BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II...

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori teori yang mendukung dan berhubungan dengan pembahasan karya tulis ini, yang bersumber dari referensi baik dari buku dan juga sumber sumber lain yang dapat memberikan pemaparan tentang pengertian fright forwarding, EMKL dan reefer container. 2.1. Pengertian Freight Forwading Badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan / pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan mutimoda transport baik melalui darat, laut, udara (R.P. Suyono,2007:251). Freight Forwader adalah sebagai jasa pengurusan dokumen dan transportasi yang mengatas namakan shipper/consignee dan melaksanakan kegiatan-kegiatan rutinnya seperti stuffing cargo, penyimpanan atau pergudangan mengatur local transport, melaksanakan pembayaran “ocean freight”. Peran utamanya adalah sebagai mediator “shipping dan consignee” dengan pihak “shipping line atau airliner”. (Andi Susilo,2008:109) Freight Forwarder adalah lembaga jasa pengurusan transportasi yang mengkoordinasikan angkutan multimoda, sehingga terselenggara angkutan terpadu sejak dari door ship sampai door consignee. Pelaksanaannya tetap EMKL, PBM dan pelayaran. (Suwarno,2011:129). Freight Forwarding adalah usaha jasa transportasi yang ditujukan untuk mewakili kepentingan pengiriman atau penerimaan barang (shipper dan consignee) antar negara dalam mengurus semua kegiatan yang diperlukan untuk terlaksananya pengiriman barang melalui darat, laut, maupun udara. Freight Forwarding merupakan stakeholder utama (primer) sama seperti importir karena memiliki kepentingan secara langsung. a. Relevansi : Penyedia Layanan b. Kepentingan : Perantara antara importir dengan consignee, bea cukai, dan pihak lainnya, Mentransmitt data / input data, Membantu pengajuan perbaikan data ke bea cukai- selesai. c. Kelebihan Kekurangan : (+) membantu proses redress atau membuat permohonan redress (-) waktu pemrosesan tidak sesuai target. (Norman Irhamna dan Vannesa Aprilian : 2016)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung dan

berhubungan dengan pembahasan karya tulis ini, yang bersumber dari referensi baik dari

buku dan juga sumber sumber lain yang dapat memberikan pemaparan tentang pengertian

fright forwarding, EMKL dan reefer container.

2.1. Pengertian Freight Forwading

Badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan / pengurusan atas

seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan

penerimaan barang dengan menggunakan mutimoda transport baik melalui darat, laut, udara

(R.P. Suyono,2007:251).

Freight Forwader adalah sebagai jasa pengurusan dokumen dan transportasi yang

mengatas namakan shipper/consignee dan melaksanakan kegiatan-kegiatan rutinnya seperti

stuffing cargo, penyimpanan atau pergudangan mengatur local transport, melaksanakan

pembayaran “ocean freight”. Peran utamanya adalah sebagai mediator “shipping dan

consignee” dengan pihak “shipping line atau airliner”. (Andi Susilo,2008:109)

Freight Forwarder adalah lembaga jasa pengurusan transportasi yang

mengkoordinasikan angkutan multimoda, sehingga terselenggara angkutan terpadu sejak dari

door ship sampai door consignee. Pelaksanaannya tetap EMKL, PBM dan pelayaran.

(Suwarno,2011:129).

Freight Forwarding adalah usaha jasa transportasi yang ditujukan untuk mewakili

kepentingan pengiriman atau penerimaan barang (shipper dan consignee) antar negara dalam

mengurus semua kegiatan yang diperlukan untuk terlaksananya pengiriman barang melalui

darat, laut, maupun udara. Freight Forwarding merupakan stakeholder utama (primer) sama

seperti importir karena memiliki kepentingan secara langsung. a. Relevansi : Penyedia

Layanan b. Kepentingan : Perantara antara importir dengan consignee, bea cukai, dan pihak

lainnya, Mentransmitt data / input data, Membantu pengajuan perbaikan data ke bea cukai-

selesai. c. Kelebihan – Kekurangan : (+) membantu proses redress atau membuat permohonan

redress (-) waktu pemrosesan tidak sesuai target.

(Norman Irhamna dan Vannesa Aprilian : 2016)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

1. Aktivitas Freight Forwarder

Aktifitas freight forwarder secara menyeluruh antara lain (R.P. Suyono,2007:252-253) :

a) Memilih rute perjalanan barang, moda transportasi dan pengangkutan yang sesuai,

kemudian memesan ruang kapal.

b) Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak, menimbang berat,

mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang kedalam gudang.

c) Mempelajari letter of credit barang, peraturan Negara tujuan ekspor, Negara transit,

Negara impor kemudian menyiapkan dokumen-dokumen lain yang diperlukan.

d) Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan, mengurus izin bea cukai, kemudian

menyerahkan barang ke pihak pengangkut.

e) Membayar biaya handling dan biaya freight.

f) Mendapatkan bill of lading atau waybill dari pihak pengangkut.

g) Mengurus asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan klaim kepada

pihak asuransi bila terjadi kerusakan atau kehilangan atas barang.

h) Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, berdasarkan info dari

pihak pengangkut dan agen forwarding di Negara transit atau tujuan.

i) Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut.

j) Mengurus izin masuk pada bea cukai serta menyelesaikan bea masuk dan biaya yang

timbul di pelabuhan transit atau tujuan.

k) Melaksanakan transportasi barang dari pelabuhan ke tempat penyimpanan barang di

gudang.

l) Melaksanakan penyerahan barang barang kepada pihak consignee.

