BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika...

12
7 BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMP Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu. Menurut Erman (2001) pembelajaran matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari sekumpulan objek. Menurut Depdiknas (2006) bahwa matematika meliputi aspek-aspek bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran serta statistik dan peluang. Menurut pandangan kontruktivis pembelajaran matematika adalah memberikan kesempatan pada siswa untuk mengkontruksikan konsep-konsep matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi. Menurut kamus besar ilmu pengetahuan (Save M Dagun, 2005) matematika adalah (Yun:mathematikos = secara ilmu pasti, dari mathematis atau matheis = Pelajaran, ilmu pengetahuan) Mat ilmu pengetahuan tertua yang berbentukdari penelitian bilangan dan ruangan, berkembang sejak jaman kuno lewat abstraksi dan deduksi bukan melalui pengalaman indrawi; pada awalnya terdiri dari bilangan dan gambar-gambar geometris yang sangat sederhana tapi kemudian berkembang menjadi berbagai cabang yang rumit (program linear, teori permainan, teori informasi dll) menyusul ditemukanya geometri non-Euklidean dan teori himpunan, secara garis besar dapat dipilah jadi tiga bidang: matematika murni, matematika terapan, dan dasar-dasar matematika. Menurut R.Soedjadi (2000) matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. Sedangkan belajar itu sendiri menurut teori dari R.Gagne (2010) adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Menurut Coob (Erman, 2001) menguraikan bahwa belajar matematika dipandang sebagai proses aktif dan konstruktivis dimana siswa mencoba menyelesaikan masalah yang muncul sebagaimana mereka berpartisipasi secara aktif dalam latihan matematika di kelas. Matematika sekolah menurut Soedjadi (2000) adalah bagian dari matematika yang dipilih berdasarkan dan berorientasi kepada kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK. Matematika menurut Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk semua

Transcript of BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika...

Page 1: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

7

BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika SMP

Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola

pikir dalam pemahaman suatu pengertian dalam penalaran suatu hubungan

diantara pengertian-pengertian itu. Menurut Erman (2001) pembelajaran

matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

pengalaman tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari

sekumpulan objek.

Menurut Depdiknas (2006) bahwa matematika meliputi aspek-aspek

bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran serta statistik dan peluang. Menurut

pandangan kontruktivis pembelajaran matematika adalah memberikan

kesempatan pada siswa untuk mengkontruksikan konsep-konsep matematika

dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi.

Menurut kamus besar ilmu pengetahuan (Save M Dagun, 2005)

matematika adalah (Yun:mathematikos = secara ilmu pasti, dari mathematis atau

matheis = Pelajaran, ilmu pengetahuan) Mat ilmu pengetahuan tertua yang

berbentukdari penelitian bilangan dan ruangan, berkembang sejak jaman kuno

lewat abstraksi dan deduksi bukan melalui pengalaman indrawi; pada awalnya

terdiri dari bilangan dan gambar-gambar geometris yang sangat sederhana tapi

kemudian berkembang menjadi berbagai cabang yang rumit (program linear, teori

permainan, teori informasi dll) menyusul ditemukanya geometri non-Euklidean

dan teori himpunan, secara garis besar dapat dipilah jadi tiga bidang: matematika

murni, matematika terapan, dan dasar-dasar matematika.

Menurut R.Soedjadi (2000) matematika adalah pengetahuan tentang

penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. Sedangkan belajar itu sendiri

menurut teori dari R.Gagne (2010) adalah suatu proses untuk memperoleh

motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku. Menurut

Coob (Erman, 2001) menguraikan bahwa belajar matematika dipandang sebagai

proses aktif dan konstruktivis dimana siswa mencoba menyelesaikan masalah

yang muncul sebagaimana mereka berpartisipasi secara aktif dalam latihan

matematika di kelas.

