BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ...

26
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sebelum menyusun penelitian ini, peneliti melakukan pencarian atas penelitian-penelitan terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain sebelumnya. Pencarian ini dilakukan dalam rangka mencari dasar landasan atas penelitian yang dilaksanakan ini. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan judul penelitian “Efektivitas Program Semarak Literasi Qur’an (SLQ) terhadap Kemampuan Baca Al-Qur’an Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang”, yang ditemukan peneliti yakni : 1) Implementasi Program BTQ (Baca-Tulis al-Qur’an) dalam Meningkatkan Kemampuan Baca-Tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Skripsi oleh Wawan Sulthon Fauzi, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan hubungan berupa keterkaitan yang memberikan perngaruh, antara program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian ini menjelaskan bahwa implementasi program BTQ dilakukan dengan cara belajar siswa aktif atau active-learning, dimana model pembelajaran yang digunakan dalam kelas memposisikan siswa

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Sebelum menyusun penelitian ini, peneliti melakukan pencarian atas

penelitian-penelitan terdahulu yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti

lain sebelumnya. Pencarian ini dilakukan dalam rangka mencari dasar

landasan atas penelitian yang dilaksanakan ini.

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan judul

penelitian “Efektivitas Program Semarak Literasi Qur’an (SLQ) terhadap

Kemampuan Baca Al-Qur’an Mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Malang”, yang ditemukan peneliti yakni :

1) Implementasi Program BTQ (Baca-Tulis al-Qur’an) dalam

Meningkatkan Kemampuan Baca-Tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02

Batu. Skripsi oleh Wawan Sulthon Fauzi, Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan

hubungan berupa keterkaitan yang memberikan perngaruh, antara

program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa

di SMAN 02 Batu.

Penelitian ini menjelaskan bahwa implementasi program BTQ

dilakukan dengan cara belajar siswa aktif atau active-learning, dimana

model pembelajaran yang digunakan dalam kelas memposisikan siswa

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

10

sebagai subjek (student-center), dan guru sebagai pembimbing. Dalam

prosesnya, siswa dikelompokan berdasarkan kemampuan BTQ, yaitu

kelompok belum bisa membaca, kelompok yang sudah bisa membaca

tapi belum lancar dan kelompok yang sudah lancar membaca, setiap

kelompok menggunakan metode yang berbeda pula, di antaranya ;

metode an-Nahdliyah, metode Iqra’, dan metode Qiro’ati.

Adapun terkait Peningkatan kemampuan Baca-Tulis al-Qur’an

siswa dengan BTQ dikategorikan berhasil, terlihat dari siswa yang

sebelumnya sama sekali tidak bisa Baca-Tulis al-Qur’an menjadi bisa.

Sebagai kajian penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki

keterkaitan dengan penelitian Efektivitas Program Semarak Literasi

Qur’an (SLQ) terhadap Kemampuan Baca Al-Qur’an pada Mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Malang yang hendak digagas oleh peneliti.

Kedua penelitian tersebut sama-sama mengandung variabel program

pembelajaran di BTQ. Variabel tersebut kemudian dinilai dapat

memberikan pengaruh pada variabel lainnya yang menyangkut tentang

pencapaian pembelajaran Baca Tulis al-Qur’an. (Fauzi, 2009)

2) Pengaruh Pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) terhadap

Kemampuan Membaca Al-Qur’an secara Tartil Siswa Kelas X di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata Kota Cirebon. Skripsi

oleh Puji Rahayu Maulida, Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Syekh Nurjati

Cirebon.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

11

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan

hubungan berupa keterkaitan yang memberikan perngaruh, antara

program pembinaan Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) terhadap

Kemampuan Membaca Al-Qur’an secara Tartil Siswa Kelas X di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata Kota Cirebon.

Penelitian ini mengambil kesimpulan dari hasil penghitungan

korelasi product moment 𝒓𝒙𝒚 = 𝟎, 𝟓𝟖 terletak pada interval koefisien

0,40-0,70. Untuk pengujian signifikansi korelasi product moment

menunjukkan bahwa untuk n = 30, taraf kesalahan 5% maka 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =

0,374. Ternyata 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 (0,58) lebih besar dari 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 (0,374).

Dengan demikian koefisien korelasi 0,58 itu signifikan. Karena

𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 > 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 maka Ha diterima dan Ho ditolak, jadi “ada

pengaruh signifikan antara pembinaan baca tulis al-Qur’an (BTQ) bagi

kemampuan membaca Al-Qur’an secara tartil siswa kelas X di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) pariwisata Kota Cirebon”. Pembinaan baca

tulis al-Qur’an (BTQ) memberikan kontribusi dan pengaruh terhadap

kemampuan membaca al-Qur’an secara tartil sebesar 33,64%, dan

sisanya 66,36% ditentukan oleh faktor lain. (Maulida, 2015)

3) Pengaruh Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an) Terhadap Prestasi

Belajar Pendidikan Agama Islam (studi kasus di SMA Negeri 1 Taman

Sidoarjo). Skripsi oleh Fahrur Rozi, Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,

Tahun 2013.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

12

Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pembelajaran baca tulis al-

Qur’an tergolong cukup baik, hal ini dapat kita lihat dari hasil angket

yang dibagikan kepada 32 responden. Begitu juga prestasi belajar

pendidikan agama islam siswa kelas X SMA Negeri 1 Taman, Sidoarjo.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang segnifikan

antara pembelajaran baca tulis al-Qur’an dengan prestasi belajar siswa

kelas X di SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. (Rozi, 2013)

4) Kegiatan Ekstra Kurikuler Baca Tulis al-Quran (BTQ) dan

Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Bidang Studi al-

Qur’an Hadist di Madrasah Tsanawiah (MTs) Syarif Hidayatullah Kota

Cirebon. Skripsi oleh Oki Habibi Adnan, Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah, IAIN Syekh

Nurjati, Cirebon, Tahun 2013.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sumber data

dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi kepustakaan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

proses belajar mengajar ekstra kurikuler baca tulis al-Qur‟an (BTQ)

termasuk dalam kategori cukup yaitu sebesar 54,30%, karena berada

pada interval 55% - 74%. Hasil belajar siswa pada bidang Studi al-

Qur‟an Hadist termasuk dalam kategori tidak baik, yaitu sebesar

10,85% karena berada pada interval kurang dari 40%. Pengaruh

kegiatan ekstra kurikuler baca tulis al-Qur‟an terhadap prestasi belajar

siswa pada bidang Studi al-Qur‟an Hadist di Madrasah Tsanawiah MTs

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

13

Syarif Hidayatullah Kota Cirebon dalam tingkat korelasi yang tinggi,

karena indeks korelasi product moment rxy = 0,74 terletak pada interval

koefisien 0,70 – 0,90. Adapun hasil perhitungan koefisien determinasi

dapat diketahui bahwa pengaruh pembelajaran ekstra kurikuler baca

tulis al-Qur‟an terhadap prestasi belajar siswa adalah 54,76%

sedangkan sisanya sebesar 45,24% adalah ditentukan oleh faktor

lainnya. (Adnan, 2013)

B. Kerangka Teori

1) Tinjauan Tentang Program SLQ

2.1) Pengertian Program SLQ

Semarak Literasi Qur’an (SLQ) merupakan salah satu

program yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Malang

dan berada di bawah naungan Fakultas Agama Islam (FAI). Pada

dasarnya istilah Semarak Literasi Qur’an (SLQ) ini sama dengan

Baca Tulis al-Qur’an (BTQ).

Menurut KBBI, terkait pengertian baca tulis, baca berarti

membaca yakni melihat tulisan dan mengerti atau melisankan apa

yang tertulis itu, dan tulis adalah membuat huruf (angka dan

sebagainya dengan menggunakan pena (pensil, kapur, dan

sebagainya).

Adapun definisi dari al-Qur’an sebagaimana dikemukakan

Shihab (2008 : 13) menyatakan bahwa al-Qur’an adalah kalam

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

14

Allah yang bersifat mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW melalui perantara Jibril dengan lafal dan

maknanya dari Allah SWT, yang dinukilkan secara mutawatir;

membacanya merupakan ibadah; dimulai dengan surah al-Fatihah

dan diakhiri dengan surah an-Nas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan baca tulis al-Qur’an

adalah kegiatan melafalkan dan menulis ayat-ayat al-Qur’an

dengan mengetahui kaidah-kaidah yang telah disyariatkan.

2) Tujuan Pengajaran Al-Qur’an

Setiap aktivitas atau kegiatan tentu memiliki tujuan yang ingin

dicapai melalui pelakasanaan kegiatan tersebut. Begitu pula dalam

sebuah proses pembelajaran, di dalamnya tentu memiliki tujuan-tujuan

yang ingin dicapai. Tujuan dalam proses pembelajaran merupakan suatu

komponen utama yang harus ditetapkan yang akan berfungsi sebagai

indikator keberhasilan dari pembelajaran yang dilakukan. Pada

hakekatnya, isi dari tujuan pembelajaran adalah hasil belajar yang

diharapkan. Rohani (1991 : 100) menyatakan bahwa pada umumnya,

tujuan pembelajaran berkisar pada 3 hal sebagai berikut :

Tujuan kognitif, tujuan yang berhubungan dengan pengertian dan

pengetahuan.

Tujuan afektif, tujuan yang berhubungan dengan usaha membaca,

minat, sikap, nilai dan alasan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

15

Tujuan psikomotorik, tujuan yang berhubungan dengan

ketrampilan berbuat untuk menggunakan tenaga, tangan, mata, alat

indra dan sebagainya.

Begitu pula dengan proses pembelajaran al-Qur’an juga memiliki

tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan dapat dijadikan sebagai

indikator keberhasilan dalam pembelajaran tersebut. (Rosyid, 2014)

menyatakan bahwa tujuan pembelajaran al-Qur’an adalah sebagai

berikut :

a) Siswa diharapkan memiliki kompetensi bacaan (tilawah) al-Qur’an

dengan baik dan benar.

b) Siswa diharapkan memiliki kompetensi menulis huruf dan kalimat

al-Qur’an dengan baik dan benar.

c) Siswa diharapkan memiliki kompetensi hafalan yang baik.

d) Siswa diharapkan memiliki sikap spiritual dan terampil dalam

beribadah sehari-hari.

3) Pengaruh Pembelajaran SLQ terhadap Kemampuan Baca Al-

Qur’an Mahasiswa

Pembelajaran Semarak Literasi Qur’an (SLQ) yang diadakan oleh

Universitas Muhammadiyah Malang diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan baca al-Qur’an mahasiswa. Idealnya setelah mengikuti

bimbingan program SLQ, kemampuan baca al-Qur’an mahasiswa dapat

meningkat.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

16

Meningkatnya kemampuan baca al-Qur’an mahasiswa dapat

dilihat dari kemampuannya dalam melafalkan makharijul huruf dengan

baik dan benar, selain itu mahasiswa juga mampu membaca al-Qur’an

sesuai dengan kaidah tajwid yang ada.

4) Keutamaan Membaca dan Mempelajari Al-Qur’an

Segala peraturan yang mencakup perintah serta larangan telah

dicantumkan dalam al-Qur’an, al-Qur’an merupakan pedoman bagi

setiap muslim. Dengan membaca dan mempelajarinya maka seseorang

akan semakin merasakan kedamaian dan ketenangan dalam

kehidupannya.

Setiap kebaikan-kebaikan yang diperintahkan oleh Allah tentu

memiliki manfaat dan keutamaan-keutamaan. Begitu pula perintah

membaca dan mempelajari al-Qur’an. Terkait hal ini, (Iqbal A, 2014)

memaparkan bahwa keutamaan membaca al-Qur’an adalah sebagai

berikut :

Menjadi manusia yang terbaik :

Dari Utsman bin 'Affan ra, Nabi saw beliau bersabda :

Artinya : “Sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-

Qur`an dan mengajarkannya.” (HR. Al-Bukhari)

Kenikmatan yang tiada bandingnya :

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

17

Artinya : “Tidak boleh ghibthah (menginginkan sesuatu yang

dimiliki orang lain) kecuali dalam dua hal: (pertama) orang yang

diberikan Allah SWT keahlian tentang al-Qur`an, maka dia

melaksanakannya (membaca dan mengamalkannya) malam dan

siang hari. Dan seorang yang diberi oleh Allah SWT kekayaan

harta, maka ia infakkan sepanjang hari dan malam.” (Muttafaqun

alaih)

al-Qur`an memberi syafaat di hari kiamat:

Dari Abu Umamah al-Bahili RA, ia berkata, 'Saya mendengar

Rasulullah SAW bersabda:

Artinya : “Bacalah al-Qur`an, sesungguhnya ia akan datang pada

hari kiamat memberi syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang

membacanya, mempelajari dan mengamalkannya).” (HR. Muslim)

Pahala berlipat ganda:

Dari Ibnu Mas'ud rad, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda :

Artinya : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari al-Qur`an

maka untuknya satu kebaikan, dan satu kebaikan dilipatgandakan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

18

dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan 'alif laam miim'

satu huruf, akan tetapi alif adalah satu huruf, laam satu huruf dan

miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Dikumpulkan bersama para malaikat :

Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, ia berkata, 'Nabi Muhammad SAW

bersabda:

Artinya : “Orang yang membaca al-Qur'an dan ia mahir dalam

membacanya maka ia dikumpulkan bersama para malaikat yang

mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca al-Qur`an dan

ia masih terbata-bata dan merasa berat dalam membacanya, maka

ia mendapat dua pahala.” (Muttafaqun 'alaih)

5) Metode yang Digunakan dalam Pembelajaran Al-Qur’an

Seorang pendidik dapat menerapkan berbagai macam metode

dalam proses pembelajaran. Jenis metode yang diterapkan dapat

disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan dibahas.

Begitu pula dalam proses pembelajaran al-Qur’an, telah terdapat

banyak metode yang telah ditemukan, dan setiap metode tentu memiliki

kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Metode-metode dalam pembelajaran al-Qur’an di antaranya

sebagai berikut :

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

19

Metode Qira’ati

Menurut Murjito (2000 : 9) metode qira’ati marupakan salah

satu metode dalam membaca al-Qur’an. Metode ini baru berakhir

disusun oleh KH. Dahlan Salim Zarkasyi pada tahun 1963 M, dan

terdiri dari 6 jilid. Metode qira’ati ini secara umum bertujuan agar

siswa mampu membaca al-Qur’an dengan baik sekaligus benar

menurut kaidah ilmu tajwid.

Lebih jauh lagi, Murjito menggarisbawahi bahwa secara umum

pembelajaran membaca al-Qur’an dengan metode qira’ati adalah

sebagai berikut :

a) Dapat digunakan pengajaran secara klasikal dan individual.

b) Guru menjelaskan materi dengan memberikan contoh materi

pokok bahasan, selanjutnya siswa membaca sendiri.

c) Siswa membaca tanpa mengeja.

d) Sejak permulaan belajar, siswa ditekankan untuk membaca

dengan cepat dan tepat.

Metode qira’ati memiliki kelebihan dalam penerapannya, salah

satu kelebihan yang paling signifikan adalah pembelajarannya lebih

efisien dan terprogram karena untuk menjadi guru qira’ati,

seseorang harus mendapatkan syahadah dari pihak qira’ati pusat

yang menyatakan bahwa seseorang tersebut benar-benar ahli dalam

qur’an dan boleh mengajar qira’ati.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

20

Adapun ciri khas yang dimiliki oleh metode ini, di antaranya

adalah :

a) Tidak dijual secara bebas (tidak ada di toko-toko)

b) Guru yang mengajarkan qira’ati telah ditashih untuk

mendapatkan syahadah (sertifikat/izin mengajar)

c) Kelas TKQ/TPQ dalam disiplin yang sama.

Selain memiliki ciri khas, metode qira’ati juga memiliki

kekurangan dan kelebihan dalam pelaksanaannya. Kelebihan

metode ini di antaranya adalah setelah menyelesaikan 6 jilid pada

metode ini anak didik masih meneruskan bacaan-bacaan gharib,

selain itu apabila anak didik telah lulus 6 jilid beserta gharibnya,

maka ia akan dites seputar bacaannya, setelah itu anak didik akan

mendapatkan syahadah.

Namun yang menjadi kekurangan dalam metode ini adalah

susahnya mendapatkan buku atau jilid pada metode ini karena buku

ini tidak dijual di sembarang tempat. Selain itu, menurut Zarkasyi

(1989 : 3) bagi anak didik yang tidak lancar, maka terdapat

kemungkinan bahwa lulusnya akan lama, hal ini dikarenakan dalam

metode qira’ati lulusnya tidak ditentukan oleh bulan atau tahun.

Metode Iqra’

Metode Iqra’ ditemukan oleh KH. As’ad Humam berasal dari

Yogyakata. Metode ini ditemukan setelah adanya metode qira’ati.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

21

Pada metode iqra’ jumlah buku sama dengan metode qira’ati, yaitu

sebanyak 6 jilid.

Meode Iqra’ telah populer di kalangan masyarakat Indonesia,

lantaran metode ini telah banyak diterapkan di tengah masyarakat

Indonesia, salah satunya adalah metode ini telah diwajibkan dalam

TK Al-qur’an yang dicanangkan menjadi program Nasioanl pada

musyawarah nasional V Badan Komunikasi Pemuda Remaja

Masjid Indonesia (BKPRMI), pada 27-30 Juni 1989 di Surabaya.

