BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Perkembanganrepository.ump.ac.id/8580/3/BAB II_UMMU...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. 1. Perkembanganrepository.ump.ac.id/8580/3/BAB II_UMMU...
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perkembangan Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM)
Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha itu sendiri
agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai pada satu titik
atau puncak menuju kesuksesan. Perkembangan usaha dilakukan oleh usaha
yang sudah mulai terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju lagi.
Menurut Chandra (2000: 121), perkembangan usaha merupakan suatu keadaan
terjadinya peningkatan omset penjualan, peningkatan pendapatan dan
bertambahnya tenaga kerja (Nurwahida dan Susyanti, 2018).
Meskipun UMKM menjanjikan bagi masa depan ekonomi nasional,
namun dalam perkembanganya seringkali diperhadapkan oleh berbagai dilema.
Persoalan pendanaan merupakan salah satu dilema yang sangat kursial bagi
kelanjutan usaha UMKM. Lembaga keuangan formal yang diharapkan sebagai
sumber pendanan bagi perkembangan ekonomi UMKM telah gagal memainkan
fungi dasarnya, terutama dalam menyalurkan dana secara efektif ke kegiatan-
kegiatan usaha yang paling produktif atau paling menguntungkan secara
finansial. Bahkan lembaga tersebut memandang usaha mikro sebagai unit
ekonomi yang not bankable (Muhammad, 2005).
Menurut Pramayati (2008), pemberian pembiayaan usaha mikro itu
sendiri adalah pinjaman dalam bentuk kredit yang disalurkan oleh pihak
perbankan kepada pengusaha UMKM yang dapat dimungkinkan diberikan tetapi
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
10
belum bankable. Maksudnya adalah usaha tersebut dapat dijadikan sebagai usaha
yang berkelanjutan dan dapat memperbaiki taraf hidup di dalam masyarakat.
(Prayogi dan Siregar,2017)
a. Pengertian UMKM.
Dalam undang- undang No.20 Tahun 2008 yang dimaksud dengan:
1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang ini.
2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang ini.
3) Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam Undang- Undang ini.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merupakan kegiatan usaha yang
mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara
luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
11
peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus
memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan pengembangan
seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakan yang tegas kepada kelompok usaha
ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan Usaha Besar dan Badan Usaha
Milik Negara (Tambunan, 2012).
b. Asas, Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM.
ASAS: BAB II, Pasal 2 beserta penjelasanya UU Nomor 20 Tahun 2008:
1) Asas kekekluargaan
2) Asas demokrasi ekonomi
3) Asas kebersamaan
4) Asas efesiensi berkeadilan
5) Asas berkelanjutan
6) Asas berwawasan lingkungan
7) Asas kemandirian
8) Asas keseimbangan kemajuan
9) Asas kesatuan ekonomi nasional.
PRINSIP UMKM : Pasal 4 UU Nomor 20 Tahun 2008.
1) Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan UMKM untuk
berkarya dengan prakarsa sendiri.
2) Mewujudkan kebijakan public yang transpparan, akuntabel dan berkeadilan
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
12
3) Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai
dengan kompetensi UMKM.
4) Peningkatan daya saing UMKM
5) Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
TUJUAN PEMBERDAYAAN UMKM : Pasal 4 UU Nomor 20 Tahun 2008.
1) mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan.
2) menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3) meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan
ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan (Mattalatta, 2008).
c. Kriteria-Kriteria UMKM
Usaha mikro seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003 adalah usaha
produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia (WNI)
dengan penjualan maksimum Rp 100 juta per tahun. Usaha Kecil adalah semua
usaha yang mempunyai kekayaan bersih maksimum Rp 200 juta tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha, atau penjualan maksimum Rp 1 Miliar per
tahun, milik WNI dan berdiri sendiri (bukan anak perusahaan atau cabang, sesuai
Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha kecil). Usaha Menengah
adalah usaha dengan penjualan antara Rp 1-50 miliar per tahun dan memilik
kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta hingga Rp 10 miliar, tidak termasuk
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
13
tanah dan bangunan tempat usaha (sesuai Intruksi Presiden Nomor 10 tahun 1999
tentang Pemberdayaan Usaha Menengah) (Salam, 2008).
Tabel 2.1
Kriteria UMKM
Sumber: UU No. 20 Tahun 2008
UMKM memiliki peran penting bagi pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi. Tidak hanya di Negara berkembang namun juga dinegara maju. Peran
penting UMKM dalam pembangunan ekonomi nasional dapat terlihat pada
kontribusinya dalam meningkatkan Produk Domestic Bruto (PDB), mengurangi
angka pengangguran, kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
nasional,karena tidak sedikit produk-produk UMKM yang mampu menembus
pasar internasional. Sektor UMKM mempunyai keunggulan dan sangat potensial
untuk lebih dikembangkan melalui suatu kebijakan yang tepat dan dukungan dari
lembaga yang tepat.
Dalam menjalankan usahanya, UMKM seringkali mengalami bebrapa
kendala, salah satu kendalanya adalah masalah permodalan. Mereka sangat sulit
mengakses lembaga perbankan dikarenakan banyak faktor, salah satunya karena
tidak bankable, banyaknya persyaratan yang dikeluarkan pihak bank yang
menyulitkan UMKM. Pada akhirnya banyak UMKM yanh menggunakan modal
sendiri untuk membangun usahanya. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada
KRITERIA KEKAYAAN BERSIH HASIL PENJUALAN
TAHUNAN
Usaha Mikro Maks. 50 jt Maks. 300 jt
Usaha Kecil >50 jt – 500 jt >300 Jt – 2,5 M
Usaha Menengah >500 jt – 10 M >2,5 M – 50 M
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
14
tahun 2005 kebanyakan sumber dana UMKM berasal dari modal sendiri yang
mencapai 82,41% pada kelompok usaha mikro, dan 68,85% pada kelompok
usaha kecil (Jubaedah dan Destiana,2015).
2. Lembaga Perbankan
a. Definisi.
Menurut Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Banyak. Dapat disimpulkan bahwa
usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu mengimpun dana, menyalurkan
dana, dan memberikan jasa bank lainya. Kegiatan menghimpun dana dan
menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank, sedangkan memberikan jasa
bank lainya hanya kegiatan mendukung (Muchtar dkk, 2016).
Dalam perbankan terdapat dua sistem perbankan di Indonesia, yaitu
perbankan konvensional dengan system bunganya, dan perbankan syariah dengan
system bagi hasilnya. Bank syariah merupakan bank yang secara operasional
berbeda dengan bank konvensional. Salah satu cirri khas bank syariah yaitu tidak
menerima atau membebani bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima atau
membebankan bagi hasil serta imbalan lain sesuai dengan akad-akad yang
diperjanjikan. Konsep dasar bank syariah didasarkan pada al-qur’an dan hadist.
Semua produk dan jasa yang ditawarkan tidak boleh bertentangan dengan isi Al-
qur’an dan hadis Rasulallah SAW. Dalam UU Prerbankan Syariah No.21 Tahun
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
15
2008 menyatakan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS), Unit
Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) (Ismail,
2011).
1) Bank Umum Syariah (BUS) adalah bank syariah yang dalam kegiatanya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. BUS dapat berusaha sebagai
bank devisa dan bank non devisa. Bank devisa adalah bank yang dapat
melaksanakan transaksi ke luar negeri atau berhubungan dengan mata uang
asing secara keseluruhan seperti transfer ke luar negeri, injkaso ke luar negeri,
pembukaan letter of credit, dan sebagainya.
2) Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang
mrlaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prindip syariah, atau unit kerja di
kantor cabang dari suatu banak yang berkedudukan di luar negeri yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai
kantor induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.
UUS berada satu tingkat di bawah direksi bank umum konvensional
bersangkutan. UUS dapat berusaha sebagai bank devisa dan bank non devisa.
3) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah bank syariah yang dalam
kegiatanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
16
hukum BPRS perseroan terbatas. BPRS hanya boleh dimiliki oleh WNI
dan/atau badan hukum Indonesia, pemerintah daerah, atau kemitraan antara
WNI atau badan hukum Indonesia dengan pemerintah daerah (Soemitra,
2009).
3. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan atau financing yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yan telah direncanakan
(Rivai dan Arifin, 2010).
Keberadaan lembaga keuangan yang menawarkan berbagai bentuk fasilitas
pembiayaan untuk lebih memeperluas penyediaan pembiayaan alternative bagi
dunia usaha dalam system perekomomian modern sangatlah dibutuhkan. Lembaga
pembiayaan diperlukan guna mendukung dan memperkuat system keuangan
nasional yang terdiversifikasi senhingga dapat memeberikan alternative yang
lebih banyak bagi pengembangan sektor usaha (Soemitra, 2009).
a. Tujuan Pembiayaan:
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
tujuan pembiayaan secara makro dan tujuan pembiayaan secara mikro. Secara
makro pembiayaan bertujuan untuk:
1) Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses
secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan akses
ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatkan taraf ekonominya.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
17
2) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk pengembangan
usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh
melalui aktivitas pembiayaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan kepada
pihak minus dana, sehingga dapat tergulirkan.
3) Meningkatkan produktivitas, artinya: adanya pembiayaan memberikan
peluang bagi masyarakat usaha mampu meningkatkan daya produksinya.
Sebab upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya dana.
4) Membuka lapangan kerja baru, artinya: dengan dibukanya sektor-sektor usaha
melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha tersebut akan
menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau membuka lapangan
kerja baru.
5) Terjadi distribusi pendapatan, artinya: masyarakat usaha produktif mampu
melakukan aktifitas kerja, berarti mereka akan memperoleh pendapatan dari
hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari pendapatan masyarakat.
Jika ini terjadi maka akan terdistribusi pendapatan (Muhamad, 2016).
b. Analisis Pembiayaan
Analisis pembiayaan adalah kegiatan yang menelaah aspek-aspek penting
dan patut diketahui dari nasabah yang akan dibiayaioleh bank. Tujuan analisis
pembiayaan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan sesungguhnya terhadap
kondisi nasabah yang akan dibiayai. Dengan demikian rekomendasi yang benar
dan objektif dapat diberikan (Danupranata, 2013). Menurut Ismail (2011)
Beberapa prinsip dasar yang perlu dilakukan sebelum memutuskan permohonan
pembiayaan yang diajukan oleh calon nasabah anataral alin dikenal dengan
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
18
prinsip 5C dan analisis 6A. Penerapan prinsip dasar dalam pemberian sserta
analisis yang mendalam terhadap calon nasabah, perlu dilakukan oleh bank
syariah agar bank tidak salah memmilih dalam menyalurkan dananya sehingga
dana yang disalurkan kepada nasabah dapat terbayar kembali sesuai dengan
jangka waktu yang diperjanjikan. Prinsip analisis pembiayaan didasarkan pada
rumus 5C, yaitu:
1) Character, penilaian karakter nasabah adalah untuk mengetahui itikad baik
nasabah dalam memenuhi kewajibannya (willingness to pay) dan untuk
mengetahui moral, watak, maupun sifat-sifat pribadi yang positif dan
kooperatif. Karakter merupakan faktor yang dominan dan penting, karena
walaupun calon nasabah tersebut cukup mampu untuk menyelesaikan
utangnya, tetapi jika tidak mempunyai itikad baik tentu akan membawa
berbagai kesulitan bagi bank di kemudian hari.
2) Capacity, yaitu kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha guna
memperoleh laba yang diharapkan sehingga dapat mengembalikan
pembiayaan diterima.
3) Capital, adalah menilai jumlah modal sendiri yang diinvestasikan oleh
nasabah dalam usahanya termasuk kemampuan untuk menambah modal
apabila diperlukan sejalan dengan perkembangan usahanya.
4) Condition, yaitu kondisi usaha nasabah yang dipengaruhi oleh situasi social
dan ekonomi. Yang mempengaruhi kondisi antara lain peraturan-peraturan
pemerintah, situasi politik dan perekonomian dunia, kondisi ekonomi yang
mempengaruhi pemasaran, produk, dan keuangan.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
19
5) Collateral, yaitu aset atau benda yang diserahkan nasabah sebagai agunan
terhadap terhadap pembiayaan yang diterimanya. Collateral tersebut harus
dinilai oleh bank untuk mengetahui risiko kewajiban finansial nasabah kepada
bank. Penilaian terhadap jaminan meliputi jenis, lokasi, bukti kepemilikan,
dan status hukumnya (Nizar, 2016).
