BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Airrepository.poltekkes-tjk.ac.id/776/5/BAB II.pdf · c)...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Airrepository.poltekkes-tjk.ac.id/776/5/BAB II.pdf · c)...
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Air
Air merupakan senyawa yang sangat penting bagi kehidupan mahluk
hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh
senyawa lain. Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan
adalah sebagai air minum. Didalam tubuh manusia air diperlukan untuk
melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh. Air juga ikut
mempertahankan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat pada tubuh
manusia. Disamping itu juga transportasi zat-zat makanan dalam tubuh
semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Sehingga air sangat
memegang peranan penting dalam setiap aktivitas manusia, (Mulia,2005:57).
a. Peranan Air
Peranan air sebagai penyebab terjadinya penyakit menular dapat
bermacam-macam, antara lain : (Slamet,2009:95).
a) Air sebagai penyebar mikroba patogen
b) Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit
c) Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi sehingga
orang tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik, dan
d) Air sebagai sarang hospes sementara suatu penyakit.
6
i
k
7
b. Klasifikasi/ Penggolongan Air
Air secara bakteriologis dapat dibagi menjadi beberapa golongan
berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc
sampel air/ MPN. Golongan-golongan air ini, antara lain : (Sumantri,
2010: 26).
a) Air tanpa pengotoran; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi
bakteri coliform dan patogen atau zat kimia beracun
b) Air yang sudah mengalami proses desinfeksi: MPN <50/100 cc
c) Air dengan penjernihan lengkap; MPN <5.000/100 cc
d) Air dengan penjernihan tidak lengkap; MPN >5.000/100 cc
e) Air dengan penjernihan khusus (water purification); MPN
>250.000/100 cc.
c. MPN disini mewakili Most Probable Number (jumlah tekanan
terdekat dari bakteri coliform dalam 100 cc air). Sumber Air
Air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari
sumber air yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang
bersih dan aman ini, antara lain : (Sumantri, 2010: 26).
a) Bebas kontaminasi kuman dan bibit penyakit
b) Bebas dari subtansi kimia yang berbahaya dan beracun
c) Tidak berasa dan tidak berbau
d) Dapat dipergunakan untuk mencakupi kebutuhan domestik dan
rumah tangga
e) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau
Departemen Kesehatan.
8
B. Air Minum
1. Pengertian Air Minum
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492/MENKES/
PER/IV/2010, air minum adalah air yang melalui proses pengolahan
atautanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
Sumber air minum berasal dari air permukaan (survace water), air
tanah (ground water), dan air hujan. Termasuk air permukaan adalah air
sungai dan air danau, sedangkan air tanah dapat berupa air sumur dangkal,
air sumur dalam maupun mata air (Mulia,2005:28).
2. Syarat Kualitas Air Minum
Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga, untuk air
minum, untuk mandi dan keperluan lainnya, yang harus memenuhi
persyaratan-persyaratan kesehatan agar tidak menyebabkan gangguan
kesehatan. Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.492/ MENKES/
PER/IV/2010, tentang persyaratan air minum dapat ditinjau dari parameter
fisika, parameter kimia, parameter mikrobiologi dan parameter
radioaktivitas yang terdapar di dalam air tersebut (Mulia, 2005:59).
Kualitas air yang digunakan sebagai air minum sebaiknya
memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.492/MENKES/ PER/ IV/ 2010, antara lain:
9
1) Parameter Fisika
Parameter fisika menurut Keputusan Menteri Kesehatan
RI No.492/ MENKES/ PER/ IV/ 2010, parameter fisik
meliputi bau, kekeruhan, rasa, warna, suhu. Alat ukur yang
digunakan adalah Spektrofotometer. Air yang baik idealnya
tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna suhu udara
maksimum 3oC dan kekeruhan maksimum 5 NTU.
2) Parameter Mikrobiologi
Syarat mutu air minum sangat ditentukan oleh
kontaminasi kuman E.coli dan Total Bakteri Coliform,
sebab keberadaan bakteri E.coli merupakan indikator
terjadinya pencemaran tinja dalam air. Standar kandungan
E.coli dan total Bakteri Coliform dalam air minum adalah 0
per 100 mL sampel.
3) Parameter kimia
Parameter kimia digolongkan menjadi an-organik
dan organik. Standar air minum zat kimia an-organik
meliputi logam, zat reaktif, zat-zat berbahaya serta beracun
serta derajat keasaman (Ph). Sedangkan zat kimia organik
meliputi insektisida dan dan herbisida. Sumber logam
dalam air dapat berasal dari industri, pertambangan ataupun
proses pelapukan secara ilmiah. Korosi dari pipa penyalur
10
air minum dapat juga sebagai penyebab kehadiran logam
dalam air (Mulia, 2005).
4) Parameter Radioaktivitas
Efek radioaktivis adalah menimbulkan kerusakan
pada sel, kerusakan yang terjadi ditentukan oleh intensitas
serta frekuensi dan luasnya pemaparan . Sinar Alpha, Beta
dan Gamma berbeda dalam kemampuan menembus
jaringan tubuh, (Mulia, 2005).
