BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kelincieprints.mercubuana-yogya.ac.id/5611/3/BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kelincieprints.mercubuana-yogya.ac.id/5611/3/BAB II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA...
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelinci
Kelinci merupakan hewan yang mempunyai potensi sebagai penghasil
daging yang baik. Hewan ini merupakan herbivora non ruminansia yang
mempunyai sistem lambung sederhana (tunggal) dengan perkembangan sekum
seperti alat pencernaan ruminansia, sehingga hewan ini disebut ruminansia semu
(pseudoruminant). Kelinci memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan
sebagai penghasil daging, kulit, atau bulu, hewan percobaan dan untuk dipelihara.
Kelinci dapat menggunakan protein hijauan secara efisien, reproduksi tinggi,
efisiensi pakan tinggi, hanya membutuhkan makanan dalam jumlah sedikit dan
kualitas daging cukup tinggi. Selain itu, kelinci juga memiliki potensi : 1) ukuran
tubuh yang kecil sehingga tidak memerlukan banyak ruang, 2) tidak memerlukan
biaya yang besar dalam investasi ternak dan kandang, 3) umur dewasa yang singkat
(4-5 bulan), 4) kemampuan berkembang biak yang tinggi, 5) masa penggemukan
yang singkat (kurang dari 2 bulan sejak sapih) El-Raffa (2004).
Klasifikasi kelinci secara ilmiah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia (hewan)
Phylum : Chordata (mempunyai notochord)
Sub Phylum : Vertebrata (bertulang belakang)
5
Class : Mamalia (memiliki kelenjar air susu)
Ordo : Legomorpha (memiliki dua pasang gigi seri di rahang atas)
Famili : Leporidae (rumus gigi delapan pasang di atas dan enam pasang di bawah)
Genus : Oryctolagus (morfologi yang sama) Spesies : O. Cuniculus
Sumber : Spacerad.com (2004)
Kelinci sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, terutama di daerah
pegunungan, sebagai penghasil pupuk kandang, pemenuhan gizi atau daging bagi
keluarga dan di kota – kota sebagai ternak hias atau hewan kesayangan Hascaryo
(2010).
Bangsa Kelinci
Kelinci domestik (Oryctolagus Cuniculus) yang ada saat ini berasal dari
kelinci liar di Erop dan Afrika Utara. Beberapa bangsa kelinci ditemukan pada abad
ke 16 yang menyebar di Perancis dan Italia. Pada mulanya kelinci diklasifikasikan
dalam ordo rodensia (binatang mengerat) yang bergigi seri empat, tetapi akhirnya
dimasukkan dalam ordo lagomorpha karena bergigi seri enam. Kelinci
(Oryctolagus Cuniculus) diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia, filum
Chordata, kelas Mammalia, ordo Lagomorpha, famili Leporidae, genus
Oryctolagus dan spesies O. Awalnya kelinci merupakan objek perburuan, budidaya
kelinci sebagai hewan peliharaan baru dilakukan pada abad ke 16, diawali dari
negara – negara Eropa yaitu Perancis, Italia, dan Inggris. Pada awal abad ke 19,
6
kelinci mulai dipelihara di bagian barat Eropa dan negara – negara perbatasan, juga
di beberapa negara seperti Australia. Pengembangbiakan kelinci terus meningkat
pada perang dunia kedua karena kekurangan pangan Spacerad (2004).
Kelinci Rex
Kelinci jenis Rex merupakan salah satu jenis kelinci yang dikenal sebagai
penghasil fur. Kelinci jenis Rex juga memiliki proporsi tubuh yang baik sehingga
dapat dijadikan sebagai penghasil daging (dwiguna). Beberapa penelitian potensi
kelinci Rex telah dilakukan pada produksi kulit bulu, pertumbuhan dan sifat
kualitatif (warna bulu) dan kuantitatif (sifat reproduksi) Fafarita (2006). Namun,
data tentang performa karkas dari jenis kelinci Rex masih sedikit sekali
Brahmantiyo (2014).
Rex merupakan salah satu dari berbagai macam jenis kelinci. Jenis Rex
pertama kali ditemukan oleh seorang petani bernama M. Caillon yang berasal dari
Perancis, kemudian diteruskan oleh Pat Abbe pada tahun 1919. Jenis Rex ini
kemudian diketahui sebagai hasil dari mutasi gen. mutasi gen ini menyebabkan bulu
sebelah dalam sama panjang dengan bulu luarnya, sehingga bulunya lebih padat
dan panjangnya seragam. Bulu kelinci Rex sifatnya halus, panjangnya seragam dan
mempunyai variasi warna bulu yang menarik dan beragam sehingga sangat cocok
untuk dijadikan fur (kulit bulu) (Cheeke et al. 1987) yang disitasi Damron (2003).
