BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa...

56
BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E-COMMERCE, USAHA KECIL, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI A. E-Commerce 1. Pengertian E-Commerce Teknologi informasi merupakan bentuk teknologi yang digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Melalui pemanfaatan teknologi informasi ini, perusahaan mikro, kecil maupun menengah dapat memasuki pasar global. Perusahaan yang awalnya kecil seperti toko buku Amazon, portal Yahoo, dan perusahaan lelang sederhana Ebay, ketiganya saat ini menjadi perusahaan raksasa hanya dalam waktu singkat karena memanfaatkan teknologi informasi dalam mengembangkan usahanya (M. Suyanto, 2005). Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis atau sering dikenal dengan istilah e-commerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan fleksibilitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan secara lebih cepat untuk produk perangkat lunak, mengirimkan dan menerima penawaran secara cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas. Menurut Internet World States, pada tahun 2005 pemakai internet dunia mencapai angka 972.828.001 (hampir satu miliar), pengguna di Indonesia diperkirakan mencapai 16 juta orang. Jumlah pemakai terbesar di Amerika Serikat dan Kanada, yaitu mencapai 68,2% dari jumlah penduduknya. Electronic commerce (e-commerce) merupakan konsep yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli barang pada internet atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa, dan informasi

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

BAB II

TINJAUAN TEORITIK TENTANG E-COMMERCE, USAHA KECIL,

DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

A. E-Commerce

1. Pengertian E-Commerce

Teknologi informasi merupakan bentuk teknologi yang digunakan untuk

menciptakan, menyimpan, mengubah, dan menggunakan informasi dalam segala

bentuknya. Melalui pemanfaatan teknologi informasi ini, perusahaan mikro, kecil

maupun menengah dapat memasuki pasar global. Perusahaan yang awalnya kecil

seperti toko buku Amazon, portal Yahoo, dan perusahaan lelang sederhana Ebay,

ketiganya saat ini menjadi perusahaan raksasa hanya dalam waktu singkat karena

memanfaatkan teknologi informasi dalam mengembangkan usahanya (M. Suyanto,

2005).

Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis atau sering

dikenal dengan istilah e-commerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan

fleksibilitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan secara lebih

cepat untuk produk perangkat lunak, mengirimkan dan menerima penawaran secara

cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas.

Menurut Internet World States, pada tahun 2005 pemakai internet dunia

mencapai angka 972.828.001 (hampir satu miliar), pengguna di Indonesia

diperkirakan mencapai 16 juta orang. Jumlah pemakai terbesar di Amerika Serikat

dan Kanada, yaitu mencapai 68,2% dari jumlah penduduknya. Electronic commerce

(e-commerce) merupakan konsep yang bisa digambarkan sebagai proses jual beli

barang pada internet atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa, dan informasi

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

melalui jaringan informasi termasuk internet (Turban, Lee, King, Chung,200 dalam

M. Suyanto 2003: 11).

Saat ini tidak dapat ditemui definisi pasti dari Electronic commerce atau E-

commerce yang telah distandarkan dan disepakati bersama. Kalakota dan Whinston

(1997) dalam Daniel et al. (2002) mendefinisikan E-commerce sebagai “pembelian

dan penjualan informasi, produk dan layanan melalui jaringan komputer” dimana

jaringan komputer yang dimaksud adalah Internet.

Laudon dan Traver (2002) dalam Asing-Cashman et al. (2004)

mendefinisikan E-commerce sebagai transaksi komersial antara dan antar organisasi

dan individual yang dilakukan secara digital. Schneider (2002) masih dalam Asing-

Cashman et al. (2004) mendefinisikan E-commerce sebagai aktivitas bisnis yang

dilakukan dengan menggunakan teknologi transmisi data elektronik seperti yang

digunakan di Internet dan World Wide Web untuk menerapkan atau meningkatkan

proses bisnis.

Baum (1999) dalam Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi (2001) memberi

definisi sebagai berikut “E-commerce is a dynamic set of technologies, applications,

and business process that link enterprises, consumers, and communities through

electronic transactions and the electronic exchange of goods, services, and

information” (pp.36-44). Jadi, E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi,

aplikasi, dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan

komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan,

dan informasi yang dilakukan secara elektronik. Pengertian inilah yang digunakan

dalam penelitian ini.

Suriadinata (2001) juga mengemukakan bahwa sebagai media informasi dan

promosi, situs web sebagai salah satu bentuk E-commerce adalah media dengan daya

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

jangkau luas serta paling murah. Hal ini dikarenakan situs web adalah media

informasi yang dapat diakses dari segala penjuru dunia atau negara manapun

selama jaringan internet tersedia.

Saat ini tidak dapat ditemui definisi pasti dari Electronic commerce

atau E-commerce yang telah distandarkan dan disepakati bersama. Namun, dari

beberapa penjelasan di atas, mengindikasikan bahwa teknologi E-commerce sebagai

“pembelian dan penjualan informasi, produk dan layanan melalui jaringan komputer”

dimana jaringan komputer yang dimaksud adalah Internet.

2. Jenis dan Karakteristik E-Commerce

Teknologi informasi, telekomunikasi dan Internet adalah teknologi yang

dibutuhkan oleh E-commerce (Yuliana, 2000). Secara umum, E-commerce dapat

diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu Business to Business (B2B) dan Business to

Consumer (B2C) (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi, 2001).

B2B merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku bisnis. Pada

umumnya Business to Business commerce menggunakan mekanisme EDI (Electronic

Data Interchange) yang sudah ada sejak lama. Karakteristik Business to Business

commerce adalah:

1. Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah

terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama. Pertukaran informasi

hanya berlangsung di antara mereka dan karena sudah sangat mengenal,

maka pertukaran informasi tersebut dilakukan atas dasar kebutuhan dan

kepercayaan.

2. Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format

data yang telah disepakati. Jadi service yang digunakan antar kedua sistem

tersebut sama dan menggunakan standar yang sama pula.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

3. Salah satu pelaku tidak harus menunggu partner mereka lainnya untuk

mengirimkan data.

4. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing

intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis (Onno W. Purbo

dan Aang Arif Wahyudi, 2001).

B2C adalah aplikasi E-commerce untuk perusahaan dengan konsumennya

(Yuliana, 2000). B2C menggunakan banyak cara untuk melakukan pendekatan

dengan pihak konsumen, antara lain adalah dengan mekanisme toko online (electronic

shopping mall) atau bisa juga dengan menggunakan konsep portal. Electronic

shopping mall memanfaatkan website untuk menjajakan produk dan jasa pelayanan.

Para penjual menyediakan semacam storefront yang berisikan katalog produk dan

pelayanan yang diberikan. Dan para pembeli bisa melihat-lihat barang apa saja yang

akan dia beli. Konsep portal agak sedikit berbeda dengan konsep toko online. Konsep

portal menyediakan berbagai macam pelayanan di dalam websitenya, baik itu sistem

belanja online, fasilitas email gratis, search engine, berita, ramalan bintang, dan

sebagainya (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi, 2001). Karakteristik Business

to Consumer commerce adalah sebagai berikut:

1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan secara umum pula.

2. Service yang dilakukan juga bersifat umum, sehingga mekanismenya dapat

digunakan oleh orang banyak.

3. Service yang diberikan adalah berdasarkan permintaan. Konsumen

berinisiatif sedangkan produsen harus siap memberikan respon terhadap

inisiatif konsumen tersebut.

4. Sering dilakukan sistem pendekatan client-server, dimana konsumen di

pihak client menggunakan sistem yang minimal (berbasis web) dan

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

penyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno

W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi, 2001).

Konsep dasar aplikasi E-commerce di website atau cara E-commerce bekerja

adalah sebagai berikut: Konsumen berbelanja secara online di pasar/toko online

melalui Internet. Disana, dia mulai berbelanja berbagai macam kebutuhan yang

diinginkan. Untuk itu, mulailah dia memasuki server transaksi online dimana semua

informasi yang dia berikan untuk keperluan belanja online dienkripsi. Kemudian dia

memesan sebuah order. Segala informasi yang berkaitan dengan order ini dikirim

melalui sebuah jaringan pintu gerbang rahasia (private gateway) ke bagian

pemrosesan informasi (processing network) dimana di bagian inilah transaksi

dinyatakan sah atau tidak oleh bank yang bersangkutan (Onno W. Purbo dan Aang

Arif Wahyudi, 2001).

Munculnya kegiatan E-commerce ini harus dapat diantisipasi dengan tepat

dan baik agar tidak kehilangan peluang meraih kesempatan dalam era globalisasi,

terutama di bidang ekonomi. Pengusaha kecil dan menengah di Indonesia merupakan

sasaran pokok yang harus dibina dan didorong agar dapat memanfaatkan E-

commerce, hal ini dikarenakan posisi UKM yang sangat strategis antara lain pada

populasinya yang mencapai 2,1 juta unit usaha yang tersebar di seluruh nusantara dan

menyerap 20 juta tenaga kerja. Selain itu kegiatan usahanya relatif tahan terhadap

resesi ekonomi dan memiliki daya saing untuk menghasilkan produk di pasaran global

(Aburizal Bakrie, 1999 dalam Yun, 1999).

Purbo dan Wahyudi (2001) mengatakan bahwa perusahaan yang

menggunakan E-commerce akan mendapatkan keuntungan-keuntungan, yaitu (1)

terbukanya aliran pendapatan baru (revenue stream) yang lebih menjanjikan yang

tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional, (2) meningkatkan market exposure,

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

(3) menurunkan biaya operasional (operating cost), (4) melebarkan jangkauan (global

reach), (5) meningkatkan kesetiaan pelanggan (customer loyalty), (6) meningkatkan

manajemen pemasok (supplier management), (6) memperpendek waktu produksi dan

(7) meningkatkan rantai nilai (value chain).

Kinerja perusahaan merupakan suatu ukuran yang dipakai untuk mengukur

keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dimana

suatu perusahaan dikatakan mengalami keberhasilan dalam bidang-bidang apabila

praktek yang ada cocok dengan semua kebutuhan konstituensi (Kotter dan Heskett,

1992).

Menurut Kraemer et al. (2002) kinerja perusahaan dapat diukur melalui 3 hal

yaitu efisiensi, koordinasi dan perdagangan (posisi pasar dan penjualan) dimana

ketiga hal tersebut diharapkan dapat diperoleh dari adopsi teknologi informasi baru

oleh suatu perusahaan. Peningkatan kinerja dapat berupa pengurangan biaya

transaksi dan koordinasi aktifitas ekonomi yang lebih dekat antar rekan bisnis

(Malone et al., 1987; Mukhopadhyay et al., 1995 dalam Kraemer et al., 2002). Secara

khusus E-commerce diprediksi akan menurunkan biaya koordinasi dan transaksi

karena otomasi online transaksi, begitu juga produktifitas dan peningkatan

efisiensi (Amit dan Zott, 2001; Lucking-Reiley dan Spulbur, 2001; Wigand dan

Benjamin, 1995 dalam Kraemer et al., 2002).

Baik adopsi B2B maupun B2C mendorong peningkatan kinerja yang berkaitan

dengan perdagangan. Adopsi B2B menyebabkan koordinasi yang lebih baik dan

pengurangan biaya, sedangkan adopsi B2C akan menghasilkan peningkatan efisiensi

dan penjualan. Secara keseluruhan adopsi B2B lebih memberikan pengaruh

fundamental pada kinerja perusahaan, karena adopsi B2B ini memberikan

peningkatan dalam jangkauan yang lebih lebar (posisi pasar dan penjualan, koordinasi

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

dan efisiensi) sedangkan pengaruh adopsi B2C lebih terbatas pada penjualan dan

posisi kompetitif dan efisiensi (Kraemer et al., 2002).

E-commerce B2C tidak memberikan pengaruh besar pada koordinasi dengan

pemasok dan pelanggan karena penjualan ke pelanggan tidak membutuhkan aktifitas

koordinasi seperti pada aktifitas rantai pasokan dengan rekan bisnis, yang

difasilitasi oleh E-commerce B2B. E-commerce B2C terkait dengan efisiensi

karena penyediaan layanan online dapat memberikan penghematan biaya yang sangat

besar, misalnya dengan menghilangkan kebutuhan akan staf layanan pelanggan dan

staf teknis (Kraemer et al., 1999; Kraemer dan Dedrick, 2001 dalam Kraemer et al.

