BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut usia...2) Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun.3) Usia tua...

24
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut usia 2.1.1 Pengertian lanjut usia Lanjut usia (lansia) memiliki definisi mereka yang berusia 65 tahun ke atas dan termasuk golongan tidak produktif. WHO mendefiniskan lansia sebagai elderly (usia lanjut) melalui 3 kategori yaitu: pertama, kronologis; berkaitan dengan usia yang didefinisikan berusia 65 tahun ke atas. Kedua, perubahan peran sosial; berhubungan dengan perubahan status yaitu pensiunan atau posisi dalam bagan keluarga. Ketiga, perubahan kemampuan; melihat perubahan dari karakter fisik (WHO, 2014). Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa tren dan isu pada lansia, di antaranya: pertama, perubahan perilaku; pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku, di antaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi. Lansia sering menyebabkan peningkatan sensitivitas emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah. Kedua, pembatasan aktivitas fisik;

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanjut usia...2) Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun.3) Usia tua...

  • 11

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Lanjut usia

    2.1.1 Pengertian lanjut usia

    Lanjut usia (lansia) memiliki definisi mereka yang

    berusia 65 tahun ke atas dan termasuk golongan tidak

    produktif. WHO mendefiniskan lansia sebagai elderly (usia

    lanjut) melalui 3 kategori yaitu: pertama, kronologis;

    berkaitan dengan usia yang didefinisikan berusia 65 tahun

    ke atas. Kedua, perubahan peran sosial; berhubungan

    dengan perubahan status yaitu pensiunan atau posisi

    dalam bagan keluarga. Ketiga, perubahan kemampuan;

    melihat perubahan dari karakter fisik (WHO, 2014).

    Menurut Mubarak (2009), terdapat beberapa tren dan

    isu pada lansia, di antaranya: pertama, perubahan

    perilaku; pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan

    perilaku, di antaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering

    menarik diri, ada kecenderungan penurunan merawat diri,

    timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik

    lagi. Lansia sering menyebabkan peningkatan sensitivitas

    emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber

    banyak masalah. Kedua, pembatasan aktivitas fisik;

  • 12

    semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami

    kemunduran, terutama di bidang kemampuan fisik yang

    dapat mengakibatkan penurunan pada peranan sosialnya.

    Hal ini mengakibatkan timbulnya gangguan dalam hal

    mencukupi kebutuhan hidupnya, sehingga dapat

    meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan

    orang lain. Ketiga, kesehatan mental; selain mengalami

    kemunduran fisik, lansia juga mengalami kemunduran

    mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya

    akan semakin berkurang dan dapat mengakibatkan

    berkurangnya integrasi dengan lingkungannya.

    Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena

    usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan,

    dan sosial, serta perubahan ini akan memberikan

    pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk

    kesehatannya. Oleh karena itu, kesehatan manusia lanjut

    perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap

    dipelihara dan ditingkatkan agar selama mungkin dapat

    hidup secara produktif sesuai dengan kemampuannya

    (Fatimah, 2010). Usia lanjut adalah sesuatu yang harus

    diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis.

    Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang

    berakhir dengan kematian (Hutapea, 2005). Usia lanjut

  • 13

    adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari

    (Azwar, 2006). Lanjut usia adalah proses menghilangnya

    secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

    memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan

    struktur dan fungsi normal, ketahanan terhadap injury

    termasuk adanya infeksi (Mubarak, 2011).

    Menurut WHO dalam Mubarak (2011), pembagian

    umur mengenai lanjut usia meliputi :

    1) Usia pertengahan (middle age) ialah kelompok usia

    45 sampai 59 tahun.

    2) Usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun.

    3) Usia tua (old) antara 75-90 tahun.

    4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

    2.1.2 Proses Menua (Aging Process)

    Menua adalah suatu proses menghilangnya secara

    perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki

    diri dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak

    dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

    kerusakan yang diderita (Nugroho, 2008). Fungsi tubuh

    dapat hilang seluruhnya seperti fungsi reproduktif pada

    wanita, atau fungsi tubuh dapat menurun sampai

    beberapa tingkatan seperti yang terjadi pada fungsi

  • 14

    muskuloskletal atau ginjal. Terkait dengan penurunan

    fungsi tersebut, lansia menjadi lebih rentan terkena

    penyakit dan masalah kesehatan (Nugroho, 2008).

