BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung dan
berhubungan dengan pembahasan karya tulis ini, yang bersumber dari referensi baik dari
buku dan juga sumber sumber lain yang dapat memberikan pemaparan tentang pengertian
fright forwarding, EMKL dan reefer container.
2.1. Pengertian Freight Forwading
Badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan / pengurusan atas
seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan
penerimaan barang dengan menggunakan mutimoda transport baik melalui darat, laut, udara
(R.P. Suyono,2007:251).
Freight Forwader adalah sebagai jasa pengurusan dokumen dan transportasi yang
mengatas namakan shipper/consignee dan melaksanakan kegiatan-kegiatan rutinnya seperti
stuffing cargo, penyimpanan atau pergudangan mengatur local transport, melaksanakan
pembayaran “ocean freight”. Peran utamanya adalah sebagai mediator “shipping dan
consignee” dengan pihak “shipping line atau airliner”. (Andi Susilo,2008:109)
Freight Forwarder adalah lembaga jasa pengurusan transportasi yang
mengkoordinasikan angkutan multimoda, sehingga terselenggara angkutan terpadu sejak dari
door ship sampai door consignee. Pelaksanaannya tetap EMKL, PBM dan pelayaran.
(Suwarno,2011:129).
Freight Forwarding adalah usaha jasa transportasi yang ditujukan untuk mewakili
kepentingan pengiriman atau penerimaan barang (shipper dan consignee) antar negara dalam
mengurus semua kegiatan yang diperlukan untuk terlaksananya pengiriman barang melalui
darat, laut, maupun udara. Freight Forwarding merupakan stakeholder utama (primer) sama
seperti importir karena memiliki kepentingan secara langsung. a. Relevansi : Penyedia
Layanan b. Kepentingan : Perantara antara importir dengan consignee, bea cukai, dan pihak
lainnya, Mentransmitt data / input data, Membantu pengajuan perbaikan data ke bea cukai-
selesai. c. Kelebihan – Kekurangan : (+) membantu proses redress atau membuat permohonan
redress (-) waktu pemrosesan tidak sesuai target.
(Norman Irhamna dan Vannesa Aprilian : 2016)
1. Aktivitas Freight Forwarder
Aktifitas freight forwarder secara menyeluruh antara lain (R.P. Suyono,2007:252-253) :
a) Memilih rute perjalanan barang, moda transportasi dan pengangkutan yang sesuai,
kemudian memesan ruang kapal.
b) Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak, menimbang berat,
mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang kedalam gudang.
c) Mempelajari letter of credit barang, peraturan Negara tujuan ekspor, Negara transit,
Negara impor kemudian menyiapkan dokumen-dokumen lain yang diperlukan.
d) Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan, mengurus izin bea cukai, kemudian
menyerahkan barang ke pihak pengangkut.
e) Membayar biaya handling dan biaya freight.
f) Mendapatkan bill of lading atau waybill dari pihak pengangkut.
g) Mengurus asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan klaim kepada
pihak asuransi bila terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang.
h) Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, berdasarkan info dari
pihak pengangkut dan agen forwarding di Negara transit atau tujuan.
i) Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut.
j) Mengurus izin masuk pada bea cukai serta menyelesaikan bea masuk dan biaya yang
timbul di pelabuhan transit atau tujuan.
k) Melaksanakan transportasi barang dari pelabuhan ke tempat penyimpanan barang di
gudang.
l) Melaksanakan penyerahan barang barang kepada pihak consignee.
2.2. Pihak – Pihak Yang Terkait
Menurut Capt. R.P. Suyono,M.Mar. (2007:19-26) administrator pelabuhan mempunyai
tugas memadukan rencana operasional dalam menggunakan tambatan/gudang dan
fasilitas pelabuhan lainnya.administrator pelabuhan juga mengendalikan fungsi
kelancaran arus kapal dan barang dan mengadakan pembinaan tenga kerja bongkar
muat (TKBM), serta mengkoordinir instansi yang ada dalam pelabuhan. Serta
menyediakan dan mengusahakan pelabuhan yang memungkinkan kapal dapat berlabuh
dengan aman dan dapat melakukan kegiatan bongkar/muat, serta menetapkan alokasi
tempat dan waktu kapal bertmbat dan menetapkan target produksi kegiatan
bongkar/muat. Berikut instansi yang terkait dengan pelabuhan dan pengusahaan
bongkar/muat:
1. Instansi Pemerintah
a. Administrator Pelabuhan
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.67 tahun 1999 tentang organisasi
dan tata kerja kantor administrasi pelabuhan bab 1 pasal 1:
1) Kantor Administrator Pelabuhan adalah unit organic dibidang keselamatan pelayaran
di pelabuhan yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Pelabuhan di lingkungan
Departemen Perhubungan
2) Kantor Administrator Pelabuhan Kelas 1 (Utama) berada dibawah Direktorat
Jenderal Perhubngan Laut dan Kantor Administrator Pelabuhan lainnya berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen
Perhubungan
3) Kantor Administrator Pelabuhan dfipimpin oleh seorang kepala kantor.
b. Bea Cukai
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.10/1995 tentang
kepabeanan, Direktorat Bea Cukai berada dibawah departemen Keuangan mengatur
dan mengawasi kepabeanan di seluruh wilayah Indonesia. Jadi, secara umum tugas
instansi Bea dan Cukai adalah mengenakan pajak cukai terhadap barang atau muatan
yang masuk keluar daerah dimana pemerintah telah mengenakan kewajiban untuk
membayar.
c. Syahbandar
Adalah badan yang melaksanakan port clearance, yaitu pemeriksaan surat-surat
kapal, agar kapal dapat keluarmasuk pelabuhan. Syahbandar adalah penegak hokum
dalam ketertiban Bandar dan pengawas keselamatan pelayaran. Kapal-kapal harus
memiliki dokumen yang menyatakan bahwa kapal layak laut serta telah memenuhi
syarat dan ketentuan keselamatan pelayaran.
d. Imigrasi
Direktorat Imigrasi adalah badan yang berada dibawah Departemen Kehakiman.
e. Dinas Karantina dan Kesehatan
Sesuai dengan KM 26/1998 Dinas Karantian disatukan dengan Dinas Kesehatan.
