BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1...

14
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia modern adalah kecerdasan keuangan yaitu kecerdasan dalam mengelola keuangan pribadi. Menurut Lusardi & Mitchaell (Yushita 2017), “literasi keuangan dapat diartikansebagai pengetahuan keuangan yang memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan”. Definisi literasi keuangan menurut Mason & Wilson (Krisna,2010) “Kemampuan seseorang untuk mendapatkan, memahami, dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan dengan memahami konsekuensi finansial yang ditimbulkannya”. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengaplikasikan manajemen keuangan pribadi seperti merencanakan pengendalian keuangan. Menurut buku pedoman Strategi Nasional Literasi Keunagan Indonesia (2013) “Rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keyakinan (convidence), dan keterampilan (skill) konsumen dan masyarakat luas sehingga mereka mampu mengelola keuangan yang lebih baik”. Literasi keuangan terjadi manakala seorang individu memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuanyang membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Menurut lembaga Otoritas Jasa Keuangan (2013) menyatakan bahwa secara defenisi literasi diartikan sebagai kemampuan memahami, jadi literasi keuangan adalah “kemampuan mengelola dana yang dimiliki agar berkembang dan hidup bisa lebih sejahtera dimasa yang akan datang”. OJK menyatakan bahwa misi penting dari program literasi keuangan adalah untuk melakukan edukasi dibidang keuangan kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengelola keuangan secara cerdas, supaya rendahnya pengetahuan tentang industri keuangan dapat diatasi dan masyarakat tidak mudah tertipu pada produk-produk investasi yang menawarkan keuntungan tinggi dalam jangka pendek tanpa mempertimbangkan resikonya. Untuk memastikan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan,

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Literasi Keuangan

2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan

Kecerdasan yang harus dimiliki oleh manusia modern adalah kecerdasan

keuangan yaitu kecerdasan dalam mengelola keuangan pribadi.

Menurut Lusardi & Mitchaell (Yushita 2017), “literasi keuangan dapat diartikansebagai

pengetahuan keuangan yang memiliki tujuan untuk mencapai kesejahteraan”. Definisi

literasi keuangan menurut Mason & Wilson (Krisna,2010) “Kemampuan seseorang

untuk mendapatkan, memahami, dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk

pengambilan keputusan dengan memahami konsekuensi finansial yang

ditimbulkannya”.

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengaplikasikan manajemen

keuangan pribadi seperti merencanakan pengendalian keuangan. Menurut buku

pedoman Strategi Nasional Literasi Keunagan Indonesia (2013) “Rangkaian

proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), keyakinan

(convidence), dan keterampilan (skill) konsumen dan masyarakat luas sehingga

mereka mampu mengelola keuangan yang lebih baik”. Literasi keuangan terjadi

manakala seorang individu memiliki sekumpulan keahlian dan kemampuanyang

membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk

mencapai tujuan.

Menurut lembaga Otoritas Jasa Keuangan (2013) menyatakan bahwa

secara defenisi literasi diartikan sebagai kemampuan memahami, jadi literasi

keuangan adalah “kemampuan mengelola dana yang dimiliki agar berkembang

dan hidup bisa lebih sejahtera dimasa yang akan datang”. OJK menyatakan

bahwa misi penting dari program literasi keuangan adalah untuk melakukan

edukasi dibidang keuangan kepada masyarakat Indonesia agar dapat mengelola

keuangan secara cerdas, supaya rendahnya pengetahuan tentang industri

keuangan dapat diatasi dan masyarakat tidak mudah tertipu pada produk-produk

investasi yang menawarkan keuntungan tinggi dalam jangka pendek tanpa

mempertimbangkan resikonya. Untuk memastikan pemahaman masyarakat

tentang produk dan layanan yang ditawarkan oleh lembaga jasa keuangan,

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

8

program strategi nasional literasi keuangan mencanangkan empat pilar utama

yaitu :

1. Well literate (21,84%) memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang

lembaga keuangan sert produk jasa keuangan,manfaat den resiko, hak

dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan serta memiliki

keterampilan dalam menggukanan produk dan jasa keuangan.

