BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

30
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lensa Kontak 1. Definisi Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada kornea mata dimana memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik. 6 Lensa kontak dapat terbuat dari gelas atau bahan plastik, untuk menutupi kornea dan sebagian sklera. Ruang di antara lensa kontak dan kornea diisi dengan larutan garam fisiologis. Sistim ini dapat menghilangkan astigmatisme kornea dan mengadakan koreksi ametropia. Lensa kontak mulai dipakai pada tahun 1930-an, di mana lensanya besar dan terbuat dari gelas. Pada tahun 1947 mulai dikenal lensa kontak yang terbuat dari plastik yang lebih kecil dan lebih tipis dari yang semula. 2. Bentuk Lensa Kontak a) Lengkung belakang terdiri dari : (1) PPC : Peripheral Posterior Curve (lengkung datar atau Base curve). (2) Intermediate Posterior Curve. (3) CPC : Central Posterior Curve. b) Lengkung depan terdiri atas : (1) CAC : Central Anterior Curve (lengkung depan tengah). (2) Intermediate Anterior Curve. (3) PAC : Peripheral Anterior Curve. 7

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

7  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lensa Kontak

1. Definisi

Lensa kontak adalah lensa plastik tipis yang dipakai menempel pada

kornea mata dimana memiliki fungsi yang sama dengan kacamata, yaitu

mengoreksi kelainan refraksi, kelainan akomodasi, terapi dan kosmetik.6

Lensa kontak dapat terbuat dari gelas atau bahan plastik, untuk

menutupi kornea dan sebagian sklera. Ruang di antara lensa kontak dan

kornea diisi dengan larutan garam fisiologis. Sistim ini dapat

menghilangkan astigmatisme kornea dan mengadakan koreksi ametropia.

Lensa kontak mulai dipakai pada tahun 1930-an, di mana lensanya besar

dan terbuat dari gelas. Pada tahun 1947 mulai dikenal lensa kontak yang

terbuat dari plastik yang lebih kecil dan lebih tipis dari yang semula.

2. Bentuk Lensa Kontak

a) Lengkung belakang terdiri dari :

(1) PPC : Peripheral Posterior Curve (lengkung datar atau Base

curve).

(2) Intermediate Posterior Curve.

(3) CPC : Central Posterior Curve.

b) Lengkung depan terdiri atas :

(1) CAC : Central Anterior Curve (lengkung depan tengah).

(2) Intermediate Anterior Curve.

(3) PAC : Peripheral Anterior Curve.7

 

3. Je

a

b

enis- jenis L

a) Hard Con

Lensa

dikeluark

PMMA (p

pinggir le

(1) Keleb

(a) T

(b) H

(2) Keku

(a) K

(b) M

m

b) Soft Cont

Gambar

Lensa Konta

ntact Lens (

Gam

a kontak ke

kan pada tah

(polymethylm

ensa kontak

bihan :

Tahan lama

Harga lebih

urangan :

Kurang nya

Memiliki ba

mudah keku

tact Lens (L

2.2. Soft Co

Sumber :

ak

(Lensa Kont

mbar 2.1. H

Sumber : M

eras merupa

hun 1960-an

methacryla

.

a.

h murah.

aman diguna

ahan yang s

urangan oks

Lensa Konta

ontact Lens

Coleman O

tak Keras)

Hard Conta

Marazzi, 20

akan jenis l

n. Lensa ko

te) yang m

akan.

sukar ditem

sigen.

ak Lunak)

s dan Rigid

Opticians, 2

act Lens

010.

lensa konta

ontak ini ter

memberikan

mbus oksige

d Gas Perme

2010.

ak pertama

rbuat dari b

oksigen m

en sehingga

eable

yang

bahan

elalui

mata

 

c

Lensa

pemakaia

oksigen (

kadar air

oksigen d

kandunga

kornea.

(1) Keleb

(a) M

(b) L

a

(c) T

p

(d) M

d

(2) Keku

(a) K

(b) M

) Rigid Gas

Gam

Lensa

dan siliko

dari plast

sehingga

a kontak lun

an harian. K

(kemampua

r, disain d

dengan per

an air, maka

bihan :

Masa adapta

Lebih kecil

aktivitas yan

Tersedia be

pemakaian.

Mudah u

dibandingka

urangan :

Karena kada

Mudah robe

s Permeable

mbar 2.3. P

Sumb

a kontak ini

on. Silikon

tik tipis yan

kornea dap

nak tersedia

Kedua jenis

an dilalui o

dan ketebal

rantaraan a

a makin ba

asi yang sin

kemungkin

ng berlebih

erbagai jen

untuk mem

an dengan R

ar air yang t

ek.

e (RGP) Le

Pemakaian

ber : Marco

i merupakan

terkenal d

ng fleksibe

pat berfungs

a untuk pem

s lensa kont

oksigen) ya

lannya. Sof

air yang di

anyak oksig

ngkat biasan

nan akan ter

an.

nis warna

mperolehny

RGP.

tinggi sehin

ens

Rigid Gas P

oeyes, 2008.

n polimer d

dengan sifat

l yang bers

si dengan b

makaian jang

tak ini mem

ng berbeda

ft contact

kandungnya

en yang da

nya hanya b

rlepas pada

serta jangk

ya serta

ngga lebih m

Permeable

dari polymet

t tembus ga

sifat mudah

baik. Pada l

ngka panjan

miliki kada

a dengan b

lens, mem

a. Makin t

apat sampai

beberapa har

a saat melak

ka waktu

lebih m

mudah kotor

thylmethacr

as. RGP te

h dilalui ok

lensa konta

g dan

r lalu

bahan,

mbawa

tinggi

pada

ri.

kukan

masa

murah

r.

rylate

erbuat

ksigen

ak ini,

10  

oksigen bukan hanya didapat pada saat mata berkedip, tetapi juga dari

udara bebas yang dapat melalui lensa untuk mencapai kornea. Hal ini

yang menyebabkan lensa kontak RGP lebih nyaman dipakai dalam

waktu lama.

(1) Kelebihan :

(a) Tidak mudah robek.

(b) Diameter lebih kecil antara 8.5 mm – 10 mm.

(c) Transmisi oksigen lebih tinggi.

(d) Mudah dirawat dan dibersihkan karena RGP mengandung air.

(e) Mampu mengoreksi astigmatisme.

(f) Memberikan penglihatan yang lebih tajam.

(g) Masa pakai lebih lama, lebih dari 2 tahun.

