BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengelolaan Pembelajaran Dalam
Kinerja Guru
2.1.1 Kinerja Guru
Kinerja diartikan sebagai prestasi yang
diperlihatkan, kemampuan kerja (Depdikbud,
2010:327).Seberapa jauh seseorang mampu
melaksanakan pekerjaan dan dibandingkan dengan
hasil yang ingin dicapai dinamakan kinerja seseorang
pada pekerjaan tersebut.Kinerja guru dapat dilihat dan
diukur berdasarkan kriteria standar kompetensi
guru.Empat kompetensi yang harus dimiliki seorang
guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial dan profesional (UU No.14 tahun 2005).
Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku
yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam
pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru
merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar(Depdiknas,
2008). Mulyasa (2010: 91) menyebutkan empat kriteria
kinerja guru, yaitu: (1) karakteristik personal, (2)
proses, (3) hasil dan (4) kombinasi dari 1, 2, dan 3.
Dilihat dari karakteristik personal, kinerja guru
2
meliputi kemampuan, ketrampilan, kepribadian dan
motivasi untuk melaksanakan tugas dengan haik.
Dilihat dari proses, kinerja guru yang efektif akan
tercapai jika perilaku dapat menunjukkan kecocokan
dengan standar kinerja yang ditentukan. Dilihat dari
hasil, dalam menilai kinerja guru hendaknya mengacu
pada hasil nyata yang dikerjakan oleh guru baik
kuantitas maupun kualitasnya.
Selanjutnya Mulyasa (2010: 112) menyebutkan
tiga faktor penting untuk menilai kinerja guru, yaitu
kemampuan dan minat guru, kejelasan penerimaan
atas peranan guru, dan tingkat motivasi guru dalam
melaksanakan tugas profesionalnya.Tugas profesional
guru dalam pembelajaran adalah merencanakan
pembelajaran, kemampuan melaksanakan kegiatan
pembelajaran, mengevaluasi, memberikan perbaikan
dan pengayaan dan melaksanakan hubungan pribadi.
Dari empat kompetensi yang menjadi standar
kinerja guru itu dijabarkan menjadi 14 indikator
kompetensi seperti yang tercantum dalam
Permendiknas No.16 Tahun 2007.
3
Tabel 2.1 Kompetensi Guru
Jenis
Kompetensi Apek
Pedagogik 1. Menguasaikarakteristikpeserta
didik.
2. Menguasasiteoribelajardanprinsip-
prinsip pembelajaran
yangmendidik.
3. Pengembangan kurikulum.
4. Kegiatan pembelajaran
yangmendidik.
5. Pengembangan potensipeserta
didik.
6. Komunikasidengan peserta didik.
7. Penilaian dan evaluasi.
Kepribadian 8. Bertindak sesuaidengan
normaagama, hukum, sosial, dankebudayaan nasional.
9. Menunjukkanpribadiyangdewasa
danteladan.
10. EtosKerja, tanggungjawab
yangtinggi, rasa bangga
menjadiguru.
Sosial 11. Bersikap inklusif, bertindak
obyektif, serta tidak diskriminatif.
12. Komunikasidengan sesama
guru, tenaga kependidikan, orangtua, peserta didik, dan masyarakat.
Profesional 13. Penguasaan materi,struktur,
konsep, danpola pikirkeilmuan
yang diampu.
14. MengembangkanKeprofesionalan
melaluitindakan yangreflektif.
Kompetensi yang berhubungan langsung dengan
kinerja guru dalam pembelajaran di kelas adalah
kompetensi pedagogik. Dalam penerapannya
kompetensi pedagogik tidak bisa dipisahkan dengan 3
4
kompetensi yang lain.Guru yang kompeten adalah
guru yang memiliki keempat kompetensi tersebut
secara menyeluruh.
2.1.2 Pengelolaan Pembelajaran
Kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran
adalah bagian dari kompetensi pedagogik. Berdasarkan
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses kegiatan pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan guru pada lingkungan belajar.
Dalam proses pembelajaran yang harus dilaksanakan
guru adalah membuat perencanaan, melaksanakan
kegiatan, menilai hasil pembelajaran dan diakhiri
dengan melakukan tindak lanjut dari hasil penilaian.