Matematika sekolah menurut Soedjadi (2000) adalah bagian dari

matematika yang dipilih berdasarkan dan berorientasi kepada kepentingan

kependidikan dan perkembangan IPTEK. Matematika menurut Peraturan

Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk semua

Page 2: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

8

jenjang pendidikan dasar dan menengah dinyatakan bahwa tujuan mata pelajaran

matematika di sekolah adalah agar siswa mampu:

1. memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat dalam pemecahan masalah;

2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika;

3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi

yang diperoleh;

4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau masalah;

5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari

matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas bahwa pembelajaran matematika

adalah pemberian kesempatan pada siswa untuk mengkontruksikan konsep-

konsep matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi.

B. Hasil Belajar

1. Hasil Belajar Matematika

Hasil belajar menurut Suprijono (2012) adalah pola-pola perbuatan, nilai-

nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hasil belajar

menurut Sudjana (2013) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horwart Kingsley (dalam

Sudjana 2013) membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (a) keterampilan dan

kebiasan; (b) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita. Sedangkan

menurut Gagne (2013) membagi lima kategori hasil belajr, yakni (a) informasi

verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif (d) sikap, dan (e)

ketrampilan motoris.

Menurut Oemar Hamalik (2006) hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkahlaku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sutratinah

(2001) mengemukakan hasil belajar adalah penilaian usaha kegiatan belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat

Page 3: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

9

mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu.

Hasil belajar biasanya berbentuk nilai rapor.

Menurut Bloom (2012) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,

ingatan), comprehemsion (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh),

application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),

synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap, mnerima), responding

(memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), chareacterization

(karakterisasi). Domaian psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, danroutinized.

Psikomotorik juga mencakup keterampilan produktif, teknikm fisik, sosial,

manajerial, dan intelektual. Menurut Lindgren (2012) hasil pembelajaran meliputi

kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.

Sutratinah (2001) mengemukakan hasil belajar adalah penilaian usaha

kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun

kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa

dalam periode tertentu. Hasil belajar biasanya berbentuk nilai rapor.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Slameto (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

seseorang dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Faktor yang ada di dalam siswa itu sendiri. Faktor tersebut meliputi faktor

jasmaniah yaitu faktor kesehatan, cacat tubuh. Jika faktor tersebut terganggu

maka akan mempengaruhi belajar siswa. Faktor psikologi yaitu intelegensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Faktor kelelahan

baik kelelahan fisik dan kelelahan rohani. Kelelahan tersebut misalnya

mengantuk, bosan lapar dan sebagainya.

2) Faktor yang ada pada luar individu. Faktor tersebut meliputi faktor keluarga.

Faktor keluarga memiliki peran penting yang mempengaruhi belajar siswa.

Keluarga menjadi lembaga pendidikan yang pertama dan terutama. Faktor

keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi antarkeluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomis keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang

kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru

dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran,

waktu sekolah, standar pembelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,

metode belajar, tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa

dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan

dimasyarakat.

Page 4: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

10

Menurut Nugrahani (Sudjana, 2012) hasil belajar yang dicapai siswa

diperngaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor

yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

C. Model Learning Cycle

Model Learning Cycle merupakan suatu strategi dalam merancang

kegiatan pembelajaran yang dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1960

oleh Robert Karplus. Model ini dikembangkan lebih lagi diera awal tahun 1990

dengan proyek biologi dan didesain untuk Science Curriculum Improvement Study

(SCIS). Model Learning Cycle pada dasarnya lahir dari paradigma kontruktivisme.

Pembelajaran kontruktivisme aktivitas matematika mungkin diwujudkan melalui

beberapa tantangan masalah, kerja dalam kelopok kecil, dan diskusi kelas.

Menurut Cobb (dalam Erman 2001) bahwa belajar matematika merupakan proses

di mana siswa secara aktif mengkontruksi pengetahuan matematika.

