BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1. Anatomi Paru Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm. pembentukan paru dimulai dari sebuah groove yang berasal dari foregut. Selanjutnya pada groove ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut primary lung bud. (10) Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi dua, yaitu esophagus dan trakea. Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronki dan cabang-cabangnya. Bronchial tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveoli baru berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Ukuran alveoli bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks. Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus sampai pertumbuhan somatic berhenti. (10) 2.1.2. Pengertian Pernafasan Pernafasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen (O 2 ) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO 2 ) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sisa respirasi berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan menetap dalam sistem pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot sehingga trakea dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melembabkan udara yang masuk, Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Pernafasan

2.1.1. Anatomi Paru

Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm.

pembentukan paru dimulai dari sebuah groove yang berasal dari foregut. Selanjutnya

pada groove ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut

primary lung bud.(10)

Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi dua, yaitu esophagus dan

trakea. Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung

bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronki dan cabang-cabangnya.

Bronchial tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveoli baru

berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8

tahun. Ukuran alveoli bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks.

Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus

sampai pertumbuhan somatic berhenti.(10)

2.1.2. Pengertian Pernafasan

Pernafasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung

oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung

karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sisa respirasi

berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan

menetap dalam sistem pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot sehingga trakea

dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melembabkan udara yang masuk,

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

juga melindungi organ lembut. penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan

disebut ekspirasi.(11)

2.1.3. Saluran Pernafasan

Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian,

yaitu (10) :

1. Zona Konduksi

Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan,

serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan

dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses

pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea,

bronkus, serta bronkioli terminalis.

a. Hidung

Rambut, zat mucus serta silia yang bergerak kearah faring berperan

sebagai system pembersih pada hidung. Fungsi pembersih udara ini juga

ditunjang oleh konka nasalis yang menimbulkan turbulensi aliran udara

sehingga dapat mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya

akan diikat oleh zat mucus. System turbulensi udara ini dapat

mengendapkan partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari 4 mikron.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

b. Faring

Faring merupakan bagian kedua dan terakhir dari saluran pernapasan

bagian atas. Faring terbagi atas tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring,

serta laringofaring.

c. Trakea

Trakea berarti pipa udara. Trakea dapat juga dijuluki sebagai eskalator-

muko-siliaris karena silia pada trakea dapat mendorong benda asing yang

terikat zat mucus kearah faring yang kemudian dapat ditelan atau

dikeluarkan. Silia dapat dirusak oleh bahan-bahan beracun yang

terkandung dalam asap rokok.

d. Bronki atau bronkioli

Struktur bronki primer masih serupa dengan struktur trakea. Akan tetapi

mulai bronki sekunder, perubahan struktur mulai terjadi. Pada bagian

akhir dari bronki, cincin tulang rawan yang utuh berubah menjadi

lempengan-lempengan. Pada bronkioli terminalis struktur tulang rawan

menghilang dan saluran udara pada daerah ini hanya dilingkari oleh otot

polos. Struktur semacam ini menyebabkan bronkioli lebih rentan terhadap

penyimpatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

Bronkioli mempunyai silia dan zat mucus sehingga berfungsi sebagai

pembersih udara. Bahan-bahan debris di alveoli ditangkap oleh sel

makrofag yang terdapat pada alveoli, kemudian dibawa oleh lapisan

mukosa dan selanjutnya dibuang.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

2. Zona Respiratorik

Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.

Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur

diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk

yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem

pernafasan memiliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan

yang masuk yang dapat merusak.(9)

SISTEM SALURAN PERNAFASAN

Gambar 1 : Sistem Saluran Pernafasan

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

2.1.4. Fungsi Pernapasan

Adapun fungsi pernapasan, yaitu (11) :

1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-

selnya) untuk mengadakan pembakaran

2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,

kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak

berguna lagi oleh tubuh)

3. Melembabkan udara.

Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara berlangsung

di alveolus paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan di dalamnya

aliran udara timbal balik (pernapasan), dan tergantung pada difusi oksigen dari

alveoli ke dalam darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas

dan uap yang dihirup. Paru-paru merupakan jalur masuk terpenting dari bahan-bahan

berbahaya lewat udara pada paparan kerja.(12)

Proses dari sistem pernapasan atau sistem respirasi berlangsung beberapa

tahap, yaitu (10):

1. Ventilasi, yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru

2. Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut pernapasan

luar

3. Transportasi gas melalui darah

4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses ini disebut

pernapasan dalam

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

5. Metabolisme penggunaan O2 di dalam sel serta pembuatan CO2 yang

disebut juga pernapasan seluler.

