BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara...

21
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbal Herbal tea atau teh herbal merupakan produk minuman teh, bisa dalam bentuk tunggal atau campuran herbal. Selain dikonsumsi sebagai minuman biasa, teh herbal juga dikonsumsi sebagai minuman yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan. Khasiat yang dimiliki setiap teh herbal berbeda, tergantung bahan bakunya. Campuran bahan baku yang digunakan merupakan herbal atau tanaman obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017). Adapun macam-macam bahan teh herbal yaitu teh herbal umumnya campuran dari beberapa bahan yang biasa disebut infusi. Infusi terbuat dari kombinasi daun kering, biji, kayu, buah, bunga dan tanaman lain (Ravikumar, 2014), Menurut Winarsi, (2011) teh herbal dapat dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu teh herbal dan non herbal. Teh nonherbal dikelompokkan lagi menjadi tiga golongan yaitu teh hitam, teh hijau danteh olong. Teh herbal merupakan hasil pengolahan dari bunga berry, kulit, daundan akar berbagai tanaman. Teh herbal merupakan campuran herbal yang terbuat dari daun, biji,dan akar berbagai tanaman dan lebih dikenal sebagai tisane. Tisane dibuat dari kombinasi kering daun, biji, rumput-rumputan, kacang-kacangan, buah-buahan dan bunga dari

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teh Herbal

Herbal tea atau teh herbal merupakan produk minuman teh, bisa dalam

bentuk tunggal atau campuran herbal. Selain dikonsumsi sebagai minuman biasa,

teh herbal juga dikonsumsi sebagai minuman yang berkhasiat untuk meningkatkan

kesehatan. Khasiat yang dimiliki setiap teh herbal berbeda, tergantung bahan

bakunya. Campuran bahan baku yang digunakan merupakan herbal atau tanaman

obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit

tertentu (Dewata, 2017). Adapun macam-macam bahan teh herbal yaitu teh herbal

umumnya campuran dari beberapa bahan yang biasa disebut infusi. Infusi terbuat

dari kombinasi daun kering, biji, kayu, buah, bunga dan tanaman lain (Ravikumar,

2014), Menurut Winarsi, (2011) teh herbal dapat dikelompokkan menjadi 2

golongan, yaitu teh herbal dan non herbal. Teh nonherbal dikelompokkan lagi

menjadi tiga golongan yaitu teh hitam, teh hijau danteh olong. Teh herbal

merupakan hasil pengolahan dari bunga berry, kulit, daundan akar berbagai

tanaman.

Teh herbal merupakan campuran herbal yang terbuat dari daun, biji,dan akar

berbagai tanaman dan lebih dikenal sebagai tisane. Tisane dibuat dari kombinasi

kering daun, biji, rumput-rumputan, kacang-kacangan, buah-buahan dan bunga dari

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

8

tumbuhan. Teh herbal tidak dapat disebut sebagai teh seduh karna teh herbal tidak

berasal dari tanaman camelia sinensis tempat teh dibuat sebagai minuman

(Ravikumar, 2014). Salah satu jenis tanaman yang daunnya dapat dimanfaatkan

untuk teh herbal adalah daun alpukat (Persea americana mill) yang dapat

dimanfaatkan sebagai obat tradisional (Rauf, 2017). Ukuran tanaman bermacam-

macam dari (9-20 m). Alpukat ini tergolongbukan buah musiman yang pada waktu

tertentu saja berbuah. tetapi ada beberapa varietas yang tidak dapat berbunga karena

disebabkan oleh gugurnya daun yang sangat cepat.

Daun alpukat memiliki panjang sekitar 7-41 cm (Yasir, 2010). Daun ini

memiliki bentuk bundar atau ovaalis memanjang, tebal dan penyebaran daunnya

berdesakan di ujung ranting selain itu memiliki pangkal dan ujung yang meruncing,

tepi rata. Pertulangannya daun menyirip dengan panjang 5-20 cm. Daun alpukat

muda berwarna merah dan berbulu dan menjadi hijau gelap ketika dewasa

(Dalimartha, 2008).

