BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawah Menurut Purwono dan Purnamawati (2009), padi tergolong dalam famili Gramineae (rumput-rumputan).Padi dapat beradaptasi pada lingkungan aerob dan nonaerob.Batang padi berbuku dan berongga, dari buku batang inilah tumbuh anakan atau daun.Akar padi adalah akar serabut yang sangat sensitif dalam penyerapan hara, tetapi peka terhadap kekeringan.Biji padi mengandung butiran pati amilosa dan amilopektin yang mempengaruhi mutu dan rasa nasi. Padi merupakan bahan makanan pokok sehari hari pada kebanyakan penduduk di negara Indonesia. Padi dikenal sebagai sumber karbohidrat terutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan bahan baku industri, antara lain : minyak dari bagian kulit luar beras (katul), sekam sebagai bahan bakar atau bahan pembuat kertas dan pupuk. Padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat digantikan oleh bahan makanan yang lain, oleh sebab itu padi disebut juga makanan energi (AAK, 1990). Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk.Komoditas padi memiliki peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan (Yusuf, 2010). Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Budidaya Padi Sawah

Menurut Purwono dan Purnamawati (2009), padi tergolong dalam

famili Gramineae (rumput-rumputan).Padi dapat beradaptasi pada lingkungan

aerob dan nonaerob.Batang padi berbuku dan berongga, dari buku batang

inilah tumbuh anakan atau daun.Akar padi adalah akar serabut yang sangat

sensitif dalam penyerapan hara, tetapi peka terhadap kekeringan.Biji padi

mengandung butiran pati amilosa dan amilopektin yang mempengaruhi mutu

dan rasa nasi.

Padi merupakan bahan makanan pokok sehari hari pada kebanyakan

penduduk di negara Indonesia. Padi dikenal sebagai sumber karbohidrat

terutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya

dikenal dengan bahan baku industri, antara lain : minyak dari bagian kulit luar

beras (katul), sekam sebagai bahan bakar atau bahan pembuat kertas dan

pupuk. Padi memiliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan

tidak dapat digantikan oleh bahan makanan yang lain, oleh sebab itu padi

disebut juga makanan energi (AAK, 1990).

Padi adalah komoditas utama yang berperan sebagai pemenuh

kebutuhan pokok karbohidrat bagi penduduk.Komoditas padi memiliki

peranan pokok sebagai pemenuhan kebutuhan pangan utama yang setiap

tahunnya meningkat sebagai akibat pertambahan jumlah penduduk yang

besar, serta berkembangnya industri pangan dan pakan (Yusuf, 2010).

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

8

Ciri khusus budidaya padi sawah adalah adanya penggenangan selama

fase pertumbuhan tanaman.Budidaya padi sawah dilakukan pada tanah yang

berstruktur lumpur.Tahapan budidaya padi sawah secara garis besar adalah

penyiapan lahan, penyemaian, penanaman, pemupukan, pemeliharaan

tanaman, dan panen.Pemberian air pada tanaman padi disesuaikan dengan

kebutuhan tanaman yakni dengan mengatur ketinggian genangan.Ketinggian

genangan berkisar 2-5 cm, karena jika berlebihan dapat mengurangi jumlah

anakan.Prinsip pemberian air adalah memberikan pada saat yang tepat,

jumlah yang cukup, kualitas air yang baik, dan disesuaikan fase pertumbuhan

tanaman.

B. Sistem Tanam Jajar Legowo

Padi dibudidayakan dengan tujuan mendapatkan hasil yang setinggi-

tingginya dengan kualitas sebaik mungkin. Untuk mendapatkan hasil yang

sesuai dengan harapan maka tanaman yang akan ditanam harus sehat dan

subur. Tanaman yang sehat ialah tanaman yang tidak terserang oleh hama dan

penyakit, tidak mengalami defisiensi hara, baik unsur hara yang diperlukan

dalam jumlah besar maupun dalam jumlah kecil. Sedangkan tanaman subur

ialah tanaman yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak terhambat, oleh

kondisi biji atau kondisi lingkungan.Adapun menanam padi dapat dilakukan

di sawah dengan pengairan sepanjang musim dan ada juga yang ditanam di

tanah tegalan (tanah kering). Terdapat beberapa teknik dalam melakukan

sistem budidaya padi salah satunya dengan cara sistem legowo. Berdasarkan

Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (2009:1) bahwa

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

9

cara tanam jajar legowo 2:1 adalah cara tanam berselang-seling dua baris dan

satu baris dikosongkan. Cara tanam ini telah banyak diterapkan petani karena

memberikan beberapa keuntungan, antara lain:

Semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian pinggir yang

biasanya memberi hasil lebih tinggi (efek tanaman pinggir). Manfaat

menggunakan sistem tanam jajar legowo pada usahatani padi sawah adalah

sebagai berikut :

1. Jumlah rumpun padi meningkat sampai 33%/ha.

2. Meningkatkan produktifitas padi 12-22%.

3. Pengendalian hama, penyakit, dan gulma lebih mudah.

4. Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, pengumpulan keong emas

atau untuk mina padi; dan

5. Penggunaan pupuk lebih efisien.

6. Dapat meningkatkan pendapatan usahatani antara 30-50%.

Legowo menurut bahasa Jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti

luas dan “dowo” yang berarti panjang. Pada prinsipnya sistem tanam jajar

legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam.

Selain itu sistem ini juga memanipulasi lokasi tanaman sehingga seolah-olah

tanaman padi dibuat menjadi taping (tanaman pinggir) lebih banyak. Seperti

kita ketahui tanaman padi yang berada dipinggir akan menghasilkan produksi

lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik, hal ini disebabkan karena

tanaman tepi akan mendapatkan sinar matahari yang lebih banyak

(Anonimus, 2001a).

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

10

Pada sistem jajar legowo dua baris semua rumpun padi berada di

barisan pinggir dari pertanaman.Akibatnya semua rumpun padi tersebut

memperoleh manfaat dari pengaruh pinggir (border effect). Pada rumpun padi

yang berada di barisan pinggir hasilnya 1,5–2 kali lipat lebih tinggi dari

produksi pada yang berada di bagian dalam. Disamping itu sistem legowo

yang memberikan ruang yang luas (lorong) sangat cocok dikombinasikan

dengan pemeliharaan ikan atau minapadi legowo (Permana, 1995).

Pendapat yang sama juga dijelaskan oleh Suharno (2013), sistem

tanam jajar legowo juga merupakan suatu upaya memanipulasi lokasi

pertanaman sehingga pertanaman akan memiliki jumlah tanaman pingir yang

lebih banyak dengan adanya barisan kosong. Tanaman padi yang berada di

pinggir memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang lebih baik dibanding

tanaman padi yang berada di barisan tengah sehingga memberikan hasil

produksi dan kualitas gabah yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena

tanaman yang berada di pinggir akan memperoleh intensitas sinar matahari

yang lebih banyak (efek tanaman pinggir).

Ada beberapa tipe cara tanam sistem jajar legowo yang secara umum

dapat dilakukan yaitu ; tipe legowo (2 : 1), (3 : 1), (4 : 1), (5 : 1), (6 : 1) dan

tipe lainnya yang sudah ada serta telah diaplikasikan oleh sebagian

masyarakat petani di Indonesia. Tipe sistem tanam jajar legowo terbaik

dalam memberikan hasil produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo

(4:1) sedangkan dari tipe jajar legowo (2:1) dapat diterapkan untuk

mendapatkan bulir gabah berkualitas benih (Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian, 2010).Keuntungan sistem tanam legowo secara prinsip

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

11

memberikan pengaruh tanaman pinggir (border effect), yaitu semakin

luasnya jelajah perakaran tanaman sehingga memungkinkan tanaman

menjadi lebih sehat dan bernas yang pada akhirnya memberikan hasil lebih

tinggi.Populasi tanaman meningkat dari 250.000 rumpun menjadi 400.000

rumpun (60%).Lebih memudahkan pekerjaan seperti menyemprot atau

memupuk tanaman dimana petani dapat berjalan di lahan yang kosong tanpa

mengganggu tanaman.