Majid (2009:6) dalam Manajemen Perencanaan
Pembelajaran menyatakan bahwa komponen
kompetensi pengelolaan pembelajaran mencakup (1)
penyusunan perencanaan pembelajaran; (2)
pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3) penilaian
prestasi belajar siswa; (4) pelaksanaan tindak lanjut
hasil penilaian. Hal ini juga mengacu pada definisi
pengelolaan yang oleh beberapa pakar manajemen
dinyatakan bahwa pengelolaan atau manajemen
meliputi proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
1. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007
tentang Standar Proses menyatakan bahwa:
5
perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
memuat identitas mata pelajaran, standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator
pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran,
materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan
sumber belajar.RPP dijabarkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam
upaya mencapai KD.
Perencanaan merupakan proses penyusunan
sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pentingnya suatu
perencanaan sesuai dengan pendapat Purwanto
(2009:107) yang menyatakan bahwa tanpa perencanaan
atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan
mengalami kesulitan dan bahkan kegagalan. Hal
senada juga diungkapkan oleh Abdul Majid (2009:22)
yang menyatakan bahwa perencanaan pengajaran
bermanfaat sebagai petunjuk arah kegiatan dalam
mencapai tujuan. Jadi kegiatan pembelajaran yang baik
senantiasa berawal dari rencana yang matang yaitu
pembuatan silabus dan RPP. Perencanaan yang matang
akan menunjukkan hasil yang optimal dalam
pembelajaran.
Hal ini berarti setiap pendidik pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis. RPP disusun agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
6
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa.
2. Melaksanakan Pembelajaran
Sesuai Standar Proses (Permendiknas No. 41
Tahun 2007) kegiatan belajar mengajar di kelas
meliputi tiga langkah yaitu kegiatan pendahuluan, inti
dan akhir. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan (RPP) yang telah dibuat. Pada
kegiatan pendahuluan guru harus menyiapkan siswa
baik fisik maupun psikis untuk mengikuti pelajaran,
melakukan apersepsi dan menyampaikan kompetensi
yang akan dicapai dalam pembelajaran itu. Pada
kegiatan inti terdapat kegitan eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Dalam kegitan inti pembelajaran
menggambarkan tentang penggunaan strategi dan
metode pembelajaran yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan akhir guru
memfasilitasi siswa untuk bisa membuat rangkuman
materi, memberikan umpan balik, tindak lanjut dan
pemberian tugas untuk pertemuan berikutnya.
3. Melakukan Penilaian
Seorang guru dituntut untuk menguasai
kemampuan memberikan penilaian kepada peserta
didiknya. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik
serta untuk meningkatkan efektifitas kegiatan
pembelajaran ( Permendiknas RI No. 20 Tahun 2007).
7
Kemampuan ini adalah kemampuan terpenting dalam
evaluasi pembelajaran. Dari penilaian itulah seorang
guru dapat mengetahui kemampuan yang telah
dikuasai oleh para peserta didiknya. Harus mengetahui
kompetensi dasar (KD) apa saja yang telah dikuasai
atau yang belum dikuasai oleh peserta didik dan segera
memberikan tindak lanjut yang tepat.
4. Melakukan Tindak Lanjut
Dari hasil analisa penilaian guru menentukan
kegiatan tindak lanjut yang akan dilaksanakan. Jika
siswa telah mencapai KKM atau melampui KKM maka
guru memberikan pengayaan. Siswa yang belum
mencapai KKM guru memberikan kegiatan remidial.
Program pengayaan diberikan kepada peserta
didik yang telah melampaui ketuntasan belajar dengan
memerlukan waktu lebih sedikit dari pada teman-
teman lainnya.Waktu yang masih tersedia dapat
dimanfaatkanpesertadidik untuk memperdalam/
memperluas atau mengembangkan bahan
kajian,muatan pelajaran, mempraktekan bahan kajian,
muatan pelajaran yang dipelajari. Guru dapat
memfasilitasi peserta didik dengan memberikan
berbagai sumber belajar, antara lain: perpustakaan,
majalah atau koran, internet, bahan praktek,
demonstrasi dll.
Remedial bukan mengulang tes (ulangan harian)
dengan materi yang sama, tetapi guru memberikan
perbaikan pembelajaran pada KD yang belum dikuasai
oleh peserta didik melalui upaya tertentu. Setelah
perbaikan pembelajaran dilakukan, guru melakukan
8
penilaian untuk mengetahui apakah peserta didik telah
memenuhi kompetensi minimal dari KD yang
diremedialkan. Sebelum melaksanakan kegiatan
remidail guru kelas harus melakukan identifikasi
terhadap kesulitan peserta didik dan kemudian
membuat perencanaan pembelajaran remedial meliputi
penentuan materi ajar, penetapan metode dan
pemilihan media.
