BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Congestive Heart Failure (CHF ...repository.ump.ac.id/7152/3/Zainudin...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Congestive Heart Failure (CHF ...repository.ump.ac.id/7152/3/Zainudin...
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Congestive Heart Failure (CHF)
1. Pengertian
Congestive Heart Failure (CHF) adalah ketidakmampuan jantung
untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya
kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan metabolisma jaringan dan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian
ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2002).
Gagal jantung adalah suatu keadaan dimana jantung sebagai pompa
tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme tubuh,
gagalnya aktivitas jantung terhadap pemenuhan kebutuhan metabolik
tubuh gagal. Fungsi pompa jantung secara keseluruhan tidak berjalan
normal. Gagal jantung merupakan kondisi yang sangat berbahaya, meski
demikian, bukan berarti jantung tidak bisa bekerja sama sekali, hanya saja
jantung tidak berdetak sebagaimana mestinya (Sutanto, 2010, hlm. 64).
Congestive Heart Failure (CHF) adalah keadaan dimana jantung
tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik (Darmawan,
2012).
7
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Kesimpulan yang dapat diambil dari kelima pengertian tersebut
adalah Congestive Heart Failure merupakan suatu keadaan dimana
jantung tidak mampu memompa darah keseluruh tubuh dengan baik dalam
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisma jaringan.
2. Anatomi Dan Fisiologi
a. Anatomi Jantung
Gambar 2.1 Anatomi Jantung
Sumber : http/www.majalah-farmacia.com
Berdasarkan gambar diatas, terdapat beberapa bagian jantung
(secara anatomis) diantaranya yaitu :
1) Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang
keluar dari ventrikel sinistra
2) Atrium kanan berfungsi untuk menampung darah miskin oksigen
dari tubuh melalui vena kava superior dan inferior
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3) Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari
paru melalui keempat vena pulmoner. Darah kemudian mengalir ke
ventrikel kiri
4) Ventrikel kanan berupa pompa otot, menampung darah dari atrium
kanan dan memompanya ke paru melalui arteri pulmoner
5) Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling berotot,
menerima darah kaya oksigen dari paru melalui atrium kiri dan
memompanya ke dalam system sirkulasi melalui aorta
6) Arteri pulmonalis merupakan pembuluh darah yang keluar dari
dekstra menuju ke paru-paru, arteri pulmonalis membawa darah
dari ventrikel dekstra ke paru-paru (pulmo)
7) Katup trikuspidalis, terdapat diantara atrium dekstra dengan
ventrikel dekstra yang terdiri dari 3 katup
8) Katup bikuspidalis, terdapat diantara atrium sinistra dengan
ventrikel sinistra yang terdiri dari 2 katup
9) Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke
atrium dekstra (Smeltzer & Bare, 2002).
b. Fisilogi Jantung
1) Siklus Jantung
Siklus jantung terdiri dari urutan peristiwa yang berhubungan
dengan gelombang rangsangan, listrik yang terbesar dan nodus
melalui saraf pengahantar dan menuju miokardium akan
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
merangsang otot. Dasar mekanik hubungan adalah sistolik dan
diastolik.
2) Sistem Konduksi
Sitem konduksi otot jantung merupakan rangsangan yang ritmik
dan sinkron. System ini mempunyai jalur konduksi yang khusus di
dalam miokardium. Jaringan konduksi ini memiliki sifat sebagai
berikut :
a) Otomatisasi : Kemampuan mendapat impuls secara spontan
b) Ritmisasi : Pembangkitan impuls untuk teratur
c) Kondiktifitas : Kemampuan untuk mengalirkan impuls
d) Daya rangsang : Kemampuan untuk menanggapi impuls
Impuls jantung terdiri dari nodus sinoatrial (SA) sebagai pemacu
alami jantung SA ada dinding posterius atrium kanan dekat muara
vena kava superior lalu dihantarkan melalui jalur bekas lalu ke
atrioventrikel (AV) diatas Septum Interventrikel kemudian setelah
di AV menuju bekas yang ada disebelah kanan septum
interventrikuler setelah ini berakhir di jaringan yang kompleks
yaitu system purkinge, yang menghantarkan ke seluruh permukaan
dalam ke dalam ventrikel.
3) Curah Jantung
Curah jantung tergantung dari hubungan yang terdapat antara dua
buah ventrikel yaitu frekuensi jantung dan curah sekuncup, curah
jantung adalah volume darah yang dipompa oleh tutup ventrikel
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
tiap menit. Frekuensi jantung sebagian besar berada di bawah
pengaturan denyut intrinsik antara saraf otonom serabut
parasimpatik dan saraf simpatik mensorati SA dan AV,
mempengaruhi kecepatan dan frekuensi denyut jantung atau
kontraksi impuls. Pada jantung normal maka pengaruh system
saraf parasimpatik tamapak dominan dalam mempertahankan
kecepatan denyaut jantung tetapi jantung yang abnormal maka
pengaruh sisitem saraf simpatik yang dominan dalam
mempertahankan kompensasi jantung (Smeltzer & Bare, 2002).
