BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi ... fileBAB II . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi Dewasa ini perhatian para ahli ekonomi terhadap masalah pembangunan ekonomi di setiap negara sangat besar sekali, karena ekonomi pembangunan sebagai bagian dari ilmu ekonomi mempengaruhi masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu negara dengan fokus analisanya berdasarkan pada analisa ilmu ekonomi secara murni untuk mendapatkan sistem pembangunan ekonomi yang lebih baik dalam upaya meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Pengertian antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi dapat dibedakan, walau hanya dalam istilah. Pengertian pembangunan ekonomi menurut pendapat Sadono Sukirno “Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk atau masyarakat meningkat dalam jangka panjang” (Soekirno, 2007 : hal 13). Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa pembangunan ekonomi mempunyai dua sifat penting, yaitu : 1. Suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi secara terus menerus Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi ... fileBAB II . TINJAUAN PUSTAKA . 2.1...

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

Dewasa ini perhatian para ahli ekonomi terhadap masalah pembangunan

ekonomi di setiap negara sangat besar sekali, karena ekonomi pembangunan

sebagai bagian dari ilmu ekonomi mempengaruhi masalah-masalah yang dihadapi

oleh suatu negara dengan fokus analisanya berdasarkan pada analisa ilmu

ekonomi secara murni untuk mendapatkan sistem pembangunan ekonomi yang

lebih baik dalam upaya meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat.

Pengertian antara pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi dapat

dibedakan, walau hanya dalam istilah. Pengertian pembangunan ekonomi menurut

pendapat Sadono Sukirno “Pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang

menyebabkan pendapatan per kapita penduduk atau masyarakat meningkat dalam

jangka panjang” (Soekirno, 2007 : hal 13).

Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa pembangunan ekonomi mempunyai

dua sifat penting, yaitu :

1. Suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi secara terus

menerus

Universitas Sumatera Utara

2. Usaha untuk menaikkan tingkat pendapatan per kapita dan kenaikan

pendapatan per kapita itu terus berkembang berlangsung dalam jangka

panjang.

Pembangunan ekonomi diartikan sebagai peningkatan dalam pendapatan

masyarakat, yaitu pertambahan GDP (Gross Domestic Product) pada satu tahun

tertentu dimana pertambahan GDP harus melebihi tingkat pertambahan penduduk.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai pertumbuhan bukan GDP,

tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil daripada

tingkat pertambahan penduduk atau apakah perubahan dalam struktur ekonomi

berlaku atau tidak.

Berdasarkan pengertian diatas, berarti bahwa pembangunan dan petumbuhan

diatas, berarti pembangunan dan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan dalam

GDP. Selanjutnya dalam penggunaannya yang lebih kecil dan umum, istilah

pembangunan ekonomi (economic growth) biasanya dipakai dalam menyatakan

perkembangan ekonomi negara-negara maju, sedangkan pembangunan ekonomi

(economic development) menyatakan perkembangan pada negara-negara

berkembang.

Dengan demikian dari pengertian di atas, pembangunan ekonomi dapat

didefenisikan sebagai salah satu proses untuk menaikkan output atau income per

kapita masyarakat dalam jangka panjang. Melalui pembangunan ekonomi

diharapkan akan terjadinya perubahan-perubahan ke arah yang diinginkan yaitu

masyarakat yang sejahtera bebas dari kemiskinan dan kebodohan.

Untuk dapat merealisasikan tujuan pembangunan ekonomi tersebut, mutlak

diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat. Perwujudan ini

Universitas Sumatera Utara

adalah melalui penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat. Jadi

dengan kata lain partisipasi aktif dari masyarakat dapat berperan bila ada

perluasan kesempatan kerja, dengan demikian masyarakat dapat merasakan hasil

pembangunan sendiri secara bersama-sama bukan untuk sebagian kecil dari

anggota masyarakat.

2.2 Faktor-faktor Produksi dalam Pembangunan Ekonomi

Faktor-faktor produksi merupakan benda-benda yang diciptakan oleh

manusia, atau yang disediakan oleh alam, dan dapat juga digunakan untuk

memproduksi berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan manusia. Faktor-

faktor produksi tersebut dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu : tanah,

tenaga kerja, modal dan keahlian keusahawanan (enterpreneurship) (Soekirno,

2007 : hal 4).