C. Mikrobiologi Air
1. Kehidupan Mikroba Di Air
Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan
tetapi dapat juga merupakan suatu substansi yang membawa malapetaka,
karena air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia
yang bersifat racun (Tarigan,1988).
Faktor-faktor biotis (dalam hal ini mikroba) yang terdapat di dalam
air,menurut Suriawiria (1985) terdiri dari :
a. Bakteri
b. Fungi (jamur)
c. Mikroalga
d. Protozoa
e. Virus
11
Parameter Mikrobiologis untuk air minum adalah dengan
menggunakan Bakteri Coliform dan Colitinja, (Depkes,2010). Apabila
dalam sampel air ditemui bakteri tersebut, berarti sudah dipastikan air
tersebut sudah tercemar oleh tinja manusia atau hewan berdarah panas,
(Mulia: 2005: 48).
Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri gram negatif yang
paling umum menyebabkan penyakit. Kelompok bakteri
Enterobacteriaceae meliputi banyak jenis seperti Escherichia, Salmonella,
Shigella, Entrobacter, dan lainnya, bakteri Enterobacteriaceae ini dapat
digolongkan sebagai bakteri golongan coliform dan termasuk bakteri
pencemar air. Coliform digunakan sebagai indikator adanya pencemaran
dalam air. Bakteri Coliform bersifat gram negatif , tidak membentuk spora,
memfermentasi laktosa, menghasilkan gas, asam aldehid dalam waktu 24
sampai dengan 48 jam. Bakteri Coliform hidup pada suhu optimum 37ºC
dan derajat keasaman (pH) optimum pertumbuhan 7 (netral)
(Jawet, 2001:351).
Menurut Supardi dan Sukamto (1999), bakteri coliform dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Coliform fecal (colitinja), misalnya Escherica Coli merupakan
bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau manusia. Bakteri
Escherica Coli memiliki kemampuan untuk memfermentasi
kaldu laktosa pada temperature 37ºC dengan membentuk asam
dan gas dalam waktu 48 jam. Sejak diketahui bahwa Escherica
12
Coli terbesar dalam semua individu, analisis bakteriologi
terhadap air minum ditunjukkan dengan sebagai berikut
walaupun adanya bakteri tersebut tidak dapat memastikan
adanya bakteri patogen secara langsung, namun dari hasil yang
didapat memberikan kesimpulan bahwa Escherica Coli dalam
jumlah tertentu dalam air dapat digunakan sebagai indicator
adanya bakteri yang patogen.
b. Coliform non fecal, misalnya Enterobacter aeroginosa,
biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman yang telah mati.
Aerobacter dan Klebsielab yang biasa disebut golongan
perantara, memiliki sifat Coli dan lebih banyak didapatkan
dalam habitat tanah dan air dari pada dalam usus, sehingga
disebut “non fecal” dan umumnya tidak patogen. Pencemaran
bakteri fecal tidak dikehendaki, baik dari segi estetika, sanitasi,
maupun kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Jika
dalam 100 ml air minum terdapat 500 bakteri Coli, mungkin
terjadi penyakit gastroenritis yang segera dapat mengalahakan
mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat tinggal dalam
blander (cystitis) dan pelvis (pyelitis), ginjal dan hati.
2. Analisis Mikrobiologi Air
Permukaan air yang kelihatannya jernih dan bersih, belum tentu air
tersebut bebas dari kontaminan. Bisa saja air ini terkontaminasi oleh
mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
13
Mikroorganisme kontaminan tersebut dapat dideteksi dengan
menggunakan metode-metode laboratorium. Pengujian macam-macam
mikroorganisme patogen dalam air minum tidaklah praktis (langsung).
Analisis yang digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologi air
minum antara lain :
a. Total count
Total count bakteri ditentukan berdasarkan penanaman bahan
dalam jumlah dan pengeceran tertentu ke dalam media yang umum
untuk bakteri. Setelah diinkubasi pada suhu kamar selama waktu
maksimal 4x24 jam, dilakukan perhitungan koloni. Total count
fungi, dilakukan dengan metode yang sama kecuali suhu inkubasi
28± 1ºC. Pada permukaan media pertumbuhan untuk fungi
ditambahkan asam laktat 3% sebelum memasukan sampel untuk
mencegah pertumbuhan bakteri.
b. Penentuan nilai IPB (Indeks Pencemar Biologis)
Makin tinggi nilai IPB, maka makin tinggi kemungkinan
deteriosasi / korosi materi didalam sistem pabrik (logam-logam
yang mengandung FE dan S) ataupun terhadap kemungkinan
adanya kontaminasi badan air oleh organisme patogen.
3. Perhitungan Nilai Total Coliform
Coliform total ditentukan dengan teknik MPN (Most Probable
Number) atau jumlah JPT (Jumlah Perkiraan Terdekat) dengan metode
penyaringan membran. MPN merupakan metode penentuan jumlah
14
bakteri yang tumbuh pada pengenceran beberapa seri tabung dengan
table MPN Coliform. Metode MPN ini lebih baik bila dibandingkan
dengan metode hitung cawan, karena lebih sensitif dan dapat
mendeteksi coliform dalam jumlah yang sangat rendah di dalam
sampel air (Supardi dan Sukamto,1999). Uji kualitas Coliform terdiri
dari tiga tahap, yaitu :
a. Uji pendugaan
b. Uji penegasan
c. Uji lengkap
Menurut Fardiaz (1993), uji kualitas coliform tidak harus dilakukan secara
lengkap seperti di atas. Hal ini tergantung dari berbagai faktor, seperti
waktu,mutu, sampel yang diuji, biaya, tujuan analisis dan faktor-faktor
lainnya.
Metode MPN ini menggunakan medium cair di dalam tabung reaksi, yang
perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung positif setelah
diinkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat
dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas
pada tabung durham untuk mikroba pembentuk gas, seperti E.Coli.
Metode MPN ini biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di
dalam sampel cair, dapat pula dilakukan untuk menghitung jumlah
mikroba di sampel padat, dengan terlebih dahulu membuat suspense 1:10
dari sampel tersebut (Siswandi, 2000)
15
Perhitungan jumlah bakteri coliform dilakukan dengan rumus :
MPN Mikroba = Nilai MPN x 1/pengenceran tabung ditengah
(Yushananta, Mei Ahyanti, 2012).
D. Pengambilan Sampel Air untuk Pemeriksaan Mikrobiologi
Sampel air yang akan diperiksa diambil dengan botol yang telah
disterilkan lebih dahulu. Cara pengambilan sampel yang bener yaitu :
1) Membersihkan pipa curah
Bersihkan pipa pencurah dari setiap benda menempel yang
mungkin dapat menggangu dengan mempergunakan kain
bersih, bersihkan ujung pipa pencurah dari setiap kotoran atau
debu.
2) Menekan tombol/membuka kran
Tekan tombol kran dibuka, biarkan air mengalir secara
maksimal selama 1-2 menit kemudian di tutup kembali.
3) Mensterilkan pipa pencurah
Mensterilkan dengan cara membakar mulut pipa pencurah
dengan api bunsen sehingga uap air keluar dari mulut pipa
pencurah.
4) Menekan tombol/membuka kran terlebih dahulu untuk
mengambil sampel.
Dengan hati-hati buka kran dengan memutar dan biarkan air
mengalir selam 1-2 menit dengan aliran sedang.
16
5) Membuka botol steril
Buka tutup botol steril dan isi sampai ± 3/4 volume botol dan
bakar bagian mulut botol, kemudian botol ditutup kembali.
(Yushananta,2013:25)
E. Manfaat Air Bagi Kesehatan
Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia maupun mahluk hidup lain
seperti hewan dan tumbuh-tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk
menunjang kehidupan antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum
tanpa mengganggu kesehatan. Air minum dalam tubuh manusia berfungsi
menjadi untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan fisiologi tubuh. Setiap
waktu, air perlu dikonsumsi karena saat tubuh bekerja dan berproses. Di
samping itu, air juga berguna untuk melarutkan dan mengolah sari makanan
agar dapat dicerna. Tubuh manusia terdiri dari berjuta-juta sel dan komponen
terbanyak sel-sel itu adalah air. Jika kekurangan air, sel tubuh akan menciut
dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Begitu pula, air merupakan bagian
ekskreta cair (keringan, air mata, air seni), tinja, uap pernafasan, dan cairan
tubuh (darah lympe) lainnya, (Depkes RI,2006).
Air diperlukan untuk melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan
tubuh. Oksigen juga perlu dilarutkan sebelum dapat memasuki pembuluh-
pembuluh darah yang ada disekitar alveoli. Begitu juga zat-zat makanan hanya
diserap apabila dapat larut dalam cairan yang meliputi selaput lendir usus.Air
juga ikut mempertahankan suhu tubuh dengan cara penguapan keringat.
17
Disamping itu juga, transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya
dalam bentuk larutan dengan pelarut air, (Mulia, 2005:58).
F. Penyakit yang ditularkan melalui air
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan mahluk
hidup khususnya manusia, air selalu memberikan manfaat yang
menguntungkan dan dapat memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan
manusia. Selain itu air yang tidak memenuhi syarat sangat baik sebagai media
penularan penyakit. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat
dibagi dalam kelompok-kelompok berdasarkan cara penularannya.
Mekanisme penularan penyakit sendiri terdiri menjadi empat, yaitu :
(Chandra, 2006:41).
1. Water borne mechanism
Penyakit pada mekanisme ini disebabkan oleh kuman pathogen
dalam air yang ditularkan kepada manusia melalui mulut atau sisten
pencernaan. Contoh penyakit yang ditularkan melalui mekanisme ini
antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler, dan
poliomyelitis. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila
mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Water washed mechanism
Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan
umum dan perorangan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh
tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat
18
dikurangi penularannya pada manusia. Mutu air yang diperlukan tidak
perlu seketat mutu air bersih untuk air minum, yang lebih menentukan
dalam hal ini adalah banyaknya air yang tersedia. Pada mekanisme ini
terdapat tiga cara penilaian, yaitu :
1) Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-
anak
2) Infeksi melalui kulit, seperti scabies dan trachoma
3) Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit
leptospirosis.
3. Water based mechanism
Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agent
penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh
vektor atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air.
Contohnya skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinesis.
Badan-badan air yang potensial untuk menjangkitkan jenis penyakit
ini adalah badan-badan air yang terdapat di alam, yang sering
berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia seperti
menangkap ikan, mencuci, mandi dan sebagainya.
4. Water related insect vecktor mechanism
Agen penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang
berkembang biak di dalam air. Contohnya penyakit dengan
mekanisme penularan semacam ini adalah filariasis, DBD, malaria,
dan yellow fewer. Nyamuk aedes aegypty yang merupakan vektor
penyakit dengue dapat berkembang biak dengan mudah bila pada
19
lingkungan terdapat tempat-tempat sementara untuk air bersih seperti
gelombang air, pot, dan sebagainya.
G. Depot Air Minum.
1. Pengertian Depot Air Minum
Depot air minum adalah usaha industri yang melakukan proses
pengolahan air baku menjadi air minum dan menjualnya langsung
kepada konsumen. Proses pengolahan air pada depot air minum pada
prinsipnya adalah filtrasi (penyaringan) dan desinfeksi. Dalam proses
pengolahan air baku menjadi air minum telah mengalami beberapa
treatmen yang biasa disebut juga sebagai instalasi water treatmen.
Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan berbagai kontaminan
pada air terutama bakteri. Keberadaan bakteri dinilai memiliki
potensial yang besar terhadap timbulnya penyakit (Depperindag,2004).
2. Proses Produksi Depot Air Minum
a. Penampungan air baku dan syarat bak penampung
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan
menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau
tangki penampungan (reservoir). Bak penampung harus dibuat dari
bahan tara pangan (foodgrade) seperti stainless stell, poly carbonat
atau poly vinyl carbonat, harus bebas dari bahan-bahan yang dapat
mencemari air. Tangki pengangkutan mempunyai persyaratan yang
terdiri dari :
1) Khusus digunakan untuk air minum
20
Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman
2) Harus mempunyai manhole
3) Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran
4) Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku
harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan
dilindungi dari kemungkinan terkontaminasi.
Tangki galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara
pangan (foodgrade) seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl carbonat,
tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Tangki pengangkutan
haru di bersihkan dan desinfeksi bagian luar minimal 3(tiga) bulan sekali. Air
baku harus diambil sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili untuk diperiksa
terhadap standar mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
b. Penyaringan
Menurut Pedoman Cara Produksi yang Baik Depot Air Minum dalam
Kepmenperindag no. 651 tahun 2004 penyaringan adalah salah satu proses
dalam unit pengolahan air (water treatment). Filter yang digunakan dalam
proses penyaringan harus terbuat dari bahan tara pangan (food grade) atau
tidak menimbulkan racun, tahan karat, dan tidak kadaluarsa. Berikut di
bawah ini proses penyaringan terdiri dari beberapa tahap:
1) Sand Filter
Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif
dengan fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah
menyaring partikel-partikel yang kasar. Bahan yang dipakai
adalah butir-butir silica (SiO2) minimal 80%. Ukuran butir-
21
butir yang dipakai ditentukan dari mutu kejernihan air yang
dinyatakan dalam NTU.
2) Karbon Filter
Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok
kelapa berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor
dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal
75%.
3) Filter Lain
Saringan yang berasal dari membran halus maksimal 10
(sepuluh) micron.
c. Desinfeksi
Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen, proses
produksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki
atau alat pencampur ozon lainnya dengan konsentrasi ozon minimal 0,1
oom dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar 0,06-0,1 ppm.
Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat juga dilakukan
dengan cara penyinaran ultra violet (UV) dengan panjang gelombang
254 nm.
1) Pembiasan, Pencucian dan Sterilisasi wadah
Wadah yang dapat digunakan adalah wadah yang terbuat dari bahan
tara pangan (polygrade) seperti stainless stell, poly carbonat atau
poly vinyl carbonat, dan bersih. Depot air minum wajib memeriksa
wadah yang dibawa konsumen, dan menolak wadah yang dianggap
tidak layak untuk digunakan sebagai tempat air minum. Wadah yang
22
akan diisi harus di sanitasi dengan menggunakan ozon (O2) atau air
ozon (air yang mengandung ozon). Bilamana dilakukan pencucian
maka harus dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis deterjen
tara pangan (foodgrade) dan air bersih dengan suhu 60-85oC,
kemudian dibilas dengan air minum air produk secukupnya untuk
menghilangkan sisa-sisa yang dipergunakan untuk mencuci.
