BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian...
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Akuntansi
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah sekelompok unsur yang saling berhubungan satu dengan
yang lain untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu (Mulyadi,
2014:2). Sistem merupakan sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan harus memiliki tiga
unsur utama yaitu input, process, dan output (Widjajanto dalam Hirmawan
dkk. 2016 ).
Dari definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa sistem merupakan sekelompok unsur dan bagian-bagian yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya serta berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Pengertian Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2014:3) “Sistem Akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan”.
Sistem akuntansi merupakan kumpulan dari berbagai formulir, catatan,
peralatan pendukung, komputer, dan peralatan serta alat komunikasi, tenaga
pekerja dan laporan yang telah terkordinasi secara baik yang disesain secara
8
khusus untuk mentransformasikan data keuangan menjadi data informasi
yang dibutuhkan (Widjajanto dalam Qudus dkk. 2015).
Baridwan (dalam Herdianto dkk. 2015) berpendapat bahwa sistem
akuntansi adalah alat-alat yang digunakan untuk mengolah data akuntansi
perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan laporan yang akan digunakan
pihak manajemen untuk mengawasi usahanya.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem
akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, laporan, prosedur, dan alat yang
digunakan untuk mengolah data dengan tujuan menyediakan informasi yang
dibutuhkan oleh manajemen guna kepentingan pengambilan keputusan bisnis
bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menjalankan badan
usahanya.
3. Tujuan Sistem Akuntansi
Menurut Mulyadi (2014:19) tujuan umum penyusunan sistem akuntansi
adalah sebagai berikut:
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru
didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda
dengan usaha yang telah dijalankan selama ini.
b. Untuk memperbaiki sistem informasi yang dihasilkan oleh sistem yang
sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya.
9
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan
untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan
perlindungan kekayaan akuntansi.
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi. Pengembangan sistem akuntansi ditujukan untuk menghemat
biaya.
4. Fungsi Sistem Akuntansi
Menurut Mardi (dalam Widyasari dkk. 2015) sistem akuntansi yang
diterapkan akan memiliki kegunaan sebagai berikut:
a. Membantu ketersediaan informasi yang dibutuhkan baik pihak eksternal
(laporan keuangan) maupun internal (laporan pertanggungjawaban
pengelolaan perusahaan)
b. Sistem informasi menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk
mendukung setiap keputusan yang diambil oleh manajemen
c. Mendukung kelancaran operasional perusahaan
5. Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Unsur sistem akuntansi pokok menurut Mulyadi (2014:3) adalah:
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Formulir sering disebut sebagai dokumen. Dengan formulir ini
data yang bersangkutan dengan transaksi direkam pertama kalinya sebagai
dasar pencatatan dalam catatan.
10
b. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan menurut penggolongan sesuai dengan
informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan. Contoh jurnal
adalah jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal penjualan, jurnal
umum dan lain-lain.
c. Buku Besar
Buku besar terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicacat sebelumnya dalam jurnal.
d. Buku Pembantu
Buku pembantu terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci
data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.
e. Laporan
Laporan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat berupa neraca,
laporan laba rugi, laporam perubahan laba ditahan, laporan harga pokok
produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan dan
lain-lain.
B. Sistem Akuntansi Penggajian
1. Pengertian Gaji
Menurut Sujarweni (2015:127) gaji adalah pembayaran atas jasa-jasa
yang dilakukan oleh karyawan didasarkan pada sejumlah pekerjaan yang
telah diselesaikan misalnya jumlah unit produksi. Disamping gaji, pegawai
mungkin memperoleh manfaat-manfaat yang diberikan dalam bentuk
11
tunjangan, misalnya tunjangan jabatan, tunjangan perumahan, tunjangan
pengobatan, hari raya, uang transport, uang makan, dan lain-lain.
Mulyadi (2014:373) menyebutkan bahwa gaji umumnya merupakan
pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang
mempunyai jenjang jabatan manajer yang dibayarkan secara tetap per bulan.
Rivai (dalam Damayanti dkk. 2015) menyebutkan gaji adalah balas jasa
dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari
statusnya sebagai seorang karyawan yang memberikan konstribusi dalam
mencapai tujuan perusahaan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa gaji adalah kompensasi yang umumnya dalam bentuk uang, diberikan
kepada karyawan sebagai balas jasa atas tenaga dan pikiran dalam
mengamban tugas-tugas yang diberikan oleh pimpinan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
2. Pengertian Sistem Akuntansi Penggajian
Menurut Mulyadi (2001:17) sistem akuntansi penggajian dan
pengupahan adalah sistem yang dirancang untuk menangani transaksi
perhitungan gaji dan upah karyawan dan pembayarannya.
