BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf ·...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf ·...
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
A.1 Tabel
Nama
Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Kesimpulan
Achmad
(2016)
Analisis Peranan
Sistem
Informasi
Akuntansi
Persediaan Alat-
Alat Kesehatan
Dalam Rangka
Memenuhi
Kebutuhan
Pelayanan
Rawat Inap
• Analisis prosedur
persediaan alat
kesehatan
• Analisis prosedur
perencanaan
peralatan medis
• Analisis prosedur
penerimaan
peralatan medis
• Analisis prosedur
pengeluaran
peralatan medis
sistem yang diterapkan cukup memadai
khususnya persediaan alat kesehatan
penunjang dalam memenuhi kebutuhan
pelayanan rawat inap. Untuk mengatasi
kelemahan yang ada pada sistem informasi
akuntansi persediaan alat- alat kesehatan
peneliti menyarankan hal sebagai berikut :
Perangkat komputer yang digunakan oleh
Rumah Sakit Umum Bahteramas mengganti
dengan perangkat Sistem Informasi
Akuntansi BLUD yang telah banyak dipakai
oleh Rumah Sakit Umum di kota yang
lainnya.
Panggada
(2015)
Analisis Sistem
dan Prosedur
Persediaan
Obat-Obatan
dalam Upaya
Mendukung
Pengendalian
Intern
• Dokumen
• catatan
• informasi
manajemen
• prosedur yang
membentuk
jaringan
• struktur
organisasi
• sistem otorisasi
karyawan
sistem dan prosedur persediaan sudah cukup
baik untuk mendukung pengendalian intern.
hal ini dapat dilihat pada pemisahan fungsi
penerimaan dan pengadaan, setiap prosedur
membutuhkan otorisasi dari pejabat yang
berwenang, dokumen dan catatan yang ada
dapat menciptakan praktek yang sehat.
Namun sistem yang ada pada rumah sakit
islam unisma memiliki kelemahan pada
system penghitungan fisik persediaan hal ini
dapat menyebabkan kesalahan informasi
yang dibutuhkan manajemen untuk
melakukan pembelian persediaan.
Riskiawati
(2014)
Sistem
Informasi
Akuntansi
Persediaan
Obat-Obatan
Terkomputerisas
i yang Efisien
dan Efektif pada
Perusahaan
• Prosedur
pengelolaan
persediaan
• Penggunaan
komputer dalam
sistem
informasi
akuntansi
• Pengendalian
penggunaan
komputer dalam
Sistem terkomputerisasi yang diterapkan
belum berperan secara baik dalam
menunjang efektifitas dan efisiensi
persediaan obat. Terdapat 2 indikator
kelemahan yaitu penggunaan komputer dan
sistem informasi akuntansi persediaan obat
dan pengendalian penggunaan komputer
dalam sistem informasi akuntansi persediaan
obat.
10
10
SIA persediaan
Gustina
(2014)
Analisis
Pengendalian
Intern Terhadap
Persediaan Obat
untuk Pasien
Pengguna BPJS
Kesehatan pada
Rumah Sakit
Buleleng
• struktur
organisasi
• analisis
prosedur bagian
SDM
• analisis
prosedur bagian
gudang dan
pengadaan
• analisis
prosedur bagian
apotik
• analisis
prosedur SPI
pada persediaan
obat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Penerapan pengendalian intern terhadap
persediaan obat untuk pasien pengguna
BPJS Kesehatan di RSUD Kabupaten
Buleleng secara keseluruhan sudah efektif.
Dari keempat penelitian diatas menjadi inspirasi peneliti untuk meneliti
analisis sistem informasi akuntansi. Dimana peneliti mengambil dan memperbarui
beberapa ukuran alat analisis untuk dipakai sebagai acuan penelitian yaitu analisis
struktur organisasi, analisis prosedur pengadaan obat dan perlengkapan medis,
analisis prosedur peneriman obat dan perlengkapan medis, analisis prosedur
pengeluaran obat dan perlengkapan medis, analisis prosedur pencatatan obat dan
perlengkapan medis. selain perbedaan pada alat analisis, penelitian ini juga
membedakan yaitu pada objek penelitiannya yang mengambil di Rumah Sakit
Masyithoh Bangil untuk mengetahui sistem informasi akuntansi pengadaan dan
perlengkapan persediaan obat serta peralatan medis.
11
11
B. Landasan Teori
1. Sistem Informasi Akuntansi
a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Mulyadi (2016:3) menyatakan sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedimikian rupa untuk
menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna
memudahkan pengelolaan perusahaan.
Menurut pendapat lainya yaitu Romney & Steibart (2014:10) sistem
informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat,
menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi sebagai
pengambilan keputusan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa,
sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan rangkaian kegiatan yang
berhubungan dengan siklus dan transaksi akuntansi yang didukung dengan
model penginputan data secara komputerisasi guna membentuk sebuah laporan
keuangan yang diberikan kepada manajemen sebagai dasar pengambilan
keputusan secara tepat untuk tujuan pengelolahan perusahaan.
Pada sistem informasi akuntansi diperlukan pengetahuan mengenai
perbedaan sistem dan prosedur, karena pada sebuah sistem akuntansi terdapat
sub sistem yang nanti berupa prosedur. Pengertian sendiri sebuah sistem adalah
suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan, Prosedur merupakan suatu
urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu
12
12
departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang (Mulyadi,
2016:4).
b. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Pada hal yang mendasar terciptanya sebuah sistem hanya ada pada satu
tujuan yaitu mempermudah proses sebuah pekerjaan menjadi ringkas dan tepat.
Adanya sebuah peran sistem akuntansi juga dapat memberikan keuntungan
bagi berbagai pihak pemakai informasi. Berdasarksan pernyataan Bodnar &
Hopwood (2006:4) pengguna atau pemakai informasi akuntansi adalah pihak
eksternal dan internal. Pengguna eksternal mencakup pemegang saham,
investor, kreditor, agen pemerintahan, konsumen, vendor, pesaing, serikat
kerja, dan masyarakat secara luas. Sedangkan pihak internal hanya mencakup
para manajer perusahaan.
Sebuah sistem diciptakan pasti memiliki peranan dan tujuan yang
penting bagi penggunanya, sistem informasi akuntansi mempunyai peranan
penting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan tidak lainya
sebagai pengumpul data, mengelolanya menjadi informasi berupa laporan-
laporan saja, tetapi menjadi peranan bagi manajemen untuk fungsi perencanaan
alokasi dari pengukuran dan pengendalian, serta sistem informasi akuntansi
berguna untuk memberikan informasi bagi para pemakai sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Bodnar & Hopwood (2014) menyatakan bahwa tugas awal dari sistem
informasi akuntansi adalah mengenali transaksi-transaksi yang akan diproses
13
13
oleh sistem. Seluruh pertukaran keuangan dengan entitas-entitas lain harus
direfleksikan dalam laporan keuangan perusahaan. Sistem informasi akuntansi
secara rutin memproses transaksi-transaksi moneter ini, seperti halnya juga
dengan transaksi-transaksi intern.
c. Ukuran Kualitas Nilai Sistem Informasi
Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk
memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.
Sebagaimana peranya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai
kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.
(Romney & Steibart, 2014:5) nilai informasi adalah keuntungan yang
dihasilkan oleh informasi dikurangi dengan biaya untuk memproduksinya.
Keuntungan informasi meliputi berkurangnya ketidakpastian, peningkatan
pengambilan keputusan, dan meningkatkan kemampuan untuk merencanakan
dan menjadwalkan aktivitas. Biaya ini mencakup waktu dan sumber daya yang
dihabiskan untuk menghasilkan dan mendistribusikan informasi. Biaya
infromasi dan keuntungan menjadi sulit untuk diukur, dan sulit untuk
ditentukan nilai informasinya sebelum dilakukan proses produksi dan
pemanfaatan. Nilai informasi yang diharapkan sebaiknya dihitung secara
efektif sehingga biaya untuk mendapatkan informasi tersebut tidak melebihi
keuntunganya.
Dalam menciptakan sebuah informasi harus memenuhi karakteristik
berikut agar menjadi informasi memiliki nilai yang berguna:
14
14
1) Relevan, dimana suatu informasi mengurangi ketidakpastian, meningkatkan
pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki ekspetasi
sebelumnya.
2) Reliebel, dimana bebas dari kesalahan atau bias, menyajikan kejadian dan
aktivitas organisasi secara akurat.
3) Lengkap, informasi tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian.
4) Tepat Waktu, sebuah informasi diberikan pada waktu yang tepat bagi
pengambil keputusan dalam mengambil keputusan.
5) Dapat Dipahami, yaitu disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan
jelas.
6) Dapat Diverifikasi, yaitu dua orang yang independen dan berpengetahuan di
bidangnya, dan masing-masing menghasilkan informasi yang sama.
7) Dapat Diakses, informasi yang tersedia untuk pengguna ketika mereka
membutuhkanya dan dalam format yang dapat digunakan
Agar dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat
keputusan, sistem informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas sebagai
berikut:
1) Mengumpulkan transaksi dan data lain serta memasukkannya ke dalam
sistem.
2) Memproses data transaksi.
3) Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang.
15
15
4) Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan,
atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang
disimpan di komputer.
5) Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang
dihasilkan akurat dan dapat dipercaya
d. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Sistem akuntansi merupakan salah satu sistem informasi diantara
berbagai sistem informasi yang digunakan oleh pihak manajemen dalam
mengelola perusahaan.
Menurut (Romney & Steibart, (2014:11), Sistem informasi akuntansi
terdiri dari 6 komponen:
1) Orang yang menggunakan sistem
2) Prosedur-prosedur dan intruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,
memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.
3) Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.
4) perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data.
5) Infrastruktur teknologi informasi termasuk computer, peralatan pendukung
dan peralatan untuk komunikasi jaringan
6) Pengendalian internal dan pengukuran kemanan yang menyimpan data SIA.
e. Unsur - Unsur Sistem Informasi Akuntansi
Unsur suatu sistem akuntansi pokok menurut Mulyadi (2016:3) ada
beberapa unsur, yaitu :
1) Formulir
16
16
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Contoh formulir : faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek.
2) Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk
mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data
lainya. Contoh jurnal : jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal
penjualan, dan jurnal umum.
3) Buku Besar
Buku besar (general ledger) terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk
meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.
Akun-akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur
informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
4) Buku Pembantu
Buku pembantu (Subsidiary Ledger) terdiri dari akun-akun pembantu yang
merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku
besar. Contoh buku pembantu : jika terdapat akun piutang pada sebuah
laporan posisi keuangan maka perlu dirinci menurut nama debitur sejumlah
orang yang tercantum, sehingga dapat dibentuk buku pembantu piutang
yang berisi akun-akun pembantu pitang kepada tiap-tiap debitur tersebut.
5) Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan berupa laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, laporan harga
pokok produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban penjualan, daftar
17
17
umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, laporan daftar saldo
persediaan.
f. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Setiap perusahaan pasti memiliki kompleks permasalahan yang
berskala besar dan kecil. Kegiatan operasi perusahaan yang besar menjadi
salah satu faktor yang harus dipelajari karena terdapat macam-macam kegiatan
operasi perusahaan yang dikerjakan, sehingga arus input dan output yang
menjadi kegiatan perusahaan harus diupayakan agar tepat pada tujuan
penggunaan. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk mampu merencanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas usahanya dengan baik
agar tidak terjadi penyimpangan usaha.
Dibutuhkanya sistem informasi akuntansi adalah agar tujuan sistem
informasi akuntansi dapat dipertimbangkan dan dikembangkan. Ada beberapa
tujuan menurut (Mulyadi, 2016:15) sebagai berikut:
1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
2) Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
informasi mengenai mutu, ketepatan penyajian informasi maupun struktur
informasinya.
3) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan
untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan
perlindungan kekayaan perusahaan.
4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.
18
18
g. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
beberapa uraian fungsi sistem informasi akuntansi menurut Kholidah,
(2017) adalah:
1) Pemrosesan data tentang transaksi dilakukan secara efisien dan efektif.
2) Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pembuatan-pembuatan
keputusan pihak manajemen.
3) Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset
organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia yang dibutuhkan,
akurat dan andal.
Berdasarkan poin-poin fungsi utama sistem informasi akuntansi diatas
maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki fungsi
untuk mendorong akuntansi agar dapat menghasilkan berbagai informasi
akuntansi yang efisien dan efektif dan memiliki manfaat lengkap yang secara
keseluruhan informasi akuntansi tersebut mengandung arti dan berguna bagi
pihak pemakai.
2. Persediaan
a. Pengertian Persediaan
Persediaan berdasarkan pernyataan Putra & Usriyati (2011) merupakan
barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk dijual
kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang digunakan
untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.
Persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi
Keuangan No. 14 (2015) adalah:
19
19
1) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
2) Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi atau pemberian jasa.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
persediaan ialah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dan bertujuan
untuk dijual kembali.
Persediaan merupakan elemen modal yang penting bagi siklus operasi
perusahaan, peran yang dimiliki sangat mempengaruhi ketika diperoleh,
dikelola, hingga dijual kembali oleh perusahaan. Persediaan sangat
membutuhkan perhatian khusus dari pengelolaan pihak manajemen. Bentuk
permasalahan pada persediaan pada akhirnya akan dihadapkan kepada bagian
manajemen karena keadaan perusahaan yang merugi akibat terjadinya
permasalahan seperti kekurangan atau kelebihan sebuah persediaan.
Persediaan memiliki beberapa kriteria menurut Syam (2014:212)
meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, persediaan
juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau persediaan juga
mencakup barang dalam penyeleseian yang akan digunakan dalam proses
produksi. Barang yang dimiliki perusahaan ketika memenuhi kriteria seperti itu
maka barang tersebut ialah bentuk dari persediaan. Dengan demikian, sebuah
barang persediaan dapat dilihat dari jenis usaha perusahaan dan untuk apa
barang yang dimiliki dalam kegiatan operasi perusahaan.
b. Tujuan Persediaan
20
20
Persediaan yang dijalankan perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-
tujuan tertentu. Persediaan yang dijalankan memiliki tujuan untuk menjaga
tingkat persediaan pada tingkat yang optimal agar terdapat penghematan-
penghematan untuk persediaan tersebut. Hal tersebut dianggap penting untuk
dilakukan perhitungan persediaan agar dapat menunjukkan hasil dari tingkat
persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas
produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis. Berikut
beberapa tujuan persediaan, yaitu:
1) Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan
cepat (memuaskan konsumen).
2) Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak
mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses
produksi.
3) Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan
laba perusahaan.
4) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat
mengakibatkan biaya menjadi besar.
5) Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran,
karena mengakibatkan biaya menjadi besar.
c. Jenis Persediaan
Jenis persediaan menurut Mulyadi, (2016:464) dijelaskan berdasarkan
pada tipe persediaan dan penjelasan transaksi yang mempengaruhinya, yaitu:
1) Persediaan produk jadi
21
21
Transaksi yang berkaitan adalah produk selesei diproduksi, penjualan, retur
penjualan, perhitungan fisik persediaan.
2) Persediaan produk dalam proses
Transaksi yang berkaitan adalah produk selesei diproduksi, perhitungan
fisik persediaan.
3) Persediaan bahan baku
Transaksi yang berkaitan yaitu pembelian, retur pembelian, pemakaian
barang gudang (dicatat sebagai biaya bahan baku), pengembalian barang
gudang, perhitungan fisik persediaan.
4) Persediaan bahan penolong
Transaksi yang berkaitan yaitu pembelian, retur pembelian, pemakaian
barang gudang (dicatat sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya),
perhitungan fisik persediaan.
5) Persediaan perlengkapan pabrik dan persediaan suku cadang
Transaksi yang berkaitan yaitu pembelian, retur pembelian, pemakaian
barang gudang (dicatat sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban
administrasi dan umum, serta beban pemasaran), pengembalian baarang
gudang, perhitungan fisik persediaan.
Persediaan pada sebuah perusahaan memiliki bermacam-macam
model, karena bentuk perusahaan sendiri terdapat perusahaan dagang,
perusahaan manufaktur, dan perusahaan jasa. Persediaan pada sebuah
perusahaan akan lebih detail terlihat ketika dapat melihat jenis kegiatan usaha
22
22
perusahaan. Adapun jenis persediaan dilihat dari perusahaan menurut (Syam,
2014:213):
a) Persediaan perusahaan dagang
Untuk perusahaan dagang hanya terdapat persediaan barang dagangan sebab
tidak melakukan proses produksi. Tujuan dan fungsi tersendiri dari
perusahaan dagang adalah membeli barang untuk dijual kembali dalam
bentuk semula dengan kata lain barang yang dijual tersebut tanpa diolah
lebih lanjut dan senadainya ada pengolahan hanya terbatas pada
pembungkusan atau memberi kemasan khusus yang lebih menarik.
Misalnya perusahaan dagang antara lain toko, supermarket, department
store.
b) Persediaan perusahaan manufaktur
Pada perusahaan industri atau manufaktur mempunyai fungsi yang lebih
komplek yaitu membeli bahan baku dan bahan lainya untuk diolah dalam
proses produksi dan hasilnya berupa produk baru yang disebut produk jadi.
Selanjutnya produk jadi tersebut kemudian dijual. Persediaan pada
perusahaan manufaktur dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu:
(1) Persediaan bahan baku, yaitu barang berwujud yang dibeli atau
diperoleh dengan cara lain dan disimpan untuk penggunaan langsung
dalam membuat barang untuk dijual kembali.
(2) Persediaan dalam proses, yaitu Barang-barang yang membutuhkan
pemprosesan lebih lanjut sebelum penyelesaian dan penjalan. Barang
dalam proses, juga disebut persediaan barang dalam proses, meliputi
23
23
biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan alokasi biaya
overhead pabrik yang terjadi sampai tanggal tersebut.
(3) Persediaan barang jadi, meliputi biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan alokasi biaya overhead pabrik yang berkaitan dengan
manfaktur.
Dalam perusahaan jasa tidak memilik persediaan karena yang dijual
adalah jasa. Contoh perusahaan jasa yaitu jasa angkutan, pendidikan, rumah
sakit, perbengkelan.
d. Perencanaan dan pengendalian persediaan
Pada sebuah perusahaan elemen yang sangat berpengaruh dalam modal
kerja adalah persediaan. Persediaan dikatakan optimal ketika persediaan itu
dapat menjamin kelancaran proses usaha suatu perusahaan. Dalam suatu
perusahaan persediaan sangatlah penting karena kelancaran dan kelangsungan
operasi perusahaan akan tergantung pada ada tidaknya sebuah persediaan.
Tanpa adanya persediaan jelas sebuah perusahaan akan tidak akan berfungsi
sama sekali.
Persediaan merupakan pos yang penting karena secara material dapat
mempengaruhi laporan rugi laba dan neraca. Pada dasarnya persediaan tersebut
meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, lalu juga
meliputi barang jadi yang telah diproduksi, dan meliputi barang dalam
penyeleseian yang sedang diproduksi, serta perlengkapan yang akan digunakan
dalam proses produksi.
24
24
Fokus perencanaan dan pengendalian pada persediaan ini adalah
mekanisme persediaan obat dan peralatan medis rumah sakit yang berarti
berupa harta yang dimiliki rumah sakit dengan tujuan untuk diperjual belikan
pada orang yang dirawat inap atau orang yang berobat ke rumah sakit.
e. Formulir
Formulir merupakan secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi.
Formulir sangat penting artinya dalam menjalankan sebuah organisasi. Hampir
semua peristiwa dalam perusahaan, seorang akuntan pasti melibatkan formulir,
dengan formulir akan ada rekaman kejadian transaksi apa saja yang terjadi.
Pemakain formulir akan melibatkan berbagai bagian didalam perusahaan sesuai
pemetakan pembagian prosedur yang disusun. Formulir harus disusun teliti dan
secermat mungkin sehingga dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak
yang membutuhkan.
Adapun manfaat formulir menurut (Mulyadi, 2016:61) yaitu:
1) Menetapkan tanggung jawab timbulnya trnsaksi bisnis perusahaan.
2) Merekam data transaksi bisnis perusahaan
3) Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua
kejadian dalam bentuk tulisan.
4) Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di dalam
organisasi yang sama atau ke organisasi lain.
Selain itu terdapat juga penggolongan formulir menurut (Mulyadi,
2016:63) yaitu:
25
25
1) Golongan formulir menurut sumbernya, dalam golongan ini formulir
dibedakan menjadi 3 golongan :
(a) Formulir yang dibuat dan disimpan dalam perusahaan.
(b) Formulir yang dibuat dan dikirimakan kepada pihak luar perusahaan.
(c) Formulir yang diterima dari pihak luar perusahaan.
2) Golongan Formulir menurut tujuan penggunaanya, dalam golongan ini
terdapat 2 tujuan penggunaanya yaitu:
(a) Formulir yang dibuat untuk meminta dilakukanya suatu tindakan.