Kelinci Rex pertama kali masuk ke Indonesia melalui importasi oleh Balai
Penelitian Ternak Ciawi pada bulan Februari 1988, dengan tujuan untuk mengkaji
pertumbuhan badan dan pemanfaatan fur.
7
Kelinci Rex juga baik dan proporsional untuk produksi daging. Jenis ini
mempunyai panjang tubuh medium, hips yang bulat dan loin yang berisi, sehingga
cocok pula untuk dijadikan sebagai kelinci pedaging. Bobot badan ideal untuk
kelinci Rex jantan adalah 3.6 kg, sedangkan untuk betina adalah 4.08 kg Murtisari
(2012). Kelinci Rex sangat bervariasi dengan produksi daging berkualitas sangat
baik (exellent), tetapi produktivitas daging pada kelinci Rex lebih rendah
dibandingkan dengan kelinci pedaging jenis New Zealand Raharjo (1994) yang
disitasi Murtisari (2012).
Tabel 1. Karakteristik Reproduksi Kelinci Rex.
Sifat Produksi Tahun
2005 2006 2007 2008
Jumlah anak
lahir (ekor)
5,78±1,52 6,15±1,30 5,67±1,77 7,27±1,5
9
Jumlah anak
sapih (ekor)
4,57±1,66 4,61±1,27 5,71±1,77 5,88±0,9
6
Total bobot lahir
(g)
255,69±70,12 297,56±67,21 290,39±81,69 361,61±8
5,73
Total bobot
sapih (g)
2200,61±778,84 2393,26±633,30 2776,48±769,85 2438,16±
653,88
Mortalitas (%) 19,46±22,34 23,56±20,37 7,78±17,31 16,43±17
,10
(Brahmantiyo et al. 2009).
Kelinci Flemish Giant
Kelinci Flemish Giant diduga merupakan keturunan dari kelinci Patagonian
di Argentina. Kelinci Patagonian ini dibawa ke Eropa pada abad ke-16 dan 17 oleh
pedagang dari Belanda dan dikembangkan sebagai penghasil daging. Pertama kali
8
tercatat mengenai Flemish Giant sekitar tahun 1860, pada waktu itu petualang dari
Inggris kembali dari Flanders membawa data karakteristik kelinci yang
dikembangkan disana. Kelinci Flemish Giant diimport ke Amerika pada awal tahun
1880. Kelinci ini merupakan kelinci terbesar yang diperkenalkan oleh American
Rabbit Breeders Association dengan bobot senior (umur lebih dari 8 bulan) untuk
betina sebesar 14 lbs dan 13 lbs untuk jantan Sarwono (2010).
Salah satu bangsa kelinci yang banyak dipelihara adalah Flemish Giant.
Menurut Sarwono (2010), Flemish Giant di Indonesia dikenal sebagai Vlaamse
Reus, kelinci raksasa dari Vlaam. Termasuk kelinci besar di Inggris dengan
ukurannya yang besar dan bagus. Bobot jantan rata-rata 6,3 kg dan betina 6,8 kg.
Namun ada yang mencapai 10 sampai 12 kg. Variasi warna rambutnya banyak dan
paling sering dijumpai adalah steel grey (abu-abu besi), dan sandy (seperti pasir).
Warna lain seperti hitam, putih, light grey (abu-abu muda), biru dan fawn (coklat
kuning muda) dapat ditemukan pula. Dewasa kelaminnya lambat dan umur 10-12
bulan baru mau kawin Nugroho (1982) menambahkan bahwa kelinci Flemish Giant
(Vlaamse Reus) umumnya berwarna seperti warna pasir (sandy).
Tabel 2. Karakteristik Reproduksi kelinci Flemish Giant.
Sifat
reproduksi
Tahun
2005 2006 2007 2008
Jumlah
anak lahir
(ekor)
5,32±1,61 6,00±0,80 5,15±1,71 5,67±1,71
Jumlah
anak sapih
(ekor)
4,55±1,68 5,57±1,06 4,22±1,44 4,58±2,22
9
Total bobot
lahir (g)
274,44±77,74 338,66±52,80 268,76±83,07 285,54±83,67
Total bobot
sapih (g)
2019,48±818,05 2817,48±564,60 2127,57±754,29 1820,90±873
Mortalitas 13,17±20,97 6,81±12,64 15,74±17,68 20,53±28,22
Sumber: (Brahmantiyo et al. 2009).
Persilangan Kelinci
Persilangan ternak kelinci telah banyak dilakukan pada industri ternak
kelinci di beberapa negara seperti Itali, Mesir, Belgia, Meksiko dan Amerika.