Menurut Sujarweni (2015:127) sistem akuntansi penggajian daan
pengupahan adalah sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk
memberikan upah dan gaji kepada para karyawan atas jasa-jasa yang mereka
berikan.
12
Bersadarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulan
sistem akuntansi penggajian adalah sistem yang menangani pelaksanaan
kegiatan dan fungi utama perusahaan yang dirancang untuk menangani
transaksi perhitungan gaji karyawan dan pembayarannya.
3. Tujuan Pemberian Gaji
Tujuan pemberian gaji dan upah oleh perusahaan menurut Handoko (dalam
Hirmawan dkk. 2016) adalah:
a. Memperoleh Personalia Yang Qualified
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar.
Karena perusahaan-perusahaan bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat
pengupahan harus sesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga
kerja.
b. Mempertahankan Para Karyawan Yang Ada Sekarang
Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak karywan yang
baik akan ke luar. Untuk mencegah perputaran karyawan, pengupahan
harus dijaga agar tetap kompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain.
c. Menjamin Keandalan
Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi
prinsip keadilan. Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat
penting diperhatikan dalam penentuan tingkat gaji dan upah.
d. Menghargai Perilaku Yang Diinginkan
Penggajian dan pengupahan hendaknya mendorong perilaku-perilaku
yang diinginkan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman, kesetiaan,
13
tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai mealalui
rencana kompensasi yang efektif.
e. Mengendalikan Biaya-biaya
Suatu program penggajian dan pengupahan yang rasional membantu
organisasi untuk mendapatkan dan mempertahankan sumberdaya manusia
pada tingkat biaya yang layak. Tanpa struktur pengupahan dan penggajian
sistematik organisasi dapat membayar kurang (underpay) atau lebih
(overpay) kepada karyawannya.
f. Memenuhi Peraturan-peraturan Legal
Seperti aspek-aspek manajemen personalia lainnya, administrasi
penggajian dan pengupahan menghadapi batasan-batasan legal. Program
penggajian dan pengupahan yang baik memperhatikan kendala-kendala
tersebut dan memenuhi semua peraturan pemerintah yang mengatur
penggajian dan pengupahan karyawan.
4. Informasi Yang Diperlukan Manajemen
Menurut Mulyadi (2014:374) informsi yang diperlukan oleh manajemen dari
kegiatan penggajian adalah:
a. Jumlah biaya gaji yang menjadi beban perusahaan selama periode
akuntansi tertentu
b. Jumlah biaya gaji yang menjadi beban setiap pusat pertanggungjawaban
selama periode akuntansi tertentu
c. Jumlah gaji yan diterima setiap karyawan selama periode akuntansi
tertentu.
14
d. Rincian unsur biaya gaji yang menjadi beban perusahaan dan setiap pusat
pertanggungjawaban selama priode akuntansi tertentu.
5. Dokumen Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Penggajian
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian dan
pengupahan menurut Mulyadi (2014:374-379) adalah sebagai berikut:
a. Dokumen Pendukung Perubahan Gaji dan Upah.
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kepegawaian berupa surat keputusan yang
berhubungan dengan karyawan, misalnya seperti surat keputusan
pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, perubahan tarif upah,
penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing),
pemindahan, dan lain sebagainya. Tembusan dokumen ini dikirimkan ke
fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk kepentingan pembuatan daftar
gaji dan upah.
b. Kartu Jam Hadir.
Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat jam
hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat
berupa daftar hadir biasa dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi
dengan mesin pencatat waktu.
c. Kartu Jam Kerja.
Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu tenaga kerja langsung
pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu. Dokumen ini diisi oleh mandor
pabrik kemudian diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk
dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum digunakan untuk distribusi
15
biaya upah langsung kepada setiap jenis produk atau pesanan. Seperti
telah disebutkan di atas, catatan waktu kerja ini hanya diperlukan dalam
perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan.
d. Daftar Gaji
Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan, dikurangi
potongan-potongan berupa PPh Pasal 21, utang karyawan, dan lain-lain.
e. Rekap Daftar Gaji Dan Rekap Upah
Dokumen ini merupakan ringkasan gaji per departemen yang dibuat
berdasarkan daftar gaji dan upah. Dalam perusahaan yang produksinya
berdasarkan pesanan, rekap daftar upah dibuat untuk membebankan upah
langsung dalam hubungannya dengan produk kepada pesanan yang
berangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh Bagian Kartu
Persediaan dan Kartu Biaya dengan dasar rekap daftar gaji dan upah.
f. Surat Pernyataan Gaji dan Upah
Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan
dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah
dari pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan
bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap
karyawan.
