BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Kelas 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/340/3/MUGI...
-
Upload
duongthien -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Kelas 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/340/3/MUGI...
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Kelas
1. Pengertian Manajemen Kelas
Manajemen merupakan suatu yang dikaitkan dengan organisasi dan
bagaimana mengaturnya sehingga tercapainya tujuan. Secara etimologis,
manajemen adalah kosakata yang berasal dari bahasa perancis, yaitu manege
atau manage yang artinya tindakan membimbing, memimpin,
mengemudikan, mengurus, memerintah. httpps://ketikwerty.
wordpress.com/2011/03/15/pengertian-manajemen. (diakses tanggal 23
Februari 2015 Pukul 10.00). Menurut Suharno (2008: 1-2) manajemen
adalah proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan
upaya organisasi secara efektif dan efesien. Sedangkan Tim Dosen UPI
(2011: 106) berpendapat bahwa manajemen adalah kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan baik perorangan maupun
secara bersama-sama orang lain agar mencapai tujuan bersama yang lebih
baik.
Menurut Arikunto (2010: 3) kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama pula, sedangkan menurut Supriadie (2012: 163) kelas adalah tempat
untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik seperti membaca,
menulis, sampai aktivitas sosial, seperti bermain, berkomunikasi dengan
teman, dan berdebat.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
7
Berdasarkan pengertian di atas, maka manajemen kelas adalah proses
penggunaan sumber daya yang efektif dari guru kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Kegiatan Manajemen Kelas
Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi
edukatif. Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan
menghambat kegiatan pembelajaran. Menurut Djamarah (2005: 47)
menjelaskan bahwa pengelolaan kelas dimaksudkan agar anak anak didik
betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar
di dalamnya. Sedangkan menurut Doyle (1986) seperti dikutip oleh
Jacobsen (2009: 43) berpendapat bahwa hampir tidak mungkin menciptakan
atau memelihara kelas yang tertib tanpa didukung dengan pengajaran yang
efektif.
Menurut Tim Dosen UPI (2011: 108-110) kegiatan manajemen kelas
(pengelolaan kelas), meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri
dari:
a. Pengaturan Siswa
Pengaturan peserta didik adalah bagaimana mengatur dan
menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan
perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk
memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan
keinginannya.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
8
b. Pengaturan Fasilitas
Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam
kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik
lingkungan kelas. Lingkungan fisik kelas, sarana dan prasarana kelas
harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga
harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari
permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir masa belajar
mengajar. Kriteria minimal meliputi: aman, sehat, bermutu, nyaman,
yang terpenting bahwa dengan fasilitas yang minim dapat diatur dengan
baik sehingga daya gunanya lebih tinggi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan kegiatan
manajemen kelas sangat diperlukan peserta didik agar mendapatkan
kenyamanan belajar dalam menujang keberhasilan proses belajar mengajar.
3. Masalah Manajemen Kelas
Banyak permasalahan yang muncul di dalam kelas. Permasalahan itu
datang dari siswa maupun guru. Menurut Tim Dosen UPI (2011: 116-117)
mengelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: masalah yang muncul karena
individu dan masalah yang muncul karena kelompok. Sedangkan menurut
Marzano dan Pickering seperti dikutip oleh Jacobsen (2009: 62) masalah
manajemen kelas merupakan situasi-situasi dalam kelas yang dapat
mengurangi intensitas pembelajaran atau situasi-situasi yang dapat
menyebabkan kesedihan, baik pada siswa maupun guru.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
9
Menurut Made Pidarta seperti dikutip oleh Djamarah (2005: 173)
menjelaskan bahwa masalah-masalah pengelolaan kelas berhubungan dengan
perilaku peserta didik adalah:
a. Kurang kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok, klik-klik,
dan pertentangan jenis kelamin.
b. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok, misalnya ribut,
bercakap-cakap, pergi ke sana kemari, dan sebagainya.
c. Reaksi negatif terhadap anggota kelompok, misalnya ribut, bermusuhan,
mengucilkan, dan merendahkan kelompok bodoh.
