BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian...

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat–zat gizi, di bedakan antara gizi kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2002). Sedangkan menurut Supariasa, 2001, status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu. Menurut (Nyoman, 2002), status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tetentu. 2. Penilaian Status Gizi Menurut (Supariasa, 2001), pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. a. Penilaian Gizi Secara Langsung Penilaian status gizi secara langsung dapat di bagi menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. 1). Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Status Gizi

1. Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi

makanan dan penggunaan zat–zat gizi, di bedakan antara gizi

kurang, baik, dan lebih (Almatsier, 2002). Sedangkan menurut

Supariasa, 2001, status gizi adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan

dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu.

Menurut (Nyoman, 2002), status Gizi adalah ekspresi dari

keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau

perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tetentu.

2. Penilaian Status Gizi

Menurut (Supariasa, 2001), pada dasarnya penilaian

status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan tidak

langsung.

a. Penilaian Gizi Secara Langsung

Penilaian status gizi secara langsung dapat di bagi

menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia,

dan biofisik.

1). Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh

manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

antropometri gizi berhubungan dengan berbagi macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari

berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Penggunaan

antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi.

Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik

dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah

air dalam tubuh. Dalam program gizi masyarakat,

pemantauan status gizi anak balita menggunakan metode

antropometri. Antropometri sebagai indikator status gizi

dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter,

antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,

lingkar lengan, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah

kulit. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan

yaitu berat badan menurun umur (BB/U), tinggi badan

menurut umur (TT/U) dan berat badan menurut tinggi

badan (BB/TB). Berat badan adalah salah satu parameter

yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh

sangat sensitif terhadap perubahan–perubahan yang

mendadak misalnya karena terserang penyakit infeksi,

menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah

makanan yang dikonsumsi. Berat badan (BB) juga

merupakan parameter antropometri yang sangat labil dalam

keadaan normal dimana keadaan kesehatan baik dan

keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi

12

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

terjamin, maka BB berkembang mengikuti pertambahan

umur (Supariasa, 2001).

2). Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat

penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini

didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang

dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat

dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues)

seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada

organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti

kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk

survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys). Survei

ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda

klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.

Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status

gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu

tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

3). Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah

pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris

yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.

Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine,

tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan

otot. Penggunaan metode ini digunakan untuk suatu

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan

malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis

yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali

dapat lebih banyak menolong untuk menentukan

kekurangan gizi yang spesifik.

4). Biofisik

Penentuan status gizi secara biofisik adalah

metode penentuan status gizi dengan melihat

kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat

perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat

digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta

senja epidemik (epidemic of night blindnes). Cara

yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

b. Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung

Penilaian status gizi tidak langsung dapat dibagi

menjadi tiga yaitu survei konsumsi makanan, statistik vital

dan faktor ekologi (Supariasa, 2001).

1). Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode

penentuan status gizi secara tidak langsung dengan

melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat

memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat

gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei

14

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan

kekurangan zat gizi.

2). Statistik Vital

Pengukuran status gizi dengan statistik vital

adalah dengan menganalisis data beberapa statistik

kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur,

angka kesakitan dan kematian akibat penyebab

tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan

gizi.

Penggunaannya dipertimbangkan sebagai

bagian dari indikator tidak langsung pengukuran

status gizi masyarakat.

3). Faktor Ekologi

Menurut (Bengoa, 1966) bahwa malnutrisi

merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi

beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan

budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat

tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,

irigasi dan lain-lain.

Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat

penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di

suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan

program interverensi gizi (Schrimshaw, 1964).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

3. Klasifikasi Status Gizi

Dalam buku petunjuk Teknik Pemantauan Stasus Gizi

(PSG) anak balita tahun 1999, klasifikasi status gizi dapat

diklasifikasikan menjadi 5 yaitu: gizi lebih, gizi baik, gizi sedang,

gizi kurang dan gizi buruk. Baku rujukan yang digunakan adalah

World Health Organization - National Center For Health

Statistic (WHO-NCHS), dengan indeks berat badan menurut

umur. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Depkes dan Pemantauan

Status Gizi (PSG) anak balita tahun 1999 menggunakan rujukan

WHO-NCHS dengan klasifikasi seperti terlihat pada tabel.

Tabel 2.1

Klasifikasi status gizi menurut WHO-NCHS

Kategori Cut of poin *)

Gizi lebih

Gizi baik

Gizi sedang

Gizi kurang

Gizi buruk

>120 % Median BB/U baku WHO-NCHS

80 % -120% Median BB/U baku WHO-NCHS

70 %-79,9% Median BB/U baku WHO-NCHS

60 %-69,9% Median BB/U baku WHO-NCHS

< 60 % Median baku WHO- NCHS (Supariasa, 2001)

Selain menggunakan standart dari WHO–NCHS, pemantauan

status gizi balita juga dapat mengunakan “ percentil “ yaitu dengan

memilih angka yang sama dengan median atau nilai tengah dari

jumlah populasi berada diatasnya dan setengah berada dibawahnya.

National Center For Health Statistics (NCHS) menentukan persentil

16

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

ke 5 sebagai batas gizi baik dan kurang, serta persentil 95 sebagai

batas gizi lebih dan baik (Supariasa, 2002).

4. Faktor yang Mempengaruh Status Gizi

Banyak faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang,

faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dibagi menjadi dua

yaitu secara langsung dan tidak langsung.

a. Faktor yang mempengaruhi secara langsung :

Menurut (Soekirman, 2000), penyebab langsung

timbulnya gizi kurang pada anak adalah konsumsi makanan

dan penyakit infeksi, kedua penyebab tersebut saling

berpengaruh. Dengan demikian timbulnya gizi kurang tidak

hanya karena kurang makanan tetapi juga karena adanya

penyakit infeksi, terutama diare dan infeksi saluran

pernafasan akut. Anak yang mendapatkan makanan yang

cukup baik tetapi sering terserang demam atau diare,

akhirnya akan dapat menderita gizi kurang, sebaliknya anak

yang tidak memperoleh makanan cukup dan seimbang daya

tahan tubuhnya dapat melemah. Dalam keadaan ini anak

akan mudah terserang penyakit dan kurang nafsu makan

sehingga anak kekurangan makanan. Akhirnya berat badan

anak menurun, apabila keadaan ini terus berlangsung anak

akan menjadi kurus dan timbullah masalah kurang gizi.

b. Faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung :

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

1). Daya beli dan Ketahanan Pangan di Keluarga

Ketahanan pangan adalah kemampuan keluarga

untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya

Tingkat konsumsi pangan ditentukan oleh adanya pangan

yang cukup yang dipengaruhi oleh kemampuan keluarga

untuk memperoleh bahan makanan yang diperlukan

(Happer, 1996). Daya beli keluarga biasanya dipengaruhi

oleh faktor harga dan pendapatan keluarga. Daya beli

keluarga dipengaruhi oleh ketersediaan pangan keluarga

berkurang sehingga konsumsi makanan juga berkurang

yang dampaknya dapat menyebabkan gangguan gizi

(Soekirman, 1990).

2). Pola asuh gizi

Pola asuh gizi merupakan faktor yang secara

tidak langsung mempengaruhi konsumsi makanan pada

bayi. Dengan demikian pola asuh gizi dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya merupakan faktor tidak

langsung dari status gizi. Adapun faktor-faktor yang

mempengaruhi pola asuh gizi sudah dijelaskan diatas

diantaranya: tingkat pendapatan keluarga, tingkat

pendidikan ibu, tingkat pengetahun ibu, aktivitas ibu,

jumlah anggota keluarga dan budaya pantang makanan.

18

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

3). Jarak Kelahiran Yang Terlalu Rapat

Jarak kelahiran akan mempengaruhi status gizi

anak dalam keluarga. Dengan adanya jarak kelahiran

yang dekat maka kebutuhan makanan yang seharusnya

hanya diberikan pada satu anak akan terbagi dengan

anak yang lain yang sama-sama memerlukan gizi yang

optimal (Moehji, 2002).

Anak yang berusia di bawah lima tahun masih

sangat memerlukan perawatan ibunya, baik perawatan

makanan maupun perawatan kasih sayang. Jika dalam

masa tahun ini ibu hamil lagi maka bukan saja

perhatian ibu terhadap anak menjadi berkurang akan

tetapi AS1 yang masih aktif sangat dibutuhkan anak

akan berhenti keluar. Anak yang belum dipersiapkan

secara baik menerima makanan pengganti AS1 yang

kadang-kadang mutu gizi anak makanan tersebut juga

rendah. Hal ini akan menyebabkan status gizi anak

kurang.

4). Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup

dominan dalam penyediaan lingkungan yang

mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya.