2.2 Supervisi Kunjungan Kelas
2.2.1 Konsep Supervisi Kunjungan Kelas
Menurut Purwanto (2009:120) supervisi
kunjungan kelas adalah salah satu teknik supervisi
perorangan yang dilakukan kepala sekolah dan
pengawas dengan berkunjung ke kelas untuk
mengamati kendala yang dihadapi guru. Supervisor
dapat menolong guru dalam memecahkan kesulitan
atau kendala yang dihadapi guru di dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Hal senada juga
diungkapkan oleh Mulyasa (2009:113) yang
menyatakan bahwa kunjungan kelas adalah salah satu
teknik untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara
langsung.
Melalui supervisi kunjungan kelas akan diperoleh
data yang objektif mengenai kesulitan guru di dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Berdasarkan
kesulitan itu, guru akan dibantu mencari solusi dari
permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Jadi
kegiatan supervisi bukan kegiatan penilaian terhadap
guru tetapi kegiatan untuk memberi bantuan kepada
9
guru dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
dikelasnya. Mulyasa ( 2009:214) menyatakan bahwa
kunjungan kelas dapat dibedakan tiga, yaitu
kunjungan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu,
adanya pemberitahuan sebelumnya dan atas dasar
undangan guru.
Pada kunjungan tanpa pemberitahuan terlebih
dahulu seorang supervisor datang secara tiba-tiba ke
kelas tempat guru mengajar tanpa ada pemberitahuan
sebelumnya.Dengan model ini Supervisor dapat
mengetahui keadaan yang sesungguhnya sehingga
dapat menentukan bantuan yang diperlukan.
Sedangkan kelemahannya guru menjadi gugup karena
tiba-tiba didatangi ini terutama bagi guru yang tidak
siap administrasi pembelajarannya.
Pada kunjungan dengan adanya pemberitahuan
sebelumnya supervisor datang ke kelas berdasarkan
jadwal yang telah direncanakan dan ditetapkan
terhadap kelas yang akan dikunjungi. Segi positifnya
adanya pembagian waktu yang merata bagi guru.
Dengan kunjungan yang direncanakan supervisor
mempunyai konsep pengembangan yang terencana.
Sedangkan pada kunjungan atas dasar undangan
guru supervisor diundang oleh guru untuk
mengunjungi kelasnya untuk memberi bantuan kepada
guru dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi
dikelasnya. Kunjungan seperti akan lebih baik baginya
dalam upaya memperbaiki atau meningkatkan
kemampuannya. Sebab, dengan cara seperti ini, ia
10
dapat belajar untuk bersikap terbuka guna memperoleh
berbagai pengalaman baru dari hubungan kerja
samanya dengan supervisor. Di samping itu, ini juga
dapat mendorongnya guru untuk berupaya
mengaktualisasikan kemampuannya. Sikap dan
dorongan seperti ini merupakan suatu alat baginya
untuk mencapai tingkat profesional.
Masing-masing jenis supervisi mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Bagi supervisor yang harus
dilakukan adalah merumuskan tujuan supervisi
kunjungan kelas yang akan dilakukan. Program
supervisi harus dirancang terlebih dahulu sehingga
supervisi yang dilakukan akan membawa hasil sesuai
dengan yang telah dilakukan. Yang sangat penting
adalah adanya tindak lanjut dari temuan saat
kunjungan kelas.
2.2.2 Tahap-tahap Supervisi Kunjungan Kelas
Menurut Purwanto (2011:103) Supervisi
kunjungan kelas melalui 3 tahapan pokok yaitu
perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut .
1. Perencanaan
Pada perencanaan kepala sekolah harus bisa
menciptakan suasana akrab dengan guru dan
menyepakati jadwal pelaksanaan supervisi serta
instrumen observasi yang akan digunakan. Pada tahap
ini juga membahas persiapan pembelajaran yang
dibuat oleh guru dan membuat kesepakatan mengenai
aspek yang menjadi fokus pengamatan. Berkaitan
11
dengan hal ini Hartoyo (2006:93) menyatakan bahwa
perencanaan meliputi tujuan, waktu, tempat,
instrumen, dan sebagainya yang diperlukan dalam
proses supervisi.Perencanaan sangat berpengaruh
terhadap hasil supervisi maka perencanaan yang
matang merupakan awal keberhasilan.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan supervisi kepala sekolah
berkunjung di kelas mengadakan pengamatan sesuai
fokus pengamatan yang telah disepakati. Kepala
sekolah membuat catatan-catatan dengan
menggunakan instrumen observasi yang telah dibuat
saat perencanaan. Yang harus diperhatikan bahwa
pelaksanaan supervisi kunjungan kelas tidak boleh
mengganggu proses belajar mengajar.
