BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup...

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udang 2.1.1 Pengertian Limbah Tambak Udang Limbah merupakan hasil akvitas manusia yang berupa sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan, dengan kurang lebih 0,1% daripadanya berupa benda padat yang terdiri dari zat organik dan anorganik (Soemarwoto, 1992). Menurut peraturan pemerintah republik indonesia nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik) maupun industri yang mengandung zat-zat berbahaya yang dapat menganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Air limbah yang merupakan hasil sisa dari berbagai aktivias, oleh karena itu air limbah merupakan benda yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Air limbah yang tidak termanfaatkan masih memerlukan pengolahan. Limbah yang pengolahan kurang baik akan menyebabkan permasalahan lingkungan dan kehidupan makhluk hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia, hal ini dikarenakan banyak dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat adanya limbah (Agustira, Lubis, & Jamilah, 2013). Tambak merupakan kolam yang digunakan untuk memelihara ikan, udang atau hewan air lainnya yang dapat hidup di air payau. Limbah tambak udang

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Limbah Tambak Udang

2.1.1 Pengertian Limbah Tambak Udang

Limbah merupakan hasil akvitas manusia yang berupa sampah cair dari

suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah

dipergunakan, dengan kurang lebih 0,1% daripadanya berupa benda padat yang

terdiri dari zat organik dan anorganik (Soemarwoto, 1992). Menurut peraturan

pemerintah republik indonesia nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari

suatu usaha kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah

tangga (domestik) maupun industri yang mengandung zat-zat berbahaya yang

dapat menganggu kesehatan manusia dan lingkungan hidup.

Air limbah yang merupakan hasil sisa dari berbagai aktivias, oleh karena itu

air limbah merupakan benda yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Air limbah yang

tidak termanfaatkan masih memerlukan pengolahan. Limbah yang pengolahan

kurang baik akan menyebabkan permasalahan lingkungan dan kehidupan makhluk

hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya

terhadap kesehatan manusia, hal ini dikarenakan banyak dampak kesehatan yang

ditimbulkan akibat adanya limbah (Agustira, Lubis, & Jamilah, 2013).

Tambak merupakan kolam yang digunakan untuk memelihara ikan, udang

atau hewan air lainnya yang dapat hidup di air payau. Limbah tambak udang

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

12

merupakan cairan buangan yang berasal dari kolam yang dibangun untuk

budidaya udang (Sudarmo & Ranoemihardjo, 1992).

2.1.2 Kandungan Limbah Tambak Udang

Limbah budidaya udang dihasilkan dari pakan udang yang tidak

termanfaatkan. Limbah tersebut berupa limbah organik dalam bentuk hasil

metabolisme dan sisa pakan udang. Limbah hasil budidaya udang merupakan

limbah organik terutama dari pakan, feses dan bahan terlarut yang jika dibuang ke

perairan akan menganggu ekosistem di perairan tersebut. Pakan udang

menyediakan nitrogen 92%,, fosfor 51% dan bahan organik lainnya 40% (Dimas

Wahyu Meidi Vanto, 2016).

Pertumbuhan udang yang semakin meningkat akan semakin meningkat pula

pakan yang diberikan. Meningkatnya jumlah pakan maka limbah yang dihasilkan

akan meningkat pula. Limbah hasil budidaya udang menghasilkan kira-kira 35%

limbah organik, sisa pakan 15% dan sisa metabolisme udang 20%. Limbah yang

semakin meningkat akan mengalami proses dekomposisi (penguraian) yang akan

menghasilkan nitrit dan ammonia, karena tidak semua pakan dikonsumsi udang

(Wulandari, Widyorini, & Wahyu, 2015).

2.1.3 Karakteristik Limbah Tambak Udang

a. Karakter fisika

Karakter fisika yang penting dalam limbah tambak adalah total padatan

(total solid), suhu, warna dan bau. Total padatan meliputi padatan terlarut,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

13

terendam, terapung, tersuspensi dan koloid. Suhu tambak berkisar 40-46 0C.

Limbah cair tambak udang berwarna kuning keruh dan berbau busuk (Dimas

Wahyu Meidi Vanto, 2016)

b. Karakteristik kimia

Limbah tambak udang mengandung bahan organik yang terdiri dari protein,

karbohidrat dan bahan anorganik lain seperti nitrogen, fosfor dan ammonia.