16
g. Amplop Gaji Dan Upah
Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam
amplop gaji. Pada halaman muka amplop gaji dan upah setiap karyawan
ini berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi
karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan
tertentu.
h. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh
fungsi akuntansi kemudian diberikan kepada fungsi keuangan,
berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari
fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
6. Fungsi Yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi Penggajian
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian menurut Mulyadi
(2014:382) adalah sebagai berikut:
a. Fungsi kepegawaian
Bagian ini bertangungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi
calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan baru membuat surat
keputusan tarif gaji, kenaikan pangkat dan golongan gaji mutasi karyawan
dan pemberhentian karyawan.
b. Fungsi pencatatan waktu
Bagian ini bertanggungjawab untuk menyelenggarakan catatan waktu
hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem pengendalian intern yang
17
baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh
dilaksanakan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
c. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah
Bagian ini bertanggungjawab untuk membuat daftar gaji dan upah yang
menjadi hak dan menghitung penghasilan tiap karyawan selama jangka
waktu pembayaran gaji dan upah. Hasil hitungan ini dituangkan dalam
daftar gaji dan upah, kemudian diserahan kepada fungsi pencatat utang
untuk membuat bukti kas keluar yang dipakai sebagai dasar pembayaran
gaji kepada karyawan.
d. Fungsi akuntansi
Fungsi akuntansi bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang
timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji dan upah karyawan
(misalnya utang gaji, utang pajak, utang dana pensiun).
1) Bagian utang
Bagian ini memegang fungsi pencatat utang dan menerbitkan bukti kas
keluar yang memberi otorisasi kepada fungsi pembayaran gaji dan upah
untuk membayarkan gaji dan upah kepada karyawan seperti yang
tercantum dalam daftar gaji dan upah tersebut.
2) Bagian Kartu Biaya
Bagian ini memegang fungsi akuntansi biaya yang dalam sistem
akuntansi penggajian dan pengupahan bertanggungjawab untuk
mencatat distribusi biaya ke daam kartu harga pokok produk dan kartu
biaya berdasarkan rekap daftar gaji dan upah dan kartu jam kerja.
18
3) Bagian Jurnal
Bagian ini memegang fungsi pencatat jurnal yang bertanggungjawab
untuk mencatat biaya gaji dan upah dalam jurnal umum.
e. Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan
menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai kemudian dimasukan ke
dalam amplop gaji dan upah setiap karyawan, untuk selanjutnya dibagian
kepada karyawan yang berhak.
7. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian
Catatan yang digunakan dalam pencatatan gaji dan upah menurut (Mulyadi,
2014:382) adalah:
a. Jurnal Umum
Jurnal ini digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja dalam
tiap departemen dalam perusahaan.
b. Kartu Harga Pokok Produk
Kartu harga pokok dugunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung
yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
c. Kartu Biaya
Kartu biaya digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tiap departemen
dalam perusahaan yang bersumber dari jurnal umum dan daftar gaji dan
upah. Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu, biaya ini adalah
jurnal umum atau rekap daftar gaji dan upah.
19
d. Kartu Penghasilan Karyawan
Kartu penghasilan karyawan merupakan catatan mengenai penghasilan
dan berbagai potongan yang diterima karyawan, digunakan sebagai tanda
terima gaji dan upah karyawan dengan ditandatanganinya kartu tersebut
oleh karyawan yang bersangkutan. Dengan tanda tangan pada kartu
penghasilan karyawan ini, setiap karyawan hanya mengetahui gaji dan
upahnya sendiri, sehingga rahasia penghasilan karyawan tertentu tidak
diketahui oleh karyawan lain.
6. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penggajian dan pengupahan
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi penggajian dan
pengupahan menurut Mulyadi (2014:385) antara lain:
a. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan mencatat waktu hadir karyawan dan dilaksanakan
oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar hadir. Pencatatan
dapat menggunakan daftar hadir biasa yang ditandatangani setiap datang
dan pulang, atau kartu hadir yang diisi dengan menggunakan mesin
pencatat waktu. Prosedur ini berguna untuk menentukan gaji karyawan.