2.2.1 Tanah

Pengertian tanah sebagai faktor produksi adalah :

1. Bagian dari muka bumi yang tidak ditutupi air, atau bagian dari muka

bumi yang dapat digunakan untuk bercocok tanam dan tempat tinggal.

2. kekayaan alam yang terkandung di muka bumi meliputi kekayaan alam

yang terkandung diatas merupakan maupun di dalam tanah seperti barang

tambang.

2.2.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang sedang bekerja atau mencari

pekerjaan. Dengan demikian pengertian tenaga kerja mempunyai persamaan

dengan istilah angkatan kerja dan penduduk aktif dalam arti ekonomis, yaitu

Universitas Sumatera Utara

merupakan sejumlah penduduk atau orang yang mampu dan bersedia melakukan

pekerjaan saat ini dan yang sedang bekerja atau sedang mencari pekerjaan.

Tenaga kerja (angkatan kerja) mempunyai dua fungsi utama dalam

pembangunan, yaitu pertama sebagai sumber daya untuk menjalankan proses

produksi dan distribusi barang-barang dan jasa. Kedua, sebagai sarana untuk

mengembangkan pasar dari barang dan jasa itu sendiri. Kedua fungsi ini

merupakan dua syarat utama bagi suksesnya pembangunan disuatu negara dan

daerah.

2.2.3 Modal

Dalam pengertian sehari-hari adakalanya modal diartikan juga sebagai

tabungan masyarakat yang dapat digunakan untuk membeli saham-saham

perusahaan atau obligasi pemerintah, atau digunakan untuk spekulasi dan

dipinjamkan kepada orang lain. Dalam analisa ekonomi, uang atau modal yang

disebutkan diatas tidak dianggap sebagai modal, tetapi hanya dipandang sebagai

tabungan

Modal dapat dibedakan atas dua, yaitu modal produksi langsung (directly

productive capital) dan modal tetap (overhead capital). Modal yang produktif

langsung adalah modal yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

misalnya mesin-mesin, sedang modal tetap adalah fasilitas dasar yang dibutuhkan

untuk semua perusahaan untuk bekerja seperti jalan, pelabuhan, sekolah, dan

rumah sakit.

2.2.4 Keahlian Keusahawanan

Merupakan kemampuan seseorang untuk menjalankan suatu perusahan

sehingga perusahaan tersebut dapat berjalan dengan efisien dan menguntungkan.

Universitas Sumatera Utara

Keahlian keusahawan ini fungsinya adalah mengorganisasi dan menggabungkan

berbagai jenis faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang

dibutuhkan masyarakat.

2.3 Pengertian dan Konsep Tenaga Kerja

2.3.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

disamping sumber alam, modal dan teknologi. Kalau ditinjau secara umum

pengertian tenaga kerja adalah menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk

menghasilkan barang atau jasa dan mempunyai nilai ekonomis yang dapat

berguna bagi kebutuhan masyarakat. Secara fisik kemampuan bekerja diukur

dengan usia. Dengan kata lain orang dalan usia kerja dianggap mampu bekerja.

Tenaga kerja adalah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun

atau lebih) yang potensial dapat memprodksi barang dan jasa. Sebelum tahun

2000 Indonesia menggunakan patokan seluruh penduduk berusia 10 tahun ke

atas. Namun sejak Sensus Penduduk 2000 dan sesuai dengan ketentuan

internasional, tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun atau lebih.

Batas usia tersebut bisa saja berubah sesuai dengan kondisi yang ada, tujuan

dari pemilihan batas umur tersebut supaya definisi yang diberikan sedapat

mungkin menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

Di dalam pengertian tenaga kerja itu juga dimaksudkan kelompok yang

sedang mencari pekerjaan, bersekolah dan mengurus rumah tangga. Meskipun

mereka tidak bekerja tetapi secara fisik mereka mampu bekerja dan sewaktu-

waktu dapat ikut bekerja. Inilah alasannya mengapa kelompok ini juga

Universitas Sumatera Utara

dimaksudkan ke dalam kelompok tenaga kerja. Dua golongan pertama yaitu

penduduk yang sudah bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan disebut

angkatan kerja. Sedangkan kelompok yang terakhir yaitu penduduk yang

bersekolah, mengurus rumah tangga dan kelompok lain-lain yang menerima

pendapatan disebut bukan angkatan kerja (Potential Labor Force).

