BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A....

38
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematika Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau methema yang berarti belajar atau dipelajari. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Menurut Herman Hudojo (1998: 2) matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-hubungannya, symbol-simbol diperlukan. Matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkhis dan penalarannya deduktif.Jadi matematika lebih luas dari sekedar rumus-rumus dan perhitungan yang rumit, yang dianggap oleh kebanyakan peserta didik sebagai mata pelajaran yangtidak menarik. Menurut James dan James yang dikutip oleh Erman Suherman (2003: 16) mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. Sedangkan menurut Kline yang dikutip oleh Erman Suherman (2003: 17) mengatakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Matematika

Matematika berasal dari bahasa latin manthanein atau methema yang

berarti belajar atau dipelajari. Ciri utama matematika adalah penalaran

deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai

akibat logis kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau

pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.

Menurut Herman Hudojo (1998: 2) matematika sebagai ilmu mengenai

struktur dan hubungan-hubungannya, symbol-simbol diperlukan. Matematika

berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara

hierarkhis dan penalarannya deduktif.Jadi matematika lebih luas dari sekedar

rumus-rumus dan perhitungan yang rumit, yang dianggap oleh kebanyakan

peserta didik sebagai mata pelajaran yangtidak menarik.

Menurut James dan James yang dikutip oleh Erman Suherman (2003: 16)

mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk,

susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang

lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu

aljabar, analisis, dan geometri.

Sedangkan menurut Kline yang dikutip oleh Erman Suherman (2003: 17)

mengatakan bahwa matematika itu bukanlah pengetahuan menyendiri yang

dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

7

untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan

sosial, ekonomi, dan alam.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran,

dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya yang tersusun

secara hierarkhis dan dapat membantu manusia dalam memahami dan

menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.

B. Pembelajaran Matematika

Menurut Santrock dan Yusen (dalam Sugihartono, 2007: 74), belajar

merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi

individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Cronbach berpendapat bahwa:

“ learning is shown by change in behavior as a result of experience”.

Artinya, belajaradalah sebagai suatu aktivitas yang ditunjukan oleh perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Sedangkan menurut Button,

“learning is a change in the individual due to instruction of that individual and

his environment, which fell a need an makes him more capable for dealing

adequately with his environment”.

Dalam pengertian ini terdapat kata change atau perubahan yang berarti

bahwa seseorang telah mangalami proses beajar, akan mengalami perubahan

tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, ketrampilannya, maupun sikapnya.

Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku, menemukan, dan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

8

membangun pemahaman yang bermakna bagi diri sendiri, yang berasal dari

informasi maupun pengalaman (Mohammad User Usman, 2000:5).

Dari berbagai pendapat para ahli tentang pengertian belajar, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut ranah kognitif,

afektif, psikomotor.

Adapun tingkah laku yang dikategorikan sebagai perilaku belajar memiliki

ciri-ciri (1) perubahan tingkah laku terjadi secara sadar, (2) perubahan bersifat

kontinu dan fungsional, (3) perubahan bersifat positif dan aktif, (4) perubahan

bersifat permanen, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, serta (6)

perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Sugihartono, 2007: 74-76).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar

seperti yang diungkapkan Sugihartono (2007: 76), dapat dibedakan antara

faktor dari dalam dan faktor dari luar.

.a. Faktor dari dalam (Internal)

1) Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.

2) Faktor Psikologis, meliputi intelegensi, minat, bakat, motif,

kematangan, dan kelelahan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

9

b. Faktor dari luar (Eksternal)

1) Faktor keluarga, dapat meliputi cara orangtua mendidik, relasi antar

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian

orangtua, dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi pendidik

dengan peserta didik, relasi antar peserta didik, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung,

metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat, dapat berupa kegiatan peserta didik dalam

masyarakat, teman bergaul,, bentuk kehidupan dalam bermasyarakat,

dan media massa.

Proses belajar mengajar dengan segala interaksi di dalamnya disebut

pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi

unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang

saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik,

2005: 57). Pembelajaran menurut Sudjana (dalam Sugihartono, 2007: 80)

merupakan setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang

dapat menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Gulo (dalam

Sugihartono, 2007: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai usaha untuk

menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar.

Sedangkan Nasution (dalam Sugihartono, 2007: 80) mendefinisikan

pembelajaran sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

10

lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik

sehingga terjadi proses belajar.

Menurut Gagne ada dua objek yang dapat diperoleh peserta didik yaitu

objek-objek langsung dan objek-objek tak langsung. Objek-objek langsung

dalam pelajaean matematika meliputi fakta, keterampilan, konsep, dan aturan.

Sedangkan objek-objek tak langsung dalam pelajaran matematika berupa

kemampuan menyelidiki dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap

positif terhadap matematika, serta tahu bagaimana seharusnya belajar (Erman

Suherman, 2003:33).

Berdasarkan uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika adalah suatu upaya atau proses usaha yang dilakukan individu

melalui interaksi dengan lingkungannya untuk mengetahui, mengingat, dan

memahami objek-objek matematika baik itu objek langsung maupun objek

tidak langsung.

