BAB II-Tinjauan Pustaka
Transcript of BAB II-Tinjauan Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan Masyarakat (Public Health) sebagai ilmu (teori) maupun
sebagai seni (praktek) umumnya menekankan pada upaya-upaya
pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan kesehatan (promotif)
( Soekidjo, 2003 ).
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai suatu upaya integrasi
antara ilmu sanitasi dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran
itu sendiri merupakan integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial. Dalam
perkembangan selanjutnya, kesehatan masyarakat diartikan sebagai
aplikasi dan kegiatan terpadu antara sanitasi dalam mencegah penyakit
yang melanda masyarakat. ( Soekidjo, 2003 ).
Usaha – usaha pengorganisasian masyarakat untuk sebagai berikut :
- Perbaikan sanitasi lingkungan
- Pemberantasan penyakit – penyakit menular
- Pendidikan kebersihan perorangan
- Pengorganisasian pelayanan – pelayanan medis dan
perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan.
- Pengembangan rekayasa social untuk menjamin tiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya( Soekidjo, 2003 ).
Ruang lingkup kesehatan masyarakat pada mulanya hanya
mencakup 2 disiplin ilmu yaitu, ilmu bio-medis (medical biologi) dan ilmu-
ilmu social (social Science). Tetapi sesuai dengan perkembangn ilmu,
maka disiplin ilmu yang mendasari ilmu kesehatan masyarakat pun
berkembang. Sehingga pada saat ini disiplin ilmu yag mendasari ilmu
kesehatan masyarakat antara lain, mencakup : ilmu biologi, ilmu
kedokteran, ilmu kimia, fisika, lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi,
pendidikan dan sebagainya. (Soekidjo,2003).
Secara garis besar disiplin ilmu yang menopang ilmu kesehatan
masyarakat sering disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan
masyarakat antara lain :
1. Epidemiologi
2. Biostatistik
3. Kesehatan Lingkungan
4. Pendidikan Kesehatan dan ilmu Perilaku
5. Adminidtrasi Kebijakan Masyarakat
6. Gizi kesehatan masyarakat
7. Kesehatan Kerja
Masalah Kesehatan Masyarakat merupakan masalah yang
multikausal, maka pemecahanya juga harus secara multidisiplin. Oleh
sebab itu, kesehatan masyarakat sebagai seni dan prakteknya
mempunyai bentangan yang luas. Semua kegiatan baik yang langsung
maupun yang tidak langsung untuk mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatan, terapi (fisik, mental dan social) atau kuratif maupun pemulihan
(rehabilitative) kesehatan (fisik, mental, social) adalah upaya kesehatan
masyarakat (Soekidjo,2003).
Secara garis besar, upaya-upaya yang dapat dikategorikan sebagai
seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain sebagai
berikut :
1. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular
2. Perbaikan sanitasi lingkungan
3. Perbaikan lingkungan pemukiman
4. Pemberantasan Vektor
5. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
6. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
7. Pembinaan Gizi masyarakat
8. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
9. Pengawasn Obat dan Minuman
10.Pembinaan Peran Serta Masyarakat dan sebagainya
(Soekidjo,2003).
2.1 Karakteristik Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang mendiami teritorial
tertentu dan adanya sifat-sifat yang saling tergantung, dan adanya
pembagian kerja serta kebudayaan bersama (Mac Saver,1957).
Masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang
mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi, dan perasaan persatuan yang sama.
Masyarakat itu meliput pengelompokan-pengelompokan yang lebih kecil
(Gillin,1954).
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling kenal atau
saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berintraksi menurut
suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh
suatu rasa indentitas bersama (Koentjaraningrat, 1990).
1. Interaksi di antara sesama anggota masyarakat
Dalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang dinamis
menyangkut hubungan individu, individu dengan kelompok,
kelompok dan kelompok, dan adanya syarat yang harus dipenuhi
dalam melakukan interaksi sosial yaitu kontak sosial dan
komunikasi sosial.
2. Memiliki wilayah dengan batas-batas tertentu .
Suatu keadaan geografis sebagai tempat tinggal komunitas, baik
dalam ruang lingkup RT, desa/kelurahan, dan kecamatan.
3. Saling ketergantungan
Setiap anggota masyarakat yang tinggal dalam suatu wilayah
tertentu saling ketergantungan satu dengan lainnya dalam
memenuhi kehidupan dan kebutuhannya sehari-hari.
4. Adat istiadat dan kebudayaan
Di dalam masyarakat ada tantangan yang mengatur tentang
kehidupan mencakup bidang yang sangat luas antara lain:
keseniaan, perkawinan, mata pencaharian, serta sistem
kekerabatan dan ikatan kultural.
Identitas bersama
Identitas ini sangat penting dalam masyarakat untuk menopang dan
mempertahankan dalam masyarakat yang lebih luas, identitas kelompok
dapat berupa lambang-lambang, bahasa, pakaian, serta simbol-simbol
kebanggaan.
2.1.1 Karakteristik Masyarakat Indonesia
Karakteristik masyarakat indonesia dapat dikategorikan menjadi
tiga yaitu:
1. Masyarakat desa
a. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat luas
b. Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai
organisasi sosial
c. Percaya pada kekuatan gaib
d. Tingkat melek huruf relatif rendah
e. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual
f. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi
sangat kuat.
2. Masyarakat tengah
a. Hubungan keluarga masih kuat dan hubungan
masyarakat masih kurang
b. Adat istiadat masih dihormati dan sikap
masyarakat mulai terbuka oleh pengaruh dari luar
c. Rasionalisme pada cara berpikir, sehingga
kepercayaan pada kekuatan gaib berkurang dan masih akan
timbul putus asa
d. Lembaga pendidikan formal dalam masyarakat
ada terutama pendidikan dasar dan menengah
e. Tingkat melek huruf mulai meningkat
f. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarah pada produksi
pasar
3. Masyarakat modern
a. Hubungan antara manusia atas kepentingan pribadi
b. Hubungan antara masyarakat dilakukan secara terbuka
dalam suasana saling mempengaruhi
c. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap illmu
pengetahuan dan teknologi sebagai sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
d. Tingkat pendiidikan formal tinggi dan merata
Hampir seluruh kegiatan ekonomi pasar didasarkan atas
pengunaan uang dan alat pembayaran lainnya (Koentjaraningrat,
1990 ).
2.2 Sosial Ekonomi
Berbagai variabel sangat erat hubungannya dengan status sosio
ekonomi sehingga merupakan karakteristik. Status sosial ekonomi erat
hubungannya pekerjaan/jenisnya, pendapatan keluarga, daerah tempat
tinggal, kebiasaan hidup, dan lain sebagainya. Status ekonomi
berhubungan erat pula dengan faktor psikologi dalam masyarakat (Noor,
2000).
Tabel 2.1 UMR Daerah Tahunan
Upah Minimum Regional
Tahun 2005 2006 2008 2009
Provinsi Kalimantan Timur 600,000 684,000 815,000 955.000
Sumber: www.dinas kesehatan.go.id
2.3. Gizi Kesehatan Masyarakat
Dilihat dari segi sifatnya ilmu gizi dibedakan menjadi dua yakni gizi
yang berkaitan dengan kesehatan perorangan yang disebut gizi
kesehatan perorangan, dan gizi yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat yang disebut gizi kesehatan masyarakat (public health
nutrition). Kedua sifat keilmuan ini akhirnya masing masing berkembang
menajdi cabang imu sendiri, yakni cabang ilmu gizi kesehatan perorangan
atau disebut gizi klinik (klinik clinical nutrition) dan cabang ilmu gizi
kesehatan masyarakat atau gizi masyarakat (community nutrition)
(Notoatmodjo, 2003).
1. Menu Makanan
Kecukupan pangan dapat diukur secara kualitatif maupun
kuantitatif. Parameter kualitatif meliputi nilai sosial, ragam jenis bahan
makanan, dan cita rasa, sedangkan parameter kuantitatif adalah
komposisi zat gizi. Berbagai zat gizi mako, seperti karbohidrat, protein,
dan lemak maupun kelompok zat gizi mikro seperti vitamin dan
mineral merupakan komponen bahan makanan. Tidak kurang dari 50
jenis zat gizi dibutuhkan manusia setiap hari meliputi 10 macam asam
amino, 3 macam asam lemak, 14 macam vitamin, dan 15-19 macam
mineral. Selain zat gizi tersebut, dibutuhkan energi (Muhilal, Fasli, dan
Hardiansyah, 1998).
a. Syarat Makanan yang baik
Makanan yang baik adalah makanan yang bergizi, sehat, dan
aman:
- mengandung zat gizi yang diperlukan tubuh.
- tidak mengandung bahan tambahan (pewarna, bumbu
masak, penyedap dsb, yang berbahaya atau dalam jumlah
yang berlebihan.)
- disajikan pada wadah yang bersih.
- tidak basi atau rusak secara fisik.
