BAB II TINJAUAN TEORI -...
Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI -...
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Menstruasi
a. Menstruasi
Menstruasi darah yang keluar dari kemaluan perempuan dalam
keadaan sehat, bukan karena melahirkan anak atau pun robeknya
selapit dara (Deasylawati, 2007, p.21). Menstruasi yang terjadi pada
saat pertama kali merupakan pertanda bahwa seorang remaja sedang
mengalami pubertas. Pada masa ini,kadar luteininzing hormone (LH)
dan follicle stimulating hormone (FSH) akan meningkat sehingga
merangsang pembentukan hormon seksual.Peningkatan hormon
tersebut menyebabkan beberapa perubahan fisik pada remaja putri
yaitu pematangan payudara, ovarium, rahim,dan vagina. Selain
itu,pada masa ini dimulai pula siklus menstruasi dan juga timbul
beberapa ciri seksual sekunder, seperti tumbuhnya rambut kemaluan
dan rambut ketiak (Andira, 2010, p.29).Ciri khas kedewasaan manusia
adalah adanya perubahan-perubahan siklik pada alat kandungannya
sebagai persiapan untuk kehamilan. Hal ini adalah suatu proses yang
kompleks dan harmonis meliputi serebrum, hipotalamus, hipofisis,
alat-alat genital, korteks adrenal, glandula tireoidea, dan kelenjar-
kelenjar lain yang kini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Dewasa ini telah banyak
8
9
diketahui tentang apa yang terjadi pada perubahan-perubahan siklis
tersebut di atas dengan jalan mempelajari perubahan-perubahan siklus.
Pada siklus haid endometrium dipersiapkan secara teratur untuk
menerima ovum yang dibuahi setelah terjadi ovulasi, di bawah
pengaruh secara ritmik hormon ovarium:estrogen dan progesteron
sebagai pregnandiol (Sarwono,2007, p.45).
Menstruasi atau yang dikenal dengan istilah haid adalah
kejadian alamiah yang terjadi pada wanita normal. Hal ini terjadi
karena terlepasnya lapisan endometrium uterus. Haid biasanya terjadi
setiap bulan (dengan siklus setiap orang berbeda, ada yang 28 hari,ada
pula yang kurang atau bahkan lebih dari itu) antara usia remaja sampai
menopause. Selama menstruasi, darah dan lapisan yang terbentuk pada
dinding rahim mengalir keluar lewat vagina, termasuk juga sel telur
yang mati karena tidak dibuahi oleh sperma. Sebanyak apapun darah
haid yang keluar (asalkan masih dalam batas normal), hal itu tidak
menyebabkan anemia. Setelah menstruasi selesai, tepatnya pada hari
terakhir menstruasi, tubuh kita mulai melepaskan hormon yang
memerintahkan rahim untuk menerima sel telur baru dan ovarium.
Rahimpun menyiapkan diri dengan kembali menebalkan dindingnya
dengan darah dan berbagai nutrisi yang diperlukan oleh sel telur agar
bisa berkembang. Proses ini biasanya berlangsung sampai dengan hari
ke-14. Pada hari ke-15 (atau sekitar pertengahan siklus), dimulailah
10
masa ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium ke rahim melalui
saluran yang bernama tuba fallopi (Andira, 2010, p.29-30).
b. Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim ( endometrium )
yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap
bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang berulang setiap
bulan tersebut akhirnya membentuk siklus menstruasi. Siklus
menstruasi dihitung dari hari pertama menstruasi sampai tepat satu hari
sebelum mnestruasi bulan berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara
21-40 hari, dan hanya sekitar 10-15% wanita memiliki siklus 28
hari(Ana,2007, p.4).
Namun beberapa wanita memiliki siklus yang tidak teratur dan
hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang siklus
menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi. Hari dimana
pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian
dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan
menstruasi bulan berikutnya dimulai. Dalam praktiknya, awal siklus
dicatat pada saat munculnya “darah” menstruasi yaitu desquamasi
endometrium, serpihan pembuluh darah, dan darah. Fase siklus
menstruasi, sebagai berikut: hari pertama sampai hari keempat sebagai
fase menstruasi, hari kelima sampai keempat belas fase proliferasi dan
hari kelima belas sampai hari kedua puluh delapan sebagai fase sekresi
(luteal)(Saryono,2009, p.7-9).