    Proses menua (aging) berdampak pada penurunan

    kondisi fisik, biologis, psikologis maupun sosial yang

    saling berinteraksi satu sama lainnya. Keadaan ini

    cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan

    secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus

    pada lansia. Perjalanan penyakit pada lansia mempunyai

    ciri sendiri, yaitu bersifat menahun, semakin berat dan

    sering kambuh. Penyakit degeneratif seperti penyakit

    jantung dan pembuluh darah, penyakit gangguan

    metabolik, dan penyakit keganasan merupakan penyakit

    yang banyak ditemui pada lansia. Menurut Nugroho

    (2008), proses penuaan merupakan suatu proses biologis

    yang kompleks:

    1) Adanya perubahan dalam tubuh yang terprogram oleh

    jam biologis (biological clock).

    2) Terjadinya aksi dari zat metabolik akibat mutasi

    spontan, radikal bebas dan adanya kesalahan di

    molekul DNA.

    3) Perubahan yang terjadi di dalam sel dapat primer

    akibat gangguan sistem.

  • 15

    2.1.3 Ciri-ciri Lansia

    Hurlock (2011), menguraikan perubahan-perubahan

    dalam periode lansia ke dalam beberapa kategori sebagai

    berikut:

    1. Perubahan penampilan

    Perubahan-perubahan penampilan yang umum

    terjadi dalam periode lansia menurut Hurlock (2011),

    meliputi:

    1) Perubahan pada daerah kepala

    a. Hidung menjulur lemas.

    b. Bentuk mulut berubah akibat hilangnya gigi

    atau karena terus menggunakan gigi palsu.

    c. Mata kelihatan pudar, dan tak bercahaya dan

    sering mengeluarkan cairan.

    d. Dagu berlipat dua atau tiga.

    e. Pipi berkerut, longgar dan bergelombang.

    f. Kulit berkerut dan kering, berbintik hitam,

    banyak tahi lalat dan ditumbuhi kutil.

    g. Rambut menipis, berubah menjadi putih atau

    abu-abu dan kaku, tumbuh rambut halus

    dalam hidung, telinga dan pada alis.

    2) Perubahan pada daerah tubuh.

    a. Bahu membungkuk dan tampak mengecil.

  • 16

    b. Perut membesar dan membuncit.

    c. Pinggul tampak melebar daripada sebelumnya

    dan mengendur.

    d. Garis pinggang melebar, menjadikan badan

    tampak seperti terisap.

    e. Payudara, bagi wanita menjadi kendur dan

    melorot.

    3) Perubahan pada daerah persendian

    a. Pangkal tangan menjadi kendor dan terasa

    berat, sedangkan ujung tangan tampak

    mengerut.

    b. Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik

    menonjol, terutama yang ada di sekitar

    pergelangan kaki.

    c. Tangan menjadi kurus kering dan pembuluh

    vena di sepanjang bagian belakang tangan

    menonjol.

    d. Kaki membesar karena otot-otot mengendor,

    timbul benjolan-benjolan, ibu jari

    membengkak, dan bisa meradang serta timbul

    kelosis.

    e. Kuku dan tangan dari kaki menebal, mengeras

    dan mengapur.

  • 17

    4) Perubahan fungsi fisiologis

    Terjadi perubahan pada fungsi organ. Pengaturan

    temperatur badan dipengaruhi oleh memburuknya

    sistem pengaturan organ-organ. Orang yang

    sudah tua tidak akan tahan terhadap temperatur

    yang sangat panas atau yang sangat dingin. Hal

    ini disebabkan oleh menurunnnya fungsi

    pembuluh darah pada kulit, berkurangnya tingkat

    metabolisme dan menurunnya kekuatan otot-otot

    juga mengakibatkan pengaturan suhu badan

    menjadi sulit.

    5) Perubahan panca indera

    Pada usia lanjut fungsi seluruh organ

    penginderaan kurang mempunyai sensitivitas dan

    efisiensi kerja dibanding yang dimiliki oleh orang

    yang lebih muda. Hal ini dapat dilihat dengan

    menurunnya ketajaman penglihatan dan

    pendengaran yang ditandai dengan penggunaan

    alat bantu untuk mengoptimalkan fungsi alat-alat

    indera.

