 Pengkajian di 97% diranang

    untuk mengenali kegawatdaruratan yang menganam kehidupan dan mengumpulkan

    ukup data untuk menentukan prioritas perawatan dalam waktu yang sangat sempit.

    Setiap saat, dan untuk setiap pasien, perawat gawat darurat diharapkan untuk

    memperoleh dan mengkomunikasikan temuan yang tepat, termasuk abnormalitas,

    pemburukan gejala, atau perubahan tingkat keakutan agar dapat dilakukan

    penatalaksanaan pasien lebih lanjut

    Perawat gawat darurat memberikan perawatan pada seluruh populasi termasuk

    orang dewasa yang memiliki beragam pengalaman episodi, tibatiba, potensial,

    menganam kesehatan jiwa atau kondisi psikososial.

    D

    9ntuk itu diperlukan

    pengetahuan yang dalam dan pengalaman klinik dalam memberikan perawatan dalam

    seluruh rentang kehidupan dan mengelola situasi kegawatdaruratan walaupun dalam

    situasi yang ramai dan memerlukan penggunaan teknologi yang kompleks.DMenurut

    Fulde (211C+4> memberikan gambaran mengenai penatalaksanaan yang harus

    dilakukan pada pasien yang mengalami injuri, antara lain; primary sur&ey, resusitasi,

    history dan seondary sur&ey. Pada seondary sur&ey yang membedakan antara

    trauma dan non trauma adalah isi atau ontent dari prtanyaan yang ditanyakan atau

    dikaji, ontohnya pada pemeriksaan thoraks jika non trauma maka kita mengkaji

    adakah jejasI, adakah krepitasi sedangkan pada non trauma yang kita kaji adalah

    adakah suara nafas tambahan, suara bising jantung, adakah penggunaan pae maker.

    Sedangkan $urtis, Murphy, -oy, dan /ewis (211C+D yang menyampaikan bahwa

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    33/39

    diperlukan pendekatan yang sistematis dalam melakukan pengkajian pada pasien di

    unit gawat darurat, antara lain; pengkajian riwayat kesehatan (history+, potensial

    bendera merahG (potensi kritis+, pemeriksaan fisik, in&estigasi dan inter&ensi

    keperawatan. Pada gambar 4 dapat dilihat model pendekatan sistematik pada

    pengkajian pasien dan manajemen di 97%. /angkahlangkah tersebut dapat

    dilakukan bersamaan dan e&aluasi disertai pengkajian ulang sangat penting dilakukan

    sebagai kuni dalam proses keperawatan.D

    Gambar 1.Pendekatan sistematik pada pengkajian pasien dan manajemen di 97%D

    Pendekatan sistematis yang digunakan $urtis, Murphy, -oy, dan /ewis (211C+

    dalam pengkajian pasien dewasa di 97% akan memberikan data yang tepat dan epat.

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    34/39

    /angkah pertama kali adalah pengkajian riwayat kesehatan akan meliputi; riwayat

    nyeri, gejala yang berhubungan, riwayat medis terdahulu3riwayat pembedahan

    sebelumnya, pengobatan, alergi, periode menstruasi terakhir, kejadian yang signifikan

    selama 2 jam sebelum sakit3 mekanisme dari edera, tindakan saat ini untuk

    mengatasi masalah, dan riwayat sosial. /angkah kedua adalah pengkajian kritis

    (potential red flag+ yang bertujuan menentukan keakutan dari penyakit pasien dan

    kebutuhan tindakan yang segera berdasarkan kombinasi tanda klinis dan faktor

    riwayat. /angkah ketiga adalah pengkajian klinis yang mengikuti mnemoni "#$%

    ('irway! 3reathing! Circulation dan /isability-5eurological function+. Pada langkah

    ketika ini, inter&ensi dapat segera dilakukan jika ditemukan anaman kematian pada

