BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf ·...

12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisi Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka mengandung pengertian sama. Salah satu pengertian patah tulang terbuka (compound fracture) yang digunakan sampai sekarang adalah sebagai berikut, patah tulang terbuka merupakan suatu penggolongan patah tulang berdasarkan hubungannya dengan lingkungan eksternal dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga dapat terjadi kontaminasi bakteri yang menimbulkan infeksi. Luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang keluar menembus kulit (from within) atau oleh karena tertembus objek dari luar (from without) (Rachanan, 2003). Semua fraktur terbuka harus dianggap terkontaminasi sehingga mempunyai potensi untuk terjadi infeksi. Penting untuk diketahui bahwa diagnosis, klasifikasi dan pengelolaannya dapat berbeda dari fraktur tertutup. Faktor trauma kecepatan rendah atau trauma kecepatan tinggi sangat penting dalam menentukan klasifikasi fraktur terbuka karena akan berdampak pada kerusakan jaringan itu sendiri. Riwayat trauma kecelakaan lalu lintas, jatuh dari tempat ketinggian, luka tembak dengan kecepatan tinggi atau pukulan langsung oleh benda berat akan mengakibatkan prognosis jelek dibanding trauma sederhana atau trauma olah raga. Penting adanya deskripsi yang jelas mengenai keluhan penderita, biomekanisme trauma, lokasi dan derajat nyeri. Umur dan kondisi penderita sebelum kejadian seperti hipertensi, diabetes militus dan sebagainya merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan juga (Anonim, 2009). Keterlambatan penanganan infeksi menimbulkan angka morbiditas dan mortalitas pasien yang tinggi, sehingga pada penanganan kasus fraktur terbuka pencegahan terjadinya infeksi harus menjadi fokus utama. Salah 3 Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Fraktur terbuka

1. Definisi

Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka

mengandung pengertian sama. Salah satu pengertian patah tulang terbuka

(compound fracture) yang digunakan sampai sekarang adalah sebagai

berikut, patah tulang terbuka merupakan suatu penggolongan patah tulang

berdasarkan hubungannya dengan lingkungan eksternal dimana terjadi

hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga dapat terjadi

kontaminasi bakteri yang menimbulkan infeksi. Luka pada kulit dapat

berupa tusukan tulang yang keluar menembus kulit (from within) atau oleh

karena tertembus objek dari luar (from without) (Rachanan, 2003).

Semua fraktur terbuka harus dianggap terkontaminasi sehingga

mempunyai potensi untuk terjadi infeksi. Penting untuk diketahui bahwa

diagnosis, klasifikasi dan pengelolaannya dapat berbeda dari fraktur

tertutup. Faktor trauma kecepatan rendah atau trauma kecepatan tinggi

sangat penting dalam menentukan klasifikasi fraktur terbuka karena akan

berdampak pada kerusakan jaringan itu sendiri. Riwayat trauma

kecelakaan lalu lintas, jatuh dari tempat ketinggian, luka tembak dengan

kecepatan tinggi atau pukulan langsung oleh benda berat akan

mengakibatkan prognosis jelek dibanding trauma sederhana atau trauma

olah raga. Penting adanya deskripsi yang jelas mengenai keluhan

penderita, biomekanisme trauma, lokasi dan derajat nyeri. Umur dan

kondisi penderita sebelum kejadian seperti hipertensi, diabetes militus dan

sebagainya merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan juga (Anonim,

2009).

Keterlambatan penanganan infeksi menimbulkan angka morbiditas

dan mortalitas pasien yang tinggi, sehingga pada penanganan kasus fraktur

terbuka pencegahan terjadinya infeksi harus menjadi fokus utama. Salah

3

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

4

satu cara pencegahan kejadian infeksi dengan pemberian obat-obatan

antibiotik baik secara empiris dan definitif (Rasjad, 1998).

2. Kalsifikasi Fraktur Terbuka

Klasifikasi fraktur tebuka menurut Gustilo dan Anderson (2008)

a. Tipe I : Berupa luka kecil kurang dari 1 cm akibat tusukan

fragmen fraktur dan bersih. Kerusakan jaringan lunak

sedikit dan tidak kominutif. Biasanya luka tersebut

akibat fragmen fraktur atau in – out.

b. Tipe II : Terjadi jika luka lebih dari 1 cm tapi tidak banyak

kerusakan jaringan lunak dan fraktur tidak kominutif.

c. Tipe III : Dijumpai kerusakan hebat maupun kehilangan cukup

luas pada kulit, jaringan lunak dan putus atau hancurnya

struktur neurovaskular dengan kontaminasi, juga

termasuk fraktur segmental terbuka atau amputasi

traumatik. Klaifikasi ini juga termasuk trauma luka

tembak dengan kecepatan tinggi atau high velocity,

trauma didaerah pertanian, fraktur terbuka yang

memerlukan repair vaskuler dan fraktur terbuka yang

lebih dari 8 jam setelah kejadian (Rasjad, 1998).