2. Sufficient literate (75,69%), memiliki pengetahuan dan keyakian tentang

lembaga jasa kauangan serta produk dan jasa keuangan, manfaat dan

resiko, hak dan kewajiban terkait produk jasa keuagan.

3. Less literate (2,06%) hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga jasa

keunagan, produk dan jasa keuangan.

4. Not literate (0,41%), tidak meiliki pengetahuan dan keyakinan terhadap

lembaga jasa keuangan dan jasa keuangan, seta tidak memiliki

keterampilan dalam mengunakan produk dan jasa keuangan.

Penerapan keempat pilar tersebut diharapkan dapat mewujudkan

masyarakat Indonesia yang memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi

sehingga masyarakat dapat memilih dan memanfaatkan produk jasa keuangan

guna meningkatkan kesejahteraan. Literasi keuangan dibagi menjadi empat

aspek yang terdiri dari pengetahuan dasar keuangan (basic financial knowladge),

simpanan dan pinjaman (saving & borrowing), proteksi (insurance), dan

investasi. Penegtahuan keuangan dasar yang mencangkup pengeluaran,

pendapatan, aset, hutang, ekuitas, dan resiko. Pengetahuan dasar ini

berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam melakukan investasi atau

biaya - biaya yang bisa mempengaruhi perilaku individu dalam mengelola

keuangannya.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksut literasi keungan dalam

penelitian ini adalah merupakan serangkaian tingkat pengetahuan keuangan

yang berguna untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola

keuangan sehingga dapat terhindar dari masalah keuangan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

9

2.1.2 Aspek-aspek literasi keuangan

Uang merupakan aspek inti dari literasi keuangan. Aspek ini termasuk

kesadaran akan perbedaan bentuk dan tujuan uang serta penanganan transaksi

moneter sederhana seperti pembayaran keperluan sehari-hari, belanja, nilai uang,

kartu bank, cek, rekening bank dan mata uang. Mencakup aspek kemampuan

literasi keuangan yang penting, seperti perencanaan dan pengelolaan pendapatan

dan kekayaan yang lebih baik dalam jangka pendek dan panjang,

khususnya pengetahuan dan kemampuan untuk memonitor pendapatan dan biaya

serta memanfaatkan pendapatan dan sumber daya lain yang tersedia untuk

meningkatkan kesejahteraan keuangan.

Menurut Programme for International Student Assessment/ PISA 2012 (Widayati,

2012), aspek-aspek dalam literasi keuangan adalah: (1)Uang dan Transaksi; (2)

Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan; (3) Risiko dan Keuntungan; (4) Fiancial

Landscape; (5) Fiancial Landscape.

Aspek ini berisi kemampuan untuk mengidentifikasi cara-cara untuk

mengelola dan menyeimbangkan risiko termasuk melalui asuransi dan produk

tabungan serta pemahaman tentang keuntungan atau kerugian potensial dalam

berbagai konteks keuangan dan produk, seperti perjanjian kredit dengan suku

bunga variabel dan produk investasi. Berkaitan dengan karakter dan fitur dari

dunia keuangan, hal ini termasuk mengetahui hak dan tanggung jawab dari

konsumen di pasar keuangan dan lingkungan keuangan umum, serta implikasi

utama kontrak keuangan.Aspek ini juga menggabungkan pemahaman tentang

konsekuensi dari perubahan kondisi ekonomi dan kebijakan masyarakat, seperti

perubahan suku bunga dan perpajakan.