Erman Suherman (2003: 6) mengemukakan bahwa dalam menyajikan

konsep matematika melalui konsep matematika yang lain yang telah dimiliki

peserta didik, misalnya mempelajari konsep B yang mendasarkan pada konsep

A, agar peserta didik lebih mudah memahami konsep B maka peserta didik

perlu memahami lebih dahulu konsep A. Ini berarti mempelajari matematika

haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada pengalaman belajar

sebelumnya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

11

C. Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama

Pembelajaran matematika yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan

baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan sekolah

Menengah Atas (SMA) tidak sepenuhnya sama dengan matematika sebagai

ilmu. Menurut Soedjadi (2000:37) hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam

beberapa hal yaitu: 1) penyajian yang disesuaikan dengan perkembangan

intelektual peserta didik; 2) menggunakan pola pikir deduktif namun dalam

proses pembelajaran dapat digunakan pola pikir induktif; 3) keterbatasan

semestanya yang lebih dipersempit dari aspek matematika yang kompleks dan

selanjutnya semakin diperluas seiring dengan peningkatan perkembangan

peserta didik; 4) tingkat keabtrakannya yang lebih dikurangi dan selanjutnya

sifat abstraknya semakin banyak sering dengan peningkatan perkembangan

peserta didik.Oleh karena itu pada pembelajaran matematika di sekolah anak

didik memerlukan tahapan belajar sesuai dengan perkembangan jiwa dan

kognitifnya.Potensi yang ada pada diri anak pun berkembang dari tingkat

rendah ke tingkat tinggi, dari sederhana ke kompleks.Karateristik pembelajaran

matematika tidak dapat begitu saja diterapkan tanpa menyesuaikan dengan

perkembangan anak didik.

Menurut Piaget dalam (Hudojo, 1990:35-37) perkembangan intelektual

anak dapat dibagi dalam empat periode, yaitu: 1) Periode sensori motorik pada

usia 0-2 tahun; 2) Periode pra-operasional pada usia 2-7 tahun; 3) Periode

operasi konkrit pada usia 7-11/12 tahun; 4) Periode operasi formal pada usia

11 atau 12 tahun ke atas. Berdasarkan pembagian periode perkembangan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

12

intelektual anak oleh piaget, siswa SMP berada pada periode operasi konkrit

dan mulai memasuki periode operasi formal. Periode operasi konkrit

merupakan permulaan berpikir rasional dan siswamemiliki operasi-operasi

logis yang dapat diterapkan pada masalah konkrit.Kemampuan siswa operasi

konkrit berbeda dengan siswa operasi formal.Siswa pada periode konkrit dan

formal keduanya sudah dapat menyelesaikan masalah klasifikasi, namun pada

periode konkrit siswa belum mampu menyelesaikan masalah klasifikasi tanpa

adanya data konkrit. Anak-anak pada periode formal sudah dapat memberikan

alasan dengan menggunakan lebih banyak symbol atau gagasan dalam cara

berpikirnya. Anak sudah dapat mengoperasikan argument-argumen tanpa

berkaitan dengan benda-benda empiric. Anak mampu menyelesaikan masalah

dengan cara yang lebih baik dan kompleks dari pada anak yang masih berada

dalam periode operasi konkrit.

Tujuan mata pelajaran matematika di sekolah menengah pertama adalah

agar siswa memiliki kemampuan:

a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan

mengaplikasikan konsep atau alogaritma secara luwes, akurat, efisien, dan

tepat dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau

menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

13

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan

solusi yang diperoleh.

d. Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel, diagram, atau media

lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta

sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

D. Hakikat Model Pembelajaran

Pakar pendidikan sains meyakini bahwa ketakjuban, antusiasme, dan

keingintahuan harus mendominasi pembelajaran sains. Untuk membangkitkan

hal tersebut dalam matematika, berbagai model pembelajaran dapat diterapkan.

Menurut Ratna Wilis Dahar (1996:5), model ialah suatu struktur konseptual

yang telah berhasil dikembangkan dalam suatu bidang, dan sekarang

diterapkan, terutama untuk membimbing penelitian dan berfikir dalam bidang

lain, biasanya dalam bidang yangbelum begitu berkembang. Sebuah model

pembelajaran adalah sebuah rencana atau pola yang mengorganisasi

pembelajaran dalam kelas dan menunjukkan cara penggunaan materi

pembelajaran.

Ada 22 model pembelajaran yang dikelompokan dalam empat hal, yaitu

(1) modifikasi tingkah laku, (2) proses informasi, (3) interaksi sosial, dan (4)

perkembangan pribadi (Supriyono Koes, 2003: 60). Model-model ini dapat

dicapai dalam tujuan umum pembelajaran sains. Model-model yang dipilih

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

14

adalah model pembelajaran yang dapat dilaksanakan dan mempunyai dampak

yang jelas pada peserta didik. Berdasarkan bukti-bukti penelitian yang relevan.

Model-model pembelajaran yang termasuk kedalam kelompok modifikasi

tingkah laku adalah (1) model pembelajaran langsung, (2) model manajemen

kontigensi, (3) model pengendalian diri, dan (4) model simulasi. Model-model

pembelajaran yang termasuk kedalam kelompok proses informasi adalah (1)

model berfikir kritis, (2) model inquiri, (3) perolehan konsep, (4) model

memori, (5) model advance organizer, (6) model pelatihan inquiri, serta (7)

model sinektiks.Model pembelajaran yang dikembangakan oleh kelompok

interaksi sosial yaitu : (1) model STAD, (2) model Jigsaw, (3) model

investigasi kelompok, (4) model bermain peran, serta (50 model simulasi.