(2) Kekurangan :

(a) Masa adaptasi yang lebih lama, biasanya memerlukan 2

minggu hingga 1 bulan.

(b) Apabila lebih dari seminggu tidak dipakai maka pada saat

pemakaian kembali memerlukan penyesuaian atau adaptasi.

(c) Harga lebih mahal dibandingkan dengan lensa kontak

lunak.8,9,10,11,12,13,14

4. Penggantian Lensa Kontak

Pada orang yang baru belajar menggunakan lensa kontak, biasanya

lensa diganti dalam waktu 4 bulan karena lensa menjadi rusak. Pada

waktu selanjutnya pergantian lensa hanya 1 tahun sekali. Pergantian

lensa biasanya disebabkan oleh lensa yang hilang, lensa yang rusak,

timbulnya deposit pada permukaan lensa.

Lensa kontak harus digunakan sesuai dengan aturan pakainya. Lensa

untuk mengoreksi visus tidak boleh digunakan 24 jam terus menerus

pada daily wear lens. Pada pemakaiannya juga diperlukan pemeriksaan

secara rutin supaya kornea tetap dalam keadaan baik.

Dengan berkembangnya tingkat pengetahuan tentang pembuatan lensa

kontak, maka sekarang sudah dapat dikenal macam- macam lensa kontak

11  

di mana ada yang dapat digunakan untuk jangka waktu yang lebih lama,

sehingga pengguna lensa kontak tidak banyak terganggu oleh karena

pemasangan dan pelepasan lensa kontak yang terlalu sering.

Macam- macam lensa kontak menurut waktu penggunaannya :

a) Daily wear lens

Yang telah lama dikenal. Lensa ini harus dibuka setiap harinya

pada malam hari.

b) Sunday wear lens

Dapat digunakan selama satu minggu terus- menerus dan dibuka

setiap minggu untuk dibersihkan dan mata diistirahatkan. Untuk

mencegah mata kering, penderita setiap hari harus meneteskan cairan

lensa lubricant “comfort drops” pada pagi hari.

c) Extended wear lens

Diberikan pada :

(1) Monokuler afakia.

(2) Berumur 65 tahun atau lebih.

(3) Tak dapat memasang dan melepas lensa kontak setiap hari.

(4) Ada kelainan retina, yang mungkin memerlukan penyinaran laser

di kemudian hari.

(5) Pada mata yang mungkin memerlukan lens implant di kemudian

hari.

Lensa ini paling lama dapat dipakai 3 bulan terus- menerus, tetapi

dianjurkan sebaiknya dibuka sekali sebulan. Setiap pagi penderita

harus meneteskan “comfort drops”. Karena sangat tipis extended wear

lens tidak dapat menutupi astigmatisme sehingga penderita

astigmatisme tidak dapat memakai extended wear lens, kecuali bila

ditambah dengan kacamata untuk mengoreksi astigmatismenya. Untuk

astigmatisme yang yang tinggi, sekarang dikenal toric contact lens

yang dapat juga dibuat sebagai daily wear lens, sunday wear lens dan

extended wear lens. Yang ada di Indonesia baru yang daily wear toric

contact lens.7

12  

5. Skrining Penggunaan Lensa Kontak

Syarat- syarat atau kriteria penggunaan lensa kontak :

a) Keadaan anatomi dan fisiologi

Struktur, bentuk, kejernihan segmen anterior harus normal.

b) Psikologis

Motivasi, intelegensia dan kepribadian pasien mempengaruhi “success

rate” pemakai lensa kontak.

c) Patologis

Berdasarkan anamnese : kesehatan umum, kesehatan mata, obat- obat

yang digunakan, penyakit mata, visus dan kaca mata.

d) Faktor umur, pekerjaan, olahraga.

e) Pemeriksaan refraksi.14

6. Indikasi Penggunaan Lensa Kontak

a) Memperbaiki visus :

(1) Keratokonus.

Keratokonus adalah kelainan kornea di mana bagian tengah

kornea menipis sehingga kornea berbentuk kerucut dan tidak

teratur. Pemakaian lensa kontak pada keratokonus berfungsi

membentuk permukaan baru yang lebih teratur, menahan

perkembangan keratokonus dan mengoreksi kelainan refraksi

yang ada.

(2) Astigmatisme ireguler.

Astigmatisme ini disebabkan karena permukaan kornea tidak

teratur atau karena pada lapisan- lapisan kornea terdapat

kekeruhan. Dalam hal ini mungkin lensa kontak dapat

memperbaiki tajam penglihatannya, sedangkan terhadap turunnya

tajam penglihatan oleh kekeruhan lapisan dalam kornea dapat

dipertimbangkan keratoplasti.

13  

b) Pengganti kacamata yang tebal :

(1) Miopia tinggi

Pada miopia tinggi, lensa kontak memperbesar ukuran dari

bayangan sehingga akan memperbaiki visus.

(2) Afakia

Dengan lensa kontak, pada afakia dapat mengurangi pembesaran

bayangan dibanding dengan menggunakan kacamata biasa

sehingga penderita dapat bergerak lebih pasti.

(3) Mengoreksi anisometropia

Anisometropia terjadi oleh karena perbedaan refraksi, antara mata

kanan dan kiri 2,5-3 D atau lebih) sehingga dengan penggunaan

lensa kontak, gambaran penglihatan mata kanan-kiri kurang lebih

sama.

(4) Memperbaiki penglihatan binokuler (binocular vision)

Contohnya pada afakia monokuler, yang bila dikoreksi dengan

kacamata biasa dapat menimbulkan perbedaan besar bayangan

yang hebat, sehingga mengganggu penglihatan binokuler.

c) Untuk terapi

Pemakaian lensa kontak lunak terapeutik sudah menjadi bagian tak

terpisahkan dari upaya ahli oftalmologi untuk menangani penyakit

mata luar. Lensa kontak ini digunakan sebagai aplikasi obat dengan

tujuan mempercepat proses penyembuhan luka, melindungi luka pada

kornea dan melindungi kornea, yaitu bila terdapat kelainan- kelainan

pada kelopak mata di mana lensa kontak menghindari perlekatan yang

disebabkan keadaan peradangan akut, keratopati bulosa. Dalam hal ini

lensa kontak dapat membentuk barrier lunak antara kornea dan dunia

luar.

d) Kosmetik

Lensa kontak berwarna dapat digunakan untuk menyamarkan

bekas luka atau jaringan parut pada kornea maupun untuk merubah

14  

warna iris. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengoreksi

visus.4,6,7

7. Kontraindikasi Penggunaan Lensa Kontak

a) Kontraindikasi absolut :

Tidak dapat digunakan pada keadaan peradangan, blefaritis

konjungtivitis akut, keratitis.

b) Kontraindikasi relatif :

(1) Dry eye syndrom.