2.2. Pihak – Pihak Yang Terkait

Menurut Capt. R.P. Suyono,M.Mar. (2007:19-26) administrator pelabuhan mempunyai

tugas memadukan rencana operasional dalam menggunakan tambatan/gudang dan

fasilitas pelabuhan lainnya.administrator pelabuhan juga mengendalikan fungsi

kelancaran arus kapal dan barang dan mengadakan pembinaan tenga kerja bongkar

muat (TKBM), serta mengkoordinir instansi yang ada dalam pelabuhan. Serta

menyediakan dan mengusahakan pelabuhan yang memungkinkan kapal dapat berlabuh

dengan aman dan dapat melakukan kegiatan bongkar/muat, serta menetapkan alokasi

tempat dan waktu kapal bertmbat dan menetapkan target produksi kegiatan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

bongkar/muat. Berikut instansi yang terkait dengan pelabuhan dan pengusahaan

bongkar/muat:

1. Instansi Pemerintah

a. Administrator Pelabuhan

Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.67 tahun 1999 tentang organisasi

dan tata kerja kantor administrasi pelabuhan bab 1 pasal 1:

1) Kantor Administrator Pelabuhan adalah unit organic dibidang keselamatan pelayaran

di pelabuhan yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Pelabuhan di lingkungan

Departemen Perhubungan

2) Kantor Administrator Pelabuhan Kelas 1 (Utama) berada dibawah Direktorat

Jenderal Perhubngan Laut dan Kantor Administrator Pelabuhan lainnya berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen

Perhubungan

3) Kantor Administrator Pelabuhan dfipimpin oleh seorang kepala kantor.

b. Bea Cukai

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.10/1995 tentang

kepabeanan, Direktorat Bea Cukai berada dibawah departemen Keuangan mengatur

dan mengawasi kepabeanan di seluruh wilayah Indonesia. Jadi, secara umum tugas

instansi Bea dan Cukai adalah mengenakan pajak cukai terhadap barang atau muatan

yang masuk keluar daerah dimana pemerintah telah mengenakan kewajiban untuk

membayar.

c. Syahbandar

Adalah badan yang melaksanakan port clearance, yaitu pemeriksaan surat-surat

kapal, agar kapal dapat keluarmasuk pelabuhan. Syahbandar adalah penegak hokum

dalam ketertiban Bandar dan pengawas keselamatan pelayaran. Kapal-kapal harus

memiliki dokumen yang menyatakan bahwa kapal layak laut serta telah memenuhi

syarat dan ketentuan keselamatan pelayaran.

d. Imigrasi

Direktorat Imigrasi adalah badan yang berada dibawah Departemen Kehakiman.

e. Dinas Karantina dan Kesehatan

Sesuai dengan KM 26/1998 Dinas Karantian disatukan dengan Dinas Kesehatan.

Yang merupakn instansi yang berada dibawah Departemen Kesehatan untuk

memberikan layanan kesehatan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

f. Keamanan dan Ketertiban

Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) merupakan penjaga keamanan perairan

pelabuhan dan pantai sekitarnya. Polisi yang bertugas di pelabuhan adalah polisi

khusus yang dinamakan Kesatuan Penjaga dan Pengamanan Pelabuhan (KP3).

g. Sucofindo

Sucofindo (superintending company) merupakan instansi dibawah Departemen

Perdagangan yang bertugas menilai mutu, harga dan jumlah harga dari muatan yang

masuk/keluar Indonesia. Disamping itu sucofindo juga bertindak sebagai lembaga

penelitian pemerintah mengenai jumlah dan mutu dari muatan. Badan ini berhak

mengeluarkan sertifikat-sertifikat yang diperlukan.

2. Perusahaan Swasta

Perusahaan swasta yang melaksankan jasa kepelabuhanan terkait dengan lalu lintas

kapal, penumpang dan barang terdiri dari:

a. Perusahaan Pelayaran

Merupakan perusahaan yang mengoperasikan kapal-kapal baik milik sendiri maupun

kapal sewa (charter).

b. Perusahaan Bongkar Muat

Merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan bongkar dan muat barang

kekapal.

c. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan Freight Forwarder

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pengurusan barang-barang di Bea

Cukai, pelayaran dan angkutannya.

d. Perusahaan Angkut Bandar

Merupakan perusahaan yang mengadakan angkutan barang dan manusia antara

kapaldan daratan.

e. Perusahaan Angkutan Darat

Merupakan perusahaan yang menyediakan angkutan barang-barang yang

dibongkar/muat dari kapal.

f. Perbankan

Merupakan perusahaan yang mengadakan jas perbankan di pelabuhan, terutama

transaksi ekspor/impor barang.

g. Surveyor

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

Merupakan perusahaan yang mensurvei mutu suatu keadaan barang atau kapal.

h. Perusahaan Persewaan Peralatan

Merupakan perusahaan menyewakan peralatan bongkar/muat barang dan

transportasi.

1. Freght Forwarder dan EMKL

Freight Forwarder adalah perusahaan jasa pengurusan muatan dan umumnya

dilakukan dari pintu ke pintu. Perusahaan ini mengurus semua kegiatan yang

diperlukan bagi terlaksananya pengiriman dan penerimaan barang melalui

trasnportasi darat, laut, adan udara. Freight Forwarder bertanggung jawab mulai

barang diterima di shipper premises sampai barang diserahkan di consignee premises

dan mencangkup beberapa moda transportasi laut, darat, dan udara. Di Indonesia,

Freight Forwarder disebut sebagai “Jasa Pengurusan Transportasi” sesuai Keputusan

Menteri Perhubungan No : KM 10 / Thn 1988.

EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut) adalah perusahaan jasa untuk

pengurusan dokumen dan muatan yang akan diangkut / atau diterima oleh pingirimin

/ penerima dari pelanggannya. (R.P. Suyono, 2007:31)

Dalam menjalankan kepengurusan transportasinya, freight forwarder

mempunyai beberapa peran yang meliputi (R.P. Suyono,2007:255) :

a. Peran Freight Forwarder dalam konsolidasi muatan

Konsolidasi muatan (Cargo consolidation) atau juga disebut groupage adalah

pengumpulan beberapa kiriman barang dari beberapa eksportir / shipper di

tempat asal yang akan dikirimkan satu unit paket muatan, lalu muatan

terkonsolidasi tersebut dikapalkan dan tujukan ke agen konsolidator di tempat

tujuan. Agen kemudian melaksanakan penyerahan barang kepada pihak

consignee masing – masing.

Sebagai contoh : pengapalan petikemas terkonsolidasi

Muatan dari beberapa shipper dikonsolidasikan oleh Freight Forwarder dalam

petikemas LCL dan dikapalkan ke negara tujuan sebagai muatan petikemas FCL

yang ditujukan kepada agen konsolidator. Oleh agen konsolidator petikemas

tersebut statusnya dijadikan sebagai petikemas LCL kembali dan kemudian

muatan diserahkan kepada masing – masing consignee.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

Freight Forwarder sebagai konsolidator pada umunya menggunakan namanya

sendiri dan menerbitkan house bill of lading. Organisasi FIATA menghimbau

agar Freight Forwarder lebih baik menerbitkan FIATA multimodal transport

bill of lading.

