BAB II TINJAUAN PUSTAKA...BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA...BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak...
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian
ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi
kerangka rasional untuk melakukan analisis data
penelitian.
2.1. Manajemen Sekolah
Sudrajat (2008), manajemen pendidikan atau
manajemen sekolah, bahwa: (1) manajemen pendidikan
merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan
memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3)
manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai
tujuan tertentu.
Dalam arti luas manajemen merupakan rangkaian
kegiatan yang dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien. George R Terry dalam Brantas (2009:35)
menyatakan bahwa “fungsi manajemen dibagi menjadi
Planing (perencanaan), Organizing (pengorganisasian),
Actuating (pelaksanaan), Controling (pengawasan)”. Dari
pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas bahwa
manajemen adalah proses yang khas dengan tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan yang masing-masing bidang tersebut
-
9
digunakan oleh berbagai ilmu pengetahuan dan
keahlian secara berurutan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan
Ali Imron (1996) berpendapat bahwa manajemen
sekolah adalah proses penataan kelembagaan
pendidikan dengan melibatkan sumber sumber yang
potensial baik yang bersifat manusia maupun non
manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara
efisien dan efektif
Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai
pendapat bahwa manajemen adalah rangkaian kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian. Kegiatan ini merupakan proses
manajemen yang dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan
dan manajemen sekolah mempunyai pengertian dan
maksud yang sama. Keduanya susah untuk dibedakan
karena sering dipakai secara bergantian dalam
pengertian yang sama. Apa yang menjadi bidang
manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang
manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya
ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang
diturunkan dari teori administrasi dan manajemen
pada umumnya.
Tujuan manajemen sekolah menurut Sagala (2007)
adalah mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam
empat hal.
-
10
1. meningkatnya efisiensi penggunaan sumber daya
dan penugasan staf.
2. meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga
kependidikan di sekolah.
3. munculnya gagasan-gagasan baru dalam
implementasi kurikulum, penggunaan
teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-
sumber belajar.
4. meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan
stakeholder.
Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah
pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur
kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah
pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen
menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap
pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling
dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu
sendiri yaitu sekolah.
Disamping itu untuk memberdayakan sekolah
agar sekolah dapat melayani masyarakat secara
maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat
tersebut. Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah
untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah
melalui kewenangan kepada sekolah dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan
secara partisipatif.
Lebih rincinya manajemen sekolah bertujuan untuk:
-
11
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola
dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan
melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada
orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang
mutu sekolahnya.
4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah
tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.
2.2. Strategi Peningkatan Mutu Layanan
Peningkatan mutu adalah proses yang
berkelanjutan dalam membuat/mengerjakan semua
kegiatan menjadi lebih baik berdasarkan siklus
penjaminan mutu yang berkelanjutan dan perencanaan
peningkatan mutu di semua unit pada semua tingkatan
dalam suatu sistem.
Menurut Nasution (1990:139) Pelayanan adalah
tempat berkumpulnya pekerjaan, tanpa pengguna
perpustakaan tidak punya arti apa-apa, perpustakaan
lah yang bergantung pada pengguna dan untuk
penggunalah pengelola perpustakaan bekerja, karena
pengguna atau pelanggan adalah sumber dari
pekerjaan. Memusatkan perhatian kepada kebutuhan
pengguna atau pelanggan perpustakaan, dengan
memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi
pengguna atau pelanggan melalui kegiatan pelayanan
-
12
fokus terhadap kepuasan pengguna atau pelanggan.
Bila pelayanan tidak menjadi prioritas utama maka
akan mengakibatkan gagalnya jasa sehingga
menurunkan segi profesionalnya pelayanan.
Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan
yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima
atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang
diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa atau
pelayanan yang diterima melampaui harapan
pelanggan, maka kualitas jasa atau pelayanan
dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya
jika jasa atau pelayanan yang diterima lebih rendah
daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau
pelayanan dipersepsikan buruk”.(Tjiptono, 2004:59).
hal ini dapat memberikan umpan balik dan masukan
bagi pengelola dan implementasi strategi peningkatan
kepuasan pengguna atau pelanggan. Perhatian
terhadap kepentingan pengguna atau pelanggan dengan
cara melihat kebutuhan serta kepuasan atas pelayanan
menjadi faktor kunci.
Strategi merupakan rencana yang mengandung
cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan
pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna
memenangkan kompetisi. (Syaiful Sagala, 2007:137).
Strategi adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan
-
13
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang
dirancang untuk memastikan tujuan utama
perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh perusahaan (Iwan Purwanto, 2007:74). Jadi
dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, strategi
adalah menentukan misi pokok suatu organisasi,
strategi merupakan suatu keputusan dasar yang
dinyatakan dalam suatu garis besar.
Hax dan Majluf (dalam Salusi, 1996) mencoba
menawarkan rumusan yang komprehensif tentang
strategi, yaitu:
1. Strategi adalah pola keputusan yang konsisten,
menyatu dan integral;
2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi
dalam artian sasaran jangka panjang, program
bertindak dan prioritas alokasi sumber daya.
3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti
4. Mencoba mendapat keuntungan yang mampu
bertahan lama dengan memberikan respon yang
tepat terhadap peluang dan ancaman dari
lingkungan eksternal organisasi, kekuatan dan
kelemahannya.
