BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS …€¦ · diperoleh lagi makna bahwa...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS …€¦ · diperoleh lagi makna bahwa...
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
2.1. Tinjauan Pustaka
Berikut ini sebelum memaparkan hasil penelitian tentang pemalsuan
sebagai carding menurut teori Keadilan Bermartabat digambarkan terlebih
dahulu suatu tinjauan pustaka mengenai konsep-konsep pemalsuan dalam hukum
pidana dan konsep carding. Dimaksudkan dengan tinjauan pustakan di sini adalah
tinjauan konsep-konsep terkait, menurut literatur dalam bidang hukum Pidana dan
Hukum Telematika serta, uraian mengenai teori Keadilan Bermartabat.
2.1.1 Konsep Pemalsuan menurut Hukum Pidana
Pemalsuan pada hakikatnya adalah suatu tindak pidana. Oleh sebab itu,
berikut ini dikemukakan apa yang dimaksud dengan konsep tindak pidana, dalam
hal ini, yaitu konsep yang tidak dapat dipisakan dari konsep pemalsuan. Tindak
pidana memiliki makna atau pengertian pengertian dasar dalam hukum pidana
(yuridis normatif). Tindak pidana berhubungan dengan perbuatan yang melanggar
hukum pidana. Banyak pengertian tindak pidana seperti yang dijelaskan oleh
beberapa ahli, dan untuk itu pengertian-pegertian tersebut dikemukakan di bawah
ini, sebagai berikut.
2
Menurut Vos, tindak pidana adalah salah kelakuan yang diancam dengan
sanksi pidana oleh peraturan perundang-undangan, jadi suatu kelakuan yang pada
umumnya dilarang dengan ancaman pidana.1
Menurut Simons, tindak pidana adalah kelakuan (handeling) yang
diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan
dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu
bertanggungjawab.2
Menurut Pompe mendefinisikan tindak pidana menurut teori adalah
suatu pelanggaran terhadap norma, yang dilakukan karena kesalahan sipelanggar
dan diancam dengan pidana untuk mempertahankan tata hukum dan
menyelamatkan kesejahteraan umum sedangkan menurut hukum positif adalah
suatu kejadian yang oleh peraturan undang-undang dirumuskan sebagai perbuatan
yang dapat dihukum.3
Dalam isi dari Hukum Pidana terdiri dari dua jenis yaitu hukum pidana
umum dan hukum pidana khusus. Hukum Pidana Umum merupakan Hukum
Pidana yang dari sisi subjek atau pelaku serta jangkauan berlakunya mengatur
seluruh manusia yang berada di wilayah Indonesia, tanpa pengecualian. Hukum
Pidana Umum pada prinsipnya sebagaimana di atur dalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP).
Hukum Pidana Khusus adalah Hukum Pidana yang berlaku bagi orang-
orang yang mempunyai kualifikasi khusus atau tertentu di wilayah Indonesia dan
1 Tri Andrisman, Hukum Pidana, Diktat, Universitas Lampung, 2007, Bandar Lampung,
hal. 81. 2 Ibid.
3 Ibid.
3
memiliki peraturan teresendiri di luar ketentuan yang ada dalam KUHP. Misalnya,
Hukum Pidana Militer, dimana hukum ini berlaku bagi anggota Militer, Hukum
Pidana Ekonomi, yaitu hukum pidana yang berlaku pada bidang perekonomian,
selanjutnya hukum mayantara atau Cybercrime, yaitu hukum yang mengatur
tindak pidana melalui jaringan internet.4
Kejahatan pemalsuan mempunyai konsep Kejahatan pemalsuan menurut
Teguh Prasetyo adalah “Kejahatan yang di dalamnya mengandung sistem
ketidakbenaran atau palsu atas suatu hal (objek) yang sesuatunya itu nampak dari
luar seolah-olah benar adanya, padahal sesungguhnya bertentangan dengan yang
sebenarnya itulah yang di namakan dengan tindak pidana pemalsuan dalam
bentuk (kejahatan dan pelanggaran).”5
Objek tindak pidana selalu berhubungan erat dengan suatu kepentingan
hukum (rechtsebelang) yang hendak dilindungi dengan dibentuknya tindak pidana
yang bersangkutan. Pada pemalsuan surat, objeknya adalah surat. Dengan
dibentuk Pasal 263 ayat (1), maka telah dibentuk suatu perlindungan hukum
terhadap kepentingan hukum terhadap kepercayaan masyarakat mengenai
kebenaran isi surat-surat.
Isi surat dalam bentuk tulisan dapat mengenai macam-macam hal,
misalnya informasi, berita, keadaan tertentu dan sebagainya. Dari sudut objek
yang selalu berhubungan dengan suatu kepentingan hukum yang hendak
dilindungi, tindak pidana dapat dibeda-bedakan. Informasi atau berita, atau isi
suatu tulisan sebagai objek tindak pidana dapat bentuknya yang tertulis dan lisan
4 Ilham Bisri, Sistem Hukum Indonesia, Prinsip-Prinsip dan Implementasi Hukum di
Indonesia, Raja Grafindo, Jakarta, 2004, hal. 40-41. 5 Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, Edisi revisi, Raja Grafindo, Jakarta, 2011, hal. 58.
4
atau verbal. Untuk melindungi kepentingan hukum mengenai kepercayaan
masyarakat terhadap informasi atau berita yang disampaikan atau ditulisakan
maka dibentuklah beberapa macam tindak pidana, salah satunya yaitu tindak
pidana pemalsuan surat.6
2.1.2 Konsep Carding Maknanya Menurut Hukum Telematika
Kejahatan ini biasanya menggunakan sara internet. Pembelanjaaan
ditawarkan nelalui sitem internet, untuk pembelanjaan dan pembayaran biasanya
menggunakan kartu kredit denagn menyebutkan, menuliskan, menginput nomor
kartu kredit pada kolom pembayaran yang telah tersedia dan Pihak penjual akan
melakukan pengecekan atau otorisasi kepada penyelenggara kartu kredit atau
bank. Setelah otorisasi serta nomor dan pemiliknya dinyatakan maka barang akan
dikrim ke alamat pribadi.7
Carding adalah penipuan kartu kredit bila pelaku mengetahui nomor
kartu kredit seseorang yang masih berlaku, maka pelaku dapat membeli barang
secara on-line yang tagihannya dialamatkan pada pemilik asli kartu kredit
tersebut, sedangkan pelakunya dinamakan carder.8
6 Adami Chazawi dan Ardi Ferdian, Tindak Pidana Pemalsuan: Tindak Pidana yang
Menyerang Kepentingan Hukum Terhadap Kepercayaan Masyarakat Mengenai Kebenaran Isi
Tulisan dan Berita yang Disampaikan, Cetakan ke-1, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2016, hal. 5-
6. 7 Tb. Irman S., Anatomi Kejahatan Perbankan, Cetakan ke-1, MQS Publishing, Jakarta,
2006, hal. 161. 8 Ade Ary Syam Indradi, Carding: Modus Operandi, Penyidikan dan Penindakan,
Jakarta:PTIK, 2006, hal. 36.
5
Carding (credit card fraud) Melibatkan berbagai macam aktifitas yang
melibatkan kartu kredit. Terjadi ketika seseorang yang bukan pemilik kartu kredit
menggunakan kartu kredit tersebut melawan Hukum.9
Terminologi carding dalam bahasa formal atau bahasa hukum,
digolongkan sebagai credit/debit card fraud (penipuan menggunakan kartu
kredit/kartu debit), yang menurut IFCC (Internet Fraud Compalint Center) yaitu
salah satu unit di FBI yang menangani komplain dari masyarakat berkaitan
dengan cyber crime, adalah: “The unauthorized use of a credit/debit card number
can be stolen from unsecured web sites, or can be obtained in an identity theft
scheme” (Penyalahgunaan kartu kredit/debet untuk menipu dalam mendapatkan
uang atau properti. Nomor kartu kredit dapat dicuri dari website yang tidak
terjaga/tidak aman atau didapatkan melalui pencurian identitas).10
Adapun jenis carding yang penulis temui dalam penelitian pusatakan,
antara lain: Misuse (compromise) of card data, yaitu berupa penyalahgunaan
kartu kredit yang tidak dipresentasikan. Di samping itu ada pula jenis carding
counterfeiting, yaitu pemalsuan kartu kredit. Kartu palsu sudah diubah sedemikian
rupa menyerupai kartu asli. Carding jenis ini dilakukan oleh perorangan sampai
sindikat pemalsu kartu kredit yang memiliki jaringan luas, dana besar dan
didukung oleh keahlian tertentu.
9 Lita Sari Marita. Penerapan Cyber Law dalam Pemberantasan Cyber Crime di
Indonesia. Jurnal AMIK Bina Sarana Informatika Jakarta. Vol. XV. No. 2 September 2015, hal
45-46. 10
Mehda Zuraida, Credit Card Fraud (Carding) dan Dampaknya Terhadap Perdagangan
Luar Negeri Indonesia. Jurnal Analisis Hubungan Internasional, Vol. 4. No. 1. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 2015, hal., 1629.
6
Perkembangan counterfeiting saat ini telah menggunakan software
tertentu yang tersedia secara umum di situs-situs tertentu (creditmaster, credit
probe) untuk menghasilkan nomor-nomor kartu kredit serta dengan menggunakan
mesin atau terminal yang dicuri dan telepon genggam untuk mengecek keabsahan
nomor-nomor tersebut. Di samping itu, counterfeiting juga menggunakan
skimmimg device yang berukuran kecil untuk mengkloning data yang tertera di
magnetic stripe kartu kredit asli dan menggunakan peralatan-peralatan untuk
meng-intercept jaringan telekomunikasi serta menggunakan terminal implants.
Kejahatan carding lainnya dilakukan dengan sistem Wire Tapping yaitu
penyadapan transaksi kartu kredit melalui jaringan komunikasi. Hal ini bisa
dilakukan dengan menggunakan software yang berfungsi sebagai traffic logger
untuk mengawasi paket data yang dikirimkan melalui internet.
Selain itu kejahatan Carding dilakukan dengan Phishing yaitu
penyadapan melalui situs website aspal (asli-tapi palsu) agar personal data
nasabah dapat di curi. Phising biasanya mengirimkan email kepada korban untuk
merujuk kepada website buatannya.
