BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf ·...

35
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabel Nama Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Kesimpulan Achmad (2016) Analisis Peranan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Alat- Alat Kesehatan Dalam Rangka Memenuhi Kebutuhan Pelayanan Rawat Inap Analisis prosedur persediaan alat kesehatan Analisis prosedur perencanaan peralatan medis Analisis prosedur penerimaan peralatan medis Analisis prosedur pengeluaran peralatan medis sistem yang diterapkan cukup memadai khususnya persediaan alat kesehatan penunjang dalam memenuhi kebutuhan pelayanan rawat inap. Untuk mengatasi kelemahan yang ada pada sistem informasi akuntansi persediaan alat- alat kesehatan peneliti menyarankan hal sebagai berikut : Perangkat komputer yang digunakan oleh Rumah Sakit Umum Bahteramas mengganti dengan perangkat Sistem Informasi Akuntansi BLUD yang telah banyak dipakai oleh Rumah Sakit Umum di kota yang lainnya. Panggada (2015) Analisis Sistem dan Prosedur Persediaan Obat-Obatan dalam Upaya Mendukung Pengendalian Intern Dokumen catatan informasi manajemen prosedur yang membentuk jaringan struktur organisasi sistem otorisasi karyawan sistem dan prosedur persediaan sudah cukup baik untuk mendukung pengendalian intern. hal ini dapat dilihat pada pemisahan fungsi penerimaan dan pengadaan, setiap prosedur membutuhkan otorisasi dari pejabat yang berwenang, dokumen dan catatan yang ada dapat menciptakan praktek yang sehat. Namun sistem yang ada pada rumah sakit islam unisma memiliki kelemahan pada system penghitungan fisik persediaan hal ini dapat menyebabkan kesalahan informasi yang dibutuhkan manajemen untuk melakukan pembelian persediaan. Riskiawati (2014) Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Obat-Obatan Terkomputerisas i yang Efisien dan Efektif pada Perusahaan Prosedur pengelolaan persediaan Penggunaan komputer dalam sistem informasi akuntansi Pengendalian penggunaan komputer dalam Sistem terkomputerisasi yang diterapkan belum berperan secara baik dalam menunjang efektifitas dan efisiensi persediaan obat. Terdapat 2 indikator kelemahan yaitu penggunaan komputer dan sistem informasi akuntansi persediaan obat dan pengendalian penggunaan komputer dalam sistem informasi akuntansi persediaan obat.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

A.1 Tabel

Nama

Peneliti Judul Penelitian Alat Analisis Kesimpulan

Achmad

(2016)

Analisis Peranan

Sistem

Informasi

Akuntansi

Persediaan Alat-

Alat Kesehatan

Dalam Rangka

Memenuhi

Kebutuhan

Pelayanan

Rawat Inap

• Analisis prosedur

persediaan alat

kesehatan

• Analisis prosedur

perencanaan

peralatan medis

• Analisis prosedur

penerimaan

peralatan medis

• Analisis prosedur

pengeluaran

peralatan medis

sistem yang diterapkan cukup memadai

khususnya persediaan alat kesehatan

penunjang dalam memenuhi kebutuhan

pelayanan rawat inap. Untuk mengatasi

kelemahan yang ada pada sistem informasi

akuntansi persediaan alat- alat kesehatan

peneliti menyarankan hal sebagai berikut :

Perangkat komputer yang digunakan oleh

Rumah Sakit Umum Bahteramas mengganti

dengan perangkat Sistem Informasi

Akuntansi BLUD yang telah banyak dipakai

oleh Rumah Sakit Umum di kota yang

lainnya.

Panggada

(2015)

Analisis Sistem

dan Prosedur

Persediaan

Obat-Obatan

dalam Upaya

Mendukung

Pengendalian

Intern

• Dokumen

• catatan

• informasi

manajemen

• prosedur yang

membentuk

jaringan

• struktur

organisasi

• sistem otorisasi

karyawan

sistem dan prosedur persediaan sudah cukup

baik untuk mendukung pengendalian intern.

hal ini dapat dilihat pada pemisahan fungsi

penerimaan dan pengadaan, setiap prosedur

membutuhkan otorisasi dari pejabat yang

berwenang, dokumen dan catatan yang ada

dapat menciptakan praktek yang sehat.

Namun sistem yang ada pada rumah sakit

islam unisma memiliki kelemahan pada

system penghitungan fisik persediaan hal ini

dapat menyebabkan kesalahan informasi

yang dibutuhkan manajemen untuk

melakukan pembelian persediaan.

Riskiawati

(2014)

Sistem

Informasi

Akuntansi

Persediaan

Obat-Obatan

Terkomputerisas

i yang Efisien

dan Efektif pada

Perusahaan

• Prosedur

pengelolaan

persediaan

• Penggunaan

komputer dalam

sistem

informasi

akuntansi

• Pengendalian

penggunaan

komputer dalam

Sistem terkomputerisasi yang diterapkan

belum berperan secara baik dalam

menunjang efektifitas dan efisiensi

persediaan obat. Terdapat 2 indikator

kelemahan yaitu penggunaan komputer dan

sistem informasi akuntansi persediaan obat

dan pengendalian penggunaan komputer

dalam sistem informasi akuntansi persediaan

obat.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

10

10

SIA persediaan

Gustina

(2014)

Analisis

Pengendalian

Intern Terhadap

Persediaan Obat

untuk Pasien

Pengguna BPJS

Kesehatan pada

Rumah Sakit

Buleleng

• struktur

organisasi

• analisis

prosedur bagian

SDM

• analisis

prosedur bagian

gudang dan

pengadaan

• analisis

prosedur bagian

apotik

• analisis

prosedur SPI

pada persediaan

obat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Penerapan pengendalian intern terhadap

persediaan obat untuk pasien pengguna

BPJS Kesehatan di RSUD Kabupaten

Buleleng secara keseluruhan sudah efektif.

