BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Takmir Masjidrepository.ump.ac.id/6706/3/HARTOKO BAB II.pdf ·...
-
Upload
phungthuan -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Takmir Masjidrepository.ump.ac.id/6706/3/HARTOKO BAB II.pdf ·...
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Takmir Masjid
1. Definisi Peran
Peran adalah kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan
peran yang dimiliki oleh orang karena menduduki status-status sosial
khusus, peran juga bisa disebut sebagai seperangkat tingkat yang dimiliki
oleh orang yang berkedudukan dalam masyarakat (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1988:667). Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam peranan
terdapat dua macam harapan, yaitu: pertama, harapan-harapan dari
masyarakat terhadap pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari
pemegang peran, dan kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh
pemegang peran terhadap masyarakat atau terhadap orang-orang yang
berhubungan dengannya dalam menjalankan peranannya atau kewajiban-
kewajibannya.
Dalam istilah yang lain disebutkan bahwa peran adalah suatu
rangkaian yang teratur yang ditimbulkan karena suatu jabatan. Manusia
sebagai makhluk sosial memiliki kecenderungan untuk hidup
berkelompok. Dalam kehidupan berkelompok tadi akan terjadi interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dengan anggota masyarakatyang
lainnya. Tumbuhnya interaksi diantara mereka ada saling
ketergantungan. Dalam kehidupan bermasyarakat itu munculah apa yang
dinamakan peran. Peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan
11 Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
24
seseorang, apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya maka orang yang bersangkutan
menjalankan suatu peranan. Untuk memberikan pemahaman yang lebih
jelas ada baiknya terlebih dahulu kita pahami tentang pengertian peran,
(Miftah Thoha, 1997).
Dari beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa
peran adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak
orang atau sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status
atau kedudukan tertentu. Adapun makna dari kata peran secara
menyeluruh adalah suatu penjelasan yang menunjuk pada suatu konotasi
ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang
dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam
struktur sosial dalam masyarakat.
2. Pengertian Takmir Masjid
Takmir masjid adalah organisasi yang mengurus seluruh
kegiatan yang ada kaitannya dengan masjid, baik dalam membangun,
merawat maupun memakmurkannya (Siswanto, 2005: 56-57).
Istilah Takmir masjid sebenarnya tidak di kenal dalam ilmu fiqih. Secara bahasa takmir berarti meramaikan. Takmir masjid berarti meramaikan masjid. Bisa jadi istilah yang popular di Indonesia ini adalah merujuk pada ayat Al-Qur’an yang berbunyi :
ا يـعمر مساجد الله من آمن بالله واليـوم اآلخر وأقام الصالة وآتى إمن فـعسى أولئك أن يكونوا من المهتدين ◌ الزكاة ومل خيش إال الله
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
25
Artinya: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) kecuali kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Surah At-Taubah ayat 18).
3. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Takmir Masjid
a. Majelis Taklim
Ada beberapa kegiatan pengajian yang dilakukan di masjid
Agung Baitussalam Purwokerto, diantaranya adalah pengajian ahad
pagi yang diadakan pada setiap hari ahad yang mulai setiap pukul
06.00 – 07.00 WIB dengan pemateri dan tema yang bervariatif,
pengajian tafsir Al-Qur’an yang diadakan setiap hari sehabis shalat
maghrib dipandu langsung oleh imam besar masjid Agung
Baitussalam yaitu Bapak H. Safin Santarwin, kuliah subuh yang
diadakan setiap hari selepas menunaikan shalat subuh sampai
sekitar pukul 05.30 WIB, pengajian ibu-ibu majlis ta’lim yang
dilaksanakan pada setiap hari ahad pukul 09.00-10.00 WIB ,
dengan materi aqidah, fiqih, akhlak, muamalah dan siroh
nabawiyah.
Disamping itu juga kegiatan yang ada di masjid Agung
Baitussalam Purwokerto diadakan pengajian bulanan yang
diadakan pada setiap pekan ke dua, pengajian ini dihadiri sekitar
seribu jama’ah lebih, yang banyak dihadiri dari jama’ah sekitar
BARLINGMASCAKEB.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
26
b. Pembinaan remaja Islam
Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang
melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Hal
ini sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam menjamin estafet
makmurnya suatu masjid sehingga fungsi dinamika masjid itu
sendiri dapat di pertahankan keeksistensiannya. Pembagian tugas
dan wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan
organisasi yang menggunakan konsep Islam dengan menerapkan
asas musyawarah dan mufakat disetiap aktivitasnya.
Dalam hal ini Takmir Masjid Agung Baitussalam
memperdayakan remaja masjid dengan mengadakan pelatihan-
pelatihan dan kajian-kajian keislamaman yang menyangkut tentang
problematika remaja. Diantara kegiatan yang dilakukan adalah
pelatihan khatib muda yang bertujuan untuk membentuk para para
para remaja untuk bisa tampil di depan umum.
c. Taman Pendidikan Al-Qur’an
Taman Pendidikan AlQur’an (TPQ) yang ada di Masjid
Agung Baitussalam Purwokerto dimulai pada tahun 2001, TPQ ini
mengalami pasangsurut dikarenakan pergantian takmir masjid, dan
sekarang ini mengalami penurunan kualitas maupun kuantitas
peserta didik, yang manapada tahun ini hanya sekitar 65 siswa.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
27
TPQ di masjid Agung Baitussalam ini dilaksanakan 4 hari dalam
seminggu, yaitu setiap hari Senin, Selasa, Kamis dan Jum’at
setelah shalat ashar pukul 16.00-17.30 WIB. Pelajaran yang
diajarkan adalah BTAQ (Baca Tulis Al-Qur’an), tajwid, fiqh,
praktek ibadah, akidah dan bahasa Arab, dan do’a sehari-hari.
Tenaga pengajar di TPQ ini adalah beberapa dari takmir
masjid dan beberapa dari para mahasiswa. Metode pembelajaran
yang diterapkan adalah metode ḥalaqah, privat dan klasikal.
Kegiatan yang diadakan di TPQ Masjid Agung Baitussalam tidak
hanya belajar mengajar saja, akan tetapi santri dan santriwati diajak
untuk menghafal do’a sehari-hari, menghafal surat-surat pendek,
praktek shalat berjama’ah mulai dari azan dan iqomah, serta diajak
bernyanyi menghafalkan lagu-lagu Islam.
d. Kegiatan insidental
Kegiatan insidental ini dilakukan ketika ada momen-momen
tertentu yang berkaitan dengan peringatan hari-hari besar Islam,
seperti acara peringatan tahun baru Islam, peringatan isra’ mi’raj,
maulid Nabi dan hari-hari besar Islam yang lainnya. Pada acara
insidental ini biasanya takmir masjid mengundang da’i-da’i dan
tokoh-tokoh agama yang mempunyai banyak pengaruh dikalangan
masyarat dari dalam kabupaten Banyumas sendiri maupun dari luar
daerah. Dalam acara ini biasanya takmir masjid menamainya
dengan acara kegiatan pengajian tabligh akbar yang mana dalam
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
28
pelaksanaannya banyak melibatkan dari berbagai ormas Islam yang
ada di Purwokerto seperti halnya ormas Islam Muhammadiyah,
Dewan Dakwah Islam Indonesia dan Al-Irsyad Al-Islamiyah.