Alpukat merupakan tanaman yang berada di derah tropis seperti indonesia.

Buah alpukat merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Hal ini,

karena alpukat memiliki cita rasa yang enak dan juga memiliki kandungan

antioksidan dan zat gizi seperti lemak 9,8 g atau 100 g daging buah (Afrianti,

2010).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

9

2.2 Klasifikasi Alpukat

Gambar 2.1. Daun Alpukat (Persea americana Mill)

(Sumber: Dokumentasi pribadi,2018)

Klasifikasi ilmiah alpukat (Persea americana Mill.) berdasarkan

taksonominya sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Ranales

Keluarga : Lauraceae

Marga : Persea

Spesies : Persea americana Mill.

((Sumber: Siska, 2002)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

10

Tanaman alpukat (persea americana mill) disebut dengan tanaman yang

dapat digunakan sebagai obat tradisonal terutama pada bagian daun. Daun alpukat

memiliki kandungan kimia yakini saponin, alkaloid, tanin, flavanoid, polifenol, dan

quersetin (Rauf, 2017). Flavanoid ini berfungsi di dalam tubuh sebagai antioksidan

yang melindungi struktur sel, meningkatkan kinerja vitamin C, anti inflamasi dan

antibiotik yang dapat mengangu mikrooganisme dan virus. Quersetin berfungsi

untuk melindungi tubuh dari jenis penyakit degenarative melalui pencegahan proses

perioksidasi lemak (Anggorowati, 2016).

Menurut penelitian Rauf (2017), semakin muda teh bubuk daun

alpukatmaka aktivitas antioksidan semakin tinggi.Hal ini disebabkan karena daun

muda memiliki kadar total fenol dan flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan daun

tua. Aktivitas antioksidan meningkat seiring dengan meningkatnya kadar total fenol

dan flavonoid yang merupakan senyawa bioaktif yang berperan sebagai

antioksidan. Penurunan aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh oksidasi yang terjadi

selama proses pengeringan sehingga senyawa yang bersifat sebagai antioksidan

rusak, seperti diketahui bahwa antioksidan bersifat tidak tahan panas dan mudah

menguap.

Senyawa yang terkandung pada daun alpukat digunakan sebagai obat untuk

beberapa penyakit yakni batu ginjal, anti radang, anti hipogligemia, anti diuretik

dan anti bakteri (Rauf, 2017). Daun alpukat yang digunakan sebagai teh memiliki

khasiat untuk menyembuhkan nyeri saraf, nyeri lambung, bengkak pada saluran

pernapasan, dan haid tidak teratur (Anggorowati, 2016).

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

11

2.3 Penyeduhan Teh Herbal

Penyeduhan teh herbal sangat berperan untuk mendapatkan antioksidan

yang optimal. Pengolahan tersebut berkaitan dengan suhu air dan waktu pada proses

penyeduhan, yang mana semakin lama teh direndam maka senyawa dalam teh

semakin terekstrak dan akan menyebabkan terjadi oksidasi, artinya senyawa yang

bermanfaat bagi tubuh manusia mengalami penurunan fungsi bahkan berdampak

negatif (Mutmainnah, 2018). Hal ini sejalan pendapat Sutisna (2016), dalam jurnal

pengaruh suhu celup terhadap teh herbal oleh Ardianta (2019), Pola penyajian teh

di setiap negara berbeda-beda. Cina, daun teh direndam dalam air panas (70-80OC

untuk teh hijau, 80-90OC untuk teh oolong dan 100OC untuk teh hitam) selama 20-

40 detik, dan daun teh yang sama biasanya digunakan berulang kali (tujuh kali).

Berbeda halnya dengan di Jepang yang menyiapkan teh hijau dengan menyeduh teh

dalam air panas selama sekitar 2 menit dan menggunakannya untuk 2-3 seduhan.