2.1.3 Indikator literasi keuangan

Memahami dan menerapkan konsep dasar ekonomi secara tepat

tercermin dalam perilaku seseorang dalam mengelola keuangan. Dalam

literasi keungan ada beberapa indikator.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

10

Widayati (2012) mengembangkan 15 indikator literasi keuangan yang telah

disesuaikan dengan kondisi di Indonesia yaitu: (a). Mencari pilihan-pilihan dalam

berkarir; (b). Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi gaji bersih; (c). Mengenal

sumber-sumber pendapatan; (d). Menjelaskan bagaimana mencapai kesejahteraan dan

memenuhi tujuan keuangan; (e). Memahami anggaran menabung; (f). Memahami

asuransi; (g). Menganalisis risiko, pengembalian dan likuiditas; (h). Mengevaluasi

alternatif-alternatif investasi; (i). Menganalisis pengaruh pajak dan inflasi terhadap hasil

investasi; (j). Menganalisis keuntungan dan kerugian berhutang; (k). Menjelaskan tujuan

dari rekam jejak kredit dan mengenal hak-hak debitur;( l). Mendeskripsikan cara-cara

untuk menghindari atau memperbaiki masalah hutang; (m). Mengetahui hukum dasar

perlindungan konsumen dalam kredit dan hutang; (n). Mampu membuat pencatatan

keuangan; (o). Memahami laporan neraca, laba rugi dan arus kas.

Masyarakat luas diharapkan tidak hanya mengetahui dan memahami

lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, melainkan juga dapat

mengubah atau memperbaiki perilaku masyarakat dalam pengelolaan

keuangan sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Literasi

keuangan terjadi manakala seorang individu memiliki sekumpulan keahlian

dan kemampuan yang membuat orang tersebut mampu memanfaatkan sumber

daya yang ada untuk mencapai tujuan.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi literasi keuangan

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat literasi keuangan, yaitu:

1) Jenis kelamin

2) Tingkat pendidikan

3) Tingkat pendapatan.

Menurut Widayati (2012) faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat

literasi keuangan yaitu:

1) Status social ekonomi orang tua

2) Pendidikan pengelolaan keuangan keluarga

3) Pembelajaran keuangan di perguruan tinggi negeri.

2.2 Kemandirian Belajar

2.2.1 Pengertian Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar siswa diperlukan agar mereka mempunyai tanggung

jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya, selain itu dalam

mengembangkan kemampuan belajar atau kemauan sendiri. Sikap - sikap

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

11

tersebut perlu dimiliki oleh siswa dapat memanfaatkan waktu belajar di

rumah dan di sekolah secara efektif, dan menggunakan sumber belajarnya.

Menurut Haris Mujiman (2007: 7) “Kemandirian Belajar dapat diartikan

sebagai sifat serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan

belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu kompetensi

yang telah dimiliki”. Kemandirian belajar yang dimiliki oleh siswa dapat

merubah karakter dari diri siswa tersebut menjadi siswa yang bertanggung

jawab dalam mengelola keungan pribadinya dan disiplin dalam mengunaan

uang.

Menurut Umar Tirtaraharja dan La Sulo (2010: 50) “Kemandirian Belajar

diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh

kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan disertai rasa tanggung jawab dari diri

pembelajar”. Menurut Abu Ahmadi (Aini, 2012), “Kemandirian Belajar

adalah sebagai belajar mandiri, tidak menggantungkan diri pada orang lain”.

Pada dasarnya kemandirian merupakan perilaku individu yang mampu

berinisiatif dalam mengelola keuangan pribadi mereka dengan baik, mampu

mengatasi hambatan/masalah keuangan pribadinya, dan tidak memerlukan

pengarahan dari orang lain untuk mengelola keuangannya. Siswa yang

memiliki kemandirian belajar akan memiliki keuangan yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang hanya bergantung kepada orang lain.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksut kemandirian belajar

adalah suatu aktivitas atau kegiatan belajar secara sendiri yang dilakukan oleh

siswa atas kemauannya sendiri, mempunyai rasa percaya diri tinggi dan

bertanggung jawab dalam mengelola keuangan.