Dengan Konsolidasi muatan, keuntungan didapatkan oleh semua pihak, baik

eksportir dan shipper (mendapat keuntungan karena membayar freight rate lebih

rendah), pengangkut (mendapat keuntungan karena tidak perlu menangani

masing – masing kiriman yang hanya memakan waktu dan tenaga), maupun

Freight Forwarder (mendapat keuntungan dari biaya dan freight rate sebagai

muatan terkonsolidasi menjadi lebih murah dibandingkan apabila mengapalkan

masing – masing kiriman). Ekonomi nasional juga mendapatkan dampak

keuntungan karena penghematan biaya ekspor dan menjadi lebih kompetitif /

bersaing. Konsolidasi muatan memberikan door – to door service yang tidak

dapat diberikan oleh perusahaan pelayaran.

2.3. Peran Freight Forwarder sebagai pengangkut

Banyak freight forwarder bertindak sebagai operator dan bertanggung jawab

penuh dalam melaksanakan pengangkutan meskipun tidak memiliki kapal

sendiri. Selain itu freight forwarder juga bertindak sebagai :

a. Vessel Opperating Multimodal Transport Operator secara penuh yang

melaksanakan berbagai jenis pengangkutan dengan cara door-to-door dengan

satu dokumen intermodal yang biasanya berbentuk FBL.

b. Non Vessel Operation (NVO) yaitu operator muatan yang mengurus

pengangkutan lewat laut dari pelabuahn ke pelabuhan dengan menggunakan

satu house of bill of lading.

c. Non Vessel Operator Common Carrier (NVOCC) yang mempunyai

jadwal pelayaran yang tetap dan melaksanakan konsolidasi muatan atau

melayani multimodal transport dengan house bill of loading dari FIATA.

2. Proses Intervensi Pengembangan Kemampuan Bersaing

Langkah pertama yang dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan adalah

mengembangkan PT. Borneo Familli Transportama melalui perluasan izin usaha.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

Meningkatkan status perusahaan dari EMKL menjadi perusahaan yang bergerak di bidang

jasa freight forwarder dan perluasan lingkup wilayah kerja sehingga mampu memberikan

pelayanan one stop shipping kepada pelanggan. Di sini, terdapat beberapa faktor yang

memengaruhi terwujudnya perubahan dari perusahaan EMKL menjadi freight forwarder

di antaranya sebagai berikut.

a. Faktor Internal

Meliputi keinginan manajemen PT. Borneo Familli Transportama untuk mempertahankan

usaha dan mencapai pertumbuhan, dengan memanfaatkan peluang yang ada.

b. Faktor Eksternal

Meliputi semakin banyaknya pesaing yang mengubah status usahanya dari EMKL menjadi

Freight Forwarder, serta adanya kecenderungan permintaan pelanggan / pemilik barang

untuk hanya berhubungan dengan satu pihak saja. (Samekto Agus A dan Soejanto : 2014)

2.4. Produk Jasa Yang Diangkut Menggunakan Reever Container

Freight forwarding bukan hanya diartikan sebagai arsitek di dalam pengangkutan

barang, akan tetapi, dapat diperluas dengan beberapa peranan dalam usahanya.

Untuk itu, mengingat pentingnya peran freight forwarder bagi pengiriman barang

umum, sehingga ia dianggap sebagai physical distribution yang mencakup beberapa hal

yang berhubungan dengan kegiatan ligistik; seperti transportasi, pengelolaan, pengiriman

barang dengan kapal, gudang, pengepakan, penamaan, pengawasan terhadap kualitas,

manajemen dan ketentuan-ketentuan bea cukai. Penggabungan kesemua kegiatan tersebut

di atas akan menimbulkan biaya yang rendah bila dilakukan secara keseluruhan

dibandingkan dengan pekerjaan tersebut dilakukan secara terpisah-pisah. Perkembangan

ekspor barang-barang ke masyarakat internasional juga menimbulkan persaingan pasar

yang begitu hebat, sehingga dibutuhkan suatu kenyataan bahwa barang yang ditawarkan

ke pasar ditentukan berdasarkan kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Oleh sebab itu,

bagi perusahaan-perusahaan di suatu negara, pengepakan barang dan sistem transportasi

yang tepat akan sebagai penentu dalam persaingan untuk mempertahankan pasar

internasional.

Oleh sebab itu, Freight Forwarder Indonesia harus dapat melakukan kerja sama

dengan Freight Forwarder asing dalam rangka pengiriman barang-barang komoditi

ekspor ke luar negeri, dan kerja sama dalam bidang pengangkutan / pengiriman barang –

barang umum tersebut diupayakan berdasarkan asas saling menguntungkan. Selanjutnya,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

perusahaan Freight Forwarder harus menerapkan ketentuan – ketentuan hukum nasional

dan internasional yang mengatur beberapa kaidah, misalnya sebagai berikut :

a. Konvensi terhadap pengiriman barang dengan melalui jalan darat.

b. Konvensi Internasional terhadap pengiriman barang melalui kereta api.

c. Konvensi Internasional terhadap pengiriman barang melalui laut.

d. Konvensi Warsawa tentang pengiriman barang melalui udara.

e. Ketentuan di atas sangat penting karena diterapkan dalam Freight Forwarder

Indonesia ingin memasuki pasar Internasional. Ketidaktahuan terhadap ketentuan di

atas dapat menimbulkan kerugian bagi Freight Forwarder nasional bila terjadi

sengketa dengan Freight Forwarder internasional terhadap keruskan dan kehilangan

barang yang dikirimnya.

Untuk menciptakan suatu sistem angkutan terpadu, maka Freight Forwarding harus

berperan untuk memberikan pelayanan Door to Door Service yang dimulai dari

pabrik di luar negeri sampai ke Job Site. Untuk menangani hal tersebut, maka

diperlukan suatu jaringan yang baik dalam beroperasi atau yang bergerak di luar

negeri dan merupakan perwakilan atau agen dari usaha tersebut, maupun di

Indonesia. Sehingga, kesemuanya dapat menjamin pelaksanaan forwarding.