Sedangkan yang termasuk kelompok model pembelajaran perkembangan

pribadi adalah pembelajaran nondirectif.

Model-model pembelajaran ini sesungguhnya untuk membantu peserta

didik menggali informasi, ide-ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berfikir, dan

cara mengekspresikan diri mereka sendiri. Proses informasi dalam

pembelajaran lebih menekankan pada struktur kognitif peserta didik dalam

menangkap informasi yang berasal dari pendidik, lingkungan, pemahaman

konsep serta kemampuan dalam menemukan cara pemecahan dari suatu

masalah. Melalui proses informasi yang produktif dalam struktur kognitif

peserta didik untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang merupakan suatu

konsep yang dapat digunakan untuk pemecahan terhadap suatu masalah.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

15

E. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajiaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerjasama antar peserta didik dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran

kooperatif, peserta didik bekerja bersama-sama untuk mempelajari dan

menyelesaikan suatu masalah. Keberhasilan kelompok akan tercapai hanya jika

setiap anggota kelompok berhasil memahami konsep atau materi yang

diajarkan. Dengan demikian, tugas para peserta didik bukanlah melakukan

sesuatu tetapi mempelajari sesuatu sebagai sebuah kelompok, dimana kerja

kelompok dilakukan sampai semua anggota kelompok menguasai materi yang

sedang dipelajari.

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam

kelompok. Roger dan David Johnson dalam Lie (2008: 31-350) mengatakan

bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran

kooperatif harus diterapkan. Kelima unsur tersebut yaitu :

a. Saling ketergantungan positif

Ketergantungan positif terjadi jika anggota-anggota kelompok

merasakan bahwa mereka berhubungan satu sama lain dalam suatu cara

dimana seseorang tidak dapat mengerjakannya kecuali bekerja bersama.

Menyadari hal tersebut peran pendidik adalah merancang dan

mengkomunikasikan tujuan dan tugas kelompok dalam cara-cara yang

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

16

membantu anggota-anggota kelompok untuk mencapai pemahaman

tersebut.

b. Tanggung jawab perseorangan

Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama

dimana peserta didik akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan

yang terbaik bagi kelompoknya. Kunci keberhasilan unsur ini adalah

persiapan pendidik dalam penyusunan tugasnya sehingga masing-masing

anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar

tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.

c. Tatap muka

Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka

dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan kesempatan

peserta didik untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua

anggota karena hasil pemikiran beberapa peserta didik akan lebih kaya

daripada hasil pemikiran satu peserta didik.

d. Komunikasi antar anggota

Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan

anggotanya untuk berkomunikasi yaitu mengungkapkan pendapat mereka

sekaligus menghargai pendapat peserta didik yang lain. Proses ini

merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk

memperkaya pengalaman belajar dan melatih perkembangan mental dan

emosional peserta didik.

e. Evaluasi proses kelompok

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

17

Pendidik perlu mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama

mereka agar selanjutnya peserta didik bisa bekerja sama dengan lebih

efektif.

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan

pembelajaran seperti yang dikatakan Muslimin Ibrahim (2007:7), yaitu:

a. Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga

memperbaiki hasil belajar peserta didik atau tugas-tugas akademis penting

lainnya.

b. Penerimaan terhadap keberagaman

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas

dari orang-orang yang berbeda ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan

ketidakmampuannya.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting lainnya adalah mengajarkan kepada peserta didik dalam

keterampilan bekerja sama dan berkolaborasi.

Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran

kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan pendidik menyampaikan tujuan

pelajaran dan memotivasi peserta didik untuk belajar. Tahap ini diikuti oleh

penyajian informasi. Selanjutnya peserta didik dikelompokkan ke dalam

kelompok belajar. Tahap ini diikuti bimbingan pendidik pada saat peserta didik

bekerja untuk menyelesaikan tugas bersama mereka. Tahap terakhir dari

pembelajaran kooperatif adalah presentasi hasil akhir kerja kelompok atau

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

18

evaluasi tentang apa yang telah dipelajari dan memberi penghargaan terhadap

kelompok maupun individu.

F. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team-Achievement

Division (STAD)

Student Team-Achievement Division (STAD)merupakan salah satu tipe

metode pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti (Slavin, 1990).

Metode ini juga sangat mudah untuk diterapkan dalam pembelajaran sains, dan

pada tingkat sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Selain itu STAD

adalah yang paling tepat untuk mengajarkan pelajaran-pelajaran ilmu pasti

seperti perhitungan dan penerapan matematika, serta konsep sains.STAD

didasarkan pada prinsip bahwa para peserta didik bekerja bersama-sama dalam

belajar dan bertanggung jawab terhadap belajar teman-temannya dalam tim dan

juga dirinya sendiri.