3. Diagnosis

Faktor trauma kecepatan rendah atau trauma kecepatan tinggi

sangat penting dalam menentukan klasifikasi fraktur terbuka karena akan

berdampak pada kerusakan jaringan itu sendiri. Riwayat trauma

kecelakaan lalu lintas, jatuh dari tempat ketinggian, luka tembak dengan

kecepatan tinggi atau pukulan langsung oleh benda berat akan

mengakibatkan prognosis jelek dibanding trauma sederhana atau trauma

olah raga. Penting adanya deskripsi yang jelas mengenai keluhan

penderita, biomekanisme trauma, lokasi dan derajat nyeri. Umur dan

kondisi penderita sebelum kejadian seperti penyakit hipertensi, diabetes

militus dan sebagainya merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan

juga.

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

5

4. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan Radiologis bertujuan untuk menentukan keparahan

kerusakan tulang dan jaringan lunak yang berhubungan dengan derajat

energi dari trauma itu sendiri. Bayangan udara di jaringan lunak

merupakan petunjuk dalam melakukan pembersihan luka atau irigasi

dalam melakukan debridemen. Bila bayangan udara tersebut tidak

berhubungan dengan daerah fraktur maka dapat ditentukan bahwa fraktur

tersebut adalah fraktur tertutup. Radiografi dapat terlihat bayangan benda

asing disekitar lesi sehingga dapat diketahui derajat keparahan

kontaminasi disamping melihat kondisi fraktur atau tipe fraktur iptu

sendiri Diagnosis fraktur dengan tanda-tanda klasik dapat ditegakkan

secara klinis, namun pemeriksaan radiologis tetap diperlukan untuk

konfirmasi dalam melengkapi deskripsi fraktur, kritik medikolegal,

rencana terapi dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Sedangkan untuk

fraktur-fraktur yang tidak memberikan gejala klasik dalam menentukan

diagnosis harus dibantu pemeriksaan radiologis sebagai gold

standard.(Anonim, 2009 )

5. Penanganan Fraktur Terbuka

Pada kasus fraktur terbuka diperlukan ketepatan dan kecepatan

diagnosis pada penanganan agar terhindar dari kematian atau kecacatan.

Penatalaksanaan fraktur terbuka derajat II meliputi tindakan life saving

dan life limb dengan resusitasi sesuai indikasi, pembersihan luka dengan

irigasi, eksisi jaringan mati dan tersangka mati dengan debridemen,

pemberian antibiotik pada sebelum, selama dan sesudah operasi,

pemberian anti tetanus, penutup luka, stabilasi fraktur dan fisioterapi.

(Anonim, 2009).

6. Komplikasi Fraktur terbuka

a. Komplikasi Umum

Syok, koagulopati difus atau gangguan fungsi pernafasan yang dapat

terjadi dalam 24 jam pertama setelah trauma dan setelah beberapa hari

kemudian akan terjadi gangguan metabolisme berupa peningkatan

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

6

katabolisme. Komplikasi umum yang lain dapat berupa sindrom

peremukan (crushing syndrome), emboli lemak, trombosis vena dalam,

infeksi tetanus atau gas gangren.

b. Komplikasi Lokal Dini

Komplikasi 1 minggu pertama pasca trauma disebut sebagai

komplikasi lokal dini dan lebih 1 minggu setelah trauma disebut

sebagai komplikasi lokal lanjut. Macam komplikasi lokal dini dapat

mengenai tulang, otot, jaringan lunak, sendi, pembuluh darah, saraf,

organ viscelar maupun timbulnya sindrom kompartemen tau nekrosis

vaskuler.

c. Komplikasi Lokal Lanjut

Komplikasi pada tulang, osteomilitis kronis, kekakuan sendi ( Joint

Stiffness ), degenerasi sendi, batu saluran kemih maupun neurosis

pasca trauma. Dalam penyembuhan fraktur dapat juga terjadi

komplikasi karena teknik, perlengkapan ataupun keadaan yang kurang

baik, sehingga mengakibatkan terjadinya infeksi, nonunion, delayed

union, malunion, kekakuan sendi (Rasjad, 1998).