3. Etiologi
Menurut Syamsudin (2011) penyebab dari gagal jantung adalah :
a. Infeksi
Pasien dengan kongesti vascular paru akibat gagal ventrikel kiri lebih
rentan terhadap infeksi paru dari pada subjek normal dan setiap infeksi
dapat memicu gagal jantung.
b. Anemia
Dengan keberadaan anemia, oksigen untuk jaringan metabolism hanya
bisa dipenuhi dengan kenaikan curah jantung. Meskipun curah jantung
bisa ditahan oleh jantung yang normal, jantung yang sakit dan
kelebihan beban (meski masih terkompensasi) mungkin tidak mampu
menambah volume darah yang dikirim disekitarnya. Dalam hal ini,
kombinasi antara anemia dan penyakit jantung yang terkompensasi
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
sebelum bisa memicu gagal jantung dan menyebabkan tidak cukupnya
pasokan oksigen ke daerah sekitarnya.
c. Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot
jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi
yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencangkup
arterosklerosis kororner, hipertensi arterial dan penyakit degenerative
atau inflamasi.
d. Arterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran
darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktak). Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
e. Hipertensi Sisitemik atau Pulmonal
(Peningkatan afterload) mengakibatkan beban kerja jantung dan pada
gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek tersebut
(hipertrofi miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi
karena akan meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan
yang tidak jelas, hipertrofi otot jantung tadi tidak dapat berfungsi
secara normal dan akhirnya akan terjadi gagal jantung.
f. Peradangan dan Penyakit Miokardium Degeneratif
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung
merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
g. Penyakit Jantung Lain
Gagal jantung dapat terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang
sebenarnya tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme
yang biasanya terlibat mencakup: gangguan aliran darah melalui
jantung (misal stenosis katup semiluner), ketidakmampuan jantung
untuk mengisi darah (missal temponade pericardium, pericarditis
kontriktif atau stenosis katup AV), pengosongan jantung abnormal
(inefisiensi katup AV).
Peningkatan mendadak afterload akibat meningkatnya tekanan darah
sistemik (hipertensi “maligna”) dapat menyebabakan gagal jantung
meskipun tidak ada hipertrofi miokardial.
4. Tanda dan Gejala
Menurut Mansjoer, A. dkk. (2001) manifestasi klinis gagal jantung
secara keseluruhan sangat bergantung pada etiologinya. Namun dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Ortopnea adalah kesulitan bernafas saat berbaring.
Pasien yang mengalami ortopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan
menggunakan bantal agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk
dikursi, bahkan saat tidur.
b. Dyspnea, terjadi karena penumpukan atau penimbunan cairan dalam
alveoli yang menggangu pertukaran gas. Dispnea bahkan dapat terjadi
saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan yang minimal atau sedang.
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
c. Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND), yaitu sesak napas tiba-tiba pada
malam hari disertai batuk.
d. Batuk-batuk, hal ini disebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan
tidak produktif, tetepi yang tersering adalah batuk basah yaitu batuk
yang menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah banyak, yang
kadang disertai dengan bercak darah.
e. Mudah Lelah, terjadi akibat curah jantung yang kurang, yang
menghambat jaringan dari sirkulasi normal dan oksigen serta
menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat
meningkatnya energy yang digunakan untuk bernafas dan insomnia
yang terjadi akibat distress pernafasan dan batuk.
f. Kegelisahan dan kecemasan, terjadi akibat gangguan oksigenasi
jaringan, stess akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa
jantung tidak berfungsi dengan baik.
Gambaran klinis gagal jantung kanan:
a. Edema, dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen) dan secara
bertahap bertambah keatas tungkai dan paha dan akhirnya ke genetalia
eksterna dan tubuh bagian bawah
b. Kadang juga terdapat pitting ederma
c. Pertambahan berat badan
d. Distensi vena leher
e. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen
terjadi akibat pembesaran vena di hepar
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
f. Asites, terjadi karena tekanan dalam pembuluh portal meningkat
sehingga cairan terdorong keluar rongga abdomen (peritonium)
g. Anoreksia dan mual, hilangnya selera makan dan mual terjadi akibat
pembesaran vena dan statis vena di dalam rongga abdomen
h. Nokturia, rasa ingin kencing malam hari, terjadi karena perfusi renal
didukung oleh posisi penderita pada saat berbaring. Dieresis terjadi
paling sering pada malam hari karena curah jantung akan membaik
dengan istirahat.
i. Lemah, disebabkan karena menurunnya curah jantung, gangguan
sirkulasi, dan pembuangan produk sampah katabolisme yang tidak
adekuat dari jaringan.