Adapun komponen-komponen dalam model pembelajaran kooperatif tipe

STAD menurut Slavin (2008: 143-160) dirangkum sebagai berikut :

a. Presentasi kelas, merupakan pengajaran langsung seperti yang sering

dilakukan atau diskusi yang dipimpin oleh guru, atau pengajaran dengan

presentasi audiovisual. Sehingga peserta didik akan menyadari bahwa

mereka harus benar-benar member perhatian penuh selama presentasi

karena hal ini akan sangat membantu mereka dalam mengerjakan kuis dan

skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

b. Tim, terdiri atas empat atau lima orang yang heterogen. Fungsi utama dari

tim adalah untuk memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

19

belajar, sehingga setiap anggota tim akan siap mengerjakan kuis dengan

baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk

mempelajari lembar kegiatan, yang berupa pembahasan masalah,

membandingkan jawaban, dan mengoreksi kesalahan pemahaman antar

anggota tim.

c. Kuis, dilakukan setelah satu atau dua periode penyampaian materi dan satu

atau dua periodepraktikum tim. Peserta didik tidak diperkenankan untuk

saling membantu dalam mengerjakan kuis, sehingga tiap peserta didik

bertanggungjawab secara individual untuk memahami materinya.

d. Skor kemajuan individual. Tiap peserta didik dapat memberikan kontribusi

poin yang maksimal kepada kelompoknya dalam sistem skor, sehingga

tiap-tiap anggota kelompok harus berusaha memperoleh nilai yang

maksimal dari skor kuisnya. Selanjutnya peserta didik akan

mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasarkan tingkat kenaikan skor

kuis dibandingkan dengan skor awal mereka.

e. Rekognisi Tim. Tujuan dari pemberian skor adalah memberi penghargaan

pada tiap-tiap kelompok.Kelompok dengan skor tertinggi mendapatkan

penghargaan superteam, kelompok dengan skor menengah mendapat

penghargaan greatteam dan kelompok dengan skor terendah sebagai

goodteam (Slavin, 2008:160).Untuk menjadi kelompok dengan

predikat/penghargaan superteam maka sebagian besar anggota kelompok

harus memiliki skor di atas skor awal mereka.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

20

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan pelaksanaan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1) Persiapan

Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa

(LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2) Menyampaikan Tujuan dan Memotivasi Siswa

Dalam tahap ini guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin

dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

3) Menyajikan/menyampaikan informasi

Dalam tahap ini guru menyampaikan materi pembelajaran.

4) Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

yang beranggotakan 4 sampai 5 siswa. Kelompok yang dibentuk

merupakan perpaduan yang ditinjau dari latar belakang sosial, jenis

kelamin dan kemampuan belajar.

Sebelum proses belajar mengajar dimulai, guru memperkenalkan

ketrampilan kooperatif dan menjelaskan aturan dasarnya, yaitu:

a. Siswa tetap berada di dalam kelas.

b. Mengajukan pertanyaan kepada kelompok sebelum mengajukan

pertanyaan kepada guru.

c. Menghindari saling mengkritik sesama siswa dalam satu kelompok.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

21

d. Bekerja sama dan bertanggung jawab dalam kelompoknya.

5) Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan

dipelajari. Dalam kerja kelompok, setiap siswa berpikir bersama untuk

meyakinkan bahwa setiap orang dalam kelompoknya mengetahui dan

memahami jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS.

6) Evaluasi

Perwakilan dari masing-masing kelompok maju ke depan untuk

mempresentasikan hasil dari diskusi mereka atau hasil dari tugas di LKS.

Kemudian Guru mengarahkan siswa dalam membuat rangkuman,

memberikan kesimpulan atau jawaban akhir dari semua pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang disajikan. Selanjutnya, guru

memberikan tes kepada siswa secara individual.

7) Memberikan penghargaan

Pada tahap ini, guru memberikan penghargaan pada kelompok melalui

skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar

individual dari skor dasar ke skor tes berikutnya (terkini). Atau dengan

kata lain, guru memberi nilai yang lebih tinggi kepada kelompok yang

hasil diskusi masalahnya/hasil belajar lebih baik.

Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran kooperatif tipe STAD

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

22

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan

dan memotivasi siswa

Fase 2

Menyajikan atau

menyampaikan

informasi

Fase 3

Mengorganisasikan

siswa dalam kelompok-

kelompok belajar.

Fase 4

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

Fase 5

Evaluasi

Fase 6

Memberikan

Penghargaan

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang

ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar.

Menyajikan informasi kepada siswa dengan

halan mendemonstrasikan atau lewat bahan

bacaan.

Menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya

membentuk kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar melakukan transisi secara

efisien.

Membimbing kelompok-kelompok belajar

pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang

telah diajarkan atau masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya.

Mencari cara-cara untuk menghargai baik

upaya maupun hasil belajar individu maupun

kelompok.

(Sumber : Ibrahim,dkk 2000:10)

STAD dikembangkan oleh Robert E.Slavin dan teman-temannya di

Universitas John Hopkin. Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar

yang terdiri atas empat orang yang berbeda beda tingkat kemampuan, jenis

kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu

siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim

telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

23

mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak

diperbolehkan untuk saling membantu (Slavin, 2008: 11-13).

Skor kuis para siswa dibandingkan dengan rata-rata pencapaian mereka

sebelumnya, dan kepada masing-masing tim akan diberikan point berdasarkan

tingkat kemajuan yang diraih siswa dibandingkan hasil yang mereka capai

sebelumnya. Poin ini kemudian dijumlahkan untuk memperoleh skor tim, dan

tim yang berhasil memenuhi kriteria tertentu akan mendapatkan penghargaan.

Seluruh rangkaian kegiatan, temasuk presentasi yang disampaikan oleh guru,

praktik tim, dan kuis biasanya memerlukan 3-5 periode kelas.