Tujuan persilangan ternak kelinci adalah meningkatkan produktivitas induk melalui
peningkatan jumlah litter size, dan bobot litter pada saat lahir dan sapih. Secara
umum, hasil penelitian melaporkan bahwa persilangan ternak kelinci menghasilkan
penurunan mortalitas pra-sapih, peningkatan bobot badan dan pertumbuhan
pra/pasca-sapih seperti yang terdapat dalam rangkuman penelitian Afifi dan Khalil
(1992).
Pada umumnya dalam industri peternakan kelinci di negara maju, program
persilangan ternak kelinci menggunakan metode three-way crossbreeding.
Persilangan pertama dilakukan antara dua bangsa terpilih untuk memperoleh induk-
induk silangan yang memiliki reproduktifitas superior melalui pemanfaatan efek
heterosis selanjutnya menyilangkannya dengan pejantan bangsa ternak yang
memiliki sifat pertumbuhan yang baik sehingga meningkatkan performan
10
pertumbuhan dan bobot badan hasil silangan. Dari sudut pandang ekonomi,
pertambahan bobot badan harian (pra/pasca-sapih), konsumsi pakan dan rasio
konversi pakan merupakan sifat-sifat yang sangat penting dalam perhitungan
pertumbuhan produktifitas ternak Khalil (2002).
Beberapa teori menjelaskan tentang heterosis, yaitu teori dominan
menyebutkan bahwa galur tertua adalah dominan yang homosigot pada beberap
lokus yang berbeda, sedangkan teori over – dominan menjelaskan bahwa individu
heterosigot lebih unggul daripada inidvidu homosigot. Kemudian teori epistasis
menyebutkan bahwa heterosis merupakan perwujudan dari segala bentuk interaksi
antar lokus. Penigkatan performa pertumbuhan pada hasil persilangan berkisar 0 –
10% dan untuk sifat – sifat fertilitas berkisar antara 5 – 25% Noor (2000).
Menurut Noor (2000) banyak jenis persilangan yang dapat dilakukan pada
dua kelompok ternak seperti persilangan sintentik seimbang atau sintentik
optimum. Sintentik adalah bangsa baru yang dihasilkan dengan cara
mencampurkan gen – gen dari sejumlah bangsa tertuanya. Proporsi heterosis
terekspresi pada sintetis pada suatu titik keseimbangan yang proposinya dapat
dihitung dengan cara mengurangi satu dengan kuadrat dari setiap bangsa yang
digunakan. Pada sintetis optimum proporsi gen dari setiap bangsa ditentukan oleh
usaha memaksimumkan penggunaan bangsa yang akan memberikan penampilan
maksimum namun masih tetap mempertimbangkan heterosisnya.
11
Pertumbuhan Sapihan
Pertumbuhan adalah perubahan ukuran yang mencakup perubahan berat
terhadap bentuk, dimensi linier, dan komposisi tubuh termasuk pula di dalamnya
perubahan komponen-komponen tubuh seperti otot, tulang, lemak, protein serta abu
Soeparno (2005). Menurut Anggorodi (1980), pertumbuhan adalah peningkatan
jumlah sel (hyperplasia) maupun bertambahnya ukuran sel (hypertrophy).
Pertumbuhan biasanya dimulai perlahan-lahan, kemudian berlangsung cepat,
selanjutnya berangsur-angsur menurun atau melambat dan berhenti setelah
mencapai dewasa tubuh. Menurut Williamson dan Payne (1993), pertumbuhan
berat badan dan ukuran badan sesuai dengan umur dan dapat dilukiskan sebagai
kurva sigmoid.
Ukuran pertumbuhan dapat dilihat berdasarkan Pertambahan Bobot Badan
Harian (PBBH) dan konversi pakan. Pertumbuhan dinyatakan dengan pengukuran
kenaikan berat badan yaitu penimbangan secara berulang sehingga diperoleh bobot
badan tiap hari, tiap minggu atau tiap waktu lainnya (Tillman et al. 1998). PBBH
diperoleh dengan menghitung selisih bobot badan awal dan akhir dibagi dengan
jarak (hari) antara penimbangan awal dan penimbangan akhir (Sidiq et al. 2012).