7. Terapi Antibiotik dan Anti Tetanus Serum ( ATS )

Pemberian antibiotik sebaiknya diberikan segera mungkin setelah

terjadinya trauma. Antibiotik adalah yang berspektrum luas yaitu

sefalosporin generasi I (cefazolin 1-2 gram) dan dikombinasikan dengan

aminoglikosid (gentamisin 1-2 mg/kg BB tiap 8 jam) selama 5 hari.

Selanjutnya perawatan luka dilakukan setiap hari dengan memperhatikan

sterilitas, dan pemberian antibiotik disesuaikan dengan hasil kultur dan

sensitifitas terbaru. Bila dalam perawatan ditemukan gejala dan tanda

infeksi, maka dilakukan pemeriksaan kultur dan sensifitas ulang untuk

penyesuaian ulang pemberian antibiotik yang digunakan (Anonim, 2009).

Pemberian anti tetanus diindikasikan pada fraktur kruris terbuka

derajat III berhubungan dengan kondisi luka yang dalam, luka yang

terkontaminasi, luka dengan kerusakan jaringan yang luas serta luka

dengan kecurigaan sepsis. Pada penderita yang belum pernah mendapat

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

7

imunisasi anti tetanus dapat diberikan gamaglobulin anti tetanus manusia

dengan dosis 250 unit pada penderita diatas usia 10 tahun dan dewasa ,

125 unit pada usia 5-10 tahun dan 75 unit pada anak dibawah 5 tahun.

Dapat pula diberikan serum anti tetanus dari binatang dengan dosis 1500

unit dengan tes subkutan 0,1 selama 30 menit. Jika telah mendapat

imunisasi toksoid tetanus (TT) maka hanya diberikan 1 dosis boster 0,5 ml

secara intramuskuler (Rasjad, 1998).

B. Luka Operasi

1. Klasifikasi Luka Operasi

Terdapat empat jenis luka operasi berdasarkan derajat kontaminasi

luka operasinya yang hingga sekarang diterima sebagai klasifikasi baku

luka operasi, yaitu:

a. Luka operasi bersih (clean)

Luka bersih yaitu luka bedah terinfeksi yang mana tidak terjadi

peradangan atau inflamasi dan infeksi pada sistem pernafasan,

pencernaan, genital dan urinari tidak terjadi. Luka bersih biasanya

menghasilkan luka yang tertutup, jika diperlukan dimasukkan drainase

tertutup, kemungkinan terjadi infeksi luka 1% - 5%.

b. Luka operasi bersih terkontaminasi (clean contaminated)

Merupakan luka pembedahan dimana saluran respirasi, pencernaan,

genital, atau perkemihan dalam kondisi terkontrol, kontaminasi tidak

selalu terjadi, kemungkinan terjadi infeksi luka 3% - 11%.

c. Luka operasi terkontaminasi (contaminated)

Termasuk luka terbuka (fresh), luka akibat kecelakaan dan operasi

dengan kerusakan besar dengan teknik aseptik atau kontaminasi dari

saluran cerna. Pada kondisi ini juga termasuk insisi akut, inflamasi

nonpurulen, kemungkinan terjadi luka 10% - 17%.

d. Luka operasi kotor (dirty)

Yaitu terdapat mikroorganisme pada luka (Admin, 2008).

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

8

C. Lokasi Fraktur

Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan

sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang tibia dan fibula. Fraktur terjadi

jika tulang dikena stress yang lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya.

(Brunner & Suddart, 2001).

1. Fraktur Antebrahi

Fraktur anthrbrahi adalah terputusnya kontinuitas tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang radius dan ulna.

Fraktur terjadi jika tulang dikena stress yang lebih besar dari yang dapat

diabsorbsinya (Brunner & Suddart, 2001).

2. Fraktur Femur

Fraktur Femur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan

ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadi pada tulang paha. Fraktur

terjadi jika tulang dikena stress yang lebih besar dari yang dapat

diabsorbsinya (Brunner & Suddart, 2001).

3. Fraktur Humeri

Fraktur humerus adalah fraktur pada tulang lengan atas disebabkan

oleh benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung (Anonim,

2010).

4. Fraktur Metatarsal

Metatarsal adalah lima tulang panjang yang terletak di punggung

kaki. Lima bagian tulang itu saling berkaitan dalam satu unit. Fungsinya

untuk membagi beban pada tubuh dan mengadaptasikan tubuh pada tanah

yang tidak rata. Fraktur Metatarsal adalah patah tulang yang terjadi

didaerah punggung kaki (Brunner & Suddart, 2001).

5. Fraktur Metacarpal

Metakarpal adalah lima tulang panjang yang terletak di punggung

tangan. Lima bagian tulang itu saling berkaitan dalam satu unit. Fraktur

Metktapsal adalah patah tulang yang terjadi di daerah punggung tangan

(Anonim, 2010).