2002). Secara keseluruhan, pengaruh terbesar dari adopsi E-commerce adalah

peningkatan penjualan dan posisi kompetitif, yang dihasilkan baik dari adopsi

B2B maupun B2C (Kraemer et al. 2002).

Sebagai tambahan, pengadaan (procurement) berbasis Internet dan EDI-

berbasis-web membutuhkan investasi yang lebih sedikit dibanding EDI-bukan-

berbasis-web yang masih mahal dan tidak bisa dijangkau oleh perusahaan kecil.

Internet, dengan arsitektur terbukanya, tidak mengikat perusahaan pada satu pemasok

spesifik. Hal ini memberikan potensi yang besar untuk peningkatan efisiensi

operasional karena peningkatan akses elektronik langsung ke pemasok, penghematan

biaya yang signifikan baik biaya administratif maupun transaksi (penghematan biaya

total dan inventori), bahkan peningkatan produktifitas dan secara

keseluruhan peningkatan kinerja bisnis (Venkat, 2000).

3. Inovasi Perdagangan Online E-Commerce

Para peneliti di bidang teknologi informasi telah mulai menggunakan teori

difusi inovasi untuk mempelajari masalah-masalah penggunaan teknologi

(Premkumar dan Ramamurthy, 1995, Moore dan Benbasat, 1996 dalam Seyal dan

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Rahman, 2003). Salah satu literatur yang paling sering dikutip adalah teori difusi

inovasi dari Everett M. Rogers (1962). Rogers mendefinisikan difusi sebagai sebuah

proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama waktu

tertentu antar anggota-anggota dari sebuah sistem sosial (Ling, 2001).

Inovasi didefinisikan sebagai sebuah ide, praktek, atau objek yang dianggap

baru oleh individual (Rogers, 1983 dalam Frambach, 1993).

Definisi ini sering diartikan sebagai inovasi yang diadopsi oleh konsumen.

Tetapi, dalam pasar B2B, inovasi dipandang sebagai teknik, proses, mesin dan input

produksi baru yang diadopsi oleh perusahaan atau pengusaha untuk

kegunaanmereka sendiri. (Malecki, 1975 dan Brown, 1981 dalam Frambach, 1993).

Teori difusi inovasi dari Rogers tersebut mengidentifikasi lima atribut penting yang

sangat mempengaruhi tingkat adopsi. Atribut-atribut tersebut adalah: keunggulan

relatif, kompatibilitas, kompleksitas kemampuan untuk mencoba, dan kemampuan

untuk mengamati (Sevcik, 2004).

Selain kompleksitas, semua faktor tersebut mempunyai hubungan positif

dengan adopsi teknologi dimana dalam penelitian ini istilah adopsi didefinisikan

sebagai keputusan untuk memanfaatkan sebuah inovasi secara penuh sebagai arah

tindakan yang terbaik (Rogers, 1995 dalam Seyal dan Rahman, 2003).

Sebuah inovasi dianggap konsisten dengan nilai- nilai yang ada,

pengalaman masa lalu, dan kebutuhan pengadopsi potensial. Ini merupakan area

dimana Rogers menunjukkan betapa kuatnya individu yang beroperasi dalam sebuah

struktur sosial dalam menentukan proses adopsi. Tetapi Sevcik (2004)

mengemukakan bahwa kompabilitas mempunyai dua aplikasi langsung pada

jaringan perusahaan.

Pertama, hal yang baru tersebut harus secara teknis kompatibel. Hal baru

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

tersebut harus mengikuti standar protokol dan interface yang telah diadopsi oleh

perusahaan atau dengan kata lain, hal baru tersebut dapat dipasang atau sesuai dengan

jaringan yang ada.

Kedua, produk atau layanan baru tersebut harus secara organisasional

kompatibel. Produk atau layanan baru tersebut harus sesuai dengan cara dimana

jaringan dioperasikan. Hal ini relevan khususnya bagi layanan dan alat

manajemen jaringan. Sebagai contoh, sistem manajemen yang dimiliki dan

dioperasikan oleh grup jaringan biasanya tidak mengumpulkan informasi pada server

karena server adalah departemen yang berbeda. Menambahkan sebuah inovasi

manajemen server ke sebuah alat jaringan adalah tidak kompatibel dengan organisasi

perusahaan dan struktur pelaporan.

Apabila inovasi dimaksudkan sebagai sebuah cara baru bagi perusahaan untuk

beroperasi, mengorganisasi atau melapor, maka inovasi akan mendorong pemikiran

“di luar kotak” yang membutuhkan pendidikan. Perubahan budaya yang dibutuhkan

akan menghasilkan resistansi terhadap inovasi (Sevcik, 2004).

Di dalam E-Commerce diperlukan inovasi dengan beragam database yang

bisa dijadikan sebagai komponen pembangunan toko online sebagai kumpulan dari

item data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yang diorganisasikan

berdasarkan sebuah skema atau struktur tertentu. Database tidak selalu berhubungan

dengan komputer. Contohnya adalah buku telepon. Hal ini karena buku ini berisi

kumpulan nama, alamat, dan nomor telepon yang disusun dalam urutan alfabetis.

Namun pada saat sekarang ini, database sangat identik dengan komputer. Database

di dunia komputer memang sudah menjadi bagian yang sangat penting. Hampir

semua aplikasi memakai database sebagai tulang punggungnya. Database diperlukan

karena berbagai macam alasan, diantaranya:

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

1. Satu komponen penting dalam sistem informasi, karena merupakan

dasar dalam menyediakan informasi.

2. Menentukan kualitas informasi akurat, tepat pada waktunya dan

relevan.

3. Mengurangi duplikasi data (data redundancy).

4. Hubungan data dapat ditingkatkan (data reliability).

5. Mengurangi pemborosan tempat simpanan luar. (Didik, 2009).

Berikut di bawah ini ilustrasi jenjang data dalam inovasi komponen E-

Commerce:

Gambar 2.1 Jenjang data

Adapun penjelasan dari tingkatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Database merupakan kumpulan dari file/table membentuk database.

2. File merupakan kumpulan dari record-record yang menggambarkan satu

kesatuan data yang sejenis. Misalnya file mata pelajaran berisi data

tentang semua mata pelajaran yang ada.

3. Record merupakan kumpulan dari field membentuk suatu record. Record

menggambarkan syatu unit data individu yang tertentu. Kumpulan dari

record membentuk suatu file. Misalnya file personalia, tiap-tiap record

dapat mewakili data tiap-tiap karyawan.

4. Field Mempresentasikan suatu atribut dari record yang menunjukkan suatu

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

item dari data, seperti misalnya nama, alamat dan lain sebagainya,

sementara itu kumpulan dari field membentuk suatu record.

5. Characters: Merupakan bagian data yang terkecil, dapat berupa karakter

numerik, huruf ataupun karakter-karakter khusus (Special Characters)

yang membentuk suatu item data/field (Didik, 2009).

a. MySQL

MySQL adalah salah satu database server yang cukup dikenal saat ini.

MySQL keluaran T.c.X. data Consult AB, sebuah perusahaan IT Swedia, yang

menawarkan berbagai keunggulan dibandingkan database server lainnya, yaitu:

1. Mampu menangani jutaan user dalam waktu yamg bersamaan.

2. Mampu menampung lebih dari 50.000.000 record.

3. Sangat cepat dalam mengeksekusi perintah.

Selain itu MySQL juga menyediakan dukungan open source. Setiap

pengguna MySQL diizinkan untuk mengubah source untuk keperluan pengembangan

atau menyelaraskan spesifikasi database sesuai kebutuhan (Janner, 2006). MySQL

adalah suatu database populer dengan pengembang Web (Web Developer). Kecepatan

dan ukuran yang kecil membuatnya ideal untuk web site. Ditambah lagi dengan fakta

bahwa MySQL adalah open source.

Adapun keuntungan MySQL adalah:

1. Cepat. Tujuan utama dari pengembangan MySQL adalah kecepatan,

sebagai konsekuensi software yang dirancang dari awal untuk

kecepatan.

2. Tidak Mahal. MySQL adalah Cuma-Cuma di bawah lisensi GPL open

source, sementara pembiayaan untuk lisensi komersialnya sangatlah

pantas.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

3. Mudah digunakan. Anda dapat membangun dan berinteraksi dengan

database MySQL hanya dengan menggunakan sedikit pernyataan

sederhana di dalam bahasa SQL, yang menjadi bahasa standar untuk

komunikasi dengan RDBMS.

4. Dapat berjalan pada beberapa sistem operasi. MySQL dapat berjalan

pada sistem operasi beragam, seperti Windows, linux, Mac OS.

5. Dukungan teknis secara luas tersedia.

6. Aman. MySQL adalah sistem otorisasi fleksibel yang mengijinkan

beberapa atau semua privilege database untuk pengguna khusus atau

kelompok pengguna.

7. Mendukung database yang besar. MySQL menangani database sampai

50 juta baris atau lebih.

8. Customizable. Lisensi GPL open source mengijinkan pemrogram untuk

memodifikasi software MySQL untuk mencocokkannya dengan

lingkungan tertentu (Janner, 2006).

Syntaks-syntaks MySQL, yakni Perintah-perintah yang umum digunakan

dalam MySQL diantaranya adalah:

a. INSERT

digunakan untuk mengisi data atau menambah record pada suatu tabel.

INSERT INTO nama_tabel (kolom1, kolom2..) VALUES (nilai1,nilai2..).

b. SELECT

Digunakan untuk melihat data dari satu atau beberapa tabel.

SELECT kolom-kolom; FROM nama-tabel;

Untuk melihat seluruh isi kolom dari suatu tabel digunakan query SELECT

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

*. SELECT * FROM nama-tabel;

c. WHERE

Digunakan untuk menyaring hasil query sehingga record yang dikeluarkan

hanyalah record yang sesuai dengan yang diinginkan.

SELECT kolom1, kolom2

FROM kolom1

WHERE kolom2 < kriteria;

d. DISTINCT

Dapat digunakan untuk menghilangkan record-record yang sama.

SELECT DISTINCT kolom2 FROM kolom1;

e. BETWEEN

Digunakan untuk membatasi suatu batas nilai tertentu.

SELECT kolom1,kolom2,kolom3

FROM kolom1

WHERE kolom2 BETWEEN..AND..;

f. LIKE

Digunakan untuk pencarian data yang memiliki pola tertentu.

SELECT kolom1,kolom2

FROM kolom1

WHERE kolom1 LIKE „A%‟;

g. ORDER BY

Digunakan untuk mensortir data hasil query sesuai dengan kebutuhan.

SELECT kolom1,kolom2

FROM kolom1

ORDER BY kolom1;

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Untuk mensortir dengan urutan terbalik, digunakan keywoord tambahan

DESC. Sedangkan untuk ututan yang teratur digunakan keyword ASC.

SELECT kolom1.kolom2

FROM kolom1

ORDER BY kolom 1 DESC;

f. DELETE

Digunakan untuk menghapus suatu record dengan kriteria tertentu. DELETE

FROM nama-tabel WHERE kriteria: Untuk menghapus record pada suatu tabel,

digunakan perintah DELETE tanpa menentukan kriterianya.

DELETE FROM nama-tabel;

i. UPDATE

Digunakan untuk memodifikasi nilai kolom dari suatu record.

UPDATE nama-tabel

SET nama-kolom1=nilai-baru1,nilai-kolom2=nilai-baru2,

WHERE criteria; (Kasiman, 2006).

b. PhpMyAdmin

Setiap RDBMS (Relation Database Management System) seperti Oracle,

SQL Server, MySQL dan lain-lain, pasti memiliki tool yang dapat digunakan untuk

mempermudah pengoperasian database. Oracle memiliki TAOD. SQL Server

memiliki Enterprise Manager dan SQL Query Analyzer. Sedangkan MySQL

memiliki tool atau aplikasi yang disebut PhpMyAdmin.