Gabungan Freight Forwarders dan Ekspedisi Seluruhnya Indonesia (Gafeksi), dalam

peningkatan badan usaha ini, mempunyai peranan yang penting dalam menciptakan

citra yang baik antara pedagang dan perusahaan angkutan umum internasional. Lewat

pembinaan yang berkesinambungan, dikembangkan suatu Freight Forwarding agar

bisa berperan serta dalam globalisasi ekonomi. (Samekto Agus A dan Soejanto : 2014)

Contoh produk yang di angkut dengan menggunakan Reefer Container di PT. Borneo

Familli Transportama Pontianak Yaitu :

1. Buah – Buahan.

2. Minuman Dingin.

3. Daging.

4. Sayur – Sayuran.

5. Ikan Beku dll.

1. Operasi Muatan

Operasi muat petikemas didahului dengan serangkaian persiapan TKBM,

peralatan mekanis angkat-angkut, petugas pemandu Solo diatas kapal dan Wiskey di

darat, para operator yard crane, head truck, dan quay crane sebanyakkebutuhan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

operasi. Data dan dokumen setiap unit petikemas yang dimuat, antara lain loading

list, bay plan, loading card, dan loading profile sudah ditangan trio Wiskety,

Operator QCC, dan Solo. Operator QCC berkomunikasi secara interactive dengan

Solo dan Wiskey.

Operator Head Truck (HT) mengemudikan HT membawa peti kemas

ekspor ataupun tansshipment dari CY ekspor ke Dermaga. Dari CY ekspor

Transshipment (RTG) menaikkan (Lift On) ke HT peti kemas dari lokasi Block-Slot-

Row-Tier yang direncanakan. Wiskey memberikan masukan unit peti kemas muat

yang selanjutnya di entry ke sistem oleh staf Unit oprasional. Sebelum lift on dari

lapangan ke HT, Petugas lapangan memberikan segel (seal), kondisi fisik, mencatat

identitas, dan kondisi peti kemas di lapangan. Kegiatan memuat (loading)

diselesaikan dengan data entry dekalam sistem oleh staf Unit lapangan.

2. Operasi Lapangan

Operasi lapangan adalah aktivitas memindahkan peti kemas dari sisi kapal

ke lapangan penumpukan atau dari lapangan penumpukan ke sisi kapal di dermaga

dengan menggunakan trailer. Secara praktis, aktivitas meliputi dua jenis pergerakan

yakni gerakan memindahkan secara horizontal dengan trailer, dan pergerakan

vertical menurunkan dan menaikkan (lift off-lift on) peti kemas dari/ke atas trailer

dengan memakai yard crane.

Trailer untuk mengangkut satu peti kemas (a) atau single stack trailer, dan

trailer untuk mengangkut dua peti kemas (b) atau double stack trailer. Kedua jenis

trailer digunakan hanya dilingkungan terminal, sedangkan untuk pemakaian di

public road perlu mendapat izin dari dinas angkutan jalan raya.

Untuk kepentingan pengendalian serta pelancaran oprasional setiap unit

trailer dilengkapi dengan prangkat komunikasi data berupa vehicle mounted

terminal (VMT) yang memudahkan operator trailer meng-entry data peti kemas

yang diangkutnya, dan diberi kartu tanda (access card) keluar-masuk pintu (gate)

pemeriksaan. Jumlah trailer di suatu terminal ditentukan berdasarkan throughput

atau standar 5-7 trailer per QCC.

3. Operasi Receipt and Delivery

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

Setelah importir menerima Delivery Order (DO) dari pelayaran dan menyelesaikan

kewajibannya kepada negara hingga mendapat fiat bea-cukai (customs clearance)

berupa Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), maka urusan selanjutnya

ialah keterminal peti kemas.

Importir menyelesaikan kewajibannya di TPK hingga menerima nota lunas berikup

Surat Pernyataan Petikemas (SP2). Petugas lapangan memeriksa segel, kecocokan

posisi dan identitas peti kemas, selanjutnya printahkan yeard crane untuk lofit on

peti kemas ke atas trailer yang disediakan importir. Trailer mengangkut peti kemas

keluar dari terminal melalui pemeriksaan di GATO (gate out). Petugas operasional

lapangan melakukan data entry peti kemas yang diserahkan/diterima oleh importir.

4. Pergudangan (CFS)

Container Freight Station (CFS), terdiri dari bangunan gudang dan lapangan untuk

memberikan layanan jasa sebagai pusat distribusi peti kemas atau Container

Distribution Center (CDC) dan pusat konsolidasi peti kemas atau Container

Consolidation Center (CCC). Sebagai CDC, CFS berfungsi melaksanakan delivery

barang muatan peti kemas berstatus LCL-LCL dan FCL-LCL sedangkan sebagai

CCC, CFS berfungsi melakukan receiving barang muatan peti kemas bersetatus

LCL-LCL dan LCL-FCL.

5. Pengendalian Operasi Pelayanan Peti Kemas

Fungsi pengendalian untuk pelancaran operasi pelayanan terhadap peti kemas,

diselenggarakan secara manajerial dan operasional.

a. Kegiatan pelaksanaan fungsi manajerial, meliputi:

1) Perencanaan yang disusun seturut dengan rencana kapal dan CY;

2) Supervisi atau pengawasan yang berpedoman pada perencanaan;

3) Tolok ukur yang diterapkan untuk mengukur kinerja pelayanan seperti antara

lain output, throughput, berth occupancy ratio, yard occupancy ratio

hendaknya memakai rumusan yang berlaku internasional.

b. Kegiatan tektis oprasional berfokus pada produksi, meliputi:

1) Pelaksanaan pelayanan jasa terhadap peti kemas, menyempatkan sumber daya

alat SDM yang terlatih baik dan handal yang meliputi personel operasi kapal

dan dermaga, dan operasi lapangan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

2) Operasi pelayanan barang berpengaruh langsung terhadap waktu tambat kapal

(berthing time).

3) Parameter pemkaian dermaga (BOR) pada dasarnya menandakan utilisasi

dermaga.

4) Operasi dan kehandalan QCC harus selalu optimal karena QCC tidak

subtitutif.

5) Control tower dan penggunaan alat-alat bantu elektronik untuk komunikasi

maupun data entry pada sistem berbasis komputer sangat membantu

kelancaran fungsi pengendalian melalui taktik oprasional.37

6) Penempatan peti kemas bermuatan bahan-bahan berbahaya harus memenuhi

ketentuan yang diatur dalam International Maritime Dangerous Goods

(IMDG) code, di antaranya ditumpuk dekat di sisi road way dan satu stock di

ground level.