(2) Bleb setelah operasi glaukoma.

(3) Penderita dengan gangguan kekebalan tubuh.

(4) Kelainan palpebra : kalazion, trikiasis, entropion, koloboma.

(5) Kelainan konjungtiva : pterigium, pinguekula.14

8. Pemeriksaan Sebelum Penggunaan Lensa Kontak

a) Pemeriksaan lengkap pada kedua mata. Untuk pemakaian lensa

kontak perlu :

(1) Produksi air mata yang cukup.

(2) Refleks mengedip yang normal.

(3) Epitel kornea sehat.

(4) Tidak ada radang ataupun infeksi pada segmen anterior mata

(blefaritis, keratitis, uveitis, glaukoma).

(5) Penderita yang kooperatif.

b) Pemeriksaan refraksi secara obyektif dan subyektif yang teliti.

Pada astigmatisme, refraksi dinyatakan dengan lensa silinder negatif.

Oleh karena air mata yang terdapat di antara lensa kontak dan kornea,

berfungsi sebagai lensa silinder negatif (disebut lensa air mata), maka

astigmatisme kornea dengan sendirinya telah dikoreksi.

c) Penentuan lengkung dasar lensa kontak dengan keratometer.

Hasil pengukuran keratometri dinyatakan dengan dioptri dan jari-

jarinya. Pengukuran diameter lensa kontak dengan keratometer atau

topogometer. Diambil 2 mm lebih panjang dari diameter daerah apeks

kornea yang terpanjang.

 

d

e

f)

9. C

a

Sumbe

d) Dengan

sampai te

Dari suatu

untuk dat

kekuatan

untuk dat

) Hubungan

dan penyi

) Cara peny

pemakaia

2 minggu

Cairan Lensa

a) Jenis- jen

(1) Larut

Larut

mens

dan t

menc

meru

Cont

er : http://op

menggunak

ercapai visus

u tabel konv

taran kornea

lensa konta

aran kornea

n lensa kon

inaran cahay

yesuaian di

annya setiap

u lensa konta

a Kontak

nis cairan len

tan serba gu

tan serba

sterilkan dan

tahunan har

cuci lensa k

usak mata.

oh:

Gambar

ptikpandana

kan lensa

s yang terba

nversi, dapat

a. Kekuatan

ak percobaa

a.

ntak dengan

aya ultraviol

iri dengan l

p hari, sedik

ak dapat dip

nsa kontak

una (multipu

guna lens

n menyimp

rus direnda

kontak sehi

r 2.4. Larut

aran.com/so

biasa, dite

aik.

t diketahui

n lensa kont

an ditambah

kornea dip

let.

lensa konta

kit- sedikit d

pakai denga

:

urpose solu

sa kontak

an lensa ko

am oleh lar

ingga terhin

tan Serbag

olution/mult

entukan ref

kekuatan re

tak yang se

h dengan re

erhatikan d

ak hanya te

ditambah. R

an nyaman.7

tion)

berfungsi

ontak. Lensa

rutan minim

ndar dari ko

una

iporpouse-s

fraksi tamb

efraksi tamb

ebenarnya a

efraksi tamb

dengan fluor

ercapai bila

Rata- rata se7

membersi

a kontak bu

mal 6 jam u

ontaminasi

solitions.htm

15 

bahan

bahan

adalah

bahan

resein

lama

etelah

hkan,

ulanan

untuk

yang

ml

 

Sumbe

Sumbe

(2) Larut

Larut

konta

bulan

sisa y

Cont

Gam

er : http://op

(3) Larut

Larut

sedan

untuk

keny

Cont

Gam

er: http://op

tan pencuci

tan pencuc

ak tahunan,

nan. Larutan

yang menum

oh :

mbar 2.5. L

ptikpandana

tan pelemba

tan yang dit

ng dipakai.

k menjaga

amanan pem

oh :

mbar 2.5. La

ptikpandanar

i lensa konta

i lensa kon

, namun da

n pencuci d

mpuk di len

Larutan Pe

aran.com/so

ab lensa kon

teteskan unt

Larutan ter

a kelembab

makaian len

arutan Pele

aran.com/sol

ak

ntak biasan

apat digunak

digunakan u

nsa kontak, s

encuci Lens

olution/mult

ntak (lubric

tuk meluma

rsebut dapa

ban mata

nsa kontak.

embab Len

lution/multi

nya dianjurk

kan juga ol

untuk meng

seperti miny

sa Kontak

iporpouse-s

cating and r

asi lensa ket

at digunakan

dan untuk

nsa Kontak

iporpouse-s

kan untuk

leh lensa k

ghilangkan

yak dan pro

solitions.htm

rewetting dr

tika lensa k

n sepanjang

k meningk

k

solitions.htm

16 

lensa

kontak

sisa -

otein.

ml

rops)

kontak

g hari

katkan

ml

17  

b) Bahan- bahan (kandungan) cairan lensa kontak

Tabel 2.1. Kandungan Cairan Lensa Kontak Aqueous

(saline)

vehicle

Wetting agent Other polymer Buffering

agent

Preservative

(Pengawet)

NaCl

NaCl + KCl

saline

mixed salts

not specified

PEG-11 lauryl

ether

carboxylic acid

polamine

poloxamer (e.g.

pluronic-F127)

carboxymethylcelluluse

hydroxyethylcellulose

hydroxypropyl guar

hypromellose

glycerine

polyethylene glycol (PEG)

polyvinyl alcohol (PVA)

povidone

sodium hyaluronate

not specified

borate (boric

acid)

citrate

phosphate

trometamol

chlorite / peroxide

chlorite-

peroxycompound

(CPC)

Polyhexamethylene

Biguanide

(PHMB)

polidronium

polyhexanide

sodium perborate

sorbic acid

stabilised

oxychlorite

Sumber : Michael J Doughty, 2010.

Cairan lensa kontak umumnya mengandung 4 jenis bahan yaitu

aqueous (saline) vehicle, wetting agent (agen pembasah), polymer dan

buffering agent (untuk memberikan pH cairan yang tepat). Tambahan

bahan pengawet pada cairan lensa kontak sebagai suatu agen

antimikroba, khususnya digunakan untuk melemahkan atau mencegah

pertumbuhan mikroba dalam botol cairan lensa kontak. Beberapa

bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan terjadinya efek toksik

pada mata yaitu salah satunya dapat menyebabkan suatu alergi mata.

