BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori...

41
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori Agensi (Agency Theory) Menurut Jensen dan Mackling (1976) dalam Masdupi (2005) mendefinisikan teori agensi (agency theory) sebagai hubungan antar agen (manajemen suatu usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Teori agensi diasumsikan kepada tiap-tiap individu sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara prinsipal dan agen (Anthory dan Govindrajan, 2005). Prinsipal adalah pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi sedangkan agen adalah sebagai pihak yang menjalankan kegiatan manajemen dan mengambil keputusan (Jansen dan Mecling, 1976 dalam Agusta L, 2017). Agen berkewajiban unuk mempertanggungjawabkan apa yang telah diamanahkan prinsipal kepadanya. Serta memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada prinsipal. Aplikasi teori agensi dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masik pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan seperangkat aturan yang mengatur tentang mekanisme bagi hasil, baik yang

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Agensi

1. Pengertian Teori Agensi (Agency Theory)

Menurut Jensen dan Mackling (1976) dalam Masdupi (2005)

mendefinisikan teori agensi (agency theory) sebagai hubungan antar agen

(manajemen suatu usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Teori agensi

diasumsikan kepada tiap-tiap individu sehingga menimbulkan konflik

kepentingan antara prinsipal dan agen (Anthory dan Govindrajan, 2005).

Prinsipal adalah pihak yang melakukan evaluasi terhadap informasi

sedangkan agen adalah sebagai pihak yang menjalankan kegiatan manajemen

dan mengambil keputusan (Jansen dan Mecling, 1976 dalam Agusta L, 2017).

Agen berkewajiban unuk mempertanggungjawabkan apa yang telah

diamanahkan prinsipal kepadanya. Serta memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan kepada prinsipal.

Aplikasi teori agensi dapat terwujud dalam kontrak kerja yang akan

mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masik pihak dengan tetap

memperhitungkan kemanfaatan secara keseluruhan. Kontrak kerja merupakan

seperangkat aturan yang mengatur tentang mekanisme bagi hasil, baik yang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

10

berupa keuntungan, return dan resiko-resiko yang disetujui oleh prinsipal dan

agen.

Teori keagenan merupakan basis teori yang mendasari praktik bisnis

perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut berakar dari sinergi teori

ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi. Prinsip utama teori

ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang

dengan pihak yang menerima wewenang dalam bentuk kerja sama.

Teori keagenan mangasumsikan bahwa semua individu bertindak atas

kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan

hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di

dalam perusahaan. Sedangkan para agen diasumsikan menerima kepuasan

berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam

hubungan tersebut.

Prinsipal menilai prestasi agen berdasarkan kemampuan memperbesar

laba untuk dialokasikan pada pembagian deviden. Makin tinggi laba, harga

saham dan makin besar deviden maka agen dianggap berhasil dan berkinerja

baik sehingga layak mendapatkan insentif yang tinggi.

Menurut Eisenhard (1989) dalam Mardiyah (2002), teori keagenan

dilandasi oleh tiga buah asumsi yaitu:

a. Asumsi tentang sifat manusia

Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki

sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki kebatasan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

11

rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai resiko (risk

aversion).

b. Asumsi tentang keorganisasian

Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota

organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asimetri

informasi antara prinsipal dan agen.

c. Asumsi tentang informasi

Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai

barang komoditi yang bisa diperjual belikan.

2. Asimetri Informasi

Dalam teori keagenan (agency theory) dijelaskan mengenai adanya

asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik (pemegang

saham) sebagai prinsipal, yaitu suatu kondisi di mana prinsipal tidak memiliki

informasi yang mencukupi mengenai kinerja agen dan tidak pernah dapat

merasa pasti tentang bagaimana usaha agen memberikan konstribusi pada

hasil aktual perusahaan (Sanjaya dan Wirawati, 2016). Hubungan keagenan

merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah

orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta

memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi

prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

12

memaksimumkan nilai perusaaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan

cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal.

Adanya posisi, fungsi, kepentingan dan latar belakang prinsipal dan

agen yang berbeda saling bertolak belakang namun saling membutuhkan, mau

tidak mau dalam praktiknya akan menimbulkan pertentangan dengan saling

tarik menarik pengaruh dan kepentingan antara satu sama lain. Apabila agen

(yang berperan sebagai penyedia informasi bagi prinsipal dalam pengambilan

keputusan) melakukan upaya sistematis yang dapat menghambat prinsipal

dalam pengambilan keputusan strategis melalui penyediaan informasi yang

tidak transparan, sedang di lain pihak prinsipal selaku pemilik modal

bertindak semaunya atau sewenang-wenang karena ia merasa sebagai pihak

yang paling berkuasa dan penentu keputusan dengan wewenang yang tak

terbatas, maka kemudian yang terjadi adalah pertentangan yang semakin

tajam yang akan menyebabkan konflik yang berkepanjangan yang pada

akhirnya merugikan semua pihak.

Dengan proporsi kepemilikan yang hanya sebagaian dari perusahaan

membuat manager cenderung bertindak untuk kepentingan sendiri dan bukan

untuk memaksimumkan perusahaan. Bahkan untuk mencapai kepentingan

sendiri, manager bisa bertindak menggunakan akutansi sebagai alat untuk

melakukan rekayasa. Perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen inilah

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

13

disebut dengan agency problem yang salah satunya disebabkan oleh adanya

asimetri informasi.

