BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39182/3/BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/39182/3/BAB II.pdf ·...
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widayanti (2012) dengan judul
penelitian analisis penyusunan anggaran biaya produksi. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu membandingkan penyusunan anggaran biaya
produksi menurut perusahaan dengan kajian teori. Hasil dari penelitian tersebut
adalah penyusunan anggaran biaya produksi pada PG. Madukismo belum sesuai
menurut kajian teori. Hal ini dapat dilihat dari prosedur penyusunan anggaran
biaya produksi yang dilakukan perusahaan.
Selanjutnya, penelitian dilakukan oleh Nugroho (2015) dengan judul
penelitian analisis anggaran biaya produksi karet pada PTPN XII Persero Kantor
Wilayah II Banjarsari Jember. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisis deskriptif. Hasil dari penelitian tersebut adalah penggunaan
anggaran haruslah juga disertai dengan analisa varians yang lebih mendalam
untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan yang ada, sehingga
kedepannya dapat diambil langkah yang diperlukan untuk dapat meminimalkan
varians yang tidak menguntungkan. Dengan demikian fungsi anggaran sebagai
alat perencanaan dan pengendalian dapat lebih efektif dan efisien.
Selanjutnya, penelitian dilakukan oleh Deasintha (2015) dengan judul
penelitian analisis anggaran dan realisasi biaya proyek pembangunan kantor dinas
pada cv. banyu bening di samarinda. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode dua selisih. Hasil dari penelitian tersebut adalah
6
terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab Ruang Perpustakaan dan
Rehab Ruang Kepala Dinas, sehingga hipotesis diterima.Bahwa antara anggaran
dan realisasi terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 2.834.719. selisih ini
berasal dari selisih harga bahan bangunan, selisih upah tenaga kerja langsung dan
selisish biaya overhead pabrik. Hasil analisis perusahaan berhasil mengendalikan
biaya. Dan biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan
perusahaan dalam mengerjakan proyek tepat waktu.
Kesimpulan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widayanti
(2012), Nugroho (2015), dan Deasintha (2015) adalah penelitian yang dilakukan
oleh Widayanti dan Nugroho belum efisien karena pada penelitian Widayanti
penyusunan anggaran biaya produksi pada PG. Madukismo belum sesuai menurut
kajian teori dan penelitian yang dilakukan Nugroho pada nilai anggaran lebih
besar dari nilai realisasi namun perusahaan belum melakukan analisa varians yang
lebih mendalam. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Deasintha terjadi
selisih menguntungkan dimana perusahaan berhasil mengendalikan biaya. Dan
biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan
dalam mengerjakan proyek tepat waktu.
B. Tinjauan Pustaka
1. Anggaran
a. Pengertian Anggaran
Anggaran sebagai salah satu alat bantu manajemen memegang peranan
penting karena dengan anggaran manajemen dapat merencanakan, mengatur,
dan mengevaluasi jalannya suatu kegiatan.
7
Berikut penulis mengemukakan beberapa definisi anggaran yang
dinyatakan oleh para ahli diantaranya:
Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukur yang
lain yang mencakup jangka waktu satu tahun (Mulyadi, 2001).
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan)
moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang
(Munandar, 2001).
Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan
sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu
(Garrison dan Noreen, 2000).
Jadi menurut beberapa para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
anggaran biaya produksi sangat penting peranannya untuk menentukan dan
mengetahui jumlah output, agar perusahaan memiliki keunggulan daya saing.
Salah satu syarat penting yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah
kemampuan dalam meningkatkan laba dan mengendalikan biaya-biaya
lainnya.
b. Manfaat dan Kegunaan Anggaran
Anggaran mempunyai beberapa manfaat, menurut Nafarin (2000)
menyatakan manfaat anggaran adalah sebagai berikut:
1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
8
2. Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai dalam kemampuannya bekerja.
3. Dapat memotivasi pegawai.
4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai.
5. Menghindari pemborosan dan pengeluaran pembayaran yang kurang
perlu.
6. Sumber daya seperti tenaga kerja, perlatan, dan dana dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin.
Adapun kegunaan dari anggaran tersebut adalah:
1. Anggaran memberikan suatu pendekatan disiplin untuk mengidentifikasi
dan memecahkan masalah.