Daftar hadiri digunakan untuk menentukan karyawan digaji penuh atau
harus dipotong karena tidak hadir. Selain itu, daftar hadir digunakan untuk
menentukan karyawan bekerja dalam jam biasa atau jam lembur, sehingga
dapat ditentukan karyawan akan menerima gaji saja atau dengan tunjangan
lembur.
20
b. Prosedur pencatatan waktu kerja
Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan,
pencatatan waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang bekerja di fungsi
produksi untuk keperluan distribusi biaya upah karyawan kepada produk
atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut.
c. Prosedur pembuatan daftar gaji dan upah
Dalam prosedur ini, fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar
gaji dan upah karyawan. Data yang digunakan sebagai dasar pembuatan
daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan
baru, kenaikan pangkat, penurunan pangkat, daftar gaji bulan sebelumnya,
dan daftar hadir. Jika gaji karyawan melebihi penghasilan tidak kena
pajak, informasi mengenai potongan PPh Pasal 21 dihitung oleh fungsi
pembuat daftar gaji dan upah atas dasar data yang tercantum dalam kartu
penghasilan karyawan. Potongan PPh pasal 21 ini dicantumkan dalam
daftar gaji dan upah.
d. Prosedur distribusi biaya gaji
Dalam prosedur distribusi biaya gaji, biaya tenaga kerja didistribusikan
kepada departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja. Distribusi biaya
tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan perhitungan
harga pokok.
e. Prosedur pembayaran gaji dan upah
Prosedur pembayaran gaji melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi
keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada
21
fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah.
Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan
memasukkan uang ke amplop gaji. Jika jumlah karyawan banyak,
pembagian amplop dilakukan oleh juru bayar (pay master). Pemberian gaji
dan upah dapat dilakukan dengan membagikan cek kepada karyawan.
C. Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (2014:163) menyebutkan bahwa pengertian
pengendalian intern dalam arti luas meliputi struktur-struktur organisasi,
metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan-kebijakan manajemen.
Menurut Krismiaji (dalam Qudus dkk. 2015) pengendalian intern
adalah organisasi dan metoda yang digunakan untuk menjaga atau
melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya,
perbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen .
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa sistem
pengendalian intern, yaitu rencana dan metode organisasi yang digunakan
dalam sebuah perusahaan guna mengamankan harta kekayaan, menguji
ketepatan, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan-
kebijakan manajemen.
22
2. Tujuan Pengendalian Intern
Tujuan Pengendalian intern menurut Mulyadi (2014:163) adalah sebagai
berikut:
a. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi.
Adanya pengendalian intern yang memadai maka akan menjaga agar
kekayaan perusahaan secara fisik maupun non fisik tidak rawan untuk
dicuri, disalah gunakan atau dihancurkan.
b. Mengecek ketelitian dan keandalan akuntansi.
Pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses
pengolahan data akuntansi yang akan menghasilkan informasi keuangan
yang teliti dan andal. Karena data akuntansi mencerminkan perubahan
kekayaan perusahaan maka ketelitian dan keandalan akuntansi
merefleksikan pertanggungjawaban penggunaan kekayaan perusahaan.
c. Mendorong efisiensi.
Dengan pengendalian intern dapat dicegah terjadinya duplikasi usaha yang
tidak perlu dan penggunaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Sistem pengendalian intern bertujuan untuk memberikan jaminan yang
memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan perusahaan.
23
3. Unsur Pengendalian Intern Dalam Sistem Akuntansi Penggajian
Sistem pengendalian intern sendiri terdiri dari beberapa unsur yang saling
berintegrasi. Mulyadi (2014:386-387) berpendapat bahwa unsur dari sistem
pengendalian intern adalah:
a. Struktur dalam organisasi
1) Fungsi pembuatan daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi
pembayaran gaji dan upah.
Dalam sistem akuntansi penggajian dan pengupahan, fungsi
personalia bertanggungjawab atas tersedianya berbagai informasi
operasi, seperti nama karyawan, jumlah karyawan, pangkat, jumlah
tanggungan keluarga, tarif upah, dan berbagai tarif kesejahteraan
karyawan. Informasi operasi ini dipakai sebagai dasar untuk
menghasilkan informasi akuntansi berupa gaji dan upah yang
disajikan dalam daftar gaji dan upah, yang selanjutkan digunakan
untuk dasar pembayaran gaji dan upah kepada karyawan. Dengan
dipisahkannya kedua fungsi tersebut, hasil perhitungan daftar gaji dan
upah dicek ketelitian dan keandalannya oleh fungsi keuangan,
sebelum gaji dan upah dibayarkan kepada karyawan yang berhak.