(b) Formulir yang digunakan untuk mencatat tindakan yang telah
dilaksanakan.
f. Dokumen
Dokumen sering pula disebut sebagai formulir, hanya memiliki
perbedaan pada acara penggunaanya yang bergantian. Berdasarkan pendapat
(Mulyadi, 2016:73) dokumen dibagi menjadi 2 macam golongan, yaitu:
1) Dokumen Sumber (Source Document) yaitu dokumen yang dipakai sebagai
dasar pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu.
2) Dokumen Pendukung (Supporting Document) yaitu dokumen yang melapiri
dokumen sumber sebagai bukti sahihnya transaksi yang direkam dalam
dokumen sumber.
h. Prosedur Pembelian
Sistem pembeliaan digunakan dalam perusahaan untuk pengadaaan
barang yang diperlukan oleh perusahaan. Adapun beberapa fungsi yang
menyerupai proses pengelolaan persdiaan karena 2 komponen tersebut saling
26
26
berhubungan satu sama lain. Berikut pendapat Mulyadi, (2016:244) mengenai
fungsi yang terkait dengan prosedur pembelian, yaitu:
1) Fungsi Gudang
Dalam proses pembelian fungsi gudang bertanggung jawab untuk
mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang
ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi
penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak ada
persediaan barangnya di gudang), permintaan pembelian diajukan oleh
pemakai barang.
2) Fungsi pembeliaan
Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
mengenai harga barang, menentukan pasokan yang dipilih dalam pengadaan
barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.
3) Fungsi Penerimaan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap
jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna
menentukan apakah barang tersebut dapat diterima atau tidak oleh
perusahaan.
4) Fungsi Akuntansi
Fungsi akuntansi yang berkaitan dengan transaksi pembelian adalah
fungsi pencatat utang dan fungsi pemcatat persediaan. Fungsi pencatat
hutang adalah bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke
dalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen
27
27
sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau
menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang. Lalu jika
fungsi pencatatan persediaan bertanggung jawab mencatat harga pokok
persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan. Secara garis besar
transaksi pembelian mencakup prosedur berikut:
(a) Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian
(b) Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok
(c) Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok
dan melakukan pemilihan pemasok
(d) Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang
dipilih
(e) Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh
pemasok
(f) Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi
gudang untuk disimpan
(g) Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi
akuntansi
(h) Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar
faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang
timbul dari transaksi pembelian.
3. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
a. Gambaran Umum Sistem Akuntansi Persediaan
28
28
Persediaan merupakan salah satu bentuk harta yang memiliki sifat
sensitif terhadap pengaruh penurunan harga pasar, kerusakan, pencurian,
kekurangan atau kelebihan biaya akibat salah arus. Oleh sebab itu menurut
Achmad, (2016) perlu adanya suatu sistem informasi akuntansi yang baik agar
pengelolaan persediaan dapat terlaksana secara efektif.
Sebuah kejadian proses pembelian, proses pemakaian, hingga proses
penjualan merupakan salah satu proses terbentuknya sistem persediaan. Sistem
informasi akuntansi persediaan dibentuk untuk menangani sebuah transaksi
yang berkaitan dengan pemindahan dari sebuah proses persediaan yang
disimpan di gudang.
Sebuah sistem informasi akuntansi persediaan saling berkaitan dengan
sistem lainya seperti pendapatan Mulyadi, (2016) yang menyatakan bahwa
sebuah sistem pasti memiliki unsur yang berhubungan satu dengan sistem yang
lainya, sehingga sebuah sistem tidak akan berdiri sendiri. Contoh sistem pada
persediaan adalah sistem pembelian, sistem retur pembelian, sistem penjualan,
sistem retur penjualan.
Midjan & Susanto, dalam Achmad (2016) mengungkapkan pentingnya
sistem informasi akuntansi persediaan yaitu:
1) Sebagian kekayaan perusahaan terutama perusahaan dagang dan industri
pada umumnya tertanam pada persediaan. Sehingga perlu disusun sistem
dan prosedur agar persediaan selain dapat ditingkatkan efisiensinya tetapi
juga dapat ditingkatkan keefektifitasanya.
29
29
2) Persediaan bagi perusahaan dagang dan industri harus diamankan dari
kemungkinan terjadinya pencurian, terbakar, kerusakan, dan hal lainya
yang berkaitan dengan hal yang dapat merugikan perusahaan.
3) Persediaan harus ditangani dengan baik selain penyimpangan dan
pengeluaranya juga dan kualitas akan mempengaruhi baik terhadap hasil
produksi maupun terhadap harga jualnya.
b. Organisasi yang Terkait dengan Persediaan
Organisasi merupakan rangkaian tugas-tugas yang dikelompokan ke
dalam fungsi-fungsi yang ada sehingga menjadi satu kesatuan untuk diarahkan
sehingga secara terus menerus mengembangkan proses organisasi agar selalu
optimal.
Menurut Baridwan (2008) terdapat 3 departementalisasi dalam
organisasi suatu perusahaan, meliputi:
1) Departementalisasi berdasarkan fungsi, dimana merupakan cara
mengorganisasi dengan memisahkan setiap fungsi yang penting dalam
organisasi itu.
2) Departemen berdasarkan produk, dimana biasanya masih terdapat fungsi-
fungsi penjualan, produksi, keuangan dan fungsi lainya tetapi tetap ada
penekanan terhadap jenis produk dan dikumpulkan sesuai jenis produk
yang berhubungan.