d. Kelas mentoleransi kekeliruan-kekeliruan temannya, menerima, dan
mendorong perilaku anak didik yang keliru.
e. Mudah mereaksi ke hal-hal negatif/terganggu, misalnya bila didatangi
monitor, tamu-tamu, iklim yang berubah, dan sebagainya.
f. Moral rendah, permusuhan, agresif, misalnya dalam lembaga yang alat-alat
belajarnya kurang, kekurangan uang, dan lain-lain.
g. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah, seperti
tugas-tugas tambahan, anggota kelas yang baru, situasi baru, dan
sebagainya.
Dari beberapa pendapat di atas, masalah manajemen kelas berasal dari
guru atau siswa, sebaiknya guru sebagai pendidik dapat menyelesaikan
masalah yang ada di dalam kelas dengan bijak.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
10
4. Tujuan Manajemen Kelas
Tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu kegiatan yang
dilakukan. Menurut Supriadie (2012: 165) manajemen kelas yang efektif
memiliki dua tujuan, yaitu: membantu murid menghabiskan lebih banyak
waktu untuk belajar dan mencegah murid mengalami problem akademik.
Sedangkan menurut Djamarah (2005: 47) tujuan umum pengelolaan kelas
adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal.
Menurut Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen (1996) seperti dikutip oleh
Tim Dosen UPI (2011: 111) tujuan manajemen kelas adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, maupun sebagai lingkungan
kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
b. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
c. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memumgkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
d. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
11
Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
tujuan manajemen kelas adalah menciptakan kondisi kelas yang baik dan
optimal agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
B. Mutu Pembelajaran
1. Pengertian Mutu Pembelajaran
Mutu merupakan agenda utama dan meningkatkan mutu adalah tugas yang
paling penting. Secara etimologi menurut kamus ilmiah populer mutu dapat
diartikan sebagai kualitas, derajat, tingkat, dan dalam bahasa inggris berasal
dari kata quality artinya kualitas. http://harjokosangganagara.
blogspot.com/2013/02/konsep-pendidikan-bermutu. html?m=1 (diakses
tanggal 23 Februari 2015 Pukul 13.30). Menurut Suharno (2008: 76) mutu
adalah sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan
pelanggan. Senada dengan itu, menurut Hanafiah (2009: 83) mutu adalah
gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang
menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang
diharapkan atau yang tersirat. Menurut Feigenbaum (1989: 7) seperti dikutip
oleh Hadis (2010: 85) menjelaskan bahwa mutu adalah kepuasan pelanggan
sepenuhnya (full customer satisfaction).
Menurut Trianto (2009: 17) pembelajaran adalah usaha sadar dari
seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa
dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang
diharapkan. Sedangkan menurut Sagala (2009: 61) pembelajaran merupakan
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
12
Berdasarkan pengertian seperti yang disampaikan di atas, maka mutu
pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode, dan
pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan untuk
mendapatkan hasil pembelajaran yang memuaskan bagi peserta didik.
2. Tugas Guru dalam Pembelajaran
Tugas guru mempengaruhi hasil belajar peserta didik di kelas. Menurut
R.D Conners seperti dikutip oleh Djamarah (2005: 69) dijelaskan bahwa tugas
mengajar guru menjadi 3 tahap yaitu: tahap sebelum pengajaran (pre-aktive),
tahap pengajaran (interactive), dan tahap sesudah pengajaran (post-active).
Menurut Gagne seperti dikutip oleh Supriadie (2012: 130) pembelajaran itu
berisi tiga event, yaitu: Pra Instructional, Instructional, (Core events) dan Post
Instructional. Sedangkan menurut Slameto (2012) seperti dikutip oleh Saondi
(2012: 18) menjelaskan tugas guru berpusat pada:
a. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motivasi pencapaian
tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Memberikan fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang
memadai.
c. Membantu perkembangan aspek-aspek pribadi, seperti: sikap, nilai-nilai,
dan penyesuaian diri.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
13
Tugas guru yaitu mendidik, mengajar dan melatih anak didik sebagai suatu
profesi. Tugas guru sebagai pendidik mengembangkan nilai-nilai hidup kepada
anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih
berarti mengembangkan ketrampilan dan menerapkannya dalam kehidupan.
