BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian...

20
7 BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Keluarga Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu dimulai dan akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka dimulailah dari keluarga. Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang ada disekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh terhadap negara (Setiadi, 2008). Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan “Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal diatas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

7

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Keluarga

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang

peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan

yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu

dimulai dan akan tercipta tatanan masyarakat yang baik,

sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka

dimulailah dari keluarga. Keluarga dijadikan sebagai unit

pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling

berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota

keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga yang

ada disekitarnya atau dalam konteks yang luas berpengaruh

terhadap negara (Setiadi, 2008).

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5

menyebutkan “Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta

dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

perorangan, keluarga, dan lingkungan”. Dari pasal diatas jelas

bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan memelihara

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

8

kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat

kesehatan yang optimal (Setiadi 2008).

Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan yang

lainnya, hal ini bergantung kepada orientasi dan cara pandang

yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Ada

beberapa pengertian keluarga dalam Setiadi (2008) mengutip

beberapa para ahli menyebut pengertian keluarga antara lain:

1) Bussard dan Ball (1966)

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat

dekat hubungan dengan sesorang. Di keluarga itu

seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi

satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola

pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai

saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan

anak dengan lingkungannya.

2) WHO (1969)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau

perkawinan.

3) Duval (1972)

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan

oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

9

bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya

yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional dan sosial dari tiap anggota

keluarga.

4) Helvie (1981)

Keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal

dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang

konsisten dan hubungan yang erat.

5) Depkes RI (1988)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang

berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu

atap dalam keadaan saling ketergantungan.

6) UU No.10 tahun 1992

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri dari suami, istri atau suami istri dan anaknya

atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.

7) Sayekti (1994)

Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup

atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang

berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-

laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

10

dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau

adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

2.1.2 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman, dkk (2003) dibagi

menjadi lima (5) fungsi dasar yaitu:

1. Fungsi afektif ialah fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan kasih sayang dalam keluarga.

2. Fungsi sosialisasi ialah fungsi keluarga untuk menjadi

wadah awal setiap anggota keluarga untuk berinteraksi

hingga anggota keluarga dapat berinteraksi dan berperan

dalam lingkungan sosial.

3. Fungsi reproduksi ialah fungsi keluarga untuk

mempertahankan generasi.

4. Fungsi ekonomi ialah fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari anggota keluarga.

5. Fungsi perawatan keluarga ialah fungsi keluarga untuk

mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat

anggota keluarga yang sakit

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

11

2.1.3 Peran Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif

dari seseorang dalam situasi sosial tertentu agar dapat

memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah

laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks

keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan seperangkat

perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan

dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan

individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing.

Menurut Effendi (1998) berbagai peran yang terdapat dalam

keluarga adalah sebagai berikut:

a. Peran Ayah : ayah sebagai suami dari istri dan anak-

anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,

pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota kelompok sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

b. Peran Ibu : sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya,

ibu mempnuyai peranan untuk mengurus rumah

tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-

anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

12

dari peranan sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya. Di samping itu juga

ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan

dalam keluarganya.

c. Peran Anak : anak-anaknya melaksanakan peranan

psiko sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya

baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

2.1.4 Tugas Kesehatan Keluarga

Tugas kesehatan keluarga meliputi :

a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

meliputi penyebab, tanda dan gejala, dampaknya, dan

persepsi keluarga terhadap penyakit yang dialami

anggota keluarga.

b) Dalam membuat keputusan tindakan kesehatan yang

tepat bagi keluarga, maka keluarga dibantu oleh

tenaga medis.

c) Untuk memberi perawatan pada anggota keluarga

yang sakit, keluarga harus mampu memiliki

pengetahuan mengenai keadaan penyakit,

perkembangan penyakit, fasilitas yang digunakan,

sumber-sumber yang ada dalam keluarga dan sikap

keluarga terhadap penyakit.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

13

d) Mempertahankan/menciptakan/suasana rumah yang

sehat ada faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu

keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan,

pentingnya hygiene dan pandangan keluarga.

e) Keluarga merujuk anggota keluarganya ke fasilitas

masyarakat maka, keluarga harus mengetahui

keberadaan fasilitas, keuntungan-keuntungan

penggunan fasilitas, tingkat kepercayaan keluarga

terhadap petugas, pegalaman keluarga dalam

penggunaan fasilitas, dan fasilitas kesehatan yang

terjangkau oleh keluarga (Effendi & Makfudli, 2009).