2) Pengisian
Pengisian wadah dilakukan menggunakan alat dan mesin serta
dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.
3) Penutupan
Penutup wadah dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa
konsumen atau yang disediakan oleh Depot Air Minum Isi Ulang
(Depkes,2006).
3. Peralatan Depot Air Minum
Alat-alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi air
minum pada depot air minum isi ulang adalah :
a. Storage Tank
Storage Tank berguna untuk penampungan air baku yang dapat
menampung air sebanyak 3000 liter.
b. Stainless Water Pump
Stainless Water Pump berguna untuk memompa air baku dari
tempat storage tank ke dalam tabung filter.
c. Tabung filter
23
Tabung filter mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1) Tabung pertama adalah active sand media filter untuk
menyaring partikel-partikel yang kasar dengan bahan dari pasir
atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.
2) Tabung kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk
menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan
efesien.
3) Tabung ketiga adalah granular active carbon media filter
merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu,
rasa, warna sisa khlor dan bahan organik.
d. Micro Filter
Saringan air yang terbuat dari polyprophylene fiber yang gunanya
untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5
mikron, 1 mikron, 0,4 mikron dengan maksud untuk memenuhi
persyaratan air minum.
e. Flow Meter
Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir ke
dalam galon isi ulang.
f. Lampu ultraviolet dan ozon
Lampu ultraviolet dan ozon digunakan untuk desinfeksi/sterilisasi
pada air yang telah di olah.
g. Galon isi ulang
Galon isi ulang digunakan sebagai tempat atau wadah untuk
menampung air minum di dalamnya. Pengisian wadah dilakukan
24
dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat
pengisian yang hygienis (Abdilanov, Wirsal, Irnawati 2012).
4. Pemeliharaan dan Perawatan Sarana Produksi
Mesin dan peralatan yang berhubungan langsung dengan bahan baku
Ataupun produk akhir harus dibersihkan dan dikenakan tindakan sanitasi
secara teratur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran terhadap produk
akhir. Mesin dan peralatan yang digunakan depot air minum harus dirawat
secara berkala dan apabila sudah habis masa umur pakai harus diganti
sesuai dengan ketentuan teknisnya (Depperindag, 2004)
Gambar 2.1 Skema Instalasi proses Depot Air Minum
a. Air baku
Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan
menggunakan tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki
25
penampungan (reservoir). Bak penampungan harus dibuat dari bahan tara
pangan (foodgrade) seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl
carbonat, harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki
pengangkutan harus dibersihkan dan desinfeksi bagian luar minimal 3
(tiga) bulan sekali. Air baku harus diambil sampelnya, yang jumlahnya
cukup mewakili untuk diperiksa terhadap standart mutu yang telah
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
b. Pompa
Pompa harus terbuat dari dari bahan tara pangan (foodgrade)
seperti stainless stell, poly carbonat atau poly vinyl carbonat, tahan korosi
dan bahan kimia yang dapat mencemari air. Dianjurkan pada pompa dari
bahan stainless stell (Depperindag, 2004).
c. Proses filtrasi
Pada proses filtrasi yaitu menggunakan filter sedimen
maupun filter media sangat berperan penting bagi industri air minum.
Terlambat membersihkan atau mengganti keduanya akan menyebabkan air
menjadi berasa tidak enak, berbau dan menjadi tempat yang nyaman bagi
perkembangbiakan bakteri. Pergantian filter sedimen yaitu 3-4 bulan,
pembersihan filter sedimen tergantung tingkat kekeruhan air baku,
pergantian pasir silica/zeolit satu tahun sekali, pergantian karbon aktif satu
tahun sekali dan pembersihan tergantung tingkat kekeruhan air baku
(Yusuf,2008).
26
Adapun cara merawat filter depot air minum, sebagai berikut :
1) Pastikan air di tangki anda cukup
Selama anda membersihkan tabung filter air yang anda miliki, ada
Baiknya anda memastikan terlebih dahulu bahwa persedian air
untuk proses pembersihan tabung filter air cukup banyak. Anda
jangan melakukan pembersihan saat air di tangki penampungan
tinggal sedikit. Hal itu akan mengakibatkan hasil pembersihan
menjadi kurang maksimal.
2) Lakukan proses backwash
Lakukan proses pembersihan secara backwash seminggu dua kali.
Hal ini bertujuan untuk mencuci media agar media yang digunakan
lebih tahan lama. Untuk proses backwash sendiri, harus
diperhatikan air dalam proses backwash, yaitu masuknya air dari
bawah dan keluar dari bawah.
3) Ganti media filter air secara berkala
Media dalam filter air akan jenuh karena aktivitas dalam
penyaringan air. Ada baiknya, rajin mengganti media filter air agar
fungsi filter air akan berjalan optimal.
Setelah itu adapun cara merawat jenis filter depot air minum dan
bentuknya yaitu pembersihan dan pergantian media filter air saringan air
adalah mutlak untuk dilakukan untuk menjaga kualitas hasil produksi agar
hasilnya sesuai dengan standar kesehatan.
