BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB...

25
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Stres Smet (1994) menyatakan bahwa stres pada dasarnya tidak selalu berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan menstimulasi individu untuk bertingkah laku positif. Stres yang berdampak positif biasa disebut dengan eustres dan stres yang berdampak negatif biasa disebut dengan distres. Stres bukan hanya sebagai stimulus atau respon, karena setiap individu dapat memberikan respon yang berbeda pada stimulus yang sama. Adanya perbedaan karakteristik individu menyebabkan adanya perbedaan respon yang diberikan kepada stimulus yang datang. Siegel dan Lane (dalam Maria, 2004) menyatakan stres adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ancaman. Siegel dan Lane memecah individu menjadi 2 yaitu individu yang menganggap stres sebagai tantangan dan individu manusia yang menganggap stres sebagai ancaman. Individu yang menganggap stres sebagai tantangan merasa bahwa dirinya merasa mampu untuk menanggulangi stres yang dirasakannya, sehingga stres yang dirasakannya cenderung rendah dikarenakan penanggulangan stres (strategi coping) yang baik. Sedangkan untuk individu yang menganggap stres sebagai ancaman merasa bahwa dirinya tidak mampu untuk menanggulangi stres yang dirasakannya,

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stres

1. Pengertian Stres

Smet (1994) menyatakan bahwa stres pada dasarnya tidak selalu

berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan

menstimulasi individu untuk bertingkah laku positif. Stres yang berdampak positif

biasa disebut dengan eustres dan stres yang berdampak negatif biasa disebut

dengan distres. Stres bukan hanya sebagai stimulus atau respon, karena setiap

individu dapat memberikan respon yang berbeda pada stimulus yang sama.

Adanya perbedaan karakteristik individu menyebabkan adanya perbedaan respon

yang diberikan kepada stimulus yang datang.

Siegel dan Lane (dalam Maria, 2004) menyatakan stres adalah segala

sesuatu yang dapat menimbulkan ancaman. Siegel dan Lane memecah individu

menjadi 2 yaitu individu yang menganggap stres sebagai tantangan dan individu

manusia yang menganggap stres sebagai ancaman. Individu yang menganggap

stres sebagai tantangan merasa bahwa dirinya merasa mampu untuk

menanggulangi stres yang dirasakannya, sehingga stres yang dirasakannya

cenderung rendah dikarenakan penanggulangan stres (strategi coping) yang baik.

Sedangkan untuk individu yang menganggap stres sebagai ancaman merasa

bahwa dirinya tidak mampu untuk menanggulangi stres yang dirasakannya,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

sehingga stres yang dirasakannya cenderung tinggi karena penanggulangan stres (strategi coping)

yang kurang baik.

Santrock (2007) mendefinisikan stres adalah respon individu terhadap keadaan atau

kejadian yang memicu stres (stresor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang

untuk menanganinya atau coping. Halgin (2010) menyatakan bahwa stres adalah keadaan

internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh atau kondisi lingkungan dan sosial

yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk

mengatasinya.

Senada dengan pengertian di atas, Sarafino (1994) menyatakan stres adalah kondisi yang

disebabkan oleh interaksi antara individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara

tuntutan-tuntutan, berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial

dari seseorang. Stres muncul sebagai akibat dari adanya tuntutan yang melebihi kemampuan

individu untuk memenuhinya. Seseorang yang tidak bisa memenuhi tuntutan kebutuhan, akan

merasakan suatu kondisi ketegangan dalam diri. Ketegangan yang berlangsung lama dan tidak

ada penyelesaian, akan berkembang menjadi stres.

Berdasarkan uraian pengertian stres di atas, maka dapat disimpulkan bahwa stres adalah

kondisi individu yang merupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungan,

menyebabkan adanya suatu tekanan dan mempengaruhi aspek fisik, perilaku, kognitif, dan

emosional.

2. Gejala-gejala Stres

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

Teori Beehr dan Newman (1978) membagi gejala stres menjadi tiga gejala yaitu gejala

psikologis, gejala fisik dan perilaku.

a. Gejala psikologis terdiri dari:

1) Kecemasan, ketegangan

2) Bingung, marah, sensitif

3) Memendam perasaan

4) Komunikasi tidak efektif, menurunnya fungsi intelektual

5) Mengurung diri, ketidakpuasan bekerja

6) Depresi, kebosanan, lelah mental

7) Merasa terasing dan mengasingkan diri, kehilangan daya konsentrasi.

8) Kehilangan spontanitas dan kreativitas.

9) Kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri.

b. Gejala fisik:

1) Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah

2) Meningkatnya sekresi adrenalin dan non adrenalin

3) Gangguan gastrointestial, misalnya gangguan lambung

4) Mudah terluka, kematian, gangguan kardiovaskuler

5) Mudah lelah secara fisik, gangguan pernafasan

6) Lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit

7) Kepala pusing, migrain, kanker

8) Ketegangan otot, problem tidur

c. Gejala perilaku:

1) Menunda atau menghindari pekerjaan atau tugas

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

2) Penurunan prestasi dan produktifitas

3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk

4) Perilaku sabotase

5) Meningkatnya frekuensi tidak masuk kerja

6) Perilaku makan yang tidak normal

7) Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan

8) Kecenderungan perilaku yang berisiko tinggi seperti ngebut, berjudi

9) Meningkatnya agresivitas dan kriminalitas

10) Penurunan kualitas hubungan interpersoal dengan keluarga dan teman

11) Kecendrungan bunuh diri.