Untuk itu pemilihan cairan pembersih harus diperhatikan karena

sebagian pengguna lensa kontak alergi terhadap bahan pengawet yang

ada dalam cairan lensa kontak. Sebaiknya sebelum memilih

menggunakan suatu cairan lensa kontak, pengguna lensa kontak

mencoba cairan lensa kontak beberapa hari terlebih dahulu untuk

mengukur apakah mata nyaman dengan cairan tersebut.15,16

18  

Tabel 2.2. Bahan Cairan Lensa Kontak yang Bersifat Toksik pada Mata

Bahan Kelebihan Kekurangan

BAK

(Benzalkonium

Chloride)

‐ Agen bakterisida khususnya

untuk bakteri maupun jamur

‐ Biasanya sebagai bahan

pengawet solusi hard

contact lens

‐ Tidak digunakan untuk

soft contact lens karena

materialnya mengikat

bahan pengawet yang

dapat menyebabkan

efek toksik serta jejas

okular.

‐ Efek toksisitas pada air

mata dan kornea

‐ Reaksi alergi mata

Chlorobutanol Agen antimikroba untuk cairan

lensa kontak

Dapat menyebabkan

reaksi alergi pada mata

Polyquaternium

(Polyquad)

Agen antimikroba untuk cairan

lensa kontak

Efek toksik minimal

Thymerosal Memiliki efek bakterisida pada

solusi hydrogel lens/ soft

contact lens

‐ Dapat merusak epitel

kornea

‐ Reaksi alergi

EDTA Pengikat kotoran berupa

mukoprotein pada lensa

kontak, ini adalah senyawa

yang diharapkan dapat bekerja

membersihkan lensa kontak.

Pada penggunaan jangka

panjang memiliki efek

sitotoksik

Chlorhexidine

glukonat

Memiliki efek bakterisida pada

solusi hydrogel lens

Hipersensitif dan reaksi

toksik pada mata

PHMB

(Polyhexaethylene

Biguanide)

Untuk menghilangkan bakteri

dan kuman pada lensa

Efek pewarnaan pada

kornea

Sumber : Jimmy D. B and Siret D. J, 2008.17

 

B. Ana

1. K

se

d

u

p

a

b

atomi Mata

Kelopak Ma

Kelopak

erta mengel

depan korne

untuk melin

pengeringan

a) Struktur p

Palpeb

ke dalam

jaringan

membran

b) Tepian pa

(1) Tepia

sebas

bulu

berm

(2) Tepia

bola

dari k

atau t

a

ata atau Palp

Ga

Sumber :

mata atau

luarkan sek

ea. Palpebr

ndungi bo

n bola mata.

palpebra

bra terdiri a

m terdapat l

areolar, ja

n mukosa (k

alpebra

an anterior

sea kecil ya

mata), gla

muara memb

an posterio

mata, dan

kelenjar seb

tarsal).

pebra

ambar 2.4.

R Putz dan

palpebra m

kresi kelenja

ra merupak

ola mata t

Pada kelop

atas lima b

lapis kulit,

aringan fib

konjungtiva

: bulu mat

ang bermua

andula Mol

bentuk satu b

or : tepian

sepanjang t

basea yang

Palpebra

n R Pabst, 2

memiliki fun

arnya yang m

kan alat pe

terhadap tr

pak mata ter

bidang jarin

lapis otot

brosa (lemp

palpebralis)

ta, glandula

ara ke dalam

ll (modifik

barisan dek

palpebra p

tepian ini te

telah dimo

2006.

ngsi melind

membentuk

enutup mata

rauma, trau

dapat bagia

gan utama.

rangka (or

peng tarsu

).

a Zeis (mo

m folikel ram

asi kelenja

kat bulu mat

posterior be

erdapat mua

difikasi (gl

dungi bola

k film air m

a yang ber

uma sinar

an :

Dari super

rbikularis o

us), dan la

odifikasi kel

mbut pada

ar keringat

ta).

erkontak de

ara- muara

landula Mei

19 

mata,

ata di

rguna

dan

rfisial

okuli),

apisan

lenjar

dasar

yang

engan

kecil

ibom,

 

c

d

e

f)

g

h

2. S

m

sa

te

(3) Pung

mela

) Fisura pa

dibuka.

d) Septum o

di antara

palpebra d

) Retraktor

) Muskulus

g) Persarafan

trigeminu

h) Pembuluh

palpebra

yang mem

Sistem Lakri

Sistem s

mata. Sistem

akus lakrim

erdiri atas 2

gtum Lakrim

lui kanaliku

lpebra : rua

orbital : fasia

tepian orbi

dan orbita.

r palpebra y

s levator pal

n sensoris b

us (V).

h darah (a

mengalir k

mbawa dara

imal

Gamba

Sumber :

ekresi air m

m eksresi m

mal, duktus

2 bagian :

mal : berfu

ulusnya ke s

ang berbentu

a di belakan

ita dan tarsu

yang berfung

lpebra supe

berasal dari

. lakrimalis

ke dalam v.

ah dari dahi

ar 2.5. Siste

: R Putz dan

mata atau lak

mulai dari p

s nasolakrim

ungsi meng

sakus lakrim

uk ellips di

ng bagian o

us dan berf

gsi membuk

erior.

i divisi pert

s dan opta

optalmika

dan tempor

em Lakrim

n R Pabst, 2

krimal terle

pungtum lak

mal, meatu

ghantar air

malis.

antara kedu

tot orbikula

fungsi sebag

ka palpebra.

tama dan ke

almika, dra

dan memb

ral) dan pem

mal

2006.

etak di daera

krimal, kan

s inferior.

mata ke b

ua palpebra

aris yang ter

agai sawar a

.

edua dari n

ainase vena

bawa vena-

mbuluh limf

ah temporal

nalikuli lakr

Sistem lak

20 

bawah

a yang

rletak

antara

nervus

a dari

vena

fe.

l bola

rimal,

krimal

 

a

b

k

la

m

m

3. K

m

a

b

c

a) Sistem pr

b) Sistem ek

sakus lakr

Film air

ke dalam s

akrimal tid

melalui mar

mata yang b

Konjungtiva

Konjung

mata bagian

a) Konjungt

tarsus.

b) Konjungt

di bawahn

) Konjungt

peralihan

roduksi atau

ksresi yang

rimal dan d

r mata berg

sakus lakrim

dak menyin

rgo palpebr

erlebihan da

a

Gam

Sumber :

gtiva merupa

belakang. K

tiva tarsal y

tiva bulbi m

nya.

tiva fornises

konjungtiv

u glandula la

terdiri atas

duktus nasol

guna untuk

mal melalu

nggung bol

ra yang dis

ari kelenjar

mbar 2.6. K

R Putz dan

akan memb

Konjungtiva

yang menu

menutupi sk

s atau fornik

va tarsal den

akrimal.

pungtum la

lakrimal.

kesehatan m

ui pungtum

a mata, m

sebut denga

r lakrimal).

Konjungtiva

n R Pabst, 2

bran yang m

a terdiri ata

utupi tarsus

klera dan mu

ks konjungt

ngan konjun

akrimal, kan

mata. Air m

m lakrimal.

maka air ma

an epifora (

a

2006.

menutupi skl

s tiga bagia

dan sukar

udah digera

tiva yang m

ngtiva bulbi

nalikuli lakr

mata akan m

. Bila pun

ata akan k

(pengeluara

klera dan ke

an, yaitu :

digerakkan

akkan dari s

merupakan te

.

21 

rimal,

masuk

ngtum

keluar

an air

lopak

n dari

sklera

empat

 

4. B

fi

a

Bola Mata

Ga

Bola ma

ibrosa, tunik

a) Tunika Fi

Merupaka

kornea.

(1) Korn

K

pada

kecil

tebal

horis

antar

poste

turut

(a) E

ambar 2.7.

Su

ata terdiri at

ka vaskulos

ibrosa

an lapisan

nea

Kornea adal

kornea hid

dari suatu

550 µm di

ontalnya se

ra kornea

erior, korne

:

Epitel anteri

Bola Mata

umber: Iyus

tas tiga lap

sa yang berp

terluar bola

lah bagian

dup bersifat

u bola kecil

pusatnya (

ekitar 11,75

dan sklera

ea tersusun

ior yang be

a dan Isi Bo

A, 2011.

isan, dari lu

pigmen dan

a mata dim

anterior tu

transparan.

l. Kornea d

terdapat var

5 mm dan v

a disebut

n atas lima

rsambung d

ola Mata

uar ke dala

tunika nerv

mana terdiri

nika fibros

. Bentuknya

dewasa rata

riasi menur

vertikalnya

limbus. D

lapisan ja

dengan epite

am adalah t

vosa.

dari sklera

sa mata di

a seperti se

a- rata mem

rut ras); diam

10,6 mm.

Dari anterio

aringan, be

el konjungti

22 

unika

a dan

mana

gmen

miliki

meter

Batas

or ke

rturut

iva.

23  

Epitel kornea merupakan lapisan paling luar kornea dan

berbentuk epitel gepeng berlapis tanpa tanduk. Setiap

gangguan epitel akan memberikan gangguan sensibilitas

kornea berupa rasa sakit dan mengganjal. Daya regenerasi

epitel cukup besar sehingga apabila terjadi kerusakan, akan

diperbaiki dalam beberapa hari tanpa membentuk jaringan

parut.

(b) Lamina limitans anterior (Bowman).

Membran Bowman terletak di bawah epitel merupakan suatu

membran tipis yang homogen terdiri atas susunan serat

kolagen kuat yang mempertahankan bentuk kornea. Bila

terjadi kerusakan pada membran Bowman maka akan

berakhir dengan terbentuknya jaringan parut.

(c) Substansia propria (Jaringan ikat atau Stroma).

Merupakan lapisan yang paling tebal dari kornea. Stroma

bersifat higroskopis yang menarik air dari kamera okuli

anterior. Kadar air di dalam stroma kurang lebih 70%. Kadar

air di dalam stroma relatif tetap yang diatur oleh fungsi

pompa sel endotel dan penguapan oleh epitel. Apabila fungsi

sel endotel kurang baik maka akan terjadi kelebihan kadar air

sehingga timbul sembab kornea (edema kornea).

(d) Lamina limitans posterior (Descemet).

Merupakan suatu lapisan tipis yang bersifat kenyal, kuat dan

bening. Lapisan ini merupakan pelindung atau barrier infeksi

dan masuknya pembuluh darah.

(e) Mesotel (kadang- kadang disebut endotel kamera okuli

anterior).

Terdiri atas satu lapis sel yang merupakan jaringan terpenting

untuk mempertahankan kejernihan kornea. Sel endotel

berfungsi mengatur cairan di dalam stroma kornea. Endotel

 

t

k

G

K

dari

adala

dan

optal

mene

dan d

(2) Skler

S

bersi

bola

atas a

oleh

belak

langs

limbu

tidak puny

kerusakan m

Gambar 2.8

Su

Kornea bers

tepi ke sel

ah dari pem

air mata.

mikus. Akh

erima rangsa

dingin.

ra

Sklera meru

fat opak. S

mata, berb

anyaman se

aa. dan n

kang, sklera

sung berali

us.

ya daya r

maka endote

8. Penamp

umber : Abu

sifat avasku

luruh subst

mbuluh- pem

Kornea di

hiran- akhir

ang nyeri, s

upakan ba

Sklera meny

entuk seper

erabut kolag

nn. siliaris,

a ditembus

ih menjadi

regenerasi

el tidak dap

ang melint

u A, 2010.

uler. Nutrisin

tansia propr

mbuluh dara

iinervasi ol

an saraf beb

sentuhan da

agian poste

yusun lima

rti suatu se

gen. Di sebe

dan oleh

oleh n. opt

kornea pa

sehingga

at normal k

ang kornea

nya didapat

ria. Sumbe

ah di limbu

leh nn. sil

bas di epite

an mungkin

erior tunika

a perenam b

gmen bola.

elah depan,

vv. vortiko

tikus. Ke ar

ada taut ko

apabila te

kembali.

a

t secara perm

er nutrisi k

us, humor a

liaris caban

el anterior k

rangsang h

ka fibrosa

bagian bela

. Sklera ter

, sklera dite

osa. Di se

rah depan s

orneosklera

24 

erjadi

measi

ornea

akuos

ng n.

ornea

hangat

yang

akang

susun

embus

ebelah

sklera

atau

25  

b) Tunica Vaskulosa

Tunika vaskulosa bulbi atau uvea terdiri atas dari belakang ke

depan : koroid, korpus siliare dan iris.