PhpMyAdmin merupakan aplikasi berbasiskan web yang dikembangkan

menggunakan bahasa pemrograman PHP. Melalui PhpMyAdmin, user dapat

melakukan perintah query. Perintah tersebut misalnya administrasi user dan

privileges, export dan import database, manajemen database, manajemen tabel dan

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

struktur tabel, dan sebagainya. PhpMyAdmin sangat user friendly, sehingga mudah

untuk digunakan walaupun pengguna baru (newbie) (Saputro, 2008).

c. PHP (Personal Home Page)

PHP adalah bahasa (Scripting Language) yang dirancang secara khusus

untuk penggunaan Web. PHP adalah tool anda untuk pembuatan halaman web

dinamis. Kaya akan fitur yang membuat perancangan web dan pemrograman lebih

mudah, PHP digunakan pada 13 juta domain. Seperti bahasa pemrograman web

lainnya. PHP memproses seluruh perintah yang berada dalam skrip PHP di dalam

web server dan menampilkan outputnya ke dalam web browser klien. PHP adalah

bahasa scripting yang menghasilkan output HTML ataupun output-output lainnya,

sesuai keinginan pemrogram (misalnya: PDF, dan lain-lain) yang dijalankan pada

server side. Artinya, semua sintaks yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan

pada server sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya hasilnya (output) saja

(Janner, 2006).

Kode PHP diawali dengan tanda lebih kecil (<) dan diakhiri dengan tanda

lebih besar (>). Ada empat cara untuk menuliskan skrip PHP, yaitu:

a) <? Hallo ?>

b) <? Php Hallo?>

c) <% Hallo%>

d) <SCRIPT LANGUAGE=”php”>Hallo</SCRIPT>

Jika ingin menambahkan komentar, namun komentar tersebut tidak ikut

dieksekusi maka dapat ditulis sebagai berikut :

/* Tulis Komentar */ atau // Tulis Komentar

Skrip yang dibuat dengan PHP disimpan dengan nama file dan diikuti

dengan ekstensi *.php, misalnya : contoh.php. Bila skrip PHP diakses melalui

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

komputer lokal maka file PHP disimpan di folder htdocs di web server. Semua

halnya dengan penamaan dokumen HTML, pemberian nama dokumen yang sama

tetapi dituliskan dengan case yang berbeda akan dianggap sebagai dokumen yang

berbeda, misalnya contoh.php akan berbeda dengan CONTOH.php. Skrip PHP

dapat disisipkan di bagian manapun dalam dokumen HTML, begitu pula sebaliknya

skrip HTML dapat diletakkan diantara skrip PHP:

* Contoh1.php (Menyisipkan skrip PHP di dokumen HTML)

<html>

<head>

<title> Menyisipkan PHP di dokumen HTML </title>

</head>

<body>

Cara menyapa PHP dengan akrab: <br>

<p>

<?php

Echo “Hallo PHP, Apa khabar?”;

?>

</body>

</html> (Kasiman, 2006).

Adapun keunggulan PHP antara lain:

1. cepat, karena ditempelkan (embedded) di dalam kode HTML, sehingga

waktu tanggap menjadi pendek.

2. Tidak mahal-gratis, pada kenyataannya PHP adalah gratis dan bisa

diperoleh tanpa harus membayarnya.

3. Mudah untuk digunakan, PHP berisi beberapa fitur khusus dan fungsi

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

yang dibutuhkan untuk membuat web yang dinamis.

4. berjalan pada beberapa sistem Operasi, dapat berjalan pada sistem

operasi yang beragam, windows, linux, Mac OS, dan kebanyakan variasi

dari Unix.

5. Dukungan teknis tersedia secara luas karena PHP menyediakan

dukungan gratis via daftar diskusi e-mail.

6. Aman, pengguna tidak melihat kode PHP, karena kode yang

ditampilkan pada browser adalah kode HTML.

7. Dirancang untuk mendukung database. PHP meliputi kemampuan

yang dirancang untuk berinteraksi dengan database tertentu.

8. Customizable, Lisensi open source sehingga mengizinkan para

pemrogram untuk memodifikasi software PHP (Janner, 2006).

2.6.2 Web server

Web server adalah software yang menjadi tulang belakang dari world

wide web (www). Web server menunggu permintaan dari client yang menggunakan

browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Modzilla, dan program

browser lainnya. Jika ada permintaan dari browser, maka web server akan memproses

permintaan itu kemudian memberikan hasil prosesnya berupa data yang diinginkan

kembali ke browser. Data ini mempunyai format yang standar, disebut dengan format

SGML (standar general markup language). Data yang berupa format ini

kemudian akan ditampilkan oleh browser sesuai dengan kemampuan browser

tersebut. Contohnya, bila data yang dikirim berupa gambar, browser yang hanya

mampu menampilkan teks (misalnya lynx) tidak akan mampu menampilkan gambar

tersebut, dan jika ada akan menampilkan alternatifnya saja. Web server, untuk

berkomunikasi dengan client-nya (web browser) mempunyai protokol sendiri, yaitu

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

HTTP (hypertext transfer protocol) (Effendi ,2009).

.d. Macromedia Dreamweaver 8

Macromedia Dreamweaver 8 merupakan sebuah editor HTML profesional

untuk mendesain secara visual dan mengelola situs web maupun halaman web.

Macromedia Dreamweaver 8 adalah salah satu vendor Macromedia Inc. Pada saat ini

pihak Macromedia telah mengeluarkan versi terbaru dari macromedia

Dreamweaver memiliki kemampuan untuk menyunting folder dengan lebih baik,

serta mampu menggabungkan layout site dengan progreming web.

Macromedia Dreamweaver merupakan sebuah editor HTML

profesional untuk mendesain secara visual dan mengolah situs web maupun halaman

web. Macromedia Dreamweaver 8 adalah salah satu produk dari vendor Macromedia

Inc. Dimana Macromedia Dreamweaver 8 ini memiliki kemampuan untuk

menyunting kode dengan lebih baik, serta mampu menggabungkan layout

site dengan programming web.

Aplikasi pada Dreamweaver juga dapat membuat sebuah aplikasi dinamis

dengan database menggunakan bahasa server seperti CFML, ASP.NET, ASP,

JSP, dan PHP. CSS atau Cassading Style adalah sebuah dokumen yang berisi aturan

yang digunakan untuk memisahkan isi dengan layout dalam halaman-halaman web

yang dibuat (Kurniawan, 2008).

e. CSS (Cascading Style Sheet)

CSS digunakan dalam kode HTML untuk menciptakan suatu kumpulan

style yang terkadang dapat digunakan untuk memperluas kemampuan HTML,

sebagai contoh, kode HTML murni tidak memungkinkan untuk untuk mengatur

ukuran font yang diterapkan pada setiap sel dan bahkan tag <BASEFONT> pun tak

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

berpengaruh pada sel-sel tabel (Abdul, 2003).

Selain bahasa pemrograman di atas, masih terdapat banyak kode script yang

dapat digunakan untuk melakukan inovasi komponen dalam membangun situs E-

Commerce. Yang pasti, sebuah E-Commerce hadir untuk lebih memudahkan

melakukan pemasaran dan penjualan produk yang menjadi usaha seorang pengusaha,

khususnya usaha kecil, karena usaha kecil berangkat dari modal yang kecil juga.

4. Manfaat Proses Transaksi Online E-Commerce

Manfaat yang dirasakan didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang

percaya bahwa penggunaan sebuah sistem tertentu akan meningkatkan kinerja

kerjanya. Persepsi tentang manfaat jangka panjang dan kesempatan bisnis potensial

adalah pendorong usaha kecil untuk go online (Asing-Cashman et al., 2004).

Cloete et al. (2002) dalam Asing-Cashman et al. (2004) mengemukakan

bahwa adopsi E-commerce ke dalam usaha kecil dan menengah sangat bergantung

pada penerimaan orang terhadap teknologi dan untuk itu perlu dipahami faktor-faktor

yang mengarah ke penerimaan individual atas teknologi E-commerce. Technology

Acceptance Model (TAM) (Davies, 1986 dalam Asing- Cashman et al., 2004) dapat

digunakan untuk menggambarkan situasi tersebut.

Pengguna potensial dari E-commerce tidak hanya harus yakin tentang

manfaat relevan dari E- commerce tetapi juga harus mempunyai sikap positif tentang

hal tersebut. Model TAM selanjutnya menyatakan bahwa pengguna harus merasa

nyaman dengan teknologi yang disebarkan, meskipun tetap menduga akan adanya

faktor variabel eksternal yang mempengaruhi penerimaan yang berada di luar kontrol

pengguna.

Internet Commerce adalah penggunaan internet yang berbasis teknologi

informasi dan komunikasi untuk perdagangan. Kegiatan komersial ini seperti iklan

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet antara

lain pemesanan dan pembelian barang dimana barang akan dikirim melalui pos atau

sarana lain setelah pembeli mentranser uang ke rekening penjual. Harga lebih murah

biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat. Internet

media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif

lebih murah. Serta pembelian melalui internet akan diikuti dengan layanan

pengantaran barang sampai ketempat pemesanan (Nofie, 2009).

Pemanfaatan teknologi informasi dalam menjalankan bisnis atau sering

dikenal dengan istilah e-commerce bagi perusahaan kecil dapat memberikan

fleksibilitas dalam produksi, memungkinkan pengiriman ke pelanggan secara lebih

cepat untuk produk perangkat lunak, mengirimkan dan menerima penawaran secara

cepat dan hemat, serta mendukung transaksi cepat tanpa kertas.

Pemanfaatan internet memungkinkan UMKM melakukan pemasaran dengan

tujuan pasar global, sehingga peluang menembus ekspor sangat mungkin. Menurut

Internet World States, pada tahun 2005 pemakai internet dunia mencapai angka

972.828.001 (hampir satu miliar), pengguna di Indonesia diperkirakan mencapai 16

juta orang. Jumlah pemakai terbesar di Amerika Serikat dan Kanada, yaitu mencapai

68,2% dari jumlah penduduknya.

Electronic commerce (e-commerce) merupakan konsep yang bisa

digambarkan sebagai proses jual beli barang pada internet atau proses jual beli atau

pertukaran produk, jasa, dan informasi melalui jaringan informasi termasuk internet

(Turban, Lee, King, Chung,200 dalam M. Suyanto 2003;11).

Menurut Kalakota dan Whinston (1997) mendefinisikan e-commerce dari

beberapa perspektif berikut:

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

1. Perspektif komunikasi: e- commerce merupakan pengiriman informasi,

produk/layanan, atau pembayaran melalui line telepon, jaringan komputer atau

sarana elektronik lainnya.

2. Perspektif Proses Bisnis: e- commerce merupakan aplikasi teknologi menuju

otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

3. Perspektif layanan: e–commerce merupakan salah satu alat yang memenuhi

keinginan perusahaan, konsumen dan manajemen dalam memangkas service

cost ketika meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.

4. Persperktif Online: e-commerce berkaitan dengan kapasitas jual beli produk

dan informasi di internet dan jasa online lainnya.

Penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang adalah berdasarkan

sifat transaksinya. Menurut M. Suyanto (2003: 30) tipe-tipe berikut segera

bisa dibedakan:

1. Business to Business (B2B)

2. Business to Consumer (B2C)

3. Consumer to Consumer (C2C)

4. Consumer to Business (C2B)

5. Non Business e-commerce

6. Intrabusiness (Organizational) e -commerce

Menurut Sholekan (2009;14) perdagangan tradisional pada dasarnya adalah

tindakan perusahaan-perusahaan menjual barang dan/atau jasa untuk menghasilkan

pendapatan dalam bentuk uang, yang pada gilirannya menghasilkan laba bersih dari

selisih pendapatan dikurangi harga pasar plus biaya-biaya operasional. Sementara

itu, perdagangan elektronik melakukan hal yang mirip dengan perdagangan

tradisional, tetapi memiliki kelebihan-kelebihan secara langsung dapat bermanfaat

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Dengan fleksibilitasnya

perdagangan elektronik dapat memangkas biaya-biaya pemasaran dengan

kemudahannya dan kecanggihannya dalam menyampaikan informasi-informasi

tentang barang dan jasa langsung ke konsumen dimanapun mereka berada.

Perusahaan yang berbisnis secara elektronik juga dapat memangkas biaya operasional

toko sebab mereka tidak perlu memajang barang-barangnya di toko yang berukuran

besar dengan karyawan yang banyak.