Pertumbuhan kelinci terus meningkat seiring bertambahnya umur dan kelinci
disapih pada umur enam minggu. Tidak adanya perbedaan bobot lahir pada Tabel
1 menandakan bahwa sampel anakan jantan Flemish giant yang digunakan
homogen dari masing-masing indukan. Rataan bobot lahir kelinci Flemish giant
sebesar 55.59 g/ekor tidak jauh berbeda dari hasil Csiro tahun (2006) yang berkisar
antara 45.00 sampai 60.00 g/ekor. Bobot sapih Rex pada umur 6 minggu
12
menunjukkan hasil yang berbeda tidak nyata (P>0.05), hal ini dapat dipengaruhi
oleh perubahan cuaca dan kondisi kesehatan ternak pada saat pemeliharaan. Kelinci
Rex jantan penelitian memiliki nilai rataan bobot sapih sebesar 529.25 + 140.67
g/ekor lebih rendah dari Brahmantiyo (2008) pada rataan bobot sapih sebesar
585.35 + 124.92 g/ekor dan Csiro (2002) pada umur 4 sampai 5 minggu dengan
rataan bobot 600.00 g/ekor. Bobot potong yang tinggi akan menghasilkan bobot
karkas yang tinggi pula. Rataan bobot potong menunjukkan hasil yang berbeda
(P<0.05). Pertumbuhan meningkat seiring pertambahan umur ternak, bobot potong
pada umur 16 minggu memiliki rataan tertinggi. Nilai rataan bobot potong
penelitian sebesar 1074.25 + 353.67 g/ekor lebih rendah dari Brahmantiyo (2008)
pada kelinci Rex jantan umur 17 minggu sebesar 1818.00 + 157.23 g/ekor dan
Hernandez dan Rubio (2001) yang menunjukkan bahwa Rex umur 13 minggu
memiliki bobot sebesar 1900 sampai 1200 g/ekor. Selisih nilai rataan terbesar
diantara umur 10 dan 12 minggu sebesar 346.61 g/ekor kemudian menunjukkan
tren menurun hingga mencapai umur 14 dan 16 minggu sebesar 263.14 dan 161.50
g/ekor. Pertumbuhan kelinci pada umur potong 10 dan 12 minggu memiliki pola
garis pertumbuhan yang stabil dan menanjak. Pola laju pertumbuhan pada masing
masing umur potong menunjukkan tren meningkat. Menunjukkan adanya laju
pertumbuhan yang berbeda dimulai pada umur 2 sampai 3 minggu pada masing-
masing perlakuan, kemudian mengalami penurunan dan peningkatan pada umur 10
dan 11 minggu yang diduga disebabkan oleh faktor lingkungan seperti suhu,
kondisi pemeliharaan (Rao et al. 1978) dan (Gupta et al. 1992), maternal abbility,
dan kondisi kesehatan anakan dan indukan yang digunakan selama penelitian.
13
Proses pertumbuhan terdiri atas dua aspek yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan merupakan pertambahan bobot badan per satuan
waktu sampai dewasa tubuh, sedangkan perkembangan merupakan perubahan
dalam komposisi, bentuk serta tinggi tubuh Lawrie (2003). Penelitian ini
mengamati pertumbuhan dan perkembangan kelinci. Bobot indukan dan litter size
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anakan kelinci. Hal ini
menentukan performa lama pemeliharaan dengan komsumsi pakan yang sama.
Kelahiran anak setiap kelahiran yang optimal adalah menyesuaikan dengan
komsumsi pakan sebanyak 100 gram. Bobot lahir menunjukkan hasil yang berbeda,
hal ini menunjukkan bahwa sampel anakan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat cepat dalam hitungan 1 minggu. Kelinci termasuk
bangsa kelinci yang dikembangkan selama penelitian ini telah mengalami seleksi
pada setiap generasi. Rataan penimbangan bobot sapih semakin umur sapih
bertambah semakin bobot badan bertambah berbanding dengan jumlah anak setiap
kelahiran.
Laju pertumbuhan anak kelinci akan terus meningkat cepat pada satu bulan
pertama sejak lahir dan akan terus bertambah sampai disapih. Kecepatan
pertumbuhan pada anak kelinci dapat mencapai dua kali lipat bobot badannya per
minggu, sehingga pada umur tiga minggu dapat mencapai bobot badan 0.45 kg,
kemudian kelinci mulai mengkonsumsi pakan padat sehingga kecepatan
pertumbuhannya dapat mencapai 30 sampai 50 g perhari antara umur 3 sampai 8
minggu (Rao et al. 1978). (Cheeke et al. 1987) melaporkan bahwa pertambahan
bobot badan kelinci yang hidup di daerah tropis dapat mencapai 10 sampai 20 g per
14
hari. Bobot sapih pada umur 6 minggu menunjukkan hasil yang berbeda (P<0.05).
Bobot sapih terendah pada umur 10 minggu sebesar 367.50 ± 60.76 g. Hal ini sesuai
dengan jumlah anak sekelahiran tertinggi pada umur 10 minggu yang
mengakibatkan rendahnya pertambahan bobot badan dari lahir sampai sapih.