3. Kegiatan Siswa dan Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Kegiatan merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang. Menurut
Djamarah (2005: 18) kegiatan belajar adalah: inti kegiatan dalam pendidikan.
Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam kegiatan
belajar mengajar. Sedangkan menurut Slameto (2010: 17-19) aktivitas siswa
dan aktivitas guru adalah sebagai berikut:
a. Aktivitas siswa, meliputi:
1) Memperhatikan situasi belajar.
2) Menetapkan tujuan: mengarahkan perhatian dan kegiatan kepada
tercapainya tujuan.
3) Mengadakan percobaan (usaha) dalam bidang kognitif, psikomotor, dan
afektif.
4) Latihan/praktek untuk memperoleh kecapakan dan untuk mencapai
tujuan.
5) Menilai tingkah laku sendiri.
6) Mencapai tujuan.
7) Memperoleh kepuasan.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
14
b. Aktivitas guru, meliputi:
1) Memanipulasi materi, kegiatan, dan unsur-unsur, aspek-aspek yang lain
dalam situasi untuk menjamin dan menguasai perhatian siswa.
2) Membantu siswa dalam menetapkan tujuan dengan jalan mendiskusikan
tujuan pengajaran, tugas-tugas yang harus dikerjakan, dan sebagainya.
3) Menyediakan sumber-sumber pengajaran, misalnya: bahan-bahan dan
perlengkapan dan memberikan kepada siswa untuk menggunakan sumber
tersebut.
4) Mengatur latihan, studi, diskusi, laboratorium dan kegiatan- kegiatan
lain.
5) Menilai kemajuan siswa, membetulkan kesalahan-kesalahan,
memperkuat apa yang telah baik (reinforce), misalnya dengan memuji,
memberikan persetujuan.
6) Mengadakan evaluasi sumatif untuk memperoleh pengetahuan tentang
seberapa jauh tujuan telah tercapai.
7) Menciptakan kondisi yang memungkinkan, misalnya: penggunaan
pengetahuan, keterampilan dan kecakapan sekarang dalam belajar lebih
lanjut dalam kegiatan–kegiatan lain, dan dalam situasi di luar sekolah.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
15
Menurut Djamarah (2005: 84-85) aktivitas belajar anak didik dan aktivitas
guru mengajar di antaranya:
a. Aktivitas belajar peserta didik, meliputi:
1) Anak didik belajar secara individual untuk menerapkan konsep, prinsip,
dan generalisasi.
2) Anak didik belajar dalam bentuk melaksanakan tugas belajarnya
melalui berbagai cara.
3) Anak didik berani mengajukan pendapat.
4) Ada aktivitas belajar analisis, sintesis, penilaian dan kesimpulan.
5) Antar anak didik terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan
belajar
6) Antar anak didik terjalin hubungan sosial dalam melaksanakan kegiatan
belajar.
7) Setiap anak didik bisa mengomentari dan memberikan tanggapan
terhadap pendapat anak didik lainnya.
8) Setiap anak didik berkesempatan menggunakan berbagai sumber belajar
yang tersedia.
9) Setiap anak berupaya menilai hasil belajar yang dicapainya.
10) Ada upaya dari anak didik untuk bertanya kepada guru dan atau
meminta pendapat guru dalam upaya kegiatan belajarnya.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
16
b. Aktivitas guru mengajar, meliputi:
1) Guru memberikan konsep esensial bahan pengajaran.
2) Guru mengajukan masalah dan atau tugas-tugas belajar kepada anak
didik, baik individual maupun kelompok.
3) Guru memberikan bantuan mempelajari bahan pengajaran dan atau
memecahkan masalah.
4) Guru memberikan kesempatan kepada anak didik untuk bertanya.
5) Guru mengusahakan sumber belajar yang diperlukan oleh anak didik.
