BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI...

30
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (Theresia, 1995). Sedangkan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa pemberian cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Purwanti, 2004). Sedangkan menurut Suradi (2008), ASI Eksklusif adalah pemberian ASI murni tanpa bayi diberi tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu, buah-buahan, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur saring dan sebagainya, sampai usia bayi 6 bulan. Non ASI eksklusif adalah pemberian ASI didampingi dengan makanan lain sebelum bayi berumur 6 bulan seperti teh, madu, sari buah, susu formula, bubur, buah dan lain-lain. Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Purwanti, 2004). Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,

laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu,

yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (Theresia, 1995). Sedangkan ASI

eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya

diberi ASI saja, tanpa pemberian cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu,

air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,

bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim (Purwanti, 2004).

Sedangkan menurut Suradi (2008), ASI Eksklusif adalah pemberian ASI

murni tanpa bayi diberi tambahan lain seperti cairan air putih, teh, madu,

buah-buahan, maupun makanan tambahan seperti bubur susu atau bubur

saring dan sebagainya, sampai usia bayi 6 bulan. Non ASI eksklusif adalah

pemberian ASI didampingi dengan makanan lain sebelum bayi berumur 6

bulan seperti teh, madu, sari buah, susu formula, bubur, buah dan lain-lain.

Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu sampai

6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan

makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun

atau bahkan lebih dari 2 tahun (Purwanti, 2004).

Para ahli menemukan bahwa manfaat ASI akan sangat meningkat bila bayi

hanya diberi ASI saja selama 6 bulan pertama kehidupannya. Peningkatan ini

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

7

sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian ASI

bersama – sama dengan makanan padat setelah bayi berumur 6 bulan.

Deklarasi yang juga ditandatangani oleh Indonesia ini memuat hal-hal

sebagai berikut: sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan

mutu makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI

eksklusif dan semua bayi diberi ASI eksklusif sejak lahir sampai 6 bulan.

Setelah berumur 6 bulan, bayi diberi makanan pendamping atau padat yang

benar dan tepat, sedangkan ASI tetap diteruskan sampai usia 2 tahun atau

lebih. Pemberian makanan untuk bayi yang ideal seperti ini dapat dicapai

dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan sehingga

ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif (Mansjoer dkk, 2002).

Pada tahun 1999, setelah pengalaman selama 9 tahun, UNICEF

memberikan klarifikasi tentang rekomendasi jangka waktu tentang pemberian

ASI eksklusif. Rekomendasi terbaru UNICEF bersama World Health

Assembly (WHA) dan banyak negara lainnya adalah menetapkan jangka waktu

pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan (Mansjoer dkk, 2002).

B. Manfaat ASI Eksklusif

1. Manfaat bagi bayi

ASI adalah makanan alamiah yang disediakan untuk bayi anda.

Dengan komposisi nutrisi yang sesuai untuk perkembangan bayi sehat.

ASI mudah dicerna oleh bayi. Jarang menyebabkan konstipasi. Nutrisi

yang terkandung pada ASI sangat mudah diserap oleh bayi. ASI kaya

akan antibodi (zat kekebalan tubuh) yang membantu tubuh bayi untuk

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

8

melawan infeksi dan penyakit lainnya. ASI dapat mencegah karies

karena mengandung mineral selenium. Dari suatu penelitian di

Denmark menemukan bahwa bayi yang diberikan ASI sampai lebih

dari 9 bulan akan menjadi dewasa yang lebih cerdas. Hal ini diduga

karena ASI mengandung DHA/AA. Bayi yang diberikan ASI eksklusif

sampai 4 bulan akan menurunkan resiko sakit jantung bila mereka

dewasa. ASI juga menurunkan resiko diare, infeksi saluran nafas

bagian bawah, infeksi saluran kencing, dan juga menurunkan resiko

kematian bayi mendadak. Memberikan ASI juga membina ikatan kasih

sayang antara ibu dan bayi (Suradi, 2006).

2. Manfaat untuk ibu:

Memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan

kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko perdarahan.

Memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke

ukuran sebelum hamil. Menyusui (ASI) membakar kalori sehingga

membantu penurunan berat badan lebih cepat. Beberapa ahli

menyatakan bahwa terjadinya kanker payudara pada wanita menyusui

sangat rendah. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan

dan mensterilkan botol susu, dot, dan sebagainya. ASI tidak akan basi.

ASI selalu diproduksi payudara bila ASI telah kosong ASI yang tidak

dikeluarkan akan diserap kembali oleh tubuh ibu jadi ASI dalam

payudara tidak pernah basi dan ibu tidak perlu memerah dan

membuang ASInya selalu menyusui (Suradi, 2006).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

9

3. Untuk keluarga

Tidak perlu buang uang untuk membeli susu formula. Bayi sehat

berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam

perawatan kesehatan. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi

MAL dari ASI eksklusif. Memberikan ASI pada bayi (meneteki)

berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI selalu siap sedia (Suradi,

2006).

4. Untuk masyarakat dan negara

Menghemat devisa negara karena tidak perlu menyimpan susu formula

dan peralatan lain untuk persiapan. Bayi sehat membuat negara lebih

sehat. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi

sakit lebih sedikit. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan

menurunkan kematian. ASI adalah sumber daya yang terus-menerus

diproduksi dan baru (Suradi, 2006).

C. Manajemen Laktasi

1. Pengertian Laktasi

Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk

menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama

dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa

menyusui selanjutnya (Depkes RI, 1994).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

10

Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut

a. Pada masa Kehamilan (antenatal)

1). Memberikan penernagan dan penyuluhan tentang manfaat dan

keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya,

disamping bahaya pemberian susu botol.

2). Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting

susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau

kenaikan berat badan ibu hamil.

3). Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu

mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.

4). Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan

trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat

belum hamil.

5). Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini

perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang

sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan

hatinya.

b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)

1). Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan

cara menysui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara

melakatkan bayi pada payudara ibu.

2). Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24

jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

11

3). Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1)

dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.

c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)

1). Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia

bayi, yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman

lainnya.

2). Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali

lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.

3). Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan

pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar

produksi ASI tidak terhambat.

4). Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk

menunjang keberhasilan menyusui.

5). Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila

ada permasalahan menysusui seperti payudara bengkak yang

disertai demam.

6). Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta

pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.

7). Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan,

berikan MP ASI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.

2. Fisiologi Laktasi

Pada hakekatnya semua wanita dapat menyusui, kecuali pada wanita

yang kelainan (patofisiologis). Bahkan penelitian terakhir menyebutkan

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

12

bahwa seribu ibu yang menyatakan produksi ASI menurun hanya satu

orang yang benar-benar bermasalah, itupun karena kurang mengerti

tentang teknik-teknik pemberian ASI. Laktasi atau menyusui mempunyai

dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI (Anonymus, 2004).

3. Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI

Menurut Winarno (1990), adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi

ASI antara lain adalah:

a. Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa

menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah

air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat

gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi

jika makanan ibu terus menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang

diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar-kelenjar pembuat air susu

dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan

akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat

dalam 2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang

setara dengan jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk

membuat 1 liter ASI. Agar Ibu menghasilkan 1 liter ASI diperlukan

makanan tamabahan disamping untuk keperluan dirinya sendiri, yaitu

setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

13

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat

tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan

ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga mengalami

kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang

sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan walaupun tidak

jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.

Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan,

telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga

diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.

b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan.

Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa

tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan

gagal dalam menyusui bayinya.

Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam

menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:

1). Reflek Prolaktin

Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi

menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada

putting susu dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke

hypophyse melalui nervus vagus, terus kelobus anterior. Dari lobus

ini akan mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke peredaran

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

14

darah dan sampai pada kelenjar –kelenjar pembuat ASI. Kelenjar

ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.

2). Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)

Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi

didekatkan pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya

kearah payudara ibu. Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara

ibu disebut :”rooting reflex (reflex menoleh). Bayi secara otomatis

menghisap putting susu ibu dengan bantuan lidahnya. Let-down

reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu yang mengalami

goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran. Gangguan

terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi

tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis. Tangisan bayi ini

justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin mengganggu let

down reflex.

c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik

terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di

rumah sakit atau klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar

persalinan dapat berlangsung dengan baik, ibu dan anak berada dalam

keadaan selamat dan sehat. Masalah pemebrian ASI kurang mendapat

perhatian. Sering makanan pertama yang diberikan justru susu buatan

atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik pada

ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

15

Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin

dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu

buatan.

d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan

progesteron.

Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan

menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen,

karena hal ini dapat mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat

menghentikan produksi ASI secara keseluruhan oleh karena itu alat

kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah alat kontrasepsi dalam

rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena AKDR dapat

merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat

meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat

merangsang produksi ASI.

e. Perawatan Payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan,

yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa

kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat

penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada

waktunya ASI akan keluar dengan lancar.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

16

3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Laktasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses menyusui yaitu faktor

bayi, faktor ibu dan faktor budaya.

a. Faktor bayi yang mempengaruhi proses menyusui diantaranya bayi

sakit, kelainan kongenital, seperti labiopalatokisis sehingga bayi

enggan menyusui.

b. Faktor ibu dari segi fisik diantaranya ibu sakit, puting susu lecet,

puting susu datar atau tanggelam, payudara bengkak dan ibu lelah.

Faktor psikologis pada ibu yang berpengaruh adalah bila ibu

mengalami kecemasan, hal ini dapat mengurangi produksi Air Susu

Ibu, bahkan dapat berhenti sama sekali.

c. Faktor budaya setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap

terbentuknya perilaku seseorang dalam pemberian ASI (Anonymus,

2005 )

Beberapa faktor yang menimbulkan kecemasan pada ibu diantaranya

bayi rewel karena sakit, stress karena pekerjaan atau sebab yang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian air susu ibu dibagi menjadi

tiga bagian yaitu:

1). Predisposing factor, yang meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap,

persepsi, penghasilan dan jumlah anak. Faktor predisposisi merupakan

faktor yang menyebabkan sesuatu, namun bukan merupakan penyebab

utama, karena faktor tersebut banyak ibu menyusui yang memilih

memberi air susu formula kepada bayinya daripada memberi ASI.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

17

Pendidikan dan pengetahuan ibu yang rendah tentang ASI membuat

bayi tidak mendapat ASI eksklusif.

2). Enabling factors yaitu rawat gabung, Ante Natal Care (ANC), Intra

Natal Care (INC). Faktor ini merupakan faktor pendorong yang dapat

mempengaruhi pemberian air susu ibu.

3). Reinforcing factors, yaitu keluarga dan tenaga kesehatan. Faktor ini

yang merupakan faktor pendukung dalam praktik menyusui.

4. Frekuensi Pemberian Air Susu Ibu

Pemberian air susu ibu pada bayi sejak lahir dianjurkan tanpa jadwal

(on demand) artinya kapanpun bayi merasa lapar setidaknya bayi tersebut

segera disusui. Ibu tidak perlu khawatir produksi air susu ibu akan

berkurang. Produksi air susu ibu pada seorang ibu per hari berkisar 300 –

800 ml. Supaya kebutuhan air susu ibu untuk bayi terpenuhi maka

memerlukan waktu 7 – 10 menit pada satu payudara atau 5 – 19 menit

pada kedua payudara (Anjarwati, 2006). Bahkan pada ibu yang kurang gizi

berat sekalipun, air susu ibu masih mengandung antibody yang dapat

melindungi bayi dari infeksi. Kendati demikian jumlah produksi air susu

ibu mengandung sedikit lemak dan mikro nutrient (Visionet, 2006).