Tabel 2.1

Perbandingan media perdagangan tradisional dan perdagangan elektronik

Siklus Penjualan Perdagangan Tradisional Perdagangan Elektronik

Mencari informasi barang/jasa yang diperlukan

Majalah, katalog, surat kabar, bentuk-bentuk tercetak

Situs web

Memeriksa harga Katalog tercetak Katalog online

Memelihara ketersediaan barang dan harganya

Telepon, fax Situs web

Melakukan pemesanan Surat, fax, dan bentuk-bentuk tercetak lainnya

Surat elektronik (e-mail)

Mengirimkan pesanan Surat, fax Surat elektronik, halaman web

Mengurutkan pesanan manual Basis data

Memeriksa barang di gudang

Bentuk tercetak, telepon, fax

Basis data, web

Menjadwalkan pengiriman

Bentuk tercetak Surat elektronik, Basis data

Membuat invoice Bentuk tercetak Basis data

Mengirimkan pesanan pengirim Pengirim

Konfirmasi pesanan Surat, telepon, fax Surat elektronik

Mengirimkan invoice dan menerima invoice

surat Surat elektronik, EDI

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Jadwal pembayaran Bentuk tercetak Basis data, EDI

Mengirim dan menerima bukti pembayaran

Surat EDI, EFT

Sumber: Sholekan (2009:16)

Perdagangan secara eletronik menawarkan kepada UKM keuntungan jangka

pendek dan jangka panjang. Perdagangan elektronik tidak hanya membuka pasar baru

bagi produk dan/atau jasa yang ditawarkan, mencapai konsumen baru, tetapi juga

dapat mempermudah cara UKM melakukan bisnis. Disamping itu, perdagangan

elektronik juga sangat bermanfaat bagi pelanggan/konsumen dan masyarakat umum.

Secara umum, ada berbagai manfaat lain saat melakukan perdagangan elektronik.

Menurut Sholekan (2009;17), manfaat lain itu adalah sebagai berikut:

a. Keuntungan bagi perusahaan

• Memperpendek jarak

Perusahaan dapat lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Dengan

hanya meng-klik tautan-tautan yang ada pada situs, konsumen dapat

menuju ke perusahaan dimanapun saat mereka berada.

• Perluasan pasar

Jangkauan pemasaran menjadi semakin luas dan tidak terbatas oleh

area geografis dimanapun perusahaan berada.

• Perluasan jaringan mitra bisnis

Pada perdangan tradisional, sangat sulit bagi suatu perusahaan untuk

mengetahui posisi geografis mitra kerjanya yang berada di negara lain

atau benua lain. Bagaimanapun juga, mitra kerja sangat penting untuk

konsultasi dan kerjasama baik teknis maupun non-teknis. Dengan

adanya perdagangan elektronik lewat jaringan internet, hal tersebut

bukan menjadi masalah yang besar lagi.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

• Efisiensi

Seperti disinggung di bagian sebelumnya, perdagangan elektronik akan

sangat memangkas biaya operasional. Perusahaan yang berdagang

secara eletronik tidak membutuhkan kantor dan toko yang besar,

menghemat kertas yang digunakan untku transaksi, periklanan, serta

pencatatan. Selain itu, perdagangan elektronik juga sangat efisien dari

sudut waktu yang digunakan. Pencarian informasi produk dan transaksi

dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.

b. Keuntungan bagi konsumen

• Efektif

Konsumen dapat memperoleh informasi tentang produk yang

dibutuhkannya dan bertransaksi dengan cara yang cepat dan murah.

• Aman secara fisik

Konsumen tidak perlu mendatangi toko tempat perusahaan menjajakan

barangnya dan ini memungkinkan konsumen dapat bertransaksi

dengan aman, sebab di daerah tertentu mungkin sangat berbahaya jika

berkendaraan dan membawa uang tunai dalam jumlah yang besar.

• Fleksibel

Konsumen dapat melakukan transaksi dari berbagai lokasi, baik dari

rumah, kantor, warnet, atau tempat lainnya. Konsumen juga tidak perlu

berdandan rapi seperti pada perdagangan tradisional umumnya.

c. Keuntungan bagi masyarakat umum

• Mengurangi polusi dan pencemaran lingkungan

Dengan adanya perdagangan elektronik yang dapat dilakukan dimana

saja, konsumen tidak perlu melakukan perjalanan ke toko, dimana hal

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

ini pada gilirannya akan mengurangi jumlah kendaraan yang berlalu

lalang di jalanan. Berkurangnya kendaraan di jalanan berarti

menghemat bahan bakar dan mengurangi tingkat polusi udara sebab

gas-gas buangan kendaraan bermotor dapat mencemari lingkungan.

• Membuka peluang kerja baru

Era perdagangan elektronik akan membuka peluang kerja baru bagi

mereka yang tidak buta teknologi. Muncul pekerjaan baru seperti

pemrograman komputer, perancangan web, ahli di bidang basis data,

analisis sistem, ahli di bidang jaringan komputer, dan sebagainya.

• Menguntungkan dunia akademis

Berubahnya pola hidup masyarakat dengan hadirnya perdagangan

elektronik, kalangan akademisi akan semakin diperkaya dengan kajian-

kajian psikologis, antropologis, sosial-budaya, dan sebagainya yang

berkaitan dengan dunia maya. Selain itu, dampak langsung dari

hadirnya internet secara langsung akan menantang kiprah ilmuwan di

bidang teknik komputer, teknik telekomunikasi, elektronika,

pengembangan perangkat lunak dan sebagainya.

• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Perdagangan elektronik, seperti juga teknologi komputer pada

umumnya, hanya dapat dilakukan oleh orang yang tidak gagap

teknologi, sehingga pada gilirannya akan merangsang orang-orang

untuk mempelajari teknologi komputer demi kepentingan mereka

sendiri. Selain itu, dalam melakukan perdagangan elektronik,

seseorang suatu saat mungkin akan tersesat ke situs-situs berkualitas

yang akan meningkatkan pemahaman orang yang bersangkutan.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Disamping segala hal yang menguntungkan di atas, segala ciptaan manusia

pasti memiliki sisi negatif. Namun dari sudut pandang manapun, perdagangan

elektronik memiliki positif lebih banyak dari sisi negatifnya. Menurut Sholekan

(2009;19) dampak negatif perdagangan elektronik pada umumnya sebagai berikut:

• Meningkatkan individualisme

Pada perdagangan elektronik, seseorang dapat bertransaksi dan

mendapatkan barang/jasa yang diperlukannya tanpa perlu bertemu

dengan siapapun. Ini membuat beberapa orang menjadi berpusat pada

diri sendiri (egois) serta merasa dirinya tidak terlalu membutuhkan

kehadiran orang lain dalam hidupnya.

• Terkadang menimbulkan kekecewaan

Apa yang dilihat di layar monitor komputer kadang berbeda dengan

apa yang dilihat secara kasat mata. Seseorang yang membeli lukisan di

internet mungkin suatu saat akan mendapati lukisannya tidak memiliki

warna yang sama dengan apa yang dilihatnya di layar monitor.

• Tidak manusiawi

Sering sekali orang pergi ke toko dari pusat perbelanjaan (mall) tidak

sekedar ingin memuaskan kebutuhannya akan barang-barang/jasa

tertentu. Ia mungkin melakukannya untuk penyegaran atau

bersosialisasi dengan rekan-rekan atau keluarganya. Perdagangan

elektronik gagal dipandang dari sudut pandang seperti ini. Di internet,

meski kita dapat mengobrol dengan orang lain, kita tidak mungkin

dapat merasakan jabat tangannya, senyuman ramahnya, atau candanya.

Di dalam era kemajuan dari sisi teknologi informasi ini, penerapan E-

Commerce merupakan sesuatu yang dapat digunakan agar penjualan produk dapat

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

meningkat sehingga perusahaan akan berubah dari small, medium, kemudian menjadi

perusahaan besar.

B. Usaha Kecil

1. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian mengenai Usaha Kecil Menengah (UKM) tidak selalu sama,

tergantung konsep yang digunakan. Dalam konsep tersebut mencakup sedikitnya dua

aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan

ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam kelompok perusahaan tersebut.

Usaha kecil dioperasikan dan dimiliki secara independent, tidak dominan dalam

daerahnya dan tidak menggunakan praktek-praktek inovatif. Tapi usaha yang bersifat

kewirusahaan adalah usaha yang pada awalnya bertujuan untuk tumbuh dan

menguntungkan serta dapat dikarakteristikkan dengan praktek- praktek inovasi

strategis.

Pengertian usaha kecil dan menengah di Indonesia masih sangat beragam.

Sebelum dikeluarkannya UU No.9/1995, setidaknya ada lima instansi yang

merumuskan usaha kecil dengan caranya masing-masing. Kelima instansi itu adalah

Biro Pusat Statistik (BPS), Departemen Perindustrian, Bank Indonesia, Departemen

Perdagangan serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Pada kelima instansi itu,

kecuali BPS, usaha kecil pada umumnya dirumuskan dengan menggunakan

pendekatan finansial.

Biro Pusat Statistik (BPS) Indonesia manggambarkan bahwa perusahaan

dengan jumlah tenaga kerja 1 - 4 orang digolongkan sebagai industri kerajinan

dan rumah tangga, perusahaan dengan tenaga kerja 5 - 19 orang sebagai industri

kecil, perusahaan dengan tenaga kerja 20 - 99 orang sebagai industri sedang atau

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

menengah, dan perusahaan dengan tenaga kerja lebih dari 100 orang sebagai

industri besar.

Mengacu Undang-Undang No 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari

segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah: (1) memiliki kekayaan bersih

paling banyak 200 Juta Rupiah (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha), atau (2) memiliki hasil penjualan paling banyak 1 Milyar Rupiah per

tahun. Sedangkan untuk kriteria usaha menengah : (1) untuk sektor industri, memiliki

total aset paling banyak 5 Milyar Rupiah per tahun, dan (2) untuk sektor nonindustri,

memiliki kekayaan bersih paling banyak 600 Juta Rupiah tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 3 Milyar

Rupiah per tahun. INPRES No. 10 Tahun 1999 mendefinisikan usaha menengah

adalah unit kegiatan yang memiliki kekayan bersih lebih besar dari 200 Juta Rupiah

sampai maksimal 10 Milyar Rupiah.

Departemen Perindustrian memalui Surat Keputusan Menteri Perindustrian

No. 286/M/SK/10/1989 dan Bank Indonesia, mendefinisikan usaha kecil berdasarkan

nilai asetnya. Menurut kedua instansi ini, yang dimaksud dengan usaha kecil

adalah usaha yang asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunannya), bernilai

kurang dari 600 Juta Rupiah. Departemen Perdagangan membatasi usaha kecil

berdasarkan modal kerjanya.

Menurut Departemen Perdagangan, usaha kecil adalah usaha (dagang) yang

modal kerjanya bernilai kurang dari 25 Juta Rupiah. Sedangkan Kamar Dagang

dan Industri (Kadin) terlebih dahulu membedakan usaha kecil menjadi dua

kelompok. Kelompok pertama adalah yang bergerak dalam bidang perdagangan,

pertanian dan industri. Kelompok kedua adalah bergerak dalam bidang konstruksi.

Menurut Kadin yang dimaksud dengan usaha kecil untuk kelompok pertama

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

adalah yang memiliki modal kerja kurang dari 600 Juta Rupiah. Adapun untuk

kelompok kedua yang dimaksud dengan usaha kecil adalah yang memiliki modal

kerja kurang dari 250 Juta Rupiah dan memiliki nilai usaha kurang dari 1 Milyar

Rupiah.

Selain itu, pengelompokan atau kategorisasi usaha-usaha di suatu negara

mempunyai tujuan strategis, antara lain dikaitkan dengan standar kuantitatif tertentu,

serta seberapa jauh dapat dimasukkan kedalam jenis-jenis usaha atau bisnis. Tujuan

pengelompokan usaha dapat disebutkan beragam dan pada intinya mencakup empat

macam tujuan, yaitu sebgai berikut.

1. Untuk keperluan analisis yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan (teoritis). 2. Untuk keperluan penentuan kebijakan-kebijakan pemerintah. 3. Untuk meyakinkan pemilik modal atau pengusaha tentang posisi

perusahaannya. 4. Untuk pertimbangan badan tertentu berkaitan dengan antisipasi kinerja

perusahaan (Partomo dan Soejodono, 2004).

2. Jenis Usaha Kecil

Kualifikasi usaha kecil yang dimaksud dalam Peraturan Presiden No.54 Tahun

2010, mengacu kepada kriteria yang diatur dalam UU No 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Kriteria usaha kecil beromzet sampai dengan

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) atau memiliki kekayaan

bersih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) di luar tanah dan bangunan.

Klasifikasi SIUP mengacu kepada nilai pekerjaan. Bila pekerjaan tersebut

bernilai sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) maka

paket tersebut diperuntukkan bagi usaha kecil, kecuali bila usaha kecil tidak memiliki

kompetensi untuk melakukan pekerjaan tersebut (pasal 100).

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

SIUP yang dikeluarkan sebelum Permendag Nomor : 46/M-DAG/PER/2009

dinyatakan tetap berlaku, tetapi wajib menyesuaikan dengan ketentuan dalam

Peraturan Menteri yang baru. Pada ayat (2) dinyatakan bahwa Setelah ditetapkan

Peraturan Menteri ini, jika pemilik SIUP Kecil, SIUP Menengah, dan SIUP Besar

akan mengikuti kegiatan yang terkait dengan kriteria usaha berdasarkan kekayaan

bersih, wajib menyesuaikan SIUP-nya terlebih dahulu sebelum mengikuti kegiatan

tersebut. Jadi untuk penentuan jenis SIUP harus mengacu kepada Permendag Nomor :

46/M-DAG/PER/2009, sehingga memungkinkan jenis SIUP perusahaan berubah,

sehingga hak untuk mengikuti pelelangan pun berubah sesuai dengan kriteria yang

baru. Sebagai contoh jika perusahaan A memiliki modal dan kekayaan bersih

Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah), maka berdasarkan kategori Permendag

Nomor: 36/M-DAG/PER/9/2007 termasuk kategori SIUP besar, tetapi dengan

ketentuan pada Permendag Nomor : 46/M-DAG/PER/2009, dengan kekayaan bersih

Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) masuk dalam kategori SIUP menengah.

Berdasarkan ketentuan UU NO 20 Tahun 2008 dan Permendag No.49/M-

DAG/PER/9/2009 Pasal 2 ayat 3, bahwa SIUP Menengah wajib dimiliki oleh

Perusahaan Perdagangan yang kekayaan bersihnya lebih dari Rp500.000.000,00 (lima

ratus juta rupiah) - Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha. Menurut ketentuan tersebut usaha menengah

digolongkan sebagai usaha non kecil. Penyesuaian SIUP dapat dilakukan secara

simultan. Yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian kriteria usaha yang disampaikan

dalam dokumen penawaran dapat dibuktikan pada saat pembuktian kualifikasi.

Mengacu pada UU No 20 Tahun 2008, kualifikasi usaha kecil dan non kecil

pada pekerjaan kontruksi ditentukan berdasarkan besaran nilai kekayaan bersih atau

omset, serta persyaratan teknis lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

undangan (bilamana ada). Dalam hal terdapat Penyedia yang memiliki kriteria sebagai

usaha kecil menurut UU 20/2008, namun masih memiliki ijin usaha yang tergolong ke

dalam usaha menengah/besar sebelum UU tersebut diberlakukan, maka dapat

dilakukan klarifikasi pada saat pembuktian kualifikasi terhadap peringkat 1,2,3.

Bilamana hasil klarifikasi terbukti bahwa penyedia tersebut tergolong sebagai usaha

kecil, maka penyedia dimaksud dapat ditunjuk sebagai pemenang untuk paket

pekerjaan yang ditujukan kepada usaha kecil.

Di samping itu, Penyedia Pekerjaan Konstruksi yang termasuk dalam

golongan usaha kecil dapat mengikuti pelelangan yang ditujukan kepada usaha non

kecil, sepanjang memenuhi persyaratan antara lain memiliki Kemampuan Dasar (KD)

dan Sisa Kemampuan Paket (SKP) yang cukup, serta memenuhi kebutuhan personil

dan peralatan yang dipersyaratkan.

Salah satu persyaratan kualifikasi bagi Penyedia adalah memiliki pengalaman

yang sesuai pada sub-bidang pekerjaan yang sesuai untuk usaha non-kecil (untuk nilai

pekerjaan di atas Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)) dan

kemampuan bidang pekerjaan yang sesuai dengan bidang pekerjaan (untuk nilai

pekerjaan sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah))

untuk usaha mikro, usaha kecil dan koperasi kecil (lampiran II Bagian B.1.g.3)g).

Panitia lelang berhak menentukan kualifikasi yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang

dilelangkan tetapi dilarang membuat ketentuan yang bersifat diskriminatif dan harus

mengindahkan prinsip terbuka dan bersaing.

Pengalaman pekerjaan dapat dihitung sejak tanggal serah terima pekerjaan

pertama (PHO). Pengalaman pekerjaan dapat dilakukan konversi dengan

menggunakan rumus berikut:

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

a. NPt = Nilai paket tertinggi berdasarkan pengalaman menangani pekerjaan

dalam kurun waktu 7 (tujuh) tahun terakhir.

b. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan

sekarang dengan present value menggunakan perhitungan sebagai berikut:

NPs = Npo x Is/Io

NPs = Nilai pekerjaan sekarang

Npo = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (bila ada) saat

penyerahan

pertama/provisional hand over (PHO)

Io = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan PHO

Is = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (bila belum ada dapat

dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya)

Indeks BPS yang dipakai adalah:

a. Untuk jasa pemborongan: indeks perdagangan besar barang-barang

konstruksi atau lainnya yang merupakan komponen terbesar dari pekerjaan.

b. Untuk jasa konsultansi: indeks biaya hidup (consumer Price Index/CPI).

c. Untuk pemasokan barang: indeks perdagangan besar barang-barang yang

sesuai.

d. Untuk jasa lainnya: indeks yang sesuai.

Untuk Penyedia yang memenangkan lelang lebih dari satu paket harus

mengacu kepada Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 pasal 19 ayat (1) huruf i yang

menyatakan khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lainnya, harus

memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP) sebagai berikut:

SKP = KP – P

KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

a) untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan sebanyak 5

(lima) paket pekerjaan; dan

b) untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan

sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua) N.

P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.

N = jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat

bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Jika Penyedia tersebut masih memiliki SKP, maka diperkenankan menjadi

pemenang pada paket baru, tetapi jika tidak memiliki SKP, maka dapat digugurkan.

Satu Penyedia dapat memasukkan penawaran untuk beberapa paket pekerjaan

pada waktu yang bersamaan, khusus untuk Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya harus

memperhitungkan Sisa Kemampuan paket yang cukup pada saat pembuktian

kualifikasi dan penandatanganan kontrak.

Bilamana pekerjaan tersebut ditujukan untuk usaha kecil dan calon

pemenangnya berstatus badan hukum PT, maka perlu diklarifikasi kualifikasi usaha

PT tersebut, apakah tergolong kecil atau non kecil. Bila Penyedia yang berstatus

sebagai PT tersebut termasuk dalam golongan non kecil, dan paket tersebut

sebenarnya ditujukan untuk usaha kecil, maka pengusaha non kecil yang mengikuti

pelelangan tersebut dinyatakan gagal. Sedangkan untuk pekerjaan jasa konsultansi

tidak ada pembatasan dimaksud.

Klasifikasi bidang dan sub bidang pekerjaan konstruksi dapat dilihat pada

Perlem LPJK No 11a Tahun 2007 sambil menunggu Peraturan Menteri PU

diterbitkan, sebagaimana diamanatkan dalam PP 4/2010 dan perubahannya.

Sedangkan kualifikasi usaha (kecil dan non kecil) mengacu kepada UU No 20/2008

mengenai UMKM.

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Persyaratan KD hanya untuk usaha non kecil pada pekerjaan konstruksi dan

jasa lainnya. Sedangkan untuk pengadaan barang dan jasa konsultasi tidak disyaratkan

KD. Persyaratan bidang dan sub bidang sebagaimana dimaksud dalam SDP tersebut

hanya untuk usaha non kecil. Usaha kecil hanya mempersyaratkan bidang pekerjaan

yang sesuai.

Kemampuan Dasar (KD) Perusahaan dihitung dari Nilai PHO termasuk

adendum dan eskalasi bilamana ada. Paket pekerjaan yang sudah dilakukan serah

terima (PHO) dapat dimasukkan dalam perhitungan KD meskipun masa

pemeliharaannya belum selesai (belum P2/FHO).

Mengacu Pada pasal 20 Ayat 1, KD dihitung untuk perusahaan non kecil

untuk paket yang bernilai diatas Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta

rupiah), dan diberlakukan hanya untuk Pekerjaan Konstruksi, KD sama dengan 3 NPt

sedangkan KD untuk Jasa Lainnya sama dengan 5Npt. Untuk usaha kecil yang

mengerjakan paket pekerjaan yang bernilai sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) tidak disyaratkan KD

Untuk penghitungan KD dalam penyelenggaraan pekerjaan konstruksi/jasa

lainnnya yang ditujukan kepada usaha non kecil, maka pengalaman yang dijadikan

dasar penghitungan KD adalah pengalaman didalam subbidang sejenis yang

dilaksanakan kurang dari 10 Tahun terakhir. Tetapi untuk paket yang ditujukan

kepada usaha kecil, maka yang dinilai adalah kemampuan pada bidang pekerjaan

yang sesuai. Sedangkan pengalaman tidak harus dimiliki, kecuali perusahaan untuk

perusahaan yang sudah berdiri lebih dari 4 (empat) tahun (pasal 19).

Pengadaan langsung dapat dilakukan kepada usaha kecil maupun usaha mikro

yang tidak memiliki akte perusahaan (orang perseorangan). Meskipun demikian

penyedia tersebut harus memenuhi ketentuan mengenai ijin usaha dan memiliki

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

kompetensi di bidang usaha tersebut. Penyedia perseorangan diharuskan memiliki

NPWP. Sebagai informasi, usaha mikro tidak diharuskan memiliki SIUP. Dalam

suatu paket pelelangan yang bernilai sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah), maka ULP harus menetapkan terlebih dahulu kriteria calon

penyedia yang dibutuhkan. Bila pelelangan tersebut ditujukan kepada usaha non kecil,

karena usaha kecil tidak memiliki kompetensi memadai, maka usaha kecil tidak dapat

mengikuti pelelangan tersebut (pasal 100 ayat (3)).

Peserta lelang untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang

bernilai sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah)

diutamakan untuk usaha kecil terlebih dahulu. Panitia hanya boleh membuka paket

tersebut untuk usaha non kecil bila tidak ada usaha kecil yang mampu melaksanakan

pekerjaan tersebut (pasal 100). Bila ditujukan untuk usaha non kecil, maka usaha

kecil tidak boleh mengikuti paket tersebut (apple to apple).

Berdasarkan Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 pasal 100 ayat (3)

dinyatakan bahwa Nilai paket pekerjaan Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa

Lainnya sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah),

diperuntukan bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk

paket pekerjaan yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh

Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil. Dengan demikian bilamana

terdapat banyak usaha kecil di daerah itu yang berperan sebagai ISP dan mendapat

ijin sesuai ketentuan Kemenkominfo maka pelelangan tersebut ditujukan untuk usaha

kecil. Namun bilamana pekerjaan layanan internet dengan FO tidak dapat dilakukan

oleh usaha kecil pada daerah tersebut, maka usaha non-kecil diperkenankan mengikuti

pelelangan. Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 tidak mengatur ketentuan Faktor

Likuiditas. Tetapi berdasarkan ketentuan Keputusan Menteri Pemukiman dan

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Prasarana Wilayah: 339 /KPTS/M/2003 dinyatakan bahwa Faktor Likuiditas untuk

usaha kecil 0,3.

Nilai paket pekerjaan Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya

sampai dengan Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah), diperuntukan

bagi Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil, kecuali untuk paket pekerjaan

yang menuntut kompetensi teknis yang tidak dapat dipenuhi oleh Usaha Mikro dan

Usaha Kecil serta koperasi kecil. Yang dimaksud dengan kompetensi teknis adalah

memiliki kemampuan sumber daya manusia, teknis, modal dan peralatan yang cukup,

contohnya pengadaan kendaraan, peralatan elektronik presisi tinggi, percetakan

dengan security paper, walaupun nilainya dibawah Rp2.500.000.000 (dua miliar lima

ratus juta rupiah), diberikan kepada Penyedia Barang/Jasa yang bukan Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah serta koperasi kecil. Dalam hal memenuhi kompetensi teknis

dimaksud, maka Panitia dapat mensyaratkan peserta lelang berasal dari distributor

resmi alat kompleks dimaksud meskipun pekerjaan tersebut bernilai dibawah

Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah), jika perdagangan barang

tersebut tidak dapat dilakukan secara bebas oleh retailer.

Dilarang menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di

beberapa daerah/lokasi yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya

seharusnya dilakukan di daerah/lokasi masing-masing, jika penggabungan tersebut

menimbulkan biaya yang lebih mahal, antara lain biaya transportasi. Sementara

pengadaan barang/jasa tersebut lebih efisien kalau dilakukan di masing-masing

daerah, karena sumber daya yang digunakan berasal dari daerah tersebut. Di samping

itu penggabungan dimaksud dapat mengakibatkan lelang yang seharusnya lebih

efisien dilakukan oleh usaha kecil, kemudian dlakukan oleh usaha non kecil karena

nilai pengadaannya di atas Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Hal ini tidak sesuai dengan Kebijakan Umum Pengadaan yang mengharuskan PA

mengutamakan pemaketan untuk usaha kecil.

Penyedia (ATPM/prinsipal) yang memenuhi kompetensi dapat mengikuti

pelelangan, sepanjang memenuhi kualifikasi yang disyaratkan. ATPM yang umumnya

berstatus usaha non kecil, dapat megikuti pelelangan yang ditujukan kepada usaha

non kecil untuk memperdagangkan barang-barang yang dikuasakan

penjualan/distribusinya kepada ATPM tersebut. Jika ATPM tersebut

memperdagangkan barang di luar dari barang yang dikuasakan kepadanya, maka

penyedia tersebut dinyatakan gugur, jika penawaran dimaksud tidak sesuai dengan

peruntukan ijin usahanya.

C. Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Dalam argumen pasar bebas neoklasik merupakan keyakinan bahwa

beralisasi pasar-pasar nasional akan merangsang investasi, baik itu investasi

omestik maupun yang berasal dari luar negeri, sehingga dengan sendirinya akan

emacu tingkat akumulasi modal. Bila diukur berdasarkan satuan tingkat

pertumbuhan Gross National Product (GNP), hal tersebut sama dengan penambahan

tingkat tabungan domestik, yang pada gilirannya akan meningkatkan rasio modal-

tenaga kerja (capital-labor ratios) dan pendapatan per kapita negara-negara

erkembang yang pada umumnya miskin modal. Model-model pertumbuhan

eoklasik tradisional sesungguhnya bertolak secara langsung dari model Harrod-

omar dan Solow.

Model pertumbuhan Harrod-Domar menjelaskan mekanisme perekonomian

ang mengandalkan peningkatan investasi dalam mempercepat pertumbuhan

konomi. Model ini menyarankan bahwa setiap perekonomian pada dasarnya harus

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

enantiasa mencadangkan atau menabung sebagian tertentu dari pendapatan

asionalnya untuk menambah atau menggantikan barang-barang modal (gedung, alat-

lat, dan bahan baku) yang telah susut atau rusak. Namun, untuk memacu

ertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto

erhadap cadangan atau stok modal (capital stock).

ΔY s

Y k

Persamaan diatas merupakan versi sederhana dari persamaan teori ertumbuhan

ekonomi Harrod-Domar. Persamaan tersebut menjelaskan bahwa ngkat

pertumbuhan Produk Domestik Bruto (ΔY/Y) ditentukan secara bersama-sama

memperoleh tabungan nasional (s) serta rasio modal-output nasional (k).

Model pertumbuhan neoklasik selanjutnya yaitu model pertumbuhan

neoklasik Solow. Pada intinya, model ini merupakan pengembangan dari formulasi

arrod-Domar dengan menambahkan faktor kedua, yakni tenaga kerja, serta

emperkenalkan variabel independen ketiga, yaitu teknologi ke dalam persamaan

ertumbuhan. Berbeda dengan model Harrod-Domar yang mengasumsikan skala

asil tetap (constant return to scale) dengan koefisien baku, model pertumbuhan

neoklasik Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang

diminishing returns) dari input tenaga kerja dan modal jika keduanya dianalisis ecara

terpisah; jika keduanya dianalisis secara bersamaan atau sekaligus, Solow juga

emakai asumsi skala hasil tetap tersebut. Kemajuan teknologi ditetapkan sebagai aktor

residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, dan tinggi

rendahnya pertumbuhan itu sendiri oleh Solow maupun para teoretisi lainnya

diasumsikan bersifat eksogen atau tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Dalam bentuk yang lebih formal, model pertumbuhan neoklasik Solow

memakai fungsi produksi agregat standar, yakni:

Pada persamaan tersebut Y adalah Produk Domestik Bruto (PDB), K adalah

stok odal fisik dan modal manusia, L adalah tenaga kerja, dan A adalah produktivitas.

Tenaga kerja, yang pertumbuhannya ditentukan secara eksogen. Adapun simbol α

melambangkan elastisitas output terhadap modal. Karena tingkat kemajuan teknologi

itentukan secara eksogen, model neoklasik Solow terkadang juga disebut sebagi odel

pertumbuhan “eksogen”.

Menurut teori pertumbuhan neoklasik tradisional pertumbuhan output

ersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor, yaitu kenaikan kuantitas dan kualitas

enaga kerja, penambahan modal, dan penyempurnaan teknologi. Kenaikan kuantitas

an kualitas dari tenaga kerja dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dan uga

perbaikan pendidikan. Faktor penambahan modal dapat dilihat melalui tabungan an

investasi.

Konsep pertumbuhan yang lainnya yaitu konsep pertumbuhan endogen.

onsep ini sering pula disebut dengan teori pertumbuhan baru (new growth theory).

Model pertumbuhan endogen mempunyai kemiripan structural dengan teori

pertumbuhan neoklasik, namun berbeda dalam hal asumsi yang mendasarinya dan

esimpulan yang ditarik darinya. Teori ini berupaya untuk menjelaskan keberadaan

kala hasil yang semakin meningkat dan pola pertumbuhan jangka panjang yang

erbeda-beda antarnegara. Teori pertumbuhan endogen (theory of endogenous

rowth) dirintis oleh Romer (1986) dan Lucas (1989). Secara spesifik, teori baru

pertumbuhan ekonomi endogen ini menyatakan bahwa pendapatan penurunan

hambatan-hambatan perdagangan dalam berbagai bentuk, baik tarif aupun

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

non-tarif, akan mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi dan

pembangunan di suatu negara dalam jangka panjang.

Aspek yang paling menarik dari model pertumbuhan endogen adalah bahwa

odel tersebut membantu menjelaskan keanehan aliran modal internasional yang

emperparah ketimpangan antara negara maju dengan negara berkembang. Potensi

ngkat pengembalian investasi yang tinggi yang ditawarkan oleh negara berkembang

ang mempunyai rasio modal-tenaga kerja yang rendah berkurang dengan cepat

ikarenakan rendahnya tingkat investasi komplementer (complementary investments)

alam sumber daya manusia (pendidikan), infrastruktur, atau riset dan pengembangan

R & D). Pertumbuhan ekonomi menurut Profesor Simon Kuznets adalah kenaikan

jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak

jenis barang-barang ekonomi bagi penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai

dengan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang

diperlukannya (Jhingan, 2003). Sedangkan model pertumbuhan ekonomi yang

dikemukakan Solow berangkat dari fungsi produksi agregat sebagai berikut:

dimana:

= Output nasional (kawasan)

= Modal (kapital)

= Tenaga kerja intensif

Model pertumbuhan ini memandang bahwa rasio modal dan kapital (capital

output ratio) bersifat dinamis dan cepat berubah. Sehingga untuk menciptakan output

tertentu, dapat digunakan jumlah modal yang berbeda- beda pula sesuai dengan

kebutuhan. Jika lebih banyak modal yang digunakan (capitalintensive) maka tenaga

kerja yang diperlukan sedikit. Sebaliknya jika tenaga kerja yang dibutuhkan lebih

banyak (labor intensive) maka modal yang dibutuhkansedikit (Victor, 2005).

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Model pertumbuhan ini pula melihat peran kemajuan teknologi/inovasi

sangat besar dalam memacu pertumbuhan wilayah. Oleh sebab itu pemerintah perlu

mendorong terciptanya kreatifitas dalam kehidupan masyarakat, agar produktifitas

tenaga kerja terus meningkat (Tarigan, 2004 dalamVictor, 2005).

Pada hakekatnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha yang

bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan

pekerjaan, meratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan

ekonomi antar daerah dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor

primer ke sector tersier.

Untuk melihat apakah perekonomian suatu daerah tumbuh secara positif atau

negative dapat dilihat dari perkembangan data PDRB dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan ini tidak hanya dilihat dari total PDRB-nya saja, tetapi dapat dilihat pula

untuk masing-masing lapangan usaha dimana yang tumbuh dengan cepat, lambat atau

bahkan turun. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan tidak banyak berarti jika tidak

dapat mengimbangi pertumbuhan penduduknya. Dengan demikian persentase

pertumbuhan ekonomi harus diatas pertumbuhan jumlah penduduk. Untuk melihat

tingkat kemakmuran masyarakat dapat dilihat dari PDRB per kapita, jika PDRB per

kapita naik maka dapat diambil kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi masyarakat

meningkat juga, demikian pula sebaliknya.

Kesenjangan pendapatan atau disparitas pendapatan merupakan bagian dari

inequality (ketidaksetaraan) yaitu: unequal rewards or opportunities for different

individuals within a group or groups within a society (Marshall 1998: 313).

Inequality bukan semata dalam hal pendapatan dan asset (meskipun ini yang utama)

tapi juga dalam hal kekuasaan, prestige (kebanggaan), status sosial, gender, kondisi

kerja, kepuasan kerja, tingkat partisipasi, kebebasan untuk memilih, dll. (Todaro,

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

2006).

Disparitas antar wilayah adalah perbedaan tingkat pertumbuhan antar

wilayah. Setiap daerah selalu memiliki wilayah yang maju secara ekonomi dan ada

wilayah yang tertinggal. Perbedaan ini terletak pada perkembangan sektor-sektor

ekonominya, baik sector pertanian, perdagangan, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.

2. Usaha Kecil dalam Pertumbuhan Ekonomi

Pasar tenaga kerja di Indonesia dapat dibedakan atas sektor informal dan

formal. Sektor formal atau sektor modern mencakup perusahaan-perusahaan yang

mempunyai status hukum, pengakuan dan izin resmi serta umumnya berskala besar.

Sebaliknya, sektor informal merupakan sektor yang memiliki karakteristik sebagai

berikut : (1) Kegiatan usaha umumnya sederhana; (2) Skala usaha relatif kecil; (3)

Usaha sektor informal umumnya tidak memiliki izin usaha; (4) Untuk bekerja di

sektor informal biasanya lebih mudah daripada di sektor formal; (5) Tingkat

penghasilan umumnya rendah; (6) Keterkaitan antar sektor informal dengan usaha

lain sangat kecil; (7) Usaha sektor informal sangat beraneka ragam. Dalam hal ini

sektor informal merupakan indikasi dari UKM (Cahyono, 1983).

Tenaga kerja sektor informal memiliki karakteristik tertentu antara lain : (1)

tenaga kerja sektor informal mudah keluar masuk pasar; (2) tidak memiliki

keterampilan yang memadai; (3) biasanya tidak atau memiliki sedikit pendidikan

formal; (4) biasanya tenaga kerja kerja dirangkap produsen dengan dibantu tenaga

kerja keluarga (Cahyono, 1983).

Penyerapan tenaga kerja diturunkan dari fungsi produksi suatu aktivitas

ekonomi. Produksi merupakan transformasi dari input atau masukan (factor

produksi) kedalam output atau keluaran. Mankiw (2003) mengasumsikan bahwa

suatu proses produksi hanya menggunakan dua jenis faktor produksi yaitu tenaga

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

kerja (L) dan modal (K), maka fungsi produksinya adalah :

Qt=f (Lt,Kt)

(1). Sedangkan persamaan keuntungan yang diperoleh suatu perusahaan

menurut Model Neoklasik adalah sebagai berikut :

Πt=TR-TC

(2) Dimana :

TR=PT.Q

Dalam menganalisa penentuan penyerapan tenaga kerja, diasumsikan bahwa

hanya ada dua input yang digunakan, yaitu Kapital (K) dan Tenaga kerja (L).

Bellante (1990) mengasumsikan tenaga kerja (L) diukur dengan tingkat upah yang

diberikan kepada pekerja (w) sedangkan untuk kapital diukur dengan tingkat suku

bunga (r).

TC=rtKt+wtLt

Dengan mensubstitusikan persamaan (1), (3), (4) ke persamaan (2)

maka diperoleh :

Πt=pt.Qt-rt.Kt-wtLt

Jika ingin mendapatkan keuntungan maksimum, maka turunan pertama

fungsi keuntungan diatas harus sama dengan nol (π’=0), sehingga didapatkan :

Wt Lt=pt . f(Lt,Kt)-r1Kt

Lt=pt . f(Lt,Kt)-r1Kt/wt

Dimana :

Lt = Permintaan Tenaga Kerja wt = Upah Tenaga Kerja pt = Harga Jual Barang per unit Kt = Kapital (Investasi) rt = Tingkat Suku Bunga Qt = Output (PDB)

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Berdasarkan persamaan diatas, dapat diketahui bahwa permintaan tenaga

kerja (Lt) merupakan fungsi dari kapital (Investasi), Output (pendapatan), tingkat

suku bunga (r) dan tingkat upah (w). Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia,

UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting

karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam

kegiatan usaha kecil baik itu disektor tradisional maupun modern. Peranan usaha

kecil tersebut menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan tahapan

yang dikelola oleh dua departemen, yaitu : (1) Departemen Perindustrian dan

Perdagangan; (2) Departemen Koperasi dan UKM. Namun demikian, usaha

pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan hasilnya, karena

pada kenyataanya kemajuan UKM sangat kecil dibandingkan dengan kemajuan yang

sudah dicapai usaha besar.

Dalam analisis makroekonomi pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai

tingkat pertambahan dari pendapatan per kapita. Pertumbuhan ekonomi ini digunakan

untuk menggambarkan bahwa suatu perekonomian telah mengalami perkembangan

dan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi di suatu

negara dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDB. Laju pertumbuhan PDB yang

merupakan tingkat output diturunkan dari fungsi produksi suatu barang dan jasa.

Fungsi produksi menurut Mankiw (2003) merupakan hubungan antara tingkat output

(Y) dengan tingkat input (capital and labour). Turunan pertama fungsi produksi

dirumuskan sebagai berikut:

Y=f(K,L)

Berdasarkan hal tersebut, maka nilai PDB secara langsung dipengaruhi oleh

tingkat investasi yang merupakan ΔK (Δ capital) dan angkatan kerja yang

merupakan Labour (L) dalam fingsi produksi. Investasi UKM setiap tahunnya

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

terus meningkat hal ini dapat mempertinggi efisiensi ekonomi dalam bentuk

barang-barang modal yang sangat penting artinya dalam pertumbuhan ekonomi.

Peran usaha kecil dan menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia

paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama dalam

kegiatan ekonomi di berbagai sektor; (2) penyedia lapangan kerja yang terbesar;

(3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan

masyarakat; (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi; serta (5) sumbangannya

dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Peran koperasi, usaha

mikro, kecil dan menengah sangat strategis dalam perekonomian nasional, sehingga

perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional pada masa mendatang

(Kuncoro, 2002).

Pemberdayaan UKM secara tersktuktur dan berkelanjutan diharapkan akan

mampu menyelaraskan struktur perekonomian nasional, mempercepat pertumbuhan

ekonomi nasional di atas 6 persen per tahun. Selain itu juga dapat mengurangi

tingkat pengangguran terbuka, menurunkan tingkat kemiskinan, mendinamisasi

sektor riil, dan memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat. Pemberdayaan

UKM diarahkan pada upaya meningkatkan produktivitas dan daya saingnya, serta

secara sistimatis diarahkan pada upaya menumbuhkan wirausaha baru di sektor-

sektor yang memiliki produktivitas tinggi yang berbasis pengetahuan, teknologi dan

sumberdaya lokal (Gie Kian, K, 2003).

Pertumbuhan ekonomi memerlukan dukungan investasi yang memadai. Pada

kondisi ekonomi Indonesia saat ini, relatif sulit menarik investasi dalam jumlah

yang besar. Untuk itu, keterbatasan investasi perlu diarahkan pada upaya

mengembangkan wirausaha mikro, kecil dan menengah, karena memiliki ICOR yang

rendah dengan lag waktu yang singkat. Pemberdayaan UKM diharapkan lebih

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

mampu menstimulan pertumbuhan ekonomi nasional yang tinggi dalam jangka

waktu yang relatif pendek dan mampu memberikan lapangan kerja yang lebih luas

dan lebih banyak, sehingga mampu mengurangi tingkat pengangguran terbuka dan

tingkat kemiskinan di Indonesia (Kemenkop, 2004).

Pemberdayaan UKM dapat meningkatkan stabilitas ekonomi makro, karena

menggunakan bahan baku lokal dan memiliki potensi ekspor, sehingga akan

membantu menstabilkan kurs rupiah dan tingkat inflasi. Pemberdayaan UKM

akan menggerakkan sektor riil, karena UKM umumnya memiliki keterkaitan industri

yang cukup tinggi. Dengan kata lain pemberdayaan UKM akan memberikan

perluasan lapangan pekerjaan dan peningkatan pendapatan sehingga dapat

mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi (Kemenkop, 2004).

Pembangunan sektor perekonomian di Indonesia melalui pengembangan

usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan hal utama yang perlu diprioritaskan

agar membuat UKM menjadi sektor yang unggul dan menjadi tumpuan bagi

pembangunan. UKM sendiri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

perseorangan maupun badan uaha dengan tujuan untuk memproduksi barang atau

jasa guna diperniagakan secara komersial. UKM sebagai kegiatan ekonomi dan

sekaligus bagian integral dunia usaha regional maupun nasional mempunyai

kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam

mewujudkan pembangunan daerah pada umumnya dan pembangunan ekonomi pada

khususnya. UKM merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan

kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat, dapat

berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat serta

mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

Kondisi UKM di Indonesia – k h u s u s K o t a B a n d u n g – mulai

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

menunjukan adanya pertumbuhan baik dari segi jumlah usaha, investasi, maupun

kontribusinya terhadap PDB.. Keterpurukan perekonomian Indonesia pada masa

krisis lalu menunjukan sektor UKM mempunyai ketahanan yang tinggi. Berdasarkan

kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja yang begitu besar membuktikan

bahwa UKM adalah sektor yang potensial apabila dikembangkan.

Meskipun UKM mempunyai potensi dalam menyerap tenaga kerja akan

tetapi UKM masih belum dapat mewujudkan kemampuan dan peranannya secara

maksimal dalam fungsi sosial dan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan

bahwa UKM masih menghadapi berbagai hambatan dan kendala, baik yang

bersifat eksternal maupun internal, dalam bidang produksi dan pengolahan,

pemasaran, permodalan, sumberdaya manusia dan teknologi serta iklim usaha

yang belum mendukung bagi perkembangannya (Azrin, 2004; Lamadlau, 2006).

3. Peran Teknologi Informasi Usaha Kecil dalam Pertumbuhan Ekonomi

Peran usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian

Indonesia paling tidak dapat dilihat dari: (1) kedudukannya sebagai pemain utama

dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor, (2) penyedia lapangan kerja yang

terbesar, (3) pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan

pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta (5)

sumbangannya dalam menjaga neraca pembayaran melalui kegiatan ekspor. Posisi

penting ini sejak dilanda krisis belum semuanya berhasil dipertahankan sehingga

pemulihan ekonomi belum optimal.

Perekonomian nasional jika diukur dengan PDB telah pulih dari krisis

ekonomi pada akhir tahun 2003. Secara umum peran usaha mikro dan kecil dalam

PDB mengalami kenaikan dibanding sebelum krisis, bersamaan dengan merosotnya

usaha menengah dan besar terutama pada puncak krisis ekonomi tahun 1998 dan

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

1999, namun kemudian tergeser kembali oleh usaha besar. Usaha kecil telah pulih

dari krisis pada tahun 2001, dan usaha besar baru pulih dari krisis pada tahun 2003,

sedang untuk usaha menengah diperkirakan akan pulih pada tahun 2004 ini. Krisis

ekonomi mengakibatkan Indonesia tertinggal 7 tahun dibandingkan negara lain dalam

membangun daya saing perekonomian nasionalnya.

Usaha mikro dan kecil umumnya memiliki keunggulan dalam bidang yang

memanfaatkan sumberdaya alam dan padat karya, seperti: pertanian tanaman pangan,

perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan dan restoran. Usaha menengah

memiliki keunggulan dalam penciptaan nilai tambah di sektor hotel, keuangan,

persewaan, jasa perusahaan dan kehutanan. Usaha besar memiliki keunggulan dalam

industri pengolahan, listrik dan gas, komunikasi dan pertambangan. Hal ini

membuktikan usaha mikro, kecil, menengah dan usaha besar di dalam praktiknya

saling melengkapi.

Struktur perekonomian Indonesia masih didominasi oleh Jawa, Bali dan

Sumatera, khususnya DKI Jakarta. Hal ini diindikasikan oleh jumlah uang beredar,

alokasi kredit, pajak, dan alokasi sumberdaya produktif lainnya. Struktur

perekonomian nasional masih mengandung berbagai ketimpangan, dengan

pertumbuhan yang masih berpusat di Jakarta dan sekitarnya. Untuk itu, perlu ada

komitmen bersama untuk menumbuhkan pusat-pusat aktivitas ekonomi di daerah

melalui reformasi pembangunan ekonomi yang mampu mengembangkan sumberdaya

lokal dan menggerakkan ekonomi rakyat yang lebih produktif dan berdaya saing.

Perekonomian Indonesia dalam masa pemulihan ekonomi terus tumbuh,

namun mengkhawatirkan, karena pertumbuhannya lebih ditarik oleh sektor konsumsi

dan bukan sector produksi. Rendahnya tingkat investasi dan produktivitas, serta

rendahnya pertumbuhan usaha baru di Indonesia perlu memperoleh perhatian yang

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

serius pada masa mendatang dalam rangka mengembangkan UMKM menuju usaha

yang berdaya saing tinggi.

Survei yang dilakukan oleh OECD (1993) menemukan bahwa adopsi TI oleh

UKM masih rendah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan besar. Banyak

sebab yang mengemuka di belakang rendahnya adopsi TI oleh UKM. Salah satunya

adalah masih rendahkan pengetahuan akan potensi TI memajukan bisnis. Studi yang

dilakukan oleh Lefebvre et al. (1991) menemukan bahwa terdapat empat faktor yang

menentukanadopsi teknologi baru oleh UKM, yaitu:

1. Karakteristik UKM,

2. Strategi dan manajemen kompetisi UKM,

3. Pengaruh pihak internal dan eksternal dalam proses adopsi

4. Karakteristik teknologi baru yang akan diadopsi.

Dalam penelitian yang lain, Knol dan Stroeken (2001) mengusulkan sebuah

skenario yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat adopsi TI oleh UKM. Mereka

membagi UKM ke dalam enam tingkat seperti dirangkum dalam Tabel 1. Berdasar

UKM dapat mengoptimalkan potensi TI untuk meredefinisi lingkup bisnisnya.

Termasuk dalam konteks ini adalah pembuatan jasa dan layanan baru. TI, khusunya

Internet, juga telah menfasilitasi UKM dalam proses inovasi. Informasi adalah unsur

penting dalam proses inovasi dan Internet merupakan sumber informasi yang relevan

untuk pengembangan inovasi. Namun demikian, adopsi Internet di kalangan UKM

masih sangat rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Kristiansen et al. (2005) di Tanzania

menemukan bahwa hanya 3,3% UKM yang menggunakan Internet. Baron (2003)

dalam sebuah studinya menemukan bahwa penggunaan media, termasuk Internet,

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

untuk mengakses informasi akan membuat peluang untuk adaptasi bisnis dengan

perkembangan yang terjadi.

Jika hal ini yang terjadi, maka pada tingkat tertentu, daya saing UKM akan

semakin kuat. Kristiansen et al. (2005) menemukan, bahwa media, termasuk Internet,

oleh UKM di Tanzania sebagian besar digunakan sebagai sumber inovasi desain dan

produk. Terekam dalam literatur, banyak faktor yang mempengaruhi adopsi TI oleh

UKM (e.g. Ritchie dan Brindley, 2005). Ritchie dan Brindley (2005)

mengklasifikasikan hambatan adopsi TI oleh UKM menjadi hambatan strategis

(seperti pilihan strategi bisnis dan jaringan), teknologis (seperti kompleksitas dan

dukungan profesional), dan organisasional dan prilaku (seperti kapasitas sumberdaya

manusia dan persepsi terhadap resiko).

Namun demikian, juga hambatan tersebut dapat teratasi, menurut Ritchie dan

Brindley (2005) banyak aktivitas positif yang dapat dilakukan yang berdampak pada

peningkatan nilai tambah. Termasuk dalah aktivitas tersebut adalah pencarian

informasi dan akuisisi pengetahuan, komunikasi yang efektif, efisiensi dan efektivitas

transaksi, evaluasi dan pengendalian, prakter kerja yang semakin baik, dan

pembangunan hubungan.

Dalam studinya di Sri Lanka, Kapurubandara dan Lawson (2006)

mengelompokkan hambatan adopsi TI di kalangan UKM ke dalam hambatan internal

dan hambatan eksternal. Termasuk dalam hambatan internal adalah karakteristik

manajemen dan UKM, sedang keterbatasan infrastruktur dan kondisi sosial dan

kultural adalah contoh hambatan eksternal. Hambatan internal dapat diselesaikan

dengan dukungan penuh di dalam perusahaan, sedang hambatan eksternal harus

melibatkan pihak eksternal untuk memecahkan.

Page 51: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peranan yang penting dalam

pertumbuhan ekonomi dan industry suatu negara. Hampir 90% dari total usaha yang

ada di dunia merupakan kontribusi dari UKM. Disamping itu, UKM mempunyai

kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja. Studi empirik menunjukkan bahwa

UKM pada skala internasional merupakan sumber penciptaan lapangan pekerjaan.

Kontribusi UKM terhadap penyerapan tenaga kerja, baik di negara maju maupun

negara berkembang, termasuk Indonesia, mempunyai peranan yang signifikan dalam

penanggulangan masalah pengangguran. Dalam era ekonomi global saat ini, UKM

dituntut untuk melakukan perubahan guna meningkatkan daya saingnya. Salah satu

faktor penting yang akan menentukan daya saing UKM adalah teknologi informasi

(TI). Penggunaan TI dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan,

ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi dalam jumlah yang besar. Studi kasus di

Eropa juga menunjukkan bahwa lebih dari 50% produktivitas dicapai melalui

investasi di bidang TI. UKM dikatakan memiliki daya saing global apabila mampu

menjalankan operasi bisnisnya secara reliable, seimbang, dan berstandar tinggi.

Menurut Asian Development Bank (ADB) yang diperoleh dari

www.adbtasme.or.id menetapkan batasan Usaha Kecil Menengah berdasarkan jumlah

tenaga kerja dengan ketentuan sebagai berikut:

• Usaha Kecil: jumlah tenaga kerja antara 5 sampai dengan 19 orang.

• Usaha Menengah: jumlah tenaga kerja antara 20 sampai dengan 99 orang.

Beberapa kapabilitas utama teknologi informasi meliputi (Turban, 2001):

• Melakukan komputasi numerik secara cepat dan kapasitas volume besar.

• Menghasilkan komunikasi yang cepat, akurat, dan murah di dalam dan antar

organisasi.

Page 52: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

• Kapasitas penyimpanan besar dalam media yang semakin kecil dan mudah

diakses.

• Memungkinkan akses banyak informasi secara cepat dan murah, lingkup

global.

• Meningkatkan efektivitas kinerja tim/grup yang tersebar/berbeda lokasi.

• Otomatisasi proses bisnis.

• Kecapatan pengetikan dan pengeditan.

Kemampuan-kemampuan di atas dilakukan dengan murah dibandingkan

dengan cara manual. Dengan kemampuan tersebut, teknologi informasi memberikan

dukungan penting dalam kegiatan usaha, mencakup:

- Meningkatkan produktivitas.

- Mengurangi biaya.

- Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan.

- Meningkatkan relasi dengan pelanggan/ konsumen.

- Membangun aplikasi-aplikasi strategi baru.

Kemajuan teknologi informasi telah mampu menciptakan sebuah jaringan

global yang disebut dengan internet. Pemanfaatan internet dewasa ini juga telah

demikian berkembang pada berbagai aspek kehidupan. Berbagai aplikasi yang ada

dikembangkan dari 3 (tiga) kategori aplikasi dasar yaitu:

1. Discovery yaitu aplikasi untuk akses informasi(browsing dan information

retrieval/searching)

2. Communication yaitu e-mail, chat, newsgroup

3. Collaboration yaitu aplikasi untuk kolaborasi antar individual/group, seperti

workflow systems, screen sharing, visual teleconferencing (teleconferencing), group

decision support systems (GDSS).

Page 53: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Pemanfaatan internet untuk berbagai aktivitas usaha disebut dengan E-

Commerce. Kegiatan bisnis yang dilakukan secara online itu bisa meliputi pemasaran,

promosi, public relation, transaksi, pembayaran, dan penjadwalan pengiriman barang,

serta masih sangat terbuka kemungkinan inovasiinovasi kegiatan bisnis online seiring

dengan perkembangan teknologi e-commerce sendiri.

Berdasarkan tabel tersebut terdapat persepsi yang cukup tinggi terhadap lima

jenis kendala dalam penerapan e-commerce (total rerata skor 3,48). Meskipun mereka

mempunyai persepsi yang cukup baik terhadap manfaat e-commerce, tetapi

kendalanya juga masih tinggi.

Produsen UKM mempersepsikan kendala yang tergolong tinggi ada pada

kesulitan mereka untuk beralih ke cara yang berbasis teknologi untuk berbelanja dan

transaksi yang masih dilakukan dengan cara fisik.

Untuk membuka peluang penerapan e-commerce agar produk UKM dapat

dipasarkan secara lebih luas dan tanpa batas, maka kendala tersebut harus diatasi.

Respon para pengusaha UKM mengenai keinginan mereka untuk mendapatkan pasar

yang lebih luas dengan media promosi yang lebih bervariasi, efisien, pemangkasan

rantai distribusi dari pemasok maupun kepada pembeli, serta menjaga agar jumlah

produksi dapat disesuaikan dengan permintaan pasar. Dari semua keinginan ini,

tampak bahwa penerapan e-commerce diharapkan dapat memfasilitasi agar

manfaatnya dapat dicapai optimal.

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan TI di UKM, diantaranya

adalah

(a) banyaknya komputer yang dimiliki oleh UKM,

(b) bidang penggunaan TI di UKM

(c) level penggunaan internet di UKM.

Page 54: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Berkaitan dengan poin (a), pada dasarnya setiap UKM telah memiliki

computer untuk membantu proses usahanya dengan komposisi 1 s.d. 3 sekitar 69%, 4

s.d. 10 sebesar 11%, lebih dari 10 sebesar 18%, dan hanya 2% UKM yang tidak

memiliki komputer. UKM yang memiliki komputer dalam membantu sistem

usahanya, berarti mereka telah memahami pentingnya TI untuk meningkatkan

produktivitas UKM yang nantinya akan bermuara pada pembentukan UKM yang

berdaya saing. Jumlah komputer yang dimiliki UKM

Bidang penggunaan TI cukup bervariasi. Hampir seluruh UKM telah

menggunakan TI untuk administrasi. Penggunaan TI untuk desain produk dan

pemasaran juga cukup banyak dilakukan, sedangkan penggunaannya untuk proses

produksi masih terbilang rendah dibanding bidang lainnya. Klasifikasi bidang yang

menggunakan TI di UKM dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini. Gambar 3.

Bidang penggunaan TI di UKM. Dalam hal penggunaan teknologi internet, banyak

menggunakannya untuk melakukan browsing, sedangkan UKM subsektor kerajinan

dan komponen otomotif lebih banyak menggunakan email. Sebagian besar KM di

setiap subsector memakai email terutama dalam berkomunikasi dengan konsumen.

Munculnya kegiatan E-commerce ini harus dapat diantisipasi dengan tepat dan

baik agar tidak kehilangan peluang meraih kesempatan dalam era globalisasi,

terutama di bidang ekonomi. Pengusaha kecil dan menengah di Indonesia merupakan

sasaran pokok yang harus dibina dan didorong agar dapat memanfaatkan E-

commerce, hal ini dikarenakan posisi UKM yang sangat strategis antara lain pada

populasinya yang mencapai 2,1 juta unit usaha yang tersebar di seluruh nusantara dan

menyerap 20 juta tenaga kerja. Selain itu kegiatan usahanya relatif tahan terhadap

resesi ekonomi dan memiliki daya saing untuk menghasilkan produk di pasaran global

(Kompas.com, diakses 28 Desember 2012).

Page 55: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Perusahaan yang menggunakan E-commerce akan mendapatkan keuntungan-

keuntungan, yaitu (1) terbukanya aliran pendapatan baru (revenue stream) yang lebih

menjanjikan yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional, (2) meningkatkan

market exposure, (3) menurunkan biaya operasional (operating cost), (4) melebarkan

jangkauan (global reach), (5) meningkatkan kesetiaan pelanggan (customer loyalty),

(6) meningkatkan manajemen pemasok (supplier management), (6) memperpendek

waktu produksi dan (7) meningkatkan rantai nilai (value chain) (Bijan Fazlollahi,

2002: 18).

Hasil survey yang dilakukan oleh The Asia Foundation (2002) menunjukkan

sedikitnya jumlah UKM yang sudah memanfaatkan E-commerce. Menurut survey

yang dilakukan pada 227 UKM di 12 kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya,

Medan, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Makassar, Manado, Palembang,

Samarinda, dan Lombok), hanya 28 perusahaan (18% dari perusahaan yang disurvey)

yang telah bergabung dengan situs E-commerce. Bahkan perusahaan-perusahaan di

luar Jawa dan Bali hanya mempunyai sedikit pengetahuan tentang situs E-commerce

dan manfaat yang bisa diperoleh dari situs E-commerce tersebut. Hasil survey tersebut

juga menunjukkan bahwa sekitar 20% dari 74 perusahaan (33% dari total perusahaan

yang disurvey yang bukan merupakan pengguna E-commerce) mengatakan bahwa

peran E-commerce bagi bisnis mereka adalah tidak penting, yaitu pemakaian E-

commerce tidak akan menambah nilai dalam bisnis mereka, sekitar 40% mengatakan

bahwa pemakaian E-commerce akan menambah sedikit nilai dalam bisnis mereka,

dan hanya kurang dari 5% yang mengatakan bahwa peran E-commerce bagi bisnis

mereka adalah sangat penting, atau menganggap bahwa pemakaian E-commerce akan

menambah nilai yang sangat tinggi dalam bisnis mereka.

Page 56: BAB II TINJAUAN TEORITIK TENTANG E …digilib.uinsgd.ac.id/10571/5/5_BAB II.pdfpenyedia barang/jasa (business procedure) berada pada pihak server (Onno W. Purbo dan Aang Arif Wahyudi,

Untuk perusahaan yang memiliki usaha bisnis dalam memperdagangkan

barangnya, media periklanan merupakan hal yang penting. Tujuan menggunakan

media Internet juga agar dapat membantu dalam memberikan pengenalan barang

secara tepat yang tidak memandang ruang dan waktu. Strategi pemasaran ini banyak

dipakai karena memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan memiliki jangkuan

pasar yang luas. Penggunaan komputer dalam kehidupan warga di perkotaan,

memiliki fungsi yang sangat luas dalam bidang ekonomi karena dengan tersambung

ke internet dapat dikembangkan untuk memajukan usaha kecil yang dirintis

seseorang.

Usaha kecil berpotensi mendorong pertumbuhan ekonomi di sebuah kota. Usaha kecil berkontribusi besar terhadap PDRB karena memiliki potensi luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan PDRB sebuah kota atau daerah. Potensi-potensi yang ada dalam suatu wilayah dapat dilihat dari berbagai macam perspektif dan pendekatan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui potensi unggulan suatu daerah adalah komposisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai