BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5779/3/AGUSMAN PURNOMO BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertianrepository.ump.ac.id/5779/3/AGUSMAN PURNOMO BAB II.pdf ·...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia, atau virus (Soemarmo,2010)
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia, atau virus (Mansjoer, 2000).
Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai system saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulen.
Penyebab tersering dari ensefalitis adalah virus, kemudian herpes
simpleks, arbovirus, dan jarang disebabkan oleh enterovirus, gondongan,
dan adenovirus. Ensefalitis bias juga terjadi pada pasca infeksi campak,
influenza, varisella, dan pascavaksinasi Pertusis (Muttaqin, 2008).
Ensefalitis adalah peradangan akut otak yang disebabkan oleh infeksi
virus. Terkadang ensefalitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti
meningitis, atau komplikasi dari penyakit lain seperti rabies (disebabkan
oleh virus) atau sifilis (disebabkan oleh bakteri). Penyakit parasit dan
protozoa seperti toksoplasmosis, malaria, atau primary amoebic
meningoencephalitis, juga dapat menyebabkan ensefalitis pada orang yang
sistem kekebalan tubuhnya kurang. Kerusakan otak terjadi karena otak
terdorong terhadap tengkorak dan menyebabkan kematian.
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
B. Anatomi Fisiologi
Anatomi Saraf
Gambar 1-1 : struktur saraf dan otak(Tarwoto,2007)
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Struktur Otak dan fungsi
1. Cerebrum
Cerebrum adalah bagian otak yang paling besar kira-kira 80% dari
berat otak.Cerebrum mempunyai dua hemisfer yang dihubungkann oleh
korpus kallosum.Setiap Hemisfer terbagi atas empat lobus yaitu Lobus
frontal,parietal,temporal dan oksipital.
Lobus frontal berfungsi sebagai aktivitas motorik,fungsi
intektual,emosi dan fungsi fisik.Pada bagian frontal bagian kiri terdapat
area broca yang berfungsi sebagai pusat motorik bahasa
Lobus parietal terdapat sensori primer dari korteks,berfungsi sebagai
proses input sensori,sensasi posisi,sensasi raba,tekan dan perubahan suhu
ringan.
Lobus temporal mengandung area auditorius,tempat tujuan sensasi
yang dating dari telinga.Berfungsi sebagai input perasa
pendengaran,pengecap,penciuman dan proses memori
Lobus oksipital mengandung area visual otak,berfungsi sebagai
penerima informasi dan menafsirkan warna,reflek visual
Dienchepalon
Dienchepalon terletak diatas batang otak dan terdiri atas
thalamus,hypothalamus,epithalamus dan subthalamus.
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Thalamus adalah massa sel saraf besar yang berbentuk telor,terletak
pada substansia alba.Thalamus berfungsi sebagai stasiun relay dan
integrasi dari medulla spinalis ke korteks serebri dan bagian lain dari otak.
Hypotalamus terletak dibawah thalamus,berfungsi dalam
mempertahankan hoemostasis seperti pengaturan suhu tubuh,rasa
haus,lapar,respon system saraf outonom dan kontro terhadap sekresi
hormone dalam kelenjar pituitari.
Epithalamus dipercaya berperan dalam pertumbuhan fisik dan
perkembangan seksual
Batang otak
otak terdiri atas otak tengah(mesencephalon),pons dan medulla
oblongata.Batang otak berfungsi pengaturan reflex untuk fungsi vital
tubuh.Otak tengah mempunyai fungsi utama sebagai relay stimulus
pergerakan otot dari dan ke otak.Misalnya kontrol reflex pergerakan mata
akibat adanya nerves cranial III dan IV.pons menghubungkan otak tengah
dengan medulla oblongata,berfungsi sebagai pusat-pusat reflex pernapasan
dan mempengaruhi tingkat karbondioksida,aktivitas vasomotor.