2. Anggaran memberikan arah dan tujuan bagi seluruh tingkatan
manajemen.
3. Aggaran meningkatkan koordinasi dan aktivitas bisnis dalam mencapai
sasaran dan tujuan perusahaan.
4. Anggaran menyediakan saran untuk memperoleh ide-ide dan kerjasama
dari seluruh tingkatan manajemen keahlian dan pengetahuan dari semua
manajer diperlukan untuk mengembangkan rencana yang paling efektif
dan memungkinkan partisipaso dari pihak yang ada pada setiap tingkatan,
tidak hanya membawa ide-ide yang baik menjadi nyata tetapi juga
memberikan saran untuk mengkomunikasikan sasaran dukungan untuk
rencana terakhir.
9
c. Karakteristik dan Keterbatasan Anggaran
Menurut Mulyadi (2001) karakteristik anggaran adalah sebagai berikut:
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen yang berarti
bahwa para manajemen setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih
tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran, selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Keterbatasan anggaran menurut Christina (2002) yaitu:
1. Dalam penyusunan anggaran, penaksiran yang dipakai belum tentu
dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Seringkali keadaan yang digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran
mengalami perkembangan yang jauh berbeda daripada yang
direncanakan.
3. Karena menyusun anggaran melibatkan banyak pihak, maka secara
potensi dapat menimbulkan persoalan-persoalan hubungan kerja yang
dapat menghambat proses pelaksanaan anggaran.
4. Penganggaran tidak dapat terlepas dari penilaian subjektif pembuat
kebijakan terutama saat data dan informasi tidak lengkap dan tidak cukup.
10
d. Klasifikasi Anggaran
Sebagai alat bantu manajemen, anggaran perusahaan akan dapat mempunyai
lingkup yang luas. Seluruh kegiatan yang ada di dalam perusahaan akan terkait
dengan anggaran perusahaan. Maka anggaran perusahaan akan terdiri dari
berbagai macam anggaran yan mempunyai kegunaan sendiri-sendiri.
1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Variabel, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval
(kisar) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri
anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat-tingkat aktivitas atau
kegiatan yang berbeda. Misalnya: anggaran penjualan disusun berkisar
antara 500 unit sampe 1000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan
anggaran fleksibel.
b. Anggaran Tetap, yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat
kapasitas tertentu. Misalnya: penjualan direncanakan 1000 unit, dengan
demikian angaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1000
unit. Anggaran tetap disebut juga dengan anggaran statis.
2. Menurut cara penyusunannya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Periodik, yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode
tertentu, pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir
periode anggaran.
b. Anggaran Kontinu, yaitu anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan anggaran yang pernah dibuat.
11
3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran Jangka Pendek (Anggaran Taktis), yaitu anggaran yang dibuat
dengan jangka waktu paling lama satu tahun. Anggaran untuk keperluan
modal kerja merupakan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran Jangka Panjang (Anggaran Strategis), yaitu anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk
keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang
yang disebut anggaran modal. Anggaran jangka panjang tidak mesti
berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai
dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk.
Anggaran induk yang mengkondisikan rencana keseluruhan perusahaan untuk
jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan
dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi
menjadi anggaran bulanan.
a. Anggaran operasional adalah anggaran untuk menyusun anggaran laporan
rugi laba. Anggaran operasional antara lain terdiri dari:
Anggaran Penjualan
Anggaran Biaya Pabrik:
Anggaran Biaya Bahan Baku
Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
12
Anggaran Beban Usaha
Anggaran Laporan Laba Rugi
b. Anggaran keuangan adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca.
Anggaran keuangan antara lain terdiri dari:
Anggaran Kas
Anggaran Piutang
Anggaran Persediaan
Anggaran Utang
Anggaran Neraca
5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari:
a. Anggaran komprehensif, merupakan rangkaian dari berbagai macam
anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif
merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan
yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran partial, adalah anggaran yang disusun tidak secara lengkap,
anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya
karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran
operasional.
6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari:
a. Appropriation budget, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan
tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya:
anggaran untuk penelitian dan pengembangan.