    salah satu elemen pengkajian ini, misalnya; jika ditemukan ketidakadekuatan

    pernafasan yang diperlukan &entilator maka akan difokuskan pada pengkajian

    pernafasan sebelum dilanjutkan ke pengkajian sirkulasi. Selanjutnya tahap keempat

    adalah in&estigasi yang merupakan suatu tindakan dalam pemeriksaan diagnostik dan

    tes laboratorium untuk mengidentifikasi perawatan definiti&e yang tepat. /angkah

    kelima sebagi langkah terakhir adalah inter&ensi keperawatan yang dilakukan

    bersamaan dengan pengkajian keperawatan. -al tersebut didasarkan pada proses

    keperawatan yang interaktif dan non linear dimana banyak tindakan yang akan terjadi

    seara simultan, misalnya ketika mengkaji pasien yang baru tiba di 97%, sambil

    menggunakan pakaian pelindung dan alat pelindung diri lainnya maka akan dilakukan

    juga pengkajian riwayat penyakit yang dialami.D Pengkajian ulang dilakukan sebagai

    respon pasien terhadap inter&ensi keperawatan yang diberikan dan potensial

    kerusakan yang akan terjadi melalui komunikasi seara tertulis dan &erbal dari

    langkah pertama.

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    35/39

    #erdasarkan dari berbagai format pengkajian yang disampaikan diatas dan

    tinjaun teori, kami merangkum bentuk pengkajian keperawatan gawat darurat untuk

    orang dewasa. Pengkajian keperawatan gawat darurat ini dapat dilakukan oleh

    perawat 97% dengan mudah dan singkat dalam situasi 97% yang krodit. Pengkajian

    ini dilengkapi dengan diagnosa keperawatan dan inter&ensi keperawatan yang akan

    dilakukan pada situasi kegawatdaruratan. Pada lampiran 4 dapat dilihat pengkajian

    keperawatan gawat darurat pada orang dewasa

    45RAT P'+G*A6A+ *'P'RA-ATA+ GA-AT %ARRAT PA%A

    5RA+G %'-ASA

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    36/39

    3%'+T3TAS Bo. Rekam Medis ... ... ... %iagnosa Medis ... ... ...

    Bama : 'enis *elamin : /3P 9mur :

    "gama : Status Perkawinan : Pendidikan :

    Pekerjaan : Sumber informasi : "lamat :

    TRAG' P1 P2 P3 P

    PR3('RS1R"'7

    G'+'RA8 PR'SS5+

    *eluhan 9tama :

    Mekanisme $edera :

    ?rientasi (!empat, aktu, dan ?rang+ : #aik !idak #aik, ... ... ...

    AR-A7%iagnosa *eperawatan9

    8nefektif airway b3d L L L'alan Bafas : Paten !idak Paten

    ?bstruksi : /idah $airan #enda "sing

    B3"

    Suara Bafas : Snoring 7urgling

    Stridor B3"

    *eluhan /ain: ... ...

    *riteria -asil : L L L

    8nter&ensi :

    4. Manajemen airway;headtilthin

    lift3jaw thrust

    2. Pengambilan benda asing dengan

    forep

    >. L L

    . L L

    BR'AT:+G

    %iagnosa *eperawatan94. 8nefektif pola nafas b3d L L L

    2. *erusakan pertukaran gas b3d L

    L L

    7erakan dada : Simetris "simetris

    8rama Bafas : $epat %angkal Bormal

    Pola Bafas : !eratur !idak !eratur

    Retraksi otot dada : "da B3"

    Sesak Bafas : "da B3" RR : ... ...

    63mnt*eluhan /ain: L L

    *riteria -asil : L L L

    8nter&ensi :

    4. Pemberian terapi oksigen L L

    ltr3mnt, &iaL L

    2. #antuan dengan #ag @al&e Mask

    >. Persiapan &entilator mekanik

    . L L

    A. L L

    #R#8AT5+

    %iagnosa *eperawatan9

    4. Penurunan urah jantung b3d L

    L L

    2. 8nefektif perfusi jaringan b3d L

    L L

    Badi : !eraba !idak terabaSianosis : Ea !idak

    *riteria -asil : L L L

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    37/39

    $R! : 2 detik J 2 detik

    Pendarahan: Ea !idak ada

    *eluhan /ain: ... ...