Menurut Pujaratno (2010), adapun cara dan teknik bercocok tanam

yang dianjurkan dalam sistem tanam legowo adalah sebagai berikut:

1. Pengolahan Tanah

Pada teknologi sistem tanam legowo pengolahan tanah harus

dilakukan hingga berlumpur dan rata yang dimaksudkan untuk

menyediakan media pertumbuhan yang baik bagi tanaman padi dan untuk

mematikan gulma.Pembajakan tanah dilakukan dua kali.Setelah

pembajakan pertama sawah digenang dahulu sekitar 7-15 hari, kemudian

dilakukan pembajakan kedua diikuti penggarukan untuk meratakan

pelumpuran.Untuk tanah yang lapisan olahnya dalam, pengolahan cukup

dilakukan dengan penggarukan tanpa pembajakan terutama pada musim

kemarau.Kemudian diberikan pupuk organik dalam bentuk jerami atau

pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha pada saat pengolahan tanah kedua.Pada

saat pemberian pupuk organik ini dilakukan sampai tercampur dengan

rata.

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

12

2. Sistem Tanam

Adapun sistem tanam yang digunakan adalah sistem tanam

legowo(2 : 1), (3 : 1), (4 : 1), (5 : 1), (6 : 1) dan tipe lainnya yang sudah

ada serta telah diaplikasikan oleh sebagian masyarakat petani di

Indonesia. Tipe sistem tanam jajar legowo terbaik dalam memberikan

hasil produksi gabah tinggi adalah tipe jajar legowo (4:1) sedangkan dari

tipe jajar legowo (2 : 1) dapat diterapkan untuk mendapatkan bulir gabah

berkualitas benih (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2010).

3. Jumlah Bibir Per Lubang

Pada teknologi sistem tanam legowo ini jumlah benih yang

ditanam adalah1-3 per lubang, sehingga dapat menghemat benih.

Manfaat lain dari penguranganbenih yang ditanam juga agar dapat

tumbuh dan berkembang lebih baik,perakaran lebih intensif dan anakan

lebih banyak.

4. Jumlah Benih Per Hektar

Jumlah benih per hektar pada sistem tanam legowo ini adalah

sekitar 10- 15 kg/ha.

5. Umur Bibit

Umur bibit yang ditanam pada teknologi sistem tanam legowo ini

adalah sekitar 10-15 hari.Hal ini memungkinkan bagi tanaman untuk

tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan cenderung lebih

banyak.Perakaran bibit berumur <15 hari lebih cepat beradaptasi dan

lebih cepat pulih dan stress akibat dipindahkan dari persemaian ke lahan

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

13

pertanaman, apalagi pada kondisi tanah macak-macak dengan irigasi

berselang dan diberi pupuk organik.

6. Dosis pupuk

Hal yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan kebutuhan

pupuk bagi tanaman padi adalah: kebutuhan hara tanaman, ketersediaan

hara dalam tanah, pH tanah, dan adanya sumber hara lain terutama K dan

N dari bahan organik, air irigasi dan sebagainya. Bila sumber hara lain

dapat diketahui jumlahnya maka takaran pupuk perlu dikurangi.

7. Pengelolaan Air

Pengelolaan air yang digunakan pada teknologi sistem tanam

legowo adalah irigasi berselang (intermitten). Pada sistem irigasi

berselang, tanah diusahakan untuk mendapat aerasi beberapa kali agar

tidak terlalu lama dalam kondisi anaerobik yaitu dengan cara mengatur

waktu pengairan dan pengeringan atau drainase.

8. Pemberian Bahan Organik

Jumlah bahan organik yang digunakan bergantung pada

ketersediaan, jenisdan jumlahnya. Usahakan agar jerami dikembalikan ke

lahan sawah, dengan caradibenam atau diolah menjadi kompos, atau

dijadikan pakan ternak (sapi) yangkotorannya diproses menjadi kompos

pupuk kandang. Untuk 1 Ha lahandiperlukan 1-2 ton kompos pupuk

kandang, diaplikasikan setiap musim apabila tersedia dengan harga

murah.

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

14

9. Panen dan Pasca Panen

Ada 4 jenis alat perontok padi yang dikenal, yaitu:

1. Krepyok, yaitu alat perontok padi tradisional dengan sistem

membanting

2. Dayung, alat perontok padi dengan cara mendayung.

3. Commant layang, yaitu alat perontok padi yang sudah lebih efisien

dari sistem dayung.

4. Power Therser, yaitu alat perontok padi modern yang dianjurkan

untuk digunakan pada sistem tanam legowo ini.

C. Adopsi

Adopsi dapat diartikan sebagai penerapan atau penggunaan suatu ide

atau alat teknologi yang baru yang disampaikan lewat pesan

komunikasi.Adopsi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang terhadap sesuatu inovasi sejak mengenal, menaruh minat, memilih

sampai menerapkan inovasi tersebut (Levis, 1996).