11
c. Fase -fase dalam siklus menstruasi
Setiap siklus menstruasi terdapat empat fase perubahan yang
terjadi pada uterus. Fase-fase ini merupakan hasil kerja sama yang
terkoordinasi antara anterior,ovarium,dan uterus. Fase-fase tersebut
adalah:
1) Fase menstruasi atau deskuamasi
Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus
dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya
disertaipendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum
basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
2) Fase pascamenstruasi atau fase regenerasi
Pada fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya
endometrium. Kondisi ini dimulai sejak fase menstruasi terjadi dan
berlangsung selama kurang lebih empat hari
3) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh,akan terjadi penebalan pada
endometrium sebesar 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke – 5
sampai hari ke – 14 dari siklus menstruasi.
a) Fase proliferasi dini. Fase ini terjadi pada hari ke-4 sampai
hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari epitel permukaan yang
tipis dan adanya regenerasi epitel.
b) Fase proliferasi madya. Fase ini terjadi pada hari ke-8 sampai
hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat
12
dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang
tinggi.
c) Fase proliferasi akhir. Fase ini berlangsung antara hari ke-11
sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenali dari permukaan yang
tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
4) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke 28, pada
fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi untuk kelenjar
berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah
yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium
terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan
makanan untuk telur yang dibuahi.
Fase sekresi dibagi dalam dua tahap, yaitu:
a) Fase sekresi dini. Pada fase ini endometrium lebih tipis dari
fase sebelumnya karena kehilangan cairan.
b) Fase sekresi lanjut. Pada fase ini kelenjar dalam endometrium
berkembang dan menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi
mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan
lemak. Pada akhir masa ini, stroma endometrium berubah ke
arah sel-seldesidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-
pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi
(Andira, 2010, p.32-33).
13
d. Gangguan menstruasi
Mungkin bagi beberapa orang, menstruasi menjadi menu yang
biasa – biasa saja, tidak ada perubahan besar dengan hari – hari tanpa
menstruasi.Namun,bagi sebagian wanita, tidak demikian adanya.
Berbagai macam gangguan muncul bahkan mulai beberapa hari
menjelang menstruasi yang sering disebut sebagai PMS
(premenstrualsyndrome). Wajah muram, muncul jerawat, dan rasa
tidak nyaman sering muncul menyertai masa menstruasi. Gejala –
gejala ini benar – benar mengganggu (Andira, 2010, p.35). Tidak
hanya itu, tak jarang beberapa wanita mengalami sakit perut yang tidak
tertahankan bahkan sampai pingsan di hari – hari awal menstruasi.
Pada masa ini, wanita menjadi lebih sensitif, sedikit – sedikit
tersinggung, marah, dan berbagai macam gangguan psikologis lainnya
dialami. Ini disebabkan perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh
(Andira, 2010, p.360).
a. Pre-Menstrual Syndrome
Premenstrual Syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala
yang muncul akibat perubahan hormon yang terjadi dalam tubuh
perempuan menjelang menstruasi(Andira,2010, p.36). Ketika
menstruasi dimulai, beberapa wanita akan mengalami disminore.
Lebih dari 200 gejala yang berbeda telah dikenali, tetapi terdapat
tiga gejala paling terkemuka yaitu sifat lekas marah, tegang, dan
disphoria (unhappiness). Gejala-gejala yang tepat dan intensitas
14
gejala berbeda-beda setiap wanita. Kriteria yang diperlukan untuk
menegakkan diagnosis Premenstrual Syndrome (PMS) adalah
adanya gejala selama fase premenstruasi dan hilang setelah
menstruasi.
Gejala harus ada dalam 5 hari sebelum periode menstruasi
sedikitnya dalam 3 siklus menstruasi, berakhir dalam 4 hari setelah
menstruasi dimulai, dan mempengaruhi beberapa aktivitas normal.
Salah satu gejala yang harus ada (Group A) adalah:
1) Cemas, tegang
2) Perubahan mood secara tiba-tiba
3) Marah, irritabel
4) Depresi alam perasaan, perasaan putus asa
Sedangkan gejala tambahan (Group B) adalah:
1) Penurunan ketertarikan pada aktivitas sehari-hari
2) Kesulitan dalam konsentrasi
3) Kelemahan, kurang energi
4) Perubahan rasa, banyak makan, pilih-pilih makan
5) Gangguan tidur
6) Gejala fisik seperti: payudara menegang, bengkak, sakit kepala,
sakit sendi atau otot, bengkak, penambahan berat badan.