2.2.2 Ciri-ciri Kemandirian Belajar

Keadaan yang terdapat pada kemandirian belajar dapat diperjelas dengan

mengetahui ciri-ciri belajar mandiri. Adapun ciri-ciri belajar mandiri menurut

Haris Mujiman (2007: 9-10) yaitu:

a) Kegiatan belajarnya bersifat self-directing atau mengarahkan diri sendiri, tidak

dependent atau tidak tergantung orang lain

b) Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri

atas dasar dasar pengalaman, tidak mengharapkan jawaban dari guru atau

orang lain

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

12

c) Tidak mau didikte guru, karena tidk mengharapkan secara terus menerus

diberitahu apa yang seharusnya dilakukan

d) Lebih senang dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah

guru

e) Selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki, karena sebagai seorang

siswa mereka tidak mau datang belajar dengan kepala kosong

f) Perencanaan dan evaluasi belajar dilakukan sendiri oleh siswa

g) Belajar harus dengan berbuat, tidak cukup hanya dengan mendengarkan dan

menyerap

Seeorang yang mandiri cenderung lebih tergantung pada didri sendiri dari

pada pihak lain, akan ada sifat yang bebas dan kreatif. Kemauan yang kuat akan

mendorong untuk tidak lekas putus asa dalam menghadapi kesulitan, disiplin juga

perlu supaya kegiatan belajar juga sesua dengan jadwal waktu yang diaturnya

seniri.

2.2.3 Kegiatan – kegiatan dalam kemandirian belajar

Sebagaimana aspek-aspek psikologi lainnya, kemandirian belajar juga

bukanlah semata-mata merupakan pembawaan yang melekat pada dari

individu sejak lahir. Perkembangannya juga dipengaruhi oleh berbagai

stimulus yang datang dari lingkungannya, selain potensi yang dimiliki sejak

lahir sebagai keturunan dari orang tuanya. Ada beberapa faktor menurut

Mohammad Ali dan Asrori (Astuti,2005) yang mempengaruhi Kemandirian

Belajar yaitu:

a) Gen atau keturunan orang tua

Orang tua yang memiliki sifat kemandirian belajar tinggi seringkali

menurunkan anak memiliki kemandirian juga.

b) Pola asuh orang tua

Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan mempengaruhi

kemandirian belajar siswa. Orang tua terlalu banyak melarang atau

mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai dengan penjelasan

yang rasional akan menghambat kemandirian siswa. Sebaliknya, orang tua

yang menciptakan suasana aman dalam interaksi keluarganya akan dapat

mendorong kelancaran kemandirian belajar.

c) Sistem pendidikan di sekolah

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

13

Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan

demokratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi tanpa

argumentasi akan menghambat kemandirian belajar siswa. Demikian juga,

proses pendidikan yang banyak menekankan pentingnya pemberian sanksi

atau hukuman juga dapat menghambat kemandirian belajar siswa. Sebaliknya

proses pendidikan yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap

potensi anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetisi positif akan

memperlancar kemandirian belajar siswa.

d) Sistem kehidupan di masyarakat

Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan pentingnya

hierarki struktur sosial, merasa kurang aman atau mencekam serta kurang

menghargai manifestasi potensi siswa dalam kegiatan produktif dapat

menghambat kelancaran kemandirian siswa. Sebaliknya, lingkungan

masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi siswa dalam bentuk

berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hierarki akan merangsang dan mendorong

perkembangan kemandirian siswa.

2.3 Interaksi Sosial

Soerjono Soekanto (2012:55) “Interaksi sosial merupakan hubungan-

hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang

perorang, antarkelompok manusia, serta antara orang peroarang dan kelompok

manusia”. Proses sosial pada hakikatnya adalah pengaruh timbal balik antara

berbagai bidang kehidupan bersama, hakikat hidup bermasyarakat itu sebenarnya

adalah terdiri dari relasi-relasi yang mempertemukan mereka dalam usaha-usaha

bersama dalam aksi dan tindakan yang berbalas-balasan. Sehingga orang saling

menggapi tindakan mereka. Walgito (2010:11) “Interaksi sosial merupakan

Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak timbul

dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat adanya stimulus atau rangsang yang

mengenai individu atau organisme itu”. Perilaku atau aktivitas itu merupakan

jawaban atau respons terhadap stimulus yang mengenainya.