(1) Koroid

Koroid merupakan selubung berwarna kecoklatan yang

menutup sebagian besar permukaan dalam sklera. Koroid terdiri

dari beberapa lapis, dari luar ke dalam :

(a) Lamina suprakoroid yang mengandung sel- sel pigmen.

(b) Lamina vaskulosa terdapat arteri cabang- cabang a. siliaris

posterior brevis dan vena yang akan membentuk vv.

vortikosa.

(c) Lamina koriokapilaris yang mengandung kapiler- kapiler

darah.

(d) Lamina basalis terdapat di dekat stratum pigmenti retinae.

(2) Korpus Siliare

Korpus siliare merupakan bagian tunika vaskulosa yang

menebal. Ke belakang menyambung dengan koroid dan ke depan

menyambung dengan iris. Korpus siliare berfungsi untuk

menggantung lensa dan berfungsi dalam akomodasi. Selain itu

juga berfungsi untuk memproduksi humor akuos.

(3) Iris

Iris berupa diafragma sirkular yang mengandung banyak

pigmen. Tepi perifer atau pangkalnya melekat di korpus siliaris,

sedangkan tepi medialnya bebas, membatasi lubang yang disebut

pupil. Pupil tampak hitam karena sinar cahaya yang dipantulkan

dari retina direfraksi oleh lensa dan kornea kembali ke asal

sumber cahaya. Iris membagi ruang di antara kornea dan lensa

menjadi dua, yaitu kamera okuli anterior dan kamera okuli

posterior. Kamera okuli anterior dibatasi oleh kornea dan iris serta

oleh bagian dari sklera, korpus siliaris dan lensa. Kamera okuli

26  

posterior dibatasi oleh iris, prosesus siliaris, dan lensa. Kedua

ruang tersebut berisi humor akuos.

c) Tunika Nervosa

Tunika nervosa atau retina mengandung reseptor khusus. Retina

terdiri atas dua strata :

(1) Stratum pigmentosum retinae yang terletak di luar

(2) Stratum serebri bersifat transparan dan terdiri atas beberapa lapis,

yaitu dari luar ke dalam :

(a) Lapisan konus dan basilus.

(b) Membran limitans eksterna.

(c) Stratum granulosum eksternum.

(d) Stratum fibrosum.

(e) Stratum retikulare eksternum.

(f) Stratum granulosum internum.

(g) Stratum retikulare internum.

(h) Stratum ganglionare.

(i) Stratum nervosum.

(j) Membrana limitans interna.

5. Isi Bola Mata

Isi bola mata terdiri atas humor akuos, lensa dan korpus vitreum.

a) Humor akuos

Humor akuos mengisi kamera okuli posterior dan kamera okuli

anterior. Humor akuos diproduksi oleh prosesus siliaris dan

dicurahkan ke dalam kamera okuli posterior. Selanjutnya lewat pupil

ke kamera okuli anterior setelah itu melewati spatium anguli

iridokornealis dan sinus venosus sklera, kemudian masuk ke vena

siliaris.

b) Korpus vitreum

Korpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa dan

merupakan gel transparan yang berfungsi sedikit menambah

 

c

C. Irita

pembesar

membantu

) Lensa

Lensa

berwarna

mm dan b

iris di m

korpus si

sebelah p

akuos. Le

(1) Kaps

Kaps

zonu

semip

masu

(2) Selap

(3) Serab

Enam

merupaka

tubuh). S

lebih ting

glutation.

lensa18,19,2

asi Mata

ran mata, ju

u melekatka

a merupak

, dan hamp

berdiameter

mana zonul

iliaris. Di s

posteriornya

ensa tersusu

sul

sul lensa b

la siliaris

permeabel

uk.

pis epitel su

but- serabut

m puluh lim

an protein

Selain itu, t

ggi dibandi

Tidak ada20,21,22,23

Gam

Sumb

uga menyo

an pars nerv

kan suatu

pir transpar

r 9 mm. Len

la (zonula

sebelah ante

a vitreus. S

un atas :

berupa selub

melekat d

yang akan

ubkapsular t

t lensa.

ma persen

(kandungan

terdapat se

ingkan deng

a serat nye

mbar 2.9. Ir

ber : Rio Ca

okong perm

vosa retina k

struktur b

ran sempurn

nsa tergantu

Zinnii) m

erior lensa

Sumber nut

bung elasti

di mana m

n memperb

erletak di se

lensa terd

n protein t

edikit miner

gan jaringa

eri, pembul

ritasi Mata

aesar, 2012.

mukaan pos

ke pars pigm

bikonveks,

na. Lensa m

ung pada zo

menghubung

terdapat hu

trisinya ber

ik tempat

merupakan

bolehkan ai

ebelah depa

diri atas a

ertinggi di

ral, kalium

an lain, asa

luh darah,

.

sterior lensa

mentosa ret

avaskular,

memiliki te

onula di bela

gkannya de

umor akuo

rasal dari h

serabut- se

suatu mem

ir dan elek

an lensa mat

air, sekitar

antara jar

m dengan ju

am askorba

atau saraf

27 

a dan

tina.

, tak

ebal 4

akang

engan

s dan

humor

erabut

mbran

ktrolit

ta.

35%

ingan

umlah

at dan

pada

28  

1. Definisi Iritasi Mata

Suatu gangguan mata ringan yang dapat disebabkan oleh paparan

bahan kimia, benda asing atau iritan lainnya pada mata.

2. Gejala Iritasi Mata

Beberapa dari gejala-gejala yang berhubungan dengan iritasi mata,

termasuk :

a) Mata merah dan rasa panas pada mata

Mata yang sehat seharusnya mempunyai pembuluh-pembuluh

darah merah yang terlihat (visible). Kemerah-merahan pada mata yang

kronis dan berlebihan adalah suatu tanda bahwa mata teriritasi, salah

satunya kemungkinan oleh suatu alergi.

b) Sensasi nyeri pada mata

c) Pembengkakan pada kelopak mata

d) Gatal-Gatal

Merupakan salah satu gejala iritasi mata oleh adanya infeksi baik

dari virus maupun bakteri atau akibat paparan pada bahan-bahan

pengotor (polutan) seperti asap rokok atau bahan-bahan pengotor

industri. Selain itu mata gatal dapat diakibatkan oleh adanya reaksi

alergi pada mata dimana akibat adanya histamin dan kimia-kimia

lainnya yang dilepaskan sewaktu terjadi reaksi alergi.

e) Mata berair (epifora)