13
b. Performance budget, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi
aktivitas yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui
batas.
e. Penyusunan Anggaran
Menurut Supriyono (2001) proses penyusunan anggaran sebagai berikut:
1. Menganalisis informasi masa laludan lingkungan luar yang diantisipasi
dan SWOT.
Manajemen puncak menganalisis masa lalu dan perubahan lingkungan
luar yang akan datang dapat diketahui melalui kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan ancaman yang dimiliki organisasi dari luar. Lingkungan luar
yang diselidiki dan dianalisis meliputi: kondisi perekonomian, persaingan,
selera konsumen, perkembangan teknologi, sosial, politik, kebijakan
pemerintah.
2. Menentukan perencanaan strategi
Manajemen puncak menyusun perencanaan yaitu dengan penentuan
tujuan organisasi dan strategi pokok yang akan digunakan untuk mencapai
tujuan tersebut.
3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok, dan program.
Manajemen puncak mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada
manajer divisi dan manajer bawahannya serta komite anggaran agar mereka
mengetahui tujuan yang akan dicapai dan cara-cara pokok untuk mencapai
tujuan tersebut.
14
4. Memilih taktik, mengkoordinasi kegiatan, dan mengawasi kegiatan.
Manajer divisi menyusun pemilihan taktik yaitu untuk memilih cara-cara
yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, manajer departemen membuat
keputusan pengoperasian yang berhubungan dengan pengkoordinasian semua
kegiatan dibawah departemen, adanya manajer seksi bertanggung jawab
untuk merencanakan pengawasan terhadap kegiatan seksinya.
5. Menyusun usulan anggaran.
Setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan
anggaran untuk bagian organisasi dibawahnya yaitu departemen usulan
anggaran semua divisi selanjutnya diserahkan kepada komite anggaran.
6. Menyerahkann revisi usulan anggaran.
Komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran setiap
divisi agar sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan organisasi yang
telah ditentukan oleh manajemen puncak.
7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran
perusahaan.
Setelah usulan anggaran revisi oleh setiap divisi yang berangkutan dan
revisinya telah disetujui oleh komite anggaran merakit usulan tersebut
menjadi anggaran perusahaan.
8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan
Anggaran perusahaan masih memerlukan revisi sebelum disahkan oleh
manajemen puncak menjadi anggaran perusahaan yang resmi. Setelah
dilakukan revisi, anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan ke setiap
15
divisi dan bagian organisasi dibawahnya sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan dan sekaligus alat pengendalian.
2. Biaya
a. Pengertian Biaya
Secara umum biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang dimanfaatkan
atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan (Sunarto, 2004).
Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur
dalam satuan uang, yang telah terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi, 2005). Ada
empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas:
1. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi
2. Diukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi
4. Pengrobanan tersebut untuk tujuan terntentu
Selanjutnya pengertian biaya dikemukakan oleh Mursyidi (2008) bahwa:
“ Biaya diartikan sebagai suatu pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau
harta lainnya untuk mencapai tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini
maupun pada saat yang akan datang.”
Berdasarkan definisi-definisi diatas tentang biaya maka digunakan akumulasi
data biaya untuk keperluan penilaian persediaan dan untuk penyusunan
laporan-laporan keuangan di mana data biaya jenis ini bersumber pada buku-buku
dan catatan perusahaan.
16
b. Pengolongan Biaya
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan dengan berbagai macam cara.
Umumnya penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut.
Mulyadi (2005) mengemukakan bahwa biaya dapat digolongkan menjadi:
1. Objek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar
penggolongan biaya. Misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan
bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar
disebut “biaya bahan bakar”.
2. Fungsi pokok dalam perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur ada tiga pokok, yaitu fungsi produksi,
fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu
dalam perusahaan manufaktur, biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok:
a. Biaya produksi
Biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk
jadi siap untuk dijual. Menurut objek pengeluarannya, secara garis besar
biaya produksi ini dibagi menjadi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya pemasaran
Biaya- biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan
pemasaran produk.
17
c. Biaya administrasi dan umum
Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk
mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk.
3. Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam
hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan:
a. Biaya langsung
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yaitu penyebab
satu-satunya karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang
dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
Dengan dmikian biaya langsung tersebut akan mudah diidentifikasikan
dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya langsung departemen
adalah semua biaya yang terjadi di dalam departemen tertentu.
b. Biaya tidak langsung
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam
hubungannya dengan produk tersebut dengan istilah biaya produksi tidak
langsung atau biaya overhead pabrik.
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat
digolongkan menjadi:
18
a. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung
unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume
produksi tertentu.
d. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar
volume kegiatan tertentu.
5. Jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua:
a. Pengeluaran modal
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari
satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya
dibebankan sebagai harga pokok aktiva dan dibebankan dalam
tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresiasi,
diamortisasi atau dideplesi.
19
b. Pengeluaran pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai
manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada
saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan
dipertemukan dengan pendapatan yang diperoleh dari pengeluaran biaya
tersebut.
3. Biaya Produksi
a. Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan
produksi dari suatu produk dan akan dipertemukan dengan penghasilan di periode
mana produk itu dijual. Sebelum laku dijual, biaya produksi dianggap sebagai
persediaan. Biaya ini terdiri dari; biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,
dan biaya overhead pabrik.
Sebelum membahas masalah biaya produksi maka terlebih dahulu perlu
dikemukakan pengertian tentang produksi itu sendiri. Secara umum produksi
adalah kegiatan suatu organisasi atau perusahaan untuk memproses dan merubah
bahan baku menjadi barang jadi melalui penggunaan tenaga kerja dan fasilitas
produk lainnya.
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang terjadi dalam hubungan dengan
proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi yang terbagi dalam tiga
elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik (Mulyadi, 1993).
20
b. Jenis-Jenis Biaya Produksi
Menurut Supriyono (1991), ketiga elemen biaya produksi masing-masing
didefinisikan sebagai berikut:
1. Biaya bahan baku adalah berbagai macam bahan yang diolah menjadi produk
selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara langsung, atau
diikuti jejaknya, atau merupakan bagian internal dari produk tertentu.
2. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan oleh perusahaan
kepada tenaga kerja langsung dan jejak manfaatnya dapat diidentifikasikan
pada produk tertentu.
3. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung, misalnya biaya bahan penolong, biaya tenaga
kerja tidak langsung, biaya depresiasi, biaya reparasi dan pemeliharaan, biaya
listrik dan air, biaya asuransi dan sebagainya.
4. Anggaran Biaya Produksi
a. Pengertian Anggaran Biaya Produksi
Dengan memahami ketiga unsur biaya produksi, maka akan lebih mudah
untuk memahami pengertian anggaran biaya produksi. Hal ini disebabkan karena
untuk biaya produksi sejalan dengan unsur anggaran biaya produksi. Anggaran
biaya produksi meliputi:
1. Anggaran Biaya Bahan Mentah
2. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
3. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
21
Dari uraian diatas, maka anggaran biaya produksi adalah anggaran atas biaya
yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menambah kegunaan suatu barang atau
jasa.
b. Penyusunan Anggaran Biaya Produksi
Dalam menyusun anggaran perusahaan dapat melakukannya dengan dua cara
yakni, secara sebagian demi sebagian (partial) dan secara keseluruhan
(comprehensif). Karena itu dikenal comprehensif budget. Comprehensif budget
atau anggaran komprehensif menurut Adisaputro dan Asri (2003) yakni
“penyusunan rencana perusahaan secara keseluruhan”.
Anggaran komprehensif secara umum terdiri dari anggaran operasi dan
anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri dari anggaran penjualan,
anggaran produksi, anggaran biaya produksi, dan anggaran laba rugi. Sedangkan
anggaran keuangan terdiri dari anggaran neraca, anggaran kas, anggaran piutang,
anggaran hutang, dan anggaran modal.
Penyusunan anggaran biaya produksi biasanya dimulai dengan anggaran
penjualan. Hal ini menjadi dasar perencanaan berkala dalam perusahaan, karena
praktis semua perencanaan lainnya disusun berdasarkan anggaran ini, kemudian
penyusunan anggaran selanjutnya adalah anggaran produksi karena rencana
penjualan yang telah disusun harus direalisasikan dengan memproduksi barang
yang telah dianggarkan. Setelah penyusunan anggaran produksi, langkah
selanjutnya adalah penyusunan anggaran biaya produksi yang bertitik tolak dari
anggaran penjualan dan anggaran produksi.
22
5. Anggaran Penjualan
Pengertian Anggaran Penjualan Menurut Haruman dan Rahayu (2007),
anggaran penjualan adalah budget yang direncanakan secara lebih terperinci
penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya
meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah
(kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat/ daerah penjualannya.
Manfaat Penyusunan Anggaran Penjualan Menurut Haruman dan Rahayu
(2007), tujuan penyusnan anggaran penjualan adalah untuk merencanakan setepat
setepat mungkin tingkat penjualan pada periode yang akan datang dengan
memperhatikan data yang merupakan pencerminan kejadian yang dialami
perusahaan di masa lalu, khususnya bidang penjualan.
Kegunaan Anggaran Penjualan Menurut Munandar (2007), anggaran
penjualan mempunyai beberapa kegunaan penting antara lain:
a. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Unit yang akan diproduksikan, karena
jumlah satuan (unit) yang akan diproduksikan oleh perusahaan ditentukan
oleh berapa banyak perusahaan yang bersangkutan mampu menjualnya.
b. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Kas, karena penjualan tunai akan
mengakibatkan pemasukan Kas.
c. Sebagai dasar untuk menyusun Budget Piutang, karena penjualan kredit akan
mengakibatkan bertambahnya Piutang perusahaan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Penjualan Menurut
Haruman dan Rahayu (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan
anggaran penjualan, yaitu:
23
1. Faktor-faktor internal
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan
c. Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya
d. Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahliannya
e. Model kerja yang dimiliki perusahaan
f. Fasilitas lain yang menunjang
2. Faktor-faktor eksternal
a. Keadaan persaingan di pasar
b. Posisi perusahaan dalam persaingan
c. Tingkat pertumbuhan penduduk
d. Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan
e. Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh
6. Anggaran Produksi
Pengertian Anggaran Produksi Menurut Haruman dan Rahayu (2007),
anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terpisah mengenai jumlah unit
produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang didalamnya
mencakup rencana mengenai jenis, jumlah, dan waktu produksi akan dilakukan.
Menurut Blocher dkk (2000), anggaran produksi merupakan rencana
perolehan dan pengkombinasian sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan operasi pemanufakturan yang memungkinkan perusahaan untuk
mencapai penjualannya dan mempunyai sejumlah persediaan yang diharapkan
pada akhir periode anggaran.
24
Manfaat penyusunan anggaran produksi menurut Haruman dan Rahayu
(2007), anggaran produksi merupakan suatu alat perencanaan, koordinasi dan
pengendalian kegiatan produksi, sehingga tujuan penyusunan anggaran produksi
a. Menunjang kegiatan berbagai penjualan, sehingga barang dapat tersedia
sesuai dengan yang direncanakan
b. Menjaga tingkat persediaan yang optimum.
c. Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga biaya produksi menjadi
minimum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi anggaran produksi Menurut Haruman dan
Rahayu (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya jumlah barang
yang harus diproduksi oleh perusahaan selama periode waktu tertentu adalah:
a. Jumlah barang yang telah direncanakan untuk dijual, sebagaimana yang
tercantum dalam anggaran penjualan
b. Kapasitas mesin dan peralatan pabrik
c. Tenaga kerja yang dimiliki yang terkait dengan kualitas maupun kuantitasnya
d. Stabilitas bahan baku
e. Modal kerja yang dimiliki
f. Fasilitas gudang
Langkah-langkah dalam menyusun anggaran produksi menurut Haruman dan
Rahayu (2007), di samping itu pula dapat disusun langkah-langkah utama yang
dilakukan dalam rangka menyusun anggaran produksi dan pelaksannanya:
1. Tahap Perencanaan
a. Menentukan periode waktu sebagai dasar penyusunan biaya produksi
25
b. Menentukan jumlah satuan fisik dari barang yang harus dihasilkan
2. Tahap Pelaksanaan
a. Menentukan kapan barang diproduksi
b. Menentukan di mana barang akan diproduksi
c. Menentukan urutan-urutan proses produksi
d. Menentukan standar penggunaan fasilitas-fasilitas produksi untuk
mencapai efisiensi
e. Menyusun program tentang penggunaan bahan baku, buruh, service dan
peralatan
f. Menyusun standar biaya produksi
g. Membuat perbaikan-perbaikan bilamana diperlukan
7. Anggaran Bahan Baku Langsung
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi dibedakan menjadi dua,
yaitu bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Menurut Haruman dan
Rahayu (2007), bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan
bagian barang jadi yang dihasilkan, sedangkan bahan baku tak langung adalah
bahan baku yang ikut berperan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung
tampak pada barang jadi yang dihasilkan. Anggaran bahan baku hanya
merencanakan kebutuhan dan penggunaan bahan baku langsung. Bahan baku tak
langsung akan direncanakan dalam anggaran biaya overhead pabrik.
Tujuan Penyusunan Anggaran Bahan Baku Menurut Haruman dan Rahayu
(2007), tujuan penyusunan bahan baku langsung adalah:
26
a. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung
b. Memperkirakan jumlah kebutuhan bahan baku langsung yang diperlukan
c. Sebagai dasar memperkirakan kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelian bahan baku langsung
d. Sebagai dasar penentuan harga pokok produksi yakni memperkirakan
komponen harga pokok pabrik karena penggunaan bahan baku langsung
dalam proses produksi
e. Sebagai dasar melakukan fungsi pengendalian bahan baku langsung
Penyusunan anggaran bahan baku menurut Haruman dan Rahayu (2007),
anggaran-anggaran yang berhubungan dengan bahan baku antara lain:
a. Anggaran Kebutuhan Bahan Baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang
dibutuhkan untuk keperluan produksi pada periode mendatang.
b. Anggaran pembelian bahan baku
Anggaran ini disusun sebagai perencanaan jumlah bahan baku yang harus
dibeli pada periode mendatang.
c. Anggaran persediaan bahan baku
Anggaran ini merupakan suatu perencanaan terperinci atas kuantitas bahan
baku yang disimpan sebagai persediaan.
d. Anggaran biaya bahan baku habis digunakan dalam produksi (pemakaian
bahan baku)
Sebagai bahan baku disimpan sebagai persediaan, dan sebagian dipergunakan
dalam proses produksi, anggaran ini merencanakan nilai bahan baku yang
27
digunakan dalam satuan uang. Tentu saja semua bahan baku yang tersedia
akan habis digunakan untuk produksi. Hal ini disebabkan karena dua hal,
yakni:
1. Perlu adanya persediaan akhir, yang akan menjadi persediaan awal
periode berikutnya.
2. Perlu adanya persediaan besi (persediaan minimal bahan baku yang harus
dipertahankan untuk menjamin kelangsungan proses produksi) agar
kelangsungan produksi tidak terganggu akibat kehabisan bahan baku.
8. Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Pengertian anggaran tenaga kerja langsung menurut Haruman dan Rahayu
(2007), tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang secara langsung terlibat
dalam proses produksi perusahaan dan biayanya dikaitkan pada biaya produksi
atau pada barang yang dihasilkan. Tenaga kerja langsung mempunyai sifat:
a. Besar kecilnya biaya untuk tenaga kerja ini berhubungan secara langsung
dengan tingkat kegiatan produksi.
b. Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja jenis ini merupakan biaya variabel
c. Umumnya dikatakan tenaga kerja jenis ini merupakan tenaga kerja yang
kegiatannya langsung dapat dihubungkan denga produk akhir.
Manfaat anggaran tenaga kerja langsung menurut Haruman dan Rahayu
(2007), manfaat penyusunan anggaran tenaga kerja:
a. Penggunaan tenaga kerja lebih efisien
b. Biaya tenaga kerja dapat direncanakan dan diatur secara lebih efisien
c. Harga pokok produk dapat dihitung secara tepat
28
d. Sebagai alat pengawasan biaya tenaga kerja
Faktor-faktor yang mempengaruhi Penyusunan Tenaga Kerja Langsung
Menurut Haruman dan Rahayu (2007), faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam penyusunan anggaran tenaga kerja adalah:
a. Kebutuhan tenaga kerja
b. Pencarian atau penarikan tenaga kerja
c. Latihan bagi tenaga kerja baru
d. Evaluasi dan spesifikasi pekerjaan bagi para tenaga kerja
e. Gaji dan upah yang harus diterima oleh tenaga kerja
f. Pengawasan tenaga kerja