Dari keempat penelitian diatas menjadi inspirasi peneliti untuk meneliti

analisis sistem informasi akuntansi. Dimana peneliti mengambil dan memperbarui

beberapa ukuran alat analisis untuk dipakai sebagai acuan penelitian yaitu analisis

struktur organisasi, analisis prosedur pengadaan obat dan perlengkapan medis,

analisis prosedur peneriman obat dan perlengkapan medis, analisis prosedur

pengeluaran obat dan perlengkapan medis, analisis prosedur pencatatan obat dan

perlengkapan medis. selain perbedaan pada alat analisis, penelitian ini juga

membedakan yaitu pada objek penelitiannya yang mengambil di Rumah Sakit

Masyithoh Bangil untuk mengetahui sistem informasi akuntansi pengadaan dan

perlengkapan persediaan obat serta peralatan medis.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

11

11

B. Landasan Teori

1. Sistem Informasi Akuntansi

a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Mulyadi (2016:3) menyatakan sistem akuntansi adalah organisasi

formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedimikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengelolaan perusahaan.

Menurut pendapat lainya yaitu Romney & Steibart (2014:10) sistem

informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat,

menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi sebagai

pengambilan keputusan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa,

sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan rangkaian kegiatan yang

berhubungan dengan siklus dan transaksi akuntansi yang didukung dengan

model penginputan data secara komputerisasi guna membentuk sebuah laporan

keuangan yang diberikan kepada manajemen sebagai dasar pengambilan

keputusan secara tepat untuk tujuan pengelolahan perusahaan.

Pada sistem informasi akuntansi diperlukan pengetahuan mengenai

perbedaan sistem dan prosedur, karena pada sebuah sistem akuntansi terdapat

sub sistem yang nanti berupa prosedur. Pengertian sendiri sebuah sistem adalah

suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk

melaksanakan kegiatan perusahaan. Sedangkan, Prosedur merupakan suatu

urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

12

12

departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang (Mulyadi,

2016:4).

b. Peranan Sistem Informasi Akuntansi

Pada hal yang mendasar terciptanya sebuah sistem hanya ada pada satu

tujuan yaitu mempermudah proses sebuah pekerjaan menjadi ringkas dan tepat.

Adanya sebuah peran sistem akuntansi juga dapat memberikan keuntungan

bagi berbagai pihak pemakai informasi. Berdasarksan pernyataan Bodnar &

Hopwood (2006:4) pengguna atau pemakai informasi akuntansi adalah pihak

eksternal dan internal. Pengguna eksternal mencakup pemegang saham,

investor, kreditor, agen pemerintahan, konsumen, vendor, pesaing, serikat

kerja, dan masyarakat secara luas. Sedangkan pihak internal hanya mencakup

para manajer perusahaan.

Sebuah sistem diciptakan pasti memiliki peranan dan tujuan yang

penting bagi penggunanya, sistem informasi akuntansi mempunyai peranan

penting dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan tidak lainya

sebagai pengumpul data, mengelolanya menjadi informasi berupa laporan-

laporan saja, tetapi menjadi peranan bagi manajemen untuk fungsi perencanaan

alokasi dari pengukuran dan pengendalian, serta sistem informasi akuntansi

berguna untuk memberikan informasi bagi para pemakai sebagai dasar

pengambilan keputusan.

Bodnar & Hopwood (2014) menyatakan bahwa tugas awal dari sistem

informasi akuntansi adalah mengenali transaksi-transaksi yang akan diproses

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

13

13

oleh sistem. Seluruh pertukaran keuangan dengan entitas-entitas lain harus

direfleksikan dalam laporan keuangan perusahaan. Sistem informasi akuntansi

secara rutin memproses transaksi-transaksi moneter ini, seperti halnya juga

dengan transaksi-transaksi intern.

c. Ukuran Kualitas Nilai Sistem Informasi

Informasi adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk

memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.

Sebagaimana peranya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai

kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.

(Romney & Steibart, 2014:5) nilai informasi adalah keuntungan yang

dihasilkan oleh informasi dikurangi dengan biaya untuk memproduksinya.

Keuntungan informasi meliputi berkurangnya ketidakpastian, peningkatan

pengambilan keputusan, dan meningkatkan kemampuan untuk merencanakan

dan menjadwalkan aktivitas. Biaya ini mencakup waktu dan sumber daya yang

dihabiskan untuk menghasilkan dan mendistribusikan informasi. Biaya

infromasi dan keuntungan menjadi sulit untuk diukur, dan sulit untuk

ditentukan nilai informasinya sebelum dilakukan proses produksi dan

pemanfaatan. Nilai informasi yang diharapkan sebaiknya dihitung secara

efektif sehingga biaya untuk mendapatkan informasi tersebut tidak melebihi

keuntunganya.

Dalam menciptakan sebuah informasi harus memenuhi karakteristik

berikut agar menjadi informasi memiliki nilai yang berguna:

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

14

14

1) Relevan, dimana suatu informasi mengurangi ketidakpastian, meningkatkan

pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki ekspetasi

sebelumnya.

2) Reliebel, dimana bebas dari kesalahan atau bias, menyajikan kejadian dan

aktivitas organisasi secara akurat.

3) Lengkap, informasi tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian.

4) Tepat Waktu, sebuah informasi diberikan pada waktu yang tepat bagi

pengambil keputusan dalam mengambil keputusan.

5) Dapat Dipahami, yaitu disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan

jelas.

6) Dapat Diverifikasi, yaitu dua orang yang independen dan berpengetahuan di

bidangnya, dan masing-masing menghasilkan informasi yang sama.

7) Dapat Diakses, informasi yang tersedia untuk pengguna ketika mereka

membutuhkanya dan dalam format yang dapat digunakan

Agar dapat menghasilkan informasi yang diperlukan oleh para pembuat

keputusan, sistem informasi akuntansi harus melaksanakan tugas-tugas sebagai

berikut:

1) Mengumpulkan transaksi dan data lain serta memasukkannya ke dalam

sistem.

2) Memproses data transaksi.

3) Menyimpan data untuk keperluan dimasa mendatang.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

15

15

4) Menghasilkan informasi yang diperlukan dengan memproduksi laporan,

atau memungkinkan para pemakai untuk melihat sendiri data yang

disimpan di komputer.

5) Mengendalikan seluruh proses sedemikian rupa sehingga informasi yang

dihasilkan akurat dan dapat dipercaya

d. Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Sistem akuntansi merupakan salah satu sistem informasi diantara

berbagai sistem informasi yang digunakan oleh pihak manajemen dalam

mengelola perusahaan.