Air mata membantu melumasi mata dan mengeluarkan benda-

benda asing dan partikel-partikel. Pada beberapa kasus mata

memproduksi dan mengalirkan air mata secara berlebihan. Selain

iritasi mata, mata yang berair juga dapat disebabkan oleh adanya

alergi pada mata , serta saluran air mata yang tersumbat. Sedangkan

mata berair pada keadaan terjadinya iritasi mata dapat disebabkan oleh

bermacam-macam faktor seperti mata yang kering, serta adanya

benda-benda asing pada mata. Keadaan mata yang kering atau disebut

juga dengan sindrom mata kering (dry eye syndrome) merupakan

29  

gangguan akibat kurangnya produksi air mata atau penguapan air mata

yang berlebihan.24,25

3. Penyebab Iritasi Mata Lain

Iritasi mata terjadi bila indera penglihatan mengalami rangsangan,

baik dari dalam maupun luar tubuh. Bentuk rangsangannya beragam,

mulai dari benda padat, gas dan zat kimia. warna merah muncul di mata

sebagai reaksi atas datangnya rangsangan, berupa pembuluh darah yang

melebar. Jadi iritasi sesungguhnya merupakan mekanisme pertahanan

tubuh secara alamiah untuk menolak zat yang mengganggu mata.26

a) Benda padat

Benda pada seperti debu paling sering menyebabkan terjadinya iritasi

mata. Debu merupakan partikel- partikel zat yang disebabkan oleh

pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan dan lain- lain

dari bahan- bahan organik maupun anorganik. Debu umumnya berasal

dari gabungan secara mekanik dan material di mana bersifat toksik

bagi manusia. Partikel debu yang masuk ke mata menyebabkan

terjadinya iritasi mata.27

b) Gas

Pencemaran udara terutama di daerah perkotaan sebagian besar

disebabkan oleh polutan berupa gas yang berasal dari industri maupun

asap kendaraan bermotor. Gas tersebut berbahaya bagi kesehatan dan

lingkungan, salah satunya sebagai penyebab terjadinya iritasi mata.

Contoh : Asam Klorida (HCl), Amoniak (NH3), Klorin (Cl2), Carbon

Monoksida (CO), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur Dioksida (SO2),

Nitrogen Dioksida (NO2).

c) Bahan kimia korosif (bahan iritan)

Merupakan bahan yang karena adanya reaksi kimia yang dapat

menimbulkan kerusakan atau peradangan atau sensitisasi bila kontak

dengan permukaan tubuh yang lembab termasuk mata. Bahan iritan

pada umumnya adalah bahan korosif. Menurut bentuknya, bahan iritan

terdiri atas :

30  

(1) Bahan korosif padat

(a) Sifat basa : natrium hidroksida, kalium hidroksida, natrium

silikat, ammonium karbonat, kalsium hidroksida.

(b) Sifat asam : trikloroasetat.

(c) Lain- lain : fenol, natrium, kalium, posfor, perak nitrat.

(2) Bahan korosif cair

(a) Asam mineral : asam nitrat, asam sulfat, asam klorida, asam

fluoride, asam posfat.

(b) Asam organik : asam formiat, asam asetat, asam

monokloroasetat.

(c) Pelarut organik : petroleum, hidrokarbon, karbon disulfida,

terpentin.

(3) Bahan korosif gas : akrolein, dimetilsulfat (sifatnya sedikit larut

dalam air, tetapi sangat iritan pada mata).

Iritasi mata disebabkan karena adanya kontak mata secara

langsung dengan bahan iritan. Iritasi mata dikarenakan bahan iritan

lebih banyak terjadi pada bahan iritan jenis gas dan cair.28

D. Hubungan Iritasi Mata dengan Penggunaan Lensa Kontak

1. Masalah yang berkaitan dengan pemakaian lensa kontak

Masalah yang ditimbulkan dengan pemakaian lensa kontak

tergantung pada beberapa faktor, seperti bahan lensa, cara perawatan

lensa kontak (kebersihan lensa, jenis cairan pencuci lensa, kerutinan

pencucian lensa dan kebersihan tempat penyimpanan lensa kontak), lama

waktu penggunaan lensa kontak dalam sehari, serta batas waktu

penggunaan lensa kontak.

a) Bahan lensa Kontak, ionicity, dan kandungan air.

Bahan dari beberapa pabrik bisa mempengaruhi kemampuan lensa

kontak sebagai mechanical host. Bahan lensa kontak berhubungan

dengan perlekatan dan pemindahan mikroba ke permukaan kornea hal

31  

ini dikaitkan dengan insidens infeksi Acanthamoeba yang lebih rendah

pada lensa kontak RGP bila dibandingkan dengan lensa kontak lunak.

Namun, perlekatan trofozoit yang signifikan dijumpai pada kasus

pemakaian lensa RGP dengan afinitas yang lebih tinggi pada lensa

RGP yang terbuat dari bahan silicone acrylate dibandingkan yang

terbuat dari bahan fluoropolymer. Acanthamoeba yang banyak

bergantung pada keadaan yang lebih ionik dan kandungan air yang

tinggi sehingga menjelaskan perlekatan yang lebih tinggi pada

pemakaian lensa kontak lunak dibandingkan dengan lensa RGP.

b) Cara perawatan lensa kontak

Kepatuhan pengguna lensa kontak yang menuruti cara perawatan

lensa yang baik sangat diperlukan untuk mengurangi resiko kejadian

iritasi mata yang disebabkan oleh infeksi mata yang serius. Berenang,

menyelam, mandi atau mencuci muka tanpa melepaskan lensa kontak

menyebabkan iritasi mata yang dapat berlanjut menjadi keratitis

Acanthamoeba. Kepatuhan pengguna lensa kontak lebih tercapai

dengan pengenalan cairan serbaguna. Cairan serbaguna berfungsi

sebagai cairan tunggal yang dapat digunakan untuk pencucian,

desinfektan, dan tempat penyimpanan lensa. Cairan serbaguna

memberi proteksi antimikroba yang poten dengan kesan toksik dan

alergik yang rendah.

Pencucian lensa yang rutin dan baik dapat menurunkan perlekatan

tropozoit dan kista pada permukaan lensa. Membilas serta menggosok

lensa kontak dengan solusi desinfektan lebih baik daripada hanya

merendam karena dapat menurunkan perlekatan mikroba patogen.