B. Masjid
1. Definisi Masjid
Masjid, yang berasal dari bahasa Arab, masjidun dari kata kerja
sajada memiliki arti harfiah sebagai ‘tempat bersujud, bangunan tempat
bersembahyang orang Islam. (Abdul Karim, 2007: 40). Secara luas
masjid adalah tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung
kepatuhan kepada Allah semata. Allah menegsakan dalam Al-Qur’an:
وأن المساجد لله فال تدعوا مع الله أحداArtinya: “Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah
kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di
dalamnya di samping (menyembah) Allah”. (QS.Al-Jin 18)
Bagi kaum muslilmin, setiap jengkal bumi adalah masjid. Rasulullah bersabda:
رض وطمسجدا هوراي أل وجعلت
Artinya: “Telah dijadikan untukku (dan untuk umatku) bumi sebagai masjid dan sarana penyucian diri” (HR Bukhari dan Muslim melalui Jabir bin Abdullah).
Oleh karena itu, setiap muslim diperbolehkan melaksanakan
shalat di wilayah manapun di bumi ini, kecuali di atas kuburan atau di
tempat-tempat yang najis, dan di tempat-tempat yang menurut ukuran
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
29
kaum muslimin kurang wajar dijadikan tempat untuk shalat dan ibadah.
(Moh. E. Ayub, 1994: 1)
2. Sejarah Tentang Masjid
Pada masa permulaan Islam di sebarkan di Makkah, Rasulullah
mendapat tantangan yang besar dari kafir Quraisy. Kemudian pada tahun
kesebelas enam orang suku Khazraj dari Yatsrib bertemu Nabi di Aqabah
Mina dan menyatakan masuk diri untuk memeluk agama Islam, hal ini
menjadi titik awal era baru Islam dan dunia. Penduduk Yatsrib akhirnya
banyak yang masuk Islam dan melaksanakan bai’at Aqabah, Nabi
menyarankan umat Islam untuk hijrah ke Yatsrib dan inilah sebagai batu
pertama dari bangunan negara Islam yang nantinya menjadi Madinah.
Dua tahun dari hijrah, Nabi membuat Piagam Madinah sebagai konstitusi
atau undang-undang dasar negara Islam pertama yang didirikan oleh
Rasulullah. (Kunto Wijoyo, 2002: 26)
Dalam perjalanan hijrahnya, ketika sampai di Yatsrib,
Rasulullah Saw membangun sebuah masjid yang nantinya dinamakan
Masjid Nabawi. Namun sebelum Rasulullah membangun masjid di
Madinah pada awalnya beliau ketika dalam perjalanan dari Makkah
menuju ke Madinah beliau berhenti sejenak di desa Quba dan dan
membangun sebuah masjid yang dinamakan sebagai masjid Quba.
Pembangunan masjid itu merupakan simbol era baru pembinaan
bagi kaum muslimin. Jika di Makkah pembinaan Rasulullah bersifat
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
30
pribadi, maka sejak dimulainya pembangunan masjid itu, sasaran
pembinaannya lebih besifat keutamaan. Quba dan Madinah merupakan
pertanda zaman baru sebagai masa pembinaan umat dalam arti seluas-
luasnya. Mulai saat itu, pembinaan umat dipusatkan di masjid. Masjid
sejak awal pendiriannya, tidak sekedar tempat orang melaksanakan
shalat, tapi sekaligus pusat peradaban dan pusat pembinaan ummat.
Masjid Quba sebagai tempat pertama dan sebagai simbol dan
pusat gerakan dakwah Islam. Selanjutnya masjid kedua didirikan di
dekat kediaman Rasulullah yang terkenal dengan nama masjid Nabawi.
Di masjid inilah Rasulullah mengembangkan dakwah Islam, membangun
masyarakat Islam, membangun pendidikan Islam, menyatukan suku-suku
yang berselisih, menuju masyarakat Islam yang lebih maju berstau dan
sejahtera. Sebagai kepala pemerintahan Rasulullah memusatkan
kegiatanya di masjid Nabawi. Manajemen masjid seperti ini dilanjutkan
pada masa sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in hingga abad XVI H.(Kunto
Wijoyo, 1996: 195)
Bangunan masjid Quba terdiri dari pelepah kurma, berbentuk
persegi empat, dengan enam serambi yang bertiang. Masjid pertama
dalam sosialisasi Islam itu hanya sekedar tempat untuk bersujud, tempat
shalat, dan tempat berteduh dari panas terik matahari dipadang pasir yang
tandus. Sejarah mencatat, masjid Quba berdiri pada tanggal 12 Rabi’ul
Awal tahun pertama hijriyah. Keberadaan masjid ini merupakan tonggak
kokoh syiar keislaman periode awal. (Moh. E. Ayub, 1994: 3)
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
31
Di masjid Quba Nabi bersama dengan para sahabatnya
melakukan shalat berjama’ah. Di masjid Quba ini pula Nabi
menyelenggarakan shalat jum’at untuk yang pertama kalinya.
Selanjutnya, Nabi membangun masjid yang lain ditengah kota Madinah,
yakni masjid Nabawi, yang kemudian menjadi aktifitas Nabi dan pusat
kendali seluruh permasalahan kaum muslimin. Yang sangat menarik
Nabi hampir secara teratur mengunjungi masjid Quba dan shalat
berjama’ah bersama warga desa. Kebiasaan ini lalu diikuti oleh banyak
sahabat seperti, Abu Bakar, Umar, Ali dan Muaaz bin Jabal.
Posisi masjid Quba bertambah istimewa karena dia adalah salah
satu dari tiga masjid yang dicantumkan dalam Al-Qur’an. Dua yang lain
adalah Masjidil haram di Makkah dan Masjidil Al-Aqsha di Yerusalem.
Masjid Nabawi tidak termasuk dalam kelompok elit tersebut. Ketika
orang-orang munafik dari suku-suku Aus dan Khazraj membangun
masjid tandingan dimasjid Quba, yang dikenal dengan masjid Dhirar atau
masjid yang menyesatkan dengan niat untuk memecah belah umat Islam.