27
Terlambat/lalai dalam membersihkan filter air minum akan
mengakibatkan penurunan kualitas hasil filtrasi. Berikut adalah cara
membersihkan filter air/saringan air untuk depot air minum :
1) Berbentuk tabung (dengan konstruksi banyak kran) cara
membersihkan tabung filter air minum : pertama – tama harus dipastikan
bahwa persediaan air untuk pembersihan adalah cukup banyak dan
mengalir/pompa posisi on, artinya jangan melakukan pembersihan pada
saat air ditangki penampungan/tendon tinggal sedikit.
2) Berbentuk tabung (dengan kran three way valve) cara
membersihkan tabung fiber (wave cyber, pentair, stainless) : diantara jenis
tabung yang paling mudah pembersihannya adalah tabung dengan kran
three way valve ini. Pertama – tama harus dipastikan bahwa persediaan air
untuk pembersihan dalam keadaan bersih atau bertekanan dan tidak
kosong. Kemudian tutup kran (jika ada) agar air yang kotor pada saat back
wash tidak masuk ke dalam tangki penampungan. Selanjutnya ikuti
intruksi yang tertulis pada body kran three way valve.
Untuk pembersihan tempatkan posisi kran pada tulisan back wash,
maka akan keluar air kotor dari pipa pembuangan, pembilasan tempatkan
posisi kran pada tulisan rinse, maka akan keluar air pembilasan dari pipa
pembuangan. Setelah selesai, tempatkan posisi kran pada tulisan filter air
minum. Biasanya untuk proses back wash sampai selesai memakan waktu
15 s/d 30 menit (tergantung kekeruhan air). Pada 10 menit pertama posisi
kran harus dipindah dengan pola : back wash – rinse – back wash – rinse
dengan jeda per 2 menit hingga air yang keluar benar-benar bersih. Jika
28
sudah bersih silahkan pindah ke posisi filter dan selesai (Depot Air Minum
Makasar, 2014).
Masa pakai adalah umur (life time) dari mikro filter, masa pakai ini
biasanya sudah ditentukan oleh produsen (pabrik yang membuat) mikro
filter (Kepmenkes, 2014). Cara membersihkan filter cartridge yaitu dengan
arah berlawanan dari arah masuknya air yakni dengan cara memukul
secara berulang-ulang dengan kekuatan sedang pada lantai keramik sampai
bersih. Bersihkan filter cartridge dengan pola 20x pukulan – bilas dengan
air bersih – pukulan 20x pukulan – bilas dengan air bersih dan seterusnya.
Kotoran akan rontok dari filter catridge biasanya diganti 1 – 4 bulan sekali
(tergantung kualitas air baku yang digunakan).
d. Proses desinfeksi
Pada proses desinfeksi salah satunya adalah dengan radiasi
sinar ultraviolet yang dapat membunuh semua jenis mikroba bila intensitas
dan waktunya cukup dan agar efektif lampu UV harus dibersihkan sacara
teraturan dan harus diganti paling lama satu tahun (Abdilanov, Wirsal,
Irnawati 2012). Lalu, yang perlu di perhatikan lagi adalah cara
penggunaan UV (Ultra Violet) pada waktu masih awal-awal buku depot
(masih masa promo), disarankan untuk pemakaian lampu UV di nyalakan
hanya ketika waktu pengisian saja. Jika UV dinyalakan standby terus
menerus selama jam kerja, maka pancaran sinar UV yang ada di dalam
tabung UV akan mengeluarkan kalor/panas sehingga membuat air yang
ada dalam tabung UV bisa memuai sehingga, air yang memuai di dalam
tabung UV tersebut menyebabkan air berbau. Kecuali kalau depotnya
29
sudah laris, rata-rata setiap satu hari bisa menjual 35 s/d 40 galon/hari,
atau setiap 5 menit s/d 10 menit sekali melakukan pengisian air ke galon,
silahkan UV dinyalakan terus standby seharian selama jam kerja boleh-
boleh saja. Untuk air minum isi ulang penggunaan ultraviolet harus hidup
30 menit lebih awal sebelum pengoperasian alat. Karena, panjang
gelombang/penyinaran lampu ultraviolet baru akan stabil setelah
dihidupkan selama 30 menit. Pada lampu ultraviolet idealnya akan putus
jika pemakaian lebih dari satu tahun. Macam-macam merk lampu
ultraviolet yang biasa digunakan pada depot air minum yaitu :
1) Sterilight 40 watt
2) Top win 30 watt
3) Uvc 32 watt
4) Osram 30 watt
5) Philips 30 watt
Bila lampu UV putus, maka alarm indicator pada ballast akan berbunyi.
Ballast adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk menghidupkan lampu
ultraviolet. Ballast ini dilengkapi alarm untuk mengetahui lampu ultraviolet
bekerja secara normal atau putus (Yusuf,2009).