2.1.3 Teori Keadilan Bermartabat
Pengertian atau definisi dari konsep sistem yang dianut dalam teori
keadilan bermartabat adalah, suatu perangkat prinsip atau perangkat asas dan
perangkat kaidah hukum positif yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dan teramat penting dari suatu hukum positif yang keseluruhannya telah dirancang
menurut pola tertentu, saking berkaitan erat antara satu bagian dengan bagian
7
yang lain dan saling bahu-membahu antara satu unsur dengan unsur yang lainnya
dalam suatu kesatuan tujuan.11
Dalam batasan tentang sistem menurut teori keadilan bermartabat,
diperoleh lagi makna bahwa sistem itu tidak ada dengan sendirinya. Sehingga
hasil rancang bangun teori keadilan bermartabat menjadi suatu sistem kaidah dan
asas-asas hukum yang utuh dan sistemik sebagai hukum dan sistem hukum
berdasarkan Pancasila.12
Teori keadilan bermartabat sebagai suatu filsafat dibangun dalam
konteks untuk memahami, menjelaskan dan menerapkan suatu sistem hukum
positif tertentu. Dalam hal ini menjelaskan, menerapkan, memahami, korporasi
sebagai subjek hukum yang dapat dikenai sanksi pidana (denda). Teori Keadilan
Bermartabat merupakan suatu filsafat hukum, teori hukum, ilmu hukum
(jurisprudence).13
2.2. Temuan Pemalsuan sebagai Carding menurut Keadilan
Bermartabat
Seperti telah dikemukakan di muka, rumusan permasalahan penelitian
ini adalah bagaimana pemalsuan sebagai carding dalam perspektif Keadilan
Bermartabat. Sudah dikemukakan di atas, bahwa Keadilan Bermartabat
berpendirian bahwa apabila orang hendak mencari hukumnya maka orang harus
mencari hukum tersebut di dalam jiwa bangsa (Volkgeist). Dalam hal ini, seperti
yang akan digambarkan di bawah ini, suatu gambaran tentang bagaimana
11
Teguh Prasetyo, Sistem Hukum Pancasila, Nusamedia, Bandung, 2016, hal. 29. 12
Ibid. 13
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, Edisi Revisi, Raja Grafindo, Jakarta, 2010, hal.50.
8
hukumnya pemalsuan sebagai carding yang terdapat di dalam jiwa bangsa, dalam
hal ini, yaitu yang terdapat dalam manifestasi dari jiwa bangsa, yaitu Putusan
Pengadilan. Berikut gambaran tentang pemalsuan sebagai carding dalam Putusan
No. 922/Pid.B/2009/PN.Jkt.Sel.
Putusan yang di dalamnya dapat dijumpai hukumnya pemalsuan sebagai
carding yang digambarkan di bawah ini dihasilkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam perspektif Keadilan
Bermartabat, Putusan No. 922/Pid.B/2009/PN.Jkt.Sel. adalah suatu temuan.
Putusan pengadilan sebagai temuan ini mengadili perkara pidana pada tingkat
pertama dengan acara pemeriksaan biasa dalam ruang persidangan yang telah
ditentukan untuk itu.
2.2.1. Identitas Pelaku Pemalsuan sebagai Carding dalam
Temuan
Terdakwa yang diadili dalam Putusan yang menjadi temuan penelitian
ini adalah Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti Handoko Alias Mami;
untuk selanjutnya disingkat dengan Terdakwa atau Yulita. Berikut di bawah ini
analisis, dalam pengertian uraian atau deskripsi atas temuan tersebut.
Adapun usia dari Terdakwa ketika perkara mulai didaftarkan di
pengadilan adalah 49 tahun. Terdakwa seorang perempuan lahir di Jakarta pada
29 Oktober 1965. Yulita, seorang berkebangsaan Indonesia, tinggal di Rumah
Susun Tebet Superindo No.414 JI.Tebet Barat IV No. 20 Jakarta Selatan. Yulita
bekerja sebagai ibu Rumah Tangga dan berpendidikan Diploma 3.
9
2.2.2. Masa Penahanan Pelaku Pemalsuan sebagai Carding
dalam Temuan
Terdakwa di tahan oleh Penyidik sejak tanggal: 9 Februari 2009 sampai
dengan 28 Februari 2009 dan Diperpanjang oleh Penuntut Umum sejak tangga 1
Maret 2009 sampai dengan tanggal 9 April 2009. Penuntut Umum sejak tanggal 2
April 2009 s/d tanggal 21 April 2009. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan sejak tanggal 15 April 2009 sampai dengan tanggal 14 Mei 2009. Setelah
itu Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak tanggal 15
Mei 2009 sampai dengan tanggal 13 Juli 2009. Sejak tanggal 28 Mei 2009,
berdasarkan Putusan Sela No. 698/Pid.B/2009/PN.Jkt.Sel, dikeluarkan dari
tahanan. Dalam perkara ini terhadap terdakwa tidak dilakukan penahanan.
2.2.3 Para Pihak Pelaku Pemalsuan sebagai Carding dalam
Temuan
Dalam kasus ini Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukumnya, yaitu:
Maju Posko Simbolon, SH, Dkk, pada Advokat dan pembela Umum pada kantor
Lembaga Bantuan Hukum Mawar Saron, beralamat di Ruko Mitra Sunter Blok D
No. 9 – 11, Jl. Sunter Boulevard Raya, Jakarta, yang bertindak baik bersama-sama
maupun sendiri-sendiri, berdasarkan surat kuasa khusus No. A 73-KP. 04.13-80
tertanggal 17 Juni 2009 dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan tanggal 18-06-2009, dibawah No. 126/SK/HKM/VI/2009.
10
2.2.4 Tuntutan Pelaku Pemalsuan sebagai Carding dalam
Temuan
Dalam kasus Pemalsuan sebagai carding dalam perspektif Keadilan
bermartabat Jaksa Penuntut umum menuntut Terdakwa Khoirunnisa Yulita alias
Maya alias Suri binti Handoko alias Mami bersalah melakukan Tindak Pidana
yaitu: telah melakukan, yang menyuruh melakukan, turut serta melakukan Pidana
yaitu membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang dapat menerbitkan
sesuatu perjanjian dengan maksud untuk menyuruh orang lain menggunakan
surat tersebut, seolah-olah isinya benar dan tidak dipalsukan, sebagaimana diatur
dalam Pasal 263 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP .
Jaksa Penuntut Umum juga menuntut untuk menjatuhkan Pidana Penjara
terhadap Terdakwa Khoirunnisa Yulita alias Maya alias Suri binti Handoko alias
Mami selama 2 Tahun 6 bulan potong tahanan dengan perintah Terdakwa ditahan.
Adapun beberapa Barang Bukti yang di sita dari terdakwa berupa kartu Kredit
Palsu yang disita, mesin Emboser, 1 mesin Skimmer MSR 206, 1 alat Sablon, 3
buah buku tulis, 1 buah Hardisk Eksternal merk Smart Drive, 1 unit mesin Umron,
3 buah HP merk Nokia, 1 buah HP Esia, 2 buah Flasdisk, 1 unit Laptop merk Dell
untuk disita dan dimusnahkan. Selain itu Jaksa Penuntut Umum menyatakan agar
Terdakwa dibebani biaya perkara, sebesar dua ribu rupiah.
Pada sidang dengan agenda Pembelaan Penasehat Hukum dari terdakwa
secara tertulis tertanggal 28 Desember 2009, yang pada pokoknya antara lain
menyatakan yakin dan percaya Majelis Hakim yang Mulia memiliki rasa keadilan
dan kecintaan terhadap rakyat yang sangat tinggi sehingga Majelis Hakim yang
mulia mengabdikan diri kepada negara ini dalam jabatan yang yang sangat mulia.
11
Bersama ini juga Penasehat Hukum serahkan nasib dan masa depan terdakwa dan
keluarganya kepada Majelis Hakim yang mulia.
Tim Penasihat Hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim yang
terhormat berkenan memberikan putusan kepada terdakwa tidak terbukti secara
sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang
didakwakan penuntut umum, Membebaskan atau setidak-tidaknya melepaskan
terdakwa dari segala tuntutan hukum, Membebankan biaya perkara kepada
Negara atau apabila Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya.
Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum mengajukan atas Nota Pembelaan
(Pledoi) Replik secara tertulis tertanggal 7 Januari 2010 yang pada pokoknya
menyatakan tetap pada tuntutan pidana atau dari terdakwa Khoirunnisa Yulita
Alias Maya Alias Suri binti Handoko Alias Mami yang telah dibacakan dan
diserahkan pada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada sidang
hari Senin tanggal 21 Desember 2009.
Setelah di bacakan Replik dari Jaksa Penuntut Umum tersebut, Tim
Penasehat hukum terdakwa mengajukan Duplik secara tertulis tertanggal 14
Januari 2010 yang pada pokoknya. Memohon kepada Majelis Hakim yang
terhormat berkenan memberikan putusan yang menyatakan terdakwa tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum, Membebaskan atau setidak-
tidaknya melaporkan terdakwa dari segala tuntutan hukum Membebankan biaya
perkara kepada negara atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon
putusan yang seadil-adilnya.
12
2.2.5 Dakwaan Pelaku Pemalsuan sebagai Carding dalam
Temuan
Terdakwa diajukan kepersidangan oleh Penuntut Umum dengan
dakwaan sebagai berikut: ia terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri
Binti Handoko Alias Mami bertindak sendiri-sendiri maupun bersama sama
dengan saksi Andre Cristian Brail Alias Christopher Alias Andre Wijaya
Bin Robert Brail (terdakwa dalam berkas perkara terpisah) pada hari Rabu tanggal
4 Februari 2009 atau setidak tidaknya pada waktu lain masih dalam tahun 2009
bertempat di Hotel Kristal Jalan Terogong Raya Cilandak Jakarta Selatan dan di
Rumah Susun Tebet Superindo No. 414 Jalan Tebet Barat IV No.20 Tebet Jakarta
Selatan atau setidak- tidaknya pada tempat lain yang masih termasuk dalam
daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Terdakwa telah melakukan, yang menyuruh melakukan, turut serta
melakukan pidana, yaitu membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang dapat
menerbitkan sesuatu hak, sesuatu perjanjian atau suatu pembebasan utang atau
yang boleh dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan, dengan
maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain mengunakan surat-surat itu
seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, maka kalau mempergunakannya
dapat menimbulkan kerugian.