2.1.5 Keperawatan Keluarga

Dalam keperawatan keluarga Friedman, dkk (2003)

menegaskan lima (5) model batasan spesialisasi yaitu:

a) Keluarga sebagai konteks yaitu asuhan keperawatan

keluarga yang berfokus pada individu.

b) Keluarga sebagai kumpulan dari anggotanya yaitu

asuhan keperawatan yang berfokus pada anggota

keluarga.

c) Subsistem keluarga sebagai klien yaitu subsistem

keluarga merupakan fokus dan penerimaan

pengkajian dan intervensi.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

14

d) Keluarga sebagai klien yaitu asuhan keperawatan

yang berfokus pada hubungan dan dinamika interna

keluarga, fungsi dan struktur keluarga , dan hubungan

subsistem keluarga dengan seluruh keseluruhan, serta

hubungan keluarga dengan lingkungan luarnya.

e) Keluarga sebagai komponen masyarakat menurut

Hanson (2001) yaitu keluarga dipandang sebagai

salah satu lembaga dasar dimasyarakat.

2.2 Dukungan Sosial

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial

Gotllieb (dikutip, oleh Muluk 1996) dalam Marliyah (2004)

menjelaskan bahwa dukungan sosial terdiri dari informasi atau

nasihat verbal dan nonverbal, bantuan nyata, atau tindakan

yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena

kehadiran orang yang mendukung serta hal ini mempunyai

manfaat emosional atau efek perilaku penerima. Lebih lanjut

Sarason, Levine, Basham (1983) dalam Marliyah (2004)

mengatakan bahwa social support is usually defined as the

existence or availability of people on whom we can rely, people

who let us know that they care about, value, and love us.

Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang diberikan orang lain atau

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

15

kelompok kepada individu (Wills dan Fegan, 2001 dalam

Sarafino, 2006). Sementara dukungan sosial didefinisikan oleh

Lahey (2007) sebagai peran yang dimainkan oleh teman-teman

dan relatif dalam memberikan nasihat, bantuan dan beberapa

antaranya untuk menceritakan perasaan abadi.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa dukungan sosial adalah adanya bantuan atau dukungan

yang diterima individu dari orang lain dalam kehidupannya

sehingga individu tersebut merasa bahwa orang lain

memperhatikan, menghargai dan mencintainya. Menurut

Sarafino (2006) dukungan sosial dapat berasal dari berbagai

sumber seperti pasangan hidup, keluarga, pacar, teman, rekan

kerja, dan organisasi komunitas.

2.2.2 Bentuk-bentuk Dukungan Sosial Keluarga

Menurut Cohan dan Mc Kay, (1984) dalam Niven, (2000)

bahwa komponen-komponen dukungan keluarga sebagai

berikut:

a. Dukungan Emosional

Dukungan emosional memberikan klien perasaan

nyaman, merasa dicintai meskipun saat mengalami suatu

masalah, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

16

percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya

merasa berharga.

Dukungan bersifat emosional atau menjaga keadaan

emosi atau ekspresi yang termasuk dukungan emosional

ini adalah ekspresi dari empati, kepedulian, dan perhatian

kepada individu. Memberikan individu perasaan yang

nyaman, jaminan rasa memiliki, dan merasa dicintai saat

mengalami masalah, bantuan dalam bentuk semangat,

kehangatan personal, cinta, dan emosi.

