BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL...

38
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A. Tinjauan Pustaka A.1 Perlindungan Hukum Perlindungan hukum selalu dikaitkan dengan konsep rechtstaat atau konsep Rule of Law karena lahirnya konsep-konsep tersebut tidak lepas dari keinginan memberikan pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia, konsep rechtsct muncul di abad ke- 19 yang pertama kali dicetuskan oleh Julius Stahl.Pada saatnya hampir bersamaan muncul pula konsep negara hukum (Rule of Law) yang dipelopori oleh A.V.Dicey. Konsep rechtstaat menurut Julius Stahl secara sederhana dimaksudkan dengan negara hukum adalah negara yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahannya didasarkan pada hukum. Konsep Negara hukum atau Rechtsataat menurut Julius Stahl mencakup 4 elemen, yaitu : 1. Perlindungan hak asasi manusia; 2. Pembagian kekuasaan; 3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang; 4. Peradilan tata usaha Negara Menurut Setiono, sebagaimana dikutip oleh M. Andi Firdaus defenisi perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang- wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

A. Tinjauan Pustaka

A.1 Perlindungan Hukum

Perlindungan hukum selalu dikaitkan dengan konsep rechtstaat atau konsep Rule of

Law karena lahirnya konsep-konsep tersebut tidak lepas dari keinginan memberikan

pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia, konsep rechtsct muncul di abad ke-

19 yang pertama kali dicetuskan oleh Julius Stahl.Pada saatnya hampir bersamaan muncul

pula konsep negara hukum (Rule of Law) yang dipelopori oleh A.V.Dicey.

Konsep rechtstaat menurut Julius Stahl secara sederhana dimaksudkan dengan negara

hukum adalah negara yang menyelenggarakan kekuasaan pemerintahannya didasarkan pada

hukum. Konsep Negara hukum atau Rechtsataat menurut Julius Stahl mencakup 4 elemen,

yaitu :

1. Perlindungan hak asasi manusia;

2. Pembagian kekuasaan;

3. Pemerintahan berdasarkan undang-undang;

4. Peradilan tata usaha Negara

Menurut Setiono, sebagaimana dikutip oleh M. Andi Firdaus defenisi perlindungan

hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-

wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

15

dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai

manusia.1

Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk melindungi individu

dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma dalam sikap

dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama

manusia.2 Menurut Philipus Hadjon, bahwa perlindungan Hukum dibagi menjadi dua macam,

yaitu:3

1. Perlindungan hukum yang preventif, bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa

2. Perlindungan hukum yang represif, bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Secara

harfiah, perlindungan hukum dapat diartikan sebagai suatu cara, proses, perbuatan

melindungi berdasarkan hukum, atau dapat pula diartikan sebagai suatu perlindungan

yang diberikan hukum.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa hukum berfungsi sebagai

perlindungan kepentingan manusia, agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus

dilaksanakan secara profesional. Perlindungan hukum dapat diartikan sebagai perlindungan

dengan menggunakan pranata dan sarana hukum. Hukum dalam memberikan perlindungan

dapat melalui cara-cara tertentu, antara lain dengan :

1. Membuat peraturan (by giving regulation), bertujuan untuk:

a. Memberikan hak dan kewajiban

b. Menjamin hak-hak para subyek hukum;

1 M. Andi Firdaus, Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman Modal Pada Bidang Usaha Perkebunan Di

Indonesia, Skripsi, Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, hal. 24,diakses dari

http://www.uinjkt.ac.id> pada tanggal 9 September 2018 2 Muchsin,Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia,Skripsi, Surakarta: Universitas

Sebelas Maret, 2003, hal. 14, diakses dari <http://raypratama.blogspot.com/2015/04/teori-perlindungan-

hukum.html> pada tanggal 9 September 2018 3 Philipus Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: Bina Ilmu,1987, hal. 22.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

16

2. Menegakkan peraturan (by law enforcement) melalui:4

a. Hukum administrasi negara yang berfungsi untuk mencegah (preventive) terjadinya

pelanggaran hak-hak konsumen, dengan perjanjian dan pengawasan

b. Hukum pidana yang berfungsi untuk menanggulangi (repressive) pelanggaran

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, dengan

mengenakan sanksi pidana dan hukuman;

c. Hukum perdata yang berfungsi untuk memulihkan hak (curative; recovery;

remedy), dengan membayar kompensasi atau ganti kerugian.

Jika dilihat dalam konteks perlindungan hukum terhadap pekerja, maka dapat

defenisikan bahwa pekerja mendapatkan perlindungan hukum terhadap hak-hak pekerja

terkait dalam keselamatan dan kesehatan pekerja.

A.2 Penegak Hukum

Penegak hukum atau orang yang bertugas menerapkan hukum mencakup ruang

lingkup yang sangat luas, sebab menyangkut petugas pada strata atas, menengah, dan

bawah. Artinya, di dalam melaksanakan tugas-tugas penerapan hukum, petugas seyogianya

harus memiliiki suatu pedoman, diantaranya peraturan tertulis tertentu yang mencakup ruang

lingkup tugas-tugasnya. Di dalam hal penegak hukum dimaksud, kemungkinan petugas

penegak hukum menghadapi hal-hal sebagai berikut :

1) Sampai sejauh mana petugas terikat dari peraturan-peraturan yang ada?

2) Sampai batas-batas mana petugas berkenan memberikan kebijakan?

3) Teladan macam apakah yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada masyarakat.

4 ahyu Sasongko, Ketentuan-Ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen, Bandar Lampung : Universitas

Lampung, 2007, hal. 31.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

17

4) Sampai sejauh manakah derajat sinkronisasi penugasan- penugasan yang

diberikan kepada para petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas pada

wewenangnya?

A.2.1 Sarana/Fasilitas

Fasilitas atau sarana amat penting untuk mengefektifkan suatu aturan

tertentu. Ruang lingkup sarana dimaksud yaitu sarana fisik yang berfungsi sebagai

faktor pendukung.

A.2.2. Warga Masyarakat

Salah satu faktor yang mengefektifkan suatu peraturan adalah warga masyarakat.

Yang dimaksud disini adalah kesadarannya untuk mematuhi suatu peraturan

perundang-undangan, yang kerap disebut derajat kepatuhan.Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa derajat kepatuhan masyarakat terhadap hukum merupakan salah satu

indikator berfungsinya hukum yang bersangkutan.

A.3 Pengaturan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

A.3.1 Pengertian Pekerja

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan menentukan bahwa :

“setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain”.

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan menentukan bahwa :

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

18

“setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang Dan atau

jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk Masyarakat”.

Secara sosiologis kedudukan pekerja adalah tidak bebas, sebagai orang yang

tidak mempunyai bekal hidup lain daripada itu, ia terpaksa bekerja pada orang lain,

majikan inilah yang pada dasarnya menentukan syarat-syarat kerja. Mengingat

kedudukan pekerja yang lebih rendah daripada majikan maka perlu adanya campur

tangan pemerintah untuk memberikan perlindungan hukumnya.

Perlindungan hukum bagi buruh sangat diperlukan mengingat kedudukannya

yang lemah. Disebutkan oleh Zainal Asikin yaitu :

Perlindungan hukum dari kekuasaan majikan terlaksana apabila peraturan

perundang-undangan dalam bidang perburuhan yang mengharuskan atau memaksa

majikan bertindak seperti dalam perundang- undangan tersebut benar-benar

dilaksanakan semua pihak karena keberlakuan hukum tidak dapat diukur secara

yuridis saja, tetapi diukur secara sosiologis dan filosofis.

Dari uraian di atas maka dapat ditarik permasalahan yaitu bagaimana bentuk

perlindungan hukum bagi pekerja yang diputus hubungan kerjanya oleh majikan

karena melakukan kesalahan berat. Selain itu juga bagaimana upaya hukum yang

dapat dilakukan oleh pekerja apabila pekerja tidak mendapatkan haknya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

A.3.2 Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja

Tujuan Pembangunan Ketenagakerjaan berdasarkan ketentuan Pasal 4 UU

No.13 Tahun 2003 adalah :

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

19

a. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan

manusiawi

b. Mewujudkan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang

sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional dan daerah

c. Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan

d. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Pemberdayaan dan pendayagunaan tenaga kerja merupakan suatu kegiatan

yang terpadu untuk dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi tenaga

kerja Indonesia. Melalui pemberdayaan dan pendayagunaan ini diharapkan tenaga

kerja Indonesia dapat berpartisipasi secara optimal dalam pembangunan nasional,

namun dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaannya.

Pemerataan kesempatan kerja harus diupayakan di seluruh wilayah negara

kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan pasar kerja dengan memberikan

kesempatan yang sama untuk memperoleh pekerjaan bagi seluruh tenaga kerja

Indonesia sesuai bakat, minat, dan kemampuannya. Demikian pula pemerataan

penempatan tenaga kerja perlu diupayakan agar dapat mengisi kebutuhan di seluruh

sektor dan daerah.

Penekanan pembangunan ketenagakerjaan pada pekerja mengingat bahwa

pekerja adalah pelaku pembangunan, berhasil tidaknya pembangunan terletak pada

kemampuan dan kualitas pekerja. Apabila kemampuan pekerja (tenaga kerja) tinggi

maka produktifitas akan tinggi pula, yang dapat mengakibatkan kesejahteraan

meningkat, Tenaga kerja menduduki posisi yang strategis untuk meningkatkan

produktifitas nasional dan kesejahteraan masyarakat.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

20

A.3.3 Bentuk Perlindungan Hak Pekerja Dalam Rangka Kesehatan dan

Keselamatan Kerja

Salah satu hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia adalah hak

atas jaminan sosial. Oleh karena itu, sering kali dikemukakan bahwa jaminan sosial

merupakan program yang bersifat universal/umum yang harus diselenggarakan oleh

semua Negara.

Menurut Imam Soepomo, yang dimaksud dengan Jaminan Sosial adalah

pembayaran yang diterima oleh pihak buruh, dalam hal buruh diluar kesalahannya

tidak melakukan pekerjaan, jadi menjamin kepastian pendapatan (Income Security)

dalam hak buruh kehilangan upah karena alasan diluar kehendaknya.

Berdasarkan Pasal 86 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan menyebutkan :

a. Setiap Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:

1) Keselamatan dan Kesehatan Kerja

2) Moral dan Kesusilaan

3) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai

agama.

b. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktifitas

kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.

c. Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) dilaksanakan

Sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam undang-undang ini

meliputi :

a. Jaminan Kecelakaan Kerja

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

21

Kecelakaan Kerja termasuk penyakit akibat kerja merupakan risiko

yang harus dihadapi oleh tenaga kerja dalam melakukan

pekerjaannya.Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh

penghasilan yang diakibatkan oleh adanya risiko risiko sosial seperti

kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik ataupun mental,

maka diperlukan adanya jaminan kecelakaan kerja, kesehatan dan

keselamatan tenaga kerja merupakan tanggung jawab pengusaha, sehingga

pengusaha memiliki kewajiban untuk membayar iuran jaminan kecelakaan

kerja yang berkisar antara 0,24% - 1,74% sesuai kelompok jenis usaha.

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan

rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai

berangkat kerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit

akibat hubungan kerja.

b. Jaminan Kematian

Pekerja/buruh yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja

akan mengakibatkan terputusnya penghasilan, dan sangat berpengaruh pada

kehidupan sosial ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu,

diperlukan Jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga

baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun dalam bentuk santunan

berupa uang.

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris tenaga kerja yang

menjadi Peserta Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja.

Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga

baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

Pengusaha wajib menanggung iuran program Jaminan Kematian sebesar

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

22

0,3% dengan jaminan kematian yang diberikan adalah Rp. 6 Juta terdiri dari

Rp.5 Juta santunan kematian dan Rp.1 Juta uang pemakaman.

c. Jaminan Hari Tua

Hari Tua dapat mengakibatkan terputusnya upah pekerja/buruh

karena tidak lagi mampu bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat

menimbulkan kerisauan bagi pekerja/buruh dan mempengaruhi ketenangan

kerja sewaktu mereka masih bekerja, terutama bagi mereka yang

penghasilannya rendah. Jaminan Hari Tua memberikan kepastian

penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus dan atau berkala pada

saat pekerja/buruh mencapai usia lima puluh lima tahun atau memenuhi

persyaratan tertentu.

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan Kesehatan adalah Hak Tenaga Kerja (JPK) adalah

salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya

mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik

kesehatan, rumah sakit dan kebutuhan alat Bantu peningkatan fungsi organ

tubuh dan pengobatan secara efektif dan efisien. Pemeliharaan Kesehatan

dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas pekerja/buruh sehingga

dapat melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan merupakan upaya kesehatan

di bidang penyembuhan.

Unsur yang terkandung dalam jaminan sosial tenaga kerja ini adalah sebagai

berikut :

a. Program Publik

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

23

Jaminan sosial merupakan program publik, yaitu suatu program

yang memberikan hak dan kewajiban secara pasti (compulsory) bagi

pengusaha dan pekerja/buruh berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun

1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Hak yang diberikan berupa

santunan tunai dan pelayanan medis bagi pekerja/buruh dan keluarganya,

sedangkan kewajibannya berupa kepesertaan dan pembiayaan dalam

program ini.

b. Perlindungan

Jaminan sosial memberikan perlindungan yang sifatnya dasar

dengan maksud untuk menjaga hakikat dan martabat manusia jika

mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang dapat

dijangkau oleh setiap pengusaha dan pekerja/buruh sendiri.

c. Risiko Sosial Ekonomi

Risiko-risiko yang ditanggulangi terbatas pada peristiwa-peristiwa

kecelakaan sakit, hamil, bersalin, cacat, hari tua dan meninggal dunia yang

mengakibatkan berkurangnya atau terputusnya penghasilan pekerja/buruh dan

membutuhkan perawatan medis.

Hubungan kerja terjadi setelah adanya perjanjian kerja antara buruh

dan majikan, yaitu suatu perjanjian dimana pihak kesatu, buruh, mengikatkan

diri untuk bekerja dengan menerima upah pada pihak lainnya, majikan, yang

mengikatkan diri untuk mempekerjakan buruh itu dengan membayar

upah,“pada pihak lainnya”mengandung arti bahwa pihak buruh dalam

melakukan pekerjaan itu berada di bawah pimpinan pihak majikan. Hubungan

kerja dilakukan oleh subyek hukum. Subyek hukum yang terikat dalam

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

24

hubungan kerja ini adalah pengusaha dan pekerja. Pengertian pekerja/buruh

berdasarkan Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu

“Setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk

lain”.

Undang-Undang No.13 Tahun 2003 membedakan pengertian antara

pengusaha, pemberi kerja dan perusahaan. Pasal 1 angka 4 Undang-Undang

No. 13 Tahun 2003 pengertian pemberi kerja yaitu :

“Orang perseorangan, pengusaha, badan hukum, atau badan-badan

lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja dengan membayar upah atau

imbalan dalam bentuk lain.”

A.4 Standar Operasional dan Prosedural Managemen Pertambangan Terkait

Keselamatan Kerja

Standar operasional dan prosedural terkait keselamatan kerja didaerah

pertambangan dapat merujuk pada Pasal 14 Peraturan Menteri Energi Dan

Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2018 Tentang

Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik Dan Pengawasan

Pertambangan Mineral Dan Batubara yang berbunyi :

1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi,dan

IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan ketentuan

keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat

(3) huruf c dan huruf d.

2) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan

IUPK Operasi Produksi dalam melaksanakan ketentuan keselamatan

pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

25

a. menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung diri,

fasilitas, personil, dan biaya yang diperlukan untuk

terlaksananya ketentuan keselamatan pertambangan; dan

b. membentuk dan menetapkan organisasi bagian keselamatan

pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja, sifat,

atau luas area kerja.

3) Ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:

a. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;

b. keselamatan operasi pertambangan.

4) Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a paling sedikit terdiri atas:

a. keselamatan kerja pertambangan yang meliputi

1. manajemen risiko

2. program keselamatan kerja yang meliputi pencegahan

terjadinya kecelakaan, kebakaran, dan kejadian lain yang

berbahaya

3. pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja

4. administrasi keselamatan kerja

5. manajemen keadaan darurat

6. inspeksi keselamatan kerja

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

26

7. pencegahan dan penyelidikan kecelakaan

b. kesehatan kerja pertambangan meliputi program

kesehatanpekerja/buruh, higienis dan sanitasi, ergonomis,

pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja/buruh,

dan/atau diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja; dan

c. lingkungan kerja pertambangan yang memuat peraturan

perusahaan, pengukuran, penilaian, dan pengendalian terhadap

kondisi lingkungan kerja.

5) Keselamatan operasi pertambangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) huruf b paling sedikit terdiri atas:

a. sistem dan pelaksanaan pemeliharaan/perawatan sarana, prasarana,

instalasi, dan peralatan pertambangan sebagai berikut :

1. merencanakan sistem pemeliharaan atau perawatan

sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan

2. menunjuk penanggung jawab dalam sistem pemeliharaan

atau perawatan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan

pertambangan; dan

3. melaksanakan sistem pemeliharaan atau perawatan

sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-

undangan dan standar nasional atau internasional yang diakui;

b. pengamanan instalasi

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

27

c. tenaga teknis bidang keselamatan operasi yang kompeten

d. kelayakan sarana, prasarana instalasi, dan peralatan

pertambangan dengan melaksanakan uji dan pemeliharaan kelayakan

e. evaluasi laporan hasil kajian teknis pertambangan

f. keselamatan bahan peledak dan peledakan

g. keselamatan fasilitas pertambangan

h. keselamatan Eksplorasi

i. keselamatan tambang permukaan

j. keselamatan tambang bawah tanah; dan k. keselamatan kapal

keruk/isap.

Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan

IUPK Operasi Produksi wajib melakukan ketentuan keselamatan

pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berdasarkan Studi

Kelayakan, Dokumen Lingkungan Hidup, dan RKAB Tahunan yang telah

disetujui sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Hasil Penelitian

B.1 Profile Perusahaan PT. Freeport Indonesia

Merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan. PTFI menambang,

memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga,

emas dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi

Papua, Indonesia. Kami memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas

dan perak ke seluruh penjuru dunia.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

28

Kompleks tambang milik kami di Grasberg merupakan salah satu penghasil

tunggal tembaga dan emas terbesar di dunia, dan mengandung cadangan tembaga

yang dapat diambil yang terbesar di dunia, selain cadangan tunggal emas terbesar di

dunia. Grasberg berada di jantung suatu wilayah mineral yang sangat melimpah, di

mana kegiatan eksplorasi yang berlanjut membuka peluang untuk terus menambah

cadangan kami yang berusia panjang.

Freeport-McMoRan (FCX) merupakan perusahaan tambang internasional

utama dengan kantor pusat di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. FCX mengelola

beragam aset besar berusia panjang yang tersebar secara geografis di atas empat

benua, dengan cadangan signifikan terbukti dan terkira dari tembaga, emas dan

molybdenum. Mulai dari pegunungan khatulistiwa di Papua, Indonesia, hingga gurun-

gurun di Barat Daya Amerika Serikat, gunung api megah di Peru, daerah tradisional

penghasil tembaga di Chile dan peluang baru menggairahkan di Republik Demokrasi

Kongo, kami berada di garis depan pemasokan logam yang sangat dibutuhkan di

dunia.

Freeport-McMoRan merupakan perusahaan publik di bidang tembaga yang

terbesar di dunia, penghasil utama di dunia dari molybdenum – logam yang

digunakan pada campuran logam baja berkekuatan tinggi, produk kimia, dan produksi

pelumas – serta produsen besar emas. Selaku pemimpin industri, FCX telah

menunjukkan keahlian terbukti untuk teknologi maupun metode produksi

menghasilkan tembaga, emas dan molybdenum. FCX menyelenggarakan kegiatan

melalui beberapa anak perusahaan utama; PTFI, Freeport-McMoRan Corporation dan

Atlantic Copper.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

29

PT Freeport Indonesia (PTFI) adalah cerminan keberagaman Indonesia kecil,

sarat keberagaman budaya dan suku menjadi kekuatan kami. Kami datang dari

berbagai propinsi di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, berkarya dan

berkontribusi bersama untuk negeri tercinta Indonesia.

PT Freeport Indonesia menyerap tenaga kerja langsung PTFI dan kontraktor

sebanyak 28.100 dengan komposisi pekerja langsung 7.031 dengan komposisi Pekerja

Non Papua 4.002 , Pekerja Asli Papua 2.893 dan Pekerja Asing 136.

Selain itu, PT Freeport Indonesia mempunyi visi dan misi dalam menjalankan

usahanya, berikut di bawah ini penulis sebutkan visi dan misinya sebagaimana dikutip

dari situs resmi PT Freeport Indonesia.5

Visi

Menjadi perusahaan tambang kelas dunia yang menciptakan nilai-nilai unggul

dan menjadi kebanggaan bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk

karyawan, masyarakat, dan bangsa.

Misi

Berkomitmen untuk secara kreatif mentransformasikan sumber daya alam

menjadi kesejahteraan dan pembangunan yang berkelanjutan melalui praktek-

praktek pertambangan terbaik dengan memprioritaskan kesejahteraan dan

ketentraman karyawan dan masyarakat, pengembangan SDM, tanggung jawab

sosial dan lingkungan hidup, serta keselamatan dan kesehatan kerja.

5 https://ptfi.co.id/id/vision-and-mission, diakses pada tanggal 9 Januari 2019, Pukul 14:59.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

30

B.2 Perlindungan Jaminan BPJS

Sebagai badan usaha, PT Freeport Indonesia wajib mendaftarkan pekerja dan

keluarganya menjadi peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu

Indonesia Sehat (KIS) yang diselenggarakan BPJS Kesehatan. Senior Manager Human

Resources Freeport Indonesia, Eko Nugroho, mengatakan sejak September 2014

Freeport Indonesia dan BPJS Kesehatan melakukan persiapan untuk bekerjasama.

Jumlah pekerja PT Freeport Indonesia dan keluarganya sekitar 13 ribu orang.

Kerjasama ini ditujukan agar seluruh pekerja Freeport Indonesia dan

keluarganya ikut menjadi peserta BPJS Kesehatan. Begitu pula dengan fasilitas

kesehatan (faskes) yang dimiliki Freeport Indonesia menjadi faskes yang bekerjasama

dengan BPJS Kesehatan. Lewat persiapan itu, kendala yang dihadapi dalam proses

menuju kerjasama itu dapat dilewati dengan baik.

Penandatanganan Perjanjian Kerjasama BPJS Kesehatan Cabang Jayapura

dengan RS dan Klinik PT Freeport Indonesia di kantor BPJS Kesehatan di Jakarta. PT

Freeport Indonesia mau melaksanakan kewajiban itu sebaik-baiknya. Apalagi, program

JKN/KIS menerapkan prinsip gotong royong antar pesertanya yakni peserta sehat

membantu yang sakit.

Dorongan yang dilakukan terhadap PT Freeport Indonesia untuk menjalin

kerjasama dengan BPJS Kesehatan menurut Eko juga dilakukan oleh serikat pekerja di

Freeport Indonesia. Menurutnya, serikat pekerja menginginkan agar ada jaminan

kesehatan bagi pekerja yang masuk usia pensiun. Sehingga, pekerja yang sudah pensiun

itu masih bisa memiliki jaminan kesehatan seumur hidup. Mekanisme itu

memungkinkan karena pekerja yang pensiun bisa melanjutkan kepesertaannya di BPJS

Kesehatan lewat mekanisme peserta mandiri.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

31

Jaminan kesehatan yang diberikan Freeport terhadap pekerja dan keluarganya

sudah sangat baik. Freeport menggunakan mekanisme self insurance atau asuransi yang

dikelola sendiri. Walau kualitas pelayanan kesehatan dengan mekanisme itu tergolong

lebih baik, namun cakupan faskesnya terbatas.

Kerjasama dengan BPJS Kesehatan, berharap agar faskes yang melayani

pekerja Freeport dan keluarganya bisa lebih luas serta manfaat yang diterima selama ini

tidak berkurang. Mekanisme self insurance pun tetap berjalan. Freeport Indonesia

menjalankan mekanisme koordinasi manfaat atau coordination of benefits (COB) dalam

menggelar jaminan kesehatan untuk pekerja dan keluarganya. Yakni selain menjadi

peserta BPJS Kesehatan, Freeport Indonesia juga menyelenggarakan sistem self

insurance.

Dengan COB PT. Freeport memberikan manfaat lebih kepada pekerja dan

keluarganya daripada standar yang diberikan BPJS Kesehatan. Lewat mekanisme itu

maka pekerja Freeport dan keluarganya bisa mendapat pelayanan kesehatan di faskes

yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan. Sebab, BPJS Kesehatan tidak

menanggung biaya pelayanan kesehatan peserta di faskes yang tidak bekerjasama

dengan BPJS Kesehatan kecuali dalam keadaan darurat.

BPJS Kesehatan akan menanggung secara penuh pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada pekerja Freeport dan keluarganya jika menjalankan prosedur yang

berlaku. Misalnya, melakukan rujukan berjenjang yakni melalui fasilitas kesehatan

tingkat pertama (FKTP) seperti klinik dan puskesmas. Ketika FKTP tidak mampu

menangani peserta maka dirujuk ke faskes tingkat lanjut seperti rumah sakit.

Asumsinya BPJS Kesehatan ini diambil oleh karyawan atau pegawai PT.

Freeport Indonesia yang memilki keluarga dengan lebih dari 2 (dua) anak sehingga

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

32

dapat diproteksi oleh BPJS Kesehatan namun ini juga diambil non-pegawai PT.

Freeport Indonesia untuk proteksi terkait dengan kesehatan kerja.

B.3 Kasus Kecelakaan Kerja

Fakta yang terjadi setiap pekerja PT. Freport Indonesia sebelum masuk ke

lapangan harus di check “safety first” apakah pekerja layak untuk masuk kedalam

lapangan atau lebih tepatnya di lokasi tambang. Pekerja dari barak atau rumah

diangkut ke tempat kerja sampai pulang kerja kembali kerumah sampai dinyatakan

aman. Kondisi yang sangat berbahaya dan peluang terjadi kecelakaan kerja ketika

mau berangkat atau kembali dari lokasi tambang6 ini terlihat dalam tabel dibawah.

Tabel I. PTFI Safety Performance 2016-2017

Accident Numbers

Description 2016 2017 Variance Status

Fatal 4 1 -75% Unsafe

Lost Time 27 21 -22% Safe

Restricted

Duty

18 17 -6% Safe

Medical

Treatment

69 33 -52% Safe

First Aid 136 90 -34% Safe

Occupational

Illness

0 0 0% Safe

Heavy

Equipment

Damage

479 284 -41% Safe

Light

Vehicle

Damage

328 270 -18% Safe

Stationary 88 56 -36% Safe

6 Hasil Wawancara dengan Yunus Ramba Papalangi General Foreman PT. Freeport Indonesia

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

33

Damage

Tabel. I diatas menjelaskan kecelakaan kerja PT. Freeprort Indonesia yang mengakibatkan

kematian, mendapatkan pertolongan pertama, mendapat perawatan medis serta peralatan atau

kendaraan yang mengalami kerusakan.

Hasil penelitian yang dilakukan Penulis juga menjelaskan ada beberapa gambar

kecelakaan kerja yang terjadi bukan hanya faktor alam namun juga karena faktor situasi

keamanan dimana ada gangguan dari pihak Kelompok Kriminal Bersenjata yang ada di

Papua.

Gambar I : Angkutan Pekerja PT. Freeport Indonesia Mengalami Kecelakaan

Di Lokasi Tambang

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

34

Gambar II : Kondisi Mobil Pengawas Lapangan PT. Freeport Indonesia Yang

Mengalami Kecelakaan di Lokasi Pertambangan

Gambar III : Kondisi Kencelakaan Kerja Mobil Pengawas

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

35

Gambar IV : Kondisi Kecelakaan Mobil Pengawas

Gambar V7 : Produksi Freeport Terganggu Karena Insiden Penembakan

7 https://fajar.co.id/2018/05/02/produksi-freeport-terganggu-karena-insiden-penembakan didownload 25 Januari

2019

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

36

Gambar VI8 : Longsor Freeport, Seorang Pekerja Tewas

Gambar I dan IV diatas ini merupakan salah satu contoh kasus kejadian

kecelakaan kerja disaat mengangkut pekerja tambang karna lokasi tambang di penuhi

kabut saat itu sehingga pandang sangat pendek menyebabkan terjadinya kecelakaan

kerja di antara mobil pengawas lokasi tambang dengan bus pengangkut pekerja

tambang. Sementara gambar V menjelaskan kendaraan PT. Freeport Indonesia yang

ditembak dan dibakar oleh salah satu oknum Kelompok Kriminal Bersenjata pada saat

kendaraan tersebut sedang dalam keadaan aktif kerja, kemudian gambar VI

menjelaskan salah satu proses evakuasi korban longsor di lokasi tambang bawah tanah

underground di lokasi PT. Freeport Indonesia.

B.4. Standard Operasional Perusahaan (SOP) di PT. Freeport Indonesia

8 https://www.viva.co.id/berita/nasional/538108-longsor-freeport-seorang-pekerja-tewas didownload 25 Januari

2019

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

37

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selalu menjadi fokus utama PT.

Freeport Indonesia. Komitmen K3 adalah yang paling utama. Untuk memastikan hal

itu, selain mengimplementasikannya dalam bentuk kebijakan, strategi dan standar

operasi prosedur yang ketat, kami juga mengikuti berbagai sertifikasi internasional

tentang K3 seperti OHSAS 18001:2007 dan NOSA 5 Star Rating. Secara rutin

melakukan pemantauan atas sertifikasi yang diberikan. Oleh karena itu kami mampu

untuk terus memastikan bahwa kebijakan hingga implementasi K3 selalu dipantau dan

diperbaharui mengikuti perkembangan isu strategis di organisasi kerja kami untuk

mencapai hasil kualitas K3 terbaik.

Di tahun 2012 kami tidak menyelenggarakan audit OHSAS 18001:2007 karena

manajemen sedang berkonsentrasi pada rekonsiliasi pasca-pemogokan. Melaksanakan

sebuah program keselamatan untuk wilayah operasi dengan melibatkan 29.947

karyawan dan kontraktor merupakan sebuah tantangan tersendiri. Kegiatan operasi

kami mulai dari aktivitas penambangan dan peleburan, pengolahan bijih, pembangkit

tenaga listrik, operasi pengangkutan darat, udara, pengelolaan pelabuhan laut, dan

kapal laut, pusat-pusat pemukiman, asrama, dan pengelolaan hotel serta bandara.

Untuk itu, diperlukan kecermatan dan kerja sama tim yang handal dalam pengelolaan

keselamatan.

Hal itu melibatkan fokus pengelolaan dan penyeliaan; suatu sistem pengelolaan

keselamatan untuk setiap aspek operasi; pelatihan keterampilan dan penyeliaan

pendahuluan, dasar, dan khusus (safety induction) termasuk kursus penyegaran

tahunan (annual refresher); sebuah sistem untuk memantau hasil dan kemajuan dalam

mencapai sasaran-sasaran keselamatan; serta evaluasi menyeluruh atas sistem kerja

yang telah diterapkan.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

38

B.5. Peraturan PT. Freeport Indonesia Terkait Keselamatan Kesehatan Kerja

Sehubungan dengan dibutuhkannya aturan-aturan terkait dengan keselamatan

kerja sesuai dengan amanat dari Undang-Undang maka PT. Freeport Indonesia terkait

dengan keselamatan kesehatan kerja dengan menjunjung tinggi hak hak dari karyawan

atau pegawai PT. Freeport Indoensia maka Perusahaan dan pekerja memenuhi dan

melaksanakan pedoman hubungan industrial yakni Pedoman Hubungan Industrial

2017 Pasal 28 Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan

Pertambangan yang berbunyi :

1. Pekerja Memiliki kewajiban untuk :

a. Area Kerja

1) Menjaga kebersihan dan kerapian di area kerja

2) Memenuhi ketentuan tentang tata cara mengubah bangunan,

instalasi listrik, sistem ventilasi sesuai ketentuan perusahaan.

b. Peralatan, Permesinan, dan Alat Pelindung Diri

1) Melakukan pemeriksaan pra-operasi dan berkata terhadap

peralatan, perakakas area kerja, seerta melakukan perbaikan dan

/ atau melaporkan kondisi yang tidak selamat kepada penyelia

agar dilakukan perbaikan

2) Memiliki lisensi dan sudah mengikuti pelatihan untuk

mengoperasikan peraltan/ permesinan

3) Mematahi dan melaksanakan prosedur keselamatan kerja di

Area Kerja termasuk prosedur Lockout Tagout Tryout, kerja

panas, bekerja diketinggian, ruang tertutup penggalian dan

pemaritan, penangnnan lumpur basah (wet muck), pengurfangan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

39

batuan, konvoi haul truck, atau bekerja dengan bahan kimia

berbahaya.

4) Memakai dan merawat APD sesuai dengan area, jenis pekerjaan

dan ketentuan perusahaan.

c. Penanganan Kondisi Darurat dan Kebakaran

1) Menjaga dan memelihara kondisi peralatan darurat di

lingkungan perusahaan

2) Mematuhi ketentuan perusahaan yang berhubungan dengan

kondisi darurat dan bahaya kebakaran

3) Pekerja dilarang mengubah peralatan darurat

d. Pelaporan dan Penyelidikan K3LP

1) Melaoprkan kecelakaan/insiden, kejadian hampir celaka,

tumpahan konsentrat, minyak, oli, atau bahan berbahaya

beracun (b3) kepada Penyelia atau petugas yang ditunjuk atau

melalui jalur cepat komunikasi

2) Melaporkan kepada Penyelia Langsung atau penyelia pada

kesempatan pertama apabila menghadapi tugas/pekerjaan yang

dianggap tidak dapat selamat dan/atau tidak memenuhi

persyaratan K3LLP yang dapat mebahayakan keselatan

pekerja, orang lain, lingkujgan dan /atau barang-barang

perusahaan

1) Mengehntikan, memperbaiki dan/atau melaporkan tindakan dan

kondisi tidak selamat kepada penyelia, jalur komunikasi atau

petugas yang ditunjuk

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

40

2) Memberikan informasi yang benar dan tepat untuk proses

penyelidikan yang berhubungan dengan K3LLP

3) Mengamankan barang bukti yang berhubungan dengafn

kecelakaan atau kerjadian K3LLP tetap pada kondfisi apa adanya

untuk keperluan investigasi.

a. Prosedur

1) Memahami dan mematuhi standar, prosedur, kebijakandan perijinan

K3LLP dalam menjalankan tugas dan tnggungjawabnya di Area

Kerja, lingkungan perusahaan , dan/atau diluar lingkungan

perusahaan yang ditetapkan.

2) Bekerja sesuai dengan standar dan prosedur K3LLP untuk

mencegah kecederaan, kecelakaan dan/atau kerusakan barang milik

perusahaan

3) Menindaklanjuti hasil temuan-temuan inspeksi dan audit yang

dilakukan perusahaan

4) Bertanggungjawab atas tindakan-tindakan pribadinya sesuai dengan

praktek kerfja yang selamat sebagaimana diuraikan dalam standar,

prosedur dan kebijakan K2LLP Perusahaan

5) Mengikuti pemeriksaan kesehatan berkala yang penjadwalannya

ditentukan berdasarkan paparan intensitas resiko kesehatan di

tempat kerjanya dan/atau menurut peraturan perundag-undangan

yang berlaku

6) Menghadiri orientasi, pengarahan atau pelatihan K2LLP yang

dijadwalkan oleh Penyelia atau petugas yang ditunjuk

7) Mematuhi peraturan lalu lintas di lingkungan perusahaan.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

41

C. Analisis

C.1 Implementasi Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT.

Freeport Indonesia.

Das sollen itu adalah peraturan hukum yang bersifat umum, sedangkan

das sein adalah suatu peristiwa konkret yang terjadi di masyarakat. Das sollen

dan das sein ditemukan dalam penelitian hukum. Das sollen adalah apa yang

seharusnya hukum sebagai fakta hukum yang diungkapkan para ahli hukum

dalam tataran teoritik (law in the books), yakni hukum dalam bentuk cita-cita

bagaimana seharusnya; sedangkan (das sein) lebih kepada hukum sebagai fakta

(yang senyatanya), yaitu hukum yang hidup berkembang dan berproses di

masyarakat (law in action).9

Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan terkait

keselamatan dan kesehatan kerja, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya

Mineral No. 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Yang Baik dan

Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batu Bara serta Pedoman Hubungan

Industrial 2017 Dalam Pedoman Kerja Bersama XIX dan Pedoman Hubungan

Industrial IX PT.Freeport Indonesia ini merupakan aturan-aturan ketenagakerjaan

yang dicita-citakan Das Sollen dalam melakukan perlindungan terkait kesehatan

dan keselamata tenaga kerja di PT. Freeport Indonesia, sementara Das Sein

standar aturan telah diterapkan namun tetap kecelakaan kerja terjadi dilingkungan

PT. Freeport Indonesia.

9 Sabian Utsman Metodologi Penelitian Hukum Progresif, (hal.17)

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

42

Dengan berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka

penulis menganalisis berdasarkan Konsep rechtstaat menurut Julius Stahl secara

sederhana dimaksudkan dengan negara hukum adalah negara yang

menyelenggarakan kekuasaan pemerintahannya didasarkan pada hukum.