Perendaman teh dengan air panas menghasilkan total flavonoid sebesar 88,5 mg/g

pada suhu 85OC dengan lama 3 menit. Suhu penyeduhan akan mempengaruhi

kandungan senyawa dan aktivitas antioksidan yang diseduh.

2.4 Antioksidan

Antioksidan merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir

radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas

terhadap sel normal, protein, dan lemak. Antioksidan menstabilkan radikal bebas

dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan

menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal babas yang dapat

menimbulkan stres oksidatif (Waji dan Sugrani, 2009).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

12

Antioksidan secara biologis merupakan senyawa yang dapat menangkal

atau meredam dampak negatif oksidan. Antioksidan bekerja dengan cara

mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga

aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat di hambat. Antioksidan dibutuhkan tubuh

untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Ada beberapa pengelompokan

antioksidan (Waji dan Sugrani, 2009), yaitu

1. Antioksidan enzimatis dan antioksidan non enzimatis.

a. Antioksidan enzimatis misalnya enzim superoksida dismutase (SOD),

katalase dan glutation peroksidase.

b. Antioksidan non enzimatis, dibagi dalam 2 kelompok lagi : Antioksidan

larut lemak, seperti tokoferol, karotenoid, flavonoid, quinon, dan bilirubin.

Antioksidan larut air, seperti asam askorbat, protein pengikat logam.

Kerusakan oksidatif atau kerusakan akibat radikal bebas dalam tubuh pada

dasarnya bisa diatasi oleh antioksidan endogen seperti enzim catalase, glutathione

peroxidase, superoxide dismutase, dan glutathione S-transferase. Tetapi jika senyawa

radikal bebas terdapat berlebih dalam tubuh atau melebihi batas kemampuan proteksi

antioksidan seluler, maka dibutuhkan antioksidan tambahan dari luar atau antioksidan

eksogen untuk menetralkan radikal yang terbentuk.

2. Antioksidan primer

Antioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal

baru, yaitu mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang berkurang

dampak negatifnya sebelum senyawa radikal bebas bereaksi. Antioksidan primer

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

13

mengikuti mekanisme pemutusan rantai reaksi radikal dengan mendonorkan atom

hidrogen secara cepat pada suatu lipid yang radikal, produk yang dihasilkan lebih

stabil dari produk awal. Antioksidan primer sifatnya sebagai pemutus reaksi

berantai (chain-breaking antioxidant) yang bisa bereaksi dengan radikal-radikal

lipid dan mengubahnya menjadi produk-produk yang lebih stabil.

3. Antioksidan sekunder

Antioksidan sekunder bekerja dengan cara mengkelat logam yang bertindak

sebagai pro-oksidan, menangkap radikal dan mencegah terjadinya reaksi berantai.

Antioksidan sekunder berperan sebagai pengikat ion-ion logam, penangkap

oksigen, pengurai hidroperoksida menjadi senyawa non radikal, penyerap radiasi

UV atau deaktivasi single oksigen. Lipida pangan umumnya mengandung ion-ion

logam dalam jumlah sangat kecil yang mungkin berasal dari enzim-enzim yang

diaktifkan oleh logam, berasal dari peralatan pemurnian minyak atau berasal dari

proses hidrogenasi.

4. Antioksidan tersier

Antioksidan tersier bekerja memperbaiki kerusakan biomolekul yang

disebabkan radikal bebas. Contoh antioksidan tersier adalah enzim-enzim yang

memperbaiki DNA dan metionin sulfida reduktase. Berdasarkan sumbernya

antioksidan dibagi dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik (antioksidan

yang diperoleh dari hasil sintesa reaksi kimia) dan antioksidan alami (antioksidan

hasil ekstraksi bahan alami).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

14

5. Antioksidan alami

a. Vitamin A

Pertumbuhan dan perkembangan tubuh sangat diperlukan vitamin A untuk

fungsi sistem imun dan proses penglihatan. Konsumsi vitamin A yang cukup dalam

jangka waktu beberapa tahun, di dalam hati akan tertimbun cadangan vitamin A yang

dapat memenuhi kebutuhan sampai sekitar tiga bulan tanpa konsumsi vitamin A dari

makanan.