Bangsa kelinci Rex jantan yang digunakan dalam penelitian ini
menunjukkan nilai rataan bobot sapih total sebesar 529.25 ± 140.67 g ekor-1. Hasil
ini lebih rendah dari (Gupta et al. 1992) yang memperoleh rataan bobot sapih pada
umur enam minggu berkisar antara 604.78 sampai 717.27 g ekor-1, Csiro (2002)
dengan rataan sebesar 600.00 g ekor-1 pada bangsa kelinci Flemish Giant pada
umur 4 sampai 5 minggu, (Khalil et al. 2002) dengan rataan sebesar 560 g ekor-1
dengan range 408 sampai 780 g ekor-1 pada bangsa kelinci Giza White Rabbit
ketika berumur 6 minggu, Brahmantiyo (2008) dengan rataan sebesar 585.35 +
124.92 g ekor-1 dan 623.56 g ekor-1 Brahmantiyo (2010). Beberapa peneliti
menggunakan masa sapih yang berbeda-beda pada sampel kelinci yang digunakan.
Hal ini diduga karena perbedaan breed menyebabkan perbedaan bobot badan
kelinci pada masa sapih. Bangsa kelinci dengan ukuran lebih besar akan memiliki
bobot sapih yang lebih besar daripada bangsa kelinci dengan ukuran medium.
Bobot Sapihan
Anak-anak kelinci yang telah mencapai umur 4 minggu dapat disapih
dengan memindahkan atau memisahkannya ke petak kandang. Penyapihan umur 4
minggu akan menghasilkan anak-anak yang lebih kecil dan keadaan
perdagingannya kurang memuaskan dibandingkan dengan yang disapih pada umur
5 sampai 6 minggu, namun penyapihan yang lebih awal akan memungkinkan
15
jumlah litter yang lebih banyak dalam masa setahun. Disapih pada umur berapapun
anak-anak kelinci biasanya dipotong pada umur 8 minggu Blakely dan Bade (1998).
Menurut Sarwono (2002) kurangnya air susu akan berpengaruh pada bobot
sapih anaknya, karena anak kelinci membutuhkan air susu dalam jumlah banyak
untuk pertumbuhan. Air susu pada induk yang sedang menyusui paling banyak
biasanya dicapai pada minggu ke tiga kemudian air susu menurun sedikit demi
sedikit, maka pada minggu keempat anak kelinci sudah sudah bisa disapih dari
induknya. Umunya penyapihan paling lambat sampai umur 8 minggu atau 56 hari.
Penyapihan lebih awal akan memungkinkan litter size yang lebih banyak dalam
masa setahun. Semakin lama disapih makin baik, tapi jumlah anak yang lahir dalam
pertahun akan berkurang. Dimana cepat lambatnya waktu sapihan dan kondisi
induk sangan berpengaruh terhadap bobot sapihnya. Lama waktu pemeliharaan dan
pakan yang bagus akan mempengaruhi bobot sapih.
Bobot Lahir
Berdasarkan faktor nutrisi, (Fernandez et al. 1995) menyatakan bahwa
korelasi antara makanan yang masuk terakhir kebuntingan dengan litter size sangat
kecil. Herman (1989) menyatakan bobot lahir anak berkisar antara 38-95 g dengan
rataan 55 g dana ada hubungan dengan lama kebuntingan. Moerfiah dan Diwyanto
(1985) menyatakan bahwa bobot lahir kelinci Rex adalah 67,7 g, sedangkan
persilangan antara kelinci rex dan kelinci Flemish Giant adalah 49,9 g. Litter size
perkelahiran akan sangat berpengaruh terhadap bobot anak yang dilahirkan. (Afifi
et.al. 1989) menyatakan bahwa rata-rata bobot lahir untuk setiap individu akan
turun dengan meningkatnya litter size, tetapi bobot lahir total akan meningkat.
16
Faktor – Faktor Mempengaruhi Pertumbuhan Kelinci
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak meliputi faktor
internal dan eksternal. Faktor Internal yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain
adalah bangsa, spesies, individu, jenis kelamin dan umur. Spesies. Menurut (Basuki
et.al. 1998), laju pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh perbedaan spesies. Sarwono
(2010) menambahkan kelinci tergolong fauna dalam kelas Mamalia (binatang
menyusui). Dikatakan orang bahwa kelinci berasal dari Eropa. Tapi sebenarnya ada
2 macam kelinci yang hidup bebas merdeka di sana. Yakni kelinci tegalan (Lepus
europaeuns) dan kelinci liar (Oryctolopus cuniculus). Kelinci tegalan mempunyai
laju pertumbuhan yang lebih baik daripada kelinci liar.