Konsep Negara hukum atau Rechtsataat menurut Julius Stahl mencakup

4 elemen, yakni Pertama Perlindungan hak asasi manusia; Kedua Pembagian

kekuasaan, Ketiga Pemerintahan berdasarkan undang-undang dan Keempat

Peradilan tata usaha Negara. Dalam konsep Julius Stahl ini maka Negara hadir

dalam melindungi serta menjamin keberadaan hak-hak pekerja dan berdasarkan

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tetang Ketenagakerjaan dan Peraturan

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 26

Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik Dan

Pengawasan Pertambangan Mineral Dan Batubara

Menurut Philipus Hadjon, bahwa perlindungan Hukum dibagi menjadi

dua macam, yaitu Pertama perlindungan hukum yang preventif, bertujuan untuk

mencegah terjadinya sengketa dan Kedua perlindungan hukum yang represif,

bertujuan untuk menyelesaikan sengketa. Secara harfiah, perlindungan hukum

dapat diartikan sebagai suatu cara, proses, perbuatan melindungi berdasarkan

hukum, atau dapat pula diartikan sebagai suatu perlindungan yang diberikan

hukum. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dan Peraturan Menteri Energi dan

Sumber Daya Mineral No. 26 Tahun 2018 ini memberikan perlindungan

sekaligus mencegah terjadi sengketa antara pekerja dan PT. Freeport Indonesia

ini Indonesia terutama terkait jaminan kesehatan dan keselamatan kerja.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

43

D. 2 Perlindungan Hukum Tenaga Kerja PT. Freeport Indonesia Berdasarkan

Peraturan Perundangan dan Pedoman Hubungan Industrial PT.Freeport

Indonesia 2015 Sehubungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

D.2.a. Perlindungan Hukum Tenaga Kerja PT. Freeport Indonesia berdasarkan

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Penulis menganalisis kecelakaan kerja yang terjadi dilingkungan kerja

PT. Freeport Indonesia berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

tentang ketenagakerjaan yakni dengan melihat Tujuan Pembangunan

Ketenagakerjaan berdasarkan ketentuan Pasal 4 Huruf (c) dan (d) UU No.13

Tahun 2003 adalah

(c) Memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dalam mewujudkan

kesejahteraan

(d) Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.

Pasal ini dengan jelas mengatakan bahwa Negara menjamin setiap tenaga

kerja mendapat perlindungan dalam mewujudkan kesejahteraaan dan

meninggkat kesejahteraan tenaga kerja dan keluarga. Ini mau mengatakan

bahwa perlindungan diberikan kepada tenaga kerja selalagi masih menjadi

bagian atau menjadi pekerja di perusahaan tersebut dalam hal ini PT. Freeport

Indoensia.

Kemudian Pasal 86 huruf (a) dan (b) Undang-Undang No. 13 Tahun

2003 Tentang Ketenagakerjaan menyebutkan :

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

44

i. Setiap Pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh

perlindungan atas:

1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja

ii. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan

produktifitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya

keselamatan dan kesehatan kerja.

Sehubungan kecelakaan kerja yang terjadi dilokasi tambang

berdasarkan pada laporan Tabel I. Safety Performance 2016-2017 dan

Gambar I-IV serta Gambar VI akibat keadaan alam yang tidak mendukung

sehingga terjadi kecelakaan dan juga terjadi dikarenakan penyerangan oleh

kelompok bersenjata, perusahaan dalam hal ini PT. Freeport Indonesia mampu

memproteksi dengan memberikan jaminan kesehatan kepada tenaga kerja

yang menjadi korban, serta mitra PT. Freeport Indonesia seperti BPJS

Ketenagakerjaan juga ikut memproteksi korban kecelakaan kerja dengan

bentuk proteksi yang dilakukan :

1. Pelayanan kesehatan (perawatan dan pengobatan), antara lain:

1. pemeriksaan dasar dan penunjang;

2. perawatan tingkat pertama dan lanjutan;

3. rawat inap dengan kelas ruang perawatan yang setara

dengan kelas I rumah sakit pemerintah;

4. perawatan intensif (HCU, ICCU, ICU);

5. penunjang diagnostic;

6. pengobatan dengan obat generik (diutamakan) dan/atau

obat bermerk (paten)

7. pelayanan khusus;

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

45

8. alat kesehatan dan implant;

9. jasa dokter/medis;

10. operasi;

11. transfusi darah (pelayanan darah); dan

12. rehabilitasi medik.

Pelayanan kesehatan diberikan tanpa batasan plafon sepanjang sesuai

kebutuhan medis (medical need).Pelayanan kesehatan diberikan melalui

fasilitas kesehatan yang telah bekerjasama dengan BPJS Ketenagakerjaan

(trauma center BPJS Ketenagakerjaan).Penggantian biaya (reimbursement)

atas perawatan dan pengobatan, hanya berlaku untuk daerah remote area atau

didaerah yang tidak ada trauma center BPJS. Ketenagakerjaan. Penggantian

biaya diberikan sesuai ketentuan yang berlaku.

2. Santunan berbentuk uang, antara lain:

a. Penggantian biaya pengangkutan peserta yang mengalami kecelakaan

kerja/penyakit akibat kerja, ke rumah sakit dan/atau kerumahnya,

termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan;.

1. Angkutan darat/sungai/danau diganti maksimal Rp1.000.000,- (satu

juta rupiah).

2. Angkutan laut diganti maksimal Rp1.500.000 (satu setengah juta

rupiah).

3. Angkutan udara diganti maksimal Rp2.500.000 (dua setengah juta

rupiah).

Perhitungan biaya transportasi untuk kasus kecelakaan kerja yang

menggunakan lebih dari satu jenis transportasi berhak atas biaya maksimal

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

46

dari masing-masing angkutan yang digunakan dan diganti sesuai

bukti/kuitansi dengan penjumlahan batasan maksimal dari semua jenis

transportasi yang digunakan

b. Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB), dengan perincian penggantian,

sebagai berikut:

1. 6 (enam) bulan pertama diberikan sebesar 100% dari upah.

2. 6 (enam) bulan kedua diberikan sebesar 75% dari upah.

3. 6 (enam) bulan ketiga dan seterusnya diberikan sebesar 50% dari

upah.

Dibayarkan kepada pemberi kerja (sebagai pengganti upah yang

diberikan kepada tenaga kerja) selama peserta tidak mampu bekerja sampai

peserta dinyatakan sembuh atau cacat sebagian anatomis atau cacat

sebagian fungsi atau cacat total tetap atau meninggal dunia berdasarkan

surat keterangan dokter yang merawat dan/atau dokter penasehat.

c. Santunan Kecacatan

1. Cacat Sebagian Anatomis sebesar = % sesuai tabel x 80 x upah

sebulan.

2. Cacat Sebagian Fungsi = % berkurangnya fungsi x % sesuai tabel x 80

x upah sebulan.

3. Cacat Total Tetap = 70% x 80 x upah sebulan.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

47

Jenis dan besar persentase kecacatan dinyatakan oleh dokter yang

merawat atau dokter penasehat yang ditunjuk oleh Kementerian

Ketenagakerjaan RI, setelah peserta selesai menjalani perawatan dan

pengobatan. Terkait dengan kecacatan diatur dalam Lampiran III Peraturan

Pemerintah No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian.

d. Santunan kematian dan biaya pemakaman

1. Santunan Kematian sebesar = 60 % x 80 x upah sebulan, sekurang

kurangnya sebesar Jaminan Kematian.

2. Biaya Pemakaman Rp3.000.000,-.

3. Santunan berkala selama 24 bulan yang dapat dibayar sekaligus= 24 x

Rp200.000,- = Rp4.800.000,-.

Sementara berdasarkan Gambar.V didalam hasil penelitian terkait

penyerangan dari kelompok bersenjata kepada angkutan yang berisikan

pegawai PT.Freeport Indoensia maka tindakan yang pencegahan yang

dilakukan adalah bekerja sama dengan pihak POLRI dan TNI untuk mencegah

terjadinya penyerangan kembali. Namun apabila terjadi ada korban baik fatal

(meninggal) atau berat maupun ringan maka PT.Freeport Indonesia akan

mengcover sesuai dengan kesepakan terkait dengan kesepakatan terkait

keselamatan dan kecelakaan kerja.

Terkait dengan Pasal 86 pada point 1 Undang-Undang No. 13 Tahun

2003 yang menjelaskan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, PT.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

48

Freeport Indonesia telah melaksanakannya dengan menaruh didalam Pedoman

Hubungan Industrial IX 2015 terkait prosedural kesalamatan dan kesehatan

kerja dan Pedoman Kerja Bersama XIX 2015 yang menjelaskan hak-hak

pekerja apabila terjadi kecelakaan kerja.

Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral No. 26 Tahun

2018 Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik Dan Pengawasan

Pertambangan Mineral Dan Batubara

PT. Freeport Indonesia dengan melihat hasil penelitian terhadap

kecelakaan kerja baik itu sifatnya ringan , berat dan menyebabkan

kematian namun memilki kecenderungan menurun dari 2016-2017 dapat

di analisis bahwa perusahaan pertmbangan ini menjadi keselamatan dan

kesehatan kerja merupakan nilai utama perusahaan, dengan melakukan

pencegahan insiden serius dan fatalitas. Pekerja yang mengutamakan

keselamatan kerja adalah pekerja yang produktif dan meyakini bahwa

dengan mengutamakan keselamatan pasti produksi akan mengikuti.

Prosedural keselamatan dan kesehatan kerja PT. Freeport Indonesia

tertuang didalam Pedoman Hubungan Industrial yang dibuat berdasarkan

Pasal 2 Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No. 38 Tahun 2014

tentang Penerapan Manajemen Keselamatan Minerba yang bertujuan

Pertama meningkatkan efektifitas keselamatan pertambangan terencana

tersstruktur, terukur, dan terintegrasi, Kedua mencegah kecelakaan

tambang, penyakit akibat kerja, dan kejadian berbahaya. Ketiga

menciptakan kegitan operasional tambang aman , efisien dan produktif,

dan keempat menciptakan tenaga kerja sehat, aman, nyaman. Sekarang

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

49

Peraturan Menteri Ini Juga Teringrasi Pada Berdasarkan Pasal 14

Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik

Indonesia Nomor 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah

Pertambangan Yang Baik Dan Pengawasan Pertambangan Mineral

Dan Batubara yang berbunyi :

1) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi

Produksi,dan IUPK Operasi Produksi wajib melaksanakan

ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 3 ayat (3) huruf c dan huruf d.

2) Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi,

dan IUPK Operasi Produksi dalam melaksanakan ketentuan

keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

wajib:

a. menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung

diri, fasilitas, personil, dan biaya yang diperlukan untuk

terlaksananya ketentuan keselamatan pertambangan; dan

b. membentuk dan menetapkan organisasi bagian keselamatan

pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja,

sifat, atau luas area kerja.

3) Ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:

a. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

50

b. keselamatan operasi pertambangan.

c. Keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf a paling sedikit terdiri atas:

d. keselamatan kerja pertambangan yang meliputi

3) manajemen risiko

4) program keselamatan kerja yang meliputi pencegahan

terjadinya kecelakaan, kebakaran, dan kejadian lain yang

berbahaya

5) pendidikan dan pelatihan keselamatan kerja

6) administrasi keselamatan kerja

7) manajemen keadaan darurat

8) inspeksi keselamatan kerja

9) pencegahan dan penyelidikan kecelakaan

e. kesehatan kerja pertambangan meliputi program

kesehatanpekerja/buruh, higienis dan sanitasi, ergonomis,

pengelolaan makanan, minuman, dan gizi pekerja/buruh,

dan/atau diagnosis dan pemeriksaan penyakit akibat kerja; dan

f. lingkungan kerja pertambangan yang memuat peraturan

perusahaan, pengukuran, penilaian, dan pengendalian terhadap

kondisi lingkungan kerja.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS A ... · 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS . A. Tinjauan Pustaka A.1 . Perlindungan Hukum. Perlindungan

51

Kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2016 sebanyak 4 (empat) orang

meninggal dan 2017 satu orang meninggal ini terjadi dikarenakan kelalain pekerja

yang tidak meperhatikan SOP yang berlaku dan disepakati bersama namun PT.

Freeport Indonesia berdasarkan Pasal 9 Peraturan dan Tata Tertib Keselamatan,

Kesehatan Pedoman Kerja Bersama XIX 2015 dimana perusahaan wajib mentaati

dan mematuhi perundnag-undangan keselamatan dan kesehatan kerja tambang, dan

berkomitment mencegah terjadi kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan kerja,

kemudian pekerja wajib mengindahkan peraturan K3LLP dalam melaksana tugas

pekerjaan sehari-hari dan mencegah tidankan atau keadaan tidak aman. Ini dapat

dilihat dimana terjadi penurunan postif terjadinya kecelakaan kerja yang

menyebabkan kematian.

Pekerja 5 orang yang meninggal di dalam tugas mendapatkan jaminan

kecelakaan kerja/ tambang apabila menyebabkan kematian mendapatkan bayaran

sebanyak US$ 50,000 kepada tanggunganya yang diakui perusahaan dan tercatat di

Departemen SDM. Pembayaran ini merupakan tambahan atas pembayaran program

jaminan kematian BPJS Ketenagakerjaan dan pembayaran lainnya sesuai dengan

perundag-undangan yang berlaku.