Medulaoblongata mengandung pusat reflex
pernafasan,bersin,menelan,batuk,muntah,sekresi saliva dan
vasokontriksi.Sraf kranial IX,X,XII keluar dari medulla oblongata.Pada
batang otak terdapat juga sistem retikularis yaitu sistem sel saraf dan serat
penghubungnya dalam otak yang menghubungkan semua traktus
ascendens dan decendens dengan semua bagian lain dari system saraf
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
pusat.sistem ini berfungsi sebagai integrator seluruh sisem saraf seperti
terlihat dalam tidur,kesadaran,regulasi suhu,respirasi dan metabolisme.
Cerebelum
Cerebelum besarnya kira-kira seperempat dari cerebrum.Antara
cerebellum dan cerebrum dibatasi oleh tentorium serebri.Fungsi utama
cerebellum adalah koordinasi aktivitas muscular,control tonus
otot,mempertahankan postur dan keseimbangan.
Jaringan saraf :
Neuron (sel saraf) merupakan unit anatomis dan fungsional system
persarafan.
Bagian-bagian dari neuron:
Badan sel (inti sel terdapat di dalamnya),Dendrit : menghantarkan impuls
menuju badan sel dan Akson : menghantarkan impuls keluar dari badan
sel.
Klarifikasi neuron :
Berdasarkan bentuk :
A. Neuron unipolar.
Terdapat satu tonjolan yang bercabang dua dekat dengan badan sel, satu
cabang menuju parifer dan cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
spinal)
B. Neuron bipolar.
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit.
C. Neuron multipolar.
Terdapat beberapa dendrit dan 1 akson yang dapat bercabang cabang
banyak sekali.
Sebagian besar terdapat arganela sel pada neuron terdapat pada sitoplasma
badan sel.
Fungsi Neuron :
1. Menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh ( somatik dan viseral ) 1
impuls neuron bersifat listrik di sepanjang neuron dan bersifat kimia
diantara neuron ( celah sinap/cleft sinaptik) zat kimia yang disintesis
neuron dan di simpan dalam vesikel ujung akson disebut neurotransmiter
yang dapat menyalurkan impuls ;
Contoh neuro transmiter :
Asetikolin Norefineprin,Dopamin,Serotonin,Gama aminobutira (GABA).
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
2. Sel penyokong ( neuroglia pada SSP dan sel schwann pada SST ) ada 4
neuroglia :
- mempertahankan potensial bioelektrik.
- digodendrosit : menghasilkan mielin pada SSP yang merupakan selubung
neuron.
3. Mielin
- Komplek protein lemak berwarna putih yang menutupi tonjolan saraf (neuron).
- Menghalangi aliran ion Na dan K melintasi membran neural.
- Darah yang tidak bermielin disebut nodus ranvier.
- Transmisi impuls pada saraf bermielin lebih cepat dari pada yang tak bermielin,
karena adanya loncatan impuls dari satu nodus ke nodus lainnya ( konduksi
saltatorik ).
Lima bagian utama otak : telensefalon (endbrain), diensefalon (interbrain),
mesensefalon (midbrain), metensefalon (afterbrain), mielensefalon
(marrowbrain).
1. Telensefalon (endbrain) a hamisfer serebri, kortek serebri, sistem limbik
( bangsal ganglia, hipokanpus anigdala ).
2. Diensefalon ( interbrain) epitalamus, talamus, subtalamus, hipotalamus.
3. Mesensefalon ( midbrain ) kolikulus superior, kolikulus inferior,
substansia nigra.
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
4. Metensefalon ( afterbrain ) pons, sereblum.
5. Mielensefalon ( marrowbrain ) medula oblongata.
Pembagian sistem saraf secara anatomi :
SSP.
Pembagian saraf tepi berdasarkan fungsinya SELAPUT OTAK DAN
MEDULA SPINALIS.
Duramater ;
- merupakan lapisan terluar dari meningen.
- ruang diantara tengkorak dan duramater di sebut epidural.
