BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II...

20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh dunia untuk mengingatkan staf untuk berbagai situasi darurat untuk mengurangi kematian di rumah sakit. Sistem kode biru adalah sistem komunikasi yang memastikan resusitasi pasien yang paling cepat dan efektif dalam pernapasan atau henti jantung; Namun, pelatihan personil dan prosedur kode penting bagi mereka yang bertanggung jawab atas sistem kode biru di rumah sakit. Setiap rumah sakit, sebagai bagian dari rencana bencana, menetapkan kebijakan untuk menentukan unit mana yang akan menyediakan personel untuk cakupan kode ( Kaykısız E. K, 2017). Kode Biru adalah sistem manajemen darurat yang dibentuk oleh kasus-kasus yang membutuhkan intervensi medis darurat, kerabat kasus atau staf rumah sakit. Proses ini terdiri dari kode yang diumumkan oleh profesional perawatan kesehatan dan ditanggapi oleh personel yang ditunjuk untuk intervensi kasus serangan jantung. Ini adalah alat manajemen darurat yang memberikan intervensi tercepat. "Kode Biru" adalah satu-satunya kode warna yang digunakan untuk kasus darurat yang sama di seluruh dunia. Kode Blue digunakan untuk pertama kalinya di Pusat Medis Kansas Bethany di Amerika Serikat Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Code Blue

1. Definisi

Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh dunia untuk

mengingatkan staf untuk berbagai situasi darurat untuk mengurangi

kematian di rumah sakit. Sistem kode biru adalah sistem komunikasi

yang memastikan resusitasi pasien yang paling cepat dan efektif dalam

pernapasan atau henti jantung; Namun, pelatihan personil dan prosedur

kode penting bagi mereka yang bertanggung jawab atas sistem kode

biru di rumah sakit. Setiap rumah sakit, sebagai bagian dari rencana

bencana, menetapkan kebijakan untuk menentukan unit mana yang

akan menyediakan personel untuk cakupan kode ( Kaykısız E. K,

2017).

Kode Biru adalah sistem manajemen darurat yang dibentuk oleh

kasus-kasus yang membutuhkan intervensi medis darurat, kerabat

kasus atau staf rumah sakit. Proses ini terdiri dari kode yang

diumumkan oleh profesional perawatan kesehatan dan ditanggapi oleh

personel yang ditunjuk untuk intervensi kasus serangan jantung. Ini

adalah alat manajemen darurat yang memberikan intervensi tercepat.

"Kode Biru" adalah satu-satunya kode warna yang digunakan untuk

kasus darurat yang sama di seluruh dunia. Kode Blue digunakan untuk

pertama kalinya di Pusat Medis Kansas Bethany di Amerika Serikat

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

dan penggunaan umum di negara kita ditetapkan pada tahun 2008

dengan penerapan standar kualitas layanan ( Sahin K. E, 2016).

Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang

harus segera diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi

cardiaerespiratory arrest di dalam area rumah sakit. Code blue

response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk oleh

rumah sakit yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area

rumah sakit. Tim ini terdiri dari dokter dan perawat yang sudah terlatih

dalam penanganan kondisi cardiac respiratory arrest ( Galih, 2017 ).

Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian tindakan untuk

meningkatkan daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung.

Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi jantung paru ini dapat

bervariasi, tergantung kepada kemampuan penolong, kondisi korban,

dan sumber daya yang tersedia, tantangan mendasar tetap pada

bagaimana melakukan resusitasi jantung paru sedini mungkin dan

efektif.

Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya

mempertahankan sirkulasi dengan segera melakukan kompresi

sebelum membuka jalan napas dan memberikan napas bantuan.

Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C-A-B

(compression — airway — breathing) ini dengan pertimbangan segera

mengembalikan sirkulasi jantung sehingga perfusi jaringan dapat

terjaga.

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

Rantai pertama pada rantai kelangsungan hidup (the chain of

survival) adalah mendeteksi segera kondisi korban dan meminta

pertolongan (early access), rantai kedua adalah resusitasi jantung paru

(RJP) segera (early cardiopulmonary resuscitation), rantai ketiga

adalah defibrilasi segera (early defibrillation), rantai keempat adalah

tindakan bantuan hidup lanjut segera (early advanced cardiovascular

life support) dan rantai kelima adalah perawatan paska henti jantung

(post cardiac-arrest care).