Adapun Upaya preventif dengan melakukan analisis pembiayaan 6A:
1) Analisis Aspek Hukum, dengan melakukan analisis terhadap aspek hukum,
maka bank syariah akan mendapat informasi tentang pihak yang berhak
melakukan penandatangnana dalm perjanjian serta hak dan kewenangnanya.
Faktor yang sangat penting dalam analisis hukum adalah keyakinan bank
syariah bahwa setelah memberikan pembiayaan, maka legalitasnya kuat,
sehingga bank aman bila terjadi resiko. Pada saat terjadi sengketa atas
pembiayaan, maka bank syariah dappat memenangkan sengketa.
2) Analisis Aspek Teknis, merupakan analisis yang dilakukan bank syariah
dengan tujuan untuk mengetahui fisik dan lingkungan usaha perusahaan calon
nasabah serta proses produksi. Dengan menganalisis aspek teknis bank
syariah dapat menyimpulkan apakah calon nasabah menjalankan aktivitas
produksinya scara efisien.
3) Analisis Aspek Manajemen, merupakan salah satu aspek yang sangat penting
sebelum bank memberikan rekomendaso atas permohonan pembiayaan,
faktor penilaian meliputi ; struktur organisasi, job description, system dan
prosedur, penataan SDM, pengalaman usaha dan management skill.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
20
4) Analisis Aspek Keuangan, analisis ini diperlukan oleh bank untuk mengetahui
kemampuan keuangan perusahaan dalam memenuhi kewajibanyanya baik
kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
5) Analisis Aspek Sosial-Ekonomi, meliputi dampak yang ditimbulkan oleh
perusahaan terhadap lingkungan, pengaruh perusahaan terhadap lapangan
pekerjaan, pengaruh perusahan terhadap pendapatan Negara, dan debitur
melakukan kegiatan yang tidak bertentangan dengan kondisi lingkungan
sekitar.
6) Analisis Aspek Pemasaran, bank syariah dapat mengetahui sejauh mana
produk yang dihasilkan oleh calon debitur diterima oleh pasar dan berapa
lama produknya dapat bertahan dan bersaing dipasar (Ismail,2011).
c. Jenis-jenis pembiayaan.
1) Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah transakasi jual beli di mana bank menyebut
jumlah keuntunganya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebgai
pembeli. Harga jual adalah harag beli bank dari pemassok ditambah dengan
keuntungan (margin) (A.karim, 2014). Landasan syariah pembiayaan Murabahah.
:
كم ول تقت منكم يا أيها الذين آمنوا ل تأكلوا أموالكم بينكم بالباطل إل أن تكون تجارة عن تراض إن لوا أ
كان بكم رحيما الل
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di anatara kamu. Dan jangnalah kamu
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
21
membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”
(Q.S. An-Nisa:29).
Kemudian dalam surat Al Baqarah ayat 257 juga dikatakan bahwa “Allah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” . Dalam suatu riwayat ketika
Rasulallah ditanya oleh sahabat tentang usaha yang paling utama, kemudian
beliau bersabda : seseorang yang bekerja dengan tanganya sendiri dan setiap jual
beli yang mabrur (HR. Ahmad). Maksud mabrur dalam hadist tersebut ialah jual
beli yang terhindar dari sesuatu yang dapat merusak keridhaan. Karena Rasulallah
SAW bbersabda : “jual beli harus dipastikan saling meridhai” (HR. Baihaqi dan
Ibnu Majah). Akad jual beli disyariatkan oleh Allah untuk kemudahan bagi para
hambaNya dalam mencari rezeki sebagai sumber penghidupan (Burhanuddin.S,
2009).
Keterbukaan dan kejujuran menjadi syarat utama terjadinya murabahah
yang sesungguhnya, sehinga yang menjadi karakteristik murabahah adalah
penjual harus harus memeberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan
menyatakan jumlah keuntungan yang ditamabahkan pada biaya tersebut. Dalam
literature fiqih klasik, murabahah mengacu pada suatu penjualan yang
pembayaranya ditangguhkan. Justru elemen pokok yang meembedakanya dengan
penjualan normal lainya adalah penangguhan pembayaran itu. Pembayaran
dilakukan dalam suatu jangka waktu yang disepakati, baik secara tunai maupun
secara angsuran (Widagdo dan Qomar, 2015). Dalam melakukan pembiayaan
Mudharabah ada beberapa Syarat –syarat yang harus ditunaikan anatara lain:
a) Penjual memeberitahu biaya modal kepada nasabah.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
22
b) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
c) Kontrak harus bebas dari riba.
d) Kontrak harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian
e) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya jika pembelian dilakukan secraa hutang.