Kebersihan baik kebersihan perorangan maupun

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

lingkungan memegang peranan penting dalam

timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang

kurang maka anak akan sering sakit misalnya diare,

kecacingan, tifus, hepatitis, malaria, demam berdarah

dan sebagainya. Demikian pula dengan polusi udara

baik yang berasal dari pabrik, asap kendaraan atau asap

rokok, dapat berpengaruh terhadap tingginya angka

kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pemapasan Akut).

Kalau anak sering menderita sakit maka tumbuh

kembangnya terganggu (Soetjiningsih,1998).

5). Pelayanan Kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan dasar diarahkan

kepada peningkatan kesehatan dan status gizi anak

sehingga terhindar dari kematian dini dan mutu fisik

yang rendah (Aritonang, 2003). Peran pelayanan telah

lama diadakan untuk memperbaiki status gizi.

Pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap masalah

kesehatan terutama masalah gizi. Pelayanan yang

selalu siap dan dekat dengan masyarakat akan sangat

membantu dalam meningkatkan derajad kesehatan.

Dengan pelayanan kesehatan masyarakat yang optimal

kebutuhan kesehatan masyarakat akan terpenuhi. Salah

satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu kegiatan

20

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

posyandu yang dapat memantau pertumbuhan dan

perkembangan anak balita dengan penimbangan berat

badan (BB) secara rutin setiap bulan.

6). Stabilitas Rumah Tangga

Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh

kembang anak akan berbeda pada keluarga yang

harmonis dibandingkan dengan mereka yang kurang

harmonis (Soetjiningsih, 1998).

5. Masalah Gizi

Zat gizi adalah zat kimia yang terdapat dalam makanan

yang diperlukan manusia untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan. Masalah gizi adalah gangguan pada berbagai segi

kesejahteraan perorangan atau masyarakat yang disebabkan oleh

tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang disebabkan oleh

tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari

makanan.

Anak berusia satu sampai lima tahun yang lazim

disebut balita adalah salah satu golongan atau kelompok

penduduk yang rawan terhadap kekurangan gizi. Masalah

gizi masih didominasi oleh keadaan kurang gizi seperti

anemia besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang

vitamin A dan kurang energi protein (KEP) (Supariasa,

2001).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

Kurang energi protein adalah seseorang yang kurang

gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan

protein dalam makanan sehari� hari dan atau gangguan

penyakit tertentu. Anak disebut KEP, bila berat badannya

kurang dari 80 % indek berat badan menurut umur (BB/U)

baku WHO� NCHS. KEP merupakan difisiensi gizi (energi

dan protein) yang paling berat dan meluas terutama pada

balita (Supariasa, 2001).

Kurang energi protein pada anak merupakan masalah

gizi yang cukup mengundang perhatian yang besar karena

akan berpengaruh pada proses tumbuh kembang anak.

Penyebaran kasus diketahui paling luas di masyarakat di

bandingkan dengan masalah gizi yang lain. Masalah kurang

energi dan protein dapat diibaratkan seperti fenomena

gunung es di samudra sehingga jumlah penderita yang

jumlahnya sedikit saja bisa di jadikan sebagai petunjuk

bahwa keadaan sebenarnya lebih parah (Kardjati,

Alisyabana dan Kusin, 1985).

B. Fungsi Keluarga Dalam Pelaksanaan Perawatan Kesehatan

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang

hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan

individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan

bagian dari keluarga (Friedman, 1998). Pakar konseling keluarga

22

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

dari yogyakarta, (Sayekti, 1994), menulis bahwa keluarga adalah

suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara

orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau

seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian

dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan

tinggal dalam sebuah rumah tangga. Sedangkan menurut (UU

No. 10 tahun 1992), tentang perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil

dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri

dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

2. Struktur Keluarga

Struktur keluarga dapat menggambarkan bagaimana

keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat sekitarnya.

(Parad dan Caplan, 1965), yang diadopsi oleh Friedman

mangatakan ada elemen struktur keluarga, yaitu:

a. Struktur Peran Keluarga.

Menggambarkan peran masing-masing anggota

keluarga dalam keluarga sendiri dan perannya di lingkungan

masyarakat atau peran formal dan informal.

b. Nilai atau Norma Keluarga.

Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan

diyakini oleh keluarga, khususnya yang berhubungan

dengan kesehatan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

c. Pola Komunikasi Keluarga.