7) Pengendalian suhu pada peti kemas reefer dilakukan secara efektif.

(Dr.D.A.Lasse,S.H,.M.M,2014:152-156.159-160)

6. Reefer Container

Adalah kontainer yang khusus dipergunakan untuk mengangkut muatan dingin,

misalnya apel, jeruk, minuman, anggur, kodok, jengkol, gurita beku, udang beku

dll. Kontainer jenis ini dibuat sedemikian rupa, mesin pendinginnya dipasang

pada bagian ujung depan dari kontainer.

Reefer Container (RF20), yaitu petikemas untuk muatan dingin yang memiliki

data-data ukuran sebagai berikut:

1) Bagian Luar

a) Panjang bagian luar = 6,06 m = 19’10,5

b) Tinggi bagian luar = 2,59 m = 8’6”

c) Lebar bagian luar = 2,44 m = 8’

2) Bagian dalam

a) Panjang bagian dalam = 5,24 m = 172,5”

b) Lebar bagian dalam = 2,44 m = 7’4,25”

c) Tinggi bagian dalam = 2,25 m = 7’4,25”

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

3) Ukuran Pintu

a) Lebar pintu waktu dibuka = 2,178 m = 7’1,75”

b) Tinggi pintu waktu dibuka = 2,44 m = 7’2,12”

4) Ukuran berat

a) Kapasitas kubik = 25,9 m3

b) Berat peti kemas kosong = 3,311 kg

c) Daya tampung muatan = 18,144 kg

(Heri Gunawan,2014:192-194)

7. Refrigerated Containers

Jenis ini bisa digunakan untuk transportasi kargo yang membutuhkan proteksi panas

atau beku, menggunakan kontrol suhu dan ventilasi. Berbagai macam komoditas

yang bisa dikapalkan menggunakan peti kemas jenis ini adalah buah dan sayuran

segar, daging beku, hasil peternakan dan hasil laut, produk olahan susu dan telur,

tanaman dan bunga hidup. Untuk tersedia hanya 20’ dan 40’ HC (Andi

Susilo,2008:126)

2.5. Dokumen Yang Timbul Dalam Kegiatan Freight Forwarder

Secara teori dokumen yang diperlukan freight forwarding dalam aktivitas ekspor adalah

:

1. Shipping Instruction

Merupakan dokumen yang dibuat oleh ekspor berupa instruksi pengapalan yang

dibuat oleh eksportir kepada perusahaan pelayaran (shipping company/liner) atau

forwarder dan atau PPJK (Andi Susilo,2007:80).

Data – data yang dapat diambil dari SI PT. Borneo Familli Transportama yaitu :

a. Shipper : PT. Borneo Familli Transportama

b. Consignee : PT. Transindo Buanamas Sentosa

c. Notify party : Same As Consignee

d. Ocean Vessel : KM. Tanto Mitra V 56

e. POL : Pontianak

f. POD : Tanjung Priok

g. ETD TPP : 16 Januri 2017

h. ETA HAMBURG : 18 Januari 2017

i. Port Of Loading : Pontianak

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

j. Port Of Discharge : Jakarta, Indonesia

k. Quantity : 1 X RF 20 (Full)

l. Description Of Good : Gurita = 12.000 Kg

m. Freight : Payable at Pontianak

n. Container no. : TBSU 620 300 - 8

o. Seal no. : E037154

p. Date Of Stuffing : 17 Januari 2017

2. Packing List

Packing List merupakan dokumen packing/kemasan yang menunjukan jumlah, jenis,

serta berat dari barang eksport Packing List merupakan dokumen impor yang sama

pentingnya dengan Invoice. Dalam Packing List tercantum data berikut.

a. Tulisan packing list beserta nomor packing list.

b. Tanggal dibuatnya packing list.

c. Data lengkap nama exsportir dan alamatnya.

d. Data lengkap nama importir dan alamatnya.

e. Nomor purchase order (PO).

f. Nama lengkap barang.

g. Jumlah barang.

h. Berat kotor dan berat bersih.

Secara sederhana Packing List ini dapat dianggap seperti Surat Jalan yang menyertai

kiriman barang. Contoh bentuk Packing List dapat dilihat dalam lampiran.

Shipper : PT. Borneo Familli Transportama

Consignee : PT. Transindo Buanamas Sentosa

Notify party : Same As Consignee

Ocean Vessel : KM. Tanto Mitra V 56

POL : Pontianak

POD : Tanjung Priok

ETD TPP : 16 Januri 2017

ETA HAMBURG : 18 Januari 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

Port Of Loading : Pontianak

Port Of Discharge : Jakarta, Indonesia

Quantity : 1 X RF 20 (Full)

Description Of Good : Gurita = 12.000 Kg

Freight : Payable at Pontianak

Container no. : TBSU 620 300 - 8

Seal no. : E037154

Date Of Stuffing : 17 Januari 2017

3. Bill Of Lading

BL merupakan dokumen impor yang diterbitkan oleh pihak pelayaran. Di dalam BL

mencakup informasi-informasi berupa:

a) Nomor BL dari pihak pelayaran .

b) Shipper atau nama pengirim barang .

c) Consignee atau penerima barang .

d) Nama kapal pengangkut.

e) Nama pelabuhan muat barang.

f) Nama pelabuhan tujuan.

g) Nama dan nomor container.

h) Nama, jenis, dan jumlah barang.

Secara sederhana BL disebut juga perjanjian antara pengirim barang, pengangkut, dan

penerima barang. Salah satu fungsi dari BL adalah sebagai dokumen kepemilikan

barang yang dapat digunakan sebagai bukti untuk pengambilan barang dari

pelabuhan oleh Forwarding. Tentang Forwarding akan disampaikan dalam

penjelasan selanjutnya. (I Komang Oka Barata,2013:19-20)

a) Shipper : Borneo Familli Transportama, PT.

b) Consignee : PT. Borneo Familli Transportama, Pontianak

c) Notify Party : PT. Transindo Buanamas Sentosa, Jakarta

d) Vessel : Tanto Mitra

e) Voyage : 56

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

f) Port of Loading : Pontianak

g) Port of Discharge : Jakarta

h) Movement : CY

i) B/L-no. : 001/TMI

j) Place and date issue : PTK-JKT/ 56/2017

k) Date : 16/01/017

l) Description of Goods : Number Container = TBSU 620300-8

Type = 20” RF*

Seal = 037154

Cargo = Gurita

Ton = 12.0

4. Moda Transportasi Yang Digunakan Dalam Kegiatan Freight Forwarding

Pengusaha angkutan laut dibedakan menjadi 3 (tiga) berdasarkan jenis usaha

pelayaran, usaha bongkar – muat dan pergudangan di pelabuhan, usaha keagenan baik

pelayaran internasional maupun pelayaran dalam negeri.