Tabel 2.1 Sumber Alamiah Zat Gizi Antioksidan

No.

Komponen

Antioksidan

Bahan Pangan

1 Vitamin A Jeruk, buah berwarna kuning, mentega,

margarine.

2 Vitamin E Biji bunga matahari, tomat, biji-bijian yang

mengandung kadar minyak tinggi, kacang-

kacangan, susu dan produk-produknya

3 Vitamin C Buah-buahan : jeruk, kiwi, anggur, pisang, apel,

tomat, pir, melon, sayuran (sebagian rusakan

selama pemasakan), kentang.

4 Vitamin B2 Susu, produk-produk susu, daging, ikan, telur,

serealia tanpa polis, kacang-kacangan.

5 Karotenoid

(prekursor

vitamin A)

Wortel, melon, daun hijau, sitrus.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

15

6 Seng (Zn) Makanan sumber hewani : daging merah,

krustase, ikan, susu.

7 Tembaga (Cu) Kadar pada makanan tergantung pada konsentrasi

Cu dalam tanah, hati, serealia

8 Selenium Kadar pada makanan tergantung pada konsentrasi

dalam tanah : serealia, daging, ikan

9 Protein :

Giladin

gandum

ovalbumin

Grup amid berbagai residu glutamine sangat

penting gandung, telur

(Sumber : Prosiding Seminar (1996) dikutip olehWaji dan Sugrani (2009)).

b. Quercetin

Quercertin merupakan salah satu antioksidan kuat dan merupakan

bioflavonoid utama yang terdapat dalam diet sehari-hari. Senyawa ini banyak

didapatkan pada buah, sayuran, dan tumbuh-tumbuhan antara lain pada bawang

merah, kelompok berries, biji-bijian, teh, rempah-rempah, dan anggur merah

(Pitoyo dan Fatmawati, 2012).

c. Karotenoid

Karotenoid dapat meredam radikal bebas, karena karotenoid merupakan

kelompok pigmen dan antioksidan alami yang, yang menyebabkan warna kuning

orange dan merah pada tanaman. Pigmen ini ditemukan pada tumbuhan tingkat

tinggi seperti pada alga, jamur, dan bakteri, pada jaringan non photosintesis dan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

16

fotosintesis bersama dengan klorofil. Selain itu karotenoid juga ditemukan pada

hewan seperti ikan, burung, dan serangga (Waji dan Sugrani, 2009).

d. Vitamin C

Salah satu contoh antioksidan alami yaitu vitamin C. Menurut Waji dan

Sugrani (2009), vitamin C (Ascorbic Acid) terdapat dalam seluruh jaringan hidup

dan dapat mempengaruhi reaksi oksidasi-reduksi dalam jaringan tersebut. Sumber

utama vitamin C terdapat pada sayuran dan buah-buahan.

e. Vitamin E

Vitamin E merupakan sebuah senyawa fenolik dan umumnya senyawa fenolik

dapat menangkap radikal bebas. Vitamin E merupakan antioksidan larut lemak yang

utama dan terdapat dalam membran seluler dimana vitamin ini mereduksi radikal bebas

lipid lebih cepat dari pada oksigen. Vitamin E dengan nama kimia tokoferol dikenal

sebagai antiosidan yang dipercaya dapat mencegah berbagai macam penyakit seperti

kanker, jantung koroner, katarak dan sebagainya dengan cara menjinakkan molekul-

molekul radikal bebas yang berbahaya serta menghambat laju proses penuaan.

f. Antosianin

Antosianin adalah pigmen yang memberikan warna merah keunguan pada

sayuran, buah-buahan dan tanaman bunga yang merupakan senyawa flavonoid

yang busa melindungi sel dari sinar ultraviolet. Antosianin pada tanaman hadir

bersamaan dengan pigmen alami seperti flavonoid, karotenoid, anthaxanthin, dan

betasianin.(Astawan dan Kasih, 2008).

g. Isoflavon

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

17

Iisoflavon merupakan salah satu golongan flavonoid yang dapat membantu

mengurangi resiko penyakit jantung koroner, prostat dan kanker. Isoflavon bersifat

sebagai fitoestrogen karena kemampuan isoflavon yang dapat berinteraksi dengan

reseptor estrogen pada sel. Isoflavon berpotensi sebagai pelindung dan pencegah

penyakit-penyakit kardiovaskular, kanker dan osteoporosis), sehingga isoflavon dapat

dimanfaatkan sebagai komponen pangan agar menjadi pangan fungsional.

h. Selenium

Selenium adalah mineral yang penting untuk sintesis protein dan aktivitas

enzim glutation peroksidase. Defisiensi Se pada manusia bisa menyebabkan

nekrosis hati dan penyakit degeneratif. Manusia yang kekurangan selenium akan

lebih berisiko menderita kanker dibandingkan mereka yang berkecukupan selenium

(Winarsi,2007).

Fungsi zat antiokisidan adalah untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi

baik dalam makanan maupun dalam tubuh. Dalam makanan, antioksidan

diharapkan dapat menghambat oksidasi dari lemak dan minyak, memperkecil

terjadinya proses kerusakan dalam makanan, memperpanjang masa pemakaian

dalam industri makanan, meningkatkan stabilitas lemak yang terkandung dalam

makanan serta mencegah hilangnya kualitas sensori dan nutrisi. Peroksidasi lipid

adalah salah satu faktor yang cukup berperan dalam kerusakan selama dalam

penyimpanan dan pengolahan makanan. Antioksidan selain digunakan dalam

industri farmasi, tetapi antioksidan juga digunakan secara luas dalam industri

makanan, industri petroleum, industri karet dan sebagainya. Dalam tubuh

antioksidan diharapkan juga mampu menghambat proses oksidasi. Proses oksidasi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

18

yang terjadi secara terus menerus dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif

dan penuaan dini (Waji dan Sugrani, 2009). Dan memiliki manfaat dari antioksidan

(Waji dan Sugrani, 2009), yaitu :

1. Konsumsi antioksidan bisa memperkuat otot

Selain untuk mencegah kanker atau menjaga kesehatan kulit antioksidan

yang terdapat dalam vitamin C dan E juga dapat membantu menjaga kekuatan otot.

Sebuah penelitian pada orang dewasa membuktikan bahwa asupan vitamin C dan

E yang cukup dapat meningkatkan kekuatan otot. Asupan makanan yang tinggi

antioksidan mempunyai peranan penting dalam menjaga fungsi otot pada orang

dewasa. Resiko utama yang terjadi apabila kekuatan otot menurun dapat

mengakibatkan cacat atau kerapuhan. Konsumsi vitamin C yang baik adalah

sebesar 144 miligram dan vitamin E sebesar 11 miligram per hari.

2. Antioksidan untuk menghambat penuaan (antiaging)

Stres selain menyebabkan penuaan dini (aging) juga meningkatkan risiko

berbagai penyakit degeneratif yang mengancam seperti diabetes, jantung, stroke,

gagal ginjal dsb. Hal tersebut dipicu oleh pola makan yang salah, gaya hidup yang

salah, serta stres yang berkepanjangan baik akibat pekerjaan, rumah tangga,

maupun lingkungan sosial.

Struktur sel yang berubah turut mengubah fungsinya, yang akan mengarah

pada proses munculnya penyakit, hal tersebut dapat terjadi pada kulit maupun organ

yang lain. Dengan demikian pada individu yang hidup dengan stres tinggi,

pekerjaan yang melelahkan, bekerja di bawah paparan sinar matahari dan polusi

udara memerlukan antioksidan eksogen agar radikal bebas yang berlebihan dapat

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

19

diperangkap oleh antioksidan tersebut. Antioksidan tersebut diperoleh dari bahan

makanan yang mengandung vitamin C, E, dan betacaroten, serta senyawa

flavonoid.