2) Fungsi pencatat waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasional
Waktu hadir merupakan waktu yang dipakai sebagai salah satu dasar
untuk perhitungan gaji dan upah karyawan. Dengan demikian,
ketelitian dan keandalan data waktu hadir karyawan sangat
menentukan ketelitiandan keandalan data gaji dan upah setiap
24
karyawan. Untuk menjamin keandalan data waktu hadir karyawan,
pencatatan waktu hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh
fungsi operasi (seperti fungsi produksi dan fungsi teknik).
b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
1) Setiap karyawan yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah
harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan
perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur Utama.
Karena pembayaran gaji dan upah didasarkan atas daftar gaji dan
upah, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap nama-nama
karyawan yang dimasukkan ke dalam daftar gaji dan upah. Untuk
menghindari pembayaran gaji dan upah kepada karyawan yang tidak
berhak, setiap penyantuman nama karyawan dalam daftar gaji dan
upah harus ditandatangani oleh manajemen puncak (misalnya
Direktur Utama). Dengan unsur sistem pengendalian intern ini dapat
dihindari terjadinya pembayaran gaji dan upah kepada orang yang
tidak berhak untuk menerimanya.
2) Setiap perubahan gaji dan upah karyawan yang disebabkan oleh
perubahan pangkat, perubahan tarif gaji dan upah, tambahan keluarga
harus didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan.
Untuk menjamin keandalan data gaji dan upah karyawan, setiap
perubahan unsur yang diipakai sebagai dasar untuk mengitung
penghasilan karayawan harus diotorisasi oleh yang berwenang.
Dengan demikian setiap perubahan gaji dan upah karyawan karena
25
perubahan pangkat, perubahan gaji dan upah, serta tambahan keluarga
harus didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan.
3) Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain pajak penghasilan
karyawan harus didasarkan pada surat potongan gaji dan upah yang
diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.
Setiap pengurangan terhadap penghasilan karyawan harus mendapat
otorisasi dari yang berwenang. Oleh karena itu tidak setiap fungsi
dapat melakukan pemotongan atas gaji dan upah yang menjadi hak
karyawan, tanpa mendapat otorisasi dari fungsi kepegawaian.
4) Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.
Karena jam hadir merupakan salah satu dasar untuk penentuan
penghasilan karyawan, maka data waktu hadir setiap karyawan harus
diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu agar supaya sahih sebagai dasar
perhitungan gaji dan upah dan untuk keperluan lain.
5) Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan
yang bersangkutan.
Upah lembur dibayarkan kepada karyawan yang bekerja diluar jam
kerja reguler, dengan tarif upah yang lebih tinggi dari tarif upah jam
reguler. Untuk menjamin bahwa pekerjaan lembur harus diotorisasi
oleh kepala departemen karayawan yang bersangkutan. Dengan
sistem otorisasi ini, perusahaan dijamin hanya akan membayarkan
upah lembur bagi pekerjaan yang memang tidak dapat
dikerjakandalam jam kerja reguler.
26
6) Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.
Daftar gaji dan upah merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar
pembayaran gaji dan upah merupakan dokumen yang dipakai sebagai
pembayaran gaji dan upah kepada karyawan yang berhak. Oleh karena
itu daftar gaji dan upah ini harus diotorisasi oleh kepala fungsi
personalia yang menunjukkan bahwa:
a) Karyawan yang tercantum dalam daftar gaji dan upah adalah
karyawan yang diangkat menurut surat keputusan pejabat yang
berwenang.
b) Tarif gaji dan upah dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah
adalah tarif yang berlaku sesuai dengan surat keputusan pejabat yang
berwenang.
c) Data yang dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah
karyawan telah diotorisasi oleh yang berwenang.
d) Perkalian dan penjumlahan yang tercantum dalam daftar gaji dan
upah telah dicek ketelitiannya.
7) Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi
oleh fungsi akuntansi
Bukti kas keluar merupakan perintah kepada fungsi keuangan untuk
mengeluarkan sejumlah uang, pada tanggal, dan untuk keperluan
seperti yang tercantum dalam dokumen tersebut. Dokumen ini diisi
oleh fungsi akuntansi ( Bagian Utang) stelah fungsi ini melakukan
verifikasi terhadap informasi yang tercantum dalam daftar gaji dan
27
upah. Bukti kas keluar harus diotorisasi oleh Kepala Departemen
Akuntansi Keuangan atau pejabat yang lebih tinggi.
8) Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan harus direkonsiliasi
dengan daftar gaji dan upah karyawan.
Kartu penghasilan karyawan diseenggarakan oleh fungsi pembuat
daftar gaji dan upah untuk mengumpulkan semua penghasilan yang
diperoleh masing-masing karyawan selama jangka waktu setahun.
Informasi yang dicantumkan dalam kartu penghasilan karyawan ini
dipakai sebagai dasar penghitungan pajak penghasilan yang menjadi
kewajiban setiap karyawan. Dokumen yang merupakan sumber
pencatatan kedalam kartu penghasilan karyawan adalah daftar gaji
dan upah. Oleh karena itu, sistem pengendalian intern mewajibkan
diadakannya rekonsiliasi antara perubahan data yang tercantum dalam
kartu penghasilan karyawan dengan daftar gaji dan upah.
9) Tarif upah yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi
terlebih dahulu oleh fungsi akuntansi.
Fungsi akuntansi biaya bertangguangjawab atas distribusi upah
langsung ke dalam kartu harga pokok produk pesanan yang
menggunakan tenaga kerja langsung yang bersangkutan. Distribusi
upah langsung tersebut dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan
dalam kartu jam kerja. Sebelum upah yang tercantum dalam kartu jam
kerja dipakai sbeagai dasar pencatatan upah langsung kedalam kartu
harga pokok produk yang bersangkutan, data tarif upah yang dipakai
28
sebagai pengali dalam perhitungan upah harus diverifikasi oleh fungsi
akuntansi biaya.
c. Praktik yang sehat
10) Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum
kartu yang terakhir dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga
kerja langsung.
Kartu jam hadir merekam jumlah jam setiap karyawan berada di
perusahaan, sedangkan kartu jam kerja merinci penggunaan jam
hadir setiap karyawan. Dengan kata lain kartu jam kerja digunakan
untuk mempertanggaungjawabkan penggunaan waktu hadir
karyawan. Kartu jam kerja ini merupakan dasar untuk melakukan
distribusi biaya tenaga kerja langsung kepada pesanan yang
menggunakan tenga kerja langsung. Untuk mengecek ketelitian data
yang tercantum dalam kartu jam kerja, fungsi pembuatan daftar gaji
dan upah harus membandingkan data jam yang tercantum dalam
kartu jam hadir dengan data yang tercantum dalam kartu vam hadir
dengan data yang tercantum dalam kartu jam kerja.
11) Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus
diawasi oleh fungsi pencatat waktu.
Untuk menjamin keandalan data jam hadir yang direkam dalam
kartu jam hadir harus dilakukan pengawasan terhadap pemasukan
kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu. Dengan diawasinya
perekaman jam hadir karyawan oleh fungsi pencatat waktu dapat
29
dihindari perekaman jam hadir oleh karyawan yang tidak benar-
benar hadir di perusahaan.
12) Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan
ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum melakukan
pembayaran gaji dan upah.
Dalam struktur organisasi, fungsi akuntansi berada di bawah tangan
bagian utang, di bawah departemen Akuntansi. Sebelum membuat
bukti kas keluar sebagai perintah untuk pembuatan cek pembayaran
gaji dan upah, fungsi akuntansi keuangan harus melakukan verifikasi
kebenaran dan ketelitian perhitungan gaji dan upah yang tercantum
dalam daftar upah yang dibuat oleh fungsi pembuatan daftar gaji dan
upah. Dengan demikian unsur sistem pengendalian intern ini
menjamin bukti kas keluar dibuat atas dasar dokumen pendukung
yang andal.
13) Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi terlebih
dahulu dengan catatan penghasilan karyawan.
Dalam sistem pemungutan pajak penghasilan atas gaji dan upah
karyawan, perusahaan ditunjuk oleh pemrintah sebagai wajib pungut
pajak penghasilan yang menjadi kewajiban karyawan, yang dikenal
dengan PPh Pasal 21. Seperti telah disebutkan diatas, PPh Pasal 21
ini dihitung oleh perusahaan berdasarkan data penghasilan karyawan
setahun yang dikumpulkan dalam waktu penghasilan karyawan.