Protein berasal dari sisa pakan udang. Dimas Wahyu Meidi Vanto (2016)

menyatakan bahwa limbah tambak udang bersifat basa dengan kisaran pH 7-9.

2.2 Pencemaran Sungai

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat

energi dan atau komponen lain ke dalam badan air oleh manusia, sehingga

kualitas air turun sampai pada tingkat tertentu dan menyebabkan air tidak dapat

berfungsi sesuai diperuntukannya (PP Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran air).

Pencemaran di sungai disebabkan oleh adanya pencemar organik dan

pencemar anorganik. Pencemar organik dapat meningkatkan BOD dalam sungai

yang mengindikasi penurunan kualitas air. Sumber pencemar berasal dari

pencemaran secara alamiah (dari alam) dan pencemaran antropogenik (kegiatan

manusia). Terjadinya peningkatan buangan air limbah serta sampah yang tidak

terkendali akan menyebabkan bertambahnya beban pencemar yang masuk ke

sungai, yang pada gilirannya akan mengakibatkan penurunan kualitas air sungai

(Rahman, Alim, & Utami, 2011).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

14

2.2.1 Parameter Air

Parameter yang digunakan untuk penentuan kualitas air yaitu :

a. Parameter fisika

1. Suhu

Suhu pada suatu badan air di pengaruhi musim, waktu dalam hari,

sirkulasi udara serta kedalaman badan air. Perubahan suhu suatu badan

air akan berpengaruh terhadap proses fisis, khemis dan biologi badan

air. Peningkatan suhu akan menyebabkan kecepatan metabolisme dan

respirasi ikan akan meningkat sehiingga meningkatnya pula konsumsi

oksigen, oleh karena itu oksigen terlarut dalam air akan menurun.

Kisaran suhu optimum bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan

berkisar 200C -30

0C (Effendi, 2003).

2. Total padatan

Total padatan akan meningkatkan kekeruhan pada air. Total padatan

ini tidak dapat larut dalam air dan tidak dapat mengendap secara

langsung serta ada yang dapat larut dalam air. Kandungan total

padatan dalam air dapat mengurangi penetrasi cahaya masuk ke dalam

air sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen dalam proses

fotosintesis (Fardiaz, 1995).

3. Warna

Warna ditimbulkan akibat adanya bahan organik dan bahan anorganik

yang masuk ke perairan, misalnya adanya plankton, humus dan ion-ion

logam. Bahan organik yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

15

telah mati menimbulkan warna kecoklatan. Warna dapat diamati secara

visual (langsung) dengan cara membandingkan dengan warna standar.

Warna perairan biasanya disebabkan peledakan (blooming)

fitoplankton (Effendi, 2003).

4. Kecerahan

Kecerahan pada peraiaran merupakan suatu keadaan yang menunjukan

kemampuan cahaya menempus kedalaman perairan. Kecerahan sangat

penting karena berkaitan dengan fotosistesis. Kecerahan air tergantung

pada warna dan kekeruhan pada perairan. Kekeruhan merupakan

ukuran transparansi pada suatu perairan (Effendi, 2003). Tingkat

kecerahan perairan menunjukan sejauh mana penetrasi cahaya

matahari menembus kolom perairan. Tingkat kecerahan sangat

dipengaruhi oleh kekeruhan, maka semakin tinggi kekeruhan perairan

maka semakin rendah tingkat kecerahan air, sehingga penetrasi cahaya

juga rendah (Nuriya, Hidayah, & Syah, 2010).

b. Parameter Kimia

1. pH

Air limbah yang dibuang ke suatu badan air akan menganggu

kehidupan hewan akuatik yang peka terhadap perubahan pH. Untuk

memenuhi syarat suatu kehidupan, air harus mempunyai kisaran pH

6,5-7,5. Asam basanya suatu perairan ditentukan oleh nilai pH

(Agustiningsih, 2012).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

16

2. Salinitas

Salinitas merupakan konsentrasi ion total yang terdapat di suatu

perairan. Nilai salinitas air tawar biasanya kurang dari 0,5%, perairan

payau antara 0,5%-30% dan perairan laut 30%-40%. Pada perairan

pesisir, nilai salinitas sangat dipengaruhi oleh masukan air tawar dari

sungai (Effendi, 2003).

3. Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar tanaman dan hewan

akuatik. Oksigen terlarut berasal dari hasil fotosintesis tanaman air dan

udara yang masuk ke dalam air. Oksigen terlarut di butuhkan semua

jasad makhluk hidup untuk proses metabolisme untuk pertumbuhan

(Salmin, 2005). Fardiaz (1995) menyatakan bahwa konsentrasi oksigen

terlarut berbanding terbalik dengan suhu. Semakin tinggi suhu air

semakin rendah konsentrasi oksigen. Rendahnya konsentrasi oksigen

terlarut akan menganggu kehidupan hewan-hewan perairan.

4. Kebutuhan oksigen kimia (Biochemiycal Oxygen Demand).

BOD merupakan jumlah oksigen yang digunakan mikroorganisme

untuk mendegradasi bahan organik dalam air. BOD dinyatakan dalam

mg/l atau ppm. Sumber BOD alami dalam air berasal dari pembusukan

tanaman dan kotoran hewan, sedangkan sumber BOD dari kegiatan

manusia berasal dari feses, urine, detergent, minyak dan lemak.

Semakin besar kadar BOD dalam suatu perairan merupakann indikasi

bahwa perairan tersebut tercemar. Kadar maksimun BOD yang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

17

diperkenankan untuk air minum dan kehidupan organisme akuatik

berkisar 2-12 mg/l (PP 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas

Air dan Pengendalian Pencemaran Air).

5. Kebutuhan oksigen kimiawi (Chemiycal Oxygen Demand, COD)

COD merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan agar bahan buangan

yang ada dalam air dapat teroksidasi secara kimiawi. Secara umum

kadar COD yang tinggi akan mencerminkan konsentrasi bahan organik

yang tinggi sehingga diperlukan oksigen yang tinggi dan menyebabkan

terjadi penurunan kadar oksigen dalam perairan. Semakin tinggi kadar

COD maka tingkat populasi perairan akan semakin rendah (Pribadi,

2005).

6. Nitrogen

Nitrogen dalam perairan berupa nitrogen organik dan anorganik.

Nitrogen organik terdiri dari ammonia (NH3), ammonium (NH4), nitrit

(NO2), nitrat (NO3) dan molekul nitrogen (N2) dalam bentuk gas.

Nitrogen organik berupa protein, asam amino dan urea. Ammonia

(NH3) dan garamnya mudah larut dalam air. Kadar ammonia bebas

tidak boleh melebihi 0,5 mg/l sementara bagi ikan kandungan

ammonia bebas adalah kurang dari 0,02 mg/l (PP 82 Tahun 2001

tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air).

Kadar ammonia yang tinggi mengindikasikan bahawa perairan tersebut

tercemar bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri

ataupun pupuk pertanian (Effendi, 2003).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

18

2.3 Makrozoobenthos

2.3.1 Pengertian Makrozoobenthos

Makrozoobenthos merupakan organisme akuatik yang hidup di dasar

perairan dan tinggal dalam suatu sedimen di perairan. Nybbakken (1992) dalam

Simamora (2009) mengatakan b habitat makrozoobenthos dikelompokan menjadi

infauna dan epifauna. Infauna merupakan makrozoobenthos yang hidup

terpendam dalam substrat perairan dengan cara menggali lubang. Kelompok

infauna mendominasi komunitas substrat yang lunak, sedangkan epifauna

merupakan makrozoobenthos yang hidup di permukaan dasar perairan dengan

pergerakan relatif lambat dan menempel pada substrat yang keras.

Makrozoobenthos menurut Odum (1994) dapat dimasukan ke dalam jenis

hewan makroinvertebrata. Taksa utama kelompok ini umumnya adalah insekta,

moluska, chaetopoda, crustaceae dan nematoda. Makrozoobenthos yang sering

ditemukan pada perairan adalah kelompok crustaceae, moluska dan insecta.

2.3.2 Pengelompokan Benthos

Berdasarkan ukurannya, Laili & Parson (1993) dalam Simamora (2009)

mengklasifikasikan zoobenthos menjadi dua kelompok besar yaitu

mikrozoobenthos dan makrozoobenthos. Berdasarkan kategori tersebut benthos

dapat dibagi atas :

1. Mikrofauna adalah hewan yang berukuran lebih kecil dari 0,1 mm dan

digolongkan ke dalam protozoa atau bakteri.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

19

2. Mesofauna adalah hewan yang berukuran 0,1 - 1,0 mm dan digolongkan

ke dalam beberapa kelas yaitu protozoa berukuran besar, crustacea yang

sangat kecil, cacing dan larva invertebrata.

3. Makrofauna adalah hewan berukuran lebih besar dari 1,0 mm dan

digolongkan ke dalam hewan moluska, echinodermata, crustasea serta

beberapa filum annelida.

Berdasarkan tempat hidupnya, zoobenthos dibagi atas dua kelompok, yaitu :

1. Epifauna merupakan hewan bentik yang hidup dan berasosiasi di

permukaan substrat.

2. Infauna merupakan hewan bentik yang hidup di dalam sedimen (substrat)

berupa lumpur atau pasir dengan cara menggali lubang (Simamora, 2009).

2.3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Makrozoobenthos

(Simamora, 2009) menyatakan bahwa sifat fisis dan khemis pada suatu

perairan sangat penting dalam suatu ekologi. Faktor biotik seperti

makrozoobenthos dan faktor abiotik seperti fisika kimia di perairan saling

berinteraksi. Faktor abiotik (fisika-kimia) perairan yang mempengaruhi kehidupan

makrozoobenthos adalah :

a. Suhu

Suhu merupakan parameter fisik yang sangat mempengaruhi pola kehidupan

organisme perairan, seperti distribusi, komposisi, kelimpahan dan mortalitas.

Peningkatan suhu air dapat mengakibatkan peningkatan kecepatan metabolisme

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

20

dan respirasi organisme air, sehingga mengakibatkan konsumsi oksigen juga

meningkat. Peningkatan suhu sebesar 100C dapat mengakibatkan peningkatan

konsumsi oksigen oleh organisme air 2-3 kali lipat (Effendi, 2003).

Dwi Novita Retnowati (2003) menyatakan organisme akuatik memiliki

kisaran suhu tertentu yang sesuai untuk pertumbuhannya. Semakin tinggi suhu,

maka semakin sedikit jumlah oksigen yang ada dalam perairan. Suhu yang

dianggap berbahaya bagi kehidupan makrozoobenthos adalah lebih dari 350C.

Suhu diatas 300C dapat menekan pertumbuhan makrozoobenthos.

b. pH (derajat keasaman)

pH merupakan faktor pembatas bagi organisme yang hidup di suatu

perairan. Perairan dengan pH yang terlalu tinggi atau rendah akan mempengaruhi

ketahanan hidup organisme yang hidup didalamnya (Odum, 1994).

Kehidupan organisme akuatik dipengaruhi oleh perubahan pH. Hewan

akuatik akan lebih toleran pada pH netral. pH yang ideal bagi kehidupan

organisme akuatik pada umumnya adalah 7 - 8,5. Kondisi pH yang terlalu asam

ataupun terlalu basa dapat menganggu kelangsungan hidup organisme karena

berpengaruh dalam proses metabolisme dan respirasi (Effendi, 2003).

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

21

Tabel 1.1Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan Nilai pH Pengaruh Umum

6,0-6,5 1. Keanekaragaman planton dan benthos sedikit menurun

2. Kemelimpahan total, biomassa dan produktivitas tidak mengalami

perubahan

1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan benthos semakin tampak

2. Kemelimpahan total, biomassa dan produktivitas masih belum mengalami

perubahan yang berarti

3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral

5,0-5,5 1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton dan

benthos semakin besar

2. Terjadi penurunan kemelimpahan total biomassa zoo-plankton dan benthos

3. Algae hijau berfilamen semakin banyak

4. Proses nitrifikasi terhambat

4,5-5,0 1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton dan

benthos semakin besar

2. Penurunan kemelimpahan total biomassa zoo-plankton dan benthos

3. Algae hijau berfilamen semakin banyak

4. Proses nitrifikasi terhambat

(Sumber : Effendi, 2003)

c. Salinitas

Perubahan salinitas akan memengaruhi keseimbangan di dalam tubuh

organisme melalui perubahan berat jenis air dan perubahan tekanan osmosis.