- tidak tercemar baik secara fisik, kimiawi maupun mikroba.
b. Cara memilih, menyimpan, dan mengolah makanan
Cara penyimpanan dan pengolahan pasca panen bahan
pangan:
Penyimpanan dan pengolahan pasca (sesudah) panen bahan
makanan dimaksudkan agar bahan makanan tersebut tidak mudah
rusak dan tidak kehilangan nilai gizinya. Pada umumnya semua
bahan pangan sebelum disimpan, dibersihkan terlebih dahulu dan
dicuci. Lalu setelah itu di bungkus dengan pembungkus yang bersih
baru disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah seperti lemari
es. Bahan pangan sebelum diolah, sebaiknya dicuci terlebih
dahulu. Pencucian yang benar adalah dicuci sebelum dikupas dan
dipotong. Hal ini dimaksudkan agar zat gizi yang larut air dan yang
mudah rusak tidak hilang. Perlu juga diperhatikan sanitasi dalam
proses pencucian agar tidak terjadi pencemaran pada bahan
pangan.
- Cara menyimpannya
1. Penyimpanan yang benar, memastikan sayur-sayuran dan
buah-buahan menjadi segar dan tahan lama.
2. Sayur-sayuran dan buah-buahan perlu dibasuh, dibungkus
dengan kertas dan disimpan di ruangan khusus di dalam
kulkas.
3. Jika tidak ada kulkas, boleh disimpan di tempat yang dingin
dan redup di dapur. Hindari penggunaan tas plastik supaya
tidak menjadi layu dan hilang vitaminnya.
4. Buah-buahan seperti pisang jangan disimpan di dalam
kulkas karena kulitnya akan mudah menjadi hitam dan
busuk.
5. Sayur-sayuran dan buah-buahan di dalam kemasan
hendaklah dipindahkan di dalam tempal penyimpanan yang
lain, kemudian disimpan di kulkas.
6. Kentang, labu, dan bawang, hendaklah disimpan di dalam
tempat yang agak gelap dan sejuk. Bila perlu disimpan di
tempat yang memiliki aliran udara.
- Cara mengolahnya
Sayur-sayuran dan buah-buahan haya dengan vitamin dan
garam mineral. Vitamin C atau asam askorbat mudah rusak alau larut
pada saat dimasak, melalui proses pengoksidaan, dan cara
pemotongan atau pengupasan Sayur-sayuran dan buati-buahan perlu
dicucl bersih untuk menghilangkan kotoran, serangga yang melekal,
dan sisa racun pestisida, kemudian baru dipotong Jangan merendam
sayur-sayuran dan buah-buahan yang telah dipotong, karena vitamin
C mudah larut di dalam air Buah-buahan yang perlu dikupas kulitnya
harus cepat disantap karena vitamin terutama vitamin C mudah
teroksida oleh udara dan suhu yang tinggi Hindari memotong sayur-
sayuran dan buah-buahan terlalu kecil karena ukuran kecil juga
menyebabkan mudah terjadi proses pengoksidaan vitamin terutama
vitamin C Sebaiknya buah-buahan segar baik dipotong ketika hendak
dimakan saja. Sel yang rusak akan mengeluarkan enzim dan
menyebabkan hilangnya vitamin C. Jangan memasak sayur-sayuran
terlampau masak.
Untuk sayuran, harus dicuci bersih dengan menggunakan air
mengalir, agar jika ada residu pestisida dapat ikut hanyut bersama air
tersebut. Demikian juga untuk daging dan ayam harus dicuci bersih
dan dibersihkan sisa-sisa darah yang masih menempel. Khusus untuk
ikan, sebelum dicuci harus dibersihkan dulu isi perut dan sisiknya,
baru dicuci dengan bersih. Setelah semuanya dalam keadaan bersih,
bahan-bahan tersebut dipisahkan sesuai dengan golongannya
masing-masing. Penggolongan ini biasanya didasarkan pada
kandungan protein dan bentuk fisiknya.
Untuk produk sayuran sebaiknya dipisahkan berdasarkan bentuk
fisiknya, yaitu sayuran yang berbentuk daur dan sayuran berbentuk
buah atau umbi. Sayuran berbentuk daun sebaiknya disimpan di
bagian paling bawah (dengan suhu tertinggi) lemari pendingin.
Sedangkan untuk sayuran berbentuk buah dan umbi dapat diletakkan
di bagian tengah atau pintu. Buah-buahan dengan aroma tajam,
seperti duren dan nangka, sebaiknya tidak disimpan di dalam lemari
pendingin, karena baunya akan menyebar dan menyebabkan
kontaminasi pada bahan makanan lainnya.
2. Sumber Pangan
Pada umumnya masyarakat menengah ke bawah memperoleh
sumber pangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya berasal dari
sawah atau kebun yang dimiliki sendiri. Selain itu, sumber pangan
juga dapat diperoleh dengan cara membeli bahan pangan tersebut di
pasar-pasar tradisional yang ada di daerah tersebut. Sedangkan, bagi
masyarakat menengah ke atas seperti masyarakat kota lebih banyak
mendapatkan sumber bahan pangan berasal dari pasar tradisional
dan pasar modern (supermarket). Daerah perkotaan yang sempit dan
minimnya lahan kosong tidak memungkinkan bagi masyarakat
perkotaan untuk bercocok tanam dalam memenuhi kebutuhan pangan
mereka.
3. Yodium
Defisiensi yodium di suatu wilayah mempengaruhi baik manusia
maupun cadangan bahan pangan. Sama seperti manusia, semua
jenis tanaman yang tumbuh di daerah yang tidak atau hanya sedikit
mengandung yodium juga mengalami kekurangan.
Defisiensi yang berlangsung lama akan menggangu fungsi
kelenjar tiroid, yang secara perlahan menyebabkan kelenjar ini
membesar sehingga menyebabkan gondok. Rendahnya kadar
hormon tiroid dalam aliran darah juga menyebabkan penghambatan
pertumbuhan serta perkembangan manusia.
Pengaruh ini nyata sekali terlihat pada perkembangan otak
selama pertumbuhan berlangsung dengan cepat, yaitu semasa janin,
bayi anak kecil (balita). Kretin merupakan dampak terberat pada anak
yang akan timbul manakala asupan yodium kurang dari 25 µg/hari
(asupan normal 80-150 µg/hari), yang memburamkan masa depan
lebih dari 10% penduduk Indonesia, India, dan Cina.
a. Defisiensi pada janin
Defisiensi yodium pada janin merupakan dampak dari
kekurangan pada ibu. Keadaan ini berkaitan dengan
meningkatnya insidensi lahir mati, aborsi, cacat lahir yang
kesemua ini sesungguhnyadapat dicegah melalui intervensi yang
tepat.
Pengaruh utama defisiensi yodium pada janin ialah
kretinisme endemis, yang sangat berkaitan dengan bentuk
sporadic. Gejala khas kretinisme terbagi menjadi 2 jenis, yaitu
jenis saraf dan bentuk miksedema. Jenis yang pertama
menampilkan tanda dan gejala seperti kemunduran mental, bisu-
tuli dan diplegia spastik. Bentuk terakhir memperlihatkan tanda
khas hipotiroidisme serta dwarfisme.
b. Defisiensi pada bayi pada baru lahir
Otak bayi akan terus berkembang dengan cepat hingga
tahun kedua kehidupan. Kekuranagn yang parah dan berlangsung
lama akan mempengaruhi fungsi tiroid bati yang kemudian
mengancam perkembangan otak secara dini. Paroah
dkk. ,membuktikan terjadinya penurunan kognitif dan kinerja
motorik pada anak usia 10-12 tahun yang dulunya terlahir dari
rahim wanita penderita defisiensi, setidaknya kekurangan pada
masa hamil.
c. Defisiensi pada anak
Kekurangan yodium pada anak khas terpaut dengan
insidensi gondok. Angka kejadian gondok meningkat bersama
usia, dan mencapai puncaknya setelah remaja. Prevalensi gondok
pada wanita lebih tinggi ketimbang lelaki. Kasus gondok pada
anaka sekolah yang berusia antara 6-12 tahun dapat dijadikan
petunjuk.
d. Pemeriksaan Status Yodium
Sebelum program suplementasi diselenggarakan, terlebih
dahulu harus dilakukan pemeriksaan status yodium. Cara yang
dianjurkan untuk memeriksa status yodium ialah (1) Penilaian
angka kejadian gondok, baik gondok yang telah terlihat maupun
yang baru teraba; (2) pengukuran kadar yodium yang di
ekskresikan ke dalam urine; dan (3) penentuan kadar T4 atau TSH
dalam darah berbagai kelompok usia , terutama bayi baru lahir
dan wanita hamil.
Tabel 2.2 Kriteria keparahan dan signifikansi masalah kesehatan GAKY
Keparahan Gambaran klinis TGR (%) Rata-rata kadar urine (µg/L)
Prioritas koreksi
G H KDerajat 0 (normal)Derajat I (ringan)Derajat II (sedang)Derajta III (parah)
0+++++
00++++
000++
<5,05,0-19,920,0-29,9≥ 30,0
≤10050-9920-49<20
-PentingSegeraKritis
Sumber : Gizi dalam Kehidupan
Asupan , penyerapan, dan ketersediaan yodium
Sumber yodium adalah makanan laut dan tanaman yang ditanam di
laut, semakin jauh tanaman dari laut maka kandungan yodiumnya
semakin sedikit. Sebagai sumber yodium seharusnya garam dapat
mencegah gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), tetapi karena
cara pembuatan garam rakyat seringkali kurang sempurna, sehingga mutu
garam dan kadar yodiumnya berkurang. Salah satu cara mengatasinya
adalah dengan menambahkan (fortifikasi) yodium ke dalam garam.