5. Sindrom Air Susu Ibu Kurang

Keadaan dimana ibu merasa bahwa air susu ibu kurang dengan bebagai

alasan yang menurut ibu merupakan tanda tersebut, padahal sebenarnya

bayi sudah mendapatkan air susu ibu yang cukup. Sebenarnya hal ini

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

18

akibat dari penurunan reflex let down, dimana reflek ini dipengaruhi oleh

rasa tegang, cemas, takut, ataupun bingung. Sindrom air susu ibu kurang

ini antara lain disebabkan karena ibu merasa:

a. Payudara kecil

Sebenarnya payudara kecil tidak mempengaruhi pengaruh terhadap

produksi air susu ibu. Payudara yang kecil lebih disebabkan karena

hormon, gizi kurang atau keturunan.

b. Air susu ibu berkurang kekentalannya

Hal ini adalah wajar sesuai dengan periode laktasi.

1) Bayi sering menangis

Bayi sering menangis tidak selalu berarti kekurangan air susu ibu,

namun banyak sebab yang membuat bayi sering menangis.

2) Payudara lembek atau mengecil

Payudara yang lembek dapat terjadi setelah ibu menyusui yaitu

karena air susu ibu telah keluar.

3) Bayi lebih cepat menyusu dari sebelumnya

Hal ini adalah normal karena bayi sudah terbiasa menyusu.

4) Refleks let down berkurang

Penurunan reflex let down adalah normal sejalan bertambahnya

usia bayi (Anonymus, 2004).

5) Perilaku

Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi

manusia dengan lingkungan yang terwujud dalam bentuk

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

19

pengetahuan dan tindakan manusia sebagai mahluk hidup yang di

lengkapi dengan akal yang berfungsi untuk mengontrol dan

mengendalikan perilaku agar sesuai dengan yang diharapkan

(Notoatmodjo, 2003)

D. Karakteristik Ibu Menyusui

1. Usia

Umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

berulang tahun. (Elizabeth, BH (1995) dalam Wahit, 2006). Semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan bekerja. Waktu reproduksi sehat adalah antara

umur 20-35 tahun (Manuaba, 2002).

Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

akan lebih dipercaya dari orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya

(Elisabeth dalam Nursalam 2001). Hal ini sesuai dengan pendapat Siagian

(2003), yang menyatakan bahwa umur mempunyai kaitan erat dengan

berbagai segi organisasi, kaitan umur dengan tingkat kedewasaan

psikologis menunjukkan kematangan dalam arti individu menjadi semakin

bijaksana dalam mengambil keputusan bagi kepentingan organisasi.

Kematangan individu dengan pertambahan usia berhubungan erat dengan

kemampuan analisis terhadap permasalahan atau fenomena yang

ditemukan menyatakan bahwa kemampuan analisis akan berjalan sesuai

dengan pertambahan usia, seorang individu diharapkan dapat belajar untuk

memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu sesuai dengan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

20

kematangan usia (Slameto, 2003). Semakin tinggi usia seseorang maka

proses perkembangan seseorang akan semakin matang (Rita, 1993).

2. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang

wanita (BKKBN, 2006). Menurut Prawirohardjo (2009), paritas dapat dibedakan

menjadi primipara, multipara dan grandemultipara.

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang mampu

hidup diluar rahim (28 minggu) (JHPIEGO, 2008). Sedangkan menurut Manuaba

(2008), paritas adalah wanita yang pernah melahirkan bayi aterm.

a. Klasifikasi paritas:

1) Primipara

Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang

cukup besar untuk hidup di dunia luar (Varney, 2006).

2) Multipara

Multipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak lebih

dari satu kali (Prawirohardjo, 2009).

3) Grandemultipara

Grandemultipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak

atau lebih (Varney, 2006).

b. Faktor yang mempengaruhi paritas:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita

tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

21

mudah dalam memperoleh menerima informasi, sehingga

kemampuan ibu dalam berpikir lebih rasional. Ibu yang

mempunyai pendidikan tinggi akan lebih berpikir rasional bahwa

jumlah anak yang ideal adalah 2 orang.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat.

Pekerjaan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka

memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan tempat

pelayanan kesehatan yang diinginkan. Banyak anggapan bahwa

status pekerjaan seseorang yang tinggi, maka boleh mempunyai

anak banyak karena mampu dalam memenuhi kebutuhan hidup

sehari-sehari.

3) Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang tinggi mendorong ibu untuk

mempunyai anak lebih karena keluarga merasa mampu dalam

memenuhi kebutuhan hidup.

4) Latar Belakang Budaya

Cultur universal adalah unsur-unsur kebudayaan yang bersifat

universal, ada di dalam semua kebudayaan di dunia, seperti

pengetahuan bahasa dan khasanah dasar, cara pergaulan sosial,

adat-istiadat, penilaian-penilaian umum. Tanpa disadari,

kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap

berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

22

masyarakatnya, karena kebudayaan pulalah yang memberi corak

pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok

masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang telah

mapan dan kuatlah yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan

dalam pembentukan sikap individual. Latar belakang budaya yang

mempengaruhi paritas antara lain adanya anggapan bahwa semakin

banyak jumlah anak, maka semakin banyak rejeki.

5) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoatmodjo, 2003)

3. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan pengembangan diri dari individu dan

kepribadian yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab

untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan serta nilai-nilai

sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan. Di dalam

beberapa faktor pendidikan sering kali memegang syarat paling pokok

untuk memegang fungsi-fungsi tertentu. Untuk tercapainya kesuksesan di

dalam bekerja dituntut pendidikan yang sesuai dengan jabatan yang

dipegangnya (LAN RI,1993 dalam Mularso, 2001). Disamping itu,

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

23

semakin tinggi pendidikan seseorang diharapkan juga semakin banyak

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh (Dessler, 1998).

4. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kesibukan sosial yang dilakukan seseorang dengan

bertujuan tertentu. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan social lainnya juga tidak

luput dari kurangnya pengetahuan dari pra ibu, tidak sedikit dari apa ibu

yang bekerja akan tetapi tetap memberikan asi secara eksklusif pada

bayinya selama 6 bulan. Pada ibu bekerja cara lain untuk tetap dapat

memberikan asi secara eksklusif pada bayinya adalah dengan memberikan

ASI peras. (Baskoro, 2008:74).

E. Perilaku

Notoatmodjo (2003), menyatakan bahwa perilaku adalah suatu reaksi

psikis atau kejiwaan (berpendapat atau berfikir, bersikap dan sebagainya)

seseorang terhadap lingkungannya. Berarti perilaku baru akan terwujud bila

ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan suatu rangsangan.

Pada dasarnya perilaku dapat diamati melalui sikap dan tindakan tetapi juga

bisa bersifat potensial yaitu dalam bentuk pengetahuan, motivasi atau persepsi.

Adapun bentuk operasional perilaku, menurut Notoatmodjo (2003) dapat

dikelompokkan menjadi tiga jenis sebagai berikut :

1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan yaitu mengetahui situasi atau

rangsangan dari luar.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

24

2. Perilaku dalam bentuk sikap yaitu tanggapan batin terhadap keadaan atau

rangsangan dari luar diri si subyek, yang menimbulkan perasaan suka atau

tidak suka.

3. Perilaku dalam bentuk tindakan atau praktik yang sudah nyata yaitu

perbuatan terhadap situasi atau rangsangan dari luar.

Dalam perkembangannya, teori Bloom (1908) dalam Notoadmodjo (2003) ini

dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengetahuan yang ada

pada manusia tersebut bertujuan untuk dapat menjawab permasalahan

kehidupan manusia yang dihadapi sehari – hari dan digunakan untuk

kemudahan – kemudahan tertentu.

Sehubungan dengan perihal diatas pengetahuan dapat diibaratkan

sebagai suatu alat yang dipakai manusia di dalam menyelesaikan persoalan

yang dihadapi. Misalnya pengetahuan tentang manfaat ASI eksklusif dapat

digunakan oleh seorang ibu dalam memahami bagaimana cara

memanfaatkannya. Pengetahuan dapat diperoleh seseorang melalui

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

25

melihat, mendengar atau mengalami suatu kejadian yang nyata, selain itu

dapat diperoleh melalui belajar di bangku pendidikan baik bersifat formal

maupun informal. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, baik dari diri

sendiri maupun dari orang lain. Pengetahuan lebih bersifat pengenalan

suatu benda atau sesuatu hal secara obyektif. Pengetahuan ibu tentang ASI

eksklusif diharapkan akan menjadi dasar untuk bersikap positif terhadap

pemberian ASI kepada bayinya. Dan selanjutnya akan mendorong ibu

untuk memberikan ASI kepada bayinya

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003).