Yang merupakn instansi yang berada dibawah Departemen Kesehatan untuk
memberikan layanan kesehatan.
f. Keamanan dan Ketertiban
Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) merupakan penjaga keamanan perairan
pelabuhan dan pantai sekitarnya. Polisi yang bertugas di pelabuhan adalah polisi
khusus yang dinamakan Kesatuan Penjaga dan Pengamanan Pelabuhan (KP3).
g. Sucofindo
Sucofindo (superintending company) merupakan instansi dibawah Departemen
Perdagangan yang bertugas menilai mutu, harga dan jumlah harga dari muatan yang
masuk/keluar Indonesia. Disamping itu sucofindo juga bertindak sebagai lembaga
penelitian pemerintah mengenai jumlah dan mutu dari muatan. Badan ini berhak
mengeluarkan sertifikat-sertifikat yang diperlukan.
2. Perusahaan Swasta
Perusahaan swasta yang melaksankan jasa kepelabuhanan terkait dengan lalu lintas
kapal, penumpang dan barang terdiri dari:
a. Perusahaan Pelayaran
Merupakan perusahaan yang mengoperasikan kapal-kapal baik milik sendiri maupun
kapal sewa (charter).
b. Perusahaan Bongkar Muat
Merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan bongkar dan muat barang
kekapal.
c. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan Freight Forwarder
Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pengurusan barang-barang di Bea
Cukai, pelayaran dan angkutannya.
d. Perusahaan Angkut Bandar
Merupakan perusahaan yang mengadakan angkutan barang dan manusia antara
kapaldan daratan.
e. Perusahaan Angkutan Darat
Merupakan perusahaan yang menyediakan angkutan barang-barang yang
dibongkar/muat dari kapal.
f. Perbankan
Merupakan perusahaan yang mengadakan jas perbankan di pelabuhan, terutama
transaksi ekspor/impor barang.
g. Surveyor
Merupakan perusahaan yang mensurvei mutu suatu keadaan barang atau kapal.
h. Perusahaan Persewaan Peralatan
Merupakan perusahaan menyewakan peralatan bongkar/muat barang dan
transportasi.
1. Freght Forwarder dan EMKL
Freight Forwarder adalah perusahaan jasa pengurusan muatan dan umumnya
dilakukan dari pintu ke pintu. Perusahaan ini mengurus semua kegiatan yang
diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui
trasnportasi darat, laut, adan udara. Freight Forwarder bertanggung jawab mulai
barang diterima di shipper premises sampai barang diserahkan di consignee premises
dan mencangkup beberapa moda transportasi laut, darat, dan udara. Di Indonesia,
Freight Forwarder disebut sebagai “Jasa Pengurusan Transportasi” sesuai Keputusan
Menteri Perhubungan No : KM 10 / Thn 1988.
EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah perusahaan jasa untuk
pengurusan dokumen dan muatan yang akan diangkut / atau diterima oleh pingirimin
/ penerima dari pelanggannya. (R.P. Suyono, 2007:31)
Dalam menjalankan kepengurusan transportasinya, freight forwarder
mempunyai beberapa peran yang meliputi (R.P. Suyono,2007:255) :
a. Peran Freight Forwarder dalam konsolidasi muatan
Konsolidasi muatan (Cargo consolidation) atau juga disebut groupage adalah
pengumpulan beberapa kiriman barang dari beberapa eksportir / shipper di
tempat asal yang akan dikirimkan satu unit paket muatan, lalu muatan
terkonsolidasi tersebut dikapalkan dan tujukan ke agen konsolidator di tempat
tujuan. Agen kemudian melaksanakan penyerahan barang kepada pihak
consignee masing – masing.
Sebagai contoh : pengapalan petikemas terkonsolidasi
Muatan dari beberapa shipper dikonsolidasikan oleh Freight Forwarder dalam
petikemas LCL dan dikapalkan ke negara tujuan sebagai muatan petikemas FCL
yang ditujukan kepada agen konsolidator. Oleh agen konsolidator petikemas
tersebut statusnya dijadikan sebagai petikemas LCL kembali dan kemudian
muatan diserahkan kepada masing – masing consignee.
Freight Forwarder sebagai konsolidator pada umunya menggunakan namanya
sendiri dan menerbitkan house bill of lading. Organisasi FIATA menghimbau
agar Freight Forwarder lebih baik menerbitkan FIATA multimodal transport
bill of lading.
Dengan Konsolidasi muatan, keuntungan didapatkan oleh semua pihak, baik
eksportir dan shipper (mendapat keuntungan karena membayar freight rate lebih
rendah), pengangkut (mendapat keuntungan karena tidak perlu menangani
masing – masing kiriman yang hanya memakan waktu dan tenaga), maupun
Freight Forwarder (mendapat keuntungan dari biaya dan freight rate sebagai
muatan terkonsolidasi menjadi lebih murah dibandingkan apabila mengapalkan
masing – masing kiriman). Ekonomi nasional juga mendapatkan dampak
keuntungan karena penghematan biaya ekspor dan menjadi lebih kompetitif /
bersaing. Konsolidasi muatan memberikan door – to door service yang tidak
dapat diberikan oleh perusahaan pelayaran.
2.3. Peran Freight Forwarder sebagai pengangkut
Banyak freight forwarder bertindak sebagai operator dan bertanggung jawab
penuh dalam melaksanakan pengangkutan meskipun tidak memiliki kapal
sendiri. Selain itu freight forwarder juga bertindak sebagai :
a. Vessel Opperating Multimodal Transport Operator secara penuh yang
melaksanakan berbagai jenis pengangkutan dengan cara door-to-door dengan
satu dokumen intermodal yang biasanya berbentuk FBL.
b. Non Vessel Operation (NVO) yaitu operator muatan yang mengurus
pengangkutan lewat laut dari pelabuahn ke pelabuhan dengan menggunakan
satu house of bill of lading.
c. Non Vessel Operator Common Carrier (NVOCC) yang mempunyai
jadwal pelayaran yang tetap dan melaksanakan konsolidasi muatan atau
melayani multimodal transport dengan house bill of loading dari FIATA.
