BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Evaluasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2388/3/BAB II .pdf ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Evaluasieprints.mercubuana-yogya.ac.id/2388/3/BAB II .pdf ·...
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup
pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta
pemberian solusi-solusi atas permasalahan yang ditemukan (Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2002, p3).
(Anonymous, 2009, evaluasi), evaluasi adalah kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolok ukur tertentu untuk
memperoleh kesimpulan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
evaluasi adalah suatu kegiatan terencana untuk menilai suatu
permasalahan yang terjadi dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dapat dibandingkan dengan tolok ukur guna memperoleh kesimpulan dan
solusi atas permasalahan yang dinilai.
B. Sistem
1. Definisi Sistem.
Berikut ini diuraikan definisi sistem dan prosedur, menurut
Mulyadi (2013:5):
12
“Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola
yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Prosedur adalah
suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu
departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan serta seragam
transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. “
Jogianto (2005:2) mengemukakan bahwa :
Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini menggambarkan suatu kejadian-
kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda,
dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.
Sedangkan, menurut Romney (2006:2) menyatakan bahwa:
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen
yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing melakukan fungsi
khusus yang penting dan untuk mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat
mereka berada.
Menurut McLeod (2004) dikutip oleh Yakub dalam buku Pengantar
Sistem Informasi (2012:1) mendefiniskan sistem adalah sekelompok elemen-
elemen yang terintegrasi dengan tujuan yang sama untuk mencapai tujuan. Sistem
13
juga merupakan suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk tujuan tertentu.
Definisi lain dari sistem, yaitu sistem dapat diartikan sebagai
serangkaian komponen-komponen yang saling berinteraksi dan bekerja sama
untuk mencapai tujuan tertentu (Soeherman dan Pinontoan, 2008:3). Menurut
Sutarman (2009:5), sistem adalah kumpulan elemen yang saling berinteraksi
dalam suatu kesatuan untuk menjalankan suatu proses pencapaian suatu tujuan
utama. Menurut Susanto (2009:18), sistem adalah kumpulan atau group dari sub
sistem atau bagian atau komponen apapun, baik phisik ataupun non phisik yang
saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai satu tujuan tertentu. Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sistem adalah sekumpulan bagian-bagian
atau sub sistem-sub sistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu
tujuan.
2. Karakteristik Sistem.
Model umum suatu sistem adalah input, proses, dan output. Selain
itu, sebuah sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang
mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem (Sutabri,
2012:20). Karakteristik yang dimaksud adalah sebagai berikut:
14
a. Komponen sistem (component).
Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu
bentuk subsistem. Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang
menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan.
b. Batasan sistem (boundary).
Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi
antara sistem dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan
luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang
sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
c. Lingkungan luar sistem (environment).
Bentuk apapun yang ada di luar ruang lingkup atau batasan
sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan
luar sistem. Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan
dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
d. Penghubung (interface).
Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang
lain disebut penghubung sistem atau interface. Penghubung ini
memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem lain. Bentuk keluaran dari satu subsistem akan menjadi
masukan untuk subsitem lain melalui penghubung tersebut. Dengan
demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk satu
15
kesatuan.
e. Masukan sistem (input).
Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan
sistem, yang dapat berupa pemeliharaan (maintenance input) dan
sinyal (signal input).
f. Keluaran sistem (output).
Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran
yang berguna. Keluaran ini dapat menjadi masukan bagi subsistem
yang lain, seperti sistem informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah
informasi. Informasi ini dapat digunakan sebagai masukan untuk
pengambilan keputusan atau hal-hal lain yang menjadi input bagi
subsistem lain.
g. Pengolah sistem (process).
Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan
mengubah masukan menjadi keluaran.
h. Sasaran (objectives).
Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan
bersifat deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran,
maka operasi sistem tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan
berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang telah direncanakan.
16
i. Tujuan (goal).
Suatu sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau
tujuannya. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan, maka operasi
sistem tidak akan ada tujuannya.
3. Perbedaan Definisi Sistem dan Prosedur.
Dalam membahas sistem dan prosedur diperoleh gambaran yang
jelas mengenai berbagai sistem yang menghasilkan berbagai macam
formulir yang diolah dalam sistem informasi akuntansi. Menurut Susanto
(2005:263), prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Sedangkan,
menurut Mulyadi (2008:5), sistem adalah suatu jaringan prosedur yang
dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok
perusahaan; prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang. Kegiatan klerikal (clerical operation) terdiri dari
kegiatan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar,
memilih (mensortasi), memindah, dan membandingkan yang dilakukan
untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar.
Menurut Baridwan (2009:1, 2009:30), sistem adalah suatu
kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun
17
sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu
kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan, sedangkan prosedur adalah
suatu urut-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan
beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin
adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan
yang sering terjadi. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
prosedur adalah urutan kegiatan atau aktivitas yang melibatkan beberapa
orang dalam satu departemen atau lebih yang dilakukan secara berulang-
ulang dengan cara yang sama, sedangkan sistem adalah sekumpulan
bagian-bagian atau sub sistem-sub sistem yang disatukan dan dirancang
untuk mencapai suatu tujuan.
C. Akuntansi
Menurut Kieso (2011:2), akuntansi bisa didefinisikan secara tepat
dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi: (1)
pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi
keuangan tentang (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang
berkepentingan.
Akuntansi merupakan suatu sistem yang memberikan informasi
kuantitatif mengenai bisnis-bisnis ekonomi, terutama sifat-sifat keuangan
yang ditujukan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomis.
Dari pengertian akuntansi tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan
18
akuntansi meliputi:
1. Pencatatan.
Pencatatan adalah kegiatan pencatatan atas transaksi keuangan
perusahaan yang terjadi ke dalam dokumen (bukti transaksi seperti: nota,
kuitansi, dan cek) ke dalam buku harian (jurnal) yang tersedia pada
perusahaan dengan cermat dan
2. kronologis.
Penggolongan.
Penggolongan adalah kegiatan mengelompokan transaksi keuangan
perusahaan ke dalam buku besar.
3. Peringkasan.
Peringkasan adalah kegiatan untuk meringkas transaksi keuangan yang
sudah digolongkan ke buku besar ke dalam neraca saldo.
4. Pelaporan.
Pelaporan adalah menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Laporan
Laba/Rugi, Laporan Perubahan Modal, Neraca, dan Laporan Arus Kas, serta
Catatan atas Laporan Keuangan.
D. Sistem Akuntansi
1. Definisi Sistem Akuntansi.
Menurut Mulyadi (2010:3), sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa
19
untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen
guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Settler dalam Baridwan
(1991:4) mendefinisikan sistem akuntansi adalah formulir- formulir,
catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk
mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan
untuk menghasilkan umpan balik dalam membentuk laporan-laporan yang
diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya dan bagi pihak-
pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan
lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi. Pengertian-
pengertian diatas menyatakan bahwa unsur dari sistem akuntansi yang
paling penting adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar,
dan buku pembantu, serta laporan. Jadi, dapat disimpulkan sistem
akuntansi adalah koordinasi dari seluruh formulir, catatan, dan laporan
keuangan yang digunakan untuk menyediakan informasi keuangan bagi
pihak manajemen untuk pengambilan keputusan dalam pengelolaan
perusahaan dan bagi pihak lain di luar perusahaan yang berkepentingan
untuk menilai hasil operasi.
2. Unsur-unsur Sistem Akuntansi.
Menurut Mulyadi (2010:3-5), unsur suatu sistem akuntansi pokok
adalah:
a. Formulir.
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
20
transaksi. Dalam sistem akuntansi secara manual, media yang digunakan
untuk merekam pertama kali data transaksi keuangan adalah formulir yang
dibuat dari kertas. Dalam sistem akuntansi dengan komputer, digunakan
berbagai macam media untuk memasukan data ke dalam sistem
pengelolaan data, contohnya keyboard.
b. Jurnal.