Menurut Scott (2000) dalam Lisa, O (2012) terdapat dua macam

asimetri informasi yaitu:

a. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer seta orang-orang dalam

lainya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaam dan prospek

perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin

dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham

tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

b. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seseorang

manager tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun

pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar

pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya

secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Adanya agency problem menimbulkan biaya keagenan (agency cost),

yang menurut Jensen dan Meckling(1976) dalam Endrianto, W (2010) terdiri

dari:

a. The monitoring expenditures by the principle, yaitu biaya monitoring

dikeluarkan oleh prinsipal untuk memonitori perilaku agen, termasuk juga

usaha untuk mengendalikan (control) perilaku agen melalui budget

restriction, compensation policies.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

14

b. The bonding expeditures by the agent, yaitu biaya dikeluarkan oleh agen

untuk menjamin bahwa agen tidak akan menggunakan tindakan tertentu

yang akan merugikan prinsipal atau untuk menjamin bahwa prinsipal akan

diberi kompensasi jika ia tidak mengambil banyak tindakan.

c. The residual loss, yaitu penurunan tingkat kesejahteraan prinsipal maupun

agen setelah adanya agency relationship.

Menurut teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat

dikurangi dengan mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dan agen.

Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial (insider ownership) dapat

digunakan untuk mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena

dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan langsung

manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Proses ini dinamakan dengan

bonding menchanism, yaitu proses untuk menyamakan kepentingan

manajemen melalui program mengikat manajemen dalam modal perusahaan.

Menurut Bathala et al, (1994) dalam Masdupi, E (2012) terdapat

beberapa cara yang digunakan untuk mengurangi konflik kepentingan, yaitu:

a. Meningkatkan kepentingan saham oleh manajemen (insider ownership).

b. Meningkatkan rasio deviden terhadap laba bersih (earning after tax).

c. Meningkatkan sumber pendanaan melalui utang.

d. Kepemilikan saham oleh institusi (institutional holdings).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

15

Sedangkan dalam penelitian Masdupi (2005) dikemukakan beberapa

cara yang dapat dilakukan dalam mengurangi masalah keagenan. Diantaranya

adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan insider ownership. Perusahan meningkatkan bagian

kepemilikan manajemen untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan

pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang

saham. Dengan meningkatkan persentase kepemilikan, manajer menjadi

termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab

meningkatkan kemakmuran pemegang saham.

b. Pendekatan pengawasan eksternal yang dilakukan melalui penggunaan

hutang. Penambahan hutang penambahan hutang dalam struktur modal

dapat mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya

keagenan ekuitas. Akan tetapi, perusahaan memiliki kewajiban untuk

mengembalikan pinjaman dan membayarkan beban bunga secara periodik.

Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menimbulkan

konflik keagenan antara shareholders dengan debtholders sehingga

memunculkan biaya keagenan hutang.

c. Institutional investor sebagai monitoring agent. Moh’d et al, (1998)

menyatakan bahwa bentuk distribusi saham dari luar (outside

shareholders) yaitu institutional investor dan shareholders dispersion

dapat mengurangi biaya keagenan ekuitas (agency cost). Hal ini

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

16

disebabkan karena kepemilikan merupakan sumber kekuasaan yang dapat

digunakan untuk mendukung atau menantang keberadaan manajemen,

maka kosentrasi atau penyebaran power menjadi suatu hal yang relevan

dalam perusahaan.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,

serta merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang disusun

dengan maksud untuk menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan.

Manurut IAI, 2015 laporan keuangan merupakan bagian dari proses

pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan

dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana),

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

interal dari laporan keuangan.

Pihak-pihak yang berkepentingan atas perkembangan perusahaan

sangat perlu mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan tersebut. Kondisi

keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan, yang

terdiri dari Neraca, Laporan perhitungan Rugi Laba serta laporan-laporan

keuangan lainnya.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

17

Laporan keuangan menurut Munawir (2010:5), merupakan dua daftar

yang disusun Akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua

daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar

pendapatan atau daftar laba rugi. Akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan

bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar

surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan). Dalam

laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggung jawaban manajemen

atas penggunakan sumber daya suatu perusahaan. Dalam laporan keuangan

menyajikan informasi tentang suatu perusahaan yang meliputi (IAI, 2015):

a. Aset

b. Liabilitas

c. Ekuitas

d. Penghasilan dan Beban (termasuk keuntungan dan kerugian)

e. Kontribusi dan dari distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai

pemilik

f. Arus kas

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa laporan

keuangan merupakan hasil dari proses pencatatan yang ringkas berupa data

keuangan dan aktivitas dari suatu perusahaan yang memberi gambaran

mengenai kondisi keuangan, hasil kerja, serta kinerja perusahaan pada waktu

saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

18

2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (IAI, 2015)

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja sarta perubahan posisi

keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan

pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dipercaya kepada mereka. Laporan keuangan juga

menampung catatan dan skedul tambahan serta informasi lain. Dengan

banyaknya informasi yang ada didalam laporan keuangan membuat laporan

keuangan sering disebut language of business.