5. Melibatkan semua organisasi.
2.3. Perpustakaan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab 1 Pasal 1
menyatakan bahwa: “ Perpustakaan adalah institusi
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau
-
14
karya rekam secara professional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para
pemustaka”. Menurut Rosalin (2008:19) perpustakaan
adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar
yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk
buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai dalam
upaya mengembangkan kemampuan dan
kecakapannya.
Berdasarkan pengertian diatas, hakekat
perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber
informasi bagi pemakainya. Perpustakaan bukan lagi
sekedar sebuah gedung berisi buku-buku, termasuk
bangunan gedung baru. Gambaran terkini tentang
perpustakaan seutuhnya tidak cukup dilihat dari fisik
bangunan melainkan dari perkembangan layanan
informasi perpustakaan tersebut.
2.3.1. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis
dari perpustakaan khusus. Ciri-ciri perpustakaan
khusus, antara lain adalah diperuntukkan secara
terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga
pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan
keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain.
Perpustakaan sekolah menurut Badan
Standarisasi Nasional (2008:23) adalah perpustakaan
yang berada pada satuan pendidikan formal di
lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang
-
15
merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang
bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar
untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan
sekolah yang bersangkutan. Menurut Sulistyo Basuki
(1991:50) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan
yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan
tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai
tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada
umumnya. Dengan demikian didirikannya
perpustakaan sekolah mempunyai peran untuk
membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai
kurikulum sekolah yang bersangkutan. Sedangkan
menurur Rahayuningsih (2007:6) bahwa perpustakaan
sekolah adalah perpustakaan yang melayani para
siswa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah tertentu.
Perpustakaan di sekolah didirikan untuk menunjang
pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan
pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum
sekolah.
Berdasar pengertian perpustakaan sekolah diatas,
disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah mempunyai
fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan
pendidikan. Secara khusus fungsi perpustakaan
sekolah adalah (a) sebagai sumber kegiatan belajar
mengajar, yaitu membantu program pendidikan dan
pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam
kurikulum, (b) membantu siswa untuk memperjelas
dan memperluas pengetahuannya pada setiap bidang
-
16
studi, (c) mengembangkan minat dan budaya membaca
yang menuju kebiasaan belajar mandiri, (d) membantu
siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan
kegemarannya, (e) membiasakan siswa mencari
informasi di perpustakaan sekolah, (f) merupakan
tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat
melalui buku-buku bacaan yang sesuai perkembangan
jiwa dan tingkat kecerdasan siswa.
2.4. Manajemen Strategi Peningkatan Mutu
Layanan Perpustakaan Sekolah
Strategi meningkatkan mutu layanan
perpustakaan sekolah adalah suatu hal yang sangat
perlu diperhatikan oleh pihak pengelola perpustakaan,
dengan mutu pelayanan yang prima , perpustakaan
akan memperoleh banyak pengunjung dan selanjutnya
akan mendapat pengakuan dan penghargaan dari
pengguna perpustakaan di sekolah tersebut khususnya
dan masyarakat pada umumnya. Jika perpustakaan
belum mendapatkan penghargaan tersebut berarti para
pengelola perpustakaan harus bekerja lebih keras, agar
pekerjaan itu berguna bagi para pengguna
perpustakaan. Upaya untuk meningkatkan mutu
layanan perpustakaan sekolah tidak boleh dipisahkan
dari kegiatan pustakawan sehari-hari. Yusheri (2011),
banyak upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola
perpustakaan/pustakawa, misalnya: (a) sikap ramah
dan penampilan pustakawan yang baik dalam
memberikan pelayanan kepada pengguna, akan
-
17
menentukan berhasil atau tidaknya pekerjaan. Melalui
penampilan yang ramah, siap untuk memberikan
bantuannya, pustakawan dapat memperoleh pengguna
sebanyak mungkin. Disamping kemampuan teknis
yang memadai dalam bidang ini, juga memberikan
motivasi dan ide-ide dapat diperoleh dari perpustakaan.
Pendekatan yang baik dapat meningkatkan mutu
pelayanan perpustakaan. Segalanya dilakukan dengan
penuh keiklasan, kesabaran, rasa kekeluargaan dan
persaudaraan, pustakawan juga harus rajin membaca
buku yang ada di ruang ia bekerja. (b) Menyediakan
brosur tentang kegiatan yang ada diperpustakaan.
Brosur mempunyai keampuhan yang luar biasa untuk
meningkatkan mutu layanan perpustakaan, dengan
brosur ini pustakawan dapat menyampaikan berbagai
kegiatan yang sedang dan akan dilakukan. Brosur ini
sama dengan iklan suatu perusahaan. Brosur dapat
berupa daftar buku baru, daftar bibliografi atau
program kegiatan yang akan dilakukan oleh
perpustakaan. (c) Mengadakan berbagai perlombaan di
perpustakaan. Seperti, lomba membuat puisi, lomba
baca puisi, pidato, menggambar dan sebagainya.