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data
lainnya. Di dalam jurnal, data keuangan digolongkan sesuai dengan
informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
c. Buku besar.
Buku besar terdiri dari berbagai rekening yang digunakan dalam
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya di dalam jurnal.
d. Buku pembantu.
Buku pembantu merupakan rincian dari buku besar. Transaksi pertama
dicatat di buku pembantu dan dipindahkan ke buku besar jika akan
membuat laporan keuangan.
e. Laporan.
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran dari sistem akuntansi
yang sudah diolah terlebih dahulu. Laporan dapat berupa hasil cetak
komputer dan softcopy yang dapat dilihat dari media seperti komputer.
21
E. Tujuan Sistem Akuntansi
Suatu perusahaan membuat sistem akuntansi yang berguna untuk
pihak intern ataupun pihak ekstern perusahaan. Tujuan umum dari
pengembangan sesuai dengan sistem akuntansi menurut Mulyadi
(2013:19), yaitu:
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan
baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang
berbeda dengan usaha yang dijalankan selama ini.
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada. Adakalanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi
kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian,
maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh perkembangan usaha perusahaan,
sehingga menuntut sistem akuntansi untuk penyajiannya, dengan
struktur informasi yang lebih baik dan tepat penyajiannya, dengan
struktur informasi yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan manajemen.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekkan intern,
akuntansi merupakan alat pertanggung jawaban suatu organisasi.
Pengembangan sistem akuntansi seringkali ditujukan untuk
memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga
22
pertanggung jawaban terhadap pengguna kekayaan organisasi dapat
dilaksanakan dengan baik. Pengembangan sistem akuntansi dapat pula
ditujukan untuk memperbaiki pengecekan intern agar informasi yang
dihasilkan oleh sistem dapat dipercaya.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi. Pengembangan sistem akuntansi sering kali ditujukan untuk
menghemat biaya. Informasi merupakan barang ekonomis, untuk
memperolehnya diperlukan pengorbanan sumber ekonomi lain. Oleh
karna itu dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan
besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan.
Jika pengorbanan untuk memperoleh informasi keuangan
diperhitungkan lebih besar dibanding dengan manfaat yang diperoleh,
sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi
pengorbanan sumber daya bagi penyediaan informasi.
Dari tujuan sistem akuntansi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
sistem akuntansi adalah untuk memberikan informasi bagi pihak intern
atau ekstern tentang kegiatan perusahaan dan memperbaiki informasi yang
dihasilkan oleh sistem yang sudah ada apakah sesuai atau belum dengan
sistem pengendalian intern yang baik serta untuk mengurangi kesalahan
dalam melakukan pencatatan akuntansi.
23
F. Kas
1. Definisi Kas.
Menurut Soemarso (2009:296), kas adalah segala sesuatu (baik
yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan
diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya. Menurut
Sucipto (2011:37), kas adalah uang tunai yang disimpan di brankas atau
kantor, ataupun simpanan di bank, yang berbentuk giro atau simpanan lain
yang dapat diambil setiap saat. Sedangkan, menurut Moelyati (2011:37),
kas adalah alat pembayaran yang dapat dipakai untuk membiayai kegiatan
perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dan harus
disediakan di perusahaan dalam jumlah yang mencukupi dalam
pelaksanaan operasi perusahaan selama periode tertentu.
Menurut Sumarsan (2011:3), kas merupakan aktiva lancar yang
paling likuid, yang berarti dapat digunakan secara langsung untuk
keperluan operasional perusahaan. Definisi lain dari kas, yaitu kas
merupakan asset atau aktiva yang paling likuid yang dimiliki perusahaan,
kas akan diurutkan sebagai komponen pertama dari asset atau aktiva lancar
dalam neraca (Hery, 2014:10). Standar Akuntansi Keuangan (2002:85)
memberikan pengertian kas sebagai berikut: “Kas adalah alat pembayaran
yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan”. Yang dimaksud dengan bank adalah sisa rekening giro
24
perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk kegiatan umum
perusahaan.
Tentang kas, PSAK No. 2 (2009:paragraf 2) menyatakan sebagai
berikut: “Kas atau setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas
jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi
persyaratan sebagai setara kas, suatu investasi harus segera dapat diubah
menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko
perubahan nilai yang tidak signifikan. Investasi dalam bentuk saham tidak
termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah
setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera
jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemptiondate) telah ditentukan”.
Dari berbagai definisi para ahli mengenai kas, dapat disimpulkan bahwa
kas merupakan alat pertukaran yang berupa uang atau yang dapat
dipersamakan dengan uang, baik yang ada di perusahaan maupun yang ada
di bank yang dapat diambil sewaktu-waktu tanpa mengurangi nilai
nominalnya. Kas sangat mudah dipindahtangankan dan tidak dapat
dibuktikan kepemilikannya, sehingga kas sangat mudah diselewengkan.
Oleh karena itu, perlu diadakan pengawasan yang tepat terhadap kas
dengan menerapkan sistem pengendalian intern yang baik.
2. Sifat Kas.
Menurut Hery (2014:18), kas memiliki beberapa sifat, yaitu:
25
1) Dapat segera digunakan sebagai alat pembayaran.
2) Kecil dan ringan.
3) Mudah ditukar dengan barang lain.
4) Nilai uang tersebut pasti lebih tinggi dari bahan pembuatnya.
3. Definisi Penerimaan Kas.
Hall (2009:239) mengatakan penerimaan kas merupakan ruang
penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan
permintaan pembiayaan, dimana dokumen ini berisi informasi utama yang
diperlukan untuk akun pelanggan. Mulyadi (2008:500) berpendapat bahwa
sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan suatu catatan yang
dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai
atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum
perusahaan.
Pendapat lain menurut Winarno (2006:15.3) mengatakan bahwa
penerimaan kas berarti siklus yang digunakan untuk mengubah produk dan
jasa perusahaan menjadi kas. Kesimpulan definisi penerimaan kas ialah
proses pencatatan transaksi dari seluruh proses bisnis yang terjadi
pada suatu perusahaan untuk kemudian diubah bentuknya menjadi kas dan
penghasilan bagi perusahaan tersebut.
26
4. Prosedur Penerimaan Kas.
Menurut Hall (2009:239) prosedur penerimaan kas memiliki dua
aspek, yaitu:
a. Prosedur ruang penerimaan dokumen.
Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama
dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi utama
yang diperlukan untuk akun pelanggan. Permintaan pembayaran
merupakan contoh dari dokumen perputaran dan biasanya ini adalah
bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke pelanggan.
b. Departemen penerimaan kas.
Cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan
dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses
ini. Jurnal penerimaan kas akan dicatat oleh bagian keuangan setelah
proses rekonsiliasi antara cek dan permintaan pembayaran. Tiga
departemen dalam penerimaan kas, yaitu departemen piutang dagang,
departemen buku besar, dan departemen controller.
G. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Menurut Mulyadi (2008:439), sistem akuntansi penerimaan kas adalah
suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari
penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk
kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua
27
sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas
dari piutang.