3) Departementalisasi berdasarkan daerah, dimana struktur ini hampir sama
dengan struktur departementalisasi berdasarkan produk dan struktur ini
30
30
cocok dipakai oleh perusahaan yang lokasi bagian-bagianya terpisah
diberbagai tempat.
Berdasarkan kaitan antara organisasi dengan sistem terdapat beberapa
hal yang dikaitkan untuk mengetahui sistem tugas tersendiri dari organisasi.
Ada beberapa yang harus diketahui mengenai fungsi departemen akuntansi
persediaan menurut (Mulyadi, 2016:487) yaitu:
a) Panitia perhitungan fisik persediaan
Pada fungsi ini panitia melaksanakan perhitungan fisik persediaan
dan menyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada bagian kartu persediaan
untuk digunakan sebagai dasar penyesuaian terhadap catatan persediaan
dalam kartu persediaan.
b) Fungsi akuntansi
Fungsi ini berhubungan dengan fungsi perhitungan fisik persediaan
sehingga tugas tanggung jawab fungsi akuntansi yaitu:
(1) Untuk mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke
dalam daftar hasil perhitungan fisik.
(2) Untuk mengkalikan kuantitas barang dan harga pokok per satuan yang
tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik.
(3) Untuk mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil perhitungan
fisik
(4) Untuk melakukan penyesuaian terhadap kartu persediaan berdasarkan
data hasil perhitungan fisik persediaan.
31
31
(5) Untuk memuat bukti memorial untuk mencatat penyesuaian data
persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil perhitungan fisik
persediaan.
c) Fungsi gudang
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan penyesuaian data
kuantitas persediaan yang ducatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil
perhitungan fisik persediaan. Sedangkan berdasarkan pendapat (Riskiawati,
2014) pengelolaan persediaan meliputi:
(1) Prosedur permintaan pembelian barang persediaan.
(2) Prosedur order pembelian persediaan.
(3) Prosedur penerimaan persediaan.
(4) Prosedur pencatatan transaksi pembelian.
(5) Prosedur pencatatan penerimaan persediaan dibagian gudang
(6) Prosedur pengeluaran barang.
4. Sistem Pengendalian Internal
a. Pengertian Sistem Pengendalian internal Persediaan
Pengendalian internal secara umum merupakan proses yang dijalankan
untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan dari pengendalian
dapat dicapai. Sistem pengendalian meliputi struktur organisasi, metode, dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisien dan
mendorong dipatuhkanya kebiajakan yang ditetapkan manajemen (Mulyadi,
2016:129).
32
32
Sistem pengendalian merupakan salah satu kebijakan dan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan
dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan
telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian
persediaan dapat dilakukan secara manual dan komputerisasi atau kombinasi
keduanya menurut (Putra & Usriyati, 2011) :
1) Sistem Arsip Kartu
Dengan sistem arsip kartu biasanya berisikan satu kartu untuk setiap satuan
persediaan. Jika satuan dijual, kartu yang bersesuaian ditempatkan dan
diperbaharui. Sama misalnya, kartu-kartu diperbarui jika bahan baru
diterima.
2) Sistem Komputerisasi
Pencatatan penyimpanan yang dapat dibaca komputer ditegaskan untuk
setiap satuan barang. Transaksi-transaksi dicatat jika satuan barang
dikeluarkan atau diterima. komputer menerapkan aturan keputusan dengan
meramalkan permintaan, dan memonitor kerja sistem persediaan.
b. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Persediaan
Pengendalian persediaan menekankan tujuan yang hendak dicapai. Hal
tersebut berlaku baik dalam perusahaan yang mengelolah informasi secara
manual maupun komputer. Sistem pengendalian persediaan terdiri dari
tindakan-tindakan dengan tujuan untuk melindungi harta milik perusahaan.
Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.
Adapun tujuan pengendalian menurut (Putra & Usriyati, 2011) adalah:
33
33
1) Menjaga kekayaan organisasi
2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
3) Mendoro efisiensi
4) Mendorong dipatuhinya kebijakan akuntansi
c. Pengendalian Intern Sistem penghitungan Fisik Persediaan
Menurut teori Mulyadi (2016:489) pengendalian intern persediaan dapat
dijelaskan berdasarkan unsur perhitungan fisik persediaan, adapun
pengendalian intern persediaan perhitungan fisik digolongkan menjadi 3 yaitu:
1) Organisasi
(a) Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang
terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitungan fisik, fungsi
penghitung, dan fungsi pengecek.
(b) Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan
fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan karena karyawan di
kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggungjawabnya atas
persediaan.
2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
(a) Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditangani oleh ketua panitia
penghitungan fisik persediaan.
(b) Pemindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lainya harus dilakukan
sesuai surat permintaan yang telah disetujui oleh yang berwewenang.
(c) Harga satuan yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik
berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan.
34
34
(d) Adjusment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi
(kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang
tercantum dalam daftar penghitungan fisik.
3) Praktek yang Sehat
(a) Kartu penghitungan fisik bernomer urut tercetak dan penggunaanya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan
fisik.
(b) Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara
independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh
pengecek.
(c) Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian
ke tiga dan bagian ke dua kartu perhitungan fisik dicocokan oleh fungsi
pemegang kartu penghitugan fisik sebelum data yang tercantum dalam
bagian ke dua kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil
penghitungan fisik.