6) Guru memberikan bantuan atau bimbingan belajar kepada anak didik,
baik individual maupun kelompok.
7) Guru mendorong motivasi belajar anak didik melauli penghargaan dan
atau hukuman.
8) Guru menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam
proses mengajarnya.
9) Guru melaksanakan penilaian dan monitoring terhadap proses dan hasil
belajar anak didik.
10) Guru menjelaskan tercapainya tujuan belajar dan menyimpulkan
pengajaran serta tindak lanjutnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka kegiatan siswa dan guru sebaiknya
dilakukan dengan sebaik mungkin. Siswa belajar dengan baik di kelas,
sedangkan guru menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin agar
mendapatkan hasil yang optimal.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
17
4. Cara Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Guru dan peserta didik sangat mempengaruhi mutu pembelajaran. Prestasi
peserta didik yang baik dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah itu.
Menurut Mulyasana (2012: 120) pendidikan bermutu lahir dari sistem
perencanaan yang baik (good planning system) dengan materi dan system tata
kelola yang baik (good governance system) dan disampaikan oleh guru yang
baik (good teachers) dengan komponen pendidikan yang bermutu, khususnya
guru.
Menurut Stanley (1992) seperti dikutip oleh Suharno (2008: 116)
menjelaskan bahwa para pendidik harus belajar dalam menggunakan dan
menafsirkan strategi dasar yang sering digunakan untuk peningkatan mutu.
Sedangkan menurut Josep Juran seperti dikutip oleh Tim Dosen UPI (2011:
297) cara untuk meningkatkan mutu yaitu:
a. Membangun kepedulian untuk perbaikan/peningkatan (Build awareness).
b. Menentukan tujuan untuk peningkatan (Set goals for goals.)
c. Mengorganisasi untuk pencapaian tujuan (Organize to reach goals).
d. Menyelenggarakan pelatihan (Provide training).
e. Mendorong pembangunan pemecahan masalah (Carry out project to solve
problem).
f. Melaporkan perkembangan (Report progress).
g. Memberikan pengakuan (Give recognition).
h. Mengkomunikasikan hasil-hasil (Communicate result).
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
18
i. Keep Score
j. Menjaga momentum dengan membuat peningkatan tahunan sebagai bagian
dari system dan proses regular perusahaan (Maintain momentum by making
annual improvement part of the regular systems and processes of the
company)
Berdasarkan penjelasan di atas, maka cara meningkatkan mutu
pembelajaran yaitu dengan perencanaan yang baik, pengelolaan yang baik, dan
strategi yang digunakan untuk meningkatkan mutu.
5. Permasalahan Mutu Pembelajaran
Semua kelemahan mutu dari pendidikan berujung pada rendahnya mutu
lulusan. Menurut Hanafiah (2009: 92) permasalahan mutu pembelajaran
adalah: dalam dunia pendidikan, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran,
bimbingan dan latihan dari guru serta profesionalisme dan kinerja guru sangat
berpengaruh dalam pembelajaran. Sedangkan menurut Sallis (2012: 103-105)
sebab umum dan sebab khusus kegagalan mutu adalah:
Masalah rendahnya mutu pendidikan bisa disebabkan oleh beberapa
sumber yang yang mencangkup desain kurikulum yang lemah, bangunan
yang tidak memenuhi syarat, lingkungan kerja yang buruk, sistem dan
prosedur yang tidak sesuai, jadwal kerja yang serampangan, sumber
daya yang kurang, dan pengembangan staf yang tidak memadai.
Sedangkan sebab khusus kegagalan mutu bisa mencangkup kurangnya
pengetahuan, dan ketrampilan anggota, kurangnya motivasi, kegagalan
komunikasi, atau masalah yang berkaitan dengan perlengkapan-
perlengkapan.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
19
Masalah mutu pembelajaran sebaiknya diatasi dengan perbaikan dan
pelatihan-pelatihan pengajaran untuk guru agar pembelajaran di kelas dapat
berjalan dengan baik dan prestasi belajar siswa juga baik.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mutu Pembelajaran
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mutu pembelajaran. Faktor itu
menentukan baik tidaknya mutu pembelajaran di sekolah tersebut. Menurut
Fattah (2012: 2) mutu tidak berdiri sendiri, artinya banyak faktor untuk
mencapainya dan untuk memelihara mutu. Dalam kaitan ini peran dan fungsi
sistem penjaminan mutu mutu (Quality Assurancesystem) sangat dibutuhkan.