2.1.5. Mekanika Pernapasan

Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu (11) :

1. Menarik napas (inspirasi)

2. Menghembus napas (ekspirasi)

Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara bergantian,

teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang terjadi

pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang

terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata).

Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat

napasnya, ini berarti bahwa reflex napas juga di bawah pengaruh korteks serebri.

Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah

dan kekurangan oksigen dalam darah. (11)

Inspirasi merupakan proses aktif, disini kontraksi otot-otot inspirasi akan

meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada (tekanan

intraktorakal).(13) Inspirasi terjadi bila mulkulus diafragma telah dapat rangsangan

dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya

miring, setelah dapat dapat rangsangan kemudian mengkerut datar. Dengan demikian

jarak antara stenum (tulang dada) dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada

membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka

tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar.(11) Ekspirasi

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

merupakan proses pasif yang tidak memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan

intratorakal.(13) Ekspirasi terjadi apabila pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi

(diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkoatalis miring lagi) dan dengan

demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi

proses respiras.(11)

2.1.6. Penyebab-penyebab Utama Penyakit Pernapasan.

Sebab-sebab utama penyakit pernapasan, yaitu (12) :

1. Mikroorganisme pathogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis

2. Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan atau kematian

makrofag yang menelannya, sehingga menghambat pembersihan dan

merangsang reaksi jaringan

3. Partikel-partikel organic yang merespons imun

4. Kelebihan beban system akibat paparan teru-menerus terhadap debu

espirasi berkadar tinggi yang menumpuk disekitar saluran napas terminal.

Stimulasi saluran napas berulang (bahkan mungkin juga oleh partikel-

partikel inert), menyebabkan penebalan dinding bronki, meningkatkan sekresi

mucus, merendahkan ambang reflex penyempitan dan batuk, meningkatkan

kerentanan terhadap infeksi pernapasan dan gejala-gejala asmatik. (12)

2.1.7. Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Pernapasan

Gangguan pada saluran pernapasan ditandai dengan gejala-gejala, yaitu :

1. Gejala Lokal

a. Batuk

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

Batuk merupakan gejala paling umum dari penyakit pernapasan.

Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia

dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda asing kecil merupakan penyebab

paling sering dari batuk.

b. Sputum (dahak)

Orang dewasa membentuk sputum sekitar 100 ml dalam saluran napas

setiap hari, sedangkan dalam keadaan saluran napas terganggu biasanya sputum

yang dihasilkan melebihi 100 ml per hari.

c. Dispnea

Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan

gejala utama dari penyakit kardiopulmonar.

d. Nyeri Dada

Ada berbagai penyebab nyeri dada, tetapi yang paling khas dari penyakit

paru adalah akibat radang pleura ( pleuritis). Umumnya pleuritis terjadi mendadak,

tetapi juga timbul secara bertahap. (13)

2. Gejala Umum

Gejala-gejala yang disebut di atas bersifat setempat. Beberapa penyakit

memberi juga gejala umum, seperti suhu badan meninggi, pusing, tidak suka makan,

rasa lesu/lemah, keringat dingin dan sebagainya. Masalah pernapasan pada pekerja

di tempat pengolahan telah dikenal selama 2 dekade ini. Gejala-gejala dada akut

seperti batuk, sesak, dada terasa berat dan iritasi saluran napas atas muncul pada saat

kerja biasa.(10)

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

2.1.8. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Gangguan Paru

Debu, aerosol dan gas iritan merupakan parikel yang menyebabkan gangguan

saluran pernapasan. Faktor lain yang menyebabkan timbulya gangguan paru adalah

kebiasaan merokok, keturunan, perokok pasif , polusi udara dan riwayat infeksi

pernapasan sewaktu kecil.

Umur merupakan salah satu yang mempunyai resiko tinggi terhadap

gangguan paru terutama yang berumur 40 tahun keatas, dimana kualitas paru dapat

memperburuk dengan cepat. Menurut penelitian Juli Soemirat dan kawan-kawan,

mengungkapkan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru.

