BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian...

24
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian ini adalah sebagai berikut; Penelitian oleh Ferdiansyah (2016) yang berjudul “Analisis Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi Pengangguran Di Provinsi Jawa Timur”. Pada penelitian ini penulis ingin meneliti seberapa besar pengaruh investasi, PDRB, dan tingkat upah minimum terhadap pengangguran di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini mengacu pada alat analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, menunjukkan bahwa investasi, dan PDRB memiliki kecenderungan hubungan positif dan kuat terhadap jumlah pengangguran. Sedangkan variabel upah berpengaruh negatif terhadap pengangguran di Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya, Anti (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Jawa Tengah Tahun 1991-2011”. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi faktor pengangguran di Jawa Tengah pada tahun 1991-2011. Metode analisis yang digunakan adalah jenis data sekunder yaitu berupa data deret berskala (time series). Sedangkan alat analisisnya menggunakan regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Dari hasil penelitian hanya menunjukkan bahwa variabel PDRB, inflasi, dan upah minimum

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi untuk

penelitian ini adalah sebagai berikut;

Penelitian oleh Ferdiansyah (2016) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Pengangguran Di Provinsi Jawa Timur”. Pada penelitian ini

penulis ingin meneliti seberapa besar pengaruh investasi, PDRB, dan tingkat upah

minimum terhadap pengangguran di Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini mengacu

pada alat analisis statistik deskriptif dan analisis korelasi. Berdasarkan analisis

yang dilakukan, menunjukkan bahwa investasi, dan PDRB memiliki

kecenderungan hubungan positif dan kuat terhadap jumlah pengangguran.

Sedangkan variabel upah berpengaruh negatif terhadap pengangguran di Provinsi

Jawa Timur.

Selanjutnya, Anti (2014) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran Di Jawa Tengah

Tahun 1991-2011”. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui variabel

apa saja yang mempengaruhi faktor pengangguran di Jawa Tengah pada tahun

1991-2011. Metode analisis yang digunakan adalah jenis data sekunder yaitu

berupa data deret berskala (time series). Sedangkan alat analisisnya menggunakan

regresi linier berganda dengan metode Ordinary Least Square (OLS). Dari hasil

penelitian hanya menunjukkan bahwa variabel PDRB, inflasi, dan upah minimum

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

8

memiliki pengaruh signifikasi 1%. Sedangkan hanya pertumbuhan penduduk yang

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pengangguran.

Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh

Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum dan Indeks Pembangunan Manusia

Terhadap Tingkat Pengangguran Di Jawa Tengah”. Penelitian ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui variabel apa saja yang mempengaruhi

pengangguran di Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode alat analisis

regresi data panel dan GIS. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

pertumbuhan ekonomi, upah minimum dan indeks pembangunan manusia

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran. Variabel pertumbuhan

ekonomi dan upah minimum berpengaruh negatif sedangkan indeks pembangunan

manusia berpengaruh positif.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah perbedaan dan

pengembangan. Perbedaannya terdapat pada pada variabel bebasnya yaitu PDRB,

IPM, dan PMA. Selain itu perbedaan terdapat pada objek yang diteliti.

Pengembangan penelitian ini dengan terdahulu hanya terdapat pada periodenya

saja.

B. Teori dan Kajian Pustaka

Dalam landasan teori ini membahas tentang hal-hal yang terkait dengan

tingkat pengangguran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti, Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), PMA dan IPM.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

9

1. Pengangguran

a. Pengertian Pengangguran

Pengangguran merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika

sesorang tidak memiliki pekerjaan tetapi mereka sedang melakukan usaha

secara aktif dalam empat minggu terakhir untuk mencari pekerjaan

(Kaufman dan Hotchkiss,1999). Pengangguran merupakan suatu keadaan

di mana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin

mendapatkan pekerjaan tetapi mereka belum dapat memperoleh pekerjaan

tersebut (Sadono Sukirno, 1994).

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali atau

bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan

berusaha memperoleh pekerjaan (Payaman J. Simanjutak,1985).

b. Jenis-Jenis Pengangguran

Berdasarkan penyebabnya, pengangguran dapat dibagi empat

kelompok (Sadono Sukirno, 1994) :

1. Pengangguran normal atau friksional

Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran sebanyak dua

atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka ekonomi itu sudah

dipandang sebagai mencapai kesempatan kerja penuh. Pengangguran

sebanyak dua atau tiga persen tersebut dinamakan pengangguran normal

atau pengangguran friksional. Para penganggur ini tidak ada pekerjaan

bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari

kerja lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat,

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

10

pengangguran adalah rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sebaliknya

pengusaha susah memperoleh pekerja, Akibatnya pengusaha menawarkan

gaji yang lebih tinggi. Hal ini akan mendorong para pekerja untuk

meninggalkan pekerjaanya yang lama dan mencari pekerjaan baru yang

lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses

mencari kerja baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong

sebagai penganggur. Mereka inilah yang digolongkan sebagai

pengangguran normal.

2. Pengangguran siklikal

Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya

permintaan agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan

produksi. Lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran

berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat menurun

dengan banyaknya. Misalnya, di negara-negara produsen bahan mentah

pertanian, penurunan ini mungkin disebabkan kemerosotan harga-harga

komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-

perusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami

kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan

permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi

pekerja atau menutup perusahaanya, sehingga pengangguran akan

bertambah. Pengangguran dengan wujud tersebut dinamakan

pengangguran siklikal.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

11

3. Pengangguran struktural

Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan

terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran.

Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor berikut:

wujudnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi

permintaan ke atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi

dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri itu sangat

menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain.

Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industry

tersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan

menjadi penganggur. Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai

pengangguran struktural. Dinamakan demikian karena disebabkan oleh

perubahan struktur kegiatan ekonomi.

4. Pengangguran teknologi

Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian

tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Racun lalang dan

rumput, misalnya, telah mengurangi penggunaan tenaga kerja untuk

membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lain. Begitu juga

mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang,

memotong rumput, membersihkan kawasan, dan memungut hasil.

Sedangkan di pabrik-pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja-

kerja manusia. Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin

dan kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

12

c. Ciri-ciri Pengangguran

Berdasarkan cirinya, Pengangguran dibagi ke dalam empat

kelompok (Sadono Sukirno, 1994) :

1. Pengangguran terbuka

Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan

pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai

akibatnya dalam perekonomian semakin banyak jumlah tenaga kerja yang

tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini di dalam suatu

jangka masa yang cukup panjang mereka tidak melakukan suatu

pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan separuh waktu, dan

oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka

dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari

kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau

sebagai akibat dari kemunduran perkembangan sesuatu industri.

2. Pengangguran tersembunyi

Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa.

Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga

kerja yang digunakan tergantung pada banyak faktor, faktor yang perlu

dipertimbangkan adalah besar kecilnya perusahaan, jenis kegiatan

perusahaan, mesin yang digunakan (apakah intensif buruh atau intensif

modal) dan tingkat produksi yang dicapai. Di banyak negara berkembang

seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi

adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

13

menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang

digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contoh-

contohnya ialah pelayan restoran yang lebih banyak dari yang diperlukan

dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar yang

mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.

3. Pengangguran bermusim

Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan

perikanan. Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat

melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada musim

kemarau pula para petani tidak dapat mengerjakan tanahnya. Di samping

itu pada umumnya para petani tidak begitu aktif di antara waktu sesudah

menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam masa tersebut para

penyadap karet, nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan lain maka

mereka terpaksa menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan

sebagai pengangguran bermusim.

4. Setengah menganggur

Pada negara-negara berkembang penghijrahan atau migrasi dari

desa ke kota adalah sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang

yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah.

Sebagiannya terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu. Di samping itu

ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu,

dan jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka

mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

14

empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa kerja seperti

yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah menganggur

(underemployed). Dan jenis penganggurannya dinamakan

underemployment.

d. Penyebab Terjadinya Pengangguran

Pengangguran akan muncul dalam suatu perekonomian disebabkan

oleh tiga hal (Kaufman dan Hotckiss, 1999) :

1. Proses mencari kerja

Pada proses ini menyediakan penjelasan teoritis yang penting bagi

tingkat pengangguran. Munculnya angkatan kerja baru akan menimbulkan

persaingan yang ketat pada proses mencari kerja. Dalam proses ini

terdapat hambatan dalam mencari kerja yaitu disebabkan karena adanya

para pekerja yang ingin pindah ke pekerjaan lain, tidak sempurnanya

informasi yang diterima pencari kerja mengenai lapangan kerja yang

tersedia, serta informasi yang tidak sempurna pada besarnya tingkat upah

yang layak mereka terima, dan sebagainya.

2. Kekakuan upah

Besarnya pengangguran yang terjadi dipengaruhi juga oleh tingkat

upah yang tidak fleksibel dalam pasar tenaga kerja. Penurunan pada proses

produksi dalam perekonomian akan mengakibatkan pergeseran atau

penurunan pada permintaan tenaga kerja. Akibatnya, akan terjadi

penurunan besarnya upah yang ditetapkan. Dengan adanya kekakuan upah,

dalam jangka pendek, tingkat upah akan mengalami kenaikan pada tingkat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

15

upah semula. Hal ini akan menimbulkan kelebihan penawaran (excess

supply) pada tenaga kerja sebagai inflasi dari adanya tingkat pengangguran

akibat kekakuan upah yang terjadi.

3. Efisiensi upah

Besarnya pengangguran juga dipengaruhi oleh efisiensi pada teori

pengupahan. Efisiensi yang terjadi pada fungsi tingkat upah tersebut

terjadi karena semakin tinggi perusahaan membayar upah maka akan

semakin keras usaha para pekerja untuk bekerja (walaupun akan muncul

juga kondisi dimana terjadi diminishing rate). Hal ini justru akan

memberikan konsekuensi yang buruk jika perusahaan memilih membayar

lebih pada tenaga kerja yang memiliki efisiensi lebih tinggi maka akan

terjadi pengangguran terpaksa akibat dari persaingan yang ketat dalam

mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.

e. Pengukuran Pengangguran

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat

dari prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran

kerja dan dinyatakan dalam persen.

Tingkat Pengangguran = Jumlah Pengangguran × 100%

Jumlah Angkatan Kerja

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

16

2. Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Sukirno (2008), pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang

diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat.

Pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya pertambahan/perubahan pendapatan

nasional (produk nasional / GDP /GNP) dalam satu tahun tertentu, tanpa

memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Pada teoretikus ilmu

ekonomi pembangunan masa kini masih terus menyempurnakan makna, hakikat

dan konsep pertumbuhan ekonomi. Para teoretikus menyatakan bahwa

pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dengan pertambahan (Produk Domestik

Bruto) PDB dan PDRB saja, akan tetapi juga diberi bobot yang bersifat

immaterial seperti kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan dengan rasa aman dan

tentram yang dirasakan oleh masyarakat luas (Arsyad, 1999:108).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah produk yang dihasilkan

oleh suatu daerah-daerah lain dalam negara tertentu. Sedangkan menurut

pengertian Bank Indonesia, PDRB yang dirinci menurut lapangan usaha

merupakan jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh

unit produksi dalam suatu negara dalam jangka waktu tertentu. PDRB menurut

lapangan usaha dirinci dalam 9 sektor. PDRB disajikan atas dasar harga berlaku

dan atas harga konstan. Pada penyajian atas dasar harga berlaku, semua data

agregat dinilai atas dasar harga pada tahun yang bersangkutan. Pada penyajian

atas dasar harga konstan, semua agregat dinilai atas dasar harga tetap yang terjadi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

17

pada tahun dasar, sehingga perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun

hanya disebabkan oleh perkembangan riil bukan oleh perkembangan harga.

Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah tanah,

jumlah dan mutu dari penduduk serta tenaga kerja, barang-barang modal dan

tingkat teknologi serta sisi social dan sikap masyarakat yang ada. Adapun teori

pertumbuhan ekonomi sebagai berikut :

a. Teori Pertumbuhan Klasik

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik ada empat faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu : jumlah penduduk,

jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, serta

tingkat teknologi yang digunakan. Walaupun menyadari bahwa

pertumbuhan ekonomi tergantung kepada banyak faktor, ahli-ahli ekonomi

klasik terutama menitik beratkan perhatiannya kepada pengaruh

pertambahan penduduk kepada pertumbuhan ekonomi (Sadono Sukirno,

2008).

Menurut ahli-ahli klasik hukum hasil tambahan yang semakin

berkurang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ini berarti

pertumbuhan ekonomi tidak akan terus menerus berlangsung. Pada

permulaannya, apabila penduduk sedikit dan kekayaan alam relatif

berlebihan, tingkat pengembalian modal dari investasi yang dibuat adalah

tinggi, para pengusaha akan mendapatkan keuntungan yang besar. Hal ini

akan menimbulkan investasi baru, dan pertumbuhan ekonomi terwujud.

Keadaan seperti itu tidak akan terus-menerus berlangsung. Jika penduduk

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

18

sudah terlalu banyak, pertambahannya akan menurunkan tingkat kegiatan

ekonomi karena produktivitas setiap penduduk telah menjadi negatif, ini

mengakibatkan kemakmuran masyarakat menurun kembali. Ekonomi akan

mencapai tingkat perkembangan yang sangat rendah, Apabila keadaan ini

dicapai, maka ekonomi dikatakan telah mencapai keadaan yang tidak

berimbang (stationary state). Pada keadaan ini pendapatan pekerja hanya

mencapai tingkat cukup hidup (subsistence). Menurut pandangan ahli-ahli

ekonomi klasik setiap masyarakat tidak akan mampu menghalangi

terjadinya keadaan tidak berimbang tersebut.

Berdasarkan penjelasan ahli-ahli ekonomi klasik, dikemukakan

suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita dan

jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk optimum.

Dari uraian tersebut dapat dilihat apabila kekurangan penduduk, produksi

marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akibatnya

pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per kapita. Di sisi

lain, apabila penduduk sudah terlalu banyak, hokum hasil tambahan yang

semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi, maka produksi

marjinal akan mulai mengalami penurunan. Berdasarkan hal tersebut,

pendapatan nasional dan pendapatan per kapita menjadi semakin lambat

pertumbuhannya.

3. Investasi

Isilah Investasi sendiri berasal dari kata investire yang berarti memakai

atau menggunakan. Investasi adalah memberikan sesuatu kepada orang lain untuk

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

19

dikembangkan dan hasil dari sesuatu yang dikembangkan tersebut akan dibagi

sesuai dengan yang diperjanjikan.

Teori ekonomi investasi mendefinisikan investasi merupakan pengeluaran

untuk membeli barang sebagai modal dan peralatan peralatan produksi yang

bertujuan sebagai pengganti dan penambah barang barang modal dalam

perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa

yang akan datang. Investasi yang lazim disebut dengan istilah penanaman modal

atau pembentukan modal. (Boediono,2001)

Menurut Salim HS dan Sutrisno (2008) mengemukakan pengertian

investasi, Investasi ialah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik

investor asing maupun domestik dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk

investasi, yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam ekonomi makro

investasi dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Investasi otonom yaitu investasi yang tidak di pengaruhi oleh pendapatan

nasional dan tidak menentukan jumlah investasi yang dilakukan

perusahaan, investasi ini hanya dilakukan oleh pemerintah untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, misalnya pembangunan jalan dan

infrastruktur.

2. Investasi terpengaruh yaitu investasi yang di pengaruhi oleh pendapatan

nasional, artinya pendapatan nasional mempengaruhi pendapatan

masyarakat semakin tinggi pula pendapatan masyarakat sehingga

permintaan terhadap barang dan jasa, serta perusahaan barang dan jasa

ikut untung juga.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

20

Disamping itu investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan

nasional dan taraf kemakmuran masyarakat. Tiga fungsi penting dari kegiatan

investasi dalam perekonomian yaitu sebagai berikut (Sukirno, 2000).

1. Investasi merupakan komponen dari pengeluaran agregat

2. Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah

kapasitas memproduksi di masa depan dan perkembangan ini akan

menstimulir pertambahan produksi nasional dan kesempatan kerja

3. Investasi selalu di ikuti oleh perkembangan teknologi.

Berdasarkan jenisnya investasi dapat digolongkan berdasarkan aset,

pengaruh, ekonomi, menurut sumbernya dan cara penanamannya.Teori investasi

ini dinamakan teori neo klasik karena pandangan dasarnya dilandaskan kepada

pemikiran ahli-ahli ekonomi Klasik mengenai penentuan keseimbangan faktor-

faktor produksi oleh perusahaan-perusahaan (Sukirno, 2000). Adapun faktor-

faktor yang dapat mengetahui jumlah investasi yaitu antara lain adalah inovasi dan

teknologi, tingkat perekonomian, tingkat keuntungan perusahaan, dan situasi

politik.(Deliarnov, 1995:84).

Beda halnya dengan pendapat Sukirno (1981), faktor-faktor yang

menentukan investasi diantaranya adalah ramalan mengenai keadaan dimasa yang

akan datang, tingkat bunga, pertumbuhan dan perkembangan teknologi, tingkat

pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya, serta keuntungan yang dicapai

perusahaan-perusahaan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

21

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Menurut United National Development Program (UNDP) indeks

pembangunan manusia memberikan suatu ukuran gabungan tiga dimensi tentang

pembangunan manusia diantaranya: panjang umur dan menjalani hidup

sehat(diukur dari usia harapan hidup), terdidik (diukur dari tingkat kemampuan,

baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan

tinggi), dan memiliki standar hidup yang layak (diukur dari paritas daya beli/PPP,

penghasilan) (UNDP,2004).

a. Pengertian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM), merupakan suatu indeks

komposit yang juga merupakan indikator yang dapat menggambarkan

perkembangan pembangunan manusia secara terukur dan representative.

IPM diperkenalkan pertama kali pada tahun 1990 oleh UNDP. Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) mencakup tiga komponen yang dianggap

mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk

menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan

manusia. Ketiga komponen tersebut adalah peluang hidup (longevity),

pengetahuan (know ledge), dan hidup layak (living standards). Peluang

hidup dihitung berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf

penduduk berusia 15 tahun ke atas, dan hidup layak diukur dengan

pengeluaran per kapita yang didasarkan pada paritas daya beli (purchasing

power parity).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

22

Kegunaan dari IPM salah satunya yaitu menjadi suatu indikator

untuk menjelaskan bagaimana penduduk suatu wilayah mempunyai

kesempatan untuk mengakses hasil dari suatu pembangunan sebagai

bagian dari haknya dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan,

dan sebagainya. Nilai IPM menunjukkan seberapa jauh wilayah tersebut

telah mencapai sasaran yang ditentukan yaitu angka harapan hidup 85

tahun, pendidikan dasar bagi semua lapisan masyarakat, dan tingkat

pengeluaran dan konsumsi yang telah mencapai standar hidup layak.

Semakin dekat nilai IPM terhadap angka 100, maka sekain dekat jalan

yang harus ditempuh untuk mencapai sasaran itu.

b. Tahapan Perhitungan IPM

1) Tahapan pertama perhitungan IPM adalah menghitung indeks masing-

masing komponen IPM (kesehatan, pengetahuan, dan standar hidup

layak) dengan hubungan matematis sebagai berikut:

Indeks (Xi) = (Xi – Xmin) / (Xmaks – Xmin)

Dimana :

Xi = indikator komponen IPM ke-1 (I = 1,2,3)

Xmaks = nilai maksimum Xi

Xmin = nilai minimum Xi

Persamaan di atas atas akan menghasilkan niali 0 ≤ Xi ≤ 1, untuk

mempermudah cara membuka skala dinyatakan dalam 100 matematis :

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

23

IPM = 1/3 (X1 + X2 + X3)

Dimana :

X1 = indeks angka harapan hidup

X2 = 2/3 (indeks melek huruf) + 1/3 (indeks rata-rata lama

sekolah)

X3 = indeks konsumsi per kapita yang disesuaikan persen

sehingga interval nilai menjadi 0 ≤ Xi ≤ 100.