STAD telah digunakan dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya

adalah pelajaran matematika. Gagasan utama dari STAD adalah untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa supaya dapat saling mendukung dan

membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru.

Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus

membantu teman satu timnya untuk mempelajari materi. Mereka harus

mendukung teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik,

menunjukkan bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para

siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Mereka

boleh mendiskusikan dari pendekatan penyelesaian masalah, atau mereka juga

boleh saing memberkan kuis mengenai objek yang mereka pelajari. Mereka

saling bekerja sama dengan teman satu timnya, mengenai kekuatan dan

kelemahan untuk membantu mereka berhasil dalam kuis.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

24

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor

peningkatan individual dan tim (Slavin, 2008: 143-163). Pada presentasi kelas,

materi dalam STAD pertama-tama diperkenakan terlebih dahulu.Ini

merupakan pengajaran langsung seperti yang sering dilakukan atau

didiskusikan pelajaran yang dipimpin oleh guru.Pada persentasi kelas ini

haruslah benar berfokus pada unit STAD. Dengan cara ini, para siswa akan

menyadari bahwa mereka harus benar-benar member perhatian penuh selama

presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka

mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor timnya.

Tim terdiri atas 4 atau 5 siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas

dalam hal akademik dan jenis kelamin. Fungsi utama dari tim ini adalah

memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih

khususnya lagi adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk mengerjakan

kuis dengan baik.

Kuis diberikan setelah tahap presentasi dan praktik tim telah selesai. Para

siswa tidak boleh saling membantu selama mengerjakan kuis. Skor kemajuan

individual adalah untuk memberikan kepada siswa tujuan kinerja yang akan

dapat dicapai apabila mereka bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang

lebih baik daripada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan konstribusi

poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini.

Dari skor tersebut, guru dapat memberikan penghargaan kepada tim

dengan skor tertinggi. Slavin (2008: 159) mengemukakan kriteria dalam

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

25

menentukan peningkatan skor individu siswa seperti yang terangkum dalam

tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 2.2Poin Kemajuan Individu

Skor Kuis Poin Kemajuan

Lebih dari 10 poin dibawah skor awal 5

10-1 poin dibawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20

Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30

Jawaban betul semua

Slavin (2008: 159)

Pada setiap periode yang telah ditentukan, guru menghitung kembali skor

kuis rata-rata siswa pada semua kuis dan berikan skor awal yang baru (Slavin,

2008: 161).Tabel berikut adalah contoh lembar skor kuis.

Tabel 2.3 Contoh lembar skor kuis

Tgl Tgl Tgl

Kuis ke Kuis ke Kuis ke

Siswa Skor

awal

Skor

kuis

Poin

kemaju

an

Skor

awal

Skor

kuis

Poin

kemaj

uan

Skor

awal

Skor

kuis

Poin

kemaju

an

Bayu 75 69 10

Candra

Khansa

Slavin, (2008: 161)

Untuk menghitung skor tim, guru mencatatpoin kemajuan semua anggota

tim pada lembar rangkuman tim kemudian menentukan rata-rata poin tim. Skor

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

26

tim lebih bergantung pada skor kuis awal. Tabel dibawah ini adalah contoh

lembar rangkuman tim yang memuat poinkemajuan setiap anggota tim.

Tabel 2.4 Contoh lembar rangkuman tim

Anggota TIM 1 2 3 4

Bayu 30

Elmi 30

Mita 20

Dewi 20

Total Skor Tim 100

Rata-rata Tim 25

Penghargaan Tim

Super

(Slavin, 2008: 163)

Menurut Slavin (2008: 160), peningkatan skor individu menentukan skor

kelompok. Skor kelompok merupakan rata-rata skor peningkatan anggotanya.

Kelompok mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain berdasarkan kriteria

yang ditentukan, yaitu :

Tabel 2.5 Kriteria penghargaan kelompok

Rata-Rata Tim Penghargaan

5 ≤ 𝑥 ̅ < 15 𝑝𝑜𝑖𝑛 Tim Baik (good team)

15 ≤ 𝑥 ̅ < 20 𝑝𝑜𝑖𝑛 Tim sangat baik (great team)

≥ 20 𝑝𝑜𝑖𝑛 Tim super (super team)

Slavin (2008: 160)

Sebelum melakukan STAD, diperlukan langkah-langkah persiapan

(Slavin, 2008: 147-152). Langkah-langkah tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut :

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

27

a. Menentukan Materi

Materi yang akan digunakan untuk STAD dapat berupa materi yang

dirancang khusus untuk pembelajaran Tim Siswa berupa materi-materi

yang diadaptasi dari buku teks atau sumber-sumber terbitan lainnya atau

bisa juga dengan materi yang dibuat oleh guru.

b. Membagi siswa ke dalam tim

Pembagian siswa berdasarkan skor kemampuan awal siswa, jenis kelamin,

ras, dan etnik. Langkah-langkah pembagian siswa ke dalam tim adalah (1)

memfoto kopi lembar rangkuman tim, (2) menyusun peringkat siswa, (3)

menentukan banyaknya tim, (4) membagi siswa kedalam tim, (5) mengisi

lembar rangkuman tim. Tabel 7 berikut memaparkan cara membagi siswa

ke dalam tim.

c. Menentukan skor awal

Skor awal adalah skor siswa pada kuis sebelumnya.

d. Membangun Tim

Sebelum memulai program STAD, akan sangat baik jika memulai dengan

satu atau lebih latihan pembentukan tim sekedar untuk memberi

kesempatan kepada anggota tim untuk melakukan sesuatu yang

mengasyikan dan untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Misanya,

tim boleh menciptakan logo atau nama tim.