Terdapat beberapa fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi
penerimaan kas, yaitu fungsi sekretariat yang bertanggungjawab untuk
mencatat penerimaan kas secara tunai, fungsi kas yang bertanggungjawab
menerima kas dari fungsi sekretariat, fungsi akuntansi yang bertanggungjawab
mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas, dan fungsi
pemeriksa intern yang bertanggungjawab dalam melaksanakan perhitungan kas
yang ada di tangan, fungsi kas secara periodik, serta melakukan rekonsiliasi
bank untuk mengecek ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi (Mulyadi, 2008:487). Menurut Mulyadi (2008:462), sistem akuntansi
penerimaan kas memerlukan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen, yaitu
jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai, nama dan alamat pemberi kas,
otorisasi dari para pemberi dana maupun pejabat yang berwenang. Berdasarkan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
penerimaan kas adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan dan mencatat
transaksi yang dapat membantu pimpinan untuk menangani penerimaan
perusahaan.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi
penerimaan kas adalah suatu kesatuan untuk mengumpulkan, mencatat,
transaksi yang dapat membantu pimpinan untuk menangani penerimaan
perusahaan. Beberapa bentuk pembayaran dari langganan di dunia usaha yang
28
di kenal antara lain :
1) Uang Tunai
2) Cek
3) Giro Bilyet
4) Transfer lewat bank
5) Wesel bank
Cara penerimaan uang dari langganan dapat dilakukan melalui cara :
1) Langganan membayar sendiri atau oleh petugasnya
2) Harus ditagih oleh kreditur
3) Kompensasi utang piutang
Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama yaitu penerimaan
kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang.
1. Sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai
Sistem penerimaan kas dari penjulan tunai dibagi menjadi tiga prosedur
yaitu :
a. Penerimaan kas dari over-the-counter sale
b. Prosedur penerimaan kas dari cash-on delivery sale ( COD Sales )
c. Prosedur penerimaan dari Credit card sale
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan
tunai yaitu :
a. Fungsi penjualan
b. Fungsi Kas
29
c. Fungsi Gudang
d. Fungsi Pengiriman
e. Fungsi Akuntansi
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas yaitu :
a. Faktur penjualan Tunai
b. Pita Register kas
c. Credit card sales slip
d. Bill of lading
e. Faktur penjulan COD
f. Bukti setor bank
g. Rekapitulasi harga pokok penjualan
Catatan Akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi penerimaan kas yaitu :
a. Jurnal Penjualan
b. Jurnal Penerimaan Kas
c. Jurnal Umum
d. Kartu Persediaan
e. Kartu Gudang
2. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang
Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui :
a. Melalui Penagih Perusahaan
b. Melalui Pos
c. Melalui Lock-Box-Collection Plan
30
H. Sistem Pengendalian Intern
1. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Menurut Harnanto dalam Nugroho (2009) menyatakan bahwa
sistem pengendalian intern adalah suatu tipe pengawasan yang dirancang
dengan diintegrasikan ke dalam sistem pembagian atau pendelegasian
tugas, tanggung jawab, wewenang dalam organisasi perusahaan.
Sedangkan, menurut Mulyadi (2013:6) menyatakan bahwa:
Pengendalian intern adalah bagian dari sistem yang meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen.
Menurut Krismiaji (2010:218) mengatakan bahwa “Pengendalian
intern adalah rencana organisasi dan metode yang digunakan untuk
menjaga atau melindungi aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan
dapat dipercaya, memperbaiki efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya
kebijakan manajemen.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian
intern adalah suatu sistem yang dirancang untuk memudahkan manajemen
dalam mengawasi perusahaan, dengan menempatkan karyawan yang
sesuai dengan bidang dan kemampuannya agar tercipta keandalan data
akuntansi yang dapat dipertanggungjawabkan.
31
2. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Pengertian sistem pengendalian itern yang diberikan tercakup pula
tujuan dari sistem pengendalian intern itu sendiri yang menurut Mulyadi
(2013:163) dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Pengendalian intern akuntansi
Pengendalian intern akuntansi meliputi struktur organisasi,metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga
kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalandata akuntansi.
Pengendalian intern akuntansi yang baik akanmenjamin kekayaan para
investor dan kreditur yang ditanamkandalam perusahaan yang akan
menghasilkan laporan keuangan yangdapat dipercaya.
b. Pengendalian intern administratif
Pengendalian intern administratif meliputi struktur organisasi,metode, dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi
dan dipatuhinnya kebijakan manajemen.
3. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Intern
Suatu pengendalian intern yang baik perlu adanya unsur-unsur yang
berhubungan langsung dengan pengendalian, sehingga tujuan dari
pengendalian intern dapat tercapai. Untuk menciptakan sistem
pengendalian intern yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur
32
pokok yang harus dipenuhi menurut Mulyadi (2013:164) antara lain :
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegitan-kegiatan pokok perusahaan.pembagian
tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada
prinsip-prinsip berikut ini :
1) Harus dipisahkan fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan dari
fungsi akuntansi.
2) Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk
melaksanakan semua tahap suatu transaksi.
Maka disini mutlak untuk pemisahan fungsi dan wewenang yang ada.
Dimisalkan fungsi penyimpanan disatukan dengan fungsi akuntansi,
perangkapan fungsi ini akan membuka kemungkinan terjadinya
pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga data
akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya mengenai
kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak
terjamin keamanannya.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar
33
otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui
terjadinya transaksi tersebut.oleh karena itu, dalam organisasi harus
dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi
atas terlaksananya setiap transaksi.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan
prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan
baik jika tidak diciptakan cara-cara yang umumnya menjamin praktik
yang sehat dalam pelaksanaanya. Berikut beberapa cara umum untuk
mewujudkan praktek yang sehat adalah :
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakainnya
harus dipertanggung jawabkan oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit).
c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir
oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan
dari orang atau unit organisasi lain.
d. Perputaran jabatan (job rotation).
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan dengan
catatannya.
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek
34
efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang lain.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.
I. Akuntansi Manajemen
Manajemen selaku pengelola perusahaan memikul tanggung jawab atas
kelangsungan hidup perusahaan. Bagi manajemen, akuntansi mempunyai
peranan yang sangat penting dalam hal :
1. Melindungi Harta Perusahaan
Laporan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi terkait aktiva (harta)
perusahaan. termasuk penyusutan, penambahan maupun pengurangan
harta perusahaan. Baik yang berbentuk inventaris, harta berwujud seperti
halnya alat transport dan gedung perusahaan, maupun harta tak berwujud
seperti merk dagang.
2. Penyusunan Rencana Kegiatan Perusahaan Dimasa yang Akan Datang
Laporan keuangan yang dihasilkan melalui proses akuntansi akan bisa
dijadikan ukuran terhadap rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan
datang. Laporan terakhir sewaktu tutup buku bisa difungsikan sebagai
acuan dalam menetapkan perencanaan kegiatan perusahaan.
3. Pengukuran Penghasilan Perusahaan Dalam Kurun Waktu Tertentu
Laporan keuangan menjadi tolak ukur dari perolehan penghasilan
perusahaan dari waktu ke waktu. Untuk mendapatkan perbandingan
pengasilan perusahaan dalam kurun waktu tertentu.
35
4. Pengawasan Kegiatan Perusahaan
Dengan berpedoman kepada rencana yang ditetapkan manjemen dapat
mengukur efektifitas dan efisien produksi, prestasi manajemen, dan
sebagainya. Lebih lanjut, hasil pengawasan dikaji untuk menentukan
ketidakberesan yang menyebabkan target perencanaan tak dapat dicapai.
Jadi akuntansi berperan dalam perencanaan dan sekaligus dalam
pengawasan atau pengendalian.
Peran penting dalam pengelolaan perusahaan adalah Anggaran Pendapatan
dan Belanja Pendapatan.
J. Flowchart
Flowchart dipergunakan untuk menggambarkan proses kegiatan
dalam suatu organisasi. Flowchart berupa bagan untuk keseluruhan sistem
termasuk kegiatan-kegiatan manual dan aliran atau arus dokumen yang
dipergunakan dalam sistem. Penggambaran flowchart harus menggunakan
cara-cara dan ketentuan-ketentuan yang berlaku secara lazim dalam sistem
informasi akuntansi, sehingga tidak menimbulkan kebebasan yang tidak
mempunyai standar dalam menggambarkan sistem. Dalam sistem
informasi akuntansi diperoleh kesepakatan dari pihak-pihak yang
berkompeten untuk digunakannya standar simbol yang dipakai untuk
menggambarkan bagan atau flowchart. Berikut ini akan disajikan simbol
standar yang digunakan oleh analis sistem untuk membuat bagan alir
dokumen yang menggambarkan sistem tertentu.