Sikap dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu

tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan suatu predisposisi tindakan

atau perilaku (Wahit, 2006).

Alport (1954) dalam Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap

mempunyai 3 komponen utama yaitu:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu obyek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu obyek

c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

26

3. Praktik atau tindakan (practice)

Praktik atau tindakan adalah merupakan salah satu dari tiga perilaku

berbentuk perbuatan (action) terhadap situasi atau rangsangan dari luar.

Perbuatan atau praktik tidak sama dengan perilaku, melainkan hanya

sebagaian dari perwujudan perilaku. Perwujudan dari perilaku yang lain

dapat melalui pengetahuan dan sikap.

Suatu sikap belum terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya

suatu sikap agar menjadi tindakan perbuatan nyata diperlukan faktor

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain seperti

fasilitas dan dukungan dari pihak lain. Sebagai contoh disini adalah

pemberian ASI oleh ibunya kepada bayinya, dalam hal ini perlu dorongan

dari orang lain seperti suami, dan lain – lain (Notoadmodjo, 2003)

Menurut Notoadmodjo (2003), perbuatan nyata atau praktik dari suatu

perwujudan perilaku mempunyai beberapa tingkatan antara lain:

a. Persepsi (perception)

Persepsi ini meliputi diantaranya adalah mengenal dan memilih

berbagai objek.

b. Respon terpimpin (guided response)

Yaitu dapat melakukan sesuai dengan urutan yang benar. Sebagai

contoh, ibu dapat memberikan ASI eksklusif dengan benar dimulai

dari cara menggendong posisi bayi, memegang payudara, memasukkan

putting kedalam mulut bayi dan memberikan rangsangan pada mulut

bayi.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

27

c. Mekanisme (mechanism)

Apabila sesorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

sebagai suatu kebiasaan, maka seorang tersebut sudah berada pada

praktik tingkat ini. Sebagai contoh seorang ibu sudah dapat

memberikan ASI eksklusif kepada bayinya tanpa di perintah oleh

orang lain.

d. Adaptasi (adaptation)

Pada praktik tingkatan ini sudah berkembang dengan baik artinya

tindakan ini sudah di modifikasi tanpa mengurangi kebenarannya.

Misalnya seorang ibu dapat memberikan ASI sesuai dengan kondisi

dan situasi bayi. Contoh bisa dengan sambil tiduran.

Pengukuran perilaku dapat diukur secara langsung atau tidak langsung.

Secara langsung adalah dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan

responden sedangkan tidak langsung adalah dengan wawancara terhadap

kegiatan – kegiatan yang telah dilakukan. Perubahan perilaku yang terjadi

pada diri seseorang harus ada unsur pengetahuan, keyakinan dan sarana –

sarana kemudahan.

Dalam membuat kerangka konsep, peneliti menggunakan teori model

perubahan perilaku menurut teori Lawrence Green (1991). Green

menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh 3

faktor pokok yakni : faktor-faktor predisposisi (predisposising factors),

faktor-faktor yang mendukung (enabling factors), dan faktor-faktor yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

28

memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Untuk lebih jelasnya

akan diuraikan masing-masing faktor-faktor sebagai berikut :

(a) Faktor predisposisi (predisposising factors), yaitu faktor-faktor yang

mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,

tradisi dan sebagainya.

(b) Faktor pendukung (enabling factors), adalah faktor-faktor yang

mendukung atau memfasilitasi perilaku atau tindakan. Yang dimaksud

dengan faktor pendukung adalah sarana dan prasarana atau fasilitas

untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya ketersediaan sumber

daya kesehatan, keterjangkauan pelayanan kesehatan,

masyarakat/pemerintah, hukum dan komitmen terhadap kesehatan

serta keterampilan yang berhubungan dengan kesehatan.