Ketelitian dan keandalan data pajak penghasilan karyawan yang
30
harus dipotongkan dari gaji dan upah karyawan, dan besarnya utang
pajak penghasilan karyawan yang harus disetor oleh perusahaan ke
kas negara dapat diverifikasi dengan melakukan rekonsiliasi
perhitungan pajak penghasilan setiap karyawan dengan catatan
penghasilan karyawan yang tercantum dalam kartu penghasilan
karyawan yang bersangkutan.
14) Catatan penghasilan karyawan diarsipkan oleh fungsi daftar gaji dan
upah.
Kartu penghasilan karyawan selain berfungsi sebagai catatan
penghasilan yang diterima karyawan selama setahun, juga berfungsi
sebagai tanda telah diterimanya gaji dan upah karyawan yang
berhak. Oleh karena ini dalam sistem akuntansi penggajian setelah
diisi data gaji karyawan oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah
kemudian dikirimkan ke fungsi keuangan untuk dimintakan tanda
tangan karyawan yang bersangkutan sebagai tanda terima uang gaji
dan upah. Setelah ditandatangani oleh karyawan yang bersangkutan
kartu penghasilan karyawan ini disimpan kembali oleh fungsi
pembuat daftar gaji dan upah ke dalam arsip menurut abjad nama
karyawan.
d. Karyawan Yang Mutunya Sesuai dengan Tanggungjawabnya
1) Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh
pekerjaan.
31
2) Pengembangan penidikan karyawan selama menjadi karyawan
perusahaan sesuai dengan peraturan.
D. Bagan Alir Sistem Akuntansi Penggajian
Berikut ini diuraikan sistem penggajian yang merupakan sistem pembayaran atas
jasa yang diserahkan oleh karyawan yang bekerja sebagai manajer, atau kepada
karyawan yang gajinya dibayarkan bulanan, tidak tergantung dari jumlah jam
atau hari kerja atau jumlah pokok yang dihasilkan (Mulyadi 2014:391).
Gambar 2.1 Sistem Akuntansi Penggajian
Sumber : Sistem Akuntansi Mulyadi, 2014:392)
Mulai
Mencatat
jam hadir
karyawan
Kartu jam
hadir
Membuat
daftar
hadir
Daftar Hadir
Kaaryawan
KJH
2
Bagian Pencatatan Waktu
Daftar Hadir
Membuat
daftar
gaji
Membuat
rekap gaji
Daftar gaji
Kartu
penghasilan
Karyawan
2
T
8
Kartu
Penghasilan
Karyawan
Bukti Kas
Keluar
T A
2
DG
Bagian Gaji dan Upah
SPG
1
2
1
3
2
1
KJH
1
2
RDGKJH = Kartu jam hadir
RDG = Rekap daftar gaji
SPG = Surat pernyataan gaji
DG = Daftar gaji
2
1
32
Gambar 2.1 Sistem akuntansi Penggajian (Lanjutan)
Sumber : Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2014:393)
Bagian Utang
2
KPK
Daftar Gaji
Membuat
bukti kas
keluar
2
1
2
1
SPG
SPG
KPK
2
RDG 1
2
1
3
2
Bukti kas
keluar
1
DG
34
Register
Bukti kas
keluar
7
Bukti Kas
Keluar
9
2
1
1
DG
Mencatat nomor cek
pada register bukti
kas keluar
KPK = Kartu
Penghasilan
Karyawan
RDG
RDG
33
Gambar 2.1 Sistem Akuntansi Penggajian (Lanjutan)
Sumber : Sistem Akuntansi ( Mulyadi, 2014:394)
4
KPK
Bukti kas keluar
Mengisi cek dan
memintakan tanda
tangan atas cek
Menguangkan cek ke
bank&memasukan
uang ke amplop gaji
Membayarkan gaji kepada
karyawan dan meminta
tanda tangan atas kartu
penghasilan karyawan
Membubuhkan cap
lunas pada bukti dan
dokumen
pendukungnya
6
6
KPK
Bukti kas keluar
7 8
Dimasukan ke
dalam amplop
gaji bersama
dengan
pemasukan uang
gaji
SPG
RDG
DG
2
2
1
3
1
SPG
RDG
DG
2
2
1
3
1
34
Gambar 2.1 Sistem Akuntansi Penggajian (Lanjutan)
Sumber : Sistem Akuntansi (Mulyadi, 2014:395)
3
Membuat
bukti
memorial
Bukti
memorial
Jurnal
umum5
9
Bukti kas
keluar
Register
cek N
Selesai
5
Bukti
memorial
Kartu
Biaya N
BKK = Bukti Kas Keluar
BKK
RDG
BKK
RDG
2
1
2
1
RDG 2
Dafar
gaji
1
BKK
RDG
1
1
2
35
E. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Judul Penulis Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1. Analisis Sistem
Akuntansi
Penggajian Dan
Pengupahan
Untuk
Menunjang
Pengendalian
Intern Perusahaan
(Studi Pada PG.