2. Proses Intervensi Pengembangan Kemampuan Bersaing
Langkah pertama yang dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan adalah
mengembangkan PT. Borneo Familli Transportama melalui perluasan izin usaha.
Meningkatkan status perusahaan dari EMKL menjadi perusahaan yang bergerak di bidang
jasa freight forwarder dan perluasan lingkup wilayah kerja sehingga mampu memberikan
pelayanan one stop shipping kepada pelanggan. Di sini, terdapat beberapa faktor yang
memengaruhi terwujudnya perubahan dari perusahaan EMKL menjadi freight forwarder
di antaranya sebagai berikut.
a. Faktor Internal
Meliputi keinginan manajemen PT. Borneo Familli Transportama untuk mempertahankan
usaha dan mencapai pertumbuhan, dengan memanfaatkan peluang yang ada.
b. Faktor Eksternal
Meliputi semakin banyaknya pesaing yang mengubah status usahanya dari EMKL menjadi
Freight Forwarder, serta adanya kecenderungan permintaan pelanggan / pemilik barang
untuk hanya berhubungan dengan satu pihak saja. (Samekto Agus A dan Soejanto : 2014)
2.4. Produk Jasa Yang Diangkut Menggunakan Reever Container
Freight forwarding bukan hanya diartikan sebagai arsitek di dalam pengangkutan
barang, akan tetapi, dapat diperluas dengan beberapa peranan dalam usahanya.
Untuk itu, mengingat pentingnya peran freight forwarder bagi pengiriman barang
umum, sehingga ia dianggap sebagai physical distribution yang mencakup beberapa hal
yang berhubungan dengan kegiatan ligistik; seperti transportasi, pengelolaan, pengiriman
barang dengan kapal, gudang, pengepakan, penamaan, pengawasan terhadap kualitas,
manajemen dan ketentuan-ketentuan bea cukai. Penggabungan kesemua kegiatan tersebut
di atas akan menimbulkan biaya yang rendah bila dilakukan secara keseluruhan
dibandingkan dengan pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah-pisah. Perkembangan
ekspor barang-barang ke masyarakat internasional juga menimbulkan persaingan pasar
yang begitu hebat, sehingga dibutuhkan suatu kenyataan bahwa barang yang ditawarkan
ke pasar ditentukan berdasarkan kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Oleh sebab itu,
bagi perusahaan-perusahaan di suatu negara, pengepakan barang dan sistem transportasi
yang tepat akan sebagai penentu dalam persaingan untuk mempertahankan pasar
internasional.
Oleh sebab itu, Freight Forwarder Indonesia harus dapat melakukan kerja sama
dengan Freight Forwarder asing dalam rangka pengiriman barang-barang komoditi
ekspor ke luar negeri, dan kerja sama dalam bidang pengangkutan / pengiriman barang –
barang umum tersebut diupayakan berdasarkan asas saling menguntungkan. Selanjutnya,
perusahaan Freight Forwarder harus menerapkan ketentuan – ketentuan hukum nasional
dan internasional yang mengatur beberapa kaidah, misalnya sebagai berikut :
a. Konvensi terhadap pengiriman barang dengan melalui jalan darat.
b. Konvensi Internasional terhadap pengiriman barang melalui kereta api.
c. Konvensi Internasional terhadap pengiriman barang melalui laut.
d. Konvensi Warsawa tentang pengiriman barang melalui udara.
e. Ketentuan di atas sangat penting karena diterapkan dalam Freight Forwarder
Indonesia ingin memasuki pasar Internasional. Ketidaktahuan terhadap ketentuan di
atas dapat menimbulkan kerugian bagi Freight Forwarder nasional bila terjadi
sengketa dengan Freight Forwarder internasional terhadap keruskan dan kehilangan
barang yang dikirimnya.
Untuk menciptakan suatu sistem angkutan terpadu, maka Freight Forwarding harus
berperan untuk memberikan pelayanan Door to Door Service yang dimulai dari
pabrik di luar negeri sampai ke Job Site. Untuk menangani hal tersebut, maka
diperlukan suatu jaringan yang baik dalam beroperasi atau yang bergerak di luar
negeri dan merupakan perwakilan atau agen dari usaha tersebut, maupun di
Indonesia. Sehingga, kesemuanya dapat menjamin pelaksanaan forwarding.
Gabungan Freight Forwarders dan Ekspedisi Seluruhnya Indonesia (Gafeksi), dalam
peningkatan badan usaha ini, mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan
citra yang baik antara pedagang dan perusahaan angkutan umum internasional. Lewat
pembinaan yang berkesinambungan, dikembangkan suatu Freight Forwarding agar
bisa berperan serta dalam globalisasi ekonomi. (Samekto Agus A dan Soejanto : 2014)
Contoh produk yang di angkut dengan menggunakan Reefer Container di PT. Borneo
Familli Transportama Pontianak Yaitu :
1. Buah – Buahan.
2. Minuman Dingin.
3. Daging.
4. Sayur – Sayuran.
5. Ikan Beku dll.
1. Operasi Muatan
Operasi muat petikemas didahului dengan serangkaian persiapan TKBM,
peralatan mekanis angkat-angkut, petugas pemandu Solo diatas kapal dan Wiskey di
darat, para operator yard crane, head truck, dan quay crane sebanyakkebutuhan
operasi. Data dan dokumen setiap unit petikemas yang dimuat, antara lain loading
list, bay plan, loading card, dan loading profile sudah ditangan trio Wiskety,
Operator QCC, dan Solo. Operator QCC berkomunikasi secara interactive dengan
Solo dan Wiskey.