Tidak jarang depresi, kemarahan dan sifat agresif, atau
kecemasan begitu berlebihan dan berakibat membahayakan bagi
15
wanita tersebut maupun lingkungan sekitarnya (Saryono dan
Waluyo ,2009, p.27-28).
b. Kram/Nyeri Perut
Gangguan fisik yang berupa nyeri/kram perut ini disebut
juga dengan istilah disminore. Gangguan ini biasanya mulai terjadi
pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan menstruasi dan dapat
terasa selama 24 – 36 jam. Kram tersebut terutama dirasakan di
daerah perut bagian bawah menjalar ke punggung atau permukaan
dalam paha. Pada kasus dismenore berat nyeri kram dapat disertai
muntah dan diare(Andira,2010, p.39-40).
Lamanya siklus haid yang normal atau yang dianggap
sebagai siklus haid klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi
dua sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda – beda pada wanita
yang normal dan sehat. Pada tiap siklus dikenal tiga masa
utama,ialah sebagai berikut:
1) Masa haid selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu
endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon
ovarium paling rendah (minimum).
2) Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Pada waktu itu
endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium
mengadakan proliferasi. Antara hari kedua belas dan keempat
belas dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut
ovulasi.
16
3) Sesudahnya, dinamakan masa sekresi. Pada ketika itu korpus
rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan
progesteron. Di bawah pengaruh progesteron ini, kelenjar
endometrium yang tumbuh berkeluk – keluk mulai bersekresi
dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan
lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke
arah sel – sel desidua,terutama yang berbeda di seputar
pembuluh – pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
adanya nidasi (Sarwono,2007, p.46-47).
2. Remaja
a. Definisi
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin
adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang
berarti “tumbuh” atau :tumbuh menjadi dewasa”.
Dalam bahasa Inggris, murahaqoh adalah adolesence yang
berarti at-tadarruj (berangsur-angsur). Jadi, artinya adalah berangsur-
angsur menuju kematangan secra fisik,akal,kejiwaan dan sosial serta
emosional.
Dalam Islam, secara etimologi, kalimat remaja berasal dari
muraqoh, kata kerjanya adalah raahaqo yang berarti al-iqtirab (dekat).
Secara terminologi, berarti mendekati kematangan secara fisik, akal,
dan jiwa serta sosial. Permulaan adolescence tidak berarti telah
17
sempurnanya kematangan, karena dihadapan adolescence, dari 7-10
ada tahun-tahun untuk menyempurnakan kematangan.
Istilah adolescence juga mempunyai arti yang lebih
luas,mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.
Pandangan ini diungkapkan oleh Piaget,”Secara psikologis, masa
remaja adalah usia saat individu berintegrasi dengan masyarakat
dewasa, usia saat anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang
yang lebih tua, melainkan berada dalam masalah hak (Al-Mighwar,
2006, p.55-56).
b. Tahun Masa Remaja
Banyak hal yang terjadi selama rentang masa remaja,baik
ketika masa awal,yaitu kematangan secara seksual dan masa akhir saat
mencapai usia matang secara hukum. Misalnya, perubahan tingkah
laku, sikap,dan nilai – nilai yang tidak hanya mengindikasikan tingkah
laku sikap dan nilai – nilai pada awal masa remaja. Atas dasar itulah,
munculnya pembagian secara umum. Awal masa remaja dan akhir
masa remaja merupakan alternatif yang dianggap mudah untuk
menentukan dan memahami apa saja yang terjadi pada masa itu.
c. Perkembangan Pada Masa Remaja
Para ahli psikologi berkebangsaan Belanda, seperti L.C.T.Bigot
Ph.Kohnstam dan B.G.Palland, membagi masa kehidupan, sebagai
berikut :
a. Masa bayi dan kanak 0 – 7
18
1) Masa bayi : 0 – 1
2) Masa kanak : masa vital : V 1 – 2
masa estitis : R 2 – 7
b. Masa sekolah / intelektuil : 7 – 13
c. Masa sosial : 13 – 21
d. Masa pueral : 13 – 14
e. Masa pra pubertas : 14 – 15
f. Masa pubertas : 15 – 18
g. Masa adolescence : 18 – 21
Berdasarkan bentuk perkembangan dan pola perilaku yang
tampak khas bagi usia – usia tertentu,menurut Elizabeth B.Hurlock,
ada 11 masa dalam rentangan kehidupan manusia, yaitu:
Prenatal : sejak konsepsi sampai akhir
Masa neonatus : lahir sampai minggu kedua setelah
lahir.Masa bayi akhir minggu kedua sampai
akhir tahun kedua.