Luthans (2011) pun membagi gejala stres menjadi 3, yaitu: fisik, psikologis, dan perilaku.

a. Fisik

Masalah kesehatan fisik mencakup: masalah sistem kekebalan tubuh seperti

terdapat pengurangan kemampuan untuk melawan rasa sakit dan infeksi, masalah sistem

kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi dan penyakit jantung, masalah sistem

muskulosketal (otot dan rangka) seperti sakit kepala dan sakit punggung, masalah system

gastrointestinal (perut) seperti diare dan sembelit.

b. Psikologis

Gejala psikologis ditandai dengan: ketidakpuasan hubungan kerja, tegang, gelisah,

cemas, depresi, kebosanan, mudah marah, hingga sampai pada tindakan agresif seperti

sabotase, agresi antar pribadi, permusuhan dan keluhan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

c. Perilaku

Gejala perilaku memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas,

ketidakhadiran dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan, meningkatnya

konsumsi rokok, alkohol dan obat-obatan, dan susah tidur.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala stres terdiri dari gejala

psikologis, gejala fisik, dan gejala perilaku. Gejala stres yang digunakan sebagai alat ukur dalam

penelitian ini adalah gejala stres dari Luthans (2011). Peneliti menggunakan gejala stres dari

Luthans sebagai alat ukur dalam penelitian ini karena lebih aktual.

3. Faktor-faktor Penyebab Stres

Menurut Smet (1994), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi stres adalah:

a. Variabel dalam diri individu

Variabel dalam diri individu meliputi: umur, tahap kehidupan, jenis kelamin,

temperamen, faktor genetik, inteligensi, pendidikan, suku, kebudayaan, status ekonomi.

b. Karakteristik kepribadian

Karakteristik kepribadian meliputi: introvert-ekstrovert, stabilitas emosi secara

umum, kepribadian ketabahan, locus of control, kekebalan, ketahanan.

c. Variabel sosial-kognitif

Variabel sosial-kognitif meliputi: dukungan sosial yang dirasakan, jaringan sosial,

dan kontrol pribadi yang dirasakan.

d. Hubungan dengan lingkungan sosial

Hubungan dengan lingkungan sosial adalah dukungan sosial yang diterima dan

integrasi dalam hubungan interpersonal.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

e. Strategi koping

Strategi koping merupakan rangkaian respon yang melibatkan unsur-unsur

pemikiran untuk mengatasi permasalahan sehari-hari dan sumber stres yang menyangkut

tuntutan dan ancaman yang berasal dari lingkungan sekitar. Lazarus (2006) membagi

strategi koping menjadi dua, yaitu: problem focus coping (perilaku koping yang

berorientasi pada masalah) dan emotion focus coping (perilaku koping yang berorientasi

pada emosi). Menurut Tanumidjojo, dkk (2004) emotion focus coping lebih sering

dilakukan oleh subjek yang memiliki usia berkisar 17-20 tahun karena mereka belum

mencapai tahap perkembangan yang matang untuk bisa menggunakan problem focus

coping. Sedangkan subjek berusia lebih dari 20 tahun lebih sering menggunakan problem

focus coping.

Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja, yang notabene memiliki usia

di atas 20, maka peneliti memilih problem focus coping sebagai salah satu faktor yang

mempengaruhi stres.

Santrock (2007) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan stres terdiri atas:

a. Beban yang terlalu berat, konflik dan frustasi

Beban yang terlalu berat menyebabkan perasaan tidak berdaya, tidak memiliki

harapan yang disebabkan oleh stres akibat pekerjaan yang sangat berat dan akan

membuat penderitanya merasa kelelahan secara fisik dan emosional.

b. Faktor kepribadian

Tipe kepribadian A merupakan tipe kepribadian yang cenderung untuk

mengalami stres, dengan karakteristik kepribadian yang memiliki perasaan kompetitif

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

yang sangat berlebihan, kemauan yang keras, tidak sabar, mudah marah dan sifat yang

bemusuhan.

c. Faktor kognitif

Sesuatu yang menimbulkan stres tergantung bagaimana individu menilai dan

menginterpretasikan suatu kejadian secara kognitif. Penilaian secara kognitif adalah

istilah yang digunakan oleh Lazarus untuk menggambarkan interpretasi individu terhadap

kejadian-kejadian dalam hidup mereka sebagai sesuatu yang berbahaya, mengancam atau

menantang dan keyakinan mereka dalam menghadapi kejadian tersebut dengan efektif.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa stres dipengaruhi oleh beberapa

faktor-faktor antara lain: variabel dalam diri individu, karakteristik kepribadian, variabel sosial-

kognitif, hubungan dengan lingkungan sosial, strategi koping (problem focus coping dan emotion

focus coping), beban yang terlalu berat, konflik dan frustasi.

Meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi stres di atas, peneliti kemudian memilih

faktor problem focus coping dan dukungan sosial sebagai variabel bebas yang akan dilibatkan

dalam penelitian ini karena subjek pada penilitian ini berusia di atas 20 tahun yang lebih sering

menggunakan problem focus coping dan kehidupan subjekpun tidak bisa terlepas dari

lingkungan sosialnya, sehingga dukungan sosial peneliti rasa memiliki pengaruh yang besar bagi

subjek.