Tabel 2.6 Contoh membagi siswa ke dalam tim

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

28

Peringkat Nama Tim

Siswa yang berprestasi

tinggi

1

2

3

4

5

6

7

8

A

B

C

D

E

F

G

G

Siswa yang berprestasi

sedang

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

F

E

D

C

B

A

A

B

C

D

E

F

G

G

E

F

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

29

Siswa yang berprestasi

rendah

25

26

27

28

D

C

B

A

(Slavin, 2008: 147-152)

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memiliki dua dampak

sekaligus pada diri para peserta didik, yakni dampak instruksional dan

dampak sertaan.

Dampak instruksional dilambangkan oleh anak panah, sedangkan dampak

sertaan dilambangkan oleh anak panah garis putus-putus sebagai berikut:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

30

Gambar 2.1 Dampak model pembelajaran kooperatif tipe

STADterhadap peserta didik

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memiliki kelebihan dan

kekurangan (Slavin, 1997: 17) , diantaranya keunggulannya sebagai berikut:

a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi

norma-norma kelompok.

b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan

keberhasilan kelompok.

d. Interaksi antar siswa seiringdengan peningkatan kemampuan mereka

dalam berpendapat.

Selain keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga

memiliki kekurangan, diantaranya adalah :

a. Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi siswa sehingga sulit mencapai

target kurikulum.

Model

STAD

Konsep dan

Keterampilan

Keberuntungan

Positif

Pemrosesan

Kelompok

Kesadaran akan

Perbedaan

Kebersamaan Toleransi atas

Perbedaan

Kepekaan

Sosial

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

31

b. Membutuhkan waktu yang lebih lama bagi guru sehingga pada umumnya

guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.

c. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat

melakukan pembelajaran kooperatif.

d. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

Dari penjelasan tersebut penulis berpendapat bahwa pembelajaran

kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang mengedepankan

kerjasama dalam suatu tim atau kelompok demi tercapainya tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada proses pembelajaran itu sendiri.

G. Pemahaman Konsep Matematika

Pada pembelajaran matematika, pemahaman ditujukan terhadap konsep-

konsep matematika, sehingga lebih di kenal istilah pemahaman konsep

matematika.Pemahaman dalam pengertian pemahaman konsep mempunyai

beberapa tingkat kedalaman arti berbeda-beda. Berikut diuraikan beberapa

jenis pemahaman menurut para ahli:

Skemp(1976:10) membedakan dua jenis pemahaman konsep, yaitu:

a. Pemahaman instruksional (instructional understanding), yaitu

pemahaman konsep atas konsep yang saling terpisah dan hanyahafal

rumus dan perhitungan sederhana.

b. Pemahaman relasional (relational understanding), yaitu pemahaman

yang termuat dalam suatu skema atau struktur yang dapat digunakan

pada penyelesaiaan masalah yang lebih luas.

Bloom membedakan bahwa ada tiga kategori pemahaman, yakni:

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

32

a. Penerjemah (translation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi

bentuk lain, misalnya menyebutkan variable-variabel yang diketahui

dan yang dinyatakan atau mengubah dari lambang ke arti.

b. Penafsiran (interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang tepat untuk

digunakan dalam menyelesaikan soal.

c. Ekstrapolasi (extrapolation), yaitu pemahaman yang berkaitan dengan

kemampuan siswa menyimpulkan konsep yang telah diketahui dengan

menerapkannya dalam perhitungan matematis untuk menyelesaikan

soal.

Menurut Shadiq (2009:13) seseorang dikatakan memahami konsep

matematika bila ia telah mampu memenuhi indikator pemahaman konsep,

antara lain:

a. Kemampuan menyatkan ulang sebuah konsep.

b. Kemampuan mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat

tertentu sesuai dengan konsepnya.

c. Kemampuan member contoh dan bukan contoh dari konsep.

d. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi

matematis.

e. Kemampuan mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu

konsep.

f. Kemampuan menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau

operasi tertentu.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

33

g. Kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan

masalah.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, pemahaman konsep

matematika yang dimaksud dalam penelitian ini, yaitu kemampuan siswa

menerjemahkan kalimat dalam soal menjadi bentuk-bentuk lain, dan

selanjutnya diterapkan ke dalam konsep yang telah dipilihnya secara tepat

untuk menyelesaikan soal tersebut dengan menggunakan perhitungan

matematis.

H. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.Nana

Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.Dimyati dan Mudjiono

(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu

interaksi tindak belajar dan tindak mengajardari sisi guru, tindak mengajar

diakhiri dengan prosesevaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan

enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan

dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

34

b. Pemahaman mencakup kemampuan menangkap arti dan makna

tentang hal yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,

menggunakan prinsip.

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Misalnya kemampuan menyusun suatu program.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya, kemampuan

menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas, disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya.Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup asepk

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan

evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan

menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Hasil belajar matematika tidak lain adalah hasil terakhir dari proses belajar

matematika sebagai perwujudan segala upaya yang telah dilakukan selama

proses itu berlangsung. Sementara itu, pencapaian hasil belajar lebih sering

dikaitkan dengan nilai perolehan siswa setelah proses belajar mengajar dan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

35

evaluasi yang diberikan. Prestasi belajar yang diperoleh setelah terjadinya

proses belajar merupakan bukti utama dari proses belajar.