Menurut (Romney & Steibart, (2014:11), Sistem informasi akuntansi

terdiri dari 6 komponen:

1) Orang yang menggunakan sistem

2) Prosedur-prosedur dan intruksi yang digunakan untuk mengumpulkan,

memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi.

3) Data mengenai organisasi dan aktivitas bisnisnya.

4) perangkat lunak yang digunakan untuk mengolah data.

5) Infrastruktur teknologi informasi termasuk computer, peralatan pendukung

dan peralatan untuk komunikasi jaringan

6) Pengendalian internal dan pengukuran kemanan yang menyimpan data SIA.

e. Unsur - Unsur Sistem Informasi Akuntansi

Unsur suatu sistem akuntansi pokok menurut Mulyadi (2016:3) ada

beberapa unsur, yaitu :

1) Formulir

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

16

16

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya

transaksi. Contoh formulir : faktur penjualan, bukti kas keluar, dan cek.

2) Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data

lainya. Contoh jurnal : jurnal penerimaan kas, jurnal pembelian, jurnal

penjualan, dan jurnal umum.

3) Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari akun-akun yang digunakan untuk

meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

Akun-akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur

informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan.

4) Buku Pembantu

Buku pembantu (Subsidiary Ledger) terdiri dari akun-akun pembantu yang

merinci data keuangan yang tercantum dalam akun tertentu dalam buku

besar. Contoh buku pembantu : jika terdapat akun piutang pada sebuah

laporan posisi keuangan maka perlu dirinci menurut nama debitur sejumlah

orang yang tercantum, sehingga dapat dibentuk buku pembantu piutang

yang berisi akun-akun pembantu pitang kepada tiap-tiap debitur tersebut.

5) Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan berupa laporan posisi

keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, laporan harga

pokok produksi, laporan beban pemasaran, laporan beban penjualan, daftar

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

17

17

umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, laporan daftar saldo

persediaan.

f. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Setiap perusahaan pasti memiliki kompleks permasalahan yang

berskala besar dan kecil. Kegiatan operasi perusahaan yang besar menjadi

salah satu faktor yang harus dipelajari karena terdapat macam-macam kegiatan

operasi perusahaan yang dikerjakan, sehingga arus input dan output yang

menjadi kegiatan perusahaan harus diupayakan agar tepat pada tujuan

penggunaan. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk mampu merencanakan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh aktivitas usahanya dengan baik

agar tidak terjadi penyimpangan usaha.

Dibutuhkanya sistem informasi akuntansi adalah agar tujuan sistem

informasi akuntansi dapat dipertimbangkan dan dikembangkan. Ada beberapa

tujuan menurut (Mulyadi, 2016:15) sebagai berikut:

1) Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.

2) Memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik

informasi mengenai mutu, ketepatan penyajian informasi maupun struktur

informasinya.

3) Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu

untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan

untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaan perusahaan.

4) Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

18

18

g. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

beberapa uraian fungsi sistem informasi akuntansi menurut Kholidah,

(2017) adalah:

1) Pemrosesan data tentang transaksi dilakukan secara efisien dan efektif.

2) Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pembuatan-pembuatan

keputusan pihak manajemen.

3) Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset

organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia yang dibutuhkan,

akurat dan andal.

Berdasarkan poin-poin fungsi utama sistem informasi akuntansi diatas

maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi memiliki fungsi

untuk mendorong akuntansi agar dapat menghasilkan berbagai informasi

akuntansi yang efisien dan efektif dan memiliki manfaat lengkap yang secara

keseluruhan informasi akuntansi tersebut mengandung arti dan berguna bagi

pihak pemakai.

2. Persediaan

a. Pengertian Persediaan

Persediaan berdasarkan pernyataan Putra & Usriyati (2011) merupakan

barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk dijual

kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang digunakan

untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.

Persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi

Keuangan No. 14 (2015) adalah:

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

19

19

1) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa

2) Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut

3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses

produksi atau pemberian jasa.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

persediaan ialah barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dan bertujuan

untuk dijual kembali.

Persediaan merupakan elemen modal yang penting bagi siklus operasi

perusahaan, peran yang dimiliki sangat mempengaruhi ketika diperoleh,

dikelola, hingga dijual kembali oleh perusahaan. Persediaan sangat

membutuhkan perhatian khusus dari pengelolaan pihak manajemen. Bentuk

permasalahan pada persediaan pada akhirnya akan dihadapkan kepada bagian

manajemen karena keadaan perusahaan yang merugi akibat terjadinya

permasalahan seperti kekurangan atau kelebihan sebuah persediaan.

Persediaan memiliki beberapa kriteria menurut Syam (2014:212)

meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, persediaan

juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi, atau persediaan juga

mencakup barang dalam penyeleseian yang akan digunakan dalam proses

produksi. Barang yang dimiliki perusahaan ketika memenuhi kriteria seperti itu

maka barang tersebut ialah bentuk dari persediaan. Dengan demikian, sebuah

barang persediaan dapat dilihat dari jenis usaha perusahaan dan untuk apa

barang yang dimiliki dalam kegiatan operasi perusahaan.

b. Tujuan Persediaan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

20

20

Persediaan yang dijalankan perusahaan sudah tentu memiliki tujuan-

tujuan tertentu. Persediaan yang dijalankan memiliki tujuan untuk menjaga

tingkat persediaan pada tingkat yang optimal agar terdapat penghematan-

penghematan untuk persediaan tersebut. Hal tersebut dianggap penting untuk

dilakukan perhitungan persediaan agar dapat menunjukkan hasil dari tingkat

persediaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat menjaga kontinuitas

produksi dengan pengorbanan atau pengeluaran biaya yang ekonomis. Berikut

beberapa tujuan persediaan, yaitu:

1) Untuk dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan

cepat (memuaskan konsumen).

2) Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak

mengalami kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya proses

produksi.

3) Untuk mempertahankan dan bila mungkin meningkatkan penjualan dan

laba perusahaan.

4) Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat

mengakibatkan biaya menjadi besar.