Tabel 2.1 Nilai Maksimum dan Minimum Indikator Komponen IPM

Indikator Komponen

IPM

Nilai

Minimum

Nilai

Maksimum Keterangan

Angka Harapan Hidup 25 85 Standar

UNDP

Angka Melek Huruf

(Lit) 0 100

Standar

UNDP

Rata-rata lama sekolah

(MYS) 0 15

Standar

UNDP

Kemampuan daya beli

(PPP)

300.000

360.000 737.72

UNDP PDB

Rii Per Kapita

Sumber:Badan Pusat Statistik Jawa Timur

Tabel 2.2 Klasifikasi Indeks Pembangunan Manusia

Penentuan Klasifikasi Indeks Pembangunan Manusia

Klasifikasi Nilai Indikator

Tinggi >70

Menengah Tinggi 66 – 70

Menengah Rendah 60 – 65

Rendah <60

Sumber: Badan Pusat Statistik -UNDP-Bappenas(2004)

5. Ketenagakerjaan

Sumber daya manusia mengandung dua pengertian. Pertama, sumber daya

manusia mengandung pengertian usaha kerja yang diberikan dalam proses

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

24

produksi. Dalam hal ini sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang

diberikan seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang atau jasa.

Pengertian kedua dari sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu

melaksanakan kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis, yaitu dapat

menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Payaman

Simanjutak, 1985).

Sumber daya manusia atau sering disebut dengan human resources

merupakan penduduk secara keseluruhan. Dari segi penduduk sebagai faktor

produksi, maka tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi.

Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja (man power) yang dapat dianggap sebagai

faktor produksi (Suparmoko, 1997).

Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah bekerja atau sedang

bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang sedang melakukan kegiatan

lain, seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga (Payaman Simanjutak, 1985).

Sedangkan menurut Secha Alatas (dalam Fitra Kinca Rizka, 2007) tenaga kerja

merupakan bagian dari penduduk yang mampu bekerja untuk memproduksi

barang dan jasa. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menggolongkan penduduk

usia 15-64 tahun sebagai tenaga kerja. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), di

Indonesia digunakan penetapan umur maksimal, berdasarkan kenyataan bahwa

dalam umur tersebut sudah banyak penduduk yang sudah bekerja atau mencari

pekerjaan.

Menurut Simanjutak (1985), konsep dari tenaga kerja terdiri atas angkatan

kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja (labor force) merupakan bagian

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

25

dari tenaga kerja yang sesunguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam

kegiatan produktif yaitu menghasilkan barang dan jasa. Angkatan kerja ini terdiri

atas golongan yang bekerja dan golongan yang menganggur. Golongan yang

bekerja (employed persons) merupakan sebagian masyarakat yang sudah aktif

dalam kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa. Sedangkan sebagian

masyarakat lainnya yang tergolong siap bekerja dan sedang mencari pekerjaan

termasuk di dalam golongan menganggur.

Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang tidak bekerja

ataupun mencari pekerjaan, atau bisa dikatakan sebagai bagian dari tenaga kerja

yang sesungguhnya tidak terlibat atau tidak berusaha terlibat dalam kegiatan

produksi. Kelompok bukan angkatan kerja ini terdiri atas golongan yang

bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga, dan golongan lain yang

menerima pendapatan. Berikut adalah diagram susunan tentang tenaga kerja

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

26

Gambar 2.1

Bagan Tenaga Kerja

Sumber: Profil Pengangguran 2007, BPS

C. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini dapat dijelaskan Tingkat Pengangguran (Y)

dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya PDRB(X1), IPM(X2) dan

PMA(X3). Diharapkan PDRB dan PMA dapat meningkatkan pertumbuhan

ekonomi . Dengan peningkatan variabel makro ekonomi tersebut diharapkan

mampu memperbaiki kualitas sumber daya manusia sehingga IPM naik yang

nantinya dapat menyerapkan tenaga kerja, sehingga pengangguran menurun.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

27

a. Hubungan PDRB (X1) Terhadap Tingkat Pengangguran (Y)

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat diukur melalui

peningkatan maupun penurunan GDP yang dihasilkan suatu negara, karena

GDP merupakan indikator yang berhubungan dengan pengangguran.

Secara teori setiap peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi diharapkan

mampu menyerap tengara kerja, sehingga dapat mengurangi jumlah

pengangguran.

Menurut Hukum Okun (Okun’s Law) yang menguji hubungan antara

tingkat penganguran dengan besarnya GDP suatu Negara. Setiap

penurunan 2 persen GDP yang berhubungan dengan GDP potensial,

angka pengangguran meningkat sekitar 1 persen. Hukum Okun

menyediakan hubungan yang sangat penting antara pasar output dan pasar

tenaga kerja, yang menggambarkan asosiasi antara pergerakan jangka

pendek pada GDP riil dan perubahan angka pengangguran (Samuelson and

Nordhaus, 2004).

Gambar 2.2

Kurva Hukum Okun

Perubahan persentase

dalam GDP riil Garis titik

sebaran setiap pengamatan

Perubahan dalam

Tingkat pengangguran

Sumber : Makro Ekonomi, edisi ke enam, N.Gregory Mankiw

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

28

b. Hubungan PMA (X2) Terhadap Tingkat Pengagguran (Y)

Menurut Sadono Sukirno (2000) kegiatan investasi memungkinkan

suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan

kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan

taraf kemakmuran masyarakat.

Berdasarkan penjelasan ahli-ahli ekonomi klasik, dikemukakan

suatu teori yang menjelaskan perkaitan di antara pendapatan per kapita

dan jumlah penduduk. Teori tersebut dinamakan teori penduduk

optimum. Teori ini menjelaskan apabila kekurangan penduduk,

produksi marjinal adalah lebih tinggi daripada pendapatan per kapita.

Akibatnya pertambahan penduduk akan menaikkan pendapatan per

kapita. Di sisi lain, apabila penduduk sudah terlalu banyak, hukum hasil

tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi

produksi, maka produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan.

Berdasarkan hal tersebut, pendapatan nasional dan pendapatan per

kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.

c. Hubungan IPM (X3) Terhadap Tingkat Pengangguran (Y)

Menurut Todaro (2003) dalam bukunya yang berjudul

Pembangunan Ekonomi juga menyatakan bahwa pembangunan manusia

merupakan tujuan pembangunan itu sendiri. Pembangunan manusia

memainkan peranan kunci dalam membentuk kemampuan sebuah

negara dalam menyerap tenaga teknologi modern dan untuk

mengembangkan kapasitasnya agar tercipta pertumbuhan serta

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

29

PDRB (X1)

IPM (X2)

pembangunan yang berkelanjutan Lanjouw,dkk (2001) menyatakan

pembangunan manusia di Indonesia identik dengan pengurangan

kemiskinan dan pengangguran. Investasi di bidang pendidikan dan

kesehatan akan lebih berarti bagi penduduk miskin dibandingkan

penduduk tidak miskin, karena bagi penduduk miskin asset utama

adalah tenaga kasar mereka. Adanya fasilitas pendidikan dan kesehatan

murah akan sangat membantu untuk meningkatkan produktifitas

sehingga pengangguran akan berkurang dan pada gilirannya

meningkatkan pendapatan.

Peningkatan kualitas SDM akan berpengaruh terhadap peningkatan

produktifitas kerja yang kemudian berpengaruh terhadap peningkatan

pertumbuhan ekonomi pada gilirannya akan meningkatkan permintaan

tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi pengangguran. Oleh sebab itu,

IPM diharapkan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja dan

mengurangi pengangguran.

Gambar 2.3

Kerangka Pikir

PMA(X3)

Pengangguran (Y)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/35307/3/jiptummpp-gdl-oktanirwan-48014...Selanjutnya, Nurcholis (2008) yang berjudul “ Analisis Pengaruh Pertumbuhan

30

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis ini akan diuji kebenarannya dan hasil ujian ini akan dapat

digunakan sebagai masukan dalam menentukan kebijakan mengurangi jumlah

pengangguran. Hipotesis adalah suatu pernyataan yang dikemukakan dan masih

lemah kebenarannya. Sesuai dengan masalah diatas dapat diambil hepotesa

sebagai berikut:

1. Diduga PDRB berpengaruh terhadap tingkat pengangguran.

2. Diduga PMA berpengaruh terhadap tingkat pengangguran.

3. Diduga IPM berpengaruh terhadap tingkat pengangguran.