5. Patofisiologi
Respon dari fisiologis gagal jantung akan memunculkan
manifestasi seperti peningkatan frekuensi jantung, dilatasi, hipertrofi, dan
peningkatan isi sekuncup. Hal tersebut akan mempengaruhi peningkatan
frekuensi jantung, peningkatan aliran balik vena, dan peningkatan aliran
keluaran kontraksi yang akan mengakibatkan tekanan sistolik dan diastolik
tetap normal dan adanya peningkatan kebutuhan oksigen serta peningkatan
konsumsi oksigen oleh jantung.
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Peningkatan konsumsi oksigen oleh jantung akan mempengaruhi
preload melebihi kemampuan pemompaan yang akan mempengaruhi
kongestif vaskuler pulmonal, berdampak pada pertukaran gas dalam paru-
paru, pengeluaran aliran ke ginjal, usus dan kulit ditandai dengan adanya
peningkatan keluaran urine, peningkatan latergi, berkeringat, sianosis
(pucat).
Pengeluaran Na + (ion natrium) dan H2O akan mempengaruhi
peningkatan volume darah. Sirkulasi peningkatan aliran balik vena. Semua
ini saling mempengaruhi dan saling berkaitan dengan respons. Fisiologi
gagal jantung atau payah jantung peningkatan kebutuhan oksigen dan
peningkatan konsumsi oksigen oleh jantung yang diakibatkan oleh
peningkatan pengaruh simpatis pada jantung, arteri vena akan
mempengaruhi aliran atau sirkulasi darah-darah ke ginjal, usus dan kulit
sehingga mengakibatkan asidosis pada jaringan yang akan memberikan
pengaruh pada jaringan lanjut (metatasis pada organ dan jaringan yang
lain), dan akan mengakibatkan iskemi miokard maka terjadi penurunan
curah jantung. Iskemi miokard ditandai dengan kelemahan, kelelahan,
perubahan tanda vital, distritmia, dispnea, pucat, berkeringat sehingga
terjadi ketidakseimbangan suplai oksigen menyebabkan aktifitas
berkurang (Huddak & Gallo, 1997).
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
6. Pathway Respon Fisiologi Gagal Jantung
Peningkatan frekuensi jantung Dilatasi Peningkatan isi sekuncup Hipertrofi
Peningkatan kerja saraf simpatis pada jantung arteri dan vena Tanda dan gejala : - Peningkatan frekuensi jantung - Peningkatan aliran balik vena - Peningkatan kekuatan kontraksi
Peningkatan keb. O2 Peningkatan konsumsi O2 oleh jantung Aliran ke ginjal, Preload melebihi Usus dan kulit kemampuan pemompaan Kongesti vaskuler
Asidosis tingkat jaringan Pengaruh jaringan lanjut Iskemi miokard Menahan Na+ dan H2O - Peningkatan volume darah sirkulasi - Peningkatan aliran balik vena Ketidakseimbangan suplai O2
Gambar 2.2 Pathway dan perumusan diagnosa keperawatan (Huddak dan Gallo, 1997)
Kerusakan pertukaran gas
Tanda : - Menurunnya keluaran
urine - Letargi meningkat - Kulit dingin - Sianosis - edema
Manifestasi : - Kelelahan, kelemahan - Perubahan tanda vital - Diritmia - Sianosis - Pucat - berkeringat
Penurunan curah jantung
Intoleransi Aktivitas Kelebihan Volume Cairan
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
B. FOKUS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Curah Jantung
Curah Jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel
selama satu satuan waktu. Curah jantung sama dengan darah yang
dipompakan keluar pada setiap denyut jantung (volume sekuncup). Curah
jantung pada orang dewasa normal 5 L/ menit namun sangat bervariasi,
tergantung kebutuhan metabolisma. Curah jantung (CO) sebanding
dengan volume sekuncup (SV) kali frekuensi jantung (HR). Volume
sekuncup adalah sejumlah darah yang di semburkan setiap denyut, maka
curah jantung dapat dipengaruhi oleh perubahan volume sekuncup maupun
frekuensi jantung. Frekuensi jantung pada orang dewasa rata-rata 60-80
denyut/ menit dan rata-rata volume sekuncup sekitar 70 ml/denyut
(Smeltzer & Bare, 2002).
2. Penurunan Curah Jantung
Menurut Carpenito (2000) penurunan curah jantung dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana seorang individu mengalami
penurunan jumlah darah yang dipompakan oleh jantung, mengakibatkan
gangguan perfusi jantung.