5) Menjaga supaya penyimpanan dalam emplacement tidak besar-besaran,

karena mengakibatkan biaya menjadi besar.

c. Jenis Persediaan

Jenis persediaan menurut Mulyadi, (2016:464) dijelaskan berdasarkan

pada tipe persediaan dan penjelasan transaksi yang mempengaruhinya, yaitu:

1) Persediaan produk jadi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

21

21

Transaksi yang berkaitan adalah produk selesei diproduksi, penjualan, retur

penjualan, perhitungan fisik persediaan.

2) Persediaan produk dalam proses

Transaksi yang berkaitan adalah produk selesei diproduksi, perhitungan

fisik persediaan.

3) Persediaan bahan baku

Transaksi yang berkaitan yaitu pembelian, retur pembelian, pemakaian

barang gudang (dicatat sebagai biaya bahan baku), pengembalian barang

gudang, perhitungan fisik persediaan.

4) Persediaan bahan penolong

Transaksi yang berkaitan yaitu pembelian, retur pembelian, pemakaian

barang gudang (dicatat sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya),

perhitungan fisik persediaan.

5) Persediaan perlengkapan pabrik dan persediaan suku cadang

Transaksi yang berkaitan yaitu pembelian, retur pembelian, pemakaian

barang gudang (dicatat sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban

administrasi dan umum, serta beban pemasaran), pengembalian baarang

gudang, perhitungan fisik persediaan.

Persediaan pada sebuah perusahaan memiliki bermacam-macam

model, karena bentuk perusahaan sendiri terdapat perusahaan dagang,

perusahaan manufaktur, dan perusahaan jasa. Persediaan pada sebuah

perusahaan akan lebih detail terlihat ketika dapat melihat jenis kegiatan usaha

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

22

22

perusahaan. Adapun jenis persediaan dilihat dari perusahaan menurut (Syam,

2014:213):

a) Persediaan perusahaan dagang

Untuk perusahaan dagang hanya terdapat persediaan barang dagangan sebab

tidak melakukan proses produksi. Tujuan dan fungsi tersendiri dari

perusahaan dagang adalah membeli barang untuk dijual kembali dalam

bentuk semula dengan kata lain barang yang dijual tersebut tanpa diolah

lebih lanjut dan senadainya ada pengolahan hanya terbatas pada

pembungkusan atau memberi kemasan khusus yang lebih menarik.

Misalnya perusahaan dagang antara lain toko, supermarket, department

store.

b) Persediaan perusahaan manufaktur

Pada perusahaan industri atau manufaktur mempunyai fungsi yang lebih

komplek yaitu membeli bahan baku dan bahan lainya untuk diolah dalam

proses produksi dan hasilnya berupa produk baru yang disebut produk jadi.

Selanjutnya produk jadi tersebut kemudian dijual. Persediaan pada

perusahaan manufaktur dikelompokan menjadi 3 bagian, yaitu:

(1) Persediaan bahan baku, yaitu barang berwujud yang dibeli atau

diperoleh dengan cara lain dan disimpan untuk penggunaan langsung

dalam membuat barang untuk dijual kembali.

(2) Persediaan dalam proses, yaitu Barang-barang yang membutuhkan

pemprosesan lebih lanjut sebelum penyelesaian dan penjalan. Barang

dalam proses, juga disebut persediaan barang dalam proses, meliputi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

23

23

biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan alokasi biaya

overhead pabrik yang terjadi sampai tanggal tersebut.

(3) Persediaan barang jadi, meliputi biaya bahan langsung, tenaga kerja

langsung, dan alokasi biaya overhead pabrik yang berkaitan dengan

manfaktur.

Dalam perusahaan jasa tidak memilik persediaan karena yang dijual

adalah jasa. Contoh perusahaan jasa yaitu jasa angkutan, pendidikan, rumah

sakit, perbengkelan.

d. Perencanaan dan pengendalian persediaan

Pada sebuah perusahaan elemen yang sangat berpengaruh dalam modal

kerja adalah persediaan. Persediaan dikatakan optimal ketika persediaan itu

dapat menjamin kelancaran proses usaha suatu perusahaan. Dalam suatu

perusahaan persediaan sangatlah penting karena kelancaran dan kelangsungan

operasi perusahaan akan tergantung pada ada tidaknya sebuah persediaan.

Tanpa adanya persediaan jelas sebuah perusahaan akan tidak akan berfungsi

sama sekali.

Persediaan merupakan pos yang penting karena secara material dapat

mempengaruhi laporan rugi laba dan neraca. Pada dasarnya persediaan tersebut

meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, lalu juga

meliputi barang jadi yang telah diproduksi, dan meliputi barang dalam

penyeleseian yang sedang diproduksi, serta perlengkapan yang akan digunakan

dalam proses produksi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

24

24

Fokus perencanaan dan pengendalian pada persediaan ini adalah

mekanisme persediaan obat dan peralatan medis rumah sakit yang berarti

berupa harta yang dimiliki rumah sakit dengan tujuan untuk diperjual belikan

pada orang yang dirawat inap atau orang yang berobat ke rumah sakit.

e. Formulir

Formulir merupakan secarik kertas yang memiliki ruang untuk diisi.

Formulir sangat penting artinya dalam menjalankan sebuah organisasi. Hampir

semua peristiwa dalam perusahaan, seorang akuntan pasti melibatkan formulir,

dengan formulir akan ada rekaman kejadian transaksi apa saja yang terjadi.

Pemakain formulir akan melibatkan berbagai bagian didalam perusahaan sesuai

pemetakan pembagian prosedur yang disusun. Formulir harus disusun teliti dan

secermat mungkin sehingga dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak

yang membutuhkan.

Adapun manfaat formulir menurut (Mulyadi, 2016:61) yaitu:

1) Menetapkan tanggung jawab timbulnya trnsaksi bisnis perusahaan.

2) Merekam data transaksi bisnis perusahaan

3) Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua

kejadian dalam bentuk tulisan.

4) Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di dalam

organisasi yang sama atau ke organisasi lain.