Operator Head Truck (HT) mengemudikan HT membawa peti kemas
ekspor ataupun tansshipment dari CY ekspor ke Dermaga. Dari CY ekspor
Transshipment (RTG) menaikkan (Lift On) ke HT peti kemas dari lokasi Block-Slot-
Row-Tier yang direncanakan. Wiskey memberikan masukan unit peti kemas muat
yang selanjutnya di entry ke sistem oleh staf Unit oprasional. Sebelum lift on dari
lapangan ke HT, Petugas lapangan memberikan segel (seal), kondisi fisik, mencatat
identitas, dan kondisi peti kemas di lapangan. Kegiatan memuat (loading)
diselesaikan dengan data entry dekalam sistem oleh staf Unit lapangan.
2. Operasi Lapangan
Operasi lapangan adalah aktivitas memindahkan peti kemas dari sisi kapal
ke lapangan penumpukan atau dari lapangan penumpukan ke sisi kapal di dermaga
dengan menggunakan trailer. Secara praktis, aktivitas meliputi dua jenis pergerakan
yakni gerakan memindahkan secara horizontal dengan trailer, dan pergerakan
vertical menurunkan dan menaikkan (lift off-lift on) peti kemas dari/ke atas trailer
dengan memakai yard crane.
Trailer untuk mengangkut satu peti kemas (a) atau single stack trailer, dan
trailer untuk mengangkut dua peti kemas (b) atau double stack trailer. Kedua jenis
trailer digunakan hanya dilingkungan terminal, sedangkan untuk pemakaian di
public road perlu mendapat izin dari dinas angkutan jalan raya.
Untuk kepentingan pengendalian serta pelancaran oprasional setiap unit
trailer dilengkapi dengan prangkat komunikasi data berupa vehicle mounted
terminal (VMT) yang memudahkan operator trailer meng-entry data peti kemas
yang diangkutnya, dan diberi kartu tanda (access card) keluar-masuk pintu (gate)
pemeriksaan. Jumlah trailer di suatu terminal ditentukan berdasarkan throughput
atau standar 5-7 trailer per QCC.
3. Operasi Receipt and Delivery
Setelah importir menerima Delivery Order (DO) dari pelayaran dan menyelesaikan
kewajibannya kepada negara hingga mendapat fiat bea-cukai (customs clearance)
berupa Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), maka urusan selanjutnya
ialah keterminal peti kemas.
Importir menyelesaikan kewajibannya di TPK hingga menerima nota lunas berikup
Surat Pernyataan Petikemas (SP2). Petugas lapangan memeriksa segel, kecocokan
posisi dan identitas peti kemas, selanjutnya printahkan yeard crane untuk lofit on
peti kemas ke atas trailer yang disediakan importir. Trailer mengangkut peti kemas
keluar dari terminal melalui pemeriksaan di GATO (gate out). Petugas operasional
lapangan melakukan data entry peti kemas yang diserahkan/diterima oleh importir.
4. Pergudangan (CFS)
Container Freight Station (CFS), terdiri dari bangunan gudang dan lapangan untuk
memberikan layanan jasa sebagai pusat distribusi peti kemas atau Container
Distribution Center (CDC) dan pusat konsolidasi peti kemas atau Container
Consolidation Center (CCC). Sebagai CDC, CFS berfungsi melaksanakan delivery
barang muatan peti kemas berstatus LCL-LCL dan FCL-LCL sedangkan sebagai
CCC, CFS berfungsi melakukan receiving barang muatan peti kemas bersetatus
LCL-LCL dan LCL-FCL.
5. Pengendalian Operasi Pelayanan Peti Kemas
Fungsi pengendalian untuk pelancaran operasi pelayanan terhadap peti kemas,
diselenggarakan secara manajerial dan operasional.
a. Kegiatan pelaksanaan fungsi manajerial, meliputi:
1) Perencanaan yang disusun seturut dengan rencana kapal dan CY;
2) Supervisi atau pengawasan yang berpedoman pada perencanaan;
3) Tolok ukur yang diterapkan untuk mengukur kinerja pelayanan seperti antara
lain output, throughput, berth occupancy ratio, yard occupancy ratio
hendaknya memakai rumusan yang berlaku internasional.
b. Kegiatan tektis oprasional berfokus pada produksi, meliputi:
1) Pelaksanaan pelayanan jasa terhadap peti kemas, menyempatkan sumber daya
alat SDM yang terlatih baik dan handal yang meliputi personel operasi kapal
dan dermaga, dan operasi lapangan.
2) Operasi pelayanan barang berpengaruh langsung terhadap waktu tambat kapal
(berthing time).
3) Parameter pemkaian dermaga (BOR) pada dasarnya menandakan utilisasi
dermaga.
4) Operasi dan kehandalan QCC harus selalu optimal karena QCC tidak
subtitutif.
5) Control tower dan penggunaan alat-alat bantu elektronik untuk komunikasi
maupun data entry pada sistem berbasis komputer sangat membantu
kelancaran fungsi pengendalian melalui taktik oprasional.37
6) Penempatan peti kemas bermuatan bahan-bahan berbahaya harus memenuhi
ketentuan yang diatur dalam International Maritime Dangerous Goods
(IMDG) code, di antaranya ditumpuk dekat di sisi road way dan satu stock di
ground level.
7) Pengendalian suhu pada peti kemas reefer dilakukan secara efektif.
(Dr.D.A.Lasse,S.H,.M.M,2014:152-156.159-160)
6. Reefer Container
Adalah kontainer yang khusus dipergunakan untuk mengangkut muatan dingin,
misalnya apel, jeruk, minuman, anggur, kodok, jengkol, gurita beku, udang beku
dll. Kontainer jenis ini dibuat sedemikian rupa, mesin pendinginnya dipasang
pada bagian ujung depan dari kontainer.