2.2.6 Modus Operandi Pelaku Pemalsuan Sebagai Carding
dalam Temuan
Awalnya Terdakwa pada hari dan waktu yang sudah tidak dapat
ditentukan lagi dalam tahun 2009 terdakwa dengan menggunakan nomor telepon
13
02199952965 miliknya menghubungi Nomor telepon 02194568487 milik Kawi
Rahmat Alias Winarso (belum tertangkap) untuk membeli satu nomor kartu
Kredit asing seharga satu juta, rupiah, selanjutnya Kawi Rahmat Alias Winarso
melalui internet mengirimkan kepada terdakwa nomor kartu kredit Master card
Bank Danamon No: 5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W kartu Kredit Visa
Bank Danamon No: 498066200385 7300, atas nama Christopher Le, Kartu Kredit
VISA Citibank No: 498066200385 7300 atas nama Christopher Le, Kartu
Kredit VISA UOB Bank No: 4980 0184 7388 2015 atas nama Reese Michele,
Kartu Kredit Mastercard Citibank No: 4980 0600 2946 5036 atas.nama Maya
Osaka, Kartu Kredit VISA Bank HSBC No: 4980 6605 7838 8602 atas nama
Christoper Le sedangkan fisik kartu kredit diperoleh terdakwa dengan cara
membeli dari Kim-Kim Alias Michael seharga tiga ratus ribu rupiah perlembarnya
Kemudian pada tanggal 20 Januari 2009 bertempat di rumah susun
Tebet Jakarta Selatan terdakwa memberikan nomor kartu dan fisik kartu tersebut
kepada Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin
Robert Brail.
Pada hari Rabu tanggal 4 Februari 2009 sekira jam 22.00 Wib bertempat
di Hotel Crystal Jalan Terogong Pondok Indah Jakarta Selatan dilakukan
perbuatan sebagai berikut. Terdakwa bersama dengan Andre Christian Brail
Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail mencetak dan
membuat kartu kredit Mastercard Bank Danamon No: 5232 5342 0103 7618 atas
nama Andre W. Kartu Kredit Visa Bank Danamon No: 498066200385 7300
atas nama Christopher Le, Kartu Kredit VISA Citibank No: 4980 0166 1086
14
9648 atas nama Christopher Le, Kartu Kredit VISA UOB Bank No: 4980 0184
7388 2015 atas nama Reese Michele, Kartu Kredit Mastercard Citibank No:
4980 0600 2946 5036 atas nama Maya Osaka, Kartu Kredit VISA Bank HSBC
No: 4980 6605 7838 8602 atas nama Christopher Le.
Dalam melaksanakan Pemalsuan sebagai Carding disini Terdakwa
menggunakan satu unit laptop/komputer untuk membuka jaringan internet dan
memasukkan data, satu unit mesin skimmer untuk untuk memasukkan data/nomor
atau mengcopy data, satu unit mesin emboser untuk mencetak nama dan angka
timbul pada kartu kredit, satu unit mesin omron untuk mengakses kartu kredit
apakah dapat digunakan, satu unit sablon untuk mencetak empat angka kecil yang
ada di depan dan di belakang kartu dan satu unit kompor kecil untuk pemanas
kartu kredit.
Setelah itu Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre
Wijaya Bin Robert Brail melakukan otorisasi melalui program skype (berbelanja
melalui internet) yang beralamatkan di www.skype.com untuk mengecek 16 digit
nomor kartu kredit yang di beli dari Kawi Rahmat Alias Winarso apakah masih
aktif atau tidak dan apabila nomor-nomor kartu kredit tersebut masih aktif
selanjutnya Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya
Bin Robert Brail membuka program Magnetic Strife Card Rieder Writer 206
DDX.51 Oct. 2007 (kode CCV) untuk memasukkan 16 digit nomor kartu kredit
tersebut.
Selanjutnya terdakwa mencetak 4 angka kecil yang terdapat di depan
dan di belakang kartu kredit tersebut dengan menggunakan mesin sablon dan
15
kemudian Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin
Robert Brail mencetak 16 digit nomor dan nama pada kartu kredit dengan
menggunakan mesin emboser dan setelah setelah nomor dan nama tercetak pada
kartu kredit tersebut, selanjutnya Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias
Andre Wijaya Bin Robert Brail memasukkan ke mesin skimmer untuk
memasukkan 20 digit nomor CVV1 pada magnetif strife setelah itu di cek kembali
melalui layar laptop/komputer apakah 20 digit nomor tersebut sudah masuk dan
apabila sudah masuk maka kartu kredit tersebut dapat digunakan untuk
bertransaksi.
Dari 6 kartu kredit tersebut yang dapat digunakan untuk bertransaksi
adalah kartu kredit Mastercard Bank Danamon No: 5232 5342 0103 7618 atas
nama Andre W yang sebelumnya oleh terdakwa telah disablon angka 7618010
yang terletak di bawah angka magnetik (garis tebal hitam) dengan menggunakan
mesin sablon sedangkan Andre W digunakan oleh Andre Christian Brail Alias
Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail membuat dan mencetak
nama Andre W dan nomor angka 5232 5342 0103 7618 dengan masa berlaku
bulan 06 Juni tahun 2009 dengan menggunakan mesin emboser dan mengisi
angka magnetik ke luar negeri dengan nomor 5546 4100 8626 3010 ke dalam fisik
kartu kredit dengan menggunakan mesin skimmer.
Kemudian kartu kredit Mastercard Bank Danamon No.5232 5342 0103
7618 atas nama Andre W pada hari Jum'at tanggal 6 Februari 2009 dipergunakan
oleh Andre Christian Brail Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert
Brail untuk membayar makan siang di Restoran Peacock Hotel Sultan Jakarta
16
sebesar delapan ratus sepuluh ribu tujuh ratus rupiah, selanjutnya sekira jam 18.00
Wib untuk membayar/ Deposit cek in atau menginap selama tiga hari di kamar
nomor 983 Hotel Sultan Jakarta sebesar empat juta rupiah,
Setelah itu sekitar jam 22.00 wib dipergunakan untuk membayar
makan malam di Restoran Peacock Hotel Sultan Jakarta sebesar seratus lima
puluh empat ribu delapan ratus delapan puluh delapan rupiah dan kemudian pada
hari sabtu tanggal 7 Februari 2009 sekitar jam 11.00 wib Andre Christian Brail
Alias Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail melakukan tarik tunai
sebesar satu juta tujuh puluh ribu rupiah di Hotel Sultan Jakarta dan pada sore
harinya terdakwa menerima uang sebesar empat ratus ribu rupiah dari uang hasil
transaksi penarikan tunai di Hotel Sultan dengan menggunakan kartu kredit
Mastercard Bank Danamon No. 5232 5342 0103 7618 atas nama Andre W,
kemudian sekira jam 20.00 Wib kartu kredit Mastercard Bank Danamon No.
5232534201037618 dipergunakan untuk membeli dua buah Tas Wanita di Toko
Charles & Keith di Hotel Sultan sebesar sembilan ratus ribu tiga puluh tujuh ribu
rupiah
Fisik kartu kredit Mastercard Bank Danamon No. 5232 5342 0103 7618
atas nama Andre W yang dipergunakan oleh Andre Christian Brail Alias
Christopher Le Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail berbeda dengan nomor yang
keluar pada sales draft dari mesin EDC BCA yang ada di front desk Hotel Sultan
Jakarta yaitu nomor 5546 4100 8626 3010 atas nama Andre W sebagaimana hasil
pengecekan yang dilakukan oleh Bank BCA melalui system Early Detection Unit
dan melalui alat card reader tersebut. Nomor kartu kredit yang terdapat pada
17
kartu kredit Mastercard Bank Danamon No. 5232 5342 0103 7618 atas nama
Andre W diatas sebenarnya adalah 5546 4100 8626 3010 An. Andre W, dimana
5546-41 sebagai Bank Identification Number (BIN) pihak penerbitnya adalah
Bank Euro Kartensysteme Gmbh Germany terdapat ketidak sesuaian dengan logo
Bank dan nama yang tercetak pada kartu kredit tersebut.
Fisik kartu Kredit Visa Bank Danamon No: 4980 6620 0385 7300 atas
nama Christopher Le, yaitu 4980-01 sebagai Bank Identification Number (BIN)
pihak Bank penerbitnya adalah Summitomo Mitsui Card Company Ltd, terdapat
ketidaksesuaian dengan logo Bank yang tercetak pada kartu kredit tersebut.
Fisik kartu Kredit VISA Citibank No: 4980 0166 1086 9648 atas nama
Christopher Le, yaitu 4980-01 sebagai Bank Identification Number (BIN) pihak
Bank penerbitnya adalah Summitomo Mitsui Card Company Ltd, terdapat
ketidaksesuaian dengan logo Bank yang tercetak pada kartu kredit tersebut.
Fisik Kartu Kredit VISA UOB Bank No: 4980 0184 7388 2015 atas
nama Reese Michele, yaitu 4980-01 sebagai Bank Identification Number (BIN)
pihak Bank penerbitnya adalah Summitomo Mitsui Card Company Ltd, terdapat
ketidaksesuaian dengan logo Bank yang tercetak pada kartu kredit tersebut.
Fisik Kartu Kredit Mastercard Citibank No: 4980 0600 2946 5036 atas
nama Maya Osaka yaitu 4980-01 sebagai Bank Identification Number (BIN)
pihak Bank penerbitnya adalah Summitomo Mitsui Card Company Ltd, terdapat
ketidaksesuaian dengan logo Bank yang tercetak pada kartu kredit tersebut.
Akibat perbuatan terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri
Binti Handoko Alias Mami bersama-sama dengan Andre Cristian Brail Alias
18
Christopher Alias Andre Wijaya Bin Robert Brail (terdakwa dalam berkas perkara
terpisah) pihak Bank BCA cq Euro Karten Systems Germany dirugikan sebesar
Lima Juta Sembilan Ratus Tiga puluh Ribu Rupiah.
Perbuatan terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti
Handoko Alias Mami diatur dan diancam pidana menurut bunyi pasal 263 ayat (1)
jo pasal 55 ayat (1) ke-1e KUHP. Atas pertimbangan dari dakwaan Jaksa Penuntut
Umum, Penasehat Hukum terdakwa mengajukan keberatan/Eksepsi secara tertulis
tertanggal 25 Juni 2009.
Setelah mendengar dan membaca Eksepsi dari Penasihat Hukum dan
pendapat Jaksa Penuntut Umum Majelis Hakim mengeluarkan Putusan Sela yang
menyatakan Nota keberatan/Eksepsi dari Penasehat Hukum Terdakwa tidak dapat
diterima dan memerintahkan kepada Penuntut Umum untuk mengajukan upaya
pembuktian yang diperlukan dalam perkara ini.
2.2.7 Alat Bukti Pemalsuan sebagai Carding dalam Temuan
Penuntut Umum untuk membuktikan dakwaanya telah mengajukan saksi
saksi yang telah di sumpah menurut agamanya. Saksi yang pertama adalah
saudara Wahyudi Rafly, S.Kom. dia bekerja di Bank BCA sebagai Officer sejak
2008. Pada waktu persidangan saksi memberi keterangan dirinya mengetahui
perkara ini adanya pemalsuan kartu kredit, ia mendapat informasi dari petugas
Hotel Sultan pada Februari 2009 ada penggunaan kartu kredit yang datanya
berbeda antara fisik dengan yang ada di mesin EDC. Dia diberi tahu oleh kasir
Hotel Sultan di jalan Gatot Subroto bahawa ada laporan ke bank BCA. Saksi
tersebut langsung mengecek ke Hotel Sultan dari data yang di terima
19
kesimpulannya kartu itu bermasalah. Dan indetitas di kartu dengan yang memakai
berbeda karna pemilik tersebut di jerman.