Beberapa penelitian menunjukan keberhasilanya dalam implementasi

model Learning Cycle meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa

(Budiasih dan Widarti, 2004; Fajaroh dan Dasna, 2004). Cohen dan Clough

(Soebagio, 2000) menyatakan bahwa model Learning Cycle merupakan strategi jitu

bagi pembelajaran sains di sekolah menengah karena dapat dilakukan secara luwes

dan memenuhi kebutuhan nyata guru dan siswa. Model Learning Cycle menurut

Apriyani (dalam Fajaroh dan Dasna, 2008) merupakan tahap-tahap kegiatan (fase)

yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga pebelajar dapat menguasai

kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan

berperan aktif.

Menurut Lowson (2006) siklus belajar atau seiring disebut Learning Cycle

ini menyatakan bahwa pada mulanya terdiri dari tiga tahapan kegiatan atau fase

yaitu tahap eksplorasi (exploration), pengenalan konsep (concept introduction),

dan penerapan konsep (concept application). Menurut Rodger W, dkk (2006)

dalam The Biological Science Curriculum Study (BSCS) headed by Bybee in 1993,

developed a constructivist study method called The 5 E Learning Cycle, which are

the stages of (1) Engagement, (2) Exploration, (3) Explanation, (4) Elaboration and

(5) Evaluation. Berdasarkan The Biological Science Curriculum Study (BSCS) headed

by Bybee in 1993, developed a constructivist study method called The 5 E Learning

Cycle :

Page 5: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

11

1. Fase Pembangkitan Minat (Engagement)

The teacher or a curriculum task accesses the learners’ prior knowledge

and helps them become engaged in a new concept through the use of short

activities that promote curiosity and elicit prior knowledge. The activity should

make connections between past and present learning experiences, expose prior

conceptions, and organize students’ thinking toward the learning outcomes of

current activities.

Guru mengakses pengetahuan siswa dan membantu mereka untuk

memahami sebuah konsep baru, melalui pengunaan aktifitas yang membuat

menaikan rasa penasaran atau keingintahuan dan membangkitkan

pengetahuan sebelumnya atau di masa lalu. Aktfitas sebaiknya menimbulkan

sebuah hubungan antara pengetahuan sekarang dan pengalaman

pembelajaran sebelumnya, mengeksplor konsep sebelumnya dan cara siswa

berpikir terhadap hasil pembelajaran dari aktifitas terkait.

Tahap pembangkitan minat merupakan tahap awal dari siklus belajar.

Pada tahap ini, guru berusaha membangkitkan, mengembangkan minat dan

keingintahuan (curiosity) siswa tentang topik yang akan dipelajari siswa. Hal ini

dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ada

hubunganya dengan materi yang akan dipelajari. Siswa dibimbing guru untuk

membuat prediksi-prediksi yang nantinya akan dibuktikan pada tahap

ekplorasi.

2. Fase Eksplorasi (Exploration)

Exploration experiences provide students with a common base of

activities within which current concepts (i.e., misconceptions), processes, and

skills are identified and conceptual change is facilitated. Learners may

complete lab activities that help them use prior knowledge to generate new

ideas, explore questions and possibilities, and design and conduct a preliminary

investigation.

Pengalaman eksplorasi menyediakan siswa dengan dasar aktifitas

umum dimana menggunakan konsep yang sudah ada atau miskonsepsi, proses

dan keterampilan diidentifikasi dan perubahan konsep telah difasilitasi. Pada

tahap ini membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya

untuk menerima ilmu baru, mengeksplorasi pertanyaan dan kemungkinan, dan

mendesain, dan mengumpulkan sebuah pendahulan yang bersifat

menginvestigasi.

Page 6: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

12

Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus belajar. Pada

tahap eksplorasi dibentuk kelas-kelas kecil antara 5-6 siswa, kemudian

diberikan kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok, dalam kelas ini

siswa didorong untuk menguji prediksi-prediksi yang telah dibuat. Siswa

mencoba alternative pemecahannya dengan teman kelompoknya yang

berkembang dalam diskusi. Tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan

motivator.