Sedangkan menurut Uno (2007: 153) kualitas pembelajaran artinya
mempersoalkan bagaimana kegiatan pembelajaran yang dilakukan selama ini
berjalan dengan baik serta menghasilkan luaran yang baik. Menurut Hadis
(2010: 100) secara garis besar, ada dua faktor utama yang mempengaruhi mutu
proses dan hasil belajar mengajar di kelas, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka faktor-faktor yang mempengaruhi
mutu pembelajaran sangat mempengaruhi tercapainya tujuan yang diharapkan
untuk mendapatkan kualitas pembelajaran yang baik.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
20
C. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan
pemahaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi muslim
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Menurut Gunawan (2012:
201) pendidikan islam adalah usaha sadar untuk membina peserta didik agar
dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh yang akhirnya dapat
mengamalkan islam sebagai pandangan hidup. Sedangkan menurut
Ramayulis (2005: 21) pendidikan Agama Islam adalah:
Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak
mulia, mengamalkan ajaran agama islam dari sumber utamanya kitab
suci al-Quran dan al-hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran
latihan, serta penggunaan pengalaman.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendidikan Agama Islam adalah
usaha sadar untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Agama
Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Al-Hadis sebagai pandangan
hidup.
2. Pendidikan Agama Islam di Era Globalisasi
Pendidikan Agama Islam pada era globalisasi saat ini dituntut
kebutuhan hidup yang semakin tinggi, berdampak pada kecenderungan
manusia untuk bergaya hidup materialisme, konsumerisme dan hedonisme.
Disamping itu juga membentengi bangsa ini dengan nilai-nilai luhur dan
nilai-nilai moral agama. Sementara itu, pendidikan agama yang diharapakan
mampu memberikan solusi dan dijadikan sebagai basis penanaman nilai-
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
21
nilai moral. Menurut Majid (2005: 171) pendidikan agama tidak pernah
mengalami sentuhan yang serius untuk dikembangkan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan yang selalu berkembang dan berjalan maju.
Pada saat ini, pendidikan Agama Islam hanya diajarkan untuk memenuhi
tuntutan kondisi sehingga nyaris tidak mengalami perubahan yang begitu
signifikan. Sehingga wajar dalam pelaksanaan pendidikan agama syarat
dengan kelemahan-kelemahan. Sedangkan menurut Menurut Ramayulis
(2005: 23) pembinaan pendidikan Agama Islam dikembangkan dengan
menekankan keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan yaitu:
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pendidikan Agama Islam di era
globalisasi, sebaiknya masyarakat membentengi dengan nilai-nilai luhur dan
nilai-nilai moral agama. Untuk itu guru agama perlu mendorong dan
memantau kegiatan pendidikan Agama Islam yang dialami oleh peserta
didiknya di dua lingkungan pendidikan lainnya (keluarga dan masyarakat),
sehingga terwujud keselarasan dan kesatuan tindak dalam pembinaan.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
22
D. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini, peneliti tidak hanya menggunakan buku-buku saja
untuk referensi, tetapi peneliti menggunakan penelitian orang lain sebagai
pembanding dan penguat. Skripsi itu di antaranya:
1. Skripsi Sutardi (Nim: 0606010020, FAI)
Judul Skripsi Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri 2 Pasir
Kidul) Purwokerto Barat Tahun Pelajaran 2007/2008. Tujuan penelitiannya
untuk mengetahui Peran Komite Sekolah dalam meningkatkan mutu
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 2 Pasir Kidul Tahun Pelajaran
2007/2008. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi,
metode dokumentasi untuk memperoleh atau mengumpulkan data dan
informasi tentang siswa, kegiatan siswa, kegiatan sekolah, sarana dan
prasarana pendidikan sekolah, kegiatan komite sekolah dan sebagainya.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komite sekolah di Sekolah Dasar
Negeri 2 Pasir kidul mempunyai peran dalam peningkatkan mutu
pendidikan Agama Islam Tahun Pelajaran 2007/2008 bidang akademik
meliputi: siswa, kurikulum, guru, sarana prasarana, proses belajar mengajar
dan meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam bidang agama non
akademik yang meliputi: pembinaan keagamaan, ekstrakulikuler, baca tulis
Al-quran, dan murotal Al-quran.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
23
Persamaan dengan penelitian ini adalah terdapat pada variabel
bebasnya, sedangkan perbedaanya adalah metode pengumpulan datanya.