Hasil belajar di sekolah adalah nilai perolehan siswa terhadap suatu

pelajaran tertentu yang selanjutnya dikenal sebagai “prestasi belajar”.Sejalan

dengan itu Nasution (1990:12) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil

belajar individu tersebut berinteraksi secara aktif dan pasif dengan

lingkungannya.Pendapat lain pula dikemukakan oleh Sukardi (1998:51) bahwa

hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan usaha belajar yang dicapai dalam

kurung waktu tertentu. Sedangkan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia

(2001: 895) menyatakan hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai dari hal

yang telah dilakukan, dikerjakan dan lainnya, yang lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

Seorang siswa yang belajar matematika, akan berusaha untuk dapat

memahami materi pelajaran matematika yang telah dipelajarinya. Keberhasilan

yang dicapai siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah dipelajarinya

disebut prestasi belajar matematika.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika

adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu tes matematika

dan penilaiannya didasarkan pada standar tertentu.

I. Bangun Datar

Materi bangun datar diberikan pada siswa kelas VII semester II,

pembelajaran tentang materi ini dapat mengembangkan pemahaman siswa

terhadap dunia sekitar, pengenalan bangun datar ini mulai dikenalkan sejak

siswa SD sampai menengah.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

36

Bangun datar adalah bangun yang dibuat atau dilukis pada permukaan

datar.Bangun datar disebut juga bangun berdimensi dua.

Bangun-bangun datar diantaranya adalah segitiga, segi empat, dan lingkaran.

a. Segitiga

Segitiga adalah sebuah bangun yang mempunyai tiga sisi lurus yang ketiganya

ujungnya saling bertemu dan membentuk tiga buah sudut dan jumlah ketiga

sudutnya adalah 1800. Bangun segitiga yang paling sederhana adalah segitiga

sama sisi yang semua sisinya sama panjang dan memiliki tiga buah sudut yang

sama besar. Masing-masing sudutnya 600. Bentuk-bentuk segitiga yang lainnya

yaitu segitiga sama kaki yang memiliki dua dua sisi yang sama panjang dan

dua sudutnya sama besar. Segitiga siku-siku yang salah satu berbentuk siku-

siku dan besarnya 900. Dan segitiga sembarang yang tidak memiliki sisi atau

sudut yang sama.

b. Segi empat

Kata segi empat atau dalam bahasa Inggrisnya “Quadrilaterd” yaitu bangun

yang memiliki empat sisi dan empat buah sudut.Bangun-bangun segi empat

diantaranya yaitu persegi, persegi panjang, jajarenjang, belah ketupat, laying-

layang, dan trapesium.

Persegi

Bangun yang dapat menempati bingkainya dengan 8 cara disebut persegi.

Sifat-sifat persegi

Sifat-sifat persegi yang dimiliki oleh persegi panjang adalah:

a. Sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar,

b. Diagonalnya sama panjang,

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

37

c. Diagonalnya berpotongan membagi dua sama panjang,

d. Sudut-sudut dalam persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-

diagonalnya, sehingga diagonal-diagonalnya merupakan sumbu

simetri.

e. Diagonal-diagonalnya setiap persegi berpotongan membentuk sudut

siku-siku.

Berdasarkan sifat-sifat di atas maka persegi adalah Persegi panjang yang

keempat sisinya sama panjang.

Persegi Panjang

Persegi panjang menempati bingkainya dengan 4 cara.

Sifat-sifat persegi panjang:

a. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang

b. Dalam setiap persegi panjang sisi-sisi yang berhadapan sejajar

c. Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya sama besar

d. Dalam setiap persegi panjang, tiap-tiap sudutnya merupakan sudut

siku-siku

e. Diagonal-diagonalnya sama panjang

Jadi berdasarkan sifat-sifat di atas persegi panjang adalah segi empat yang

keempat sudutnya siku-siku dan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang

dan sejajar.

Jajar Genjang

Jajargenjang dapat dibentuk dari gabungan sebuah segitiga dan bayangannya

setelah diputar setengah putaran dengan titik tengah salah satu sisinya.

Sifat-sifat jajargenjang

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

38

a. Pada setiapjajargenjang sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan

sejajar

b. Pada setiap jajargenjang, sudut-sudut yang berhadapan sama besar

c. Pada setiap jajargenjang jumlah besar sudut-sudut yang berdekatan

adalah 1800

d. Kedua diagonalnya pada setiap jajargenjang saling membagi dua sama

besar

Belah ketupat

Belah ketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan bayangannya

setelah dicerminkan terhadap alasnya.

Sifat-sifat belah ketupat

a. Semua sisinya sama panjang

b. Kedua diagonalnya setiap belah ketupat merupakan sumbu simetri

c. Pada setiap belah ketupat sudut-sudutnya berhadapan sama besar dan

dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya

d. Kedua diagonalnya setiap belah ketupat saling membagi dua sama

panjang dan saling berpotongan tegak lurus

Layang-layang

Layang-layang dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki yang panjang

alasnya sama dan berhimpit.