B. Problem Focus Coping

1. Pengertian Problem Focus Coping

Problem focus coping adalah usaha nyata berupa perilaku individu untuk mengatasi

masalah, tekanan dan tantangan, dengan mengubah kesulitan hubungan dengan lingkungan yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

memerlukan adaptasi atau dapat disebut pula perubahan eksternal (Lazarus, 2006). Strategi ini

membawa pengaruh pada individu, yaitu perubahan atau pertambahan pengetahuan individu

tentang masalah yang dihadapinya berikut dampak-dampak dari masalah tersebut, sehingga

individu mengetahui masalah dan konsekuensi yang dihadapinya. Taylor (2009) menyatakan

problem focus coping sebagai usaha untuk melakukan sesuatu yang bersifat konstruktif

mengenai kondisi stres yang dianggap membahayakan, menekan atau menantang individu.

Problem focus coping merupakan respon yang berusaha memodifikasi sumber stres

dengan menghadapi situasi sebenarnya (Pramadi & Lasmono, 2003). Sarafino (2006)

mengatakan bahwa problem focus coping merupakan coping stres yang orientasi utamanya

adalah mencari dan menghadapi pokok permasalahan dengan cara mempelajari strategi atau

keterampilan-keterampilan baru dalam rangka mengurangi stresor yang dihadapi dan dirasakan.

Lebih lanjut menurut Sarafino, problem focus coping digunakan untuk mengontrol hal yang

terjadi antara individu dengan lingkungan melalui pemecahan masalah, pembuatan keputusan,

dan tindakan langsung. Problem focused coping juga dapat berupa pembuatan rencana tindakan,

melaksanakan, dan mempertahankan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa problem focus coping adalah usaha

nyata berupa perilaku individu untuk mengatasi masalah, tekanan dan tantangan, dengan

mengubah kesulitan hubungan dengan lingkungan yang memerlukan adaptasi dengan

menghadapi situasi sebenarnya.

2. Indikator Problem Focus Coping

Menurt Lazarus (2006), indikator yang menunjukkan strategi yang berorientasi pada

problem focus coping yaitu:

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

a. Instrumental action (tindakan secara langsung)

Individu melakukan usaha dan merencanakan langkah-langkah yang mengarah

pada penyelesaian masalah secara langsung serta menyusun rencana untuk bertindak dan

melaksanakannya.

b. Cautiousness (kehati-hatian)

Individu berfikir, meninjau, dan mempertimbangkan beberapa alternatif

pemecahan masalah, berhati-hati dalam merumuskan masalah, meminta pendapat orang

lain dan mengevaluasi strategi yang pernah diterapkan sebelumnya.

c. Negotiation

Individu melakukan beberapa usaha untuk membicarakan serta mencari cara

penyelesaian dengan orang lain yang terlibat di dalamnya dengan harapan masalah dapat

terselesaikan. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengubah pikiran dan pendapat

seseorang, melakukan perundingan atau kompromi untuk mendapatkan sesuatu yang

positif dari situasi.

Menurut Carver dkk (dalam Putra, 2013), indikator perilaku problem focus coping

adalah:

a. Perilaku aktif

Merupakan proses yang dilakukan individu berupa pengambilan lagkah-langkah

aktif untuk mencoba menghilangkan, mengindari tekanan, memperbaiki pengaruh

dampaknya. Metode ini melibatkan tindakan secara langsung dan mencoba untuk

menyelesaikan masalah secara bijak.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

b. Perencanaan

Merupakan langkah pemecahan masalah berupa perencanaan pengelolaan stres

serta bagaimana cara yang tepat untuk mengatasinya. Perencanaan ini melibatkan

strategi-strategi tindakan, memikirkan tindakan yang dilakukan dan menentukan cara

penanganan terbaik untuk memecahkan masalah.

c. Penundaan terhadap aktivitas lain yang saling bersaing

Individu dapat menahan diri untuk tidak melakukan aktivitas kompetitif atau

menahan semua informasi yang bersifat kompetitif agar ia bisa berkonsentrasi penuh

kepada masalah atau ancaman yang dihadapi.

d. Pengekangan diri

Merupakan suatu respon yang dilakukan individu dengan cara menahan diri (tidak

terburu-buru dalam mengambil tindakan) sambil menunggu waktu yang tepat. Respon ini

dianggap bermanfaat dan diperlukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

e. Mencari dukungan sosial secara instrumental

Merupakan upaya yang dilakukan untuk mencari dukungan sosial, baik kepada

keluarga maupun orang di sekitarnya, dengan cara meminta nasihat, informasi, atau

bimbingan.

Berdasarkan uraian di atas, indikator problem focus coping menurut Lazarus adalah

instrumental action (tindakan secara langsung), cautiousness (kehati-hatian), dan negotiation.

Sedangkan menurut Carver indikator prilaku problem focus coping adalah perilaku aktif,

perencanaan, penundaan terhadap aktivitas lain yang saling bersaing, pengekangan diri, dan

mencari dukungan sosial secara instrumental.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

Pada penelitian ini indikator yang digunakan adalah indikator problem focus coping dari

Lazarus. Alasan menggunakan indikator problem focus coping dari Lazarus karena indikator-

indikator seperti tindakan secara langsung, kehati-hatian, dan negosiasi, peneliti rasa cocok untuk

mengukur problem focus coping pada mahasiswa yang bekerja.

C. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Menurut Sarafino (2006) dukungan sosial adalah suatu kesenangan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau kelompok. Menurut Leavit (dalam

Purba, 2006) dukungan sosial adalah suatu hubungan yang didalamnya terkandung pemberian

bantuan yang memiliki nilai khusus. Sementara Weiten (dalam Karanina, 2005) mendefinisikan

dukungan sosial sebagai suatu bentuk bantuan yang terdiri dari berbagai tipe yaitu dukungan

emosional, dukungan penilaian, dukungan informasi, dan dukungan instrumental dan tersedia

dari anggota jaringan sosial.

Menurut Andriani & Subekti (2004) dukungan sosial adalah tindakan yang bersifat

menolong atau membantu dengan melibatkan aspek dukungan emosi, bantuan instrumental,

dukungan informasi, dan penilaian dalam interaksinya dengan orang lain di sekitarnya yang bisa

menyokong individu dalam mengatasi masalah. Dukungan sosial merupakan suatu kumpulan

proses sosial, emosil, kognitif dan perilaku yang berlangsung dalam sebuah hubungan pribadi

dimana individu memperoleh bantuan untuk melakukan penyesuaian adaptif atas masalah yang

dihadapinya (Dalton dalam Wandansari, 2004).

Weiss (dalam Eviaty, 2005) mengemukakan definisi dukungan sosial dengan lebih

mendalam dan komprehensif bahwa dukungan sosial melibatkan:

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

a. Kedekatan secara emosional dengan seseorang yang dapat memberikan rasa aman,

perlindungan dan kepercayaan.

b. Integrasi sosial yang ditandai dengan perasaan menjadi bagian dari suatu kelompok

dimana individu dapat saling berbagi minat, perhatian, kepedulian, dan aktivitas-aktivitas

santai.

c. Pernyataan mengenai nilai pribadi, yakni ungkapan penghargaan atas kemampuan,

keterampilan, dan arti penting seseorang.

d. Persekutuan yang dapat diandalkan, yakni individu dapat mengandalkan bantuan orang

lain pada berbagai kesempatan.

e. Bimbingan dari orang lain, yakni individu mendapat bimbingan, nasihat, petunjuk, atau

informasi dari orang lain saat ia menghadapi masalah.

f. Opportunity to provide nurturance, yakni perasaan dibutuhkan oleh orang lain atau

perasaan orang lain mengandalkan individu atas kesejahteraan mereka.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah kumpulan proses

sosial, emosional, kognitif, dan perilaku yang berlangsung dalam sebuah hubungan antar pribadi

yang bersifat timbal balik yang terdiri dari berbagai tipe yaitu dukungan emosional, dukungan

penilaian, dukungan informasi, dukungan instrumental dan tersedianya anggota jaringan sosial.

2. Aspek-aspek Dukungan Sosial

House dkk (1988) merumuskan aspek-aspek dukungan sosial sebagai berikut:

a. Dukungan emosional

Dukungan ini biasanya diberikan oleh seseorang yang menjalin hubungan dekat

dengan individu, misalnya orangtua, pasangan hidup dan sahabat meliputi ekspresi dari

empati, memelihara dan penuh perhatian pada individu yang bersangkutan. Dukungan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

emosional ditunjukkan melalui ungkapan empati, simpati, perhatian dan kepedulian

kepada seseorang sehingga individu merasa nyaman, berarti dan dikasihi. Dukungan

emosional dapat memberikan rasa aman dan nyaman, perasaan dimiliki dan dicintai

dalam situasi-situasi stres yang dirasakan (Sarafino, 2002). Dukungan emosional

merupakan dukungan yang diwujudkan dalam bentuk kelekatan, kehangatan, kepedulian,

dan ungkapan empati sehingga timbul keyakinan bahwa individu yang bersangkutan

dicintai diperhatikan (Johnson dalam Ruwaida dkk, 2006).

b. Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dukungan ini dapat menjadi masukan bagi individu sehingga dapat mendorong

rasa percaya dirinya dalam menghadapi masalah meliputi ekspresi dari penghargaan

secara positif pada individu dan memberikan perbandingan yang positif antara individu

dan orang lain. Dukungan ini dapat membantu individu untuk membangun perasaan yang

lebih baik terhadap dirinya (Clarke dalam Yanita & Zamralita, 2001). Dukungan

penghargaan terjadi ketika pendukung mengekspresikan penghargaan positif, dorongan

untuk maju, persetujuan atas gagasan atau perasaan individu, dan melakukan

perbandingan positif, antara individu dengan orang lain. Bantuan penghargaan dapat

berwujud penilaian atau penghargaan yang mendukung perilaku atau gagasan individu

dalam bekerja maupun peran sosial yang meliputi pemberian umpan balik, informasi,

atau penguatan, dan perbandingan sosial yang dapat digunakan untuk evaluasi diri dan

dorongan untuk maju (Johnson dalam Ruwaida, 2006).

c. Dukungan Instrumental atau Berupa Bantuan Langsung

Dukungan bantuan langsung adalah jenis dukungan yang paling sering diterima

dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan bantuan langsung dalam menyelesaikan tugas-

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

tugasnya saat berada dalam kondisi stres. Dukungan bantuan secara langsung dapat

berupa benda-benda materi atau jasa, misanya meminjam uang, memberikan tumpangan,

atau membantu menyelesaikan pekerjaan. Bantuan ini dapat berupa bantuan instrumental

yang dapat berwujud barang, pelayanan, dukungan keuangan, menyediakan peralatan,

pemberian bantuan dalam melaksanakan berbagai aktivitas, memberi peluang waktu,

serta modifikasi lingkungan (Johnson dalam Ruwaida, 2006).

d. Dukungan Informasi

Dukungan informasi menurut Sarafino (2006) mencakup pemberian nasihat,

arahan, atau umpan balik atas apa yang sedang dilakukan oleh atau terjadi pada individu.