a. Usaha Pelayaran

Usaha pelayaran adalah kegiatan yang menawarkan jasa pengangkutan melalui

laut dalam bentuk pengangkutan barang dan pelabuhan pemuatan sampai ke

pelabuhan bongkar / tujuan dalam keadaan penyerahan barang yang disepakati

apakah sampai di gudang importir atau hanya sampai di gudang pelabuhan dan

kemungkinan syarat penyerahan lainnya yang telah mereka sepakati. Ada beberapa

jenis usaha pelayaran yaitu pelayaran dalam negeri, pelayaran luar negeri dan

pelayaran khususus.

b. Jasa Pelayaran Dalam Negeri

Perusahaan Pelayaran yang menawarkan jasa pengiriman barang melalui

pengangkutan laut untuk pengiriman barang dari dan ke kawasan pulau – pulau

serta kota – kota yang berada dalam terrritirial Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Jasa pelayaran dalam negeri biasanya meggunakan alat angkut yang

kapasitasnya kecil dan terkadang menggunakan kapal – kapal tradisional (armada

kapal tradisional)

c. Jasa Pelayaran Luar Negeri

Perusahaan Pelayaran yang menawarkan jasa pengiriman barang melalui

pengangkutan laut untuk tujuan luar negeri / internasional, oleh sebab itu

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

perusahaan pelayaran yang demikian mempunyai jaringan dengan berbagai

perusahaan pelayaran dan mereka mengembangkan jejaringan (networking)

dalam mengembangkan usaha pengangkutan laut secara Internasional. Jasa

pelayaran internasional sangat dibutuhkan dalam system perdagangan

internasional.

d. Jasa Pelayaran Khusus

Perusahaan Pelayaran Khusus adalah perusahaan pelayaran yang

menawarkan jasa pengangkutan barang – barang yang mempunyai karakteristik

khusus sehingga memerlukan kapal dengan spesifikasi khusus seperti Kapal

Pengangkut Gas Alam, Kapal Tanker dll.

Untuk Jasa Pelayaran memperoleh imbalan dalam bentuk uang tambang

atau biaya pengangkutan atau freight. Biaya pengangkutan atau freight adalah

penting karena menjadi komponen biaya dalam system menghitung bea masuk

dan pajak – pajak lainnya di Indonesia.

Beberapa dokumen penting dalam pproses pemuatan barang melalui jasa

pengangkutan melalui laut adalah

a. Resi Gudang

b. Mate’s Receipt

c. Bill of Lading

d. Manifest

e. Usaha Jasa Keagenan

Usaha jasa keagenan adalah usaha jasa dalam bentuk pengurusan berbagai

hal berkaitan dengan kepentingan perusahaan pelayaran asing yang melakukan

bongkar dan memuat barang – barang di Indonesia dalam berhubungan dengan

otoritas pemerintahan seperti pabean, imigrasi, karantina dan kepelabuhan dll.

Usaha Jasa Keagenan akan membantu perusahaan pelayaran asing dalam

kaitan hak dan kewajibannya dengan otoritas pemerintah dan para pemakai jasa

mereka (seperti importir, eksportir) aga perusahaan pelayaran asing terhindar dari

pelanggaran atau dapat mentaati peraturan yang berlaku di negara itu dan proses

bongkar / muat berjalan dengan baik dan efisien. Imbalan jasa keagenan adalah

dalam bentuk prosentasi tertentu misal 5% dari pendapatan (freight) atas barang

– barang yang dimuat kapal itu (inward cargo).

f. Jasa Angkutan Udara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

Jasa Angkutan Udara adalah jasa angkutan yang ditawarkan oleh

perusahaan penerbangan berupa jasa transportasi orang dan barang dengan media

pesawat terbang. Mengingat media trasportasi yang digunakan adalah pesawat

terbang maka infrastruktur pelabuhan udara atau Bandar Udara (Bandara)

berbeda dengan pelabuhan laut Infrastruktur Bandara meliputi Landasan

Pendaratan dan berbagai infrastruktur pendukungnya, air traffic control yang

memandu pesawat – pesawat terbang yang akan berangkat (take off) maupun

yang akan mendarat (landing) agar tidak terjadi kecelakaan, fasilitas darat seperti

alat – alat tempat parkir pesawat, alat – alat bongkar – muat barang, pergudangan

dll.

Suprastruktur yang terlibat di Bandara hampir sama seperti di Pelabuhan

Laut ada kawasan kerja pelabuhan disebut sebagai Gudang Lini II dan Kawasan

Pabean atau Gudang Lini I. Kawasan kerja pelabuhan udara tempat berkantor

aparatur pemerintahan seperti Perhubungan Udara dan systems pendukungnya,

Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan berbagai Kantor Penerbangan, Perbankan

sedangakan Kawasan Pabean adalah pergudangan tempat menimbun memuat dan

atau membongkar barang – barang yang dibongkar dari perut pesawat terbang.

Imbalan jasa transportasi udara adalah freight udara yang nilainya lebih

mahal dari pada biaya tambang (freight) melalui laut. Karateristik angkutan

barang melalui udara (cargo) adalah barang – barang tersebut dalam kemasan

kecil – kecil dan dikirim melalui proses konsolidasi dengan kontainer udara dan

memerlukan pengamanan yang lebih tinggi.

Beberapa dokumen penting dalam proses pemuatan barang dan atau

pembongkaran barang melalui jasa pengangkutan udara seperti :

a. Resi Gudang

b. Air Way Bill of Loading

c. Manifest, dll (Syaiful Anwar : 2016)

g. Jasa Angkutan Multimoda

Angkutan multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling

sedikit 2 (dua) moda angkutan yang berbeda asat dasar 1 (satu) kontrak yang

menggunakan dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang

oleh operator angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk

penyerahan barang tersebut (UU No. 17 Tahun 2008 Pasal 1 Ayat 10 :3-4).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

2.2 Gambaran Umum PT. Borneo Famili Transportama

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PT. Borneo Famili Transportama adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa

Freight Forwarder, EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), dan trucking mengingat

pesatnya perkembangan Era Globalisasi sekarang ini, dengan demikian PT. Borneo

Famili Transportama ingin memajukan perkembangan dalam era globalisasi dan

ingin mengandalkan kecepatan, ketepatan dan kejelian dalam bekerja sehingga

perusahaan PT. Borneo Famili Transportama menjadi costomers di suatu Perusahaan

maupun di Pabrik yang dapat dengan kegiatannya.

