BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab...

66
Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur Tema : Dekonstruksi Achmad Fauzan Mubarok | 07660056 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Obyek: Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur Secara garis besar, Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur dapat diartikan sebagai bangunan yang mempunyai fungsi sebagai gedung atau tempat segala macam kegiatan yang terkait dengan arsitektur, mulai dari kegiatan sosial dan pendidikan yang dikemas secara apresiatif, edukatif, komunikatif dan rekreatif. Dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur membantu memberikan sebuah solusi baik bagi kalangan akademis, praktisi, dan masyarakat. Berikut ini adalah definisi mengenai Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur: 2.1.1 Kajian Non-Arsitektural Pusat Kegiatan adalah titik tengah atau tempat yang letaknya di bagian tengah. Dalam arti lain pusat sendiri bukan hanya sebatas tempat yang diposisikan, melainkan sebagai pokok pangkal atau pumpunan dari beberapa urusan, hal, kegiatan dll. Makna Dokumentasi sendiri adalah berasal dari bahasa latin yaitu docere, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen ini seringkali digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut:

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Obyek: Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur

Secara garis besar, Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur dapat

diartikan sebagai bangunan yang mempunyai fungsi sebagai gedung atau tempat

segala macam kegiatan yang terkait dengan arsitektur, mulai dari kegiatan sosial

dan pendidikan yang dikemas secara apresiatif, edukatif, komunikatif dan

rekreatif. Dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur

membantu memberikan sebuah solusi baik bagi kalangan akademis, praktisi, dan

masyarakat. Berikut ini adalah definisi mengenai Pusat Kegiatan dan

Dokumentasi Arsitektur:

2.1.1 Kajian Non-Arsitektural

Pusat Kegiatan adalah titik tengah atau tempat yang letaknya di bagian tengah.

Dalam arti lain pusat sendiri bukan hanya sebatas tempat yang diposisikan,

melainkan sebagai pokok pangkal atau pumpunan dari beberapa urusan, hal,

kegiatan dll. Makna Dokumentasi sendiri adalah berasal dari bahasa latin yaitu

docere, yang berarti mengajar. Pengertian dari kata dokumen ini seringkali

digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

8

1. Berarti sumber tertulis bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari pada

kesaksian lisan, artefak, peninggaalan-peninggalan terlukis, dan petilasan-

petilasan arkeologis.

2. Diperuntukan bagi surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat

perjanjian, undang-undang, hibah, konsensi, dan lainnya. Lebih lanjut,

Gottschalk menyatakan bahwa dokumen (dokumentasi) dalam pengertiannya

yang lebih luas lagi berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan atas

jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tulisan, lisan, gambaran, atau

arkeologis.

Sedangkan arsitektur sendiri adalah seni dan ilmu dalam merancang

bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan

membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu

perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level

mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga

merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. (http://id.wikipedia.org

diakses pada tanggal 24 September 2012).

2.1.2 Kajian Arsitektural

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur merupakan fasilitas publik yang

sifatnya kompleks dan dengan fungsi utama yang dapat mewadahi kegiatan

arsitektur yang meliputi: auditorium, wokshop, library, studio, dan art space.

Sedangkan fungsi skundernya meliputi: gallery, exhibition, dan bamboo garden.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

9

A. Auditorium

Auditorium merupakan fasilitas utama dalam perancangan Pusat Kegiatan

dan Dokumentasi Arsitektur, karena kegiatan yang dilakukan lebih banyak

mengenai pertemuan-pertemuan. Baik pertemuan sesama akademisi maupun

praktisi. Selain itu fungsi auditorium dalam Pusat Kegiatan dan Dokumentasi

Arsitektur adalah tempat pelaksanaan seminar, bedah karya, dan talkshow terkait

dengan arsitektur. Pada auditorium terdapat beberapa ruang yang dibutuhkan

untuk mendungung kelengkapan fasilitas yang ada pada auditorium, antara lain

aula, ruang proyektor, dan ruang ganti. Dari ruang-ruang tersebut kemudian dikaji

sesuai dengan perhitungan kebutuhan luasan ruang untuk menghasilkan luasan

akhir yang dipakai menjadi standar dalam bangunan auditorium. Dari beberapa

ruang tersebut, dibedakan dalam zonasi dan pencapaiannya sesuai dengan sifat

dari masing-masing ruangan. berikut ini adalah gambaran mengenai zonasi pada

layout auditorium:

Gambar 2.1 Layout Auditorium(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data 1996 : 275)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

10

Dari gambar di atas, diperoleh standar gambaran umum zonasi ruang pada

auditorium. Lebih jauh lagi ruang-ruang pendukung auditorium antara lain dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a) Auditorium Utama

Auditorium utama merupakan fungsi pokok dalam kegiatan baik itu

pertemuan, kuliah tamu, talkshow, seminar dll. Adapun standar-standar yang

harus diperhatikan dalam merancang auditorium menurut Ernst Neufert (1996)

adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Layout Auditorium

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data 1996 : 268)

Dari uraian gambar di atas, gambaran batas pendengaran sangatlah

diperhatikan karena luasan ruang yang lebar membuat audience semaksimal

mungkin dapat mendengar dari podium. Selain itu batas ketinggian mata juga

perlu diperhatikan karena terkait dengan pendengaran yang disebutkan di atas.

Batas ketinggian mata harus bisa menyeimbangkan dengan podium sehingga ada

titik temu. Untuk podium memiliki ketinggian 30cm dari dasar lantai. Sedangkan

jarak duduk antara audience memiliki jarak 90cm dan tinggi tangga 30cm,

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

11

sehingga titik temu dari podium sampai ke posisi audience paling tinggi tetap

memiliki titik pertemuan.

b) Ruang Proyektor

Ruang proyektor merupakan ruang kontrol apa yang ditampilkan pada layar

podium. Menurut Ernst Neufert (1996) ruang kontrol proyektor terdiri dari alat

proyeksi yang besar, proyektor film 16mm, proyektor gambar kecil, dan proyektor

kerja. Adapun standar perletakan dapat dijelaskan melalui gambar berikut:

Gambar 2.3 Posisi Proyektor atau Proyeksi

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data 1996 : 268)

Dari uraian gambar dapat diketahui standar tata letak proyektor atau proyeksi.

Standar-standar tersebut dapat di klasifikasikan kebutuhan ruangan proyektor

adalah 5,875 m2.

B. Workshop

Secara umum, workshop merupakan sarana penunjang yang ada pada Pusat

Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur. Fungsi workshop dalam perancangan Pusat

Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur sebagai ruang produksi atau pengaplikasian

desain atau hasil karya berupa pruduk skala kecil maupun besar. Skala besar

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

12

misalkan berupa instalasi atau pavilion yang nantinya hasil aplikasi juga

dipamerkan dalam galeri untuk diperjual belikan dan juga sebagai pembelajaran.

Pembagian ruang pada workshop 1 pembagian ruang antara lain adalah gudang

material dan ruang produksi.

a) Gudang Material

Gudang material merupakan tempat atau ruang penyimpanan material yang

dikhususkan pada bahan-bahan mentah seperti kayu dan bambu. Properti atau

produk yang sudah diaplikasikan pada wujud nyata. Di bawah ini dijelaskan

mengenai sistematika atau tata ruang yang menjadi acuan dalam menentukan

standar yang akan dipakai pada workshop adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4 Skema Ruang Pada Workshop

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data 1996 : 67)

Dari gambar di atas merupakan acuan untuk standar gudang material. Gudang

sebagai penyimpanan material antara lain material kayu dan bambu dan material

bangunan lainnya. Gambar di atas merupakan standar layout pabrik kayu, akan

tetapi standar ruang untuk gudang material pada workshop mengacu pada skema

ruang tersebut. Diketahui standar ruang gudang material adalah 750 m². dengan

pola pencapaian langsung dikarenakan pengguna tidak hanya pengelolah,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

13

melainkan ada aktivitas transportasi pengangkut bahan-bahan material seperti

kayu bambu dll.

b) Ruang Produksi

Ruang produksi merupakan fasilitas utama pada workshop 1. Karena sebagai

tempat produksi atau tempat pembuatan dan pengaplikasian sebuah desain.

Standar ruang produksi juga mengacu pada skema ruang standar pabrik kayu.

Karena standar produksi dilengkapi dengan beberapa mesin dan perlengkapan alat

lainnya seperti mesin gergaji atau pemotong dan alas kerja. Untuk luasan standar

ruang produksi juga hamper sama dengan gudang material. Hanya saja ruang

produksi tingkat akoustiknya perlu diperhatikan karena adanya ruang mesin. Luas

standar yang diketahui adalah 350 m² beserta alat-alat ataupun mesin di dalamnya.

C. Library

Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah.

Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun

perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan

dioperasikan oleh sebuah kota atau institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat

yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.

Perpustakaan dapat juga diartikan sebagai kumpulan informasi yang bersifat

ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi, dan ibadah yang merupakan kebutuhan

hakiki manusia.

Oleh karena itu perpustakaan modern telah didefinisikan kembali sebagai tempat

untuk mengakses informasi dalam format apapun, apakah informasi itu disimpan

dalam gedung perpustakaan tersebut atau tidak. Dalam perpustakaan modern ini

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

14

selain kumpulan buku tercetak, sebagian buku dan koleksinya ada dalam

perpustakaan digital ( dalam bentuk data yang bisa diakses lewat jaringan

computer ).

Perpustakaan dan bahan bacaan adalah dua kata yang saling bertautan.

Karena di perpustakaanlah bahan pustaka dikumpulkan, diproses, dan

disebarluaskan (didistribusikan) kepada para pembaca atau pemakai perpustakaan.

Adapun koleksi perpustakaan di negara kita sebagian besar berupa buku atau book

material dan masih jarang perpustakaan yang memiliki koleksi berupa non-book

material seperti film, kaset film strip, slides, piringan hitam, peta, globe, dan

sebagainya.

Dalam perkembangannya perpustakaan dirancang untuk menampung

kegiatan yang berhubungan dengan kelengkapan sarana membaca. Pola kegiatan

yang pada umumnya perlu dilakukan oleh ketiga unsur utama: perangkat lunak

dan keras bahan pustaka, para pengguna atau pembaca maupun kesatuan

karyawan yang mengelola perpustakaan dapat berbeda-beda tergantung pada

kebijakan organisasi. Walaupun mungkin terdapat pada dinding luar, sedapat

mungkin ruangan ditata sedemikian rupa sehingga tidak langsung terkena

pantulan sinar matahari, untuk menghindari kebisingan maka peletakan yang tidak

langsung di dekat jalan raya lalu lintas yang ramai akan lebih menguntungkan.

Ruangan kerja sebaiknya dilindungi dengan memasang layar pemantul

cahaya matahari langsung. Kebutuhan jenis area kerja disesuaikan dengan fungsi

yang berbeda. Baik ruang kerja perseorangan ataupun kelompok harus kedap

suara.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

15

Perpustakaan yang ada pada Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur ini

merupakan perpustakaan ilmu pengetahuan dalam bidang arsitektur. Kesatuan

ruang yang dapat dikembangkan dengan fleksibilitas atau dirancang dengan pola

yang tidak permanen. Misalnya dinding dirancang tidak memikul sehingga dapat

diubah-ubah sesuai kebutuhan yang timbul. Dari sini dikembangkan sistem

modular dengan konstruksi grid, sehingga tidak perlu dikhawatirkan bilamana

terdapat perbedaan pembebanan karena pemasangan rak menerus yang lebih

tinggi di atas plat lantai dengan kemampuan daya pikul tertentu.

Perluasan secara vertikal atau horizontal harus sudah diperhitungkan dalam

program perancangan gedung perpustakan. Dengan demikian maka penanganan

buku (lalu-lintas buku), dan arus para pengguna (lalu-lintas pengguna) tidak

saling bertabrakan dalam ruang pada permukaan lantai yang sama. Pengadaan

untuk perlengkapan transportasi dan energi (sirkulasi udara, pengaturan suhu dan

pencahayaan) lebih dahulu ditata secara teratur. Jalur pejalan kaki diusahakan

bebas dari persilangan. Lalu lintas dari para pegawai administrasi perpustakaan

dan jalur bagi para pengguna atau pembaca sebaiknya terpisah. Berikut

merupakan contoh penataan meja baca di dalam perpustakaan.

Gambar 2.5 Ruang Perpustakaan

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

16

Pencahayaan pada ruang kerja disesuaikan dalam rasio perbandingan 10:3:1

(buku-permukaan meja-latar belakang). Ruang tunggu 100-330 lux, gudang 150-

300 lux, kantor dan administrasi 250-500 lux, ruang-ruang baca serta ruang

catalog 300-850 lux. Pengaturan pencahayaan ntuk daerah kerja sebaiknya dapat

dicapai dan diatur secara individu, selain itu penghawaan juga menjadi hal penting

dalam perencanaan perpustakaan ini. Untuk ruang baca atau ruang dengan

pencapaian bebas: 20-220 c pada musim panas 200c, pada musim dingin 50-60%

rel. kelembapan udara 6-7 perputaran penggubahan udara/per jam. Gambar

berikut merupakan model penataan rak-rak buku.

Gambar 2.6 Ruang Perpustakaan

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

D. Studio

Dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur merupakan

salah satu bagian dari fungsi primer. Fungsi studio terbagi menjadi tiga bagian

yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

17

1. Architectural Studio

Dalam studio arsitektur, fasilitas di dalamnya terdapat meja gambar sebagai

media pembelajaran dan kegiatan menggambar bagi mahasiswa arsitektur. Berikut

gambaran mengenai standar yang dipakai adalah sebagai berikut:

Gambar 2.7 Skema Ruang Pada Workshop

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data 1996 : 21)

Selain meja gambar, studio arsitektur juga dikengkapi dengan Laboratorium

Komputer sebagai media pelatihan berbagai macam kegiatan yang berkaitan

dengan komputer dan multimedia. Berikut gambaran mengenai standar meja

komputer yang dipakai.

Gambar 2.8 Meja Komputer

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data 1996 : 21)

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

18

Dari standar gambaran di atas, meja computer berlaku juga bagi studio fotografi

dan studio desain grafis. Hanya saja tergantung dengan jumlah yang dibutuhkan

pada studio foto dan studio desain.

2. Photography Studio

Studio foto merupakan fasilitas atau media pembelajaran mengenai

dokumentasi berupa foto. Di dalam studio foto ada beberapa perlengkapan yang

harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:

a. Cable Release

b. Electronic Flash Head

c. Kabel Sinkronisasi

d. Tiger dan receiver

e. Alat pengukur cahaya (flash meter atau light meter)

f. Alat pengukur suhu warna (color meter)

g. Standar reflector

h. Reflector

i. Payung Studio

j. Soft Box

k. Octo Dome

l. Snoot

m. Background atau layar studio & stand.

Penjelasan di atas merupakan acuan untuk mendapat standar luasan untuk

studio foto pada perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur.

Berikut gambaran mengenai interior studio foto.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

19

Gambar 2.9 Interior Studio Foto

(Sumber: http://ruangstudio.blogspot.com)

3. Graphic Design studio

Studio desain grafis merupakan merupakan studio yang difokuskan sebagai

media pembelajaran dan penunjang kegiatan arsitektur. Bentuk kegiatannya

berupa pelatihan multimedia sebagai bekal untuk pembelajaran mengenai sistem

penyajian dalam arsitektur seperti penyajian presentasi berupa poster dan animasi.

Lebih jauh lagi kebutuhan akan ruang studio desain ini hanya difasilitasi dengan

adanya perangkat komputer.

E. Gallery

Dalam Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur ruang utama yang

dibutuhkan adalah dengan adanya gallery. Ruang ini digunakan untuk

memamerkan dan mengoleksi karya-karya arsitektur berupa maket dan poster.

Selain itu pengertian lain dari galeri adalah ruang atau gedung tempat

memamerkan benda atau karya seni. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:32)

Galeri atau gallery berasal dari kata latin, diartikan sebagai ruang beratap

dengan satu sisi terbuka. Di Indonesia gallery diartikan sebagai ruang atau

bangunan tersendiri yang dipakai untuk memamerkan karya seni, seperti lukisan,

barang antik, patung-patung dll. (Encyclopedia Nasional Indonesia, 1989:23).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

20

Adanya kaitan yang erat antara museum, gallery, artshop terutama dari segi

pameran karya seninya. Standar ruang atau bangunan dan suasana yang ingin

dicapai memiliki persamaan. Sedangkan perbedaannya, museum hasil karya seni

“tidak bisa dibeli” sedangkan pada galeri “bisa dibeli” serta hasil karyanya lebih

ditunjukan untuk seni itu sendiri.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik sebuah pengertian bahwa

galeri adalah tempat atau ruang yang digunakan sebagai memamerkan karya

dalam bentuk dan penataan secara estetis. Galeri bukan saja digunakan sebagai

pusat hiburan, melainkan sebagai pengembang wawasan dan edukasi setiap

pengunjung. Gallery dibagi menjadi beberapa bagian antara lain sebagai berikut:

4. Architectural Gallery

Merupakan galeri yang dikhususkan untuk memamerkan hasil karya

arsitektural yang berbentuk poster, maket, dan property.

5. Photography Gallery

Merupakan galeri yang dikhususkan untuk memamerkan hasil karya berupa

foto.

3. Graphic design Gallery

Merupakan galeri yang dikhususkan untuk memamerkan hasil karya berupa

poster.

4. Memorial Gallery

Merupakan galeri yang dikhususkan berupa instalasi video. Memorial video

dibentuk karena Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur merupakan sarana

pembelajaran yang sifatnya edukatif dan rekreatif. Sifat rekreatif ditunjukkan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

21

dengan adanya ruang memorial yang mana tujuannya agar pengunjung dapat

mengenang, merasakan bagaimana nilai-nilai lokalitas arsitekturnya perlu

dikembangkan lagi.

5. Culture Gallery

Merupakan galeri yang dikhususkan untuk penyimpanan atau dokumentasi

yang berkaitan dengan keragaman budaya arsitektur yang ada di Indonesia.

Penyimpanan dan dokumentasi berupa foto, poster, dan miniatur rumah adat yang

ada di Indonesia.

F. Exhibition

Pengertian exhibition menurut kamus Oxford Learner’s Pocket yakni:

· Exhibition is public show of pictures

· Exhibition is act of showing a skill, a feeling or kind of behavior

Exhibition atau pameran juga diartikan suatu kegiatan penyajian karya seni

rupa untuk dikomunikasikan, sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat luas.

Dalam prakteknya, pameran biasanya terjadi dalam museum, galeri dan ruang

pameran, dan pameran dunia. Pameran meliputi apapun seperti di museum seni

utama dan galeri seni kecil; pameran interpretatif, seperti di museum sejarah alam

dan museum sejarah, dan pameran komersial, atau pameran perdagangan.

Pameran juga dapat menampilkan suatu kegiatan permanen atau sementara, tetapi

dalam penggunaan umum, pameran dianggap bersifat sementara dan biasanya

dijadwalkan untuk membuka dan menutup pada tanggal tertentu. Sementara

banyak pameran ditampilkan hanya dalam satu tempat, beberapa pameran yang

ditampilkan di berbagai lokasi. Pameran merupakan peristiwa- peristiwa umum,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

22

konsep pameran cukup luas dan meliputi banyak variabel. Arsitek, desainer

pameran, desainer grafis dan desainer lainnya mungkin diperlukan untuk

membentuk ruang pameran dan memberi bentuk kepada isi editorial.

(http//wikipedia.org/wiki/Pameran, diakses 21 november 2012).

Pameran pada dasarnya memilki banyak jenis sesuai dengan tema yang akan

dipertunjukkan, mulai dari pameran bertema seni, sains, atau pameran yang

komersil yang merupakan bentuk dalam usaha jasa pertemuan penjual dan

pembeli. Secara sifatnya pameran memilki beberapa jenis, akan tetapi dalam

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur jenis pameran yang diterapkan adalah

pameran temporer.

Pameran Temporer (Temporary Exhibition) Pameran tunggal atau pameran

bersama yang menyajikan karya-karya seni rupa dalam jangka waktu tertentu

yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia atau kerjasama dengan

pihak lain. Waktu penyelenggaraan Pameran Temporer berlangsung minimal

selama 10 hari, maksimal berlangsung selama 30 hari.

Pameran seni mencakup sebuah hasil karya berupa bentuk seperti lukisan,

gambar, kerajinan, patung, instalasi video, instalasi suara, pertunjukan, seni

interaktif, dan lain-lain. Pameran Seni dapat fokus pada satu seniman, satu

kelompok, satu genre, satu tema atau satu koleksi, yang menunjukkan suatu hasil

karya seni.

Pameran arsitektur berisi tentang media atau objek yang dipamerkan

sehubungan dengan bidang arsitektur. Media-media yang dimuat dalam pameran

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

23

arsitektur berupa poster, foto, miniatur atau maket, dan properti. Berikut salah

satu contoh interior Exhibition at Museum of Finnish Architecture.

Gambar 2.10 Interior Exhibition

(Sumber: http://www.richarddavies.co.uk/woodenchurches/exhibitions.html)

Menurut Ernst dan Peter Neufert dalam buku data arsitek ruang pameran

untuk karya seni dan ilmu pengetahuan umum, dan ruang-ruang itu haruslah:

1. Terlindung dari gangguan, pencurian, kelembapan, kering dan debu.

2. Mendapatkan cahaya yang terang, merupakan bagian dari pameran yang baik.

· Dalam ruangan lukisan ( tembaga, gambar tangan dan lain-lain ). Map

disimpan dalam lemari yang dalamnya 80cm tingginya 60cm.

· Sesuatu yang khusus untuk publik ( lukisan-lukisan minyak, lukisan

dinding pameran yang berubah-ubah).

Suatu pameran yang baik seharusnya dapat dilihat publik tanpa rasa lelah,

penyusunan ruang dibatasi dengan bentuk ruangan. Penyusunan setiap kelompok

lukisan yang berada dalam satu dinding menyebabkan ruang menjadi lebih kecil.

Bagian dinding dalam perbandingan bidang dasar sebagai ukuran besar

merupakan hal penting terutama untuk lukisan-lukisan karena besarnya ruang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

24

tergantung dari besarnya lukisan. Sudut pandang normal adalah 540 atau 270

terdapat pada sisi bagian dinding lukisan yang diberikan cahaya yang cukup 10m=

4,9m di atas mata kira-kira 70cm.

Ruang exhibition harus memiliki pencahayaan yang baik. Tempat untuk

menggantung lukisan yang baik adalah 300 dan 600 pada ketinggian ruangan 6,7m

dan 2,13m untuk lukisan yang panjangnya 3,o4m sampai 3,65m. Pada instalasi

gabungan tidak ada lorong memutar melainkan jalan masuk dari bagian samping.

Terdapat bagian untuk pengepakkan, pengiriman barang dan administrasi, seperti

yang terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.11 Exhibition Room

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Gambar di atas menunjukkan mengenai pencahayaan di dalam ruang

pamer untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Selain itu Lukisan

yang kecil tergantung pada titik beban. Kebutuhan tempat lukisan 3-5 m2 untuk

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

25

tempat hiasan gantung. Kebutuhan tempat material lukisan yakni 6-10 m2 pada

bidang dasar. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini mengenai jarak

pandang di dalam ruang:

Gambar 2.12 Exhibition Room

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

G. Bamboo Garden

Bamboo Garden merupakan salah satu fasilitas yang ada dalam Pusat

Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur. Bamboo Garden merupakan terjemahan

fungsi-fungsi edukatif.

Pengertian dari taman sendiri adalah menyusun, menata berbagai macam tanaman

dengan menggunakan berbagai macam media tanam serta elemen-elemen

tambahan dan juga wadah yang digunakan agar terlihat keindahannya,

kenyamanannya dan kesejukannya. Dalam perancangan Pusat Kegiatan dan

Dokumentasi Arsitektur ini penggunaan taman lebih dispesifikkan terhadap

penanaman bambu, perawatan dan juga maanfaat penggunaan bambu yang dapat

diaplikasikan kedalam elemen-elemen arsitektural. Dengan alasan bambu saat ini

hampir punah dan perlu adanya pembudidayaan agar bambu di Indonesia tetap

ada.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

26

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan yang mempunyai batang

berongga dan beruas-ruas, banyak sekali jenisnya dan banyak juga memberikan

manfaat pada manusia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Bambu

merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena

memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh

sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan

klimatologi tempat bambu ditanam.

Bambu merupakan sumber bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan

banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis

atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. Orang Indonesia sudah lama

memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian,

kerajinan, alat musik, dan makanan. Namun, bambu belum menjadi prioritas

pengembangan dan masih dilihat sebagai "bahan milik kaum miskin yang cepat

rusak". Pemanfaatan bambu harus didukung oleh upaya reboisasi dan pengelolaan

yang ramah lingkungan.

Dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur berupaya

menjaga ketersediaan bambu, tidak hanya untuk kebutuhan produksi, akan tetapi

untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan kualitas lingkungan. Bambu

menghasilkan biomassa tujuh kali lipat dibanding hutan pepohonan. Selain itu

rumpun bambu berperan dalam mencegah erosi karena dapat memperkuat ikatan

partikel dan menahan pengikisan tanah. Berikut jenis-jenis bambu yang

ditemukan dijawa yang kemudian dibudidayakan dalam Pusat Kegiatan dan

Dokumentasi Arsitektur.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

27

1. Bambu petung atau betung (Dendrocalamus asper). Bambu ini tumbuh subur

di hampri semua pulau besar di Indonesia. Memiliki dinding yang tebal dan

kokoh serta diameter yang dapat mencapai lebih dari 20 cm. Dapat tumbuh

hingga lebih 25 meter. Bambu petung banyak digunakan untuk tiang atau

penyangga bangunan. Juga sering di belah untuk keperluan reng atau usuk

bangunan. Bambu petung yang paling umum ada dua jenis yakni dan petung

hitam seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.13 Bambu Petung atau Dendrocalamus asper

(Sumber: http://www.sahabatbambu.com)

2. Bambu hitam atau bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea). Banyak

tumbuh di jawa dan sumatra. Jenis bambu ini dapat mencapai diameter

hingga 14 cm dan tinggi lebih dari 20 meter. Banyak digunakan sebagai

bahan bangunan dan perabot bambu karena relatif lebih tahan terhadap hama.

Gambar 2.14 Bambu Wulung atau Gigantochloa atroviolacea

(Sumber: http://www.sahabatbambu.com)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

28

3. Bambu apus atau tali (Gigantochloa apus). Jenis ini banyak digunakan

sebagai komponen atap dan dinding pada bangunan. Diameter antara 4-10

cm. Juga sangat cocok untuk mebel dan kerajinan tangan.

Gambar 2.15 Bambu apus atau Gigantochloa apus

(Sumber: http://www.sahabatbambu.com)

Karenanya, pemanfaatan bambu harus diintegrasikan dengan upaya

pelestarian agar bambu tetap tersedia dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang

baik. Dengan pengelolaan bambu yang meliputi pembudidayaan, pengelolaan

rumpun, dan pengembangan produk yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Selain itu dalam bamboo garden sendiri terdapat ruang kelas atau kuliah sebagai

media pembelajaran, penelitian dan juga pengaplikasian. Berikut gambaran

standar mengenai ruang kelas.

Gambar 2.16 Ruang Kelas atau Kuliah

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

29

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur ini selain mewadahi fungsi

primer sebagai wadah kegiatan arsitektur terdapat fungsi penunjang yang akan

diwadahi sebagai area untuk menambah ilmu dan wawasan dunia arsitektur.

Ruang-ruangnya meliputi:

H. Food Court

Food Court merupakan salah satu fasilitas penunjang yang ada pada Pusat

Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur. Untuk dapat makan dengan nyaman,

seseorang membutuhkan meja dengan lebar rata-rata 60 cm dan ketinggian 40 cm.

Lebar keseluruhan untuk sebuah meja yang ideal adalah 80-85 cm. Jarak antara

meja dengan diniding kurang lebih 75 cm, karena satu kursi membutuhkan 50 cm

ruang gerak, pengaturan ruangan antara meja dan dinding sebagai area untuk

sirkulasi 100cm. berikut gambaran mengenai food court.

Gambar 2.17 Interior Food Court

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Gambaran di atas merupakan gambaran interior food court dengan pola

pengaturan tempat duduk melingkar baik itu tepat duduk dengan kapasitas banyak

maupun hanya dengan kapasitas 2-4 orang. Berikut standar penerapan pola tempat

duduk yang nantinya akan diterapkan pada rancangan Pusat Kegiatan dan

Dokumentasi Arsitektur.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

30

Gambar 2.18 Food Court

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Gambaran di atas merupakan gambaran mengenai standar tempat duduk pada

food court Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur. Selain gambaran standar

gambaran pola tempat duduk, yang perlu diperhatikan lagi jarak anatara tempat

duduk dan sirkulasi pejalan kaki agar nantinya pengunjung tidak saling

bertabrakan atau berdesakan. Berikut gambaran mengenai standar sirkulasi

berdasarkan besaran modul meja dan penggunanya.

Gambar 2.19 Food Court

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

31

Media utama sebuah tempat makan adalah ruang duduk. Jumlah meja atau kursi

sebaiknya dikelompokan secara teratur. Bentukan dan ukuran meja-meja dapat

disesuaikan dengan kebutuhan. Ketinggian lampu di ruang pengunjung adalah 5

m2= 2,50 m, lebih dari 50 m2 = 2,75 m, lebih dari 100 m2 = 3,00 m di atas atau di

bawah balkon 2,50 m.

I. Administrasi dan Pengelola

Dalam perancangan Ruang Administrasi dan Pengelola perlu adanya tata

ruang yang baik agar hubungan organisasi perkantoran dan konsepsi ruangan

dapat selaras. Luas bidang tempat kerja berlandaskan peraturan ketenagakerjaan.

Ruang kerja minimum 8 m2 luas lantai, ruang gerak bebas masing-masing

karyawan minimum 1,5 m2 atau lebar 1 m. Ruang udara minimum 12 m3 pada

aktivitas yang dilakukan sambil duduk, minimum 15 m3. Kedalaman ruangan

tergantung pada luas ruangan. Kedalaman rata-rata ruang kantor 4,50-6,00 m.

Berikut merupakan gambaran standar dari ruang kantor:

Gambar 2.20 Administrasi dan Pengelola

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

32

Gambaran di atas merupakan standar pola penataan meja pada Pusat

Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur nantinya. Selain itu gambaran di atas juga

menjelaskan gambaran standar kenyamanan bagi pengguna. Dengan ketinggian

meja yang dianjurkan kurang lebih 75 cm. lebih jauh dalam ruang administrasi

dan pengelola yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan sebuah lemari

penyimpanan barang maupun dokumen-dokumen. Berikut standar gambaran

mengenai kebutuhan lemari penyimpanan pada ruang administrasi dan pengelola.

Gambar 2.21 Administrasi dan Pengelola

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

J. Gudang

Kebutuhan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi tak luput dari kebutuhan adanya

gudang. Ruang ini berfungsi untuk tempat penyimpanan perlengkapan, baik

perlengkapan untuk pameran dan alat-alat lain yang dibutuhkan dalam sebuah

ruang pamer atau exhibition. Di bawah ini dijelaskan mengenai sistematika

pembagian gudang (pergudangan), yaitu pembagian sistem pergudangan yang

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

33

menjadi acuan dalam menentukan standar yang akan dipakai dalam Pusat

Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur adalah sebagai berikut:

Gambar 2.22 Gudang

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Dari gambaran di atas, Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur

menggunakan sistem gudang statis, karena pergudangan pada gallery lebih terarah

pada sistem pergudangan yang melayani penyimpanan barang-barang untuk

pameran atau exhibition saja, tidak melayani pergudangan secara sentral ke

bangunan pendukung lain selain gallery. Setelah ditetapkan sistem pergudangan

yang dipakai, maka kajian selanjutnya adalah mengenai bagian-bagian dalam

ruangan yang dipakai sebagai standar perancangan. Di bawah ini adalah gambar

standar pemakaian perabot gudang yang dipakai serta dimensinya:

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

34

Gambar 2.23 Standar dimensi gudang

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Dari gambar di atas diperoleh standar untuk dimensi gudang. Tinggi maksimal rak

atau lemari penyimpanan adalah 3m. sedangkan lebar tiap rak 2,7m dan lebar 3m.

K. Masjid

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur merupakan bangunan dengan

banyak fungsi dan kompleks massa sebagai pusat kegiatan dan pembelajaran bagi

kalangan akademis, instansi, dan masyarakat. Tak hanya itu, kebutuhan Pusat

Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur tak lengkap jika tanpa adanya sarana ibadah

untuk pengunjung yaitu masjid. Pembagian ruangan pada masjid merupakan

ruang yang pada umumnya digunakan pada masjid, antara lain area sholat,

serambi, ruang pengelola, gudang, dan toilet. Selanjutnya akan dijelaskan

mengenai standar ruang-ruang yang ada pada masjid yang diperhitungkan dari

perabot dan kapasitas pengguna.

a. Ruang sholat

Ruang sholat arahnya mengikuti suatu ruang yang lebih kecil untuk satu

orang yang berukuran 0,85 m2. Ruang itu merupakan ruang persegi panjang yang

arahnya berkiblat ke Makkah. Tempat sujud (mihrab) berada di dekat ruang

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

35

keluar, di samping mimbar yang biasa digunakan untuk sholat jumat. Dan tempat

sholat antara laki-laki dan perempuan dipisah (Ernst dan Peter Neufert, 2002:

249). Berikut ini adalah standar zonasi masjid:

Gambar 2.24 Standar Zonasi Masjid(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Dari gambar di atas dapat dilihat standar zonasi ruang-ruang masjid,

sementara standar untuk luasan masjid akan diperhitungkan dari banyaknya

pengguna yang ada pada masjid serta beberapa perabot yang dibunakan seperti

mimbar.

Perhitungan luasan ruang sholat adalah dengan menggunakan perhitungan

jumlah orang yang sholat dikalikan dengan standar dimensi per orang yaitu 0,85

m2. Standar tersebut diperoleh dari gambar berikut:

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

36

Gambar 2.25 Standar Dimensi Orang Sholat(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Dari gambar tersebut diperoleh standar seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya. Jumlah pengguna yang diperhitungkan adalah seperti perhitungan

pada pengunjung yang datang, jumlah pengguna masjid adalah 300 orang/hari,

dengan demikian, standar luasan yang digunakan untuk area sholat adalah 300 m2.

a) Serambi

Serambi merupakan ruangan semi terbuka yang membedakan antara ruang

luar masjid dan ruang dalam masjid. Pada serambi, standar luasan yang dipakai

adalah sepertiga bagian dari ruang sholat, standar tersebut diperoleh dari gambar

standar zonasi masjid seperti pada penjelasan sebelumnya. Jadi, dari perhitungan

pada ruang sholat, dipakai sepertiga untuk luasan serambi masjid, yaitu 90 m2

pada masing-masing sisi masjid.

L. Parkir

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi arsitektur adalah bangunan dengan sistem

kompleks oleh karena itu dibutuhkan sistem parkir yang central, namun di setiap

massa terdapat parkir alternatif yang disediakan untuk kebutuhan dari setiap

massa, misalnya untuk loading dock. Sedangkan untuk central, disediakan parkir

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

37

untuk bus, mobil dan motor. Jadi sistem parkir untuk bus menggunakan sistem

parkir pararel, karena kebutuhan space untuk bus lebih besar. Berikut gambaran

sistem parkir bus dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.26 Standar Sistem Parkir(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Selain gambar sistem pararel untuk bus, mobil dan motor menggunakan

sistem yang lain, yaitu sistem parkir dengan kemiringan 30°. Berikut standar

gambaran sirkulasi dengan pola kemiringan:

Gambar 2.27 Standar Sistem Parkir(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Dari gambar tersebut dapat dipakai sebagai perhitungan luas lahan parkir pada

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur. Banyaknya mobil diperhitungkan

sesuai dengan banyaknya pengguna yang datang ke Pusat Kegiatan dan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

38

Dokumentasi Arsitektur yaitu 500 orang dalam satu hari. Jumlah ini dipakai

sebagai standar pengguna yang disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk

exhibition dengan perhitungan kapasitas bangunan. Lebih jauh lagi perhitungan

jumlah kendaraan dipakai rata-rata menggunakan mobil dengan kapasitas 6 orang,

mobil dengan kapasitas 4 orang, dan motor untuk 2 orang. Prosentasi yang dipakai

adalah 50 % mobil dengan kapasitas 6 orang, 30 % mobil dengan kapasitas 4

orang, dan 20 % motor untuk 2 orang. jadi diperoleh perhitungan jumlah mobil

tipe a (6 orang) adalah 84 mobil, jumlah mobil tipe b (4 orang) 75 mobil, dan 100

motor. Dari perhitungan tersebut digunakan untuk mengetahui jumlah luas parkir

yang dibutuhkan untuk bus adalah dengan gambaran standar dimensi bus sebagai

berikut:

Gambar 2.28 Standar Dimensi Bus(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Dari gambaran di atas dapat diketahui dimensi bus adalah 30 m2, dengan

demikian khusus parkir bus membutuhkan 90 m2. Selain itu untuk standar dimensi

mobil dapat diketahui lewat gambar berikut:

Gambar 2.29 Standar Mobil(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

39

Dari gambaran di atas dapat diketahui dimensi mobil pribadi adalah 12,98 m2,

dengan demikian khusus parkir bus membutuhkan 52 m2 dengan kapasitas 13

mobil dengan jumlah penumpang 52 orang. Selain itu untuk standar dimensi

motor dapat diketahui lewat gambar berikut:

Gambar 2.30 Standar Motor(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

Dari gambar tersebut diketahui dimensi motor dipakai 2,5 m2. Dengan

demikian dibutuhkan luasan perkir untuk 100 motor adalah 250 m2. Jadi, secara

keseluruhan luasan untuk parkir adalah 392 m2.

2.2 Kajian Tema: Dekonstruksi Arsitektur

Istilah dekonstruksi pertamakali digunakan dalam Ilmu Kesustraan dan Ilmu

Filsafat Perancis dengan arti sebagai metode. Pada tahun 1970-an

deconstructivism atau deconstructivist architecture atau yang lazim disebut

dekonstruksi hadir sebagai pelengkap langgam arsitektur. Arsitektur dekonstruksi

juga dapat dikatakan sebagai suatu pendekatan desain bangunan yang merupakan

usaha-usaha percobaan untuk melihat arsitektur dari sisi yang lain (Zaha Hadid,

1998).

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

40

Gambar 2.31 Standar Motor(Sumber: www.zaha-hadid.com)

Menurut Nietzche dan Derrida, Dekonstruksi adalah terdiri dari komponen de

dan dis yang bila diartikan Dekonstruksi itu tidak sentral. Berikut beberapa

pernyataan kunci oleh Derrida:

1) Dekonstruksi bukan semata-mata metoda kritis.

2) Sikap dekonstruksi senantiasa afirmatif, dan tidak negatif.

3) Dekonstruksi adalah suatu cara untuk mempertanyakan “architecture” dalam

filosofi dan barangkali “architecture” sendiri.

4) “Deconstructive Architecture” adalah bukan untuk membangun sesuatu yang

nyeleneh, sia-sia, tanpa bisa dihuni, tetapi untuk membebaskan seni

bangunan dari segala keterselesaian yang membelenggu.

5) Dekonstruksi tidak sesederhana untuk melupakan masa lalu, tapi membuat

“inscripsi” kembali yang melibatkan rasa hormat pada tradisi dalam bentuk

“memorial”.

6) Dekonstruksi tidak semata-mata theoretikal, tetapi juga membina dan

membangun struktur-struktur baru, namun tidak pernah menganggap selesai.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

41

7) Dekonstruksi senantiasa memberikan perhatian dan pada kelipatgandaan,

keanekaragaman dan mempertajam keunikan-keunikan yang tak dapat

direduksi dari masing-masing.

Dekonstruksi menolak secara seimbang terhadap yang menghubungkannya

dengan sesuatu yang spesifik modern ataupun Post-modern.

2.2.1 Arsitektur Dekonstruksi

1. Teori Dekonstruksi

Arsitektur dekonstruksi dalam pembahasan ini, perlu ditinjau secara

singkat pemahaman Jacques Derrida tentang bahasa, metode dekonstruksi, serta

kritiknya terhadap phonosentrisme dan logosentrisme.

a) Metode Dekonstruksi

Dekonstruksi menurut Derrida adalah metode membaca teks secara teliti,

sehingga premis-premis yang melandasinya dapat digunakan untuk meruntuhkan

argumentasi yang disusun atas premis tersebut. Derrida mengaitkan metode

dekonstruksi dengan kritik terhadap "metaphysics of presence" yang menjadi

acuan dasar para filosof tradisional.

b) Phonosentrisme

Usaha untuk mendekonstruksi oposisi antara bahasa ucapan dan bahasa

tulisan menurut Derrida dapat dilakukan melalui kritik terhadap “metaphysics

of presence” ia misalnya mengritik Hussed yang mencoba menemukan bukti

kehadiran diri lewat suara. Husserl berargumentasi bahwa ketika berbicara,

manusia berhadapan dengan dirinya secara berbeda dibanding ketika ia menulis.

Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa bahasa tidak lagi bersifat statis dan stabil

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

42

seperti yang diduga oleh para kelompok strukturalisme, elemen–elemen bahasa

tidak bisa didefinisikan, karena harus senantiasa dibaca ditelusuri dalam kaitan

dengan yang lain.

c) Logosentrisme

Metapisika adalah sistem berfikir yang berlandas pada "oposisi binary",

dua kutub yang satu dengan lain saling menyangkal, Oposisi binary

mencerminkan suatu cara memandang atau ideologi yang cenderung

menarik garis tegas antara apa yang bisa diterima dan apa yang harus ditolak,

antara yang dianggap benar dan yang salah, antara permukaan dan isi.

2. Pelaksanaan Arsitektur Dekonstruksi

Pendekatan metode aplikasi dekontruksi berada pada dua sisi yaitu

Dekonstruksi Derridean dan Dekonstruksi Non–Derridean, dimana Pembagian

tersebut oleh penulis dikaitkan dengan titik berat komponen kata dekonstruksi itu

sendiri oleh Derrida titik beratnya berada pada De dan Dis sedangkan untuk

aplikasi pada sisi arsitektur itu sendiri sudah mempunyai reduksi ke konstruksi

dimana titik berat berada pada kata konstruksi. Pada intinya penjabarannya berada

pada ide atau konsep yang diterapkan oleh perencana arsitektur tersebut.

A. Dekonstruksi Derridean

a) Dekonstruksi Teks

Dekonstruksi dapat dilakukan pada teks arsitektur seperti karya Vitruvius, Le

Corbusier, dan penulis lainnya, dengan cara mencari “kontradiksi intemalnya”.

b) Dekonstruki Program.

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

43

Dekonstruksi dapat dilakukan terhadap program yang dominan dalam tradisi

arsitektur modern, seperti konsep estetika murni, kaitan bentuk dengan fungsi, dan

lain–lain.

B. Dekonstruksi Non-Derridean

Dekonstruksi Non–Derridean mencakupi dekonstruksi bentuk dan struktur

bangunan, yang didasarkan pada konsep–konsep disruption, deviation, dan

distortion sehingga menyebabkan stabilitas dan identitas bentuk–bentuk murni

terganggu.

1) Dekonstruksi Bentuk Arsitektural

dekonstruksi dalam bentuk arsitektur dapat dilakukan melalui beberapa cara

antara lain:

a) Secara intelektual, melalui permainan sistem-sistem geometri yang

komplek dan canggih, seperti banyak dilakukan oleh Peter Eisenman.

b) Secara pragmatik atau mekanik, melalui model trial-and-error, sketsa dan

eksperimen lapangan, seperti dilakukan oleh Frank Gehry, Zaha Hadid dan

Coop Himmelblau.

c) Secara intuitif, melalui pengembangan respons dan impuls kreatif dalam

diri arsitek, seperti terjadi pada Rem Koolhaas dan OMA.

2) Dekonstruksi Struktur

Dekonstruksi struktur umumnya dilakukan melalui metode pragmatis trial–

and–eroor, dan dibedakan sebagai berikut:

a) Dekonstruksi Konstruksi Massa seperti pada "Choral Work" karya

Peter Eisenman dan Derrida.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

44

b) Dekonstruksi Konstruksi. Bidang seperti pada "Best Products" karya

James Wines dan Site atau "Berlin Museum" karya Daniel Libeskind.

c) Dekonstruksi konstruksi rangka seperti pada karya–karya Coop

Himmelblau.

3. Aliran dalam Arsitektur Dekonstruksi

Ada beberapa perbedaan aliran dalam dekonstruksi, yang nantinya

membuat tiap arsitek akan memiliki ciri khas aliran sendiri. Bagian dekonstruksi

tersebut sebagai berikut:

1) Fragmentation and Discontinuity

Pecahan dan discontinuity. Aliran ini dianut oleh Frank Gehry yang telah

memecahkan keseluruhan bentukan menjadi berbagai bagian pecahan dan

menjajarkan pecahan-pecahan tadi dengan filsafat seni.

2) Neo Constructivist yang dipelopori Rem Koolhas dan OMA

Inversional rotasi dari potongan-potongan besar menjadi dekomposisi

perspektif. Tschumi yang memperlihatkan permainan sirkulasi, grid, strip,

dan confetti. Dalam Neo constructivist, Zaha Hadid juga terkenal dengan

flying beam dan cocktail stick.

3) Follies, Bernard Tschumi

Persilangan antara late Constructivist Chernikov, estetik dari Kandinsky dan

dekonstruksi Perancis (Foucault dan Derrida). Mereka ini terkenal dan

diperhitungkan sebagai titik pergerakan kemajuan constructivist, akan tetapi

ide dan bentuk yang sama disintesis dan diambil sebagai titik ekstrim oleh

Daniel Libeskind.

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

45

4) Positive Nihilism, Peter Eisenman

Tema ini selalu menomor duakan figure retorisnya dan disublimasi menjadi

satu set perubahan. Hampir seluruh bagian arsitektur Peter Eisenman bersifat

sangat abstrak (meskipun sekarang beberapa representasi konvensional telah

masuk), tetapi ia tetap konsisten.

4. Prinsip Arsitektur Dekonstruksi

Prinsip-prinsip Arsitektur Dekonstruksi, dapat diuraiakn sebagai berikut:

1) Tidak ada yang absolut dalam arsitektur. Tidak ada satu cara atau gaya yang

terbaik. Gaya klasik, tradisional, modern, dan lainnya mempunyai posisi dan

kesempatan yang sama untuk berkembang.

2) Tidak ada antologi dan teologi dalam artsitektur. Tidak ada tokoh atau figure

yang perlu didewakan.

3) Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus segera diakhiri.

Perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah pada keragaman

pandangan dan tata nilai.

4) Visiocentrism atau pengutamaan indera penglihatan dalam arsitektur harus

diakhiri. Potensi indera lain harus dimanfaatkan pula secara seimbang.

5) Arsitektur tidak lagi identik dengan produk bangunan. Arsitektur terkandung

dalam ide, gambar, model, dan fisik bangunan dengan jangkauan dan

aksentuasi yang berbeda. Prioritas yang diberikan pada ide, gambar, model,

kebangunan harus setara karena ide, gambar, dan model tidak hanya

berfungsi sebagai simulasi atau representasi gedung, tetapi bisa menjadi

produk atau tujuan akhir arsitektur.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

46

Dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur, metode

penerapan tema yang paling mendekati adalah metode atau prinsip arsitektur

dekonstruksi deriddean, yaitu dekonstruksi program. Lebih jauh lagi, dalam

metode atau prinsip dekonstruksi program Bernard Tschumi mendasarkan karya-

karyanya melalui strategi disjunction.

Tabel 2.1 Tabel Penjabaran Tema

DekonstruksiProgram Prinsip Penjabaran Rancangan

CrossProgramming

Mengkombinasikandua program

sedemikian rupasehingga

konfigurasi ruangprogram pertamamengkontaminasi

program dankonfigurasi ruang

kedua

Intersection(Persimpangan)

Dapat melaluiprogram ruang dan

bentuk yangmenyimpang dari

biasanya

- Penerapan dapatberupa program ruang

gallery danexhibition yangcenderung lebih

menekankan padaaspek-aspek visual,

rasa, raba dan dengar.- Penerapan dapat

berupa bentukbangunan yangdicapi melalui

aspek-aspek titik-garis-bidang yang

membentyk sebuahruang

Repetition(Pengulangan)

Pengulangan yangditekankan berupa

perulangan-perulangan bentukatau program ruangyang sama sekali

berbeda

-Pengulangan sebuahprogram ruang dapat

diterapkan padaprogram ruang

temporary exhibitiondan kebun

Qualification(Kualifikasi)

Mengklasifikasikanprogram-program

ruang secaracontinuitas

Mengklasifikasikanprogram ruang

berdasarkanpergerakan-

pergerakan ruangmulai dari memorial

berupa galeri,exhibition berupa

pameran hasil karya,kegiatan-kegiatanarsitektur berupa

Studio, Auditorium,

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

47

Perpustakaan, danWorkshop.

Distortion(Pemutarbalikan)

Pemutarbalikan yangmenekankan padadasar-dasar bentuk

Penerapan padamasing-masingkarakter massa

bangunan. Selain itupola bentuk dan

denah massabangunan yang

cenderung distorsi.

Fragmentation(Terbelah-belah)

Pemutarbalikan yangmenekankan padadasar-dasar bentuk

Prinsip fragmentasidapat diterapkanpada bentuk dan

tampilan bangunanyang mana tiap-tiap

massa bangunanmemiliki karakterkhusus akan tetapi

tetap memilikikesatuan denganmassa bangunan

yang lain.Sumber : Analisis, 2012

2.3 Kajian Kesilaman

Tinjauan keislaman terkait dengan Perancangan Pusat Kegiatan dan

Dokumentasi Arsitektur adalah tentang bagaiman menjalin suatu hubungan

persaudaraan dan solidaritas antar sesama. Yang mana pada perancangan objek ini

para arsitek dan mahasiswa dituntut untuk berperan aktif dalam memajukan

perkembangan arsitektur yang ada di Indonesia dengan alasan lebih kuat untuk

menjalin tali silaturrahim yang kuat agar selalu mendapat ridho Allah Swt.

Kesetiaan kepada Allah, persaudaraan, dan solidaritas, adalah sifat-sifat

penting orang beriman. Al-Qur'an mengatakan bahwa semua orang beriman

adalah bersaudara. Mereka adalah orang-orang yang berbagi perasaan yang sama,

berjuang untuk akhir yang sama, mengikuti kitab yang sama, dan berjuang untuk

tujuan yang sama. Akibatnya solidaritas menjadi keunggulan alami dari sebuah

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

48

komunitas orang beriman. Allah memuji kasih sayang orang beriman ini di dalam

ayat berikut:

Berpegang teguhlah kamu sekalian pada agama Allah, dan janganlah kamu berpecah

belah. Ingatilah karunia Allah kepadamu, ketika kamu dahulunya bermusuh-musuhan,

lalu dipersatukan-Nya hatimu, sehingga kamu dengan karunia Allah itu menjadi

bersaudara. Dan kamu dahulunya berada di tepi jurang neraka, lalu Allah

melepaskanmu dari sana. Demikianlah Allah menjelaskan keterangan-keteranganNya

kepadamu supaya kamu mendapat petunjuk”. (Qs. Al-Imran/4: 103).

Orang-orang beriman adalah orang-orang rendah hati yang memiliki rasa

persahabatan dan kasih sayang satu sama lain. Karenanya solidaritas dan

persatuan diantara mereka terpelihara secara alami. Namun di dalam komunitas

semacam ini ada saja hal-hal yang membuat kita tetap harus berhati-hati karena

sikap yang salah dapat menyebabkan perpecahan dan menciptakan iklim yang

merusak solidaritas di antara orang-orang yang beriman.

Dari penjabaran ayat diatas, keterkaitan Integrasi dengan Pusat Kegiatan dan

Dokumentasi Arsitektur adalah nilai solidaritas. Solidaritas dijunjung tinggi guna

mencapai satu tujuan yang sama yaitu memajukan arsitektur di Indonesia. Berikut

penjabaran keterkaitan antara Integrasi dan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi

Arsitektur:

Tabel 2.2 Tabel Penjabaran Integrasi Keislaman

Obyek Integrasi KesimpulanPusat Kegiatan

dan DokumentasiArsitektur

Secara garis besar,Pusat Kegiatan

dan DokumentasiArsitektur dapat

Bagaiman menjalinsuatu hubungan

persaudaraan dansolidaritas antar

sesama. Yang manapada perancangan

objek ini para arsitek

Pusat Kegiatan danDokumentasi

Arsitektur yangberfungsi sebagai

wadah kegiatan dandokumentasi

mengenai arsitektur

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

49

diartikan sebagaibangunan yang

mempunyai fungsisebagai gedung

atau tempat segalamacam kegiatan

yang terkaitdengan Arsitektur,

mulai darikegiatan sosialdan pendidikanyang dikemas

secara apresiatif,edukatif,

komunikatif danrekreatif.

dan mahasiswadituntut untuk

berperan aktif dalammemajukan

perkembanganarsitektur yang ada di

Indonesia denganalasan lebih kuat

untuk menjalin talisilaturrahim yangkuat agar selalu

mendapat ridho AllahSwt.

di Indonesia,mencoba

mempersatukanmasyarakat,

akademis danpraktisi arsitek.

Wujud solidaritasdapat diterapkandalam program-

program ruang yangada pada PusatKegiatan danDokumentasi

Arsitektur

Sumber : Analisis, 2012

2.4 Kajian Studi Banding

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur adalah bangunan massa yang

mempunyai fungsi yang saling mendukung satu sama lain. Dalam

perancangannya, diambil satu obyek sebagai studi banding dan pembelajaran

dalam perancangan. Studi banding tersebut meliputi studi banding obyek dan

studi banding tema yang mengambil satu contoh bangunan yang sama.

2.4.1 Kajian Studi Banding Obyek MAXXI National Museum of XXI Century

Art

Dalam perancanga Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur mengambil

satu obyek yang dijadikan perbandingan. Karena dalam Pusat Kegiatan dan

Dokumentasi Arsitektur memiliki karakter yang sama dengan MAXXI National

Museum di Roma Italia.

MAXXI National Museum of XXI Century Art merupakan salah satu obyek

yang memiliki fungsi yang sama dengan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

50

Arsitektur. Berikut uraian terperinci mengenai kajian arsitektural yang ada pada

MAXXI National Museum of XXI Century Art.

1. Lokasi

Lokasi MAXXI National Museum of XXI Century Art terletak di lingkungan

Flaminio Roma, Italia. Museum Nasional MAXXI didirikan dipertengahan kota

dan diapit oleh gedung-gedung tua disekitarnya. Keberadaan Museum Nasional

MAXXI bertujuan untuk mengembalikan citra perkotaan yang telah lama diblokir

selama satu abad. Penataan arsitektur didasarkan pada gagasan dari sebuah

kampus urban. Dalam MAXXI, gagasan sebuah bangunan "tertutup" memberikan

cara untuk dimensi yang lebih luas, menciptakan ruang-ruang indoor dan outdoor

yang menjadi bagian dari kota sekitarnya. Berikut gambaran mengenai lokasi

Museum Nasional MAXXI:

Gambar 2.32 Lokasi MAXXI National Museum of XXI Century Art

(Sumber : http://www.archinnovations.com/featured-projects/museums/zaha-hadid-

architects-maxxi-national-museum-of-xxi-century-arts-in-rome/)

2. Fasilitas

MAXXI memiliki beberapa fasilitas, antara lain auditorium, perpustakaan

dan media perpustakaan, toko buku, kafetaria, ruang untuk pameran temporer,

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

51

ruang luar, tinggal acara dan kegiatan komersial, laboratorium, dan tempat-tempat

untuk belajar dan rekreasi. Berikut uraian dimensi Museum Nasional MAXXI:

Tabel 2.3 Dimensi Museum Nasional MAXXI

Ruang Eksterior 19.640 m2Ruang Interior 21.200 m2Ruang Pameran 10.000 m2Fasilitas:

a) Auditoriumb) Perpustakaanc) Media Centerd) Coffe Shope) Restoranf) Admin

6.000 m2

MAXXI Arte 4.077 m2MAXXI Arsitektur 1.935 m2

(Sumber : http://www.archinnovations.com/featured-projects/museums/zaha-hadid-

architects-maxxi-national-museum-of-xxi-century-arts-in-rome/)

a) Auditorium

Merupakan salah satu fasilitas penunjang pada Museum Nasional MAXXI.

Auditorium digunakan sebagai ruang kuliah atau ruang pertemuan. Dalam

Museum Nasional MAXXI memiliki dua auditorium. Masing-masing auditorium

letaknya berada pada lantai Ground dan lantai satu. Berikut gambaran mengenai

auditorium pada Museum Nasional MAXXI:

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

52

Gambar 2.33 Auditorium MAXXI National Museum

(Sumber : http://www.archinnovations.com/featured-projects/museums/zaha-hadid-

architects-maxxi-national-museum-of-xxi-century-arts-in-rome/)

b) Exsterior Space (Ruang Eksterior)

Merupakan fasilitas eksterior berupa space atau ruang luar sebagai penyatu

antara bangunan dan lingkungan disekitarnya. Dalam fasilitas eksterior, Museum

Nasional MAXXI menekankan ruang luar juga berperan sebagai ruang aktivitas.

Berikut beberapa gambaran failitas Exterior Space pada Museum Nasional

MAXXI:

Gambar 2.34 Exterior Space MAXXI National Museum

(Sumber : http://www.archinnovations.com/featured-projects/museums/zaha-hadid-

architects-maxxi-national-museum-of-xxi-century-arts-in-rome/)

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

53

c) Entrance Hall and Lobby

Salah satu titik poin dari sebuah bangunan adalah entrance. Dalam studi

obyek Museum Nasional MAXXI, entrance hall dan lobby merupakan salh satu

fasilitasnya. Dimana merupakan ruang tunggu pengunjung, selain itu terdapat juga

sebuah reception sebagai pusat informasi mengenai tempat-tempat dan koleksi

yang terdapat pada Museum Nasional MAXXI. Berikut gambaran mengenai

enterance hall dan lobby dari Museum Nasional MAXXI:

Gambar 2.35 Entrance Hall dan Lobby MAXXI National Museum

(Sumber : http://cafenaivete.blogspot.com/2011/02/maxxi-national-museum-of-21st-

century.html)

Dari gambar diatas dapat sebuah kesimpulan, dalam Museum Nasional MAXXI

fasilitas enterance hall, lobby, dan reception saling menyatu dan berkaitan

sehingga mempermudah pengunjung untuk mendapatkan sebuah informasi

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

54

mengenai koleksi atau apa saja yang terdapat dalam Museum Nasional MAXXI.

Berikut gambaran mengenai Reception:

Gambar 2.36 Reception MAXXI National Museum

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/)

d) Gallery

Gallery merupakan fasilitas utama dalam Museum Nasional MAXXI. Karena

koleksi didalamnya meliputi banyak koleksi, salah satu koleksi didalamnya

mengenai Contemporary Arts dan Architecture. Berikut gambaran dan letak

gallery dalam Museum Nasional MAXXI:

Gambar 2.37 Reception MAXXI National Museum

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/)

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

55

Dari gambaran diatas, gallery merupakan fasilitas untuk memamerkan dan

mengoleksi lebih dari 300 karya yang ada didalamnya. Antara lain MAXXI Seni

mengoleksi karya-karya dari Boetti, Clemente, Kapoor, Kentridge, Merz, Penone,

Pintaldi, Richter, Warhol dan banyak lainnya. Sedangkan MAXXI Arsitektur

mengoleksi karya-karya dari desain Carlo Scarpa, Aldo Rossi, Pierluigi Nervi dan

lain-lain, serta proyek-proyek dari penulis kontemporer seperti Toyo Ito, Italo

Rota dan Giancarlo De Carlo, dan koleksi fotografi dari Atlas proyek Italia.

e) Exhibition Suite

Merupakan fasilitas utama dari Museum Nasional MAXXI. Dalam

exhibition hall memiliki dua katagori antara lain MAXXI seni dan MAXXI

Arsitektur. MAXXI tersebut memamerkan karya-karya terbaik dari desainer,

seniman dan arsitek-arsitek terkenal baik dari negeri sendiri maupun luar negeri.

Berikut gambaran perletakan exhibition suite dalam Museum Nasional MAXXI:

Gambar 2.38 Exhibition Suite 1 Ground Floor

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/1-og-atrium-3/)

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

56

Gambaran diatas merupakan denah ground yang terdapat dalam Museum

Nasional MAXXI. Exhibition Suite di lantai ground hanya terdapat satu ruang

sedangkan yang lainnya merupakan fasilitas penunjang. Berikut gambaran

mengenai Exhibition Suite di lantai selanjutnya:

Gambar 2.39 Exhibition Suite 2, 3, 4 pada Lantai 1

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/1-og-atrium-3/)

Dari gambaran di atas, Exhibition Suite terdapat tiga ruang (Suite 2, 3, dan 4).

Sedangkan fasilitas lainnya merupakan Entrance Hall dan Auditorium. Berikut

merupakan gambaran Exhibition Suite selanjutnya:

Gambar 2.40 Exhibition Suite 5 dan 6 pada Lantai 2

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/1-og-atrium-3/)

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

57

Gambaran diatas merupakan Exhibition Suite yang terdapat lantai 2. Exhibition

Suite hanya dua ruang, yaitu Suite 5 dan 6 sedangkan yang lainnya adalah

entrance hall dan auditorium. Berikut salah satu Exhibition Suite yang terdapat

pada Museum Nasional MAXXI:

Gambar 2.41 Exhibition Suite 1 pada Lantai 1

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/1-og-atrium-3/)

3. Sirkulasi Bangunan

Sirkulasi dalam Museum Nasional MAXXI dikatakan cukup baik

dikarenakan memiliki beberapa entrance sehingga mempermudah pengunjung

untuk memasuki Museum Nasional MAXXI. Berikut gambaran perletakan atau

posisi Entrance pada ground floor Museum Nasional MXXI:

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

58

Gambar 2.42 Exhibition Suite 1 pada Lantai 1

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/1-og-atrium-3/)

Dari gambaran di atas dapat diketahui posisi atau perletakan entrance pada

Museum Nasional MAXXI. Entrance tersebut hampir pada setiap sisi bangunan,

namun hanya ada dua entrance yang menjadi utama yaitu terletak pada entrance

hall dan yang berdekatan dengan reception. Selain itu sirkulasi yang menarik

dalam Museum Nasional MAXXI adalah tangga penghubung ke tiap-tipa lantai.

Berikut gambaran tangga penghubung dalam Museum Nasional MAXXI:

Gambar 2.43 Tangga penghubung pada Museum Nasional MAXXI

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/1-og-atrium-3/)

Page 53: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

59

4. Perletakan Massa dan Pembagian Ruang

Dalam kajian studi obyek kali ini membahas perletakan massa dan

pembagian ruang pada Museum Nasional MAXXI. Perletakan massa pada

Museum Nasional MAXXI sangatlah bertolak belakang dengan bangunan-

bangunan umum seperti biasanya, tetapi tetap memiliki kesatuan bentuk dan

massa yang solid. Selain itu pembagian ruang pada Museum Nasional MAXXI

dapat diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2.4 Dimensi Museum Nasional MAXXI

Total Site Area 29.000 m2Ruang Eksterior 19.640 m2Ruang Interior 21.200 m2Ruang Pameran 10.000 m2MAXXI Arte 4.077 m2MAXXI Arsitektur 1.936 m2

(Sumber : http://www.archinnovations.com/featured-projects/museums/zaha-hadid-

architects-maxxi-national-museum-of-xxi-century-arts-in-rome/)

Dari uraian tabel diatas dapat kita ketahui, pembagian ruang pada Museum

Nasional MAXXI memiliki zona-zona ruang yang flexible. Terdiri dari zona

publik secara keseluruhan karena memang bangunan dikhususkan untuk ruang

publik.

2.4.2 Kajian Studi Banding Tema: New Acropolis Museum

Dalam kajian studi banding tema, objek yang dijadikan studi banding tema

adalah New Acropolis Museum. Karena dalam perancangan Pusat Kegiatan dan

Dokumentasi Arsitektur yang bertemakan Arsitektur Dekonstruksi memiliki

kesamaan dengan obyek New Acropolis Museum yang di rancang oleh Arsitek

Bernard Tschumi.

Page 54: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

60

Gambar 2.44 Tangga penghubung pada Museum Nasional MAXXI

(Sumber : http://www.arthitectural.com/zaha-hadid-architects-maxxi-national-museum-

of-xxi-arts/1-og-atrium-3/)

Sebelum membahas lebih jauh mengenai studi banding tema Arsitektur

Dekonstruksi. Berikut uraian metode dan prinsip Arsitektur Dekonstruksi yang di

fokuskan pada Dekonstruksi program.

Tabel 2.5 Tabel Penjabaran Tema

DekonstruksiProgram Prinsip

CrossProgramming

(Mengkombinasikandua program

sedemikian rupasehingga

konfigurasi ruangprogram pertamamengkontaminasi

program dankonfigurasi ruang

kedua)

Intersection(Persimpangan)

Repetition(Pengulangan)Qualification(Kualifikasi)

Distortion(Pemutarbalikan)

Fragmentation(Terbelah-belah)

Uraian di atas merupakan prinsip atau metode yang akan dibahas dalam

kajian tema. Pendekatan tema lebih spesifik terhadap metode-metode yang

dilakukan Bernard Tschumi dalam New Acropolis Museum. Penjelasan lebih

spesifik dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 55: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

61

1. Pendekatan perancangan

Dalam perancangan New Acropolis Museum konsep yang ditekankan oleh

Bernard Tschumi adalah strategi disjunction. Dalam hala ini arsitek mencoba

menerapkkan dalam beberapa aspek, antara lain:

A. Zoning

Dalam New Acropolis Museum terbagi menjadi 3 level lantai yaitu, level 1

berupa memorial gallery atau bentuk didasarkan pada penggalian arkeologi yang

di orientasikan sampai ke level paling atas. Sedangkan untuk level 2 merupakan

zona archaic gallery, roman period gallery, dan post-parthenon gallery.

Sedangkan pada level 3 merupakan pathenon gallery. Dalam New Acropolis

Museum zoning atau pembagian level dibuat secara continuitas sebagai wujud

pengingat atau mengembalikan citra sejarah yang silam. Seolah-olah bangunan

memiliki cerita sejarah mulai dari awal penggalian arkeologi sampai ke bentuk

pendokumentasian. Berikut gambaran mengenai zonasi yang ada pada New

Acropolis Museum:

Page 56: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

62

Gambar 2.45 Pembagian level lantai

(Sumber: http://www.archdaily.com/61898/new-acropolis-museum-bernard-tschumi-

architects/)

B. Sirkulasi

Sistem sirkulasi yang diterapkan berupa kontinuitas sebagai perwujudan

pergerakan manusia didalam bangunan. Alur yang dibuat seolah-olah bercerita

mengenai sejarah acropolis sendiri. Selain itu permainan viod pada bangunan

merupakan wujud interaksi pada tiap pengunjung pada bangunan.

Gambar 2.46 Alur Sirkulasi

(Sumber: http://www.archdaily.com/61898/new-acropolis-museum-bernard-tschumi-

architects/)

C. Program ruang

Page 57: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

63

Ruang-ruang yang deprogram ulang oleh Bernard Tschumi adalah galeri,

yang mana galeri dibuat lebih terbaca dan mudah dipahami oleh pengunjung.

Selain secara visual, galeri dbuat lebih dapt dirasa dengan suasana ruang

cenderung dramatis dan juga didukung dengan adanya tekstur yang dapat diraba

pada obyek yang dipamerkan. Berikut gambaran mengenai program ruang yang

ada pada New Acropolis Museum:

Gambar 2.47 Program Ruang

(Sumber: http://www.archdaily.com/61898/new-acropolis-museum-bernard-tschumi-

architects/)

Dari gambaran di atas, galeri yang ada pada New Acropolis Museum dibuat lebih

informative. Penggabungan antara dua program ruang yaitu galeri dan ruang luar.

Fasad sebagai display yang disajikan berupa sebuah multimedia bergerak

mengenai acropolis tersebut. Selain itu program ruang yang diterapkan berupa

memorial archaic dengan sirkulasi dan juga ruang-ruang lain yang ada pada New

Acropolis Museum. Menghadirkan bidang transparan berupa void dan glass

transparan sebagai perwujudan prinsip intersection (persimpangan) dari program-

program ruang yang sebelumnya. Berikut gambaran mengenai program ruang lain

berdasarkan prinsip intersection:

Page 58: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

64

Gambar 2.48 Program Ruang

(Sumber: http://www.archdaily.com/61898/new-acropolis-museum-bernard-tschumi-

architects/)

D. Bentuk

Bentuk New Acropolis Museum diperoleh dari pendekatan yang menerapkan

sistem grid point, grid point pada gambar kawasan. Selain itu adanya oerwujudan

distorsi atau pemutarbalikan dari bentuk dasar geometri dengan alasan level-3

pada New Acropolis Museum view atau pandangan diarahkan pada museum yang

lama yang ada pada lereng gunung sebelah lokasi bangunan.

Page 59: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

65

Gambar 2.49 Strategi Grid Point

(Sumber: http://www.archdaily.com/61898/new-acropolis-museum-bernard-tschumi-

architects/)

Gambar 2.50 Strategi Distortion

(Sumber: http://www.archdaily.com/61898/new-acropolis-museum-bernard-tschumi-

architects/)

Dari gambaran di atas, arsitek mencoba bereksplorasi melalui banyak cara seperti

abstraksi bentuk dan program ruang pada New Acropolis Museum.

Page 60: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

66

Tabel 2.6 Metode penafsiran tema dekonstruksi pada New Acropolis Museum

Metoda atau Prinsip Aplikasi / Penafsiran

Dis Programming

Program ruang : Penerapan program

ruang yang saling berkaitan antara satu

dengan yang lainnya.

Bentuk bangunna dan fasad sebagai

display pameran yang dapat bergerak

dengan tujuan menghasilkan program

ruang yang dapat dilihat secara visul,

dirasakan, dan didengar

Intersection

Bentuk : Penyimpangan bentuk dari skala

keseluruhan dilihat dari bentuk

keseluruhan baik itu kaki, badan serta

kepala bangunan.

Program Ruang : juga mengalami

penyimpangan dari apa yang namanya

fungsi, fungsi lebih terlihat informative

seperti yang terletak pada level 1 New

Acropolis Museum.

Distortion

Fragmentation

Bentuk : Prinsip bentuk bangunan yang

menyimpang dari bentuk-bentuk yang ada

disekitarnya

Ruang : Program ruang yang terkesan

tidak simetri

(Sumber : Analisis, 2012)

2.5. Tinjauan Lokasi Perancangan

Mengingat bahwa proyek yang direncanakan adalah bangunan fasilitas pendidikan

dengan fasilitas galeri sebagai fasilitas utama, maka kriteria-kriteria yang

sebaiknya dipertimbangkan saat menentukan lokasi adalah :

Page 61: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

67

· Lokasi tapak sebaiknya berada di atau dekat dengan pusat kota, selain

pencapaiannya mudah juga diharapkan lebih berpotensi menarik

pengunjung.

· Lokasi tapak sebaiknya strategis dengan melihat fungsi bangunan-

bangunan lain disekitarnya yang sekiranya dapat menunjang hidupnya

fasilitas-fasilitas dalam rencana proyek.

· Adanya fasilitas Workshop dan Perpustakaan yang membutuhkan

ketenangan untuk kenyamanan aktivitas didalamnya, maka meskipun

tapak berada di atau dekat dengan pusat kota, harus dipertimbangkan pula

batas-batas yang melingkupi tapak.

· Tapak membutuhkan view dan Susana ruang luar yang asri dan bernuansa

alami, sehingga dapat menunjang fasilitas Workshop dimana pengguna

dan pelakunya dapat lebih mudah memperoleh inspirasi dari ruang luar

yang asri dalam menciptakan kreasinya.

Dengan mempertimbangkan kiteria-kriteria diatas, maka lokasi tapak yang

direncanakan untuk rancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi Arsitektur

adalah:

A. Lokasi berda di Jl. Kampus ITN II (depan Kampus ITN II)

1. Potensi yang mendukung

· Jl. Kampus ITN merupakan kawasan asri dan memiliki potensi view yang

sangat alami.

· Pencapaian ke lokasi tapak memiliki 3 jalur utama. Pertama dari Arah

Surabaya, Kedua dari Arah Batu, dan Ketiga dari Arah Kota.

Page 62: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

68

Gambar 2.51 Lokasi Site 1

(Sumber: Ernst and Peter Neufert Architects Data)

2. Batas Tapak

a) Sebelah Utara : Persawahan

b) Sebelah Selatan : Kampus ITN II

c) Sebelah Barat : Persawahan

d) Sebelah Timur : Persawahan dan Permukiman

Gambar 2.52 Batas Site 1

(Sumber: Analisis 2012)

3. Ketentuan lahan

a) Fasilitas Pendidikan

Page 63: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

69

Untuk menentukan arahan intensitas bangunan fasilitas pendidikan yang ada

di Kec. Lowokwaru, dibedakan berdasarkan skala pelayanannya, karena skala

pelayanan ini akan mempengaruhi intensitas kegiatan yang ditimbulkan, yaitu :

· Fasilitas pendidikan skala regional/nasional, berupa fasilitas pendidikan

Perguruan Tinggi. Arahan intensitas bangunannya yaitu KDB 50 – 60 %,

KLB 0,5 – 3 serta TLB 1 -5 lantai.

· Fasilitas pendidikan skala kota/kecamatan, mulai dari pendidikan dasar

(TK dan SD) hingga SLTA arahan intensitas bangunannya yaitu KDB 50

– 60 %, KLB 0,5 – 1,2, serta TLB 1 – 3 lantai.

· Fasilitas pendidikan skala Lingkungan (TK dan SD) arahan intensitasnya

yaitu KDB 40 – 60 %, KLB 0,4 – 1,2, serta TLB 1 – 2 lantai.

Jadi dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi arsitektur ini

menggunakan lahan dengan ketentuan lahan fasilitas pendidikan skala regional

atau nasional dengan kesimpulan sebagai berikut:

· Rencana Guna Lahan RDTRk : Fasilitas Pendidikan

· Arahan Rencan Guna Lahan RTRK Kec. Lowokwaru : Fasilitas

Pendidikan

· KDB : 50-60 %

· KLB : 0.5-3

· TLB : 1-5 Lantai

b) Kelebihan dan Kekurangan lokasi tapak

· Memiliki view yang berpotensi, sehingga dapat memberikan suasana sejuk

dan nyaman.

Page 64: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

70

· Jauh dari keramaian kota, karena posisi tapak masuk 100 Meter dari jalan.

B. Lokasi berda di Jl. Veteran (samping Matos)

1. Potensi yang mendukung

· Jl. Veteran merupakan pusat kota dan berada dikawasan kampus

· Pencapaian ke lokasi tapak memiliki banyak jalur utama karena memang

lokasi site yang berada di tengah kota

· Peruntukan lahan sesuai dengan yang ditentukan oleh pemerintah yaitu

peruntukan untuk pendidikan.

Gambar 2.53 Lokasi Site 2

(Sumber: Analisis 2012)

2. Batas Tapak

a) Sebelah Utara : Permukiman

b) Sebelah Selatan : Makam Pahlawan

c) Sebelah Barat : Permukiman

Page 65: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

71

d) Sebelah Timur : Kampus Universitas Negeri Malang

Gambar 2.54 Batas Site 2

(Sumber: Analisis 2012)

3. Ketentuan lahan

a) Fasilitas Pendidikan

Untuk menentukan arahan intensitas bangunan fasilitas pendidikan yang ada

di Kec. Lowokwaru, dibedakan berdasarkan skala pelayanannya, karena skala

pelayanan ini akan mempengaruhi intensitas kegiatan yang ditimbulkan, yaitu :

· Fasilitas pendidikan skala regional atau nasional, berupa fasilitas

pendidikan Perguruan Tinggi. Arahan intensitas bangunannya yaitu KDB

50 – 60 %, KLB 0,5 – 3 serta TLB 1 -5 lantai.

· Fasilitas pendidikan skala kota/kecamatan, mulai dari pendidikan dasar

(TK dan SD) hingga SLTA arahan intensitas bangunannya yaitu KDB 50

– 60 %, KLB 0,5 – 1,2, serta TLB 1 – 3 lantai.

· Fasilitas pendidikan skala Lingkungan (TK dan SD) arahan intensitasnya

yaitu KDB 40 – 60 %, KLB 0,4 – 1,2, serta TLB 1 – 2 lantai.

Jadi dalam perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi arsitektur ini

menggunakan lahan dengan ketentuan lahan fasilitas pendidikan skala regional

atau nasional dengan kesimpulan sebagai berikut:

· Rencana Guna Lahan RDTRk : Fasilitas Pendidikan

Page 66: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1124/7/07660056 Bab 2.pdf · digunakan para ahli dalam dua pengertian sebagai berikut: Pusat Kegiatan dan

Pusat Kegiatan dan Dokumentasi ArsitekturTema : Dekonstruksi

Achmad Fauzan Mubarok | 07660056

72

· Arahan Rencan Guna Lahan RTRK Kec. Lowokwaru : Fasilitas

Pendidikan

· KDB : 50-60 %

· KLB : 0.5-3

· TLB : 1-5 Lantai

b) Kelebihan dan Kekurangan lokasi tapak

· Aksesibilitas yang tepat karena lokasi site berada di tengah kota

· Didukung dengan keberadaan kampus-kampus disekitar site.

· Kesesuaian dengan obyek perancangan Pusat Kegiatan dan Dokumentasi

Arsitektur.

· Kesesuaian dengan peruntukan lahan.

· Kesesuaian dengan tema dekonstruksi.