Secara prinsip jika syarat a), d) atau e) tidak dipenuhi, maka pembeli memiliki
pilihan:
a) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya
b) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yanag
dijual
c) Membatalkan kontrak (Antonio, 1999).
Pembiayaan murabahah telah diatur dalam Fatwa DSN No.
04/DSN- MUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum
mengenai murabahah, yaitu sebagai berikut:
a) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
b) Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari’at Islam.
c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya.
d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri,
dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
23
f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
dengan harga jual senilai harga plus keuntungannya. Dalam kaitan ini
bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada
nasabah berikut biaya yang diperlukan.
g) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,
pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang
kepada pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah
barang, secara prinsip menjadi milik bank (Anshori,2009).
Menurut Jumuhur Ulama Rukun Murabahah / Jual beli itu ada 4 yaitu:
a) Orang yang berakad (penjual dan pembeli)
b) Sighat (lafal ijab dan kabul)
c) Ada barang yang dibeli
d) Ada nilai tukar pengganti barang (Novita,dkk.2014)
2. Pembiayaan Musyarakah.
Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk
melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal
dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau risiko akan ditanggung bersama
sesuai kesepakatan. Musyarakah dalam praktik perbankan diaplikasikan dalam
hal pembiayaan proyek. Dalam hal ini nasabah yang dibiayai dengan bank sama-
sama menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan dari
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
24
proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah terlebih dahulu
mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Musyarakah dapat pula dilakukan
untuk kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan modal ventura (mucthar
dkk, 2016).
Investasi oleh islam dipandang sebagai wahana untuk meningkatkan
kesejahterhan umat. investasi mampu mengeliminir adanya penumpukan aset
finansial yang tidak berputar. Investasi ini sendiri telah menghindarkan
terjadinya tindakan pentabdziran (wasting) atas sumberdaya finansial. Hal ini
demikian dengan adanya investasi, maka sumber daya finansial yang ada telah
bisa dimobilisasi dan dimanfaatkan. Musyarakah merupakan pola investasi
langsung pada sektor rill. Hal ini berarti bahwa pembiayaan syariah dapat
menjadi soluti alternatif bagi UMKM untuk mendapatkan akses permodalan
(Jubaedah dan Destiana, 2015). Landasan syariah pembiayaan musyarakah
sebagai berikut :
الحات وقليل ما هم بعض إل الذين آمنوا وع وإن كثيرا من الخلطاء ليبغي بعضهم على ملوا الص
"…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu
sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain, kecuali orang yang
beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan amat sedikitlah mereka ini…." (QS.
Shaad:24). Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW
bersabda:
“Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain. Jika
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
25
salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu
Daud, yang dishahihkan oleh al- Hakim, dari Abu Hurairah).
Dalam pembiayaan Musyarakah terdapat Bentuk- bentuk kerjasama
(Syirkah) terbagi dalam beberapa golongan:
a. Syirkah Al- inan, Penggabungan harta atau modal dua orang atau lebih yang
tidak harus sama jumlahnya dan keuntunganya dibagi secara proposional
dengan jumlah modal masing-masing atau sesuai dengan kesepakatan.
b. Syirkah Al Mufawadhah, Perserikatan yang modal semua pihak dan bentuk
kerjasama dilakukan baik kualitas dan kuantitasnya harus dama dan
keuntungan dibagi bersama.
c. Syirkah al abdan/al amal, Yaitu perserikatan dalam bentuk kerja yang
hasilnya dibagi bersama.
d. Syirkah Al Wujuh, yaitu perserikatan tanoa modal.
e. Syirkah Al Mudharabah, Yaitu bentuk kerjasama antara pemilik modal dan
seseorang yang punya keahlian dagang dan keuntungan perdagangan dari
modal itu dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama (Muhamad, 2016).
Pembiayaan Musyarakah telah diatur dalam Fatwa DSN No.08/DSN-
MUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut dijelaskan tentang syarat dan rukunya
pembiayaan musyarakah, sebagai berikut:
a. Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak (akad), dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
26
1) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan tujuan
kontrak (akad).
2) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
3) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau dengan
menggunakan cara-cara komunikasi modern seperti melalui media
4) kerja sebagai wakil.
5) Setiap mitra memiliki hak untuk mengatur aset musyarakah dalam proses
bisnis normal.
6) Setiap mitra memberi telepon atau internet.
b. Pihak-pihak yang berkontrak harus cakap hukum, dan memperhatikan hal-hal
berikut:
1) Kompeten dalam memberikan atau diberikan kekuasaan perwakilan.
2) Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra
melaksanakan wewenang kepada mitra yang lain untuk mengelola aset
dan masing-masing dianggap telah diberi wewenang untuk melakukan
aktifitas musyarakah dengan memperhatikan kepentingan mitranya, tanpa
melakukan kelalaian dan kesalahan yang disengaja.
3) Seorang mitra tidak diizinkan untuk mencairkan atau menginvestasikan
dana untuk kepentingannya sendiri.
c. Objek akad (modal, kerja, keuntungan dan kerugian)
1) Modal.
a) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya
sama. Modal dapat terdiri dari aset perdagangan, seperti barang-barang,
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
27
properti, dan sebagainya. Jika modal berbentuk aset, harus terlebih
dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh para mitra.
b) Para pihak tidak boleh meminjam, meminjamkan, menyumbangkan atau
menghadiahkan modal musyarakah kepada pihak lain, kecuali atas dasar
kesepakatan.
c) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan musyarakah tidak ada jaminan,
namun untuk menghindari terjadinya penyimpangan, LKS dapat
meminta jaminan.
2) Kerja.
a) Partisipasi para mitra dalam pekerjaan merupakan dasar pelaksanaan
musyarakah; akan tetapi, kesamaan porsi kerja bukanlah merupakan
syarat. Seorang mitra boleh melaksanakan kerja lebih banyak dari yang
lainnya, dan dalam hal ini ia boleh menuntut bagian keuntungan
tambahan bagi dirinya.
b) Setiap mitra melaksanakan kerja dalam musyarakah atas nama pribadi
dan wakil dari mitranya. Kedudukan masing-masing dalam organisasi
kerja harus dijelaskan dalam kontrak.
3) Keuntungan.
a) Keuntungan harus dikuantifikasi dengan jelas untuk menghindarkan
perbedaan dan sengketa pada waktu alokasi keuntungan atau
penghentian musyarakah.
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
28
b) Setiap keuntungan mitra harus dibagikan secara proporsional atas
dasar seluruh keuntungan dan tidak ada jumlah yang ditentukan di
awal yang ditetapkan bagi seorang mitra.
c) Seorang mitra boleh mengusulkan bahwa jika keuntungan melebihi
jumlah tertentu, kelebihan atau prosentase itu diberikan kepadanya.
d) Sistem pembagian keuntungan harus tertuang dengan jelas dalam
akad.
4) Kerugian.
Kerugian harus dibagi di antara para mitra secara proporsional
menurut saham masing-masing dalam modal (Anshori, 2007).
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
29
B. Hasil Penelitian Terdahulu.
Tabel 2.2
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Artikel dan Jurnal Variabel Hasil
1 Linda Novita, M.
Kholil Nawawi dan
Hilman hakiem
Vol. 5 No. 2 Tahun
2014
ISSN : 2087-2178
Pengaruh Pembiayaan
Murabahah Terhadap
Perkembangan Umkm Di
Kecamatan Leuwiliang (Studi
Kasus Bprs Amanah Ummah)
X1 : Pembiayaan
Murabahah.
Y : Perkembangan
UMKM
Pembiayann murabahah memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap perkembangan
UMKM
2 Siti Jubaedah dan
Rina Destiana.
Jurnal Logika
Vol. XV, No.3
Desember Tahun
2015.
ISSN: 1978-2560
Implikasi pembiayaan syariah
terhadap usaha mikro, kecil
dan menengah (UMKM) di
kabupaten Cirebon.
X1: Pembiayaan
Syariah (Mudharabah
dan Musyarakah)
Y : Aset, omset dan
laba UMKM
(perkembangan
UMKM)
Pembiayaan syariah (Mudharabah dan
Musyarakah) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap perkembangan UMKM.