(d) Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung
kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.
5. Flowcart
a. Gambaran umum flowcart
Berdasarkan pernyataan Romney & Steibart, (2014:41) flowcart / bagan
alir merupakan teknik analitis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan
beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis.
35
35
Flowchart digunakan baik oleh auditor maupun oleh personel sistem.
Pemakaian flowcart meluas seiring dengan berkembangnya komputerisasi
pemrosesan disetiap pemrosesan data bisnis. Sehingga pemakain yang meluas
ini memicu perlunya keseragaman simbol yang digunakan. Maka dari itu
mengetahui bahwasanya penggunaan flowcart atau bagan alir mrmiliki manfaat
dibandingkan dengan uraian tertulis dalam membuat sebuah sistem. Berikut
manfaat yang dipaparkan menurut (Mulyadi, 2016:49):
a) Gambaran sistem menyeluruh lebih mudah diperoleh dengan menggunakan
bagan alir.
b) Perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan menggunakan bagan
alir.
c) Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang-bidang yang
melakukan perbaikan lebih mudah ditemukan dengan bagan alir.
d) Dokumen sistem akuntansi dilakukan dengan menggunakan bagan alir.
b. Jenis-jenis bagan alir
Menurut Romney & Steibart (2014:68) dalam proses mengilustrasikan
flowchart terdapat beberapa macam bagan yang dapat dipahami yaitu:
1) Bagan alir dokumen (documen flowchart) dikembangkan untuk
mengilustrasikan dokumen dan data antar area pertanggungjawaban dalam
organisasi. Bagian ini menelusuri dokumen dari awal hingga akhir,
menunjukan setiap dokumen dimulai, didistribusi, disposisi, dan semua hal
yang terjadi saat mengalir lewat sistem.
36
36
2) Bagan alir pengendalian internal (internal control flowchart) digunakan
untuk menjelaskan, menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal.
3) Bagan alir sistem (system flowchart) menggambarkan hubungan antar input,
process dan output sistem.
Proses sistem informasi akuntansi dengan bagan alir memiliki kaitan
yang berasal dari dasar pengertian sistem informasi akuntansi yang memiliki
makna tersendiri. Sistem adalah masukan (input) yaitu aktivitas yang dapat
mentransformasikan input menjadi output. Selanjutnya Informasi merupakan
suatu bentuk keluaran (output) yaitu proses pengelolahan informasi yang telah
tersusun dengan baik dan mempunyai arti bagi penerimanya, sehingga dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan oleh manajemen.
Sedangkan akuntansi yang memiliki makna proses yaitu adanya proses yang
dimulai dari pengelolaan atas transaksi, pencatatan, dan laporan akuntansinya,
dengan demikian informasi yang dihasilkan berguna dalam penilaian dan
pengambilan keputusan bagi pengguna sistem. Sebuah sistem lebih mudah
digunakan ketika bisa memahami dengan adanya sebuah proses yaitu input,
proses, dan output. Pada dasarnya input merupakan bagian dari sistem yang
bertugas untuk menerima data masukan dimana data dapat berupa asal
masukan, frekuensi masukan data dan jenis masukan data. Jika proses
merupakan bagian yang mengolah data menjadi informasi sesuai dengan
keinginan pemakai. Sedangkan output merupakan keluaran atau tujuan dari
sistem yang didapat dari input dan proses yang dilakukan.
37
37
Pada bagan alir terdapat juga simbol-simbol yang memiliki kaitan
dalam proses pengilustrasian bagan alir. Berdasarkan pendapat (Bodnar &
Hopwood, 2006) bahwasanya ANSI (American National Standar Flowchart
symbols and Their Usage in Information Processing) mendefisikan
bahwasanya flowchart memiliki kategori tentang kelompok simbol. Terdapat
beberapa kelompok yaitu simbol dasar, simbol simbol input/output, simbol
proses, dan simbol tambahan.
Simbol dasar mencakup simbol input/output, simbol proses, simbol arus
data, serta simbol anotasi (komentar). Simbol-simbol ini terkait dengan fungsi
dasar pemrosesan data. Simbol input/output menggambarkan suatu fungsi dari
input/output, yaitu menggunakan data tersedia untuk diproses dan mencatat
informasi hasil suatu pemrosesan. Sebagai contoh, keyboard digunakan untuk
memasukan data untuk diproses.
Dilain makna simbol proses menggambarkan setiap fungsi pengolahan
data. Sebagai contoh, eksekusi serangkaian operasi yang menyebakan
perubahan nilai informasi, bentuk informasi, atau lokasi informasi. Data yang
telah diproses nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk kertas.