    8nter&ensi :

    4. /akukan $PR dan %efibrilasi

    2. *ontrol perdarahan

    >. L L

    . L L

    %SAB8T7

    %iagnosa *eperawatan9

    4. 8nefektif perfusi serebral b3d L L

    L

    2. 8ntoleransi akti&ias b3d L L L

    >. L L L

    Respon :"lert @erbal Pain 9nrespon

    *esadaran : $M %elirium Somnolen

    ... ... ...

    7$S : )ye ... @erbal ... Motorik ...

    Pupil : 8sokor 9nisokor Pinpoint

    Medriasis

    Refleks $ahaya:"da !idak "da

    *eluhan /ain : L L

    *riteria -asil : L L L

    8nter&ensi :

    4. #erikan posisi head up >1 derajat2. Periksa kesadaran dann 7$S tiap A

    menit

    >. L L L

    . L L L

    A. L L L

    ';P5SR'

    %iagnosa *eperawatan9

    4. *erusakan integritas jaringan b3d

    L L L

    2. *erusakan mobilitas fisik b3d LL L

    >. L L L

    %eformitas : Ea!idak

    $ontusio : Ea !idak

    "brasi : Ea !idak

    Penetrasi :Ea!idak

    /aserasi :Ea!idak

    )dema :Ea!idak

    *eluhan /ain:L L

    *riteria -asil : L L L

    8nter&ensi :

    4. Perawatan luka

    2. -eating

    >. L L L

    . L L L

    S'#

    5+%AR7S1R"'7

    A+A+'SA

    %iagnosa *eperawatan9

    4. Regimen terapiutik inefektif b3d

    L L L

    2. Byeri "kut b3d L L L

    >. L L L

    Riwayat Penyakit Saat 8ni : L L L *riteria -asil : L L L

    8nter&ensi :

    4. L L L

    PRIMER

    SURV

    EY

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    38/39

    "lergi :

    Medikasi :

    Riwayat Penyakit Sebelumnya:

    Makan Minum !erakhir:

    )&en3Peristiwa Penyebab:

    !anda @ital :

    #P : B : S: RR :

    2. L L L

    P''R*SAA+ 4S* %iagnosa *eperawatan9

    4. L L L

    2. L L L

    *epala !an 8eer9

    8nspeksi ... ...

    Palpasi ... ...

    %a!a98nspeksi ... ...

    Palpasi ... ...

    Perkusi ... ...

    "uskultasi ... ...

    Ab!omen9

    8nspeksi ... ...

    Palpasi ... ...

    Perkusi ... ...

    "uskultasi ... ...

    Pelvis9

    8nspeksi ... ...Palpasi ... ...

    '&tremitas Atas/Bawa9

    8nspeksi ... ...

    Palpasi ... ...

    Punggung 9

    8nspeksi ... ...

    Palpasi ... ...

    +eurologis 9

    *riteria -asil : L L L

    8nter&ensi :

    >. L L L. L L L

    P''R*SAA+ %AG+5ST* %iagnosa *eperawatan9

    SECONDAR

    YSURVEY

  • 5/26/2018 BAB II UGD

    39/39

    4. L L L

    2. L L L

    R?B!7)B $!S$"B 9S7 )*7

    )B%?S*?P8 /ainlain, ... ...

    :asil 9

    *riteria -asil : L L L

    8nter&ensi :

    4. L L L2. L L L

    Tanggal Peng&aian 9

    6am 9

    *eterangan 9

    TA+%A TA+GA+ P'+G*A69

    +AA T'RA+G 9