PT. Borneo Famili Transportama adalah salah satu perusahaan jasa di Freight

Forwarding, EMKL (Ekespedisi Muatan Kapal Laut) dan Trucking yang sejak 10

tahun bergerak di Pelabuhan Dwikora Pontianak, selain tersebut diatas perusahaan

ini juga ingin memperbarui system dan program – program baru yang sesuai dengan

ketetntuan FIATA, E.D.I, maupun I.N.S.W sehingga dalam melakukan kinerja bisa

optimal.

PT. Borneo Famili Transportama berawal dari suatu kegiatan untuk berusaha

kerja sendiri dan berprestasi serta melihat terbukanya peluang bisnis di bidang

EMKL, Forwading berkembang dengan pesat di wilayah Pelabuhan Dwikora,

Pontianak.

Awal mula berdirinya perusahaan “PT. Borneo Famili Transportama” diawali

dari suatu keinginan yang sangat besar oleh Bapak Setiyanto Yuwono untuk

mendirikan sebuah P.T (Persero Terbatas) Sejak Bapak Setiyanto Yuwono bekerja di

PT. Samudera Indonesia sampai 2006 yang berdomisili di Pontianak, mengingat

makin pesatnya perkembangan dibidang jasa pengiriman barang – barang domestic,

sehingga beliau ingin mengembangkan pengalamannya di bidang “Marketing”

pelayanan container reefer.

Karena beliau merasa dan mampu di bidang reefer tersebut, maka dalam tenaga,

pikiran dan juga modal sudah mencukupi akhirnya Bapak Setiyanto Yuwono berhasil

mendirikan suatu perusahaan “PT. Borneo Famili Transportama” berlokasi di Kubu

Raya bediri sejak 15 Januari 2007.

2. Letak Geografis PT. Borneo Famili Transportama

PT. Borneo Famili Transportama Pontianak terletak di kab. Kubu Raya tepatnya

di Komp Bumi Batara 1 B Pontianak.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

Adapun batas – batas perusahaan ini adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan rumah

b. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan.

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan sungai dan mushola.

d. Sebelah Barat berbatasan dengan rumah.

Alamat lengkap Jalan Sei Raya Dalam Komp. Bumi Batara 1 B.106 Kabupaten

Pontianak Provinsi Kalimantan Barat Telp / Fax : 0561-7023311 / 0561-580985 Email

: [email protected].

3. Maksud dan Tujuan Perusahaan

Tujuan utama PT. Borneo Famili Transportama adalah untuk meningkatkan

kinerja karyawan dan menjaga kestabilan perekonomian perusahaan dengan cara

menjaga kualitas perusahaan secara konsisten dalam memberikan pelayanan kepada

konsumen.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

4. Struktur Kerja

Berikut ini adalah struktur kerja PT. Borneo Famili Transportama

Bagan 1.1 Struktur Organisasi

Direktur

Setiyanto Yuwono, SE

Manager

Heri Triyono

Supervisor

Fitri Widiarti, SE

Administrasi

Eggi Juliansyah

Accounting

Mega Sari Putri

Sekertaris

Rozalinda

Staff

Febby Ramadhani

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

( Sumber : PT. Boreno Famili Transportama 2017 )

4. Deskripsi Jabatan

A. Direktur

Bertugas memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan yang

dilaksanakan oleh perusahaan.

Wewenang

1) Merumuskan kebijakan perusahaan sesuai yang telah ditetapkan oleh Direksi

PT.Borneo Familli Transportama Pontianak

2) Melaksanakan kebijakan umum yang telah digariskan oleh Direksi PT.Borneo

Familli Transportama Pontianak

3) Menyiapkan rencana jangka panjang serta rencana kerja dan anggaran-anggaran

yang diterapkan

4) Memimpin, mengurus dan mengelola perusahaan

5) Memelihara, mengurus, dan mengelola aset perusahaan

6) Menyelenggarakan kegiatan Freight Forwarding dan jasa kepelabuhanan yang

meliputi jasa pelayanan container, jasa barang, dan jasa bongkar muat, pengusahaan

peralatan bongkar muat dan peralatan lainnya, pengelolaan kerja sama properti, pas

pelabuhan, depo

7) Pengoperasian, pemeliharaan/perbaikan fasilitas dan peralatan serta pelaksanaan

program pembangunan sarana dan prasarana

8) Pengelolaan keuangan

9) Pengelolaan sumber daya manusia (SDM), ketatahusaan dan kerumah tanggaan,

hukum dan humas, sistem manajemen, sistim informasi serta pengamanan dan

ketertiban umum

10) Mewakili Direksi PT.Borneo Familli Transportama Pontianak baik ke luar maupun

ke dalam yang berhubungan langsung dengan ruang lingkup

Sopir Truk

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

B. Manager

Bertugas untuk mengatur masing – masing cabang yang mereka kelola.

Wewenang

1) Menyiapkan dan melaksanakan upaya pengembangan kerjasama yang baik antara

PT.Borneo Familli Transportama Pontianak dengan semua pemakai jasa - jasa

kepelabuhan dan para mitra kerja.

2) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengusahaan dan pemasaran usaha jasa,

properti dan persewaan perairan, usaha terminal, dan pelayanan umum serta usaha –

usaha jasa lainnya.

3) Melaksanakan pengembangan usaha jasa pelayanan kapal dan barang, properti dan

persewaan perairan, usaha terminal dan pelayanan umum serta usaha – usaha jasa

lainnya, dalam rangka ekstensifikasi maupun intensifikasi usaha, koordinasi dengan

instansi dan unit – unit kerja terkait.

C. Supervisior

Bertugas untuk mengeluarkan perintah kepada rekan dibawahnya dan

mengawasinya.

Bertanggung jawab langsung terhadap semua kegiatan manajemen perusahaan,

melakukan pengawasan ke setiap individu serta mengontrol semua kegiatan baik

dalam maupun luar dengan persetujuan direktur.