Berdasarkan uraian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa tenaga kerja

meliputi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, atau dapat disimpulkan

sebagai berikut:

2.3.2 Pengertian Angkatan Kerja

Untuk mengetahui pengertian angkatan kerja, penulis mengemukakan

beberapa pendapat, yaitu :

Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk

terlibat, dalam kegiatan produkti yaitu produksi barang dan jasa (Mulyadi S,

2003:60)

Sedangkan menurut Soeroto, angkatan kerja dapat didefenisikan sebagai

berikut : Sebagian dari jumlah penduduk dalam usia kerja yang mempunyai dan

yang tidak mempunyai pekerjaan yang telah mampu dalam arti sehat fisik dan

mental secara yuridis tidak kehilangan kebebasannya untuk memilih dan

melakukan pekerjaan tanpa ada unsur paksaan. (Soeroto, 1992 : hal 12)

Untuk dapat mempermudah ingatan terhadap pengertian angkatan kerja kita

dapat merumuskannya sebagai berikut.

Tenaga Kerja = Angkatan Kerja + Bukan Angkatan Kerja

Universitas Sumatera Utara

Sedangkan yang dimaksud dengan bukan angkatan kerja adalah mereka

yang masih bersekolah, ibu rumah tangga, para penyandang cacat, dan lanjut

usia.

Golongan yang bekerja atau pekerja adalah angkatan kerja yang sudah aktif

dalam menghasilkan barang dan jasa. Kelompok ini terdiri dari orang yang

bekerja penuh dan setengah pengangguran. Yang termaksud dalam golongan

bekerja penuh adalah orang yang cukup dimanfaatkan dalam bekerja dari jumlah

jam kerja, produktivitas kerja dan penghasilan yang diperoleh.

Sedangkan yang termaksud dalam golongan setengah menganggur adalah

orang yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja baik dilihat dari segi jam kerja,

produktivitas kerja maupun dari segi penghasilan.

Golongan setengah pengangguran dapat dikelompokkan atas

− Setengah menganggur kentara, yaitu mereka yang bekerja kurang dari

35 jam seminggu atau rata-rata kurang dari 6 jam per hari.

− Setengah menganggur tidak kentara atau menganggur terselubung,

adalah mereka yang produktivitas kerja dan pendapatannya rendah.

Pengangguran tak kentara ini masih sulit diukur. Oleh karena

produktivitas kerja dan pendapatannya yang rendah bukan hanya

terdapat pada mereka yang termasuk setengah menganggur kentara.

Disamping itu cara pengukurannya dan penentuan batas antara

produktivitas kerja yang rendah dan yang tinggi belum dikembangkan

secara terperinci.

Angkatan kerja = yang bekerja + pengangguran

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya yang disebut dengan pengangguran adalah angkatan kerja yang

siap untuk bekerja dan sedang berusaha untuk mencari pekerjaan.

Adapun menurut Hidayat yang termasuk pencari kerja adalah :

1. Golongan pencari kerja yang pertama sekali masuk angkatan kerja

2. Golongan yang melepaskan pekerjaan atas kehendak sendiri untuk mencari

pekerjaan yang lebih sesuai

3. Golongan yang diberhentikan dari pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan

4. Golongan yang sedang bekerja tetapi juga berusaha mencari pekerjaan yang

lebih baik (Hidayat, 1998 : 246)

Berdasarkan uraian di atas semakin jelaslah pengertian kita terhadap makna

pengangguran yaitu kelompok angkatan kerja yang termasuk sebagai pencari kerja

atau berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

Berapa besar golongan ini dari seluruh angkatan kerja suatu negara atau

daerah dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Tingkat Pengangguran = x Jumlah pengangguran

100% Jumlah angkatan kerja

Pengangguran dapat dibagi atas beberapa faktor, diantaranya adalah atas

kemauan sendiri, mereka dapat dibedakan antara pengangguran terpaksa dan

pengangguran sukarela.