Allah berfirman:
يانه ر أم من أسس بـنـ يانه على تـقوى من الله ورضوان خيـ أفمن أسس بـنـوالله ال يـهدي القوم ◌ على شفا جرف هار فانـهار به يف نار جهنم
الظالمني
Artinya: “Janganlah kamu Shalat di masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu shalat didalamnya. Di
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
32
dalamnya ada orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”. ( Surat At-Taubah: 108)
Di Indonesia setelah berdirinya kerjaan Islam Demak, masjid
menyatu dengn pemerintahan seperti pada masa Nabi. Masjid Sunan Giri
1407 didrikan sebagai pusat peyebaran Islam dan pendidikan Santri. Di
Yogyakarta masjid Agung keraton Yogja dijadikan juga sebgai pusat
perayaan masyarakat yang sarat dengan muatan budaya dan seni. (Kunto
Wijoyo, 1996: 200)
Masjid adalah simbol dari agama (Islam) yang dalam sejarah
mampu menjadi kekuatan sejarah untuk mengubah dunia.
Transfor-mative capacity dari agama Islam sudah menjadi jelas baik
sebagai kekuatan sosial, politik, maupun budaya. Kreativitas sejarah yang
mula-mula muncul sebagai kekuatan spiritual (iman) telah mampu
memobilisasikan umat Islam dalam perjalanan sejarah yang panjang dari
jaman kekhalifahan, kerajaan-kerajaan. dan perlawanan terhadap
penetrasi imperial-isme. sehingga sebuah peradaban baru muncul dalam
arena sejarah.
Dari masjid sederhana dari batang kurma (masjid Quba) digurun
yang tandus 14 abad yang lalu perubahan dunia dimulai oleh masyarakat
yang terbelakang, buta huruf yang akhirnya mampu menaklukkan dua
kekuatan besar; Romawi dan Persi, dalam waktu amat singkat. Padahal
sebelumnya, dua negara adidaya tersebut tak pernah terkalahkan selama
ratusan tahun.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
33
Masyarakat jahiliyah yang dulunya bergelimang kemaksiatan,
mampu “disulap” menjadi bangsa yang berbudaya, mencintai ilmu, dan
memegang teguh prinsip hidup. Hal ini terjadi karena dua penyebab
yaitu, pertama, sumber ajaran yang dibawakan oleh sang pembawa
perubahan yaitu Nabi Muhammad SAW yang berasal dari wahyu Allah
SWT, dan bukan berasal dari pikiran manusia. Jadi, ajaran yang
dibawakan oleh Nabi Muhammad tidak mungkin salah dan keliru.
Kedua, Nabi Muhammad SAW menjadikan masjid sebagai markas untuk
membina para sahabat dan umatnya, disitulah Nabi Muhammad
menggebleng para sahabat untuk dididik dan bentuk sehingga menjadi
manusia yang bermartabat dan beradab.
Dari hasil didikan Nabi Muhammad SAW di masjid tersebut
maka lahirlah manusia-manusia yang mempunyai akhlak yang sangat
mulia seperti halnya Abu Bakar Sidiq, Umar bin Khathab, Utsman bin
Affan, Ali bin Abi Thalib. Ketika Nabi Muhammad mengawali
dakwahnya di kota Madinah maka Nabi Muhammad SAW menjadikan
masjid menjadi pusat berbagai kegiatan, dari masjid juga berdirilah
sebuah peradaban yang sempurna yaitu yang bernama peradaban
Madinah.
Secara historis sebagian masjid monumental dan megah yang
masih ada sampai sekarang (tersebar di Maroko, Spanyol, Turki, India,
Iran, sampai Asia Tenggara) dibangun oleh para penguasa Muslim
dengan arsitekturnya sangat indah. Kemegahan fisik dan fasilitas masjid
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
34
penting, tetapi prioritas utama dari keberadaan masjid adalah tegaknya
syariat di lingkungannya, kuatnya persaudaraan Islam, dan kepekaan
terhadap kesenjangan sosial. Setelah fungsi ini terwujud, barangkali tidak
ada salahnya sisa sumber daya yang ada dipakai untuk memperindah
masjid.
Sayangnya, semangat umat Islam pada umumnya belum betul-
betul seperti yang diharapkan Allah SWT dalam ayat di atas, gairah
mereka justru lebih besar untuk mempermegah bangunan dan
memperhebat fasilitasnya saja tanpa diimbangi upaya yang sungguh-
sungguh untuk memaksimalkan fungsi dan perannya sebagai masjid dan
hal ini menjadi tanggung jawab kita bersama untuk selalu memakmurkan
masjid agar masjid yang sudah ada untuk kita semarakkan dengan syiar
dan dakwah Islam.
3. Pengelolaan Masjid
Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami
perkembangan yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi
dan perannya. Hampir dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di
situ ada Masjid. Di samping menjadi tempat beribadah, Masjid telah
menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman, pusat
dakwah, kepentingan sosial dan lain sebagainya.
Meskipun demikian ini tidak berarti bahwa setiap masjid di
tanah air sudah dikelola dan dimanfaatkan dengan maksimal. Masih ada
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
35
beberapa masjid yang pengelolaannya masih memprihatinkan dan bahkan
sepi ditinggalkan jamaahnya.
Untuk itu pengelolaan masjid yang baik sangat diperlukan sekali
dalam pengelolaan masjid. Pengelolaan atau idarah masjid, disebut juga
manajemen masjid, pada garis besarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu
(1) Manajemen Pembinaan Fisik Masjid (Physical Management) dan (2)
Pembinaan Fungsi Masjid (Functional Management). (Moh. E. Ayub,
1994: 33)
Manajemen Pembinaan Fisik Masjid meliputi kepengurusansan,
pembangunan dan pemeliharaan fisik masjid, pemeliharaan kebersihan
dan keanggunan masjid pengelolaan taman dan fasilitas-fasilitas yang
tersedia. Pembinaan fungsi masjid adalah pendayagunaan peran masjid
sebagai pusat ibadah, dakwah dan peradaban Islam sebagaimana masjid
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Sebagai pusat ibadah mahdhah, masjid disiapkan sedemikian
rupa sehingga pelaksanaan ibadah itu seperti shalat lima waktu, shalat
Jum'at dan shalat-shalat sunnah berjalan dengan baik sesuai dengan
ajaran Islam. Pengelolaan pelaksanaan zakat, ibadah puasa dan ibadah
haji diberikan bimbingan pelaksanaannya melalui masjid. Sebagai pusat
dakwah, masjid hendaknya memprakarsai kegiatan dakwah baik secara
tulisan, lisan, elektronik dan dakwah bil hal. Hal ini bisa dilakukan
misalnya dengan pembentukan lembaga dakwah. Untuk mengantisipasi
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
36
perluasan kegiatan masjid bisa dilakukan dengan membentuk lembaga-
lembaga yang bernaung di bawahnya.
Lembaga-lembaga itu berfungsi sebagai kepanjangan tangan
dari program yang telah ditetapkan. Mengenai jumlahnya disesuaikan
dengan kebutuhan yang berkembang di lingkungan masjid seperti
lembaga haji dan umrah, lembaga pembinaan muallaf, BMT dan
sebagainya. Kegiatan dan pengelolaan masjid memerlukan dana yang
besar, karena itu tidak cukup bila hanya mengandalkan hasil dari kotak
infak yang diadakan setiap Jum'at dan setiap pengajian.
