BAB II TINJAUAN PUSTAKA...BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak...

36
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi kerangka rasional untuk melakukan analisis data penelitian. 2.1. Manajemen Sekolah Sudrajat (2008), manajemen pendidikan atau manajemen sekolah, bahwa: (1) manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3) manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam arti luas manajemen merupakan rangkaian kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. George R Terry dalam Brantas (2009:35) menyatakan bahwa “fungsi manajemen dibagi menjadi Planing (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controling (pengawasan)”. Dari pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas bahwa manajemen adalah proses yang khas dengan tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang masing-masing bidang tersebut

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA...BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang hendak...

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang

    hendak dicapai dalam penelitian ini, maka pada bagian

    ini akan dikaji teori-teori yang relevan guna memberi

    kerangka rasional untuk melakukan analisis data

    penelitian.

    2.1. Manajemen Sekolah

    Sudrajat (2008), manajemen pendidikan atau

    manajemen sekolah, bahwa: (1) manajemen pendidikan

    merupakan suatu kegiatan; (2) manajemen pendidikan

    memanfaatkan berbagai sumber daya; dan (3)

    manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai

    tujuan tertentu.

    Dalam arti luas manajemen merupakan rangkaian

    kegiatan yang dimulai dari perencanaan,

    pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian

    untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan

    efisien. George R Terry dalam Brantas (2009:35)

    menyatakan bahwa “fungsi manajemen dibagi menjadi

    Planing (perencanaan), Organizing (pengorganisasian),

    Actuating (pelaksanaan), Controling (pengawasan)”. Dari

    pendapat-pendapat yang dikemukakan diatas bahwa

    manajemen adalah proses yang khas dengan tindakan

    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

    pengawasan yang masing-masing bidang tersebut

  • 9

    digunakan oleh berbagai ilmu pengetahuan dan

    keahlian secara berurutan dalam rangka mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan

    Ali Imron (1996) berpendapat bahwa manajemen

    sekolah adalah proses penataan kelembagaan

    pendidikan dengan melibatkan sumber sumber yang

    potensial baik yang bersifat manusia maupun non

    manusia guna mencapai tujuan pendidikan secara

    efisien dan efektif

    Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai

    pendapat bahwa manajemen adalah rangkaian kegiatan

    perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

    pengendalian. Kegiatan ini merupakan proses

    manajemen yang dilakukan untuk mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan.

    Pada hakekatnya istilah manajemen pendidikan

    dan manajemen sekolah mempunyai pengertian dan

    maksud yang sama. Keduanya susah untuk dibedakan

    karena sering dipakai secara bergantian dalam

    pengertian yang sama. Apa yang menjadi bidang

    manajemen pendidikan adalah juga merupakan bidang

    manajemen sekolah. Demikian pula proses kerjanya

    ditempuh melalui fungsi-fungsi yang sama, yang

    diturunkan dari teori administrasi dan manajemen

    pada umumnya.

    Tujuan manajemen sekolah menurut Sagala (2007)

    adalah mewujudkan tata kerja yang lebih baik dalam

    empat hal.

  • 10

    1. meningkatnya efisiensi penggunaan sumber daya

    dan penugasan staf.

    2. meningkatnya profesionalisme guru dan tenaga

    kependidikan di sekolah.

    3. munculnya gagasan-gagasan baru dalam

    implementasi kurikulum, penggunaan

    teknologi pembelajaran, dan pemanfaatan sumber-

    sumber belajar.

    4. meningkatnya mutu partisipasi masyarakat dan

    stakeholder.

    Tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah

    pada intinya adalah untuk penyeimbangan struktur

    kewenangan antara sekolah, pemerintah daerah

    pelaksanaan proses dan pusat sehingga manajemen

    menjadi lebih efisien. Kewenangan terhadap

    pembelajaran di serahkan kepada unit yang paling

    dekat dengan pelaksanaan proses pembelajaran itu

    sendiri yaitu sekolah.

    Disamping itu untuk memberdayakan sekolah

    agar sekolah dapat melayani masyarakat secara

    maksimal sesuai dengan keinginan masyarakat

    tersebut. Tujuan penerapan Manajemen sekolah adalah

    untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah

    melalui kewenangan kepada sekolah dan mendorong

    sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan

    secara partisipatif.

    Lebih rincinya manajemen sekolah bertujuan untuk:

  • 11

    1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui

    kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola

    dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.

    2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan

    masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan

    melalui pengambilan keputusan bersama.

    3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada

    orangtua, masyarakat, dan pemerintah tentang

    mutu sekolahnya.

    4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah

    tentang mutu pendidikan yang akan dicapai.

    2.2. Strategi Peningkatan Mutu Layanan

    Peningkatan mutu adalah proses yang

    berkelanjutan dalam membuat/mengerjakan semua

    kegiatan menjadi lebih baik berdasarkan siklus

    penjaminan mutu yang berkelanjutan dan perencanaan

    peningkatan mutu di semua unit pada semua tingkatan

    dalam suatu sistem.

    Menurut Nasution (1990:139) Pelayanan adalah

    tempat berkumpulnya pekerjaan, tanpa pengguna

    perpustakaan tidak punya arti apa-apa, perpustakaan

    lah yang bergantung pada pengguna dan untuk

    penggunalah pengelola perpustakaan bekerja, karena

    pengguna atau pelanggan adalah sumber dari

    pekerjaan. Memusatkan perhatian kepada kebutuhan

    pengguna atau pelanggan perpustakaan, dengan

    memadukan semua kegiatan yang akan mempengaruhi

    pengguna atau pelanggan melalui kegiatan pelayanan

  • 12

    fokus terhadap kepuasan pengguna atau pelanggan.

    Bila pelayanan tidak menjadi prioritas utama maka

    akan mengakibatkan gagalnya jasa sehingga

    menurunkan segi profesionalnya pelayanan.

    Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan

    yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

    keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan

    pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima

    atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang

    diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan

    dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa atau

    pelayanan yang diterima melampaui harapan

    pelanggan, maka kualitas jasa atau pelayanan

    dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya

    jika jasa atau pelayanan yang diterima lebih rendah

    daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau

    pelayanan dipersepsikan buruk”.(Tjiptono, 2004:59).

    hal ini dapat memberikan umpan balik dan masukan

    bagi pengelola dan implementasi strategi peningkatan

    kepuasan pengguna atau pelanggan. Perhatian

    terhadap kepentingan pengguna atau pelanggan dengan

    cara melihat kebutuhan serta kepuasan atas pelayanan

    menjadi faktor kunci.

