BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu...

26
15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintas Lalu lintas di dalam Undang Undang Nomor 22 tahun 2009 didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas, sedangkan yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Menurut Subekti lalu lintas adalah “Segala penggunaan jalan umum dengan suatu alat pengangkut. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung pembangunan nasional sebagai upaya untuk memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lalu lintas dan angkutan jalan harus dikembangkan potensi dan perananya untuk menciptakan keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pembangan ilmu pengetahuan, serta mengurangi tingkat angka kecelakaan. 6 Lalu lintas sejatinya adalah kegiatan lalu-lalang atau gerak kendaraan orang atau hewan dijalanan. Masalah yang dihadapi dalam perlalulintasan adalah keseimbangan antara kapasitas jaringan jalan dengan banyaknya kendaraan dan orang yang berlalu-lalang menggunakan jalan tersebut. Jika kapasitas jaringan jalan sudah hampir jenuh, apalagi terlampaui, maka yang 6 Subekti. 1983.Kamus Hukum. Jakarta.Pradnya Paramita. hlm. 74

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintas

Lalu lintas di dalam Undang Undang Nomor 22 tahun 2009

didefinisikan sebagai gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas,

sedangkan yang dimaksud dengan Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana

yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan, orang, atau barang yang

berupa Jalan dan fasilitas pendukung. Menurut Subekti lalu lintas adalah

“Segala penggunaan jalan umum dengan suatu alat pengangkut. Lalu lintas

dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mendukung pembangunan nasional sebagai upaya untuk memajukan

kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan oleh Undang Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lalu lintas dan angkutan jalan harus

dikembangkan potensi dan perananya untuk menciptakan keamanan,

ketertiban, dan kesejahteraan, ketertiban berlalu lintas dalam rangka

mendukung pembangunan ekonomi dan pembangan ilmu pengetahuan, serta

mengurangi tingkat angka kecelakaan.6

Lalu lintas sejatinya adalah kegiatan lalu-lalang atau gerak kendaraan

orang atau hewan dijalanan. Masalah yang dihadapi dalam perlalulintasan

adalah keseimbangan antara kapasitas jaringan jalan dengan banyaknya

kendaraan dan orang yang berlalu-lalang menggunakan jalan tersebut. Jika

kapasitas jaringan jalan sudah hampir jenuh, apalagi terlampaui, maka yang

6Subekti. 1983.Kamus Hukum. Jakarta.Pradnya Paramita. hlm. 74

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

16

terjadi adalah kemacetan lalu lintas. Persoalan ini sering diracukan sebagai

persoalan angkutan.7

B. Tinjauan Umum Tentang Kecelakaan Lalu Lintas

Pada pasal 1 angka 24 UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan, menjelaskan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu

peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan

kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban

manusia dan kerugian harta benda. Sedangkan pada Wikipedia menjelaskan

bahwa kecelakaan lalu lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan

bermotor tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang

kecelakaan ini dapat mengakibatkan luka-luka atau kematianmanusia atau

binatang.

Faktor-Faktor Kecelakaan Lalu Lintas :

1. Faktor Manusia

Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan,

hampir semua kejadian kecelakaan di lakukan dengan melanggar rambu-

rambu lalu lintas. Pelanggaran terjadi karena ketidak sadaran manusia

dalam pelanggaran lalu lintas atau juga manusia tidak mengetahui arti dari

rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

mengendarai kendaraan tidak aturan seperti ugal-ugalan, dipakai area

balap, bahkan mengendarai dalam kondisi mabuk. Disamping itu juga, saat

7Suwardjoko P. Warpani. 2002.Pengelolaan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Institute

Teknologi Bandung. hlm. 1

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

17

mudik banyak keluarga yang mengendarai sepeda motor yang tidak tau

aturan, satu keluarga dalm satu motor. Motor satu dipakai 4-5 orang.

Seperti itulah yang mengakibatkan kecelakaan lalu lintas terjadi dari faktor

manusia.

2. Faktor Kendaraan

Kondisi kendaraan yang akan di jadikan sebagai alat transportasi kia juga

harus di perhatikan, apakah kendaraan memang sudah siap dikendarai atau

belum di jalan raya. Bahkan masih ada yang perlu diperbaiki. Faktor

kendaraan yang sering terjadi yaitu ban pecah, rem blong, bensin habis

bahkan ada mesin yang kurang, yang mengakibatkan kecelakaan pada diri

kita. Untuk itu kita harus sering-sering memperhatikan dan memperbaiki

kendaraan kita.