Berbagai perlombaan dimaksudkan agar para peminat
datang keperpustakaan, karena kalau di undang
datang ke perpustakaan banyak yang tidak mau
datang. (d) Mengadakan study tour bersama di
perpustakaan. Kegiatan ini bisa dilakukan secara
terjadual. (e) Mengundang tokoh masyarakat atau
seorang pakar untuk ceramah, menceritakan
-
18
pengalamannya dan sebagainya. (f) Membuat jadual
kegiatan yang teratur, memetik manfaat dari bahan
yang dimiliki perpustakaan. Kalo pustakawannya rajin,
mereka dapat menggali potensi yang ada di
perpustakaan. Misalnya, buku-buku mengenai
perjuangan. (g) Berbagai kegiatan lainnya yang dapat
menyenangkan para pengguna perpustakaan di sekolah
khususnya.
2.4.1. Tahap tahap proses strategi meningkatakan
mutu layanan perpustakaan
2.4.1.1. Perumusan Misi Perpustakaan
Misi perpustakaan sekolah adalah penjabaran visi
dengan rumusan rumusan kegiatan yang akan
dilakukan dan hasilnya dapat dirasakan, diukur,
dilihat, didengar atau dapat dibuktikan karena bersifat
kasat mata (Lasa Hs:2007:24). Tujuan dari
perpustakaan sekolah adalah rumusan yang hendak
dicapai oleh perpustakaan sekolah tersebut dalam satu
tahun terakhir. Hasil dari tujuan perpustakaan sekolah
dapat diukur dengan jelas. Visi dan misi perpustakaan
sekolah akan didukung oleh tujuan dari perpustakaan
sekolah. Dalam menyusun perencanaan perpustakaan
sekolah perlunya memperhatikan kondisi yang ada
secara internal dan eksternal. Mengetahui kondisi
perpustakaan sekolah secara internal maksudnya
adalah mengetahui kekuatan dan kelemahan
perpustakaan sekolah. Sedangkan memperhatikan
kondisi perpustakaan sekolah secara eksternal adalah
-
19
melihat peluang dan ancaman perpustakaan sekolah
agar supaya bisa lebih berkembang lagi.
Kekuatan perpustakaan sekolah merupakan
potensi yang ada di sekolah untuk lebih dikembangkan
untuk kemajuan perpustakaan sekolah. Kekuatan
tersebut bisa kepala sekolah, tenaga perpustakaan
yang berpendidikan perpustakaan, para guru yang
berdedikasi tinggi, input siswa yang berprestasi, serta
kepedulian para orang tua murid dll.
Kelemahan perpustakaan sekolah tentunya
sesuatu yang menjadi penghambat bagi kemajuan
perpustakaan sekolah yang apabila tidak diatasi akan
berkembang menjadi sebuah ancaman bagi
perpustakaan sekolah. Kelemahan yang dimaksud
antara lain kurangnya perhatian kepala sekolah, tenaga
perpustakaan yang bukan berpendidikan
perpustakaan, rendahnya anggaran, ruangan yang
sempit dan tidak memadai, letak perpustakaan yang
tidak strategis, kurangnya koleksi dll.
Peluang perpustakaan sekolah adalah
kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan dalam
kemajuan perpustakaan sekolah. Peluang ini harus
dicari oleh para pengelola perpustakaan sekolah agar
keberadaan perpustakaan sekolah lebih diperhitungkan
sebagai bagian dari lembaga sekolah.
Ancaman perpustakaan sekolah merupakan segala
sesuatu yang diperhitungkan akan menghambat
pencapaian tujuan dari perpustakaan sekolah.
Ancaman yang berasal dari dalam maupun ancaman
-
20
yang berasal dari luar perpustakaan sekolah. ancaman
dari dalam bisa rendahnya minat baca warga sekolah,
malas meminjam buku-buku diperpustakaan, enggan
ke perpustakaan, rendahnya anggaran dari sekolah dll.
Ancaman dari luar bisa karena maraknya warnet-
warnet, tayangan televisi, lebih suka pergi ke mall dll.
2.4.1.2. Analisis Lingkungan Strategis
Tujuan analisis lingkungan organisasi baik
internal maupun eksternal adalah menghasilkan
informasi yang sangat penting bagi kelangsungan dan
kemakmuran organisasi, yaitu informasi mengenai
kekuatan dan kelemahan terkait dengan peluang dan
ancaman yang dihadapi. Analisis terhadap kekuatan
(strengh), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dikenal dengan
analisis SWOT.
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi
organisasi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan
ancaman. Rangkuti (1999 dalam Masri 2008)
menggunakan SWOT kedalam matriks.
-
21
Tabel 2.1 Matrik SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Strengh (S)
Weaknesses (W)
Opportunities (O)
Strategi S-O Pakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi W-O Tanggulangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Threats (T)
Strategi S-T Pakai kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi (W-T) Perkecil kelemahan dan hindari ancaman
Sumber: Rangkuti (1999) dalam Marsi (2008)
Dari matriks SWOT tersebut diperoleh
permasalahan atau isu strategis yang kemudian
diidentifikasi mengapa isu itu muncul, bagaimana
keterkaitannya dengan mandat dan misi organisasi dan
apa resikonya bila isu tersebut tidak atau belum
diatasi.
2.4.1.3. Penetapan Sasaran Jangka Pendek dan Panjang
Sasaran jangka panjang perpustakaan
memerlukan konkretisasi. Salah satu cara melakukan
kongkretisasi itu ialah dengan melakukan periodisasi,
antara lain dengan menetapkan sasaran tahunan.