Kandungan yodium dalam garam (mutu garam) dapay dicegah
kerusakannya pada tingkat rumah tangga dengan cara penyimpanan dan
penggunaan yang baik dan benar, yaitu :
1. Garam disimpan pada wadah yang tertutup dan tidak
terkena sinar matahari.
2. Jika garam disimpan dalam kemasan plastik pada suhu 250
C - 270 C dengan kelembaban nisbi 70% - 80% dapat bertahan
selama 6 bulan, tetapi kandungan yodiumya akan hilang sebanyak
7% tergantung dari ketinggian suatu daerah dari permukaan laut.
3. Garam disimpan di tempat yang kering dan jauh dari sumber
panas seperti kompor, karena garam bersifat higroskopis (mudah
menyerap air).
4. Sebaiknya garam ditambahkan setelah selesai memasak
karena yodium akan merosot drastis hingga 0 ppm (part per milion)
ketika bercampur dengan cabai, merica, ketumbar dan terasi. Selain
itu juga agar kerusakan yodium sebanyak 20% selama proses
memasak bisa dikurangi.
Selain itu, selama proses memasak, keterkandungan yodium dalam
makanan dapat susut sampai di bawah nilai yang terpapar pada table.
Sebagai contoh, penggorengan akan mengurangi kadar yodium sebanyak
20%, penggilingan 23%, dan perebusan sebesar 58%.
Pencegahan
Secara relatif, hanya makanan laut yang kaya akan yodium: sekitar
100 µg/100 gr. Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam
beryodium, anggaplah konsumsi garam tiap orang sebesar 10 g, maka
kadar yodium dalam garam harus memenuhi kisaran 20-40 mg yodium,
atau 34-66 mg kalium yodida/kg. Jika garam beryodium tidak tersedia,
berikan kapsul minyak beryodium setiap 3,6, atau 12 bulan; atau suntikan
ke dalam otot setiap 2 tahun.
Tabel 2.3 Kandungan yodium dalam makanan
Jenis makanan Keadaan segar (µg/gram) Keadaan kering (µg/gram)Ikan air tawarIkan air lautKerang Daging hewanSusuTelur Serealia bijiBuahTumbuhan polongSayuran
17-40163-3180308-130027-9735-56(93)22-7210-2923-3612-201
68-194471-45911292-4987---34-9262-277223-245204-1636
Sumber : Gizi dalam Kehidupan
Pemilihan cara intervensi didasarkan pada derajat keparahan atau
keendemisan GAKY, antara lain :
1. GAKY derajat ringan, kisaran prevalensi pada anak sekolah 5-20%,
dan kadar yodium dalam urine 3,5-5,0 µg/dl; dapat dikoreksi dengan
pemberian garam beryodium sebanyak 10-25 mg/kg. GAKY yang
ringan ini biasanya akan lenyap dengan sendirinya jika status
ekonomi penduduk ditingkatkan.
2. GAKY derajat sedang, prevalensi gondok mencapai angka 30%,
kadar yodium dalam urine 2,0-3,5 µg/dl; dapat dikoreksi dengan
garam beryodium sebanyak 25-40 mg/kg; dengan catatan bahwa
garam tersebut dapat diproduksi dan disebar secara efektif. Jika
tidak mungkin, lebih baik berikan minyak beryodium secara oral atau
suntikan di puskemas .
3. GAKY berat, dengan prevalensi gondok 30% atau lebih, kretin
endemis 1-10%, dan kadar yodium urine kurang dari 2,0 µg/ dl;
harus diberi minyak beryodium baik secara oral maupun suntikan.
Dosis oral diberikan setiap 3,6, dan 12 bulan. Suntikan dilakukan
setiap 2 tahun. Pada kenyataannya, pemberian secara oral baru
berhasil jika “penderita” dapat dihubungi setidaknya sekali tahun.
Oleh karena itu, preparat suntikan lebih disukai.
2.4 Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Kehamilan dapat memicu terjadinya perubahan tubuh, baik secara
anatomis, fisiologis, maupun biokimia. Perubahan ini dapat terjadi secara
sistematik, tujuannya yaitu mensejahterahkan janin, meskipun kerap
mengabaikan kesehatan. Wanita yang bersikeras hamil dikala status
gizinya buruk memiliki resiko melahirkan BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah)
3 kali lebih besar dibandingkan mereka yang berstatus gizi baik, dan
kemungkinan bayi mati sebesar 1,5 kali (National Center for health
Statistic-NCHS).
Perilaku tidak menyusui bayi berubah sejalan dengan perubahan
pendidikan formal (Enoch dan Naim,1998). Pemberian susu botol
meningkat dari 5% (Perguruan Tinggi) sampai 56% (Sekolah Dasar
keatas). Sedangkan pemberian susu ekslusif cenderung menurun dari
37% (1987) menjadi 30% (1992), sedangkan pemberian makanan
tambahan tetap tidak cukup. Menyusui mempunyai keuntungan tersendiri
dibandingkan dengan susu formula, Biaya yang dikeluarkan akibat
pemberian ASI tetap lebih murah meskipun wanita menyusui
membutuhkan zat gizi ekstra. Bila anak disusui selama 2 tahun, berarti
telah menerima ASI sekitar 375 Liter yang setara dengan 437 liter susu
sapi. Selain itu, pemberian ASI secara relatif tidak merepotkan. Ibu tidak
harus ke toko atau ke warung terlebih dahulu untuk membeli susu formula
karena ASI dapat diminum langsung, sementara kehangatan sama
dengan tubuh dan steril.Jika seorang ibu tidak berkenan menggunakan
alat kontrasepsi antifisial, pemberian ASI menjadi alternatif kontrasepsi
dengan syarat bahwa bayi hanya diberi ASI.
Tabel 2.4 Berbagai resiko yang dapat terjadi pada ibu hamil serta pengaruh
kesakitan ibu terhadap bayinya:
No Kesakitan pada IbuAkibat Terburuk Terhadap
Kesehatan Ibu
Akibat Terburuk Terhadap Kes. Bayi/
Janin
1. Perdarahan - Syok- Infeksi- Gagal Jantung
- Asfiksia- Lahir Mati
2
Preeklamsia/Eklamsia
- Eklamsia- Gangguan- Serebro-vaskular
- BBLR- Lahir Mati
3. Anemia Berat - Gagal Jantung - BBLR- Lahir Mati
4. Malaria - Anemia Berat- Trombosis Serebral
- Prematuritas- Gangguan Pertumbuhan Intrauteri- Prematuritas
5.
Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
- Infeksi Panggul- Infertilitas- Kehamilan Ektopik
Gangguan Pertumbuhan Intrauteri
(Adaptasi dari: Mother - Baby Package, WHO: 1994).
Setelah bersalin ibu perlu ikut program Keluarga Berencana (KB).
Tujuannya agar ibu punya waktu untuk menyusui dan merawat bayi,
menjaga kesehatan ibu serta mengurus keluarga. Selain itu, untuk
mengatur agar jarak kehamilan tidak terlalu dekat, lebih dari 2 tahun.
Konsultasi ke bidan/dokter dalam memilih cara KB yang paling
sesuai dengan kondisi suami-isteri. Masa nifas merupakan saat yang
paling tepat untuk ber-KB. Alat kontrasepsi atau cara ber-KB :
1. Untuk Suami
Kondom : Dipasang pada alat kelamin suami setiap kali
melakukan hubungan seksual.
Vaksetomi : Saluran sperma diikat/dipotong melalui operasi kecil.
2. Untuk Isteri
Pil : Diminum 1 pil setiap hari secara teratur dan terus
menerus. Selama ibu menyusui, minum pil KB
khusus.
Suntik : Disuntikkan pada bokong/pantat sebelah kanan/kiri
setiap 1 atau 3. Bulan sekali tergantung jenis
suntikan.
Implan : Dipasang di lengan atas ibu.
Spiral : Dipasang di dalam rahim 2 hari atau 6 – 8 minggu
setelah bersalin.
Tubektomi : Saluran telur diikat/dijepit/dipotong melalui operasi
kecil.
Cara ibu menjaga kesehatan bayi dan anak yaitu :
1. Amanati pertumbuhan anak secara teratur
2. Minta imunisasi sesuai jadwal di Posyandu, Puskesmas, Rumah
Sakit serta praktek swasta
Tabel 2.5 Jenis imunisasi yang diberikan berdasarkan umur :
Umur Jenis Imunisasi
0 - 7 Hari
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
9 Bulan
Hepatitis B 1
BCG
Hepatitis B 2, DPT 1, Polio 1
Hepatitis B 3, DPT 2, Polio 2
DPT 3, Polio 3
Campak, Polio 4
3. Minta Vitamin A pada Bulan Februari dan Agustus di Posyandu
(Dinas Kesehatan KALTIM, 2003).