Dala keterangannya saksi menyatakan kartu kredit tersebut dipakai
terdakwa sebagai deposit. Terdakwa melakukan transaksi at faund sebesar 1 juta
rupiah di tambah dengan pembayaran di restoran. Saksi juga menyatakan dia
hanya mendengar dari polisi, terdakwa mempunyai banyak data dan kartu hasil
emboss di rumah. Saksi juga membenarkan dia melihat polisi membawa barang
bukti yang di ambil dari kamar hotel terdakwa dan mendapatkan 7 kartu kredit.
Jaksa Penuntut Umum menghadirkan saksi lainya yaitu Inus Hudiyanto,
dipersidangan menerangkan dibawah sumpah. Dalam keteranganya, benar saksi
bekerja di bank BCA dibagian Monitoring penyalahgunaan Kartu Kredit, saksi
mengetahui perkara ini dari pengembangan polisi, terdakwa sebagai salah satu
pelaku pengguna kartu kredit yang dinyatakan palsu, selain itu saksi yang buat
laporan dari Bank BCA, saksi juga membenarkan sekitar 2 jam ada sistem interval
security sistem ada informasi dari Hotel Sultan tentang pemalsuan kartu kredit
dan langsung mengetahui pada saat itu juga, Bank BCA langsung melakukan
koordinasi dengan pihak Hotel Sultan untuk mengamankan pelaku, dan langsung
membawa pelaku ke Polda dibantu oleh Polisi dan Keamanan Hotel.
Dalam keteranganya saksi menyatakan bank BCA dalam hal ini
mengalami kerugian kurang lebih enam juta rupiah, saksi juga mengetahui kartu
yang digunakan adalah dari Jerman yang tidak ada nama pemiliknya tetapi hanya
nomernya saja, hal itu bisa terjadi karena proses pembuatannya kurang bagus
20
maka datanya jadi berbeda, dengan modus mencuri data data Bank dengan alat
Skimmer dan juga bisa dilakukan dengan kartu debet dengan memakai PIN.
Dalam keterangan saksi Inus Hiduyanto pernah melihat barang bukti di
Kantor Polisi seperti mesin skimmer bisa digunakan untuk menggandakan dan
mentransfer kartu, tetapi saksi tidak pernah ditunjukkan barang bukti berupa buku
yang berisi kode-kode nomer bank dan angka-angka kartu kredit. Tetapi dari 6
angka awal menunjukkan dari bank mana kartu itu berasal.
Saksi juga bertemu dengan Andre Christian Brail dan ditemukan 7 buah
kartu kredit palsu, dan saksi mengetahui asal kartu-kartu tersebut dari Ibu Suri
atau Mami tetapi tidak menanyakan kapan kartu kredit itu diperoleh. Saksi juga
mengatakan dirinya di panggil oleh Polda untuk sebagai saksi, selama di polda
saksi ditunjukkan yang kartu kredit saja, yang lain tidak ditunjukkan kepada saksi
hanya diberitahu saja, dan saksi mengetahui ada banyak kartu kredit yang disita
polisi, saksi tidak hitung.
Setelah saksi dari pihak Bank BCA, Jaksa Penuntut Umum
mendatangkan saksi dari pihak Hotel Sultan yang bernama Adnan Rifai, dalam
persidangan saksi menerangkan dibawah sumpah. Dalam keterangannya saksii
bekerja di Hotel Sultan sebagai Front Desk Agent (FDA), tugas saksi adalah
menghandel cek in-cek out dan melayani pembayaran tamu disamping itu juga
melayani Cash Advance (tarik tunai), dalam pembayaran dilakukan oleh para
tamu secara tunai (cash) atau pakai kartu kredit, jika pembayaran dengan kartu
kredit dengan mengecek dari nomernya apakah sesuai atau tidak dengan data-
datanya.
21
Dalam keterangan saksi dirinya ingat kejadian tanggal 7 Februari 2009,
yaitu ada penggunaan kartu kredit palsu, saat itu kartu digunakan untuk penarikan
tunai, penarikan tunai yang saksi ketahui dari sales draft printnya sebesar seratus
tujuh puluh ribu rupiah fisik kartunya Bank Danamon, tetapi nomernya berbeda,
draft printnya, kemudian saksi laporkan kepada bank BCA, karena kita semuanya
memakai mesin dari BCA dan Duty Manager, waktu penarikan tunai Andre
Christian Brail melakukan sendirian saja, dan ada struk penarikan dengan data
print outnya, selain penarikan tunai tidak ada transaksi lain yang dilakukan oleh
terdakwa. Saksi mengetahui juga Polisi datang kekamar terdakwa dan tidak ada
orang selain terdakwasaksi lupa kartu kredit yang mana Andre Christian Brail
pakai di Hotel Sultan.
Saksi selanjutnya adalah Gesang Widiastuti, dipersidangan menerangkan
dibawah sumpah. Dalam keterangan saksi bekerja di Hotel Sultan sejak
September tahun 2008 sebagai kasir di restoran Pea Cock, biasannya yang makan
di restoran tamu dari Hotel dan dari luar hotel, pembayarannya bisa dilakukan
secara tunai dan memakai kartu kredit.
Saksi juga mengatakan pada bulan Februari 2009, benar ada yang
menggunakan kartu kredit palsu, yang menggunakan adalah Andre Christian
Brail. Dan saksi lupa, kartu kredit yang digunakan oleh Andre Christian Brail.
kartu kredit digunakan untuk membayar makan sekitar delapan puluh ribu rupiah.
kartu yang asli kartu dan namanya sama, kartu kredit tersebut diantarkan oleh
Waiter atau pelayan kepada saksi. setelah dilakukan transaksi berbeda data-
datanya dengan yang ada di kartu. tetapi transaksinya tetap dilakukan, saksi
22
mengetahui jika kartu kredit itu palsu belakangan. Saksi tidak tahu siapa yang
menandatangani dokumen-dokumen tersebut.
Dalam keteranganya saksi tidak pernah melihat terdakwa. tetapi saksi
ingat kartu kredit yang dipakai Andre Christian Brail hanya ada warna kuningnya
saja. Dan saksi kurang mengetahui ketika bill diminta. Saksi baru mengetahui
palsu setelah saksi dipanggil pihak karena kartu dengan yang ada di otorisasi
berbeda.
Saksi Endah Budi Kuspitaningrum, dipersidangan menerangkan dibawah
sumpah. Dalam keteranganya saksi bekerja di Hotel Sultan sejak 15 April 2008
sebagai Resepsionis depan, bertugas mencek tamu yang cek in-cek out,
melakukan transaksi pembayaran untuk tamu yang akan cek in-cek out. Untuk
pembayaran Hotel bisa dengan cash atau memakai kartu kredit.
Pada bulan Februari 2009, ada tamu yang memakai kartu kredit palsu,
yang melakukan benar Andre Wijaya, terdakwa memberikan kredit card dari
Bank Danamon, umtuk melakukan pembayaran Hotel, terdakwa Cek in di kamar
983 dia deposit sebesar empat juta rupiah untuk 3 malam. Pada saat otorisasi,
benar sudah berhasil dilakukan. ternyata kartu kredit itu palsu, setelah di Skimmer
dan slipnya keluar ternyata memang berbeda.
Saksi mengatakan benar dia memasukan 16 digit. Dalam melakukan
transaksi melalui kartu kredit harus melakukan verifikasi kartu tersebut untutk
tujuan deposit.tetapi saksi secara tidak langsung sudah dengan Verify saja. Setelah
transaksi dilakukan dan saksi melakukan pengecekan diketemukan kartu itu palsu.
Saksi lagsung melaporkan kepada Duty manager. Saksi tidak tahu apa yang
23
dilakukan pimpinan kemudian. Pada saat itu transaksi dilakukan oleh seorang
laki-laki sendirian dan saksi tidak mengetahui ada transaksi lain lagi.
Setelah itu beberapa hari kemudian setelah itu saksi mengetahui
pernyataan dari Polisi. saksi tidak kenal dengan terdakwa. Benar kartu kredit yang
digunakan Andre Christian Brail adalah Master Card Bank Danamon dengan
Nomer 5253534601037618 transaksi langsung berhasil.
Selanjutnya Jaksa Penuntut Umum membawa saksi lagi yaitu Heru
Purnomo, dipersidangan menerangkan dibawah sumpah dalam keteranganya saksi
bekerja di bank UOB Buana di bagian Risk managemen. Mesin Skimmer berguna
untuk mengetahui nomer kartu dan isinya. Saksi juga mengatakan tidak
dibenarkan pemakaian kartu kredit apabila kartu milik dan atas nama orang lain
digunakan oleh orang yang bukan pemilik dan bukan atas namanya. Saksi
menerangkan mekanismenya gesekkan kartu pada mesin EDC, setelah
mengetahui harganya, slip keluar kemudian ditandatangani si pemilik kartu.
Disini saksi tidak terlibat dalam proses penyitaan oleh Polisi. Saksi lupa
apa Andre Christian diperiksa di Jakarta Pusat, dan saksi tidak tahu disita
darimana mesin skimmer tersebut dan saksi juga tidak mengenal terdakwa.
Selanjutnya ada Saksi Yosi Mahendra, S.E., dipersidangan menerangkan
dibawah sumpah dalam keteranganya saksi tidak mengenal terdakwa. Saksi
bekerja di Citi Bank di bagian Fraud Management Departemen Citi Bank
tugasnya melakukan Investigasi terhadap kasus- kasus yang memiliki indikasi
Fraud. Saksi mengatakan perbedaanya dilihat dari 6 angka awal, maka dapat
dikenali bank penerbitnya. Menurut saksi kartu kredit yang asli dibalik magnetic
24
Stripe harus sama dengan muka depan, nomer sama dengan digitnya sama masa
berlakunya. dan setiap kartu kredit ada nama pemiliknya dan ada yang tidak.
Nama di kartu kredit cardnya harus sama dengan yang keluar disales draftnya.
Kode kepala 4 milik Visa Card, kepala 5 milik Master card dilihat dari 6 angka.
Saksi juga mengatakan fungsi mesin skimmer gunanya membaca data, dan data
yang dilihat di mesin skimmer bisa disambungkan ke Laptop dan bisa terdeteksi
data-datanya.