2. Ruang Lingkup

Sistem respon cepat code blue dibentuk untuk memastikan

bahwa semua kondisi cardiac respiratory arrest tertangani dengan

resusitasi dan stabilisasi sesegera mungkin. Sistem respon terbagi

dalam 2 tahap, yaitu:

a. Respon awal (responder pertama) berasal dari petugas rumah sakit

baik

b. medis ataupun non medis yang berada di sekitar korban.

c. Respon kedua (responder kedua) berasal dari tim code blue.

Ruang lingkup panduan ini meliputi tatacara melakukan

resusitasi di seluruh lingkungan rumah sakit . Bila terjadi kegawat

daruratan, baik pasien anak maupun dewasa.

1) Kebijakan

Tim medis reaksi cepat code blue( TMRCCB) terdiri dari :

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

a) Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) atau minimal

residen Pin hijau

b) Dokter anastesi dan terapi intensif sebagai coordinator

TMRCCB (minimal residen Pin hijau)

c) Dokter jantung/kardiologi sebagai anggota TMRCCB (minimal

residen Pin hijau)

d) Perawat 1, perawat 2, dan perawat 3 sebagai anggota minimal

TMRCCB

e) Satuan pengamanan

f) Farmasi

2) Perencanaan Sumber Daya Manusia

Dalam satu shift harus ada 2 - 3 orang perawat terlatih yang

bertugas. Perencanaan SDM ditentukan berdasarkan kondisi

kegawatdaruratan pasien, sebagai berikut :

a) Melakukan penanggulangan pasien gawat di ruang perawatan :

(1) Dokter jaga PERAWATAN

(2) Perawat Terlatih 1 orang

(3) Perawat Pelaksana

b) Melakukan RJP

(1) Dokter jaga PERAWATAN

(2) Perawat Terlatih 2 - 3 orang

(3) Perawat Pelaksana

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

Demi menyeragamkan pelayanan resusitasi, dokter residen

anestesi yang memberikan layanan resusitasi harus telah

mengikuti pelatihan ATLS, ACLS, PALS.

Kualifikasi Perawat yang tergabung dalam Kode Biru :

a) Perawat yang memberikan layanan resusitasi harus

telah mengikuti peatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD/BLS).

b) Perawat anggota TMRC harus telah mengikuti

Pelatihan Bantuan Hidup Lanjut (BHL/ALS)

3. Prosedur Kerja

a) Identifikasi pasien/korban dengan henti jantung (cardiac

arrest) dan atau henti napas (respiratory arrest) di tempat

kejadian atau pasien dirawat dengan perburukan kondisi

dengan skala MEWS > 8 di ruang perawat.

b) Perhatikan Label pasien yang mengalami henti jantung

(cardiac arrest) dan henti nafas (respiratory arrest) atau

MEWS > 8. Bila label ungu tidak perlu mengaktifkan Code

Blue

c) Pada kasus (cardiac arrest) , segera lakukan BHD, call for

help, aktifkan code blue dengan menghubungi pesawat ekstensi

333 dengan menyatakan “code blue di ruang...............,

kamar.........”. Satpam yang menerima telpon kemudian

mengumumkan melalu pengeras suara dengan menyatakan

‘’code blue di ruang......., kamar........

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

d) Pada kasus perburukan kondisi dengan MEWS > 8, residen

DPJP melakukan resusitasi awal, aktifkan code blue.

e) TMRCCB datang ke lokasi kejadian dalam waktu kurang dari 5

menit dan melakukan advance life support pada kasus henti

jantung atau resusitasi-stabilisasi hemodinamik pada kasus

perburukan kondisi, MEWS > 8.

f) Informed consent kondisi pasien di lakukan oleh DPJP.

g) Pada henti jantung :

(1) Bila tercapai Return of Spontaneous circulation (RSOC),

diputuskan untuk penanganan selanjutnya di ICU/ICCU,

PJT, Ruang Operasi, unit lainnya atau Rumah Sakit

jejaring.

(2) Sementara menunggu ruang perawatan definitif, perawatan

pasien tersebut dirawat sesuai dengan fasilitas yang tersedia

saat itu dengan tindakan ventilasi mekanik yang dilakukan

secara manual (bagging dengan bag-value-mask).

(3) Bila tidak tersedia ruang perawatan definitive, tindakan

bagging diserahkan ke DPJP setelah pasien ROSC dan

distabilkan dalam waktu 2 jam oleh TMRCCB dan pasien

tetap dirawat di ruangan awal sampai di ruang definitive.

h) Pada pasien perburukan kondisi dengan MEWS > 8 :

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

(1) Dilakukan resusitasi secara intensif dengan monitoring

ketat di ruang perawatan pasien dengan koordinasi antara

DPJP, dokter anestesi, dan dokter cardiologi.