Terkait hal ini, Srijatun (2017 : 35) memaparkan lebih jauh

bahwa terdapat beberapa model dalam pengajaran metode iqra’, di

antaranya sebagai berikut :

a) Cara Belajar Santri Aktif (CBSA), pada model ini siswa aktif

membaca sendiri setelah guru menjelaskan pokok bahasannya,

guru hanya menyimak namun tidak menuntun.

b) Model yang kedua yaitu privat, guru menyimak satu persatu

siswanya secara bergantian dalam proses pembelajaran dengan

memperhatikan minat, pengalaman dan perkembangan siswa

untuk mengaktualisasikan potensi-potensi setiap individunya.

c) Model yang ketiga adalah asistensi, murid yang mahir atau

berada pada tingkat atas (lebih tinggi pelajarannya) dapat

membantu dalam menyimak siswa yang lebih rendah

pelajarannya.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

22

d) Komunikatif, model seperti ini dalam proses pembelajaran

sangatlah penting. Karena dengan adanya komunikasi yang

baik antara guru dengan siswa, maka pembelajaran akan dapat

berjalan dengan baik. Komunikatif dalam metode iqra’ adalah

guru memberikan sanjungan atau pujian kepada siswa apabila

bacaannya baik dan benar.

e) Percepatan belajar (accelerated learning). Bagi siswa yang

betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranya mampu dipacu,

maka membacanya boleh diloncat-loncatkan agar cepat selesai.

Tidak berbeda dari metode sebelumnya, dalam metode iqra’

pun terdapat kekurangan dan kelebihan, di antara kelebihan metode

ini adalah :

a) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa dilengkapi dengan

beberapa petunjuk teknis pembelajaran bagi guru serta

pelatihan dan pendidikan guru. Agar buku Iqra’ ini dapat

dipahami dengan baik oleh guru.

b) CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Siswa diberikan contoh

huruf yang sudah diberi harakat sebagai pengenalan di lembar

soal, setiap mulai dan setiap memulai belajar, siswa dituntut

untuk mengenal huruf hijaiyah tersebut.

c) Dalam penerapan pembelajarannya menggunakan klasikal

(membaca secara bersama-sama), privat (penyemakan secara

individual), maupun cara yang esistensi (santri yang lebih

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

23

tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid

rendah).

d) Menggunakan sistem asistensi. Siswa yang lebih tinggi

belajarnya dapat membantu, menyimak siswa lain yang lebih

rendah, meski demikian proses kelulusan tetap ditentukan oleh

guru melalui ujian.

Selain itu, terdapat kekurangan yang dimiliki oleh metode

Iqra’ di antaranya adalah :

a) Siswa kurang tahu nama huruf hijaiyah karena tidak

diperkenalkan pada awal pembelajaran.

b) Siswa kurang tahu istilah atau nama-nama bacaan dalam ilmu

tajwid.

Direktur Jendral Bimbingan Agama Islam (1998 : 43)

memberikan kisi-kisi untuk pelajaran yang bersifat sebagai

penunjang dalam keberhasilan metode ini, siswa juga diberikan

materi-materi berikut :

a) Hafalan surat-surat pendek (Juz Amma)

b) Hafalan ayat-ayat pilihan

c) Hafalan bacaan shalat dan praktiknya

d) Hafalan do’a sehari-hari

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

24

Metode Ummi

Metode Ummi merupakan salah satu metode dalam membaca

dan menulis al-Qur’an yang telah berkembang di kalangan

masyarakat Indonesia. Metode ini digagas pada pertengahan tahun

2007 oleh Masruri dan A. Yusuf MS.

Wijayanti dalam penelitiannya (2016 : 26-27) memaparkan

bahwa dalam proses pengajarannya dalam metode ummi terdapat

perbedaan jilid untuk anak-anak dan orang dewasa. Dalam metode

ummi terdapat 6 jilid untuk anak-anak, dan 3 jilid untuk orang

dewasa. Selain itu, metode ini memiliki buku tajwid dan buku

gharib yang terpisah dari buku jilidnya.