Arachnoid ;
- merupakan lapisan tengah meningen, terletak diantara lap duramater dan
piamater.
- ruang diantara lap duramater dan archnoid di sebut epidural.
- ruang diantara lap arachnoid dan piamater di sebut sub arachnoid.
- cairan otak ( CSF ) berada didalam ruang sub arachnoid.
Piamater ;
Merupakan lapisan terdalam dari maningen yang berhubungan langsung
dengan korteks serebri suplay darah otak. Otak mendapat suplay darah dari
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
2 arteri besar, yaitu:
1. Arteri karotis interna
2. Arteri vertebra basiler
Fisiologi Sistem Saraf
Saraf Otak
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang ke luar dari otak dan
melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan erat
dengan otot panca indra mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Di dalam
kepala ada dua syaraf kranial. Beberapa di antaranya adalah serabut
campuran gabungan saraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada yang
terdiri dari saraf motorik saja atau hanya sensorik saja (mis. Alat-alat
panca indra). Saraf kepala terdiri dari :
1. Nervus olfaktorius. Sifatnya sensorik menyerupai hidung,
membawa rangsangan aroma (bau-bauan) dari rongga hidung ke
otak. Saraf pembau yang keluar dari otak di bawah dahi, disebut
lobus olfaktorius. Kemudian saraf ini melalui lubang yang ada di
dalam tulang tapis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju
sel-sel panca indra.
2. Nervus optikus. Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa
rangsangan penglihatan ke otak. Serabut mata yang serabut-serabut
sarafnya keluar dari bukit IV dan pusat-pusat di dekat serabut-
serabut tersebut, memiliki tangkai otak dan membentuk saluran
optik dan bertemu di tangkai hipofise serta membentang sebagai
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
saraf mata, serabut tersebut tidak semuanya bersilang. Sebagian
serabut saraf terletak di sebelah sisi serabut yang berasal dari
saluran optik. Oleh sebab itu serabut saraf yang datang dari sebelah
kanan retina tiap-tiap mata terdapat di dalam optik kanan begitu
pula sebaliknya retina kiri tiap-tiap mata terdapat di sebelah kiri.
3. Nervus okulomotoris. Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-
otot orbital (otot penggerak bola mata). Di dalam saraf ini
terkandung serabut-serabut sarag otonom (parasimpatis). Saraf
penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan menuju ke
lekuk mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas, selain itu
mempersarafi otot miring atas mata dan otot lurus sisi mata.
4. Nervus troklearis. Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital.
Saraf pemutar mata yang pusatnya terletak di belakang pusat saraf
penggerak mata dan saraf penggerak mata masuk ke dalam lekuk
mata menuju orbital miring atas mata.
5. Nervus trigeminus. Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini
mempunyai tiga buah cabang. Fungsinya sebagai saraf kembar tiga,
saraf ini merupakan saraf otak terbesar yang mempunyai dua buah
akar saraf besar yang mengandung serabut saraf penggerak. Dan di
ujung tulang belakang yang terkecil mengandung serabut saraf
penggerak. Di ujung tulang karang bagian perasa membetuk sebuah
ganglion yang dinamakan simpul saraf serta meninggalkan rongga
tengkorak .
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
6. Nervus Abdusen. Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital.
Fungsnya sebagai saraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar
di sebelah bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela
tursika. Sesudah sampai di lekuk mata lalu menuju ke otot lurus sisi
mata.
7. Nervus fasialis. Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), serabut-
serabut motorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir
rongga mulut. Di dalam saraf ini terdapat serabut-serabut saraf
otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya
sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap. Saraf ini
keluar di sebelah belakang dan beriringan dengan saraf pendengar.
8. Nervus auditorius. Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar,
membawa rangsangan dari pendengaran dan dari telinga ke otak.