    Strategi merupakan rencana yang mengandung

    cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan

    pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna

    memenangkan kompetisi. (Syaiful Sagala, 2007:137).

    Strategi adalah rencana yang disatukan,

    menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan

  • 13

    strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan yang

    dirancang untuk memastikan tujuan utama

    perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang

    tepat oleh perusahaan (Iwan Purwanto, 2007:74). Jadi

    dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, strategi

    adalah menentukan misi pokok suatu organisasi,

    strategi merupakan suatu keputusan dasar yang

    dinyatakan dalam suatu garis besar.

    Hax dan Majluf (dalam Salusi, 1996) mencoba

    menawarkan rumusan yang komprehensif tentang

    strategi, yaitu:

    1. Strategi adalah pola keputusan yang konsisten,

    menyatu dan integral;

    2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi

    dalam artian sasaran jangka panjang, program

    bertindak dan prioritas alokasi sumber daya.

    3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti

    4. Mencoba mendapat keuntungan yang mampu

    bertahan lama dengan memberikan respon yang

    tepat terhadap peluang dan ancaman dari

    lingkungan eksternal organisasi, kekuatan dan

    kelemahannya.

    5. Melibatkan semua organisasi.

    2.3. Perpustakaan

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43

    Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab 1 Pasal 1

    menyatakan bahwa: “ Perpustakaan adalah institusi

    pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau

  • 14

    karya rekam secara professional dengan sistem yang

    baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,

    penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para

    pemustaka”. Menurut Rosalin (2008:19) perpustakaan

    adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar

    yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk

    buku yang dapat dimanfaatkan oleh pemakai dalam

    upaya mengembangkan kemampuan dan

    kecakapannya.

    Berdasarkan pengertian diatas, hakekat

    perpustakaan adalah pusat sumber belajar dan sumber

    informasi bagi pemakainya. Perpustakaan bukan lagi

    sekedar sebuah gedung berisi buku-buku, termasuk

    bangunan gedung baru. Gambaran terkini tentang

    perpustakaan seutuhnya tidak cukup dilihat dari fisik

    bangunan melainkan dari perkembangan layanan

    informasi perpustakaan tersebut.

    2.3.1. Perpustakaan Sekolah

    Perpustakaan sekolah merupakan salah satu jenis

    dari perpustakaan khusus. Ciri-ciri perpustakaan

    khusus, antara lain adalah diperuntukkan secara

    terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga

    pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan

    keagamaan, rumah ibadah, atau organisasi lain.

    Perpustakaan sekolah menurut Badan

    Standarisasi Nasional (2008:23) adalah perpustakaan

    yang berada pada satuan pendidikan formal di

    lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang

  • 15

    merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang

    bersangkutan, dan merupakan pusat sumber belajar

    untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan

    sekolah yang bersangkutan. Menurut Sulistyo Basuki

    (1991:50) perpustakaan sekolah adalah perpustakaan

    yang tergabung pada sebuah sekolah dikelola

    sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan

    tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai

    tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada

    umumnya. Dengan demikian didirikannya

    perpustakaan sekolah mempunyai peran untuk

    membantu sekolah mencapai tujuannya sesuai

    kurikulum sekolah yang bersangkutan. Sedangkan

    menurur Rahayuningsih (2007:6) bahwa perpustakaan

    sekolah adalah perpustakaan yang melayani para

    siswa, guru, dan karyawan dari suatu sekolah tertentu.

    Perpustakaan di sekolah didirikan untuk menunjang

    pencapaian tujuan sekolah, yaitu pendidikan dan

    pengajaran seperti digariskan dalam kurikulum

    sekolah.

    Berdasar pengertian perpustakaan sekolah diatas,

    disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah mempunyai

    fungsi yang strategis dalam pencapaian tujuan

    pendidikan. Secara khusus fungsi perpustakaan

    sekolah adalah (a) sebagai sumber kegiatan belajar

    mengajar, yaitu membantu program pendidikan dan

    pengajaran sesuai dengan tujuan yang terdapat dalam

    kurikulum, (b) membantu siswa untuk memperjelas

    dan memperluas pengetahuannya pada setiap bidang

  • 16

    studi, (c) mengembangkan minat dan budaya membaca

    yang menuju kebiasaan belajar mandiri, (d) membantu

    siswa untuk mengembangkan bakat, minat, dan

    kegemarannya, (e) membiasakan siswa mencari

    informasi di perpustakaan sekolah, (f) merupakan

    tempat untuk mendapatkan bahan rekreasi sehat

    melalui buku-buku bacaan yang sesuai perkembangan

    jiwa dan tingkat kecerdasan siswa.

    2.4. Manajemen Strategi Peningkatan Mutu

    Layanan Perpustakaan Sekolah

    Strategi meningkatkan mutu layanan

    perpustakaan sekolah adalah suatu hal yang sangat

    perlu diperhatikan oleh pihak pengelola perpustakaan,

    dengan mutu pelayanan yang prima , perpustakaan

    akan memperoleh banyak pengunjung dan selanjutnya

    akan mendapat pengakuan dan penghargaan dari

    pengguna perpustakaan di sekolah tersebut khususnya

    dan masyarakat pada umumnya. Jika perpustakaan

    belum mendapatkan penghargaan tersebut berarti para

    pengelola perpustakaan harus bekerja lebih keras, agar

    pekerjaan itu berguna bagi para pengguna

    perpustakaan. Upaya untuk meningkatkan mutu

    layanan perpustakaan sekolah tidak boleh dipisahkan

    dari kegiatan pustakawan sehari-hari. Yusheri (2011),

    banyak upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola

    perpustakaan/pustakawa, misalnya: (a) sikap ramah

    dan penampilan pustakawan yang baik dalam

    memberikan pelayanan kepada pengguna, akan

  • 17

    menentukan berhasil atau tidaknya pekerjaan. Melalui

    penampilan yang ramah, siap untuk memberikan

    bantuannya, pustakawan dapat memperoleh pengguna

    sebanyak mungkin. Disamping kemampuan teknis

    yang memadai dalam bidang ini, juga memberikan

    motivasi dan ide-ide dapat diperoleh dari perpustakaan.