Reefer Container (RF20), yaitu petikemas untuk muatan dingin yang memiliki
data-data ukuran sebagai berikut:
1) Bagian Luar
a) Panjang bagian luar = 6,06 m = 19’10,5
b) Tinggi bagian luar = 2,59 m = 8’6”
c) Lebar bagian luar = 2,44 m = 8’
2) Bagian dalam
a) Panjang bagian dalam = 5,24 m = 172,5”
b) Lebar bagian dalam = 2,44 m = 7’4,25”
c) Tinggi bagian dalam = 2,25 m = 7’4,25”
3) Ukuran Pintu
a) Lebar pintu waktu dibuka = 2,178 m = 7’1,75”
b) Tinggi pintu waktu dibuka = 2,44 m = 7’2,12”
4) Ukuran berat
a) Kapasitas kubik = 25,9 m3
b) Berat peti kemas kosong = 3,311 kg
c) Daya tampung muatan = 18,144 kg
(Heri Gunawan,2014:192-194)
7. Refrigerated Containers
Jenis ini bisa digunakan untuk transportasi kargo yang membutuhkan proteksi panas
atau beku, menggunakan kontrol suhu dan ventilasi. Berbagai macam komoditas
yang bisa dikapalkan menggunakan peti kemas jenis ini adalah buah dan sayuran
segar, daging beku, hasil peternakan dan hasil laut, produk olahan susu dan telur,
tanaman dan bunga hidup. Untuk tersedia hanya 20’ dan 40’ HC (Andi
Susilo,2008:126)
2.5. Dokumen Yang Timbul Dalam Kegiatan Freight Forwarder
Secara teori dokumen yang diperlukan freight forwarding dalam aktivitas ekspor adalah
:
1. Shipping Instruction
Merupakan dokumen yang dibuat oleh ekspor berupa instruksi pengapalan yang
dibuat oleh eksportir kepada perusahaan pelayaran (shipping company/liner) atau
forwarder dan atau PPJK (Andi Susilo,2007:80).
Data – data yang dapat diambil dari SI PT. Borneo Familli Transportama yaitu :
a. Shipper : PT. Borneo Familli Transportama
b. Consignee : PT. Transindo Buanamas Sentosa
c. Notify party : Same As Consignee
d. Ocean Vessel : KM. Tanto Mitra V 56
e. POL : Pontianak
f. POD : Tanjung Priok
g. ETD TPP : 16 Januri 2017
h. ETA HAMBURG : 18 Januari 2017
i. Port Of Loading : Pontianak
j. Port Of Discharge : Jakarta, Indonesia
k. Quantity : 1 X RF 20 (Full)
l. Description Of Good : Gurita = 12.000 Kg
m. Freight : Payable at Pontianak
n. Container no. : TBSU 620 300 - 8
o. Seal no. : E037154
p. Date Of Stuffing : 17 Januari 2017
2. Packing List
Packing List merupakan dokumen packing/kemasan yang menunjukan jumlah, jenis,
serta berat dari barang eksport Packing List merupakan dokumen impor yang sama
pentingnya dengan Invoice. Dalam Packing List tercantum data berikut.
a. Tulisan packing list beserta nomor packing list.
b. Tanggal dibuatnya packing list.
c. Data lengkap nama exsportir dan alamatnya.
d. Data lengkap nama importir dan alamatnya.
e. Nomor purchase order (PO).
f. Nama lengkap barang.
g. Jumlah barang.
h. Berat kotor dan berat bersih.
Secara sederhana Packing List ini dapat dianggap seperti Surat Jalan yang menyertai
kiriman barang. Contoh bentuk Packing List dapat dilihat dalam lampiran.
Shipper : PT. Borneo Familli Transportama
Consignee : PT. Transindo Buanamas Sentosa
Notify party : Same As Consignee
Ocean Vessel : KM. Tanto Mitra V 56
POL : Pontianak
POD : Tanjung Priok
ETD TPP : 16 Januri 2017
ETA HAMBURG : 18 Januari 2017
Port Of Loading : Pontianak
Port Of Discharge : Jakarta, Indonesia
Quantity : 1 X RF 20 (Full)
Description Of Good : Gurita = 12.000 Kg
Freight : Payable at Pontianak
Container no. : TBSU 620 300 - 8
Seal no. : E037154
Date Of Stuffing : 17 Januari 2017
3. Bill Of Lading
BL merupakan dokumen impor yang diterbitkan oleh pihak pelayaran. Di dalam BL
mencakup informasi-informasi berupa:
a) Nomor BL dari pihak pelayaran .
b) Shipper atau nama pengirim barang .
c) Consignee atau penerima barang .
d) Nama kapal pengangkut.
e) Nama pelabuhan muat barang.
f) Nama pelabuhan tujuan.
g) Nama dan nomor container.
h) Nama, jenis, dan jumlah barang.
Secara sederhana BL disebut juga perjanjian antara pengirim barang, pengangkut, dan
penerima barang. Salah satu fungsi dari BL adalah sebagai dokumen kepemilikan
barang yang dapat digunakan sebagai bukti untuk pengambilan barang dari
pelabuhan oleh Forwarding. Tentang Forwarding akan disampaikan dalam
penjelasan selanjutnya. (I Komang Oka Barata,2013:19-20)
a) Shipper : Borneo Familli Transportama, PT.
b) Consignee : PT. Borneo Familli Transportama, Pontianak
c) Notify Party : PT. Transindo Buanamas Sentosa, Jakarta
d) Vessel : Tanto Mitra
e) Voyage : 56
f) Port of Loading : Pontianak
g) Port of Discharge : Jakarta
h) Movement : CY
i) B/L-no. : 001/TMI
j) Place and date issue : PTK-JKT/ 56/2017
k) Date : 16/01/017
l) Description of Goods : Number Container = TBSU 620300-8
Type = 20” RF*
Seal = 037154
Cargo = Gurita
Ton = 12.0
4. Moda Transportasi Yang Digunakan Dalam Kegiatan Freight Forwarding
Pengusaha angkutan laut dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan jenis usaha
pelayaran, usaha bongkar – muat dan pergudangan di pelabuhan, usaha keagenan baik
pelayaran internasional maupun pelayaran dalam negeri.