36
Tabel 1. Simbol Bagan Alir (Flowchart) Dokumen
Simbol Nama Keterangan
Dokumen
Digunakan untuk
menggambarkan semua jenis
dokumen yang merupakan formulir
yang digunakan untuk merekam
data Terjadinya suatu transaksi.
Dokumen dan
tembusannya
Digunakan untuk menggambarkan
dokumen asli dan tembusannya.
Nomor lembar dokumen
dicantumkan di sudut kanan atas.
Online storage
Menggambarkan arsip computer
yang berbentuk online (di dalam
memory komputer).
Keying
Menggambarkan pemasukan data ke
dalam komputer melalui online
terminal.
Alat input dan
output
elektronik
Entri data elektronik dan simbol
output digunakan bersama untuk
menunjukkan alat yang digunakan
untuk keduanya.
37
Pemrosesan
komputer
Fungsi pemrosesan
yang dilakukan oleh komputer.
Kegiatan
manual
Operasi pemrosesan yang dilakukan
secara manual.
Database
Data yang disimpan secara
elektronik dalam database.
Pita magnetic
Data yang disimpan dalam pita
magnetis; pita yang merupakan
medi penyimpanan
backup yang popular.
Arsip
sementara
Digunakan untuk menunjukkan
tempat penyimpanan dokumen yang
dokumennya akan
diambil kembali dari arsip tersebut
di masa yang akan datang. N =
Numerically, A = Alphabetically, D
= By date
38
Tabel 1. Simbol Bagan Alir (Flowchart) Dokumen (Lanjutan)
Simbol Nama Keterangan
Arsip permanen
Digunakan untuk
menggambarkan arsip
permanen yang merupakan
tempat penyimpanan
dokumen yang tidak akan
diproses lagi dalam sistem
akuntansi.
Catatan
Menggambarkan catatan
akuntansi yang digunakan
untuk mencatat data yang
direkam sebelumnya di
dalam dokumen atau
formulir.
Garis alir
Mengarahkan arus
Pemrosesan atau dokumen;
arus normal ke bawah dan
ke kanan.
39
Penghubung pada
halaman yang sama
Menghubungkan arus
pemrosesan pada halaman
yang sama;
penggunaannya
menghindari garis yang
melintasi halaman.
Penghubung pada
halaman yang berbeda
Digunakan untuk
menunjukkan kemana dan
bagaimana bagan alir
terkait satu dengan lainnya
jika melebihi dari satu
halaman.
Terminal
Digunakan untuk
menggambarkan awal dan
akhir suatu sistem
akuntansi.
40
Tabel 1. Simbol Bagan Alir (Flowchart) Dokumen (Lanjutan)
Simbol Nama Keterangan
Dari pemasok Masuk ke system Simbol untukmenggambarkan
masuk
ke sistem yang
digambarkan dalam
bagan alir.
Ke sistem penjualan
Keluar ke sistem lain
Simbol untuk menggambarkan
keluar ke sistem lain.
Menggambarkan
Ya
Keputusan
keputusan yang harus
dibuat dalam proses
Tidak pengolahan data.
Keputusan yang dibuat
ditulis dalam bentuk
simbol.
Keterangan, komentar
Digunakan untuk menambahkan
keterangan untuk memperjelas
pesan yang disampaikan dalam
bagan alir.