Masa kanak-kanak awal :2 sampai 6 tahun
Masa kanak-kanak akhir :6 tahun sampai 10 atau 11 tahun
Pubertas/preadolescence :10 atau 12 tahun sampai 13 tahun
Masa remaja awal :13 atau 14 tahun sampai 17 tahun
Masa remaja akhir:17 tahun sampai 21 tahun
Masa dewasa awal:21 tahun sampai 40 tahun
Masa setengah baya:40 tahun sampai 60 tahun
19
Masa tua: 60 tahun atau lebih (Al-Mighwar, 2006, p.59-61).
3. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan dari hasil tahu dan terjadi setelah
orangmelakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaanterjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan,
pendengaran,penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia di perolehmelalui mata dan telinga (Sinta,2011, p.129.).
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior)
b. Tingkat Pengetahuandi Dalam Domain Kognitif.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkatan
1) Tahu (Know)
Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah
dipelajarisebelumnya. Termasuk mengingat kembali sesuatu yang
spesifik dariseluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang
telah di terima.
2) Memahami (Comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secarabenar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikanmateri secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
20
Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang
telahdipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan untuk menyebarkan materi atau suatu objekke
dalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur
organisasi.
5) Sintesis (Synthesis)
Suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkanbagian-
bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru .
6) Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaianterhadap
suatu materi atau obyek.
c. Pada penelitian yang dilakukansekarang ini peneliti akan menilai
tentang tingkat “Tahu” yang diartikan sebagai mengingat suatu materi
yang telah dipelajari sebelumnya.Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1) Faktor Internal
a) Jasmani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan indera seseorang.
b) Rohani
Faktor jasmani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual,
psikomotor, serta kondisi afektif serta kognitif individu.
2) Faktor Eksternal
a) Pendidikan
21
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang
yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih
rasional terhadap informasi yang datang, akan berfikir sejauh
mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari
gagasan tersebut.
b) Paparan media massa
Melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik,
berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga
seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio,
majalah, pamflet, dan lain-lain) akan memperoleh informasi
lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang tidak
pernah terpapar informasi media massa mempengaruhi
pengetahuan yang dimiliki seseorang.
c) Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik
akan lebih mudah tercukupi dibanding keluarga dengan status
ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang
termasuk kebutuhan sekunder.
d) Hubungan sosial
22
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam kehidupan
saling berinteraksi antara yang satu dengan yang lain. Individu
yang dapat berinteraksi secara kontiyu akan lebih besar
terpapar informasi, sementara faktor hubungan sosial juga
mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk
menerima pesan menurut model komunikasi media.
e) Pengalaman
Pengalaman seseorang dalam berbagai hal dapat diperoleh dari
lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya,
misalnya seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan yang
mendidik, seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat
memperluas pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-
kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
4. Kecemasan
Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi danpengalaman subjektif
dari seseorang. Pengertian lain cemas adalah suatu keadaan yang membuat
seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam beberapa tingkatan. Jadi, cemas
berkaitan denganperasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya(Farida,2010,
p.58).
Empat faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pola dasar
yang menunjukkan reaksi cemas yaitu :
a. Lingkungan
Lingkungan atau sekitar tempat tinggal anada mempengaruhi cara
berpikir anda tentang diri anada sendiri dan orang lain. Hal ini bisa saja
23
disebabkan pengalaman anda dengan keluarga, dengan sahabat, dengan
rekan kerja, dan lain – lain. Kecemasan wajar timbul jika anda merasa
tidak aman terhadap lingkungan anda.
b. Emosi yang ditekan
Kecemasan bisa terjadi jika anda tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk perasaan anda dalam hubungan personal. Hal ini benar
terutama jika anda menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka
waktu yang lama sekali.
c. Sebab – sebab fisik
Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Ini biasanya terlihat dalam
kondisi seperti misalnya pada remaja putri yang memasuki masa
pubertas dan mulai mengalami menstruasi, umunya terjadi beberapa
tanda, seperti perut terasa mulas, mual dan panas, terasa nyeri saat
BAK, tubuh tidak fit, sakit kepala dan pusing, keputihan, nyeri
payudara. Dari timbulnya tanda – tanda fisik tersebut dapat
menimbulkan kecemasan.
d. Keturunan
Sekalipun gangguan emosi ada yang ditemukan dalam keluarga-
keluarga tertentu, ini bukan merupakan penyebab penting dari
kecemasan (Ramaiah, 2003, p.11-12).
e. Pengetahuan
Dimana pengetahuan digunakan untuk mengatasi adanya kecemasan
yang dialami seseorang serta mengetahui ketidak fahaman tentang
24
perubahan yang terjadi. Makin tinggi tingkat pengetahuan seseorang,
makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pengetahuan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang. Kecemasan yang timbul
pada remaja putri dapat dipengaruhi karena kurangnya pengetahuan.