1. Pengangguran terpaksa adalah mereka yang tidak dapat memperoleh

pekerjaan sekalipun bersedia menerima pekerjaan dengan upah lebih rendah

dari tingkat biasanya yang berlaku

Universitas Sumatera Utara

2. Pengangguran sukarela adalah mereka yang memilih lebih baik menganggur

daripada menerima pekerjaan dengan upah lebih rendah dari tingkat yang

biasanya berlaku

Dibawah ini akan diuraikan jenis pengangguran atas sebabnya, yaitu :

1. Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional disebabkan karena seseorang pencari kerja sulit

untuk mendapatkan pekerjaan. Kesulitan terjadi karena kurangnya informasi

pasar kerja sehingga sulit mempertemukan pencari kerja dengan lowongan

yang tersedia. Jadi pengangguran ini terjadi karena pencari kerja tidak

mengetahui dimana adanya lowongan kerja itu, di lain pihak pengusaha

kurang mengetahui dimana tersedianya tenaga kerja yang sesuai. Disamping

adanya keterbatasan persyaratan kerja secara otomatis menerima setiap

lamaran yang diajukan. Pengalaman inilah pengusaha cenderung untuk

menolak lamaran yang masuk. Kecenderuangan lain bagi pengusaha untuk

mengisi suatu lowongan tertentu adalah mengambil tenaga-tenaga dari

dalam perusahaan sendiri. Kurangnya mobilitas dari pencari kerja yang baru

tamat studi di kota-kota besar enggan untuk mencari pekerjaan di daerah.

Bentuk lain dari pengangguran friksional adalah voluntarily unemploeed

yaitu walaupun si pencari kerja sudah menerima dengan maksud untuk

mencari atau menunggu kesempatan atau pekerjaan yang lebih baik.

2. Pengangguran Struktural

Keadaan perekonomian suatu negara yang tidak menentu akan banyak

membawa dampak yang kurang menguntungkan khususnya terhadap

Universitas Sumatera Utara

pengangguran. Perombahan dalam struktur atau komposisi perekonomian

dapat menimbulkan pengangguran struktural. Hal ini membawa konsekuensi

terhadap keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, sementara pihak

pencari kerja belum siap menerima perubahan atau belum mampu

menyesuaikan diri dengan keterampilan baru tersebut. Hal ini dapat dilihat

dari :

− Pemakaian alat teknologi baru berupa mesin-mesin pada produksi

pabrik, hal ini akan menyisihkan tenaga kerja yang tadinya dikerjakan

secara manual. Akibatnya tenaga kerja tersebut akan banyak

menganggur.

− Adanya pergeseran dari ekonomi yang berat agraris menjadi ekonomi

yang berat industri. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi

logis bahwa para pekerja yang tadinya ada di sektor pertanian akan

beralih pada sektor industri. Akan tetapi sektor industri tersebut tidak

mudah menerimanya karena di sektor industri harus memiliki beberapa

keterampilan khusus untuk setiap pekerjaan tertentu. Akibatnya

kelebihan yang tidak tertampung di sektor industri akan menjadi

pengangguran.

3. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman disebabkan oleh fluktuasi kegiatan produksi dan

distribusi barang atau jasa yang dipengaruhi oleh musim. Ada pola musiman

yang disebabkan oleh faktor iklim dan ada yang disebabkan oleh faktor iklim

dan ada yang disebabkan oleh kegiatan masyarakat misalnya musim pengolahan

tanam di sektor pertanian biasanya dikaitkan dengan musim hujan. Pada musim

Universitas Sumatera Utara

panen banyak petani turun ke sawah dan di luar musim tersebut petani tidak

mempunyai kegiatan ekonomis. Mereka harus menunggu musim baru.

Demikian pula di sektor yang misalnya perusahaan industri sandang, kegiatan

akan meningkat dalam menghadapi hari-hari besar keagamaan dan biasanya

kegiatan mengendur kembali sesudahnya. Dalam keadaan perekonomian yang

lesu inilah akan banyak terdapat pengangguran musiman.

2.3.3 Pengertian Kesempatan Kerja

Kesempatan kerja dapat diartikan sebagai kesempatan untuk dapat berusaha

dan sebagai suatu lapangan kerja atau semua jenis pekerjaan yang tersedia

dimana tenaga kerja dapat melakukan kerja untuk mencari nafkah guna

memenuhi pekerjaan.

Apabila lapangan pekerjaan semakin luas, berarti semakin luas kesempatan

berusaha dan berarti kesempatan kerja semakin luas.