Menurut Sadjiarto (2010:5) “interaksi sosial adalah interaksi antar

berbagai segi kehidupan manusia, apabila orang per orang dan kelompok manusia

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

14

saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk hubungan tersebut”. Hasil

interaksi ini sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan

oleh pihak-Pihak yang terlibat dalam interaksi ini.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksut interaksi sosial adalah

kualitas hubungan antara satu orang dengan orang lain atau keeratan hubungan

antara individu dengan kelompok yang saling mempengaruhi sehingga terjadi

hubungan timbal balik dan pada akhirnya membentuk struktur sosial.

2.3.1 Syarat – Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soekanto (Pradiptasari, 2016), syarat-syarat terjadinya interaksi

sosial yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi

1) Kontak Sosial

Kontak sosial berasal dari bahasa Latin Con atau Cum (yang artinya

bersama-sama) dan tango yang artinya menyentuh). Jadi artinya secara

harfiah bersama-sama menyentuh. Secsra fisik, kontak sosial baru terjadi

apabila terjadi hubungan badaniah, sedangkan dalam gejala sosial tidak selalu

berarti hubungan badaniah. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negative.

Bersifat positif mengarah pada kerjasama, danyang bersifat negative

mengarah pada suatu pertentangan. Kontak sosial juga akan bersifat primer

dan sekunder apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan

berhadapan muka, Adapun kontak sekunder merupakankontak yang

memerlukan perantara.Apabila dengan perkembangan teknologi dewasa ini,

orang-orang dapat berhubungan satu dengan yang lainnya melalui telefon,

telegraf, radio, termasuk TV dan tdak memerlukan suatu hubungan badaniah.

2) Komunikasi

Komun ikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada

perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau

sikap), persaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Orang yang bersangkutan tersebut kemudian memberikan reaksi terhadap

perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya

komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan-persaan suatu kelompok

manusia atau orang-perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain atau

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

15

orang lainnya. Hal itu merupakan bahan untuk menentukan reaksi apa yang

akan dilakukannya.

2.3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi interaksi sosial

Interaksi sosial tidak akan terjadi jika manuasia mengadakan

hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak

berpengaruh terhadap dirinya sebagai akibat hubugan tersebut. Menurut

Sadjiarto (2010:5-6) Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada

berbagai faktor, antara lain:

a. Imitasi

Imitasi atau doroangan untuk meniru mempunyai peran penting dalam proses

interaksi sosial.

b. Sugesti

Sugesti timbul apabila seseorang menerima suatu pandangan atau sikap yang

berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

c. Indentifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang

untuk menjadi sama (identik atau serupa) dengan pihak lain

d. Simpati

Simpati merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak

lain.

2.3.3 Bentuk – bentuk interaksi sosial

Sadjiarto (2010:9-15) berpendapat bahwa bentuk-bentuk interaksi sosial ialah:

1. Kerja sama

Kerjasama timbul apabila orang menyadari, bahwa mereka mempunyai

kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup

pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi

kepentingan tersebut melalui kerja sama.

2. Pertikaian

Pertikaian (konflik) adalah suatu proses sosial dimana orang per orang

atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan

menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

3. Persaingan

Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses diamana orang per orang

atau kelompok manusia bersaing untuk mencari keuntungan melalui

bidang kehidupan yang menjadi pusat perhatian orang banyak, dengan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

16

jalan menarik perhatian publik tanpa menggunakan ancaman atau

kekerasan.

4. Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan

tanpa menghancurkan pihak lawan, sehingga lawan tersebut kehilangan

kepribadiannya.