3. Fase Penjelasan (Explanation)

The explanation phase focuses students’ attention on a particular aspect

of their engagement and exploration experiences and provides opportunities to

demonstrate their conceptual understanding, process skills, or behaviors. This

phase also provides opportunities for teachers to directly introduce a concept,

process, or skill. Learners explain their understanding of the concept. An

explanation from the teacher or the curriculum may guide them toward a deeper

understanding, which is a critical part of this phase.

Fokus terhadap perhatian siswa, terhadap aspek tertentu dari pemahan

dan penjelasan dimasa lalu dan menyediakan kesempatan untuk

memperlihatkan konsep pengertian mereka, proses ketrampilan atau

tingkahlaku. Dibagian ini juga disediakan untuk guru untuk secara langsung

mengenalkan sebuah konsep, atau keterampilan. Siswa menjelakan pemahan

mereka dari sebuah konsep.

Tahap penjelasan merupakan tahap ketiga siklus belajar. Pada tahap ini,

guru dituntut mendorong siswa untuk menjelaskan suatu konsep dengan

kalimat mereka sendiri, guru meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa,

dan kelompok lain menanggapi secara kritis dan terjalin interaksi antara guru

dengan siswa, siswa dengan siswa lain, diskusi antarkelompok.

4. Fase Penerapan Konsep (Elaboration)

Teachers challenge and extend students’ conceptual understanding and

skills. Through new experiences, the students develop deeper and broader

understanding, more information, and adequate skills. Students apply their

understanding of the concept by conducting additional activities.

Tantangan guru dan meluaskan konsep pemahan siswa dan

keterampilanya. Melalui pengalaman baru, siswa berkembang lebih dalam dan

meluaskan pemahaman, informasi yang lebih banyak, dan keterampilan yang

layak. Siswa mengaplikasikan pemahanya dengan mengadakan aktifas tambahan.

Page 7: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

13

Tahap elaborasi merupakan tahap keempat siklus belajar. Pada tahap

elaborasi siswa menerapkan konsep dan keterampilan yang telah dimiliki dalam

situasi baru atau konteks yang berbeda. Jika tahap ini dapat dirancang dengan baik

oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat.

5. Fase Evaluasi (Evaluation)

The evaluation phase encourages students to assess their understanding

and abilities and provides opportunities for teachers to evaluate student progress

toward achieving the educational objectives.

Tahap evaluasi mendorong siswa untuk menambah pemahan mereka dan

kemampuan dan menyediakan kesempatan untuk guru untuk mengevaluasi

perkembangan siswa terhadap pencapaian dari sebuah tujuan pendidikan. Tahap

evaluasi merupakan tahap terakhir dari siklus belajar. Pada tahap evaluasi, guru

melakukan interaksi tanya jawab dengan siswa mengenai konsep yang telah

dipelajari siswa.

Matematika mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan seperti

yang telah diuraikan diatas mengenai pembelajaran matematika dan tujuan

diberikanya mata pelajaran matematika Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 tentang standar isi untuk semua jenjang pendidikan dasar dan

menengah, maka pelajaran matematika di SMP akan sangat cocok (sesuai dengan

keadaan atau kenyataan dilapangan siswa SMP Pangudi Luhur Salatiga yang

diuraikan diatas) bila dalam pembelajaran matematikaditerapkan model Learning

Cycle. Siswa diharapkan dapat membangun sendiri pengetahuan kognitifnya dan

kedudukan guru sebagai fasilitator yang mengelola berlangsungnya tahap-

tahapan atau fase-fase tersebut mulai dari enggament, eksploration, explanation,

elaboration, dan evaluation yang berfungsi membantu siswamenemukan konsep

pengetahuannya. Hal ini sesuai dengan karakteristik dari model Learning

Cyclesendiri yang pada dasarnya berasal dari paradigma kontruktivisme.

Tabel 2.1 Sintak Pembelajaran

Tahap Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 1. Menarik perhatian siswa.

2. Membuat siswa merasa

ingintahu mengenai materi yang

akan dipelajari.

3. Menjadikan siswa bertanya-

tanya.

4. Mengungkapkan apa yang siswa

ketahui atau pikiran tentang

konsep yang akan dipelajari.