Jika stress mengurangi perasaan seseorang akan hal

yang dimiliki dan dicintai maka dukungan dapat

menggantikannya sehingga akan dapat menguatkan

kembali perasaan dicintai tersebut. Apabila dibiarkan

terus menerus dan tidak terkontrol maka akan berakibat

hilangnya harga diri.

b. Dukungan Informasi

Dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan

tanggung jawab bersama, termasuk didalamnya

memberikan solusi dari masalah yang dihadapi klien di

rumah atau rumah sakit jiwa, memberikan nasehat,

pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang

dilakukan oleh seseorang.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

17

Keluarga dapat menyediakan informasi dengan

menyarankan tempat, dokter, dan terapi yang baik bagi

dirinya dan tindakan spesifik bagi individu untuk melawan

stressor. Pada dukungan informasi keluarga sebagai

penghimpun informasi dan pemberi informasi.

c. Dukungan Instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan

jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dengan

menyediakan dana untuk biaya pengobatan, dan material

berupa bantuan nyata (Instrumental Support atau

Material Support), suatu kondisi dimana benda atau jasa

akan membantu memecahkan masalah kritis, termasuk

didalamnya bantuan langsung seperti saat seseorang

membantu pekerjaan sehari-hari, menyediakan informasi

dan fasilitas, menjaga dan merawat saat sakit serta dapat

membantu menyelesaikan masalah.

Pada dukungan nyata, keluarga sebagai sumber untuk

mencapai tujuan praktis. Meskipun sebenarnya, setiap

orang dengan sumber-sumber yang tercukupi dapat

memberi dukungan dalam bentuk uang atau perhatian

yang bertujuan untuk proses pengobatan. Akan tetapi,

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

18

dukungan nyata akan lebih efektif bila dihargai oleh

penerima dengan tepat.

d. Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan merupakan dukungan berupa

dorongan dan motivasi yang diberikan keluarga kepada

klien. Dukungan ini merupakan dukungan yang terjadi

bila ada ekspresi penilaian yang posittif terhadap individu.

Klien mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara

tentang masalah mereka, terjadi melalui ekspresi

penghargaan positif keluarga kepada klien,

penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau

perasaan klien.

2.2.3 Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesehatan

Dukungan sosial akan mempengaruhi individu tergantung

pada ada atau tidaknya tekanan dalam kehidupan individu.

Tekanan tersebut dapat berasal dari individu itu sendiri atau

dari luar dirinya untuk menghindari gangguan baik secara fisik

dan psikologis. Individu membutuhkan orang lain disekitarnya

untuk memberikan dukungan guna memperoleh kenyamanan.

Menurut Sarafino (2006) ada dua model teori untuk mengetahui

bagaimana dukungan sosial ini bekerja dalam individu, yaitu:

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

19

1. The Buffering Hypothesis

Menurut teori ini, dukungan sosial melindungi individu

dengan melawan efek-efek negatif dari tingkat stres yang

tinggi, yaitu dengan dua cara berikut:

a. Ketika individu menghadapi stressor yang kuat maka

individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi

menjadi kurang melihat situasi tersebut sebagai situasi

yang penuh stress, bila dibandingkan dengan individu

yang tingkat dukungan sosialnya rendah.

b. Dukungan sosial dapat merubah respon seseorang

terhadap stressor yang telah diterima sebelumnya.

Misalnya, individu dengan dukungan sosial yang tinggi

mungkin memiliki seseorang yang dapat memberikan

solusi atau titik terang terhadap masalah individu.

2. The Direct Effect Hypothesis

Individu dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi

memiliki perasaan yang kuat bahwa individu tersebut dicintai

dan dihargai. Individu dengan dukungan sosial tinggi merasa

bahwa orang lain peduli dan membutuhkan individu

tersebut, sehingga hal ini dapat mengarahkan individu

kepada gaya hidup yang sehat.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