Menurut Junaidi (2007), adopsi inovasi mengandung pengertian yang

kompleks dan dinamis. Hal ini disebabkan karena proses adopsi inovasi

sebenarnya adalah menyangkut proses pengambilan keputusan, dimana dalam

proses ini banyak faktor yang mempengaruhinya. Adopsi inovasi merupakan

proses berdasarkan dimensi waktu. Dalam penyuluhan pertanian, banyak

kenyataan petani biasanya tidak menerima begitu saja, tetapi untuk sampai

tahapan mereka mau menerima ide ide tersebut diperlukan waktu yang relatif

lama.

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

15

Menurut Djoko (1996:12) bahwa pengalaman hidup penerima secara

mendasar berbeda dengan pengirim pesan, maka komunikasi menjadi

semakin sulit.Secara umum kemampuan untuk menyerap informasi

tergantung pada pengalaman masa lalu dan biasanya terbentuk dalam waktu

yang lama. Oleh karena itu seseorang berkomunikasi dengan orang-orang

yang memiliki pengalaman dan harapan yang serupa, maka apa yang dia

katakan secara otomatis cocok dengan kerangka berpikir mereka. Menurut

Soekartawi (2005:70) beberapa hal penting yang mempengaruhi adopsi

inovasi adalah :

1. Umur : makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin

tahu apa yang belum mereka ketahui.

2. Pendidikan : mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat dalam

melaksanakan adopsi inovasi.

Sedangkan menurut Jahi (1993:32) komunikasi sering menimbulkan

efek yang berbeda-beda tergantung daripada perbedaan dalam tambahan

pengetahuan, attitude, dan perubahan perilaku dapat menimbulkan

“kesenjangan efek komunikasi”.

Tingkat adopsi dipengaruhi oleh petani tentang ciri ciri inovasi dan

perubahan yang di kehendaki oleh inovasi di dalam pengelolaan pertanian

dari keluarga petani.inovasi biasanya diadopsi dengan cepat karena :

- Memilki keuntungan relatif tinggi bagi petani.

- Kompatibilitas/ keselarasan dengan nilai, pengalaman dan kebutuhan

- Tidak rumit

- Dapat dicoba

- Dapat diamati (Ginting, 2002).

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

16

Menurut Ginting (2002) adopsi teknologi baru adalah merupakan

proses yang terjadi dari petani untuk menerapkan teknologi tersebut pada

usaha taninya. Hal ini biasanya di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1. Umur petani

Makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin

tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka

berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun

sebenarnya mereka belum berpengalaman soal adopsi inovasi tersebut.

2. Pengalaman bertani

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih muda menerapkan

inovasi dari pada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang

lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam

mengambil keputusan.

3. Tingkat pendidikan petani

Pendidikan merupakan sarana belajar, dimana selanjutnya akan

menanamkan sikap yang menguntungkan menuju penggunaan praktek

pertanian yang lebih modern. Mereka yang berpendidikan tinggi adalah

relatif lebih cepat dalam melaksanakan adopsi.Tingkat pendidikan yang

rendah pada umumnya kurang menyenangi inovasi, sehingga sikap mental

untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya ilmu pertanian kurang.

4. Total pendapatan

Adalah jumlah pendapatan bersih yang diterima dari usahatani serta

non usahatani lainya.

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

17

5. Luas pemilikan lahan

Petani yang mempunyai lahan yang luas adalah lebih muda

menerapkan inovasi dari petani yang memiliki lahan sempit, hal ini

dikarenakan keefisienan dalam penggunaan sarana produksi.

6. Jumlah Tanggungan

jumlah tanggungan keluarga, akan mendorong petani untuk

melakukan banyak kegiatan/aktifitas terutama dalam upaya mencari dan

menambah pendapatan keluarga.

Berdasarkan cepat lambatnya petani menerapkan inovasi teknologi

dapat dikemukakan menjadi beberapa golongan petani, menurut

Kertasapoetra (1994) mengklasifikasikan anggota masyarakat sebagai

yang mengadopsi inovasi teknologi ke dalam 5 kategori yaitu :

a) Pembaharu (innovator).