a. Usaha Pelayaran
Usaha pelayaran adalah kegiatan yang menawarkan jasa pengangkutan melalui
laut dalam bentuk pengangkutan barang dan pelabuhan pemuatan sampai ke
pelabuhan bongkar / tujuan dalam keadaan penyerahan barang yang disepakati
apakah sampai di gudang importir atau hanya sampai di gudang pelabuhan dan
kemungkinan syarat penyerahan lainnya yang telah mereka sepakati. Ada beberapa
jenis usaha pelayaran yaitu pelayaran dalam negeri, pelayaran luar negeri dan
pelayaran khususus.
b. Jasa Pelayaran Dalam Negeri
Perusahaan Pelayaran yang menawarkan jasa pengiriman barang melalui
pengangkutan laut untuk pengiriman barang dari dan ke kawasan pulau – pulau
serta kota – kota yang berada dalam terrritirial Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Jasa pelayaran dalam negeri biasanya meggunakan alat angkut yang
kapasitasnya kecil dan terkadang menggunakan kapal – kapal tradisional (armada
kapal tradisional)
c. Jasa Pelayaran Luar Negeri
Perusahaan Pelayaran yang menawarkan jasa pengiriman barang melalui
pengangkutan laut untuk tujuan luar negeri / internasional, oleh sebab itu
perusahaan pelayaran yang demikian mempunyai jaringan dengan berbagai
perusahaan pelayaran dan mereka mengembangkan jejaringan (networking)
dalam mengembangkan usaha pengangkutan laut secara Internasional. Jasa
pelayaran internasional sangat dibutuhkan dalam system perdagangan
internasional.
d. Jasa Pelayaran Khusus
Perusahaan Pelayaran Khusus adalah perusahaan pelayaran yang
menawarkan jasa pengangkutan barang – barang yang mempunyai karakteristik
khusus sehingga memerlukan kapal dengan spesifikasi khusus seperti Kapal
Pengangkut Gas Alam, Kapal Tanker dll.
Untuk Jasa Pelayaran memperoleh imbalan dalam bentuk uang tambang
atau biaya pengangkutan atau freight. Biaya pengangkutan atau freight adalah
penting karena menjadi komponen biaya dalam system menghitung bea masuk
dan pajak – pajak lainnya di Indonesia.
Beberapa dokumen penting dalam pproses pemuatan barang melalui jasa
pengangkutan melalui laut adalah
a. Resi Gudang
b. Mate’s Receipt
c. Bill of Lading
d. Manifest
e. Usaha Jasa Keagenan
Usaha jasa keagenan adalah usaha jasa dalam bentuk pengurusan berbagai
hal berkaitan dengan kepentingan perusahaan pelayaran asing yang melakukan
bongkar dan memuat barang – barang di Indonesia dalam berhubungan dengan
otoritas pemerintahan seperti pabean, imigrasi, karantina dan kepelabuhan dll.
Usaha Jasa Keagenan akan membantu perusahaan pelayaran asing dalam
kaitan hak dan kewajibannya dengan otoritas pemerintah dan para pemakai jasa
mereka (seperti importir, eksportir) aga perusahaan pelayaran asing terhindar dari
pelanggaran atau dapat mentaati peraturan yang berlaku di negara itu dan proses
bongkar / muat berjalan dengan baik dan efisien. Imbalan jasa keagenan adalah
dalam bentuk prosentasi tertentu misal 5% dari pendapatan (freight) atas barang
– barang yang dimuat kapal itu (inward cargo).
f. Jasa Angkutan Udara
Jasa Angkutan Udara adalah jasa angkutan yang ditawarkan oleh
perusahaan penerbangan berupa jasa transportasi orang dan barang dengan media
pesawat terbang. Mengingat media trasportasi yang digunakan adalah pesawat
terbang maka infrastruktur pelabuhan udara atau Bandar Udara (Bandara)
berbeda dengan pelabuhan laut Infrastruktur Bandara meliputi Landasan
Pendaratan dan berbagai infrastruktur pendukungnya, air traffic control yang
memandu pesawat – pesawat terbang yang akan berangkat (take off) maupun
yang akan mendarat (landing) agar tidak terjadi kecelakaan, fasilitas darat seperti
alat – alat tempat parkir pesawat, alat – alat bongkar – muat barang, pergudangan
dll.
Suprastruktur yang terlibat di Bandara hampir sama seperti di Pelabuhan
Laut ada kawasan kerja pelabuhan disebut sebagai Gudang Lini II dan Kawasan
Pabean atau Gudang Lini I. Kawasan kerja pelabuhan udara tempat berkantor
aparatur pemerintahan seperti Perhubungan Udara dan systems pendukungnya,
Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan berbagai Kantor Penerbangan, Perbankan
sedangakan Kawasan Pabean adalah pergudangan tempat menimbun memuat dan
atau membongkar barang – barang yang dibongkar dari perut pesawat terbang.
Imbalan jasa transportasi udara adalah freight udara yang nilainya lebih
mahal dari pada biaya tambang (freight) melalui laut. Karateristik angkutan
barang melalui udara (cargo) adalah barang – barang tersebut dalam kemasan
kecil – kecil dan dikirim melalui proses konsolidasi dengan kontainer udara dan
memerlukan pengamanan yang lebih tinggi.
Beberapa dokumen penting dalam proses pemuatan barang dan atau
pembongkaran barang melalui jasa pengangkutan udara seperti :
a. Resi Gudang
b. Air Way Bill of Loading
c. Manifest, dll (Syaiful Anwar : 2016)
g. Jasa Angkutan Multimoda
Angkutan multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling
sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda asat dasar 1 (satu) kontrak yang
menggunakan dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang
oleh operator angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk
penyerahan barang tersebut (UU No. 17 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 10 :3-4).
2.2 Gambaran Umum PT. Borneo Famili Transportama
1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
PT. Borneo Famili Transportama adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa
Freight Forwarder, EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), dan trucking mengingat
pesatnya perkembangan Era Globalisasi sekarang ini, dengan demikian PT. Borneo
Famili Transportama ingin memajukan perkembangan dalam era globalisasi dan
ingin mengandalkan kecepatan, ketepatan dan kejelian dalam bekerja sehingga
perusahaan PT. Borneo Famili Transportama menjadi costomers di suatu Perusahaan
maupun di Pabrik yang dapat dengan kegiatannya.