Penetapan perlu dilakukan dengan memperhatikan
prinsip-prinsip organisasi sebagai landasan kemajuan
perpustakaan sekolah. Prinsip-prinsip tersebut antara
lain (1) harus adanya perumusan tujuan, (2) harus
-
22
adanya pembagian tugas yang sesuai, (3) harus adanya
pembagian kewenangan, (4) harus adanya pengaturan
jalur komando dan koordinasi melalui struktur
organisasi. Menurut Bafadal (2005:9) :”Oleh karena itu
struktur organisasi merupakan wadah
pengorganisasian maka struktur organisasi sekolah
harus mampu menunjukkan hubungan antara pejabat
dan bidang kerja yang satu dan yang lainnya sehingga
jelas kedudukannya, wewenangnya dan tanggung jawab
pada masing-masing’. Jadi dengan adanya struktur
organisasi akan mengatur garis wewenang dan
tanggung jawab pada masing-masing posisi di
perpustakaan sekolah. Struktur organisasi adalah
suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan
dalam menjalankan kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang
satu dengan yang lainnya dan bagaimana hubungan
aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi
yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang
siapa melapor kepada siapa.
2.4.1.4. Perumusan Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah suatu taktik atau strategi
tertentu dalam mencapai suatu tujuan (amara
raksasatya dalam m.irfan islamy, 2002). Kebijaksanaan
dimaksudkan sebagai standar operasional yang baku
untuk meningkatkan efektivitas kerja para pengelola
atau pustakawan yang diharapkan memusatkan
-
23
perhatian pada operasionalisasi misi dan strategi dasar
dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran
baik jangka panjang maupun jangka pendek.
2.4.1.5. Penciptaan Sistem Pengawasan
Pengawasan adalah suatu proses untuk
memastikan bahwa aktivitas aktual pelaksanaan sesuai
dengan yang telah direncanakan (Lasa Hs:2007).
Sedangkan pengendalian mencatat perkembangan
kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi
penyimpanan dari perencanaan tepat pada waktunya,
guna mengambil tindakan korektif sebelum terlambat
adalah proses dari pengendaliannya.
Pengendalian saling berhubungan erat dan saling
berkaitan dengan pengawasan. Pengawasan merupakan
suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan
agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan
rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi
tercapai. Dalam melakukan pengawasan terhadap
bawahan yang dilakukan oleh manajer ataupun atasan
maka perlu dilakukan tahapan atau proses
pengawasan. Menurut Kadarman (2001:16) langkah-
langkah proses pengawasan yaitu: (1) menetapkan
standar. Karena perencanaan merupakan tolak ukur
untuk merancang pengawasan,maka secara logis hal ini
berarti bahwa langkah pertama dalam proses
pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan
disisni adalah menetukan standar. (2) Mengukur
Kinerja atau mengevaluasi . Langkah dalam
pengawasan ini adalah mengukur atau mengevaluasi
-
24
kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah
ditentukan. (3) Memperbaiki Penyimpangan. Proses
pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan
perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi.Sedangkan menurut G.R. Terry dalam Sukama
(1992,116) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan,
yaitu (1) Menentukan standar atau dasar bagi
pengawasan; (2) Mengukur pelaksanaan; (3)
Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan
menemukan perbedaan; (4) Memperbaiki
penyimpanagan dengan cara-cara tindakan yang tepat.
Pengendalian perpustakaan ini memberikan penekanan
kepada (a) pengawasan perpustakaan dan (b) pelaporan
kegiatan perpustakaan.
2.4.1.6. Penciptaan Sistem Umpan Balik
Dalam setiap semua jenis kegiatan yang
berlangsung dalam suatu organisasi diperlukan umpan
balik. Manajemen puncak sangat berkepentingan
memperoleh umpan balik tentang bagaimana strategi
yang telah ditetapkan diimplementasikan. Dengan
umpan balik yang faktual, tepat waktu dan objektif,
manajemen puncak memperoleh pengetahuan tentang
segi segi keberhasilan keberhasilan maupun
kekurangannya, atau bahkan kegagalannya. Sekaligus
dapat diketahui faktor faktor penyebabnya, hal hal apa
yang perlu dikoreksi di masa yang akan datang, hal hal
apa yang bisa di jadikan modal di masa depan yang
pada gilirannya dimanfaatkan dalam melakukan proses
manajemen strategi berikutnya.
-
25
2.4.2. Analisis Faktor Strategi Eksternal
Analisis faktor strategi eksternal difokuskan pada
kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari
luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi.
Menurut Rangkuti (2006) setelah mengetahui faktor
faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor
faktor eksternal (External Strategic Factors Analysis
Summary /EFAS), dengan langkah sebagai berikut:
1. Menyusun faktor peluang dan ancaman.
2. Memberikan bobot masing masing faktor mulai 0,0
(tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis
yang berupa peluang dan ancaman ini harus
berjumlah 1.
3. Menghitung rating untuk masing masing faktor
dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat
baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak
baik/poor) berdasarkan faktor pengaruh tersebut
pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating
untuk peluang bersifat positif, artinya peluang
yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk
rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai
ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika
nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.
4. Mengalikan bobot dengan rating. Hasilnya adalah
skor pembobotan untuk masing masing faktor.
5. Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini
adalah untuk memetakkan posisi organisasi pada
diagram analisis SWOT.