Para inovator mempunyai sifat selalu ingin tahu, ingin

mencoba, ingin mengadakan kontak dengan para ahli untuk

memperoleh penjelasan, keterangan, bimbingan agar dalam

masyarakatnya ada pembaharuan. Golongan ini pada umumnya

merupakan petani yang berada, yang memiliki lahan pertanian luas

dari petani yang rata-rata (0,5-0,25 ha) di desanya. Oleh karena itu

berani menanggung resiko dalam menghadapi kegagalan setiap

percobaannya.Ciri-ciri golongan ini adalah.

- Lahan usaha tani luas, pendapatan tinggi.

- Status sosial tinggi.

- Aktif di masyarakat.

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

18

- Banyak berhubungan dengan orang secara formal dan informal.

- Mencari informasi langsung ke lembaga penelitian dan penyuluh

pertanian.

- Tidak disebut sebagai sumber informasi oleh petani lainnya.

b) Pengadopsi Awal (Early Adopter).

Sifat golongan ini adalah lebih terbuka dan lebih luwes,

sehingga mereka dapat bergaul lebih rapat dengan para petani

umumnya, keberadaan dan pendidikannya cukup, suka mengungkap

buku-buku pertanian dan bersifat lokalit. Mereka lebih suka

membantu para petani, turun menjelaskan perubahan-perubahan cara

berpikir, cara bekerja dan cara hidup yang sesuai dengan

kemutakhiran. Ciri-ciri golongan ini adalah.

- Usia lebih muda.

- Pendidikan lebih tinggi.

- Lebih aktif berpartisipasi di masyarakat.

- Lebih banyak berhubungan dengan penyuluh pertanian.

- Lebih banyak menggunakan surat kabar, majalah dan buletin.

c) Mayoritas Awal (Early Majority).

Golongan ini lebih mudah terpengaruh dalam hal teknologi

yang baru itu telah meyakinkannya dapat meningkatkan usahataninya,

yaitu lebih dapat meningkatkan pendapatan dan memperbaiki cara

kerja serta cara hidupnya. Namun mereka takut gagal dan lain

sebagainya, oleh karena itu golongan ini baru mengikuti setelah jelas

adanya kenyataanyang meyakinkannya. Ciri-ciri golongan early

majority adalah.

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

19

- sedikit di atas rata-rata dalam umur, pendidikan dan pengalaman

petani.

- Sedikit lebih tinggi dalam status sosial.

- Lebih banyak menggunakan surat, majalah dan buletin.

- Lebih sering menghadiri pertemuan pertanian.

- Lebih awal dan lebih banyak mengadopsi daripada mayoritas

lambat.

d) Mayoritas Lambat (Late Majority).

Termasuk dalam golongan ini adalah para petani yang

umumnya kurang mampu, lahan pertanian yang dimilikinya sangat

sempit, rata-rata di bawah 0,5 hektar.Oleh karena itu mereka selalu

berhati-hati karena takut mengalami kegagalan.Jadi penerapan inovasi

teknologi terhadap golongan ini sangat lambat.Adapun ciri-ciri

golongan ini adalah.

- Pendidikan kurang.

- Lebih tua.

- Kurang aktif berpartisipasi di masyarakat.

- Kurang berhubungan dengan penyuluhan pertanian.

- Kurang banyak menggunakan surat kabar, majalah, buletin.

e) Kelompok Lamban (Laggard).

Termasuk golongan ini adalah petani yang berusia lanjut,

berumur sekitar 50 tahun ke atas, biasanya fanatik terhadap tradisi dan

sulit untuk diberikan pengertian yang dapat mengubah cara berpikir,

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

20

cara kerja dan cara hidupnya. Mereka bersikap apatis terhadap

teknologi baru.Golongan laggard memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

- Pendidikan kurang.

- Lebih tua.

- Kurang aktif berpatisipasi di masyarakat.

- Kurang berhubungan dengan penyuluhan.

- Kurang banyak menggunakan surat kabar, majalah, buletin.

D. Inovasi

Menurut Van Dan Hawkins (1999) inovasi adalah suatu gagasan yang

menggambarkan objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru, tetapi tidak

selalu merupakan hasil dari penelitian mutakhir. Pengertian inovasi tidak

hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja, tetapi mecangkup

ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi, perilaku, atau gerakan-gerakan

menuju kepada proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan

masyarakat. Dengan demikian, pengertian inovasi dapat semakin diperluas

menjadi: sesuatu ide, perilaku, produk, informasi, dan praktek-praktek baru

yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan atau

dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas

tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-

perubahan disegala aspek kehidupan mayarakat demi selalu terwujudnya

perbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga

masyarakat yang bersangkutan (Mardikanto, 1996).