    Pendekatan yang baik dapat meningkatkan mutu

    pelayanan perpustakaan. Segalanya dilakukan dengan

    penuh keiklasan, kesabaran, rasa kekeluargaan dan

    persaudaraan, pustakawan juga harus rajin membaca

    buku yang ada di ruang ia bekerja. (b) Menyediakan

    brosur tentang kegiatan yang ada diperpustakaan.

    Brosur mempunyai keampuhan yang luar biasa untuk

    meningkatkan mutu layanan perpustakaan, dengan

    brosur ini pustakawan dapat menyampaikan berbagai

    kegiatan yang sedang dan akan dilakukan. Brosur ini

    sama dengan iklan suatu perusahaan. Brosur dapat

    berupa daftar buku baru, daftar bibliografi atau

    program kegiatan yang akan dilakukan oleh

    perpustakaan. (c) Mengadakan berbagai perlombaan di

    perpustakaan. Seperti, lomba membuat puisi, lomba

    baca puisi, pidato, menggambar dan sebagainya.

    Berbagai perlombaan dimaksudkan agar para peminat

    datang keperpustakaan, karena kalau di undang

    datang ke perpustakaan banyak yang tidak mau

    datang. (d) Mengadakan study tour bersama di

    perpustakaan. Kegiatan ini bisa dilakukan secara

    terjadual. (e) Mengundang tokoh masyarakat atau

    seorang pakar untuk ceramah, menceritakan

  • 18

    pengalamannya dan sebagainya. (f) Membuat jadual

    kegiatan yang teratur, memetik manfaat dari bahan

    yang dimiliki perpustakaan. Kalo pustakawannya rajin,

    mereka dapat menggali potensi yang ada di

    perpustakaan. Misalnya, buku-buku mengenai

    perjuangan. (g) Berbagai kegiatan lainnya yang dapat

    menyenangkan para pengguna perpustakaan di sekolah

    khususnya.

    2.4.1. Tahap tahap proses strategi meningkatakan

    mutu layanan perpustakaan

    2.4.1.1. Perumusan Misi Perpustakaan

    Misi perpustakaan sekolah adalah penjabaran visi

    dengan rumusan rumusan kegiatan yang akan

    dilakukan dan hasilnya dapat dirasakan, diukur,

    dilihat, didengar atau dapat dibuktikan karena bersifat

    kasat mata (Lasa Hs:2007:24). Tujuan dari

    perpustakaan sekolah adalah rumusan yang hendak

    dicapai oleh perpustakaan sekolah tersebut dalam satu

    tahun terakhir. Hasil dari tujuan perpustakaan sekolah

    dapat diukur dengan jelas. Visi dan misi perpustakaan

    sekolah akan didukung oleh tujuan dari perpustakaan

    sekolah. Dalam menyusun perencanaan perpustakaan

    sekolah perlunya memperhatikan kondisi yang ada

    secara internal dan eksternal. Mengetahui kondisi

    perpustakaan sekolah secara internal maksudnya

    adalah mengetahui kekuatan dan kelemahan

    perpustakaan sekolah. Sedangkan memperhatikan

    kondisi perpustakaan sekolah secara eksternal adalah

  • 19

    melihat peluang dan ancaman perpustakaan sekolah

    agar supaya bisa lebih berkembang lagi.

    Kekuatan perpustakaan sekolah merupakan

    potensi yang ada di sekolah untuk lebih dikembangkan

    untuk kemajuan perpustakaan sekolah. Kekuatan

    tersebut bisa kepala sekolah, tenaga perpustakaan

    yang berpendidikan perpustakaan, para guru yang

    berdedikasi tinggi, input siswa yang berprestasi, serta

    kepedulian para orang tua murid dll.

    Kelemahan perpustakaan sekolah tentunya

    sesuatu yang menjadi penghambat bagi kemajuan

    perpustakaan sekolah yang apabila tidak diatasi akan

    berkembang menjadi sebuah ancaman bagi

    perpustakaan sekolah. Kelemahan yang dimaksud

    antara lain kurangnya perhatian kepala sekolah, tenaga

    perpustakaan yang bukan berpendidikan

    perpustakaan, rendahnya anggaran, ruangan yang

    sempit dan tidak memadai, letak perpustakaan yang

    tidak strategis, kurangnya koleksi dll.

    Peluang perpustakaan sekolah adalah

    kemungkinan-kemungkinan yang bisa dilakukan dalam

    kemajuan perpustakaan sekolah. Peluang ini harus

    dicari oleh para pengelola perpustakaan sekolah agar

    keberadaan perpustakaan sekolah lebih diperhitungkan

    sebagai bagian dari lembaga sekolah.

    Ancaman perpustakaan sekolah merupakan segala

    sesuatu yang diperhitungkan akan menghambat

    pencapaian tujuan dari perpustakaan sekolah.

    Ancaman yang berasal dari dalam maupun ancaman

  • 20

    yang berasal dari luar perpustakaan sekolah. ancaman

    dari dalam bisa rendahnya minat baca warga sekolah,

    malas meminjam buku-buku diperpustakaan, enggan

    ke perpustakaan, rendahnya anggaran dari sekolah dll.

    Ancaman dari luar bisa karena maraknya warnet-

    warnet, tayangan televisi, lebih suka pergi ke mall dll.

    2.4.1.2. Analisis Lingkungan Strategis

    Tujuan analisis lingkungan organisasi baik

    internal maupun eksternal adalah menghasilkan

    informasi yang sangat penting bagi kelangsungan dan

    kemakmuran organisasi, yaitu informasi mengenai

    kekuatan dan kelemahan terkait dengan peluang dan

    ancaman yang dihadapi. Analisis terhadap kekuatan

    (strengh), kelemahan (weaknesses), peluang

    (opportunities), dan ancaman (threats) dikenal dengan

    analisis SWOT.

    Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai

    faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

    organisasi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang

    dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang secara

    bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan

    ancaman. Rangkuti (1999 dalam Masri 2008)

    menggunakan SWOT kedalam matriks.