(2) Bila pasien memerlukan penangana jalan nafas definitive

dengan intubasi dilakukan di ruang perawatan pasien oleh

dokter anestesi.

(3) Setelah pasien terintubasi, dilakukan tindakan ventilasi

mekanik yang dilakukan secara manual (bagging dengan

bag-valve-mask).

i) Pasien dipindahkan ke ruang perawatan definitive bila

tranportable dan ruangan yang dibutuhkan pasien sudah

tersedia.

j) Bila pasien meninggal, surat keterangannya ditandatangani oleh

DPJP.

B. Resusitasi Jantung Paru/Cardio Pulmonary Resusitation

1. Definisi

Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakn suatu metode untuk

memberikan bantuan sirkulasi. Resusitsi Jantung Paru (RJP) dapat

meningkatkan angka kelangsungan hidup korban yang mengalami

henti jantung dengan mengombinasikan antara kompresi dada dan

nafas buatan untuk memberikan oksigen yang diperlukan bagi

kelangsungan fungsi sel tubuh (Suharsono & Ningsih, 2012)

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

Resusitasi juga dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk

menghidupkan kembali, melalui usaha untuk mencegah suatu episode

henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis (Cadogan, 2010).

a. Prosedur Cardio Pulmonary Resusitation

Pada penanganan korban cardiac arrest dikenal istilah rantai

untuk bertahan hidup (Chain of survival) : cara untuk

menggambarkan penanganan ideal yang harus diberikan ketika ada

kejadian cardiac arrest. Jika salah satu dari rangkaian ini terputu,

maka korban mempunyai kesempatan besar untuk bertahan hidup.

Rantai keidupan (chain of survival) terdiri dari beberapa

tahap berikut ini (AHA, 2010):

1) Mengenali tanda-tanda cardiac arrest dan segera mengaktifkan

panggilan gawat darurat (Emergency Medical Service).

2) Sesegera melakukan RJP dengn tinakan utama kompresi dada.

3) Segera melakukan defibrilasi jika diindikasikan.

4) Segera memberi bantuan hidup lanjut (advenced life support).

5) Melakukan perawatan post cardiac arrest.

Prosedur CPR menurut American Heart Assosiation 2010

adalah terdiri dari circulation, ariway dan breathing:

1) Memastikan kondisi lingkungan sekitar aman bagi penolong.

2) Memastikan kondisi kesadaran pasien.

Penolong harus segera mengkaji dan menentukn apakah

korban sadar/ tidak. Penolong harus menepuk atau

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

menggoyang bahu korban sambil bertanya dengn jelas: ‘hallo,

pak/bu! Apakah anda baik-baik saja?’. Jangan menggoyang

korban dengan kasar karena dapat mengakibatkan cedera. Juga

hindari gerakan leher yang tidak perlu pada kejadian cedera

kepala dan leher.

3) Mengaktifkan panggilan gawat darurat (Emergency Medical

Service)

Jika korban tidak berespon segera panggil bantuan dan

segera menghubungi 118 untuk memanggil ambulans. Jika ada

orang lain disekitar korban, minta orang tersebut untuk

menelpon ambulans dan ketika menelpon memberikan hal-hal

berikut: lokasi korban nomor telpon yang anda pakai, apa yang

terjai pada korban, jumlah korban, minta ambulans segera

datang dan tutup telepon hanya jika diminta oleh petugas.

4) Memastikan posisi pasien tepat

Agar resusitasi yang diberikan efektif maka korban

harus berbaring pada permukaan yang dattar, keras, dan stabil.

Jika korban dalam posisi tengkurap atau menyamping, maka

balikan tubuhnya agar terlentang. Pastikan leher dan kepala

tersngga dengan baik dan bergerak bersamaan selama

membalik pasien.

Fase-fase Resusitasi Jantung Paru sesuai Algoritma AHA (2010)

adalah :

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

1) Fase I: Tunjangan Hidup Dasar (Besic Life Support)

a) C (Circulation)

Mengkaji nadi, tabda sirkulas: Ada tidaknya denyut

janung korban/paisen dapat ditentukan dengan meraba arteri

karoti di daerah leher korban/pasien, dengan dua atau tiga jari

tangan (jari telunjuk dan tengah) penolong dapat meraba

pertengahan leher sehingga teraba trakhea, kemudian kedua jari

digeser kebagian sisi kanan atau kiri kira-kira 1-2 cm raba

dengan lembut selama 5-10 detik. Jika tidak bernafas

pertahankan jalan napas.