4. Pemberian Makanan Tambahan
Pemberian makanan tambahan diberikan karena ketidaksesuaian
antara kebutuhan gizi anak dengan jumlah ASI yang diberikan ibu.
Untuk anjuran pemberian makanan (Umur 1-6 Bulan), dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.6 Anjuran pemberian makanan (Umur 1-6 Bulan)
Sumber : Dinas Kesehatan Prov.Kaltim, 2003
2.5 Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP)
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis (UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992). Sedangkan sakit adalah
suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari-hari, baik aktifitas
jasmani, rohani dan sosial (Perkin, 1937).
Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor
internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (diluar diri
manusia). Faktor internal ini pun terdiri dari faktor fisik dan psikis.
Demikian pula faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor yang antara lain
sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan,
dan sebagainya.
Sampai Umur 4 Bulan
1. Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang maupun malam
2. Jangan berikan makanan atau minuman lain selain ASI
3. Susui bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian.
Umur 4 – 6 Bulan
1. Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi siang maupun malam
2. Beri Makanan Pendamping ASI 2 kali sehari sebanyak 2 sendok makan
3. Beri ASI terlebih dahulu kemudian Makanan Pendamping ASI
4. Makanan Pendamping ASI berupa : bubur susu atau bubur tim lumat ditambah kuning telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/kacang hijau/santan/minyak.
Aspek budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan (G.M. Foster
1973) adalah :
a. Tradisi
b. Sikap fatalisme
c. Sikap pethnocentris
d. Pengaruh norma
e. Unsur budaya yang dipelajari saat awal sosialisasi
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan
seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak
dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan.
Perilaku kesehatan diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
a. Perilaku sehat, yaitu adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, antara lain :
1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu
seimbang disini adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi
kebutuhan nutrisi yang memenuhi kebutuhan tubuh baik menurut
jumlahnya (kuantitas), maupun jenisnya (kualitas).
2. Kegiatan fisik secara teratur dan cukup. Kegiatan fisik disini tidak
harus olah raga. Bagi seseorang yang pekerjaannya memang
sudah memenuhi gerakan fisik secara rutin dan teratur,
sebenarnya sudah dapat dikatagorikan berolahraga.
3. Tidak merokok dan meminum minuman keras serta
menggunakan narkoba. Merokok adalah kebiasaan yang tidak
sehat, namun di Indonesia jumlah perokok cenderung meningkat.
4. Istirahat yang cukup. Istirahat cukup bukan saja berguna untuk
memelihara kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental.
Istirahat yang cukup adalah kebutuhan dasar manusia untuk
mempertahankan kesehatannya.
5. Pengendalian atau managemen stres. Stres adalah bagian dari
kehidupan setiap orang, tanpa pandang bulu. Stres tidak dapat
dihindari, namun yang dapat dilakukan adalah mengatasi,
mengendalikan atau mengelola stres tersebut agar tidak
mengakibatkan gangguan kesehatan, baik kesehatan fisik
maupun mental.
6. Perilaku atau gaya hidup positif yang lain untuk kesehatan. Inti
dari perilaku ini adalah tindakan atau perilaku seseorang, agar
dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan masalah
kesehatan, termasuk perilaku untuk meningkatkan kesehatan
b. Perilaku sakit, yaitu berkaitan dengan tindakan atau kegiatan
seseorang yang sakit dan/ terkena masalah kesehatan pada dirinya
atau keluarganya, untuk mencari penyembuhan, atau untuk mengatasi
masalah kesehatan yang lainnya. Pada saat orang sakit atau anaknya
sakit, ada beberapa tindakan atau perilaku yang muncul yaitu
didiamkan saja , mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan
sendiri dan mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yakni ke
fasilitas kesehatan ataupun tradisional.
c. Perilaku peran orang sakit, yakni segala tindakan atau kegiatan yang
dilakukan oleh individu yang sedang sakit untuk memperoleh
kesembuhan (Becker, 1979).
Aktivitas Fisik
Penelitian Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) menyatakan bahwa
gaya hidup duduk terus menerus dalam bekerja menjadi penyebab 1
dari 10 kematian dan kecacatan dan lebih dari dua juta kematian setiap
tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak atau aktivitas fisik. Oleh
sebab itu beraktivitas fisik sangat diperlukan.
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan
keadaan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari
(Departemen Kesehatan RI , 2006 ).
Melakukan aktivitas fisik idealnya sebagai berikut :
1. Aktivitas fisik secara teratur yang dilakukan paling sedikit 30 menit
dalam sehari sehingga dapat menyehatkan jantung, paru – paru
serta alat tubuh lainnya.
2. Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktivitas fisik
maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak.
3. Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam 3
bulan kedepan maka akan terasa hasilnya (Departemen Kesehatan
RI , 2006)..
Keuntungan melakukan aktivitas fisik
1. Terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker,
tekanan darah tinggi, kencing manis,dll
2. Berat badan terkendali.
3. Otot lebih letur dan tulang lebih kuat.
4. Bentuk badan menjadi ideal dan proporsional.
5. secara keseluruhan keadaan badan sehat menjadi lebih baik
(Departemen Kesehatan RI , 2006 ).
Melakukan aktivitas fisik yang benar sbb :
- Lakukan secara bertahap selama 30 menit, jika belum terbiasa
dapat dilakukan dengan beberapa menit saja setiap hari dan
ditambah secara bertahap .
- Lakukan sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
- Awali dengan pemanasan dan peregangan.
- Lakukan gerakan ringan hingga sedang secara bertahap.
- Jika sudah terbiasa maka dapat ditambah dan ditingkatkan
intensitasnya (Departemen Kesehatan RI , 2006 ).
Ada tiga tipe aktivitas fisik yaitu sbb :
1. Ketahanan (endurance)
Untuk mendapatkan ketahanan maka aktifitas fisik yang dilakukan
selama 30 menit. Contohnya seprti berjalan kaki , lari ringan,
berenang, senam, bermain tenis, berkebun dan kerja dihalaman.
2. Kelenturan (flexibelitas)
Contoh beberapa kegiatan mencuci mobil, taichi, mengepel dan
sebagainya.
3. Kekuatan (strength)
Contoh kegiatannya seperti push – up, naik turun tangga, angkat
beban berat, fitness dan membawa barang belanjaan.
Aktivitas fisik tersebut akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan
energy (pembakaran kalori) misalnya sbb :
Tabel 2.7 Pengeluaran Tenaga dan Energi dari Aktifitas Fisik
No Aktivitas fisik Kalori yang dikeluarkan1 Berjalan kaki 5,6 7 kcal/ menit2 Berkebun 5,6 kcal/ menit3 Menyetrika 4,2 kcal/ menit4 Menyapu rumah 3,9 kcal/ menit5 Membersihkan jendela 3,7 kcal/ menit6 Mencuci baju 3,56 kcal/ menit7 Mengemudi mobil 2,8 kcal/ menit
Sumber : Departemen Kesehatan RI 2006
Pentingnya mencuci tangan
Mencuci tangan merupakan termasuk kedalam salah satu perilaku
hidup sehat dimasyarakat. Mencucui tangan merupakan cara paling
sederhana untuk melawan kuman.
Dengan mencuci tangan, penyebaran kuman-kuman yang ada di
tangannya tadi dapat dicegah. Banyak penyakit antara lain influenza,
diare, atau bahkan hepatitis A, dapat dicegah dengan cara sederhana
seperti mencuci tangan.
Berikut ini adalah cara-cara sederhana mencuci tangan yang benar.
Ajari anak anda cara berikut ini dan lakukan hal ini dengan teratur. Akan
lebih baik lagi bila anda mau mencuci tangan bersama anak beberapa kali
dalam sehari agar anak anda dapat belajar betapa pentingnya mencuci
tangan itu.
1. Cucilah tangan anda dengan air mengalir, kalau bisa dengan air
hangat karena air hangat lebih baik dari pada air dingin untuk
membunuh kuman.
2. Gunakan sabun dan kemudian gosok tangan dengan sabun sampai
berbusa sampai sekitar 10 atau 15 detik. Pastikan daerah-daerah
seperti sela-sela jari dan di bawah kuku juga ikut dibersihkan.
Bersihkan sampai ke pergelangan tangan.
3. Bilaslah tangan, kemudian keringkan dengan baik menggunakan
handuk.
Untuk mengurangi penyebaran kuman-kuman di rumah anda
biasakan mencuci tangan, terutama:
a. Sebelum makan dan masak
b. Setelah menggunakan kamar mandi
c. Setelah bersih-bersih di rumah
d. Setelah menyentuh hewan, termasuk hewan peliharaan
e. Setelah mengunjungi atau merawat keluarga atau
kerabat yang sakit
f. Setelah membersihkan hidung, batuk atau bersin
g. Saat kembali ke rumah setelah bermain, berkebun,
bekerja atau yang lainnya.
Merokok
Merokok sudah seperti menjadi kebiasaan sebagian masyarakat di
Indonesia. Orang yang melakukan kegiatan ini disebut perokok. Perokok
ada 2 jenis yaitu perokok pasif dan aktif. Perokok aktif adalah orang yang
mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun satu
batang dalam sehari atau orang yang menghisab rokok walau tidak rutin
misalnya coba – coba dan cara menghembuskan asap walaupun tidak di
diisap masuk ke dalam paru – paru (Departemen Kesehatan RI, 2007).
Sedangkan perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi
menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu
ruangan tertutuo dengan orang yang sedang merokok (Departemen
Kesehatan RI, 2007).
Bahaya Perokok aktif dan perokok pasif yaitu sbb :
- Menyebabkan kerontokan rambut.
- Katarak
- Paru – paru
- Merusak gigi
- Stroke dan serangan jantung
- Kemandulan dan impotensi
- Kanker rahin dan keguguran (Departemen Kesehatan RI,
2007).
Pentingnya Kegiatan 3M plus
Kegiatan 3M plus adalah kegiatan dalam upaya Pemberantasan
sarang Nyamuk (PSN). merupakan kegiatan memberantas telur, jentik,
dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam
Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah) di
tempat-tempat perkembangbiakannya. Agar rumah bebas dari jentik
dilakukan Pemberantasan sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M plus
(Menguras, Menutup, Mengubur plus menghindari gigitan Nyamuk.
3M plus adalah 3 cara plus yang dilakukan pada saat PSN, yaitu
menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum
burung, kemudian menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti
lubang bak control, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat
menampung air hujan, kemudian mengubur atau menyingkirkan baran-
barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng
bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/ gelas air
minum dalam kemasan, plastik kresek, dll).
Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
- menggunakan kelambu ketika tidur
- memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk,
misalnya obat nyamuk: bakar, semprot, oles/ diusap ke kulit, dll.
- menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam
kamar
- mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai
- memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
- menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-
tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air,
misalnya ikan cupang, ikan nila, dll
- menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia,
Lavender, Rosemerry, dll.
2.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 merupakan hal yang
tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya
manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting
dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya
akan tetapi lebih jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja akan
berdampak positif keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu
Keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan saja hanya sekedar
kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga
harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan.
Penerapan K3 berarti salah satu upaya untuk melakukan
perlindungan terhadap sumber daya manusia/pekerja dari berbagai resiko
dan bahaya yang ditimbulkan akibat jenis pekerjaan dan lingkungan
pekerjaan serta bahan-bahan lain yang berkaitan dengan jenis
pekerjaannya.
Program pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) cukup menawarkan
alternatif dalam peningkatan kesehatan dan keselamatan bagi pekerja.
Secara garis besar alat pelindung diri terdiri dari:
1. Alat Pelindung Kepala;
a. Safety helmet (hard hat), untuk melindungi dari benda
keras/tajam
b. Hood, untuk melindungi dari bahan kimia korosif, api, panas
radiasi tinggi
c. Hair cap, untuk melindungi rambut dari bahaya terjerat/debu.
2. Alat Pelindung Mata dan Muka;
a. Kaca mata
b. Tameng muka
3. Alat Pelindung Pernapasan;
a. Respirator
b. Respirator setengah masker
c. Respirator seluruh muka
4. Alat Pelindung Telinga;
a. Ear plug (sumbat telinga)
b. Ear muff (tutup telinga)
5. Alat Pelindung Tangan; sarung tangan
6. Alat Pelindung Kaki
a. Foundry Leggings (sepatu untuk pekerja pengecoran baja)
b. Sepati karet anti elektrostatik, untuk melindungi pekerja dari
bahaya listrik
c. Sepatu boot, sepatu karet untuk pekerja bidang pertanian dan
perkebunan.
6. Pakaian Pelindung (Protective Clothing), terbuat dari kain drill, kulit,
PVC, Karet atau asbes.
Bila rasio tuntutan tugas lebih besar dari pada kemampuan
seseorang atau kapasitas kerjanya maka akan terjadi overstress,
kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, penyakit, dan tidak produktif.
Sebaliknya, jika terjadi understress maka akan timbul kebosanan,
kejenuhan, kelesuan, sakit, dan tidak produktif. Sehingga perlu ada
keseimbangan antara tuntunan tugas dan kemampuan/kapasitas seorang
pekerja.
Terdapat dua jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum.
Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri.
Kelelahan umum ditandai dengan berkurang kemauan untuk bekerja.
Gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang ada hubungannya dengan
kelelahan adalah :
1. Perasaan berat di kepala
2. Menjadi lelah seluruh badan
3. Tidak dapat berkonsentrasi
4. Sakit kepala
5. Merasa nyeri di punggung
6. Merasa pening
7. Tremor pada anggota badan, dan lain-lain.
Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan
produktivitasnya. Segi-segi terpenting bagi persoalan waktu kerja meliputi:
1. Lamanya seseorang mampu kerja secara baik
2. Hubungan diantara waktu bekerja dan istirahat
3. Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi siang
(pagi, siang, sore) dan malam.
Lamanya seseorang bekerja sehari secara baik pada umumnya 6-8
jam. Sisanya (16–18 jam) dipergunakan untuk kehidupan dalam keluarga
dan masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain. Dalam seminggu, seseorang
biasanya dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam (Suma’mur, 1996).
Lingkungan kerja ialah kumpulan dari seluruh kondisi dan pengaruh-
pengaruh luar yang mempengaruhi kesehatan tenaga kerja. Lingkungan
kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan tenaga kerja terdiri dari:
1. Lingkungan fisik : air, udara, tanah, suhu, tekanan, cuaca, getaran
mekanis, radiasi, dan suara/kebisingan.
2. Lingkungan kimiawi : debu, uap, gas, larutan, awan/kabut
3. Lingkungan biologis : mikroba, vektor, dan binatang reservoir
4. Lingkungan sosial : kepadatan penduduk dan mobilitas pekerjaan
5. Lingkungan ekonomi : penghasilan
6. Lingkungan budaya: adat istiadat dan kebiasaan (Ramdan, 2006).
2.7 Kesehatan Lingkungan
Diantara banyak kesehatan lingkungan dapat disebutkan antara lain :
1. Penyehatan Rumah
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan
manusia. Rumah atau tempat tinggal manusia, dari zaman ke
zaman mengalami perkembangan. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan dalam membangun suatu rumah:
a. Faktor lingkungan
Baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan sosial.
Maksudnya membangun suatu rumah harus memperhatikan
tempat dimana rumah itu didirikan. Di pegunungan ataukah di tepi
pantai, di desa ataukah di kota, di daerah dingin ataukah di daerah
panas, di daerah dekat gunung berapi (daerah gempa) atau di
daerah bebas gempa dan sebagainya.
Rumah di daerah pedesaan, sudah barang tentu disesuaikan
kondisi sosial budaya pedesaan, misalnya bahannya, bentuknya,
menghadapnya dan lain sebagainya. Rumah di daerah gempa
harus dibuat dengan bahan-bahan yang ringan namun harus
kokoh, rumah di dekat hutan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga aman terhadap serangan-serangan binatang buas.
b. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan
kemampuan keuangan penghuninya, untuk itu maka bahan-
bahan setempat yang murah misal bambu, kayu, atap rumbia
dan sebagainya adalah merupakan bahan-bahan pokok
pembuatan rumah. Perlu dicatat bahwa mendirikan rumah
adalah bukan sekedar berdiri pada saat itu saja namun
diperlukan pemeliharaan seterusnya. Oleh karena itu,
kemampuan pemeliharaan oleh penghuninya perlu
dipertimbangkan.
c. Teknologi yang dimiliki masyarakat
Teknologi perumahan sudah begitu maju dan sudah begitu
modern. Akan tetapi teknologi modern itu sangat mahal bahkan
kadang-kadang tidak dimengerti oleh masyarakat. Rakyat
pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah mempunyai
teknologi perumahan sendiri yang dipunyai turun temurun.
d. Kebijaksanaan (peraturan-peraturan) pemerintah yang
menyangkut tata guna tanah
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum
merupakan problem namun di kota sudah menjadi masalah
yang besar.
Syarat-Syarat Rumah yang Sehat :
1. Bahan bangunan
a. Lantai
Ubin atau semen adalah baik namun tidak cocok untuk
kondisi ekonomi pedesaan. lantai kayu sering terdapat
pada rumah-rumah orang yang mampu di pedesaan dan
ini pun mahal. Oleh karena itu, untuk lantai rumah
pedesaan cukuplah tanah biasa yang dipadatkan.
Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada
musim kemarau dan tidak basah pada musim hujan.
Untuk memperoleh lantai tanah yang padat (tidak
berdebu) dapat ditempuh dengan menyiram air
kemudian dipadatkan dengan benda-benda yang berat
dan dilakukan berkali-kali. Lantai yang basah dan
berdebu merupakan sarang penyakit.
b. Dinding
Tembok adalah baik namun disamping mahal, tembok
sebenarnya kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih
bila ventilasinya tidak cukup. Dinding rumah di daerah tropis
khususnya di pedesaan, lebih baik dinding atau papan.
Sebab meskipun jendela tidak cukup maka lubang-lubang
pada dinding atau papan tersebut dapat merupakan ventilasi
dan dapat menambah penerangan alamiah.
c. Atap
Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah
perkotaan maupun di pedesaan. Disamping atap genteng
adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh
masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya
sendiri.
Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang
tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun
kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes
tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga
menimbulkan suhu panas didalam rumah.
d. Lain-lain (Tiang, Kaso dan Reng)
Kayu untuk tiang, bambu untuk kaso dan reng adalah
umum di pedesaan. Menurut pengalaman, bahan-bahan ini
tahan lama. Tapi perlu diperhatikan bahwa lubang-lubang
bambu merupakan sarang tikus yang baik. Untuk
menghindari ini maka cara memotongnya harus menurut
ruas-ruas bambu tersebut. Apabila tidak pada ruas maka
lubang pada ujung-ujung bambu yang digunakan untuk kaso
tersebut ditutup dengan kayu.
2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama
adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut
tetap segar. Disamping itu tidak cukupnya ventilasi akan
menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena
terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.
Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-
bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).
Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara
ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu
selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang
terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah
untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap didalam
kelembaban (humudity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yakni :
a. Ventilasi Alamiah
Dimana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-
lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi
alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan
jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam
rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk
melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b. Ventilasi Buatan
Yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk
mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin
pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan
kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa
sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak
mandeg atau membalik lagi, harus mengalir. Artinya di
dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya
udara.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak
kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke
dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping
kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik
untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya
terlalu banyak cahaya didalam rumah akan menyebabkan silau dan
akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat dibedakan
menjadi 2, yakni :
a. Cahaya alamiah, yakni matahari.
Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-
bakteri patogen didalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh
karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk
cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela)
luasnya sekurang-kurangnya 15-20 % dari luas lantai yang
terdapat dalam ruangan rumah.
Perlu diperhatikan didalam membuat jendela diusahakan
agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan,
tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini
disamping sebagai ventilasi juga sebagai jalan masuk cahaya.
Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan
diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai (bukan
menyinari dinding) sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah
tinggi dinding (tembok).
b. Cahaya buatan
Yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan sebagainya.
4. Fasilitas-Fasilitas didalam Rumah Sehat
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai
berikut :
a. Penyediaan air bersih yang cukup
b. Pembuangan tinja (Notoatmodjo, 2003).
2. Jamban Keluarga
Untuk mencegah sekurang-kurangnya mengurangi kontaminasi
tinja terhadap lingkungan, maka pembuangan kotoran manusia harus
dikelola dengan baik, maksudnya pembuangan kotoran harus disuatu
tempat tertentu atau jamban yang sehat. Suatu jamban yang disebut
sehat untuk daerah pedesaan apabila memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
a. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban
tersebut.
b. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya.
c. Tidak mengotori air tanah sekitarnya.
d. Tidak dapat terjangkau oleh serangga terutama lalat dan
kecoa, dan binatang-binatang lainnya.
e. Tidak menimbulkan bau
f. Mudah digunakan dan dipelihara (maintanance)
g. Sederhana desainnya
h. Murah
i. Dapat diterima oleh pemakainya.
Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi, maka perlu
diperhatikan antara lain hal-hal sebagai berikut:
1. Sebaiknya jamban tersebut tertutup, artinya bangunan
jamban terlindung dari panas dan hujan, serangga dan
binatang-binatang lainnya, terlindung dari pandangan orang
(pravacy) dan sebagainya.
2. Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat,
tempat berpijak yang kuat dan sebagainya.
3. Bangunan jamban sedapat mungkin ditempatkan pada
lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak
menimbulkan bau dan sebagainya.
4. Sedapat mungkin disediakan air pembersih seperti air atau
kertas pembersih (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Azwar (1999), persyaratan jamban yang sehat adalah
bentuk atau model leher angsa, lantai pijak kuat, dan lantai tersebut
tidak licin. Tipe – tipe jamban sesuai dengan teknologi pedesaan
antara lain :
1. Jamban Cemplung, Kakus (Pit Latrine)
2. Jamban Empang (fishpond latrine)
3. Jamban Pupuk (the compost privy)
4. Jamban Leher Angsa dengan septic tank.
3. Pengelolaan Sampah
Sampah adalah setiap bahan/material yang untuk sementara
tidak dapat dipergunakan lagi dan harus di buang atau di musnahkan.
Jenis-jenis sampah menurut asalnya :
1. Sampah buangan rumah tangga
2. Sampah buangan pasar atau tempat-tempat umum
3. Sampah buangan jalanan
4. Sampah industri
5. Sampah organik
6. Sampah anorganik
7. Sampah kering
8. Sampah basah
Usaha untuk mengurangi sumber sampah baik dari segi
kuantitas maupun kualitas dengan cara :
1. Meningkatkan pemeliharaan dan kualitas barang sehingga tidak
menjadi sampah
2. Meningkatkan efesiensi pengunaan bahan baku
3. Meningkatkan penggunaan bahan yang dapat terurai secar
alamiah, misalnya pembungkusan plastik diganti dengan
pembungkus kertas. Semua usaha ini diperlukan kesadaran
masyarakat serta peran sertanya.
Pengelolaan sampah yang baik, bukan saja untuk kepentingan
kesehatan tetapi juga untuk keindahan lingkungan. Pengelolaan
sampah meliputi pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan
pemusnahan atau pengolahan sampah. Untuk daerah pedesaan pada
umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga, tanpa
memerlukan TPS, maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah
pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk. Pemusnahan atau
pengolahan sampah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain sebagai berikut:
a. Ditanam (Landfill)
b. Dibakar (Inceneration)
c. Dijadikan pupuk (Composting) (Notoatmodjo, 2003 ).
4. SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
Air buangan adalah cairan buangan yang berasal dari rumah
tangga, industri maupun tempat-tempat umum dan mengandung zat
atau bahan-bahan yang membahayakan kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan (Kusnoputro, 1983).
Suatu perencanaan rumah harus dapat menyediakan saluran
pembuangan air limbah, seperti got/saluran yang dapat meneruskan air
ke jaringan drainase. Fasilitas resapan dikembangkan di daerah-daerah
yang mempunyai tingkat permeabilitas tinggi dan secara teknis
pengisian air tanah ini tidak menganggu stabilitas geologi. Fasilitas
resapan dapat berupa parit, sumur dan kolam. Parit adalah saluran
yang disediakan untuk membuang aliran air dari perkerasan jalan bahu
jalan, dan slope galian, dan timbunan. Sedangkan pipa merupakan
saluran yang berfungsi untuk membawa air dari parit, sehingga dapat
dialirkan lebih tepat pada tempat pembuangan limbah. Sumur resapan
pada dasarnya sebuah tempat dengan membuat lubang-lubang galian
di kebun halaman serta memanfaatkan sumur-sumur yang tidak
terpakai sebagai penampungan air (Suripin, 2004).
5. Penyediaan Air Bersih
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital karena tubuh
manusia sebagian besar terdiri dari air (60%). Menurut Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990, yang
dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan
sehari-hari yang, kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat
diminum apabila telah dimasak. Syarat-syarat air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari (Onny, 1996) :
1. Syarat Fisik, diwujudkan dalam bentuk tidak keruh, tidak
berbau, tidak berwarna, tidak berasa.
2. Syarat Biologis, diwujudkan dalam bentuk jumlah
mikroorganisme patogen dan non patogen.
3. Syarat Kimiawi, diwujudkan dalam bentuk tidak boleh
mengandung berbagai bahan kimia melebihi Nilai Ambang Batas.
4. Syarat Radioaktif, diwujudkan dalam bentuk bebas dari
pencemaran radioaktif.
Asal sumber air :
1. Air dari mata air di pegunungan
2. Air danau
3. Air sungai
4. Air sumur
5. Air hujan, dll (Waryati, 2006).
Sebagian besar sumber air di Indonesia berasal dari sumur. Air
sumur sebagai sumber air di rumah tangga harus memenuhi syarat
kesehatan (Sukarni, 2000) :
a. Syarat lokalisasi, jarak sumur dengan sumber pengotoran (lumbang
kakus, lubang limbah dan lain-lain) tergantung pada kemiringan
tanah, umumnya 10 meter dan jika di daerah miring diusahakan
letak sumber air tidak di bawah sumber pengotoran.
b. Syarat konstruksi, tergantung bentuk sumur (sumur gali dan sumur
bor).
Penyediaan Air Minum (PAM)
Definisi air minum menurut PERMENKES No.
416/MENKES/PER/IX/1990 Pasal I adalah air yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat air
minum yang sehat dan dapat langsung diminum yaitu :
1. Syarat fisik (tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna dan jernih).
2. Syarat kimiawi (sisa chlor 0,2-0,5 ppm dan pH 6,5-8,2).
3. Syarat bakteriologis (MPN coliform tinja maksimal 0/100 cc dan
MPN total coliform maksimal 0/100 cc).
4. Syarat Radioaktif (air tidak boleh melebihi Nilai Ambang Batas)
a.pengolahan air dengan cara desinfektan
b. pengolahan air secara tidak lengkap
c. pengolahan air secara lengkap
6. Tempat Penampungan Air
Tempat penampungan air khususnya untuk air minum (air hujan
dan sungai), dapat dibedakan menjadi:
1. Penampungan Air Hujan
Air hujan dapat ditampung di dalam suatu dam (danau buatan),
kemudian di sekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur
gali. Air hujan juga dapat ditampung dengan bak-bak ferosemen, dan di
sekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Di
sekitar bak tersebut dibuat saluran keluar untuk pengambilan air. Air
hujan, baik yang berasal dari sumur (danau) dan bak penampung
belum terjamin secara bakteriologik, sehingga perlu pemasakan
misalnya merebus air tersebut.
2. Penampungan Air Sungai
Air sungai dialirkan dalan satu bak penampungan I, melalui
saringan kasar. Kemudian, air dialirkan ke bak penampungan II yang
dibubuhkan tawas dan chlor. Dari sini lalu dialirkan ke penduduk atau
diambil penduduk sendiri langsung ke tempat itu.
2.8 Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)
Menurut Koontz O’Donnell, Administrasi adalah upaya mencapai
tujuan yang diinginkan dengan mencapai lingkungan kerja yang
menguntungkan. Salah satu pengertian adminstrasi kesehatan yang
cukup mewakili adalah yang disusun oleh Komisi Pendidikan Administrasi
Kesehatan Amerika Serikat pada tahun 1974. Administarsi kesehatan
adalah suatu proses perencanaan yang menyangkut perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan
penilaian terhadap sumber, tata cara dan kesanggupan yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan terhadap kesehatan, perawatan
kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan jalan menyediakan dan
menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan yang ditujukan kepada
perseorangan, keluarga, kelompok dan atau pun masyarakat (Azwar,
2002).
Ada 5 unsur pokok yang peranannya amat penting dalam
menentukan berhasil atau tidaknya pelaksanaan administrasi kesehatan
yaitu :
a. Masukan
Masukan (input) dalam administrasi adalah segala sesuatu
yang dibutuhkan untuk dapat melaksanakan pekerjaan
administrasi.
b. Proses
Proses (process) dalam admistrasi adalah langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Keluaran
Keluaran (output) adalah hasil dari suatu pekerjaan
administrari. Untuk adminnistrasi kesehatan, keluaran keluaran
tersebut dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health
services). Secara umum dapat dibedakan atas dua macam.
Pertama, pelayanan kedokteran (medical services). Kedua,
pelayanan kesehatan masyarakat (public health services)
d. Sasaran
Sasaran (target group) adalah kepada siapa keluaran yang
dihasilkan, yakni upaya kesehtan tersebut, ditujukan. Untuk
administrasi kesehatan sasaran yang dimaksudkan di sini
dibedakan atas empat macam yakni perseorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Dapat bersifat sasaran langsung (direct
target group), ataupun bersifat sasaran tidak langsung (indirect
target group).
e. Dampak
Dampak (impact) adalah akibat yang ditimbulkan oleh keluaran.
Untuk administrasi kesehatan, dampak yang diharapkan adalah
makin meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derejat
kesehatan ini hanya akan dapat dicapai apabila kebutuhan (needs)
dan tuntunan (demands) perseorangan, keluarga, kelompokan dan
atau masyarakat terhadap kesehatan, pelayanan kedokteran serta
lingkungan yang sehat dapat terpenuhi.
Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan :
1. Tersedia dan berkesinambungan
2. Pelayanan kesehatan yang di butuhkan oleh
masyarakat tidak sulit di temui. Serta keberadannya dalam
masyarakat ada pada setiap saat di butuhkan.
3. Dapat diterima dan wajar. Artinya, pelayanan
kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan
kepercayaan masyarakat
4. Mudah di capai. Pengertian ketercapaian yang di
maksud terutama dari sudut lokasi untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang baik, sehingga pengaturan distribusi sarana
kesehatan berjalan lancar.
5. Mudah di jangkau. Pengertian keterjangkauan
yang dimaksudkan terutama dari sudut biaya di upayakan biaya
yankes tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat
6. Bermutu. Pengertian mutu adalah yang menuju
pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di
selenggarakan yang di satu pihak dapat memuaskan para pemakai
bisa pelayanan, dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik serta standar yang telah di tetapkan (Azwar,
2002).
1. Asuransi Kesehatan
Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan
terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengakibatkan
kerugian ekonomi (Breider dan Breadles, 1972).
Asuransi adalah suatu perjanjian dimana si penanggung dengan
menerima suatu premi mengikatkan dirinya untuk memberi ganti rugi
kepada tertanggung yang mungkin diderita karena terjadinya suatu
peristiwa yang mengandung ketidakpastian dan yang akan
mengakibatkan kehilangan, kerugian, atau kehilangan suatu
keuntungan (Kitab UU Hukum Dagang, 1987).
Macam-macam asuransi kesehatan (Azwar, 1996) :
1. Ditinjau dari pengolah dana
Asuransi kesehatan pemerintah
Asuransi kesehatan swasta
2. Ditinjau dari keikutsertaan anggota
Asuransi kesehatan wajib
Asuransi kesehatan sukarela
3. Ditinjau dari jenis pelayanan
Menanggung seluruh jenis pelayanan kesehatan
Menanggung sebagian pelayanan kesehatan saja
4. Ditinjau dari jumlah dana yang ditanggung
Menanggung seluruh biaya kesehatan yang diperlukan
Hanya menanggung pelayanan kesehatan dengan biaya
yang tinggi saja
5. Ditinjau dari jumlah peserta yang ditanggung
Peserta adalah perseorangan
Peserta adalah satu keluarga
Peserta adalah satu kelompok
6. Ditinjau dari peranan badan asuransi
Hanya bertindak sebagai pengelola dana
Juga bertindak sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan
7. Ditinjau dari cara pembayaran kepada penyelenggara pelayanan
kesehatan
Pembayaran berdasarkan jumlah kunjungan peserta
Pembayaran dilakukan dimuka
2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin
(JPKMM)
a. Tujuan JPKMM
Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan kepada
seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu di Kutai Kartanegara agar
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan
efisien.
b. Sasaran JPKMM
Masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak memiliki Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan atau Asuransi Kesehatan yang lainnya.
c. Cara Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
1. Masyarakat miskin dan tidak mampu yang memerlukan pelayanan
kesehatan dianjurkan berkunjung ke Puskesmas dan jaringannya
2. Puskesmas dan jaringannya akan memberikan pelayanan
kesehatan dasar sesuai kebutuhan dan standar pelayanan
3. Surat rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit diberikan atas dasar
Indikasi Medis disertai dengan kartu JPKMM, untuk memperoleh
prioritas pelayanan kesehatan. Kartu sehat dan Surat Keterangan
Tidak Mampu (SKTM) masih berlaku selama belum diterbitkan
Kartu JPKMM oleh PT. ASKES (Persero)
4. Rumah Sakit wajib memberikan rujukan balik ke Puskesmas
apabila kasus tersebut sudah dapat ditangani oleh Puskesmas
5. Rujukan antar Rumah Sakit dimungkinkan atas indikasi medis
6. Rujukan ke Rumah Sakit , BP4 dan BKMM dapat rujukan rawat
jalan dan rawat inap
7. Dalam kondisi gawat darurat, masyarakat dapat langsung
memperoleh pelayanan Rumah Sakit melalui Unit Gawat Darurat.
d. Pelayanan Yang Diperoleh Peserta
1. Pelayanan tingkat pertama dilaksanakan di Puskesmas. Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling dan Polindes
2. Pelayanan tingkat lanjutan di Rumah Sakit yang ditunjuk (Rawat
Jalan, Rawat Inap dan UGD)
3. Perawatan dan persalinan dapat dilayani di Puskesmas Rawat Inap
dan Rumah Sakit kelas III
4. Pelayanan obat.
Pelayanan Yang Tidak Dijamin :
1. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan
2. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan komersil
3. General Check Up
4. Prothesis Gigi Tiruan
5. Pengobatan alternatif (Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai
Kartanegara, 2006)
2.9 Epidemiologi
Dalam bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi mempunyai tiga
fungsi utama:
1. Epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan untuk
menganalisis sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan
dalam suatu penduduk tertentu serta mempelajari sebab timbulnya
masalah serta Menerangkan tentang besarnya masalah dan
gangguan kesehatan (termasuk penyakit) serta penyebarannya
dalam suatu penduduk tertentu.
Gangguan kesehatan tersebut untuk tujuan pencegahan maupun
penanggulangannya. Dalam hal ini sifat dasar epidemiologi lebih
mengarah daripada kelompok penduduk maupun masyarakat
tertentu dan menilai peristiwa dalam masyarakat secara kuantitatif
(menggunakan nilai rate, rasio, proporsi, dan semacam) (Noor,
2000).
2. Menyiapkan data/informasi yang esensial untuk keperluan
perencanaan, pelaksanaan program, serta evaluasi berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan pada masyarakat, baik yang bersifat
pencegahan dan penanggulangan penyakit maupun bentuk lainnya
serta menentukan skala prioritas terhadap kegiatan tersebut
3. Mengidentifikasi berbagai faktor yang menjadi penyebab
masalah atau faktor yang berhubungan dengan terjadinya masalah
tersebut.
Ruang Lingkup Epidemiologi :
1. Epidemiologi penyakit menular
2. Epidemiologi penyakit tidak menular
3. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
4. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
5. Epidemiologi gizi
GENETIK
PERILAKUMASYARAKAT
LINGKUNGANN
HIDUP SEHAT PELAYANANKESEHATAN
6. Epidemiologi kependudukan
7. Epidemiologi perilaku
8. Epidemiologi klinik (Timmreck, 2005).
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang
saling berkaitan dengan masalah lain di luar kesehatan itu sendiri.
Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak
hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tetapi harus dilihat dari
seluruh segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah ”sehat-sakit”
atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi
kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat
(Notoatmodjo, 2003).
Paradigma Hidup Sehat H. L. Blum
Penyakit adalah kegagalan dari mekanisme adaptasi suatu
organisme untuk bereaksi secara tepat terhadap rangsangan atau
tekanan sehingga timbullah gangguan pada fungsi atau struktur dari
bagian, organ atau sistem dari tubuh (Gold Medical Dictionay). Penyakit
bukan merupakan kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi
juga suatu keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari
tubuh (Arrest Hof te Amsterdam).
1. Jenis Penyakit, Penyebab dan Gejalanya
Infeksi Saluran Pernapasan Atas dalam bahasa Indonesia juga di
kenal sebagai ISPA, merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan
organ saluran pernafasan, hidung, sinus, faring, atau laring. Yang
termasuk gejala dari ISPA adalah badan pegal pegal (myalgia),
beringus (rhinorrhea), batuk, sakit kepala, sakit pada tengorokan.
Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan
adalah virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah,
rhinitis, sinusitis, faringitis, tosilitis dan laryngitis.
Diare adalah sebuah penyakit dimana penderita mengalami buang
air besar bercampur air dalam frekuensi yang sering.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksi virus tetapi
juga seringkali akibat dari racun bakteria. Dalam kondisi hidup yang
bersih dan dengan makanan mencukupi dan air tersedia, pasien yang
sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalam beberapa hari
dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit atau
kurang gizi, diare dapat menyebabkan dehidrasi yang parah dan dapat
mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diagnosa diare ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil
pemeriksaan fisik. Amati konsistensi tinja dan frekuensi buang air besar
bayi atau balita. Jika tinja encer dengan frekuensi buang air besar 3 kali
atau lebih dalam sehari, maka bayi atau balita tersebut menderita diare.
Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit
dan jumlah sel darah putih. Namun, untuk mengetahui organisme
penyebab diare, perlu dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.
Tifus adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
enterica serovar typhosa. Kuman ini dapat hidup lama di air yang kotor,
makanan tercemar, dan alas tidur yang kotor. Siapa saja dan kapan
saja dapat menderita penyakit ini. Termasuk bayi yang dilahirkan dari
ibu yang terkena demam tifoid.
Lingkungan yang tidak bersih, yang terkontaminasi dengan
Salmonella enterica serovar typhosa merupakan penyebab paling
sering timbulnya penyakit tifus. Kebiasaan tidak sehat seperti jajan
sembarangan, tidak mencuci tangan menjadi penyebab terbanyak
penyakit ini. Penyakit tifus cukup menular lewat air seni atau tinja
penderita. Penularan juga dapat dilakukan binatang seperti lalat dan
kecoa yang mengangkut bakteri ini dari tempat-tempat kotor. Masa
inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Gejala utama tifus
adalah panas lebih dari 5 hari, gangguan buang air besar (bisa diare
atau sulit BAB). Apabila diperiksa darahnya, titer Widal + lebih dari 4
pada 2 kali pemeriksaan dengan interval 1 minggu atau periksa kultur,
positif ada kuman tifus.
Tifus dapat dicegah dengan memperbaiki sanitasi lingkungan dan
melakukan perilaku hidup bersih dan sehat. Antibiotika, seperti
ampicillin, kloramfenikol, trimethoprim-sulfamethoxazole, dan
ciproloxacin sering digunakan untuk merawat demam tipoid
(www.google,com).
Tidak bisa dipungkiri bahwa pestisida adalah salah satu hasil
teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam peningkatan
kesejahteraan rakyat. Pestisida merupakan zat kimia serta jasad renik
dan virus yang digunakan membunuh hama dan penyakit. Dan sektor
terbesar yang sering memakai pestisida adalah sektor pertanian.
Penggunaannya meliputi sektor perikanan, perkebunan dan pertanian
tanaman pangan yang menangani komoditi padi, palawija, dan
hortikultura (sayuran, buah-buahan dan tanaman hias).
Penggunaannya dengan cara yang tepat dan aman adalah hal mutlak
yang harus dilakukan mengingat walau bagaimanapun, pestisida
adalah bahan yang beracun. Penggunaan pestisida yang salah atau
pengelolaannya yang tidak bijaksana akan dapat menimbulkan dampak
negatif, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kesehatan manusia
dan lingkungan.
2. Fakta dan Data Akibat Buruk Pestisida
Fakta-fakta di lapangan menunjukkan bahwa :
Diketemukannya data penyakit-penyakit akut yang diderita pada
kelompok petani,seperti hamil anggur pada isteri-isteri petani di
Lembang.
12 orang petani di Klaten meninggal dunia akibat keracunan
pestisida
18 penduduk transmigrasi di Lampung Utara meninggal akibat
racun tikus, penyakit kulit eksim basah, TBC, Kanker saluran
pernafasan.
25% dari 2400 wanita pada tahun antara 1959 – 1966 yang pernah
melahirkan bayi dengan bobot di bawah normal memiliki
kandungan DDT yang telah terurai pada darahnya lima kali lebih
besar dari kadar normal.
Tahun 2001 terjadi kematian pada ayam-ayam di sekitar lahan
pertanian akibat akumulasi paparan pestisida yang terbawa angin.
(Kusnadi Umar Said, Puncak Jawa Barat).
Logam berat yang merupakan unsur pestisida biasanya ditimbun di
dalam hati, sehingga mempengaruhi metabolisme dan
menyebabkan kerusakan pada ginjal.
Pestisida juga dapat mengganggu peredaran hormon sehingga
menyebabkan efek testikular dan menimbulkan sejumlah penyakit
seperti kanker prostat, problem reproduksi perempuan, kanker
payudara, dan perubahan perilaku.
Sebuah penelitian di Cina, bahkan mengungkap pria yang terkena
pengaruh pestisida selama bekerja ternyata berisiko mendapat
gangguan kualitas sperma yang dapat mempengaruhi kesuburan.
Ditemukan katak cacat tanpa sebelah kaki akibat penggunaan
pestisida kimia oleh staf pengajar Jurusan Konservasi Sumber
Daya Hutan Fak. Kehutanan IPB.
Penipisan cangkang telur burung elang.
Mengganggu kehidupan perairan, misalnya membunuh ikan – ikan.
Gejala keracunan yang disebabkan oleh berbagai golongan
pestisida :
Tabel 2.8 Gejala keracunan yang disebabkan oleh berbagai golongan
pestisida
Golongan Pestisida Cara bekerjanya Gejala keracunan yang timbul
Klor organik : endrin, aldrin,endosulfan(thiodan), dieldrin,lindane(gamma BHC), DDT
Mempengaruhi susunan syaraf pusatterutama otak
Mual, sakit kepala, tak dapatberkonsentrasi. Pada dosis tinggi dapatterjadi kejang-kejang muntah dan dapatterjadi hambatan pernafasan
Fosfat organik: mevinfos (fosdrin),paration, gution, monokrotofos(azodrin), dikrotofos, fosfamidon,diklorvos (DDVP), etion, efntion,diazinon.
Menghambat aktivitas enzimkholinnestrase
Sakit kepala, pusing-pusing, lemah,pupil mengecil, gangguan penglihatandan sesak nafas, mual, muntah, kejangpada perut dan diare, sesak pada dadadan detak jantung menurun.
Karbamat : aldikarb(temik), carbofuran(furadan), metomil (lannate), propoksur(baygon), karbaril (sevin)
Menghambat aktivitas enzimkholinestarse, tetapi reaksinyareversible dan lebih banyak bekerjapada jaringan, bukan
Tanda-tanda keracunan umunyalambat sekali baru terlihat
dalamdarah/plasma.
Dipiridil : paraquat, diquat danmorfamquat
Dapat membentuk ikatan dan merusakjaringan ephitel dari kulit, kuku, saluranpernafasan dan saluran pencernaan,sedangkan larutan yang pekat dapatmenyebabkan peradangan.
Gejala keracunan selalu lambatdiketahui, seperti perut, mual, muntahdan diare karena ada iritasi padasaluran pencernaan. 48-72 jam barugejala kerusakan seperti ginjal sepertialbunuria, proteinura, hematuria, danpeningkatan kreatinin lever, 72 jam-14hari terlihat tanda-tanda kerusakanpada paru-paru
Arsen : arsen trioksid, kalium arsenat,asam arsenat dan arsin(gas).
Menghambat pembentukan zat yangberguna untuk koagulasi/pembekuandarah antara lain protrombinKeracunan arsen pada umumnyamelalui mulut walaupun bisa jugadiserap melalui kulit dan saluranpernafasan
Pada keracunan akut: nyeri pada perut,muntah dan diare. Pada keracunan subakut akan timbul gejala seperti sakitkepala, pusing dan banyak keluar ludah