    6) Perubahan seksual

    Masa berhentinya reproduksi keturunan

    (klimaterik) pada pria datang lebih lama dibanding

  • 18

    masa menopause pada wanita, dan memerlukan

    masa yang lebih lama. Pada umumnya ada

    penurunan potensi seksual selama usia enam

    puluhan, kemudian berlanjut sesuai dengan

    bertambahnya usia.

    2. Perubahan kemampuan motorik

    Hurlock (2011), menambahkan bahwa terjadi juga

    perubahan- perubahan pada kemampuan motorik di

    usia lanjut, yaitu :

    1) Kekuatan

    Penurunan kekuatan yang paling nyata dirasakan

    lansia adalah pada kelenturan otot-otot tangan

    bagian depan dan otot-otot yang menopang

    tegaknya tubuh. Seorang lansia menjadi lebih

    cepat letih dan membutuhkan waktu yang relatif

    lama untuk memulihkan diri dan rasa letih

    dibandingkan dengan orang yang lebih muda.

    2) Kecepatan

    Penurunan kecepatan motorik pada lansia diukur

    berdasarkan waktu reaksi dan ketrampilan dalam

    gerakan-gerakan seperti menulis dengan tangan,

  • 19

    kecepatan motorik akan sangat menurun setelah

    usia enam puluhan.

    3) Kemampuan belajar ketrampilan baru

    Bahkan pada waktu orang usia lanjut percaya

    bahwa belajar ketrampilan baru akan

    menguntungkan pribadi mereka, mereka lebih

    lambat dalam belajar dibanding orang yang lebih

    muda dan hasil akhirnya cenderung urang

    memuaskan.

    4) Kekakuan

    Lansia cenderung menjadi canggung dan kagok,

    yang menyebabkan sesuatu yang dibawa dan

    dipegangnya tertumpah dan jatuh dan melakukan

    sesuatu dengan tidak hati-hati, dan dikerjakan

    secara tidak teratur. Kerusakan dalam

    keterampilan motorik terjadi dengan susunan

    terbalik, terhadap keterampilan yang telah

    dipelajari.

    3. Perubahan kemampuan mental (Hurlock, 2011)

    Perubahan mental pada lansia, terdiri dari

    perubahan ingatan. Kenangan (memory) terdiri dari

    kenangan jangka panjang (berjam-jam sampai

    berhari-hari yang lalu mencakup beberapa

  • 20

    perubahan), dan kenangan jangka pendek atau

    seketika (0-10 menit, kenangan buruk). Perubahan–

    perubahan mental pada lansia berkaitan dengan 2 hal

    yaitu kenangan dan intelegensia. Lansia akan

    mengingat kenangan masa terdahulu namun sering

    lupa pada masa yang baru, sedangkan intelegensia

    tidak berubah namun terjadi perubahan dalam gaya

    membayangkan.

    4. Aspek psikologis pada penuaan (Hurlock, 2011)

    Aspek psikologis pada penuaan pada lansia tidak

    dapat langsung tampak salah pengertian yang umum

    tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai

    kemampuan memori dan kecerdasan mental yang

    kurang adalah benar bahwa banyak lansia

    mempunyai cara yang berbeda dalam memecahkan

    masalah bahkan mereka dapat melakukannya

    dengan baik meskipun kondisinya telah menurun.

    Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwa lansia

    mengalami kemunduran mental yang substansial atau

    luas.

  • 21

    2.1.4 Penggolongan dan kondisi lansia

    Dilihat dari usia dan aktifitasnya, Wold (2012) membagi

    lansia menjadi tiga golongan, yaitu:

    1. Young-old

    1) Kondisi umum: Usia antara 60-75, relatif sehat,

    makmur, bebas dari tanggung jawab tradisional

    akan pekerjaan dan keluarga, berpendidikan, aktif

    dalam hal politik.

    2) Kebutuhan tempat tinggal: Komunitas pensiunan,

    komunitas orang dewasa.

    3) Kemampuan : Mandiri dan aktif.