-
26
Tabel 2.2 Faktor-Faktor Strategis Eksternal
Faktor faktor Strategis Eksternal
Bobot Rating Skor Pembobotan
Peluang (Opportunities/o): 1. Peluang 1 2. Peluang 2
Bobot peluang 1 Bobot peluang 2
Rating peluang 1 Rating peluang 2
Jumlah O A b Ancaman (Threats/T): 1. Ancaman 1 2. Ancaman 2
Bobot ancaman 1 Bobot ancaman 2
Rating ancaman 1 Rating ancaman 2
Jumlah T C d T o t a l (a+c) (b+d)
Sumber : Rangkuti, 2006
2.4.3. Analisis Faktor Strategi Internal
Analisis faktor strategis internal adalah analisis
yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor
kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai
tujuan organisasi. Seperti pada Analisi Faktor Strategis
Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun
tabel Faktor faktor Strategis Internal (Internal Strategic
Analysis Summary/IFAS), (Rankuti:2006).
-
27
Tabel 2.3 Faktor Faktor Strategis Internal
Faktor faktor Strategis Internal
Bobot Rating Skor Pembobotan
Kekuatan (Strenghs/S): 1. Kekuatan 1 2. Kekuatan 2
Bobot kekuatan 1 Bobot kekuatan 2
Rating kekuatan 1 Rating kekuatan 2
Jumlah S A b Kelemahan(Weaknes/W): 1. Kelemahan 1 2. Kelemahan 2
Bobot kelemahan 1 Bobot kelemahan 2
Rating kelemahan 1 Rating kelemahan 2
Jumlah w C d T o t a l (a+c) =1 (b+d)
Sumber : Rangkuti, 2006
2.5. Perpustakaan Sekolah Ideal
Perpustakaan sekolah yang baik dan memuaskan
bagi para pengguna memang bersifat relative, tetapi
bukan berarti syarat tersebut tidak bisa dirumuskan
sama sekali.Relatif ini tentu disebabkan oleh kondisi
dari masing-masing sekolah. Ada sekolah yang
mempunyai sudah mempunyai sarana yang sudah
lengkap, namun masih banyak sekolah yang sarana
pendukungnya sangat kurang lengkap. Perpustakaan
sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu
gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis
informasi. Karena alasan seperti inilah maka
perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke
semua peralatan elektronik, computer dan pandang-
dengar.
-
28
Perpustakaan yang ideal harus berpedoman pada
standar nasional perpustakaan. Dalam Undang-Undang
RI Nomor 43 tahun 2007 pada bab III pasal 11 ayat 1
dijelaskan bahwa standar nasional perpustakaan terdiri
atas: standar koleksi perpustakaan, standar sarana dan
prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar
tenaga perpustakaan dan standar penyelenggaraan/
pengelolaan.
2.5.1. Standar Koleksi Perpustakan Sekolah
Koleksi yang memadai merupakan jaminan
tercapainya tujuan pendidikan, khususnya disekolah.
Formasi untuk koleksi diperpustakaan sekolah
sebaiknya 60% mewakili buku non fiksi penunjang
kurikulum, sedangkan 40% berupa buku fiksi, seperti :
novel, majalah, CD, game, video dan yang lainnya.
Tidak benar bila perpustakaan sekolah mengisi
sebagian besar koleksinya dengan buku non fiksi saja
atau buku pelajaran saja. Perlu ditambahkan juga
akses internet sebagai koleksi perpustakaan, bisa
berupa jurnal pendidikan ataupun informasi terkini
lainnya agar tidak ketinggalan informasi. Pendidikan
penelusuran informasi/browsing di internet harus
diajarkan sejak dini karena akan bermanfaat untuk
membantu proses pendidikan yang berlangsung.
Selanjutnya perlu dilakukan pembinaan terprogram
dan monitoring terhadap aktivitas siswa dalam
pemanfaatan internet.
-
29
2.5.2. Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Sekolah
Ruang perpustakaan berfungsi sebgai tempat
kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi
dan berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,
mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas
mengelola perpustakaan.
Jenis ruang perpustakaan sekolah yang
diperlukan antara lain : (a) ruang koleksi/ ruang baca,
(b) ruang pengelolaan, (c) ruang referensi, (d) ruang
layanan sirkulasi, dan (e) ruang administrasi.
Kondisi ruangan perpustakaan sekolah sebaiknya
memenuhi kriteria berikut : (a) cahaya cukup terang,(b)
ventilasi udara cukup baik, (c) ruangan cukup luas
untuk semua kegiatan yang dilakukan, (d) layout
ruangan memberikan kemudahan pengawasan petugas
dan arus gerakan dari pemakai perpustakaan, dan (e)
dekorasi ruangan sederhana tetapi memberi kesejukan
pemandangan.
2.5.3. Standar Pelayanan Perpustakaan Sekolah
Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk
menyajikan bahan pustakan dan sumber informasi
lainnya terutama kepada guru dan siswa guna
kepentingan kegiatan belajar mengajar dan bacaan
hiburan.
Kegiatan pelayanan perpustakaan sekolah ini
dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
-
30
1. Layanan teknis yang meliputi kegiatan pengadaan,
pengolahan materi perpustakaan, dan
penyimpanan.
2. Layanan pembaca yaitu kegiatan yang memberikan
layanan kepada pengguna perpustakaaan.
2.5.4. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah
Kualifikasi yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008,
kepala perpustakaan sekolah/ madrasah harus
memenuhi syarat: (a) berkualifikasi serendah-
rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1), (b)
memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan
perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang
ditetapkan oleh pemerintah, dan (c) masa kerja minimal
3 (tiga) tahun.