3 Ridwan Widagdo & Pengaruh Pembiayaan X1 : Pembiayaan Pembiayaan Murabahah berpengaruh positif
29
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
30
Nurul Qomar
Vol. 7 No.2 Tahun
2015
ISSN : 2303-1573
E-ISSN : 2527-
3876
Murȃbah ah dan Musyarakah
Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro di BMT Gunung
Jati
Murabahah.
X2 : Pembiayaan
Musyarakah.
Y : Perkembangan
Usaha Mikro
dan signifikan terhadap perkembangan usaha
mikro.
Pembiayaan Musyarakah tidak berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap perkembangan usaha
mikro.
4 Muhammad Andi
Prayogi dan
Lukman Hakim
Siregar
Vol. 17, No.2
Tahun 2017
ISSN : 2598-0157
Pengaruh pembiayaan mikro
syariah terhadap tingkat
perkembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM)
X : pembiayaan Mikro
Syariah
Y : Tingkat
Perkembangan Usaha
UMKM)
Pembiayaan mikro syaria berpengaruh
signifikan terhadap tingkat perkembangan
usaha UMKM.
5 U.Syarifudin,
Mariana
Jurnal al amwal
Vol.9 No.2 Tahun
2017
Pengaruh Pembiayaan
Musyarakah Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro
dan Peningkatan Pendapatan
Nasabah
X : Pembiayaan
Musyarakah.
Y1 : Perkembangan
usaha mikro
Y2 : Peningkatan
pendapatan Nasabah.
Pembiayaan Musyarakah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap perkembangan usaha
mikro.
Pembiayaan Musyarakah positif dan signifikan
terhadap peningkatan pendapatan nasabah.
30
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
31
ISSN : 2303-1573
6 Rohmah niah & Sri
Herianingrum
Jurnal Jebis
Vol. 1 No. 1 Juni
Tahun 2015
p-ISSN : 2442-6563
e-ISSN : 2527-3027
Efektivitas Pembiayaan
Mudharabah Dalam
Meningkatkan Kinerja Umkm
(Studi Kasus Pada Bmt Nurul
Jannah Gresik)
X : Pembiayaan
Mudharabah.
Y : Kinerja UMKM
pembiayaan mudharabah yang diberikan oleh
BMT Nurul Jannah Gresik sangat efektif dalam
meningkatkan kinerja UMKM yang telah
menjadi nasabahnya. Selain itu pembiayaan
mudharabah yang diberikan BMT Nurul Jannah
membantu para UMKM dalam memenuhi
kebutuhan lainnya tanpa mengesampingkan
prinsip kepercayaan dan amanah yang mereka
terima.
7 Anggraeni dkk
Jurnal al Muzara’ah
Vol.1 No.1 Tahun
2013
p-ISSN : 2337-6333
e-ISSN : 2615-7459
Akses UMKM Terhadap
Pembiayaan Mikro Syariah
dan Dampaknya Terhadap
Perkembangan Usaha : Kasus
BMT Tadbiirul Ummah,
Kabupaten Bogor
X : Akses UMKM
Y1: Pembiayaan Mikro
Syariah
Y2: Perkembangan
Usaha
Pembiayaan mikro syariah dari BMT
berdampak positif terhadap perkembangan
UMKM.
8 Nurwahida dkk
Jurnal Ilmiah Riset
Pengaruh Pembiayaan Mikro
Dengan Akad Murabahah
Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro Kecil Menengah
X : Pembiayaan Mikro
(Murabahah)
Pembiayaan Mikro dengan akad murabahah
Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah
31
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
32
Manajemen
Vol.7 No.15 Tahun
Agustus 2018
(Umkm) Pada Bank Bri
Syariah Kc Denpasar-Bali Y: Perkembangan
UMKM.
(UMKM)
9 Nikmah, dkk
e-jurnal Ekonomi
dan Bisnis
Vol. 1 No. 1 Tahun
Maret 2014
ISSN : 2355-4665
Analisis Implikasi
Pembiayaan Syariah pada
Pedagang Kecil di Pasar
Tanjung Jember
X : Pembiayaan
Syariah (Mudharabah
dan Musyarakah)
Y : Pedagang Kecil
Pedagang kecil yang telah mendapat
pembiayaan (Mudharabah dan Musyarakah)
mengalami peningkatan asset, omset dan laba
penjualan dari minggu pertama hingga minggu
keempat dengan peningklatan kinerja yang
cukup baik.