Selain itu terdapat juga penggolongan formulir menurut (Mulyadi,

2016:63) yaitu:

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

25

25

1) Golongan formulir menurut sumbernya, dalam golongan ini formulir

dibedakan menjadi 3 golongan :

(a) Formulir yang dibuat dan disimpan dalam perusahaan.

(b) Formulir yang dibuat dan dikirimakan kepada pihak luar perusahaan.

(c) Formulir yang diterima dari pihak luar perusahaan.

2) Golongan Formulir menurut tujuan penggunaanya, dalam golongan ini

terdapat 2 tujuan penggunaanya yaitu:

(a) Formulir yang dibuat untuk meminta dilakukanya suatu tindakan.

(b) Formulir yang digunakan untuk mencatat tindakan yang telah

dilaksanakan.

f. Dokumen

Dokumen sering pula disebut sebagai formulir, hanya memiliki

perbedaan pada acara penggunaanya yang bergantian. Berdasarkan pendapat

(Mulyadi, 2016:73) dokumen dibagi menjadi 2 macam golongan, yaitu:

1) Dokumen Sumber (Source Document) yaitu dokumen yang dipakai sebagai

dasar pencatatan ke dalam jurnal atau buku pembantu.

2) Dokumen Pendukung (Supporting Document) yaitu dokumen yang melapiri

dokumen sumber sebagai bukti sahihnya transaksi yang direkam dalam

dokumen sumber.

h. Prosedur Pembelian

Sistem pembeliaan digunakan dalam perusahaan untuk pengadaaan

barang yang diperlukan oleh perusahaan. Adapun beberapa fungsi yang

menyerupai proses pengelolaan persdiaan karena 2 komponen tersebut saling

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

26

26

berhubungan satu sama lain. Berikut pendapat Mulyadi, (2016:244) mengenai

fungsi yang terkait dengan prosedur pembelian, yaitu:

1) Fungsi Gudang

Dalam proses pembelian fungsi gudang bertanggung jawab untuk

mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan yang

ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi

penerimaan. Untuk barang-barang yang langsung pakai (tidak ada

persediaan barangnya di gudang), permintaan pembelian diajukan oleh

pemakai barang.

2) Fungsi pembeliaan

Fungsi pembelian bertanggung jawab untuk memperoleh informasi

mengenai harga barang, menentukan pasokan yang dipilih dalam pengadaan

barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih.

3) Fungsi Penerimaan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan terhadap

jenis, mutu, dan kuantitas barang yang diterima dari pemasok guna

menentukan apakah barang tersebut dapat diterima atau tidak oleh

perusahaan.

4) Fungsi Akuntansi

Fungsi akuntansi yang berkaitan dengan transaksi pembelian adalah

fungsi pencatat utang dan fungsi pemcatat persediaan. Fungsi pencatat

hutang adalah bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke

dalam register bukti kas keluar dan untuk menyelenggarakan arsip dokumen

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

27

27

sumber (bukti kas keluar) yang berfungsi sebagai catatan utang atau

menyelenggarakan kartu utang sebagai buku pembantu utang. Lalu jika

fungsi pencatatan persediaan bertanggung jawab mencatat harga pokok

persediaan barang yang dibeli ke dalam kartu persediaan. Secara garis besar

transaksi pembelian mencakup prosedur berikut:

(a) Fungsi gudang mengajukan permintaan pembelian ke fungsi pembelian

(b) Fungsi pembelian meminta penawaran harga dari berbagai pemasok

(c) Fungsi pembelian menerima penawaran harga dari berbagai pemasok

dan melakukan pemilihan pemasok

(d) Fungsi pembelian membuat order pembelian kepada pemasok yang

dipilih

(e) Fungsi penerimaan memeriksa dan menerima barang yang dikirim oleh

pemasok

(f) Fungsi penerimaan menyerahkan barang yang diterima kepada fungsi

gudang untuk disimpan

(g) Fungsi penerimaan melaporkan penerimaan barang kepada fungsi

akuntansi

(h) Fungsi akuntansi menerima faktur tagihan dari pemasok dan atas dasar

faktur dari pemasok tersebut, fungsi akuntansi mencatat kewajiban yang

timbul dari transaksi pembelian.

3. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

a. Gambaran Umum Sistem Akuntansi Persediaan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

28

28

Persediaan merupakan salah satu bentuk harta yang memiliki sifat

sensitif terhadap pengaruh penurunan harga pasar, kerusakan, pencurian,

kekurangan atau kelebihan biaya akibat salah arus. Oleh sebab itu menurut

Achmad, (2016) perlu adanya suatu sistem informasi akuntansi yang baik agar

pengelolaan persediaan dapat terlaksana secara efektif.

Sebuah kejadian proses pembelian, proses pemakaian, hingga proses

penjualan merupakan salah satu proses terbentuknya sistem persediaan. Sistem

informasi akuntansi persediaan dibentuk untuk menangani sebuah transaksi

yang berkaitan dengan pemindahan dari sebuah proses persediaan yang

disimpan di gudang.

Sebuah sistem informasi akuntansi persediaan saling berkaitan dengan

sistem lainya seperti pendapatan Mulyadi, (2016) yang menyatakan bahwa

sebuah sistem pasti memiliki unsur yang berhubungan satu dengan sistem yang

lainya, sehingga sebuah sistem tidak akan berdiri sendiri. Contoh sistem pada

persediaan adalah sistem pembelian, sistem retur pembelian, sistem penjualan,

sistem retur penjualan.

Midjan & Susanto, dalam Achmad (2016) mengungkapkan pentingnya

sistem informasi akuntansi persediaan yaitu:

1) Sebagian kekayaan perusahaan terutama perusahaan dagang dan industri

pada umumnya tertanam pada persediaan. Sehingga perlu disusun sistem

dan prosedur agar persediaan selain dapat ditingkatkan efisiensinya tetapi

juga dapat ditingkatkan keefektifitasanya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

29

29

2) Persediaan bagi perusahaan dagang dan industri harus diamankan dari

kemungkinan terjadinya pencurian, terbakar, kerusakan, dan hal lainya

yang berkaitan dengan hal yang dapat merugikan perusahaan.