Tidak hanya kualifikasi pendidikan yang
disyaratkan dalam peraturan tersebut, kompetensi
yang harus dipenuhi oleh seorang kepala perpustakaan
sekolah adalah Kompetensi Manajerial, Kompetensi
Pengelolaan Informasi, Kompetensi Pendidikan,
Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan
Kompetensi Pengembangan Profesi.
Untuk tenaga pelaksana pada perpustakaan
sekolah, setiap perpustakaan sekolah/madrasah
memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga
perpustakaan sekolah/madrasah yang berkualifikasi
SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi
pengelolaan perpustakaan sekolah/ madrasah dari
lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.
-
31
Perpustakaan sekolah juga perlu dikelola oleh
pustakawan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang
tinggi terhadap layanan. Pustakawan sekolah harus
mempunyai jiwa sabar, serta dituntut untuk
memahami apa arti pendidikan sesungguhnya.
Pustakawan sekolah harus bersifat proaktif dan suka
menolong. Siswa yang kurang paham bagaimana
mengakses sebuah koleksi, pustakawan sekolah harus
harus rajin dan sabar dalam mengajarkan
penelusurannya. Jika siswa mengetahui lewat
judulnya, bisa langsung mengetik/mencari lewat
judulnya, sehingga siswa lebih suka dan terbiasa
dengan belajar, karena literatur yang mereka butuhkan
untuk menunjang pelajaran relatif mudah untuk
ditemukan.
2.5.5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah seyogyanya melaksanakan
fungsi manajemen sebagai dasar pengelolaannya, yaitu:
1. perencanaan perpustakaan, meliputi: visi, misi,
tujuan, dan sasaran perpustakaan.
2. Pengorganisasian, meliputi: struktur organisasi,
sumber daya manusia, bahan pustaka, tempat/
ruang perpustakaan, dan mekanisme kerja
perpustakaan.
3. Pelaksanaan, meliputi: layanan teknis dan layanan
baca
4. Pengendalian, meliputi: pengawasan dan pelaporan.
Mengacu kepada Undang-Undang RI Nomor 43
Tahun 2007 pada bab III pasal 11 ayat 1 tersebut,
-
32
sudah semestinya agar perpustakaan sekolah menjadi
ideal dan mampu menjawab tantangan masa depan.
Kriteria “perpustakaan sekolah yang ideal” yang
dapat berfungsi sebagai sumber belajar siswa secara
memadai juga disampaikan oleh Darmono (2004:66-68)
dengan kesimpulan berikut :
1. Adanya status kelembagaan yang kuat dari
perpustakaan
2. Struktur organisasi perpustakaan jelas dan berjalan
dengan baik
3. Memiliki ruangan yang memadai sesuai dengan
jumlah siswa, bersih, dan penyinarannya cukup
4. Memiliki tempat baca yang memadai
5. Memiliki perabot perpustakaan secara memadai
6. Partisipasi pemakainya (siswa dan guru) baik dan
aktif
7. Jenis koleksinya mencerminkan komposisi yang
baik antara buku teks dengan buku fiksi, yaitu 40%
untuk buku teks, 30% buku-buku pengayaan, dan
30% buku fiksi serta judul buku yang dimiliki
bervariasi.
8. Koleksi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan
kurikulum sekolah
9. Memiliki tenaga pengelola dengan kompetensi yang
memadai
10. Pengorganisasian koleksinya teratur
11. Didukung dengan teknologi informasi dan
komunikasi
-
33
12. Administrasi perpustakaan tertib yang meliputi
administrasi keanggotaan, administrasi inventaris
buku dan perabot, peminjaman, penyusutan,
penambahan buku, statistik peminjaman.
13. memiliki sarana penelusuran informasi yang baik
14. Memiliki peraturan perpustakaan
15. Memiliki program pengembangan secara jelas dan
terarah
16. Memiliki program keberaksaraan informasi (literasi
informasi)
17. Memiliki program pengembangan minat membaca
dikalangan siswa
18. Melakukan kegiatan promosi dan pemasyarakatan
perpustakaan
19. Kegiatan perpustakaan terintegrasi dengan
kurikulum dan kegiatan belajar
20. Memiliki anggaran perpustakaan secara tetap
21. Adanya kerjasama dengan sekolah lain
22. Pelayanan menyenangkan, dan
23. Ada jam perpustakaan sekolah yang terintegrasi
dalam kurikulum
Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007:4-
6), perpustakaan sekolah ideal seyogyanya mempunyai
empat fungsi umum, yaitu edukatif, informatif, kreasi,
dan riset atau penelitian sederhana.
1) Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif ini maksudnya secara
keseluruhan fasilitas dan sarana yang ada pada
perpustakaan sekolah, terutama koleksi koleksi
-
34
yang dikelolanya banyak membantu para siswa
sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan
dasar dalam mentrasfer konsep-konsep
pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa
memiliki kemampuan untuk mengembangkan
dirinya lebih lanjut. Fungsi ini erat kaitannya
dengan pembentukan manusia pembangunan yang
berkualitas dimasa yang akan datang. Pendidikan
merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk
meningkatkan kualitas manusia seutuhnya. Fungsi
edukatif ini sesungguhnya sangat mulia dilihat dari
segi pelaksanaannya. Karena pendidikan adalah
investasi jangka panjang, maka penyelenggaraan
perpustakaan sekolah juga tidak bisa langsung
dilihat hasilnya. Dalam jangka panjang baru akan
ketahuan perbedaannya antara orang yang tidak
belajar dengan orang yang belajar, orang yang
secara rutin membaca dan memanfaatkan
perpustakaan dengan orang yang tidak suka
menggunakan perpustakaan.