Semakin bertambahnya umur maka terjadi gangguan fungsi paru dalam tubuh.

Menurut Rosbinawati (2002) ada hubungan yang bermakna secara statistik antara

umur dengan gejala gangguan pernapasan. Faktor umur berperan penting dengan

kejadian penyakit dan gangguan kesehatan. Hal ini merupakan konsekuensi adanya

hubungan faktor umur dengan potensi kemungkinan untuk terpapar terhadap suatu

sumber infeksi, tingkat imunitas kekebalan tubuh, aktivitas fisiologis berbagai

jaringan yang mempengaruhi perjalanan penyakit seseorang. Bermacam-macam

perubahan biologis berlangsung seiring dengan bertambahnya usia dan ini akan

mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bekerja.

Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan degan

debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil penelitian Rosbinawati (2002)

menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

pernapasan, maka semakin lama masa kerja seseorang semakin lama terpajan dengan

debu, aerosol, dan gas iritan sehingga semakin mengganggu kesehatan paru. (14)

Merokok merupakan faktor pencetus timbulnya gangguan pernapasan, karena

asap rokok yang terhisap dalam saluran nafas akan mengganggu lapisan mukosa

saluran nafas. Dengan demikian akan menyebabkan munculnya gangguan dalam

saluran nafas. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur jalan nafas.

Perubahan struktur jalan nafas besar berupa hipertrofi dan hyperplasia kelenjar

mucus. Sedangkan perubahan struktur jalan nafas kecil bervariasi, hyperplasia sel

goblet dan penumpukan secret intraluminar. Perubahan struktur karena merokok

biasanya dihubungkan dengan perubahan/kerusakan fungsi. Perokok berat dikatakan

apabila menghabiskan rata-rata dua bungkus rokok sehari, memiliki resiko

memperpendek usia harapan hidupnya 0,9 tahun lebih cepat ketimbang perokok yang

menghabiskan 20 batang sigaret sehari.(15)

Alat pelindung diri adalah pelengkapan yang dipakai untuk melindungi

pekerja terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan

kerja. Alat yang dipakai disini untuk melindungi sistem pernapasan dari partikel-

partikel berbahaya yang ada di udara yang dapat membahayakan kesehatan.

Perlindungan terhadap system pernapasan sangat diperlukan terutama bila tercemar

partikel-partikel berbahaya, baik yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun

kimiawi. Alat yang dipakai adalah masker, baik berupa dari kain, kertas wol, atau

fiberglass.(16)

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

2.2. Amoniak

Amoniak adalah gas yang tidak bewarna dengan bau yang kuat, dan rumus

kimianya NH3. Amoniak merupakan bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan

iritasi pada saluran pernafasan dan paru-paru serta dapat membakar kulit dan mata

dan dapat menyebabkan kerusakan tetap.

Amoniak dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan yaitu hidung, mulut

dan kerongkongan yang dapat menyebabkan batuk dan bersin. Menghirup amoniak

dapat membuat iritasi paru menyebabkan batuk dan pernafasan pendek serta beresiko

terkena bronkitis.(18) Dampak yang lebih besar akibat terhirup gas amoniak dapat

menyebabkan pembentukan cairan dalam paru (edema paru), keadaan medis darurat,

dengan nafas pendek yang parah.

Amoniak banyak digunakan dalam industri karet, pupuk, plastik, tekstil,

deterjen dan pestisida. Bahan kimia ini termasuk dalam daftar substansi yang

membahayakan kesehatan karena bahan kimia ini adalah korosif.(19) menurut

penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa pemajanan amoniak pada kadar

rendah secara kronik dapat mengakibatkan gangguan paru berupa gangguan restriktif,

yang merupakan suata indikasi adanya penyakit paru (encyclopedia). (8)