10. Tunas dkk
Jurnal Al
Muzara’ah
Vol.2 No.1 Tahun
2014
Analisis Pengaruh
Pembiayaan Syariah terhadap
Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Menengah di Kota
Depok
X : Pembiayaan
Syariah
Y : Perkembangan
UMKM
Pembiayaan mikro syariah berpengaruh positif
terhadap perkembangan usaha UMKM yang
dilihat dari perkembangan omset dengan
peningkatan omset usaha sebesar 115 juta
rupiah atau 30.31%.
11 Henry M. Bwisa
International
Journal of
Effects of Microfinance
Lending on Business
Performance: A survey of
Micro and Small Enterprises
X : Pinjaman
Keuangan Mikro
Y : Kinerja Bisnis
Jumlah pinjaman berpengaruh secara positif
sifnifikan terhadap kinerja UMK.
32
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
33
Academic Research
in Buissness and
Social Sciences
Vol.3 , No. 7 July
2013
ISSN: 2222-6990
in Kitale Municipality, Kenya UMK
12 Anne Ngima
Kinuya
IOSR Journal of
Business and
Management
Vol. 16, Issue 1.
Ver.IV Januari
tahun 2014
ISSN: 2319-7668
Factors Affecting the
Performance of Small and
Medium Enterprise in the Jua
Kali Sector in Nakuru Town,
Kenya.
X : Faktor-faktor
(Pembiayaan,
Manajemen usaha dan
Lingkungan Usaha)
Y: Kinerja UKM
Akses UKM untuk pembiayaan memiliki
potensi mempengaruhi secara positif terhadap
kinerja UKM. Namun akses pembiayaan belum
dimanfaatkan sepenuhnya untuk keuntungan
UKM di wilayah studi.
33
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
34
C. Kerangka Pemikiran.
1. Pengaruh pembiayaan Murabahah terhadap perkembangan UMKM.
Berdasarkan Penelitian Widagdo dan Qomar (2015) hasil analisis data
menunjukkan bahwa variabel pembiayaan murȃbah ah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perkembangan usaha mikro. Penilitian yang dilakukan
novita, dkk (2014) menunjukan bahwa Pembiayann murabahah memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan UMKM. Kemudian
penelitian dari Nurwahida dkk (2018) menunjukan bahwa Pembiayaan Mikro
dengan akad murabahah Berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
2. Pengaruh pembiayaan Musyarakah terhadap perkembangan UMKM.
Berdasarkan penelitian dari U. Syarifudin (2017) menunjukan
Pembiayaan Musyarakah berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perkembangan usaha mikro. Penelitian dari Jubaedah dan Destiana (2015)
menunjukan bahwa Pembiayaan syariah (Musyarakah) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap perkembangan UMKM. Dan penilitan yang dilakukan oleh
Nikmah, dkk (2014) menunjukan bahwa Pedagang kecil yang telah mendapat
pembiayaan (Musyarakah) mengalami peningkatan asset, omset dan laba
penjualan. Sedangkan berdasarkan penelitian dari Widagdo dan Qomar (2015)
menunjukan bahwa pembiayaan musyarakah tidak berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap perkembangan usaha mikro di BMT Gunung Jati. Dengan
adanya perbedaan hasil antara dua penelitiasn di atas, peneliti bermaksud untuk
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019
35
lebih mengetahui apakah musyarakah berpengaruh terhadap perkembangan
UMKM atau tidak.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
Dari kerangka pemikiran diatas, maka terdapat dua hipotesis yang akan diuji
pada penelitian:
H1 : pembiayaan Murabahah BPRS berpengaruh terhadap perkembangan
UMKM Nasabah PT BPRS Khasanah Ummat purwokerto.
H2 : pembiayaan Musyarakah BPRS berpengaruh terhadap perkembangan
UMKM Nasabah PT BPRS Khasanah Ummat purwokerto.
perkembangan UMKM
(Y)
Murabahah (X1)
H2
Musyarakah (X2)
H1
Pengaruh Pembiayaan Murabahah…, Ummu Habibah, FKIP UMP, 2019