Dalam penelitain yang sama juga dipaparkan bahwa

pembelajaran baca al-Qur’an dengan menggunakan metode Ummi

terdapat 4 model pembelajaran yang diterapkan, yaitu :

a) Privat atau Individu

Model pembelajaran ini dilakukan dilakukan dengan cara

memanggil murid satu persatu sementara murid yang lain

diberi tugas membaca sendiri atau menulis buku ummi.

b) Klasikal Individu

Model ini dijalankan dengan cara membaca bersama-sama

halaman yang ditentukan oleh guru, kemudian setelah tuntas

oleh guru, pembelajaran dilanjutkan dengan individual.

c) Klasikal Baca Simak

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

25

Model baca al-Qur’an yang dijalankan dengan cara

membaca bersama-sama halaman yang ditentukan oleh guru,

setelah dianggap tuntas oleh guru, pembelajaran dilanjutkan

dengan pola baca simak. Maksud dari model ini adalah seorang

anak membaca sementara anak-anak yang lainnya menyimak

halaman yang dibaca oleh temannya. Hal ini dilakukan

walaupun halaman yang dibaca anak satu dengan yang lainnya

berbeda.

d) Klasikal Baca Simak Murni

Model pembelajaran ini hampir sama dengan model

klasikal baca simak, hanya saja dalam model klasikal baca

simak murni ini jilid dan halaman anak dalam satu kelompok

sama.

Menurut Fadzilan (2017 : 8) metode pembelajaran ummi

memiliki kelebihan serta kekurangan, di antara kelebihannya

adalah mudah dan menyenangkan, strategi pembelajarannya

menggunakan active learning, selain itu metode ummi terpusat

pada satu lembaga yaitu ummi foundation. Selain itu, kekurangan

yang dimiliki oleh metode ini adalah banyaknya halaman yang

terdapat pada setiap jilid dan jumlah buku dalam metode ini adalah

6 buku atau jilid yaitu jilid 1-6 ditambah dengan buku tajwid dan

gharib.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

26

Metode Al-Muyassar

Metode al-Muyassar merupakan salah satu metode dalam

pembelajaran al-Qur’an. Materi yang disusun dalam modul buku

ajar metode ini telah disusun dengan runtut. Menurut Amien (2018

: 4) menyatakan bahwa materi yang disusun secara runtut dalam

modul ini yang dimaksud adalah buku ini didesain secara metodis,

yang pertama strategi pengorganisasian materi (dars) dengan

mendahulukan dars yang lebih mudah atau yang menjadi prasyarat

bagi dars berikutnya. Kemudian yang kedua, penyampaian materi

yang ditata dalam pola tutorial dengan basis teori pembelajaran

orang dewasa yang konstruktivistik-elaboratif, yang ketiga strategi

pengelolaan kelas yang bersifat eklektif dengan menggabungkan

sistem klasikal dan drill.

Adapun dalam metode al-muyassar ini juga memiliki

kelebihan sebagaimana dalam metode yang lain. Kelebihan yang

dimiliki di antaranya adalah buku yang digunakan memiliki font

yang besar dan jelas, sehingga cocok digunakan untuk orang

dewasa. Kemudian terdapat huruf latin dan arab yang terdapat pada

kolom yang sejajar sebagai petunjuk cara baca tulisan arab

sehingga buku dapat digunakan untuk belajar secara individu.

Berdasarkan beberapa metode yang telah dijelaskan di atas, maka

peneliti membuat tabel tentang kelebihan dari setiap metode yakni

sebagai berikut :

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

27

Tabel 2.1 Keunggulan Metode Pembelajaran al-Qur’an

No. Metode Keunggulan

1. Qira’ati

1) setelah menyelesaikan 6 jilid pada metode ini

siswa masih meneruskan bacaan-bacaan

gharib.

2) Apabila anak didik telah lulus 6 jilid beserta

gharibnya, maka ia akan dites seputar

bacaannya, setelah itu anak didik akan

mendapatkan syahadah.

2. Iqra’

1) Adanya buku (modul) yang mudah dibawa.

2) Menggunakan metode CBSA, dalam

pembelajaran bukan guru yang aktif,

melainkan santri yang dituntut untuk aktif.

3) Dalam penerapannya menggunakan klasikal

(membaca secara bersama-sama), privat

(penyemakan secara individual), maupun

cara yang esistensi (santri yang lebih tinggi

jilidnya dapat menyimak bacaa temannya

yang berjilid rendah).