Fungsinya sebagai saraf pendengar. Saraf ini mempunyai dua buah
kumpulan serabut saraf yaitu rumah keong (koklea), disebut akar
tengah adalah saraf untuk mendengar dan pintu halaman
(vestibulum), disebut akar tengah adalah saraf untuk keseimbangan,
9. Nervus glosofaringeus. Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris),
ia mensarafi faring, tonsil, dan lidah. Saraf ini dapat membawa
rangsangan citarasa ke otak. Di dalamnya mengandung saraf-saraf
otonom. Fungsinya sebagai saraf lidah tekak karena saraf ini
melewati lorong di antara tulang belakang dan karang. Terdapat dua
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
buah simpul saraf yang di atas sekali dinamakan ganglion jugularis
atau ganglion atas dan yang di bawah dinamakan ganglion petrosum
atau ganglion bawah. Saraf ini (saraf lidah tekak) berhubungan
dengan nervus-nervus fasialis dan saraf simpatis ranting 11 untuk
ruang faring dan tekak.
10. Nervus vagus. Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris),
mengandung serabut-serabut saraf motorik, sensorik dan
parasimpatis faring, laring, paru-paru, esofagus, gaster intestinum
minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam abdomen dan lain-lain.
Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini kelaur dari sumsum
penyambung dan terdapat di bawah saraf lidah tekak.
11. Nervus asesorius. Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus
sternokleido-mastoid dan muskulus trapezius. Fungsinya sebagai
saraf tambahan. Terbagi atas dua bagian, bagian yang berasal dari
otak dan bagian yang berasal dari sumsum tulang belakang.
12. Nervus hipoglosus. Sifatnya motoris dan mensyarafi otot-otot
lidah. Fungsinya sebagai syaraf lidah. Syaraf ini terdapat dalam
sumsum penyambung, akhirnya bersatu dan melewati lubang yang
terdapat di sisi foramen oksipital. Syaraf ini juga memberikan
ranting-ranting pada otot yang melekat pada tulang lidah dan otot
lidah. (Syaefuddin, 2006).
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak
sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas
yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat.
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Gambar. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya(Wartonah,2007)
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
1. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf
yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf
yang keluar dari sumsum tulang belakang.
Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:
1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9,
dan 10.
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus
vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.
Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah
jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan
sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.
Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang
saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf
pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut
pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
a.Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang
mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan
kaki.
2. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat
pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada
ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak
di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga
mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik
mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada
organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus"
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung (biologijaka)
C.Etiologi
Bakteri penyebab ensefalitis adalah staphylococcus aureus,
streptokous, E. Coli, M. tuberculosa dan T. Paliidum. Tiga bakteri yang
pertama merupakan penyebab ensefalitis bacterial akut yang menimbulkan
pernanahan pada korteks serebri sehingga terbentuk abses serebri.
Ensefalitis bakterial akut sering disebut ensefalitis supuratif akut
(Mansjoer, 2000) Sedangkan menurut Riyadi (2010) menyebutkan
penyebab terjadinya ensefalitis yaitu:
a. Berupa bakteri (LDH serum meningkat)
b. Virus
c. Jamur
C. Patofisiologi
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran pernafasan dan
saluran cerna, setelah masuk ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke
seluruh tubuh dengan secara local: aliran virus terbatas menginfeksi
selaput lendir permukaan atau organ tertentu, penyebaran hematogen
primer: virus masuk ke dalam darah, kemudian menyebar ke organ dan
berkembang biak di organ tersebut dan menyebar melalui syaraf: virus
berkembang biak di permukaan selaput lender dan menyebar melalui
system persyarafan (Muttaqin, 2008).
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
Setelah terjadi penyebaran ke otak timbul manifestasi klinis
ensefalitis. Masa Prodromal berlangsung selama 1-4 hari ditandai dengan
demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorok, malaise, nyeri
ekstremitas dan pucat.
D. Gambaran Klinis
Secara umum, gejala berupa trias ensefalitis yang terdiri dari demam,
kejang, dan kesadaran menurun. Suhu badan meningkat, fotofobia, sakit
kepala, muntah letargi, kadang disertai kaku kuduk jika mengenai
meningen (Muttaqin, 2008).