2.3.4 Asperk – aspek interaksi sosial

Slamet Santoso (2010:184-185) mengemukakan aspek dalam proses interaksi

sosial adalah :

1. Motif/tujuan yang sama. Suatu kelompok tidak terbentuk secara spontan,

tetapi kelompok terbentuk atas dasar motif/tujuan yang sama

2. Suasana emosional yang sama. Jalan kehidupan kelompok, setiap

anggotamempunyai emosional yang sama. Motif/tujuan dan suasana

emosional yang sama dalam suatu kelompok disebut sentiment

3. Ada aksi interaksi. Tiap-tiap anggota kelompok saling mengadakan

hubungan yang disebut interaksi, membantu, atau kerjasama. Dalam

mengadakan interaksi, setiap anggota melakukan tingkah laku yang

disebut dengan aksi.

4. Proses segi tiga dalam interaksi sosial (aksi, interaksi dan sentimen)

kemudian menciptakan bentuk piramida dimana pimpinan kelompok

dipilih secara spontan dan wajar serta pimpinan menempati puncak

piramida tersebut.

5. Dipandang dari sudut totalitas, setiap anggota berada dalam proses

penyesuaian diri dengan lingkungan secara terus-menerus.

6. Hasil penyesuaian diri tiap-tiap anggota kelompok terhadap

lingkungannya tanpa tingkah laku anggota kelompok yang seragam.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

17

2.4 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Herlindawati, (2015) Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh kontrol diri, jenis kelamin, dan

pendapatan terhadap pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa Pascasarjana

Universitas Negeri Surabaya baik secara parsial maupun simultan. Penelitian yang

dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini

mahasiswa Pascasarajana Universitas Negeri Surabaya angkatan tahun 2014

sebanyak 910 dengan jumlah sampel sebanyak 278 mahasiswa yang terdiri atas

128 mahasiswa dan 150 mahasiswi. Metode analisis data menggunakan teknik

analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara

parsial kontrol diri dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap pengelolaan

keuangan pribadi mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya,

sedangkan jenis kelamin tidak memiliki pengaruh terhadap pengelolaan keuangan

pribadi mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Secara simultan

kontrol diri, jenis kelamin, dan pendapatan berpengaruh signifikan terhadap

pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri

Surabaya.

Penelitian Diniaty (2016) Pengaruh Karakteristtik Demografi dan

Karakteristik Personalia Terhadap Tingkat literasi Keuangan Mahasiswa Studi

Manajemen Universitas Maranatha. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan

menganalisis pengaruh variabel karakteristik demografi dan personalitas terhadap

tingkat literasi keuangan. Variabel karakteristik demografi terdiri dari usia, jenis

kelamin, pendapatan. Variabel kaakteristik personalia terdiri dari perilaku

keuangan dan sikap keuangan. Dalam penelitian ini popilas berasal dari

mahasiswa program studi manajemen Universitas Marantha. Target populasi yang

relevanadalah mahasiswa angkatan 2012 sampai 2014. Peneiti mengguakan

sampling bebas berstrata sebagai teknik pengambilan sampel yang mewakili

populasinya. Metode analisis data yang digunakan adalah model pengujian

struktural. Hasil peneitian menyimpulkan bahwa seluruh variabel karakteristik

demografi berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan. Untuk variabel

karakteristik persoalia, sikap keuangan berpengaruh terhadap tingkat literasi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

18

keuangan dan prilaku keuangan tidak berpengaruh terhadap tingkat literasi

keuangan.

2.5 Kerangka Berpikir

SMK Kristen BM Salatiga memiliki siswa yang heterogin dan belum

pernah dilakukan penelitian mengenai literasi keuangan. Literasi keungan

sebenarnya dapat dipengaruhi oleh kemandirian belajar dan interaksi sosial.