Masjid harus memiliki sumber dana tetap dan bergengsi,
misalnya mengembangkan usaha-usaha tertentu dengan memanfaatkan
pangsa pasar. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan penyewaan gedung
untuk resepsi pernikahan, seminar, pelaksanaan kursus-kursus yang
dibutuhkan di kalangan masyarakat, dan melakukan kegiatan bisnis
lainnya. Termasuk dalam rangka mengumpulkan dana untuk kegiatan
masjid adalah pembentukan BMT lembaga haji dan umrah membuka
mini market dan sebagainya. Organisasi masjid dengan berbagai
kebijaksanaannya termasuk masalah keuangan yang harus dikelola secara
transparan, sehingga para jama'ah dapat mengikuti perkembangan
masjidnya secara baik. Masjid yang dirasakan sebagai milik bersama dan
dirasakan manfaatnya secara maksimal oleh para jama'ah akan mendapat
dukungan yang kuat, baik dari segi pembangunan maupun dana.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
37
4. Fungsi Masjid
Masjid mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi umat
Islam, dikatakan penting dikarenakan untuk membentuk pribadi dan
masyarakat yang islami. Untuk bisa merasakan urgensi yang penting
itulah, masjid harus difungsikan dengan sebaik-baiknya dan lebih untuk
dioptimalkan.
Untuk dapat mengoptimalkan peran dan fungsi masjid pada
masa sekarang ini, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu
bagaimana masjid difungsikan pada masa Rasulullah. Masjid merupakan
tempat ibadah multi fungsi. Masjid bukanlah tempat ibadah yang
dikhususkan untuk shalat dan i`tikaf semata. Masjid menjadi pusat
kegiatan positif kaum muslimin dan bermanfaat bagi umat. Dari situlah
seharusnya kaum muslimin merancang masa depannya, baik dari segi din
(agama), ekonomi, politik, sosial, dan seluruh sendi kehidupan,
sebagaimana para pendahulunya memfungsikan masjid secara maksimal.
Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allahh SWT,
tempat shalat dan tempat beribadah kepada-Nya. Lima kali sehari
semalam umat Islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan
shalat berjama’ah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak
dikumandangkan nama Allah melalui adzan, iqamah, tasbih, tahmid,
tahlil, istighfar, dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
38
sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma
Allah.
Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan,
diperluas jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan
organisasi dan manajemen yang baik. Tegasnya, perlu tindakan
mengaktualkan fungsi dan peran Masjid. Meskipun fungsi utamanya
sebagai tempat menegakkan shalat, namun Masjid bukanlah hanya
tempat untuk melaksanakan shalat saja.
Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain
dipergunakan untuk shalat, berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa
dipergunakan untuk kepentingan sosial. Misalnya, sebagai tempat belajar
dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu), merawat orang sakit,
menyelesaikan hukum li'an dan lain sebagainya. Berikut beberapa di
antaranya adalah:
a. Tempat pelaksanaan peribadatan
Masjid sebagaimana kita ketahui berasal dari kata sajada-
yasjudan yang berarti merendahkan diri, menyembah atau sujud.
(Ahmad Yani, 2009: 37) dengan demikian, masjid menjadi tempat
shalat dan dzikir merupakan fungsi utama masjid.
Untuk itu, seluruh aktifitas yang dilaksanakan di dalam
masjid berorientasi pada dzikrullah. Karena pemanfaatan masjid
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
39
untuk menyembah Allah, maka pemanfaatan untuk menyembah
selain Allah menjadi sesuatu yang sangat terlarang.
Allah berfirman:
وأن المساجد لله فال تدعوا مع الله أحداArtinya: “ dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah
untuk Allah. Maka janganlah kamu menyembah apapun di dalamnya
selain Allah.” (Al-Jinn: 18)
b. Sebagai tempat untuk menuntut ilmu
Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar,
khususnya ilmu agama yang merupakan fardlu ain bagi umat Islam.
Disamping itu juga ilmu-ilmu lain, baik ilmu alam, sosial,
humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat diajarkan di
Masjid.
Beberapa masjid, terutama masjid yang didanai oleh
pemerintah, biasanya menyediakan tempat belajar baik ilmu
keislaman maupun ilmu umum. Sekolah ini memiliki tingkatan dari
dasar sampai menengah, walaupun ada beberapa sekolah yang
menyediakan tingkat tinggi. Beberapa masjid biasanya menyediakan
pendidikan paruh waktu, biasanya setelah subuh, maupun pada sore
hari.
Pendidikan di masjid ditujukan untuk segala usia, dan
mencakup seluruh pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
40
Selain itu, tujuan adanya pendidikan di masjid adalah untuk
mendekatkan generasi muda kepada masjid. Pelajaran membaca
Qur’an dan bahasa Arab sering sekali dijadikan pelajaran di
beberapa negara berpenduduk Muslim di daerah luar Arab, termasuk
di Indonesia. Kelas-kelas untuk mualaf, atau orang yang baru masuk
Islam juga disediakan di masjid-masjid.
Rasulullah juga menjadikan masjid berfungsi sebagai tempat
mengajarkan ilmu yang telah diperolehnya dari Allah yang berupa
wahyu. Hal ini menandakan masjid berfungsi sebagai madrasah yang
didalamnya kaum muslimin memperoleh ilmu pengetahuan.
c. Sebagai tempat pembinaan jama’ah
Diantara fungsi masjid yang lain adalah sebagai sarana untuk
membina para jama’ah. Maka dengan adanya umat Islam di
sekitarnya, Masjid berperan dalam mengkoordinir mereka guna
menyatukan potensi dan kepemimpinan umat. Selanjutnya umat
yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Tamir Masjid dibina
keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan dawah islamiyah.
Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.
d. Sebagai pusat dakwah dan kebudayaan
Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu
berdenyut untuk menyebarluaskan dawah islamiyah dan budaya
islami. Di Masjid pula direncanakan, diorganisasi, dikaji,
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
41
dilaksanakan dan dikembangkan dawah dan kebudayaan Islam yang
menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid, berperan
sebagai sentra aktivitas dawah dan kebudayaan.
Di masjid para sahabat juga saling berta’aruf. Melalui ta’aruf
maka kadang ditemukan kekurangan dan kelebihan, maka
merekapun saling nasehat dan menasehati agar menjadi orang yang
lebih baik lagi. Ini berarti masjid mempunyai fungsi yang sangat
besar dalam dakwah. (Muhammad Yani, 2009: 47)
e. Sebagai pusat kaderisasi umat
Sebagai tempat pembinaan jamaah dan kepemimpinan umat,
Masjid memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara
istiqamah dan berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti.