PT. Borneo Famili Transportama adalah salah satu perusahaan jasa di Freight
Forwarding, EMKL (Ekespedisi Muatan Kapal Laut) dan Trucking yang sejak 10
tahun bergerak di Pelabuhan Dwikora Pontianak, selain tersebut diatas perusahaan
ini juga ingin memperbarui system dan program – program baru yang sesuai dengan
ketetntuan FIATA, E.D.I, maupun I.N.S.W sehingga dalam melakukan kinerja bisa
optimal.
PT. Borneo Famili Transportama berawal dari suatu kegiatan untuk berusaha
kerja sendiri dan berprestasi serta melihat terbukanya peluang bisnis di bidang
EMKL, Forwading berkembang dengan pesat di wilayah Pelabuhan Dwikora,
Pontianak.
Awal mula berdirinya perusahaan “PT. Borneo Famili Transportama” diawali
dari suatu keinginan yang sangat besar oleh Bapak Setiyanto Yuwono untuk
mendirikan sebuah P.T (Persero Terbatas) Sejak Bapak Setiyanto Yuwono bekerja di
PT. Samudera Indonesia sampai 2006 yang berdomisili di Pontianak, mengingat
makin pesatnya perkembangan dibidang jasa pengiriman barang – barang domestic,
sehingga beliau ingin mengembangkan pengalamannya di bidang “Marketing”
pelayanan container reefer.
Karena beliau merasa dan mampu di bidang reefer tersebut, maka dalam tenaga,
pikiran dan juga modal sudah mencukupi akhirnya Bapak Setiyanto Yuwono berhasil
mendirikan suatu perusahaan “PT. Borneo Famili Transportama” berlokasi di Kubu
Raya bediri sejak 15 Januari 2007.
2. Letak Geografis PT. Borneo Famili Transportama
PT. Borneo Famili Transportama Pontianak terletak di kab. Kubu Raya tepatnya
di Komp Bumi Batara 1 B Pontianak.
Adapun batas – batas perusahaan ini adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah
b. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan sungai dan mushola.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah.
Alamat lengkap Jalan Sei Raya Dalam Komp. Bumi Batara 1 B.106 Kabupaten
Pontianak Provinsi Kalimantan Barat Telp / Fax : 0561-7023311 / 0561-580985 Email
3. Maksud dan Tujuan Perusahaan
Tujuan utama PT. Borneo Famili Transportama adalah untuk meningkatkan
kinerja karyawan dan menjaga kestabilan perekonomian perusahaan dengan cara
menjaga kualitas perusahaan secara konsisten dalam memberikan pelayanan kepada
konsumen.
4. Struktur Kerja
Berikut ini adalah struktur kerja PT. Borneo Famili Transportama
Bagan 1.1 Struktur Organisasi
Direktur
Setiyanto Yuwono, SE
Manager
Heri Triyono
Supervisor
Fitri Widiarti, SE
Administrasi
Eggi Juliansyah
Accounting
Mega Sari Putri
Sekertaris
Rozalinda
Staff
Febby Ramadhani
( Sumber : PT. Boreno Famili Transportama 2017 )
4. Deskripsi Jabatan
A. Direktur
Bertugas memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan yang
dilaksanakan oleh perusahaan.
Wewenang
1) Merumuskan kebijakan perusahaan sesuai yang telah ditetapkan oleh Direksi
PT.Borneo Familli Transportama Pontianak
2) Melaksanakan kebijakan umum yang telah digariskan oleh Direksi PT.Borneo
Familli Transportama Pontianak
3) Menyiapkan rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran-anggaran
yang diterapkan
4) Memimpin, mengurus dan mengelola perusahaan
5) Memelihara, mengurus, dan mengelola aset perusahaan
6) Menyelenggarakan kegiatan Freight Forwarding dan jasa kepelabuhanan yang
meliputi jasa pelayanan container, jasa barang, dan jasa bongkar muat, pengusahaan
peralatan bongkar muat dan peralatan lainnya, pengelolaan kerja sama properti, pas
pelabuhan, depo
7) Pengoperasian, pemeliharaan/perbaikan fasilitas dan peralatan serta pelaksanaan
program pembangunan sarana dan prasarana
8) Pengelolaan keuangan
9) Pengelolaan sumber daya manusia (SDM), ketatahusaan dan kerumah tanggaan,
hukum dan humas, sistem manajemen, sistim informasi serta pengamanan dan
ketertiban umum
10) Mewakili Direksi PT.Borneo Familli Transportama Pontianak baik ke luar maupun
ke dalam yang berhubungan langsung dengan ruang lingkup
Sopir Truk
B. Manager
Bertugas untuk mengatur masing – masing cabang yang mereka kelola.
Wewenang
1) Menyiapkan dan melaksanakan upaya pengembangan kerjasama yang baik antara
PT.Borneo Familli Transportama Pontianak dengan semua pemakai jasa - jasa
kepelabuhan dan para mitra kerja.
2) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengusahaan dan pemasaran usaha jasa,
properti dan persewaan perairan, usaha terminal, dan pelayanan umum serta usaha –
usaha jasa lainnya.
3) Melaksanakan pengembangan usaha jasa pelayanan kapal dan barang, properti dan
persewaan perairan, usaha terminal dan pelayanan umum serta usaha – usaha jasa
lainnya, dalam rangka ekstensifikasi maupun intensifikasi usaha, koordinasi dengan
instansi dan unit – unit kerja terkait.
C. Supervisior
Bertugas untuk mengeluarkan perintah kepada rekan dibawahnya dan
mengawasinya.
Bertanggung jawab langsung terhadap semua kegiatan manajemen perusahaan,
melakukan pengawasan ke setiap individu serta mengontrol semua kegiatan baik
dalam maupun luar dengan persetujuan direktur.