Kemandirian belajar dapat diartikan sebagai sifat serta kemampuan yang

dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar sendiri, yang didorong oleh

motif untuk menguasai sesuatu kompetensi yang telah dimiliki terutama mengenai

tentang keuangan dalam diri siswa. Semakin siswa mandiri dalam menggalih

informasi di sekolahan maupun diluar sekolah tentang pengelolaan keuangan

maka siwa mampu memilih kebutuhan yang dipilihnya seperti kebutuhan yang

mendesak maupun kebutuhan yang tidak mndesak. Siswa memperoleh

pengetahuan yang mereka dapatkan tentang keuangan lalu mereka

mengevalusainya sendiri maka siswa mampu mengelola keuangan pribadinya

demi mencukupi kebutuhannya. Tapi mereka yang tidak memiliki kemandiirian

belajar dengan mencari tahu tentang cara mengelola keuangan demi mencukupi

kebutuhan dirinya maka mereka tidak mampu mengelola keuangannya sendiri

bahkan cenderung kurang perduli tentang cara mengelola keuangannya.

kecerdasan yang dmiliki siswa dalam dirinya mampu membantu siswa untuk

membaca, menganalisis dan mengelola kondisi keuangan saat saat akan

mengambil keputusan keuangan untuk terhindari dari masalah keuangan

Interaksi sosial juga merupakan salah satu yang mempengaruhi literasi

keuangan seperti pengaruh dari teman sebaya, kebanyakan remaja hanya ikut –

ikut temannya seperti membeli brang yang tidak berguna bagi dirinya. Teman

sebaya juga mempengaruh cara siswa mengelola keuangannya dengan cara

bertukar pikiran dengan temannya cara menabung atau biasanya siswa mencari

tahu bagaimana cara temannya dapat mengelola keungannya sendiri untuk

memenuhi kebutuhannya.

Literasi keuangan seseorang dapat dilihat dari proses belajar sendiri atau

pengetahuan yang dimiliki dalam mengelola keuangan dan interaksi sosial yang

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

19

terjadi dapat berpengaruh dalam siskap terhdap keuangan pribadi yang akan

mempengaruhi perilaku keaunagan atau keputusan dalam mengelola keuangan.

Uraian tersebut dapat dikatakan kemandirian belajar dan interaksi sosial

mempunyai pengaruh terhadap literasi keuangan. Maka model hipotetis sebagai

beriku :

Gambar 2.1 Model Hipotetis Pengaruh Kemandirian Belajar dan Interaksi

Sosial Terhadap Literasi Keuangan Dikalangan Siswa Kelas 2 SMK Kristen

BM Salatiga

Keterangan :

X1 : kemandiirian belajar (independen)

X2 : interaksi sosial (independen)

Y : literasi keuangan (dependen)

: menyatakan pengaruh asosiatif

2.6 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara terhadap suatu

permasalahan yang dihadapi, dan harus dibuktikan kebenarannya, Nyoman Dantes

(2012: 28). Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis

dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut:

1. Hipotesis Kerja

Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar

terhadap literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM

Salataiga.

Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar

terhadap literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM

Salataiga.

(X1)

(Y)

(X2)

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Literasi Keuangan 2.1.1 ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14173/2/T1_162013036_BAB II... · 2.1.1 Pengertian Literasi Keuangan Kecerdasan yang

20

Hipotesis statistik

Ho : β = 0

H1 : β ≠ 0

2. Hipotesis Kerja

Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial terhadap

literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salataiga.

Tidak terdapat pengaruh yang signifikanantara teman sebaya terhadap

literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2 SMK Kristen BM Salataiga.

Hipotesis statistic

Ho : β = 0

H1 : β ≠ 0

3. Hipotesis Kerja

Terdapat Pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar dan

interaksi sosial terhadap literasi keuangan dikalangan siswa kelas 2

SMK Kristen BM Salataiga.

Tidak terdapat Pengaruh yang signifikan antara kemandirian belajar

dan interaksi soasialterhadap literasi keuangan dikalangan siswa kelas

2 SMK Kristen BM Salataiga.

Hipotesis statistik

Ho : β1, β2 = 0

H1 : β1, β2 ≠ 0