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

9

D. Antibiotik

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama

fungi, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroorganisme jenis

lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau sintetik

penuh. Namun dalam praktek sehari-hari antibiotik sintetik yang tidak

diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon) juga

sering digolongkan sebagai antibiotika (Ganiswara, 1995).

Berdasarkan pembuatannya, antibiotik digolongkan menjadi (Tan dan

Rahardja, 2007):

a. Antibiotik semisintetis.

Yaitu apabila pada proses persemaian (cultura substrate) dibubuhi zat-

zat pelopor tertentu, maka zat-zat ini diinkoporasi kedalam antibiotikum

dasarnya. Hasilnya disebut semisintetis, misalnya penisilin-V.

b. Antibiotiksintetis.

Tidak dibuat lagi dengan jalan biosíntesis tersebut, melainkan dengan

sintesa kimiawi, misalnya kloramfenikol.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik dibagi dalam lima

kelompok (Ganiswara, 2007):

a. Antibiotik yang menghambat metabolisme selmikroba.

Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini ialah sulfonamid,

trimetropim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon. Dengan

mekanisme ini diperoleh efek bakteriostatik.

b. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel mikroba.

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah penisilin, sefalosporin,

basitrasin, vankomisin dan sikloserin.

c. Antibiotik yang mengganggu keutuhan membran sel mikroba.

Obat yang termasuk kelompok ini ialah polimiksin, golongan polien serta

berbagai antibiotik kemoterapeutik, umpamanya surface active agents.

d. Abtibiotik yang menghambat sintesis protein sel mikroba.

Obat yang termasuk dalam kelompok ini ialah golongan aminoglikosid,

makrolid, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

10

e. Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba.

Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini ialah rifampisin dan

golongan quinolon. Yang lainnya walaupun bersifat antimikroba, karena

sitotoksisitasnya, pada umumnya hanya digunakan sebagai antikanker,

tetapi beberapa obat dalam kelompok terakhir ini dapat pula digunakan

sebagai antivirus.

Penggunaan antibiotik secara tidak rasional itu dapat menimbulkan

beberapa masalah antara lain sebagai berikut :

a. Timbulnya resistensi pada kuman-kuman yang sebelumnya peka

terhadap antibiotika tertentu.

b. Perubahan ekologi kuman seperti bertambahnya kuman staphylococcus

yang membentuk seperti penicilinase dan kuman gram negatif yang

resisten, terutama di rumah sakit.

c. Terjadi super infeksi karena penggunaan antibiotik yang berspektrum

luas.

d. Terjadi berbagai reaksi yang tidak diinginkan mulai dari yang ringan

sampai urtikaria ,nausea, eritema, sampai yang berat seperti pensitopenia

karena kloramfenikol dan syok anafilaktit karena penisilin.

e. Antibiotik profilaksis adalah antibiotik digunakan bagi pasien yang

belum terkena infeksi,tetapi di duga mempunyai peluang besar untuk

mendapatkannya,atau bila terkena infeksi dapat menimbulkan dampak

buruk bagi pasien.

E. Rumah Sakit

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU RI,

NO.44 2009: 2). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor

164/B/Menkes/PER/II/1998, fungsi rumah sakit :

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

11

1. Fungsi Profesional

a. Menyediakan dan menyelenggarakan pelayan medis, pelayanan

penunjang medis, pelayanan keperawatan, pelayanan rehabilitasi

kesehatan, pencegahan serta peningkatan kesehatan.

b. Sebagai tempat pendidikan dan pelatihan tenaga medis dan

paramedis.

c. Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi

bidang kesehatan.

2. Fungsi Sosial

Rumah sakit pemerintah dan non pemerintah (swasta) harus memberikan

fasilitas perawatan pada penderita yang tidak mampu.

3. Fungsi Rujukan

Fungsi rujukan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang

mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab secara timbal balik atas

masalah yang timbul, baik vertikal maupun horisontal. Ada 2 sistem

rujukan yang digunakan :

a. Rujukan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

dengan bantuan sarana, teknologi, ketrampilan, kegiatan langsung

melalui survei epidemiologi.

b. Rujukan media untuk penyembuhan dan pemilihan penyakit,

misalnya dengan menyuruh penderita dari puskesmas ke rumah

sakit, mengirim tenaga ahli, sampel darah, atau informasi (Anonim,

2007).