Studi terbaru menunjukkan penggunan solusi lensa kontak serbaguna

pada pencucian secara manual dengan menggosoknya lebih efektif

untuk melepaskan lekatan deposit dan mikroba patogen dari lensa

lunak bila dibandingkan dengan hanya membilasnya saja.

Penggunaan lensa kontak pada saat tidur juga meningkatkan

risiko terjadinya iritasi mata. Kornea mendapatkan oksigen secara

32  

langsung dari udara apabila kelopak mata terbuka dan dari pembuluh

darah di sekitarnya apabila kelopak mata tertutup. Lensa kontak lunak

dan keras yang terbaru didesain sehingga dapat melakukan

penyerapan oksigen pada kornea baik pada kondisi kelopak mata

terbuka maupun tertutup. Namun, hipoksia kornea, infiltrasi subepitel,

perubahan pada kurvasi kornea, dan berbagai reaksi inflamasi

dilaporkan pada pemakaian lensa kontak pada saat tidur.

c) Lama waktu penggunaan lensa kontak

Penggunaan lensa kontak terlalu lama lebih dari delapan jam

dalam sehari, mata berpotensi mengalami kekurangan oksigen.

Masalah penggunaan lensa kontak yang terlalu lama dipengaruhi oleh

kadar transmisi dan permeabilitas oksigen melalui bahan lensa, jenis

lensa, ketebalan lensa, penggantian lensa yang rutin dan pemakaian

lensa secara berulang. Insidens perlekatan mikroba dilaporkan lebih

rendah pada penggunaan lensa silikon hidrogel dengan permeabilitas

terhadap oksigen yang tinggi berbanding lensa lunak yang mempunyai

permeabilitas oksigen yang rendah dan digunakan untuk pemakaian

yang lama.

d) Batas waktu penggunaan lensa kontak

Penggunaan lensa kontak tidak dianjurkan melebihi batas

kadaluarsa. Sebagai contoh bila menggunakan lensa kontak masa

pakai 1 bulan digunakan dalam jangka waktu 2 bulan, maka akan

meningkatkan deposit lemak dan risiko kontaminasi mikroorganisme

yang dapat mengakibatkan terjadinya iritasi pada mata.11,29

2. Penyebab

Penggunaan lensa kontak dapat berhubungan dengan kejadian iritasi

pada mata, kemerahan, serta penglihatan kabur. Hal ini dapat disebabkan

oleh :

a) Penggunaan lensa kontak yang baru karena mata belum beradaptasi.

b) Penyesuaian lensa kontak terhadap mata yang buruk.

c) Perawatan lensa kontak yang buruk.

33  

d) Kebersihan lensa kontak yang buruk.

e) Penggunaan lensa kontak yang melebihi batas masa pakainya

(kadaluarsa).

f) Penggunaan lensa kontak pada saat berenang atau pada saat tidur.

g) Perendaman lensa kontak dengan menggunakan air kran.

h) Sensitif terhadap cairan lensa kontak (contact lenses solutions)

tertentu beberapa cairan lensa kontak terkadang tidak sesuai dengan

beberapa lensa atau berisi komponen tertentu seperti Thimerosal

(20% orang alergi terhadap zat ini).

i) Benda asing yang menempel pada lensa kontak (membersihkan make

up tanpa melepas lensa kontak terlebih dahulu). Hal ini juga dapat

menyebabkan lecet (goresan) pada permukaan kornea.30

3. Pemakaian Lensa Kontak yang Aman

a) Penggunaan lensa kontak tidak melebihi batas kadaluarsa dan lensa

kontak aman dikenakan selama delapan jam, lebih dari itu mata

berpotensi kekurangan oksigen. Sebaiknya, jika telah memakai lensa

kontak sudah sampai delapan jam, segera lepas dan mencucinya.

Setelah itu dapat menggunakannya kembali.

b) Mencuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.

c) Mencuci dan desinfeksi lensa kontak setiap kali setelah pemakaian.

d) Mencuci lensa kontak yang baik dengan solusi serbaguna dan

menggosoknya terlebih dahulu.

e) Tempat lensa kontak dicuci dan dibiarkan kering setiap hari.

Seminggu sekali, tempat lensa kontak didesinfeksi dengan air

mendidih.

f) Mengikuti petunjuk perawatan lensa kontak yang diberikan oleh

dokter mata.

g) Membuang cairan yang telah dipakai, tidak diperbolehkan

mempergunakan cairan yang telah dipakai untuk kedua kalinya.

h) Jangan menggunakan cairan saline yang dibuat sendiri.

34  

i) Jangan menyimpan lensa kontak dalam cairan yang tidak steril seperti

air kran.

j) Jangan memakai lensa kontak yang rusak atau sudah lama.

k) Memeriksakan mata secara teratur (minimal setahun sekali).

l) Memeriksakan mata ke dokter mata sebelum menggunakan obat tetes

mata, karena ada obat tetes mata (termasuk yang dijual bebas) yang

dapat berinteraksi dengan lensak kontak.

m) Menghentikan pemakaian lensa kontak segera apabila mata merah

atau tidak nyaman saat memakai lensa kontak.6

35  

E. Kerangka Teori

F. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

KARAKTERISTIK PENGGUNAAN LENSA KONTAK :

‐ Jenis Lensa Kontak yang Digunakan

‐ Cara Perawatan ‐ Lama Waktu Penggunaan

dalam sehari ‐ Batas Waktu Penggunaan

Kejadian Iritasi Mata

Jenis Lensa Kontak Perawatan Lensa

Lama Waktu Penggunaan dalam Sehari

- Baik - Higiene (+)

Memudahkan terjadinya kolonisasi

mikroorganisme

Melebihi batas

kadaluarsa

O2 pada mata

(kornea) = berkurang

Peningkatan deposit lemak

dan mikroorganisme

Iritasi pada mata

- Gatal - Nyeri - Kemerahan - Berair

Soft Contact Lens

Hard Contact Lens

Bahan PMMA (Polimethyl-methacrylate)

Sukar ditembus O2

dan CO2

Bahan HEMA (Hydroxyethylmethacrylat)

kadar air tinggi mudah kotor 

- Buruk - Higiene (-)

RGP (Rigid Gas

Permeable)

Batas Waktu Penggunaan

Bahan polimer PMMA dan silikon sifat tembus gas mudah dilalui O2 

Lensa Kontak

Lebih dari batas waktu penggunaan ( > 8 jam)

36  

G. Hipotesis

Ada hubungan karakteristik penggunaan lensa kontak dengan kejadian

iritasi mata pada mahasiswa di Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang tahun 2012.