Karena itu pembinaan kader perlu dipersiapkan dan dipusatkan di
Masjid sejak mereka masih kecil sampai dewasa. Di antaranya
dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPQ), Remaja Masjid
maupun Tamir Masjid beserta kegiatannya.
f. Sebagai basis kebangkitan Islam
Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat
Islam sebagai abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama
tertidur dan tertinggal dalam percaturan peradaban dunia berusaha
untuk bangkit dengan berlandaskan nilai-nilai agamanya. Islam
dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi, hukum,
ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
42
dicoba untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil
umat. Menafasi kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses
islamisasi dalam segala aspek kehidupan secara arif bijaksana
digulirkan.
C. Pendidikan Islam
1. Definisi Pendidikan Islam
Pendidikan Islam yaitu suatu proses bimbingan dari pendidik
terhadap perkembangan jasmani, rohani, dan akal peserta didik kearah
terbentuknya pribadi muslim yang baik. (Fatah Syukur, 2015: 2).
Pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah.
Sebagaimana Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan
manusia, baik duniawi maupun ukhrawi. Pendidikan Islam yang
bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam yang melandasi, merupakan
proses ikhtiariyah yang secara pedagogis mampu mengembangkan hidup
anak kearah kedewasaan/ kematangan yang menguntungkan dirinya
(Arifin, 2008: 8).
Dari berbagai literatur terdapat berbagi macam pengertian
pendidikan Islam. Menurut Athiyah Al-Abrasy, pendidikan Islam adalah
mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia,
mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya, pola
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
43
pikirnya teratur dengan rapi, perasaannya halus, profesiaonal dalam
bekerja dan manis tutur sapanya.
Sedang Ahmad D. Marimba memberikan pengertian bahwa
pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama
menurut ukuran-ukuran Islam.
Sedangkan menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas,
pendidikan adalah suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia
mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan
kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut.
Selama ini buku-buku ilmu pendidikan islam telah
memperkenalkan paling kurang tiga kata yang berhubungan dengan
pendidikan islam yaitu, Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib. Jika ditelusuri ayat-
ayat al-Quran dan matan As-Sunah secara mendalam dan komperhensif
sesungguhnya selain tiga kata tersebut masih terdapat kata-kata lain
tersebut, yaitu Tazkiyah, al-muwa’idzah, tafaqqu, tilawah, tahzib, al-
irsyad, tafakkur, ta’aqqul dan tadabbur.
Deskripsi selengkapnya terhadap kata-kata tersebut dapat
dikemukakan sebagi berikut.
a. Tarbiyah
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
44
Kata tarbiyah berasal dari kata رب atau ربا didalam al-
Quran disebutkan lebih dari dalapan ratus kali, dan sebagian besar
atau bahkan seluruhnya dengan Tuhan, yaitu terkadang dihubungkan
dengan alam jagat raya (bumi, langit, bulan, bintang, matahari,
tumbu-tumbuhan, binatang, gunung, laut dan sebagainya), dengan
manusia seperti pada kata rabbuna (Tuhan kami), rabbuhu
(Tuhannya), rabbuhum (Tuhan mereka semua), rabbiy (Tuhan-ku).
Karena demikian lausnya pengertian al-tarbiyah ini, maka ada
sebagian pakar pendidikan, seperti Naquid al-Attas yang tidak
sependapat dengan pakar pendidikan lainnya yang menggunakan
kata al-tarbiyah dengan arti pendidikan. Menurutnya, kata al-
tarbiyah terlalu luas arti dan jangkauannya.
Kata tersebut tidak hanya menjangkau manusia melainkan
juga menjaga alam jagat raya sebagaimana tersebut. Benda-benda
alam selain manusia, menurutnya tidak dapat dididik, karna benda-
benda alam selain manusia itu tidak memiliki persyaratan potensial,
seperti akal, pancaindra, hati nurani, insting, dan fitrah yang
memungkinkan untuk dididik. Yang memiliki potensi-potensial
diatas itu hanya manusia. Untuk itu Naquid al-Attas lebih memilih
kata at-ta’dib.
b. At-Ta’lim
Kata ta’lim atau asal katanya, yaitu ‘allam, yu’allimu, ta’liman.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
45
خيركم من تعلم القرآن وعلمه
Artinya: “sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya” (HR. Bukhari)
Didalam hadis tersebut kata ta’lim dihubungkan dengan
mengajarkan ilmu kepada seseorang, dan orang yang mengajarkan
ilmu tersebut akan mendapatkan pahala dari Tuhan. Kata at-ta’lim
dalam arti pengajaran yang merupakan bagian dari pendidikan
banyak digunakan untuk kegiatan pendidikan yang bersifat
nonformal, sepeti majelis taklim. Kata at-ta’lim dalam pendidikan
sesungguhnya merupakan kata yang paling dahulu digunakan
daripada kata at-tarbiyah. Kegiatan pendidikan dan pengajaran
pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dirumah Al-
Aqram di Makkah, dapat juga disebut majelis at-ta’lim.
c. At-Ta’dib
Kata At-ta’dib berasal dari kata addaba, yuaddibu, ta’diban
yang dapat berarti education (pendidikan), discipline (disiplin),
punishment (peringatan atau hukuman) dan chastisement (hukuman-
penyucian). kata at-ta’dib berasal dari kata adab yang berarti
beradab, bersopan santun, tata krama, adab, budi pekerti, akhlak,
moral dan etika. (Abdul Mujid, 2000: 20)
Kata at-ta’dib dalam arti pendidikan sebagaimana
disinggung di atas, ialah kata yang dipilih oleh Naquid al-Attas.
Dalam hubungan ini ia mengartikan at-ta’dib sebagai pengenalan
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
46
dan pengakuan yang secara berangssur-angsur ditanamkan kepada
manusia tentang tempat-tenpat yang tepat dari segala sesuatu
didalam tatanan penciptaan, sehingga membimbing kearah
pengenalan dan pengakuan kekuatan dan keagungan Tuhan.
d. At-Tahdzib
Kata at-tahdzib secara harfiah berarti pendidikan akhlak
atau menyucikan diri dari perbuatan akhlak yang buruk, dan berarti
pula terdidik atau terpelihara dengan baik, dan berarti pula beradab
sopan. (Mahmud Yunus, 2002: 481)
Dari berbagai pengertian tersebut, tampak bahwa secara
keseluruhan kata a-tahzib terkait dengan perbaikan mental sepiritual,
moral dan akhlak, yaitu memperbaiki mental seseorang yang tidak
sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan
ajaran atau norma, memperbaiki perilakunya agar menjadi baik dan
terhormat, serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar
manjadi akhlak mulia. Berbagai kegiatan tersebut termasuk dalam
bidang kegiatan pendidikan. Itulah sebabnya, kata at-tahzib juga
berati pendidikan.
e. Al-Wa’dz atau Al-Mau’idzah
Al-wa’dz berasal dari kata wa’aza yang berarti to preach
(mengajar), conscience (kata hati, suara hati, hati nurani), to
admonish (memperingatkan atau mengingatkan), exhort (mendesak),
dan to warn (memperingatkan). Inti al-wa’dz atau al-mau’idzah
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
47
adalah pendidikan dengan car memberikan penyandaran dan
pencerahan batin, agar timbul kesadaran untuk berubah menjadi
orang yang baik.
f. Al-Riyadhah
Al-Riyadhah berasal dari kata raudha, yang mengandung
arti to tame (menjinakan), domesticate (menjinakan), to break in
(mendobrak atau membongkar), train (latihan), to train (melatih),
coach (melatih), to pacify (menenangkan atau menenteamkan),
placate (mendamaikan, menentramkan), to practice
(memperagakan), exercise (melatih), regulate (mengatur), to seek to
make tractable ( menemukan untuk membuat mudah dikerjakan),
dan try to bring round (mencoba membawa keliling). (Mahmud
Yunus, 2002: 182).