3) Persediaan harus ditangani dengan baik selain penyimpangan dan

pengeluaranya juga dan kualitas akan mempengaruhi baik terhadap hasil

produksi maupun terhadap harga jualnya.

b. Organisasi yang Terkait dengan Persediaan

Organisasi merupakan rangkaian tugas-tugas yang dikelompokan ke

dalam fungsi-fungsi yang ada sehingga menjadi satu kesatuan untuk diarahkan

sehingga secara terus menerus mengembangkan proses organisasi agar selalu

optimal.

Menurut Baridwan (2008) terdapat 3 departementalisasi dalam

organisasi suatu perusahaan, meliputi:

1) Departementalisasi berdasarkan fungsi, dimana merupakan cara

mengorganisasi dengan memisahkan setiap fungsi yang penting dalam

organisasi itu.

2) Departemen berdasarkan produk, dimana biasanya masih terdapat fungsi-

fungsi penjualan, produksi, keuangan dan fungsi lainya tetapi tetap ada

penekanan terhadap jenis produk dan dikumpulkan sesuai jenis produk

yang berhubungan.

3) Departementalisasi berdasarkan daerah, dimana struktur ini hampir sama

dengan struktur departementalisasi berdasarkan produk dan struktur ini

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

30

30

cocok dipakai oleh perusahaan yang lokasi bagian-bagianya terpisah

diberbagai tempat.

Berdasarkan kaitan antara organisasi dengan sistem terdapat beberapa

hal yang dikaitkan untuk mengetahui sistem tugas tersendiri dari organisasi.

Ada beberapa yang harus diketahui mengenai fungsi departemen akuntansi

persediaan menurut (Mulyadi, 2016:487) yaitu:

a) Panitia perhitungan fisik persediaan

Pada fungsi ini panitia melaksanakan perhitungan fisik persediaan

dan menyerahkan hasil perhitungan tersebut kepada bagian kartu persediaan

untuk digunakan sebagai dasar penyesuaian terhadap catatan persediaan

dalam kartu persediaan.

b) Fungsi akuntansi

Fungsi ini berhubungan dengan fungsi perhitungan fisik persediaan

sehingga tugas tanggung jawab fungsi akuntansi yaitu:

(1) Untuk mencantumkan harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke

dalam daftar hasil perhitungan fisik.

(2) Untuk mengkalikan kuantitas barang dan harga pokok per satuan yang

tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik.

(3) Untuk mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil perhitungan

fisik

(4) Untuk melakukan penyesuaian terhadap kartu persediaan berdasarkan

data hasil perhitungan fisik persediaan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

31

31

(5) Untuk memuat bukti memorial untuk mencatat penyesuaian data

persediaan dalam jurnal umum berdasarkan hasil perhitungan fisik

persediaan.

c) Fungsi gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan penyesuaian data

kuantitas persediaan yang ducatat dalam kartu gudang berdasarkan hasil

perhitungan fisik persediaan. Sedangkan berdasarkan pendapat (Riskiawati,

2014) pengelolaan persediaan meliputi:

(1) Prosedur permintaan pembelian barang persediaan.

(2) Prosedur order pembelian persediaan.

(3) Prosedur penerimaan persediaan.

(4) Prosedur pencatatan transaksi pembelian.

(5) Prosedur pencatatan penerimaan persediaan dibagian gudang

(6) Prosedur pengeluaran barang.

4. Sistem Pengendalian Internal

a. Pengertian Sistem Pengendalian internal Persediaan

Pengendalian internal secara umum merupakan proses yang dijalankan

untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan dari pengendalian

dapat dicapai. Sistem pengendalian meliputi struktur organisasi, metode, dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisien dan

mendorong dipatuhkanya kebiajakan yang ditetapkan manajemen (Mulyadi,

2016:129).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

32

32

Sistem pengendalian merupakan salah satu kebijakan dan prosedur yang

membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan

dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan

telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan. Sistem pengendalian

persediaan dapat dilakukan secara manual dan komputerisasi atau kombinasi

keduanya menurut (Putra & Usriyati, 2011) :

1) Sistem Arsip Kartu

Dengan sistem arsip kartu biasanya berisikan satu kartu untuk setiap satuan

persediaan. Jika satuan dijual, kartu yang bersesuaian ditempatkan dan

diperbaharui. Sama misalnya, kartu-kartu diperbarui jika bahan baru

diterima.

2) Sistem Komputerisasi

Pencatatan penyimpanan yang dapat dibaca komputer ditegaskan untuk

setiap satuan barang. Transaksi-transaksi dicatat jika satuan barang

dikeluarkan atau diterima. komputer menerapkan aturan keputusan dengan

meramalkan permintaan, dan memonitor kerja sistem persediaan.

b. Tujuan Sistem Pengendalian Intern Persediaan

Pengendalian persediaan menekankan tujuan yang hendak dicapai. Hal

tersebut berlaku baik dalam perusahaan yang mengelolah informasi secara

manual maupun komputer. Sistem pengendalian persediaan terdiri dari

tindakan-tindakan dengan tujuan untuk melindungi harta milik perusahaan.

Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Adapun tujuan pengendalian menurut (Putra & Usriyati, 2011) adalah:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

33

33

1) Menjaga kekayaan organisasi

2) Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

3) Mendoro efisiensi

4) Mendorong dipatuhinya kebijakan akuntansi

c. Pengendalian Intern Sistem penghitungan Fisik Persediaan

Menurut teori Mulyadi (2016:489) pengendalian intern persediaan dapat

dijelaskan berdasarkan unsur perhitungan fisik persediaan, adapun

pengendalian intern persediaan perhitungan fisik digolongkan menjadi 3 yaitu:

1) Organisasi

(a) Penghitungan fisik persediaan harus dilakukan oleh suatu panitia yang

terdiri dari fungsi pemegang kartu penghitungan fisik, fungsi

penghitung, dan fungsi pengecek.

(b) Panitia yang dibentuk harus terdiri dari karyawan selain karyawan

fungsi gudang dan fungsi akuntansi persediaan karena karyawan di

kedua fungsi inilah yang justru dievaluasi tanggungjawabnya atas

persediaan.

2) Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

(a) Daftar hasil perhitungan fisik persediaan ditangani oleh ketua panitia

penghitungan fisik persediaan.