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

21

Menurut Van dan Hawkins (1999), mereka yang cepat menerapkan

inovasi dapat dicirikan sebagai berikut:

a. Banyak melakukan kontak dengan penyuluh dan orang lain di luar

kelompok sosialnya dan berpartisipasi aktif dalam organisasi.

b. Memanfaatkan secara intensif informasi dari media massa terutama yang

menyangkut informasi dari para ahli.

c. Memiliki pendapatan dan taraf hidup yang relatif tinggi.

d. Memiliki sikap yang positif terhadap perubahan dan memiliki aspirasi

yang tinggi bagi dirinya sendiri.

Menurut Rodgers (1995) sifat inovasi yang dapat mempengaruhi

kecepatan adopsi suatu inovasi, yaitu:

a. Relative advantages (keuntungan relatif), dimana sesuatu ide baru

dianggap sesuatu yang lebih baik dari pada ide-ide sebelumnya.

Keuntungan relatif mungkin menjadi ukuran dalam istilah ekonomi, tetapi

gengsi sosial, kenyamanan dan kepuasan menjadi faktor yang sangat

penting. Ini tidak menjadi masalah yang besar jika inovasi mempunyai

banyak obyek keuntungan.

b. Compatibility (keselarasan), inovasi yang dirasakan sesuai dengan nilai

yang ada, pengalaman masa lalu, dan memerlukan pengadopsi potensial.

Sebuah ide baru yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sistem sosial

tidak dapat diadopsi secepat ide baru yang sesuai.

c. Complexity (kerumitan), inovasi yang dirasakan sulit untuk dimengerti dan

digunakan. Beberapa inovasi mudah dipahami oleh beberapa anggota

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

22

dalam sistem sosial, yang lainnya lebih rumit dan akan diadopsi lebih

lambat.

d. Triability (percobaan), inovasi akan dicoba dengan skala yang kecil. Ide

baru yang dapat dicoba biasanya diadopsi lebih cepat daripada inovasi

yang tidak dapat dicoba terlebih dahulu.

e. Observability (pengamatan). Hasil inovasi yang dapat mudah dilihat oleh

komunikannya akan memungkinkan mereka untuk cepa mengadopsinya.

Menurut Ginting (2002), proses penerimaan inovasi terdapat 5 (lima)

tahapan yang dilalui sebelum seseorang bersedia menerapkan suatu inovasi

yang diperkenalkan kepadanya, yaitu :

1. Sadar, adalah seseorang belajar tentang ide baru, produk, atau praktek

baru. Dia hanya mempunyai pengetahuan umum mengenai ide baru

tersebut, tidak mengetahui kualitasnya dan pemanfaatannya secara khusus

2. Tertarik, adalah tidak seseorang tidak punya hanya mengetahui

keberadaan ide baru itu, tetapi ingin mendapatkan informasi lebih banyak

dan lebih mendetail

3. Penilaian, adalah seseorang menilai semua informasi yang diketahuinya

dan memutuskan apakah ide baru itu baik untuknya

4. Mencoba, seseorang sekali dia putuskan bahwa dia menyukai ide tersebut,

dia akan mengadakan percobaan. Hal ini mungkin terlaksana dalam kurun

waktu yang lama dan dalam skala yang terbatas

5. Adopsi atau menerapkan, adalah tahap seseorang meyakini akan

kebenaran atau keunggulan ide baru tersebut sehingga menerapkannya

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Sawahrepository.ump.ac.id/2639/3/Ade Fijar Septiana_BAB II.pdfterutama pada bagian endosperma, bagian lain daripada padi umumnya dikenal dengan

23

dan mungkin juga mendorong penerapan orang lain, dan inovasi biasanya

diadopsi dengan cepat karena :

- Memiliki keuntungan relatif tinggi bagi petani

- Sesuai dengan nilai-nilai sosial/ adat setempat

- Tidak rumit

- Dapat dicoba dalam sekala kecil

- Mudah diamati

Kajian Adopsi Inovasi …, Ade Fijar Septiana, Fakultas Pertanian UMP, 2016