Semakin tinggi salinitas, semakin besar pula tekanan osmosisnya sehingga

organisme harus memiliki kemampuan beradaptasi terhadap perubahan salinitas

sampai batas tertentu melalui mekanisme osmoregulasi. Osmoregulasi yaitu

kemampuan mengatur konsentrasi garam atau air di cairan internal. Kisaran

salinitas yang dianggap layak bagi kehidupan makrozoobentos berkisar 15-45 %,

karena pada perairan yang bersalinitas rendah maupun tinggi dapat ditemukan

makrozoobentos seperti siput, cacing (Annelida) dan kerang-kerangan (Marpaung,

2013).

d. DO (Oksigen terlarut)

Disolved Oxygen atau DO adalah oksigen terlarut yang ada dalam perairan.

DO dibutuhkan oleh organisme perairan terutama untuk proses respirasi. Oksigen

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

22

terlarut dalam air dipengaruhi oleh suhu, semakin tinggi suhu maka semakin

rendah konsentrasi oksigen terlarut sedangkan semakin rendah suhu akan semakin

tinggi konsentrasi oksigen terlarut (Simamora, 2009).

Air pada perairan tercemar, memiliki oksigennya sangat rendah.

Dekomposisi dan oksidasi bahan organik dapat memicu pengurangan kadar

oksigen terlarut hingga mencapai nol (anaerob). Peningkatan suhu 10C dapat

meningkatkan konsumsi O2 sekitar 10% (Effendi, 2003).

Kelarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat pada suhu 00C yaitu

sebesar 14,16 mg/l. Kehidupan dalam suatu perairan dapat bertahan jika oksigen

terlarut minimum 5 mg/l selebihnya bergantung pada ketahanan organisme,

kehadiran pencemaran, derajat keaktifan, dan suhu (Simamora, 2009).

Keberadaan oksigen terlarut dalam substrat dapat berkurang disebabkan

karena banyaknya plankton dalam perairan tersebut. Tingginya jumlah bahan

organik dan populasi bakteri pada sedimen dapat menyebabkan besarnya

kebutuhan oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut pada perairan alami kurang dari

10 mg/l (Effendi, 2003).

e. Jenis substrat

Jenis substrat berkaitan dengan kandungan oksigen dan ketersediaan nutrien

dalam sedimen di suatu perairan. Substrat yang berupa pasir memiliki kandungan

oksigen yang lebih besar daripada dengan substrat yang halus, hal ini dikarenakan

substrat berpasir memiliki pori udara yang memungkinkan terjadinya

pencampuran yang lebih intensif dengan air di atasnya akan tetapi untuk substrat

pasir memiliki kandungan nutrien yang lebih rendah dari pada substrat halus.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

23

Substrat yang halus memiliki oksigen yang tidak begitu banyak akan tetapi

nutrien yang terkandung dalamnya memiliki jumlah yang cukup besar . Substrat

lumpur maupun berpasir merupakan habitat yang disukai untuk kehidupan

makrozoobenthos. Benthos tidak menyukai dasar perairan yang berupa batuan,

tetapi jika dasar perairan tersebut kaya akan bahan organik , maka habitat tersebut

akan kaya makrozoobenthos (Marpaung, 2013).

2.4 Sumber Belajar

Pembelajaran merupakan serangkaian proses kerja sama antara guru dan

siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada, baik potensi

yang bersumber dari dalam diri siswa seperti minat, bakat dan kemampuan dasar

yang dimiliki maupun potensi yang ada di luar diri siswa seperti lingkungan.

Sarana dan sumber belajar dimanfaatkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan

belajar tertentu. Sebagai suatu proses kerja sama pembelajaran menitikberatkan

pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja demi mencapai tujuan pembelajaran

yang telah ditentukan. Kesadaran dan keterpahaman guru maupun siswa akan

tujuan yang harus dicapai dalam proses pembelajaran merupakan syarat mutlak

yang tidak bisa ditawar sehingga dalam prosesnya guru dan siswa mengarah pada

tujuan yang sama (Pratiwi, 2014).