    4) Tipikal kegiatan: Inisiatif pribadi, kegiatan sosial,

    bersenang-senang, rekreasi berhubungan dengan

    kesehatan dan kemakmuran.

    2. Old

    1) Kondisi umum: Sekitar 75-84 tahun atau lebih,

    membutuhkan pelayanan sosial yang mendukung,

    membutuhkan fitur-fitur spesial pada lingkungan

    fisik seiring dengan masalah-masalah kesehatan

    yang berkembang pada diri mereka.

    2) Kebutuhan tempat tinggal: Perawatan untuk

    sekumpulan orang, Pusat perawatan berkelanjutan,

    perawatan di area kediaman.

  • 22

    3) Kemampuan: Semi-independen, Semi-aktif (dalam

    kelompok).

    4) Tipikal kegiatan: Inisiatif sendiri dan kelompok,

    cenderung menetap, sosial berhubungan dengan

    kesehatan dan kemakmuran.

    3. Very old

    1) Kondisi umum: Sekitar 85 ke atas, membutuhkan

    pelayanan sosial yang mendukung, membutuhkan

    fitur-fitur special pada lingkungan fisik seiring

    dengan masalah-masalah kesehatan yang

    berkembang pada diri mereka.

    2) Kebutuhan tempat tinggal: Rumah perawatan,

    perawatan residen, perawatan pribadi.

    3) Kemampuan : Sangat bergantung pada orang lain,

    pasif (pergerakan terbatas), memiliki kebutuhan

    lebih untuk perawatan kesehatan.

    4) Tipikal kegiatan : Terbatas (inisiatif orang lain),

    berkelompok, menetap, sosial, therapeutic.

    Semakin meningkat usia seseorang, terjadi

    perubahan fisik, mental dan psikologis. Secara biologis,

    gejala-gejalanya antara lain adalah melambatnya

    proses berpikir, berkurangnya daya ingat (short

    memory lost), kurangnya kegairahan, perubahan pola

  • 23

    tidur fungsi-fungsi tubuh tidak dapat lagi berfungsi

    dengan baik dan penggeseran libido, yang berarti akan

    membutuhkan bantuan orang lain untuk melakukan

    berbagai aktivitas, dan akan mengalami penyakit

    degenerative. Hal ini menyebabkan lansia akan

    membutuhkan perhatian ekstra dari orang-orang

    sekitarnya, baik anak, cucu ataupun sebayanya.

    Peningkatan ini juga diiringi dengan perubahan

    psikologis dan sosiologis di mana kualitas hidup

    mereka semakin turun, terjadi penurunan kapasitas

    mental, perubahan peran sosial, kepikunan (demensia),

    deperesi, belum lagi manifestasi komplek dari depresi.

    Gejala-gejala ini akan terjadi secara progresif dimulai

    pada usia 40 tahun (Wold, 2012).

    2.2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian lanjut

    usia

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian lanjut usia

    menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (2005) terdiri dari dua

    faktor, yaitu: faktor kesehatan dan faktor sosial.

    1. Faktor kesehatan

    Faktor kesehatan meliputi kesehatan fisik dan kesehatan

    psikis. Faktor kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia

  • 24

    dan daya tahan fisik terhadap serangan penyakit sedangkan

    faktor kesehatan psikis meliputi penyesuaian terhadap

    kondisi lanjut usia.

    1) Kesehatan fisik

    Pada umumnya disepakati bahwa kebugaran dan

    kesehatan mulai menurun pada usia setengah baya.

    Penyakit-penyakit degenerative mulai menampakkan diri

    pada usia ini (Depkes dan Kesejahteraan Sosial, 2001).

    Pada lanjut usia juga mengalami penurunan kekuatan

    fisik, pancaindra, potensi dan kapasitas intelektual.

    Dengan demikian, orang lanjut usia harus menyesuaikan

    diri kembali dengan keadaan penurunan tersebut.

    Penurunan fisik dapat terlihat dengan perubahan fungsi

    tubuh serta organ.