Melakukan kompresi dada: Jika telah dipastiakan tidak

ada denyut jantung. Selanjutnya dapat diberikan bantuan

sirkulasi atau kompresi jantung luar, dilakukan dengan teknik

sebagai berikut:

(1) Menetukan titik kompresi (center of chest). Cari posesus

xypoideus pada sternum dengan tangan kanan, letakan

tangan kiri tepat 2 jari diatas posesus xypoideus.

(2) Melakukan kompresi dada: Kaitkan kedua jari tangan pada

lokasi kompresi dada, luruskan kedu siku dan pastikan

mereka terkunci pada posisinya, posisikan bahu tegak lurus

diatas dada korban dan gunakan berat badan anda untuk

menekan dada korban dan sedlam minimal 2 inchi (5 cm).

Lakukan kompresi 30x dengan kecepatn minimal 100x

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

menit atau sekitar 18 detik (1 siklus terdiri dari 30 kompresi

2 ventilasi). Lanjutkan sampai 5 siklus CPR, kemudian

periksa nadi carotis, bil nadi belum ada lanjutkan CPR 5

siklus lagi. Bila nadi teraba lihat pernafasan (bila elum ada

upaya nafas) lakukan rescue breating dan cek nadi tiap 2

menit.

b) A (Airway)

Tindakan ini bertujuan mengetahui ada tidaknya

sumbatan jalan napas oleh benda asing. Buka jalan napas

dengan head tilt-chin lift/jaw thrust.

Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan dahulu, kalau

sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari telunjuk

atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong kain (fingers

sweap), sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek

dengan menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut

dapat dibuka dengan teknik Cross Finger, dimana ibu jari

diletakan berlawanan dengan jari telunjuk pada mulut korban.

c) Breathing

Bantuan napas dapat dilakukan melalui mulut ke mulut,

mulut ke hidung atau mulut ke stoma (lubang yang dibuat pada

tenggorokan) dengan cara memberikanhembusan napas

sebanyak 2 kali hembusan, waktu yang dibutuhkan untuk tiap

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

kali hembusan adalah 1,5-2 detik. Dan volume udara yang

dihembuskan adalah 700-1000ml (10ml/kg)

Atau sampai dada korban/pasien terlihat mengembang.

Konsentrasi oksigen yang dapat diberikan hanya 16-17%.

Penolong juga harus memperhatikan respon dari pasien setelah

diberikan setelah diberikan bantuan napas.

Cara memberikan bantuan pernapasan :

(1) Mulut ke mulut penolong harus mengambil napas dalam

terlebih dahulu dan mulut penolong harus dapat menutup

seluruhnya mulut korban dengan baik agar tidak terjadi

kebocoran saat menghembuskan napas dan juga penolong

harus menutup lubang hidung pasien dengan ibu jari dan

jari telunjuk untuk mencegah udara keluar kembali dari

hidung. Volume udara yang diberikan pada kebanyakan

prang dewasa adalah 700-1000ml (10ml/kg). Volume udara

yang berlebihan dan laju inspirasi yang terlau cepat dapat

menyebabkan udara memasuki lambung.

Setelah napas dan nadi korban ada, jika tidak ada

kontraindikasi untuk mencegah kemungkinan jalan napas

tersumbat oleh lidah, lendir, atau muntah berikan posisi

recovery pada korban dengan langkah sebagai berikut

(Suharsono & Ningsih, 2012).

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

(1) Letakan tangan korban yang dekat dengan anda dalam

posisi lengan lurus dan telapak tangan menghadap

kertas kearah paha korban.

(2) Letakan lengan yang jauh dari anda menyilang diatas

dada korban dan letakan punggung tangannya

menyentuh pipinya.

(3) Dengan menggunakan tangan anda yang lain, tekuk

lutut korban yang jauh dari anda sampai membentuk

sudut 90’.

(4) Gulingkan korban kearah penolong.

(5) Lanjutkan untuk monitor denyut nadi korban, ‘tanda

sirkulasi’, dan pernapasan tiap 2 menit hingga bantuan

datang.