  • 21

    Tabel 2.1 Matrik SWOT

    Faktor Internal

    Faktor Eksternal

    Strengh (S)

    Weaknesses (W)

    Opportunities (O)

    Strategi S-O Pakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang

    Strategi W-O Tanggulangi kelemahan untuk memanfaatkan peluang

    Threats (T)

    Strategi S-T Pakai kekuatan untuk menghindari ancaman

    Strategi (W-T) Perkecil kelemahan dan hindari ancaman

    Sumber: Rangkuti (1999) dalam Marsi (2008)

    Dari matriks SWOT tersebut diperoleh

    permasalahan atau isu strategis yang kemudian

    diidentifikasi mengapa isu itu muncul, bagaimana

    keterkaitannya dengan mandat dan misi organisasi dan

    apa resikonya bila isu tersebut tidak atau belum

    diatasi.

    2.4.1.3. Penetapan Sasaran Jangka Pendek dan Panjang

    Sasaran jangka panjang perpustakaan

    memerlukan konkretisasi. Salah satu cara melakukan

    kongkretisasi itu ialah dengan melakukan periodisasi,

    antara lain dengan menetapkan sasaran tahunan.

    Penetapan perlu dilakukan dengan memperhatikan

    prinsip-prinsip organisasi sebagai landasan kemajuan

    perpustakaan sekolah. Prinsip-prinsip tersebut antara

    lain (1) harus adanya perumusan tujuan, (2) harus

  • 22

    adanya pembagian tugas yang sesuai, (3) harus adanya

    pembagian kewenangan, (4) harus adanya pengaturan

    jalur komando dan koordinasi melalui struktur

    organisasi. Menurut Bafadal (2005:9) :”Oleh karena itu

    struktur organisasi merupakan wadah

    pengorganisasian maka struktur organisasi sekolah

    harus mampu menunjukkan hubungan antara pejabat

    dan bidang kerja yang satu dan yang lainnya sehingga

    jelas kedudukannya, wewenangnya dan tanggung jawab

    pada masing-masing’. Jadi dengan adanya struktur

    organisasi akan mengatur garis wewenang dan

    tanggung jawab pada masing-masing posisi di

    perpustakaan sekolah. Struktur organisasi adalah

    suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta

    posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan

    dalam menjalankan kegiatan operasional untuk

    mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan

    dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang

    satu dengan yang lainnya dan bagaimana hubungan

    aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi

    yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang

    siapa melapor kepada siapa.

    2.4.1.4. Perumusan Kebijaksanaan

    Kebijaksanaan adalah suatu taktik atau strategi

    tertentu dalam mencapai suatu tujuan (amara

    raksasatya dalam m.irfan islamy, 2002). Kebijaksanaan

    dimaksudkan sebagai standar operasional yang baku

    untuk meningkatkan efektivitas kerja para pengelola

    atau pustakawan yang diharapkan memusatkan

  • 23

    perhatian pada operasionalisasi misi dan strategi dasar

    dalam rangka pencapaian tujuan dan berbagai sasaran

    baik jangka panjang maupun jangka pendek.

    2.4.1.5. Penciptaan Sistem Pengawasan

    Pengawasan adalah suatu proses untuk

    memastikan bahwa aktivitas aktual pelaksanaan sesuai

    dengan yang telah direncanakan (Lasa Hs:2007).

    Sedangkan pengendalian mencatat perkembangan

    kearah tujuan dan memungkinkan manajer mendeteksi

    penyimpanan dari perencanaan tepat pada waktunya,

    guna mengambil tindakan korektif sebelum terlambat

    adalah proses dari pengendaliannya.

    Pengendalian saling berhubungan erat dan saling

    berkaitan dengan pengawasan. Pengawasan merupakan

    suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan

    agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan

    rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi

    tercapai. Dalam melakukan pengawasan terhadap

    bawahan yang dilakukan oleh manajer ataupun atasan

    maka perlu dilakukan tahapan atau proses

    pengawasan. Menurut Kadarman (2001:16) langkah-

    langkah proses pengawasan yaitu: (1) menetapkan

    standar. Karena perencanaan merupakan tolak ukur

    untuk merancang pengawasan,maka secara logis hal ini

    berarti bahwa langkah pertama dalam proses

    pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan

    disisni adalah menetukan standar. (2) Mengukur

    Kinerja atau mengevaluasi . Langkah dalam

    pengawasan ini adalah mengukur atau mengevaluasi

  • 24

    kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah

    ditentukan. (3) Memperbaiki Penyimpangan. Proses

    pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan

    perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang

    terjadi.Sedangkan menurut G.R. Terry dalam Sukama

    (1992,116) proses pengawasan terbagi atas 4 tahapan,

    yaitu (1) Menentukan standar atau dasar bagi

    pengawasan; (2) Mengukur pelaksanaan; (3)

    Membandingkan pelaksanaan dengan standar dan

    menemukan perbedaan; (4) Memperbaiki

    penyimpanagan dengan cara-cara tindakan yang tepat.

    Pengendalian perpustakaan ini memberikan penekanan

    kepada (a) pengawasan perpustakaan dan (b) pelaporan

    kegiatan perpustakaan.

    2.4.1.6. Penciptaan Sistem Umpan Balik

    Dalam setiap semua jenis kegiatan yang

    berlangsung dalam suatu organisasi diperlukan umpan

    balik. Manajemen puncak sangat berkepentingan

    memperoleh umpan balik tentang bagaimana strategi

    yang telah ditetapkan diimplementasikan. Dengan

    umpan balik yang faktual, tepat waktu dan objektif,

    manajemen puncak memperoleh pengetahuan tentang

    segi segi keberhasilan keberhasilan maupun

    kekurangannya, atau bahkan kegagalannya. Sekaligus

    dapat diketahui faktor faktor penyebabnya, hal hal apa

    yang perlu dikoreksi di masa yang akan datang, hal hal

    apa yang bisa di jadikan modal di masa depan yang

    pada gilirannya dimanfaatkan dalam melakukan proses

    manajemen strategi berikutnya.

  • 25

    2.4.2. Analisis Faktor Strategi Eksternal

    Analisis faktor strategi eksternal difokuskan pada

    kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari

    luar, tetapi dapat memberi pengaruh kinerja organisasi.