Peneliti terdahulu menggunakan observasi dan dokumentasi, sedangkan
peneliti ini menggunakan dokumentasi, angket dan dokumentasi.
2. Skripsi Siti Khotijah (Nim: 0606010076, UMP)
Judul Skripsi Upaya peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 1 Rowokele Tahun Pelajaran 2008/2009. Tujuan penelitian
adalah untuk mengetahui berbagai upaya dan hambatan-hambatan dalam
meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 Rowokele.
Subyek penelitiannya adalah kepala sekolah, waka kesiswaan, guru
pendidikan Agama Islam. Pengumpulan data pada penelitiannya berupa data
kualitatif, metode pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan
wawancara. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan dari
beberapa aspek seperti aspek quran, akhlak, sarana dan prasarana yang
memadai dan guru yang professional sehingga dapat meningkatkan proses
pembelajaran terhadap guru Agama Islam SMA Negeri 1 Rowokele.
Diketahui bahwa hasil prestasi siswa SMA Negeri 1 Rowokele pada aspek
psikomotoriknya belum meningkat terhadap upaya peningkatan mutu
pendidikan Agama Islam Tahun Pelajaran 2008/2009.
Persamaan dengan penelitian ini adalah terdapat pada variabelnya,
yaitu pada peningkatan mutu, sedangkan perbedaanya adalah: metode
pengumpulan data. Peneliti dahulu menggunakan observasi, dokumentasi,
wawancara, sedangkan peneliti ini menggunakan observasi, dokumentasi
dan angket.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
24
3. Skripsi Endang Setiawati (Nim: 0606010024, UMP)
Judul Skripsi Peran Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Agama Islam di SD Selandaka, Kecamatan Sumpiuh,
Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/2009. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana peran komite sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam di SDN Selandaka,
Kecamatan Sumpiuh, Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2008/2009.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, subyek penelitian 1 kepala
sekolah, pengurus inti komite sekolah yang berjumlah 7 orang dan 1 guru
Agama Islam. Metode Pengumpulan data yang digunakan yaitu: observasi,
dokumentasi, dan angket. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah
prosentase. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peran komite sekolah
dalam meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam di SDN Selandaka
dalam kategori baik. Dengan perincian, komite sebagai pemberi
pertimbangan hasilnya 78,57%, sebagai pendukung 78,57%, sebagai
pengontrol 92,85% dan sebagai mediator 78,57%. Sedangkan strategi
komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan Agama Islam bidang
akademik pada masing-masing komponen dapat dilaksanakan dengan baik,
terlihat pada hasil ujian tahun pelajaran 2007/2008, nilai Pendidikan Agama
Islam terendah 64 (di atas KKM) dan tertinggi 91. Bidang non akademik
juga dilaksanakan dengan baik sehingga sejak tahun 2006 sampai 2008
selalu meraih kejuaraan khususnya bidang studi pendidikan Agama Islam.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015
25
Persamaan dengan penelitian ini adalah terdapat pada variabel
bebasnya, sedangkan perbedaanya adalah jenis penelitiannya, peneliti
terdahulu menggunakan penelitian kualitatif, sedangkan peneliti ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.
Pengaruh Manajemen Kelas..., Mugi Sarasputri, FAI UMP, 2015