2) Fase II: Tunjangan Hidup Lanjutan (Advance Life Support)

Fase kedua merupakan fase yang dilakukan setelah tuunjangan

hidup dasar (basic life support) berhasil diberikan. Fase ini terdiri

dari:

a) D (Drug): pemberian obat-obat termasuk cairan untuk

memperbaiki kondisi korban atau pasien.

b) E (ECG) : melakukan pemeriksan diagnosis elektrokardiografis

secepat mungkin untuk mengetahui fibrasi ventrikel.

3) Fase III : Tunjangan Hidup Terus-Menerus(Prolonged Life

Support)

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

a) G (Genre): pengukuran dan pemeriksaan untuk monitoring

penderita secara terus menerus, dinilai, dicari penyebabnya dan

kemudian mengobatinya.

b) H (Head): tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan

sistem saraf dari kerusakan lebih lanjut akibat terjadinya henti

jantung, sehingga dapat dicegah terjadinya gangguan

neurologic yang permanen.

c) I (Intensive Care): perawatan intesif di ICU, meliputi:

tunjangan ventilasi (trakheostomi), pernafasan dikontrol terus

menerus, sonde lambung.

b. Obat Emergency atau Resusitasi

1) Menurut Philladepia (2010) prinsip obat Emergensy adalah:

a) Koneksi hipoksia

b) Mempertahankan sirkulasi spontan pada kondisi tekanan darah

yang adekuat,

c) Membantu mengopyimalkan fungsi jantung,

d) Menghilangkan nyeri,

e) Koreksi asidosis,

f) Mengatasi gagal jantung kongestif.

2) Obat-obat resusitasi jantung paru dan obat-obat perbaikan sirkulasi.

a) Oksigen.

b) Meningkatkan tekanan darah: epinefrin atau adrenalin,

vasopressin, dopamine.

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

c) Meningkatkan denyut jantung atau nadi (heart rate) : atropin.

d) Menurunkan atau mengatasi aritmia supraventrikel : adenosine,

dilteazem, amiodaron.

e) Obat-obatan untuk IMA : morfin, aspirin, fibrinolik.

C. Cardiac Arrest

1. Definisi

Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan

mendadak bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan

penyakit jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa

diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu dan tampak (American

Heart Association, 2010).

Cardiac arrest adalah semua keadaan yang memperlihatkan

penghentian mendadak fungsi pemompaan jantung, yang mungkin masih

reversible jika dilakukan intervensi dengan tetapi dapat menimbulkan

kematian jika dilakukan intervensi. Kecendrungan keberhasilan intervensi

berhubungan dengan mekanisme terjadinya cardiac arrest dan kondisi

klinis pasien (Parnia, 2012).

2. Etiologi Cardiac Arrest

Penyebab Cardiac arrest adalah serangan jantung atau infark

miokard (aritmia jantung, khususnya fibrasi ventrikel dan ventrikel

tachycardia tanpa nadi) terjadi akibat arteri koroner yang menyuplai

oksigen ke otot-otot jantung menjadi keras dan menyempit akibat sebuah

material (plak) yang terbentuk di dinding dalam arteri. Semakin meningkat

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

ukuran plak semakin buruk sirkulasi ke jantung dan otot-otot jantung tidak

lagi memperoleh suplai oksigen yang mencukupi untk melakukan

fugsinya, sehingga dapat terjadi infark, beberapa jaringan jantung mati dan

menjadi jaringan parut. Jaringan parut ini dapat menghambat sistem

konduksi langsung dari jantung, meningkatkan terjadinya aritmia dan

cardia arrest.

Sumbatan jalan napas oleh benda asing, tenggelam, stroke atau

CGA, ovedosis obat-obatan (antidepresantrisiklik, fenotiazin, beta bloker,

calsium channel bloker, kokain, digoxin asparin, asetominophen) dapat

menyebabkan aritmia. Tercekik, trauma inhalasi, tersengat listrik, reaksi

alergi yang hebat (anafilaksis), trauma hebat misalnya kecelakaan

kendaraan bermotor dan keracunan ( Suharsono & Ningsih, 2012)

3. Manifestasi klinis cardiac arrest

Gejala yang paling umum adalah munculnya rasa tidak nyaman atau

nyeri dada yang mempunyai karakteristik seperti perasaan tertindih yang

tidak nyaman, diremas, berat, sesak atau nyeri. Lokasinya ditengah dada

dibelakang sternum. Menyebar ke bahu, leher, rahang bawah atau kedua

lengan dan jarang menjalar ke perut bagian atas. Bertahan selama lebih

dari 20 menit. Gejala yang mungkin ada atau mengikuti adalah

berkeringat, nausea atau mual, sesak nafas (nafas pendek-pendek),

kelemahan, tidak sadar ( Suharsono & Ningsih, 2012)