Wewenang

1) Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pengusahaan dan pemasaran usaha jasa

pelayanan container dan FF trucking dan barang (dermaga dan penumpukan),

koordinasi dengan unit - unit kerja terkait.

2) Melaksanakan pengembangan usaha jasa container dan FF trucking dan barang,

dalam rangka ekstensifikasi maupun intensifikasi usaha,koordinasi dengan instansi

terkait.

D. Sekertaris

Bertugas untuk bagian yang membantu direktur dan manager di dalam menyiapkan

keperluan perusahaan. Sekertaris juga memiliki peranan ganda dalam perusahaan

ini, yaitu sebagai kasir dan bendahara.

Wewenang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

1) Menyiapkan dan melaksanakan promosi, pemasaran usaha jasa pelayanan container

FF dan trucking, barang dan jasa - jasa lainnya serta upaya pengembangan

kerjasama yang baik, di PT.Borneo Familli Transportama Pontianak dengan semua

pemakai jasa - jasa dan para mitra kerja.

2) Menyiapkan, menyusun dan mempublikasikan pengaturan dan ketentuan umum

dalam bidang operasional, koordinasi dengan instansi dan unit - unit kerja terkait

serta asosiasi pengguna jasa yang telah disediakan.

3) Melaksanakan penilikan secara umum atas penyelenggaraan pemberian jasa-jasa

pelayanan kepelabuhan kepada semua pemakai jasa-jasa kepelabuhan.

E. Accounting

Bertugas mengatur administrasi keuangan dan menyusun laporan keuangan,

perpajakan, anggaran, pengeluaran, dan penghasilan bulanan atau tahunan.

Wewenang

1) Melaksanakan kegiatan ketatausahaan dan pengamanan kas, bank dan surat- surat

berharga.

2) Melaksanakan perhitungan, pembuatan daftar gaji dan upah serta pembayaran gaji

dan upah di lingkungan PT. Borneo Familli Transportama Pontianak.

3) Memberikan dukungan kepada manajemen cabang dan unit - unit kerja lain yang

terkait dalam mempersiapkan kas/bank, surat berharga, barang persediaan,

perbekalan dan barang - barang transit.

F. Administrasi

Bertugas mengatur tatalksana administrasi guna mendukung perusahaan agar dapat

berjalanan dengan baik. Di perusahaan ini admin juga bertugas mengatur tampilan

program untuk kelancaran kerja karyawan.

Wewenang

1) Mengkoordinasikan pelaksanan penyusunan rencana kerja manajemen dan anggaran

cabang, dan melaksanakan administrasi pengendalian pelaksanaan anggaran cabang

serta menyusun realisasi anggaran, koordinasi dengan unit - unit kerja terkait.

2) Melaksanakan perhimpunan dan konsolidasi atas usulan – usulan rencana kerja

manajemen dan anggaran dari semua unit kerja terkait.

3) Melaksanakan penyusunan, pemantauan dan pelaporan terhadap realisasi rencana

kerja manajemen dan anggaran, koordinasi dengan unit - unit kerja terkait.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

G. Staff

Bertugas untuk membantu melaksanakan kebijakan perusahaan demi melancarkan

kemajuan perusahaan.

Wewenang

1). Melaksanakan kegiatan pengumpulan, konsolidasi serta analisa dan evaluasi

terhadap laporan - laporan berkala dan laporan - laporan lainnya yang dibuat oleh

maing - masing divisi, koordinasi dengan unit – unit kerja lainnya.

2). Melaksanakan kegiatan penyusunan laporan - laporan berkala cabang serta laporan

manajemen sesuai dengan format yang telah ditetapkan oleh Direksi, koordinasi

dengan unit – unit kerja terkait.

3). Melaksanakan kegiatan penyimpanan, pemeliharaan dan pengamanan atas laporan

- laporan lainnya yang dibuat oleh masing-masing divisi, koordinasi dengan unit -

unit kerja terkait.

H. Sopir truk

Bertugas mengangkut container dari pelabuhan ke gudang penerimaan maupun dari

gudang pengiriman ke pelabuhan.

Wewenang

Melaksanakan kegiatan pengumpulan, konsolidasi serta analisa dan evaluasi

terhadap laporan - laporan berkala dan laporan - laporan lainnya yang dibuat oleh

maing - masing divisi, koordinasi dengan unit – unit kerja lainnya.

1) Melaksanakan kegiatan pemuatan barang dan diangkut kedalam kontainer dan

kemudian container diangkut diatas truk dan diantar ke gudang tujuan.

1. Visi Dan Misi

Visi PT. Borneo Familli Transportama Pontianak

Visi perusahaan yaitu menjadi salah satu penyediaan jasa EMKL dan FF yang

dikenal dalam bidang yang ditangani yang mampu memberikan pelayanan yang

bertkualitas dengan biaya terjangkau.

Misi PT. Borneo Familli Transportama Pontianak

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - UNIMAR AMNIrepository.stimart-amni.ac.id/1197/2/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA Di dalam bab ini Penulis memaparkan tentang teori – teori yang mendukung

Misi perusahaan adalah menjadi perusahaan yang dikenal dan mampu menjadi

partner strategis bagi perusahaan atau instansi – instansi yang berhubungan dengan

jasa yang ditwarkan.

2. Motto Perusahaan

1. Bekerja dengan pelayanan yang cepat.

2. Bekerja melayani dengan tepat.

3. Dan memuaskan para pelanggan.

6. Produk atau Jasa yang dihasilkan

Produk atau jasa yang ditawarkan oleh PT. Borneo Famili Transportama antara lain

adalah sebagai berikut :

a. Domestic atau antar pulau suatu kegiatan pemindahan barang dari tempat lain ke

tempat kita. Dalam dunia perdagangan kegiatan domestic antar pulau ini adalah

kegiatan pengiriman atau pembelian barang dari pulau A untuk dikirim ke pulau B.

b. Trucking (Pengangkutan) penyediaan angkutan darat seperti truck yang membawa

barang dari gudang shipper menuju pelabuhan atau bandara.

c. Customs Clearance proses administrasi pengiriman dan atau pengeluaran barang ke

atau dari pelabuhan muat bongkar yang berhubungan dengan kepabeanan dan

administrasi pemerintahan.

d. Freight Forwarding melakukan kegiatan pengiriman barang – barang yang butuh

penanganan.