Menggambarkan bagaimana cara dan pola

komunikasi ayah-ibu (orang tua), orang tua dengan anak,

anak dengan anak, dan anggota keluarga lain (pada

keluarga besar) dengan keluarga inti.

d. Struktur Kekuatan Keluarga.

Menggambarkan kemampuan anggota keluarga

untuk mempengarui dan mengendalikan orang lain untuk

mengubah perilaku keluarga yang mendukung kesehatan.

3. Fungsi Keluarga

Menurut (friedman, 1998), secara umum terdapat 5

fungsi keluarga yang paling erat saat mengkaji dan

menginterverensi fungsi keluarga:

a. Fungsi Afektif (fungsi pemeliharaan kepribadian).

Merupakan fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini

dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial

anggota keluarga. Sebagai mana Duvall (1977) katakan

”Keluarga, kebahagiaan diukur dengan kekuatan cinta

keluarga”. Keluarga harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan

afeksi/kasih sayang dari anggota keluarga memberikan

penghargaan terhadap kehidupan keluarga. Terutama peran

24

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

orang tua, fungsi afektif berkaitan dengan persepsi keluarga

dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan sosioemosional

para anggota keluarga.

b. Sosialisasi dan Fungsi Penempatan Sosial

Sosialisasi anggota keluarga merupakan syarat

fungsional silang (Leslie dan Korman, 1989). Dalam

fungsi sosialisasi dan penempatan sosial mengatakan

begitu banyak pengalaman belajar yang ada dalam

keluarga dengan tujuan untuk mangajarkan anak-anak

agar bagaimana berfungsi dan menerima peran-peran

sosial dewasa seperti suami-ayah dan istri-ibu.

Selanjutnya sosialisasi tidak boleh hanya diikatkan

dengan bayi dan pola-pola pengasuhan anak, tapi

merupakan suatu proses seumur hidup termasuk proses

internalisasi norma-norma dan nilai-nilai yang sesuai

setelah bertumbuh menjadi seorang remaja, seorang

pengantin, seorang ayah/ibu, seorang karyawan, seorang

kakek/nenek, dan menjadi seorang pensiunan (Eshleman,

1974).

c. Fungsi Reproduksi

Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi

dan menjaga kelangsungan keluarga. Salah satu fungsi

dasar dari keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

keluarga antara generasi dan masyarakat yaitu

menyediakan tenaga kerja bagi masyarakat (Leslie dan

korman, 1989). Di masa lalu perkawinan dan keluarga

dirancang untuk mengatur dan mangontrol perilaku

seksual dan juga reproduksi. Pengontrol terhadap

perilaku seksual, dan pengontrol kelahiran, merupakan

fungsi yang kurang penting dari keluarga, dalam

masyarakat sekarang tidak ada pembatasan aktivitas

seksual bagi mereka yang menikah memiliki anak dalam

batas-batas keluarga tradisional.

d. Fungsi Ekonomi

Yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan/Pemeliharaan Kesehatan

Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan

kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktivitas tinggi. Fungsi-fungsi fisik keluarga

dipenuhi oleh orangtua dengan menyediakan pangan,

papan, sandang dan perlindungan terhadap bahaya.

Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang

mempengarui status kesehatan anggota keluarga secara

26

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

individu) merupakan bagian yang paling relevan dari

fungsi keluarga bagi perawatan keluarga.

4. Fungsi Keluarga di Bidang Kesehatan

Menurut (Friedman, 1998), sesuai dengan fungsi

pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di bidang

kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan (Suprajitno, 2004).

Meliputi:

a. Mengenal Masalah Kesehatan Keluarga.

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak

boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak

akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan

sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu

mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang

dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi

perhatian orang tua atau keluarga. Apabila menyadari adanya

perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya, perubahan

apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

b.Memutuskan Tindakan Kesehatan yang Tepat Bagi

Keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan

keluarga, dengan pertimbangan siapa di antara keluarga yang

mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan

tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di

lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.

c. Merawat Keluarga yang Mengalami Gangguan Kesehatan.

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang

tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang

telah diketahui oleh keluarga sendiri. Jika demikian, anggota

keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah

yang lebih parah tidak terjadi.

d. Memodifikasi Lingkungan Keluarga Untuk Menjamin

Kesehatan Keluarga.

Keluarga memiliki tanggung jawab utama untuk

memodifikasi lingkungan, untuk membina kesadaran,

sikap, dan praktik pelestarian lingkungan intern maupun

ekstern keluarga, agar di dalam keluarga dalam

pelestarian lingkungan tercipta lingkungan yang serasi,

selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan

pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia.