Pada ensefalitis supuratif akut yang berkembang menjadi abses
serebri, akan timbul gejala-gejala sesuai dengan proses patologis yang
terjadi di otak. Gejala-gejala tersebut adalah infeksi umum, tanda-tanda
meningkatnya tekanan intracranial yaitu nyeri kepala yang kronik, muntah,
penglihatan kabur, kejang, kesadaran menurun. Pada pemeriksaan
mungkin terdapat edema papil. Tanda-tanda deficit neurologis tergantung
pada lokasi dan luas abses (Mansjoer, 2000).
E. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Umum
a. Rawat di Rumah Sakit
b. Penatalaksanaan secara umum tidak spesifik, tujuannya adalah
mempertahankan fungsi organ dengan mengusahakan jalan
nafas tetap terbuka, pemberian makanan enteral atau parenteral,
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, koreksi gangguan
asam basa darah.
c. Atasi kejang.
d. Bila tanda peningkatan tekanan intracranial dapat diberikan
manitol 0,5-29/kg BB IV dalam periode 8-12 jam.
e. Pada pasien dengan gangguan menelan, akumulasi lender pada
tenggorok paralisis pita suara dan otot nafas dilakukan drainase
postural dan aspirasi mekanis yang periodik.
f. Pada ensefalitis herpes dapat diberikan acyclovir 10 kg/kg
BB/hari IV setiap 8 jam selama 10-14 jam (Riyadi, 2010).
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
2. Penatalaksanaan Keperawatan
PATHWAYS
Gambar 1-2 : patofisiologi masalah keperawatan(muttaqin,2010)
Faktor-faktor predisposisi pernah mengalami campak,cacar air,Herpes dan bronchopneumonia
Virus/Bakteri masuk jaringan otak secara local,Hematogen dan melalui saraf-saraf
Peradangan otak
Reaksi kuman patogen
Pembentukan Transudat dan
eksudat
Iritasi kortek serebral area
fokal
Kerusakan saraf IX
Kerusakan syaraf V
Edema serebral Suhu Tubuh
Kejang,Nyeri kepala
Kesulitan Mengunyah
Sulit makan
5.Resiko tinggi trauma
6.Resiko kejang berulang
7.Nyeri
4.Pemenuhan Nutrisi kurang dari kebutuhan 1.Gangguan perfusi
jaringan serebral Defisit cairan
dan Hipovolemik
Kesadaran
Penumpukan Sekret
2.Gangguan bersihan Nafas
3.Resiko tinggi defisit cairan dan
hipovolemik
8.Gangguan mobilitas fisik
9.Gangguan persepsi sensori
10.Koping individu tidak efektif
11.Kecemasan
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
a. Fokus Intervensi Keperawatan
Fokus intervensi pada penderita enchepalitis antara lain:
I . Gangguan perfusi jaringan serebral (Mutaqqin,2008)
Intervensi
1. Pertahankan tirah baring dengan posisi kepala datar dan pantau
tanda-tanda vital sesuai indikasi setelah dilakukan fungsi lumbal
2. Pantau/catat status neurologis dengan teratur dan bandingkan
dengan keadaan normalnya,seperti GCS
3. Kaji adanya regiditas nukal,gemetar,kegelisahan yang
meningkat,peka rangsang dan adanya serangan kejang
4. Pantau tanda vital seperti : tekanan darah, catat serangan
dari/Hipertensi sistolik yang terus menerus dan tekanan nadi yang
melebar
5. Pantau frekuensi/Irama jantung
6. Pantau pernapasan,catat pola dan irama pernafasan,seperti adanya
periode apnea setelah hiperventilasi yang disebut Cheyne-Stokes
7. Pantau suhu dan juga atur suhu tubuh ligkungan sesuai dengan
kebutuhan.Lakukan kompres hangat jika demam
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
II . Risiko pemenuhan kebutuhan nutrisi (Muttaqin,2008)
INTERVENSI
1. Kaji kemampuan klien dalam menelan,batuk,dan adanya sekret
2. Auskultasi bisng usus,amati penurunan atau hiperaktivitas bising usus
3. Timbang berat badan sesuai indikasi
4. Berikan makanan dengan cara meninggikan kepala