    Perubahan biologis ini terjadi pada massa otot yang

    berkurang, penurunan pancaindra, kemampuan motorik

    yang menurun yang dapat menyebabkan usia lanjut

    menjadi lamban dan kurang aktif, penurunan fungsi sel

    otak yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka

    pendek, melambannya proses informasi, kesulitan

    bahasa dan mengenal benda-benda, kegagalan

    melakukan aktivitas bertujuan (apraksia) dan gangguan

    dalam menyusun rencana, mengatur sesuatu,

  • 25

    mengurutkan, daya abstraksi yang dapat mengakkibatkan

    kesulitan dalam melakukan aktivitas sehair-hari yang di

    sebut demensia atau pikun (Depkes, 2003), sehingga

    keluhan yang sering terjadi adalah mudah letih, mudah

    lupa, gangguan saluran pencernaan, saluran kencing dan

    fungsi indra dan menurunnya konsentrasi.

    2) Kesehatan psikis

    Masalah psikologi yang dialami oleh golongan lansia

    ini pertama kali mengenai sikap mereka sendiri terhadap

    proses menua yang mereka hadapi, antara lain

    kemunduran badaniah atau dalam kebingungan untuk

    memikirkannya. Hal-hal tersebut dapat menjadi stressor,

    yang kalau tidak di cerna dengan baik akan menimbulkan

    masalah atau menimbulkan stress dalam berbagai

    manifestasinya (Depkes dan Kesejahteraan Sosial,

    2001).

    Menurunnya kondisi psikis juga ditandai dengan

    menurunnya fungsi kognitif, adanya penurunan fungsi

    kognitif dan psiko motorik pada diri orang lanjut usia

    makan akan timbul beberapa kepribadian lanjut usia (sifat

    stereotype) sebagai berikut: 1). Tipe kepribadian

    konstruktif, orang yang mempunyai integritas baik, dapat

    menikmati hidupnya, mempunyai toleransi tinggi

  • 26

    humoristik, fleksibel, tahu diri. 2). Tipe ketergantungan

    (dependent), orang lansia ini masih dapat diterima di

    tengah masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi,

    masih tahu diri, tidak mempunyai inisiatif dan bertindak

    tidak praktis. 3). Tipe Defensive, orang ini biasanya

    dahulu mempunyai pekerjaan/jabatan yang tidak stabil,

    bersifat menolak bantuan, emosi tidak terkontrol,

    memegang teguh pada kebiasaannya, bersifat kompulsif

    aktif. 4). Tipe bermusuhan (hostility), mereka menanggap

    orang lain yang menyebabkan kegagalannya, selalu

    mengeluh, bersifat agresif, curiga. 5). Tipe

    membenci/menyalahkan diri sendiri (self haters), orang ini

    bersifat kritis terhadap diri sendiri dan menyalahkannya,

    tidak mempunyai ambisi, mengalami penurunan kondisi

    sosio-ekonomi (Darmojo, 2006).

    2. Faktor sosial

    Sosialisasi lanjut usia mengalami kemunduran

    setelah terjadinya pemutusan hubungan kerja atau

    tibanya saat pensiun. Teman-teman kerja yang biasanya

    menjadi curahan segala masalah sudah tidak dapat di

    jumpai setiap hari, lebih-lebih lagi ketika teman

    sebaya/sekampung sudah lebih dulu meninggalkannya.

    Sosialisasi yang dapat di lakukan adalah dengan

  • 27

    keluarga dan masyarakat yang relatif berusia muda

    (Hardywinoto dan Setiabudhi, 2005).

    Pada umumnya hubungan sosial yang dilakukan para

    lanjut usia adalah karena mereka mengacu pada teori

    pertukaran sosial. Dalam teori pertukaran sosial sumber

    kebahagiaan manusia umumnya berasal dari hubungan

    sosial. Hubungan ini mendatangkan kepuasan yang

    timbul dari perilaku orang lain. Pekerjaan yang di lakukan

    seorang diri pun dapat menimbulkan kebahagiaan seperti

    halnya membaca buku, membuat karya seni, dan

    sebagainya, karena pengalaman-pengalaman tadi dapat

    di komunikasikan dengan orang lain (Suhartini, 2004).

    2.3 Kemandirian

    Kemandirian pada lansia dapat dilihat dari kualitas

    kesehatan mental dan kualitas hidup yang dinilai dari

    kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari.