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria

sebagai berikut:

a. Kepemilikan

Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas rumah sakit

pemerintah. Di negara kita ini, rumah sakit pemerintah terdiri atas

vertikal langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, Rumah Sakit

Pemerintahan Daerah, Rumah Sakit Militer, dan Rumah Sakit

BUMN. Rumah sakit lain berdasarkan kepemilikan ialah rumah sakit

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

12

yang dikelola oleh masyarakat atau sering disebut rumah

sakitsukarela. Rumah sakit sukarela ini terdiri atas rumah sakit hak

milik dan rumah sakit nirlaba.

b. Jenis Pelayanan

Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas

rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum

memberikan pelayanan kepada penderita dengan berbagai jenis

keadaan, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai

kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik,

ibu hamil, dsb. Rumah sakit khusus memberi pelayan diagnosis dan

terapi pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik

bedah maupun non bedah, misalnya rumah sakit kanker, rumah sakit

jantung, rumah sakit mata, dan rumah sakit bersalin.

c. Lama Tinggal di rumah sakit

Klasifikasi berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah

sakit perawatan jangka panjang dan jangka pendek. Rumah sakit

perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat penderita

selama rata-rata kurang dari 30 hari atau lebih.

d. Kapasitas tempat tidur :

1) Di bawah 50 tempat tidur

2) 50-99 tempat tidur

3) 100-199 tempat tidur

4) 200-299 tempat tidur

5) 300-399 tempat tidur

6) 400-499 tempat tidur

7) 500 tempat tidur dan lebih

e. Afiliasi Pendidikan

Rumah sakit berdasarkan afinitas pendidikan terdiri atas dua jenis,

yaitu rumah sakit pendidikan dan non pendidikan. Rumah sakit

pendidikan adalah ruamah sakit yang melaksanakan program

pelatihan residensi dalam mendidik, badan mediatorik dan bidang

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

13

spesialis lain. Rumah sakit yang tidak dimiliki program pelatihan

residensi dan tidak ada afiliasi rumah sakit dengan universitas disebut

rumah sakit non pendidikan.

f. Status Akreditasi

Rumah sakit berdasarkan akreditasi terdiri atas rumah sakit yang

telah diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakrediatasi. Rumah

sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara

formal untuk suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan

bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan melakukan

kegiatan tersebut (Siregar, 2003).

F. Rekam Medis

Terdapat 2 jenis rekam medis yaitu:

1. Rekam medis untuk pasien rawat jalan

2. Rekam medis untuk pasien rawat inap

Untuk rawat jalan, termasuk pasien gawat darurat rekam medis

mempunyai informasi pasien antara lain:

1. Identitas dan formular perizinan (lembar hak kuasa)

2. Riwayat penyakit (anamnesis) tentang keluhan utama, riwayat keluarga,

tentang penyakit yang merugikan diturunkan.

3. Laboran pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan laboratorium, foto

rontgen, scaning, MRI dan lain-lain.

4. Diagnosa atau diagnosa Banding

5. Intruksi diagnostik dan terapeutik dengan tanda tangan pejabat kesehatan

yang berwewenang.

Untuk rawat inap memuat informasi yang sama dengan yang terdapat

dalam rawat jalan, dengan tambahan yaitu :

1. Persetujuan tindakan medis

2. Catatan konsultasi

3. Catatan perawat dan tenaga kesehatan lainnya

4. Catatan observasiklinik dan hasil pengobatan

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Fraktur terbuka 1. Definisirepository.ump.ac.id/7106/3/BAB II.pdf · Beberapa definisi yang dikemukakan untuk patah tulang terbuka ... satu cara pencegahan

14

5. Resume akhir dan evaluasipengobatan

Kegunaanrekammedis :

Kegunaanrekammedisdapatdilihatdaribeberápaaspek, antara lain :

a. AspekAdministrasi

b. AspekMedis

c. AspekHukum

d. AspekKeuangan

e. Aspek Penelitian

f. Aspek Pendidikan

g. Aspek Dokumentasi

Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis

mempunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak menyangkut antara

pasien dengan pemberi pelayanan kesehatan saja. Kegunaan rekam medis

secara umum adalah:

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya

yang ikut ambil bagian didalam proses pemberian pelayanan,

pengobatan, dan perawatan kepada pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang

harus diberikan kepada seorang pasien.

c. Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan

pelayanan, pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien

berkunjung/dirawat di rumah sakit.

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi

terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun

dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

f. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan

penelitian dan pendidikan.

g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan

medis yang diterima oleh pasien.

h. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai

bahan pertanggung jawaban dan laporan(Anonim, 2006).

Evaluasi Penggunaan Antibiotik..., Mudhorifin, Fakultas Farmasi, UMP, 2013