Menurut Nusa Idaman Said 2007, system UV menggunakan lampu
merkuri tekanan rendah yang tertutup dalam tabung quartz. Tabung dicelupkan
dalam air yang mengalir dalam tangki sehingga tersinari oleh radiasi UV dengan
panjang gelombang sebesar 2.537 A bersifat germicidal. Namun transmisi UV
dengan quartz berkurang sejalan dengan penggunaan yang terus menerus. Oleh
karena itu lampu quartz harus dibersihkan secara teratur dengan cara pembersihan
30
mekanik, kimiawi dan ultrasonic. Diusulkan bahan Teflon sebagai pengganti
quartz, namun transmisi radiasi UV nya rendah dibandingkan quartz.
Gambar 2.2 Lampu Ultraviolet strelight
e. Air minum
Produk air minum sebelum dijual, untuk pertama kali produk air minum
harus dilakukan pengujian mutu yang dilakukan oleh laboratorium yang
terakreditas atau ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten/Kota yang
terakreditas. Pengujian mutu air minum wajib memenuhi persyaratan
kualitas air minum yaitu Peraturatan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010 pada kualitas mikrobiologi
0/100 ml sampel pemeriksaan sampel air minum dilaboratorium sebulan
sekali.
H. Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
Hygiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor resiko
terjadinya kontaminasi yang berasal dari tempat, peralatan, dan penjamah
terhadap Air Minum agar aman dikonsumsi (Permenkes RI No.43/2014: I: 1).
Agar menjamin Air Minum memenuhi persyaratan, Depot Air Minum wajib
31
memenuhi persyaratan Hygiene Sanitasi dalam pengelolaan air dan memenuhi
standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum.
Selain itu Depot Air Minum yang telah memenuhi persyaratan hygiene
sanitasi pengelolaan air dan memenuhi standar baku mutu atau persyaratan
kualitas air minum bisa mendapatkan Sertifikat Layak Hygiene Sanitasi.
Kegunaan dari Sertifikat Laik Hygiene Sanitasi ini ialah sebagai salah satu
syarat wajib agar mendapatkan izin usaha bagi depot air minum yang ingin
beroperasi.
Dengan terpenuhinya persyaratan hygiene sanitasi pengelolaan air dan
memenuhi standar baku mutu atau persyaratan kualitas air minum, berarti
DAM tersebut telah memenuhi persyaratan teknis. Apabila depot air minum
telah memenuhi persyaratan teknis, maka depot air minum telah dapat
mengajukan permohonan untuk memperoleh Sertifikat Layak Hygiene dengan
melengkapi persyaratan administratif yang telah ditetapkan.
Permohonan diajukan pengusaha depot air minum kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala KKP dengan menggunakan formulir
seperti contoh yang telaah terlampir dalam Permenkes no.43 tahun 2014.
Berikut dibawah adalah penjelasan lebih rinci mengenai Persyaratan Hygiene
Sanitasi Depot Air Minum yang ditetapkan dalam Permenkes RI No.43 tahun
2014 :
1. Aspek tempat paling sedikit meliputi:
a. Lokasi berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan
penularan penyakit.
32
b. Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan, dan mudah
pemeliharaanya.
c. Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak
menyerap debu, dan mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup
landai untuk memudahkan pembersihan dan tidak terjadi genangan
air.
d. Dinding kedap air, permukaan rata, halus,tidak retak, tidak menyerap
debu, dan mudah dibersihkan, serta warna yang terang dan cerah.
e. Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihakan,
tidak menyerap debu, permukaan rata, dan berwarna terang, serta
mempunyai ketinggianyang memungkinkan adanya pertukaran udara
yang cukup atau lebih tinggi dari ukuran tandon air.
f. Memiliki pintu dari bahan yang kuat dan tahan lama, berwarna terang,
mudh dibersihkan, dan berfungsi dengan baik.
g. Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan
tersebar secara merata.
h. Kelembaban udara dapat mendukung kenyamanan dalam melakukan
pekerjaan/aktifitas.
i. Memiliki akses fasilitas sanitasi dasar seperti jamban, saluran
pembuangan air limbah yang alirannya lancar dan tertutup, tempat
sampah yang tertutup serta tempat cuci tangan yang dilengkapi air
mengalir dan sabun.
j. Bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti lalat, tikus
dan kecoa.