3. Faktor Jalan

Faktor jalan terkait dengan jarak pandang kita, banyak jalanan yang rusak,

bergelombang yang sangat berbahaya bagi pengendara sepeda motor. Jalan

bergelombang banyak juga mengakibatkan ketidak stabilan dan

keseimbangan dalam mengendara, sehingga pengendara akan sulit

mengendalikan kendaraannya yang mengakibatkan bisa menabrak

pengendara lainnya. Tidak hanya jalan berlubang dan bergelombang, jalan

berliku juga bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Saat pengendara

tidak sadar dan tidak mengetahui adanya tikungan diatas jurang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

18

pengendara bisa terjun ke dalam jurang dan belum tentu juga selamat bagi

pengendara.

4. Faktor Cuaca

Faktor cuaca juga bisa menjadi dampak yang buruk, terutama pada musim

hujan. Apabila saat hujan deras masih mengendarai kendaraan pasti

perasaan kita tidak enak dan tidak karuan. Saat hujan deras bahkan

berangin, hendaknya kita berhenti dahulu sampai hujannya reda. Bisa

terjadi kecelakaan dengan pohon tumbang dan lawan arah karena jalanan

tidak jelas dari jarak pandang kita.8

C. Tinjauan Umum Tentang Jalan

Berdasarkan pasal 1 angka 12 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu-Lintas dan Angkutan Jalan, jalan adalah keseluruhan bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan

bagi lalu lintas umum, yang ada pada permukaan tanah, di atas permukaan

tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,

kecuali jalan rel dan jalan kabel. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

adalah ruang lalu lintas, terminal dan perlengkapan jalan yang meliputi

marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali danpengaman

pengguna jalan, alat pengawasan dan pengaman jalan serta fasilitas

pendukung.9

8Wikipedia, Kecelakaan Lalu Lintas dalam http://id.wikipedia.org, access 20 April 2017.

9Wikipedia. Pengertian Jalan dalam https://id.wikipedia.org access 20 April 2017.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

19

Kondisi jalan dapat pula menjadi salah satu penyebab terjadinya

kecelakaan lalu lintas. Dengan rekayasa, para ahli merancang sistem jaringan

dan rancang bangun jalan dan mengurangi atau mencegah tindakan yang

membahayakan keselamatan lalu lintas. Jalan perlu dilengkapi dengan

berbagai kelengkapan guna membantu pengaturan arus lalu lintas, yakni :

marka jalan, pulau lalu lintas, jalur pemisah, lampu lalu lintas, pagar

pengamanan dan rekayasa lalu lintas lainya.10

Jenis-Jenis Jalan

1. Jalan Raya~ Jalan Raya adalah jalur - jalur tanah di atas permukaan bumi

yang dibuat oleh manusia dengan bentuk, ukuran - ukuran dan jenis

konstruksinya sehingga dapat digunakan untuk menyalurkan lalu lintas

orang, hewan dan kendaraan yang mengangkut barang dari suatu tempat

ke tempat lainnya dengan mudah dan cepat.

2. Jalan Khusus~ Jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instasi,

badan usaha. Perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan

sendiri.

3. Jalan Tol~ Jalan tol atau pengertian jalan bebas hambatan adalah jalan

umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan

nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Tol adalah

sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.

Kategori Jalan :

10

Suwardjoko P. Warpani. Op.cit., hlm. 114

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

20

1. Pengaturan jalan adalah kegiatan perumusan kebijakan perencanaan,

penyusunan perencanaan umum, dan penyusunan peraturan perUndang

Undangan jalan.

2. Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis,

pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan

pengembangan jalan.

3. Pengembangan jalan adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran,

perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan

pemeliharaan jalan.

4. Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan

tertib pengaturan, pembinaan, dan pengembangan jalan.

5. Penyelenggaraan jalan adalah pihak yang melakukan peraturan,

pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan sesuai dengan

kewenangannya.

6. Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan

pengendalian jalan masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan

sebanding serta dilengkapai dengan pagar ruang milik jalan.

Bagian-bagian jalan meliputi :

1. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang

pengamannya.

2. Ruang milik jalan meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu

diluar ruang manfaat jalan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

21

3. Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu diluar ruang milik

jalan yang ada dibawah pengawasan penyelenggara jalan.