2) Fungsi Informatif
Fungsi Informatif ini berkaitan dengan
mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan
yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang
berhubungan dengan kepentingan para siswa dan
guru. Dengan membaca berbagai media serta bahan
bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah,
para siswa dan guru akan banyak tahu tentang
segala hal yang terjadi saat ini. Bagaimanapun juga
-
35
dalam hal tertentu bahan bacaan termasuk buku
lebih mempunyai keunggulan relatif dibandingkan
dengan media audio visual seperti televisi dan film.
Di samping buku dan bacaan lebih fleksibel
bentuknya sehungga mudah dibawa kemana-mana,
juga mampumenjelaskan dan memberi petunjuk
secara lebih praktis dan mendetail. Sebaiknya
perpustakaan sekolah sudah terpasang hotspot
internet, sehingga dengan menggunakan
perpustakaan digital ini akan sangat berguna untuk
mengakses secara cepat segala informasi dalam
dunia maya. Melalui membaca dan menggunakan
internet, orang bisa menembus batas-batas ruang
dan waktu.
3) Fungsi Rekreasi
Fungsi rekreasi ini dimaksudkan bahwa
dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan
seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku
fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur
pembacanya di saat yang memungkinkan. Apalagi
bila perpustakaan sekolah sudah menyediakan
sarana multimedia seperti internet yang bisa
menjadi sarana hiburan bagi pengunjung
perpustakaan.
4) Fungsi Riset atau Penelitian
Fungsi riset atau penelitian maksudnya
koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan
untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian
sederhana. Segala jenis informasi tentang
-
36
pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan
sebaiknya disimpan di perpustakaan sekolah,
sehingga apabila ada orang yang ingin mengetahui
tentang informasi tertentu tinggal membacanya di
perpustakaan. Terutama sekali ini dilakukan guna
menunjang kegiatan penelitian pustaka. Kriteria
perpustakaan ideal di atas tentunya tidak bisa
diterapkan di semua sekolah karena masing-masing
sekolah kondisinya tidak sama. Berdasarkan
parameter tersebut pihak sekolah dapat
mengembangkan perpustakaan sekolah secara
ideal. Sebenarnya peluang untuk lebih
memberdayakan/mengembangkan perpustakaan
sekolah telah terbuka (Darmono 2004:45). Beberapa
kondisi yang saat ini dapat mendukung
pengembangan perpustakaan sekolah telah ada
seperti:
1) Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, yang merupakan dasar
pijakan kita dan memungkinkan semua lembaga
pendidikan formal didukung oleh sarana dan
prasarana (termasuk perpustakaan)
2) Adanya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
3) Pemberlakuan kurikulum Tahun 2006 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
menuntut guru untuk mengembangkan indikator
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
-
37
pembelajaran. untuk itu sekolah perlu didukung
dengan perpustakaan secara memadai.
4) Adanya metode pengajaran yang melibatkan siswa
aktif. Dalam metode ini siswa dituntut untuk
mengembangkan, dan memperdalam sendiri materi
yang telah disampaikan oleh guru. Dalam kondisi
ini maka peran perpustakaan sangat besar untuk
membantu siswa dalam memperkaya kasanah
pengetahuannya.
5) Adanya kebijakan pemerintah untuk menggalakan
minat baca dengan mengambil even-even tertentu
seperti 2 Mei sebagai hari Pendidikan Nasional dan
sekaligus sebagai momentum hari buku, tanggal 14
September sebagai hari Aksara Internasional,
momentum ini sekaligus dimanfaatkan sebagai
bulan gemar membaca dan hari kunjungan
perpustakaan.28 Oktober sebagai hari Sumpah
Pemuda dan sekaligus bulan Bahasa. Kegiatan
tersebut secara langsung maupun tidak langsung
terkait dengan perpustakaan, kegiatan ini sangat
baik untuk promosi dan pemasyarakatan
perpustakaan serta pengembangan minat baca
siswa.
6) Kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi
buku baik buku pelajaran maupun buku bacaan
kepada perpustakaan sekolah
7) Tumbuhnya berbagai partisipasi masyarakat yang
berkaitan dengan minat baca, perbukuan, dan
perpustakaan, seperti Gerakan Wakaf Buku,
-
38
Kelompok Masyarakat Pecinta Buku, Klub
Perpustakaan, dan Kelompok Pecinta Bacaan Anak.
2.6. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
Sebagai bahan perbandingan dan kajian pustaka,
peneliti mencari beberapa penelitian tentang
manajemen perpustakaan sekolah yang telah dilakukan
sebelumnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tentang
penelitian serupa, maka peneliti berkesimpulan pada
dasarnya penelitian tentang pengelolaan perpustakaan
sekolah sudah pernah dilakukan, tetapi dengan kajian
dan sudut pandang yang berbeda. Peneliti terdahulu
yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dalam
Menunjang Proses Pembelajaran di Ma Darussalam
Desa Kumalasari Kecamatan Sangkapura Kab
Gresik. Oleh Evi Roziana, Program Studi
Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negri Surabaya. Hasil penelitian
menyimpulkan:
a. Perencanaan Sekolah harus memperhatikan
fungsi perencanaan sekolah dengan baik.
b. Pelaksanaan Perpustakaan Sekolah dalam
menunjang proses pembelajaran untuk lebih
memberdayakan pengelolaan perpustakaan di
lingkungan sekolah.
c. Proses evaluasi mencapai tujuan perpustakaan
sekolah yang telah direncanakan.