Antioksidan alami yang terdapat pada sayur dan buah segar yang merupakan

antioksidan terbaik, selain itu antioksidan dalam bentuk suplemen dapat

dikonsumsi setiap hari. Konsumsi vitamin A, C dan E sebagai antioksidan dapat

mencegah penuaan dini dan diberikan sesuai kebutuhan. Beberapa suplemen seperti

omega-3, alpha lipoic– acid, ubiquinon, arginin, Zinc, juga akan sangat membantu

proses peremajaan dan memperlambat proses penuaan.

3. Pencegahan Penyakit

a. Kanker hati oleh aflatoksin B1 (AFB1)

Aflatoksin B1 diproduksi oleh kapang Aspergillus flavus yang tumbuh pada

bahan pangan seperti jagung, kacang tanah dapat menyebabkan terjadinya kanker

hati. Fasilitas gudang tempat penyimpanan hasil pertanian yang kurang memadai

seperti yang terdapat didaerah yang panas dan lembab seperti yang terdapat di

negara-negara Asia dan Afrika, hal ini mengakiatkan berkembangnya kapang tersebut

yang pada akhirnya meningkatnya resiko timbulnya penyakit kanker hati

(hepatocelluler carcinoma).

Klorofil merupakan salah satu antioksidan, yang dapat menetralkan beberapa

macam oksidan secara in vitro. Penelitian telah dilakukan terhadap 180 orang laki-laki

di Cina yang mempunyai resiko tinggi mengidap penyakit kanker hati karena tingginya

AFB1 dan tingginya prevalensi penyakit infeksi kronis hepatitis B.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

20

b. Anti Kanker dan Mengatasi Diabetes

Likopen merupakan salah satu antioksidan, karena kemampuan likopen

untuk melawan radikal bebas. Likopen mempunyai aktivitas antioksidan dua kali

lebih kuat dibandingkan dengan beta karoten. Likopen dapat mencegah terjadinya

oksidasi LDL (low density protein).Oleh karena itu dengan mengonsumsi likopen

dapat mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah sehingga mengurangi

resiko penyakit jantung dan stroke.

2.5 Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH

Aktivitas antioksidan suatu senyawa atau ekstrak dapat diuji dengan

mengukur daya tangkap terhadap radikal bebas (radical scavenging activity)

menggunakan radikasl sintetik DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl) (Santoso,

2017). Menurut Santoso (2017) senyawa antioksidan atau ekstrak dilarutkan dalam

metanol pada konsentrasi tertentu.

DPPH menerima elektron atau radikal hidrogen akan membentuk

molekuldiamagnetik yang stabil. Interaksi antioksidan dengan DPPH baik secara

transferelektron atau radikal hidrogen pada DPPH, akan menetralkan radikal bebas

dari DPPH. Warna larutan berubah dari ungu tua menjadi kuning terang

danabsorbansi pada panjang gelombang 516 nm akan hilang jika semua elektron

padaradikal bebas DPPH menjadi berpasangan. Perubahan ini dapat diukur

sesuaidengan jumlah elektron atau atom hidrogen yang ditangkap oleh molekul

DPPHakibat adanya zat reduktor.Suatu zat mempunyai sifat antioksidan bila nilai

IC50kurang dari 200 ppm. Bila nilai IC50 yang diperoleh berkisar antara 200-

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

21

1000ppm, maka zat tersebut kurang aktif namun masih berpotensi sebagai

zatantioksidan (Amalia,2018.

Metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl) merupakan metode pengujian

aktivitas antioksidan yang sederhana dan cepat. Gugus kromofor dan auksokrom

DPPH memberikan serapan yang kuat pada panjang gelombang dengan warna

ungu. Warna ungu akan berubah menjadi kuning ketika terdapat senyawa

antioksidan yang meredam radikal bebas DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhidrazyl)

(Sadeli, 2016). Warna-warna yang dihubungkan denganpanjang gelombang

diringkas pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Hubungan warna dengan panjang gelombang sinar