Krebet Baru
Bululawang -
Malang)
Rendy Bagus
Herdianto,
Mochammad
Saifi dan
Zahroh Z.A
(2015)
Deskriptif
Kualitatif
Sistem akuntansi
penggajian dan
pengupahan di PG. Krebet
Baru belum menunjang
pengendalian intern
perusahaan secara
maksimal, hal ini
disebabkan oleh terjadi
kerterlambatan penyerahan
dokumen realisasi lembur,
yang mengakibatkan
keterlambatan dalam
pembayaran gaji dan upah
karyawan serta adanya
perangkapan tugas yang
dilakukan oleh bagian
SDM & Umum dalam
pembuatan BKK, dan
desain dokumen pada slip
gaji dan upah sudah out of
date.
2. Analisis Sistem
Akuntansi
Penggajian Dan
Pengupahan
Iradatul
Qudus,
Muhammad
Saifi dan
Deskriptif
Kualitatif
Sistem pengendalian intern
atas penggajian dan
pengupahan pada PT. SUN
STAR MOTOR masih
36
Dalam Upaya
Mendukung
Pengendalian
Intern
(Studi Pada PT.
Sun Star Motor
Malang)
Maria Goretti
Wi Endang N
P (2015)
kurang baik karena tidak
adanya pemisahan fungsi
anfta fungsi gaji dan upah
dengan bagian keuangan,
tidak ada perputaran kerja.
3. Analisis Sistem
Akuntansi
Penggajian Dan
Pengupahan
Karyawan Dalam
Upaya
Mendukung
Pengendalian
Intern
(Studi Pada PT.
Wonojati Wijoyo
Kediri)
Angga Citra
Hirmawan,
Maria Goretti
Wi Endang
N.P dan
Devi Farah
Azizah
(2016)
Deskriptif
Kualitatif
Pengendalian intern atas
penggajian yang
diterapkan pada PT.
Wonojati Wijoyo Kediri
masih belum berjalan
dengan baik, hal ini dapat
dilihat bahwa bagian gaji
dan upah serta pencatat
waktu yang berada
dibawah departemen
kepegawaian tidak
dicantumkan dengan jelas
dalam struktur organisasi
perusahaan dan bagian
yang merekap upah lembur
ketika menerima laporan
lembur karyawan, sering
lupa tidak langsung dicatat
dalam rekap upah lembur,
sehingga menyebabkan
sering terjadi
ketidaksesuaian antara
upah lembur yang diterima
37
dengan jam lembur yang
dikerjakan karyawan.
4. Evaluasi Sistem
Akuntansi
Penggajian
Karyawan Dalam
Upaya
Mendukung
Pengendalian
Intern (Studi Pada
PT. Tiara Megah
Indah Jaya
Malang)
Nani Manik,
Muhammad
Saifi dan
Dwiatmanto
(2015)
Deskriptif
Kualitatif
Penerapan sistem
akuntansi penggajian pada
PT Tiara Megah Indah
Jaya Malang sudah
berjalan dengan baik
secara keseluruhan, namun
masih terdapat kelemahan
pada dokumen yang
dimiliki oleh PT Tiara
Megah Indah Jaya Malang
yaitu tidak memiliki
dokumen perubahan gaji
dan tidak memiliki bukti
transfer kepada masing-
masing karyawan yang
telah menerima gaji setiap
bulannya.
5. Evaluasi
Efektivitas
Pengendalian
Intern Atas
Sistem
Penggajian Dan
Pengupahan
(Studi Kasus Pada
PT. Karyamitra
Budisentosa
Kumala
Mega
Saraswati,
Sri Mangesti
Rahayu dan
Achmad
Husaini
(2015)
Deskriptif
Kualitatif
Pengendalian intern dalam
pelaksanaan sistem
penggajian dan
pengupahan sudah
memenuhi unsur-unsur
pengendalian intern dan
sudah cukup efektif. Hal
tersebut telihat dari semua
unsur yang telah diteliti
tidak terdapat
penyelewengan. Namun