20

2.3 Gangguan Jiwa

2.3.1 Sejarah Gangguan Jiwa

Di masa lalu gangguan jiwa dipandang sebagai

kerasukan setan, hukuman karena pelanggaran sosial atau

agama, kurang minat atau semangat, dan pelanggaran norma

sosial. Penderita gangguan jiwa dianiaya, dihukum, dijauhi,

diejek dan dikucilkan dari mayarakat normal. Sampai abad ke-

19, penderita gangguan jiwa dinyatakan tidak dapat

disembuhkan dan dibelenggu dalam penjara tanpa diberi

makanan, tempat berteduh atau pakian yang cukup. Saat ini

gangguan jiwa diidentifikasi dan ditangani sebagai masalah

medis. American Psychiatric Association (1994) mendefinsikan

gangguan jiwa sebagai suatu sindrom atau pola psikologis atau

perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang

dan dikaitan dengan adanya distres (misalnya gejala nyeri)

atau disabilitas yaitu kerusakan pada satu atau lebih area

fungsi yang penting, atau disertai peningkatan resiko kematian

yang menyakitkan, nyeri, atau kehilangan kebebasan.

Dalam sejarah, ada beberapa perkembangan

pendekatan terhadap gangguan jiwa. Pertama, pendekatan

spiritual. Sejak zaman purba sampai abad 19 penyakit mental

dipandang terutama sebagai masalah moral dan spiritual.

Mereka dianggap sebagai kerasukan roh. Oleh karena itu,

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

21

pendekatannya lebih cenderung secara rohani, misalnya

dengan exorcism, dan ritual - ritual agama untuk mengusir roh-

roh jahat tersebut. Kedua, pendekatan biologis. Mulai abad ke-

19 muncul pendapat yang menganggap penyakit jiwa lebih

disebabkan oleh faktor biologis (fisik) yang dipelopori oleh Dr.

John Grey, psikiater Amerika (1854). Dibawah

kepemimpinannya rumah sakit berkembang, dan pendekatan

terhadap pasien lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang

waktu itu adalah penyakit mental disebabkan kurangnya insulin

dalam tubuh. Lalu, dikembangkan terapi injeksi insulin. Juga

dimulai adanya bedah otak (di London), lalu diyakini bahwa

gangguan jiwa disebabkan adanya kelainan otak pasien.

Ketiga, pendekatan psikologis. Pada abad ke-20 mulai

berkembang pendekatan psikologis yang beranggap gangguan

jiwa datang karena pengaruh sosial, ketidakmampuan individu

berelasi dengan lingkungan, dan disebabkan hambatan

pertumbuhan dalam sepanjang kehidupan individu. Ini dimlai

dengan hadirnya teori psikoanalisis dari Freud (1856-1939) dan

behavioral model dari John Watson, Ivan Palvov, dan BF

Skinner. Sehingga munculah terapi-terapi baru seperti

psikoanalisis, behaviour therapy, cognitive therapy, dan lain

sebagainya.

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

22

2.3.2 Ciri-ciri Gangguan Jiwa

Terdapat sejumlah hal yang menjadi karakteristik,

individu tersebut mengalami gangguan jiwa atau tidak, yaitu

perubahan yang berulang dalam pikiran, daya ingat, persepsi

dan daya tilikan yang bermanifestasi sebagai kelainan bicara

dan perilaku. Perubahan ini menyebabkan tekanan batin, dan

penderitaan pada individu dan orang lain di lingkungannya.

Perubahan perilaku, akibat dari penderitaan ini menyebabkan

gangguan dalam kegiatan sehari-hari, efisiensi kerja, dan

gangguan dalam bidang sosial dan pekerjaan.

Ciri-ciri orang yang mengalami gangguan jiwa menurut

Kanfer dan Goldstein (dalam Suliswati, 2005) adalah Pertama,

hadirnya perasaan cemas (anxiety) dan perasaan tegang

(tension) di dalam diri. Kedua, merasa tidak puas (dalam arti

negatif) terhadap perilaku diri sendiri. Ketiga, perhatian yang

berlebihan terhadap problem yang dihadapinya. Keempat,

ketidakmampuan untuk berfungsi secara dalam menghadapi

problem. Kadang-kadang ciri tersebut tidak dirasakan oleh

penderita, yang merasakan perilaku penderita adalah

masyarakat disekitarnya. Orang disekitarnya merasa bahwa

perilaku yang dilakukan adalah merugikan diri penderita yang

tidak efektif, merusak dirinya sendiri. Kasus demikian seringkali

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

23

terjadi orang-orang merasa terganggu dengan perilaku

penderita.

