BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1....
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1....
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Pengertian Proteksi Saluran Transmisi Tegangan Tinggi
Upaya proteksi saluran transmisi tegangan tinggi dengan alat
pelindung terhadap tegangan surja berfungsi melindungi peralatan sistem tenaga
listrik dengan cara membatasi surja tegangan lebih yang datang dan
mengalirkannya ke tanah. Sehubungan dengan fungsinya itu, ia harus dapat
menahan tegangan sistem 50 herz untuk waktu yang tak terbatas dan harus dapat
melalukan surja arus ke tanah tanpa mengalami kerusakan. Selain itu, alat
pelindung yang baik mempunyai perbandingan perlindungan (protective ratio)
yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja maksimum yang
diperbolehkan pada waktu pelepasan (discharge) dan tegangan sistem 50 herz
maksimum yang dapat ditahan sesudah pelepasan terjadi.
Ada tiga macam alat pelindung terhadap surja yang dikenal, yaitu :
sela batang (rod gap), arester jenis ekspulsi (expulsion type lighting arrester) atau
sering juga disebut tabung pelindung (protector tube) dan arester jenis katup
(valve type lighting arrester).
a. Sela Batang
Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi
paling kuat dan kokoh. Tetapi sela batang ini jarang digunakan pada rangkaian
yang penting karena dia tidak dapat memenuhi persyaratan dasar dari suatu
alat pelindung yang sebenarnya. Dia tidak dapat memutuskan arus susulan,
jadi selalu berakibat timbulnya gangguan setiap ada surja yang menimbulkan
lompatan api pada sela batang itu. Sela batang ini biasanya digunakan sebagai
pelindung cadangan dalam hal arester dilepaskan dari saluran karena
kerusakan atau karena sebab lain.
b. Arester
5
Arester petir disingkat arester, atau sering juga disebut penangkap petir,
adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap surja petir.
Ia berlaku sebagai jalan pintas (by – pass) sekitar isolasi. Arester membentuk
jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul
tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Jalan pintas itu harus sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu aliran arus daya sistem 50 Herz. Jadi pada
kerja normal arester itu berlaku sebagai isolator dan bila timbul surja dia
berlaku sebagai konduktor, jadi melewatkan aliran arus yang tinggi. Setelah
hilang, arester dengan cepat kembali menjadi isolator, sehingga pemutus daya
tidak sempat membuka.
Arester berbeda dengan sela batang, karena arester dapat memutuskan arus
susulan tanpa menimbulkan gangguan. Inilah salah satu fungsi terpenting
arester.
Arester terdiri dari dua jenis, yaitu jenis ekspulsi (expulsion type) atau tabung
pelindung (protector tube) dan jenis katup (valve type).
2.2. Dasar Pembumian
Tujuan pembumian pada dasarnya adalah :
- Ditujukan pada titik netral dan pembumian umum, dimaksudkan untuk
mengurangi besar tegangan lebih surja dan mengontrol besarnya arus
hubungan singkat.
- Pada sistem yang besar tidak dibumikan arus gangguan itu relative besar (
> 5 A ) sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri, hal
ini akan menyebabkan gejalan “Arching Ground”, pada sistem yang
dibumikan gejala tersebut hamper tidak ada.
- Untuk membatasi tegang-tagangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu
(sehat).
Pada sistem-sistem dibawah ini 115 KV banyak dipakai pembumian
melalui Peterson Coil. Terutama di Eropa pembumian dengan Peterson Coil itu
6
telah dimulai sejak tahun 1990, sedangkan Amerika SErikat baru dimulai sejak
1930-an.
Pada sistem yang tegangannya lebih besar (115 KV keatas) ada
kecenderungan dengan pembumian tanpa impedansi (Solid Grounding) atau
(Effektive Grounding).
Yang dimaksud dengan Effektive Grounding adalah pembumian dimana
perbandingan antara reaktansi urutan positif lebih kecil atau sama dengan tiga,
dan perbandingan tahanan urutan nol dan reaktansi urutan positif lebih kecil atau
sama dengan satu (X0/X1≤3;X1≤1)
a. Sistem 30 KV dan 70 KV dengan Peterson Coil.
b. Sistem 150 KV dengan pembumian langsung.
Sistem 30 KV dan 70 KV sampai sekaranf merupakan bagian terbesar dari
seluruh system.
2.3 Pemilihan Sistem Pembumian
Pemilihan system pembumian didasarkan atas factor.
- Selektivitas dan Sensitivitas Ground Fault Relaying
- Pembatasan arus gangguan tanah
- Tingkat yang di perlukan dari proteksi tegangan surja Arrester.
- Pembatasan tegangan lebih Transien.
2.4 Sistem Yang Tidak Dibumikan
Sistem yang tidak dibumikan adalah sistem dimana tidak terdapatnya
hubungan yang tidak disengaja antara konduktor sistem tersebut dengan tanah.
Sistem ini telah banyak di tinggalkan orang karena tidak sesuai dengan kondisi-
kondisi yang diinginkan.
2.5 Rele Gangguan Tanah (Ground Fault Relaying)
Rele gangguan tanah akan berhasil dengan baik, tergantung dari besarnya
arus gangguan ketanah. Sistem yang netralnya di bumikan dengan reaktansi. Pada
umumnya arus gangguan tanah besarnya berada pada batas-batas (25%-100%)
7
dari arus gangguan 3 fasa sistem yang dibumikan sistem yang dibumikan dengan
tahanan, arus gangguan tanah besarnya 10%-25% dari gangguan 3 fasa.
Pada umunya kesuksesan dari rele gangguan tanah diperoleh bila arus
gangguan tanah lebih besar dari 10% arus gangguan tanah.
Untuk sistem yang dibumikan melalui tahanan yang besa atau melalui
Peterson Coil akan mempunyai arus gangguan kebumi yang sangat kecil.
Khusus untuk Peterson Coil biasanya dilengkapi dengan alat untuk
menghubung langsung titik netral ke bumi pada waktu terjadinya gangguan yang
permanent, dengan tujuan untuk memperbsar arus gangguan ke bumi dengan
demikian rele anah yang konvesional dapat bekerja.
2.6 Pengaruh Metode Pembumian Pada Besarnya Tegangan Dinamis Yang
Mengenai Alat-Alat Proteksi Surja.
Menurut Amaerika Istitute OF Electrical Engineers (AIEE) Commite
Report atau laporan komite, Lighting Arrester dibagi atas dua kelompok, yakni
“Arrester tipe dibumikan dari Arrester tipe yang dibumikan”
Arrester tipe dibumikan dapat dipergunakan bila arus gangguan 1 fasa ke
bumi tidak kurang 60% dari arus gangguan 3 fasa. Kondisi diatas akan dipenuhi
bila system dibumikan secara efektif (Effective Grounding) atau X0/X1≤3.Sedang
Arrester tipe tidak dibumikan digunkan bilamana arus gangguan 1 fasa kurang
dari 60% dari arus gangguan 3 fasa Lighting Arrester adalah alat yang sensitife
terhadap tegangan dan hubungan antara kawat fasa dan bumi, maka tegangan
dinamis pada Arrester tersebut tidak boleh melampaui nilai tegangan untuk segala
keadaan operasi sistem.
Tegangan dinamis kawat fasa ke bumi dari suatu sistem 3 fasa akan
menjadi tidak seimbang dalam keadaan gangguan tanah, dan besarnya tegangan
ini tergantung dari kondisi sistem pada saat terjadinya gangguan dan besarnya
impedansi pembumian.