Lingkungan memiliki peran yang cukup dominan

penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak

dan tumbuh kembangnya kebersihan, baik kebersihan

perorangan maupun lingkungan memegang peran penting

dalam timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang

28

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

kurang maka anak akan sering sakit. Kalau anak sering

menderita sakit maka tumbuh kembangnya terganggu.

e. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di Sekitar

bagi Keluarga.

Pelayanan kesehatan dasar diarahkan kepada

peningkatan kesehatan dan gizi anak sehingga terhindar dari

kematian dan mutu fisik yang rendah, peran pelayanan untuk

memperbaiki status gizi. Pelayanan yang selalu siap dan dekat

dengan masyarakat akan sangat membantu dalam peningkatan

derajat kesehatan. Dengan pelayanan kesehatan masyarakat

yang optimal kebutuhan kesehatan masyarakat akan terpenuhi.

Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu kegiatan

posyandu yang dapat memantau pertumbuhan dan

perkembangan anak balita dengan penimbangan berat badan

secara rutin setiap bulan.

C. Hubungan Antara Pelaksanaan Fungsi Keluarga Dalam Perawatan

Kesehatan Dengan Status Gizi Pada Balita.

Status sehat atau sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

mempengaruhi satu sama lain. Suatu penyakit dalam keluarga

mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi jalannya

suatu penyakit dan status kesehatan anggota keluarga. Karena itu,

pengaruh dari status sehat atau sakit keluarga saling mempengaruhi atau

sangat bergantung satu sama lain (Gilliss et al., 1989; Wrinht dan Leahey,

1984). Keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

masalah kesehatan dan menjadi aktor dalam menentukan anggota

keluarga (Friedman, 1998).

Di dalam pemenuhan suatu gizi keluarga khususnya terhadap

balita, keluarga harus memenuhi fungsi keluarga diantaranya fungsi

ekonomi yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif

yang mampu menghasilkan nilai tambah dalam ekonomi

keluarganya dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Hasil

ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan balita yang

rentang dalam pemenuhan gizi, di dalam mengelolah suatu ekonomi

keluarga akan terciptanya kelangsungan dan perkembangan

kehidupan keluarga yang sehat dan terpenuhinya suatu gizi,

khususnya pada anak balita yang merupakan kelompok yang

menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan

zat-zat gizi yang tinggi setiap Kg berat badannya, anak balita

merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat

kekurangan gizi. Selain dalam fungsi ekonomi keluarga harus

memenuhi dalam pemeliharaan pelestarian lingkungan dan

pemanfaatan pelayanan kesehatan lingkungan dan juga pengetahuan

akan kesehatan, di dalam praktik-praktik kesehatan dan penggunaan

pelayanan kesehatan keluarga menjadi tanggung jawab terhadap

kesehatan balita dengan tujuan untuk mencegah dan memperkokoh

tumbuh kembang balita yang sehat. Sebagaimana bagian dari tugas

keluarga untuk menjaga kesehatan anggotanya, keluarga perlu

30

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

menyusun dan menjalankan aktivitas pemeliharaan kesehatan yakni

pemeliharaan lingkungan yang terhindar dari suatu penyakit dan

menjadikan lingkungan di dalam keluarga menjadi selaras, serasi

dan seimbang sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil

bahagia sejahtera dan terciptanya keluarga yang sehat. Untuk itu

keluarga khususnya pada ibu balita mereka yang bertanggung jawab

atas pengurusan balita di dalam keluarga, bagaimana mengurus dan

memasak serta menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak balita

dan mengetahui informasi tentang kesehatan mengenai pendidikan

kesehatan, memanfaatkan pelayanan kesehatan, serta pengetahuan

tentang perbaikan gizi balita guna terhindarnya balita terhadap

penyakit dan kekurangan gizi pada balita.

Sedangkan stimulus yang diberikan pada keluarga untuk

mengatasi balita yang rentan terhadap gizi adalah :

1. Pemenuhan Makanan yang Bergizi

Di dalam keluarga harus mengetahui susunan makanan yang

memenuhi syarat-syarat yang disebut makanan bergizi yang seimbang,

dan harus mengetahui bahan makanan manakah yang harus

dikombinasikan untuk memberikan hidangan bergizi tersebut.