Bantuan informasi merupakan bantuan yang berupa nasehat, bimbingan dan pemberian

informasi. Informasi tersebut membantu individu membatasi masalahnya sehingga

individu mampu mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah melalui pemberian

informasi, nasehat, sugesti ataupun umpan balik mengenai apa yang sebaiknya dilakukan.

Menurut Sarafino (2006), ada lima bentuk dukungan sosial, yaitu:

a. Dukungan emosional

Terdiri dari ekspresi seperti perhatian, empati, dan turut prihatin kepada

seseorang. Dukungan ini akan menyebabkan penerima dukungan merasa nyaman,

tentram kembali, merasa dimiliki dan dicintai ketika dia mengalami stres, memberi

bantuan dalam bentuk semangat, kehangatan personal, dan cinta.

b. Dukungan penghargaan

Dukungan ini ada ketika seseorang memberikan penghargaan positif kepada

orang yang sedang stres, dorongan atau persetujuan terhadap ide ataupun perasaan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

individu, ataupun melakukan perbandingan positif antara individu dengan orang lain.

Dukungan ini dapat menyebabkan individu yang menerima dukungan membangun rasa

menghargai dirinya, percaya diri, dan merasa bernilai. Dukungan jenis ini akan sangat

berguna ketika individu mengalami stres karena tuntutan tugas yang lebih besar daripada

kemampuan yang dimilikinya.

c. Dukungan instrumental

Merupakan dukungan yang paling sederhana untuk didefinisikan, yaitu dukungan

yang berupa bantuan secara langsung dan nyata seperti memberi atau meminjamkan uang

atau membantu meringankan tugas orang yang sedang stres.

d. Dukungan informasi

Orang-orang yang berada di sekitar individu akan memberikan dukungan

informasi dengan cara menyarankan beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan

individu dalam mengatasi masalah yang membuatnya stres (DiMatteo, 1991). Terdiri dari

nasehat, arahan, saran ataupun penilaian tentang bagaimana individu melakukan sesuatu.

Misalnya individu mendapatkan informasi dari dokter tentang bagaimana mencegah

penyakitnya kambuh lagi.

e. Dukungan kelompok

Merupakan dukungan yang dapat menyebabkan individu merasa bahwa dirinya

merupakan bagian dari suatu kelompok dimana anggota-anggotanya dapat saling berbagi.

Misalnya menemani orang yang sedang stres ketika beristirahat atau berekreasi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa aspek dari dukungan sosial antara lain

dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasi, dan

dukungan kelompok. Pada penelitian ini, aspek dukungan sosial yang digunakan sebagai alat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

ukur adalah aspek dukungan sosial dari House. Penulis menggunakan aspek dukungan sosial dari

House karena lebih cocok untuk mengukur dukungan sosial pada karyawan yang bekerja.

D. Hubungan Problem Focus Coping dengan Stres pada Mahasiswa yang Bekerja

Menurut Lazarus (2006) problem focus coping adalah usaha nyata berupa perilaku

individu untuk mengatasi masalah, tekanan dan tantangan, dengan mengubah kesulitan hubungan

dengan lingkungan yang memerlukan adaptasi atau dapat disebut pula perubahan eksternal.

Strategi ini membawa pengaruh pada individu, yaitu perubahan atau pertambahan pengetahuan

individu tentang masalah yang dihadapinya berikut dampak-dampak dari masalah tersebut,

sehingga individu mengetahui masalah dan konsekuensi yang dihadapinya. Lazarus membagi

indikator problem focus coping menjadi 3, yaitu: instrumental action (tindakan secara langsung),

cautiousness (kehati-hatian), dan negotiation.

Instrumental action (tindakan secara langsung) adalah usaha individu dalam

merencanakan langkah-langkah yang mengarah pada penyelesaian masalah secara langsung serta

menyusun rencana untuk bertindak dan melaksanakannya. Menurut Carver (dalam Wyllistik,

2010), ada hubungan antara melakukan tindakan secara langsung dengan tingkat stres. Individu

yang melakukan tindakan secara langsung, ketika menghadapi suatu permasalahan akan

membuat rencana dalam bertindak dan melaksanakannya. Dikarenakan individu telah membuat

rencana untuk menyelesaikan permasalahannya, individu tersebut mengetahui langkah-langkah

apa yang akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal ini membuat individu

lebih tenang dalam menjalani kehidupannya. Namun sebaliknya dengan seseorang yang tidak

membuat strategi atau perencanaan. Ketika ia dihadapkan pada suatu permasalahan, ia tidak tahu

langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hal ini menyebabkan orang

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

tersebut akan selalu merasa cemas, ketakutan, emosi tidak stabil, dan kesehatan terganggu

selama permasalah tersebut belum selesai. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2016)

menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antar perencanaan dengan tingkat stres. Hal ini

menunjukkan bahwa ketika seseorang memiliki perencanaan yang baik maka tingkat stresnya

akan rendah, sebaliknya ketika seseorang memiliki perencaan yang buruk maka tingkat stresnya

akan tinggi.