(Sumber: Mulyadi, 2010 dan Romney, 2014)
43
K. Penelitian Terdahulu
Dalam melakukan penelitian, peneliti mengambil referensi dari
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi
Penerimaan Kas yang berjudul Evaluasi Sistem Akuntansi Penerimaan Uang
Pendaftaran dan Uang Persiapan Sekolah Murid Baru Sekolah Dasar Studi
Kasus pada Sekolah Menengah Kejuruan Pangudi Luhur Yogyakarta yang
dilakukan oleh I. Dwi Astuti Rahayu, mahasiswi dari Prodi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang melakukan
penelitian pada tahun 2005. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis
sistem akuntansi penerimaan uang pendaftaran dan uang persiapan sekolah
serta menilai efektifitas pelaksanaannya. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, observasi,
dan kuesioner. Teknik pengambilan sampel dalam melakukan pengujian
kepatuhan adalah dengan menggunakan attribute sampling model stop-or-go
sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuntansi penerimaan
uang pendaftaran dan uang persiapan sekolah sudah baik dan pelaksanaan
sistem akuntansinya juga sudah efektif. Menurut peneliti, bukti tersebut
ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan AUPL = DUPL.
Selain itu, peneliti juga mengambil referensi penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh mahasiswa pada tahun 2010 yang berjudul Evaluasi Sistem
Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Dana Program
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Pendidikan
44
(BOP) sebagai Penyedia Informasi untuk Pengendalian Internal pada Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMP N) 171 Jakarta. Penelitian ini dilakukan
oleh Syahbillal Akbar dari Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisa sistem informasi akuntansi
penerimaan dan pengeluaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan
dana Bantuan Operasional Pendidikan (BOP), sudah terdapatnya sistem
informasi akuntansi dalam penerimaan dan pengeluaran kas dan bagaimana
sistem informasi akuntansi sudah berjalan efektif sebagai penyedia informasi
untuk pengendalian internal. Pengujian dilakukan dengan mengevaluasi
sistem informasi akuntansi terhadap struktur organisasi, dokumen, sistem
pengendalian intern, dan laporan yang dihasilkan. Penelitian ini
menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif, yaitu menguraikan secara
menyeluruh terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang diterapkan
pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 171 Jakarta dan dibandingkan
dengan teori-teori yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi
sehingga didapat hasil yang diinginkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa sistem informasi akuntansi khususnya sistem
pendapatan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas berjalan dengan efektif.
Hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi yang telah sesuai dengan
karakteristik sekolah, dokumen yang memadai dan terancang dengan baik,
dan sistem pengendalian intern dan laporan yang memadai.
45
Diah Komala Fitri (2015), mahasiswi dari Program Studi Strata-1
Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia melakukan penelitian
yang berjudul Evaluasi Sistem Pengelolaan Penerimaan dan Pengeluaran Kas
pada TK Tunas Sandang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem
pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas, mengetahui bagaimana
peranan dari pengurus sekolah dalam penerimaan dan pengeluaran kas, dan
untuk mengetahui bagaimana pengendalian intern dalam pengelolaan
penerimaan dan pengeluaran kas. Metode dalam penelitian menggunakan
metode kualitatif, yaitu data yang digunakan adalah data yang bersumber dari
lokasi penelitian yang diperoleh melalui wawancara dan tanya jawab dengan
karyawan atau bagian yang terkait dengan objek penelitian serta penelitian
secara langsung mengenai pengelolaan penerimaan kas masuk dan keluar di
TK. Tunas Sandang. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode
wawancara, dokumentasi, dan observasi dengan mengunjungi langsung TK.
Tunas Sandang serta melakukan pengamatan terhadap aktivitas TK. Tunas
Sandang untuk mendapatkan data-data yang diperlukan terutama pada
aktivitas pengelolaan kas masuk dan kas keluar. Dari hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa sistem pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas pada
TK. Tunas Sandang masih belum menunjukkan praktik yang sehat. Hal ini
dibuktikan dengan TK. Tunas Sandang sampai sejauh ini masih mengalami
permasalahan pada saat Penerimaan Murid Baru (PMB), dimana dalam
penerimaan kas TK. Tunas Sandang masih menerapkan sistem manual dalam
46
pengelolaan kas. Sistem manual yang dipakai dengan mengoperasikan
Microsoft Office dalam membuat laporan keuangan sehingga hal ini memicu
kecurangan beberapa pihak, kesalahan dalam input data, dan tidak efektif.