Soeharsono Sagir mendefenisikan kesempatan kerja sebagai berikut:

Kesempatan kerja adalah kesempatan untuk berusaha atau kesempatan untuk

turut berpartisispasi dalam pembangunan, jelas akan memberikan hak bagi

manusia untuk menikmati hasil pembangunan. Tanpa diberi kesempatan

untuk berperan serta dalam pembangunan, baik melalui kesempatan kerja

ataupun kesempatan berusaha berarti manusia merasa diri diperlakukan

dengan tidak adil. (Sagir, 1983 : 324)

Kesempatan kerja itu timbul oleh karena adanya investasi dan usaha untuk

memperluas kesempatan kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan investasi, laju

pertumbuhan penduduk serta angkatan kerja.

Universitas Sumatera Utara

Disamping kedua faktor diatas maka masalah strategi pembangunan yang

diterapkan juga ikut mempengaruhi usaha perluasan kesempatan kerja.

Strategi pembangunan yang berorientasi pada laju pertumbuhan (GNP

Oriented) yang selama ini menjadi patokan perlu kiranya ditinjau kembali,

mengingat kondisi penduduk kita yang relatif besar serta laju pertumbuhan

penduduk yang tinggi.

Hal ini pun sebenarnya telah dikemukakan dalam laporan Bank Dunia 1980,

yang dengan jelas menggambarkan bahwa pembangunan dekade tujuh

puluhan telah menunjukkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi

tidak disertai dengan penurunan kemiskinan dengan kecepatan yang sama

(Sagir, 1983 : 320).

Tidaklah salah kalau kita beranggapan bahwa kesempatan kerja identik

dengan sasaran pembangunan nasional, khususnya pembangunan ekonomi, oleh

karena kesempatan kerja merupakan sumber pendapatan bagi mereka yang

memperoleh kesempatan kerja, disamping merupakan sumber dari peningkatan

pendapatan nasional, melalui peningkatan Produk Nasional Bruto.

Usaha untuk menciptakan kesempatan kerja dan lapangan kerja di dalam

usaha menghadapi tekanan penduduk pada asanya bertentangan dengan

kepentingan untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dalam rangka

mempercepat peningkatan pendapatan nasional (GNP), sehingga terjadilah

suatu konflik yang cenderung untuk menyalahkan pembangunan ekonomi

yang berorientasi pada laju pertumbuhan ekonomi, kurang memperhatikan

kesempatan kerja (Sagir, 1983 : 320).

Universitas Sumatera Utara

Dan usaha untuk memperluas kesempatan kerja bukanlah merupakan

pekerjaan yang mudah, tetapi usaha ini harus dilaksanakan mengingat laju

pertumbuhan angkatan kerja yang tinggi, jika tidak pengangguran besar-besaran

akan terjadi

2.4 Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

2.4.1 Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja berlainan dengan permintaan barang dan jasa.

Konsumen membeli barang karena barang tersebut memberikan kegunaan

(utility), akan tetapi pengusaha meminta seseorang sebagai tenaga kerja adalah

untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual. Dengan kata lain,

pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung

pertambahan permintaan pengusaha terhadap barang yang diproduksinya.

Permintaan tenaga kerja ini disebut derived demand, misalnya meningkatnya

permintaan terhadap perumahan akan menimbulkan tambahan permintaan

terhadap karyawan bangunan.

Permintaan tenaga kerja atau kebutuhan tenaga kerja dalam suatu

perkembangan ekonomi dapat dilihat dari kesempatan kerja (orang yang telah

bekerja) dari setiap sektor atau kebutuhan tenaga kerja merupakan jumlah

kesempatan kerja yang tersedia didalam sistem ekonomi, yang dinyatakan dalam

jumlah satuan orang yang bekerja pada masing-masing sektor untuk melakukan

kegiatan produksi.

Dalam arti yang lebih luas, kebutuhan ini tidak saja menyangkut jumlahnya,

tetapi juga kualitasnya (pendidikan dan keahlian). Karena mereka yang bekerja

Universitas Sumatera Utara

tidak seluruhnya memiliki jam kerja normal (full employment), maka kebutuhan

tenaga kerja dalam analisa-analisa tertentu juga dinyatakan dalam satuan

ekivalen pekerja penuh (full-time worker equipment). Normatif yang digunakan

untuk satu ekivalen pekerja penuh adalah 35 jam kerja per minggu, ada yang

menggunakan 40 jam kerja per minggu, karena tiap-tiap sektor biasanya

memiliki jumlah jam kerja yang berbeda, dan akan lebih baik lagi bila

digunakan normatif yang juga berbeda antar sektor.