2. Kegiatan yang Berhubungan dengan Kesehatan Keluarga.

Dalam WHO, arti kesehatan ialah terbebasnya tubuh dari

penyakit dan sisa penyakit, serta kesejahteraan rokhani dan

sosial, seluruh keluarga harus mempunyai kondisi kesehatan

tersebut, sehingga seluruh keluarga mengecap kesejahteraan

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

yang menyeluruh. Pemeliharaan hygiene pribadi dan lingkungan

dan program imunisasi merupakan upaya yang harus

diperhatikan sungguh-sungguh dalam pemeliharaan kesehatan

keluarga dan para anggotanya (Sediaoetama, 2000).

Perilaku terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana

manusia berespon, baik secara pasif maupun aktif yang

dilakukan sehubungan dengan penyakit dan sakit tersebut.

Perilaku terhadap sakit dan penyakit ini dengan sendirinya sesuai

dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni:

a. Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan

kesehatan, misalnya: makan makanan yang bergizi, olahraga dan

sebagainya.

b. Perilaku pencegahan penyakit adalah respon untuk melakukan

pencegahan penyakit misalnya: tidur memakai kelambu untuk

mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasi dan sebagainya.

Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit

kepada orang lain.

c. Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan yaitu,

perilaku untuk melakukan atau mencari penyakitnya, misalnya

usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya, atau mencari

pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern

(Puskesmas, mantri praktek, dan sebagainya).

32

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

d. Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan yaitu

perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan

kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya

melakukan diet, mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam

rangka pemulihan kesehatannya (Suryani, 2005).

3. Perilaku Terhadap System Pelayanan Kesehatan

Seorang terhadap system kesehatan baik system pelayanan

kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut

respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas

kesehatan, dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan,

persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.

4. Perilaku Dalam Keluarga Terhadap Lingkungan Kesehatan

Respon seseorang terhadap lingkungan sebagai cerminan

kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup

kesehatan lingkungan itu sendiri. Perilaku ini antara lain:

a. Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk di dalamnya

komponen, manfaat dan penggunaan air bersih untuk kepentingan

kesehatan.

b. Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang

menyangkut segi-segi gyiene, pemeliharaan, tehnik dan

penggunaannya.

c. Perilaku sehubungan dengan limbah, bauk limbah padat

maupun limbah cair. Termasuk di dalamnya system

pembuangan sampah dan air limbah yang sehat, serta dampak

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

pembuangan limbah yang tidak baik.

d. Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi

ventilasi, percahaya, lantai, dan sebagainya.

e. Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang

nyamuk dan sebagainya.

34

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

Faktor yang mempengaruhi status gizi: Secara langsung:- konsumsi makanan dan penyakit infeksi Secara tidak langsung:- daya beli dan ketahanan pangan keluarga- pola asuh- jarak kelahiran yang terlalu rapat- sanitasi lingkungan- pelayanan kesehatan- stabilitas rumah tangga

Status Gizi Balita

- Pemenuhan makanan yang bergizi.- Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan keluarga. - Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan.- Perilaku terhadap lingkungan kesehatan.

Fungsi keluarga di bidang kesehatan:- Mengenal masalah kesehatan keluarga- Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.- Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan- Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan- Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.

D. Kerangka Teori

Skema 2.1

Kerangka Teori

Sumber: Menurut Friedman (1998), Supariasa (2001), Suprajitno (2004) & Suryani (2005).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

Status gizi pada balitaPelaksanaan fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu pelaksanaan fungsi keluarga

dalam perawatan kesehatan dengan status gizi

Skema 2.2

Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

F. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha: Ada hubungan antara pelaksanaan fungsi keluarga dalam perawatan

kesehatan dengan status gizi pada balita di Desa Kebondowo Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang.

Ho: Tidak ada hubungan antara pelaksanaan fungsi keluarga dalam perawatan

kesehatan dengan status gizi pada balita di Desa Kebondowo Kecamatan

Banyubiru Kabupaten Semarang.

G. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan objek penelitian atau apa saja yang

menjadi perhatian dalam suatu penelitian. Adapun yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

36

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/104/jtptunimus-gdl-g...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status

1. Variabel Bebas

Merupakan suatu variabel yang menjadi sebab atau timbulnya variabel

dependent/terikat, atau variabel yang lainnya menentukan variabel lain

(Hidayat, 2003). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan

fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan.

2. Variabel Terikat

Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat variabel

independent/bebas (Hidayat, 2003). Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah status gizi pada balita di Desa Kebondowo, Kecamatan Banyubiru,

Kabupaten Semarang.