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

4. Patofisiologi cardiac arrest

Kebanyakan korban henti jantung diakibatkan oleh timbulnya aritmia

yaitu fibrasi ventrikel (VF), takhikardi ventrikel (VT), aktifitas listrik

tanpa nadi (PEA), dan asistol (Kasron, 2012)

a. Fibrilasi ventrikel

Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian

mendadak, pada keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi

kontraksinya, jantung hanya mampu bergetar saja. Pada kasus ini

tindakan yang harus segera dilakukaan adalah CPR dan DC shock aau

defibrasi.

b. Takhikardi ventrikel

Mekanisme penyebab terjadinya takhikardi ventrikel biasanya

karena adanya gangguan otomatisasi (pembekuan impuls) ataupun

akibat adanya gangguan konduksi. Frekuensi nadi yang cepat akan

menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri memendek, akibatnya

pengisian darah ke ventrikel jug berkurang sehingga curah jantung

akan menurun. VT dengan keadaan hemodinamik stabil, pemilihan

terapi dengan medika mentosa lebih diutamakan. Pada kasus VT

dengan gangguan hemodinamik sampai terjadi henti jantung (VT tanpa

nadi), pemberian terapi defibrilasi dengan menggunakan DC shock dan

CPR adalah pilihan utama.

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

c. Pulseless Electrical Activity (PEA)

Merupan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak

menghasilkan kontraktilitas atau menghasilkan kontraktilitas tetapi

tidak adekuat sehingga tekanan darah tidak dapa diukur dan nadi tidak

teraba.

d. Asistole

Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik

pada jantung, dan pada monitor irama yang terbntuk adalah seperti

garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang harus segera diambil adalah

CPR.

5. Prognosis

Kematian otak dan kematian permanen dapat terjadi hanya dalam

jangka waktu 8 sampai 10 menit dari seseorang tersebut mengalami henti

jantung. Kondisi tersebut dapat dicegah dengan pemberian resusitasi

jantung. Paru dan defibrilasi segera (sebelum melebihi batas maksimal

waktu untuk terjadinya kerusakan otak), untuk secepat mungkin

mengembalikan fungi jantung normal. Resusitasi jantung paru dan

dehibrilasi yang diberikan antara 5 sampai 7 menit dari korban mengalami

henti jantung, akan memberikan kesempatan korban untuk hidup rata-rata

sebesar 30% sampai 45%. Sebuah penelitian menunjukan bahwa dengan

penyeiaan defibrilator yang mudah diakses di tempat-tempat umum seperti

pelabuhan udara. Dalam arti mengatakan kemampuan untuk bisa

memberikan pertolongan (defibrilasi) sesegera mungkin, akan

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

meningkatkan kesempatan hidup rata-rata bagi korban cardiac arrest

sebesar 64% (American Heart Assosiacion, 2010).

D. Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian merupakan kumpulan teori yang mendasari

topik penelitian, yang disusun berdasarkan pada teori yang sudah ada

dalam tinjauan teori dan mengikuti kaidah input, proses dan output

(Saryono, 2011).

Gambar 2.1. Kerangka teori

American Heart Association (2015).,Parnia (2012)

Basic Life Support (BLS)

- Definisi BLS, Kegawatandaruratan henti jantung

- - Langkah - langkah BLS (Safety, Merespon, Emergency Call, Compression, Airways, Breathing, Recovery Position)

KEJADIAN YANG TERJADI:

- Cardiac Arrest - Henti nafas

Yang mempengaruhi dalam pelaksanaan code blue :

1. Waktu

2. Tidakan RJP

3. Terapi obat

4. Outcome

5. Etiologi

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Bluerepository.ump.ac.id/9653/3/Ratri Nurlaela BAB II.pdfBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Code Blue 1. Definisi Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh

E. KERANGKA KONSEP

Gambar 2.2. Kerangka konsep

Kejadian code blue

Cardiac arrest

Henti napas

Yang mempengaruhi dalam pelaksanaan code blue :

1. Waktu

2. Tidakan RJP

3. Terapi obat

4. Outcome

5. Etiologi

Media :

Kuisioner terkait code blue

Gambaran Kejadian Code..., Ratri Nurlaela, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018