Sifat-sifat layang-layang

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

39

a. Pada setiap layang-layang masing-masing sepasang sisinya sama

panjang

b. Pada setiap layang-layang, terdapat sepasang sudut berhadapan yang

sama besar

c. Pada setiap laying-layang, salah satu diagonalnya merupakan sumbu

simetri

d. Pada setiap layang-layang, salah satu diagonalnya membagi dua sama

panjang diagonal lain dan tegak lurus dengan diagonal itu.

Trapesium

Trapesium merupakan segiempat dengan tepat sepasang sisi yang berhadapan

sejajar.

Sifat-sifat trapesium

Pada setiap trapesium, jumlah sudut yang berdekatan diantara dua sisi

sejajar adalah 1800.

J. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang meneliti tentang metode

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division(STAD)

yaitu penelitian oleh Edi Winarto (2008), Filora Aulia (2013).

a. Edi Winarto (2008) melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan

Motivasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Student Teams Achievement Division (PTK Pembelajaran

Matematika kelas VII MTs N Jumapalo”. Menyimpulkan bahwa melalui

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa dalam belajar matematika yang meliputi: a) motivasi mengerjakan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

40

tugas mandiri kondisi awal sebanyak 10 siswa (41,70%) dan kondisi akhir

sebanyak 17 siswa (70,83%), b)motivasi bertanya kondisi awal sebanyak 3

siswa (12,50%) dan kondisi akhir sebanyak 11 siswa (45,83%), c) motivasi

menjawab pertanyaan kondisi awal sebanyak 10 siswa (41,70%) dan

kondisi akhir sebanyak 13 siswa (54,17%), d) motivasi mengerjakan soal

di depan kelas kondisi awal sebanyak 4 siswa (16,70%) dan kondisi akhir

sebanyak 9 siswa (37,50%), e) motivasi mengerjakan soal-soal latihan

kondisi awal sebanyak 18 siswa (75%) dan kondisi akhir 21 siswa

(87,50%).Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa.

b. Filora Aulia (2013) melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model

Pembelajaran Kooperaatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa kelas IV

MIN Gedog Sananwetan Blitar”.Pada penelitian ini hasil belajar siswa MIN

Gedod Sananwetan Blitar meningkat. Hal ini dapat diketahui dari hasil pre

test, ketuntasan siswa yang hanya mencapai 41% meningkat menjadi 53%

pada siklus I, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 76,5%.

c. Sutriyono melakukan penelitian dengan judul“Keefektifan Pembelajaran

Kooperatif STAD terhadap Pemahaman Konsep Materi Pokok Bangun

Ruang Sisi Datar Kelas VIII SMP N 3 Dempet Tahun Pelajaran

2006/2007“, menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa yang dikenai

model pembelajaran kooperatif STAD lebih baik daripada siswa yang

dikenai pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

41

rata-rata skor test pemahaman konsep siswa pada materi pokok Bangun

Ruang Sisi datar sebesar 72,57 untuk kelas eksperimen dan 66,76 untuk

kelas control. Setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata diperoleh thitung =

2,787 dan ttabel = 1,67 , karena thitung> ttabel maka H0 ditolak artinya

pemahaman konsep kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok

control.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Edi Winarto , Filora

Aulia, dan Sutriyono yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar peserta didik, setelah

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Untuk itu, peneliti

tertarik menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada

pembelajaran Matematika dalam penelitiannya, agar dapat meningkatkan

pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik.

K. Kerangka Penelitian

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajar

adalah faktor dari luar (exsternal)yaitu faktor dari sekolah yang salah satunya

meliputi model pembelajaran. Yang dimaksud keberhasilandalam proses

belajar pada penelitian ini adalah pemahaman konsep dan hasil belajar

matematika. Jadi pemilihan model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik

merupakan hal yang penting.

Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat

meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar peserta didik serta

meningkatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Model

pembelajaran yang diyakini dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hasil

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

42

belajar serta partisipasi peserta didik saat proses pembelejaran adalah model

pembelajaran kooperatif tipe Student TeamsAchievement Divisions (STAD).

Pembelajaran kooperatif tipe STADadalah bentuk pendekatan pembelajaran

kelompok, yang anggotanya heterogen dari aspek prestasi, jenis kelamin,

dll.Dalam kerja kelompok, anggota kelompok dituntut untuk saling kerjasama

dan saling membantu dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang

diberikan. Peserta didik yang memiliki kemampuan lebih akan mengajari

peserta didik yang memiliki kemampuan yang kurang. Akan tetapi peserta

didik tidak boleh saling membantu ketika melakukan kuis.

Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, peserta didik juga belajar

bagaimana bekerjasama, berkomunikasi dan menghargai pendapat orang lain.

Dengan pembelajaran kooperatif tipe STADini diharapkan dapat memudahkan

peserta didik dalam memahami konsep yang dipelajari sehingga peserta didik

mampu mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

L. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

a. Proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

pembelajaran Student Team Achievement Division(STAD) yang terdiri dari

presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim

dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa di

kelas VII-B SMP Pamungkas Mlati.

b. Proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode

pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) yang terdiri dari

presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hakikat Matematikaeprints.mercubuana-yogya.ac.id/431/2/BAB II.pdf · A. Hakikat Matematika ... dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya

43

dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa di kelas VII-B SMP

Pamungkas Mlati.