1. Bangsa.
Bangsa kelinci merupakan sekelompok kelinci yang memiliki
karakteristik eksternal yang dapat didefinisikan dan dapat dikenali yang
memungkinkan kelompok tersebut dapat dibedakan secara visual dari
kelompok lain di dalam spesies yang sama Dirjen Peternakan (1991). Pada
kondisi daerah yang sama dan dalam manajemen yang sama, perbedaan
bangsa merupakan faktor yang berpengaruh dalam kinerja induk kelinci.
Menurut Soeparno (2005), Bangsa ternak yang besar akan lahir lebih berat,
tumbuh lebih cepat dan lebih berat pada saat kedewasaan daripada bangsa
ternak kecil.
2. Jenis kelamin.
17
Jenis kelamin jantan memiliki performa produksi (pertambahan
bobot badan, konsumsi bahan kering dan efisiensi penggunaan pakan) yang
lebih baik dibanding ternak betina Padang (2005). Menurut Soeparno
(2005), jenis kelamin dapat menyebabkan perbedaan laju pertumbuhan
dimana ternak jantan biasanya tumbuh lebih 9 cepat dibanding dengan
ternak betina pada umur yang sama, karena adanya androgen yaitu suatu
hormon kelamin yang termasuk sebagian hormon pengatur atau stimulan
pertumbuhan.
Androgen dihasilkan oleh sel-sel intertestial dan kelenjar adrenal
dan salah satu dari steroid androgen adalah testosteron yang dihasilkan oleh
testes. Sekresi testosteron yang tinggi menyebabkan sekresi androgen yang
tinggi pula. Hormon kelamin jantan ini mengakibatkan pertumbuhan yang
lebih cepat pada ternak jantan dibandingkan dengan ternak betina, terutama
setelah muncul sifat-sifat kelamin sekunder pada ternak jantan.
3. Umur.
Pertumbuhan kelinci dibagi menjadi lima fase sesuai umurnya. Fase
pertama adalah pada saat penyapihan umur 40 hari, fase kedua pada saat
disapih, fase ketiga pada masa remaja umur 100 hari, fase keempat pada
umur 140 hari kelinci mencapai keseimbangan hormonal, dan fase kelima
pada umur 200 hari kelinci mencapai dewasa tubuh (Brahmantiyo et al.
2008).
18
ADG Kelinci
Average Dailly Gain (ADG) atau dalam bahasa Indonesia pertambahan
bobot badan adalah rata-rata kecepatan pertambahan berat badan harian yang
diperoleh dengan berat akhir dikurangi berat awal kemudian dibagi lama
pemeliharaan. ADG normal untuk kelinci adalah 10 sampai 15 g dan yang
mempengaruhi ADG adalah mekanisme dan kecepatan pertumbuhan dari ternak itu
sendiri. Menurut Reksohadiprojo (1995), ADG kelinci secara umum berkisar antara
8 sampai 20 g.
Menurut (Tillman et al. 1998) pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan
pengukuran kenaikan bobot badan yang dengan mudah dilakukan dengan
penimbangan berulang dan diketengahkan dengan pertumbuhan badan tiap hari,
tiap minggu, atau tiap waktu lainnya.
Magdalena (2013) menyatakan dalam hasil penelitiannya bahwa
pertambahan bobot badan yang dihasilkan kelinci Rex lepas sapih yang diberikan
pakan fermentasi menggunakan MOL dalam bentuk pelet mencapai bobot dengan
rataan tertinggi yaitu 21,17 g/ekor/hari dengan total rataan yaitu 19,86 g/hari.
Menurut Tarigan (2013) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa kelinci Rex
lepas sapih yang diberikan pakan pellet yang sama dalam bentuk pellet menunjukan
pertambahan bobot badan tertinggi yaitu 14,88 g/ekor/hari atau dengan total rataan
mencapai 11,73 g/ekor.
19
Genetik Kelinci
Proses evolusi genetik suatu rumpun ternak telah banyak diamati dan diteliti
menggunakan pendekatan analisis morfometrik. Menurut (Zhu et al. 2004)
penelitian mengenai karakter genetik dapat diteliti dengan menggunakan
pendekatan analisis DNA dan proses evolusi genetik tersebut dapat diukur
menggunakan pendekatan analisis jarak genetik. Berdasarkan konstruksi
menunjukkan bahwa kelinci Rex dan Flemish Giant memiliki ukuran jarak genetik
yang cukup dekat yaitu masing-masing sebesar 1 kg dan 1,5 kg yang menunjukkan
bahwa diduga telah terjadi persilangan antar kelinci tersebut. Hasil penelitian
(Mariandayani et al. 2013) menunjukkan bahwa adanya nilai campuran dan jarak
genetik yang dekat melalui analisis morfometrik antara kelinci Rex dan Flemish
Giant diduga akibat telah terjadinya persilangan di antara kelinci tersebut.