    Namun, seiring dengan pertambahan usia, lansia akan

    mengalami proses degeneratif baik dari segi fisik maupun segi

    mental. Menurunnya derajat kesehatan dan kemampuan fisik

    akan mengakibatkan orang lanjut usia secara perlahan menarik

    diri dari hubungan dengan masyarakat sekitar. Hal ini dapat

    menyebabkan interaksi sosial menurun (Fitria, 2011).

  • 28

    Seorang lansia yang mandiri menurut Darmojo (2006) adalah

    mampu mengidentifikasi sepuluh kebutuhan dasar lansia

    sebagai berikut :

    1) Makanan cukup dan sehat (Healthy food).

    2) Pakaian dan kelengkapannya (Cloth and common

    accessories).

    3) Perumahan/tempat tinggal/tempat berteduh (Homes, a place

    to stay).

    4) Perawatan dan pengawasan kesehatan (Health care,

    facilities).

    5) Bantuan teknis praktis sehari-hari/bantuan hukum (Technical,

    judicial assistance).

    6) Transportasi umum bagi lansia (Facilities for public

    transportasi, etc).

    7) Kunjungan, teman bicara/informasi (Visits, companies,

    information, etc).

    8) Rekreasi dan hiburan sehat yang lain (Recreational activities,

    picnics, etc).

    9) Rasa aman dan tentram (Safety feeling).

    10) Bantuan alat-alat panca indra seperti kacamata, hearing aid

    (other assistance/aid).

    Fungsi kemandirian pada lansia mengandung pengertian

    yaitu kemampuan yang dimiliki oleh lansia untuk tidak tergantung

  • 29

    pada orang lain dalam melakukan aktivitasnya, semuanya

    dilakukan sendiri dengan keputusan sendiri dalam rangka

    memenuhi kebutuhannya (Alimul, 2004)

    Kemandirian pada lansia sangat penting dalam merawat

    dirinya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia. Meskipun

    sulit bagi anggota keluarga yang lebih muda untuk menerima

    orangtua melakukan aktivitas sehari-hari secara lengkap dan

    lambat, dengan pemikiran dan caranya sendiri. Lansia diakui

    sebagai individu yang mempunyai karakteristik yang unik, oleh

    sebab itu perawat membutuhkan pengetahuan untuk memahami

    kemampuan lansia untuk berpikir, berpendapat dan mengambil

    keputusan untuk meningkatkan kesehatannya (Kozier, 2004).

    Kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas dasar secara

    mandiri dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor

    dari dalam diri meliputi umur, kesehatan fisiologis, fungsi kognitif,

    fungsi psikologis, stress (Potter & Perry, 2005). Dampak

    Penurunan kemandirian adalah lansia akan lebih rentan

    terhadap serangan penyakit (Hardywinoto dan Setiabudhi,

    2005).

    Setiap orang memiliki kebutuhan hidup seperti pangan,

    sandang, papan, kenyamanan, ketentraman dan sebagainya.

    Orang lanjut usia juga memiliki kebutuhan hidup yang sama agar

    dapat hidup sejahtera. Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara

  • 30

    lain kebutuhan akan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan

    kesehatan secara rutin, perumahan yang sehat dan kondisi

    rumah yang tentram dan aman, kebutuhan-kebutuhan sosial

    seperti bersosialisasi dengan semua orang dalam segala usia,

    sehingga mereka mempunyai banyak teman yang dapat diajak

    berkomunikasi, membagi pengalaman, memberikan pengarahan

    untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan tersebut diperlukan oleh

    lanjut usia agar dapat mandiri.

    Kebutuhan tersebut sejalan dengan pendapat Maslow yang

    menyatakan bahwa kebutuhan manusia meliputi (1) Kebutuhan

    fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik atau biologis

    seperti pangan, sandang, papan, seks dan sebagainya. (2)

    Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan akan

    rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun batiniah

    seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan,

    kemandirian dan sebagainya (3) Kebutuhan sosial (social needs)

    adalah kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkomunikasi

    dengan manusia lain melalui paguyuban, organisasi profesi,

    kesenian, olah raga, kesamaan hobby dan sebagainya (4)

    Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan

    harga diri untuk diakui akan keberadaannya, dan (5) Kebutuhan

    aktualisasi diri (self actualization needs) adalah kebutuhan untuk

    mengungkapkan kemampuan fisik, rohani maupun daya pikir

  • 31

    berdasar pengalamannya masing-masing, bersemangat untuk

    hidup, dan berperan dalam kehidupan (Hariyono, 2014).