Saksi Maria Regina, dalam persidangan menerangkan dibawah sumpah
dalam keteranganya saksi benar pernah diperiksa di polisi. Saksi pernah ketemu
terdakwa tahun lalu satu kali pada tahun 2008. Dalam rangka dikenalkan oleh
Andre Christian Brail, ketemu dipinggir jalan didepan Hotel Aston. Benar
pertemuan yang kedua bersama dengan Andre Christian Brail di Hotel Christal.
saksi dalam hal ini apa yang dibicarakan antara terdakwa dengan Andre Christian
Brail tidak tahu.
Saksi pernah ketemu lagi sebulan sebelum dia (Andre Christian Brail)
ditangkap. Saat itu saksi pernah dibelikan barang oleh Andre Christian Brail.
Saksi dalam hal ini mengenai kartu kartu kredit yang dimiliki Andre Christian
Brail yang dijadikan barang bukti tidak tahu. Saksi hanya mengetahui pekerjaan
Andre Christian Brail yang berkaitan dengan urusan Bank-bank. Saksi pernah
menanyakan pada Andre Christian Brail, siapa ibu ini, dan dijawab katanya
terdakwa adalah bosnya. Pada saat bertemu disitu sudah ada laptop dan saksi
disitu tidak melihat mesin skimmer.
25
Keterangan Ahli dari Yanda Prafebriandi, SE,MM, menerangkan: ciri-
ciri dari kartu kredit Visa ada lambang merpati dengan 16 Digit sebagai pengenal
Bank Penerbit, sedangkan ciri-ciri kartu kredit dari master bola dunia dengan
lingkaran digabung. Ciri-ciri kartu kredit yang palsu logonya seperti stiker tidak
melekat, namanya tempelan sedangkan yang asli menyatu. Barang bukti yang
diajukan dipersidangan berupa 21 buah kartu kredit, dari bukti-bukti tersebut ada
yang sebagian asli, ada yang seluruhnya palsu dan dari 6 digit pertama
menunjukkan identitas bank penerbit.
Saksi dengan Andre Christian Brail sempat bermalam di Hotel Sultan.
Tetapi, Andre Christian Brail yang duluan datang. Saksi dalam hal ini Andre
christian Brail tidak melihat dengan apa membayar hotel. Saksi juga tidak tahu
berapa jumlah yang dibayarkan oleh Andre Christian Brail. Saksi mengatakan
Andre Christian Brail memanggil terdakwa dengan sebutan mami. Pada saat
menginap saksi tidak melihat barang bukti seperti mesin skimmer. Disini saksi
bertemu terdakwa setengah jam saja. Pada saat Andre Christian Brail ditangkap
saksi juga dibawa. Pada saat itu saksi bersama Andre Christian Brail juga ikut
diperiksa oleh Polisi. Tas isinya dibuka, ada baju baju ditas laptopnya ada
skimmer dan kartu kartu kredit. kemudian saksi lihat ada mesin embosnya di
kantor Polisi.
Saksi ini dalam perkara Andre Christian Brail tidak dijadikan saksi.
dalam keteranganya saksi mengenai Andre Christian Brail tidak tahu bekerja di
Bank dan hubungan Andre Christian Brail dengan terdakwa saksi dalam hal
perkara ini tidak tahu. Mengenai Andre Christian Brail saksi tidak tahu membuat
26
kartu kredit, karena ketemunya hanya sebentar-sebentar. Saksi di Hotel ditangkap
pada hari ke 2. Pada hari itu saksi datang sore ke hotel, kemudian paginya saksi
bekerja, makan dan nonton.
Selanjutnya, saksi Achirusman Bin Surachman dipersidangan
menerangkan dibawah sumpah. Dalam keteranganya saksi bekerja dibagian Risk
Management. Andre Christian Brail dan terdakwa saksi dalam hal ini tidak kenal.
Mengenai barang bukti yang diajukan oleh penuntut Umum berupa master card
Bank Danamon saksi tidak pernah melihatnya, dan kartu-kartu yang digunakan
terdakwa dan Andre Christian Brail saksi tidak tahu. Saksi tidak mengenal
terdakwa.
Selanjutnya Saksi Andre Christian Brail Alias Christoper Lee Alias
Andre Wijaya Bin Robert, dipersidangan menerangkan dibawah sumpah dalam
keteranganya benar saksi menggunakan kartu kredit palsu di Hotel Hilton, Dan
benar saksi tarik uang secara tunai pada awal tahun dengan memakai Master Card
Bank Danamon atas nama Andre Wijaya.
Saksi mengetahui Wahyudi Rafly S, kom, dia orang BCA dan saksi tidak
mengenal dia dan tidak ada hubungan keluarga. Saksi ditangkap oleh Polisi pada
tanggal 8 Pebruari 2009, bersama dengan teman saksi Maria Regina. benar saksi
kenal yang bernama Kim-Kim dia teman saksi sebagai penjual nomer kartu kredit.
Saksi menggunakan kartu kredit Master Card, Bank Danamon No. 5232 5342
01037618 atas nama Andre White. Biaya yang saksi gunakan menginap di Hotel
Sultan sebesar empat juta rupiah. Benar saksi membayar makan malam juga
menggunakan kartu kredit Master Card bank Danamon.
27
Saksi membenarkan tarik tunai di Hotel Sultan sebesar satu juta tujuh
puluh ribu rupiah dengan menggunakan master card bank Danamon dengan
Nomer: 5232 5342 01037618 atas nama Andre White. Beberapa kartu kredit yang
disita terdiri dari: master card bank danamon dengan Nomer: 5232 5342
01037618 atas nama Andre White, kartu kredit Visa bank Danamon No. 4980
6620 03785 7300 an. Christoper Lee, Kartu kredit Visa Citi bank No. 4980 0166
1086 9648 an Christoper Le, Kartu Kredit Visa Citi bank No. 4866 3200 4729
2904 an. Christoper Le, kartu kredit Master card Citibank No. 5369 9300 4981
3176 an. Reese Michaele, kartu Kredit Master card Citi bank No. 5421 7701 9179
7982 an. Andre CH Brail, kartu kredit Visa bank ANZ No. 4888 9300 2030 7028
an Christoper Le.
Saksi mendapat data-data kartu kredit dari kim-kim sebagai penyedia
data kemudian saksi cetak dengan menggunakan alat-alat. Saksi dalam hal ini
Kim-kim membeli data-data darimana saksi tidak tahu. Disini saksi mendapatkan
kartu kredit yang masih kosong dari Ibu Maya atau terdakwa. Kartu kredit yang
saksi beli, belum ada datanya masih kosong.kartu kredit yang belum ada datanya
ini belum bisa dipakai. Terdakwa mendapat kartu kredit tersebut dari mana saksi
mengenai hal tersebut saksi tidak tahu. Terdakwa pernah ikut saksi dalam
menggunakan kartu kredit tersebut di Hotel Sultan.
Cara saksi membuat kartu kredit palsu yaitu pertama tama saksi
menyiapkan handphone, laptop, Skimmer, Embosser, Omron, Sablon, Kompor
kecil, setelah mendapat nomer-nomer kartu kemudian saksi mengaktifkan laptop
membuka program Skype untuk mengecek nomer-nomer yang didapat dari Kim-
28
kim dan Kawi Rahmat, setelah berhasil kartu kredit tersebut saksi masukkan
kedalam mesin emboser untuk di cetak nama dan angkanya yang dihubungkan
kedalam komputer.
Alat-alat mesin tersebut milik terdakwa, saksi hanya meminjam. setelah
selesai ada dengan cara bagi hasil antara saksi dengan terdakwa. Baru satu kali
yang berhasil sebesar empat ratus ribu rupiah yang saksi berikan kepada terdakwa,
karena hanya satu yang bisa. Saksi ikut melakukan penggeledahan oleh polisi
dirumah terdakwa. Hanya satu yang berhasil dari beberapa kartu kredit palsu
tersebut. mesin emboser dan alat sablon milik terdakwa. Dalam yang mengerjakan
sablon adalah terdakwa di Hotel Christal dilakukan seminggu sebelum ditangkap.
Benar nama yang saksi gunakan didalam kartu kredit seperti Christoper
Le, Rese Michele, Andre White adalah pals,u sedangkan nama saksi sebenarnya
adalah Christian Brail. Kartu kredit atas nama yang lain, yang mempunyai KTP
tidak ada, jika diminta KTPnya saksi kabur saja. Saksi sudah pernah dihukum 10
bulan. Untuk yang melakukan embos adalah saksi.
Kartu yang akan digunakan diserahkan terdakwa di Hotel Christal. Saksi
beli data-data dari kawi Rahmat sebesar satu juta rupiah. Kawi Rahmat membeli
data darimana saksi tidak tahu. Kartu kredit palsu yang sudah saksi buat sebanyak
7 buah, tetapi hanya 1 saja yang berhasil. kartu kredit tersebut sudah berisi nomer
dari terdakwa, kemudian dimasukkan dalam mesin embos milik terdakwa,
kemudian dimasukkan dalam mesin skimmer setelah itu baru bisa digunakan.
Saksi belajar membuat kartu kredit palsu dari teman. Karena saksi dalam
29
membuat kartu kredit palsu kurang bisa. Saksi membenarkan ada petunjuk dari
terdakwa, tetapi terdakwa kurang bisa.
Kawi Rahmat dia komplotan juga, terdakwa mempunyai usaha
percetakan. Caranya per data yang berhasil ditransaksikan atau dicairkan baru
kemudian dibagi dua dengan terdakwa. Saksi mengatakan belum ada korban lain
selain di Hotel Sultan. Kartu-kartu yang lain sudah pernah digunakan bersama
terdakwa tetapi tidak berhasil dan digunakan di berbagai tempat tetapi dia hanya
ikut saksi saja. Benar kartu kredit yang ditemukan dirumah terdakwa pernah
dicoba dimana-mana, tetapi tidak berhasil dan dikembalikan kepada terdakwa.
Peran terdakwa adalah sama-sama mencoba untuk membelanjakan. Telah
dinikmati oleh terdakwa sebesar empat ratus ribu rupiah.
Saksi mengatakan yang membeli nomer dari Kim-kim adalah saksi
sendiri. Dan buku yang isinya berupa kode-kode nomer milik terdakwa. cara bagi
hasil, saksi bayar apabila kartu kredit tersebut bisa digunakan dan sudah beberapa
kali. Benar nomer-nomer yang didapat selanjutnya di program Skype yaitu
berbelanja melalui internet yang beralamatkan di www.skype.Com. Disini peran
terdakwa menyablon kartu kredit. Setelah disablon dikembalikan ke saksi untuk
kemudian digunakan. kartu kredit dibuat di Hotel Christal bulan Pebruari 2009.
Saksi duluan yang lebih dulu sampai/datang. Terdakwa datang ke Hotel Christal
untuk mengerjakan sablon, dan yang menyediakan alat-alat dari terdakwa. Saksi
lupa kamar berapa saksi menginap kira-kira saksi menginap 2 atau 3 hari.
Saksi bertemu Kim-kim di Hotel Sultan dalam rangka pembelian data-
data. Pada saat itu Kim-kim tidak bertemu dengan terdakwa. Setelah bertemu
30
Kim-kim saksi menyerahkan uang. Setelah mendapatkan kartu dari Kim-kim saksi
kembali ke Hotel Sultan dari tempat Indah. Benar saksi ke tempat Indah bersama
terdakwa. Ada dibelanjakan di Hotel Christal yaitu membeli tas dan mencairkan
uang sebesar satu juta rupiah. Saksi membenarkan terdakwa juga ada ditempat
yaitu menunggu di loby hotel dan saksi menyerahkan uang disana. jarak denga
terdakwa dalam melakukan transaksi lumayan jauh jaraknya, saksi dari Front
Office kemudian menghampiri terdakwa di loby hotel.
Selanjutnya dipersidangan dihadiri oleh saksi A de charge atau saksi
yang meringankan Saksi atas nama Soecitra. menerangkan, dipersidangan
menerangkan dibawah sumpah dalam keteranganya Benar saksi mengenal
terdakwa, karena terdakwa sebagai pengontrak di Rusun selesai. Karena terdakwa
sebagai penghuni di rusun saksi di tebet. Saksi bekerja di Rusun sebagai
pelaksana bagian penagihan terhadap uang sewa, uang air, dan uang listrik setiap
bulan. Benar saksi melakukan penagihan kepada terdakwa karena jatuh temponya
tanggal 3 Pebruari 2009, sedangkan terdakwa menjanjikan tanggal 4 Pebruari
2009.
Terdakwa menjanjikan akan melakukan pembayaran padaa tanggal 4
Pebruari 2009, karena jatuh tempo tanggal 3 Pebruari 2009 dan sebelumnya dia
menitipkan kunci rumahnya kepada saksi, pada siang harinya tanggal 4 Pebruari
2009, karena malam harinya akan diambil. Saksi dalam hal terdakwa menitipkan
kunci, saksi itu tidak tahu. kira-kira jam sembilan atau setengah sepuluh malam
sebelum Superindo ditutup. benar ada catatan , seperti catatan penagihan.
31
Saksi bertemu terdakwa ditangga superindo karena dia minta kunci, ya
saksi datang. Saksi mengemukakan terdakwa menerima uang sebesar empat ratus
rinu rupiah dari Andre, saksi itu tidak tahu. Saksi menguasai pemalsuan kartu
kredit mesin skimmer, sablon , handphone, emboser dan komputer tidak tahu.
pada malam hari sekitar jam sembilan atau setengah sepuluh sampai saksi
antarkan barangnya keatas sekitar sepuluh menit. Perjalanan dari Rusun ke
Pondok Indah kalau tidak macet 1 jam.
Setelah memperhatikan barang bukti yang diajukan dipersidangan yaitu
Kartu Kredit Palsu yang disita dari Terdakwa, 1 mesin Emboser, 1 mesin Skimmer
MSR 206, 1 alat Sablon, 3 buah buku tulis, 1 buah Hardisk Eksternal merk Smart
Drive, 1 unit mesin Umron, 3 buah HP merk Nokia, 1 buah HP Esia, 2 buah
Flasdisk, 1 unit Laptop merk Dell.
2.2.8 Pertimbangan Majelis Hakim dalam Perkara Pidana
Pemalsuan
Dalam pertimbangan Hakim mengenai fakta-fakta Hukum, Majelis akan
menentukan bersamaan dengan pembahasan atau pembuktian unsur-unsur pasal
dari dakwaan jaksa Penuntut Umum dibawah nanti. Selanjutnya apakah terdakwa
dapat dipersalahkan telah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan
Penuntut Umum, Majelis akan mempertimbangkan lebih lanjut. Terdakwa telah
diajukan kepersidangan dengan dakwaan tunggal yang diancam dan diatur dalam
pasal 263 ayat (1) Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP.
Pasal 263 ayat (1) Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP unsur-unsurnya
adalah: Barang siapa; Membuat surat palsu atau memalsukan surat; Yang dapat
32
menerbitkan sesuatu hak, sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan
utang, atau yang boleh dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan;
Dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan surat
itu seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan; Mendatangkan suatu kerugian;
Sebagai orang yang melakukan atau turut melakukan perbuatan itu.
Soalnya adalah apakah unsur unsur tersebut di atas dapat diterapkan
pada diri dan perbuatan terdakwa, Majelis kemudan mempertimbangkan unsur-
unsur tersebut di atas sebagai berikut di bawah ini.
Menurut Majelis, untuk unsur barang siapa dalam pemalsuan sebagai
carding mengemukakan yang dimaksud barang siapa adalah setiap orang yang
menjadi subyek hukum yaitu sebagai pendukung hak dan kewajibannya yang
dapat diminta pertanggung jawaban atas perbuatannya.
Dalam perkara ini ternayata terdakwa setelah ditanyakan identitasnya
sama dengan identitas yang tertera dalam surat dakwaan. Seperti dikemukakan di
atas, yaitu Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti Handoko Alias Mami,
dilihat dari umurnya telah dewasa. Terdakwa sehat jasmani dan rohani sehingga
dengan demikian dengan sendirinya unsur barang siapa, dalam pemalsuan sebagai
carding telah terpenuhi pada diri terdakwa.
Selanjutnya, Unsur Membuat Surat palsu atau memalsukan surat dalam
pemalsuan sebagai carding menurut pandangan dan penilaian Majelis Hakim
adalah ditentukan dari apakah yang dimaksud dengan surat. Menurut Majelis
Hakim, undang-undang ternyata tidak memberikan penjelasannya tentang yang
dimaksud dengan surat. Dari sejarah pembentukkan ketentuan pidana yang diatur
33
dalam pasal 263 ayat (1) KUHP dapat diketahui, menurut para pembentuknya
Elke in Schrift gebrachte Voorstelling Van Gedachte in Woorden atau setiap
pemeriksaan yang dinyatakan dalam kata-kata secara tertulis itu harus
dimasukkan kedalam pengertian surat tanpa orang perlu memperhatikan
kenyataan yakni apakah pernyataan dalam kata kata secara tertulis dilakukan oleh
orang yang bersangkutan dengan tulisan atau dengan cara mekanik.
Selanjutnya Majelis Hakim merujuk pendapat R Susilo memudian
mengartikan surat adalah segala surat baik yang ditulis dengan tangan dicetak,
maupun ditulis memakai mesin tik, laptop dan lain-lain. Sedangkan yang
dimaksud mebuat surat palsu adalah membuat yang isinya bukan semestinya tidak
benar atau membuat surat demikian rupa, sehingga menunjukkan asal surat itu
yang tidak benar. Memalsu surat artinya mengubah surat demikian rupa sehingga
isinya menjadi lain dari isinya yang asli atau sehingga surat itu menjadi lain
daripada yang lain. Berkaitan dengan unsur surat yang dikemukakan di atas,
diperoleh dari keterangan saksi-saksi.
Saksi Maria Regina menerangkan: benar saksi oleh Andre Christian
Brail dikenalkan kepada terdakwa, dimana saksi bertanya pada Andre Christian
Brail siapa ini dan dijawab ketanya terdakwa adalah Bossnya. Ketika saksi
bertemu sudah ada terdakwa, Andre Christian Brail memanggil terdakwa
dengan sebutan mami. Benar Andre Christian Brail ditangkap dan dibawa Polisi,
ketika tasnya dibuka isinya ada baju-baju diatas laptopnya, ada skimmer dan kartu
kredit-kartu kredit.
34
Saksi Andre Christian Brail Alias Christoper Lee Alias Andre Wijaya
Bin Robert menerangkan: benar saksi tarik uang secara tunai pada awal tahun
dengan memakai Master card Bank danamon atas nama Andre Wijaya. Saksi
ditangkap oleh Polisi pada tanggal 8 Pebruari 2009 bersama saksi Maria Regina.
Saksi kenal yang bernama Kim-Kim, dia teman saksi sebagai penjual nomor kartu
kredit. Saksi juga menggunakan kartu kredit Master card Bank Danamon No.
5232534201037618 atas nama Andre White. Benar saksi membayar makan
malam juga menggunakan kartu kredit Master card bank danamon, menginap di
hotel Sultan sebesar empat juta rupiah. Benar saksi tarik tunai di Hotel Sultan
sebesar satu juta tujuh puluh ribu rupiah dengan menggunakan Master card
Danamon dengan Nomor: 5232 534201037618 atas nama Andre White.
Dalam keterangan saudari Maria Regina, kartu kredit yang disita terdiri
dari Master Card Bank Danamon dengan nomor: 5232534201037618 atas nama
Andre White, Kartu Kredit Visa bank Danamon No. 4980662003857300 an.
Christopere Lee, Kartu kredit Visa Citi Bank No. 49800166108696448 atas nama
Christopere Lee, kartu kredit Visa Citibank No. 4866320047292904 atas nama
Christoper Lee, kartu kredit Master card Citi Bank No. 5421770191797982 atas
nama Andre CH Brail, kartu kredit Visa bank ANZ No. 48889300020307028 atas
nama Christoper Lee.
Saksi mendapat data-data kartu kredit dari Kim-kim sebagai penyedia
data kemudian saksi cetak dengan menggunakan alat-alat. Saksi mendapat kartu
kredit yang masih kosong dari ibu Yulita/terdakwa. Terdakwa mendapat kartu
kredit tersebut saksi tidak tahu. benar terdakwa pernah ikut saksi dalam
35
menggunakan kartu kredit tersebut di hotel sultan. Cara saksi mendapat kartu
kredit palsu yaitu pertama tama saksi mempersiapkan Handphone, Laptop,
skimmer, emboser, omrom, sablon, kompor kecil.
Setelah mendapat nomor-nomor kartu kredit kemudian saksi
mengaktifkan laptop, membuka program skype untuk mengecek nomor-nomor
yang didapat dari kim-kim dan Kawi Rahmat, setelah berhasil kartu kredit
tersebut saksi masukkan kedalam mesin emboser untuk dicetak nama dan
angkanya yang dihubungkan kedalam komputer, semuanya dikerjakan di Hotel
Christal. Alat-alat mesin tersebut milik terdakwa saksi pinjam.
Benar setelah selesai adalah dengan cara bagi hasil, baru satu kali yang
berhasil sebesar empat ratus ribu rupiah yang saksi berikan kepada terdakwa,
karena hanya satu yang bisa. Benar saksi ikut melakukan penggeledahan, mesin
emboser, alat sablon milik terdakwa. Dalam mengerjakan sablon adalah terdakwa
di Hotel Christal yaitu seminggu sebelum ditangkap. Kartu kredit yang akan
digunakan diserahkan terdakwa di Hotel christal.
Keterangan Ahli dari Yanda Prafebriandi, SE,MM, menerangkan: ciri-
ciri dari kartu kredit Visa ada lambang merpati dengan 16 Digit sebagai pengenal
Bank Penerbit, sedangkan ciri-ciri kartu kredit dari master bola dunia dengan
lingkaran digabung. Ciri-ciri kartu kredit yang palsu logonya seperti stiker tidak
melekat, namanya tempelan sedangkan yang asli menyatu. Barang bukti yang
diajukan dipersidangan berupa 21 buah kartu kredit, dari bukti-bukti tersebut ada
yang sebagian asli, ada yang seluruhnya palsu dan dari 6 digit pertama
menunjukkan identitas bank penerbit.
36
Keterangan terdakwa, dipersidangan menerangkan antara lain: Benar
Christian Brail tinggal bersama Maria Regina di Kuningan Kost, kadangkala
tinggal ditempat terdakwa. Terdakwa terima uang empat ratus ribu rupiah tetapi
tidak mengerti hasil darimana. Terdakwa tidak mengetahui Andre Christian Brail
memakai kartu kredit palsu, terdakwa tidak mengerti karena terdakwa terima lebih
dahulu daripada dia, pada saat itu terdakwa mengunjungi dia kesana untuk
mengambil Laptop terdakwa karena terlalu lama menunggu akhirnya terdakwa
pulang duluan. Terdakwa dalam membuat kartu kredit tidak pernah ikut-ikutan ,
terdakwa hanya mengambil laptop Vaio.
Benar ada kartu kredit yang disita 21 buah dimana yang menaruh kartu
kredit di rumah terdakwa adalah Andre Christian Brail. terdakwa sendiri yang
mencatat nomer dibuku, Andre bilang minta tolong kepada terdakwa untuk
mencatat “mami tolong catat nanti ada orang yang akan mengirim nomor-nomor
ini“ Benar catatan catatan nomor kartu kredit yang disita dirumah terdakwa, juga
benar kartu kredit palsu, mesin emboser, Laptop, Skimmer ada di rumah terdakwa.
Dalam hal ini yang dimaksud surat termasuk surat dalam bentuk tulisan
diatas dan didalam kartu kredit. meskipun terdakwa disatu sisi membantah
perbuatannya dengan menyatakan terdakwa tidak mengetahui Andre Christian
brail memakai kartu kredit palsu, terdakwa tidak pernah ikut-ikutan dalam
membuat kartu kredit palsu, tetapi disisi lain terdakwa menerangkan dan
membenarkan antara lain terdakwa terima uang empat ratus ribu rupiah dari
Andre Christian Brail. Benar ada kartu kredit yang disita 21 buah dirumah
terdakwa, begitu juga benar terdakwa yang membuat catatan-catatan nomer kartu
37
kredit yang disita dirumah terdakwa juga membenarkan mesin emboser, laptop
skemmer yang dipakai untuk membuat kartu kredit palsu ada dirumah terdakwa.
Keterangan-keterangan ini bila dihubungkan dengan keterangan saksi
Maria Regina, saksi Andre Brail, keterangan ahli Yanda Prafebriandi SE,MM
maka adanya barang barang bukti berupa kartu kartu kredit palsu, emboser,
Laptop, skimmer, alat sablon ternyata berhubungan sedemikian rupa sehingga
Majelis dapat menarik kesimpulan adanya fakta-fakta saksi Andre Christian Brail
tarik uang secara tunai pada awal tahun dengan memakai Master Card Bank
Danamon atas nama Andre Wijaya.
Saksi Andre juga menggunakan kartu kredit Master card Bank Danamon
atas nama Andre White dengan No. 5232534201037618. Saksi Andre Christian
Brail membayar makan malam juga memakai kartu kredit Master card Bank
Danamon tersebut, membayar Hotel di Hotel Sultan empat juta rupiah kemudian
menarik lagi sebesar satu juta tujuh puluh ribu rupiah dan benar dari penarikan
kartu kredit palsu tersebut kebagian sebesar empat ratus ribu rupiah diberikan
kepada terdakwa.
Benar kartu kartu kredit yang disita tersebut, awalnya kartu kredit yang
masih kosong dari terdakwa, sedangkan data-data kartu kredit dari Kim-kim dan
Kawi Rahmat sebagai penyedia data, kemudian Andre Christian Brail cetak
menggunakan alat. Saksi Andre Christian Brail membuat kartu kredit palsu yaitu:
pertama-tama saksi Andre Christian Brail menyiapkan Handphone, Laptop,
skimmer, emboser, sablon, kompor kecil, setelah mendapat nomor-nomor kartu
38
kredit, kemudian saksi mengaktifkan laptop, membuka program Skype, untuk
mengecek nomor-nomor yang didapat dari Kim-kim dan Kawi Rahmat.
Setelah berhasil kartu kredit tersebut saksi masukkan kedalam mesin
embosser untuk dicetak nama dan angkanya yang dihubungkan kedalam
komputer, semuanya dikerjakan di Hotel Christal. Benar setelah selesai ada
dengan cara bagi hasil, baru satu yang berhasil sebesar empat ratus ribu rupiah
yang saksi berikan kepada terdakwa, karena hanya satu yang bisa mengerjakan
sablon adalah terdakwa di Hotel Christal yaitu seminggu sebelum ditangkap.
Dengan adanya fakta-fakta seperti tersebut diatas Majelis dapat menarik
kesimpulan terdakwa ikut memalsukan kartu kredit sehingga kartu kredit yang
semula kosong menjadi berisi dapat digunakan untuk mengambil uang secara
tunai dalam hal ini sudah termasuk pengertian memalsukan surat yaitu mengubah
surat/kartu kredit kosong sedemikian rupa sehingga isinya menjadi lain seperti
aslinya dapat dipergunakan menarik tunai sehingga dengan demikian unsur
membuat surat palsu atau memalsukan surat telah terpenuhi pada perbuatan
terdakwa.
Selanjutnya, Unsur yang dapat menerbitkan sesuatu hak, sesuatu
perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh
dipergunakan sebagai keterangan bagi sesuatu perbuatan dalam pemalsuan
sebagai carding menurut pandangan dan penilaian Majelis Hakim dihubungkan
dengan fakta-fakta yang diperoleh dipersidangan seperti telah diuraikan didalam
mempertimbangkan unsur sebelumnya dimana saksi Andre Christian Brail
membuat/mencetak kartu kredit dari yang isinya kosong yang diperoleh dari
39
terdakwa dengan menggunakan alat-alat milik terdakwa antara lain laptop,
emboser, skimmer dan sablon dengan memasukkan data data yang diperoleh dari
Kim-kim dan terdakwa ikut menyablonnya, kemudian digunakan untuk menarik
uang secara tunai.
Dimana terdakwa telah mendapatkan bagian sebesar empat ratus ribu
rupiah, menurut Majelis sudah termasuk perbuatan yang dapat menerbitkan
sesuatu hak yaitu seolah olah saksi Andre Christian Brail dan terdakwa sebagai
yang berhak untuk menarik uang tunai tersebut, sehingga dengan demikian unsur
ini pun telah terpenuhi adanya.
Selanjutnya, Unsur dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh
orang lain menggunakan sesuatu itu seolah-olah sesuatu itu asli dan tidak
dipalsukan dalam pemalsuan sebagai carding menurut pandangan dan penilaian
Majelis dihubungkan dengan fakta- fakta antara lain: benar saksi Andre Christian
Brail tarik uang secara tunai pada awal tahun dengan memakai Master card Bank
Danamon atas nama Andre Wijaya.
Saksi Andre juga menggunakan kartu kredit Master card Bank Danamon
atas nama Andre White dengan No. 5232.53. 4201037618. Saksi Andre Christian
Brail membayar makan malam juga memakai kartu kredit Master card Bank
Danamon tersebut, membayar Hotel di Hotel Sultan tersebut, membayar di Hotel
Sultan empat juta rupiah kemudian menarik lagi sebesar satu juta rupiah benar
dari penarikan kartu kredit palsu tersebut sebagian sebesar empat ratus ribu rupiah
diberikan kepada terdakwa.
40
Dengan adanya fakta-fakta seperti tersebut diatas menurut Majelis
terdakwa bersama Andre Christoper Brail telah menggunakan kartu kredit yang
telah dipalsukan tersebut seolah-olah surat itu asli dan tidak dipalsukan sehingga
dapat menarik uang secara tunai, sehingga dengan demikian unsur ini pun telah
terpenuhi.
Selanjutnya, Unsur mendatangkan suatu kerugian dalam pemalsuan
sebagai carding menurut pandangan dan penilaian Majelis dengan melihat fakta-
fakta tersebut diatas menurut Majelis jelas pihak Bank penerbit yang dirugikan
oleh perbuatan Andre Christian Brail dengan terdakwa yang telah mengambil
uang tunai melalui kartu kredit palsu tersebut, sehingga dengan demikian unsur ini
pun telah terpenuhi pada perbuatan terdakwa.
Selanjutnya, Unsur Sebagai Orang yang melakukan yang menyuruh
melakukan atau turut melakukan perbuatan tersebut dalam pemalsuan sebagai
carding menurut pandangan dan penilaian Majelis dengan melihat fakta-fakta
tersebut diatas menurut Majelis orang yang melakukan (pleger) adalah orang ini
ialah seorang yang sendirian telah berbuat mewujudkan segala anasir atau elemen
dari peristiwa pidana. Orang yang menyuruh melakukan (doen pleger) disini
sedikitnya ada dua orang, yang menyuruh (doen pleger) dan yang disuruh
(pleger). Jadi bukan orang itu sendirian yang melakukan peristiwa pidana, akan
tetapi ia menyuruh orang lain.
Orang yang turut melakukan (medepleger) atau turut melakukan dalam
dalam arti kata lain sama-sama melakukan, sedikit dikitnya harus ada dua orang ,
ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan
41
(medepleger) peristiwa itu dalam hal ini majelis mengambil pendapat SR Sianturi,
SH.14
Kerjasama secara sadar setiap perbuatan saling mengetahui tindakan dari
pelaku peserta lainnya. Tindakan disyaratkan apakah telah ada kesepakatan itu
jauh sebelumnya, walaupun kesepakatan itu baru terjadi dekat sebelumnya atau
bahkan pada saat tindak pidana itu dilakukan termasuk kerjasama secara sadar.
Kerjasama secara langsung yaitu perwujudan dari tindak pidana itu adalah secara
langsung sebagai akibat dari tindakan dari para peserta pelaku dan bukan dengan
cara sebagaimana ditentukan dalam pasal 56 b KUHP.
Dengan demikian unsur inipun sifatnya alternatif, apabila salah satu
yang terbukti dianggap terbuktilah unsur ini terbukti. Berhubungan dengan unsur
ini, dalam hal ini juga berdasarkan fakta-fakta dipersidangan sebagaimana telah
diuraikan diatas antara lain: Awalnya kartu kredit yang masih kosong dari
terdakwa, sedangkan data-data dari Kim-Kim sebagai penyedia data, kemudian
Andre Christian Brail untuk menggunakan alat.
Saksi Andre Christian Brail membuat kartu kredit palsu yaitu pertama-
tama saksi Andre Christian Brail menyiapkan Handphone, laptop, Skimmer,
emboser, sablon, kompor kecil, setelah mendapat nomer-nomer kartu kredit,
kemudian saksi mengaktifkan Laptop, membuka program skype untuk mengecek
nomer-nomer yang didapat dari Kim-kim dan Kawi Rahmat, setelah berhasil kartu
kredit tersebut saksi masukkan kedalam mesin emboser untuk dicetak nama dan
angkanya yang dihubungkan kedalam emboser untuk dicetak nama dan angkanya
yang dihubungkan kedalam komputer, semuanya dikerjakan di Hotel Christal.
14
Dalam bukunya “Azas-Azas Hukum pidana Indonesia dan Penerapannya“ diterbitkan
Alumni AHM-HM Jakarta 1998.
42
Setelah selesai ada dengan cara bagi hasil, baru satu yang berhasil
sebesar empat ratus ribu rupiah yang saksi berikan kepada terdakwa, karena hanya
satu yang bisa. Yang mengerjakan sablon adalah terdakwa di Hotel Christal yaitu
seminggu sebelum ditangkap.
Dengan adanya fakta-fakta seperti tersebut diatas nampak jelas adanya
kerjasama antara Andre Christian Brail dengan terdakwa didalam membuat
surat/kartu kredit palsu tersebut sampai pada saat menggunakan dan membagi
hasil dari penggunaan kartu kredit palsu tersebut sehingga dengan demikian unsur
ini pun telah terpenuhi pada perbuatan terdakwa.
Berdasarkan pertimbangan pertimbangan tersebut diatas maka seluruh
unsur-unsur pasal 263 ayat (1) Jo pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP tidak terpenuhi
pada diri dan perbuatan terdakwa Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Binti
Handoko Alias Mami, sehingga dengan demikian terdakwa tersebut, telah terbukti
secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana turut serta membuat
atau memalsukan surat.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas Majelis
sependapat dengan Jaksa penuntut Umum, sedangkan terhadap pembelaan
Penasehat hukum terdakwa yang pada pokoknya memohon kepada Majelis Hakim
berkenan memberikan putusan sebagai berikut: Menyatakan terdakwa tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum. Membebaskan atau setidak-
tidaknya melepaskan terdakwa dari segala tuntutan Hukum. Membebankan biaya
perkara kepada Negara.
43
Dalam hal ini sudah tentu Majelis tidak sependapat, karena dari fakta-
fakta yang telah dipertimbangkan diatas perbuatan terdakwa telah memenuhi
unsure-unsur pasal 263 ayat (1) Jo Pasal 55 ke 1 c KUHP, maka selanjutnya apa
yang dimohonkan oleh terdakwa Majelis kesampingkan.
Oleh karena kesalahan terdakwa, terbukti dimana terdakwa tidak dapat
dikatakan sebagai orang yang tidak mampu bertanggung jawab, demikian pula
perbuatan terdakwa tidak ada alasan pembenar maupun pemaaf, ia patut dijatuhi
pidana setimpal atas kesalahannya.
Terdakwa pernah dilakukan penahanan, maka berdasarkan pasal 22 ayat
ayat (4) KUHAP maka penangkapan dan atau penahanan terhadap terdakwa harus
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang akan dijatuhkan.
Terhadap barang bukti berupa: Kartu Kredit Palsu yang disita dari
Terdakwa, 1 mesin Emboser, 1 mesin Skimmer MSR 206, 1 alat Sablon, 3 buah
buku tulis, 1 buah Hardisk Eksternal merk Smart Drive, 1 unit mesin Umron, 3
buah HP merk Nokia, 1 buah HP Esia, 2 buah Flasdisk, 1 unit Laptop merk Dell.
Merupakan hasil kejahatan maka sudah sepatutnya dirampas untuk dimusnahkan.
Oleh karena terdakwa terbukti bersalah dan dipiana. Berdasarkan Pasal 222
KUHAP, terdakwa juga harus dibebankan untuk membayar biaya perkara ini.
2.2.9 Putusan Majelis Hakim dalam Perkara Pidana Pemalsuan
Mengingat pasal 263 ayat (1) Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP dan
pasal-pasal lain dari undang-undang yang bersangkutan. Menyatakan Terdakwa
Khoirunnisa Yulita Alias Maya Alias Suri Bin Handoko Alias Mami tersebut
diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
44
“Turut Serta Membuat Atau Memalsukan Surat Palsu“. Sehingga Hakim
menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama
satu tahun. Menetapkan lamanya terdakwa dalam tahanan sebelum putusan ini
mempunyai kekuatan hukum tetap akan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang
dijatuhkan. Menetapkan agar barang bukti berupa: Kartu Kredit Palsu yang disita
dari Terdakwa, 1 mesin Emboser, 1 mesin Skimmer MSR 206, 1 alat Sablon, 3
buah buku tulis, 1 buah Hardisk Eksternal merk Smart Drive, 1 unit mesin Umron,
3 buah HP merk Nokia, 1 buah HP Esia, 2 buah Flasdisk, 1 unit Laptop merk
Dell. Dirampas untuk dimusnahkan. Serta membebankan biaya perkara kepada
terdakwa sebesar dua ribu rupiah.
Putusan di musyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan Pada Hari Senin Tanggal 25 Januari 2010, di ucapkan pada tanggal 28
Januari 2010 dibantu oleh Panitera, Jaksa Penuntut Umum dan dihadiri oleh
Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukumnya.
2.3 Analisis Pemalsuan sebagai Carding menurut Teori
Keadilan Bermartabat
Pada sub bab ini penulis dapat menganalisis dan menjawab rumusan
masalah yang diungkapkan pada Bab I menganai “bagaimana Pemalsuan sebagai
Carding menurut Keadilan Bermartabat?”. Penulis berpendapat sekalipun pada
prinsipnya tindak pidana pemalsuan itu adalah merupakan suatu tindak pidana
umum dan seharusnya tidak dapat diberlakukan untuk suatu tindak pidana khusus.
Namun kenyataan sebaliknya ditemukan dalam penelitian di atas bahwa tindak
pidana pemalsuan sebagai carding, yaitu suatu tindak pidana cyber telah
45
ditemukan dalam Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.
922/Pid.B/2009/PN.Jkt.Sel. Putusan itu telah menjadi suatu yurisprudensi karena
telah menjadi suatu hukum yang berkukatan tetap.
Dalam teori Keadilan Bermartabat dikatakan bahwa suatu Hukum dapat
ditemukan dalam jiwa bangsa (volkgeist). Seperti telah dikemukakan di atas, yang
dimaksudkan dengan di dalam jawa bangsa itu, yaitu terdapat ada dua unsur yang
saling mengaitkan yaitu Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan
Putusan. Dalam putusan ini terdapat peraturan perundang-undangan yang berlaku
yaitu Pasal 263 KUHP. Tindak pidana pemalsuan sebagai suatu tindak pidana
umum itu telah diberlakukan dalam suatu tindak pidana cyber.
Jika dilihat dari Putusan tersebut Hakim menjerat Terdakwa dengan
pasal 263 ayat (1) Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP yang diartikan Perilaku
Terdakwa adalah Tindak Pidana Pemalsuan. Tetapi dalam Pemalsuan bukanlah
surat biasa tetapi kartu kredit. Dalam jiwa bangsa (Volksgeist), kartu kredit itu
dapat dikategorikan sebagai suatu Dokumen Elektronik.
Dokumen Elektronik menurut Undang-Undang No. 11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana di ubah dengan Undang-
Undang No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah
setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau
disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya,
yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem
Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta,
rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau
46
perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang
mampu memahaminya.
Sehingga, dari penerapan ketentuan yang demikian itu dapat penulis
katakana bahwa sekalipun terdakwa seharusnya melakukan suatu tindak pidana
biasa, namun tindak pidana biasa itu dapat juga dikatakan sebagai tindak pidana
ITE, yaitu Carding. Adapun yang dimaksudkan dengan carding dalam hal ini
adalah terdakwa membeli indetitas dan no kartu kredit korban melalui internet.
Setelah itu terdakwa juga membuat kartu yang sudah ada indetitas dan nomor
kartu kredit tersebut dengan alat Skimmer, Embosser, Laptop dan alat sablon.
Setelah jadi Terdakwa memakai untuk membeli barang dan menarik uang.
Seperti yang dijelaskan pada sub bab konsep carding, kejahatan
elektronik ini mudah sekali untuk dilakukan. Karena akses untuk melakukannya
mudah diakses melalui internet. Modus operandi dalam carding sangat beragam,
dari kasus pemalsuan sebagai Carding ini yang dilakukan oleh terdakwa dengan
modus counterfeiting yaitu dengan mendapatkan data dari internet dan
memasukkan data tersebut melalui alat bantu yang dapat di lihat hampir sama
dengan kartu kredit asli.
Dalam modus operandinya terdakwa melakukan dengan modus
counterfeiting dimana penyidik polisi sudah mengamankan beberapa alat bukti
seperti Kartu Kredit Palsu yang disita dari Terdakwa, 1 mesin Emboser, 1 mesin
Skimmer MSR 206, 1 alat Sablon, 3 buah buku tulis, 1 buah Hardisk Eksternal
merk Smart Drive, 1 unit mesin Umron, 3 buah HP merk Nokia, 1 buah HP Esia,
2 buah Flasdisk, 1 unit Laptop merk Dell.
47
Modus counterfeiting banyak digunakan oleh para tersangka di lain
kasus dikarenakan teknik ini sangatlah mudah hanya membutuhkan alat-alat
pendukung seperti skimmer dan emboser. Hanya membutuhkan waktu yang cepat
dan mudah untuk menggandakan kartu kredit dengan modus ini.
Dalam dakwaannya Penuntut Umum meminta kepada Majelis Hakim
untuk menahan terdakwa dengan kurungan Penjara selama 2 Tahun 6 bulan
potong tahanan dengan perintah Terdakwa ditahan sebagaimana diatur dalam
Pasal 263 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 e KUHP dakwaan tersebut berbentuk
Subsider.