-
39
2. Sulaiman (2006), tesis tentang Peran Perpustakaan
Pesantren Terhadap Pendidikan Modern. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa perpustakaan
pesantren merupakan “jantung” pesantren dan
tolok ukur mutu tidaknya suatu pesantren. Dalam
kedudukan sebagai pengemban martabat
pesantren, perpustakaan harus menjalankan semua
kegiatan yang sesuai dengan fungsi, program dan
tujuan pesantren bernaug. Bimbingan dan bantuan
pimpinan pesantren, kerjasama dari para pengajar
dan santri merupakan syarat yang diperlukan
sehingga perpustakaan dapat membina diri menjadi
pusat kegiatan pendidikan dan aktivitas ilmiah.
3. Study Evaluatif Efektifitas Pengelolan Perpustakaan
Sekolah di SMAN 4 Denpasar. Oleh: Dharma
Pratyaksa. Simpulan:
a. Komponen Konteks, input, proses dan produk
diperoleh hasil yang positif (++++)
b. Pada komponen konteks efektivitas dalam
kualifikasi efektif (+)
c. Pada komponen input sebagai daya dukung
efektivitas tergolong kualifikasi efektif (+), dari
masing-masing komponen input tidak ditemui
adanya kendala.
d. Pada komponen proses tergolong kualifikasi
efektif (+), dari masing-masing komponen proses
masih memiliki kendala yaitu efektif (-) pada
komponen siswa.
-
40
e. Pada komponen produk tergolong kualifikasi
efektif (+), dari masing-masing komponen
produk tidak ditemui adanya kendala.
4. Impact of School Library Services on Achievement
and Learning. By Professeor Dorothy Williams,
Caroline Wavel and Louise Coles. School of
Information and Media. Faculty of Management the
Robert Gordon University.
The report recommends that:
a. Consideration is given to the pre-service and
professional development training of both
teachers and librarians in order to develop greater
understanding of the respective professional
contributions to learning in school libraries and to
encourage reflection and increase the ability to
provide evidence.
b. Funds are made available to sustain the quality of
collections.
c. Consideration should be give to whether the
emphasis in developing the links between the
school library and learning are more appropriately
begun with the primary sector.
d. A longitudinal approach, in association with
appropriate interventions, is taken to examine the
impact of school libraries on learning.
-
41
2.7. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan teori yang dijabarkan
sebelumnya, pemanfaatan perpustakaan sangat
dipengaruhi oleh tujuan dan kepentingan masing
masing individu. Tujuan dan kepentingan
menumbuhkan motivasi, persepsi yang positif terhadap
perpustakaan juga dapat mendorong masyarakat
berkunjung ke perpustakaan. Hal ini harus disadari
oleh pengelola perpustakaan untuk menyiapkan
strategi-strategi yang dapat menarik para siswa untuk
berkunjung keperpustakaan. Strategi merupakan cara
cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang
akan dipergunakan oleh suatu organisasi untuk
mencapai tujuan dan berbagai sasarannya dengan
selalu memperhitungkan kendala lingkungan yang
pasti akan dihadapi. Dalam penelitian ini lingkungan
strategi terbagi dua: yaitu lingkungan internal dan
eksternal perpustakaan.
Lingkungan internal yang berpengaruh dalam
peningkatan pemanfaatan perpustakaan, yakni:
sumber daya manusia (SDM), koleksi, sarana dan
prasara, layanan perpustakaan, lokasi perpustakaan,
dan promosi perpustakaan. Sedangkan lingkungan
eksternal terdiri dari pemerintah, siswa dan warga
sekolah serta teknologi informasi (IT). Kedua
lingkungan organisasi tersebut kemudian dianalisa
dengan menggunakan analisis SWOT.Analisa SWOT
digunakan untuk mengenali lingkungan/faktor
internal(kekuatan dan kelemahan) dan
-
42
lingkungan/faktor eksternal (peluang dan
ancaman)yang nantinya akan menjadi dasar dalam
perumusan strategi peningkatan manfaat perpustakaan
sekolah. Strategi yang diharapkan harus mampu
menumbuhkan persepsi positif warga sekolah tentang
perpustakaan dan dapat memotivasi warga sekolah
untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah.
Bila digambarkan kerangka pikir penelitian
strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan
sekolah SMA 1 Boja, adalah:
-
43
----------------------------------------------------------------------------------- Feed back Feed back Gambar 2.1 Alur Strategi Peningkatan Mutu Layanan
Perpustakaan Sekolah Di SMA 1 Boja
Faktor internal:
- Sumber daya
manusia
- Koleksi
- Sarana dan
Prasarana
Faktor eksternal
- Sekolah
- Warga sekolah
- Teknologi
Informasi (IT)
Analisa faktor internal dan
eksternal perpustakaan
sekolah
Rumusan strategi
Peningkatan Mutu
Layanan Perpustakaan
Motiva
Warga
sekolah
Perpustakaan
Perseps
i