(b) Pemindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lainya harus dilakukan

sesuai surat permintaan yang telah disetujui oleh yang berwewenang.

(c) Harga satuan yang tercantum dalam daftar hasil perhitungan fisik

berasal dari kartu persediaan yang bersangkutan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

34

34

(d) Adjusment terhadap kartu persediaan didasarkan pada informasi

(kuantitas maupun harga pokok total) tiap jenis persediaan yang

tercantum dalam daftar penghitungan fisik.

3) Praktek yang Sehat

(a) Kartu penghitungan fisik bernomer urut tercetak dan penggunaanya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi pemegang kartu penghitungan

fisik.

(b) Penghitungan fisik setiap jenis persediaan dilakukan dua kali secara

independen, pertama kali oleh penghitung dan kedua kali oleh

pengecek.

(c) Kuantitas dan data persediaan yang lain yang tercantum dalam bagian

ke tiga dan bagian ke dua kartu perhitungan fisik dicocokan oleh fungsi

pemegang kartu penghitugan fisik sebelum data yang tercantum dalam

bagian ke dua kartu penghitungan fisik dicatat dalam daftar hasil

penghitungan fisik.

(d) Peralatan dan metode yang digunakan untuk mengukur dan menghitung

kuantitas persediaan harus dijamin ketelitiannya.

5. Flowcart

a. Gambaran umum flowcart

Berdasarkan pernyataan Romney & Steibart, (2014:41) flowcart / bagan

alir merupakan teknik analitis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan

beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

35

35

Flowchart digunakan baik oleh auditor maupun oleh personel sistem.

Pemakaian flowcart meluas seiring dengan berkembangnya komputerisasi

pemrosesan disetiap pemrosesan data bisnis. Sehingga pemakain yang meluas

ini memicu perlunya keseragaman simbol yang digunakan. Maka dari itu

mengetahui bahwasanya penggunaan flowcart atau bagan alir mrmiliki manfaat

dibandingkan dengan uraian tertulis dalam membuat sebuah sistem. Berikut

manfaat yang dipaparkan menurut (Mulyadi, 2016:49):

a) Gambaran sistem menyeluruh lebih mudah diperoleh dengan menggunakan

bagan alir.

b) Perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan menggunakan bagan

alir.

c) Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang-bidang yang

melakukan perbaikan lebih mudah ditemukan dengan bagan alir.

d) Dokumen sistem akuntansi dilakukan dengan menggunakan bagan alir.

b. Jenis-jenis bagan alir

Menurut Romney & Steibart (2014:68) dalam proses mengilustrasikan

flowchart terdapat beberapa macam bagan yang dapat dipahami yaitu:

1) Bagan alir dokumen (documen flowchart) dikembangkan untuk

mengilustrasikan dokumen dan data antar area pertanggungjawaban dalam

organisasi. Bagian ini menelusuri dokumen dari awal hingga akhir,

menunjukan setiap dokumen dimulai, didistribusi, disposisi, dan semua hal

yang terjadi saat mengalir lewat sistem.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

36

36

2) Bagan alir pengendalian internal (internal control flowchart) digunakan

untuk menjelaskan, menganalisis, dan mengevaluasi pengendalian internal.

3) Bagan alir sistem (system flowchart) menggambarkan hubungan antar input,

process dan output sistem.

Proses sistem informasi akuntansi dengan bagan alir memiliki kaitan

yang berasal dari dasar pengertian sistem informasi akuntansi yang memiliki

makna tersendiri. Sistem adalah masukan (input) yaitu aktivitas yang dapat

mentransformasikan input menjadi output. Selanjutnya Informasi merupakan

suatu bentuk keluaran (output) yaitu proses pengelolahan informasi yang telah

tersusun dengan baik dan mempunyai arti bagi penerimanya, sehingga dapat

digunakan sebagai dasar untuk mengambil keputusan oleh manajemen.

Sedangkan akuntansi yang memiliki makna proses yaitu adanya proses yang

dimulai dari pengelolaan atas transaksi, pencatatan, dan laporan akuntansinya,

dengan demikian informasi yang dihasilkan berguna dalam penilaian dan

pengambilan keputusan bagi pengguna sistem. Sebuah sistem lebih mudah

digunakan ketika bisa memahami dengan adanya sebuah proses yaitu input,

proses, dan output. Pada dasarnya input merupakan bagian dari sistem yang

bertugas untuk menerima data masukan dimana data dapat berupa asal

masukan, frekuensi masukan data dan jenis masukan data. Jika proses

merupakan bagian yang mengolah data menjadi informasi sesuai dengan

keinginan pemakai. Sedangkan output merupakan keluaran atau tujuan dari

sistem yang didapat dari input dan proses yang dilakukan.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

37

37

Pada bagan alir terdapat juga simbol-simbol yang memiliki kaitan

dalam proses pengilustrasian bagan alir. Berdasarkan pendapat (Bodnar &

Hopwood, 2006) bahwasanya ANSI (American National Standar Flowchart

symbols and Their Usage in Information Processing) mendefisikan

bahwasanya flowchart memiliki kategori tentang kelompok simbol. Terdapat

beberapa kelompok yaitu simbol dasar, simbol simbol input/output, simbol

proses, dan simbol tambahan.

Simbol dasar mencakup simbol input/output, simbol proses, simbol arus

data, serta simbol anotasi (komentar). Simbol-simbol ini terkait dengan fungsi

dasar pemrosesan data. Simbol input/output menggambarkan suatu fungsi dari

input/output, yaitu menggunakan data tersedia untuk diproses dan mencatat

informasi hasil suatu pemrosesan. Sebagai contoh, keyboard digunakan untuk

memasukan data untuk diproses.