Berdasarkan nilai tersebut, jika dilakukan persilangan antara rumpun kelinci
yang cukup dekat jarak genetiknya maka kemajuan ukuran kuantitatif dari hasil
persilangan tersebut sangat optimal dan baik jika tidak disertai seleksi yang ketat.
Hal ini disebabkan karena sifat heterosis yang diperoleh dari hasil persilangan
hanya didapatkan dari keragaman dalam rumpun.
Persilangan antar kelinci dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi
ketiadaan rumpun kelinci yang sejenis atau menginginkan keunggulan dengan
munculnya sifat heterosis akibat gen-gen yang berkomplemen. Hasil penelitian
(Dorota et al. 2009) menunjukkan bahwa persilangan antara kelinci Rex jantan dan
kelinci Flemish Giant betina mampu memberikan pengaruh optimal pada bobot
badan, konsumsi pakan, persentasi rambut kelinci, dan pemotongan karkas.
20
Bobot Ideal Kelinci Rex Dan Flemish Giant
Kelinci Rex
Pada abad ini, mutasi pada kelinci Rex meningkat dan berkembang menjadi
bangsa kelinci yang terpercaya. Fenomena struktur bulu kelinci Rex merupakan
kondisi resesif genetik yang pertama kali diketahui di Perancis pada tahun 1919.
Mutasi ini membangkitkan minat dan menjadi pengantar sukses disemua eksebisi
kelinci di Eropa. Impor pertama kelinci Rex ke Amerika Serikat terjadi pada tahun
1929, hanya berselang 10 tahun sejak ditemukannya mutasi. Secara genetik, gen
Rex (rr) bersifat homosigot resesif. Pengaruh gen Rex adalah mereduksi panjang
ukuran rambut, terutama guard hair, menjadikannya menyerupai underfur Lukefahr
dan Robinson (1988). Kelinci Rex pertama kali dikembangkan di Perancis dan
berkembang di dinegara-negara lain, seperti Amerika pada tahun 1929, dengan
tujuan utama sebagai hewan hobi, kontes dan pameran. Lama kelamaan
berkembang menjadi penghasil kulit rambut (fur), daging (Food) dan keindahan
(Fancy) yang dikelola secara komersial (Cheeke et al. 1987). Rex merupakan
kelinci jenis keindahan (Fancy), rex berarti raja, yang dinamakan demikian karena
pendeknya rambut oleh M. Amedee Gillet fo Coulange, Perancis. Rex memiliki
panjang badan medium dengan kedalaman yang baik, pinggul yang membulat dan
loin yang berisi. Kelinci Rex sangat bervariasi dengan produksi daging berkualitas
sangat baik (excellent). Bobot ideal jantan adalah 3,4 dan betina 3,6 pounds
Prasetyo (2000). Kehalusan rambut kelinci Rex disebabkan oleh dua faktor, yaitu
diameter rambut kasar dan struktur kutikula. Rataan diameter rambut kasar kelinci
Rex relatif kecil. Helai kutikula rambut relatif pendek, tidak banyak menutup helai
21
kulikula rambut di depannya, dengan demikian gerak ruas helai rambut di depannya
tidak tertahan sehingga helai rambut lemas, tidak kaku Prasetyo (1999). Produk
utama Rex adalah fur yang banyak digunakan untuk bahan pakaian berambut, syal,
seat cover, mainan dan lain sebagainya yang harganya cukup mahal. Produk-produk
dari kulit kelinci Rex diharapkan akan menjadi komoditas ekspor yang
pemasarannya masih sangat terbuka.
Kelinci Flemish Giant
Kelinci Flemish Giant diduga merupakan keturunan dari kelinci Patagonian
di Argentina. Kelinci Patagonian ini dibawa ke Eropa pada abad ke-16 dan 17 oleh
pedagang dari Belanda dan dikembangkan sebagai penghasil daging. Pertama kali
tercatat mengenai Flemish Giant sekitar tahun 1860, pada waktu itu petualang dari
Inggris kembali dari Flanders membawa data karakteristik kelinci yang
dikembangkan disana. Kelinci Flemish Giant diimport ke Amerika pada awal tahun
1880. Kelinci ini merupakan kelinci terbesar yang diperkenalkan oleh American
Rabbit Breeders Association dengan bobot senior (umur lebih dari 8 bulan) untuk
betina sebesar 14 lbs dan 13 lbs untuk jantan Horn Rapids Rabbity (2004). Ras
kelinci Flemish Giant di Indonesia dikenal sebagai Vlaamse Reus, kelinci raksasa
dari Vlaam. Termasuk kelinci yang besar di Inggris. Kelinci ini menonjol karena
ukurannya yang besar dan kualitas fur yang bagus. Bobot jantan rata-rata 6,3 kg,
betina 6,8 kg, Namun ada yang mencapai 10-12 kg. Ras kelinci Flemish Giant ada
yang berasal dari Inggris dinamakan English Flemish Giant berbobot badan antara
11-12 lbs dan yang berasal dari Flander yang berbobot 7,0-8,5 kg Sarwono (2002).