Panjang

gelombang

Warna yang diserap

Warna yang diamati/warna

komplementer

400-435 nm

450-480 nm

480-490 nm

490-500 nm

500-560 nm

560-580 nm

580-595 nm

595-610 nm

610-750nm

Ungu

Biru

Biru kehijauan

Hijau kebiruan

Hijau

Hijau kekuningan

Kuning

Organe

Merah

Hijau kekuningan

Kuning

Organe

Merah

Merah anggur

Ungu

Biru

Biru kekuningan

Hijau kebiruan

(Sumber : Gandhar dan Rohman(2017) dikutip Amalia (2018))

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

22

2.6 Penelitian Sebagai Sumber Belajar

Penelitian yakni suatu cabang ilmu pengetahuan yang membicarakan dan

mempersoalkan mengenai cara-cara melaksanakan penelitian sampai menyusun

laporannya berdasarkan fakta atau gejala secara ilmiah. Kegiatan penelitian dapat

dijadikan sebagai sumber belajar. Sumber belajar dapat berasal dari berbagai bentuk

yang merujuk pada bahan ajar yaitu buku, majalah, brosur, poster, ensiklopedia,

film, slides, video, internet, wawancara, taman, museum, kebun binatang, pabrik,

dan toko (Prastowo, 2018).

Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber belajar yang

dirancang yaitu sumber belajar yang dibuat untuk menunjang kegiatan

pembelajaran. Contoh sumber belajar yang dirancang antara lain buku pelajaran,

bahan ajar, powerpoint, dan program slide suara. Sumber belajar yang sudah ada

dan tinggal dimanfaatkan adalah sumber belajar yang tidak dirancang atau dibuat,

tetapi dapat langsung digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Contoh sumber

belajar ini yaitu, sawah, kebun binatang, surat kabar, televisi, radio, dan lain-lain

(Falahudin, 2014).

Menurut Djohar (1987) yang dikutip oleh Susilo (2014), menyatakan bahwa

hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi jika telah

dilakukan pengkajian. Syarat-syarat sumber belajar antara lain :

1. Kejelasan potensi

Kondisi lingkungan yang ada di lingkungan sekitar dapat diangkat dan

dijadikan sebagai sumber belajar yang menarik bagi siswa, karena proses

belajar mengajar tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas, akan tetapi

dapat pula dilakukan diluar ruangan kelas. Potensi yang ada di lingkungan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

23

sekitar dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan

belajar siswa yakni dapat mengetahui secara langsung di area perkebunan,

yaitu tanaman alpukat yang memiliki kandungan yang terletak pada daunnya.

2. Kejelasan informasi yang diungkap

Informasi yang akan diungkap berdasarkan hasil penelitian yang

berbasis pada potensi lokal sehingga dekat dengan sekolah-sekolah setempat.

Informasi yang dapat diungkap dari hasil penelitian eksplorasi ini berupa

proses dan produk penelitian. Informasi berupa proses dalam penelitian ini

yaitu menggunakan pendekatan penelitian eksplorasi dengan sistem jelajah,

sehingga memudahkan siswa untuk melakukannya. Informasi produk

penelitian ini berupa laporan penelitian yang dilengkapi dengan metodologi

yang jelas dan dokumen-dokumen foto hasil identifikasi kadar antioksidan

yang terkandung di daun alpukat.

3. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

Potensi lokal yang ditemukan di area perkebunan tanaman alpukat jika

dikaitkan dengan tujuan pembelajaran pada materi biologi yang berkaitan zat

antioksidan yang mengacu pada kurikulum 2013 maka ada kesesuaiannya

yang terangkum, yaitu dapat mengetahui perkebunan tanaman alpukat dan

kadar antioksidan yang terkandung di dalam daun alpukat, dapat melakukan

pengamatan dan mengidentifikasi kadar antioksidan yang terkandung dalam

daun alpukat, mampu membuat eksperiman yang berkaitan dengan daun

alpukat, seperti teh herbal daun alpukat.