Dilain makna simbol proses menggambarkan setiap fungsi pengolahan

data. Sebagai contoh, eksekusi serangkaian operasi yang menyebakan

perubahan nilai informasi, bentuk informasi, atau lokasi informasi. Data yang

telah diproses nantinya akan dikeluarkan dalam bentuk kertas.

c. Flowchart prosedur pembelian

Berikut merupakan pengilustrasian flowchart prosedur pembelian

berdasarkan pendapat (Krismiaji, 2010):

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

38

Gambar 1.1 Flowchart Prosedur Pembelian

Bagian Pembelian

Ke Bagian

Utang

Ke Bagian

Utang

Mulai

Membuat

SPP

3 2

1 Permintaan pembelian

1 N

1 Permintaan pembelian

2

2

6

3 Order

pembelian

Cocokan

dengan LPB

2 LPB

1 LPB

Permintaan 2

pembelian

Order 3

pembelian

N

1 LPB

Bagian Gudang

7 4

Ke Bagian

Utang

1

Memilih

pemasok

Permintaan 1 pembelian

5 4

3 2

N

2 3

3 LPB

2 Order

pembelian

1 Permintaan pembelian

Pemberitahuan

Cocokan

dengan LPB

N

Supplier

Order 1

pembelian

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

39

Gambar 1.2 Flowchart Prosedur Pembelian Lanjutan

Keterangan:

Berdasarkan ilustrasi flowchart prosedur pembelian menurut pada skema

flowchart diatas maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Permintaan pembelian dimulai pada saat bagian persediaan memberikan

informasi ke bagian logistik bahwasanya stok barang dalam logistik sudah

berkurang sudah mencapai batas minimum maka bagian logistik akan membuat

permintaan ke bagian pembelian dengan membuat surat permintaan pembelian

(SPP) sejumlah 3 rangkap untuk didistribusikan kepada:

a. Lembar 1 untuk bagian pembelian

Supplier

1 Order

pembelian

Kirim

Barang dan

faktur

Faktur Pembelian

Faktur Pengepakan

Pemberitahuan

4 5 Ke Bagian

Utang

Bagian Penerimaan Barang

3 5

Order pembelian

Slip Pengepakan

Periksa Barang,

bandingkan dengan

OP, buat LPB

4 Order

pembelian

4

3

2 1

Laporan Penerimaan Barang

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

40

b. Lembar 2 untuk bagian gudang

c. Lembar 3 untuk bagian utang

2. Bagian pembelian menerima surat permintaan pembelian (SPP) lembar ke 1

dari bagian gudang dan memproses permintaan atas pembelian tersebut dengan

memilih pemasok dari daftar pemasok yang telah disetujui. Selanjutnya ketika

pemasok sudah ditentukan, maka bagian pembelian akan membuat order

pembelian (OP) 5 rangkap yang sudah disetujui pihak yang bertanggung jawab

atas pembelian. Order pembelian akan didistribusikan kepada:

a. Lembar 1 untuk pemasok

b. Lembar 2 untuk diarsipkan sementara pada bagian pembeliaan

c. Lembar 3 untuk bagian gudang

d. Lembar 4 untuk bagian penerimaan barang

e. Lembar 5 untuk bagian utang

Surat permintaan pembelian (SPP) lembar 1 dan order pembelian (OP)

lembar ke 2 diarsipkan sementara pada bagian pembelian.

3. Pemasok menerima order lembaran ke 1 dari bagian pembelian dan akan

memproses permintaan pembelian dan segera mengirimkan barang dengan

disertai bukti yaitu:

a. Faktur yang dikirmkan ke bagian utang

b. Slip pengepakan yang dikirmkan ke bagian penerimaan barang

c. Surat pemeritahuan yang dikirmkan kepada bagian pembelian.

4. Bagian penerimaan barang menerima barang yang dikirim oleh pemasok yang

disertai bukti slip pengepakan. Selanjutnya bagian penerimaan barang akan

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

41

melakukan pemeriksaan barang dan melakukan pencocokan berdasarkan order

pembelian lembar ke 3 yang diterima bagian pembelian saat proses order

pembelian. Ketika sudah dicocokan dan dikatakan sesuai maka bagian

penerimaan barang akan membuat laporan permintaan barang (LPB) yang

nantinya didistribusikan kepada:

a. Lembar 1 untuk bagian gudang

b. Lembar 2 untuk bagian gudang

c. Lembar 3 untuk bagian pembelian

d. Lembar 4 diarsipkan bagian penerimaan.

5. Bagian logistik menerima laporan penerimaan barang (LPB) lembar ke 1 dan

lembar ke 2 dari bagian penerimaan, maka bagian logistik diharuskan

melakukan pencocokan antara surat permintaan pembelian lembar ke 2, surat

order pembelian ke 3, dan laporan penerimaan barang lembar ke 1 diarsipkan

bagian logistic sebagai laporan.

6. Bagian pembelian menerima laporan penerimaan barang (LPB) lembar ke 3

dari bagian penerimaan barang. Selanjutnya bagian pembelian melakukan

pencocokan antara surat permintaan pembelian (SPP) lembar 1, Order

pembelian (OP) lembar 2, dan laporan penerimaan barang (LPB) lembar ke 3

yang diarsipkan berdasarkan nomor urut cetak.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

42

4) Flowchart Prosedur penerimaan barang

Supplier Petugas Gudang Keuangan

Berikut ini merupakan penjelasan atas proses dari flowchart sistem

penerimaan barang menurut (Krismiaji, 2010) :

Mulai

Mengirim

barang

Barang

Proses

Faktur

Faktur

Komplai

n

Faktur

Barang

Faktur

Selesei

Pengecekan barang

dengan PO

PO

Cocok?

Tidak

Update Stock

Ya

Stok

Surat

Hutang

Surat

Hutang

Selesei

Gambar 1.3 Flowchart Prosedur Penerimaan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu A.1 Tabeleprints.umm.ac.id/39985/3/BAB II.pdf · • Analisis prosedur penerimaan peralatan medis • Analisis prosedur pengeluaran

43

1. Setelah dilakukanya pengiriman barang oleh pihak pemasok, kemudian

pada bagian penanggungjawaban gudang menerima barang beserta

fakturnya.

2. Dilakukan pengecekan barang beserta daftar pesanan pembelian oleh

bagian gudang apakah sudah sesuai atau tidak.

3. Jika pada pengecekan terjadi ketidak cocokan maka dilakukan proses retur

barang ke supplier.

4. Apabila barang sesuai pesanan maka bagian penanggungjawab gudang

melakukan stok opname dan selanjutnya bagian gudang membuat surat

hutang untuk diserahkan kepada bagian keuangan.