4) Asistensi. Santri yang lebih tinggi

pelajarannnya dapat membantu menyimak

santri lain.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

28

3. Ummi

1) Mudah dan menyenangkan

2) Strategi pembelajaran active learning

3) Terpusat pada satu lembaga yaitu Ummi

Foundation

4. Al-Muyassar 1) Buku yang digunakan memiliki font yang

besar dan jelas, sehingga cocok digunakan

untuk orang dewasa.

2) Terdapat huruf latin dan arab yang terdapat

pada kolom yang sejajar sebagai petunjuk

cara baca tulisan arab sehingga buku dapat

digunakan untuk belajar secara individu.

6) Tinjauan Tentang Kemampuan Membaca al-Qur’an

3.1) Pengertian Kemampuan

Kemampuan sangat erat kaitannya dengan skill

(keterampilan). Menurut Tim Penyusun P3B menyatakan bahwa

pengertian keterampilan secara etimologi adalah kecakapan

seseorang dalam menyelesaikan tugas. Sedangkan secara

terminologi, keterampilan merupakan kemampuan yang hanya

bisa didapatkan dari lembaga pendidikan yang relevan dan bukan

semata-mata karena pembawaan. Menurut Mulyasa (2005 : 69),

keterampilan adalah suatu kompetensi profesional yang cukup

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

29

kompleks sebagai integrasi dari beberapa kompetensi yang

dimiliki seseorang secara utuh dan menyeluruh. Sedangkan

menurut Nurdin, (2004 : 144) kemampuan merupakan keahlian

yang bermanfaat untuk jangka panjang.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kemampuan merupakan sebuah kompetensi

profesional yang dimiliki seseorang, yang didapatkan melalui

lembaga pendidikan yang relevan dan bukan semata-mata karena

bawaan serta dapat bermanfaat hingga jangka panjang.

3.2) Kemampuan Membaca al-Qur’an

Kemampuan membaca merupakan suatu keterampilan yang

diperoleh dengan cara mempelajarinya di lembaga pendidikan,

yakni lembaga pendidikan informal, formal, bahkan nonformal,

khususnya kemampuan dalam membaca al-Qur’an yang

didapatkan dari pendidikan formal maupun informal.

Membaca merupakan suatu keterampilan yang berperan

sangat penting dalam kehidupan setiap orang, hal ini disebabkan

karena membaca merupakan pintu bagi perkembangan

pengetahuan. Namun tidak hanya itu, membaca berperan sebagai

alat komunikasi bagi kehidupan setiap manusia. Dengan

membaca seseorang dapat memperoleh informasi, ilmu

pengetahuan, serta pengalaman-pengalaman. Setiap yang

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

30

diperoleh manusia dari membaca akan menambah daya pikir dan

pengetahuannya.

Pentingnya membaca al-Qur’an dibuktikan berdasarkan

firman Allah SWT yang juga merupakan wahyu pertama yakni

QS. Al-Alaq : 1:

اق رأ بسم ربك الذى خلق

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

menciptakan.”

Wahyu pertama yang disampaikan oleh Allah SWT kepada

Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril adalah perintah

membaca, karena dengan membaca Allah SWT mengajarkan ilmu

pengetahuan. Membaca yang dimaksud oleh peneliti di sini

adalah membaca ayat-ayat kauliah (al-Qur’an) dan membaca

ayat-ayat kauniyah (alam semesta).

Selain dalam QS. Al-Alaq : 1, dalam al-Qur’an Al-Ankabut :

45 Allah SWT berfirman :

هى عن إن الصلة ت ن اتل ما أوحي إليك من الكتاب وأقم الصلة

والل ي علم ما تصن عون ولذكر الل أكب ر الفحشاء والمنكر

Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu

Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat

itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar. Dan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

31

sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Berdasarkan ayat di atas, maka dapat dipahami bahwa

membaca al-Qur’an hukumnya wajib dan erat hubungannya

dengan shalat karena ketika seseorang sholat tetapi dalam

shalatnya ia tidak membaca ayat suci al-Qur’an (surat al-Fatihah)

maka shalatnya menjadi tidak sah.

Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa membaca

merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam

kehidupan setiap manusia untuk menambah ilmu pengetahuan

maupun meningkatkan potensi diri. Membaca dipandang sebagai

suatu keterampilan, selain itu juga merupakan suatu aktivitas atau

proses penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan (informasi)

dalam bentuk tulisan. Menurut Lestara (2019), membaca adalah

kegiatan otak untuk mencerna dan memahami serta memaknai

simbol-simbol sehingga merangsang otak untuk melakukan olah

fikir memahami makna yang terkandung dalam rangkaian

simbol-simbol tersebut.

Maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu

aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan informasi

atau ilmu pengetahuan dengan cara memahami sebuah tulisan.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

32

Al-Qur’an menurut bahasa berasal dari kata Qara’a yang

berarti bacaan. Sedangkan pengertian al-Qur’an menurut istilah di

antaranya adalah wahyu Allah SWT yang dibukukan, diturunkan

pada Nabi Muhammad sebagai suatu mukjizat, membacanya

dianggap Ibadah dan sebagai sumber utama agama Islam.

Menurut Imam Jalaluddin Asy-Syuyuti, sebagaimana dikutip oleh

Charisma (1991 : 1) al-Qur’an adalah kalam Allah yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad untuk melemahkan orang-

orang yang menentangnya sekalipun dengan surat yang pendek,

dan membacanya termasuk ibadah.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa

kemampuan membaca al-Qur’an adalah kompetensi profesional

yang dimiliki seorang mahasiswa dalam membaca al-Qur’an

dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bacanya

untuk memperoleh pesan-pesan yang terdapat dalam al-Qur’an.

3.3) Indikator Kemampuan Baca al-Qur’an

Terdapat dua indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur

kemampuan baca al-Qur’an seseorang, di antaranya adalah ilmu

tajwid dan makharijul huruf.

1) Ilmu Tajwid

Sebagaimana dipaparkan oleh Salman (2016 : 25),

menurut bahasa, tajwid berarti membaguskan. Sedangkan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

33

pengertian tajwid menurut istilah adalah membaguskan

bacaan al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu-ilmu tajwid

yang berlaku. Sedangkan pengertian tajwid menurut

Suenarto, adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui

tempat keluarnya huruf (makhraj), dan sifat-sifat serta

bacaannya. Ilmu tajwid bertujuan agar seseorang dapat

membaca ayat-ayat al-Qur’an dengan fasih dan sesuai dengan

yang diajarkan oleh Nabi Muhammad serta dapat menjaga

lisan dari kesalahan-kesalahan ketika membaca al-Qur’an.

Jadi, dapat dipahami bahwa pengertian ilmu tajwid

adalah ilmu-ilmu yang membahas mengenai tata cara

membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sehingga tidak

terjadi kesalahan-kesalahan dalam membacanya.

Oleh karena itu, Humam (2005 : 4) menyatakan bahwa

maka hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardhu kifayah

dan membaca al-Qur’an dengan baik dan benar (praktik,

sesuai dengan aturan-aturan ilmu tajwid) hukumnya adalah

fardhu ‘ain.

2) Makharijul huruf

Menurut Salman (2016 : 3) kata makhraj jika ditinjau dari

segi bahasa berasal dari fi’il madly yaitu kharaja yang artinya

keluar. Kemudian dijadikan berwazan maf’ul yang bersighat

isim makan, maka menjadi makhraj. Sedangkan bentuk

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/52797/3/BAB II.pdf · program BTQ dan peningkatan kemampuan baca tulis al-Qur’an Siswa di SMAN 02 Batu. Penelitian

34

jamaknya adalah makhaarijun. Karena itu makhaarijul huruf

jika diindonesiakan menjadi makhraj huruf, yang berarti

tempat-tempat keluar huruf.

Sedangkan pengertian menurut bahasa makhraj, berarti

tempat keluar. Dan menurut istilah, makhraj merupakan

nama tempat yang mana padanya huruf dibentuk atau

diucapkan.

Secara garis besar, Alam (2010 : 7) merumuskan

makharijul huruf terbagi menjadi 5 macam, yakni sebagai

berikut :

Jawf (rongga tenggorokan) huruf yang keluar dari rongga

tenggorokan adalah alif (ا) dan hamzah (ء) yang

berharakat fathah, kasrah, atau dhammah.

Halq(tenggorokan) adapun huruf yang keluar dari

tenggorokan terdiri dari 6 huruf ح-خ-ع-غ-ه-ء

Lisan (lidah) terdiri dari 18 huruf antara lain ز-ر-ذ-د-ج-ث-ت-

ي-ن-ل-ك-ق-ظ-ط-ض-ص-ش-س

Syafataani (dua bibir) terdiri dari 4 huruf م -ب-و-ف

Khoisyum(pangkal hidung) adapun huruf Khoisyum adalah

mim (م) dan nun (ن) yang berdengung.