Wewenang
1) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengusahaan dan pemasaran usaha jasa
pelayanan container dan FF trucking dan barang (dermaga dan penumpukan),
koordinasi dengan unit - unit kerja terkait.
2) Melaksanakan pengembangan usaha jasa container dan FF trucking dan barang,
dalam rangka ekstensifikasi maupun intensifikasi usaha,koordinasi dengan instansi
terkait.
D. Sekertaris
Bertugas untuk bagian yang membantu direktur dan manager di dalam menyiapkan
keperluan perusahaan. Sekertaris juga memiliki peranan ganda dalam perusahaan
ini, yaitu sebagai kasir dan bendahara.
Wewenang
1) Menyiapkan dan melaksanakan promosi, pemasaran usaha jasa pelayanan container
FF dan trucking, barang dan jasa - jasa lainnya serta upaya pengembangan
kerjasama yang baik, di PT.Borneo Familli Transportama Pontianak dengan semua
pemakai jasa - jasa dan para mitra kerja.
2) Menyiapkan, menyusun dan mempublikasikan pengaturan dan ketentuan umum
dalam bidang operasional, koordinasi dengan instansi dan unit - unit kerja terkait
serta asosiasi pengguna jasa yang telah disediakan.
3) Melaksanakan penilikan secara umum atas penyelenggaraan pemberian jasa-jasa
pelayanan kepelabuhan kepada semua pemakai jasa-jasa kepelabuhan.
E. Accounting
Bertugas mengatur administrasi keuangan dan menyusun laporan keuangan,
perpajakan, anggaran, pengeluaran, dan penghasilan bulanan atau tahunan.
Wewenang
1) Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan pengamanan kas, bank dan surat- surat
berharga.
2) Melaksanakan perhitungan, pembuatan daftar gaji dan upah serta pembayaran gaji
dan upah di lingkungan PT. Borneo Familli Transportama Pontianak.
3) Memberikan dukungan kepada manajemen cabang dan unit - unit kerja lain yang
terkait dalam mempersiapkan kas/bank, surat berharga, barang persediaan,
perbekalan dan barang - barang transit.
F. Administrasi
Bertugas mengatur tatalksana administrasi guna mendukung perusahaan agar dapat
berjalanan dengan baik. Di perusahaan ini admin juga bertugas mengatur tampilan
program untuk kelancaran kerja karyawan.
Wewenang
1) Mengkoordinasikan pelaksanan penyusunan rencana kerja manajemen dan anggaran
cabang, dan melaksanakan administrasi pengendalian pelaksanaan anggaran cabang
serta menyusun realisasi anggaran, koordinasi dengan unit - unit kerja terkait.
2) Melaksanakan perhimpunan dan konsolidasi atas usulan – usulan rencana kerja
manajemen dan anggaran dari semua unit kerja terkait.
3) Melaksanakan penyusunan, pemantauan dan pelaporan terhadap realisasi rencana
kerja manajemen dan anggaran, koordinasi dengan unit - unit kerja terkait.
G. Staff
Bertugas untuk membantu melaksanakan kebijakan perusahaan demi melancarkan
kemajuan perusahaan.
Wewenang
1). Melaksanakan kegiatan pengumpulan, konsolidasi serta analisa dan evaluasi
terhadap laporan - laporan berkala dan laporan - laporan lainnya yang dibuat oleh
maing - masing divisi, koordinasi dengan unit – unit kerja lainnya.
2). Melaksanakan kegiatan penyusunan laporan - laporan berkala cabang serta laporan
manajemen sesuai dengan format yang telah ditetapkan oleh Direksi, koordinasi
dengan unit – unit kerja terkait.
3). Melaksanakan kegiatan penyimpanan, pemeliharaan dan pengamanan atas laporan
- laporan lainnya yang dibuat oleh masing-masing divisi, koordinasi dengan unit -
unit kerja terkait.
H. Sopir truk
Bertugas mengangkut container dari pelabuhan ke gudang penerimaan maupun dari
gudang pengiriman ke pelabuhan.
Wewenang
Melaksanakan kegiatan pengumpulan, konsolidasi serta analisa dan evaluasi
terhadap laporan - laporan berkala dan laporan - laporan lainnya yang dibuat oleh
maing - masing divisi, koordinasi dengan unit – unit kerja lainnya.
1) Melaksanakan kegiatan pemuatan barang dan diangkut kedalam kontainer dan
kemudian container diangkut diatas truk dan diantar ke gudang tujuan.
1. Visi Dan Misi
Visi PT. Borneo Familli Transportama Pontianak
Visi perusahaan yaitu menjadi salah satu penyediaan jasa EMKL dan FF yang
dikenal dalam bidang yang ditangani yang mampu memberikan pelayanan yang
bertkualitas dengan biaya terjangkau.
Misi PT. Borneo Familli Transportama Pontianak
Misi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang dikenal dan mampu menjadi
partner strategis bagi perusahaan atau instansi – instansi yang berhubungan dengan
jasa yang ditwarkan.
2. Motto Perusahaan
1. Bekerja dengan pelayanan yang cepat.
2. Bekerja melayani dengan tepat.
3. Dan memuaskan para pelanggan.
6. Produk atau Jasa yang dihasilkan
Produk atau jasa yang ditawarkan oleh PT. Borneo Famili Transportama antara lain
adalah sebagai berikut :
a. Domestic atau antar pulau suatu kegiatan pemindahan barang dari tempat lain ke
tempat kita. Dalam dunia perdagangan kegiatan domestic antar pulau ini adalah
kegiatan pengiriman atau pembelian barang dari pulau A untuk dikirim ke pulau B.
b. Trucking (Pengangkutan) penyediaan angkutan darat seperti truck yang membawa
barang dari gudang shipper menuju pelabuhan atau bandara.
c. Customs Clearance proses administrasi pengiriman dan atau pengeluaran barang ke
atau dari pelabuhan muat bongkar yang berhubungan dengan kepabeanan dan
administrasi pemerintahan.
d. Freight Forwarding melakukan kegiatan pengiriman barang – barang yang butuh
penanganan.