Untuk melihat besarnya permintaan tenaga kerja atau orang yang telah

bekerja dapat juga menggunakan metode elatisitas kesempatan kerja. Tingkat

elastisitas merupakan koefisien daya serap lapangan kerja. Koefisien ini

menunjukkan besarnya persentase perubahan jumlah tenaga kerja yang

dibutuhkan atau diminta terhadap besarnya persentase perubahan output.

Secara teoritis dalam negara yang sedang berkembang bila pertumbuhan

ekonomi meningkat maka permintaan tenaga kerja atau pertisipasi rakyat dalam

pembangunan akan meningkat pula. Dengan demikian faktor-faktor yang dapat

meningkatkan demand tenaga kerja adalah pertumbuhan ekonomi, atau jumlah

orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau demand dari

masyarakat, dimana permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan

juga tingkat upah.

Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan

permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja, berarti ada yang menawarkan

jasanya untuk produksi, apakah yang bersangkutan sedang bekerja atau mencari

pekerjaan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 Kurva Permintaan Tenaga Kerja

2.4.2 Penawaran Tenaga Kerja

Pertumbuhan tenaga kerja ditentukan oleh pertumbuhan penduduk di masa

lampau, dimana penduduk merupakan sumber pokok bagi penawaran tenaga

kerja. Besar kecilnya penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah

penduduknya. Wilayah yang memiliki jumlah penduduk lebih banyak pasti

memiliki jumlah angkatan kerja atau penawaran tenaga kerja yang lebih banyak

daripada wilayah yang memiliki jumlah penduduk lebih sedikit.

Besarnya penyediaan atau supply tenaga kerja dalam masyarakat adalah

jumlah orang yang menawarkan jasanya untuk proses produksi. Diantara mereka

sebagian sudah aktif dalam kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa.

Mereka dinamakan golongan yang bekerja. Sebagian lain tergolong yang siap

bekerja dan yang sedang berusaha mencari pekerjaan, mereka dinamakan

pencari kerja atau pengangguran. Jumlah yang bekerja dan mencari pekerjaan

dinamakan angkatan kerja.

Universitas Sumatera Utara

Dapat didefenisikan penawaran tenaga kerja mencakup semua orang yang

mempunyai pekerjaan ditambah jumlah mereka yang secara aktif mencari

pekerjaan.

Penyediaan tenaga kerja sama dengan angkatan kerja dan disebut dengan

supply tenaga kerja.

Gambar 2.2 Kurva Upah dan Kesempatan Kerja dan Kurva Penawaran Agrerat

Gambar 2.3 Kurva Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4 Kurva Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

Dibawah ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

penawaran tenaga kerja yang selanjutnya dapat mempermudah analisa partisipasi

kerja atau analisa penyediaan tenaga kerja secara terperinci.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja

1. Jumlah Penduduk

Makin besar jumlah penduduk, makin banyak tenaga kerja yang tersedia

baik untuk angkatan kerja atau bukan angkatan kerja dengan demikian

jumlah penawaran tenaga kerja juga akan semakin besar.

2. Struktur Umur

Penduduk Indonesia termasuk dalam struktur umur muda, ini dapat dilihat

dari bentuk piramida penduduk Indonesia. Meskipun pertambahan

penduduk dapat ditekan tetapi penawaran tenaga kerja semakin tinggi

karena semakin banyaknya penduduk yang memasuki usia kerja, dengan

demikian penawaran tenaga kerja juga akan bertambah.

Universitas Sumatera Utara

3. Produktivitas

Produktivitas merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan

antara output dan jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk

dari seseorang tenaga kerja yang tersedia. Secara umum produktivitas

tenaga kerja merupakan fungsi daripada pendidikan, teknologi, dan

keterampilan. Semakin tinggi pendidikan atau keterampilan tenaga kerja

maka semakin meningkat produktivitas tenaga kerja

4. Tingkat Upah

Secara teoritis, tingkat upah akan mempengaruhi jumlah penawaran tenaga

kerja. Apabila tingkat upah naik, maka jumlah penawaran tenaga kerja

akan meningkat dan sebaliknya. Hal ini dapat dibuktikan pada kurva

penawaran tenaga kerja yang berslope positif

5. Tingkat Pendapatan

Secara teoritis, apabila upah meningkat dengan asumsi jam kerja yang

sama, maka pendapatan akan bertambah. Sehingga kita akan menjumpai

ibu rumah tangga yang bekerja merasa tidak perlu lagi membantu suami

untuk mencari nafkah, akibatnya tingkat partisipasi angkatan kerja akan

berkurang, dengan demikin supply tenaga kerja yang efektif akan

berkurang.

6. Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam menelaah penawaran tenaga kerja maka memasukkan

kebijaksanaan pemerintah kedalamnya adalah sangat relevan. Kita

misalkan kebijaksanaan pemerintah dalam hal belajar 9 tahun akan

Universitas Sumatera Utara

mengurangi jumlah tenaga kerja, dan akan ada batas umur kerja menjadi

lebih tinggi. Dengan demikian terjadi pengurangan jumlah tenaga kerja.

7. Wanita yang mengurus rumah tangga

Wanita yang mengurus rumah tangga tidak termasuk dalam angkatan

kerja, tetapi mereka adalah tenaga kerja yang potensial yang sewaktu-

waktu bisa memasuki pasar kerja. Dengan demikian semakin besar jumlah

wanita yang mengurus rumah tangga maka penawaran tenaga kerja akan

berkurang atau sebaliknya

8. Penduduk yang bersekolah

Sama dengan hal di atas penduduk yang bersekolah tidak termasuk dalam

angkatan kerja tetapi mereka sewaktu-waktu dapat menjadi tenaga kerja

yang potensial, dengan demikian semakin besar jumlah penduduk yang

bersekolah berarti supply tenaga kerja akan berkurang. Oleh karena itu

jumlah penduduk yang bersekolah perlu diperhitungkan untuk masa yang

akan datang.

9. Keadaan perekonomian

Keadaan perekonomian dapat mendesak seseorang untuk bekerja

memenuhi kebutuhannya, misalnya dalam satu keluarga harus bekerja

semua apabila pendapatan suami tidak mencukupi kebutuhan keluarga,

atau seorang mahasiswa yang tamat tidak mau bekerja karena

perekonomian orang tua sangat memadai, atau seorang istri tidak perlu

bekerja karena perekonomian suami sudah mencukupi.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti lain, dan permasalahan yang diangkat juga pernah dilakukan oleh

beberapa peneliti lain, baik itu melalui penelitian biasa, tesis dan skripsi. Yang

mana berbagai penelitian ini mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan

skripsi, seperti oleh beberapa penelitian dibawah ini :

2.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, Rahmat Akbar tahun 2008

tentang “Penawaran Tenaga Kerja Wanita Migran Kasus Kabupaten

Lombok Tengah Propinsi Nusa Tenggara Barat”. Penelitian ini di lakukan

di Kabupaten Lombok Tengah yang memiliki penduduk dengan kondisi

rata-rata pendidikan usia kerja hanya pendidikan dasar, harapan hidup

yang rendah dan daya beli rendah.

Analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik dengan variabel

tetap adalah keputusan berangkat dan tidak berangkat, sedangkan variabel

tidak tetapnya adalah usia, status pernikahan, tingkat pendidikan,

pendapatan dan jumlah tanggungan.

Hasil penelitian menunjukkan penawaran tenaga kerja akan terus

berlangsung karena tidak adanya peluang kerja di daerah asal. Tingkat

pendapatan yang rendah, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan rendah

serta kesulitan memperoleh pekerjaan dengan tingkat upah yang memadai

mendorong para wanita untuk berangkat berulang kali menjadi tenaga

kerja wanita.

2.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Aditya Arif tahun 2009 tentang “ Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Kontribusi Ibu Bekerja terhadap Pendapatan

Universitas Sumatera Utara

keluarga”. Sedangkan penelitian ini dilakukan di Desa Sukorame yang

penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai pegawai negeri yaitu

sebesar 47,31% dari jumlah mata pencaharian penduduk Desa Sukorame

seluruhnya. Metode penelitian menggunakan Metode Wawancara, Metode

Observasi.

2.5.3 Penelitian yang dilakukan oleh Agus Darjanto tahun 2007 tentang “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja Wanita

Analisis ”. Penelitian ini meliputi Industri Kecil Bordir Di Kecamatan

Bangil – Jawa Timur. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah

untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga

kerja wanita pada industri kecil bordir di Kecamatan Bangil dan

menganalisis seberapa besar pengaruh masing-masing variabel terhadap

produktivitas tenaga kerja wanita

Universitas Sumatera Utara