2.3.1. Cedera Inhalasi Amoniak.

Cedera amoniak paling sering disebabkan oleh inhalasi. Mekanisme yang

paling umum di mana gas amonia menyebabkan kerusakan terjadi ketika ammonia

(gas) bereaksi dengan air jaringan untuk membentuk solusi yang sangat basa disebut

hidroksida amonium. Reaksi ini adalah eksotermik dan mampu menyebabkan cedera

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

yang signifikan. Amonium hidroksida alkali parah dapat menyebabkan gangguan

pada sistem pernapasan, terutama mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas,

sedangkan berat eksposur lebih cenderung mempengaruhi sistem pernafasan

keseluruhan. Karena kelarutan dalam air tinggi, amonia memiliki kecenderungan

untuk diserap oleh mukosa yang kaya air dari saluran pernapasan bagian

atas. Namun, tidak seperti gas iritan yang paling tinggi yang larut air yang cenderung

mempengaruhi secara eksklusif saluran pernapasan bagian atas, amoniak dapat

merusak proksimal dan distal.(7)

Menurut Caplin (2001) dalam penelitiannya, yang pertama untuk

mengklasifikasikan korban paparan amonia tidak disengaja, terdiri dari paparan

ringan, sedang, dan berat. Pada kelompok ringan disajikan dengan konjungtiva dan

peradangan pernapasan bagian atas dan rasa sakit tetapi tidak menunjukkan tanda-

tanda gangguan pernapasan pada kelompok sedang disajikan sama tetapi dengan

gejala berlebihan. Kelompok berat disajikan dalam gangguan pernapasan terbuka

dengan batuk produktif, paru cedera akut dan disfagia.(7)

2.3.2. Nilai Ambang Batas Amoniak

Nilai ambang batas terkena pajanan amoniak pada tempat kerja ada beberapa

macam yaitu ada yang menurut OSHA, NIOSH dan ACGIH. Menurut OSHA nilai

ambang batas akibat pajanan amoniak pada udara yang diperbolehkan (Permessible

Exposure Limit (PEL)) adalah 50 ppm dengan rata-rata lebih dari 8 jam pada sift

kerja. NIOSH : nilai ambang batas akibat pajanan amoniak pada udara yang

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

diperbolehkan adalah 25 ppm dengan rata-rata lebih dari 10 jam shift kerja dan 35

ppm dan tidak lewat selama masa kerja selama 15 menit.

ACGIH : nilai ambang batas akibat pajanan amoniak pada udara yang diperbolehkan

adalan 25 ppm dengan rata-rata lebih dari 8 jam sift kerja dan 35 ppm sebagai STEL

(Short Term Exposure Limit) atau batas terkena dampak jangka pendek. Lamanya

terkena pajanan, konsentrasi dari substansi amoniak dan faktor lain akan

mempengaruhi kerentanan pekerja terhadap efek potensi dari amoniak tersebut.(6)

2.4.Proses Pengolahan Lateks

Proses pengolahan lateks secara umum dilakukan melalui tahapan berikut :

1. Pensortiran

Cup lump dari lapangan dibelah dengan menggunakan CL saw ( cup

lump saw). Dimana tujuannya adalah memperkecil diameter bahan baku dan

untuk memudahkan penggilingan pada proses berikutnya.

2. Penggilingan dan Pencincangan

Penggilingan Lump dilakukan dengan menggunakan Lump Cruiser

yang bertujuan untuk memipihkan dan mengurangi kadar kotoran dalam

Lump.

Selanjutnya dimasukkan ke dalam Scrap Cruisher untuk mengeluarkan

kadar kotoran yang selanjutnya dikirim kemesin Hammer mill dengan

menggunakan Ban Conveyor yang mengalami proses pemukulan dan

pencincangan dan dilakukan penekanan sehingga menghasilkan bentuk

remah.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

3. Pencampuran (Blending) Makro

Lump yang telah berbentuk butiran dimasukkan ke dalam bak

blending untuk menghomogenkan cup lump inti. Selanjutnya dimasukkan ke

dalam granulator untuk memperkecil butiran. Lalu dimasukkan ke dalam bak

sirkulasi yang berisi air untuk membilas campuran dan mengurangi kotoran

dalam campuran.

Melalui elevator, remahan dimasukkan ke dalam mecarator yang

berfungsi untuk memadukan atau menyatukan campuran yang berbentuk

remah. Selanjutnya dimasukkan ke dalam mesin crepper untuk dijadikan

lembaran sekaligus mengurangi kadar kotoran.

4. Pembutiran

Lembaran karet remah dijadikan butiran kembali dengan

menggunakan cutter sekaligus mengurangi kadar kotoran. Selanjutnya

dimasukkan ke dalam moceraotor dan mesin crepper 1-5 untuk dijadikan

lembaran dengan ukuran 5-7 mm.

Lembaran digulung dengan ketentuan 24 kg/ gulungan. Kemudian

dilakukan pemeraman selama 7 hari. Lalu diadakan pengetesan awal

laboratorium dengan syarat PO 30 dan PRI 70. Gulungan ini dinamakan

blanket. Setelah itu dilakukan proses pengolahan dan penggilingan ulang.

5. Pengeringan

Remahan dimasukkan ke dalam trolly untuk dikeringkan selama 4 jam

dengan suhu pengeringan antara 1000C-1200C.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

6. Pengempaan Bendela

Setelah dikeringkan pendingin dengan alat Cooling Fan (Blower)

hingga suhu 400 untuk selanjutnya ditimbang dengan berat 35 kg/bal. lalu

ditekan sehinggan berbentuk segi empat disebut bentuk bal.

Untuk menganalisa bal laboratoriun, diambil sebanyak 4 buah dan

memeriksa standar SIR dan diadakan pembelahan untuk mengontrol

kandungan white spot (bintik putih) yang merupakan bintik indikasi kurang

bagusnya kualitas SIR. Jika terjadi bintik putih maka SIR diproses ulang.

Setelah dianalisis, maka dilakukan pengepakan dengan cetakan pallet, ditimpa

dengan batu pemberat 2 ton selama 24 jam.

7. Pengemasan

Pengemasan dilakukan dengan menggunakan plastic pembungkus

(35mm) polithein yang sudah dibentuk. Produk diberikan label SIR 10 dan

SIR 20 berdasarkan hasil analisis dari laboratorium, disusun dan siap

dipasarkan.

2.5. Faal Paru

Volume paru manusia rata-rata adalah 6 liter udara dan hanya sedikit saja

yang digunakan dalam pernapasan biasa. Volume paru menunjukkan adanya

perbedaan fisik, kapasitas paru menunjukkan beberapa kombinasi volume paru yang

berbeda, sehubungan dengan aktifitas pernafasan (menghirup dan mengeluarkan).

Kapasitas total paru yang paling besar yang dicatat oleh seorang peneliti Inggris,

Peter Reed adalah 11,6 liter. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi volume paru,

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

beberapa diantaranya dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Faktor-faktor

tersebut adalah :

1. Jenis kelamin ( laki-laki memiliki kapasitas paru yang lebih besar dari pada

perempuan)

2. Tinggi badan ( orang yang berbadan tinggi memiliki kapasitas paru yang lebih

besar dari pada orang yang pendek)

3. Status merokok ( tidak merokok memiliki kapasitas paru yang lebih besar dari

pada perokok)

4. Pergerakan fisik (atlit lebih besar memiliki kapasitas paru dari pada tidak)

5. Tinggi permukaan tanah (orang yang tinggi di dataran tinggi lebih besar

kapasitas parunya dari pada orang yang tinggal di daerah dataran rendah).

Seseorang yang lahir pada daerah yang memiliki ketinggian yang rendah,

memiliki kapasitas paru yang lebih kecil dari pada orang yang tinggal pada daerah

yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena atmosfir kurang padat pada permukaan yang

lebih tinggi dan karena itu pada volume yang sama akan mengandung molekul gas

yang lebih sedikit termasuk oksigen. Karena itu paru akan lebih besar untuk

menghasilkan lebih banyak udara.(8)

2.6. Spirometry Test

Pemeriksaan fungsi paru (fungsi pernafasan, fungsi ventilasi) lazim dilakukan

dengan alat spirometer, baik spirometer konvensional mapun elektronik.(10)

Spirometer adalah alat untuk mengukur volume udara pernafasan, yang

berfungsi untuk mengetahui kondisi paru-paru manusia. Ketika manusia bernafas

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

dalam jangka waktu tertentu, spirometer akan merekam jumlah udara yang keluar dan

masuk ke dalam paru-paru manusia.

Test fungsi saluran pernafasan atau test fungsi paru digunakan untuk

mengukur kemampuan bekerja yang dilakukan oleh paru-paru dalam proses

pernapasan. Dari hasil test fungsi paru ini, akan terlihat sebuah grafik yang

menjelaskan skala kerja paru-paru yang disebut spirogram.