Menurut Doengoes, Moorhouse, Geissler (2000) kemungkinan
terjadi penurunan curah jantung dapat dibuktikan oleh adanya peningkatan
frekuensi jantung (takikardi), disritmia, perubahan gambaran pola EKG,
perubahan tekanan darah (hipertensi/ hipotensi), bunyi jantung ekstra (S3,
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
S4), penurunan haluaran urine, nadi perifer tidak teraba, kulit dingin
kusam, diaphoresis, ortopnea, krakles, pembesaran hepar, edema dan nyeri
dada.
Menurut NANDA (2012) penurunan curah jantung didefinisikan
sebagai suatu keadaan dimana pompa darah oleh jantung yang tidak
adekuat untuk mencapai kebutuhan metabolisma tubuh.
Adapun batasan karakteristik penurunan curah jantung yaitu sebagai
berikut:
1. Perubahan Frekuensi/ Irama Jantung
- Aritmia
- Brakikardia
- Perubahan EKG
- Palpitasi
- Takikardia
2. Perubahan Preload
- Edema
- Penurunan tekanan vena sentral (central venous pressure/ CVP)
dan tekanan baji arteri paru (pulmonary artery wedge pressure/
PAWP)
- Peningkatan CVP dan PAWP
- Distensi vena jugularis
- Murmur
- Keletihan, dan kenaikan berat badan
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
3. Perubahan Afterload
- Kulit lembab
- Dispnea
- Penurunan nadi perifer
- Penurunan resistansi vaskuler paru (pulmonary vascular
resistance/ PVR)
- Penurunan resistansi vaskuler sistemik (systemic vascular
resistance/ SVR)
- Peningkatan PVR
- Peningkatan SVR
- Oliguria
- Pengisian ulang kapiler memanjang
- Perubahan warna kulit
- Variasi pada pembacaan tekanan darah
4. Perubahan kontraktilitas
- Crackle
- Batuk
- Penurunan fraksi ejeksi, left ventricular stroke work index
(LVSWI) dan stroke volume index (SVI)
- Penurunan indeks jantung
- Ortopnea
- Dispnea paroksimal noktural (DPN)
- Bunyi S3 dan S4
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
5. Perilaku/Emosi :
- Ansietas
- Gelisah
Faktor yang berhubungan :
- Perubahan Frekuensi Jantung
- Perubahan Irama
- Perubahan Volume Sekuncup
- Perubahan Afterload
- Perubahan Kontraktilitas
- Perubahan Preload
Terkait dengan tujuan keperawatan (NOC) atau outcome meliputi : pompa
jantung efektif, status sirkulasi adekuat, status tanda vital dalam rentang
yang diharapkan.
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan, dengan kriteria hasil atau
indikator :
- TTV dalam batas normal
- Tidak ada edema paru, perifer, asites, distensi vena jugularis
- Melakukan aktivitas tanpa dispneu dan nyeri
- Tidak ada sianosis
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Adapun rencana tindakan keperawatan (NIC) yaitu :
Perawatan Jantung :
- Kaji tekanan darah, sianosis, status pernafasan dan status mental
- Auskultasi bunyi jantung, catat frekuensi, ritme, adanya S3 dan S4
serta bunyi baru
- Kaji toleransi aktivitas : mulainya nafas pendek, nyeri, palpitasi,
atau pusing
- Monitor efektifitas pemberian O2
- Monitor status mental : gelisah, cemas
- Atur posisi pasien semi fowler atau posisi yang nyaman sesuai
kondisi klien
- Monitor intake dan output per 24 jam
- Catat hasil EKG dan X-Ray dada
- Kaji hasil laboratorium, nilai AGD, elektrolit termasuk kalsium
- Monitor CBC, Natrium, kreatinin serum
- Selama fase akut, pastikan klien bedrest dan melakukan aktivitas
yang dapat di toleransi jantung
- Berikan lingkungan yang tenang dengan meminimalkan gangguan
dan stressor.
- Jadwalkan istirahat setelah makan dan aktivitas
- Kolaborasi : medis (pemberian terapi antiaritmia, nitrogliserin,
vasodilator, antikoagulan, terapi cairan & oksigenasi), ahli gizi.
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012
Perawatan Sirkulasi :
- Monitor tanda kelebihan cairan, asupan cairan, haluaran urine
- Monitor denyut perifer, pengisian kapiler, suhu, dan warna
ekstremitas
- Auskultasi bunyi paru untuk mengetahui adanya ronchi basah atau
bunyi tambahan
Monitor tanda vital :
- Monitor TTV
- Monitor tanda vital saat klien berbaring, duduk, berdiri, sebelum,
selama, dan sesudah beraktivitas
Penurunan Curah Jantung..., Zainudin Nurohman, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2012