3. Tindak lanjut
Tahap terakhir dalam pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas adalah tindak lanjut. Tindak lanjut
harus segera dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan
supervisi. Pada tahap ini kepala sekolah menunjukkan
data hasil observasi (instrumen dan catatan), beri
kesempatan guru mencermati dan menganalisisnya.
Mendiskusikan secara terbuka hasil observasi,
terutama pada aspek yang telah disepakati (kontrak),
berikan penguatan terhadap penampilan guru. Hindari
kesan menyalahkan. Usahakan guru menemukan
sendiri kekurangannya. Sergiovani ( 2007: 65)
menjelaskan bahwa balikan ini harus deskreptif,
12
spesifik, konkrit, bersifat memotivasi, aktual dan
akurat sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru. Ini
berarti pertemuan balikan ini bukan untuk
menyalahkan guru tetapi untuk memberikan
penguatan pada hal-hal yang sudah baik dan memberi
masukan atau solusi memperbaiki yang masih dirasa
kurang.
2.3. Penelitian Tindakan Sekolah Melalui
Supervisi Kunjungan Kelas
Menurut Mulyasa (2013:10) Penelitian Tindakan
Sekolah (PTS) merupakan suatu cara memperbaiki dan
meningkatkan kepemimpinan pendidikan tingkat
sekolah( kepala sekolah dan pengawas) karena kepala
dan pengawas merupakan orang yang paling tahu
segala sesuatu yang terjadi di sekolah. PTS yang
dilaksanakan secara logis dan sistematis serta jujur
dalam pelaporannya, maka akan memberi masukan
untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas,
meningkatkan mutu dan produktifitas serta
memperbaiki manejemen sekolah.
Pada penelitian ini PTS dilakukan dengan cara
memberikan pendampingan kepada kepala sekolah
dalam mengoftimalkan pelaksanaan supervisi
kunjungan kelas dalam rangka meningkatkan
pengelolaan pembelajaran guru mulai dari menyusun
perencanaan pembelajaran, melaksanakan
13
pembelajaran, menilai hasil belajar dan memberikan
tindak lanjut dari hasil penilaian. PTS melalui supervisi
kunjungan kelas dilakukan secara bersiklus melalui
tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
2.4 Kajian Penelitian yang Relevan
Ada beberapa jurnal hasil penelitian terdahulu yang
sudah membahas tentang peningkatan kompetensi
guru dan supervisi. Ada 2 jurnal nasional dan 3 jurnal
internasional.
Penelitian Suyoko dan Purwanti ( 2009) yang
berjudul “Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui
Pengembangan Manejemen Pendidikan Dengan
Pendekatan Supervisi Kolaboratif “ Dari hasil penelitian
menyatakan bahwa supervisi dengan pendekatan
kolaboratif dapat meningkatkan kinerja guru.
Persamaan dengan penelitian ini adalah tujuannya
yaitu untuk peningkatan kompetensi guru.
Perbedaannya pada model supervisinya dan
subyekpenelitiannya. Penelitian Suyoko model
supervisinya kolaboratif subyeknya guru SMP. Sedang
penelitian ini dengan supervisi kujungan kelas dan
subyeknya guru SD.
Penelitian dengan judul Kemampuan Kepala
Sekolah dalam Pelaksanaan Supervisi Pengajaran di SD
Negeri 24 Banda oleh Rahmayanti, Khairuddin dan
Nasir Usman (2014). Persamaan dengan penelitian ini
14
pada teknik pengumpulan data yaitu wawancara,
observasi, dokumentasi dan pendekatan penelitian
kualitatif. Perbedaannya pada metodenya yaitu
deskriptif. Perbedaan juga pada tujuan penelitian
hanya untuk mengetahui program supervisi
pengajaran, teknik-teknik supervisi pengajaran
danfaktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
supervisi pengajaran.