Gangguan jiwa merupakan penyakit yang dialami oleh

seseorang yang mempengaruhi emosi, pikiran dan tingkahlaku

mereka, diluar kepercayaan budaya dan kepribadian mereka,

dan menimbulkan efek yang negatif bagi kehidupan mereka

atau kehidupan keluarga mereka. Dengan demikian dapat

dipahami bahwa gejala-gejala gangguan jiwa ialah hasil

interaksi yang kompleks antara unsur somatik, psikologik, dan

sosiobudaya.

2.3.3 Penyebab Gangguan Jiwa

Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik,

atau dapat dikatakan juga, secara somato-psiko-sosial. Dalam

mencari penyebab gangguan jiwa, maka ketiga unsur ini harus

diperhatikan. Gangguan jiwa ialah gejala-gejala patologik

dominan berasal dari unsur psikis. Yosep (2011). Hal ini tidak

berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Sekali lagi, yang

sakit dan menderita ialah manusia seutuhnya dan bukan hanya

badannya, jiwanya atau lingkungannya.

Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah

keturunan dan konstitusi, umur dan jenis kelamin, keadaan

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

24

badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat - istiadat,

kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan

kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai,

agresi, rasa permusuhan, hubungan antara manusia dan

sebagainya.

Sumber penyebab gangguan jiwa menurut Yosep (2011)

dipengaruhi oleh faktor-faktor pada ketiga unsur (somato-psiko-

sosial) yang terus menerus saling mempengaruhi, antara lain:

1. Faktor-faktor somatik (somatogeneik)

a. Neroanatomi

b. Nerofisiologi

c. Nerokimia

d. Tingkat kematangan dan perkembangan organik

e. Faktor-fator pre dan peri-natal

2. Faktor-faktor psikologik (psikogeneik) atau

psikoedukatif

a. Interaksi Ibu-anak: normal (rasa percaya dan rasa

aman) atau abnormal berdasarkan kekuranan,

distorsi, dan keadaan yang terputus (perasaan tak

percaya dan kebimbangan).

b. Peranan ayah

c. Persaingan antar saudara kandung

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

25

d. Intelegensi

e. Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan

dan masyarakat

f. Kehilangan yag mengakibatkan kecemasan, deresi,

rasa malu atau rasa salah.

g. Konsep diri: pengertian identias diri sendiri lawan

peranan yang tidak menentu.

h. Keterampilan, bakat, dan kreativitas.

i. Pola adaptasi dan pembelaan sebagai reaksi

terhadap bahaya.

j. Tingkat perkembangan emosi.

3. Faktor-faktor sosio-budaya (sosiogenik) atau

sosiokultural

a. Kestabilan keluarga.

b. Pola mengasuh anak.

c. Tingkat ekonomi.

d. Perumahan: perkotaan lawan pedesaan.

e. Masalah kelompok minoritas yang meliputi

prasangka dan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan

kesejahteraan yang tidak memadai.

f. Pengaruh rasial dan keagamaan.

g. Nilai-nilai.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustakarepository.uksw.edu/bitstream/123456789/9048/2/T1_462010007_BAB II… · kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat ... Menurut

26

2.4 Perspektif Teoretis

Dalam ilmu keperawatan keluarga, keluarga merupakan

pendukung utama dalam melakukan perawatan kesehatan

pada anggota keluarganya yang mengalami sakit. Ketika

keluarga diperhadapkan dengan masalah, maka keluarga

tersebut harus ada dalam sistem pertahanan koping yang baik

kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

Tujuannya ialah agar keluarga tersebut tetap termotivasi dan

terus memberikan dukungan penuh. Sehingga dukungan yang

diberikan, dapat memberikan perasaan yang nyaman, rasa

memiliki, merasa dicintai.

Dengan demikian, fungsi keluarga untuk mendukung

perawatan anggota keluarganya yang sakit, serta setiap

keputusan yang diambil dapat memberikan dampak positif bagi

keadaan pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya.