BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian...

26
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengalaman dan penelitian membuktikan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2012). Konsep Blum dalam Notoatmodjo (2011), menjelaskan bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan (hereditas). Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2012). Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku ( behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes). 2. Cara memperoleh pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2002), cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua cara, yaitu:

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengalaman dan

penelitian membuktikan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan

(Notoatmodjo, 2012).

Konsep Blum dalam Notoatmodjo (2011), menjelaskan bahwa derajat

kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor utama, yakni perilaku, lingkungan,

pelayanan kesehatan, dan keturunan (hereditas). Menurut Green (1980) dalam

Notoatmodjo (2012). Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua

faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku

(non behavior causes).

2. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002), cara memperoleh pengetahuan dapat

dikelompokkan menjadi dua cara, yaitu:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

9

a. Cara tradisional atau non-ilmiah:

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran

akan pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistemik dan logis. Adapun cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini

antara lain meliputi:

1) Cara coba-salah (trial and error)

Cara coba-salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba

kemungkinan yang lain selanjutnya apabila kemungkinan yang kedua ini gagal,maka

dicoba kembali dengan kemungkinan yang ketiga dan apabila kemungkinan yang

ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh

orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan

kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Semua pengalaman pribadi dapat menjadi sumber kebenaran pengetahuan.

Perlu diperhatikan disini bahwa tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun

seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar. Menarik kesimpulan dari

pengalaman dengan benar diperlukan cara berpikir yang kritis dan logis.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

10

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang dan telah mampu menggunakan penalarannya untuk

memperoleh pengetahuannya.

5) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih

sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih

populer disebut metodelogi penelitian (research methodology).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Syah (2012), faktor yang mempengaruhi pengetahuan dapat

dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Faktor interna

Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri ini meliputi dua aspek, yaitu aspek

fisiologis dan aspek psikologis. Pemaparan dari dua aspek tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Aspek fisiologis

Semangat dan intesitas dalam penyerapan pengetahuan dipengaruhi oleh

kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang memadai tingkat kebugaran

organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, sehingga sangat dianjurkan mengkonsumsi

makanan dan minuman yang bergizi untuk mempertahankan tonus jasmani tetap

bugar.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

11

2) Aspek psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan pengetahuan. Diantara faktor-faktor rohaniah

tersebut dipandang lebih esensial, yaitu:

a) Faktor inteligensi

Tingkat kecerdasan tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat

keberhasilan dalam proses penyerapan pengetahuan. Semakin tinggi kemampuan

intelegensi seseorang maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses.

Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang maka semakin kecil

peluangnya untuk memperoleh sukses.

b) Faktor sikap

Sikap adalah gejala interna yang berdimensi efektif berupa kecenderungan

untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara relatif tetap terhadap

objek orang, barang dan sebagainya.

c) Faktor bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang pasti

memiliki bakat dalam arti potensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu

sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Secara global bakat hampir sama dengan

intelegensi.

d) Faktor minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat seperti yang dipahami dan dipakai

selama ini dapat mempengaruhi kualitas penyerapan pengetahuan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

12

e) Faktor motivasi

Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia

atau hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Perkembangan selanjutnya,

motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan ektrinsik.

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri sendiri yang

dapat mendorong melakukan tindakan belajar. Motivasi ekstrinsik adalah hal dan

keadaan yang datang dari luar yang juga dapat mendorong untuk melakukan kegiatan

belajar.

b. Faktor eksternal

Seperti faktor internal, faktor eksternal juga terdiri atas dua macam, yaitu:

faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial. Penjelasan atas faktor-

faktor tersebut adalah:

1) Lingkungan sosial

Lingkungan sosial disini yang dimaksud adalah orang tua, keluarga, teman

dan masyarakat di lingkungan tempat tinggal. Semuanya dapat memberi dampak

yang baik ataupun yang buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai dalam

proses memperoleh pengetahuan.

2) Faktor non sosial

Faktor-faktor yang termasuk faktor non sosial adalah rumah tempat tinggal

dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar. Semua faktor

tersebut dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar dan penyerapan

pengetahuan.

3) Faktor pendekatan belajar

Suatu proses belajar untuk mendapatkan pengetahuan dengan segala cara atau

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

13

strategi yang digunakan seseorang dalam menunjang keefektifan dan efisiensi dalam

proses mendapat pengetahuan tertentu.

Menurut Mubarak, dkk. (2007), selain faktor-faktor di atas pengetahuan

seseorang juga dipengaruhi oleh:

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain

terhadap suatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang

semakin tinggi pula mereka menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak

pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan

informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman

dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

c) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek

fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan secara fisik ada empat kategori perubahan

ukuran, proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru.Ini terjadi

akibat kematangan fungsi organ.Aspek psikologis atau mental taraf berpikir

seseorang semakin matang dan dewasa.

Menurut Vaughan (dalam Widayatun, 1999), umur manusia dalam proses

pertumbuhan dan perkembangan dibagi menjadi:

1). Masa anak-anak yaitu, masa pra sekolah pada umur 1-6 tahun dan masa sekolah

pada umur 6-10 tahun.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

14

2). Masa remaja yaitu, pada perempuan umur 8-18 tahun dan laki-laki pada umur 10-

20 tahun.

3). Masa dewasa pada umur 19-39 tahun.

4). Masa tua pada umur 40-59 tahun.

d.Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya sebaliknya

menurut Kuta (2007), bahwa kurangnya pendekatan dan informasi-informasi yang

diperoleh dari media informasi akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseorang.Salah satu sumber informasi adalah dengan menggunakan media informasi.

Menurut Kholid (2012), jenis- jenis media dibagi menjadi media cetak, media audio

visual dan media internet.

c. Pengalaman (masa kerja)

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkungannya, makin lama masa kerja maka pengetahuan akan

semakin bertambah.

Menurut Moekijat (1998), faktor jenis kelamin mempunyai keterkaitan

langsung maupun tidak langsung dengan tingkat pengetahuan seseorang terhadap

suatu hal. Diketahui bahwa jenis kelamin laki-laki cenderung mempunyai

pengetahuan lebih baik daripada perempuan.Hal ini dikarenakan berbagai hal, seperti

laki-laki mempunyai aktivitas dan pengetahuan yang lebih luas, mampu bersosialisasi

lebih baik dan peluang untuk mendapatkan informasi lebih besar akibat aktivitas yang

menyertainya. Menurut Iffada (2010) tidak ada hubungan yang bermakna yang bisa

dikaitkan antara tingkat pengetahuan seseorang dengan jenis kelaminnya tetapi

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

15

penelitian yang dilakukan oleh Yohani (2006) memperoleh hasil bahwa jenis kelamin

laki-laki dan perempuan memiliki tingkat pengetahuan yang sama hal ini disebabkan

karena berada dalam lingkungan yang sama.

4. Tingkat pengetahuan

Menurut Mubarak, dkk. (2007), pengetahuan mempunyai enam tingkat yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu meteri yang telah dipelajari

sebelumnya, mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang suatu objek yang diketahui dan dapat menginterprentasikan materi tersebut

secara luas.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis diartikan menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk kseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

16

Evaluasi diartikan berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

suatu materi atau objek.

5. Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Syah (2012), kriteria tingkat pengetahuan dibedakan menjadi lima

yaitu :

a. Sangat baik (Nilai 80-100)

b. Baik (Nilai 70-79)

c. Cukup (Nilai 60-69)

d. Kurang (Nilai 50-59)

e. Gagal (Nilai 0-49)

B. Makanan Kariogenik

1. Pengertian makanan kariogenik

Menurut Setiowati dan Furqnita (2007), makanan kariogenik adalah makanan

manis dan lengket yang dapat menyebabkan karies gigi.Makanan kariogenik adalah

makanan yang lengket menempel di gigi yang dapat menyebabkan karies seperti

gula-gula (permen), biskuit, kue dan coklat (Heriyandi, 2006).

Sifat makanan kariogenik adalah banyak mengandung karbohidrat, lengket

dan mudah hancur di dalam mulut (Meishi, 2012). Kariogenik suatu makanan

tergantung dari:

a. Bentuk fisik

Bentuk fisik makanan lunak, lengket danmanis serta mudah menempel pada

permukaan gigi dan sela-sela gigi jika dibiarkan akan menghasilkan asam yang lebih

banyak sehingga mempertinggi resiko terkena karies gigi. Selain itu makanan yang

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

17

mudah hancur didalam mulut harus dihindari, misalnya kue-kue, roti,es krim, permen

dan lain-lain (Suwelo,1992).

b. Jenis karbohidrat

Menurut Pratiwi dalam Sirat, Senjaya dan Wirata (2016),karbohidrat yang

paling erat berhubungan dengan proses karies gigi adalah sukrosa, karena mempunyai

kemampuan yang lebih efisien terhadap pertumbuhan mikroorganisme asidogenik

dibanding karbohidrat lain. Sukrosa dimetabolisme dengan cepat untuk menghasilkan

zat-zat asam. Sukrosa terdapat pada makanan manis dan cemilan(snack)seperti

biskuit,coklat, permen dan es krim.

c. Frekuensi konsumsi

Mengkonsumsi makanan kariogenik dengan frekuensi yang lebih sering akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya karies dibandingkan dengan mengkonsumsi

dalam jumlah banyak tetapi dengan frekuensi yang lebih jarang. Mengendap diantara

waktu makan membuat saliva dalam rongga mulut tetap dalam suasana asam,

akibatnya gigi akan semakin rentan terhadap karies (Arisman,2002).

2. Pengelompokan makanan manis

Pengelompokan makanan manis menurut Inunu dan Sarasti (2005) terdiri atas:

a. Makanan manis yang bersifat sangat kariogenik

Makanan manis yang bersifat sangat kariogenik mengandung gula dengan

jenis sukrosa. Sukrosa adalah gabungan dua macam gula yaitu glukosa dan fruktosa.

Makanan yang mengandung sukrosa memiliki efek yang sangat merugikan. Pertama,

seringnya asupan makanan yang mengandung sukrosa sangat berpotensi

menimbulkan kolonisasi streptococcusmutans, sehingga meningkatkan potensi karies.

Kedua plak lama yang sering terkena sukrosa dengan cepat termetabolisme menjadi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

18

asam organik, sehingga menimbulkann penumpukan pH plak yang drastis. Terdapat

berbagai bentuk sukrosa,yaitu putih atau coklat. Gula putih dijual sebagai gula pasir,

gula halus, gula pengawet dan sebagai gula batu. Gula coklat dijual sebagai gula tebu

kasar dan gula coklat halus. Makanan manis yang termasuk bersifat sangat kariogenik

adalah permen, kue ataucake yang manis,coklat dan biskuit.

b. Makanan manis yang bersifat kurang kariogenik

Makanan manis yang bersifat kurang kariogenik mengandung gula jenis

glukosa. Glukosa tidak semanis sukrosa.Glukosa sering ditambah pada makanan dan

minuman dan juga pada selai. Makanan manis yang termasuk bersifat kurang

kariogenik adalah permen karet, agar-agar atau jeli, teh manis, jus, soft drink, dan es

buah.

c. Makanan lain yang tidak kariogenik

Makanan lain yang bersifat tidak kariogenik mengandung gula dengan jenis

fruktosa dan laktosa. Fruktosa dapat ditemukan pada buah-buahan,sayuran dan madu.

Gula jenis laktosa adalah gabungan dari dua jenis gula sederhana yaitu glukosa dan

galaktosa. sehingga jarang digunakan sebagai tambahan pada makanan. Gula ini

ditemukan pada susu. Makanan lain yang tidak kariogenik adalah buah berserat dan

berair, seperti mangga dan semangka, buah yang lebih kering separti pisang dan

jambu batu, serta air mineral.

3. Makanan pengganti gula

Menurut Besford (1996), pemanis ini dibagi menjadi dua golongan yaitu:

a. Pemanis bernutrisi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

19

Golongan pemanis bernutrisi adalah gula (sakarida) diantaranya adalah gula

putih, gula coklat, gula invert dan golongan gula alkohol, dan yang kini paling

berguna adalah gula sorbitol, manitol dan xylitol.

Gula putih dijual sebagai gula pasir, gula kastor, gula halus, gula pengawet,

dan sebagai gula batu serta kristal kopi. Gula coklat dijual sebagai tebu kasar.Semua

variasi dari gula putih dan gula coklat hampir 100% adalah sukrosa.Sukrosa adalah

jenis gula yang dianggap lebih berbahaya bagi gigi dari pada bentuk gula lainya.

Madu umumnya terdiri dari komposisi glukosa dan fruktosa.Ada kepercayaan

bahwa madu adalah produk yang dibuat secara alamiah, sehingga lebih baik dari pada

sumber gula lainnya. Namun kenyataannya bahwa 99,4% dari madu adalah gula dan

air, sedangkan 0,6% mengundang sejumlah kecil vitamin. Madu adalah sumber

energi yang amat mahal, tetapi rasanya lebih enak dari pada jenis gula lainnya. Madu,

seperti juga jenis gula lainnya selain sukrosa, pada konsentrasi yang sama tinggi,

adalah sama buruknya bagi gigi dan madu hampir seburuk sukrosa.

Gula invert adalah sirup yang dihasilkan dari hidrolisis larutan sukrosa, yang

menghasilkan campuran glukosa dan fruktosa, dan kadang-kadang ditambahkan pada

makanan. Kandungannya seperti madu, dan karenanya tidak baik bagi gigi.

Sorbitol adalah gula alkohol yang terdapat dalam beberapa buah-buahan

masak tapi bisa diproduksi secara komersial dari sukrosa atau gula tepung. Rasa

manisnya kira-kira setengah manis sukrosa. Ada semacam ketidakpastian bahwa

sorbitol menjadi asam, tetapi ada kemungkinan kuman-kuman tersebut dapat

beradaptasi. Makanan dan permen karet yang berisi sorbitol lebih aman daripada

yang mengandung sukrosa karena sorbitol dianggap kariogenitasnya jauh lebih kecil

dari pada sukrosa (Kidd dan Bechal, 1992).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

20

Mannitol adalah alkohol gula alamiah yang lain, dianggap relatif aman

terhadap gigi. Sama seperti sorbitol, mannitol merupakan komponen kecil dari

permen karet bebas gula (Kidd dan Bechal, 1992).

Xylitol adalah alkohol gula yang sama manisnya dengan sukrosa (dua kali

sorbitol dan mannitol). Xylitol banyak terdapat di alam, secara kormersial xylitol

dibentuk dari kayu sejenis pohon (birch tree) dankarena proses pembuatannya lebih

sulit dibandingkan pemerasan sederhana dari tebu dalam pembuatan sukrosa, harga

xylitol jauh lebih mahal. Hasil penelitian terus-menerus menunjukkan bahwa

pertama, xylitol tidak menghasilkan asam sama sekali pada plak, karenanya itu gula

jenis ini dianggap sangat aman bagi gigi, meskipun adaptasi bakteri pada plak tetap

masih mungkin terjadi (Besford, 1996).

b. Pemanis tidak bernutrisi

Zat ini memberikan rasa manis tetapi tidak menimbulkan kalori dan betul-

betul aman bagi gigi. Sakarin memiliki kekurangan yaitu adanya rasa pahit. Kini

acesulfured yang secara kimia sama dengan sakarin sudah mulai dijual. Produk baru

lainnya adalah aspartame, produk ini berisi dua asam amino dan dianggap sangat

aman karena dapat mengalami metabolisme protein yang normal.Rasanya dianggap

paling mendekati rasa sukrosa tanpa rasa pahit (Kidd dan Bechal, 1992).

4. Pengaruh makanan kariogenik terhadap kesehatan gigi

Menurut Heriyadi (2006), bahwa kariogenik suatu makanan antara lain

dipengaruhi oleh kondisi nutrient dari makanan tersebut, yang akan menentukan

komposisi plak merupakan media pertumbuhan bagi bakteri karies. Sukrosa

merupakan media yang baik untuk pertumbuhan dan peningkatan jumlah koloni yang

ada.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

21

Semua karbohidrat dalam makanan pada dasarnya merupakan substrat

(karbohidrat makanan) untuk bakteri, yang melalui proses sintesa akan dirubah

menjadi asam. Makanan yang mengandung karbohidrat dengan berat molekul rendah

dan karbohidrat yang mudah dipecah seperti sukrosa akan segera diubah menjadi zat-

zat yang merusak jaringan mulut. Semakin sering mengkonsumsi makanan

berkarbohidrat yang mudah dipecah, semakin cepat terjadi proses demineralisasi

jaringan keras gigi (Putri, Elisa dan Neneng,2010).

Komponen diet yang sangat kariogenik adalah sukrosa dan glukosa,yang

dimetabolisme oleh bakteri dalam plak sehingga melarutkan email. Gula sukrosa dan

glukosa bukan hanya memiliki kariogenitas saja,melainkan sangat efektif dalam

menimbulkan karies. Semakin sering mengkonsumsi gula akan menyebabkan

penurunan pH yang akan memudahkan terjadinya demineralisasi email

(Putri, Elisa dan Neneng, 2010).

C. Gigi

1. Pengertian gigi

Gigi merupakan salah satu organ pengunyah yang terdiri dari gigi pada rahang

atas dan bawah (Tarigan, 1989). Gigi tetap atau permanen adalah gigi yang tumbuh

menggantikan gigi susu apabila tanggal tidak akan diganti oleh gigi lainnya

(Paramita, 2000).

2. Bagian-bagian gigi permanen

Menurut Tarigan (1989), gigi dibagi menjadi menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Mahkota gigi adalah bagian gigi yang terlihat di dalam mulut dan berwarna putih

b. Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di tulang rahang.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

22

c. Leher gigi adalah bagian gigi yang terletak diantara mahkota gigi dan akar gigi.

3. Ciri –ciri gigi permanen

Menurut Beek (1996), gigi molar pertama baik rahang atas maupun rahang

bawah memiliki ciri-ciri tersendiri, adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut:

a. Gigi molar pertama rahang atas, ciri-cirinya:

1) Mempunyai lima cusp, termasuk tuberculum carabelli

2) Mempunyai tiga akar, akar palatal terpanjang dan terbesar

3) Pada pandangan oklusal tampak fissure berbentuk huruf “H”

4) Memiliki lima bidang pada mahkota, yaitu bidang bukal, palatal, mesial, distal,

dan oklusal.

b. Gigi molar pertama rahang bawah ciri-cirinya:

1) Mempunyai limacusp.

2) Mempunyai dua akar,yaitu akar mesial dan akar distal.

3) Pada pandangan oklusal tampak pit dan fissure,serta mempunyai empat groove.

4) Mempunyai lima bidang pada mahkota yaitu: bidang bukal, lingual, mesial, distal

dan oklusal.

4. Struktur Gigi Permanen

Menurut Paramita (2000) secara garis besar struktur gigi permanen dibagi

menjadi dua bagian berikut:

a. Struktur jaringan keras

Bagian ini terletak di rongga mulut yang dikenal dengan mahkota gigi. Pada

mahkota gigi terdapat bagian yang menonjol yang disebut puncak gigi.Mahkota dan

puncak gigi dilapisi oleh suatu lapisan yang disebut email gigi. Di bagian bawahnya

terdapat lapisan berwarna putih yang disebut dentin gigi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

23

b. Struktur jaringan lunak

Struktur jaringan lunak berfungsi untuk menyokong gigi. Jaringan lunak yang

menyokong gigi disebut gusi, bagian bawahnya terdapat rongga tempat melekatnya

gigi yang disebut tulang gigi. Bagian gigi yang melekat pada tulang gigi disebut akar

gigi, serta bagian dalam gigi terdapat rongga yaitu pulpa gigi dan di dalam pulpa

terdapat serabut saraf serta pembuluh darah. Struktur jaringan lunak berfungsi untuk

menyokong gigi sehingga disebut struktur jaringan penyokong.

5. Fungsi gigi permanen

Menurut Paramita (2000), fungsi gigi sebagai berikut:

a. Membantu fungsi bicara, bahasa yang diucapkan akan terdengar dengan jelas.

Banyak huruf alphabet yang tidak dapat disuarakan dengan baik tanpa bantuan gigi.

b. Membentuk wajah, gigi yang bersih dan sehat akan membentuk wajah, sehingga

berpenampilan baik.

c. Alat untuk mengunyah, sehingga makanan dengan mudah dapat ditelan dan masuk

ke dalam rongga pencernaan berikutnya.

6. Waktu erupsi gigi permanen

Menurut Paramita (2000), erupsi gigi permanen dijelaskan di dalam tabel

sebagai berikut:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

24

Tabel 1

Waktu Erupsi Gigi Permanen

Rahang Jenis Gigi Pertumbuhan Gigi

Permanen (Tahun)

Rahang atas

Rahang Bawah

Incisivus 1 (I1)

Incisivus 2 (I2)

Caninus (C)

Premolar 1 (P1)

Premolar (P2)

Molar 1 (M1)

Molar 2 (M2)

Molar 3 (M3)

Incisivus 1 (I1)

Incisivus 2 (I2)

Caninus (C)

Premolar 1 (P1)

Premolar (P2)

Molar 1 (M1)

Molar 2 (M2)

Molar 3 (M3)

7-8

8-9

11-12

10-11

10-12

6-7

12-13

17-21

6-7

7-8

9-10

10-12

11-12

6-7

11-13

17-21

4. Karies Gigi

1. Pengertian Karies Gigi

Gigi berlubang (karies gigi) merupakan penyakit jaringan gigi yang ditandai

dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas ke arah pulpa

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

25

disebabkan oleh karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme

yang tidak segera dibersihkan (Tarigan, 2013).

Karies berasal dari bahasa Yunani yaitu “ker” yang artinya kematian, dalam

bahasa latin karies berarti kehancuran.Karies berarti pembentukan lubang pada

permukaan gigi disebabkan oleh kuman atau bakteri yang berada pada mulut

(Srigupta, 2004).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi

Menurut Suwelo (1992), faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi

terdiri dari dua faktor antara lain faktor dari dalam dan faktor dari luar.

a. Faktor dari dalam

1) Hospes yang meliputi gigi dan saliva

a). Komposisi gigi

Komposisi gigi terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah lapisan kedua

setelah email, dimana email sangat menentukan dalam terjadinya proses karies gigi.

b). Morfologi gigi

Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies.

Permukaan oklusal gigi tetap, memiliki lekuk dan fissure yang bermacam-macam

dengan kedalaman yang beragam. Permukaan oklusal gigi tetap, lebih mudah terkena

karies dibandingkan permukaan lain karena bentuknya yang khas sehingga sukar

dibersihkan.

c). Susunan gigi

Gigi geligi berjejal (crowding) dan saling tumpang tindih (over lapping) akan

mendukung timbulnya karies karena daerah tersebut sulit dibersihkan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

26

d). Saliva

Proses pencernaan di dalam mulut terjadi kontak anatara makanan dan saliva

dengan gigi. Di dalam mulut selalu ada saliva yang berkontak dengan gigi, saliva

berperan dalam menjaga kelestarian gigi, karena saliva merupakan pertahanan

pertama terhadap karies dan juga memegang peranan penting lain yaitu dalam proses

terbentuknya plak, saliva merupakan media yang baik untuk kehidupan

mikroorganisme tertentu yang berhubungan dengan karies.

2) Mikroorganisme / plak

Faktor yang menyebabkan karies yaitu plak.Plak merupakan suatu endapan

lunak dari sisa-sisa makanan yang menutupi dan melekat pada permukaan gigi yang

terdiri dari air liur (saliva) sisa-sisa makanan dan aneka ragam mikroorganisme.

Mikroorganisme di dalam mulut yang berhubungan dengan karies gigi antara lain

Streptococcus, lactobacillus, actinomycetes dan lain-lain.Kuman sejenis

Streptococcus berperan dalam proses awal karies yaitu lebih merusak lapisan luar

permukaan email, selanjutnya lactobacillus mengambil alih peranan pada karies yang

lebih merusak gigi.

3) Substrat

Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dimakan sehari-

hari yang menempel di permukaan gigi. Substrat ini berpengaruh terhadap karies

secara lokal di dalam mulut.Karbohidrat dalam bentuk tepung atau cairan yang

bersifat lengket serta mudah hancur di dalam mulut lebih memudahkan tumbuhnya

karies.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

27

4). Waktu

Menurut Newbrun dalam Suwelo (1992), pengertian waktu disini adalah

kecepatan terbentuknya karies serta lama frekuensi substrat menempel di permukaan

gigi.

a. Faktor dari luar

1) Usia

Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang, jumlah karies akan bertambah,

hal ini karena faktor resiko terjadinnya karies akan lama berpengaruh terhadap gigi

(Suwelo, 1992).

2) Jenis kelamin

Prevalensi karies gigi tetap pada wanita lebih tinggi dibandingkan pada pria.

Demikian juga pada anak-anak, prevalensi karies gigi sulung anak perempuan sedikit

lebih tinggi dibndingkan anak laki-laki, hal ini disebabkan karena erupsi gigi anak

perempuan lebih cepat dibandingkan anak laki-laki, sehingga gigi anak perempuan

berada lebih lama dalam mulut. Akibatnya gigi anak perempuan akan lebih lama

berhubungan dengan faktor terjadinya karies gigi (Suwelo, 1992).

3) Suku bangsa

Beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan suku bangsa dengan

prevalensi karies gigi, hal ini karena keadaan sosial ekonomi, pendidikan, makanan,

cara pencegahan karies gigi dan jangkauan pelayanan kesehatan gigi yang berbeda

pada setiap suku tersebut.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

28

4) Letak geografis

Daerah-daerah tertentu yang sukar mendapatkan air tawar yang cukup

mengandung fluor, maka anak yang lahir di daerah ini akan mempunyai gigi yang

rapuh. (Tarigan, 1989)

5) Kultur sosial penduduk

Menurut Devies (dalam Suwelo, 1992), hubungan antara keadaan sosial

ekonomi dan prevalensi karies yaitu faktor yang mempengaruhi perbedaan ini adalah

pendidikan dan penghasilan yang berhubungan dengan dengan diet, kebiasaan

merawat gigi dan lain-lain. Perilaku sosial dan kebiasaan akan menyebabkan

perbedaan jumlah karies.

6) Kesadaran, sikap dan perilaku individu terhadap kesehatan gigi

Menurut Haditomo (dalam Suwelo, 1992), keadaan kesehatan gigi dan mulut

anak usia pra sekolah masih sangat ditentukan oleh kesadaran, sikap dan perilaku

serta pendidikan ibunya. Mengubah sikap dan perilaku seseorang harus didasari

motivasi tertentu, sehingga yang bersangkutan mau melakukan dengan sukarela.

Menurut Tarigan (2013), ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya

karies gigi, yaitu :

a) Ras

Keadaan tulang rahang suatu ras bangsa berhubungan dengan persentase

karies yang semakin meningkat atau menurun. Rahang yang sempit pada ras tertentu

sehingga gigi-gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur. Keadaan gigi yang tidak

teratur akan mempersulit pembersihan gigi dan mempertinggi persentase karies pada

ras tertentu.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

29

b) Makanan

Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut. Isi dari makanan yang

menghasilkan energi berpengaruh pada masa pra erupsi serta pasca erupsi dari gigi-

geligi. Fungsi mekanis makanan yang dimakan juga berpengaruh terhadap gigi dan

mulut karena makanan yang berserat dan berair bersifat membersihkan gigi,

makanan merupakan penggosok gigi alami. Makanan yang lunak dan melekat

sebaliknya dapat merusak gigi.

c) Air Ludah

Pengaruh air ludah pada gigi sudah lama diketahui, terutama dalam

mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini diketahui oleh kelenjar parotis, kelenjar

sublingual, dan kelenjar submandibularis. Secara kimiawi unsur-unsur yang terdapat

dalam air ludah akan membantu penggantian mineralissi terhadap email atau

menetralisir keadaan asam dan basa. Air ludah memegang peranan penting dalam

keseimbangan antara demineralisasi dan remineralisasi yang menentukan terjadinya

karies gigi.

3. Proses terjadinya karies

Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi,

sukrosa (gula) dari sisa makanan dan bakteri berproses menempel pada waktu tertentu

dan berubah menjadi asam laktat yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis

(5,5) yang akan menyebabkan demineralisasi email berlanjut menjadi karies gigi

(Suryawati 2010).

Menurut Newburn dalam Suwelo (1992), karies gigi dapat dipengaruhi oleh 4

faktor, yaitu: gigi/saliva, mikroorganisme, substrat dan waktu. Karies gigi adalah

proses kerusakan yang dimulai dari email terus ke dentin. Karies gigi merupakan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

30

penyakit yang berhubungan dengan banyak faktor yang saling mempengaruhi, ada

tiga faktor utama yaitu gigi dan saliva, mikroorganisme, substrat dan waktu, sebagai

faktor tambahan. Keempat faktor tersebut digambarkan sebagai empat lingkaran: jika

keempat lingkaran tersebut tumpang tindih maka terjadi karies.

4. Akibat karies gigi

Kebersihan mulut menunjang peranan penting dalam menjaga dan

mempertahankan kesehatan gigi. Kebersihan mulut yang jelek dapat menyebabkan

terjadinya karies gigi dan kerusakan jaringan periodontal, kalau hal ini terjadi akan

mengalami gangguan pengunyahan yang dengan sendirinya juga mengganggu fungsi

pencernaan dan penampilan, juga infeksi yang terjadi di gigi dapat menyebabkan

infeksi pada organ tubuh lainnya dan juga bau mulut (Wikipedia 2013).

5. Pencegahan karies gigi

Menjaga kebersihan mulut merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya

penyakit-penyakit dalam mulut, seperti: karies gigi dan radang gusi. Kedua penyakit

tersebut merupakan penyakit yang paling sering ditemukan di dalam mulut, penyebab

utama penyakit tersebut adalah plak. Menurut Tarigan (2013), beberapa cara

pencegahan karies gigi antara lain:

a. Pengaturan diet

Hal ini merupakan faktor yang paling umum untuk penyakit karies. Asam

yang terus-menerus diproduksi oleh plak yang merupakan bentuk dari karbohidrat

dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan system buffering saliva menjadi

inadekuat, sehingga proses remineralisasi yang merupakan faktor penyeimbang dari

demineralisasi tidak terjadi. Konsumsi karbohidrat yang tinggi merupakan faktor

penting untuk terjadinya karies.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

31

a. Kontrol plak

Kontrol plak merupakan cara menghilangkan plak dengan menyikat gigi

untuk menjaga kebersihan rongga mulut dimulai pada pagi hari, baik sebelum

maupun setelah sarapan.

b. Penggunaan fluor

Penggunaan fluor pada air dapat menambah konsentrasi ion fluor dalam

struktur apatit gigi yang belum erupsi. Struktur apatit ini akan lebih tahan pada

lingkungan asam dan meningkatkan potensial terjadinya remineralisasi.

c. Kontrol bakteri

Obat kumur terapeutik yang dirancang untuk mengurangi populasi bakteri oral

yaitu bahan yang mengandung klorheksidin glukonat.Klorheksidin terbukti paling

efektif melekat secara ionik pada gigi dan permukaan mukosa oral dalam konsentrasi

tinggi selama berjam-jam sebagai aksi antibakterial.

e. Penutupan fissure

Penutupan fissure adalah sebuah tindakan protektif yang terbukti baik untuk

mencegah perkembangan karies pada anak-anak. Penutupan fissure kini

direkomendasikan untuk semua kelompok usia dengan resiko karies yang tinggi.

6. Perawatan karies gigi

Tindakan awal untuk perawatan karies gigi adalah penambalan, lubang kecil

pada gigi sebaiknya segera ditambal, tanpa penambalan proses bertambah besarnya

lubang pada gigi akan terus berlangsung. Lubang tersebut tidak dapat menutup

sendiri secara ilmiah, tetapi perlu dilakukan penambalan oleh dokter gigi. Selama gigi

masih dapat dirawat dan ditambal, sebaiknya dipertahankan, karena gigi berperan

penting dalam proses pengunyahan (Afrilina dan Granicinia,2006).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

32

Pencabutan atau ekstraksi gigi juga menjadi pilihan perawatan karies, bila gigi

tersebut telah hancur dan tidak dapat dilakukan penambalan.Gigi permanen bila telah

dicabut baik sebagian atau seluruhnya maka tidak ada jalan lain untuk

mengembalikan fungsi pengunyahan selain dengan membuat gigi palsu

(Tarigan,1995).

C. Sekolah Dasar

1. Pengertian Sekolah Dasar

Sekolah Dasar adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di

Indonesia.Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu enam tahun, mulai dari kelas satu

sampai dengan kelas enam.Pelajar Sekolah Dasar umumnya berusia 7-12 tahun

(Wikipedia, 2013).

2. Siswa Sekolah Dasar

Siswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan dasar yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik

pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pelajar sekolah dasar umumnya

berusia 7-12 tahun (Wikipedia,2013).

Anak Sekolah Dasar mulai memandang semua peristiwa dengan obyektif.

Semua kejadian ingin diselidiki dengan tekun dan penuh minat. Fikiran anak usia

Sekolah Dasar berkembang secara berangsur-angsur dan secara tenang. Anak betul-

betul ada dalam stadium belajar. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun ini mencapai

intensitas paling besar, dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi

(dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian …repository.poltekkes-denpasar.ac.id/667/2/BAB II.pdf · 2018. 8. 3. · 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian

33

paling kuat dan anak-anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak

(Kartono, 1995).