Bab II - Tinjauan Pustaka

download Bab II - Tinjauan Pustaka

of 8

description

phe ikm

Transcript of Bab II - Tinjauan Pustaka

5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Definisi Air Susu Ibu (ASI)Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan yang mengandung leukosit, zat kekebalan, enzim, hormone, dan protein yang cocok untuk bayi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidupnya (Depkes RI, 2009).

2.2Definisi ASI EksklusifASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi tanpa tambahan makanan atau minuman lain seperti air putih, susu formula, jeruk, madu, teh, pisang, bubur susu, biscuit, bubur nasi tim kecuali vitamin, mineral, obat, dan ASI yang diperoleh diberikan selama 6 bulan (Depkes RI, 2009).2.3Jenis-jenis ASIMenurut Suraatmaja (1997), berdasarkan stadium laktasi, ASI dibedakan menjadi tiga, yaitu:1. Kolustrum yang dikeluarkan dari hari pertama sampai hari ketiga dan keempat.Kolustrum adalah cairan pertama yang disekresi oleh kelenjar payudara berupa cairan kental berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu matur. Kolustrum jumlahnya sangat sedikit. Pada awal menyusui kolustrum yang keluar mungkin hanya sesendok teh. Meskipun sedikit, kolustrum mampu melapisi usus bayi dan melindungi dari bakteri serta sanggup mencukupi kebutuhan nutrisi bayi pada hari pertama kelahirannya. Selain menganding lebih banyak protein dan antibody yang dapat memberi perlindungan pada bayi sampai umur 6 bulan, kolustrum juga merupakan pencahar yang ideal untuk memberishkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.2. ASI peralihan (transisi) yang dikeluarkan dari hari keempat sampai kesepuluh.Merupakan peralihan dari kolustrum sampai menjadi ASI yang matur. Kadar protein ASI transisi sudah berkurang sementara kadar karbohidrat dan lemaknya meningkat. Begitu juga dengan volume ASI akan semakin meningkat 500 cc, menyesuaikan dengan kebutuhan bayi yang semakin besar. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk memberikan ASI secara on-demand yang artinya sesuai dengan keinginan bayi (Mexitalia, 2010)3. ASI matur yang dikeluarkan pada hari kesepuluh dan seterusnya.ASI matur berupa cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya.

2.4Komposisi ASIASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bayi. ASI mengandung lebih dari 200 unsur pokok utama antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih, dimana semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan lainnya (Kriselly, 2012).Komposisi zat gizi yang terdapat dalam ASI antara lain sebagai berikut:1. KarbohidratKarbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa (gulas susu) dan jumlahnya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan air susu sapi. Karbohidrat dalam ASI merupakan nutrisi penting yang berperan dalam pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk kerja sel-sel saraf. Di dalam usus, sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya serta membantu penyerapan kalsium dan mineral-mineral lain (Prasetyono, 2010).2. ProteinASI mengandung protein lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi tetapi memiliki nilai nutrisi yang tinggi sehingga protein ASI hampir seluruhnya dicerna dan terserap oleh sistem pencernaan bayi. Protein ASI yang utama yaitu whey dan kasein. Whey adalah protein yang halus, lembut, dan mudah dicerna dan kasein adalah protein yang bentuknya kasar, bergumpal, dan sukar dicerna oleh usus bayi. Rasio whey:kasein dalam ASI adalah 60:40, sedangkan rasio whey:kasein dalam susu sapi adalah 20:80. Hal ini menguntungkan bagi bayi mengingat endapan dari whey lebih mudah dicerna. Di dalam ASI juga terdapat kandungan asam amino esensial taurin yang tinggi yang penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin serta asam amino sistin yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi (Kriselly, 2012). Kedua asam amino tersebut tida terdapat dalam susu sapi (Handayani, 2007).3. LemakSumber kalori utama dalam ASI adalah lemak (Handayani, 2007). Komposisi lemak dalam ASI adalah 3,7-4,8 gr/100 ml (Kriselly, 2012). Walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecahkan menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat di dalam ASI (Handayani, 2007).Asam lemak rantai panjang (arachidonic dan docadaxaenoic) berperan dalam perkembangan otak. Komposisi lemak juga berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan energi yang diperlukan bayi. Jenis lemak dalam ASI banyak mengandung omega-3, omega-6, dan DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan sel-sel jaringan otak (Kriselly, 2012).4.MineralASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relative rendah tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai umur 6 bula. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil, mudah diserap tubuh, dan berjumlah sangat sedikit. Sekitar 75% dari zat besi yang terdapat di dalam ASI dapat diserap oleh usus (Kriselly, 2012).4. VitaminASI menganding vitamin yang lengkap, cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi selama 6 bula, sehingga tidak perlu ditambah kecuali vitamin K karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Begitu juga dengan vitamin D, hanya sedikit dalam lemak susu tapi bisa diperoleh lewat sinar matahari pagi (Kriselly, 2012).5. AirSekitar 88% dari ASI terdiri dari air yang berguna untuk melarutkan zat-zat yang terdapat di dalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara metabolic aman dan kandungan airnya yang relatif tinggi akan meredakan rangsangan haus dari bayi. Jadi secara kuantitas, bayi tidak membutuhkan tambahan air karena jumlah air yang ada di dalam ASI sudah mencukupi kebutuhan bayi akan cairan (Kriselly, 2012).

2.5Manfaat ASIKeunggulan dan manfaat menyusui bagi bayi bisa dilihat dari beberapa aspek, yaitu:1. Aspek gizi

2. Aspek imunologikASI mengandung zat anti infeksi seperti immunoglobulin A (IgA), laktoferin, dan lisozim. IgA berperan dalam melumpuhkan bakteri patogen e.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan3. Aspek psikologikKontak langsung antara ibu dan bayi melalui sentuhan kulit mampu memberikan kepuasan dan rasa aman karena selama proses menyusui bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar detak jantung ibu yang sudah dikenalnya sejak di dalam rahim. Apabila bayi merasa aman dan nyaman maka bayi akan jarang menangis dan rewel serta menjadi agresif saat menyusu. Dengan demikian, gizi yang diperolehpun akan semakin banyak dan ikatan psikologi antara ibu dan bayi semakin kuat.4. Aspek kecerdasanProses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan gizi yang optimal sehingga membantu perkembangan sistem saraf otak yang berperan meningkatkan kecerdasan bayi. Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point lebih tinggi 4,3 point pada usia 18 bulan, 4-6 point pada usia 3 tahun, dan 8,3 point pada usia 8,5 tahun dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula.5. Aspek neurologis

2.6Undang-Undang Kesehatan mengenai ASI EksklusifRendahnya pemberian ASI eksklusif mendapat perhatian berbagai pihak khususnya pemerintah, terbukti dengan ditetapkannya undang-undang (UU) kesehatan nomor 36 tahun 2009 tentang ASI eksklusif menyebutkan (Hanan, 2012): Pasal 1281. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis. Yang dimaksud denga pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 tahun dengan memberikan MP-ASI sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. 2. Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum. Pasal 1291. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif.2. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) daiatur dengan peraturan pemerintah Pasal 200Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI eksklusif sebagaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00.

2.7Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif2.7.1Penyuluhan/konseling di pelayanan kesehatanPenyuluhan kesehatan adalah suatu pemberian informasi melalui media komunikasi, informasi, dan edukasi. Dalam meningkatkan penggunaan ASI, masalah utama ialah bahwa ibu-ibu membutuhkan bantuan dan informasi yang mendukung sehingga menambah keyakinan bahwa mereka akan dapat menyusui bayinya dengan sukses (Kriselly, 2012).Menurut WHO, salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku, yaitu dengan memberikan informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat sehingga dengan pengetahuan tersebut akan menimbulkan kesadaran mereka yang akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya (Kriselly, 2012).2.7.2Dukungan petugas kesehatanPerilaku dari petugas kesehatan merupakan referansi dari perilaku masyarakat. Menurut Soetjiningsih (1997) pemberian ASI belum optimal diberikan oleh ibu disebabkan oleh faktor keterbatasan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam memberikan penyuluhan mengenai cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar kepada ibu dan keluarga (Kriselly, 2012).Hasil penelitian yang dilakukan Lestari (2004) menyatakan bahwa ibu yang memberikan ASI eksklusif 36,7% mendapat dukungan dari petugas kesehatan, sedangkan yang tidak mendapat dukungan dari petugas kesehatan hanya 19,1%. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa ibu yang mendapat dukungan dari tenaga kesehatan berpeluang 5,627 kali dalam pemberian ASI eksklusif dibandingkan dengan yang tidak mendapat dukungan dari petugas kesehatan (Kriselly, 2012).2.7.3KebijakanRendahnya pemberian ASI eksklusif mendapat perhatian berbagai pihak khususnya pemerintah, terbukti dengan ditetapkannya undang-undang (UU) kesehatan nomor 36 tahun 2009 tentang ASI eksklusif menyebutkan (Hanan, 2012): Pasal 1281. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali atas indikasi medis. Yang dimaksud dengan pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan dan dapat terus dilanjutkan sampai dengan 2 tahun dengan memberikan MP-ASI sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. 2. Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum. Pasal 1291. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan ASI secara eksklusif.2. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) daiatur dengan peraturan pemerintah Pasal 200Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI eksklusif sebagaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00.2.7.4Penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM)10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui menurut SK Kemenkes No 450/Menkes/SK/IV/2004:1. 10 langkah menuju keberhasilan menyusui untuk fasilitas kesehatan (Kriselly, 2012).1. Mempunyai kebijakan tertulis tentang pemberian ASI2. Memberikan pelatihan bagi petugas3. Menjelaskan manfaat pemberian ASI kepada ibu hamil4. Melaksanakan inisiasi menyusui dini5. Menunjukkan teknik menyusui yang benar6. Tidak memberikan makanan atau minuman selain ASI7. Melaksanakan rawat gabung8. Anjurkan pemberian ASI tanpa dijadwal9. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi10. Membina kelompok pendukung ASI2. 10 langkah menuju keberhasilan menyusui untuk masyarakat (Kriselly, 2012).1. Meminta hak untuk mendapatkan pelayanan inisiasi menyusui dini ketika persalinan2. Meminta hak untuk tidak memberikan asupan apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.3. Meminta hak untuk bayi tidak ditempatkan terpisah4. Melaporkan pelanggaran-pelanggaran kode etik WHO terhadap pemasaran pengganti ASI5. Mendukung ibu menyusui dengan membuat tempat kerja yang memiliki fasilitas ruang menyusui6. Menciptakan kesempatan agar ibu dapat memerah ASI dan atau menyusui bayinya di tempat kerja7. Mendukung ibu untuk memberikan ASI kapanpun dan dimanapun8. Menghormati ibu untuk menyusui di tempat umum9. Memantau pemberian ASI di lingkungan sekitarnya10. Memilih fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan yang menjalankan 10 LMKM.

2.8. Kerangka Teori

Pelayanan KIA di PuskesmasKonseling Program ASI EksklusifPengetahuan Ibu Menyususi terhadap Program ASI EksklusifManajemen Program ASI Eksklusif di PuskesmasMutu Pelayanan Program ASI EksklusifMutu Penyelenggaraan Program ASI Eksklusif4