    2.4 Definisi Panti Sosial Wredha

    Panti dalam bahasa Jawa berarti rumah atau tempat

    (kediaman) dan wredha (jompo) juga dalam bahasa jawa

    memiliki arti sudah tua sekali (Kamus Umum Bahasa Indonesia).

    Dari kedua pengertian di atas, panti sosial wredha atau panti

    jompo dapat diartikan sebagai sebuah rumah atau tempat tinggal

    bagi orang yang sudah tua.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sugono, 2008),

    Rumah; tempat kediaman; rumah asuhan adalah rumah tempat

    memelihara dan merawat anak yatim piatu; rumah derma adalah

    tempat memelihara dan merawat orang jompo atau anak

    terlantar; rumah wreda adalah tempat memelihara atau merawat

    orang jompo. Sedangkan jompo adalah tua sekali dan sudah

    lemah fisiknya sehingga tidak mampu mencari nafkah sendiri;

    tua renta; uzur. Panti jompo adalah tempat dimana

    berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik secara sukarela

    ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus segala

    keperluannya.

    Panti sosial tresna werdha adalah panti sosial yang

    mempunyai tugas memberikan bimbingan dan pelayanan bagi

  • 32

    lanjut usia terlantar agar dapat hidup secara wajar dalam

    kehidupan bermasyarakat (Departemen sosial RI, Keputusan

    Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor : 4/PRS-3/KPTS/2007.

    Hal 5). Panti sosial tresna Wredha/Panti sosial lanjut usia

    sebagai lembaga pelayanan sosial berbasis panti yang dimiliki

    pemerintah maupun swasta dan yang memiliki berbagai sumber

    dana yang berfungsi untuk mengantisipasi dan merespon

    kebutuhan lanjut usia yang terus meningkat. Berbagai program

    pelayanan lanjut usia seperti: pelayanan subsidi silang,

    pelayanan harian lanjut usia (day-care service), dan pelayanan

    perawatan rumah (home care service) dapat dilakukan tanpa

    meningggalkan pelayanan utamanya kepada lanjut usia terlantar

    (Departemen sosial RI, Keputusan Menteri Sosial Republik

    Indonesia Nomor : 4/PRS-3/KPTS/2007. Hal 2)

    Jadi, dapat disimpulkan panti sosial wredha adalah sarana

    yang disediakan untuk lansia sebagai tempat tinggal alternatif

    dengan kebutuhan khusus yang memberikan pelayanan dan

    perawatan serta berbagai aktifitas yang dapat dimanfaatkan

    lansia untuk mengatasi kemunduran fisik dan mental secara

    bersama-sama dalam komunitas.

  • 33

    2.5 Kerangka Konseptual Penelitian

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

    lanjut usia :

    1) Faktor kesehatan :

    a. Kesehatan Fisik

    b. Kesehatan Psikis

    2) Faktor sosial

    Kemandirian lanjut usia dengan kategori :

    1) Mandiri

    2) Ketergantungan ringan

    3) Ketergantungan Sedang

    4) Ketergantungan Berat

    5) Ketergantungan total

  • 34

    Berdasarkan kerangka konsep di atas variabel bebas terdiri dari

    faktor kesehatan dan faktor sosial, sedangkan variabel terikat adalah

    kemandirian lanjut usia. Dari kerangka konsep tersebut peneliti ingin

    mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian

    lanjut usia yang meliputi faktor kesehatan dan faktor sosial di Panti

    Wredha Salib Putih Salatiga.

    2.6 Hipotesis penelitian

    H0 : Tidak ada hubungan antara faktor kondisi kesehatan

    dengan kemandirian lansia

    H1 : Ada hubungan antara faktor kondisi kesehatan dengan

    kemandirian lansia

    H0 : Tidak ada hubungan antara faktor kondisi sosial dengan

    kemandirian lansia

    H2 : Ada hubungan antara faktor kondisi sosial dengan

    kemandirian lansia