Dalam pendidikan, kata al-riyadhah diartikan mendidik
jiwa anak dengan akhlak mulia. Didalam Al-Quran maupun As-
Sunah kata al-riyadhah secara eksplisit tidak dijumpai, namun inti
dan hakikat al-riyadhah dalam arti mendidik atau melatih mental
spiritual agar senantiasa mematuhi ajaran Allah SWT amat banyak
dijumpai.
g. At-Tazkiyah
Al-tazkiyah berasal dari kata zakka-yuzakki-tazkiyatan yang
berarti purification (pemurnian atau pembersihan), chastening
(kesucian dan kemurnian), pronouncement of (pengumuman atau
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
48
pernyataan), integrity of a witness (pengesahan atau kesaksian),
honorable record (catatan yang dapat dipercaya dan dihormati). Dari
penjelasan tersebut terlihat, bahwa kata al-tazkiyah ternyata juga
digunakan untuk arti pendidikan yang bersifat pembinaan mental
spiritual dan akhlak mulia.
h. At-Talqin
Kata at-talqin berasal dari laqqana, yulaqqinu, talqina yang
dapat berarti pengajaran atau mengajarkan, dan dapat berarti pula
insruction (perintah atau anjuran), direction (pengarahan), dictation
(pengimlaan atau perintah), dictate (mendikte atau memerintah),
inspiration (ilham, inspirasi), insinuation (sindiran atua tuduhan
tidak langsung), suggestion (dorongan), suborning of witness
(pengimlaan atau perintah). Dari sekian kata tersebut terlihat bahwa
kata talqin juga digunakan untuk arti pengajaran. Dari penjelasan
tersebut terlihat, bahwa kata at-talqin ternyata digunakan pula untuk
arti pendidikan dan pengajaran yang diberlakukan tidak hanya
kepada orang yang masih hidup melainkan kepada orang sudah
meninggal.
i. At-Tadris
Kata at-tadris berasal dari kata darrasa, yudarrisu,
tadrisan, yang dapat berarti teaching (pengajaran atau mengajarkan),
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
49
instruction (perintah), tution (kuliah, uang kuliah). Intinya kata at-
tadris berarti pengajaran, yakni, menyampaikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik yang selanjutnya memberi pengaruh dan
menimbulkan perubahan pada dirinya.
j. At-Tafaqquh
Kata at-tafaqquh berasal dari kata tafaqqaha, yatafaqqohu,
tafaqquhan yang berarti mengerti dan memahami. Selanjutnya Ar-
Raghib al-Asfaniy mengartikan kata tafaqquh sebagain berikut :
menghubungkan pengetahuan yang abstrak dengan ilmu yang
konkret, sehingga menjadi ilmu yang khusus. Dari kata al-tafaqquh
muncul kata al-fiqh yang selanjutnya menjadi sebuah nama bagi
ilmu yang mempelajari hukum-hukum syariah yang disandarkan
pada dalil-dalil terperinci. Kata al-tafaqquh selanjutnya lebih
digunakan untuk menunjukan pada kegiatan pendidikan dan
pengajaran ilmu agama islam.
k. Al-Irsyad
Kata al-irsyad dapat mengandung arti yang berhubungan
dengan pengajaran dan pendidikan yaitu bimbingan, pengarahan,
pemberitahuan, nasihat, dan bimbingan sepiritual. Dengan demikian
kata al-irsyad layak dipertimbangkan untuk dimasukan dalam arti
kata pendidikan dan pengajaran.
2. Dasar Pendidikan Islam
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
50
Dasar adalah landasan tempat berpijak. Dasar suatu bangunan
yakni fondamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar tegak dan
kokoh berdiri. Demikian pula dasar pendidikan Islam yaitu fondamen
yang berupa ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan
dating menjadi landasan pendidikan Islam agar tetap tegak berdiri.
Dengan adanya ini, maka pendidikan Islam tidak mudah diombang
ambingkan oleh pengaruh luar (Uhbiyati, 2005:19).
Dasar pendidikan Islam secara garis besar ada 3 yaitu al-
Qur’an, as-Sunnah dan perundang-undangan yang berlaku di Negara kita.
a. Al-Qur’an
Islam mewajibkan umatnya untuk melaksanakan pendidikan
dan pengajaran. Menurut ajaran Islam, pendidikan merupakan
kebutuhan hidup mutlak manusia yang harus dipenuhi. Karena itu
Islam selalu mendorong umatnya. Ayat al-Qur’an yang pertama kali
turun adalah berkenaan dengan pendidikan. Allah SWT berfirman:
نسان من علق -اقـرأ باسم ربك الذي خلق اقـرأ -خلق اإلنسان ما مل يـعلم -الذي علم بالقلم -وربك األكرم علم اإل
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah yan Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,Dia mengajar kepada ma nusia apa yang tidak diketahuinya”.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
51
Ayat ini menjelaskan bahwa seolah-olah Tuhan berkata
hendaknya manusia meyakini akan adanya Tuhan pencipta manusia
(dari segumpal darah), dan untuk memperkokoh keyakinan dan
memelihara agar tidak luntur hendaknya melaksanakan pendidikan
dan pengajaran.
b. Assunnah
Al-Qur`an disampaikan oleh Rasulallah saw kepada manusia
dengan penuh amanat, tidak sedikitpun ditambah ataupun dikurangi.
Selanjutnya, manusialah hendaknya yang berusaha memahaminya,
menerimanya dan kemudian mengamalkannya.
Sering kali manusia menemui kesulitan dalam memahaminya, dan ini dialami oleh para sahabat sebagai generasi pertama penerima al-Qur`an. Karenanya mereka meminta penjelasan kepada Rasulallah saw, yang memang diberi otoritas untuk itu. Allah SWT menyatakan otoritas dimaksud dalam firman Allah SWT di bawah ini:
للناس ما نـزل إليهم ولعلهم يـتـفكرون ◌ بالبـيـنات والزبر وأنزلنا إليك الذكر لتبـني
Artinya: “dan Kami turunkan kepadamu al-Dzikri (Al Quran), agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka berfikir” (Q. S. al-Nahl, 44).