Indikator problem focus coping berikutnya adalah cautiouness (kehati-hatian), yaitu

individu berpikir, meninjau, mempertimbangkan beberapa alternatif pemecahan masalah,

berhati-hati dalam merumuskan masalah, meminta pendapat orang lain, dan mengevaluasi

strategi yang pernah diterapkan. Wyllistik (2010) menyatakan bahwa individu yang berhati-hati

dalam mengambil langkah dalam memecahkan permasalahannya seperti meminta nasihat dan

bimbingan kepada orang lain, serta mencari informasi lebih banyak mengenai permasalahannya

cenderung melihat permasalahan dengan lebih jernih dalam memecahkan masalah. Wyllistik

menambahkan bahwa Individu yang cenderung tidak berhati-hati dan berusaha menyelesaikan

sendiri permasalahannya akan cepat merasa frustasi dan depresi ketika langkah-langkah yang ia

ambil tidak berhasil menyelesaikan permasalahannya. Individu cenderung merasa cemas, takut,

tidak percaya diri dan merasa tidak mampu untuk menyelesaikan permasalahannya. Husein

(2007) pun menyatakan bahwa salah satu cara menurunkan tingkat stres adalah dengan cara

terbuka dan meminta pendapat orang lain untuk menyelesaikan.

Indikator problem focus coping yang terakhir adalah negotiation yaitu, individu

membicarakan serta mencari cara penyelesaian dengan orang lain yang terlibat secara langsung

di dalamnya. National safety council (2004) menyatakan bahwa untuk menurunkan tingkat stres

dari permasalahan yang dihadapi individu adalah dengan cara berani menghadapi permasalahan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

dan membicarakan masalah tersebut secara langsung pada orang yang terlibat dan mencari cara

menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi secara bersama-sama. Individu yang berani

untuk membicarakan permasalahan dengan orang yang terlibat langsung dengan permasalahan

tersebut akan mendapatkan jalan keluar atas permasalahan yang sedang dihadapi. Ketika

individu sudah mendapatkan jalan keluar permasalahannya, maka stres tinggi yang sedang

dialami akan menurun. Hal ini akan berbeda pada individu yang menghindar untuk

membicarakan permasalahan yang sedang dihadapi dengan orang yang terlibat langsung dengan

permasalahannya. Individu tidak akan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang

dihadapinya. National safety council menambahkan bahwa individu yang tidak menemukan jalan

keluar atas permasalahan yang sedang dihadapi akan cenderung merasa cemas, takut, mengalami

gangguan tidur dan makan, serta emosi yang tidak stabil.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada individu yang memiliki

problem focus coping yang tinggi cenderung tingkat stresnya rendah, sedangkan yang memiliki

problem focus coping yang rendah cenderung tingkat stresnya tinggi, yang berarti bahwa

terdapat hubungan negatif antara problem focus coping dengan stres pada mahasiswa yang

bekerja.

E. Hubungan Dukungan Sosial dengan Stres pada Mahasiswa yang Bekerja

Dukungan sosial merupakan pertukaran hubungan antar pribadi yang bersifat timbal balik

dimana seseorang memberi bantuan kepada orang lain. Menurut Sarafino (2002) dukungan sosial

adalah suatu kesenangan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain

atau kelompok. Lebih lanjut Gottlieb (1988) mengartikan dukungan sosial sebagai dukungan

yang terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

yang diberikan oleh keakraban atau didapat karena kehadiran orang yang mendukung serta hal

ini mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. House dkk (1988)

membagi aspek dukungan sosial menjadi: dukungan emosional, dukungan penilaian atau

penghargaan, dukungan instrumental atau berupa bantuan langsung, dan dukungan informasi.

Buchanan (dalam Istiqomah, 2011) menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan

emosional dengan stres. Individu yang tidak mendapatkan dukungan emosional seperti empati,

perhatian, dan simpati akan membuatnya merasa tidak yakin dapat melewati tekanan yang

sedang ia alami. Jika hal ini berlarut-larut dirasakan oleh individu tersebut, maka hal ini dapat

menyebabkan individu merasa depresi, putus asa, bahkan kemungkinan yang paling parah adalah

individu memiliki kecenderungan untuk bunuh diri. Sebaliknya, individu yang mendapatkan

dukungan emosional yang baik dari keluarga dan orang-orang di sekitarnya seperti empati,

perhatian, dan simpati membuat individu tersebut merasa nyaman dan dicintai sehingga mampu

membantu meredakan perubahan psikologis atau emosi ketika individu tersebut mengalami stres

atau situasi yang menekan. Hasymi (2009) menambahkan bahwa individu yang mendapatkan

dukungan empati dan perhatian yang baik ketika sedang stres akan memperoleh kembali

keyakinan, merasa memiliki dan dicintai, sehingga membantu mengembalikan rasa percaya diri

dan mengurangi perasaan yang tidak adekuat.