Seorang remaja putri yang memiliki banyak pengetahuan tentang
menstruasi akan lebih tenang ketika menghadapi menstruasi tersebut.
Ini dikarenakan pengetahuan mempengaruhi persepsi seseorang
sehingga kecemasan dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan.
Kekhawatiran anak puber memang banyak,tetapi pada umunya ada
dua jenis,kekhawatiran terhadap kenormalan,dan kekhawatiran terhadap
tuntunan seks.Menurut Hvighurst, semua perubahan yang terjadi pada
fisiknya sangat disadarinya dan karena diapun memiliki persepsi yang
pasti tentang penampilan diri kelak. Dia khawatir bila dirinya tidak
menarik atau bila penampilannya tidak sesuai dengan yang semestinya
(Al-Mighwar,2006, p.38).
Menurut Stuart, dalam kajian keluarga, cemas merupakan hal yang
biasa ditemukan dalam keluargadengan tipe yang berbeda-beda. Seseorang
dengan kecemasancenderung berkembang yang kemudian menjadi
pengguna fasilitas (yang mengalami terapi kesehatan) akan mengalami
tanda-tandaberagam akibat kecemasan seperti : nyeri dada, palpitasi,
kemalasandan nafas pendek(Stuart,2006, p.146-150).
Sikap menerima perkembangan fisik yang baru dan kesadaran
adanya ciri-ciri tertentu pada dirinya yang tidak dimiliki dan diubah oleh
25
orang lain adalah salah satu tugas perkembangan untuk menjadi dewasa.
Tidak sedikit anak yang baru memasuki masa puber membayangkan
penampilan diri yang ideal bila telah dewasa kelak, karena dia jarang
mempertimbangkan realitas fisik bawaan. Untuk itu, langkah perubahan
terhadap persepsinya itu harus dilakukan.
Mayoritas anak yang baru memasuki masa puber tidak mengetahui
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjadi matang atau bentuk
kematangan apa yang sedang terjadi. Akibatnya, muncullah kecemasan
bila melihat perubahan fisik yang begitu lambat. Kecemasan itu semakin
besar saat berkembangnya kesadaran pentingnya aktualisasi diri dalam
kehidupan sosial.
Biasanya anak cemas akan bagian fisik yang kelihatan berbeda. Dia
melihat bahwa salah satu ciri fisik tertentu sangat kurang, tidak
semestinya, tidak sesuai dengan kelompok seksnya, dan dia membesar-
besarkan keadaan ini. Dalam keadaan ini, kecemasan remaja putri lebih
besar daripada remaja putra. Kecemasan pada remaja putri pada
menstruasi.
Gejala ini sering menjadi pengalaman yang traumatis, khususnya
bila diiringi muntah-muntah dan kekejangan organ tubuh. Tidak sedikit
anak yang khawatir bahwa banyak mengeluarkan darah akan berakibat
pada kematian. Ada pula yang cemas bila gejala kejang-kejang, sakit
kepala, dan sakit punggung yang sering terjadi selama haid merupakan
indikasi kenormalannya (Al-Mighwar,2006, p.38-39)
26
5. Bimbingan Orang Tua
Saat ini banyak remaja yang belum paham dan mengerti secara
mendalam tentang Kesehatan Reproduksi Remaja, sehingga sering terjadi
permasalahan remaja yang berkaitan dengan soal seks, seperti aborsi,
penyakit menular seksual premenstrual syndrome(PMS), perilaku seksual
yang menyimpang bahkan tidak sedikit terjadi kehamilan yang tidak di
inginkan.
Kesehatan reproduksi remaja di artikan sebagai suatu kondisi sehat
yang tidak hanya berarti bebas dari penyakit dan kecacatan akan tetapi
lebih dari itu, termasuk sehat secara mental dan sosial berkaitan dengan
sistem, fungsi dan proses reproduksi. Pengawasan dan bimbingan orang
tua dirumah mutlak diperlukan karena adanya bimbingan, orang tua dapat
mengawasi dan dapat mengetahui segala kekurangan dan kesulitan anak
dalam belajarnya.