Penjelasan itu disebut As-Sunnah yang secara bahasa At-
Thariqoh yang artinya jalan, adapun hubungannya dengan
Rasulullah SAW berarti perkataan, perbuatan, atau ketetapan dari
Nabi Muhammad SAW. Para ulama meyatakan bahwa kedudukan
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
52
Sunnah terhadap al-Qur`an adalah sebagai penjelas. Bahkan Umar
bin Khathab mengingatkan bahwa Sunnah merupakan penjelasan
yang paling baik. Ia berkata “ Akan datang suatu kaum yang
membantahmu dengan hal-hal yang subhat di dalam al-Qur`an.
Maka hadapilah mereka dengan berpegang kepada Sunnah, karena
orang-orang yang bergelut dengan sunah lebih tahu tentang kitab
Allah SWT”.
Dengan adanya sunnah sebagai sumber hukum kedua setelah
al-Quran, maka dalam pendidikan apa yang dijelaskan Rasulullah
baik berupa perkataan, perbuatan maupun taqrir akan menjadi
sumber dasar dalam pendidikan baik sebagai simtem pendidikan
maupun metodologi pendidikan Islam yang harus dijalani.
c. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
Bahwa Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 mengamanatkan kepada pemerintah untuk
mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan, ketaqwaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa
untuk kemajuan peradaban kesejahteraan umat manusia (UUD,
2003: 3).
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
53
3. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam setiap
proses pembelajaran karena menjadi acuan seluruh langkah-langkah
dalam proses tersebut (thoha, 2004:12).
Menurut Ali Asraf, tujuan pendidikan Islam adalah:
a. Mengembangkan wawasan spiritual yang semakin mendalam dan
mengembangkan pemahaman rasional mengenai Islam dalam
konsteks kehidupan modern.
b. Membekali anak didik dengan berbagai kemampuan pengetahuan
dan kebajikan, baik pengetahuan praktis, kesejahteraan lingkungan
sosial, dan pembangunan nasional.
c. Mengembangkan kemampuan pada diri anak didik, untuk
menghargai dan membenarkan superioritas komparatif kebudayaan
dan peradaban Islami diatas semua peradaban dan kebudayaan lain.
d. dorongan emosi melalui pengalaman imajinatif, sehingga
kemampuan kreatif dapat berkembang dan berfungsi mengetahui
norma-norma Islam yang benar dan yang salah.
e. Membantu anak yang sedang tumbuh untuk belajar berpikir secara
logis dan membimbing proses pemikirannya dengan berpijak pada
hipotesis dan konsep-konsep pengetahuan yang dituntut.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
54
f. Mengembangkan, mengharuskan, dan mendalami kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa tulis dan bahasa latin (Ali Asraf, 1989:
130-131)
Menurut Depag, tujuan pendidikan yaitu menciptakan manusia
berakhlak Islam, beriman, bertaqwa, dan meyakininya sebagai suatu
kebenaran serta berusaha dan mampu membuktikan kebenaran tersebut
melalui akal, rasa, dan feeling di dalam seluruh perbuatan dan tingkah
laku sehari-hari (Depag, 1997:143).
Menurut Arifin, tujuan pendidikan agama Islam adalah realisasi
dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi
kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di
dunia dan di akhirat. Merealisasi sikap penyerahan diri sepenuhnya
kepada Allah, baik secara perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat
manusia keseluruhannya (Arifin, 2004:41)
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah menanamkan taqwa dan akhlak mulia serta
menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang
berpribadi luhur menurut ajaran Islam dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Tujuan diadakan pendidikan Islam nonformal adalah untuk
memberikan pemahaman, pengetahuan, dan pembelajaran tentang Islam
secara benar berdasarkan al-Qur’an dan sunnah sesuai dengan
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
55
pemahaman generasi sahabat, tabiin, dan tabiut tabiin. Dengan demikian,
pendidikan menuntut adaanya proses interaksi antara pendakwah dengan
objek pendakwah. Proses tersebut dilakukan secara terus-menerus, baik
dalam bentuk klasikal, seperti halaqah (majelis kecil dalam bentuk
lingkaran), dan pengajian rutin, atau dalam bentuk incidental, seperti
tabligh akbar dan lain-lain.
D. Peranan Takmir Masjid dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan
Islam
Pengurus masjid yang telah mendapatkan kepercayaan untuk
mengelola masjid sesuai dengan fungsinya memegang peran penting dalam
memakmurkan masjid. merekalah lokomatif atau motor yang menggerakkan
umat Islam untuk mengelola masjid, memakmurkan masjid, membina
jamaah, membentuk remaja masjid dan menganekaragamkan kegiatan yang
dapat dikuti oleh masyarakat sekitar. Masjid yang dikelola secara baik akan
membuahkan hasil yang baik pula. Keadaan fisik masjid akan terawat dengan
baik. Kegiatan-kegiatan masjid akan berjalan dengan baik, jamaah pun akan
terbina dengan baik dan masjid menjadi makmur (Mohammad, 2007: 75).
Peran takmir masjid dapat dilihat dari beberapa kegiatan pendidikan
yang diselenggarakan oleh takmir masjid. Kegiatannya sebagai berikut:
1. Majelis Taklim
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
56
Majelis taklim adalah salah satu sarana pendidikan dalam Islam.
Majelis Taklim lebih dikenal dengan istilah pengajian-pengajian dan
sering pula berbentuk halaqah. Umumnya berisi ceramah atau
khutbahkhutbah keagamaan Islam. Tetapi dalam perkembangannya,
majelis taklim sering digunakan sebagai wadah wahana ilmiah,
sosiologis, politik, hukum, dan seterusnya. Ini terlihat pada masing-
masing di lingkungan perguruan tinggi. Diselenggarakan secara berkala
dan teratur yang diikuti oleh jamaah yang relative banyak yang bertujuan
untuk membina dan mengembangkan serta mencerahkan kehidupan
(Muliawan, 2005:161)
Ada beberapa fungsi dari majelis ta’lim diantaranya adalah:
a. Membina dan mengembangkan agama Islam dalam rangka
membentuk masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Sebagai taman rekreasi rohani karena diselenggarakan dengan serius
tapi santai
c. Sebagai ajang silaturrahmi yang dapat menghidupsuburkan dakwah
dan ukhuwah Islamiyah
d. Sebagai motivasi terhadap pembinaan jama’ah dalam mendalami
ilmu agama
e. Islam (Umar, 2010:142-144).
2. Pembinaan Remaja Masjid
Organisasi Pemuda Remaja Masjid merupakan bagian tidak
terpisah dari keberadaan masjid karena memang masjid merupakan
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
57
bagian tidak terpisahkan dari organisasi masjid itu sendiri. Keberadaan
remaja masjid ternyata memberikan warna tersendiri bagi pengembangan
masjid dan tentunya, diharapkan remaja masjid bisa menjadi motor
pengembangan pendidikan Islam yaitu dengan menjadikan masjid
sebagai wadah pusat aktivitas umat Islam umumnya dan khususnya
adalah bagi pemuda / remaja.