1. Menanyakan tentang pernyataan

atau bertanya tentang topik yang

akan dipelajari.

2. Menunjukkan minat pada topik

yang akan disampaikan.

Page 8: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

14

2 1. Mendorong siswa untuk bekerja

bersama-sama dengan instruksi

dari guru, siswa membentuk

kelompok 5-6 siswa.

2. Mengamati dan mendengarkan

para siswa yang sedang

berinteraksi dengan siswa

lainnya.

3. Memberikan pertanyaan yang

mengadung penyelidikan untuk

mengarahkan kembali siswa

pada aktivitas penyelidikan.

4. Berperan sebagai konsultan

bagi siswa.

1. Berpikir secara bebas dalam ruang

lingkup aktivitas.

2. Menguji prediksi-prediksi dan

hipotesis-hipotesis yang diajukan.

3. Merumuskan prediksi dan hipotesis

baru.

4. Mencoba kemungkinan-

kemungkinan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan dan

mendiskuskan dengan teman yang

lain.

5. Membuat laporan hasil

penyelidikandan gagasan-gagasan

yang muncul.

3 1. Mendorong para siswa untuk

menjelaskan konsep-konsep

dan definisi-definisi

menggunakan kalimat mereka

sendiri.

2. Meminta siswa menyajikan

bukti-bukti dari gagasan

mereka.

3. Jika diperlukan, guru

mengklarifikasi definisi-definisi,

penjelasan-penjelasan, dan

istilah-istilah ilmiah.

4. Menggunakan pengalaman

siswa saat melakukan fase

exploration sebagai dasar untuk

menjelaskan konsep.

5. Menilai perkembangan

pemahaman siswa.

6. Mengoreksi konsepsi yang salah

1. Menjelaskan jawaban-jawaban yang

mungkin atau menjawab

pertanyaan siswa lain.

2. Mendengarkan penjelasan siswa

lain dengan kritis.

3. Mengajukan pertanyaan yang

terkait dengan penjelasan siswa

lain.

4. Mendengarkan dan mencoba untuk

memahami penjelasan yang

disampaikan oleh guru.

5. Menggunakan hasil pengamatan

untuk menjelaskan.

4 1. Menciptakan tantangan bagi

siswa untuk menerapkan

pengetahuan yang baru saja

diperoleh.

2. Mengkonfirmasi pemahaman

siswa dengan menanyakan,

”Apa yang sudah kamu

ketahui?” dsb.

1. Mengaplikasikan istilah-istilah baru,

definisi-defnisi, penjelasan-

penjelasan, dan keterampilan-

keterampilan pada kondisi yang

baru.

2. Menarik simpulan berdasarkan

bukti-bukti.

3. Mengecek pemahaman terhadap

topik satu sama lain.

5 1. Mengamati siswa saat mereka

menerapkan konsep dan

keterampilan yang baru.

2. Menilai pengetahuan dan

keterampilan siswa.

1. Menunjukkan pemahaman atau

pengetahuan terhadap konsep atau

keterampilan.

2. Mengevaluasi kemajuan dan

pengetahuan masing-masing.

Page 9: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

15

3. Mencari bukti-bukti yang

menunjukan bahwa pikiran dan

perilaku mereka telah

mengalami perubahan.

4. Menyediakan kesempatan bagi

para siswa untuk menilai

pembelajaran mereka sendiri

dan keterampilan dalam

kelompok mereka sendiri.

3. Mengajukan pertanyaan yang

mendorong penyelidikan baru di

masa datang.

Menurut Fajaroh (2008), model learning cycle memiliki beberapa

kelebihan, diantaranya: 1) Merangsang kembali siswa untuk mengingat kembali

materi pembelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya; 2) memberikan

motivasi kepeda siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran dan menambah rasa

keingintahuan; 3) melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan

eksperimen; 4) melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah

mereka pelajari; 5) memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari,

menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah

dipelajari.Kelemahan model siklus belajar : 1) Persiapannya memerlukan banyak

tenaga, pikiran, alat dan waktu; 2) memerlukan pendidik yang mampu mengelola

kelas dan mengatur kerja kelompok dengan baik; 3) membutuhkan media,

fasilitas dan biaya yang cukup besar.

D. Penelitian Relevan

Penelitian yang telah dilakukan oleh Nina Agustyaningrum (2010)

meneliti tentang Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5E untuk

Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas IX B SMP Negeri 2

Sleman. Hasil penelitianya menunjukan persentase kemampuan komunikasi

matematis yang berhasil dicapai siswa pada akhir siklus II adalah sebesar 69,21%

telah mencapai kategori tinggi (menurut lembar observasi) dan 70,11% telah

mencapai kategori baik (menurut hasil tes).

Adhe Lynna Prisma Suhartha, Janet Trineke Manoy (2011) meneliti

tentang Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Pada Materi Kubus dan

Balok. Hasil penelitianya menunjukan bahwa Aktivitas guru yang paling dominan

adalah membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengerjakan LKS yaitu

sebesar 37,04 % dan aktivitas siswa yang paling dominan adalah membaca dan

mengerjakan LKS sebesar 37,37 %. Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa secara

individu terdapat 30 orang siswa yang tuntas dan 10 orang siswa tidak tuntas.

Rosane (2011) meneliti tentang Pengembangan Model Siklus Belajar

(Learning Cycle) untuk meningkatkan Kemampuan Penguasaan Aplikasi Konsep

Page 10: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

16

(Studi Pengembangan Model Pembelajaran untuk Bidang Sains di Sekolah Dasar.

Hasilpenelitian dan pengembangan menghasilkan Model Pembelajaran Sains

dengan Model Siklus Belajar (LearningCycle) sebagai model pembelajaran Sains

yang dapat meningkatkan kemampuan penguasaan aplikasi konsep Sains siswa SD.

Tuna dan kacar (2013) meneliti tentang The Effect Of 5e Learning Cycle

Model In Teaching Trigonometry On Students’ Academic Achievement And The

Permanence Of Their Knowledge. Hasil penelitiannya yang menunjukan bahwa

kelas eksperimen hasil akademiknya dan pengetahuan trigonometrinya lebih tinggi

dibanding dengan kelas kontrol yang tidak diterapkan model Learning Cycle.

Tia Purniati, Kartika Yulianti, Ririn Sispiyati (2007) meneliti tentang

Penerapan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Mahasiswa Pada Kapita Selekta Matematika. Hasil penelitianya

menunjukan bahwa pembelajaran dengan model Learning Cycle dapat

meningkatkan pemahaman konsep mahasiswa pada Kapita Selekta Matematika.

Berdasarkan hasil angket dan wawancara, mahasiswa memberikan sikap positif

terhadap penerapan model pembelajaran ini.

E. Kerangka Berpikir

Proses belajar mengajar memiliki peran penting tercapainya hasil belajar

siswa. Pembelajaran matematika bagi para siswa merupakan pembentukan pola

pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu

hubungan di anatara pengertian-pengertian itu. Observasi yang telah dilakukan di

kelas VII SMP Pangudi Luhur Salatiga, pembelajaran matematika cenderung

berpusat pada guru. Pembelajaran seperti itu membuat siswa kurang aktif atau

pasif, siswa terlihat kurang antusias, dan sebagian siswa sibuk main sendiri. Hal

tersebut tidak sesuai dengan tujuan diberikanya mata pembelajaran matematika

sekolah yang sudah dijelaskan oleh Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 22

Tahun 2006 dalam standar isi. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran

matematika yang menyenangkan, dapat meningkatkan ketrampilan sosial dan

aktivitas siswa, membantu siswa dalam memahami dan menguasai konsep-

konsep matematika yang telah dipelajari melalui kegiatan atau belajar secara

berkelompok, sehingga hasil belajar matematika dapat tercapai optimal.

Materi bangun datar merupakan materi yang membutuhkan pemahaman,

ketelitian dalam memahami bangun datar, karena jenis bangun datar yang

meliputi persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, trapesium, jajar

genjang, dan layang-layang. Siswa harus bisa membedakan dan mengidentifikasi

jenis-jenis bangun datar, menerapkan rumus keliling dan luas bangun datar

Page 11: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

17

segiempat dengan tepat sehingga ketika siswa dihadapkan dengan soal

pemecahan masalah tidak mengalami kesulitan atau kendala.

Mengatasi masalah yang diuraikan di atas, pembelajaran matematika

harus diperbaiki agar siswa dapat mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Sebuah usulan yaitu model Learning Cycle diterapkan dalam pembelajaran

matematika. Model Learning Cycle pada dasarnya lahir dari paradigma

kontruktivisme. Pembelajaran kontruktivisme aktivitas matematika mungkin

diwujudkan melalui beberapa tantangan masalah, kerja dalam kelopok kecil,

diskusi kelas, dan membangun sebuah konsep. Model Learning Cycle meliputi

beberapa tahap yaitu : (1) Engagement, (2) Exploration, (3) Explanation, (4)

Elaboration and (5) Evaluation. Beberapa tahapan dalam Learning Cycle akan

membantu siswa dalam belajar memahami sebuah konsep. Siswa harus

menempuh setiap tahapan-tahapan untuk melanjutkan ketahapan selanjutnya.

Kelebihan model Learning Cycle diantaranya: 1) Merangsang kembali siswa

untuk mengingat kembali materi pembelajaran yang telah mereka dapatkan

sebelumnya; 2) memberikan motivasi kepeda siswa untuk lebih aktif dalam

pembelajaran dan menambah rasa keingintahuan; 3) melatih siswa belajar

menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen; 4) melatih siswa untuk

menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari; 5) memberi

kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan

contoh penerapan konsep yang telah dipelajari.

Berkaitan dengan masalah yang telah diuraikan dan beberapa kajian

tentang model Learning Cycle maka, diharapkan model Learning Cyle ini dapat

memperbaiki hasil belajar matematika siswa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 2.1.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitin, masalah penelitian dan kajian pustaka,

maka dirumuskan hipotesis penelitian adalah terdapat pengaruh model Learning

Cycle terhadap hasil belajar matematika pada materi bangun datar siswa kelas VII

SMP Pangudi Luhur Salatiga Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014.

Page 12: BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Pembelajaran Matematika SMPrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4975/3/T1_202010033_BAB II… · 12 Tahap eksplorasi merupakan tahap kedua model siklus

18

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Kondisi awal

Pembelajaran

menggunakan metode

ceramah dan driil.

Kondisi siswa pasif, hanya

didominasi siswa tertentu,

siswa kurang berminat dalam

belajar dan pembelajaran

kurang menyenangkan.

Siswa takut

mengungkapkan

pendapatnya.

Hasil belajar matematika

rendah Dibutuhkan pembelajaran yang

aktif, menyenangkan,

meningkatkan minat dan

keinguntahuan dan siswa dapat

membangun konsep sendiri. Siswa dapat membangun

sebuah konsep dan

belajar aktif.

Salah satu pembelajaran

yang dapat membuat siswa

aktif dan dapat membangun

sebuah konsep sendiri

adalah Learning Cycle.

Hasil belajar matematika siswa baik

Pendidikan yang sukses

Learning Cycle

Menumbuhkan minat dan

keingintahuan siswa.

Siswa bekerja sama dalam

kelompok, menguji prediksi,

melakukan dan mencatatan

pengamatan serta ide-ide melalui

kegiatan praktikum telaah literatur.

Mendorong siswa menjelaskan

konsep dengan kalimat mereka

sendiri.

Siswa diberi kesempatan untuk

mengembangkan konsep

Kondisi siswa

Rasa keingintahuan siswa

meningkat

Siswa aktif belajar dalam

kelompok dan berlatih inovatif.

Siswa berani dalam

mengungkapkan pendapatnya

dan

berlatihbertanggungjawab.

Siswa belajar berpikir kritis