Peternak kelinci memelihara ras ini terutama untuk dikawin-silangkan dengan
22
kelinci lain dalam usaha meningkatkan produksi daging. Kelinci ini pernah
didatangkan dari Negeri Belanda oleh Kedutaan Besar Belanda, yang kemudian
dihadiahkan kepada presiden Soeharto pada tahun 1981. Variasi warna rambutnya
banyak dan paling sering dijumpai adalah steel grey (abu-abu besi), dan sandy
(seperti pasir). Warna lain seperti hitam, putih, light grey (abu-abu muda), biru dan
fawn (coklat kuning muda) dapat ditemukan pula. Dewasa kelaminnya lambat dan
umur 10-12 bulan baru mau kawin Sarwono (2002). Kelinci Flemish Giant
memiliki panjang usia mencapai 5 tahun bahkan lebih. Umur mulai dikawinkan
sekitar 9 bulan dan anak - anak kelinci harus sudah dilahirkan sebelum induknya
mencapai umur satu tahun karena apabila induk beranak pada umur lebih dari satu
tahun tulang pelvisnya akan menyempit sehingga sulit untuk beranak secara
alamiah dan induk-induk tersebut tidak akan mampu beranak lagi setelah berumur
tiga tahun. Kelinci ini beranak cukup banyak, yaitu antara 5–12 ekor per litter. Lama
kebuntingan antara 28-34 hari dengan rataan 30-32 hari. Kelinci ini termasuk
bangsa kelinci raksasa dengan warna yang umum abu-abu besi (steel grey) bertubuh
panjang dengan kepala yang tegak dan telinga panjang serta tegak. Bobot badannya
minimal 5 kg dan tercatat dapat mencapai bobot badan 9,5 kg/ekor. Ditambahkan
bahwa rambut kelinci Flemish Giant pendek dengan warna steel grey dan warna
lainnya seperti sandy, fawn, white, blue dan black (Petplanet Co Uk. 2004).
Karakteristik Daging Kelinci
(Lukefahr et al.1981) menjelaskan bahwa daging kelinci persilangan
dengan pejantan Rex lebih tinggi rasio daging : tulang dibandingkan Flemish Giant
(FG) murni. Persentase daging pada karkas lebih tinggi pada persilangan dibanding
23
Rex. Persentase tulang pada karkas lebih rendah pada persilangan dibanding Rex.
Persentase susut masak pada persilangan Flemish Giant (FG) terendah. Persentase
karkas lebih tinggi pada persilangan. Kedalaman lain dan panjang karkas terbesar
pada persilangan. Ditambahkan bahwa karakteristik karkas yang utama, bakalan
pedaging yang memiliki induk Flemish Giant (FG) terbaik dibanding dengan Rex
murni. Bagaimanapun, karena rendahnya kualitas induk, disarankan tidak
menggunakan Flemish Giant (FG) murni pada produksi kelinci secara komersial.
Meskipun demikian, penting menjadi catatan bahwa Flemish Giant (FG) murni
memiliki persentase karkas tertinggi, persentase daging karkas tertinggi, dan rasio
daging : tulang yang sama seperti Rex murni. Karakteristik karkas berdasarkan
bangsa kelinci (Rex dan Flemish Giant) dan persilangannya.
Mortalitas
Bobot badan pada kelinci dan litter size berpengaruh terhadap kematian dan
kematian meningkat seiring dengan peningkatan litter size dan penurunan bobot
lahir. Masa paling kritis pemeliharaan anak kelinci adalah periode umur 0-1
minggu, dimana angka mortalitas yang paling tinggi ditemukan dibandingkan umur
0-3 minggu (Szendro et al. 1996). Biasanya mortalitas anak kelinci sampai umur
sapih cukup tinggi yaitu 26% - 59%. Total produksi yang dihasilkan untuk satu kali
periode beranak sampai umur sapih dapat mencapai 4,9-5,1 kg apabila mortalitas
yang terjadi rendah. Penyebab kematian tersebut antara lain anak mati sejak
dilahirkan, terjepit kandang, jatuh ke lantai, dimakan predator, persaingan dalam
menyusu, produksi susu induk yang kurang, terkena penyakit dan pemeliharaan
yang kurang baik (Raharjo et al. 1995).