Dari pemeriksaan spirometri dapat ditentukan gangguan fungsional ventilasi

seseorang. Jenis gangguan dapat digolongkan menjadi dua yaitu gangguan fungsi

paru obstruktif (hambatan aliran udara) dan restriktif (hambatan pengembangan

paru). Seseorang dianggap mempunyai gangguan fungsi paru obstruktif bila nilai

FEV1 kurang dari 75% dan menderita gangguan fungsi paru restriktif bila nilai

kapasitas vital kurang dari 80% dibandingkan dengan nilai standar. (10)

2.7. Kapasitas dan Volume Statis Paru

Gambar 2: Kapasitas dan Volume Statis Paru

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

Volume statis paru-paru

- Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap

kali bernafas pada saat istirahat. Volume tidal normal bagi 350-400 ml.

- Volume residu (RV) = jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah

menghembuskan nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Nilai

normalnya adalah 1200 ml.

- Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi

secara maksimal. VC = VT + IRV + ERV (seharusnya 80% TLC).

Besarnya adalah 4800 ml.

- Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu jumlah total udara yang dapat

dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC= VT +

IRV + ERV + RV. Besarnya adalah 6000 ml.

- Kapasitas residu fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paru-

paru setelah ekspirasi volume tidak normal. FRC = ERV + RV. Besarnya

berkisar 2400 ml.

- Kapasitas inspirasi (IC) = jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi

setelah ekspirasi normal. IC = VT + IRT. Nilai normalnya sekitar 3600

ml.

- Volume cadangan inspirasi (IRV) = jumlah udara yang dapat diinspirasi

secara paksa sesudah inspirasi volume tidak normal.

- Volume cadangan ekspirasi (ERV) = jumlah udara yang dapat diekspirasi

secara paksa sesudah ekspirasi volume tidak normal.(21)

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

Volume dinamis paru-paru

FVC (Forced Vital Capacity) merupakan volume udara maksimum yang dapat

dihembuskan secara paksa/kapasitas vital paksa yang umumnya dicapai dalam 3

detik, normalnya 4 liter dan FEV1 ( Forced Expired Volume in one second)

merupakan volume udara yang dapat dihembuskan paksa pada satu detik pertama

normalnya 3,2 liter adalah parameter dalam menentukan fungsi paru.

Spirogram normal yang menunjukkan FVC, FEV1, dan FEF25 – 75 %

2.8. Dasar Test Fungsi Paru

Dasar test fungsi paru terdiri dari :

1. Penyakit paru obstruktif

Tidak dapat menghembuskan udara (unable to get air out)

FEV1/FVC<75% Semakin rendah rasionya, semakin parah obstruksinya

- FEV1 : 60-75% = mild

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

- FEV1 : 40-59% = moderate

- FEV1 : <40% = severe

Jalan napas yang menyempit akan mengurangi volume udara yang dapat

dihembuskan pada satu detik pertama ekspirasi. Amati bahwa FVC hanya

dapat dicapai setelah eshalasi yang panjang. Rasio FEV1/FVC berkurang

secara nyata. Ekspirasi diperlama dengan peningkatan perlahan pada kurva,

dan plateau tidak tercapai sampai waktu 15 detik.

2. Penyakit paru restriktif

Tidak dapat menarik napas (unable to get air in)

- FVC rendah ; FEV1/FVC normal atau meningkat

- TLC berkurang -> sebagai Gold Standard

FEV1 dan FVC menurun, karena jalan napas tetap terbuka, ekspirasi bias

cepat dan selesai dalam waktu 2-3 detik. Rasio FEV1/FVC tetap normal atau

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pernafasan 2.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23552/5/Chapter II.pdf · 2.1. Sistem Pernafasan ... Gangguan pada saluran pernapasan

malah meningkat, tetapi volume udara yang terhirup dan terhembus lebih

kecil dibandingkan normal.

3. Mixed

Ekspirasi diperlama dengan meningkatkan kurva perlahan mencapai plateau.

Kapasitas vital berkurang signifikan dibandingkan gangguan obstruktif. Pola

pencampuran ini, jika tidak terlalu parah, sulit dibedakan dengan pola

obstruktif.(21)

2.9. Kerangka Konsep

gGa

Amoniak

Fungsi Paru Karakteristik pekerja (umur, masa kerja, riwayat merokok)

Alat Pelindung Diri (APD) Pernapasan

Universitas Sumatera Utara