Sumber belajar menurut Lindiani (2009) merupakan segala sesuatu hal yang

ada di lingkungan sekitar yang secara fungsional dapat membantu optimalisasi

hasil belajar. Sumber belajar berupa data, orang dan barang yang dipergunakan

sendiri ataupun kelompok untuk mempermudah proses belajar mengajar.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

24

Sujadwo (1989) menjelaskan bahwa sumber belajar biologi merupakan

segala sesuatu baik benda maupun gejala yang dapat dipergunakan untuk

mendapatkan pengalaman untuk memecahan suatu permasalahan biologi. Sumber

belajar biologi dalam proses pembelajaran biologi dapat diperoleh di sekolah

ataupun di luar sekolah. Penggunaan sumber belajar biologi sebagai bahan ajar

tergantung dari macam sumber belajarnya.

2.4.1 Poster

Poster adalah media yang dibuat dengan tujuan untuk menangkap perhatian

orang, akan tetapi didalamnya terdapat gagasan yang berarti untuk diingatnya.

Poster salah satu bentuk publikasi dua dimensional yang digunakan untuk

menyajikan informasi, data, jadwal, atau penawaran dan juga dapat digunakan

untuk mempromosikan orang, acara, tempat, produk, perusahaan, jasa atau

organisasi (Supriyono, 2010).

Kriteria desain poster menurut Supriyono (2010) adalah :

a. Poster dibuat besar sehingga terbaca dari jarak yang diperkirakan. Poster

berukuran (sekitar 10-15 kali lebar poster) jika lebar poster 30 cm maka harus

terbaca dari jarak sekitar 3-4,5 meter.

b. Layout harus dibuat simpel agar tidak membingungkan pembaca.

c. Informasi yang dimasukan merupakan informasi dibutuhkan pembaca misalnya

tanggal, jam, tempat, harga tiket, kontak person, dan sebagainya.

d. Ada salah satu elemen yang harus dominankan baik judul ataupun ilustrasi

sehingga sekilas dapat menarik perhatian.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

25

e. Berisikan satu informasi penting dan ditonjolkan dengan ukuran, warna, atau

value (kontras).

f. Menampilkan unsur seni yang sesuai dengan pesan atau informasi yang

diberikan.

g. Font dan elemen visual disusun dalam urutan yang logis ( dibaca dari kiri

kekanan dan dari atas kebawah).

h. Foto hendaknya dipilih yang tidak lazim dan bila perlu di crop agar lebih

terlihat jelas.

i) Huruf untuk poster sebaiknya tebal dengan warna-warna kontras sehingga

terlihat dari kejauhan.

Poster menurut Supriyono (2010) bertujuan menyampaikan informasi secara

jelas dan mudah dipahami, menciptakan design yang seketika dapat dibaca dan

dipahami, menciptakan disain yangg mudah dibaca , menyajikan informasi yang

penting yang dibutuhkan pembaca, menyusun informasi dengan urutan yang

mudah diikuti, menyusun elemen visual secara hierarki dan menyatu, menyusun

elemen-elemen poster berdasarkan prinsip-prinsip desain grafis, membuat desain

yang sesuai dengan subjek, audiens, dan lingkungannya, mengekspresikan spirit

dari subjek atau pesan yang disampaikan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Tambak Udangeprints.umm.ac.id/38098/3/BAB II.pdf · hidup sekitar. Air limbah yang tanpa pengolahan dengan baik saat bahaya terhadap kesehatan manusia,

26

2.5 Kerangka konseptual

Limbah tambak udang

(protein, karbohidrat,

lemak, amonia)

Tidak diolah secara intensif/ tidak IPAL

Limbah di buang ke sungai Kali Jeruk

Mempengaruhi lingkungan

perairan

Faktor fisis (warna, suhu,

kecerahan, total solid)

Mempengaruhi

keanekaragaman

makrozoobenthos

Keanekaragaman Keseragaman Dominansi

Komunitas

makrozoobenthos

Sumber belajar

berupa poster

Faktor khemis (DO, salinitas,

ammonia, pH)