(c) Faktor penguat/pendorong (reinforcing factors), adalah faktor-faktor

yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku antara lain

keluarga, teman, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, pengambil

keputusan (Green,1991).

F. Dukungan Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan

kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan sebagai

bagian dalam keluarga (Friedman, 1998). Menurut Sukami (2003),

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan keluarga adalah sekelompok

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

29

orang yang tinggal di bawah satu atap atau dalam satu bangunan yang

mempunyai dapur dan anggaran rumah tangga yang sama. Pendapat lain

mengatakan bahwa keluarga adalah sebagai unit yang terdiri dari ayah, ibu

dan anak-anak mereka dan memperlihatkan pembagian kerja menurut jenis

kelamin (Potter & Perry, 2005).

b. Tipe-tipe Keluarga

Tipe keluarga menurut Potter dan Perry (2005), adalah :

Tipe keluarga merupakan pola manusia yang didasari oleh anggota

keluarga untuk di masukkan ke dalam keluarga, adapun tipe-tipe keluarga :

1) Nuclear family (keluarga inti), terdiri dari suami, istri dan anak.

2) Extended family (keluarga besar), keluarga ini terdiri dari kerabat

(paman, bibi, kakek atau nenek, sepupu) selain keluarga inti.

3) Single family (keluarga dengan orang tunggal), terjadi karena salah satu

orang tua meninggalkan keluarga karena kematian atau perceraian.

4) Mixed family (keluarga campuran), keluarga ini dibentuk pada saat

orang tua membawa anak-anak yang tidak memiliki hubungan dari

hubungan yang sebelumnya ke dalam hubungan yang baru, bergabung

dalam situasi kehidupan.

c. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dianggap melemahkan dampak stres dan secara

langsung memperkokoh kesehatan mental individu dan keluarga.

Dukungan sosial berfokus pada sifat interaksi yang berlangsung dalam

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

30

berbagai hubungan sosial sebagaimana dievaluasi oleh individu (Friedman,

1998).

Dukungan sosial keluarga mengacu pada dukungan-dukungan sosial

yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses

atau diadakan untuk keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan,

tetapi anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan). Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai

sistem pendukung bagi anggota-anggotanya (Friedman, 1998).

d. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk

mencapai tujuan keluarga tersebut. Fungsi keluarga terbagi atas :

1) Fungsi afektif, yaitu fungsi pemeliharaan kepribadian untuk stabilitas

kaum dewasa, memenuhi kebutuhan-kebutuhan para anggota keluarga.

2) Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial, untuk mengajari anak-

anak bagaimana berfungsi dan menerima peran-peran sosial dewasa

seperti suami-ayah, dan istri-ibu.

3) Fungsi reproduksi, untuk menjaga kelangsungan generasi dan juga

untuk keberlangsungan hidup masyarakat.

4) Fungsi ekonomis, untuk mengadakan sumber-sumber ekonomi yang

memadai dan pengalokasian sumber-sumber tersebut secara efektif.

5) Fungsi perawatan kesehatan, untuk pengadaan kebutuhan fisik, pangan,

sandang, papan dan perawatan kesehatan (Friedman, 1998).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

31

e. Peran atau Dukungan Keluarga

1) Peran Keluarga

Peran didasarkan pada deskripsi dan harapan peran yang

menerangkan apa yang individu-individu harus lakukan dalam situasi

tertentu agar dapat memenuhi harapan orang lain menyangkut peran-

peran tersebut. Identifikasi peran dasar yang membentuk posisi sosial

sebagai suami-ayah, dan istri-ibu, peran sebagai provider, sebagai

pengatur rumah tangga, perawatan anak, sosialisasi anal, rekreasi,

persaudaraan, peran terapeutik, dan peran seksual.

Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan keluarga

internal dan dukungan keluarga eksternal. Dukungan keluarga internal

seperti dari suami, istri, atau dukungan dari saudara kandung atau dari

dukungan keluarga eksternal adalah dukungan dari luar keluarga inti

dalam jaringan kerja sosial keluarga (Friedman, 1998).