c. Flowchart prosedur pembelian
Berikut merupakan pengilustrasian flowchart prosedur pembelian
berdasarkan pendapat (Krismiaji, 2010):
38
Gambar 1.1 Flowchart Prosedur Pembelian
Bagian Pembelian
Ke Bagian
Utang
Ke Bagian
Utang
Mulai
Membuat
SPP
3 2
1 Permintaan pembelian
1 N
1 Permintaan pembelian
2
2
6
3 Order
pembelian
Cocokan
dengan LPB
2 LPB
1 LPB
Permintaan 2
pembelian
Order 3
pembelian
N
1 LPB
Bagian Gudang
7 4
Ke Bagian
Utang
1
Memilih
pemasok
Permintaan 1 pembelian
5 4
3 2
N
2 3
3 LPB
2 Order
pembelian
1 Permintaan pembelian
Pemberitahuan
Cocokan
dengan LPB
N
Supplier
Order 1
pembelian
39
Gambar 1.2 Flowchart Prosedur Pembelian Lanjutan
Keterangan:
Berdasarkan ilustrasi flowchart prosedur pembelian menurut pada skema
flowchart diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Permintaan pembelian dimulai pada saat bagian persediaan memberikan
informasi ke bagian logistik bahwasanya stok barang dalam logistik sudah
berkurang sudah mencapai batas minimum maka bagian logistik akan membuat
permintaan ke bagian pembelian dengan membuat surat permintaan pembelian
(SPP) sejumlah 3 rangkap untuk didistribusikan kepada:
a. Lembar 1 untuk bagian pembelian
Supplier
1 Order
pembelian
Kirim
Barang dan
faktur
Faktur Pembelian
Faktur Pengepakan
Pemberitahuan
4 5 Ke Bagian
Utang
Bagian Penerimaan Barang
3 5
Order pembelian
Slip Pengepakan
Periksa Barang,
bandingkan dengan
OP, buat LPB
4 Order
pembelian
4
3
2 1
Laporan Penerimaan Barang
40
b. Lembar 2 untuk bagian gudang
c. Lembar 3 untuk bagian utang
2. Bagian pembelian menerima surat permintaan pembelian (SPP) lembar ke 1
dari bagian gudang dan memproses permintaan atas pembelian tersebut dengan
memilih pemasok dari daftar pemasok yang telah disetujui. Selanjutnya ketika
pemasok sudah ditentukan, maka bagian pembelian akan membuat order
pembelian (OP) 5 rangkap yang sudah disetujui pihak yang bertanggung jawab
atas pembelian. Order pembelian akan didistribusikan kepada:
a. Lembar 1 untuk pemasok
b. Lembar 2 untuk diarsipkan sementara pada bagian pembeliaan
c. Lembar 3 untuk bagian gudang
d. Lembar 4 untuk bagian penerimaan barang
e. Lembar 5 untuk bagian utang
Surat permintaan pembelian (SPP) lembar 1 dan order pembelian (OP)
lembar ke 2 diarsipkan sementara pada bagian pembelian.
3. Pemasok menerima order lembaran ke 1 dari bagian pembelian dan akan
memproses permintaan pembelian dan segera mengirimkan barang dengan
disertai bukti yaitu:
a. Faktur yang dikirmkan ke bagian utang
b. Slip pengepakan yang dikirmkan ke bagian penerimaan barang
c. Surat pemeritahuan yang dikirmkan kepada bagian pembelian.
4. Bagian penerimaan barang menerima barang yang dikirim oleh pemasok yang
disertai bukti slip pengepakan. Selanjutnya bagian penerimaan barang akan
41
melakukan pemeriksaan barang dan melakukan pencocokan berdasarkan order
pembelian lembar ke 3 yang diterima bagian pembelian saat proses order
pembelian. Ketika sudah dicocokan dan dikatakan sesuai maka bagian
penerimaan barang akan membuat laporan permintaan barang (LPB) yang
nantinya didistribusikan kepada:
a. Lembar 1 untuk bagian gudang
b. Lembar 2 untuk bagian gudang
c. Lembar 3 untuk bagian pembelian
d. Lembar 4 diarsipkan bagian penerimaan.
5. Bagian logistik menerima laporan penerimaan barang (LPB) lembar ke 1 dan
lembar ke 2 dari bagian penerimaan, maka bagian logistik diharuskan
melakukan pencocokan antara surat permintaan pembelian lembar ke 2, surat
order pembelian ke 3, dan laporan penerimaan barang lembar ke 1 diarsipkan
bagian logistic sebagai laporan.
6. Bagian pembelian menerima laporan penerimaan barang (LPB) lembar ke 3
dari bagian penerimaan barang. Selanjutnya bagian pembelian melakukan
pencocokan antara surat permintaan pembelian (SPP) lembar 1, Order
pembelian (OP) lembar 2, dan laporan penerimaan barang (LPB) lembar ke 3
yang diarsipkan berdasarkan nomor urut cetak.
42
4) Flowchart Prosedur penerimaan barang
Supplier Petugas Gudang Keuangan
Berikut ini merupakan penjelasan atas proses dari flowchart sistem
penerimaan barang menurut (Krismiaji, 2010) :
Mulai
Mengirim
barang
Barang
Proses
Faktur
Faktur
Komplai
n
Faktur
Barang
Faktur
Selesei
Pengecekan barang
dengan PO
PO
Cocok?
Tidak
Update Stock
Ya
Stok
Surat
Hutang
Surat
Hutang
Selesei
Gambar 1.3 Flowchart Prosedur Penerimaan
43
1. Setelah dilakukanya pengiriman barang oleh pihak pemasok, kemudian
pada bagian penanggungjawaban gudang menerima barang beserta
fakturnya.
2. Dilakukan pengecekan barang beserta daftar pesanan pembelian oleh
bagian gudang apakah sudah sesuai atau tidak.
3. Jika pada pengecekan terjadi ketidak cocokan maka dilakukan proses retur
barang ke supplier.
4. Apabila barang sesuai pesanan maka bagian penanggungjawab gudang
melakukan stok opname dan selanjutnya bagian gudang membuat surat
hutang untuk diserahkan kepada bagian keuangan.