5. Pertahankan lingkungan yang tenang dan anjurkan keluarga atau orang
terdekat untuk memberikan makanan pada klien
III . Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
persepsi (Muttaqin,2008)
INTERVENSI
1. Periksa kembali kemampuan dan keadaan secara fungsional pada
kerussakan yang terjadi
2. Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala
ketergantungan(0-4)
3. Letakkan pasien dengan posisi tertentu untuk menghindari kerusakan
karena tekanan.Ubah posisi pasien secara teratur dan buat sedikit
perubahan posisi antara waktu perubahan posisi tersebut
4. Pertahankan kesejajaran tubuh secara fungsional,seperti
bokong,kaki,tangan.Pantau selama penempatan alat dan/atau tanda
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
penekanan dari alat tersebut
5. Instrusikan/bantu pasien dengan program latihan dan penggunaan alat
mobilisasi.Tingkatkan aktivitas dan partisipasi dalam merawa diri
sendiri kemampuan.
IV. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
akumulasi sekret (Muttaqin,2008)
INTERVENSI
1. Kaji fungsi paru,adanya bunyi nafas tambahan,perubahan irama
dan kedalaman,penggunaan otot-otot aksesori,warna dan
kekentalan sputum.
2. Atur posisi fowler dan semi fowler
3. Ajarkan cara batuk efektif
4. Lakukan fisioterapi dada : Vibrasi dada.
5. Penuhi hidrasi cairan via oral,seperti minum putih,dan pertahankan
asupan cairan 2500 ml/hari
6. Lakukan penghisapan lendir dijalan nafas
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
V. Risiko cedera berhubungan dengan kejang,perubahan status
mental dan penurunan kesadaran (Muttaqin,2008)
INTERVENSI
1. Monitor kejang pada tangan,kaki,mulut,dan otot-otot muka lainnya
2. Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang,papan
pengaman dan alat suction selalu berada didekat klien
3. Pertahankan bedrest total selama fase akut
4. Kolaborasi pemberian terapi : Diazepam dan fenobarbital
VI. Risiko tinggi defisit volume cairan dan hipovolemik(Nanda,2005)
INTERVENSI
1. Monitoring vital sign
2. Monitor status nutrisi
3. Berikan cairan
4. Kolaborasi pemberian cairan makanan
5. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
VII. Koping individu tidak efektif (Nanda,2005)
INTERVENSI
1. Bantu klien beradaptasi dan mengantisipasi perubahan klien
2. Bantu klien mengidentifikasi kemungkinan yang dapat terjadi
3. Bantu pasien untuk megidentifikasi strategi positif untuk mengatasi
keterbatassan dan mengelola gaya hidup dan perubahan peran
4. Dukung keterlibatan keluarga dan cara yang tepat
5. Hargai sikap klien terhadap perubahan peran dan hubungan
VIII. Nyeri (Nanda,2005)
INTERVENSI
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi,karakterisitik,durasi,frekuensi,kualitas,dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
nyeri pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respons nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri rasa lampau
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010
IX. Gangguan persepsi sensori(Nanda,2005)
INTERVENSI
1. Monitor kemampuan klien untuk perawatan diri yang mandiri
2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan
diri,berpakaian,berhias,toileting,dan makan
3. Sediakan bantu sampai klien mampu secara utuh,untuk melakukan self
care
4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki
5. Dorong untuk melakukan secara mandiri,tapi beri bantuan ketika klien
tidak mampu yang dimiliki
Asuhan Keperawatan Pada..., AGUSMAN PURNOMO, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2010