Penelitian Parwati Santi Desak Putu, Dantes
Nyoman,Nata Wijaya Nyoman (2013) yang berjudul
“Implementasi Supervisi Akademik dalam Rangka
Peningkatan Kemajuan Menyusun RPP pada Guru
Matematika Sekolah Dasar Anggota KKg Gugus IV
Kecamatan Sukasada” menyatakan bahwa supervisi
akademis dapat membantu guru dalam menyusun
RPP.Persamaan dengan penelitian ini adalah dalam
tujuan supervisi yaitu memberi bantuan pada guru dan
metode penelitannya metode yaitu penelitian tindakan
sekolah Perbedaan terletak pada subyek yang diteliti
pada penelitian terdahulu subyeknya guru matematika
satu gugus sedangkan penelitian ini subyeknya kepala
sekolah, guru kelas dan olahraga satu sekolah.
Penelitian berjudul Supervision as Professional
Develovment: Compatible or Strange Bedfellows in The
Policy Queest For Increased Student Achievement oleh
Rucinski and Hazi (2007) menyatakan bahwa supervisi
merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk
meningkatkan kualitas guru yang pada akhirnya dapat
meningkatkan prestasi siswa. Persamaannya penelitian
15
ini adalah memfokuskan pada supervisi pembelajaran
dan pendekatannya kualitatif.
Penelitian Meilani (2013 ) yang berjudul “The
Developmnet of Supervision Model of Competency
Baced Teacher To Matematics Teacher”menyatakan
bahwa model supervisi berbasis kompetensi guru
dapat menigkatkan kompetensi Guru matematika.
Persamaan dengan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kompetensi guru dan teknik
pengumpulan data yaitu melalui wawancara, observasi
dan dokumentasi. Perbedaannya metode penelitiannya
yaitu penelitian dan pengembangan.
16
2.5 Kerangka Pikir
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Guru adalah orang yang paling bertanggung
jawab terhadap terlaksananya proses pembelajaran di
kelas. Untuk bisa menciptakan pembelajaran yang
bermutu diperlukan seorang guru profesional yang
memiliki kinerja tinggi. Kinerja guru yang sangat
penting yang berhubungan dengan proses belajar
mengajar adalah pengelolaan pembelajaran Kepala
sekolah bertanggung jawab dalam pengawasan
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Salah satu cara
Kinerja Guru dalam
pengelolaan
pembelajaran rendah
Masalah : belum menyusun RPP, pembelajaran tidak
tepat waktu, masih berfokus pada guru, Penilaian belum sesuai
Supervisi Kunjungan Kelas
Peningkatan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran
Perencanaan Pelaksanaan
Tindak lanjut
17
untuk mengawasi pelaksanaan pembelajaran adalah
dengan melaksanakan supervisi kunjungan kelas.
Supervisi kunjungan kelas dilakukan kepala
sekolah sebagai supervisor melalui 3 tahapan pokok
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut.
Pada tahan perencanaan menyepakati jadwal
pelaksanaan supervisi, instrumen observasi yang akan
digunakan, dan membahas persiapan pembelajaran
yang dibuat oleh guru. Guru diberi kesempatan untuk
mengkonsultasikan perencanaan pembelajaran yang
telah dibuat. Jika ada kekurangan segera dapat
diperbaiki sehingga dengan bekal perencanaan yang
mantap diharapkan guru dapat melaksanakan
pembelajaran di kelas dengan mantap juga.
Pada pelaksanaan supervisi kunjungan
kelasSupervisor mengadakan peninjauan suasana
belajar untuk melihat atau mengamati guru yang
sedang mengajar serta mengamati kelemahan atau
kendala yang dihadapi guru. Dalam pengamatan ini
guru menggunakan instrumen yang telah disepakati
bersama sehingga akan diperoleh data yang objektif
mengenai kesulitan guru di dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Berdasarkan kesulitan yang
ditemukan pada pengamatan, guru akan dibantu
mencari solusi dari permasalahan-permasalahan yang
dihadapi.
Dengan melaksanakan supervisi kunjungan kelas
secara terprogram dan kontinyu akan dapat
mengetahui kesulitan, kesalahan atau kelemahan guru
terutama dalam penyusunan perencanaan
18
pembelajaraan, pelaksanaan proses belajar mengajar
di kelas dan penilaian hasil belajar.Dengan
tersusunnya perencanaan pembelajaran, terlaksananya
pembelajaran yang sesuai standar proses dan penilaian
hasil belajar akan dapat meningkatkan mutu
pembelajaran dan pada akhirnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
2.5 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori serta kerangka pikir
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
apakah supervisi kunjungan kelas dapat
meningkatan pengelolaan pembelajaran di SD
Negeri Rejowinangun Selatan 5 Kota Magelang?