Pengelompokan jalan dimaksudkan untuk mewujudkan kepastian

hukum penyelenggaraan jalan sesuai dengan kewenangan Pemerintah dan

pemerintah daerah. Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam

jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

1. Jalan nasional, merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem

jaringan jalan primer yang menghubungkan antaribukota provinsi, dan

jalan strategis nasional, serta jalan tol.

2. Jalan provinsi, merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan

primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota

kabupaten/kota, atau antaribukota kabupaten/kota, dan jalan strategis

provinsi.

3. Jalan kabupaten, merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer

yang tidak termasuk jalan yang menghubungkan ibukota kabupaten

dengan ibukota kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten

dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat kegiatan lokal, serta jalan umum

dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan

strategis kabupaten.

4. Jalan kota, adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang

menghubungkan antarpusat pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat

pelayanan dengan persil, menghubungkan antarpersil, serta

menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

22

5. Jalan desa, merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan

dan/atau antarpermukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan.11

D. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Hukum

Sebagai makhluk sosial maka sadar atau tidak sadar manusia selalu

melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling) dan hubungan hukum

(rechtsbetrekkingen)12

. Suatu hubungan hukum akan memberikan hak dan

kewajiban yang telah ditentukan oleh peraturan erUndang Undangan,

sehingga apabila dilanggar akan mengakibatkan pihak pelanggar dapat

dituntut dipengadilan.

Tiap hubungan hukum tentu menimbulkan hak dan kewajiban,selain

itu masing-masing anggota masyarakat tentu mempunyai hubungan

kepentingan yang berbeda-beda dan saling berhadapan atau berlawanan,

untuk mengurangi ketegangan dan konflik maka tampil hukum yang

mengatur dan melindungi kepentingan tersebut yang dinamakan perlindungan

hukum. Perlindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan

terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat

preventif maupun yang bersifat represif, baik yang tertulis maupun tidak

tertulis.13

Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari

fungsi hukum, yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan,

ketertiban, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian Perlindungan hukum

merupakan salah satu hal terpenting dalam unsur suatu negara hukum. Hal

11

Aliq Asyory. 2008.Rekayasa Lalu Lintas. Universitas Muhammadyah Malang. hlm. 7 12

R. Soeroso, 2006, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 49. 13

Anonim, Perlindungan Hukum dalam http://statushukum.com , access 20 April 2017.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

23

tersebut dianggap penting, karena dalam pembentukan suatu negara akan

dibentuk pula hukum yang mengatur tiap-tiap warga negaranya.

Satjipto Raharjo mendefinisikan Perlindungan Hukum adalah Upaya

melindungi kepentingan seseorang dengan cara memberikan suatu kekuasaan

kepada orang tersebut untuk melakukan tindakan yang dapat memenuhi

kepentingannya.14

Sementara itu, Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa,

Perlindungan Hukum adalah suatu tindakan untuk melindungi atau

memberikan pertolongan kepada subyek hukum, dengan menggunakan

perangkat-perangkat hukum.15

E. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan hukum bagi korban kecelakaan

akibat jalan rusak

Pada prinsipnya perlindungan hukum bagi korban kecelakaan lalu lintas

bila disebabkan oleh rusaknya jalan merupakan tanggung - jawab dari

pemerintah sebagai pihak paembuat jalan. Ketentuan mengenai hal tersebut

tertuang dalam beberapa sumber hukum sebagai berikut :

Dalam pasal 240 Undang Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan mengatur tentang hak korban kecelakaan lalu

lintas yaitu :

a. Mendapat pertolongan dan perawatan dari pihak yang bertanggung - jawab

atas terjadinya kecelakaan lalu lintas dan atau/pemerintah,

14

Satjipto Raharjo, 2003, Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Kompas, Jakarta, h. 121 15

Philipus M. Hadjon, 2011, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajah

MadaUniversity Press, Yogyakarta, h. 10.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

24

b. Mendapatkan ganti kerugian dari pihak yang bertanggung - jawab atas

terjadinya kecelakaan lalu lintas

c. Mendapatkan santunan kecelakaan lalu lintas dari perusahaan asuransi

Penjabaran hak – hak korban kcelakaan lalu lintas adalah sebagai berikut :

1) Pertolongan dan perawatan

Pasal 240 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menunjukan bahwa hak

korban ini biasa diperoleh korban dari pihak yang bertanggung-jawab

atas terjadinya kecelakaan lalu lintas dan/atau pemerintah. Pengaturan

mengenai pihak yang bertanggung-jawab atas terjadinya kecelakaan

lalu lintas darat hal tersebut sebenarnnya juga telah diatur pada pasal

sebelumnya yaitu dalam Pasal 231 ayat (1) UU Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan yang menjelaskan bahwa pengemudi kendaraan

bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas, wajib:

a) Menghentikan kendaraan yang dikemudikannya

b) Memberikan pertolongan kepada korban

c) Melaporkan kecelakaan kepada Kepolisian Terdekat

d) Memberikan keterangan yang terkait dengan kejadian kecelakaan

Selanjutnya dalam Pasal 231 ayat (2) UU Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan dijelaskan pula bahwa pengemudi kendaraan bermotor yang

karena keadaan memaksa tidak dapat melaksanakan ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b, segera

melaporkan diri kepada Kepolisian Negara Republik Indoensia terdekat.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

25

Pemberian pertolongan dan perawatan terhadap korban kecelakaan lalu

lintas tidak hanya merupakan kewajiban dari pengemudi kendaraan

bermotor, dalam Pasal 232 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

menjelaskan pula bahwa setiap orang yang mendengar, melihat,

dan/atau mengetahui terjadinya kecelakaan lalu lintas wajib:

a. Memberikan pertolongan kepada korban kecelakaan lalu lintas

b. Melaporkan kecelakaan tersebut kepada Kepolisian Negara Republik

Indonesia, dan/atau

c. Memberikan keterangan kepada Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

2) Ganti kerugian

Ganti kerugian merupakan hak korban kecelakaan lalu lintas dari

pihak yang bertanggung-jawab atas terjadinya kecelakaan lalu

lintas, bukan hanya dimuat dalam Pasal 240 UU Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan tetapi diatur pula dalam UU Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan pada BAB XIV bagian ketiga mengenai kewajiban

dan tanggung jawab dan paragraf 1 mengenai kewajiban dan tanggung

jawab pengemudi, pemilik kendaraan bermotor, dan/atau perusahaan

angkutan, dalam Pasal 234 dijelaskan bahwa:

1. Pengemudi, pemilik kendaraan bermotor, dan/atau perusahaan

angkutan umum bertanggung-jawab atas kerugian yang diderita

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

26

oleh penumpang dan/atau pemilik barang dan/atau pihak ketiga

karena kelalaian pengemudi

2. Setiap pengemudi, pemilik kendaraan bermotor, dan/atau

perusahaan angkutan umum bertanggung-jawab atas kerusakan

jalan dan/atau perlengkapan jalan karena kelalaian atau kesalahan

pengemudi

3. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak

berlaku jika:

a. Adanya keadaan memaksa yang tidak dapat dielakkan atau di

luar kemampuan pengemudi

b. Disebabkan oleh perilaku korban sendiri atau pihak ketiga,

dan/atau disebabkan gerakan orang dan/atau hewan walaupun

telah diambil tindakan pencegahan

Besarnya nilai penggantian kerugian yang merupakan tanggung jawab

pihak yang menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu

lintas dapat ditentukan berdasarkan putusan pengadilanatau dapat

juga dilakukan diluar pengadilan jika terjadi kesepakatan damai di

antara para pihak yang terlibat dengan catatan kerugian tersebut

terjadi pada kecelakaan lalu lintas ringan.

Apabila korban kecelakaan lalu lintas meninggal dunia maka

berdasar Pasal 235 ayat (1) UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

pengemudi, pemilik, dan/atau perusahaan angkutan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

27

umummemberikan ganti kerugian wajib kepada ahli waris korban

berupa biaya pengobatan dan/atau biaya pemakaman.

Namun pemberian ganti kerugian atau bantuan tersebut tidak serta

merta menggugurkan tuntutan perkara pidana sebagaimana yang

dimaksud Pasal 230 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

3) Santunan kecelakaan lalu lintas

Sebagai pelaksanaan Pasal 239 ayat (2) UU Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan yang mengatur bahwa Pemerintah membentuk perusahaan

asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan

peraturan perUndang Undangan yaitu pemerintah mempunyai PT.

Jasa Raharja (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang tugas dan fungsinya ada 2 (dua) yaitu :

a) Memberikan santunan atas kejadian kecelakaan pada korban

kecelakaan lalu lintas darat, laut, udara, dan penumpang

kendaraan umum.

b) Menghimpun dana pajak kendaraan bermotor melalui Samsat

yang mana dana itu nantinya untuk membayar santunan.

Adapun cara memperoleh santunan adalah sebagai berikut:

1. Menghubungi kantor Jasa Raharja terdekat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

28

2. Mengisi formulir pengajuan dengan melampirkan : Laporan Polisi

tentang kecelakaan Lalu Lintas dari Unit Laka Satlantas Polres

setempat dan atau dari instansi berwenang lainnya.

a. Keterangan kesehatan dari dokter / RS yang merawat.

b. KTP / Identitas korban / ahli waris korban.

c. Formulir pengajuan diberikan Jasa Raharja secara cuma-

cuma

Untuk memperoleh dana santunan caranya adalah dengan mengisi

formulir yang disediakan secara Cuma-cuma oleh PT. Asuransi

Kerugian Jasa Raharja (Persero), yaitu :

a) Formulir model K1 untuk kecelakaan ditabrak kendaraan

bermotor dapat diperoleh di Polres dan Kantor Jasa Raharja

terdekat.

b) Formulir K2 untuk kecelakaan penumpang umum dapat

diperoleh di Kepolisian/Perumka/Syahbandar laut/Badar

Udara dan Kantor Jasa Raharja terdekat.

Dengan cara pengisian formulir sebagai berikut :

a. Keterangan identitas korban/ahli waris diisi oleh yang

mengajukan dana santunan.

b. Keterangan kecelakaan lalu lintas diisi dan disahkan oleh

Kepolisian atau pihak yang berwenang lainnya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

29

c. Keterangan kesehatan/keadaan korban diisi dan disahkan

rumah sakit/dokter yang merawat korban.

d. Apabila korban meninggal dunia, tentang keabsahan ahli

waris, diisi dan disahkan oleh pamong praja/lurah/camat

Dalam hal korban meninggal dunia, maka santunan meninggal dunia

diserahkan langsung kepada ahli waris korban yang sah, adapun yang

dimaksud ahli waris adalah :

1. Janda atau dudanya yang sah

2. Dalam hal tidak ada janda/dudanya yang sah, kepada anak-anaknya

yang sah

3. Dalam hal tidak ada Janda/dudanya yang sah dan anak-anaknya yang

sah, kepada Orang Tuanya yang sah

4. Dalam hal korban meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris,

kepada yang menyelenggarakan penguburannya diberikan

penggantian biaya-biaya penguburan

Terdapat hal-hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Menurut Undang Undang Nomor 33 Tahun 1964 Jo PP No 17 Tahun

1965 mengatur:

b. Korban yang berhak atas santunan yaitu Setiap penumpang sah dari

alat angkutan penumpang umum yang mengalami kecelakaan diri,

yang diakibatkan oleh penggunaan alat angkutan umum, selama

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

30

penumpang yang bersangkutan berada dalam angkutan tersebut, yaitu

saat naik dari tempat pemberangkatan sampai turun di tempat tujuan.

c. Jaminan Ganda

Kendaraan bermotor Umum (bis) berada dalam kapal ferry, apabila

kapal ferry di maksud mengalami kecelakaan, kepada penumpang bis

yang menjadi korban diberikan jaminan ganda.

d. Korban yang mayatnya tidak diketemukan

Penyelesaian santunan bagi korban yang mayatnya tidak diketemukan

dan atau hilang didasarkan kepada Putusan Pengadilan

Negeri.Menurut Undang Undang Nomor 34 Tahun 1964 Jo PP No 18

Tahun 1965 mengatur.16

Besarnya santunan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan RI No 36/PMK.010/2008 tanggal 26 Februari 2008 adalah:

No. Sifat Cidera

Santunan sesuai PMK No.

36/PMK.010/2008

1 Meninggal Dunia Rp. 25.000.000,-

2 Luka-Luka Rp. 10.000.000,-

3 Cacat Tetap Rp. 25.000.000,-

4 Biaya Penguburan Rp. 2.000.000,-

16

Hukum Online, Perlindungan Hukum Korban Kecelakaan Lalu lintas dalam

http://www.hukumonline.com, access 17 July 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

31

(apabila tidak ada ahli waris)

Namun, pemberian hak pada korban tersebut tidak berarti tidak

mengenal batas waktu (kadaluarsa) atau pengecualian. Hak santunan

menjadi gugur / kadaluwarsa jika :

a) Permintaan diajukan dalam waktu lebih dari 6 bulan setelah terjadinya

kecelakaan.

b) Tidak dilakukan penagihan dalam waktu 3 bulan setelah hak

dimaksud disetujui oleh jasa raharja

Beberapa pengecualian yang dimaksud, yaitu :

1. Dalam hal kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas jalan

a. Jika korban atau ahli warisnya telah memperoleh jaminan

berdasarkan UU No 33 atau 34/1964

b. Bunuh diri, percobaan bunuh diri atau sesuatu kesengajaan lain

pada pihak korban atau ahli waris

c. Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada waktu korban sedang

dalam keadaan mabuk atau tak sadar, melakukan perbuatan

kejahatan ataupun diakibatkan oleh atau terjadi karena korban

memiliki cacat badan atau keadaan badaniah atau rohaniah biasa

lain.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

32

2. Dalam hal kecelakaan yang terjadi tidak mempunyai hubungan dengan

resiko kecelakaan penumpang umum atau lalu lintas jalan

a. Kendaraan bermotor penumpang umum yang bersangkutan sedang

dipergunakan untuk turut serta dalam suatu perlombaan kecakapan

atau kecepatan

b. Kecelakaan terjadi pada waktu di dekat kendaraan bermotor

penumpang umum yang bersangkutan ternyata ada akibat gempa

bumi atau letusan gunung berapi, angin puyuh, atau sesuatu gejala

geologi atau metereologi lain.

c. Kecelakaan akibat dari sebab yang langsung atau tidak langsung

mempunyai hubungan dengan, bencana, perang atau sesuatu

keadaan perang lainnya, penyerbuan musuh, sekalipun Indonesia

tidak termasuk dalam negara-negara yang turut berperang,

pendudukan atau perang saudara, pemberontakan, huru hara,

pemogokan dan penolakan kaum buruh, perbuatan sabotase,

perbuatan teror, kerusuhan atau kekacauan yang bersifat politik

atau bersifat lain.

d. Kecelakaan akibat dari senjata-senjata perang

e. Kecelakaan akibat dari sesuatu perbuatan dalam penyelenggaraan

sesuatu perintah, tindakan atau peraturan dari pihak ABRI atau

asing yang diambil berhubung dengan sesuatu keadaan tersebut di

atas, atau kecelakaan yang disebabkan dari kelalaian sesuatu

perbuatan dalam penyelenggaraan tersebut.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

33

f. Kecelakaan yang diakibatkan oleh alat angkutan penumpang umum

yang dipakai atau dikonfliksi atau direkuisisi atau disita untuk

tujuan tindakan angkatan bersenjata seperti tersebut di atas

g. Kecelakaan yang diakibatkan oleh angkutan penumpang umum

yang khusus dipakai oleh atau untuk tujuan-tujuan tugas angkatan

bersenjata.

h. Kecelakaan yang terjadi sebagai akibat reaksi atom

3. Kecelakaan tunggal tidak ada lawan sehingga tidak ada yang menjamin,

karena sebetulnya jika kecelakaan 2 kendaraan bermotor yang 1

mendapat santunan (pihak yang tdk bersalah) dan yang 1 (pihak yang

bersalah) tidak mendapatkan secara otomatis melainkan atas kebijakan

Direksi. Hal ini yang tidak banyak diketahui masyarakat sehingga

masyarakat berasumsi bahwa kecelakaan 2 kendaraan bermotor, kedua-

duanya mendapat santunan.

Ketentuan Hukum lainya yang mengatur tentang perlindungan hokum

bagi korban kecelakaan lalu lintas yaitu :

Pasal 227 Undang-Udang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan, dalam hal terjadi Kecelakaan Lalu Lintas, petugas

Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib melakukan penanganan

Kecelakaan Lalu Lintas dengan cara:

1. mendatangi tempat kejadian dengan segera;

2. menolong korban;

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

34

3. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;

4. mengolah tempat kejadian perkara;

5. mengatur kelancaran arus Lalu Lintas;

6. mengamankan barang bukti; dan

7. melakukan penyidikan perkara

Pasal 238

1) Pemerintah menyediakan dan/atau memperbaik pengaturan, sarana, dan

Prasarana Lalu Lintas yang menjadi penyebab kecelakaan.

2) Pemerintah menyediakan alokasi dana untuk pencegahan dan penanganan

Kecelakaan Lalu Lintas.

Pasal 239

1) Pemerintah mengembangkan program asuransi Kecelakaan Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan.

2) Pemerintah membentuk perusahaan asuransi Kecelakaan Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan sesuai dengan peraturan perundang - undangan.17

F. Tinjauan Umum Tentang Efektifitas Hukum

Mengutip Ensiklopedia administrasi, menyampaikan pemahaman

tentang efektivitas sebagai berikut :

“Efektivitas adalah suatu keadaan yang mengandung pengertian

mengenai terjadinya suatu efek atau akibat yang dikehendaki, kalau

seseorang melakukan suatu perbuatan dengan maksud tertentu yang memang

17

Ibid.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

35

dikehendaki. Maka orang itu dikatakan efektif kalau menimbulkan atau

mempunyai maksud sebagaimana yang dikehendaki.”

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu hal dapat

dikatakan efektif apabila hal tersebut sesuai dengan dengan yang

dikehendaki. Artinya, pencapaian hal yang dimaksud merupakan pencapaian

tujuan dilakukannya tindakan-tindakan untuk mencapai hal tersebut.

Efektivitas dapat diartikan sebagai suatu proses pencapaian suatu tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya. Suatu usaha atau kegiatan dapat dikatakan

efektif apabila usaha atau kegiatan tersebut telah mencapai

tujuannya. Apabila tujuan yang dimaksud adalah tujuan suatu instansi maka

proses pencapaian tujuan tersebut merupakan keberhasilan dalam

melaksanakan program atau kegiatan menurut wewenang, tugas dan fungsi

instansi tersebut.18

Teori efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto adalah bahwa

efektif atau tidaknya suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) faktor, yaitu :

1. Faktor hukumnya sendiri (Undang Undang).

2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum.

3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.

4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku

atau diterapkan.

18

Anonim, Efektifitas Hukum dalam http://tesisdisertasi.blogspot.com, access pada tanggal

17 juni 2017.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

36

5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang

didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya, oleh karena

merupakan esensi dari penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur

daripada efektivitas penegakan hukum. Pada elemen pertama, yang

menentukan dapat berfungsinya hukum tertulis tersebut dengan baik atau

tidak adalah tergantung dari aturan hukum itu sendiri.19

Menurut Soerjono Soekanto ukuran efektivitas pada elemen pertama

adalah :

1. Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sistematis.

2. Peraturan yang ada mengenai bidang-bidang kehidupan tertentu sudah

cukup sinkron, secara hierarki dan horizontal tidak ada pertentangan.

3. Secara kualitatif dan kuantitatif peraturan-peraturan yang mengatur

bidang-bidang kehidupan tertentu sudah mencukupi.

4. Penerbitan peraturan-peraturan tertentu sudah sesuai dengan persyaratan

yuridis yang ada.

Pada elemen kedua yang menentukan efektif atau tidaknya kinerja

hukum tertulis adalah aparat penegak hukum. Dalam hubungan ini

dikehendaki adanya aparatur yang handal sehingga aparat tersebut dapat

19

Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2008), 8.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

37

melakukan tugasnya dengan baik. Kehandalan dalam kaitannya disini adalah

meliputi keterampilan profesional dan mempunyai mental yang baik.20

Menurut Soerjono Soekanto bahwa masalah yang berpengaruh

terhadap efektivitas hukum tertulis ditinjau dari segi aparat akan tergantung

pada hal berikut :

1. Sampai sejauh mana petugas terikat oleh peraturan-peraturan yang ada.

2. Sampai batas mana petugas diperkenankan memberikan kebijaksanaan.

3. Teladan macam apa yang sebaiknya diberikan oleh petugas kepada

masyarakat.

4. Sampai sejauh mana derajat sinkronisasi penugasan-penugasan yang

diberikan kepada petugas sehingga memberikan batas-batas yang tegas

pada wewenangnya.

Pada elemen ketiga, tersedianya fasilitas yang berwujud sarana dan

prasarana bagi aparat pelaksana di dalam melakukan tugasnya. Sarana dan

prasarana yang dimaksud adalah prasarana atau fasilitas yang digunakan

sebagai alat untuk mencapai efektivitas hukum. Sehubungan dengan sarana

dan prasarana yang dikatakan dengan istilah fasilitas ini21

, Soerjono Soekanto

memprediksi patokan efektivitas elemen-elemen tertentu dari prasarana,

dimana prasarana tersebut harus secara jelas memang menjadi bagian yang

memberikan kontribusi untuk kelancaran tugas-tugas aparat di tempat atau

lokasi kerjanya. Adapun elemen-elemen tersebut adalah :

20

Soerjono Soekanto, Penegakan Hukum (Bandung: Bina Cipta, 1983), 80. 21

Ibid, hal : 82.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

38

1. Prasarana yang telah ada apakah telah terpelihara dengan baik.

2. Prasarana yang belum ada perlu diadakan dengan memperhitungkan

angka waktu pengadaannya.

3. Prasarana yang kurang perlu segera dilengkapi.

4. Prasarana yang rusak perlu segera diperbaiki.

5. Prasarana yang macet perlu segera dilancarkan fungsinya.

6. Prasarana yang mengalami kemunduran fungsi perlu ditingkatkan lagi

fungsinya.

Kemudian ada beberapa elemen pengukur efektivitas yang tergantung

dari kondisi masyarakat, yaitu :

1. Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi aturan walaupun peraturan

yang baik.

2. Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan walaupun

peraturan sangat baik dan aparat sudah sangat berwibawa.

3. Faktor penyebab masyarakat tidak mematuhi peraturan baik, petugas atau

aparat berwibawa serta fasilitas mencukupi.

Elemen tersebut di atas memberikan pemahaman bahwa disiplin dan

kepatuhan masyarakat tergantung dari motivasi yang secara internal muncul.

Internalisasi faktor ini ada pada tiap individu yang menjadi elemen terkecil

dari komunitas sosial. Oleh karena itu pendekatan paling tepat dalam

hubungan disiplin ini adalah melalui motivasi yang ditanamkan secara

individual. Dalam hal ini, derajat kepatuhan hukum masyarakat menjadi salah

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

39

satu parameter tentang efektif atau tidaknya hukum itu diberlakukan

sedangkan kepatuhan masyarakat tersebut dapat dimotivasi oleh berbagai

penyebab, baik yang ditimbulkan oleh kondisi internal maupun eksternal.

Kondisi internal muncul karena ada dorongan tertentu baik yang

bersifat positif maupun negatif. Dorongan positif dapat muncul karena adanya

rangsangan yang positif yang menyebabkan seseorang tergerak untuk

melakukan sesuatu yang bersifat positif. Sedangkan yang bersifat negatif

dapat muncul karena adanya rangsangan yang sifatnya negatif seperti

perlakuan tidak adil dan sebagainya. Sedangkan dorongan yang sifatnya

eksternal karena adanya semacam tekanan dari luar yang mengharuskan atau

bersifat memaksa agar warga masyarakat tunduk kepada hukum. Pada takaran

umum, keharusan warga masyarakat untuk tunduk dan menaati hukum

disebabkan karena adanya sanksi atau punishment yang menimbulkan rasa

takut atau tidak nyaman sehingga lebih memilih taat hukum daripada

melakukan pelanggaran yang pada gilirannya dapat menyusahkan mereka.

Motivasi ini biasanya bersifat sementara atau hanya temporer.22

Menurut Soerjono Soekanto efektif adalah taraf sejauh mana suatu

kelompok dapat mencapai tujuannya. Hukum dapat dikatakan efektif jika

terdapat dampak hukum yang positif, pada saat itu hukum mencapai

22

Ibid, hal : 82

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang lalu lintaseprints.umm.ac.id/37881/3/jiptummpp-gdl-bimaharyoh... · rambu-rambu lalu lintas tersebut. Bahkan banyak anak muda yang

40

sasarannya dalam membimbing ataupun merubah perilaku manusia sehingga

menjadi perilaku hukum.23

Membicarakan tentang efektivitas hukum berarti membicarakan daya

kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa masyarakat untuk taat

terhadap hukum. Hukum dapat efektif jikalau faktor-faktor yang

mempengaruhi hukum tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.

Ukuran efektif atau tidaknya suatu peraturan perUndang Undangan yang

berlaku dapat dilihat dari perilaku masyarakat. Suatu hukum atau peraturan

perUndang Undangan akan efektif apabila warga masyarakat berperilaku

sesuai dengan yang diharapkan atau dikehendaki oleh atau peraturan

perUndang Undangan tersebut mencapai tujuan yang dikehendaki, maka

efektivitas hukum atau peraturan perUndang Undangan tersebut telah

dicapai.24

23

Soerjono Soekanto, Efektivitas Hukum dan Penerapan Sanksi (Bandung: CV. Ramadja

Karya, 1988), 80. 24

Ray Pratama Nugroho, Teori Efektifitas Hukum dalam http://raypratama.blogspot.co.id,

access 20 mei 2017.