4. Kejelasan sasaran

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

24

Kejelasan sasaran untuk materi biologi yang berkaitan dengan kadar

antioksidan yang terkandung dalam daun alpukat dan memberikan

kemudahan bagi guru dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam

pembelajarannya.

5. Kejelasan pedoman eksplorasi

Pedoman penelitian agar diperoleh hasil yang maksimal diperlukan

prosedur kerja penelitian yang meliputi penentuan tempat penelitian, alat dan

bahan, cara kerja, pengolahan data serta penarikan kesimpulan. Keterbatasan

waktu yang ditentukan di sekolah dan kemampuan siswa menjadi

pertimbangan, karena dengan adanya pemilihan kegiatan yang akan

dilaksanakan siswa, agar kegiatan berjalan sesuai dengan yang diharapkan

maka: harus menyesuaikan waktu agar proses pembelajaran dapat

berlangsung dan mengalokasikan waktu untuk kegiatan ekstra kurikuler dan

intra kurikuler.

6. Kejelasan perolehan yang diharapkan

Perolehan yang diharapkan disesuaikan dengan standar isi kurikulum

2013, maka perolehan yang dimaksud berupa: 1). perolehan kognitif siswa

yaitu mampu menggunakan cara berpikir tingkat tinggi untuk mendapatkan

pengetahuan melalui kegiatan inquiry discovery. 2) perolehan afektif, siswa

akan memiliki sikap-sikap ilmiah yang positif dalam ikut serta menjaga,

memelihara, dan memanfaatkan alam dan lingkungan untuk tujuan-tujuan

kebaikan. 3) perolehan psikomotirik, siswa memiliki keterampilan-ketrampilan

seperti keterampilan menggali informasi, menganalisis, berkomunikasi, dan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

25

lain sebagainya yang lebih pada melatih kemandirian siswa untuk bisa

mengimplementasikan ilmu yang diperoleh disekolah saat berada ditengah-

tengah masyarakat dan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sumber

belajar adalah suatu bentuk baik media cetak dan elektronik yang memberikan

informasi seperti pada penelitian ini yang dapat meberikan pengetahuan tentang

adanya pengaruh suhu dan lama penyeduhan teh herbal daun alpukat terhapat kadar

antioksidan sebagai sumber belajar biologi.

2.6.1 Tujuan Sumber Belajar

Sumber belajar bertujuan agar dapat membantu siswa dalam mempelajari

berkaitan dengan pelajaran biologi khususnya pengaruh suhu dan lama penyeduhan

teh herbal daun alpukat (persea americana miller) terhadap kadar antioksidan, baik

dalam bentuk media cetak dan elektronik, yang pada akhirnya meningkatkan

pengetahuan siswa tentang pelajaran biologi dan memperoleh informasi serta

mempermudah mempelajari mata pelajaran biologi yang berkaitan dengan

pengaruh suhu dan lama penyeduhan teh herbal daun alpukat (persea americana

miller) terhadap kadar antioksidan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

26

2.7 Kerangka Konsep

jh

Gambar 2.6 Kerangka Konseptual Pengaruh Suhu dan Lama Penyeduhan Teh Herbal Daun

Alpukat (Persea Americana Miller)Terhadap Kadar Antioksidan sebagai

Sumber Belajar Biologi

Sumber Belajar

Biologi

Variasi Naik Turunya

Kadar antioksidan

Larutnya antioksidan

pada air seduhan teh

herbal daun alpukat

Lama perendaman :

1 menit, 5 menit dan 10

menit

Suhu air penyeduh :

70OC, 80OC, 90OC dan

100OC.

Teh Herbal Daun

Alpukat

Kandungan

antioksidan daun

alpukat : Saponin,

Alkaloid, Tanin,

Flavanoid, Polifenol,

Quersetin

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teh Herbaleprints.umm.ac.id/62542/2/BAB II.pdf · obat yang secara alami memiliki khasiat untuk membantu mengobati jenis penyakit tertentu (Dewata, 2017).

27

2.7 Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh variasi suhu dan lama penyeduhan terhadap kadar antioksidan teh herbal

daun alpukat (Persea Americana Miller).