2) Jenis Dukungan Sosial

a) Dukungan instrumental

Merupakan dukungan yang nyata (transaksi-transaksi yang

memberikan pertolongan atau bantuan langsung). Dukungan ini paling

efektif bila dihargai oleh penerima dengan tepat (Niven, 2000). Dalam

hal ini keluarga mencukupi kebutuhan rutin ibu menyusui, membantu

merawat bayi, mengganti popok, menyendawakan bayi setelah selesai

menyusui, menggendong, memandikan, memijat bayi secara teratur

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

32

atau memberi ASI perah kepada si bayi bila ibu bekerja (Roesli,

2000).

b) Dukungan Emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan atau membantu penguasaan terhadap emosi (Friedman,

1998). Dukungan emosional dapat menguatkan perasaan seseorang

akan hal yang dimiliki dan dicintai (Niven, 2000).

Suami dapat memperlihatkan rasa sayang dan perhatian terhadap

ibu dan bayi sehingga ibu lebih nyaman dan produksi ASI pun lancar

(Roesli, 2000).

c) Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator

penyebar informasi tentang dunia. Suami dapat memberikan masukan

kepada ibu mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan

pemberian ASI (Friedman, 1998).

d) Dukungan penilaian / penghargaan

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik

membimbing dan menangani pemecahan masalah dan sebagai sumber

dan validator identitas anggota (Friedman, 1998). Suami dapat

menyatakan perasaan bangga dan senang atas keputusan ibu untuk

menyusui bayinya / menunjukkan pada semua orang bahwa ia dapat

mendukung upaya pemberian ASI (Roesli, 2000).

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

33

G. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Modifikasi Teori Lawrence W.Green (1991); Anderson (1974) dalam Notoatmodjo (2003)

Faktor Predisposisi :

1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Nilai 4. Keyakinan

Faktor Pendukung :

1. Ketersediaan sumber daya kesehatan

2. Keterjangkauan pelayanan kesehatan

3. Masyarakat / pemerintah, hukum dan komitmen terhadap kesehatan

4. Keterampilan yang berhubungan dengan kesehatan

Faktor Penguat :

1. Dukungan keluarga 2. Dukungan teman 3. Dukungan tenaga kesehatan 4. Dukungan tokoh masyarakat 5. Dukungan pengambil

keputusan

Perilaku Kesehatan

Karakteristik :

- Jenis kelamin

- Umur

- Pendidikan

- Pekerjaan

- Paritas

- Kesukuan atau ras

- Kemampuan ekonomi

(pendapatan keluarga)

- Kebutuhan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

34

H. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

I. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah perincian suatu konsep penelitian sehingga

jelas unsur-unsur yang diteliti. Variabel ini secara umum dapat dibedakan atas

2 macam, yaitu :

1. Variabel bebas atau variabel independen

Adalah variabel yang mempengaruhi variabel tergantung atau dependen

(Notoatmodjo, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur,

paritas, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan dukungan keluarga.

2. Variabel tergantung atau variabel dependen

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau independent

(Notoatmodjo, 2005). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah

pemberian ASI eksklusif.

Umur

Paritas

Tingkat pendidikan

Pekerjaan

Dukungan keluarga

Pemberian ASI eksklusif

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ASI Eksklusifdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/134/jtptunimus-gdl-lyndianayu... · sesuai dengan lamanya pemberian ASI eksklusif serta lamanya pemberian

35

J. Hipotesis

1. Ada hubungan umur ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja yang

menyusui bayi di Puskesmas Kendal.

2. Ada hubungan paritas dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja yang

menyusui bayi di Puskesmas Kendal.

3. Ada hubungan tingkat pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu

bekerja yang menyusui bayi di Puskesmas Kendal.

4. Ada hubungan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja

yang menyusui bayi di Puskesmas Kendal.

5. Ada hubungan dukungan keluarga ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada ibu

bekerja yang menyusui bayi di Puskesmas Kendal.