Clarke (dalam Yanita, 2001) menyebutkan bahwa individu yang mendapatkan dukungan

penilaian atau penghargaan secara positif ketika sedang menghadapi masalah akan menjadikan

dukungan tersebut sebagai masukan yang positif bagi individu sehingga mendorong rasa percaya

dirinya dalam menghadapi masalah. Clarke (dalam Yanita, 2001) menambahkan bahwa,

penghargaan positif itupun dapat memberikan perbandingan yang positif antara individu dengan

orang lain sehingga dapat membuat individu merasa berharga, kompeten, dan meningkatkan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

harga dirinya. Perasaan berharga, kompeten, dan harga diri yang tinggi membuat individu

merasa yakin dan bisa melewati semua permasalahan yang sedang dihadapi. Hal ini membuat

perasaan tertekan atau stres yang dirasakan sebelumnya tinggi menjadi turun. Sebaliknya,

individu yang tidak mendapatkan dukungan penilaian atau penghargaan yang positif ketika ia

menghadapi suatu permasalahan, ia cenderung merasa rendah diri, tidak berharga, mengganggap

diri lemah dibandingkan dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan indvidu merasa frustasi

dan depresi karena tidak sanggup menghadapi permasalah yang sedang ia hadapi. Jika hal ini

tidak segera diatasi maka akan berpengaruh ke dalam kehidupannya sehari-hari. Individu

cenderung menutupdiri dari dunia luar, kehilangan semangat, emosi tidak stabil, cenderung

memiliki problem makan dan tidur.

Aspek dukungan sosial yang ketiga adalah dukungan instrumental atau berupa bantuan

langsung. Caplan (dalam Asih, 2008) menyebutkan bahwa dukungan instrumental berupa materi

atau jasa dapat menurunkan tingkat stres seseorang. Seseorang yang sebelumnya merasakan stres

tinggi karena permasalahan yang sedang dihadapi, ketika ada orang lain yang membatunya

dalam menyelesaikannya permasalahannya secara langsung, seperti memberikan pinjaman uang

atau memberi pertolongan jasa secara langsung akan membuat individu merasa terbantu dan

permasalahan yang sedang dihadapi langsung terselesaikan. Dengan selesainya permasalahan

yang sedang dihadapi, membuat tekanan yang sebelumnya dirasakan tinggi akan berangsur-

angsur menurun. Sebaliknya, individu yang tidak mendapatkan dukungan secara materi atau jasa

secara langsung dari orang-orang sekitarnya cenderung akan putus asa dalam menghadapi

permasalah yang dihadapi. Ketika dukungan secara instrumental tidak didapatkan dalam waktu

yang cukup lama dapat menyebabkan individu kebingungan, tertekan, bahkan depresi. Hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hasymi (2009) menyebutkan bahwa ada hubungan yang negatif

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

antara dukungan instrumen dengan tingkat stres. Artinya, ketika dukungan instrument tinggi,

maka stres rendah. Sebaliknya, ketika dukungan instrumen rendah maka stres tinggi.

Dukungan yang terakhir dari aspek dukungan sosial adalah dukungan informasi. Safarino

(2006) menyebutkan dukungan informasi merupakan suatu bantuan informasi yang berupa

nasihat, bimbingan, dan pemberian informasi. Dukungan informasi ini dapat membatu individu

dalam mencari jalan keluar atas permasalahan yang sedang dihadapi. Safarino (2006)

menambahkan bahwa ketika individu sudah memiliki pengetahuan tentang apa yang sebaiknya

dilakukan ketika menghadapi suatu masalah, membuat individu merasa tenang dan merasa

mampu dalam mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi. Perasaan tenang dan mampu

dalam mengatasi permasalahan ini membuat tekanan dirasakan individu tersebut cenderung

rendah. Sebaliknya individu yang tidak memiliki dukungan informasi atau tidak ada dukungan

dan bimbingan dari orang-orang sekitar dalam menyelesaikan permasalahannya, akan merasa

kesulitan dalam mencari jalan keluar atas permasalahan yang sedang dihadapi. Apabila perasaan

ini dirasakan secara terus-menerus maka akan berdampak pada perasaan cemas dan ketakutan

yang berkepanjangan, kebingungan, putus asa, gangguan tidur, bahkan depresi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada individu yang memiliki

dukungan sosial yang tinggi cenderung tingkat stresnya rendah, sedangkan yang memiliki

dukungan sosial yang rendah cenderung tingkat stresnya tinggi, yang berarti bahwa terdapat

hubungan negatif antara dukungan sosial dengan stres pada mahasiswa yang bekerja.

F. Hubungan Problem Focus Coping dan Dukungan Sosial dengan Stres pada

Mahasiswa yang Bekerja

Stres merupakan keadaan internal yang dapat disebabkan oleh tuntutan fisik dari tubuh

atau kondisi lingkungan dan sosial yang dinilai potensial membahayakan, tidak terkendali atau

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya (Halgin, 2010). Santrock (2007)

mendefinisikan stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stres

(stresor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya atau

coping. Sarafino (1994) menyatakan stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara

individu dengan lingkungan, menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan, berasal dari

situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres muncul

sebagai akibat dari adanya tuntutan yang melebihi kemampuan individu untuk memenuhinya.

Seseorang yang tidak bisa memenuhi tuntutan kebutuhan, akan merasakan suatu kondisi

ketegangan dalam diri. Ketegangan yang berlangsung lama dan tidak ada penyelesaian, akan

berkembang menjadi stress. Kondisi stres juga dirasakan oleh mahasiswa, terutama mahasiswa

yang bekerja. Wantanabe (2005) menyatakan bahwa dampak-dampak yang bisa dihadapi

mahasiswa yang berkerja adalah kesulitan membagi waktu dan kosentrasi saat kuliah dan

bekerja, kelelahan, penurunan prestasi akademik, keterlambatan kelulusan, dan akibat yang

paling parah dikeluarkan dari universitas kerena mementingkan pekerjaan dari pada kuliah.

Banyaknya dampak negatif yang bisa dirasakan mahasiswa yang bekerja dapat membuat

mahasiswa mengalami tekanan yang disebut stres.

Seperti halnya stres pada umumnya, stres pada mahasiswa yang bekerja dapat disebabkan

oleh berbagai faktor, Faktor-faktor yang mempengaruhi stres antara lain adalah strategi koping

dan dukungan sosial (Smet, 1994). Lazarus (2006) membagi strategi koping menjadi dua, yaitu:

problem focus coping (perilaku koping yang berorientasi pada masalah) dan emotion focus

coping (perilaku koping yang berorientasi pada emosi). Menurut Tanumidjojo, dkk (2004)

individu berusia lebih dari 20 tahun lebih sering menggunakan problem focus coping karena

sudah mampu untuk menghadapi dan mencari pemecahan masalahnya secara langsung.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

Selain faktor strategi koping, faktor dukungan sosial juga mempengaruhi stres seseorang.

Sarason & Pierce (dalam Baron & Byrne, 2000) mendefinisikan dukungan sosial sebagai

kenyamanan fisik dan psikologis yang diberikan oleh teman-teman dan anggota keluarga.

Sedangkan menurut Shumaker & Browne dalam Duffy & Wong (2003) dukungan sosial adalah

pertukaran bantuan antara dua individu yang berperan sebagai pemberi dan penerima.

Smet (1994) menyatakan bahwa individu yang menggunakan problem focus coping dan

mendapatkan dukungan dari lingkungan sosialnya dapat membuat tingkat stres individu menjadi

rendah. Smet menjelaskan bahwa, ketika individu sedang menghadapi suatu permasalahan,

tingkat stres yang dirasakan cenderung tinggi. Namun ketika individu tersebut berani untuk

menghadapi permasalahnnya secara langsung, mencari jalan keluar yang efektif, merencanakan

langkah-langkah yang akan dijalani, ditambah dengan lingkungan memberi dukungan seperti

saran, nasihat, perhatian, bahkan bantuan materi dan jasa secara langsung kepada individu

tersebut, membuat tekanan atau stres yang sedang dihadapi oleh individu akan menurun. Hal ini

disebabkan karena individu yang secara aktif mencari jalan keluar dari permasalahannya akan

mendapatkan pemecahan dari permasaahannya dengan cepat, di tambah dengan dukungan yang

didapatkan dari orang-orang sekitar yang membuat individu merasa tidak sendirian dalam

menghadapi permasalahannya. Individu merasa yakin dan mampu dalam menghadapi

permasalahan yang terjadi. Perasaan yakin dan mampu terhadap diri sendiri dalam

menyelesaikan permasalahan inilah yang membuat stres yang sebelumnya tinggi menjadi rendah.

Sebaliknya, individu yang tidak berani menghadapi permasalahannya secara langsung,

bahkan cenderung menghindar dari permasalahannya akan membuat permasalahannya tidak

kunjung selesai. Hal ini akan diperparah jika individu tidak mendapatkan dukungan dari orang-

orang di sekitarnya. Individu akan merasakan kebingungan dalam mencari jalan keluar, dan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

merasakan sendirian dalam menghadapi permasalahannya. Permasalahan yang tidak kunjung

selesai akan membuat individu selalu merasakan cemas, ketakutan, kebingungan, putus asa.

Tekanan atau stres yang dirasakan oleh individupun akan semakin tinggi.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada mahasiswa yang

bekerja yang memiliki poblem focus coping dan dukungan sosial yang tinggi cenderung tingkat

stresnya rendah, sedangkan mahasiswa yang bekerja yang memiliki poblem focus coping dan

dukungan sosial yang rendah cenderung tingkat stresnya tinggi, yang berarti bahwa terdapat

hubungan negatif antara poblem focus coping dan dukungan sosial dengan stres pada mahasiswa

yang bekerja.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka rumusan hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan negatif antara problem focus coping dengan stres pada mahasiswa

yang bekerja. Hal ini berarti semakin tinggi problem focus coping maka semakin rendah

stres pada mahasiswa yang bekerja. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah problem

focus coping maka semakin tinggi stres pada mahasiswa yang bekerja.

2. Terdapat hubungan yang negatif antara dukungan sosial dengan stres pada mahasiswa

yang bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan sosial pada

mahasiswa yang bekerja maka semakin rendah stresnya. Sebaliknya, semakin rendah

dukungan sosial pada mahasiswa yang bekerja maka semakin tinggi tingkat stres yang

dirasakannya.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stres 1. Pengertian Streseprints.mercubuana-yogya.ac.id/1142/3/BAB II.pdf · berdampak negatif, karena stres kadang dapat bersifat membantu dan ... Variabel

10

3. Terdapat hubungan secara bersama-sama antara problem focus coping dan dukungan

sosial dengan stres pada mahasiswa yang bekerja.