Tujuan laporan keuangan juga disebutkan oleh American Acconting

Association (AAA) “a Statement of Basic Accounting Theory” dalam Yadiati

W (2012) yang menyebutkan bahwa laporan keuangan memiliki tujuan

sebagai berikut:

a. Menggunakan keputusan tentang penggunaaan sumber daya yang terbatas,

termasuk identifikasi bidang keputusan penting, dan menentukan tujuan

dan saran.

b. Mengarahkan dan mengendalikan secara efektif sumber daya manusia dan

sumber daya perusahaan lainnya.

c. Memelihara dan melaporkan penjagaan sumber daya.

d. Memfasilitasi dalam fungsi sosial dan pengendalian.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

19

ABP Statement No. 4 dalam Yadiati, W (2012) menjelaskan tentang tujuan

laporan keuangan dengan membagi menjadi tujuan khusus, dan tujuan umum.

a. Tujuan khusus

Tujuan laporan keuangan secara khusus adalah menyajikan secara wajar

posisi keuangan, kinerja dan perubahan di dalam posisi keuangan lainnya

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau GAAP.

b. Tujuan umum

Tujuan laporan keuangan secara umum, yaitu:

1) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai

kekayaan ekonomi dan liabilitas bisnis perusahaan dangan maksud

untuk:

a) Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan.

b) Menunjukkan pembiayaan dan investasi.

c) Mengevaluasi kemampuan untuk memenuhi komitmen.

d) Menunjukkan kekayaan untuk pertumbuhan.

2) Untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mngenai

perubahan kekayaan yang dihasilkan dari keuntungan bisnis dan

diarahkan untuk:

a) Menggambarkan deviden yang diharapkan diterima oleh investor.

b) Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar

kreditur dan pemasok, peyediaan lapangan pekerjaan bagi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

20

karyawan, membayar pajak, dan menghasilkan dana guna ekspansi

usaha.

c) Memberikan informasi kepada manajemen untuk perencanaan dan

pengendalian.

d) Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan jangka panjang.

3) Untuk memberiakan informasi keuangan yang berguna dalam

memperkirakan potensi pendapatan perusahaan.

4) Untuk memberikan informasi yang diperlukan lainnya mengenai

perubahan kekayaan dan liabilitas ekonomi perusahaan.

5) Untuk mengungkapkan informasi relevan lainnya sesuai kebutuhan

para pengguna.

3. Karateristik Kualitatif Laporan Keuangan

Menurut IAI (2015) terdapat empat karateristik kualitatif dalam

laporan keuangan, yaitu:

a. Dapat dipahami

Laporan keuangan harus memiliki informasi yang berkualitas yang mudah

dipahami oleh pemakai laporan keuangan, dimana pemakai laporan

keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

21

b. Relevan

Suatu laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang

disajikan dalam laporan keuangan tersebut memiliki manfaat, sesuai

dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan.

c. Keandalan

Informasi yang dihasilkan oleh laporan keuangan harus bisa memiliki

keandalan. Karena informasi yang andal bebas dari pengertian yang dapat

menyesatkan pemakai laporan keuangan.

d. Dapat dibandingkan

Laporan keuangan harus bia dibandingkan antar periode untuk dapat

mengidentifikasi trend posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus

dapat membendingkan laporan keuangan antar perusahan untuk

mengevaluasi posisi keuangan , kinerja serta perubahan posisi keuangan

secara relatif.

4. Pengguna Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan

dibutuhkan masyarakat, karena laporan keuangan dapat memberikan

informasi yang dibutuhkan penggunanya dalam dunia bisnis yang dapat

menghasilkan keuntungan. Manurut IAI (2015) pengguna laporan keuangan

meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha

lainnya, pemerintah serta lembaga-lembaganya dan masyarakat. Para

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

22

pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi

kebutuhan informasi yang berbeda. Kebutuhan tersebut meliputi:

a. Investor

Investor membutuhkan informasi dalam laporan keuangan untuk

membantu menemtukan apakah harus membeli, menahan atau menjual

investasi. Laporan digunakan juga untuk menilai perusahaan dan

kemampuan perusahaan membayar deviden dimasa mendatang.

b. Karyawan

Karyawan menggunakan informasi dalam laporan keuangan untuk

menilai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Informasi dalam laporan

keuangan juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam

memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman menggunakan informasi dalam laporan keuangan

untuk mengetahui apakah pinjaman serta bunganya akan dapat dibayar

pada saat jatuh tempo.

d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya menggunakan informasi dalam

laporan keuangan untuk mengetahui apakah jumlah yang terhutang akan

dapat dibayar pada saat jatuh tempo

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

23

5. Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 tentang penyajian laporan keuangan

menyatakan bahwa laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-

komponen sebagai berikut:

a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan posisi keuangan (neraca) merupakan laporan keuangan

yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada periode

tertentu meliputi aset, liabilitas dan ekuitas.

b. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi menunjukkan aktivitas transaksi perusahaan yang

berkaitan dengan biaya dan pendapatan untuk suatu periode tertentu.

c. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang berisi jumlah

dan jenis ekuitas yang dimiliki perusahaan pada suatu periode. Laporan ini

dibuat jika terjadi perubahan ekuitas.

d. Laporan Arus Kas

Dalam laporan arus kas dikelompokan dalam tiga aktivitas, yaitu

penerimaan dan pengeluaran yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas

investasi dan aktivitas pembiayaan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

24

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupaka laporan yang memberikan

informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan

tertentu.

C. Ketetapan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Tepat waktu didefinisi sebagai suatu pemanfaatan informasi oleh pengambil

keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas atau kemampuan

untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu suatu informasi dikatakan tidak

relevan jika tidak disampaikan tepat waktu. Informasi terus tersedia untuk

pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kesempatan untuk

mempengaruhi pengambilan keputusan (Chariri dan Ghozali, 2001).

Ketetapan waktu mengimpklikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya

disajikan pada suatu interval waktu untuk menjelaskan perubahan dalam

perusahaan yang akan mempengaruhi pemakaian informasi dan membuat prediksi

dan keputusan. Selanjutnya ketetapan waktu menunjukan rentang waktu antara

penyajian informasi yang diinginkan serta frekuensi pelaporan informasi.

Informasi tepat waktu akan mempengaruhi kemampuan manajemen dalam

merespon setiap kejadian dan permasalahan. Apabila informasi itu tidak

disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut

kehilangan nilai didalam mempengaruhi kualitas keputusan.Informasi yang tepat

waktu juga akan mendukung manajer menghadapi ketidakpastian yang terjadi

dalam lingkungan kerja mereka (Ukago, Ghozali, dan Sugiyono, 2005).

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

25

Menurut Rachmawati (2008) tepat waktu diartikan bahwa informasi harus

disampaikan sendini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk

membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk

menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

Pentingnya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan juga diatur dalam

UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan selanjutnya diatur dalam

Keputusan Ketua Bapepam NO.80/PM/1996. Dalam peraturan ini disebutkan

bahwa emiten dan perusahaan publik wajib menyampaikan laporan keuangan

tahunan yang telah diaudit oleh akuntan indenpenden, selambat-lambatnya pada

akhir bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keunangan perusahaan.

Namun kemudian Bapepam memperketat peraturan dengan dikeluarkannya

Keputusan Ketua Badan Pengawa Pasar Modal Nomor 36/Pm/2003 tentang

kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Dalam lampirannya, yaitu

peraturan Bapepam Nomor X.K.2 disebut bahwa laporan keuangan tahunan harus

disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan

kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah

tanggal laporan keuangan.

Menurut Chambers dan Penman (984:21) dalam Kadarsih Mareta L (2014)

mendefinisikan ketepatan waktu dalan dua cara, yaitu:

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

26

a. Ketepatan waktu didefinisikan sebagai keterlambatan waktu penyampaian

dari tanggal laporan keuangan sampai tanggal penyampaian laporan

keuangan.

b. Ketepatan waktu didefinisikan dengan ketepatan waktu penyampaian

relatif dengan ketepatan waktu penyampaian yang diharapkan.

Menurut Dyer dan McHugh (1975) dalam Astuti (2007) menggunakan tiga

kriteria keterlambatan:

a. Preliminary lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan

keuangan sampai penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.

b. Auditor’s report lag, yaitu interval jumlah hari antara laporan keuangan

sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.

c. Total lag, yaitu interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan

sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.

D. Good Corporate Governance (GCG)

1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)

Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu proses dan struktur

yang digunakan oleh organ perusahaan (pemegang saham/pemilik modal,

komisaris/dewan pengawas, dan direksi) untuk meningkatkan keberhasilan usaha

dan akuntabilitas perusahaan guna tetap memperhatikan kepentingan stakeholder

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

27

lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika (Sutedi:

2011:1).

Good Corporate Governance (GCG) menurut Turnbull Report (1999) dalam

Agusta L (2017) adalah sebagai berikut:

“Corportae Governance is a compony’s system of internal control has as its

principal aim the management of risks that are significant to the fullfilment of its

business objectives, with a view to safeguarding the company’s assets and

enhancing over time the value of the shareholders investment”.

Good Corporate Governance (GCG) mensyaratkan adanya struktur perangkat

untuk mencapai tujuan yang dan pengawasan atas kinerja. Good Corporate

Governance (GCG) dapat memberikan tujuan yang merupakan kepentingan

perusahaan dan pemegang saham yang harus memfasilitasi pengawasan sehingga

efektif mendorong sumber daya perusahaan yang lebih efisien (Hardiningsih,

2010). Banyak pihak yang mengatakan lamanya proses perbaikan di Indonesia

disebabkan oleh sangat lemahnya Good Corporate Governance (GCG) yang

diterapkan dalam perusahaan. Kini baik pemerintah maupun investor mulai

memberikan perhatian yang cukup signifikan dalam praktik Good Corporate

Governance (CGC) (Anggiani, 2011).

2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)

Sutedi (2011) menyatakan lima prinsip Good Corporate Governance

(GCG), yaitu:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

28

a. Transparansi (Transparancy)

Transparansi yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi

materil dan relevan mengenai perusahaan.

Menurut Iman dan Amin (2002:16) kerangka kerja Good Corporate

Governance (GCG) harus memastikan pengungkapan yang tepat waktu

dan akurat dilakukan terhadap semua hal yang material berkaitan dengan

perusahaan mencangkup situasi keuangan, kinerja, kepemilikan dan tata

kelola perusahaan. Para investor juga harus dapat mengakses informasi

penting perusahaan secara mudah pada saat diperlukan. Hal-hal yang

harus dilaksanakan dalam prinsip transparansi, yaitu:

1) Pengungkapan mencangkup, akan tetapi tidak terbatas pada informasi

yang meterial:

a) Hasil keuangan dan operasi

b) Tujuan perusahaan

c) Kepemilikan saham utama dan hak-hak pemberi suara

d) Anggota dewan komisaris, eksekutif kunci dan remunisasi

mereka

e) Faktor-faktor resiko material yang dapat diperkirakan

f) Isu material yang berkaitan dengan pekerja dan stakeholder

yang lain

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

29

2) Informasi harus disiapkan diaudit dan diungkapkan sesuai dengan

standar akuntansi, pengungkapan keuangan dan non-keuangan, dan

audit yang bermutu tinggi.

3) Audit harus dilakukan oleh auditor independen agar memberikan

keyakinan pada pihak eksternal dan objektifitas atas cara laporan

keuangan disusun dan disajikan.

4) Seluruh penyebaran informasi harus memberikan akses yang wajar,

tepat waktu dan efisien biaya terhadap informasi yang relevan kepada

pemakai.

b. Kemandirian (Independecy)

Kemandirian yaitu suatu keadaan dimana perisahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari

pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku danprinsip-prinsip korporasi yang sehat (Imam dan Amin,

2002).

Menurut Zarkasyi (2008) untuk melancarkan pelaksanaan prinsip-

prinsip Good Corporate Governance (GCG) perusahaan harus dikelola

secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling

mendominasi dan tidak bisa diintervensi oleh pihak lain. Prinsip ini

memastikan bahwa setiap masing-masing organ perusahaan melaksanakan

fungsi dan tugasnya sesuai anggaran dasar dan peraturan perundang-

undangan, tidak saling mendominasi dan melempar tanggung jawab antara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

30

satu dengan yang lain, sehingga terwujud sistem pengendalian internal

yang efektif dan perusahaan dapat terhindar dari berbagai masalah dengan

begitu perusahaan dapat dijalankan dengan baik dan dinamis.

c. Akuntabilitas (Accountability)

Menurut Sutedi (2011) akuntabilitas adalah pengelolaan

perusahaan didasarkan berbagai kekuasaan diantara manajer perusahaan,

yang bertanggung jawab pada pengoperasian setiap harinya, dan

pemegang saham yang diwakili dewan direksi.

Manurut Imam dan Amin (2002) akuntabilitas merupakan

penciptaan sitem pengawasan yang efektif berdasarkan keseimbangan

berbagai kekuasaan.

d. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Pertanggungjawaban merupakan kesesuaian didalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

sesuai prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

e. Kewajaran (Fairness)

Kewajaran yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak

stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan perundang-undangan

yang berlaku (Daniri, 2005). Prinsip kewajaran harus menjamin adanya

perlakuan yang setara (adil) terhadap semua pihak yang terkait, terutama

pemegang saham minoritas maupun asing.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

31

Good Corporate Governance (GCG) pada dasarnya marupakan suatu sistem

(input, proses, output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antar

berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama hubungan antar

pemegang saham, dewan komisaris dan dewan direksi (Agusta L, 2017).

Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang dikembangkan oleh

OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) meliputi

lima hal, antara lain sebagai berikut:

a. Perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (the right of

shareholder), diantaranya yaitu memperoleh informasi yang relevan

tentang perusahaan secara berkala dan teratur.

b. Perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham (the equitable

treatment of shareholder).

c. Peranan pemangku kepentingan yang terkait dengan perusahaan (the role

of stakeholder).

d. Pengungkapan dan transparansi (disclosure and transparency).

e. Akuntabilitas dewan komisaris/direksi (the responsibilities of the board).

3. Tujuan Good Corporate Governance (GCG)

Tujuan Good Corporate Governance (GCG) adalah meningkatkan nilai

tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholder). Secara teoritis

praktik Good Corporate Governance (GCG) dapat meningkatkan nilai

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

32

perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi

resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan

yang menguntungkan diri sendiri, dan umumnya Good Corporate

Governance (GCG) dapat meningkatkan kepercayaan investor (Emrinaldi,

2007).

Menurut Siwanto Sutojo (2008) tujuan Good Corporate Governance

(GCG) adalah sebagai berikut:

a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham

b. Melindungi hak dan kepentingan non-pemegang saham

c. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham

d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dewan pengurus dan

manajemen perusahaan

e. Meningkatkan mutu hubungan dewan pengurus dengan manajemen senior

perusahan

Tujuan lain penerapanGood Corporate Governance (GCG) adalah untuk

meningkatkan kinerja organisasi serta mencegah atau memperkecil peluang

praktik manipulasi dan kesalahan signifikan dalam pengelolaan kegiatan

organisasi. Tjager dkk (2003) mengatakan bahwa paling tidak ada lima alasan

mengapa penerapan GCG itu bermanfaaat, yaitu:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

33

a. Berdasarkan survey yang dikeluarkan oleh McKinsey & Company

menunjukan bahwa para investor institusional lebih menaruh kepercayaan

terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang telah menerapkan GCG.

b. Berdasarkan berbagai analisis, ternyata ada indikasi keterkaitan antara

terjadinya krisis finansial dan krisis berkepanjangan di Asia dengan

lemahnya tata kelola perusahaan.

c. Internasionalisasi pasar termasuk liberalisasi pasar finansial dan pasar

modal menuntut perusahaan untuk menerapkan GCG.

d. Kalaupun GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis, sistem ini

dapat menjadi dasar bagi berkembangnya system nilai baru yang lebih

sesuai dengan lanskap bisnis yang kini telah banyak berubah.

e. Secara teoretis, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Effendy (2016), Good Corporate Governance (GCG) terdiri dari

beberapa fungsi yang dimaksudkan agar tujuan Good Corporate Governance

(GCG) tercapai. Fungsi-fungsi pokok tersebut diantaranya adalah sebagai

berikut:

a. Oversight (perhatian secara bertanggung jawab), fungsi ini dimaksudkan

agar penerapan Good Corporate Governance (GCG) selalu memperoleh

perhatian umum, dan jika terjadi kagagalan maka harus ada pertanggung

jawaban yang jelas.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

34

b. Enforcement (penegakan), fungsi ini dimaksudkan agar penerapan Good

Corporate Governance (GCG) ditegakkan berdasarkan prinsip-prinsip.

c. Advisory (pemberi saran), fungsi ini dimaksudkan agar penerapan Good

Corporate Governance (GCG) dilakukan berdasarkan pertimbangan yang

hati-hati, terutama melalui keterlibatan pihak ekternal yang independen.

d. Assurance (penjaminan), fungsi ini dimaksudkan agar penerapan Good

Corporate Governance (GCG) dievaluasi dan diuji berdasarkan kriteria-

kriteria yang telah ditetapkan.

e. Mentoring (pemantauan), fungsi ini dimaksudkan agar penetapan Good

Corporate Governance (GCG) dipantau oleh pihak-pihak terkait yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam operasi perusahaan.

Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam laporan ini yang menjadi

patokan keberhasilan Good Corporate Governance (GCG) adalah Komisaris

Independen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Komite Audit

dan Kualitas Audit.

a. Komisaris Independen

Komisaris Independen adalah anggota dewan komisaris dari luar

perusahaan dan tidak terafiliasi dengan manajemen, dewan direksi lainnya

atau pemegang saham yang dapat mempengaruhi indenpendensinya

(Juniarti dan Agnes, 2009). Komisaris independen merupakan pihak yang

tidak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan

dewan komisaris lebih baik dalam bentuk hubungan bisnis maupun

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

35

kekeluargaan. Salah satu fungsi utama dari komisaris independen adalah

untuk menjalankan fungsi monitoring yang bersifat independen terhadap

kinerja manajemen perusahaan.

Dalam menentukan komisaris independen, beberapa negara memiliki

kriteria rinci tentang independensi. Di Indonesia, komisaris independen

sebagai anggota dewan komisaris yang berasal dari luar emiten atau

perusahaan publik, harus memenuhi kriteria tertentu. Kriteria komisaris

independen diatur dalam keputusan Ketua Bapepam No. Kep -

29/PM/2004, peraturan nomor IX.I.5 meliputi:

1) Barasal dari luar emiten atau perusahaan publik.

2) Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada

emiten atau perusahaan publik.

3) Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan emiten atau perusahaan

publik, komisaris, direksi, atau pemegang saham utama emiten atau

perusahaan publik.

4) Tidak mempunyai hubungan usaha baik langsung maupun tidak

langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha emiten atau

perusahaan publik tersebut.

Dengang adanya komisaris independen yang menjalankan fungsinya di

perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan dapat melakukan

palaporan keuangannya secara tepat waktu, karena komisaris independen

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

36

berfungsi sebagai badan pengawasan dan juga melindungi hak-hak para

stakeholder diluar manajemen perusahaan yang mengelola perusahaan itu

sendiri.

b. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial didefinisikan sebagai presentase saham yang

dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan

keputusan perusahaan yang meliputi komisaris dan direksi (Midiastuty &

Machfoedz, 2003 dalam Arief & Bambang, 2007). Gunarsih & Bambang

(2008) menyatakan bahwa kepemilikan perusahaan merupakan

mekanisme yang dapat digunakan agar pengelola melakukan aktivitas

sesuai dengan kepentingan pemilik perusahaan.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam kadir (2011), kepemilikan

saham oleh manajer akan mendorong mereka meningkatkan usaha-usaha

untuk menghasilkan profit yang maksimal. Usaha ini dapat dilakukan

dengan memperbaiki dan meningkatkan kinerja serta memperbaiki sistem

pengendalian intern yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Perusahaan yang baik tidak memiliki alasan untuk menyembunyikan atau

menunda penyampaian berita baik tersebut karena dalam praktiknya

perusahaan-perusahaan yang memiliki kinerja baik mengungkapkan

laporan keuangannya lebih segera untuk meningkatkan kesan yang positif

bagi perusahaannya.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

37

Meningkatkan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara

untuk mengatasi masalah keagenan. Teori keagenan menjelaskan

hubungan antara agen (agen yang mengatur manajemen perusahaan) dan

prinsipal (pemilik usaha).

c. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan saham institusi yang diperoleh

dari penjumlahan presentase saham perusahaan yang dimiliki oleh

perusahaan lain baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri

serta saham pemerintah di dalam maupun luar negeri (Wijayanti, 2011).

Investor institusional memiliki potensi untuk mempengaruhi kegiatan

manajemen secara langsung melalui kepemilikan saham mereka di

perusahaan tersebut. Pihak institusi dapat menuntut penyelesaian laporan

audit dengan segera karena keterlambatan penyampaian laporan keuangan

akan berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil oleh pihak yang

berkepentingan terhadap laporan keuangan (Ardanty dan Sofie, 2016).

d. Komite Audit

Komite audit berperan penting dalam proses pelaporan keuangan,

sebagai sebuah financial mentoring dan berperan penting dalam proses

laporan keuangan (Abbott, Peters & Raghunanda, 2003 dalam Azibi,

Tondeur & Rajhi, 2008).

Menurut Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) komite audit

merupakaan suatu komite yang bekerja secara profesional dan independen

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

38

yang dibentuk oleh dewan komisaris, dengan demikian tugasnya adalah

membantu dan memperkuat fungsi dewan komisaris dalam menjalankan

pengawasan atas proses pelaporan keuangan, manajemen resiko,

pelaksanaan audit dan implementasi dari corporate governance di

perusahaan-perusahaan.

Komite audit juga bertugas untuk menelaah kebijakan akuntansi yang

diterapkan oleh perusahaan, menilai pengendalian internal, menelaah

sistem pelaporan eksternal dan kepatuhan terhadap peraturan. Didalam

melaksanakan tugasnya, komite audit menyediakan komunikasi formal

antara dewan, manajemen, auditor eksternal dan auditor internal. Adanya

komunikasi formal tersebut akan menjamin proses audit internal dan

eksternal dilakukan dengan baik. Proses audit yang baik akan

meningkatkan kapercayaan terhadap laporan kauangan (Hardiningsih,

2010).

Seperti yang diatur dalam Kep-29/PM/2004, peraturan No. IX.1.5

mengenai pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit,

tugas dan tanggung jawan komite antara lain sebagai berikut :

1) Malakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan

dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan

informasi keuangan lainnya.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

39

2) Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan

perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan perundang-

undangan lainnya.

3) Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor

internal.

4) Melaporkan kepada komisaris berbagai resiko yang dihadapi

perusahaan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh direksi.

5) Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada dewan komisaris atas

aduan yang berkaitan dengan emiten.

6) Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan rahasia perusahaan.

e. Kualitas Audit

Kualitas audit didefinisikan sebagai gabungan probabiliras

pendeteksian dan pelaporan kesalahan keuangan yang material (De

Angelo, 1988 dalam Naim, 1999).

Menurut Hilmi (2008) dalam menyampaikan suatu laporan atau

informasi yang akurat dan terpercaya kepada public, perusahaan diminta

menggunakan jasa KAP. Beberapa alas an perusahaan menggunakan jasa

KAP The Big Four, antara lain :

1) Para pemegang saham menginginkan The Big Four.

2) Perusahaan ingin mendapatkan kepercayaan dari para investornya

atau dukungan dari pasar modal.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

40

3) The Big Four Firm mempunyai sumber daya keuangan yang kuat

untuk mempertahankan pekerjaan mereka.

E. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

NAMA

TAHUN

JUDUL

VARIABEL METODE

ANALISIS

HASIL

PENELITIAN

Savitri R/

2010

Pengaruh Corporate

Governance

TerhadapKetepatan

Waktu Pelaporan

Keuangan: Studi

Pada Perusahaan

Manufaktur di BEI

Independen:

- Komisaris

Independen

- Kepemilikan

Manajerial

- Kepemilikan

Institusional

- Komite Audit

- Kualitas Audit

Dependen:

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan

Kontrol:

- Ukuran

Analisis regresi

sederhana

- Komisaris

independen,

Kepemilikan

manajerial,

Komite audit,

Kualitas audit

berpengaruh

terhadap

ketepatan waktu

pelaporan

keuangan.

- Kepemilikan

institusional tidak

berpengaruh

terhadap

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

41

perusahaan

- Profitability

- Ratio laverage

ketepatan waktu

pelaporan

keuangan.

Anggiani/

2011

Pengaruh

Karateristik Komite

Audit dan

Mekanisme

Corporate

Governance

Terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan

Keuangan

Independen:

- Ukuran Komite

Audit

- Frekuensi

Pertemuan Rutin

Komite Audit

- Komisaris

Independen

- Kepemilikan

Institusional

Dependen:

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan

Analisis regresi

Logistic

Semua variabel

independen tidak

berpengaruh

terhadap ketepatan

waktu pelaporan

keuangan

Wijayanti/

2011

Pengaruh

Mekanisme

Corporate

Independen:

- Komisaris

Independen

Analisis regresi

berganda

- Komisaris

independen,

kepemilikan

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

42

Governance

Terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan

Keuangan

- Kepemilikan

Manajerial

- Kepemilikan

Institusional

- Komite Audit

- Kualitas Audit

Dependen:

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan

institusional,

kualitas audit

berpengaruh

terhadap ketepatan

waktupelaporan

keuangan.

- Kepemilikan

manajerial dan

komite audit tidak

berpengaruh

terhadap ketepatan

waktu pelaporan

keuangan

Ardanty

RD, Sofie/

2016

Pengaruh

Mekanisme

Corporate

Governance

Terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan

Keuangan Pada

Perusahaan

Independen:

- Komisaris

Independen

- Kepemilikan

Manajerial

- Kepemilikan

Institusional

- Komite Audit

Analisis logistik

(Binary Logistic

Regresion)

- Komisaris

independen,

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional,

komite audit tidak

berpengaruh

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

43

Manufaktur Yang

Terdaftar di BEI

- Kualitas Audit

Dependen:

Ketepatan

Waktu

Pelaporan

Keuangan

terhadap

ketepatan waktu

pelaporan

keuangan.

- Kualitas audit

berpengaruh

signifikan

terhadap

ketepatan waktu

pelaporan

keuangan.

Agusta

Lenny/

2017

Pengaruh

Mekanisme

Corporate

Governance

Terhadap Ketepatan

Waktu Pelaporan

Keuangan

Independen:

- Komisaris

Independen

- Kepemilikan

Manajerial

- Kepemilikan

Institusional

- Komite Audit

- Kualitas Audit

Analisis regresi

linier berganda

- Komisaris

independen,

kepemilikan

manajerial, komite

audit, dan kualitas

audit berpengaruh

terhadap ketepatan

waktu pelaporan

keuangan.

- Kepemilikan

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

44

Dependen:

Ketepatan Waktu

Pelaporan Keuangan

Kontrol:

- Ukuran

perusahaan

- Profitability

- Laverage

institusional tidak

berpengaruh

terhadap ketepatan

waktu pelaoran

keuangan.

F. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Variabel Independen

Komisaris Independen

(X1)

Kepemilikan Institusional

(X3)

Komite Audit

(X4)

Variabel Dependen

Ketepatan Waktu

Penyampaian Laporan

Keuangan

(Y)

Kualitas Audit

(X5)

Kepemilikan Manajerial

(X2)

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

45

G. Pengembangan Hipotesis

1. Komisaris Independen dan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

Komisaris independen merupakan fungsi terbaik untuk melakukan fungsi

mentoring agar tercipta perusahaan yang Good Cororate Governance(GCG)

(Hardiningsih, 2010). Keberadaan komisaris independen harus benar-benar

independen dan dapat menolak intervensi dan pemegang saham utama

(Weisbach, 1988 dalam Savitri, R. 2010).

Komisaris independen secara umum mempunyai pengawasan yang lebih

baik daripada manajeman, sehingga mengurangi resiko kecurangan dalam

penyampaian laporan manajeman yang dilakukan manajeman (Chtourou, at

all. 2001 dalam Savitri, R. 2010). Komisaris independen juga dapat bertindak

sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer

internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan nasihat

kepada manajemen (Fama & Jensen, 1983 dalam Arief & Bambang 2007).

Komisaris independen memainkan peranan yang aktif dalam peninjauan

kebijakan dan praktik penyampaian laporan keuangan sehingga dapat

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan pada suatu

perusahaan.

H1: Komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

46

2. Kepemilikan Manajerial Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan

Keuangan

Menurut Jensen & Meckling (1976) dalam Kadir, A (2011), kepemilikan

saham yang dimiliki manajer akan mendorong mereka meningkatkan usaha-

usaha untuk menghasilkan profit yang maksimal. Usaha-usaha tersebut dapat

dilakukan dengan memperbaiki dan meningkatkan kinerja serta memperbaiki

sistem pengendalian intern yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Perusahaan dengan kinerja yang baik cenderung tidak akan melakukan

penundaan terhadap penyampaian laporan keuangan untuk meningkatkan

kesan positif bagi perusahaannya.

Kepemilikan manajerial sangat penting kerena terkait dengan

pengendalian operasional perusahaan. Dengan kepemilikan manajerial yang

baik tetu akan mendorong perusahaan menyampaikan laporan keuangan

mereka dengan tepat waktu.

H2: Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan.

3. Kepemilikan Institusional Perpengaruh Terhadap Kepetatan Waktu

Penyampaian Laporan Keuangan

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh

pihak intitusi (Kadir, 2011). Investor institusional memiliki potensi untuk

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

47

mempengaruhi kegiatan manajemen secara langsung melalui kepemilikan

saham mereka di perusahaan.

Menurut Cornet, etal. (2006) dalam Arief & Bambang (2007) tindakan

pengawasan perusahaan oleh investor insitusional dapat mendorong manajer

untuk lebih memfokuskan perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga

akan mengurangi perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri.

Dengan adanya pengawasan tersebut mendorong manajemen untuk

menyampaikan laporan keuangan yang berkualitas.

Kepemilikan institusionaltidak terlalu terlibat dalam urusan bisnis

perusahaan sehari-hari, sehingga menuntut transparansi dan ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan, karena keterlambatan penyampaian laporan

keuangan akan berpengaruh terhadap keputusan yang akan diambil.

H3: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap ketepatan waktu

pelaporan keuangan.

4. Komite Audit Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan

Keuangan

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris

yang bertugas melakukan pengawasan independen atasa proses laporan

keuangan dan audit eksternal (Savitri, 2010). Peran komite audit adalah

memonitor laporan keuangan dan memastikan standar dan kebijakan

terpenuhi.

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

48

Komite audit diperusahaan dapat mempengaruhi ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan. Semakin besar jumlah komite audit dalam

perusahaan, maka akan semakin meningkat pula usaha komite audit dalam

mengawasi proses penyampaian laporan keuangan, proses audit internal dan

proses audit eksternal, sehingga perusahaan akan semakin tepat waktu dalam

menyampaikan laporan keuangan (Amelia, 2017).

H4: Komite audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan.

5. Kualitas Audit Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian

Laporan Keuangan

KAP besar mampu mengerjakan pekerjaan auditnya secara lebih efisien

dan efektif (Putri & Suryono, 2015). KAP yeng besar memiliki jumlah

karyawan dalam jumlah yang besar, dapat mengaudit lebih efisien dan efektif,

memiliki jadwal yang fleksibel sehingga memungkinkan untuk menyelesaikan

audit tepat waktu, dan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk meyelesaikan

auditnya lebih cepat guna menjaga reputasinya (Amelia. 2017).

KAP besar yang dimaksud dalam laporan ini adalah KAP Big Four.

menurut Lev (1988) dalam Rachmawati (2008) menyatakan KAP Big Four

secara signifikan berhubungan negatif dengan ketepatan waktu. Dalam hal ini

perusahaan mempunyai sedikit waktu untuk mengaudit karena mereka

mempunyai tenaga staff audit profesional serta perusahaan audit yang

berafiliasi internasional lebih efisien karena menggunakan teknologi audit

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian Teori …eprints.mercubuana-yogya.ac.id/4837/3/BAB II.pdf · 2019-02-21 · 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Agensi 1. Pengertian

49

yang canggih. Maka perusahaan yang memakai jasa KAP besar (KAP Big

Four) cenderung memiliki interval yang lebih pendek dalam menyampaikan

laporan keuangannya.

H5: Kualitas audit berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian

laporan keuangan.