Secara faktual para pemuda memiliki peran yang sangat penting
dalam tatanan kehidupan manusia secara umum dan ummat Islam secara
khusus, karena jika mereka pemuda yang baik dan terdidik dengan adab-
adab Islam maka merekalah yang akan menyebarkan dan mendakwahkan
kebaikan Islam serta menjadi nakhoda umat ini yang akan mengantarkan
mereka kepada kebaikan dunia dan akhirat.
Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang
melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan masjid. Hal ini
sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam menjamin estafet
makmurnya suatu masjid sehingga fungsi dinamika masjid itu sendiri
dapat di pertahankan keeksistensiannya. Pembagian tugas dan wewenang
dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang
menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah dan
mufakat disetiap aktivitasnya.
Remaja masjid memiliki peran yang sangat penting karena
remaja masjid merupakan organisasi yang benar-benar memikirkan
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
58
perkembangan Islam. Remaja masjid memegang peranan dalam
penyebaran budaya Islam. Melalui remaja masjid secara bertahap kita
dapat menanamkan nilai-nilai Islam pada anak, sehingga dapat
membentengi generasi Islam dalam setiap aktivitasnya. Eksistensi remaja
masjid dalam pelaksanaan pembinaan kepada anakdapat mengarahkan
generasi muda Islam untuk mengenal diri mereka sebagai muslim dan
lingkungan dimana mereka berada. Melalui remaja masjid kita bisa
memotivasi dan membantu anak sebagai generasi muda Islam untuk
menggali potensi serta memotivasi mereka dengan mengadakan kegiatan
untuk menampilkan kreatifitas mereka.
Pembinaan remaja yang dilakukan oleh takmir masjid Agung
Baitussalam bertujuan untuk membentuk pribadi muslim yang bertaqwa
dan senantiasa berbakti dan bermanfaat bagi bangsa, negara dan umat.
Adapun materi pembinaan yang disampaikan meliputi, antara lain:
a. Aqidah Islam, yaitu rukun iman yang enam
b. Ibadah, yaitu thoharah, shalat, zakat, puasa dan haji
c. Moral atau akhlak, yaitu akhlak terhadap Allah, terhadap diri sendiri,
keluarga, tetangga, masyarakat dan alam sekitar.
Disamping materi-materi diatas juga disampaikan materi materi
yang bersifat material seperti sosial, politik, ekonomi, hukum dan sejarah
Islam.
3. Taman Pendidikan Al-Qur’an
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
59
Taman pendidikan Al-Qur’an (TPA) adalah salah satu organisasi
yang banyak menjamur dimasyarakat sebagai bentuk kepedulian terhadap
pendidikan agama pada anak-anak. TPA sebagai penunjang dari
pendidikan agama di MI/SD yang dilaksanakan diluar jam sekolah. TPA
juga berfungsi sebagai pengajaran dasar-dasar pelaksanaan ibadah dalam
agama Islam, oleh sebab itu bersifat alamiah. Sangat perlu untuk
menghindari bentuk-bentuk pemaksaan dalam pembelajarannya.
Tujuan didirikannya TPA adalah menyiapkan anak didik menjadi
generasi muslim yang bisa membaca al-Qur’an, mencintainya, komitmen
terhadapnya dan menjadikannya sebagai pandangan hidupnya. Materi
yang diajarkan dalam TPQ adalah materi-materi pokok yaitu santri dapat
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai tajwid. Sedangkan
materi penunjangnya adalah hafalan surat-surat pendek, hafalan bacaan
shalat, doa sehari-hari, bahasa Arab, menulis Arab, Akhlak, dan Aqidah.
E. Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitian
penelitian sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenai
kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti juga
menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam rangka
mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang
berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori
ilmiah.
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
60
1. Skripsi Hanik Asih Izzati ( mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga
tahun 2010 dengan judul “Peranan Masjid Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Islam). Penelitian ini menggunakan penelitian field
research. Masjid sebagai jantung dari ummat Islam maka sudah
selayaknya masjid mempunyai andil yang besar terhadap ummat Islam
terutama dalam masalah pendidikan. Pendidikan dalam Islam sangat
dianjurkan sekali, hal ini sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW ketika baru pertama kalinya hijrah dari kota Makkah
ke kota Madinah maka beliau membangun pondasi awalnya adalah
masjid, hal ini dirasa penting karena untuk memulai proses tahab
pendidikan terhadap ummat.
2. Adi Hermawan. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta
tahun ajaran 2012 dengan judul “Peran Masjid Sebagai Pusat
Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Akhlak Remaja”. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode field research, yaitu
penelitian lapangan yang mana penulis datang langsung mengamati ke
obyek yang akan diteliti. Masjid sebagai sentra kegiatan ummat Islam
yang fungsi utamanya adalah tempat untuk beribadah dan sujud kepada
Allah SWT, maka dengan difungsikannya masjid sebagai kegiatan
ummat Islam maka seharusnya fungsi masjid bukan sebagai tempat
untuk shalat saja akan tetapi bisa difungsikan sebagai tempat untuk
pembinaan terhadap para generasi muda untuk belajar. Para generasi
muda yang belajar melalui sebuah kajian-kajian yang diajarkan didalam
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
61
masjid maka dengan sendidrinya akan terbentuk akhlak yang mulia
yang ada pada diri remaja, hal ini menandakan masjid merupakan
sarana sebagai madrasah untuk berthalabul ‘ilmi.
3. Saddam husain Mahasiswa tahun 2015 “Peran Masjid Dalam
Pendidikan Islam Non Formal (Studi Kasus di Masjid Mardhatillah
Gempol Ngadirejo Kartasura)”. Maka ketika Rasulullah SAW hijrah ke
Madinah, hal yang beliau lakukan pertama kali adalah membangun
masjid, yang sekarang kita sebut masjid Nabawi. Masjid ini difungsikan
sebagai tempat ibadah, pendidikan, musyawarah, dan lain-lain.
Penggunaan masjid sebagai wadah pendidikan berkembang pesat di
masa Khalifah Bani Abbas yang terkenal dengan perkembangan
pendidikan dan kebudayaan Islam pada masa itu banyak masjid yang
didirikan para pengusaha, selain untuk ibadah juga digunakan untuk
saran pendidikan, selain itu masjid-masjid tersebut juga dilengkapi
dengan sarana dan fasilitas untuk pendidikan. Masjid-masjid juga
dijadikan tempat pendidikan anak-anak, tempat untuk pengajian dari
para ulama, tempat untuk berdiskusi dalam berbagai cabang ilmu
pengetahuan, dan juga dilengkapi dengan ruang
Peranan Takmir Masjid..., Hartoko, Fakultas Agama Islam UMP, 2017