33
2. Aspek peralatan paling sedikit meliputi:
a. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan antara lain pipa
pengisisan air baku, tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot,
filter, mikrofilter, wadah/galon air baku atau air minum, kran
pengisian air minum, kran pencucian/pembilasan wadah/galon, kran
penghubung, dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan tara
pangan (food grade) atau tidak menimbulkan racun, tidak menyerap
bau dan rasa, tahan pencucian dan tahan desinfeksi ulang.
b. Mikrofilter dan desinfektor tidak kadaluarsa.
c. Tandon air baku harus tertutup dan terlindungi.
d. Wadah/galon untuk air baku atau air minum sebelum dilakukan
pengisian harus dibersihkan dengan cara dibilas terlebih dengan air
produksi paling sedikit selama 10 (sepuluh) detik dan setelah
pengisian diberi tutup yang bersih.
e. Wadah/galon yang telah diisi air minum harus langsung diberikan
kepada konsumen dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari
1x24 jam.
f. Sistem pencucian terbalik (back washing) adalah cara pembersihan
tabung filter dengan cara mengalirkan air tekanan tinggi secara
terbalik sehingga kotoran atau rsidu yang selama ini tersaring dapat
terbuang keluar. Untuk DAM yang tidak menggunakan sistem back
washing maka harus memiliki jadwal penggantian tabung mikro filter
secara rutin.
34
g. Mikro filter terdapat lebih dari satu buah dengan ukuran maksimal 10
mikron agar penyaringan kotoran/ bakteri dalam air baku berjalan
dengan baik.
h. Terdapat peralatan sterilisasi, berupa ultra violet dan ozonisasi atau
peralatan desinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara
benar.
i. Fasilitas pengisian adalah sarana pengisian produk air minum ke
dalam botol (galon) yang terdapat dalam ruangan tertutup.
j. Setiap galon yang diisi ulang harus diberikan tutup botol yang baru
dan bersih.
3. Aspek penjamah paling sedikit meliputi:
a. Sehat dan bebas dari penyakit menular serta tidak menjadi pembawa
kuman patogen (carrier).
b. Berprilaku hiegienis dan saniter setiap melayani konsumen, antara lain
selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setiap
melayani konsumen, menggunakan pakaian kerja yang bersih dan
rapi, dan tidak merokok setiap melayani konsumen.
I. Sertifikat Laik Higiene
Dalam Permenkes RI no.43 tahun 2014 mengenai Higiene Sanitasi Depot
Air Minum dijelaskan bahwa setiap DAM wajib memiliki Sertifikat Layak
Hygiene Sanitasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten agar dapat memiliki izin
usaha DAM. Sertifikat Layak Hygiene Sanitasi sendiri adalah bukti tertulis
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kota atau KKP yang
35
menerangkan bahwa Depot Air Minum telah memenuhi standar baku mutu
atau persyaratan kualitas air minum dan Persyaratan Air Minum dan
Persyaratan Hygiene Sanitasi (Permenkes RI No.43/2014: I:1). Sertifikat
Layak Hygiene Sanitasi dikeluarkan setelah usaha Depot Air Minum
memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis (Permenkes RI
No.43/2014: III: 8).
J. Pengaruh Air Terhadap Kesehatan
Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat
menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan
tersebut dapat berupa penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung diantara
masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne diseases). Hal ini
dapat terjadi karna air permukaan media yang baik tempat bersarangnya
bibit penyakit/ agent.
Menurut Slamet (2002) beberapa penyakit bawaan air yang sering
ditemukan di indonesia diantaranya sbb :
1. Cholera adalah penyakit usus halus yang akut dan berat.
Penyakit cholera disebabkan oleh bakteri vibrio cholera.
Gejala utamanya adalah muntaber, dehidrasi dan kolaps. Gejala
khasnya adalah tinja yang menyerupai cucian beras.
2. Typus abdominalis juga merupakan penyakit yang menyerang
usus halus dan penyebabnya adalah salmonella typi. Gejala
utamanya adalah panas yang terus menerus dengan taraf
36
kesadaran yang menurun, terjadi 1-3 minggu (rata-rata 2
minggu) setelah infeksi.
3. Dysentrie amoeba disesbabkan oleh protozoa bernama
Entamoeba hystolytica. Gejala utamanya adalah tinja yang
bercampur darah dan lendir.
4. Diare disebabkan oleh bakteri Coliform misalnya E.coli
bersifat pathogen dengan gejala kram perut, mual dan rasa
tidak enak badan.
37
K. Kerangka Teori
(Sumber: Kepmenperindag RI No. 651/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot
Air Minum dan Perdagangannya, Kepmenkes RI No.43 Tahun 2014 tentang
Higiene Sanitasi Depot Air Minum)
Gambar 1 Kerangka Teori
Air Baku
Proses
Pengolahan
Air
Pegunungan
Air Tanah
Air
Permukaan
Depot Air
Minum Isi
Ulang
Penampungan
Air Baku
Desinfeksi
dan
Pengisian
Pengemasan
Filtrasi
Pengolahan Air Minum pada
DAM yang memenuhi syarat
38
L. Kerangka Konsep
Gambar 2
Kerangka Konsep
INPUT
1. Air Baku
2. Alat
PROSES
1. Filtrasi
- Sandfilter
- Karbon filter
- Filter lainnya
2. Desinfeksi
- Sinar ultraviolet
- Ozon
- Reverse Osmosis
OUTPUT
1. Kualitas Air Minum
(Parameter Mikrobiologi
E.Coli dan Coliform)
Depot Air Minum Metro
Pusat Tahun 2019
2. Pengemasan Wadah