Orang tua sangat berperan penting dalam memberikan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja. Anak-anak remaja sebaiknya mendapatkan
bimbingan dari orangtua. Karena remaja merupakan tahapan
perkembangan yang rawan. Bimbingan serta perhatian yang penuh
harusnya memang mereka dapatkan terutama untuk memilih pergaulan
yang tepat.
Hal ini memang ditujukan untuk mengarahkan anak remaja agar
mampu melindungi dirinya dari pengaruh yang kurang baik terutama
ketika mereka berada di tengah-tengah masyarakat dan menemukan orang-
27
orang yang baru disekitar mereka.kan kesehatan reproduksi kepada
remaja.
Anak remaja memang membutuhkan bimbingan lebih hal ini
dikarenakan didalam diri mereka terjadi perubahan-perubahan secara
signifikan seperti emosional, perubahan sosial, minat, dan sebagainya. Dan
terkadang dengan anggota keluarganya mereka juga sering mengalami
konflik karena merasa pendapat mereka lebih benar.
Untuk itu kehadiran salah seorang anggota keluarga baik ayah
maupun ibunya ataupun saudara kandung sebagai orang yang lebih
mengenal remaja sangat diperlukan, agar mereka tetap bisa terbuka dengan
apa yang mereka alami saat mereka ada di lingkungan keluarga, maupun
di lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Apabila seorang remaja terbujuk oleh orang – orang yang baru
dikenalnya. Seharusnya mereka bisa dicegah dengan diberikan contoh
yang baik, dibimbing dan diberikan perhatian yang cukup dirumah
sehingga kemungkinan mencari kesenangan dan hiburan di luar rumah
menjadi lebih sedikit porsinya.
Hubungan Bimbingan Orang Tua Dengan Pengetahuan Dan Kecemasan
Remaja Putri Menghadapi Menstruasi
Menstruasi pada remaja putri menunjukkan kematangan seksual,namun
itu bukan perubahan fisik pertama dan terakhir yang terjadi selama masa
puber. Hubungan remaja dengan orang tua yang lebih dewasa, khususnya
28
orang tua, dan perjuangannya secara bertahap untuk membebaskan diri dari
dominasi mereka agar sampai pada tingkatan orang dewasa, menjadi masalah
yang paling serius sepanjang kehidupannya dan membuatnya sulit
beradaptasi. Kebanyakan orang tua mengakui bahwa memberi bekal untuk
remaja putri agar mampu menghadapi gejolak kehidupan sebenarnya tidaklah
mudah. Remaja putri perlu mendapatkan informasi yang benar dari sumber
yang terpercaya, dan perlu diberikan di sekolah dan dikeluarga agar remaja
mendapatkan informasi yang benar.
Mayoritas anak yang sedang memasuki masa puber tidak memiliki
pengetahuan yang cukup untuk mengetahui berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk menjadi matang yang berhubungan dalam menghadapi
menstruasi pada remaja putri. Untuk itu,timbulah kecemasan dalam
menghadapi menstruasi yang juga disebabkan karena memiliki pengetahuan
yang cukup mengenai menstruasi. Apabila si anak memiliki pengetahuan yang
cukup maka akan berkurang sampai tidak terjadi cemas, sehingga pengetahuan
sangat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang.
Seseorang akan mengalami kecemasan yang ringan apabila
pengetahuannya luas, akan mengalami kecemasan sedang apabila kurangnya
pengetahuan, mengalami kecemasan berat apabila pengetahuan individu
sangat sempit dan panik bila individu mengalami penyimpangan pengetahuan
dan hilangnya pikiran rasional. Maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
orang tua dapat mempengaruhi pengetahuan, dan tingkat pengetahuan remaja
29
dapat mempengaruhi tingkat kecemasan remaja putri dalam menghadapi
menstruasi.
30
B. Kerangka Teori
Sumber Informasi Lain
Gambar 2.1 Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka, ada tiga hipotesis atau simpulan sementara dari
penelitian ini yaitu :
1. Ada hubungan antara bimbingan orang tua dengan pengetahuan tentang
menstruasi
2. Ada hubungan antara bimbingan orang tua dengan kecemasan menghadapi
menstruasi
Bimbingan Orang Tua
Pengetahuan tentang Menstruasi
Kecemasan menghadapi Menstruasi
Kejadian Menstruasi
Bimbingan Orang Tua Pengetahuan Kecemasan