    Menurut Rangkuti (2006) setelah mengetahui faktor

    faktor strategi eksternal, selanjutnya susun tabel faktor

    faktor eksternal (External Strategic Factors Analysis

    Summary /EFAS), dengan langkah sebagai berikut:

    1. Menyusun faktor peluang dan ancaman.

    2. Memberikan bobot masing masing faktor mulai 0,0

    (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis

    yang berupa peluang dan ancaman ini harus

    berjumlah 1.

    3. Menghitung rating untuk masing masing faktor

    dengan memberi skala mulai dari 4 (sangat

    baik/outstanding) sampai dengan 1 (sangat tidak

    baik/poor) berdasarkan faktor pengaruh tersebut

    pada kondisi organisasi. Pemberian nilai rating

    untuk peluang bersifat positif, artinya peluang

    yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika

    peluangnya kecil diberi nilai +1. Sementara untuk

    rating ancaman bersifat sebaliknya, yaitu jika nilai

    ancamannya besar, maka ratingnya -4 dan jika

    nilai ancamannya kecil, maka nilainya -1.

    4. Mengalikan bobot dengan rating. Hasilnya adalah

    skor pembobotan untuk masing masing faktor.

    5. Menghitung jumlah skor pembobotan. Nilai ini

    adalah untuk memetakkan posisi organisasi pada

    diagram analisis SWOT.

  • 26

    Tabel 2.2 Faktor-Faktor Strategis Eksternal

    Faktor faktor Strategis Eksternal

    Bobot Rating Skor Pembobotan

    Peluang (Opportunities/o): 1. Peluang 1 2. Peluang 2

    Bobot peluang 1 Bobot peluang 2

    Rating peluang 1 Rating peluang 2

    Jumlah O A b Ancaman (Threats/T): 1. Ancaman 1 2. Ancaman 2

    Bobot ancaman 1 Bobot ancaman 2

    Rating ancaman 1 Rating ancaman 2

    Jumlah T C d T o t a l (a+c) (b+d)

    Sumber : Rangkuti, 2006

    2.4.3. Analisis Faktor Strategi Internal

    Analisis faktor strategis internal adalah analisis

    yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor

    kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai

    tujuan organisasi. Seperti pada Analisi Faktor Strategis

    Eksternal, maka dengan cara yang sama menyusun

    tabel Faktor faktor Strategis Internal (Internal Strategic

    Analysis Summary/IFAS), (Rankuti:2006).

  • 27

    Tabel 2.3 Faktor Faktor Strategis Internal

    Faktor faktor Strategis Internal

    Bobot Rating Skor Pembobotan

    Kekuatan (Strenghs/S): 1. Kekuatan 1 2. Kekuatan 2

    Bobot kekuatan 1 Bobot kekuatan 2

    Rating kekuatan 1 Rating kekuatan 2

    Jumlah S A b Kelemahan(Weaknes/W): 1. Kelemahan 1 2. Kelemahan 2

    Bobot kelemahan 1 Bobot kelemahan 2

    Rating kelemahan 1 Rating kelemahan 2

    Jumlah w C d T o t a l (a+c) =1 (b+d)

    Sumber : Rangkuti, 2006

    2.5. Perpustakaan Sekolah Ideal

    Perpustakaan sekolah yang baik dan memuaskan

    bagi para pengguna memang bersifat relative, tetapi

    bukan berarti syarat tersebut tidak bisa dirumuskan

    sama sekali.Relatif ini tentu disebabkan oleh kondisi

    dari masing-masing sekolah. Ada sekolah yang

    mempunyai sudah mempunyai sarana yang sudah

    lengkap, namun masih banyak sekolah yang sarana

    pendukungnya sangat kurang lengkap. Perpustakaan

    sekolah mempunyai peran penting sebagai pintu

    gerbang bagi masyarakat masa kini yang berbasis

    informasi. Karena alasan seperti inilah maka

    perpustakaan sekolah harus menyediakan akses ke

    semua peralatan elektronik, computer dan pandang-

    dengar.

  • 28

    Perpustakaan yang ideal harus berpedoman pada

    standar nasional perpustakaan. Dalam Undang-Undang

    RI Nomor 43 tahun 2007 pada bab III pasal 11 ayat 1

    dijelaskan bahwa standar nasional perpustakaan terdiri

    atas: standar koleksi perpustakaan, standar sarana dan

    prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar

    tenaga perpustakaan dan standar penyelenggaraan/

    pengelolaan.

    2.5.1. Standar Koleksi Perpustakan Sekolah

    Koleksi yang memadai merupakan jaminan

    tercapainya tujuan pendidikan, khususnya disekolah.

    Formasi untuk koleksi diperpustakaan sekolah

    sebaiknya 60% mewakili buku non fiksi penunjang

    kurikulum, sedangkan 40% berupa buku fiksi, seperti :

    novel, majalah, CD, game, video dan yang lainnya.

    Tidak benar bila perpustakaan sekolah mengisi

    sebagian besar koleksinya dengan buku non fiksi saja

    atau buku pelajaran saja. Perlu ditambahkan juga

    akses internet sebagai koleksi perpustakaan, bisa

    berupa jurnal pendidikan ataupun informasi terkini

    lainnya agar tidak ketinggalan informasi. Pendidikan

    penelusuran informasi/browsing di internet harus

    diajarkan sejak dini karena akan bermanfaat untuk

    membantu proses pendidikan yang berlangsung.

    Selanjutnya perlu dilakukan pembinaan terprogram

    dan monitoring terhadap aktivitas siswa dalam

    pemanfaatan internet.

  • 29

    2.5.2. Standar Sarana dan Prasarana Perpustakaan

    Sekolah

    Ruang perpustakaan berfungsi sebgai tempat

    kegiatan peserta didik dan guru memperoleh informasi

    dan berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,

    mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas

    mengelola perpustakaan.

    Jenis ruang perpustakaan sekolah yang

    diperlukan antara lain : (a) ruang koleksi/ ruang baca,

    (b) ruang pengelolaan, (c) ruang referensi, (d) ruang

    layanan sirkulasi, dan (e) ruang administrasi.

    Kondisi ruangan perpustakaan sekolah sebaiknya

    memenuhi kriteria berikut : (a) cahaya cukup terang,(b)

    ventilasi udara cukup baik, (c) ruangan cukup luas

    untuk semua kegiatan yang dilakukan, (d) layout

    ruangan memberikan kemudahan pengawasan petugas

    dan arus gerakan dari pemakai perpustakaan, dan (e)

    dekorasi ruangan sederhana tetapi memberi kesejukan

    pemandangan.

    2.5.3. Standar Pelayanan Perpustakaan Sekolah

    Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk

    menyajikan bahan pustakan dan sumber informasi

    lainnya terutama kepada guru dan siswa guna

    kepentingan kegiatan belajar mengajar dan bacaan

    hiburan.

    Kegiatan pelayanan perpustakaan sekolah ini

    dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

  • 30

    1. Layanan teknis yang meliputi kegiatan pengadaan,

    pengolahan materi perpustakaan, dan

    penyimpanan.

    2. Layanan pembaca yaitu kegiatan yang memberikan

    layanan kepada pengguna perpustakaaan.

    2.5.4. Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah

    Kualifikasi yang ditetapkan dalam Peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional Nomor 25 Tahun 2008,

    kepala perpustakaan sekolah/ madrasah harus

    memenuhi syarat: (a) berkualifikasi serendah-

    rendahnya diploma empat (D4) atau sarjana (S1), (b)

    memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan

    perpustakaan sekolah/madrasah dari lembaga yang

    ditetapkan oleh pemerintah, dan (c) masa kerja minimal

    3 (tiga) tahun.

    Tidak hanya kualifikasi pendidikan yang

    disyaratkan dalam peraturan tersebut, kompetensi

    yang harus dipenuhi oleh seorang kepala perpustakaan

    sekolah adalah Kompetensi Manajerial, Kompetensi

    Pengelolaan Informasi, Kompetensi Pendidikan,

    Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial, dan

    Kompetensi Pengembangan Profesi.

    Untuk tenaga pelaksana pada perpustakaan

    sekolah, setiap perpustakaan sekolah/madrasah

    memiliki sekurang-kurangnya satu tenaga

    perpustakaan sekolah/madrasah yang berkualifikasi

    SMA atau yang sederajat dan bersertifikat kompetensi

    pengelolaan perpustakaan sekolah/ madrasah dari

    lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

  • 31

    Perpustakaan sekolah juga perlu dikelola oleh

    pustakawan dengan tanggung jawab dan dedikasi yang

    tinggi terhadap layanan. Pustakawan sekolah harus

    mempunyai jiwa sabar, serta dituntut untuk

    memahami apa arti pendidikan sesungguhnya.

    Pustakawan sekolah harus bersifat proaktif dan suka

    menolong. Siswa yang kurang paham bagaimana

    mengakses sebuah koleksi, pustakawan sekolah harus

    harus rajin dan sabar dalam mengajarkan

    penelusurannya. Jika siswa mengetahui lewat

    judulnya, bisa langsung mengetik/mencari lewat

    judulnya, sehingga siswa lebih suka dan terbiasa

    dengan belajar, karena literatur yang mereka butuhkan

    untuk menunjang pelajaran relatif mudah untuk

    ditemukan.

    2.5.5. Standar Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

    Perpustakaan sekolah seyogyanya melaksanakan

    fungsi manajemen sebagai dasar pengelolaannya, yaitu:

    1. perencanaan perpustakaan, meliputi: visi, misi,

    tujuan, dan sasaran perpustakaan.

    2. Pengorganisasian, meliputi: struktur organisasi,

    sumber daya manusia, bahan pustaka, tempat/

    ruang perpustakaan, dan mekanisme kerja

    perpustakaan.

    3. Pelaksanaan, meliputi: layanan teknis dan layanan

    baca

    4. Pengendalian, meliputi: pengawasan dan pelaporan.

    Mengacu kepada Undang-Undang RI Nomor 43

    Tahun 2007 pada bab III pasal 11 ayat 1 tersebut,

  • 32

    sudah semestinya agar perpustakaan sekolah menjadi

    ideal dan mampu menjawab tantangan masa depan.

    Kriteria “perpustakaan sekolah yang ideal” yang

    dapat berfungsi sebagai sumber belajar siswa secara

    memadai juga disampaikan oleh Darmono (2004:66-68)

    dengan kesimpulan berikut :

    1. Adanya status kelembagaan yang kuat dari

    perpustakaan

    2. Struktur organisasi perpustakaan jelas dan berjalan

    dengan baik

    3. Memiliki ruangan yang memadai sesuai dengan

    jumlah siswa, bersih, dan penyinarannya cukup

    4. Memiliki tempat baca yang memadai

    5. Memiliki perabot perpustakaan secara memadai

    6. Partisipasi pemakainya (siswa dan guru) baik dan

    aktif

    7. Jenis koleksinya mencerminkan komposisi yang

    baik antara buku teks dengan buku fiksi, yaitu 40%

    untuk buku teks, 30% buku-buku pengayaan, dan

    30% buku fiksi serta judul buku yang dimiliki

    bervariasi.

    8. Koleksi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan

    kurikulum sekolah

    9. Memiliki tenaga pengelola dengan kompetensi yang

    memadai

    10. Pengorganisasian koleksinya teratur

    11. Didukung dengan teknologi informasi dan

    komunikasi

  • 33

    12. Administrasi perpustakaan tertib yang meliputi

    administrasi keanggotaan, administrasi inventaris

    buku dan perabot, peminjaman, penyusutan,

    penambahan buku, statistik peminjaman.

    13. memiliki sarana penelusuran informasi yang baik

    14. Memiliki peraturan perpustakaan

    15. Memiliki program pengembangan secara jelas dan

    terarah

    16. Memiliki program keberaksaraan informasi (literasi

    informasi)

    17. Memiliki program pengembangan minat membaca

    dikalangan siswa

    18. Melakukan kegiatan promosi dan pemasyarakatan

    perpustakaan

    19. Kegiatan perpustakaan terintegrasi dengan

    kurikulum dan kegiatan belajar

    20. Memiliki anggaran perpustakaan secara tetap

    21. Adanya kerjasama dengan sekolah lain

    22. Pelayanan menyenangkan, dan

    23. Ada jam perpustakaan sekolah yang terintegrasi

    dalam kurikulum

    Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007:4-

    6), perpustakaan sekolah ideal seyogyanya mempunyai

    empat fungsi umum, yaitu edukatif, informatif, kreasi,

    dan riset atau penelitian sederhana.

    1) Fungsi Edukatif

    Fungsi edukatif ini maksudnya secara

    keseluruhan fasilitas dan sarana yang ada pada

    perpustakaan sekolah, terutama koleksi koleksi

  • 34

    yang dikelolanya banyak membantu para siswa

    sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan

    dasar dalam mentrasfer konsep-konsep

    pengetahuan, sehingga dikemudian hari para siswa

    memiliki kemampuan untuk mengembangkan

    dirinya lebih lanjut. Fungsi ini erat kaitannya

    dengan pembentukan manusia pembangunan yang

    berkualitas dimasa yang akan datang. Pendidikan

    merupakan salah satu cara yang paling tepat untuk

    meningkatkan kualitas manusia seutuhnya. Fungsi

    edukatif ini sesungguhnya sangat mulia dilihat dari

    segi pelaksanaannya. Karena pendidikan adalah

    investasi jangka panjang, maka penyelenggaraan

    perpustakaan sekolah juga tidak bisa langsung

    dilihat hasilnya. Dalam jangka panjang baru akan

    ketahuan perbedaannya antara orang yang tidak

    belajar dengan orang yang belajar, orang yang

    secara rutin membaca dan memanfaatkan

    perpustakaan dengan orang yang tidak suka

    menggunakan perpustakaan.

    2) Fungsi Informatif

    Fungsi Informatif ini berkaitan dengan

    mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan

    yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang

    berhubungan dengan kepentingan para siswa dan

    guru. Dengan membaca berbagai media serta bahan

    bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah,

    para siswa dan guru akan banyak tahu tentang

    segala hal yang terjadi saat ini. Bagaimanapun juga

  • 35

    dalam hal tertentu bahan bacaan termasuk buku

    lebih mempunyai keunggulan relatif dibandingkan

    dengan media audio visual seperti televisi dan film.

    Di samping buku dan bacaan lebih fleksibel

    bentuknya sehungga mudah dibawa kemana-mana,

    juga mampumenjelaskan dan memberi petunjuk

    secara lebih praktis dan mendetail. Sebaiknya

    perpustakaan sekolah sudah terpasang hotspot

    internet, sehingga dengan menggunakan

    perpustakaan digital ini akan sangat berguna untuk

    mengakses secara cepat segala informasi dalam

    dunia maya. Melalui membaca dan menggunakan

    internet, orang bisa menembus batas-batas ruang

    dan waktu.

    3) Fungsi Rekreasi

    Fungsi rekreasi ini dimaksudkan bahwa

    dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan

    seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku

    fiksi, dan sebagainya diharapkan dapat menghibur

    pembacanya di saat yang memungkinkan. Apalagi

    bila perpustakaan sekolah sudah menyediakan

    sarana multimedia seperti internet yang bisa

    menjadi sarana hiburan bagi pengunjung

    perpustakaan.

    4) Fungsi Riset atau Penelitian

    Fungsi riset atau penelitian maksudnya

    koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan

    untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian

    sederhana. Segala jenis informasi tentang

  • 36

    pendidikan setingkat sekolah yang bersangkutan

    sebaiknya disimpan di perpustakaan sekolah,

    sehingga apabila ada orang yang ingin mengetahui

    tentang informasi tertentu tinggal membacanya di

    perpustakaan. Terutama sekali ini dilakukan guna

    menunjang kegiatan penelitian pustaka. Kriteria

    perpustakaan ideal di atas tentunya tidak bisa

    diterapkan di semua sekolah karena masing-masing

    sekolah kondisinya tidak sama. Berdasarkan

    parameter tersebut pihak sekolah dapat

    mengembangkan perpustakaan sekolah secara

    ideal. Sebenarnya peluang untuk lebih

    memberdayakan/mengembangkan perpustakaan

    sekolah telah terbuka (Darmono 2004:45). Beberapa

    kondisi yang saat ini dapat mendukung

    pengembangan perpustakaan sekolah telah ada

    seperti:

    1) Adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional, yang merupakan dasar

    pijakan kita dan memungkinkan semua lembaga

    pendidikan formal didukung oleh sarana dan

    prasarana (termasuk perpustakaan)

    2) Adanya Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005

    tentang Standar Nasional Pendidikan.

    3) Pemberlakuan kurikulum Tahun 2006 tentang

    Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang

    menuntut guru untuk mengembangkan indikator

    pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

  • 37

    pembelajaran. untuk itu sekolah perlu didukung

    dengan perpustakaan secara memadai.

    4) Adanya metode pengajaran yang melibatkan siswa

    aktif. Dalam metode ini siswa dituntut untuk

    mengembangkan, dan memperdalam sendiri materi

    yang telah disampaikan oleh guru. Dalam kondisi

    ini maka peran perpustakaan sangat besar untuk

    membantu siswa dalam memperkaya kasanah

    pengetahuannya.

    5) Adanya kebijakan pemerintah untuk menggalakan

    minat baca dengan mengambil even-even tertentu

    seperti 2 Mei sebagai hari Pendidikan Nasional dan

    sekaligus sebagai momentum hari buku, tanggal 14

    September sebagai hari Aksara Internasional,

    momentum ini sekaligus dimanfaatkan sebagai

    bulan gemar membaca dan hari kunjungan

    perpustakaan.28 Oktober sebagai hari Sumpah

    Pemuda dan sekaligus bulan Bahasa. Kegiatan

    tersebut secara langsung maupun tidak langsung

    terkait dengan perpustakaan, kegiatan ini sangat

    baik untuk promosi dan pemasyarakatan

    perpustakaan serta pengembangan minat baca

    siswa.

    6) Kebijakan pemerintah untuk memberikan subsidi

    buku baik buku pelajaran maupun buku bacaan

    kepada perpustakaan sekolah

    7) Tumbuhnya berbagai partisipasi masyarakat yang

    berkaitan dengan minat baca, perbukuan, dan

    perpustakaan, seperti Gerakan Wakaf Buku,

  • 38

    Kelompok Masyarakat Pecinta Buku, Klub

    Perpustakaan, dan Kelompok Pecinta Bacaan Anak.

    2.6. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

    Sebagai bahan perbandingan dan kajian pustaka,

    peneliti mencari beberapa penelitian tentang

    manajemen perpustakaan sekolah yang telah dilakukan

    sebelumnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh tentang

    penelitian serupa, maka peneliti berkesimpulan pada

    dasarnya penelitian tentang pengelolaan perpustakaan

    sekolah sudah pernah dilakukan, tetapi dengan kajian

    dan sudut pandang yang berbeda. Peneliti terdahulu

    yang relevan diantaranya adalah sebagai berikut :

    1. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dalam

    Menunjang Proses Pembelajaran di Ma Darussalam

    Desa Kumalasari Kecamatan Sangkapura Kab

    Gresik. Oleh Evi Roziana, Program Studi

    Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,

    Universitas Negri Surabaya. Hasil penelitian

    menyimpulkan:

    a. Perencanaan Sekolah harus memperhatikan

    fungsi perencanaan sekolah dengan baik.

    b. Pelaksanaan Perpustakaan Sekolah dalam

    menunjang proses pembelajaran untuk lebih

    memberdayakan pengelolaan perpustakaan di

    lingkungan sekolah.

    c. Proses evaluasi mencapai tujuan perpustakaan

    sekolah yang telah direncanakan.

  • 39

    2. Sulaiman (2006), tesis tentang Peran Perpustakaan

    Pesantren Terhadap Pendidikan Modern. Hasil

    penelitian ini menyatakan bahwa perpustakaan

    pesantren merupakan “jantung” pesantren dan

    tolok ukur mutu tidaknya suatu pesantren. Dalam

    kedudukan sebagai pengemban martabat

    pesantren, perpustakaan harus menjalankan semua

    kegiatan yang sesuai dengan fungsi, program dan

    tujuan pesantren bernaug. Bimbingan dan bantuan

    pimpinan pesantren, kerjasama dari para pengajar

    dan santri merupakan syarat yang diperlukan

    sehingga perpustakaan dapat membina diri menjadi

    pusat kegiatan pendidikan dan aktivitas ilmiah.

    3. Study Evaluatif Efektifitas Pengelolan Perpustakaan

    Sekolah di SMAN 4 Denpasar. Oleh: Dharma

    Pratyaksa. Simpulan:

    a. Komponen Konteks, input, proses dan produk

    diperoleh hasil yang positif (++++)

    b. Pada komponen konteks efektivitas dalam

    kualifikasi efektif (+)

    c. Pada komponen input sebagai daya dukung

    efektivitas tergolong kualifikasi efektif (+), dari

    masing-masing komponen input tidak ditemui

    adanya kendala.

    d. Pada komponen proses tergolong kualifikasi

    efektif (+), dari masing-masing komponen proses

    masih memiliki kendala yaitu efektif (-) pada

    komponen siswa.

  • 40

    e. Pada komponen produk tergolong kualifikasi

    efektif (+), dari masing-masing komponen

    produk tidak ditemui adanya kendala.

    4. Impact of School Library Services on Achievement

    and Learning. By Professeor Dorothy Williams,

    Caroline Wavel and Louise Coles. School of

    Information and Media. Faculty of Management the

    Robert Gordon University.

    The report recommends that:

    a. Consideration is given to the pre-service and

    professional development training of both

    teachers and librarians in order to develop greater

    understanding of the respective professional

    contributions to learning in school libraries and to

    encourage reflection and increase the ability to

    provide evidence.

    b. Funds are made available to sustain the quality of

    collections.

    c. Consideration should be give to whether the

    emphasis in developing the links between the

    school library and learning are more appropriately

    begun with the primary sector.

    d. A longitudinal approach, in association with

    appropriate interventions, is taken to examine the

    impact of school libraries on learning.

  • 41

    2.7. Kerangka Berfikir

    Berdasarkan tinjauan teori yang dijabarkan

    sebelumnya, pemanfaatan perpustakaan sangat

    dipengaruhi oleh tujuan dan kepentingan masing

    masing individu. Tujuan dan kepentingan

    menumbuhkan motivasi, persepsi yang positif terhadap

    perpustakaan juga dapat mendorong masyarakat

    berkunjung ke perpustakaan. Hal ini harus disadari

    oleh pengelola perpustakaan untuk menyiapkan

    strategi-strategi yang dapat menarik para siswa untuk

    berkunjung keperpustakaan. Strategi merupakan cara

    cara yang sifatnya mendasar dan fundamental yang

    akan dipergunakan oleh suatu organisasi untuk

    mencapai tujuan dan berbagai sasarannya dengan

    selalu memperhitungkan kendala lingkungan yang

    pasti akan dihadapi. Dalam penelitian ini lingkungan

    strategi terbagi dua: yaitu lingkungan internal dan

    eksternal perpustakaan.

    Lingkungan internal yang berpengaruh dalam

    peningkatan pemanfaatan perpustakaan, yakni:

    sumber daya manusia (SDM), koleksi, sarana dan

    prasara, layanan perpustakaan, lokasi perpustakaan,

    dan promosi perpustakaan. Sedangkan lingkungan

    eksternal terdiri dari pemerintah, siswa dan warga

    sekolah serta teknologi informasi (IT). Kedua

    lingkungan organisasi tersebut kemudian dianalisa

    dengan menggunakan analisis SWOT.Analisa SWOT

    digunakan untuk mengenali lingkungan/faktor

    internal(kekuatan dan kelemahan) dan

  • 42

    lingkungan/faktor eksternal (peluang dan

    ancaman)yang nantinya akan menjadi dasar dalam

    perumusan strategi peningkatan manfaat perpustakaan

    sekolah. Strategi yang diharapkan harus mampu

    menumbuhkan persepsi positif warga sekolah tentang

    perpustakaan dan dapat memotivasi warga sekolah

    untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah.

    Bila digambarkan kerangka pikir penelitian

    strategi peningkatan mutu layanan perpustakaan

    sekolah SMA 1 Boja, adalah:

  • 43

    ----------------------------------------------------------------------------------- Feed back Feed back Gambar 2.1 Alur Strategi Peningkatan Mutu Layanan

    Perpustakaan Sekolah Di SMA 1 Boja

    Faktor internal:

    - Sumber daya

    manusia

    - Koleksi

    - Sarana dan

    Prasarana

    Faktor eksternal

    - Sekolah

    - Warga sekolah

    - Teknologi

    Informasi (IT)

    Analisa faktor internal dan

    eksternal perpustakaan

    sekolah

    Rumusan strategi

    Peningkatan Mutu

    Layanan Perpustakaan

    Motiva

    Warga

    sekolah

    Perpustakaan

    Perseps

    i